Anda di halaman 1dari 240

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN STROKE NON


HEMORAGIK DENGAN FOKUS STUDI KETIDAKEFEKTIFAN
PERLINDUNGAN DI PUSKESMAS KEDUNGBANTENG

KTI

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto

Dwi Susanti

NIM. P1337420215060

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018

i
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN STROKE NON


HEMORAGIK DENGAN FOKUS STUDI KETIDAKEFEKTIFAN
PERLINDUNGAN DI PUSKESMAS KEDUNGBANTENG

KTI

Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto

Dwi Susanti

NIM. P1337420215060

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018

ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Dwi Susanti

NIM : P1337420215060

Menyatakan bahwa sebenarnya bahwa hasil laporan kasus yang saya tulis ini adalah

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan merupakan pengambilan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan pengelolaan kasus

ini adalah jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

dengan ketentuan yang berlaku.

Purwokerto, 30 April 2018

Yang membuat pernyataan,

Tanda tangan

Dwi Susanti
NIM. P1337420215060

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan hidayah serta Ridho-Nya sehingga penulis mampu dalam menyelesaikan

tugas akhir hasil laporan kasus yang penulis beri judul “Asuhan Keperawatan

Keluarga pada Klien Stroke Non Hemoragik dengan Fokus Studi

Ketidakefektifan Perlindungan di Puskesmas Kedungbanteng” sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan.

Dalam penyusunan hasil laporan kasus ini penulis menyadari bahwa banyak

kendala yang ditemukan, berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir laporan kasus dengan lancer. Untuk itu penulis

ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:

1. Warijan, S.Pd, A.Kep, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang

2. Putrono, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politejnik

Kesehatan Kemenkes Semarang

3. Walin, SST, M.Kes selaku ketua Program Studi Keperawatan Purwokerto

4. Ani Kuswati, S.Kep, Ns, MH selaku Dosen pembimbing I dan penguji II

yang banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Proposal Laporan

Kasus sebagai Tugas Akhir untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III

vi
5. Ulfah Agus Sukrillah, S.Kep, MH selaku Dosen Pembimbing II dan Penguji I

yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam menyusun proposal

laporan kasus

6. Taat Sumedi, S.Kep, Ns, MH selaku Ketua Penguji yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penyusunan proposal laporan kasus

7. Supadi, S.Kep, Ns, M.Kep, SpMB selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu memberikan motivasi

8. Dosen serta Tenaga kependidikan yang telah membantu dalam proses

penyusunan proposal laporan kasus sebagai tugas akhir pendidikan Diploma

III

9. Orang tua (Ibu Saniyah dan Bapak Basuki), saudara (Lisdayanti dan

Rismananda N) serta keluarga, terimakasih atas doa yang selalu dipanjatkan

dan dukungan secara moril maupun materil, serta motivasi yang selalu

diberikan.

10. Teman-teman kelompok bimbingan (Lilis, Intan, dan Fena) yang senantiasa

memberikan motivasi serta semangat untuk selalu berjuang bersama.

11. Sahabat, teman kontrakan serta teman-teman tingkat 3B yang senantiasa

memberikan motivasi dan do’a dalam penulisan hasil laporan kasus tugas

akhir

Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan laporan kasus

ini, maka dari itu masukan dan saran yang bersifat membangun diharapkan oleh

vii
penulis untuk menyempurnakan laporan akhir ini. Penulis berharap laporan kasus

tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan khususnya untuk Asuhan

Keperawatan Keluarga pada Klien Stroke Non Hemoragik dengan Fokus Studi

Ketidakefektifan Perlindungan.

Purwokerto, 30 April 2018

Penulis

viii
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN STROKE NON


HEMORAGIK DENGAN FOKUS STUDI KETIDAKEFEKTIFAN
PERLINDUNGAN DI PUSKESMAS KEDUNGBANTENG

Dwi Susanti1), Ani Kuswati, S. Kep., Ns, MH.2), Ulfah Agus Sukrilah, S. Kep., MH2)
1) Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
2) Dosen Jurusan Keperawatan Purwokerto Poltekkes Kemenkes Semarang
Email: dwisusanti912@gmail.com

Stroke non hemoarik atau stroke iskemik adalah kerusakan jaringan


otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu
kebutuhan darah dan oksigen di otak. Faktor yang dapat menimbulkan stroke
terdiri dari faktor yang tidak dapat dimodifikasi yaitu usia dan jenis kelamin,
sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi antara lain hipertensi, diabetes
mellitus, profil lipid, konsumsi alkohol dan merokok. Tujuan penelitian ini
untuk memberikan asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita stroke
non hemoragik dengan ketidakefektifan perlindungan. Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil
penelitian menunjukan bahwa program peningkatan perlindungan dengan
pendidikan kesehatan dan ROM dapat meningkatkan perlindungan. Hal ini
ditunjukan dari tangan dan kaki kanan kedua klien sudah lebih mudah
digerakkan, dan lingkungan rumah aman terhindar dari dari resiko jatuh.
Simpulan penelitian ini adalah respon tingat peningkatan perlindungan pada
setiap klien hampir sama. Hal ini dibuktikan dari kekakuan pada tangan dan
kaki kanan sudah lebih mudah untuk digerakan dengan melakukan ROM
secara teratur, menjaga keamanan rumah, dan memotivasi setiap klien untuk
melakukan pemeriksaan rutin. Saran dalam penelitian ini agar klien dan
keluarga mengubah pola hidup yang lebih baik yaitu melakukan ROM secara
rutin, tetap menjaga keamanan rumah, dan melakukan pemeriksaan secara
rutin kefasilitas kesehatan.

Kata kunci: Stroke non hemoragik, Ketidakefektifan perlindungan.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ............................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

x
B. Batasan Masalah.................................................................................. 3

C. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

D. Tujuan ................................................................................................. 4

E. Manfaat ............................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Stroke Non Hemoragik

1. Pengertian ..................................................................................... 6

2. Etiologi ......................................................................................... 6

3. Manifestasi Klinis ......................................................................... 6

4. Patofisiologi .................................................................................. 7

5. Pathway ........................................................................................ 9

6. Pemeriksaan penunjang ................................................................ 10

7. Penatalaksanaan ............................................................................ 10

B. Konsep Dasar Ketidakefektifan Perlindungan

1. Pengertian ..................................................................................... 11

2. Batasan Karakteristik .................................................................... 11

3. Faktor yang Berhubungan ............................................................ 12

C. Konsep Pengelolaan ketidakefektifan Perlindungan Pada Stroke Non

Hemoragik .......................................................................................... 12

D. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga ..................................................................... 14

2. Struktur Keluarga ......................................................................... 14

xi
3. Fungsi Keluarga ............................................................................ 16

4. Tipe Keluarga ............................................................................... 17

5. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan .................................... 17

E. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ketidakefektifan

Perlindungan pada Stroke Non Hemoragik

1. Pengkajian .................................................................................... 18

2. Diagnosa Keperawatan ................................................................. 20

3. Perencanaan Keperawatan ............................................................ 21

4. Implementasi Keperawatan .......................................................... 24

5. Evaluasi ........................................................................................ 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ................................................................................ 27

B. Batasan Istilah..................................................................................... 27

C. Partisipan ............................................................................................ 28

D. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 28

E. Pengumpulan Data .............................................................................. 28

F. Uji Keabsahan Data ............................................................................ 29

G. Analisa Data ....................................................................................... 30

H. Etik Penelitian..................................................................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil .................................................................................................... 32

xii
B. Pembahasan ........................................................................................ 68

C. Keterbatasan Penulis........................................................................... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 83

B. Saran ................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Asuhan Keperawatn Keluarga Pada Klien 1

2. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien 2

3. SAP Stroke Non Hemoragik

4. SAP Perawatan Stroke Non Hemoragik di Rumah

5. SAP Pencegahan Cedera Akibat Jatuh

6. SAP Latihan gerak sendi (ROM)

7. Lembar Bimbingan KTI

8. Surat Permohonan Ijin Study Kasus dari Poltekkes Kemenkes Semarang

9. Surat Permohonan Ijin Study Kasus dari BAPPEDALITBANG

10. Surat Permohonan Ijin Study Kasus dari Dinas Kesehatan Kota Banyumas

11. Informed Consent

12. Daftar Riwayat Hidup

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Pathway ketidakefektifan perlindungan………………………….9

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Indikator Outcomes…………………………………………………25

Tabel 4.1 Hasil Indikator Outcome Ketidakefektifan Perlindungan Sebelum

Dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga…………………………. 79

Table 4.2 Hasil Indikator Outcome Ketidakefektifan Perlindungan Sesudah

Dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga………………………….82

xvi
DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

Diagram 4.1 Hasil Outcome Ketidakefektifan Perlindungan Sebelum

Dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga………………80

Digram 4.2 Hasil Outcome Ketidakefektifan Perlindungan Sesudah

Dilakukan Asuhan Keperawatan Purwokerto……………83

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi saat ini, penyakit stroke masih menjadi masalah

kesehatan utama bahkan menjadi masalah serius yang dihadapi hampir

diseluruh dunia. Kurang olahraga, merokok, minum alkohol, banyak

memakan makanan yang mengandung kolesterol dapat menyebabkan

penyakit stroke. Stroke non hemoragik atau yang lebih dikenal dengan

stroke iskemik adalah tipe yang paling sering terjadi, hampir 80 % pasien

stroke merupakan stroke iskemik (Nasution, 2013). Stroke non hemoragik

terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran

darah ke otak berhenti.

Prevalensi penderita stroke non hemoragik di Amerika Serikat

sebanyak 400.000 orang (Tammase, 2013). Berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar 2013, prevalensi stroke non hemoragik di Indonesia

sebanyak 28.430. Sementara itu, di Provinsi Jawa Tengah penderita stroke

non hemoragik sebanyak 69,9 %. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas

tahun 2014 mencatat jumlah kasus stroke non hemoragik sebanyak 251

orang.

Faktor yang dapat menimbulkan stroke terdiri dari faktor yang

dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak

1
2

dapat dimodifikasi terdiri dari usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor

yang dapat dimodifikasi antara lain hipertensi, diabetes mellitus, profil

lipid, konsumsi alcohol dan merokok (Patricia, Kembuan, dan

Tumboimbela, 2015). Menurut Kabi, Tumewah, dan Kembuan (2015),

hipertensi merupakan faktor resiko utama dari penyakit stroke iskemik dan

laki-laki lebih banyak menderita stroke iskemik dengan frekuensi umur

tersering diatas 51 tahun.

Berdasarkan faktor diatas masalah yang dapat timbul akibat stroke

non hemoragik yaitu tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan

separo badan dan tiba-tiba hilang rasa peka (Nurarif dan Kusuma, 2015).

Masalah kesehatan tersebut ditambah keadaan lingkungan sekitar klien

yang kurang mendukung sehingga kemampuan dalam melindungi dirinya

terhadap cedera fisik mengalami penurunan. Cedera fisik tersebut terjadi

karena ketidakefektifan perlindungan pada klien. Ketidakefektifan

perlindungan merupakan penurunan kemampuan diri untuk terhindar dari

segala ancaman yang ada, baik eksternal maupun internal (Herdmad,

2015). Hal tersebut juga dapat memperburuk keadaan klien jika keluarga

tidak mampu memberikan perawatan yang baik dan tepat terhadap klien.

Oleh sebab itu, diperlukan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien

agar dapat meningkatkan perlindungan terhadap dirinya dari cedera fisik.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan

perlindungan terhadap klien yaitu pengajaran proses penyakit, pengajaran


3

perawatan klien di rumah, pencegahan cedera akibat jatuh, dan melakukan

latihan fisik secara teratur (ROM aktif dan ROM pasif).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik menyusun karya

tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Klien

Stroke Non Hemoragik dengan Fokus Studi Ketidakefektifan

Perlindungan di Puskesmas Kedungbanteng”.

B. Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan

Keluarga yang Mengalami Stroke Non Hemoragik Dengan Fokus Studi

Ketidakefektifan Perlindungan Di Puskesmas Kedungbanteng.

C. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga yang Mengalami

Stroke Non Hemoragik Dengan Fokus Studi Ketidakefektifan

Perlindungan Di Puskesmas Kedungbanteng.

D. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien Stroke Non

Hemoragik dengan Fokus Studi Ketidakefektifan Perlindungan di

Puskesmas Kedungbanteng.
4

2. Tujuan Khusus

a. Menguraikan konsep teori stroke non hemoragik dan asuhan

keperawatannya.

b. Melakukan asuhan keperawatan pada klien stroke non hemoragik

dengan ketidakefektifan perlindungan di puskesmas

kedungbanteng.

c. Menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek yang dibahas

pada klien yang mengalami stroke non hemoragik dengan

ketidakefektifan perlindungan di Puskesmas Kedungbanteng.

d. Membandingkan dua kasus klien stroke non hemoragik dengan

ketidakefektifan perlindungan di Puskesmas Kedungbanteng

setelah dilakukan tindakan penyuluhan dan latihan fisik secara

teratur.

e. Mengambil kesimpulan dan saran dari tindakan yang dilakukan

untuk mengatasi stroke non hemoragik dengan ketidakefektifan

perlindungan di Puskesmas Kedungbanteng.

E. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

dalam dunia keperawatan sebagai panduan dalam pengelolaan kasus

keperawatan ketidakefektifan perlindungan pada klien dengan stroke

non hemoragik.
5

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat

Menambah wawasan dan ketrampilan perawat dan panduan

perawat dalam pengelolaan kasus keperawatan ketidakefektifan

perlindungan pada klien dengan stroke non hemoragik.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi untuk mengaplikasikan teori-teori asuhan

keperawatan ketidakefektifan perlindungan dengan stroke non

hemoragik sebagai kompetensi mahasiswa.

c. Bagi Klien

Meningkatkan pengetahuan perawatan pada klien dengan

ketidakefektifan perlindungan pada stroke non hemoragik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Stroke Non Hemoragik

1. Pengertian

Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan

otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga

mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di otak (Davenpotr R dan

Dennis M (2000 dalam Kabi, Tumewah, dan Kembuan (2015)).

2. Etiologi

Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), stroke iskemik terjadi karena

tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak

sebagian berhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

penumpukan kolesterol (plak) pada dinding pembuluh darah atau bekuan

darah yang menyumbat pembuluh darah keotak yang biasanya terjadi

disepanjang jalur pembuluh darah arteri menuju otak.

3. Manifestasi Klinis

Menurut Lumbantobing (2004 dalam Nasution (2013)), gejala utama

stroke non hemoragik ialah kelemahan anggota gerak, timbulnya defisit

neurologic secara mendadak, didahului gejala prodromal, kesadaran

menurun (samnolen).

6
7

4. Patofisiologi

Menurut Junaidi (2011), stroke iskemik terjadi karena aliran darah ke

otak berkurang karena sumbatan sehingga oksigen yang sampai ke otak

juga berkurang. Aliran darah menuju otak terhalang karena thrombosis

atau emboli.

Stroke iskemik diawali proses pembentukan plak aterosklerotik

melalui mekanisme aterosklerosis yang merupakan penumpukan dari

lemak, kolesterol, kalsium pada dinding pembuluh darah arteri. Plak yang

terbentuk akan menjadi matang dan dapat pecah lalu mengikuti aliran

darah yang akan menyebabkan emboli dan menyumbat aliran darah

sehingga terjadi gangguan suplai oksigen (iskemia) baik di pembuluh

darah jantung maupun otak,

Tumpukan plak pada dinding arteri semakin banyak membuat lapisan

bawah garis pelindung arteri perlahan-lahan mulai menebal dan jumlah sel

otot bertambah. Setelah beberapa waktu, jaringan penghubung yang

menutupi daerah itu berubah menjadi jaringan parut (sclerosis). Jaringan

parut tersebut akan mengurangi elastisitas dinding pembuluh darah

sehingga mudah pecah. Akibatnya mulai terjadi penempelan daerah parut

oleh sel-sel darah yang beredar dalam darah. Selanjutnya gumpalan darah

dapat dengan cepat tertumpuk pada permukaan lapisan arteri yang robek

dan semakin lama semakin banyak tumpukan terbentuk sehingga


8

menimbulkan penyempitan arteri. Apabila ini terjadi pada arteri otak maka

terjadi serangan stroke iskemik atau non pendarahan.


9

Pathway

Faktor pencetus yang dapat


Faktor pencetus yang idak dapat dimodifikasi: diabetes mellitus,
dimodifikasi: usia dan jenis kelamin hipertensi, profil lipid, konsumsi
alcohol , dan merokok.

Aterioskleresis

Tersumbatnya pembuluh darah

Stroke non hemoragik

Berkurangnya suplai
darah dan oksigen
Disfungsi optikus Disfungsi N.XI (assesoris)

Penurunan kemampuan Resiko Penurunan fungsi motoric


retina ketidakefektifan dan muskuluskeletal
perfusi jaringan
ke otak
kebutaan Kelemahan pada anggota gerak

Resiko jatuh
Hemiparese
Ketidakefektifan
Perlindungan
Hambatan mobilitas fisik

Gambar 2.1 pathway ketidakefektifan perlindungan

Sumber: Nurarif dan Kusuma (2015)


10

5. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Muttaqin (2008 dalam Nurarif dan Kusuma (2015))

pemeriksaan penunjang pada pasien stroke non hemoragik yaitu

angiografi serebri, CT Scan, EEG, Magnetic Imaging Resnance (MRI),

dan USG Doppler.

6. Penatalaksanaan

Menurut Nair dan Peate (2015), penatalaksanaan keperawatan pada

pasien stroke non hemoragik yaitu :

a. Penatalaksanaan Farmakologi

1) Dalam 3 jam pertama stroke iskemik yang terjadi, penggunaan

terapi trombolitik misalnya alteplase.

2) Aspirin atau dipyridamole (persatin) dapat diberikan untuk

mengurangi agregasi platelet dalam stroke iskemik.

3) Antipertensi dapat diberikan untuk pasien yang mempunyai

tekanan darah tinggi.

4) Obat-obatan penurun-kolesterol seperti, simvastatin harus

diberikan untuk mencegah rekuren stroke iskemik.

b. Penatalaksanaan Non-Farmakologi

1) Endarterektomi karotis (penghilangan plak lemak dari dinding

arteri karotis)
11

2) Pasien harus diedukasi mengenai pentingnya diet bervariasi yang

rendah lemak guna mempertahankan kolesterol darah dalam batas

aman.

3) Pasien harus diberikan dukungan untuk berhenti merokok dan

mengurangi asupan alkohol.

4) Pemantauan teratur tekanan darah penting untuk memastikan

bahwa tekanan darah dalam batas normal dan pasien harus di

dorong untuk mengurangi asupan garam.

B. Konsep Dasar Ketidakefektifan Perlindungan

1. Pengertian

Ketidakefektifan perlindungan adalah penurunan kemampuan untuk

melindungi diri sendiri dari ancaman internal atau eksternal seperti

penyakit atau cedera (Herdman, 2015).

2. Batasan Karakteristik

Batasan karakteristik dari ketidakefektifan perlindungan menurut

Herdman (2015) yaitu : anoreksia, disorientasi, dyspnea, gangguan

neurosensorik, gangguan pembekuan darah, gangguan pernapasan,

gelisah, imobilisasi, insomnia, keletihan, lemah, penurunan imunitas,

respons stress maladaptive.


12

3. Faktor yang berhubungan

Faktor yang berhubungan dengan ketidakefektifan perlindungan

menurut Herdman (2015) yaitu : agens farmaseutik, gangguan imun,

nutrisi tidak adekuat, penyalahgunaan zat, profil darah abnormal, regimen

pengobatan, dan usia yang ekstrem.

C. Konsep Pengelolaan Ketidakefektifan Perlindungan Pada Stroke Non

Hemoragik

Pengelolaan ketidakefektifan perlindungan pada klien dengan stroke

non hemoragik yaitu meningkatkan perlindungan agar klien terhindar dari

cedera fisik, dengan cara menciptakan lingkungan yang aman bagi klien.

Menurut Wilkinson dan Ahern (2013), tindakan yang dilakukan untuk

mencegah risiko cedera adalah mengidentifikasi faktor yang memengaruhi

kebutuhan keamanan, mengidentifikasi faktor lingkungan yang

memungkinkan risiko terjatuh( misalnya lantai licin, karpet yang sobek, dan

anak tangga tanpa pagar pengaman), memberikan materi edukasi yang

berhubungan dengan strategi dan tidakan untuk mencegah cedera, membantu

ambulasi pasien jika perlu, dan menyediakan alat bantu berjalan ( seperti

tongkat dan walker).


13

Tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan

perlindungan terhadap klien yaitu

1. Pengajaran atau penyuluhan kesehatan tentang stroke non hemoragik,

pengetahuan keluarga dan pasien perlu ditingkatkan untuk mengurangi

dan mencegah terjadinya stroke berulang. Menurut Suharni dan Indarwati

(2010), terdapat hubungan antara pengetahuan keluarga penderita stroke

terhadap tingkat kesehatan penderita stroke itu sendiri, rendahnya tingkat

pengetahuan keluarga tentang stroke menyebabkan meningkatnya tingkat

keparahan, pasien tidak memiliki kemandirian, terjadi serangan ulang

bahkan menyebabkan kematian.

2. Pengajaran atau penyuluhan tentang perawatan klien dirumah, dengan

tujuan keluarga mampu menerapkan cara perawatan stroke non hemoragik

yang tepat di rumah. Menurut Wahyunah dan Saefulloh (2017), penderita

stroke memerlukan bantuan keluarga dalam memenuhi perawatan diri,

kemunduran fisik akibat stroke menyebabkan kemunduran perawatan diri,

jadi edukasi self care pada penderita stroke dapat meningkatkan pasien

dan mengubah mereka dari ketergantungan menjadi mandiri.

3. Mengajarkan cara pencegahan akibat jatuh agar terhindar dari resiko jatuh

berulang. Menurut Tilson (2011), hampir 60% orang yang terkena stroke

memiliki pengalaman satu kali atau lebih jatuh, lebih dari 70% jatuh

berada di rumah mereka sendiri dan beberapa yang tersisa dengan cedera

serius, dengan tiga perempatnya dari mereka yang jatuh tidak mampu
14

bangkit sesudahnya. Dari mereka yang jatuh, 10% mengalami cedera

serius, dari hilangnya kesadaran sampai patah tulang. Jadi, orang yang

terkena stroke sangat penting menerima perawatan terutama untuk

mencegah jatuh dengan menciptakan lingkungan rumah yang aman.

4. Latihan fisik secara teratur untuk mencegah kekakuan pada sendi dan

meningkatkan fleksibitas dan kekuatan otot. Menurut Olviani, Mahdalena,

dan Rahmawati (2017), latihan ROM secara teratur dengan langkah-

langkah yang benar yaitu dengan menggerakan sendi-sendi dan otot, maka

kekuatan otot akan meningkat.

D. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan,

1986 dalam Friedman, 1998 dalam setiawan, 2016).

2. Struktur Keluarga

Menurut Setiawan (2016), struktur keluarga menggambarkan

bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur

keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:


15

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak sudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur

garis ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga

karena adanya hubungan dengan suami atau istri.


16

3. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1998 dalam Setiawan 2016)), fungsi keluarga ada

5 yaitu:

a. Fungsi Afektif

Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan

kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi

ini akan membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga,

stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara

lebih akrab, dan harga diri.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan

yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial

dan pembelajaran peran-peran sosial.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungan keluarga.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi

dan tempat untuk mengembangakan kemampuan individu dalam

mengingkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.


17

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi ini menyediakan kebutuhan fisik dan perawata

kesehatan.

4. Tipe Keluarga

Tipe keluarga menurut Achjar (2010), dibagi menjadi dua tipe yaitu

tipe keluarga tradisional dan tipe keluarga non tradisional. Keluarga

tardisional terdiri dari keluarga inti (nuclear family), keluarga besar

(extended family), keluarga dyad, single parent, single adult, keluarga

lanjut usia. Sedangkan keluarga non tradisional terdiri dari Commune

family, orang tua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak

hidup bersama dalam satu rumah tangga, dan keluarga homoseksual

(sejenis kelamin hidup dalam satu rumah).

5. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Menurut Friedman (1981 dalam Setiawan (2016)), 5 tugas keluarga

dalam bidang kesehatan yang harus dilakuakn, yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga.

b. Mengambil keputusan untuk melakuakn tindakan yang tepat bagi

keluarga.
18

Upaya keluarga mencari pertolongan sesuai keadaan keluarga dengan

mempunyai kemampuan untuk memutuskan tindakan yang tepat agar

masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.

c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada.

E. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ketidakefektifan

Perlindungan pada Stroke Non Hemoragik

Menurut Setiawan (2016), tahap dari proses keperawatan keluarga

meliputi : pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan/intervensi,

pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Menurut Lyer et al., (1996 dalam Setiawan (2016)), pengkajian adalah

tahap awal dari proses keperawatan dimana seorang perawat mulai

mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Menutut

Setiawan (2016), cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan

dengan cara : wawancara, pengamatan, study dokumentasi, dan

pemeriksaan fisik.
19

Menutut Friedman (1981 dalam (Setiawan (2016)), pengkajian

keluarga difokuskan dalam 5 tugas perawatan keluarga, yaitu mengenal

masalah kesehatan setiap keluarga, mengambil keputusan untuk

melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberikan keperatan

anggotnya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri

karena cacat atau usianya yang terlalu muda, mempertahankan suasana

dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian

anggota keluarga, dan mempertahankan hubungan timbal balik antara

keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang

ada).

Pengkajian keluarga pada klien yang menderita stroke non hemoragik

meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis meliputi identitas,

keluhan utama (kelemahan anggota gerak sebekah badan, bicara pelo),

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit

keluarga (adanya penyakit hipertensi, DM atau riwayat stroke dahulu).

Pengkajian status mental meliputi observasi penampilan, tingkah laku,

nilai gaya bicara, ekspresi wajah, dan aktivitas motoric klien. Pada klien

stroke non hemoragik tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami

perubahan. Sedangkan pengkajian mekanisme koping yang digunakan

klien juga penting untuk menilai emosi klien terhadap penyakitnya,

dampak yang timbul seperti ketakutan, atau kecacatan, rasa cemas, rasa

ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan


20

pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Untuk klien

dengan stroke non hemoragik pada inspeksi didapatkan hemiparese

(Muttaqin, 2008).

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut NANDA (2011 dalam Setiawan (2016)), diagnosis

keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas hasil data pengkajian dan

interprestasi ini digunakan perawat untuk membuat rencana, melakukan

inplementasi, serta evaluasi.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa

aktual ditandai adanya gangguan kesehatan, diagnosa potensial mencakup

promosi kesehatan/sejahtera/wellness, diagnosa risiko yaitu kondisi

kesehatan/proses kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan

individu, keluarga, dan komunitas (Setiawan, 2016).

Pada pengkajian kelurarga dengan ketidakefektifan perlindungan pada

stroke non hemoragik diperoleh data subjektif dan objektif dari keluarga

yang mengacu pada batasan karakteristik dari diagnosa ketidakefektifan

perlindungan. Menurut Herdman dan Kamitsuru (2015), data subjektif

yang dapat ditemukan yaitu keletihan, dan data objektif yang ditemukan

yaitu imobilitas dan kelemahan. Banyak klien dengan stroke non

hemoragik mengalami kelemahan pada salah satu sisi tubuhnya, imobilitas

dan kelemahan yang mengakibatkan penurunan kemampuan untuk


21

melindungi diri terhadap cedera fisik yang berasal dari luar tubuhnya.

Oleh karena itu, penulis mengambil masalah keperawatan ketidakefektifan

perlindungan pada klien dengan stroke non hemoragik.

3. Perencanaan Keperawatan

Menurut Setiawan (2016), perencanaan keperawatan keluarga adalah

tindakan yang direncanakan pleh perawat untuk membentu keluarga

dalam mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan anggota

keluarga.

Rencana keperawatan pada ketidakefektifan perlindungan berdasarkan

Nursing Outcomes Classification (NOC) yaitu perilaku Promosi

Kesehatan (Moorhead, dkk, 2016) dengan kriteria hasil :

f. Menggunakan perilaku yang menghindari risiko

g. Memonitor lingkungan terkait dengan resiko

h. Memperoleh pemeriksaan rutin

i. Menggunakan latihan rutin yang efektif

Intervensi Nursing Intervention Classification (NIC) menurut

Bulechek, dkk (2016) dari diagnose ketidakefektifan perlindungan sebagai

berikut :

Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan selama proses

keperawatan 5x45 menit diharapkan ketidakefektifan

perlindungan yang dialami klien teratasi.


22

Tujuan Khusus 1 : Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama

1x45 menit, keluarga mampu mengenal masalah

kesehatan dalam mengatasi krtidakefektifan

perlindungan

NIC : 6610 – Identifikasi Risiko

Intervensi :

a. Kaji ulang data yang didapatkan dari pengkajian risiko secara rutin

b. Indentifikasi adanya sumber-sumber agensi untuk membantu

menurunkan factor risiko

c. Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku serta hubungan

timbal balik.

Tujuan Khusus II : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

1x45 menit keluarga dapat mengambil

keputusan untuk melakuakn tindakan yang

tepat.

NIC : 663 - Surveilans

Intervensi :

a. Pilih indicator pemantauan pada pasien, sesuaikan dengan kondisi

pasien.
23

b. Monitor kemampuan pasien dalam menjalankan aktivitas sehari-

harinya.

Tujuan Khusus III : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x45

menit keluarga mampu merawat anggota yang

sakit

NIC : 1800 – Bantuan perawatan diri

Intervensi :

a. Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukan perawatan diri

mandiri.

b. Dorong pasien untuk melakuakn aktivitas normal sehari-hari sampai

batas normal kemampuan (pasien).

c. Dorong kemnadirian pasien, tapi bantu ketika pasien tak mampu

melakukannya.

Tujuan Khusus IV : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

1x45 menit keluarga mampu memelihara

lingkungan yang sehat.

NIC : 0221 – Terapi latihan: ambulasi

Intervensi :

a. Beri pasien pakaian yang tidak mengekang.

b. Sediakan tempat tidur berketinggain rendah, yang sesuai.


24

c. Bantu pasien untuk perpindahan, sesuai kebutuhan.

d. Terapkan/sediakan alat bantu (tongkat, walker, atau kursi roda).

Tujuan Khusus V : Setelah dilakukan kunjungan 1x45 menit

keluarga mampu memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang ada.

NIC : 5430 – Dukungan kelompok

Intervensi :

a. Pertahankan suasana positif untuk mendukung perubahan gaya hidup.

b. Rujuk pasien ke dokter spesialis, jika diperlukan.

4. Implementasi Keperawatan

Menurut Setiawan (2016), tindakan keperawatan adalah

implementasi/pelakasanaan dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang spesifik. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi

koping. Tindakan keperawatan keluarga antara lain :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat.


25

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada.

5. Evaluasi

Menurut Setiawan (2016), evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi

proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa

keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil

dicapai. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam

mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan

dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan

yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan untuk:

mengakhiri rencana tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan

keperawatan, dan meneruskan rencana tindakan keperawatan.


26

Table 2.1 Indikator Outcomes (Moorhead, dkk, 2016):

Indikator Awal Tujuan

Menggunakan perilaku yang menghindari risiko 2 4

Memonitor lingkungan terkait dengan resiko 2 4

Memperoleh pemeriksaan rutin 2 4

Menggunakan latihan rutin yang efektif 2 4

Keterangan :

1: Tidak pernah menunjukan

2: Jarang menunjukan

3: Kadang-kadang menunjukan

4: Sering menunjukan

5: Secara konsisten menunjukan


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya tulis

ilmiah ini adalah desain penelitian deskriptif. Menurut Azwar (2016),

penelitian deskriptif yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara

sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.

Kemudian studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan

keperawatan keluarga pada Klien Stroke Non Hemoragik dengan

ketidakefektifan Perlindungan di Puskesmas Kedungbanteng.

B. Batasan Istilah

Menurut Davenpotr dan Dennis M (2000 dalam Kabi, Tumewah dan

Kembuan (2015)) Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan

jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga

mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di otak.

Menurut Herdman (2015), Ketidakefektifan perlindungan adalah

penurunan kemampuan untuk melindungi diri sendiri dari ancaman internal

atau eksternal seperti penyakit atau cedera. Adapun batasan karakteristik dari

ketidakefektifan perlindungan yaitu imobilitas, keletihan dan lemah.

27
28

C. Partisipan

Partisipan dalam studi kasus ini adalah dua keluarga (dua kasus) dengan

masalah keperawatan dan diagnosis medis yang sama, yaitu keluarga dengan

anggota keluarga yang mengalami stroke non hemoragik dengan

ketidakefektifan perlindungan.

Teknik sampling yang di gunakan adalah purposive sampling. Menurut

Notoatmodjo (2012), purposive sampling yaitu pengambilan subjek yang

didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh penulis, berdasarkan

tujuan dan ciri atau sifat-sifat masalah dalam penelitian yang sudah diketahui

sebelumnya.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan stroke

non hemoragik dilakukan di Kabupaten Banyumas. Waktu yang bisa

dilakuakn sekitar 5-6 kunjungan.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penyusunan karya

tulis ilmiah ini yaitu:

1. Wawancara

Dalam penelitian, wawancara menjadi metode pengumpulan data yang

utama. Hasil anamnesis dari wawancara berisi tentang identitas klien dan

keluarga, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit

dahulu, riwayat kesehatan keluarga. Sumber data tersebut diperoleh dari


29

klien, keluarga, maupun perawat atau tenaga medis yang bersangkutan

dengan klien.

2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi dan pemeriksaan fisik dilakukan dengan pendekatan IPPA

(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh klien dan

keluarga. Peneliti melakukan pengamatan langsung pada keadaan klinis

klien dan respon klien terhadap tindakan asuhan keperawatan keluarga

dengan ketidakefektifan perlindungan.

3. Studi Dokumen

Pada kasus ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan melihat

atau menganalisis dokumen – dokumen yang dibuat untuk peneliti sendiri,

melihat data yang terdapat di puskesmas, atau melalui status yang dimiliki

responden seperti hasil uji laboratorium dan pemeriksaan diagnostik, yang

berhubungan dengan data yang mendukung pada stroke non hemoragik

klien.

F. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang digunakan penulis dalam penyusunan karya

tulis ilmiah ini adalah dengan memperpanjang waktu pengamatan atau

tindakan asuhan keperawatan keluarga dan mencari sumber informasi

tambahan melalui klien, keluarga klien, perawat atau tenaga medis lainnya

yang berkaitan dengan masalah klien dan keluarga dengan stroke non

hemoragik.
30

G. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingakan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam

opini pembahasan. Dalam penelitian analisa data yang digunakan adalah

analisa deskriptif. Menurut Suyanto (2011), analisa deskriptif yaitu analisa

yang dilakukan agar kita dapat mengenal dengan baik data tersebut yang

kemudian dilanjutkan denagn analisis yang lebih komplek sesuai dengan

tujuan penulis, data tersebut dapat berupa data subjektif maupun data objektif

yang terkumpul untuk digambarkan. Teknik analisa data kemudian

diinterprestasikan dan dikomparasikan (perbandingan) antar kasus.

H. Etik Penelitian

Etika penelitian yang mendasari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden

mengenai tujuan dari asuhan keperawatan yang akan dilakukan.

Responden mempunyai hak untuk mengambil keputusan untuk bersedia

atau menolak menjadi subjek studi kasus.

2. Anonimity (tanpa nama)

Penulis menjaga kerahasiaan identitas responden dengan tidak

mencantumkan nama responden pada laporan kasus melainkan hanya

mencantumkan inisial responden.


31

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasian informasi responden dijamin penulis, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penulisan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dilakukan di Desa Kebocoran RT 01 RW 02 dan

RT 04 RW 03 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas, Jawa

Tengah pada keluarga Tn. S dan Tn. Y yang menderita stroke non hemoragik

dengan diagnosa ketidakefektifan perlindungan. Dalam studi kasus ini dipilih

2 keluarga sebagai subjek studi kasus yaitu keluarga Tn. S dan keluarga Tn.

Y. Kedua subjek sudah sesuai dengan kriteria yang diterapkan sebagai subyek

studi kasus.

Penelitian ini dilakukan dalam 5 kali kunjungan rumah dimulai pada

tanggal 19 maret 2018 sampai 05 April 2018. Penelitian asuhan keperawatan

dilakukan oleh penulis menggunakan beberapa tahapan keperawatan meliputi

pengkajian, perumusan masalah, perencanaan keperawatan, implementasi dan

evaluasi.

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Identitas klien Klien I Klien II


Nama Tn. S Tn. Y
Jenik kelamin Laki-laki Laki-laki
Umur 48 tahun 65 tahun

32
33

Agama Islam Islam


Pendidikan SD SD
Pekerjaan - -
Alamat Kebocoran RT 01 Kebocoran RT 04
RW 02 RW 03

b. Komposisi Keluarga

Klien 1

No Nama Umur Jenis Hub. pendidikan Pekerjaan


kelamin Dngn
keluarga
1. Ny. S 48 th perempuan Istri SD Wiraswasta
2. An. L 17 th Perempuan Anak SMA Pelajar
3. An. R 7 th Perempuan Anak SD Pelajar

Klien 2

No Nama Umur Jenis Hub. Pendidikan Pekerjaan


kelamin Dngn
keluarga
1. Ny. R 60 th Perempuan Istri SD -
2. Sdr. S 40 th Laki-laki anak SD Buruh
3. Sdr. 35 th Laki-laki anak SMK Buruh
T
4. Sdr. S 32 th Laki-laki anak S1 Buruh
5. Sdr. I 30 th Laki-laki anak SMA Karyawan
swasta

c. Data Umum

Klien 1 Klien 2
Tipe keluarga Keluarga Tn. S adalah Keluarga Tn. Y adalah
tipe keluarga inti yaitu tipe keluarga inti yaitu
keluarga yang terdiri keluarga yang terdiri
dari suami, istri dan dari suami, istri dan
anak yang tinggal anak yang tinggal
dalam satu rumah. dalam satu rumah.
34

Status sosial ekonomi Ny. R yaitu istri Tn. S Anak-anak Tn. Y yang
bekerja wiraswasta mencari nafkah untuk
untuk memenuhi memenuhi kebutuhan
kebutuhan sehari-hari sehari-hari yaitu Sdr. S,
keluarga Tn. S. Kurang Sdr. T, Sdr. S yang
lebih penghasilan bekerja sebagai buruh
keluarga Tn. S dalam dan Sdr. I yang bekerja
satu bulan yaitu Rp. sebagai karyawan
800.000-,. Keluarga swasta. Penghasilan
Tn. S memiliki keluarga Tn. Y dalam
tanggungan membiayai satu bulan sekitar Rp
kedua anaknya yang 1.000.000-,. Tidak
masih duduk di bangku memiliki tanggungan
SMA dan SD. membiaya sekolah,
karena anak Tn. S dan
Ny. S sudah tidak
bersekolah.

d. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan Klien 1 Klien 2


keluarga
Tahap perkembangan Tahap perkembangan Tahap perkembangan
keluarga saat ini Tn. S adalah keluarga Tn. Y adalah keluarga
dengan anak remaja. dalam tahap lansia.
Dengan tugas Dengan tugas keluarga
perkembangan sebagai sebagai berikut:
berikut: 1) Mempertahankan
1) Menyeimbangkan pengaturan hidup
kebebasan dengan 2) Menyesuaikan
tanggung jawab terhadap
ketika remaja pendapatan yang
menjadi dewasa dan menurun/pensiun
semakin mandiri. 3) Mempertahankan
2) Memfokuskan hubungan
kembali hubungan perkawinan
perkawinan 4) Menyesuaikan diri
3) Berkomunikasi terhadap kehilangan
secara terbuka pasangan
antara orang tua dan 5) Mempertahankan
35

anak-anak. ikatan keluarga


antara generasi
6) Meneruskan untuk
memahami
eksistensi mereka
7) Melakukan life
review masa lalu.

Tahap keluarga inti Tn. S adalah anak Tn. Y adalah anak ke 7


terakhir dari 5 dari 8 bersaudara. Di
bersaudara. Di keluarga keluarga Tn. Y tidak
Tn. S ada yang ada yang menderita
menderita stroke non stroke non hemoragik
hemoragik yaitu Ny. R seperti Tn. Y, tetapi
kakak perempuannya ayah Tn. Y memiliki
nomor 3 sejak 2 tahun riwayat hipertensi. Tn.
yang lalu. Ayah Tn. S Y mengatakan bahwa
juga memiliki riwayat dirinya memiliki
hipertensi. Tn. S riwayat penyakit stroke
mengatakan bahwa non hemoragik sejak 6
dirinya menderita tahun yang lalu. Tn. Y
stroke non hemoragik mengetahui dirinya
sejak satu tahun yang terkena stroke non
lalu. Tn. S mengetahui hemoragik setelah
dirinya terkena stroke dirinya dirawat di
non hemoragik setelah RSUD Margono
dirinya dirawat di selama 5 hari pada 6
RSUD Ajibarang pada tahun yang lalu.
satu tahun yang lalu. Setelah pulang dari RS,
Tn. S mengeluh kaki Tn. Y tidak pernah
dan tangan kanan kaku melakukan kontrol ke
sulit digerakkan. Kaki RS karena sulit
kanan agak sulit untuk berjalan. Tn. Y
berjalan dan harus mengeluh tangan dan
berjalan pelan, tidak kaki kanannya kaku,
bisa berjalan jauh sulit digerakan, jari-jari
hanya di sekitar rumah, tangan kananya juga
bicara pelo, jari-jari menekuk sulit
tangan sedikit diluruskan. Kaki kanan
menekuk. Tn. S diseret saat berjalan
mengatakan kadang- dan harus berjalan
kadang berolahraga secara pelan-pelan dan
36

dengan berjalan-jalan bicara masih pelo. Tn.


kecil di sekitar rumah, Y menggunakan
itupun kalau Tn. S tongkat untuk
ingin berolahraga. Saat membantu berjalan
ini Tn. S masih sejak 5 tahun yang lalu.
melakukan control Tn. Y juga tidak pernah
sebulan sekali di melakukan olahraga
RSUD Margono dan atau latihan gerak
masih minum obat sendi. Kekuatan otot
secara rutin. Kekuatan Tn. Y:
otot Tn. S: 3 5
3 5 3 5
3 5 Tn. Y mengatakan
Tn. S mengatakan pernah jatuh terpeleset
pernah jatuh terpeleset sekitar 6 bulan yang
satu tahun yang lalu. lalu. Istri Tn. Y tidak
Istri Tn. S tidak memiliki riwayat
memiliki riwayat penyakit keturunan
keturunan Hipertensi, seperti hipertensi, DM,
DM, Stroke dan dan penyakit yang
penyakit keturunan sama seperti Tn. Y.
lainnya. Sedangkan sedangkan ke 8
kedua anak Tn. S yaitu anaknya yaitu Sdr. S,
An. L dan An. R saat Ny. D, Ny. T, Sdr. T,
ini dalam keadaan Sdr. S, Sdr. I saat ini
sehat. dalam keadaan sehat.

Riwayat keluarga Tn. S memiliki riwayat Tn. Y memiliki riwayat


sebelumnya penyakit stroke non penyakit stroke non
hemoragik sejak 1 hemoragik sejak 6
tahun yang lalu dan tahun yang lalu dan
memiliki riwayat memiliki riwayat
hipertensi. Pernah hipertensi. Pernah
menjalani perawatan menjalani perawatan di
di RSUD Ajibarang RSUD Margono
selama 5 hari dan selama 5 hari dan
masih menjalani setelah pulang dari
kontrol rutin selama 1 RSUD Margono Tn. Y
bulan sekali di RSUD tidak melakukan
Margono. Ayah Tn. S control terhadap
juga memiliki riwayat penyakitnya karena
hipertensi, kakak kesulitan berjalan.
37

kandungnya Ny. R Dalam keluarga Tn. Y


juga menderita stroke ada yang memiliki
yang sama dengan Tn. riwayat hipertensi yaitu
S. ayah Tn. Y.

e. Struktur Keluarga

Struktur Keluarga Klien 1 Klien 2


Pola komunikasi Komunikasi terbuka Komunikasi terbuka
keluarga dan sehari-hari dan sehari-hari
menggunakan bahasa menggunakan bahasa
jawa ngoko. Jika ada jawa ngoko. Jika ada
masalah dibicarakan masalah dibicarakan
bersama. bersama.

Struktur kekuatan Tn. S dan keluarga Tn. Y dan keluarga


keluarga mengambil keputusan mengambil keputusan
dengan bermusyawarah dengan bermusyawarah
bersama. bersama.

Struktur peran Tn. S berperan sebagai Tn. Y berperan sebagai


kepala keluarga kepala keluarga
sekaligus sebagai sekaligus sebagai
bapak untuk anaknya. bapak untuk anaknya
dan sebagai kakek
untuk cucunya.

Nilai atau norma Sesuai dengan norma Sesuai dengan norma


keluarga masyarakat setempat, masyarakat setempat,
tidak ada norma yang tidak ada norma yang
bertentangan. Keluarga bertentangan. Keluarga
Tn. S memiliki norma Tn. Y memiliki norma
untuk seluruh anggota untuk seluruh anggota
keluarganya yaitu keluarganya yaitu
menghormati orang menghormati orang
yang lebih tua dan yang lebih tua dan
harmonis dengan harmonis dengan
sesama anggota sesama anggota
keluarga. keluarga.
38

f. Fungsi Keluarga

Fungsi Keluarga Klien 1 Klien 2


Mengenal masalah Anggota keluarga Tn. S Anggota keluarga Tn.
kesehatan keluarga mengatakan Y mengatakan
mengetahui menderita mengetahui menderita
stroke non hemoragik stroke non hemoragik
sejak satu tahun yang sejak 6 tahun yang lalu
lalu setelah Tn. S setelah Tn. Y dibawa
dibawa ke RSUD ke RSUD Margono.
Ajibarang. Namun Namun keluarga belum
keluarga belum mengetahui penyebab,
mengetahui penyebab, tanda dan gejala stroke
tanda dan gejala stroke non hemoragik, belum
non hemoragik, belum mengetahui akibat
mengetahui akibat stroke bila tidak
stroke bila tidak dilakukan perawatan di
dilakukan perawatan rumah. Keluarga sudah
yang benar di rumah. mengetahui bahwa
Keluarga sudah keadaan Tn. Y beresiko
mengetahui bahwa jatuh.
keadaan Tn. S beresiko
jatuh.

Kemampuan keluarga Keluarga Tn. S dalam Keluarga Tn. Y dalam


mengambil keputusan mengambil keputusan mengambil keputusan
mengenai tindakan untuk melakukan untuk melakukan
kesehatan yang tepat perawatan atau perawatan atau
melakukan melakukan
pemeriksaan masih pemeriksaan masih
kurang. Keluarga akan kurang. Keluarga akan
pergi ke pelayanan pergi ke pelayanan
kesehatan terdekat kesehatan terdekat
hanya kalau sakit yang hanya kalau sakit yang
dirasakan sudah parah. dirasakan sudah parah

Kemampuan keluarga Keluarga Tn. S belum Keluarga Tn. Y belum


merawat anggota yang maksimal merawat maksimal merawat
sakit anggota keluarga yang anggota keluarga yang
sakit. Hal ini sakit. Hal ini
dibuktikan dengan Tn. dibuktikan dengan Tn.
S tidak rutin Y tidak pernah
39

melakukan latihan melakukan latihan


gerak sendi atau gerak sendi untuk
olahraga untuk mengatasi kekakuan
mengatasi kekakuan pada tangan dan kaki
pada tangan dan kaki kanannya. Keluarga
kanannya. Tn. S juga kurang membantu
berolahraga hanya jika dan memotivasi Tn. Y
merasa ingin saja. untuk melakukan
Keluarga juga kurang olahraga/latihan gerak
membantu dan sendi. Tn. Y juga
memotivasi Tn. S untuk pernah jatuh terpeleset
melakukan olahraga/ sekitar 6 bulan yang
latihan gerak sendi. Tn. lalu. Dalam merawat
S juga mempunyai Tn. Y, keluarga sudah
riwayat jatuh satu tahun mengontrol makanan
yang lalu karena yang dikonsumsi Tn.
terpeleset. Dalam Y.
merawat Tn. S keluarga
sudah mengontrol
makanan yang
dikonsumsi Tn. S.

Kemampuan keluarga Keluarga Tn. S Keluarga Tn. Y


memelihara mengatakan mereka mengatakan mereka
lingkungan yang sehat tahu bahwa lingkungan tahu bahwa lingkungan
dapat mempengaruhi dapat mempengaruhi
kesehatan orang kesehatan orang
disekelilingnya. Hal ini disekelilingnya. Hal ini
dibuktikan dengan dibuktikan dengan
barang-barang yang ada barang-barang yang
di rumah Tn. S terlihat ada di rumah Tn. Y
rapih dan lantai tampak terlihat rapih dan lantai
bersih, selain itu tampak bersih, selain
lingkungan rumah itu lingkungan rumah
terhindar dari hal-hal terhindar dari hal-hal
yang membahayakan yang membahayakan
Tn. S seperti lantai Tn. Y seperti lantai
licin, perabotan kayu licin, perabotan kayu
rapuh, dll. Keluarga rapuh, dll. Keluarga
selalu berusaha selalu berusaha
menjaga kerapihan dan menjaga kerapihan dan
kebersihan, bila rumah kebersihan, bila rumah
nampak berantakan nampak berantakan
40

langsung dirapihkan. langsung dirapihkan.

Kemampuan keluarga Keluarga Tn. S Keluarga Tn. Y


menggunakan fasilitas mengatakan bahwa mengatakan bahwa
kesehatan di mempunyai kartu mempunyai kartu
masyarakat jaminan kesehatan jaminan kesehatan
yaitu BPJS. Namum yaitu BPJS. Namum
keluarga Tn. S jarang setelah Tn. Y dirawat
memeriksakan diri di RSUD Margono, Tn.
secara rutin ke layanan Y tidak pernah
kesehatan. Jika ada menjalankan control ke
anggota keluarga yang RS atau ketempat
sakit membeli obat dari pelayanan kesehatan
warung terlebih dahulu lainnya karena kondisi
kemudian hanya fisiknya. Jika ada
beristirahat dengan anggota keluarga yang
dibawa tidur. Namun sakit membeli obat dari
jika keadaannya tidak warung terlebih dahulu
ada perubahan dan kemudian dibawa
semakin memburuk, istirahat. Namun jika
langsung dibawa ke keadaannya tidak ada
Puskesmas atau perubahan dan semakin
pelayanan kesehatan memburuk, langsung
terdekat. dibawa ke Puskesmas
atau pelayanan
kesehatan terdekat.

g. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Klien 1 Klien 2


Tanda-tanda vital TD: 160/90 mmHg TD: 170/100 mmHg
N: 83 x/menit N: 80 x/menit
RR: 23 x/menit RR: 20 x/menit
S: 36°C S: 36,5°C
BB: 65 Kg BB: 70 Kg
TB: 165 Cm TB: 162 Cm
Kekuatan otot: Kekuatan otot:
3 5 3 5
3 5 3 5
41

2. Analisa Data

Klien 1

Analisa Data Etiologi Problem


- Tn. S mengatakan Ketidakmampuan Ketidakefektifan
tangan dan kaki keluarga merawat perlindungan
kanan kaku, sulit anggota keluarga yang
digerakan dengan sakit stroke non
bebas sejak satu hemoragik
tahun yang lalu.
- Tn. S mengatakan
tidak bisa berjalan
jauh, hanya
disekitar
lingkungan rumah
saja
- Tn. S mengatakan
tidak pernah
menggunakan alat
bantu jalan
- Tn. S mengatakan
pernah jatuh saat
berjalan sekitar
satu tahun yang
lalu karena
terpeleset.
- Tn. S mengatakan
jarang melakukan
olahraga atau
latihan anggota
gerak, Tn. S
melakukan
olahraga jika
merasa ingin saja.
- Keluarga
mengatakan
menjaga
kebersihan rumah
dan mengatakan
mengetahui bahwa
Tn. S beresiko
42

jatuh.

DO:
- Tn. S mengalami
keterbatasan dalam
bergerak, terlihat
pelan saat berjalan,
keseimbangan
pasien baik, tidak
menggunakan alat
bantu jalan
- Jari-jari tangan
sedikit menekuk
- Perabotan tidak
berserakan, lantai
tidak licin
- Kekuatan otot
3 5
3 5
- TD : 160/90
mmHg
N : 83 X/menit
RR : 23 x/menit
S : 36°C

Klien 2

Analisa Data Etiologi Problem


DS: Ketidakmampuan Ketidakefektifan
- Tn. Y mengatakan keluarga merawat perlindungan
tangan dan kaki anggota keluarga yang
kanan kaku, sulit sakit stroke non
digerakan dengan hemoragik
bebas sejak 6 tahun
yang lalu.
- Tn. Y mengatakan
tidak bisa berjalan
jauh, hanya disekitar
lingkungan rumah
saja
- Tn. Y mengatakan
43

menggunakan alat
bantu jalan sejak 5
tahun yang lalu.
- Tn. Y mengatakan
pernah jatuh sekitar
6 bulan yang lalu .
- Tn. Y mengatakan
tidak pernah
melakukan latihan
anggota gerak
/latihan sendi
- Keluarga
mengatakan
menjaga kebersihan
rumah dan
mengatakan
mengetahui bahwa
Tn. Y beresiko
jatuh.

DO:
- Tn. Y mengalami
keterbatasan dalam
bergerak, terlihat
pelan saat berjalan
dan diseret,
keseimbangan
pasien kurang baik,
menggunakan
tongkat untuk
membantu berjalan.
- Jari-jari tangan
kanan sedikit
menekuk dan susah
untuk diluruskan.
- Perbotan tidak
berserakan, lantai
tidak licin
- Kekuatan otot
3 5
3 5
- TD : 170/100
44

mmHg
N : 80 X/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5°C

3. Intervensi

Klien 1 dan klien 2

Diagnosa NOC NIC


Ketidakefekti Tujuan Umum: Identifikasi Risiko
fan Setelah dilakukan tindakan – 6610:
perlindungan keperawatan selama 5 kali kunjungan, 1. Kaji ulang data
berhubungan diharapkan ketidakefektifan yang
dengan perlindungan yang dialami pasien dapat didapatkan
ketidakmamp teratasi. dari
uan keluarga pengkajian
merawat Tujuan Khusus: risiko secara
anggota 1. Setelah dilakukan tindakan rutin
keluarga keperawatan selama 1x45 menit, 2. Identifikasi
yang sajit diharapkan klien dan keluarga adanya
stroke non mampu mengenal dan memahami sumber-
hemoragik. masalah kesehatan yang dialami sumber agensi
klien, dengan kriteria hasil: untuk
NOC: Perilaku Promosi Kesehatan membantu
- 1602 menurunkan
Indicator Aw Tuj faktor risiko
al uan 3. Identifikasi
Menggunakan 2 4 risiko biologis,
perilaku yang lingkungan
menghundari dan perilaku
risiko serta hubungan
Memonitor 3 4 timbal balik.
lingkungan
terkait dengan
risiko
Melakukan 2 4
perilaku
kesehatan
secara rutin
Menggunakan 2 4
latihan rutin
yang efektif
45

Keterangan:
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunjukan

2. Setelah dilakukan tindakan Surveilans – 663:


keperawatan 1x45 menit, 1. Pilih indicator
diharapkan keluarga dapar pemantauan
mengambil keputusan yang tepat pada pasien,
dalam memberikan tindakan untuk sesuaikan
mengatasi ketidakefektifan dengan kondisi
perlindungan, dengan kriteria hasil: pasien.
NOC: Kognisi – 0900 2. Kaji adanya
Indicator Awal Tujuan tanda awal
Pemahaman 3 5 yang harus
tentang segera
makna ditangani.
situasi 3. Tanyakan
Memproses 3 5 kepada pasien
informasi
mengenai
Menimbang 3 5
alternatif-
tanda, gejala,
alternatif dan masalah
ketika yang dialami
membuat 4. Monitor
keputusan kemampuan
Penganbilan 3 5 pasien dalam
keputusan menjalankan
yang tepat aktivitas
Keterangan: sehari-harinya
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

3. Setelah dilakukan tindakan Bantuan perawatan


keperawatan 1x45 menit menit, diri – 1800 :
diharapkan keluarga mampu 1. Berikan
merawat anggota keluarga yang bantuan sampai
sakit, dengan kriteria hasil: pasien mampu
46

NOC: Pergerakan – 0208 melakukan


Indicator Awal Tujuan perawatan diri
Keseimbang 3 5 mandiri
an 2. Dorong pasien
Cara 3 5 untuk
berjalan melakukan
Gerakan 3 5 aktivitas
sendi normal sehari-
Bergerak 3 5
dengan
hari sampai
mudah batas normal
Keterangan: kemampuan
1. Sangat terganggu (pasien)
2. Banyak terganggu 3. Dorong
3. Cukup terganggu kemandirian
4. Sedikit terganggu pasien, tapi
5. Tidak terganggu bantu ketika
pasien tidak
nampu
melakukannya.

4. Setelah dilakukan tindakan


keperawatan 1x45 menit diharapka Terapi latihan:
keluarga mampu memelihara ambulasi – 0221:
lingkungan yang sehat, dengan 1. Beri pasien
kriteria hasil: pakaian yang
NOC: Pengetahuan: keamanan tidak
pribadi – 1809 mengekang
Indicator Awal Tujuan 2. Sediakan
Strategi 2 4 tempat tidur
pencegahan berketinggian
jatuh rendah, yang
Strategi 2 4 sesuai.
penguranga 3. Bantu pasien
n risiko untuk
Langkah- 2 4 berpindahan,
langkah sesuai
kemanan kebutuhan
rumah 4. Terapkan/
Penggunaan 2 4 sediakan alat
alat bantu
yang benar bantu (tongkat,
Keterangan: walker, atau
1. Tidak ada pengetahuan kursi roda).
47

2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

5.Setelah dilakukan kunjungan 1x45


menit, diharapkan klien dan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas Dukungan
kesehatan yang ada dengan kriteria kelompok – 5430:
hasil: 1. Pertahankan
NOC: Pengetahuan: Promosi suasana positif
kesehatan – 1823 untuk
Indicator Awal Tujuan mendukung
Perilaku 2 4 perubahan gaya
yang hidup.
meningkat 2. Anjurkan
kan melakuakan
kesehatan control
Pemeriksaa 2 4 kesehatan ke
n
kesehatan
dokter jika
yang diperlukan.
direkomen
dasikan
Perilaku 2 4
untuk
mencegah
cedera
yang tidak
sengaja
Sumber 2 4
informasi
peningkata
n
kesehatan
terkemuka
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
48
48

4. Implementasi

Diagnose Tanggal, jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Formatif


Keperawatan Klien 1 Klien 2
Ketidakefektifan Pertemuan ke Kunjungan pertama : S:-Tn. S dan keluarga S:-Tn. Y dan keluarga
perlindungan 1 Pengkajian keperawatan mengatakan senang mengatakan senang
berhubungan Klien 1: 1. Memperkenalkan diri dan menerima dan menerima
ketidakmampuan Senin, 19 2. Membina hubungan kedatangan kedatangan
keluarga maret 2018 saling percaya mahasiswa. mahasiswa.
merawat anggota 14.00 WIB 3. Menjelaskan maksud dan -Tn. S mengatakan -Tn. Y mengatakan
keluarga yang tujuan pada pasien memiliki masalah memiliki masalah
sakit stroke non Klien 2: 4. Memberikan inform kesehatan yaitu tangan kesehatan yaitu tangan
hemoragik Jumat, 30 48onsent dan kaki kanan kaku, dan kaki kanan kaku,
maret 2018 5. Mengkaji keluhan Tn. S sulit digerakkan sulit digerakkan
14.00 WIB dan anggota keluarga Tn. secara bebas sejak secara bebas sejak 6
S satu tahun yang lalu. tahun yang lalu.
6. Melakukan pemeriksaan -Tn. S dan keluarga -Tn. Y dan keluarga
tanda-tanda vital dan head mengatakan tidak tahu mengatakan tidak tahu
to toe. tentang penyakit stroke tentang penyakit stroke
non hemoragik, tidak non hemoragik, tidak
Implementasi keperawatan: tahu penyebab, tidak tahu penyebab, tidak
1. Melakukan pengkajian tahu tanda dan tahu tanda dan
mengenai pola hidup gejalanya, dan cara gejalanya, dan cara
harian keluarga. pencegahannya. pencegahannya.
2. Mengkaji tingkat -Tn. S mengatakan -Tn. Y mengatakan
pengetahuan klien dan pernah jatuh satu tahun pernah jatuh terpelesat
keluarga tentang penyakit yang lalu karena sekitar 6 bulan yang
stroke, penyebab, tanda terpeleset. lalu.
dan gelaja, dan cara O:-Tn. S dan keluarga O:-Tn. Y dan keluarga
49

pencegahan stroke non tampak antusias dan tampak antusias dan


hemoragik menjawab pertanyaan. menjawab pertanyaan.
3. Mengkaji pengetahuan -Tn. S pelo saat -Tn. Y pelo saat
keluarga tentang penyakit berbicara, jari tangan berbicara, jari tangan
stroke non hemoragik, kanan sedikit menekuk, menekuk, berjalan
kemampuan keluarga berjalan pelan. pelan dan diseret.
mengambil keputusan -Tn. S dan keluarga -Tn. Y dan keluarga
untuk anggota keluarga saat ditanya tentang saat ditanya tentang
yang sakit, merawat penyakit Tn. S, penyakit Tn. Y,
anggota keluarga yang penyebab, tanda dan penyebab, tanda dan
sakit, modifikasi gejala, serta cara gejala, serta cara
lingkungan rumah, dan pencegahan stroke non pencegahan stroke non
kemampuan keluarga hemoragik tampak hemoragik tampak
memanfaatkan fasilitas kebingungan dan tidak kebingungan dan tidak
kesehatan yang ada. mampu menjawab. mampu menjawab.
4. Mengkaji adanya tanda -TTV Tn. S: TD: -TTV Tn. Y: TD:
awal yang harus segera 160/90 mmHg, S: 170/100 mmHg, S:
ditangani 36°C, N: 83 x/menit, 36,5°C, N: 8O x/menit,
5. Mengidentifikasi adanya RR: 23x/menit. RR: 20x/menit.
sumber-sumber agensi -TTV Ny. R: TD: -TTV Ny. R: TD:
untuk membantu 110/70 mmHg, S: 130/80 mmHg, S:
menurunkan faktor risiko 36,5°C, N: 84 x/menit, 36°C, N: 82 x/menit,
6. Memberikan waktu R: 25 x/menit. R: 23 x/menit.
kepada keluarga untuk A: Mahasiswa dapat -TTV Sdr. S: TD:
bertanya melanjutkan 120/80 mmHg, S:
7. Kontrak untuk pertemuan intervensi 36°C, N: 83x/menit, R:
selanjutnya. P:-Kontrak waktu untuk 23 x/menit.
melakukan intervensi -TTV Sdr. T: TD:
selanjutnya. 120/80 mmHg, S:
50

-Beri pendidikan 26,5°C, N: 82bx/menit,


kesehatan tentang R: 23 x/menit.
pengertain, penyebab, -TTV Sdr. S: TD:
tanda dan gejala, serta 130/70 mmHg, S:
cara pencegahan stroke 37°C, N: 82 x/menit,
non hemoragik. R: 23 x/menit.
-TTV Sdr. I: TD:
110/80 mmHg, S:
36°C, N: 82 x/mrenit,
R: 23 x/menit.
A: Mahasiswa dapat
melanjutkan
intervensi
P:-Kontrak waktu untuk
melakukan intervensi
selanjutnya.
-Beri pendidikan
kesehatan tentang
pengertain, penyebab,
tanda dan gejala, serta
cara pencegahan stroke
non hemoragik.

Pertemuan 2 Kunjungan kedua: S:-Tn. S dan keluarga S:-Tn. Y dan keluarga


Klien 1: 1. Mengucapkan salam menjawab salam menjawab salam
Rabu, 21 2. Memvalidasi keadaan -Tn. S dan keluarga -Tn. Y dan keluarga
Maret 2018 pasien mengatakan sudah jelas mengatakan sudah jelas
11.00 WIB 3. Mengingatkan kontrak dan paham tentang dan paham tentang
sebelumnya pengertian, penyebab, pengertian, penyebab,
51

Klien 2: 4. Menjelaskan tujuan tanda dan gejala, serta tanda dan gejala, serta
Sabtu, 31 5. Memberikan pendidikan pencegahan stroke non pencegahan stroke non
Maret 2018 kesehatan tentang hemoragik hemoragik
14.00 WIB pengertian, penyebab, -Tn. S dan keluarga -Tn. Y dan keluarga
tanda dan gejala, serta megatakan akan mengatakan akan
perawatan strpoke non melakukan apa yang melakukan apa yang
hemoragik dianjurkan mahasiswa dianjurkan mahasiswa
6. Memonitor kemampuan seperti menjaga pola seperti menjaga pola
pasien dalam menjalankan makan dan olahraga makan dan olahraga.
aktivitas sehari-hari O:-Tn. S dan keluarga -Tn. Y mengatakan
7. Memberikan tampak antusias, melakukan aktivias
reinforcement positif kooperatif dan sehari-hari secara
terhadap keluarga memperhatikan saat mandiri, kadang
8. Kontrak waktu untuk penkes. meminta bantuan
pertemuan selanjutnya -Tn. S dan keluarga keluarga jika tidak bisa
masih dibantu melakukannya.
mahasiswa saat O:-Tn. Y dan keluarga
menjelaskan kembali tampak antusias,
tentang penyuluhan kooperatif dan
yang sudah diberikan. memperhatikan saat
A: Mahasiswa dapat penkes.
melanjutkan -Tn. Y dan keluarga
intervensi dapat menjawab
P:-Kontrak waktu untuk pertanyaan dengan
melakukan intervansi benar.
selanjutnya. - Tn. Y dibantu Ny. R
-Berikan pendidikan saat berjalan ke kamar
kesehatan tentang cara mandi agar tidak
perawatan stroke non terpeleset.
52

hemoragik saat di A: Mahasiswa dapat


rumah. melanjutkan
intervensi
P:-Kontrak waktu untuk
melakukan intervansi
selanjutnya.
-Berikan pendidikan
kesehatan tentang
ketidakefektifan
perlindungan dan cara
perawatan stroke non
hemoragik saat di
rumah.
Pertemuan ke
Kunjungan ketiga: S:-Tn. S dan keluarga S:-Tn. Y dan keluarga
3 1. Mengucapkan salam Menjawab salam. Menjawab salam.
Klien 1: 2. Memvalidasi keadaan -Tn. S dan keluarga -Tn. Y dan keluarga
Kamis, 22 pasien. mengatakan sudah mengatakan sudah
maret 2018 3. Mengingatkan kontrak jelas dan paham jelas dan paham
19.00 WIB 4. Menjelaskan tujuan tentang tentang
5. Memberikan pendidikan ketidakefektifan ketidakefektifan
Klien 2: kesehatan tentang perlindungan dan perlindungan dan
Minggu, 01 ketidakefektifan keluarga mengetahui keluarga mengetahui
april 2018 perlindungan dan cara cara merawat Tn. S cara merawat Tn. Y
14.00 WIB perawatan stroke non yang benar. yang benar.
hemoragik di rumah. -Tn. S mengatakan -Tn. Y mengatakan
6. Memberikan bantuan melakukan kegiatan melakukan kegiatan
sampai pasien mampu sehari-hari dilakukan sehari-hari dilakukan
melakukan perawatan diri sendiri, Tn. S baru sendiri, dan meminta
mandiri. akan meminta bantuan bantuan keluarga jika
53

7. Mendorong kemandirian jika tidak bisa tidak bisa


pasien, tapi bantu ketika melakukannya sendiri. melakukannya.
pasien tidak mampu O:-Tn. S dan keluarga O:-Tn. S dan keluarga
melakukannya. tampak antusias dan tampak antusias dan
8. Mendorong pasien untuk koopertaif koopertaif
melakukan aktivitas -Keluarga masih -Keluarga dapat
normal sehari-hari sampai dibantu mahasiswa menjawab pertanyaan
batas normal kemampuan saat menjelaskan dengan benar.
(pasien). kembali tentang -Tn. S berjalan pelan,
9. Memberikan reinforment penyuluhan yang diseret dan
positif pada pasien dan sudah diberikan menggunakan
keluarga -Tn. S berjalan sendiri tongkat.
10. Kontrak waktu untuk tanpa bantuan -Ny. R tampak
pertemuan selanjutnya. keluarganya walaupun membantu Tn. Y
berjalan pelan. berjalan saat Tn. Y
A: Mahasiswa dapat akan ke kamar mandi
melanjutkan intervensi. agar Tn. Y tidak
P:-Kontrak waktu untuk terpeleset.
melakukan intervensi A: Mahasiswa dapat
selanjutnya melanjutkan intervensi.
-Beri pendidikan P:-Kontrak waktu untuk
kesehatan tentang cara melakukan intervensi
pencegahan cedera selanjutnya
akibat jatuh dan rumah -Beri pendidikan
sehat (modifikasi kesehatan tentang cara
lingkungan). pencegahan cedera
akibat jatuh dan rumah
sehat (modifikasi
lingkungan).
54

Pertemuan ke Kunjungan ke empat: S:-Tn. S dan keluarga S:-Tn. Y dan keluarga


4 1. Mengucapkan salam menjawab salam. menjawab salam.
Klien 1: 2. Memvalidasi keadaan -Keluarga mengatakan -Keluarga mengatakan
Jumat, 23 pasien dan keluarga sudah jelas dan paham sudah jelas dan paham
Maret 2018 3. Mengingatkan kontrak tentang cara mencegah tentang cara
19.00 WIB 4. Menjelaskan tujuan cedera pada Tn. S pencegahan cedera
5. Memberikan pendidikan akibat jatuh akibat jatuh
Klien 2: kesehatan tentang cara -Tn. S mengatakan -Tn. Y mengatakan
Senin, 02 pencegahan cedera akibat pernah jatuh terpeleset pernah jatuh terpeleset
april 2018 jatuh. satu tahun yang lalu. sekiar 6 bulan yang
14.00 WIB 6. Menganjurkan pasien -Keluarga mengatakan lalu.
memakai pakaian yang akan melakukan apa -Keluarga mengatakan
tidak mengekang yang dianjurkan oleh akan melakukan apa
7. Menganjurkan untuk mahasiswa yaitu yang dianjurkan oleh
memakai tempat tidur menjaga kebersihan, mahasiswa yaitu
yang berketinggian kerapihan, dan menjaga menjaga kebersihan,
rendah yang sesuai. lantai tidak licin agar kerapihan, dan menjaga
8. Menerapkan/menyediakan Tn. S terhindar dari lantai tidak licin agar
alat bantu (tongkat, resiko jatuh, memakai Tn. Y terhindar dari
walker, atau kursi roda) pakaian yang nyaman resiko jatuh, memakai
jika diperlukan (tidak ketat), dan pakaian yang nyaman
9. Memberikan reinforment memakai tempat tidur (tidak ketat), dan
positif pada keluarga yang berketinggian memakai tempat tidur
10. Kontrak waktu untuk rendah. yang berketinggian
pertemuan selanjutnya -Tn. S mengatakan rendah.
tidak pernah -Tn. Y mengatakan
menggunakan alat sudah nyaman dengan
bantu jalan pakaian yang
55

O:-keluarga tampak dipakainya.


antusias dan koopertaif. -Tn. Y mengatakan
-keluarga menjawab menggunakan tongkat
semua pertanyaan sebagai alat bantu jalan
dengan baik dan benar. sejak 5 tahun yang lalu.
-Rumah tampak bersih O:-keluarga tampak
dan rapih. Pada ruang antusias dan koopertaif.
dapur dan depan kamar -keluarga menjawab
mandi di beri keset agar semua pertanyaan
lantai tidak licin. dengan baik dan benar.
-Tn. S tampak berjalan -Rumah tampak bersih
pelan tanpa dan rapih. Lantai tidak
menggunakan alat licin. Pada ruang dapur
bantu jalan. dan depan kamar mandi
A: Mahasiswa dapat di beri keset agar lantai
melanjutkan intervensi. tidak licin.
P:-Kontrak waktu untuk -Tn. Y tampak berjalan
melakukan intervensi pelan, diseret dan
selanjutnya. menggunakan tongkat
-Beri pendidikan untuk alat bantu jalan.
kesehatan tentang ROM -Tn. Y menggunakan
dan pakaian yang tidak
mendemonstrasikannya. terlalu ketat
A: Mahasiswa dapat
melanjutkan intervensi.
P:-Kontrak waktu untuk
melakukan intervensi
selanjutnya.
-Beri pendidikan
56

kesehatan tentang ROM


dan
mendemonstrasikannya.
Pertemuan ke Kunjungan kelima: S:-Tn. S dan keluarga S:-Tn. Y dan keluarga
5 1. Mengucapkan salam menjawab salam. menjawab salam.
Klien 1: 2. Memvalidasi keadaan -Tn. S dan keluarga -Tn. S dan keluarga
Sabtu, 24 pasien dan keluarga. mengatakan sudah mengatakan sudah
Maret 2018 3. Mengingatkan kontak jelas dan paham jelas dan paham
19.00 WIB 4. Menjelaskan tujuan tentang ROM atau tentang ROM atau
5. Memberikan pendidikan latihan gerak sendi. latihan gerak sendi.
Klien 2: kesehatan ROM dan -Tn. S mengatakan -Tn. Y mengatakan
Selasa, 03 mendemonstrasikannya akan melakukan akan melakukan
april 2018 6. Membantu pasien untuk latihan gerak sendi latihan gerak sendi
19.00 WIB berpindahan, sesuai setiap hari dan akan setiap hari dan akan
kebutuhan. meminta bantuan meminta bantuan
7. Mempertahankan suasana keluarga jika tidak bisa keluarga jika tidak bisa
positif untuk mendukung melakukan sendiri. melakukan sendiri.
perubahan gaya hidup. -Tn. Y mengatakan -Tn. Y mengatakan
8. Menganjurkan melakukan tidak pernah tidak pernah
control kesehatan ke melakukan kontrol ke melakukan kontrol ke
dokter secara rutin. RS atau puskesmas RS atau puskesmas
karena keterbatasan karena keterbatasan
fisiknya. fisiknya.
O:-Tn. S dan keluarga O:-Tn. Y dan keluarga
tampak antusias dan tampak antusias dan
kooperatif. kooperatif.
-Tn. S dan keluarga -Tn. Y dan keluarga
masih dibantu dapat menjawab
mahasiswa saat pertanyaan dengan
57

menjelaskan kembali baik dan benar.


tentang penyuluhan -Tn. Y dapat
yang sudah diberikan. mengikuti dan
-Tn. S dapat mengikuti mendemonstrasikan
ROM dengan benar ROM dengan benar
dan dilakukan sendiri dengan dibantu
A:-Mahasiswa dapat keluarga.
melanjutkan intervensi A:-Mahasiswa dapat
P: Kontrak waktu untuk melanjutkan intervensi
evaluasi/terminasi. P: Kontrak waktu untuk
evaluasi/terminasi.

5. Evaluasi

Tanggal, Jam Diagnosa Evaluasi


Keperawatan Klien 1 Klien 2
Klien 1: Ketidakefektifan S:-Tn. S dan keluarga mengatakan sudah S:-Tn. Y dan keluarga mengatakan sudah
Senin, 26 perlindungan mengetahui dan paham tentang penyakit mengetahui dan paham tentang penyakit
Maret 2018 berhubungan dengan stroke non hemoragik, penyebab, tanda dan stroke non hemoragik, penyebab, tanda
keridakmampuan gejala, serta pencegahannya. dan gejala, serta pencegahannya.
Klien 2: keluarga merawat -Tn. S dan keluarga mengatakan sudah -Tn. Y dan keluarga mengatakan sudah
Kamis, 05 anggota keluarga mengetahui dan paham tentang mengetahui dan paham tentang
April 2018 yang sakit stroke ketidakefektifan perlindungan dan ketidakefektifan perlindungan dan
non hemoragik mengetahui cara merawat Tn. S dengan mengetahui cara merawat Tn. Y dengan
benar. benar.
- Keluarga mengatakan sudah paham dan - Keluarga mengatakan sudah paham dan
mengetahui cara pencegahan cedera akibat mengetahui cara pencegahan cedera akibat
jatuh dan cara memodifikasi lingkungan jatuh dan cara memodifikasi lingkungan
58

dengan benar agar Tn. S terhindar dari dengan benar agar Tn. Y terhindar dari
resiko jatuh. resiko jatuh.
- Tn. S mengatakan sudah melakukan ROM - Tn. Y mengatakan sudah melakukan
/ latihan sendi setiap hari. Tangan dan kaki ROM / latihan sendi setiap hari. Tangan
kanan masih kaku namun sudah lebih dan kaki kanan masih kaku namun sudah
mudah untuk digerakan dari pada beberapa lebih mudah untuk digerakan dari pada
hari yang lalu, masih belum bisa berjalan beberapa hari yang lalu, masih belum bisa
jauh hanya disekitar lingkungan rumah berjalan jauh hanya disekitar lingkungan
saja. rumah saja dan masih menggunakan alat
- Tn. S mengatakan masih rutin melakukan bantu tongkat.
kontrol ke RSUD Marono. - Tn. Y mengatakan tidak melakukan
O:-Tn. S dan keluarga masih dibantu control kesehatannya karena kesulitan
mahasiswa saat menjelaskan kembali untuk berjalan.
tentang penyuluhan yang sudah diberikan. O:-Tn. Y dan keluarga dapat menjawab
-Rumah tampak bersih dan rapih, barang- semua pertanyaan dan dapat menjelaskan
barang tidak berserakan, lantai juga tidak tentang masalah kesehatan Tn. Y.
licin agar Tn. S terhindar dari resiko jatuh. -Rumah tampak bersih dan rapih, barang-
-Tn. S dapat melakukan ROM secara barang tidak berserakan, lantai juga tidak
mandiri dengan mengikuti arahan licin agar Tn. Y terhindar dari resiko jatuh.
mahasiswa. -Tn. Y tidak bisa melakukan ROM secara
-Tn. S terlihat berjalan pelan-pelan dengan mandiri dan harus dibantu oleh keluarga
baik walaupun tidak menggunakan alat -Tn. Y terlihat berjalan pelan-pelan dengan
bantu, keseimbangan pasien saat berjalan baik, menggunakan tongkat sebagai alat
sudah baik. Pergelangan kaki kanan sudah bantu jalan, keseimbangan pasien sudah
mudah digerakan. Jari-jari tangan sudah lumayan membaik. Pergelangan kaki
mudah diluruskan. kanan sudah mudah digerakan. Jari-jari
-Kekuatan otot tangan sudah mudah diluruskan.
3 5
3 5
59

-TD: 150/90 mmHg -Kekuatan otot


N: 82 x/menit 3 5
RR: 22x/menit 3 5
S: 36°C -TD: 150/100 mmHg
A: Masalah ketidakefektifan perlindungan N: 82 x/menit
teratasi sebangian RR: 23x/menit
1. Klien dan keluarga mampu mengenal S: 36,5°C
masalah kesehatan yang dialami klien A: Masalah ketidakefektifan perlindungan
Indikator Awal Tuju Ak teratasi sebangian
an hir 1. Klien dan keluarga mampu mengenal
Menggunakan 2 4 4 masalah kesehatan yang dialami
perilaku yang klien
menghindari Indikator Awal Tuju Ak
risiko an hir
Memonitor 3 4 4 Menggunakan 2 4 4
lingkungan perilaku yang
terkait dengan menghindari
risiko risiko
Melakukan 2 4 4 Memonitor 3 4 4
perilaku lingkungan
kesehatan terkait dengan
secara rutin risiko
Menggunakan 2 4 4 Melakukan 2 4 4
latihan rutin perilaku
yang efektif kesehatan
Keterangan: secara rutin
1. Tidak pernah menunjukan Menggunakan 1 4 4
2. Jarang menunjukan latihan rutin
3. Kadang-kadang menunjukan yang efektif
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunujukan
60

Keterangan:
2. Keluarga mampu mengambil 1. Tidak pernah menunjukan
keputusan terhadap masalah kesehatan 2. Jarang menunjukan
yang dialami anggota keluarga yang 3. Kadang-kadang menunjukan
sakit. 4. Sering menunjukan
Indikator Awal Tujuan Akhir 5. Secara konsisten menunujukan
Pemahaman 3 5 5
tentang 2. Keluarga mampu mengambil
makna situasi keputusan terhadap masalah
Memproses 3 5 4 kesehatan yang dialami anggota
informasi keluarga yang sakit.
Menimbang 3 5 5 Awal Tujuan Akhir
Indikator
alternatif-
Pemahaman 3 5 5
alternatif
tentang
ketika
makna situasi
membuat
Memproses 3 5 5
keputusan
informasi
Pengambilan 3 5 5
Menimbang 3 5 5
keputusan
alternatif-
yang tepat
alternatif
Keterangan: ketika
1. Sangat terganggu membuat
2. Banyak terganggu keputusan
3. Cukup terganggu Pengambilan 3 5 5
4. Sedikit terganggu keputusan
5. Tidak terganggu yang tepat
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
61

3. Keluarga mampu merawat anggota 4. Sedikit terganggu


keluarga yang sakit 5. Tidak terganggu
Indikator Awal Tujuan Akhir
keseimbangan 3 5 5 3. Keluarga mampu merawat anggota
Cara berjalan 3 5 4 keluarga yang sakit
Gerakan sendi 3 5 4 Indikator Awal Tujuan Akhir
Bergerak 3 5 4 keseimbangan 3 5 4
dengan mudah Cara berjalan 3 5 4
Keterangan: Gerakan sendi 3 5 4
1. Sangat terganggu Bergerak 3 5 4
2. Banyak terganggu dengan mudah
3. Cukup terganggu Keterangan:
4. Sedikit terganggu 1. Sangat terganggu
5. Tidak terganggu 2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Keluarga mampu memelihara 4. Sedikit terganggu
lingkungan yang sehat (memodifikasi 5. Tidak terganggu
lingkungan).
Indikator Awal Tujuan Akhir 4. Keluarga mampu memelihara
Strategi 2 4 4 lingkungan yang sehat (memodifikasi
pencegahan lingkungan).
jatuh Indikator Awal Tujuan Akhir
Strategi 2 4 4 Strategi 2 4 4
pengurangan pencegahan
risiko jatuh
Langkah- 2 4 4 Strategi 2 4 4
langkah pengurangan
kemanan risiko
rumah Langkah- 2 4 4
Penggunaan 2 4 4 langkah
62

alat bantu kemanan


yang benar rumah
Keterangan: Penggunaan 2 4 4
1. Tidak ada pengetahuan alat bantu
2. Pengetahuan terbatas yang benar
3. Pengetahuan sedang Keterangan:
4. Pengetahuan banyak 1. Tidak ada pengetahuan
5. Pengetahuan sangat banyak 2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
5.Klien dan keluarga dapat memanfaatkan 4. Pengetahuan banyak
fasilitas kesehatan yang ada. 5. Pengetahuan sangat banyak
Indikator Awal Tujuan Akhir
Perilaku yang 2 4 4 5.Klien dan keluarga dapat
meningkatkan memanfaatkan fasilitas kesehatan
kesehatan yang ada.
Pemeriksaan 2 4 4 Indikator Awal Tujua Akhir
kesehatan yang n
direkomendasi Perilaku yang 2 4 4
kan meningkatkan
Perilaku untuk 2 4 4 kesehatan
mencegah Pemeriksaan 2 4 4
cedera yang kesehatan yang
tidak sengaja direkomendasi
Sumber 2 4 4 kan
informasi Perilaku untuk 2 4 4
peningkatan mencegah
kesehatan cedera yang
terkemuka tidak sengaja
Keterangan: Sumber 2 4 4
1. Tidak ada pengetahuan informasi
2. Pengetahuan terbatas peningkatan
63

3. Pengetahuan sedang kesehatan


4. Pengetahuan banyak terkemuka
5. Pengetahuan sangat banyak Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
P: Lanjutkan intervensi: 2. Pengetahuan terbatas
- Motivasi klien dan keluarga untuk 3. Pengetahuan sedang
melakukan ROM secara rutin 4. Pengetahuan banyak
- Pertahankan suasana positif yang 5. Pengetahuan sangat banyak
dapat mendukung perubahan gaya
hidup pasien kearah yang lebih baik. P: Lanjutkan intervensi:
- Motivasi klien dan keluarga untuk
melakukan ROM secara rutin
- Memotivasi klien untuk rutin berobat
ke pelayanan kesehatan yang ada.
- Pertahankan suasana positif yang
dapat mendukung perubahan gaya
hidup pasien kearah yang lebih baik.
64

8. Pemaparan Fokus Studi

a. Tingkat Ketidakefektifan Perlindungan Sebelum dilakukan Asuhan

Keperawatan Keluarga

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan

penulis, dapat diketahui tingkat ketidakefektifan perlindungan sebelum

dilakukan asuhan keperawatan pada stroke non hemoragik pada table 4.1.

Table 4.1 Hasil Indicator Outcome Ketidakefektifan Perlindungan tentang

Perilaku Promosi Kesehatan pada Stroke Non Hemoragik Sebelum dilakukan

Asuhan Keperawatan Keluarga

Indicator outcome Nilai yang diperoleh

Tn. S Tn. Y
a. Mengunakan perilaku yang 2 2
menghindari risiko
b. Memonitor lingkungan terkait 2 2
dengan resiko
c. Memperoleh pemeriksaan rutin 3 1
d. Menggunakan latihan rutin yang 2 1
efektif

Keterangan:
1. Buruk
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
5. Sempurna
65

Diagram 4.2 Hasil Indicator Outcome Ketidakefektifan Perlindungan

tentang Perilaku Promosi Kesehatan pada Stroke Non Hemoragik

Sebelum dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga

Klien 1
5

3
Skala

Tn. S
2

0
a b c d
Indikator Outcome

Klien 2
5

3
Skala

2 klien 2

0
a b c d
Indikator Outcome
66

Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram 4.1 diketahui bahwa ketidakefektifan

perlindungan pada Tn. S termasuk dalam katagori cukup dan baik dan pada

Tn. Y termasuk dalam katagori buruk dan cukup.

b. Tingkat Ketidakefektifan Perlindungan Setelah Dilakukan Asuhan

Keperawatan Keluarga

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan

penulis, dapat perbandingan tingkat ketidakefektifan perlindungan klien

sebelum dan sesudah dilakukan asuhan keperawatan keluarga tentang

ketidakefektifan perlindungan pada stroke non hemoragik seperti pada table

4.2.

Table 4.2 Hasil Indicator Outcome Ketidakefektifan Perlindungan tentang

Perilaku Promosi Kesehatan pada Stroke Non Hemoragik Setelah dilakukan

Asuhan Keperawatan Keluarga

Indicator outcome Nilai yang diperoleh

Sebelum Sesudah
Tn. S Tn. Y Tn. S Tn. Y
a. Mengunakan perilaku yang 2 2 4 4
menghindari risiko
b. Memonitor lingkungan terkait 2 2 4 4
dengan resiko
c. Memperoleh pemeriksaan rutin 3 1 4 1
d. Menggunakan latihan rutin yang 2 1 4 4
efektif
67

Keterangan:

1. Buruk
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
5. Sempurna

Diagram 4.2 Hasil Indicator Outcome Ketidakefektifan Perlindungan

tentang Perilaku Promosi Kesehatan pada Stroke Non Hemoragik Setelah

dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga

Klien 1 ( Tn. S )
5

3
Skala

sebelum
2
sesudah
1

0
a b c d
Indikator Outcome
68

Klien 2 ( Tn. Y )
4.5
4
3.5
3
2.5
Skala

2 Ssebelum
1.5 Sesudah
1
0.5
0
a b c d
Indikator Outcome

Berdasarkan tabel 4.2 dan diagram 4.2 diketahui bahwa tingkat

ketidakefektifan perlindungan berdasarkan indicator outcome dengan promosi

kesehatan pada kedua klien Tn. S dan Tn. Y setelah diberikan asuhan

keperawatan keluarga mengalami kemajuan, Pada Tn. S masuk dalam

katagori sangat baik dan Tn. Y termasuk dalam katagori buruk, cukup dan

sangat baik.

B. Pembahasan

Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. S

sebagai klien 1 dan Tn. Y sebagai klien 2 dengan ketidakefektifan

perlindungan pada stroke non hemoragik di wilayah kerja Puskesmas

Kedungbanteng sejak tanggal 19 maret 2018 sampai dengan 05 april 2018


69

selama 5 kali kunjungan. Maka pada bab ini, penulis akan menjabarkan

adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori

dan kasus.

1. Pengkajian

Menurut Lyer et al., (1996 dalam Setiawan (2016)), pengkajian adalah

tahap awal dari proses keperawatan dimana seorang perawat mulai

mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Menurut

Setiawan (2016), cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan

dengan cara : wawancara, pengamatan, study dokumentasi, dan

pemeriksaan fisik.

Menutut Friedman (1981 dalam (Setiawan (2016)), pengkajian

keluarga difokuskan dalam 5 tugas perawatan keluarga, yaitu mengenal

masalah kesehatan setiap keluarga, mengambil keputusan untuk

melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberikan keperawatan

anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri

karena cacat atau usianya yang terlalu muda, mempertahankan suasana

dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian

anggota keluarga, dan mempertahankan hubungan timbal balik antara

keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang

ada).
70

Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas, penulis melakukan

pengkajian kepada Tn. S dan Tn. Y menggunakan metode pengkajian

keluarga, wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.

Pada pengkajian Tn. S didapatkan keluhan kaku pada tangan kanan

dan kaki kanan, tidak bisa bergerak bebas, jari- jari tangan sedikit

menekuk, berjalan pelan, tidak bisa berjalan jauh, hanya di sekitar

lingkungan rumah saja, bicara pelo, tidak rutin melakukan olahraga atau

latihan gerak sendi, mempunyai riwayat jatuh satu tahun yang lalu karena

terpeleset, masih rutin melakukan control di RSUD Margono dan

lingkungan rumah tampak bersih dan rapih. Sedangkan pada pengkajian

Tn. Y didapatkan keluhan kaku pada tangan dan kaki kanan, tidak bisa

bergerak bebas, jari-jari tangan menekuk, berjalan pelan dan diseret,

menggunakan tongkat sebagai alat bantu jalan, berjalan hanya disekitar

rumah saja, bicara pelo, tidak pernah melakukan latihan gerak sendi,

mempunyai riwayat jatuh sekitar 6 bulan yang lalu karena terpeleset,

lingkungan rumah tampak bersih dan rapih, dan tidak pernah

memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan karena kesulitan

berjalan. Keluarga Tn. S dan Tn. Y tidak tahu tentang stroke non

hemoragik dan perawatannya juga tidak tahu bagaimana cara mencegah

agar Tn. S dan Tn. Y terhindar dari resiko jatuh. Hal ini sesuai dengan

teori dari Herdman, T. Heather (2015) bahwa Ketidakefektifan


71

perlindungan adalah penurunan kemampuan untuk melindungi diri sendiri

dari ancaman internal atau eksternal seperti penyakit atau cedera.

Hasil pemeriksaan fisik Tn. S didapatkan TD: 160/90 mmHg, N: 83

x/menit, RR: 23 x/menit, S: 36°C, BB: 65 Kg, TB: 165 Cm. Kekuatan otot

tangan kanan dan kaki kanan 3 sedangkan tangan kiri dan kaki kiri 5. Pada

Tn. Y didapatkan TD: 170/100 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S:

36,5°C, BB: 70 Kg, TB: 162 Cm, kekuatan otot tangan kanan dan kaki

kanan 3 sedangkan tangan kiri dan kaki kiri 5. berdasarkan hasil

pemerikaan fisik Tn. S dan Tn. Y diatas didapatkan kekuatan otot tangan

kanan dan kaki kanan 3 yang artinya pergerakan ektremitas mampu

melawan gravitasi, namun tidak bisa melawan tahanan. Hal tersebut sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Lumbantobing (2004 dalam

Nasution (2013)), gejala utama stroke non hemoragik ialah kelemahan

anggota gerak separo badan.

Dari hasil pengkajian diatas, derajat stroke non hemoragik yang

dialami Tn. S dan Tn. Y menurut Junaidi (2011) adalah stroke komplit.

Stroke komplit yaitu gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan

dengan sedikit perbaikan. Stroke dimana deficit neurologisnya pada saat

onset lebih berat, bisa kemudian membaik atau menetap. Menurut

Utaminingsih Wahyu S (2009), klasifikasi stroke yang dialami Tn. S dan

Tn. Y yaitu stroke ringan, dengan gejala beberapa atau semua gejala

stroke sementara, kelemahan atau kelumpuhan kaki, bicara tidak jelas.


72

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut NANDA (2011 dalam Setiawan (2016)), diagnosis

keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas hasil data pengkajian dan

interprestasi ini digunakan perawat untuk membuat rencana, melakukan

inplementasi, serta evaluasi.

Diagnosa keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian pada Tn. S

dan Tn. Y yaitu ketidakefektifan perlindungan sesuai dengan North

American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (Herdman, 2015).

Menurut Herdman (2015), ketidakefektifan perlindungan adalah

penurunan kemampuan untuk melindungi diri sendiri dari ancaman

internal maupun eksternal seperti penyakit atau cedera.

Diagnosa keperawatan yang muncul sesuai North American Nursing

Diagnosis Association (NANDA), yaitu sesuai keadaan klien dengan

faktor internal Tn. S dan Tn. Y mengalami kekakuan pada tangan dan

kaki kanan sehingga sulit digerakan dapat beresiko cedera karena jatuh,

Tn. S tidak rutin melakukan latihan gerak sendi dan Tn. Y tidak pernah

melakukan latihan gerak sendi dan tidak pernah melakuakan control

kesehatan secara rutin. Sedangkan faktor eksternal keluarga Tn. S dan Tn.

Y dalam menjaga kebersihan rumah sudah tidak beresiko karena rumah

bersih, perabotan tidak berserakan dan lantai tidak licin namun keluarga
73

Tn. S dan Tn. Y masih kurang dalam memberikan motivasi dan dukungan

untuk Tn. S dan Tn. Y dalam melakukan latihan gerak sendi.

3. Intervensi Keperawatan

Menurut Setiawan (2016), perencanaan keperawatan keluarga adalah

tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga

dalam mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan anggota

keluarga. Perencanaan yang dilakuakn oleh penulis sesuai dengan

diagnosa keperawatan yang muncul yaitu ketidakefektifan perlindungan

pada stroke non hemoragik. Dalam merencanakan tindakan keperawatan

yang akan dilakukan melibatkan klien dan keluarga sehingga dapat

mencapai hasil yang dinginkan sesuai kriteria hasil yang ada.

Penulis merumuskan bersama dengan klien dan keluarga berdasarkan

Nursing Intervention Classification (NIC) dan 5 fungsi perawatan

keluarga. Sehingga intervensi yang dilakukan pada diagnosa

ketidakefektifan perlindungan menurut Bulechek, Butcher, Dochterman

dan Wager (2015), yaitu:

Tujuan umum: Setelah dilakukan tindakan selama proses keperawatan

5x45 menit diharapkan ketidakefektifan perlindungan yang dialami klien

teratasi.

Tujuan khusus 1: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

1x45 menit, klien dan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan


74

dalam mengatasi ketidakefektifan perlindungan. NOC: Perilaku promosi

kesehatan. NIC: Identifikasi resiko. Intervensi: a) Kaji ulang data yang

didapatkan dari pengkajian risiko secara rutin, b) Identifikasi adanya

sumber-sumber agensi untuk membantu menurunkan faktor risiko, c)

Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku serta hubungan timbal

balik.

Tujuan khusus II: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x45 menit

keluarga dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang

tepat. NOC: Kognisi. NIC: surveilans. Intervensi: a) Pilih indicator

pemantauan pada pasien, sesuaikan dengan kondisi pasien, b) Kaji adanya

tanda awal yang harus segera ditangani, c) Tanyakan kepada pasien

mengenai tanda, gejala, dan masalah yang dialami, d) Monitor

kemampuan pasien dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya.

Tujuan khusus III: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x45

menit keluarga mampu merawat anggota yang sakit. NOC: Pergerakan.

NIC: Bantuan perawatan diri. Intervensi: a) Berikan bantuan sampai

pasien mampu melakukan perawatan diri mandiri, b) Dorong pasien untuk

melakukan aktivitas normal sehari-hari sampai batas normal kemampuan

(pasien), c) Dorong kemandirian pasien, tapi bantu ketika pasien tidak

mampu melakukannya.

Tujuan khusus IV: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x45

menit keluarga mampu memelihara lingkungan yang sehat. NOC:


75

Pengetahuan: keamanan pribadi. NIC: Terapi latihan: ambulasi.

Intervensi: a) Beri pasien pakaian yang tidak mengekang, b) Sediakan

tempat tidur berketinggian rendah, yang sesuai, c) Bantu pasien untuk

berpindahan, sesuai kebutuhan, d) Terapkan/ sediakan alat bantu (tongkat,

walker, atau kursi roda).

Tujuan khusus V: Setelah dilakukan kunjungan 1x45 menit keluarga

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. NOC: Pengetahuan:

promosi kesehatan. NIC: Dukungan kelompok. Intervensi: a) Pertahankan

suasana positif untuk mendukung perubahan gaya hidup, b) Rujuk pasien

ke dokter spesialis, jika diperlukan.

4. Implementasi

Menurut Setiawan (2016), tindakan keperawatan adalah

implementasi/pelakasanaan dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang spesifik. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi

koping.

Implementasi keperawatan dilakukan dimulai pada tanggal 19 maret

2018 sampai pada tanggal 05 april 2018 yang dilakukan selama 5 kali

kunjungan.
76

Kunjungan 1 pada keluarga Tn. S pada hari senin, 19 maret 2018

pukul 14.00 WIB sedangkan pada keluarga Tn. Y pada hari kamis, 29

maret 2018 pukul 14.00 WIB dengan tindakan yang sama yaitu

memperkenalkan diri, membina hubungan saling percaya,menjelaskan

maksud dan tujuan pada pasien, memberikan surat persetujuan menjadi

pasien, mengkaji keluhan Tn. S dan anggota keluarga Tn. S, melakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital dan head to toe, melakukan pengkajian

mengenai pola hidup harian keluarga, mengkaji tingkat pengetahuan klien

dan keluarga tentang penyakit stroke, penyebab, tanda dan gelaja, dan cara

pencegahan stroke non hemoragik, mengkaji pengetahuan keluarga

tentang penyakit stroke non hemoragik, kemampuan keluarga mengambil

keputusan untuk anggota keluarga yang sakit, merawat anggota keluarga

yang sakit, modifikasi lingkungan rumah, dan kemampuan keluarga

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, Mengkaji adanya tanda awal

yang harus segera ditangani, mengidentifikasi adanya sumber-sumber

agensi untuk membantu menurunkan faktor risiko.

Pertemuan II pada keluarga Tn. S dilakukan pada hari rabu, 21 maret

2018 pukul 11.00 WIB dan keluarga Tn. Y dilakukan pada hari sabtu, 21

maret 2018 pukul 14.00 WIB dengan memberikan pendidikan kesehatan

tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta perawatan stroke non

hemoragik dan Memonitor kemampuan pasien dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari. Dimana menurut hasil penelitian dari Suharni dan


77

Indarwati (2010), terdapat hubungan antara pengetahuan keluarga

penderita stroke terhadap tingkat kesehatan penderita stroke itu sendiri,

rendahnya tingkat pengetahuan keluarga tentang stroke menyebabkan

meningkatnya tingkat keparahan, pasien tidak memiliki kemandirian,

terjadi serangan ulang bahkan menyebabkan kematian.

Pertemuan III, pada keluarga Tn. S dilakukan pada hari kamis, 22

maret 2018 pukul 19.00 WIB dan pada keluarga Tn. Y dilakukan pada

hari minggu, 01 april 2018 pukul 14.00 dengan Memberikan pendidikan

kesehatan tentang ketidakefektifan perlindungan dan pengajaran

perawatan stroke non hemoragik di rumah, memberikan bantuan sampai

pasien mampu melakukan perawatan diri mandiri, mendorong

kemandirian pasien, tapi bantu ketika pasien tidak mampu melakukannya,

mendorong pasien untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari sampai

batas normal kemampuan (pasien). Menurut hasil penelitian dari

Wahyunah dan Saefulloh (2017), penderita stroke memerlukan bantuan

keluarga dalam memenuhi perawatan diri, kemunduran fisik akibat stroke

menyebabkan kemunduran perawatan diri, jadi edukasi self care pada

penderita stroke dapat meningkatkan pasien dan mengubah mereka dari

ketergantungan menjadi mandiri.

Pertemuan ke IV, pada keluarga Tn. S dilakukan pada hari jum’at, 23

maret 2018 pukul 19.00 dan keluarga Tn. Y dilakukan pada hari senin 02

april 2018 pukul 14.00 WIB dengan memberikan pendidikan kesehatan


78

tentang cara pencegahan cedera akibat jatuh, menganjurkan pasien

memakai pakaian yang tidak mengekang, menganjurkan untuk memakai

tempat tidur yang berketinggian rendah yang sesuai,

menerapkan/menyediakan alat bantu (tongkat, walker, atau kursi roda)

jika diperlukan. Menurut Tilson (2011), hampir 60% orang yang terkena

stroke memiliki pengalaman satu kali atau lebih jatuh, lebih dari 70%

jatuh berada di rumah mereka sendiri dan beberapa yang tersisa dengan

cedera serius, dengan tiga perempatnya dari mereka yang jatuh tidak

mampu bangkit sesudahnya. Dari mereka yang jatuh, 10% mengalami

cedera serius, dari hilangnya kesadaran sampai patah tulang. Jadi, orang

yang terkena stroke sangat penting menerima perawatan terutama untuk

mencegah jatuh dengan menciptakan lingkungan rumah yang aman.

Pertemuan ke V, pada keluarga Tn. S dilakukan pada hari sabtu, 24

maret 2018 pukul 19.00 WIB dan pada keluarga Tn. Y dilakukan pada

hari selasa, 03 april 2018 pukul 14.00 dengan memberikan pendidikan

kesehatan ROM dan mendemonstrasikannya, membantu pasien untuk

berpindahan, sesuai kebutuhan, mempertahankan suasana positif untuk

mendukung perubahan gaya hidup, dan menganjurkan melakukan control

kesehatan ke dokter secara rutin. Menurut hasil penelitian dari Olviani,

Mahdalena, dan Rahmawati (2017), latihan ROM secara teratur dengan

langkah- langkah yang benar yaitu dengan menggerakan sendi-sendi dan

otot, maka kekuatan otot akan meningkat.


79

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan pada keluarga Tn. S dilakukan pada hari senin,

26 maret 2018 dan keluarga Tn. Y dilakukan pada hari kamis, 05 april

2018 yaitu mengevaluasi ulang setelah diberikan pendidikan kesehatan

dan demonstrasi di rumah masing-masing keluarga Tn. S dan Tn. Y.

Proses evaluasi menunjukan hasil dari keluarga Tn. S dan Tn. Y

mengikuti dan memperhatikan dengan baik pendidikan kesehatan dengan

media lembar balik dan leaflet mengenai stroke non hemoragik,

ketidakefektifan perlindungan, perawatan klien dirumah, cara pencegahan

cedera akibat jatuh, mempertahankan lingkungan rumah yang rapi, bersih,

dan terhindar dari hal-hal yang membahayakan klien, serta cara

melakukan ROM (latihan gerak sendi).

Adapun respon yang didapatkan dari kedua keluarga yaitu Tn. S dan

keluarga Tn. S masih dibantu mahasiswa saat menjelaskan kembali

tentang penyuluhan yang sudah diberikan, dapat melakukan ROM secara

mandiri dengan mengikuti arahan mahasiswa, tangan dan kaki kanan

masih kaku namun sudah lebih mudah digerakkan dari sebelumnya, Tn. S

tetap mempertahankan untuk memeriksakan dirinya kepelayanan

kesehatan secara rutin. Sedangkan Tn. Y dan keluarga Tn. Y dapat

menjelaskan kembali tentang penyuluhan yang diberikan dengan baik,

tidak dapat melakukan ROM secara mandiri dan harus dibantu oleh
80

keluarga, tangan dan kaki kanan Tn. Y masih kaku namun sudah lebih

digerakan dari sebelumnya, cara berjalan masih diseret dan menggunakan

tongkat, Tn. Y juga belum mau memeriksakan dirinya secara rutin

kefasilitas layanan kesehatan karena kesulitan untuk berjalan. Kedua

keluarga Tn. S dan Tn. Y sudah menjaga kebersihan dan kerapihan rumah

agar Tn. S dan Tn. Y terhindar dari resiko jatuh.

Dari data tersebut, implementasi yang dilakukan penulis sudah sesuai

dengan rencana yang telah disusun. Masalah ketidakefektifan

perlindungan pada Tn. S dan Tn. Y belum semuanya teratasi. Sesuai pada

rencana tindak lanjut penulis merencanakan untuk mempertahankan

suasana positif yang dapat mendukung perubahan gaya hidup pasien

kearah yang lebih baik yaitu dengan terus mempertahankan latihan gerak

sendi secara rutin dan memotivasi klien untuk memeriksakan

kesehatannya ke fasilitas kesehatan secara rutin. Hal tersebut sudah

memenuhi kriteria dan sesuai dengan kriteria evalusi untuk diagnosa

ketidakefektifan perlindungan menurut Moorhead, Maas dan Swanson

(2015).

6. Pembahasan Fokus Studi

Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan fokus studi

ketidakefektifan perlindungan pada stroke non hemoragik diperoleh

adanya perubahan tingkat perlindungan kedua klien antara sebelum dan


81

sesudah dilakukan asuhan keperawatan keluarga. Secara keseluruhan

tingkat perlindungan kedua klien, baik keluarga Tn. S dan keluarga Tn. Y

menunjukan adanya perubahan.

Dari kedua keluarga setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga

tidak semua klien dan anggota keluarga mengalami perubahan yang

drastis. Hal tersebut disebabkan oleh faktor internal yaitu kelemahan atau

kelumpuhan separo (Nurarif dan Kusuma, 2015) dan faktor eksternal yaitu

faktor lingkungan yang memungkinkan risiko terjatuh (misalnya lantai

licin, karpet yang sobek, dan anak tangga tanpa pagar pengaman) dan

perawatan keluarga dalam merawat klien (Wilkinson dan Ahern, 2013).

Faktor paling dominan yang mempengaruhi ketidakefektifan

perlindungan adalah faktor internal. Sesuai hasil pengkajian, Tn. S dan Tn.

Y mengalami kekakuan pada tangan dan kaki kirinya. Tn. S jarang

melakukan latihan gerak sendi tetapi masih rutin melakukan control

kesehatannya sedangkan Tn. Y tidak pernah melakukan latihan gerak

sendi dan tidak pernah melakuakan control terhadap kesehatannya. Hal

tersebut mempengaruhi pada tingkat perlindungan kedua klien dan

keluarga.
82

C. Keterbatasan Penulisan

Dalam studi kasus ini penulis menemui hambatan sehingga menjadi

keterbatasan dalam penyusunan studi kasus ini. Beberapa keterbatasan ini

adalah pada saat kedua klien berbicara kadang sulit untuk dipahami karena

kedua klien tidak bisa berbicara dengan jelas (pelo), namun penulis mencari

solusi dengan memperhatikan setiap gerak bibir pasien dan melibatkan

keluarga klien yang mampu memahami pada setiap kunjungan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam pengkajian pada klien stroke non hemoragik, penulis mendapatkan

data yang sesuai dengan teori yaitu Tn. S dan Tn. Y mengeluh tangan dan

kaki kanan mengalami kekakuan, tidah bisa berjalan jauh hanya disekitar

lingkungan rumah saja, berjalan pelan, bicara pelo dan jari-jari kanan sulit

untuk diluruskan.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga Tn. S dan Tn. Y adalah

keridakefektifan perlindungan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit stroke non hemoragik.

3. Perencanaan yang dilakukan difokuskan pada ketidakefektifan

perlindungan stroke non hemoragik pada keluarga Tn. S dan Tn. Y.

perencanaan tersebut dilakukan dengan penyuluhan stroke non hemoragik,

keridakefektifan perlindungan, perawatan stroke non hemoragik dirumah,

pencegahan cidera akibat jatuh pada Tn. S dan Tn. Y, pengajaran dan

mendemonstrasikan latihan gerak sendi.

4. Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan perencanaan yang disusun,

difokuskan pada pendidikan kesehatan tentang stroke non hemoragik,

83
84

ketidakefektifan perlindungan, perawatan stroke non hemoragik di rumah,

pencegahan cedera akibat jatuh, dan ROM atau latihan gerak sendi dengan

media lembar balik dan leaflet.

5. Evaluasi menunujukan bahwa respon ke dua klien hampir sama yaitu

tangan dan kaki kanan klien masih kaku, namun sudah lebih mudah

digerakan dari pada beberapa hari yang lalu, sudah menerapkan latihan

ROM atau latihan gerak sendi secara teratur, dan menjaga lingkungan

rumah tetap aman agar klien terhindar dari resiko jatuh, namun ada salah

satu klien yang belum melakukan pemeriksaan rutin ke pelayanan

kesehatan karena kesulitan untuk berjalan.

B. Saran

Setelah membandingkan antara tinjauan teori dan pengalaman yang

penulis peroleh selama melakukan asuhan keperawatan keluarga pada kedua

klien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan perlindungan pada stroke

non hemoragik di keluarga maka saran yang dapat penulis berikan kepada

pembaca adalah sebagai berikut:

1. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan agar bisa menjadi sumber pembelajaran bagi

mahasiswa. Hasil laporan kasus asuhan keperawatan keluarga dengan

fokus studi ketidakefektifan keluarga pada stroke non hemoragik ini dapat
85

dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk meningkatkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan mahasiswa.

2. Bagi Klien dan Keluarga

Setelah pengetahuan klien dan keluarga klien tentang stroke non

hemoragik, ketidaefektifan perlindungan, perawatan klien dirumah, dan

pencegahan cedera akibat jatuh pada keluarga meningkat maka diharapkan

klien dapat melakukan perawatan secara madiri melalui latihan gerak

sendi secara teratur.

3. Bagi Calon Penulis selanjutnya

Bagi calon penulis selanjutnya yang mungkin tertarik untuk

mengangkat kasus asuhan kepeewaratan keluarga dengan fokus studi

ketidakefektifan perlindungan pada stroke non hemoragik pada keluarga

harus benar-benar menguasai konsep dan teori stroke non hemoragik.

Selain itu penulis harus memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan

pengkajian dan menentukan masalah dengan tepat sehingga asuhan

keperawatan dapat tercapai sesuai dengan masalah yang telah ditemukan.


DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. A. H. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keleuarga. Jakarta:

Sagung Seto.

Azwar, S. (2016). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar; riskesdas 2013. Jakarta:

Balitbang Kemenkes RI. (online)

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%20

2013.pdf diakses pada tanggal 21 0ktober 2017.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., Wagner, C. M. (2016). Nursing

interventions classification (NIC,) edisi 6. Moomedia.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis keperawatan definisi &

klasifikasi 2015-2017, edisi 10. Jakarta: EGC.

Junaidi, I. (2011). Stroke, waspadai ancamannya. Yogyakarta: C. V Andi Offset.

Kabi, G., Tumewah, R., & Kembuan, M. (2015). Gambaran faktor risiko pada

penderita stroke iskemik yang dirawat inap neurologi RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado periode juli 2012-juni 2013. Jurnal e-Clinic (eCI), Volume

3, No. 1. (online)
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=3

15866

Moorhead, S ., Jhonson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing outcomes

classification (NOC) pengukuran outcomes kesehatan, edisi 5. Moomedia.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system

persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Nair, M., & Peate, I. (2015). Dasar-dasar patofisiologi terapan, edisi 9. Jakarta:

EGC.

Nasution, L. F. (2013). Stroke non hemoragik pada laki-laki usia 65 tahun. Medula,

Volume 1, No. 3. (online)

http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=1

22500

Notoatmojo, S. (2012). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan

diagnose medis dan nanda NIC-NOC, edisi revisi jilid 3. Yogyakarta :

Medication.

Olviani, Y., Mahdalena, & Rahmawati, I. (2017). Pengaruh latihan range of motion

(ROM) aktif-asistif ( spherical grip) terhadap peningkatan kekuatan otot

ekstermitas atas pada pasien stroke diruang rawat inap penyakit syaraf
(seruni) RSUD Ulin Banjarmasin. Dinamika kesehatan, Volume 8, No. 1.

(online)

http://ojs.dinamikakesehatan.stikessarimulia.ac.id/index.php/dksm/article/vie

wFile/249/192

Patricia, H., Kembuan, M., & Tumboimbela, M. (2015). Karakteriktik penderita

stroke iskemik yang di rawat inap di RSUP. Dr. R. D. Kandou Manado tahun

2012-2013. Jurnal e-Clinic (eCI), Volume 3, No. 1, Januari-April 2015.

(online)

http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=3

15864

Dinas Kesehatan kabupaten Banyums. (2014). Profil kesehatan kabupaten banyumas.

(online)

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2

014/3302_Jateng_Kab_Banyumas_2014.pdf

Setiawan, R. (2016). Teori dan praktek keperawatan keluarga. Semarang: Unnes

Press.

Suharni, R., dan Indarwati. (2010). Tingkat pengetahuan keluarga dan kesiapan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke di desa

Kebakkramat Karanganyar. Gaster, Volume 7, No. 2. (online)

http://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/17
Suyanto. (2011). Metode dan aplikasi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Tammase, J. (2013). Stroke dan pencegahannya. Makasar: Universitas Hasanudin.

Tilson, J. (2011). Kebanyakan orang jatuh terkena stroke, biasanya di rumah: studi.

(online) http: // www.news-medical.net diakses pada sabtu 14 mei 2016.

Utaminingsih, W. R. (2009). Mengenal & mencegah penyakit diabetes, hipertensi,

jantung dan. Stroke untuk hidup lebih berkualitas. Yogyakarta: Media Ilmu.

Wahyunah, & Saefulloh, S. (2016). Analisa faktor yang berhubungan dengan

kejadian stroke di RSUD Indramayu. Jurnal pendididikan keperawatan

Indonesia, Volume 2, No. 2. (online)

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=analisis+faktor

+yang+berhubungan+dengan+kejadian+stroke+di+RSUD+indramayu&btnG=

Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2013). Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 9.

Jakarta: EGC.
Lampiran 1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERLINDUNGAN PADA KELUARGA


TN. S YANG MENDERITA STROKE NON HEMORAGIK DI DESA
KEBOCORAN RT 01 RW 02 KECAMATAN KEDUNGBANTENG

KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh:

Dwi Susanti

P1337420215060

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERLINDUNGAN PADA KELUARGA

TN. S YANG MENDERITA STROKE NON HEMORAGIK DI DESA

KEBOCORAN RT 01 RW 02 KECAMATAN KEDUNGBANTENG

KABUPATEN BANYUMAS

Nama Pengkaji : Dwi Susanti

Tanggal : 19 Maret 2018

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. S

Umur : 48 Tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SD

Pekejaan :-

Alamat : Desa Kebocoran RT 01 RW 02 Kecamatan Sokaraja

Kabupaten Banyumas
2. Komposisi Keluarga

No Nama JK Umur Hubungan Pekerjaan Pendidikan Ket.


Keluarga
1. Ny. R P 38 th Istri Wiraswasta SD Anggota
kel.
2. An. L P 17 th Anak Pelajar SMA Anggota
Kel.
3. An. R P 7 th Anak Pelajar SD Anggota
kel.

3. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Laki-laki meninggal

: Perempuan : Perempuan meninggal

: Menikah : Garis keturunan

: Anggota keluarga sakit : Tinggal serumah


4. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. S adalah tipe keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri dari

suami, istri dan anak yang tinggal dalam satu rumah.

5. Suku Bangsa

a. Asal Suku Bangsa : Jawa

b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : tidak ada budaya yang

mengikat dan terpantang terhadap kesehatannya.

6. Agama dan Kepercayaan

Tn. S dan keluarga beragama islam yang taat beribadah yaitu dengan

menjalankan sholat lima waktu dan mengaji. Tidak ada kepercayaan di

keluarga yang bertentangan dengan kesehatan.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Ny. R yaitu istri Tn. S bekerja

wiraswasta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kelaurga Tn. S

b. Penghasilan : kurang lebih penghasilan keluarga Tn. S dalam satu bulan

yaitu Rp. 800.000-,

c. Upaya lain : terkadang Tn. S mendapatkan kiriman dari bekas bosnya dulu

setiap bulannya sebesar Rp 300.000-, dimana Tn. S dulu bekerja sebagai

supir pada saat sebelum sakit.

d. Harta benda yang dimiliki : keluarga Tn. S menepati rumah dengan

perabot yang sederhana seperti lemari kayu, kipas angina, tv, dll.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulannya : untuk memenuhi kebutuhan

primer Tn. S merasa cukup.

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Rekreasi keluarga Tn. S biasanya hanya dilakukan dengan menonton

televisi bersama di waktu luang.

9. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan Tn. S adalah keluarga dengan anak remaja. Dengan

tugas perkembangan sebagai berikut:

1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja

menjadi dewasa dan semakin mandiri.

2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahapan tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti

Tn. S adalah anak terakhir dari 5 bersaudara. Di keluarga Tn. S ada yang

menderita stroke non hemoragik yaitu Ny. R kakak perempuannya

nomor 3 sejak 2 tahun yang lalu. Ayah Tn. S juga memiliki riwayat

hipertensi. Tn. S mengatakan bahwa dirinya menderita stroke non

hemoragik sejak satu tahun yang lalu. Tn. S mengetahui dirinya terkena

stroke non hemoragik setelah dirinya dirawat di RSUD Ajibarang pada


satu tahun yang lalu. Tn. S mengeluh kaki dan tangan kanan kaku sulit

digerakkan. Kaki kanan agak sulit untuk berjalan dan harus berjalan pelan,

tidak bisa berjalan jauh hanya disekitar rumah, jari-jari tangan sedikit

menekuk. Tn. S mengatakan kadang-kadang berolahraga dengan berjalan-

jalan kecil di sekitar rumah, itupun kalau Tn. S ingin berolahraga. Saat ini

Tn. S masih melakukan control sebulan sekali di RSUD Margono dan

masih minum obat secara rutin. Kekuatan otot Tn. S:

3 5

3 5

Tn. S mengatakan pernah jatuh terpeleset satu tahun yang lalu. Istri Tn. S

tidak memiliki riwayat keturunan Hipertensi, DM, Stroke dan penyakit

keturunan lainnya. Sedangkan kedua anak Tn. S yaitu An. L dan An. R

saat ini dalam keadaan sehat.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Tn. S memiliki riwayat penyakit stroke non hemoragik sejak 1 tahun yang

lalu dan memiliki riwayat hipertensi. Pernah menjalani perawatan di

RSUD Ajibarang selama 5 hari dan masih menjalani kontrol rutin selama

1 bulan sekali di RSUD Margono. Ayah Tn. S juga memiliki riwayat

hipertensi, kakak kandungnya Ny. R juga menderita stroke yang sama

dengan Tn. S.
e. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Puskesmas

Kedungbanteng, Politeknik Kesehatan Desa (PKD) Kebocoran, RSUD

Ajibarang dan RSUD Margono.

10. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

1) Luas rumah ukuran 111 m2. Dengan 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1

dapur, 1 ruang makan dan 1 kamar mandi. Lantai rumah dengan

keramik dan beratapkan genteng.

2) Sumber air menggunakan sumur pompa, WC bentuk leher angsa,

saluran air dialirkan ke spticteng, ventilasi dirumah cukup terpapar

sinar matahari. Untuk malam hari menggunakan listrik dengan

penerangan cukup.

Denah rumah:
6m

U B A
B T
S
C 16 m
B

5m F D B
E

9m
Keterangan:

A : Ruang tamu

B : Kamar tidur

C : Ruang keluarga

D : Ruang dapur

E : Kamar mandi

F : Gudang

b. Type rumah : permanen

1) Kepemilikan sendiri

2) Jumlah ruangan dalam rumah ada 8 ruangan dengan pemanfaatan yang

cukup baik

3) Ventilasi cukup terpapar sinar matahari

4) Sumber air bersih : sumur pompa

5) Kamar mandi/wc : bentuk leher angsa

6) Kebersihan lingkungan rumah cukup, rumah terlihat rapi

7) Pengelolaan sampah : sampah dibuang dan dikumpulkan di bekas

kolam belakang rumah lalu dibakar.

c. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

1) Kebiasaan masyarakat disekitar

Di Desa Kebocoran ada kebiasaan untuk sholat subuh, maghrib, dan

isya berjamaah dan ada acara pengajian setiap hari jum’at di Mushola
tersebut. Tidak ada kesepakatan masyarakat yang bertentangan dengan

kesehatan, dan arisan RT diadakan rutin setiap bulan.

2) Aturan dalam masyarakat

Setiap warga diwajibkan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan

terutama kebersihan sekitar rumah masing-masing. Setiap warga wajib

menciptakan kenyamanan dan keamanan lingkungan. Tidak ada aturan

yang bertentangan dengan kesehatan.

3) Kebersihan lingkungan masyarakat

Lingkungan di Desa Kebocoran RT 01 RW 02 terbilang cukup bersih.

Meski jarang diadakan kerja bakti, masing-masing warga rutin

menjaga kebersihan lingkungan rumah sendiri. pengelolaan sampah

dilakukan dengan cara dikumpulkan kemudian dibakar.

4) Budaya jawa yang dianut turun menurun

Tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.

d. Mobilitas geografis keluarga

Sebelum dan sesudah menikah Tn. S tinggal di Desa Kebocoran RT 01

RW 02 Kecamatan Kedungbanteng hingga saat ini. Tn. S sekarang tidak

bekerja karena penyakit yang dideritanya. Kebutuhan sehari-hari dipenuhi

dari penghasilan Ny. R yang bekerja sebagai wiraswasta. Jarak rumah

dengan pelayanan kesehatan (PKD) sekitar 100 meter dari rumah.

Sedangkan jarak ke puskesmas Kedungbanteng berjarak sekitar 500 meter

dengan menggunakan sepeda motor.


e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Semenjak sakit Tn. S jarang mengikuti kegiatan kumpulan seperti arisan

RT. Namun Tn. S dan Ny. R masih rutin mengikuti kumpulan yang ada di

lingkungan rumah tinggal mereka seperti pengkajian karena Musholanya

dekat dengan rumah Tn. S. Hubungan keluarga Tn. S dengan tetangga

akrab dan harmonis.

f. System pendukung

Keluarga Tn. S memiliki fasilitas jaminan kesehatan. Jarak rumah dengan

pelayanan kesehatan (PKD) sekitar 100 meter dari rumah. Sedangkan

jarak ke puskesmas Kedungbanteng berjarak sekitar 500 meter dengan

menggunakan sepeda motor.

g. Struktur keluarga :

1) Pola/cara komunikasi keluarga

Komunikasi terbuka dan menggunakan bahasa ngoko. Di dalam

keluarga terlihat sekali bagaimana yang tua menyayangi yang lebih

muda dan yang muda menghormati yang lebih tua. Jika ada masalah

dibicarakan bersama.

2) Struktur kekuatan keluarga

Tn. S dan keluarga mengambil keputusan dengan bermusyawarah

bersama.
3) Struktur peran

Tn. S berperan sebagai kepala keluarga sekaligus sebagai bapak untuk

anaknya.

4) Nilai dan norma keluarga

Sesuai dengan norma masyarakat setempat, tidak ada norma yang

bertentangan. Keluarga Tn. S memiliki norma untuk seluruh anggota

keluarganya yaitu menghormati orang yang lebih tua dan harmonis

dengan sesama anggota keluarga.

11. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Tn. S mengatakan bahwa anggota keluarganya saling menyayangi dan

menghormati. Apabila ada anggota yang kesulitan maka akan saling

membantu.

b. Fungsi sosial

Kerukunan, interaksi dan hubungan dalam keluarga baik, terkadang ada

percekokan tetapi dapat terselesaikan dengan baik. Anggota yang dominan

dalam pengambilan keputusan adalan Tn. S dan Ny. R. Kegiatan keluarga

pada saat senggang yaitu berkumpul dengan anggota keluarga serta

menonton tv. Keluarga Tn. S cukup berpartisipasi dalam kegiatan sosial di

lingkungan rumah tinggalnya.


c. Fungsi perawatan keluarga

1) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

Anggota keluarga Tn. S mengatakan mengetahui menderita stroke non

hemoragik sejak satu tahun yang lalu setelah Tn. S dibawa ke RSUD

Ajibarang. Namun keluarga belum mengetahui penyebab, tanda dan

gejala stroke non hemoragik, belum mengetahui akibat stroke bila

tidak dilakukan perawatan yang benar di rumah. Keluarga sudah

mengetahui bahwa keadaan Tn. S beresiko jatuh.

2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan yang tepat

Keluarga Tn. S dalam mengambil keputusan untuk melakukan

perawatan atau melakukan pemeriksaan masih kurang. Keluarga akan

pergi ke pelayanan kesehatan terdekat hanya kalau sakit yang

dirasakan sudah parah.

3) Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit

Keluarga Tn. S belum maksimal merawat anggota keluarga yang sakit.

Hal ini dibuktikan dengan Tn. S tidak rutin melakukan latihan gerak

sendi atau olahraga untuk mengatasi kekakuan pada tangan dan kaki

kanannya. Tn. S berolahraga hanya jika merasa ingin saja. Keluarga

juga kurang membantu dan memotivasi Tn. S untuk melakukan

olahraga/ latihan gerak sendi. Tn. S juga mempunyai riwayat jatuh


satu tahun yang lalu karena terpeleset. Dalam merawat Tn. S keluarga

sudah mengontrol makanan yang dikonsumsi Tn. S.

4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat

Keluarga Tn. S mengatakan mereka tahu bahwa lingkungan dapat

mempengaruhi kesehatan orang disekelilingnya. Hal ini dibuktikan

dengan barang-barang yang ada di rumah Tn. S terlihat rapih dan

lantai tampak bersih, selain itu lingkungan rumah terhindar dari hal-

hal yang membahayakan Tn. S seperti lantai licin, perabotan kayu

rapuh, dll. Keluarga selalu berusaha menjaga kerapihan dan

kebersihan, bila rumah nampak berantakan langsung dirapihkan.

5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat

Keluarga Tn. S mengatakan bahwa mempunyai kartu jaminan

kesehatan. Namum keluarga Tn. S jarang memeriksakan diri secara

rutin ke layanan kesehatan. Jika ada anggota keluarga yang sakit

membeli obat dari warung terlebih dahulu kemudian hanya beristirahat

dengan dibawa tidur. Namun jika keadaannya tidak ada perubahan dan

semakin memburuk, langsung dibawa ke Puskesmas atau pelayanan

kesehatan terdekat.

d. Fungsi Reproduksi

Istri Tn. S mengikuti program keluarga berencana dengan menggunakan

KB suntik. Tn. S dan Ny. R memiliki 2 orang anak dan belum

berkeinginan untuk mempunyai anak lagi.


e. Fungsi Ekonomi

Tn. S sekarang tidak bekerja karena penyakit yang dideritanya. Kebutuhan

sehari-hari dipenuhi dari penghasilan Ny. R yang bekerja sebagai

wiraswasta dengan pendapatan yang didapat setiap bulannya sekitar Rp

800.000 dengan pengeluaran yang tidak pasti sesuai dengan kebutuhan

keluarga Tn. S.

12. Stress dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka pendek : Tn. S mengatakan masalah untuk saat ini adalah

kesehatan dirinya. Tn. S menanyakan bagaimana melakukan perawatan

pada penyakitnya agar kaku pada kaki dan tangan kanan dapat teratasi.

b. Stressor jangka panjang : ingin selalu bisa memenuhi kebutuhan hidupnya

dan berharap segera sembuh..

c. Respon keluarga dengan stressor : bila ada masalah Tn. S dan keluarga

selalu berdoa karena keluarga Tn. S menganggap bahwa semua masalah

yang terjadi adalah ujian dari Tuhan yang harus dijalani dengan ikhlas dan

tetap bertawakal.

d. Strategi koping : Keluarga Tn. S menggunakan cara berdiskusi dan

bermusyawarah dalam memecahkan masalah dan mencapai keputusan

untuk memecahkan masalah.

e. Strategi adaptasi disfungsional : keluarga Tn. S mengatakan apabila

merasa tidak enak badan, keluarga Tn. S hanya mengistirahatkan badan

sejenak.
13. Harapan Keluarga

a. Terhadap masalah kesehatannya : berharap ingin cepat senbuh dan selalu

diberikan kesehatan untuk kedepannya.

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : minta diberi informasi tentang

penyakit yang dideritanya.

14. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Tn. S (Klien) Ny. R An. R
Kesadaran Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Keadaan Baik Baik Baik
umum
Kepala dan Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
rambut mesochepal, mesochepal, rambur mesochepal,
ramput hitam putih hitam putih lurus, rambut hitam
lurus, bersih bersih panjang lurus,
bersih
Mata Sclera anikterik, Sclera anikterik, Sclera anikterik,
conjunctiva conjunctiva conjunctiva
ananemis, ananemis, ananemis,
penglihatan masih penglihatan masih penglihatan masih
baik baik baik
Hidung Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
pembesaran polip, pembesaran polip, pembesaran polip,
bersih bersih bersih
Mulut dan Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
gigi lembab, jumlah lembab, tidak ada lembab, tidak ada
gigi sudah tidak karies gigi karies gigi
lengkap
Telinga Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
serumen berlebih serumen berlebih serumen berlebih
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran tiroid, pembesaran tiroid, pembesaran tiroid,
tidak ada tidak ada tidak ada
peningkatan JVP peningkatan JVP peningkatan JVP
Dada: Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
jantung simetris, retraksi simetris, retraksi simetris, retraksi
dinding dada (-), dinding dada (-), dinding dada (-),
suara nafas suara nafas suara nafas
vesikuler, ictus vesikuler, ictus vesikuler, ictus
cordis teraba ICS cordis teraba ICS 5. cordis teraba ICS 5.
5.
Abdomen Auskultasi: bising Auskultasi: bising Auskultasi: bising
usus 15x/menit. usus 17x/menit. usus 10x/menit.
Inspeksi: buncit Inspeksi: buncit Inspeksi: datar
Palpasi: tidak ada Palpasi: tidak ada Palpasi: tidak ada
nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan.
Perkusi: timpani Perkusi: timpani Perkusi: timpani
Kulit Warna sawo Warna sawo matang, Warna sawo
matang, turgor turgor kulit baik, matang, turgor
kulit baik, tidak tidak ada decubitus, kulit baik, tidak ada
ada decubitus, akral hangat. decubitus, akral
akral hangat. hangat.
Punggung Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Genetalia Laki-laki, tidak ada Perempuan, tidak Perempuan, tidak
keluhan ada keluhan ada keluhan
Ekstremitas Kekuatan otot: Kekuatan otot: Kekuatan otot:
atas dan kanan (3), kiri(5), kanan (5), kiri (5), kanan (5), kiri (5),
bawah tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema,
pergerakan: kanan pergerakan normal pergerakan normal
(tidak makimal),
kiri (maksimal).
Tanda-tanda TD: 160/90 mmHg TD: 110/70 mmHg N: 95 x/menit
vital N: 83 x/menit N: 84 x/menit RR: 20 x/menit
RR: 23 x/menit RR: 25 x/menit S: 36°C
S: 36°C S: 36,5°C BB: 25 kg
BB: 65 Kg BB: 55 Kg TB: 120 Cm
TB: 165 Cm TB: 155 Cm

15. Analisa Data

DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


DS: Ketidakmampuann Ketidakefektifan
- Tn. S mengatakan keluarga merawat perlindungan
tangan dan kaki kanan anggota keluarga yang
kaku, sulit digerakan sakit stroke non
dengan bebas sejak hemoragik
satu tahun yang lalu.
- Tn. S mengatakan
tidak bisa berjalan
jauh, hanya disekitar
lingkungan rumah saja
- Tn. S mengatakan
tidak pernah
menggunakan alat
bantu jalan
- Tn. S mengatakan
pernah jatuh saat
berjalan sekitar satu
tahun yang lalu karena
terpeleset.
- Tn. S mengatakan
jarang melakukan
olahraga atau latihan
anggota gerak, Tn. S
melakukan olahraga
jika merasa ingin saja.
- Keluarga mengatakan
menjaga kebersihan
rumah dan
mengatakan
mengetahui bahwa Tn.
S beresiko jatuh.

DO:
- Tn. S mengalami
keterbatasan dalam
bergerak, terlihat
pelan saat berjalan,
keseimbangan pasien
baik, tidak
menggunakan alat
bantu jalan
- Jari-jari tangan kanan
sulit digerakkan
dengan bebas, sedikit
menekuk
- Perbotan tidak
berserakan, lantai
tidak licin
- Kekuatan otot
3 5
3 5
- TD : 160/90 mmHg
N : 83 X/menit
RR : 23 x/menit
S : 36°C

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidakefektifan perlindungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit stroke non hemoragik.

C. INTERVENSI

Tujuan NIC
Umum Khusus
Setelah dilakukan tindakan 1. Setelah dilakukan tindakan Identifikasi Risiko –
keperawatan selama 5 kali keperawatan selama 1x45 6610:
kunjungan, diharapkan menit, diharapkan klien dan 1. Kaji ulang data yang
ketidakefektifan keluarga mampu mengenal dan didapatkan dari
perlindungan yang dialami memahami masalah kesehatan pengkajian risiko
pasien dapat teratasi. yang dialami klien, dengan secara rutin
kriteria hasil: 2. Identifikasi adanya
NOC: Perilaku Promosi sumber-sumber agensi
Kesehatan - 1602 untuk membantu
Indikator Awal Tujuan menurunkan faktor
Menggunakan 2 4 risiko
perilaku yang 3. Identifikasi risiko
menghundari biologis, lingkungan
risiko dan perilaku serta
Memonitor 3 4 hubungan timbal
lingkungan
balik.
terkait dengan
risiko
Melakukan 2 4
perilaku
kesehatan
secara rutin
Menggunakan 2 4
latihan rutin
yang efektif
Keterangan:
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunujukan

2. Setelah dilakukan tindakan Surveilans – 663:


keperawatan 1x45 menit, 1. Pilih indicator
diharapkan keluarga dapar pemantauan pada
mengambil keputusan yang pasien, sesuaikan
tepat dalam memberikan dengan kondisi
tindakan untuk mengatasi pasien.
ketidakefektifan perlindungan, 2. Kaji adanya tanda
dengan kriteria hasil: awal yang harus
NOC: Kognisi – 0900 segera ditangani.
Indikator Awal Tujuan 3. Tanyakan kepada
Pemahaman 3 5 pasien mengenai
tentang tanda, gejala, dan
makna masalah yang dialami
situasi 4. Monitor kemampuan
Memproses 3 5 pasien dalam
informasi
menjalankan aktivitas
Menimbang 3 5
alternatif-
sehari-harinya
alternatif
ketika
membuat
keputusan
Penganbilan 3 5
keputusan
yang tepat
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

3. Setelah dilakukan tindakan Bantuan perawatan diri –


keperawatan 1x45 menit menit, 1800 :
diharapkan keluarga mampu 1. Berikan bantuan
merawat anggota keluarga yang sampai pasien mampu
sakit, dengan kriteria hasil:
NOC: Pergerakan – 0208 melakukan perawatan
Indikator Awal Tujuan diri mandiri
keseimbangan 3 5 2. Dorong pasien untuk
Cara berjalan 3 5 melakukan aktivitas
Gerakan 3 5 normal sehari-hari
sendi sampai batas normal
Bergerak 3 5 kemampuan (pasien)
dengan 3. Dororng kemandirian
mudah pasien, tapi bantu
Keterangan: ketika pasien tidak
1. Sangat terganggu nampu melakukannya.
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

4. Setelah dilakukan tindakan Terapi latihan: ambulasi –


keperawatan 1x45 menit 0221:
diharapka keluarga mampu 1. Beri pasien pakaian
memelihara lingkungan yang yang tidak mengekang
sehat, dengan kriteria hasil: 2. Sediakan tempat tidur
NOC: Pengetahuan: keamanan berketinggian rendah,
pribadi – 1809 yang sesuai.
Indikator Awal Tujuan 3. Bantu pasien untuk
Strategi 2 4 berpindahan, sesuai
pencegahan kebutuhan
jatuh
4. Terapkan/ sediakan
Strategi 2 4
pengurangan alat bantu (tongkat,
risiko walker, atau kursi
Langkah- 2 4 roda).
langkah
kemanan
rumah
Penggunaan 2 4
alat bantu
yang benar
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
5.Setelah dilakukan kunjungan Dukungan kelompok –
1x45 menit, diharapkan klien dan 5430:
keluarga mampu memanfaatkan 1. Pertahankan suasana
fasilitas kesehatan yang ada positif untuk
dengan kriteria hasil: mendukung perubahan
NOC: Pengetahuan: Promosi gaya hidup.
kesehatan – 1823 2. Anjurkan melakuakan
Indicator Awal Tujuan control kesehatan ke
Perilaku yang 2 4 dokter jika diperlukan.
meningkatkan
kesehatan
Pemeriksaan 2 4
kesehatan yang
direkomendasikan
Perilaku untuk 2 4
mencegah cedera
yang tidak
sengaja
Sumber informasi 2 4
peningkatan
kesehatan
terkemuka
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
D. IMPLEMENTASI

Tanggal/jam implementasi Evaluasi Formatif paraf

Senin, 19 Kunjungan pertama : S:-Tn. S dan keluarga


maret 2018 Pengkajian keperawatan mengatakan senang dan
14.00 WIB 1. Memperkenalkan diri menerima kedatangan
2. Membina hubungan mahasiswa.
saling percaya -Tn. S mengatakan
3. Menjelaskan maksud dan memiliki masalah
tujuan pada pasien kesehatan yaitu tangan dan
4. Memberikan informd kaki kanan kaku, sulit
consent digerakkan secara bebas
5. Mengkaji keluhan Tn. S sejak satu tahun yang lalu.
dan anggota keluarga Tn. -Tn. S dan keluarga
S mengatakan tidak tahu
6. Melakukan pemeriksaan tentang penyakit stroke non
tanda-tanda vital dan head hemoragik, tidak tahu
to toe. penyebab, tidak tahu tanda
dan gejalanya, dan cara
Implementasi keperawatan: pencegahannya.
1. Melakukan pengkajian -Tn. S mengatakan pernah
mengenai pola hidup jatuh satu tahun yang lalu
harian keluarga. karena terpeleset.
2. Mengkaji tingkat O:-Tn. S dan keluarga tampak
pengetahuan klien dan antusias dan menjawab
keluarga tentang penyakit pertanyaan.
stroke, penyebab, tanda -Tn. S pelo saat berbicara,
dan gelaja, dan cara jari tangan kanan sedikit
pencegahan stroke non menekuk, berjalan pelan.
hemoragik -Tn. S dan keluarga saat
3. Mengkaji pengetahuan ditanya tentang penyakit
keluarga tentang penyakit Tn. S, penyebab, tanda dan
stroke non hemoragik, gejala, serta cara
kemampuan keluarga pencegahan stroke non
mengambil keputusan hemoragik tampak
untuk anggota keluarga kebingungan dan tidak
yang sakit, merawat mampu menjawab.
anggota keluarga yang -TTV Tn. S: TD: 160/90
sakit, modifikasi mmHg, S: 36°C, N: 83
lingkungan rumah, dan x/menit, RR: 23x/menit.
kemampuan keluarga -TTV Ny. R: TD: 110/70
memanfaatkan fasilitas mmHg, S: 36,5°C, N: 84
kesehatan yang ada. x/menit, R: 25 x/menit.
4. Mengkaji adanya tanda A: Mahasiswa dapat
awal yang harus segera melanjutkan intervensi
ditangani P:-Kontrak waktu untuk
5. Mengidentifikasi adanya melakukan intervensi
sumber-sumber agensi selanjutnya.
untuk membantu -Beri pendidikan kesehatan
menurunkan faktor risiko tentang pengertain,
6. Memberikan waktu penyebab, tanda dan gejala,
kepada keluarga untuk serta cara pencegahan
bertanya stroke non hemoragik.
7. Kontrak untuk pertemuan
selanjutnya.

Rabu, 21 Kunjungan kedua: S:-Tn. S dan keluarga


Maret 2018 1. Mengucapkan salam menjawab salam
11.00 WIB 2. Memvalidasi keadaan -Tn. S dan keluarga
pasien mengatakan sudah jelas dan
3. Mengingatkan kontrak paham tentang pengertian,
sebelumnya penyebab, tanda dan gejala,
4. Menjelaskan tujuan serta pencegahan stroke non
5. Memberikan pendidikan hemoragik
kesehatan tentang -Tn. S dan keluarga
pengertian, penyebab, megatakan akan melakukan
tanda dan gejala, serta apa yang dianjurkan
perawatan strpoke non mahasiswa seperti menjaga
hemoragik pola makan dan olahraga
6. Memonitor kemampuan O:-Tn. S dan keluarga tampak
pasien dalam menjalankan antusias, kooperatif dan
aktivitas sehari-hari memperhatikan saat penkes.
7. Memberikan -Tn. S dan keluarga masih
reinforcement positif dibantu mahasiswa saat
terhadap keluarga menjelaskan kembali
8. Kontrak waktu untuk tentang penyuluhan yang
pertemuan selanjutnya sudah diberikan.
A: Mahasiswa dapat
melanjutkan intervensi
P:-Kontrak waktu untuk
melakukan intervansi
selanjutnya.
-Berikan pendidikan
kesehatan tentang cara
perawatan stroke non
hemoragik saat di rumah.

Kamis, 22 Kunjungan ketiga: S:-Tn. S dan keluarga


maret 2018 1. Mengucapkan salam Menjawab salam.
19.00 WIB 2. Memvalidasi keadaan -Tn. S dan keluarga
pasien. mengatakan sudah jelas dan
3. Mengingatkan kontrak paham tentang
4. Menjelaskan tujuan ketidakefektifan
5. Memberikan pendidikan perlindungan dan keluarga
kesehatan tentang mengetahui cara merawat
ketidakefektifan Tn. S yang benar.
perlindungan dan cara -Tn. S mengatakan
perawatan stroke non melakukan kegiatan sehari-
hemoragik di rumah. hari dilakukan sendiri, Tn. S
6. Memberikan bantuan baru akan meminta bantuan
sampai pasien mampu jika tidak bisa
melakukan perawatan diri melakukannya sendiri.
mandiri. O:-Tn. S dan keluarga tampak
7. Mendorong kemandirian antusias dan koopertaif
pasien, tapi bantu ketika -Keluarga masih dibantu
pasien tidak mampu mahasiswa saat
melakukannya. menjelaskan kembali
8. Mendorong pasien untuk tentang penyuluhan yang
melakukan aktivitas sudah diberikan.
normal sehari-hari sampai -Tn. S berjalan sendiri
batas normal kemampuan tanpa bantuan keluarganya
(pasien). walaupun berjalan pelan.
9. Memberikan reinforment A: Mahasiswa dapat
positif pada pasien dan melanjutkan intervensi.
keluarga P:-Kontrak waktu untuk
10. Kontrak waktu untuk melakukan intervensi
pertemuan selanjutnya. selanjutnya
-Beri pendidikan kesehatan
tentang cara pencegahan
cedera akibat jatuh dan
rumah sehat (modifikasi
lingkungan).
Jumat, 23 Kunjungan ke empat: S:-Tn. S dan keluarga
Maret 2018 1. Mengucapkan salam menjawab salam.
19.00 WIB 2. Memvalidasi keadaan -Keluarga mengatakan
pasien dan keluarga sudah jelas dan paham
3. Mengingatkan kontrak tentang cara mencegah
4. Menjelaskan tujuan cedera pada Tn. S akibat
5. Memberikan pendidikan jatuh
kesehatan tentang cara -Tn. S mengatakan pernah
pencegahan cedera akibat jatuh terpeleset satu tahun
jatuh. yang lalu.
6. Menganjurkan pasien -Keluarga mengatakan akan
memakai pakaian yang melakukan apa yang
tidak mengekang dianjurkan oleh mahasiswa
7. Menganjurkan untuk yaitu menjaga kebersihan,
memakai tempat tidur kerapihan, dan menjaga
yang berketinggian lantai tidak licin agar Tn. S
rendah yang sesuai. terhindar dari resiko jatuh,
8. Menerapkan/menyediakan memakai pakaian yang
alat bantu (tongkat, nyaman (tidak ketat), dan
walker, atau kursi roda) memakai tempat tidur yang
jika diperlukan berketinggian rendah.
9. Memberikan reinforment -Tn. S mengatakan tidak
positif pada keluarga pernah menggunakan alat
10. Kontrak waktu untuk bantu jalan
pertemuan selanjutnya. O:-keluarga tampak antusias
dan koopertaif.
-keluarga menjawab semua
pertanyaan dengan baik dan
benar.
-Rumah tampak bersih dan
rapih. Pada ruang dapur dan
depan kamar mandi di beri
keset agar lantai tidak licin.
-Tn. S tampak berjalan pelan
tanpa menggunakan alat
bantu jalan.
A: Mahasiswa dapat
melanjutkan intervensi.
P:-Kontrak waktu untuk
melakukan intervensi
selanjutnya.
-Beri pendidikan kesehatan
tentang ROM dan
mendemonstrasikannya.

Sabtu, 24 Kunjungan kelima: S:-Tn. S dan keluarga


Maret 2018 1. Mengucapkan salam menjawab salam.
19.00 WIB 2. Memvalidasi keadaan -Tn. S dan keluarga
pasien dan keluarga. mengatakan sudah jelas dan
3. Mengingatkan kontak paham tentang ROM atau
4. Menjelaskan tujuan latihan gerak sendi.
5. Memberikan pendidikan -Tn. S mengatakan akan
kesehatan ROM dan melakukan latihan gerak
mendemonstrasikannya sendi setiap hari dan akan
6. Membantu pasien untuk meminta bantuan keluarga
berpindahan, sesuai jika tidak bisa melakukan
kebutuhan. sendiri.
7. Mempertahankan suasana -Tn. S mengatakan rutin
positif untuk mendukung melakukan control ke
perubahan gaya hidup. RSUD Margono setiap
8. Menganjurkan melakukan sebulan sekali.
control kesehatan ke O:-Tn. S dan keluarga tampak
dokter secara rutin. antusias dan kooperatif.
-Tn. S dan keluarga masih
dibantu mahasiswa pada
saat menjelaskan kembali
tentang penyuluhan yang
sudah diberikan.
-Tn. S dapat mengikuti
ROM dengan mengikuti
arahan mahasiswa dan
dilakukan sendiri.
-Tn. S menunjukan obat
yang diminum selama
sebulan.
A:-Mahasiswa dapat
melanjutkan intervensi
P: Kontrak waktu untuk
evaluasi/terminasi.
E. EVALUASI

Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf


Senin, 26 Ketidakefektifan S:-Tn. S dan keluarga mengatakan sudah
Maret 2018 perlindungan mengetahui dan paham tentang penyakit stroke
berhubungan non hemoragik, penyebab, tanda dan gejala,
dengan serta pencegahannya.
ketidakmampuan -Tn. S dan keluarga mengatakan sudah
keluarga mengetahui dan paham tentang ketidakefektifan
merawat anggota perlindungan dan mengetahui cara merawat Tn.
keluarga yang S dengan benar.
sakit stroke non - Keluarga mengatakan sudah paham dan
hemoragik mengetahui cara pencegahan cedera akibat jatuh
dan cara memodifikasi lingkungan dengan
benar agar Tn. S terhindar dari resiko jatuh.
- Tn. S mengatakan sudah melakukan ROM /
latihan sendi setiap hari. Tangan dan kaki kanan
masih kaku namun sudah lebih mudah untuk
digerakan dari pada beberapa hari yang lalu,
masih belum bisa berjalan jauh hanya disekitar
lingkungan rumah saja.
-Tn. S mengatakan masih melakukan control
kesehatannya ke RSUD Margono
O:-Tn. S dan keluarga masih dibantu mahasiswa
pada saat menjelaskan kembali tentang
pentuluhan yang diberikan.
-Rumah tampak bersih dan rapih, barang-barang
tidak berserakan, lantai juga tidak licin agar Tn.
S terhindar dari resiko jatuh.
-Tn. S dapat melakukan ROM secara mandiri
dengan mengikuti arahan mahasiswa.
-Tn. S terlihat berjalan pelan-pelan dengan baik
walaupun tidak menggunakan alat bantu,
keseimbangan pasien saat berjalan sudah baik.
Pergelangan kaki kanan sudah mudah
digerakan. Jari-jari tangan sudah mudah
diluruskan.
-Kekuatan otot
3 5
3 5
-TD: 150/90 mmHg
N: 82 x/menit
RR: 22x/menit
S: 36°C
A: Masalah ketidakefektifan perlindungan teratasi
sebangian
1. Klien dan keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan yang dialami klien
IndiKator Awal Tujuan Akhir
Menggunakan 2 4 4
perilaku yang
menghindari
risiko
Memonitor 3 4 4
lingkungan
terkait dengan
risiko
Melakukan 2 4 4
perilaku
kesehatan
secara rutin
Menggunakan 2 4 4
latihan rutin
yang efektif
Keterangan:
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunujukan

2. Keluarga mampu mengambil keputusan


terhadap masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarga yang sakit.
Indikator Awal Tujuan Akhir
Pemahaman 3 5 5
tentang
makna situasi
Memproses 3 5 4
informasi
Menimbang 3 5 5
alternatif-
alternatif
ketika
membuat
keputusan
Pengambilan 3 5 5
keputusan
yang tepat
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

3. Keluarga mampu merawat anggota


keluarga yang sakit
Indikator Awal Tujuan Akhir
keseimbangan 3 5 5
Cara berjalan 3 5 4
Gerakan sendi 3 5 4
Bergerak 3 5 4
dengan mudah
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

4. Keluarga mampu memelihara lingkungan


yang sehat (memodifikasi lingkungan).
Indikator Awal Tujuan Akhir
Strategi 2 4 4
pencegahan
jatuh
Strategi 2 4 4
pengurangan
risiko
Langkah- 2 4 4
langkah
kemanan
rumah
Penggunaan 2 4 4
alat bantu
yang benar
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

5.Klien dan keluarga dapat memanfaatkan


fasilitas kesehatan yang ada.
Indikator Awal Tujuan Akhir
Perilaku yang 2 4 4
meningkatkan
kesehatan
Pemeriksaan 2 4 4
kesehatan yang
direkomendasikan
Perilaku untuk 2 4 4
mencegah cedera
yang tidak
sengaja
Sumber informasi 2 4 4
peningkatan
kesehatan
terkemuka
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

P: Lanjutkan intervensi:
- Motivasi klien dan keluarga untuk
melakukan ROM secara rutin
- Pertahankan suasana positif yang dapat
mendukung perubahan gaya hidup pasien
kearah yang lebih baik.
Lampiran 2

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERLINDUNGAN PADA KELUARGA


TN. Y YANG MENDERITA STROKE NON HEMORAGIK DI DESA
KEBOCORAN RT 04/03 KECAMATAN KEDUNGBANTENG

KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh:

Dwi Susanti

P1337420215060

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERLINDUNGAN PADA KELUARGA

TN. Y YANG MENDERITA STROKE NON HEMORAGIK DI DESA

KEBOCORAN RT 04/03 KECAMATAN KEDUNGBANTENG

KABUPATEN BANYUMAS

Nama Pengkaji : Dwi Susanti

Tanggal : 29 Maret 2018

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. Y

Umur : 65 Tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SD

Pekejaan :-

Alamat : Desa Kebocoran RT 04 RW 03 Kecamatan

Kedungbanteng Kabupaten Banyumas


2. Komposisi Keluarga

No Nama JK Umur Hubungan Pekerjaan Pendidikan Ket.


Keluarga
1. Ny. R P 60 th Istri - SD Sehat
2. Sdr. S L 40 th Anak Buruh SD Sehat
3. Sdr. T L 35 th Anak Buruh SMK Sehat
4 Sdr. S L 32 th Anak Buruh S1 Sehat
5 Sdr. H L 30 th Anak Karyawan SMA Sehat
Swasta

3. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Laki-laki meninggal

: Perempuan : Perempuan meninggal

: Menikah : Tinggal satu rumah

: Anggota keluarga sakit


4. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. Y adalah tipe keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri dari

suami, istri dan anak yang tinggal dalam satu rumah.

5. Suku Bangsa

a. Asal Suku Bangsa : Jawa

b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : tidak ada budaya yang

mengikat dan terpantang terhadap kesehatannya.

6. Agama dan Kepercayaan

Tn. Y dan keluarga beragama islam yang taat beribadah yaitu dengan

menjalankan sholat lima waktu dan mengaji. Tidak ada kepercayaan di

keluarga yang bertentangan dengan kesehatan.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Anak-anak Tn. Y yang mencari

nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu Sdr. S, Sdr. T, Sdr. S

yang bekerja sebagai buruh dan Sdr. I yang bekerja sebagai karyawan

swasta. Tn. Y tidak dapat bekerja karena kondisi kesehatannya yang

kurang baik.

b. Penghasilan : penghasilan keluarga Tn. Y dalam sebulan yaitu sekitar Rp.

1.000.000,-

c. Upaya lain : terkadang Tn. Y mendapatkan kiriman dari anaknya yang lain

yang sudah tidak tinggal serumah dengan Tn. Y.


d. Harta benda yang dimiliki : keluarga Tn. Y menepati rumah dengan

perabot yang sederhana seperti lemari kayu, kipas angina, tv, dll.

e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulannya : untuk memenuhi kebutuhan

primer Tn. Y merasa cukup.

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Rekreasi keluarga Tn. Y biasanya hanya dilakukan dengan menonton

televisi bersama di waktu luang.

9. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan Tn. Y adalah keluarga dalam tahap lansia. Dengan

tugas keluarga sebagai berikut:

1) Mempertahankan pengaturan hidup

2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun/pensiun

3) Mempertahankan hubungan perkawinan

4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka

7) Melakukan life review masa lalu.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


c. Riwayat kesehatan keluarga inti

Tn. Y adalah anak ke 7 dari 8 bersaudara. Di keluarga Tn. Y tidak ada

yang menderita stroke non hemoragik seperti Tn. Y, tetapi ayah Tn. Y

memiliki riwayat hipertensi. Tn. Y mengatakan bahwa dirinya memiliki

riwayat penyakit stroke non hemoragik sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y

mengetahui dirinya terkena stroke non hemoragik setelah dirinya dirawat

di RSUD Margono selama 5 hari pada 6 tahun yang lalu. Setelah pulang

dari RS, Tn. Y tidak pernah melakukan kontrol ke RS karena kesulitan

berjalan. Tn. Y mengeluh tangan dan kaki kanannya kaku, sulit digerakan,

jari-jari tangan kananya juga menekuk sulit diluruskan. Kaki kanan diseret

saat berjalan dan harus berjalan secara pelan-pelan dan bicara masih pelo.

Tn. Y menggunakan tongkat untuk membantu berjalan sejak 5 tahun yang

lalu. Tn. Y juga tidak pernah melakukan olahraga atau latihan gerak

sendi. Kekuatan otot Tn. Y:

3 5

3 5

Tn. Y mengatakan pernah jatuh terpeleset sekitar 6 bulan yang lalu. Istri

Tn. Y tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, DM,

dan penyakit yang sama seperti Tn. Y. sedangkan ke 8 anaknya yaitu Sdr.

S, Ny. D, Ny. T, Sdr. T, Sdr. S, Sdr. I saat ini dalam keadaan sehat.
d. Riwayat keluarga sebelumnya

Tn. Y memiliki riwayat penyakit stroke non hemoragik sejak 6 tahun yang

lalu dan memiliki riwayat hipertensi. Pernah menjalani perawatan di

RSUD Margono selama 5 hari dan setelah pulang dari RSUD Margono

Tn. Y tidak melakukan control terhadap penyakitnya karena kesulitan

berjalan. Dalam keluarga Tn. Y ada yang memiliki riwayat hipertensi

yaitu ayah Tn. Y.

e. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Puskesmas

Kedungbanteng, Politeknik Kesehatan Desa (PKD) Kebocoran, dan

RSUD Margono.

10. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

1) Luas rumah ukuran 96 m2. Dengan 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1

dapur, 1 ruang makan dan 1 kamar mandi. Lantai rumah dengan

keramik dan beratapkan genteng.

2) Sumber air menggunakan sumur pompa, WC bentuk leher angsa,

saluran air dialirkan ke spticteng, ventilasi dirumah cukup terpapar

sinar matahari. Untuk malam hari menggunakan listrik dengan

penerangan cukup.
Denah rumah:

8m
B U

B 12 m S
B C

D E

Keterangan:

A : Ruang tamu

B : Kamar tidur

C : Ruang makan

D : Ruang dapur

E : Kamar mandi

b. Type rumah : permanen

1) Kepemilikan sendiri

2) Jumlah ruangan dalam rumah ada 7 ruangan dengan pemanfaatan yang

cukup baik

3) Ventilasi cukup terpapar sinar matahari

4) Sumber air bersih : sumur pompa

5) Kamar mandi/wc : bentuk leher angsa


6) Kebersihan lingkungan rumah cukup, rumah terlihat rapi dan lantai

tidak licin.

7) Pengelolaan sampah : sampah dibuang dan dikumpulkan di

pekarangan rumah lalu dibakar.

c. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

1) Kebiasaan masyarakat disekitar

Di Desa Kebocoran ada kebiasaan untuk sholat subuh, maghrib, dan

isya berjamaah dan ada acara pengajian setiap hari jum’at di Mushola

tersebut. Tidak ada kesepakatan masyarakat yang bertentangan dengan

kesehatan, dan arisan RT diadakan rutin setiap bulan.

2) Aturan dalam masyarakat

Setiap warga diwajibkan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan

terutama kebersihan sekitar rumah masing-masing. Setiap warga wajib

menciptakan kenyamanan dan keamanan lingkungan. Tidak ada aturan

yang bertentangan dengan kesehatan.

3) Kebersihan lingkungan masyarakat

Lingkungan di Desa Kebocoran RT 04 RW 03 terbilang cukup bersih.

Meski jarang diadakan kerja bakti, masing-masing warga rutin

menjaga kebersihan lingkungan rumah sendiri. pengelolaan sampah

dilakukan dengan cara dikumpulkan kemudian dibakar.

4) Budaya jawa yang dianut turun-menurun

Tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.


d. Mobilitas geografis keluarga

Sebelum dan sesudah menikah Tn. Y tinggal di Desa Kebocoran RT 04

RW 03 Kecamatan Kedungbanteng hingga saat ini. Tn. Y sekarang tidak

bekerja karena keterbatasan fisiknya. Kebutuhan sehari-hari dipenuhi dari

penghasilan anak-anaknya yaitu Sdr. S. Sdr. T, dan Sdr. S yang bekerja

sebagai buruh, sedangkan Sdr. I bekerja sebagai pegawai swasta. . Jarak

rumah dengan pelayanan kesehatan sekitar 200 meter dari rumah,

sedangkan jarak ke Puskesmas Kedungbanteng sekitar 500 meter dengan

menggunakan sepeda motor.

e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Semenjak sakit Tn. Y tidak pernah mengikuti kegiatan kumpulan seperti

arisan RT dan pengajian karena kondisi fisiknya. Hubungan keluarga Tn.

Y dengan tetangga akrab dan harmonis.

f. System pendukung

Keluarga Tn. Y memiliki fasilitas jaminan kesehatan yaitu BPJS. Jarak

rumah dengan pelayanan kesehatan sekitar 200 meter dari rumah,

sedangkan jarak ke Puskesmas Kedungbanteng sekitar 500 meter dengan

menggunakan sepeda motor.

11. Struktur keluarga :

1) Pola/cara komunikasi keluarga

Komunikasi terbuka dan sehari-hari menggunakan bahasa jawa ngoko.

Di dalam keluarga terlihat sekali bagaimana yang tua menyayangi


yang lebih muda dan yang lebih muda menghormati yang lebih tua.

Jika ada masalah dibicarakan bersama.

2) Struktur kekuatan keluarga

Tn. Y dan keluarga mengambil keputusan dengan bermusyawarah

bersama.

3) Struktur peran

Tn. Y berperan sebagai kepala keluarga sekaligus sebagai bapak untuk

anaknya dan sebagai kakek untuk cucunya.

4) Nilai dan norma keluarga

Sesuai dengan norma masyarakat setempat, tidak ada norma yang

bertentangan. Keluarga Tn. Y memiliki norma untuk seluruh anggota

keluarganya yaitu menghormati orang yang lebih tua dan harmonis

dengan sesama anggota keluarga.

12. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Tn. Y mengatakan bahwa anggota keluarganya saling menyayangi dan

menghormati. Apabila ada anggota yang kesulitan maka akan saling

membantu.

b. Fungsi sosial

Kerukunan, interaksi dan hubungan dalam keluarga baik, terkadang ada

percekokan tetapi dapat terselesaikan dengan baik. Anggota yang dominan

dalam pengambilan keputusan adalan Tn. Y dan Ny. R. Kegiatan


keluarga pada saat senggang yaitu berkumpul dengan anggota keluarga

serta menonton tv. Keluarga mengajarkan perilaku sosial yang baik sesuai

dengan norma keluarga dan norma masyarakat berlaku.

c. Fungsi perawatan keluarga

1) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

Anggota keluarga Tn. Y mengatakan mengetahui menderita stroke

non hemoragik sejak 6 tahun yang lalu setelah Tn. Y dibawa ke RSUD

Margono. Namun keluarga belum mengetahui penyebab, tanda dan

gejala stroke non hemoragik, belum mengetahui akibat stroke bila

tidak dilakukan perawatan di rumah. Keluarga sudah mengetahui

bahwa keadaan Tn. Y beresiko jatuh.

2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan yang tepat

Keluarga Tn. Y dalam mengambil keputusan untuk melakukan

perawatan atau melakukan pemeriksaan masih kurang. Keluarga akan

pergi ke pelayanan kesehatan terdekat hanya kalau sakit yang

dirasakan sudah parah.

3) Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit

Keluarga Tn. Y belum maksimal merawat anggota keluarga yang

sakit. Hal ini dibuktikan dengan Tn. Y tidak pernah melakukan

latihan gerak sendi untuk mengatasi kekakuan pada tangan dan kaki

kanannya. Keluarga juga kurang membantu dan memotivasi Tn. Y


untuk melakukan olahraga/latihan gerak sendi. Tn. Y juga pernah

jatuh terpeleset sekitar 6 bulan yang lalu. Dalam merawat Tn. Y,

keluarga sudah mengontrol makanan yang dikonsumsi Tn. Y.

4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat

Keluarga Tn. Y mengatakan mereka tahu bahwa lingkungan dapat

mempengaruhi kesehatan orang disekelilingnya. Hal ini dibuktikan

dengan barang-barang yang ada di rumah Tn. Y terlihat rapih dan

lantai tampak bersih, selain itu lingkungan rumah terhindar dari hal-

hal yang membahayakan Tn. S seperti lantai licin, perabotan kayu

rapuh, dll. Keluarga selalu berusaha menjaga kerapihan dan

kebersihan, bila rumah nampak berantakan langsung dirapihkan.

5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat

Keluarga Tn. Y mengatakan bahwa mempunyai kartu jaminan

kesehatan yaitu BPJS. Namum setelah Tn. Y dirawat di RSUD

Margono, Tn. Y tidak pernah menjalankan control ke RS atau

ketempat pelayanan kesehatan lainnya karena kesulitan berjalan. Jika

ada anggota keluarga yang sakit membeli obat dari warung terlebih

dahulu kemudian dibawa istirahat. Namun jika keadaannya tidak ada

perubahan dan semakin memburuk, langsung dibawa ke Puskesmas

atau pelayanan kesehatan terdekat.

d. Fungsi Reproduksi

Tn. Y memiliki 8 anak dan istrinya Ny. R sudah manupose.


e. Fungsi Ekonomi

Tn. Y sekarang tidak bekerja karena keterbatasan fisiknya. Kebutuhan

sehari-hari dipenuhi dari penghasilan anak-anaknya yaitu Sdr. S. Sdr. T,

dan Sdr. S yang bekerja sebagai buruh, sedangkan Sdr. I bekerja sebagai

pegawai swasta. Pendapatan yang didapat setiap bulannya sekitar Rp.

1.000.000 dengan pengeluaran yang tidak pasti sesuai kebutuhan keluarga

Tn. Y.

13. Stress dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka pendek : Tn. Y mengatakan masalah untuk saat ini adalah

kesehatan dirinya. Tn. Y menanyakan bagaimana melakukan perawatan

pada penyakitnya agar kaku pada kaki dan tangan kanan dapat teratasi.

b. Stressor jangka panjang : ingin selalu bisa memenuhi kebutuhan hidupnya

dan berharap segera sembuh.

c. Respon keluarga dengan stressor : bila ada masalah Tn. Y dan keluarga

selalu berdoa karena keluarga Tn. Y menganggap bahwa semua masalah

yang terjadi adalah ujian dari Tuhan yang harus dijalani dengan ikhlas

dan tetap tawakal.

d. Strategi koping: Keluarga Tn. Y menggunakan cara berdiskusi dan

bermusyawarah dalam memecahkan masalah dan mencapai keputusan

untuk memecahkan masalah.

e. Strategi adaptasi disfungsional : Keluarga Tn. Y mengatakan apabila tidak

enak badan, keluarga Tn. Y hanya mengistirahatkan badan sejenak.


14. Harapan Keluarga

a. Terhadap masalah kesehatannya : berharap ingin cepat senbuh dan selalu

diberikan kesehatan untuk kedepannya.

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : minta diberi informasi tentang

penyakit yang dideritanya dan dilakukan pemeriksaan ke rumahnya karena

Tn. Y susah untuk pergi kepelayanan kesehatan karena kondisi fisiknya.

15. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Tn. Y (Klien) Ny. R Sdr. S Sdr. T Sdr. S Sdr. I


Kesadaran Compos Compos Compos Compos Compos Compos
mentis mentis mentis mentis mentis mentis
Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik
umum
Kepala dan Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
rambut kepala kepala kepala kepala kepala kepala
mesochepal, mesochepal, mesochepal, mesochep mesochep mesochep
cepak, rambut cepak, al, cepak, al, cepak, al, cepak,
ramput hitam panjang, ramput ramput ramput ramput
putih lurus, warna hitam putih hitam hitam hitam
bersih rambut lurus, bersih lurus, lurus, lurus,
hitam putih bersih bersih bersih
lurus, bersih
Mata Sclera Sclera Sclera Sclera Sclera Sclera
anikterik, anikterik, anikterik, anikterik, anikterik, anikterik,
conjunctiva conjunctiva conjunctiva conjunctiv conjunctiv conjunctiv
ananemis, ananemis, ananemis, a a a
penglihatan penglihatan penglihatan ananemis, ananemis, ananemis,
kabur, kabur, normal. penglihata penglihata penglihata
menggunaka kadang n normal n normal n normal
n kaca mata menggunak
sebagai alat an kaca
bantu baca. mata
sebagai alat
bantu baca.
Hidung Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesara pembesara pembesara
polip, bersih polip, bersih polip, bersih n polip, n polip, n polip,
bersih bersih bersih
Mulut dan Mukosa bibir Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
gigi lembab, tidak bibir bibir bibir bibir bibir
bau mulut, lembab, lembab, lembab, lembab, lembab,
jumlah gigi tidak bau tidak bau tidak bau tidak bau tidak bau
sudah tidak mulut, mulut, tidak mulut, mulut, mulut,
lengkap jumlah gigi ada karies tidak ada tidak ada tidak ada
sudah tidak gigi karies gigi karies gigi karies gigi
lengkap
Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
serumen serumen serumen serumen serumen serumen
berlebih berlebih berlebih berlebih berlebih berlebih
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesara pembesara pembesara
tiroid, tidak tiroid, tidak tiroid, tidak n tiroid, n tiroid, n tiroid,
ada ada ada tidak ada tidak ada tidak ada
peningkatan peningkatan peningkatan peningkat peningkat peningkat
JVP JVP JVP an JVP an JVP an JVP
Dada: Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk Bentuk Bentuk
jantung simetris, simetris, simetris, dada dada dada
retraksi retraksi retraksi simetris, simetris, simetris,
dinding dada dinding dinding retraksi retraksi retraksi
(-), suara dada (-), dada (-), dinding dinding dinding
nafas suara nafas suara nafas dada (-), dada (-), dada (-),
vesikuler, vesikuler, vesikuler, suara suara suara
ictus cordis ictus cordis ictus cordis nafas nafas nafas
teraba ICS 5. teraba ICS teraba ICS vesikuler, vesikuler, vesikuler,
5. 5. ictus ictus ictus
cordis cordis cordis
teraba ICS teraba ICS teraba ICS
5. 5. 5.
Abdomen Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi Auskultasi Auskultasi
bising usus bising usus bising usus : bising : bising : bising
17x/menit. 18x/menit. 18x/menit. usus usus usus
Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: 18x/menit. 18x/menit. 18x/menit.
buncit buncit buncit Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Palpasi: tidak Palpasi: Palpasi: buncit datar datar
ada nyeri tidak ada tidak ada Palpasi: Palpasi: Palpasi:
tekan. nyeri tekan. nyeri tekan. tidak ada tidak ada tidak ada
Perkusi: Perkusi: Perkusi: nyeri nyeri nyeri
timpani timpani timpani tekan. tekan. tekan.
Perkusi: Perkusi: Perkusi:
timpani timpani timpani
Kulit Warna sawo Warna sawo Warna sawo Warna Warna Warna
matang, matang, matang, sawo sawo sawo
turgor kulit turgor kulit turgor kulit matang, matang, matang,
baik, tidak baik, tidak baik, tidak turgor turgor turgor
ada ada ada kulit baik, kulit baik, kulit baik,
decubitus, decubitus, decubitus, tidak ada tidak ada tidak ada
akral hangat. akral akral decubitus, decubitus, decubitus,
hangat. hangat. akral akral akral
hangat. hangat. hangat.
Punggung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan
Genetalia Laki-laki, Perempuan, Laki-laki, Laki-laki, Laki-laki, Laki-laki,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
Ekstremitas Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan
atas dan otot: kanan otot: kanan otot: kanan otot: otot: otot:
bawah (3), kiri(5), (5), kiri (5), (5), kiri (5), kanan (5), kanan (5), kanan (5),
tidak ada tidak ada tidak ada kiri (5), kiri (5), kiri (5),
edema, edema, edema, tidak ada tidak ada tidak ada
pergerakan: pergerakan pergerakan edema, edema, edema,
kanan (tidak normal normal pergeraka pergeraka pergeraka
makimal), n normal n normal n normal
kiri
(maksimal),
menggunaka
n tongkat
sebagai alat
bantu jalan.
Tanda-tanda TD: 170/100 TD: 130/80 TD: 120/80 TD: TD: TD:
vital mmHg mmHg mmHg 120/80 130/70 110/80
N:80 x/menit N:82x/menit N:83x/menit mmHg mmHg mmHg
RR:20 RR:23 RR:23 N:82 N:80 N:82
x/menit x/menit x/menit x/menit x/menit x/menit
S: 36,5°C S: 36°C S: 36°C RR:23 RR:23 RR:23
BB: 70 Kg BB: 60 Kg BB: 72 Kg x/menit x/menit x/menit
TB: 162 Cm TB: 155 Cm TB: 168 Cm S: 36,5°C S: 37°C S: 36°C
BB: 68 Kg BB: 69 Kg BB: 70 Kg
TB: 170 TB: 169 TB: 172
Cm Cm Cm

16. Analisa Data

DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


DS: Ketidakmampuan Ketidakefektifan
- Tn. Y mengatakan keluarga merawat perlindungan
tangan dan kaki kanan anggota keluarga yang
kaku, sulit digerakan sakit
dengan bebas sejak 6
tahun yang lalu.
- Tn. Y mengatakan
tidak bisa berjalan
jauh, hanya disekitar
lingkungan rumah saja
- Tn. Y mengatakan
menggunakan alat
bantu jalan sejak 5
tahun yang lalu.
- Tn. Y mengatakan
sering jatuh karena
terpeleset.
- Tn. Y mengatakan
tidak pernah
melakukan latihan
anggota gerak /latihan
sendi
- Keluarga mengatakan
menjaga kebersihan
rumah dan
mengatakan
mengetahui bahwa Tn.
Y beresiko jatuh.

DO:
- Tn. Y mengalami
keterbatasan dalam
bergerak, terlihat
pelan saat berjalan dan
diseret, keseimbangan
pasien kurang baik,
menggunakan tongkat
untuk membantu
berjalan.
- Jari-jari tangan kanan
sulit digerakkan
dengan bebas, sedikit
menekuk dan susah
untuk diluruskan.
- Perbotan tidak
berserakan, lantai
tidak licin
- Kekuatan otot
3 5
3 5
- TD : 170/100 mmHg
N : 80 X/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5°C

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidakefektifan perlindungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit stroke non hemoragik.


C. INTERVENSI

Tujuan NIC
Umum Khusus
Setelah dilakukan tindakan 1. Setelah dilakukan tindakan Identifikasi Risiko - 6610:
keperawatan selama 5 kali keperawatan selama 1x45 1. Kaji ulang data yang
kunjungan, diharapkan menit, diharapkan klien dan didapatkan dari
ketidak efektifan keluarga mampu mengenal dan pengkajian risiko
perlindungan yang dialami memahami masalah kesehatan secara rutin
pasien dapat teratasi. yang dialami klien, dengan 2. Identifikasi adanya
kriteria hasil: sumber-sumber agensi
NOC: Perilaku Promosi untuk membantu
Kesehatan - 1602 menurunkan faktor
Indikator Awal Tujuan risiko
Menggunakan 2 4 3. Identifikasi risiko
perilaku yang biologis, lingkungan
menghundari dan perilaku serta
risiko hubungan timbal
Memonitor 3 4 balik.
lingkungan
terkait dengan
risiko
Melakukan 2 4
perilaku
kesehatan
secara rutin
Menggunakan 1 4
latihan rutin
yang efektif
Keterangan:
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunujukan

2. Setelah dilakukan tindakan Surveilans – 663:


keperawatan 1x45 menit, 1. Pilih indicator
diharapkan keluarga dapar pemantauan pada
mengambil keputusan yang pasien, sesuaikan
tepat dalam memberikan dengan kondisi pasien.
tindakan untuk mengatasi 2. Kaji adanya tanda
ketidakefektifan perlindungan, awal yang harus
dengan kriteria hasil: segera ditangani.
NOC: Kognisi – 0900 3. Tanyakan kepada
Indikator Awal Tujuan pasien mengenai
Pemahaman 3 5 tanda, gejala, dan
tentang masalah yang dialami
makna 4. Monitor kemampuan
situasi pasien dalam
Memproses 3 5 menjalankan aktivitas
informasi sehari-harinya
Menimbang 3 5
alternatif-
alternatif
ketika
membuat
keputusan
Penganbilan 3 5
keputusan
yang tepat
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

3. Setelah dilakukan tindakan Bantuan perawatan diri –


keperawatan 1x45 menit menit, 1800 :
diharapkan keluarga mampu 1. Berikan bantuan
merawat anggota keluarga yang sampai pasien mampu
sakit, dengan kriteria hasil: melakukan perawatan
NOC: Pergerakan – 0208 diri mandiri
Indikator Awal Tujuan 2. Dorong pasien untuk
keseimbangan 2 5 melakukan aktivitas
Cara berjalan 2 5 normal sehari-hari
Gerakan 2 5 sampai batas normal
sendi kemampuan (pasien)
Bergerak 2 5 3. Dororng kemandirian
dengan pasien, tapi bantu
mudah
ketika pasien tidak
Keterangan:
nampu melakukannya.
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

4. Setelah dilakukan tindakan Terapi latihan: ambulasi –


keperawatan 1x45 menit 0221:
diharapka keluarga mampu 1. Beri pasien pakaian
memelihara lingkungan yang yang tidak mengekang
sehat, dengan kriteria hasil: 2. Sediakan tempat tidur
NOC: Pengetahuan: keamanan berketinggian rendah,
pribadi – 1809 yang sesuai.
Indikator Awal Tujuan 3. Bantu pasien untuk
Strategi 2 4 berpindahan, sesuai
pencegahan kebutuhan
jatuh 4. Terapkan/ sediakan
Strategi 2 4 alat bantu (tongkat,
pengurangan walker, atau kursi
risiko
roda).
Langkah- 2 4
langkah
kemanan
rumah
Penggunaan 2 4
alat bantu
yang benar
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

5.Setelah dilakukan kunjungan Dukungan kelompok –


1x45 menit, diharapkan klien dan 5430:
keluarga mampu memanfaatkan 1. Pertahankan suasana
fasilitas kesehatan yang ada positif untuk
dengan kriteria hasil: mendukung perubahan
NOC: Pengetahuan: Promosi gaya hidup.
kesehatan – 1823 2. Anjurkan melakuakan
Indikator Awal Tujuan control kesehatan ke
Perilaku yang 2 4 dokter jika diperlukan.
meningkatkan
kesehatan
Pemeriksaan 2 4
kesehatan yang
direkomendasikan
Perilaku untuk 2 4
mencegah cedera
yang tidak
sengaja
Sumber informasi 2 4
peningkatan
kesehatan
terkemuka
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

D. IMPLEMENTASI

Tanggal/jam Implementasi Evaluasi formatif Paraf

Kamis, 29 Kunjungan pertama : S: - Tn. Y dan keluarga


maret 2018 Pengkajian keperawatan mengatakan senang dan
14.00 WIB 1. Memperkenalkan diri menerima kedatangan
2. Membina hubungan mahasiswa.
saling percaya -Tn. Y mengatakan
3. Menjelaskan maksud dan memiliki masalah
tujuan pada pasien kesehatan yaitu tangan dan
4. Memberikan inform kaki kanan kaku, sulit
consent digerakkan secara bebas
5. Mengkaji keluhan Tn. Y sejak 6 tahun yang lalu.
dan anggota keluarga Tn. -Tn. Y dan keluarga
Y mengatakan tidak tahu
6. Melakukan pemeriksaan tentang penyakit stroke non
tanda-tanda vital dan head hemoragik, tidak tahu
to toe. penyebab, tidak tahu tanda
dan gejalanya, dan cara
Implementasi keperawatan: pencegahannya.
1. Melakukan pengkajian -Tn. Y mengatakan pernah
mengenai pola hidup jatuh terpelesat sekitar 6
harian keluarga. bulan yang lalu.
2. Mengkaji tingkat O:-Tn. Y dan keluarga tampak
pengetahuan klien dan antusias dan menjawab
keluarga tentang penyakit pertanyaan.
stroke, penyebab, tanda -Tn. Y pelo saat berbicara,
dan gelaja, dan cara jari tangan menekuk,
pencegahan stroke non berjalan pelan dan diseret.
hemoragik -Tn. Y dan keluarga saat
3. Mengkaji pengetahuan ditanya tentang penyakit
keluarga tentang penyakit Tn. Y, penyebab, tanda dan
stroke non hemoragik, gejala, serta cara
kemampuan keluarga pencegahan stroke non
mengambil keputusan hemoragik tampak
untuk anggota keluarga kebingungan dan tidak
yang sakit, merawat mampu menjawab.
anggota keluarga yang -TTV Tn. Y: TD: 170/100
sakit, modifikasi mmHg, S: 36,5°C, N: 8O
lingkungan rumah, dan x/menit, RR: 20x/menit.
kemampuan keluarga -TTV Ny. R: TD: 130/80
memanfaatkan fasilitas mmHg, S: 36°C, N: 82
kesehatan yang ada. x/menit, R: 23 x/menit.
4. Mengkaji adanya tanda -TTV Sdr. S: TD: 120/80
awal yang harus segera mmHg, S: 36°C, N:
ditangani 83x/menit, R: 23 x/menit.
5. Mengidentifikasi adanya -TTV Sdr. T: TD: 120/80
sumber-sumber agensi mmHg, S: 26,5°C, N:
untuk membantu 82bx/menit, R: 23 x/menit.
menurunkan faktor risiko -TTV Sdr. S: TD: 130/70
6. Memberikan waktu mmHg, S: 37°C, N: 82
kepada keluarga untuk x/menit, R: 23 x/menit.
bertanya -TTV Sdr. I: TD: 110/80
7. Kontrak untuk pertemuan mmHg, S: 36°C, N: 82
selanjutnya. x/mrenit, R: 23 x/menit.
A: Mahasiswa dapat
melanjutkan intervensi
P:-Kontrak waktu untuk
melakukan intervensi
selanjutnya.
-Beri pendidikan kesehatan
tentang pengertain,
penyebab, tanda dan gejala,
serta cara pencegahan
stroke non hemoragik.
Sabtu, 31 Kunjungan kedua: S:-Tn. Y dan keluarga
Maret 2018 1. Mengucapkan salam menjawab salam
14.00 WIB 2. Memvalidasi keadaan -Tn. Y dan keluarga
pasien mengatakan sudah jelas dan
3. Mengingatkan kontrak paham tentang pengertian,
sebelumnya penyebab, tanda dan gejala,
4. Menjelaskan tujuan serta pencegahan stroke non
5. Memberikan pendidikan hemoragik
kesehatan tentang -Tn. Y dan keluarga
pengertian, penyebab, mengatakan akan melakukan
tanda dan gejala, serta apa yang dianjurkan
perawatan strpoke non mahasiswa seperti menjaga
hemoragik pola makan dan olahraga.
6. Memonitor kemampuan -Tn. Y mengatakan
pasien dalam menjalankan melakukan aktivias sehari-
aktivitas sehari-hari hari secara mandiri, kadang
7. Memberikan meminta bantuan keluarga
reinforcement positif jika tidak bisa
terhadap keluarga melakukannya.
8. Kontrak waktu untuk O:-Tn. Y dan keluarga tampak
pertemuan selanjutnya antusias, kooperatif dan
memperhatikan saat penkes.
-Tn. Y dan keluarga dapat
menjawab pertanyaan
dengan benar.
- Tn. Y dibantu Ny. R saat
berjalan ke kamar mandi
agar tidak terpeleset.
A: Mahasiswa dapat
melanjutkan intervensi
P:-Kontrak waktu untuk
melakukan intervansi
selanjutnya.
-Berikan pendidikan
kesehatan tentang
ketidakefektifan
perlindungan dan cara
perawatan stroke non
hemoragik saat di rumah.
Minggu, 01 Kunjungan ketiga: S:-Tn. Y dan keluarga
april 2018 1. Mengucapkan salam Menjawab salam.
14.00 WIB 2. Memvalidasi keadaan -Tn. Y dan keluarga
pasien. mengatakan sudah jelas dan
3. Mengingatkan kontrak paham tentang
4. Menjelaskan tujuan ketidakefektifan
5. Memberikan pendidikan perlindungan dan keluarga
kesehatan tentang mengetahui cara merawat
ketidakefektifan Tn. Y yang benar.
perlindungan dan cara -Tn. Y mengatakan
perawatan stroke non melakukan kegiatan sehari-
hemoragik di rumah. hari dilakukan sendiri, dan
6. Memberikan bantuan meminta bantuan keluarga
sampai pasien mampu jika tidak bisa
melakukan perawatan melakukannya.
diri mandiri. O:-Tn. Y dan keluarga tampak
7. Mendorong kemandirian antusias dan koopertaif
pasien, tapi bantu ketika -Keluarga dapat menjawab
pasien tidak mampu pertanyaan dengan benar.
melakukannya. -Tn. Y berjalan pelan,
8. Mendorong pasien untuk diseret dan menggunakan
melakukan aktivitas tongkat.
normal sehari-hari sampai -Ny. R tampak membantu
batas normal kemampuan Tn. Y berjalan saat Tn. Y
(pasien). akan ke kamar mandi agar
9. Memberikan reinforment Tn. Y tidak terpeleset.
positif pada pasien dan A: Mahasiswa dapat
keluarga melanjutkan intervensi.
10. Kontrak waktu untuk P:-Kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya. melakukan intervensi
selanjutnya
-Beri pendidikan kesehatan
tentang cara pencegahan
cedera akibat jatuh dan
rumah sehat (modifikasi
lingkungan).

Senin, 02 Kunjungan ke empat: S:-Tn. Y dan keluarga


april 2018 1. Mengucapkan salam menjawab salam.
14.00 WIB 2. Memvalidasi keadaan -Keluarga mengatakan
pasien dan keluarga sudah jelas dan paham
3. Mengingatkan kontrak tentang cara pencegahan
4. Menjelaskan tujuan cedera akibat jatuh
5. Memberikan pendidikan -Tn. Y mengatakan pernah
kesehatan tentang cara jatuh terpeleset sekiar 6
pencegahan cedera akibat bulan yang lalu.
jatuh. -Keluarga mengatakan akan
6. Menganjurkan pasien melakukan apa yang
memakai pakaian yang dianjurkan oleh mahasiswa
tidak mengekang yaitu menjaga kebersihan,
7. Menganjurkan untuk kerapihan, dan menjaga
memakai tempat tidur lantai tidak licin agar Tn. Y
yang berketinggian terhindar dari resiko jatuh,
rendah yang sesuai. memakai pakaian yang
8. Menerapkan/menyediakan nyaman (tidak ketat), dan
alat bantu (tongkat, memakai tempat tidur yang
walker, atau kursi roda) berketinggian rendah.
jika diperlukan -Tn. Y mengatakan sudah
9. Memberikan reinforment nyaman dengan pakaian
positif pada keluarga yang dipakainya.
10. Kontrak waktu untuk -Tn. Y mengatakan
pertemuan selanjutnya. menggunakan tongkat
sebagai alat bantu jalan
sejak 5 tahun yang lalu.
O:-keluarga tampak antusias
dan koopertaif.
-keluarga menjawab semua
pertanyaan dengan baik dan
benar.
-Rumah tampak bersih dan
rapih. Lantai tidak licin.
Pada ruang dapur dan depan
kamar mandi di beri keset
agar lantai tidak licin.
-Tn. Y tampak berjalan
pelan, diseret dan
menggunakan tongkat untuk
alat bantu jalan.
-Tn. Y menggunakan
pakaian yang tidak terlalu
ketat
A: Mahasiswa dapat
melanjutkan intervensi.
P:-Kontrak waktu untuk
melakukan intervensi
selanjutnya.
-Beri pendidikan kesehatan
tentang ROM dan
mendemonstrasikannya.

Selasa, 03 Kunjungan kelima: S:-Tn. Y dan keluarga


april 2018 1. Mengucapkan salam menjawab salam.
14.00 WIB 2. Memvalidasi keadaan -Tn. Y dan keluarga
pasien dan keluarga. mengatakan sudah jelas dan
3. Mengingatkan kontak paham tentang ROM atau
4. Menjelaskan tujuan latihan gerak sendi.
5. Memberikan pendidikan -Tn. Y mengatakan akan
kesehatan ROM dan melakukan latihan gerak
mendemonstrasikannya sendi setiap hari dan akan
6. Membantu pasien untuk meminta bantuan keluarga
berpindahan, sesuai jika tidak bisa melakukan
kebutuhan. sendiri.
7. Mempertahankan suasana -Tn. Y mengatakan tidak
positif untuk mendukung pernah melakukan kontrol
perubahan gaya hidup. ke RS atau puskesmas
8. Menganjurkan melakukan karena keterbatasan
control kesehatan ke fisiknya.
dokter secara rutin. O:-Tn. Y dan keluarga tampak
antusias dan kooperatif.
-Tn. Y dan keluarga dapat
menjawab pertanyaan
dengan baik dan benar.
-Tn. Y dapat mengikuti dan
mendemonstrasikan ROM
dengan benar dengan
dibantu keluarga.
A:-Mahasiswa dapat
melanjutkan intervensi
P: Kontrak waktu untuk
evaluasi/terminasi.
E. EVALUASI

Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf


Kamis, 05 Ketidakefektifan S:-Tn. Y dan keluarga mengatakan sudah
april 2018 perlindungan mengetahui dan paham tentang penyakit stroke
berhubungan non hemoragik, penyebab, tanda dan gejala,
dengan serta pencegahannya.
ketidakmampuan -Tn. Y dan keluarga mengatakan sudah
keluarga mengetahui dan paham tentang ketidakefektifan
merawat anggota perlindungan dan cara mengetahui cara merawat
keluarga yang Tn. Y dengan benar.
sakit stroke non - Keluarga mengatakan sudah paham dan
hemoragik mengetahui cara pencegahan cedera akibat jatuh
dan cara memodifikasi lingkungan dengan
benar agar Tn. Y terhindar dari resiko jatuh.
- Tn. Y mengatakan sudah melakukan ROM /
latihan sendi setiap hari. Tangan dan kaki kanan
masih kaku namun sudah lebih mudah untuk
digerakan dari pada beberapa hari yang lalu,
masih belum bisa berjalan jauh hanya disekitar
lingkungan rumah saja dan masih menggunakan
alat bantu tongkat.
-Tidak melakukan control ke fasilitas kesehatan
karena kesulitan untuk berjalan.
O:-Tn. Y dan keluarga dapat menjawab semua
pertanyaan dan dapat menjelaskan tentang
masalah kesehatan Tn. Y dengan benar.
-Rumah tampak bersih dan rapih, barang-barang
tidak berserakan, lantai juga tidak licin agar Tn.
Y terhindar dari resiko jatuh.
-Tn. Y tidak bisa melakukan ROM secara
mandiri dan harus dibantu oleh keluarga.
-Tn. Y terlihat berjalan pelan-pelan dengan
baik, menggunakan tongkat sebagai alat bantu
jalan, keseimbangan pasien sudah lumayan
membaik. Pergelangan kaki kanan sudah mudah
digerakan. Jari-jari tangan sudah mudah
diluruskan.
-Kekuatan otot
3 5
3 5
-TD: 150/100 mmHg
N: 82 x/menit
RR: 23x/menit
S: 36,5°C
A: Masalah ketidakefektifan perlindungan teratasi
sebangian
1. Klien dan keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan yang dialami klien
Indikator Awal Tujuan Akhir
Menggunakan 2 4 4
perilaku yang
menghindari
risiko
Memonitor 3 4 4
lingkungan
terkait dengan
risiko
Melakukan 2 4 4
perilaku
kesehatan
secara rutin
Menggunakan 1 4 4
latihan rutin
yang efektif
Keterangan:
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunujukan

2. Keluarga mampu mengambil keputusan


terhadap masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarga yang sakit.
Indikator Awal Tujuan Akhir
Pemahaman 3 5 5
tentang
makna situasi
Memproses 3 5 5
informasi
Menimbang 3 5 5
alternatif-
alternatif
ketika
membuat
keputusan
Pengambilan 3 5 5
keputusan
yang tepat
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

3. Keluarga mampu merawat anggota


keluarga yang sakit
Indikator Awal Tujuan Akhir
keseimbangan 3 5 4
Cara berjalan 3 5 4
Gerakan sendi 3 5 4
Bergerak 3 5 4
dengan mudah
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

4. Keluarga mampu memelihara lingkungan


yang sehat (memodifikasi lingkungan).
Indikator Awal Tujuan Akhir
Strategi 2 4 4
pencegahan
jatuh
Strategi 2 4 4
pengurangan
risiko
Langkah- 2 4 4
langkah
kemanan
rumah
Penggunaan 2 4 4
alat bantu
yang benar
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

5.Klien dan keluarga dapat memanfaatkan


fasilitas kesehatan yang ada.
Indikator Awal Tujuan Akhir
Perilaku yang 2 4 4
meningkatkan
kesehatan
Pemeriksaan 2 4 4
kesehatan yang
direkomendasikan
Perilaku untuk 2 4 4
mencegah cedera
yang tidak
sengaja
Sumber informasi 2 4 4
peningkatan
kesehatan
terkemuka
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

P: Lanjutkan intervensi:
- Motivasi klien dan keluarga untuk
melakukan ROM secara rutin
- Pertahankan suasana positif untuk
mendukung perubahan ke arah yang lebih
baik.
- Memotivasi klien untuk rutin berobat ke
pelayanan kesehatan yang ada.
Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STROKE NON HEMORAGIK

Disusun Oleh:

Dwi Susanti

P1337420215060

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STROKE NON HEMORAGIK

Pokok Bahasan : Stroke Non Hemoragik

Sasaran : Klien 1: Keluarga Tn. S

Klien 2: Keluarga Tn. Y

Hari, Tanggal : Klien 1: Rabu, 21 Maret 2018

Klien 2: Sabtu, 31 Maret 2018

Waktu : 30 Menit

Tempat : Klien 1: Rumah Tn. S Kebocoran RT 01 RW 02

Klien 2: Rumah Tn. Y Kebocoran RT 03 RW 04

Pemberi Materi : Dwi Susanti


A. TUJUAN INSTRUKSIONAL

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit stroke non hemoragik

diharapkan Tn. S dan keluarga memahami mengenai penyakit stroke non

hemoragik.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan pasien mampu:

a. Menjelaskan pengertian stroke non hemoragiki

b. Menjelaskan penyebab stroke non hemoragik

c. Menjelaskan tanda dan gejala stroke non hemoragik

d. Menjelaskan bagaimana pencegahan pada stroke non hemoragik

B. MATERI (Terlampir)

Materi yang akan disampaikan:

1. Pengertian stroke non hemoragik

2. Penyebab stroke non hemoragik

3. Tanda dan gejala stroke non hemoragik

4. Pencegahan pada stroke non hemoragik

C. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab
D. MEDIA

1. Leaflet

2. Lembar balik

E. KEGIATAN PENYULUHAN

No Acara Kegiatan Sasaran Waktu


1 Fase 1. Menyampaikan salam - Menjawab 5 menit
Orientasi 2. Memperkenalkan diri salam
3. Menyampaikan tujuan - Mendengarkan
dari penyuluhan - memperhatikan
4. Menyepakati kontrak
dengan keluarga yang
telah disepakati
sebelumnya
5. Menanyakan kesediaan
dari keluarga untuk
diadkannya kegiatan
penyuluhan
2 Fase Kerja 1. Menjelaskan pengertian - Mendengarkan 15
penyakit stroke non - Memperhatikan menit
hemoragik
2. Menjelaskan penyebab
stroke non hemoragik
3. Menjelaskan tanda dan
gejala stroke non
hemoragik
4. Menjelaskan cara
pencegahan stroke
berulang.
3 Fase 1. Memberi kesempatan - Memberikan 10
Terminasi pada klien dan keluarga respon menit
untuk bertanya (mengajukan
2. Menanyakan kepada klien pertanyaan)
dan keluarga tentang - Menjawab
materi yang telah pertanyaan
diberikan - Mendengarkan
3. Memberikan - Menjawab
reinforcement positif salam
4. Mengakhiri pertemuan
dan mengucapkan
terimakasih
5. Mengucapkan salam

F. EVALUASI

1. Evaluasi Terstrukrur

a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah

b. Klien dan keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan

2. Evaluasi Proses

a. Pasien dan keluarga mengikuti kegiatan penyulihan dari awal hingga akhir

acara penyuluhan

b. Penyaji dapat memberikan materi dan pasien dan keluarga dapat

manjawab pertanyaan dengan baik

c. Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan

d. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancar

3. Evaluasi Hasil

a. Mampu menjelaskan pengertian stroke non hemoragik

b. Mampu menjelaskan penyebab stroke non hemoragik

c. Mampu menjelaskan tanda dan gelaja stroke non hemoragik

d. Mampu menjelaskan bagaimana pencegahan stroke non hemoragik


G. DAFTAR PERTANYAAN

1. Apa pengertian stroke non hemoragik ?

Stroke non hemoragik atau stroke iskemik adalah tanda klinis

disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran

darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di otak.

2. Apakah penyebab stroke non hemoragik ?

Faktor yang dapat menimbulkan stroke terdiri dari faktor yang dapat

dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat

dimodifikasi terdiri dari usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor yang dapat

dimodifikasi antara lain hipertensi, diabetes mellitus, profil lipid, konsumsi

alcohol dan merokok.

3. Apa tanda dan gejala stroke non hemoragik ?

Tanda dan gejala stroke non hemoragik ialah kelemahan anggota gerak

(pada salah satu sisi tubuh), timbulnya defisit neurologic secara mendadak,

didahului gejala prodromal, kesadaran menurun, dan bicara pelo.

4. Bagaimana pencegahan stroke non hemoragik ?

a. Mengubah gaya hidup, antara lain:

1) Kebiasaan merokok

2) Kebiasaan minum alcohol

3) Stress

4) Tinggi asupan natrium

5) Trauma
b. Makanan yang dianjurkan:

1) Biji-bijian: buncis, kacang polong, dan produk kedelai seperti tahu

2) Ikan (terutama yang kaya Omega-3)

3) Gandum

4) Kentang dan ubi jalar

5) Labu

6) Sayuran hijau dan kuning, terutama wortel.

H. DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, I. (2011). Stroke, waspadai ancamannya. Yogyakarta: C. V Andi Offset.

Kabi, G., Tumewah, R., & Kembuan, M. (2015). Gambaran faktor risiko pada

penderita stroke iskemik yang dirawat inap neurologi RSUP Prof. Dr. R.

D. Kandou Manado periode juli 2012-juni 2013. Jurnal e-Clinic (eCI),

Volume 3, No. 1. (online)

http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article

=315866

Nasution, L. F. (2013). Stroke non hemoragik pada laki-laki usia 65 tahun.

Medula, Volume 1, No. 3. (online)

http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&arti

cle=122500
I. PENGESAHAN

Purwokerto, 12 maret 2018

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Penyuluh

Ani Kuswati, S. Kep., Ns, MH Dwi Susanti


NIP. 19740323 199803 2 002 P1337420215060
LAMPIRAN MATERI

A. Konsep Stroke Non Hemoragik

1. Pengertian

Stroke non hemoragik atau stroke iskemik adalah tanda klinis

disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan

kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan

darah dan oksigen di otak (Davenpotr R dan Dennis M (2000

dalam Kabi, Tumewah, dan Kembuan (2015)).

2. Penyebab

Faktor yang dapat menimbulkan stroke terdiri dari faktor yang

dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor

yang tidak dapat dimodifikasi terdiri dari usia dan jenis kelamin,

sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi antara lain hipertensi,

diabetes mellitus, profil lipid, konsumsi alcohol dan merokok

(Patricia, Kembuan, dan Tumboimbela, 2015). Menurut Kabi,

Tumewah, dan Kembuan (2015), hipertensi merupakan faktor

resiko utama dari penyakit stroke iskemik dan laki-laki lebih

banyak menderita stroke iskemik dengan frekuensi umur tersering

diatas 51 tahun.
3. Tanda dan Gejala

Menurut Lumbantobing (2004 dalam Nasution (2013)), tanda

dan gejala utama stroke non hemoragik ialah kelemahan anggota

gerak (pada salah satu sisi tubuh), timbulnya defisit neurologic

secara mendadak, didahului gejala prodromal, kesadaran

menurun (samnolen), dan bicara pelo.

4. Pencegahan Stroke

Mengingat beban penyakit stroke, pencegahan adalah penting.

Pencegahan primer kurang efektif daripada pencegahan sekunder

(sebagaimana dinilai oleh jumlah yang diperlukan untuk

mengobati untuk mencegah satu stroke per tahun). Pencegahan

yang penting untuk stroke non hemoragik adalah dengan

modifikasi faktor risiko, yang paling penting untuk dimodifikasi

adalah:

a. Mengubah gaya hidup, antara lain:

1) Kebiasaan merokok

2) Kebiasaan minum alcohol

3) Stress

4) Tinggi asupan natrium

5) Trauma
b. Makanan yang dianjurkan:

1) Biji-bijian: buncis, kacang polong, dan produk kedelai

seperti tahu

2) Ikan (terutama yang kaya Omega-3)

3) Gandum

4) Kentang dan ubi jalar

5) Labu

6) Sayuran hijau dan kuning, terutama wortel.

5. Mencegah Stroke Berulang

a. Posisi tidur yang dapat membantu penyembuhan

b. Perawatan kulit untuk mencegah terjadinya luka/infeksi

c. Ajarkan pasien untuk membaca dan bernyanyi untuk

menghindari kerusakan komunikasi

d. Berikan kompres hangat pada sendi yang lumpuh dan rahang

untuk melemaskan otot rahang.


Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RUMAH

Disusun Oleh:

Dwi Susanti

P1337420215060

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RUMAH

Pokok Bahasan : Cara Keluarga Merawat Stroke Non Hemoragik di Rumah

Sasaran : Klien 1: Keluarga Tn. S

Klien 2: Keluarga Tn. Y

Hari/Tanggal : Klien 1: Kamis, 22 Maret 2018

Klien 2: Minggu 1 April 2018

Waktu : 30 Menit

Tempat : Klien 1: Rumah Keluarga Tn. S kebocoran RT 01 RW 02

Klien 2: Rumah Keluarga Tn. Y kebocoran RT 04 RW 03

Penyuluh : Dwi Susanti


A. TUJUAN INSTRUKTIONAL

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan dan mendapatkan penjelasan, keluarga dapat

menerapkan cara perawatan stroke non hemoragik di rumah.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyukuhan, keluarga diharapkan mampu:

a. Menjelaskan pengertian ketidakefektifan perlindungan

b. Menjelaskan prinsip perawatan stroke non hemoragik di rumah

c. Menjelaskan cara keluarga mengatasi masalah pasca stroke

B. MATERI (Terlampir)

Materi yang akan disampaikan:

1. Pengertian ketidakefektifan perlindungan

2. Prinsip perawatan stroke non hemoragik di rumah

3. Cara keluarga mengatasi masalah pasca stroke

C. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab
D. MEDIA

1. Leaflet

2. Lembar balik

E. KEGIATAN PENYULUHAN

No Acara Kegiatan Sasaran waktu


1 Pembukaan 1. Membuka kegiatan dan - Menjawab 5 menit
mengucapkan salam salam
2. Memperkenalkan diri - Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan - memperhatikan
dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 Pelaksanaan 1. menjelaskan pengertian - mendengarkan 15 menit
ketidakefektifan - memperhatikan
perlindungan
2. menjelaskan prinsip
perawatan stroke non
hemoragik di rumah
3. menjelaskan cara
keluarga mengatasi
masalah pasca stroke
3 Evaluasi 1. menanyakan kepada - Menjawab 10 menit
peserta tentang materi pertanyaan
yang telah diberikan, - Mendengarkan
dan memberikan - Menjawab
reinforcement kepada salam
anggota keluarga yang
dapat menjawab
pertanyaan.
2. Mengucapkan terima
kasih
3. Mengucapkan salam
penutup

F. EVALUASI

1. Evaluasi Terstruktur

a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah

b. Klien dan keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan

2. Evaluasi Proses

a. Pasien dan keluarga mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga

akhir acara penyuluhan

b. Penyaji dapat memberikan materi dan pasien dan keluarga dapat

menjawab pertanyaan dengan baik

c. Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan

d. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan benar.

3. Evaluasi Hasil

a. Mampu menjelaskan pengertian ketidakefektifan perlindungan


b. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip perawatan stroke non hemoragik

dirumah

c. Mampu menjelaskan bagaimana cara keluarga mengatasi masalah pasca

stroke.

G. DAFTAR PERTANYAAN

1. Apa pengertian ketidakefektifan perlindungan ?

Ketidakefektifan perlindungan adalah penurunan kemampuan untuk

melindungi diri sendiri dari ancaman internal maupun eksternal, seperti

penyakit atau cedera

2. Sebutkan prinsip-prinsip dalam perawatan stroke non hemoragik di rumah ?

prinsip-prinsip dalam merawat pasien di rumah yaitu:

a. Membantu mencegah kecacatan menjadi seminimal mungkin

b. Melatih pasien mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari

c. Meningkatkan rasa percaya diri pasien

d. Mencegah terulangnya stroke

3. Bagaimana cara mengatasi masalah pasca stroke ?

a. Kelumpuhan atau kelemahan

Apabila sewaktu pulang kerumah pasien belum mampu bergerak

sendiri, aturlah posisi pasien senyaman mungkin, tidur terlentang atau

miring kesalah satu sisi, dengan memberi perhatian khusus pada bagian

lengan atau kaki yang lemah. Posisi tangan dan akaki yang lemah
sebaiknya digandal denagn bantal, baik pada saat berbaring atau duduk

untuk memperlancar arus balik darah ke jantung dan mencegah terjadinya

kekakuan tangan dan kaki yang lemah dengan melakukan latihan gerak

sendi, melanjutkan latihan yang telah dilakuakn di rumah sakit. Sebaiknya

latihan dilakukan minimal 2X sehari. Untuk mempertahankan dan

meningkatkan kekuatan otot latihan harus dilakukan 3-4 X seminggu.

Hindari penggunaan alat bantu jalan kecuali jika diperlukan.

b. Mengaktifkan tangan yang lemah

Anjurkan pasien makan, minum, mandi, atau kegiatan harian lain

menggunakan lengan yang masih lemah dibawah pengawasan keluarga.

Mengaktifkan tangan yang masih lemah akan memberikan stimulasi pada

sel-sel otak untuk berlatih kembali aktifitas yang dipelajari sebelum sakit.

c. Gangguan sensibilitas (rasa kebas atau baal)

Keluarga sebaiknya menghampiri dan berbicara dengan pasien dari

sisi tubuh yang lemah. Saat berkomunikasi, keluarga dapat menyentuh dan

menggosok tangan dengan lembut yang mengalami kelemahan. Keluarga

dianjurkan memberi motivasi kepada pasien agar menggunakan tangan

yang lemah sebanyak dan sesering mungkin dan menjauhkan dan

menghindarkan barang atau keadaan yang dapat membahayakan

keselamatan pasien, misalnya nyala api, benda tajam dan benda berbahaya

lainnya. Keluarga juga harus selalu mengingatkan pasien untuk tidak


mencoba sesuatu yang membahayakan dirinya sendiri, misalnya

mengambil air panas dengan tangan yang lemah.

H. DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. (2012). Diagnose keperawatan : definisi dan klasifikasi

2012-2014. Terjemah oleh : Made Sumarwati, dan Nike Budhi Subekti.

Jakarta :EGC.

Mulyasih, E., & Ahmad, A. (2013). Stroke, petunjuk perawatan pasien pasca

stroke di rumah. Jakarta : FKUI.

Koniyo, Mira A. (2011). Efektifitas ROM pasif dalam mengatasi konstipasi pada

pasien stroke di Ruang Neuro Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

RSU DR. M.M Dunda Kabupaten Gorontalo. Jurnal Health & Sport,

(online), Vol 3, Nomor 1, (http://www.ejurnal.ung.ac.id diakses pada

tanggal 15 Februari 2016)


I. PENGESAHAN

Purwokerto, 12 maret 2018

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Penyuluh

Ani Kuswati, S. Kep., Ns, MH Dwi Susanti

NIP. 19740323 199803 2 002 P1337420215060


LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Ketidakefektifan Perlindungan

Ketidakefektifan perlindungan adalah penurunan kemampuan untuk

melindungi diri sendiri dari ancaman internal maupun eksternal, seperti

penyakit atau cedera (Herman, 2015).

B. Prinsip Dalam Merawat Pasien Stroke Non Hemoragik Di Rumah

Menurut Mulyasih dan Ahmad, (2013) prinsip-prinsip dalam merawat

pasien di rumah yaitu:

a. Membantu mencegah kecacatan menjadi seminimal mungkin

b. Melatih pasien mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari

c. Meningkatkan rasa percaya diri pasien

d. Mencegah terulangnya stroke

C. Cara Keluarga Mengatasi Masalah Pasien Pasca Stroke

1. Kelumpuhan atau kelemahan

Apabila sewaktu pulang kerumah pasien belum mampu

bergerak sendiri, aturlah posisi pasien senyaman mungkin, tidur

terlentang atau miring kesalah satu sisi, dengan memberi perhatian

khusus pada bagian lengan atau kaki yang lemah. Posisi tangan dan
kaki yang lemah sebaiknya digandal dengan bantal, baik pada saat

berbaring atau duduk untuk memperlancar arus balik darah ke jantung

dan mencegah terjadinya kekakuan tangan dan kaki yang lemah dengan

melakukan latihan gerak sendi, melanjutkan latihan yang telah

dilakuakn di rumah sakit. Sebaiknya latihan dilakukan minimal 2X

sehari. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot latihan

harus dilakukan poleh fisioterapi 3-4 X seminggu, sedangkan sisa hari

yang lain dapat dilakukan oleh keluarga atau pengasuh. Keluarga juga

dapat membantu pasien berjalan kembali dengan cara berdirilah disisi

yang lemah atau dibelakakang pasien untuk memberi rasa aman pada

pasien. Hindari penggunaan alat bantu jalan kecuali jika diperlukan

sesuai anjuran fisioterapis.

2. Mengaktifkan tangan yang lemah

Anjurkan pasien makan, minum, mandi, atau kegiatan harian

lain menggunakan lengan yang masih lemah dibawah pengawasan

pengasuh. Mengaktifkan tangan yang masih lemah akan memberikan

stimulasi pada sel-sel otak untuk berlatih kembali aktifitas yang

dipelajari sebelum sakit.

3. Gangguan sensibilitas (rasa kebas atau baal)

Keluarga sebaiknya menghampiri dan berbicara dengan pasien

dari sisi tubuh yang lemah. Saat berkomunikasi, pengasuh dapat

menyentuh dan menggosok tangan dengan lembut yang mengalami


kelemahan. Keluarga dianjurkan memberi motivasi kepada pasien agar

menggunakan tangan yang lemah sebanyak dan sesering mungkin dan

menjauhkan dan menghindarkan barang atau keadaan yang dapat

membahayakan keselamatan pasien, misalnya nyala api, benda tajam

dan benda berbahaya lainnya. Keluarga juga harus selalu mengingatkan

pasien untuk tidak mencoba sesuatu yang membahayakan dirinya

sendiri, misalnya mengambil air panas dengan tangan yang lemah.


Lampiran 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA PENCEGAHAN CEDERA AKIBAT JATUH

Disusun Oleh:

Dwi Susanti

P1337420215060

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA PENCEGAHAN CEDERA AKIBAT JATUH

Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Cedera Jatuh Pada Pasien Stroke Non Hemoragik

Sasaran : Klien 1: Keluarga Tn. S

Klien 2: Keluarga Tn. Y

Hari/Tanggal : Klien 1: Jumat, 23 Maret 2018

Klien 2: Senin, 02 April 2018

Waktu : 30 WIB

Tempat : Klien 1: Rumah Tn. S Kebocoran RT 01 RW 02

Klien 2: Rumah Tn. Y Kebocoran RT 04 RW 03

Penyuluh : Dwi Susanti


A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan diharapkan Tn. S dan

keluarga dapat memahami tentang mengurangi resiko cedera karena jatuh

pada pasien stroke non hemoragik

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan cedera akibat jatuh,

diharapkan Tn. S dan keluarga mampu:

a. Menjelaskan pengertian cedera

b. Menjelaskan macam-macam cedera

c. Menjelaskan pengertian jatuh

d. Menjelaskan faktor penyebab jatuh pada pasien stroke non hemoragik

e. Menjelaskan akibat jatuh pada pasien stroke non hemoragik

f. Menjelaskan cara pencegahan jatuh pada pasien stroke non hemoragik

A. MATERI

1. Pengertian cedera

2. Macam-macam cedera

3. Pengertian jatuh

4. Faktor penyebab jatuh pada pasien stroke non hemoragik

5. Akibat jatuh pada pasien stroke non hemoragik

6. Cara pencegahan jatuh pada pasien stroke non hemoragik


B. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

C. MEDIA (terlampir)

1. Lembar balik

2. leaflet

D. KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahapan Kegiatan Penyuluh Sasaran Waktu


1 Pembukaan 1. Membuka kegiatan - Menjawab salam 5 menit
dengan mengucapkan - Mendengarkan
salam - Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 pelaksanaan 1. Menjelaskan pengertian Memperhatikan 15 menit
cedera
2. Menyebutkan macam-
macam cedera
3. Menjelaskan pengertian
jatuh
4. Menyebutkan faktor
penyebab jatuh pada
pasien stroke non
hemoragik
5. Menyebutkan akibat
jatuh pada pasien stroke
non hemoragik
6. Menjelaskan cara
pencegahan jatuh pada
pasien stroke non
hemoragik
3 Terminasi 1. Memberikan kesempatan - Memberikan 10 menit
kepada peserta untuk respon
bertanya (mengajukan
2. Menenyakan kepada pertanyaan)
peserta tentang materi - Menjawab
yang telah diberiakan, pertanyaan
dan memberikan - Mendengarkan
reinforcement kepada - Menjawab salam
peserta yang daopat
menjawab pertanyaan
3. Mengucapkan terima
kasih dan salam penutup

E. EVALUASI

1. Evaluasi Terstrukrur

a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah

b. Klien dan keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan

2. Evaluasi Proses

a. Pasien dan keluarga mengikuti kegiatan penyulihan dari awal hingga akhir

acara penyuluhan

b. Penyaji dapat memberikan materi dan pasien dan keluarga dapat

manjawab pertanyaan dengan baik

c. Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan

d. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancer

3. Evaluasi Hasil

a. Mampu menjelaskan pengertian cedera


b. Mampu menjelaskan macam-macam cedera

c. Mampu menjelaskan pengertian jatuh

d. Mampu menjelaskan akibat jatuh pada pasien stroke non hemoragik

e. Mampu menjelaskan cara pencegahan jatuh pada pasien stroke non

hemoragik

F. DAFTAR PERTANYAAN

1. Apa pengertian cedera ?

Cedera atau luka adalah suatu kerusakan pada struktur dan fungsi

tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.

2. Apa saja macam-macam cedera ?

a. Luka bakar adalah cedera yang diakibatkan oleh sesuatu yang panas.

b. Patah tulang atau fraktur, cedera pada tulang.

c. Luka pada kulit yang dapat mengakibatkan pendarahan atau hanya lecet.

d. Memar adalah pendarahan di dalam tubuh, di kulit terlihat warna

kebiruan.

3. Apa pengertian jatuh ?

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata

yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk

di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran

atau luka.
4. Apa saja faktor penyebab jatuh pada pasien stroke non hemoragik ?

a. Faktor Instrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor yang timbul dari individu tersebut karena

keadaan tubuhnya.

b. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya).

5. Apa saja akibat jatuh dari stroke non hemoragik ?

Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan

psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari jatuh adalah patah

tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah

fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis kerusakan jaringan

lunak. Dampak psikologi adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok

setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak

konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, pembatasan

dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh.

6. Bagaimana cara pencegahan jatuh pada pasien stroke non hemoragik ?

a. Latihan fisik

b. Modifikasi lingkungan

c. Menggunakan alas kaki yang tepat

d. Menggunakan alat bantu jalan bila diperlukan


G. DAFTAR ISI

Agustina, Hana Rizmadewi., Ayu Prawesti priamboda., Irman Somantri. (2009).

Kajian kebutuhan perawatan dirumah bagi klien dengan stroke di

rumah sakit umum daerah Cianjur. Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Padjadjaran.

Depkes RI. (2006). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta.

DR. dr. Andry, M. M. (2011). Keselamatan Pasien Versi Standar Internasional

IPSG (International Patient Safety Goal). Yogyakarta.

H. PENGESAHAN

Purwokerto, 12 maret 2018

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Penyuluh

Ani Kuswati, S. Kep., Ns, MH Dwi Susanti

NIP. 19740323 199803 2 002 P1337420215060


LAMPIRAN MATERI

A. Cedera

1. Pengertian

Cedera atau luka adalah suatu kerusakan pada struktur dan fungsi

tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun

kimiawi.

2. Macam-Macam

a. Luka bakar adalah cedera yang diakibatkan oleh sesuatu yang panas.

b. Patah tulang atau fraktur, cedera pada tulang.

c. Luka pada kulit yang dapat mengakibatkan pendarahan atau hanya

lecet.

d. Memar adalah pendarahan di dalam tubuh, di kulit terlihat warna

kebiruan.

B. Jatuh

1. Pengertian

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata

yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak

terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa

kehilangan kesadaran atau luka.


2. Faktor Penyebab Jatuh

a. Faktor Instrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor yang timbul dari individu

tersebut karena keadaan tubuhnya. Faktor instrinsik tersebut antara

lain gangguan musculoskeletal misalnya menyebabkan gangguan gaya

berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu

kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan oleh

berkurangmya aliran darah ke otak dengan gejala lemah, penglihatan

gelap, keringat dingin, pucat, dan pusing.

b. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan

sekitarnya). Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan

yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang terang,

lantai yang licin, tersandung benda-benda, tempat berpegangan yang

kurang kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, karpet yang

tidak dilem dengan baik, keset yang tebal atau menekuk pinggirnya,

dan alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara

penggunaannya.

3. Akibat Jatuh

Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan

psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari jatuh adalah patah

tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah
fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis kerusakan jaringan

lunak. Dampak psikologi adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok

setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak

konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, pembatasan

dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh.

4. Pencegahan Jatuh pada Pasien Stroke Non Hemoragik

a. Latihan fisik

Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang

dapat menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuscular,

musculoskeletal, penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang

sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, dibawah

ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan cedera karena jatuh :

1) Latihan fisik

Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan

meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki

keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap

bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan

obat-obatan sedative. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih

kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah

satunya adalah jalan kaki.


2) Modifikasi lingkungan

Modifikasi lingkungan untuk mencegah cedera fisik karena jatuh

diantaranya:

a) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk

menghindari pusing akibat suhu

b) Tarulah barabg-barang yang memang seringkali diperlukan

berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.

c) Lantai tidak licin

d) Perhatikan kualitas penerangan rumah

e) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk

melintas

f) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari

jalan yang biasa untuk melintas

g) Atur letak furniture supaya jalan untuk melintas mudah,

menghindari tersandung.

3) Alas kaki

a) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.

b) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk

menjaga keseimbangan

c) Pakai sepatu yang antislip atau sandal yang berbahan karet

tidak licin.
4) Alat bantu jalan

Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan

keseimbangan difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi

penyebabnya atau faktor yang mendasarinya. Gunakan alat bantun

jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak), dan walker.


Lampiran 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ROM (RANGE OF MOTION)

Disusun Oleh:

Dwi Susanti

P1337420215060

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

ROM (RANGE OF MOTION)

Pokok Bahasan : Latihan Gerak Sendi / ROM (Range Of Motion)

Sasaran : Klien 1: Tn. S dan Keluarga Tn. S

Klien 2: Tn. Y dan keluarga Tn. Y

Hari/tanggal : Klien 1: Sabtu, 24 Maret 2018

Klien 2: Selasa, 3 April 2018

Waktu : 45 menit

Tempat : Klien 1: Rumah Tn. S Kebocoran RT 01 RW 04

Klien 2: Rumah Tn. Y Kebocoran RT 04 RW 03

Penyuluh :Dwi Susanti


A. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberiakan penyuluhan kesehatan diharapkan Tn. S dan keluarga

dapat memahami dan mendemostrasikan ROM (Range Of Motion) aktif

dan pasif.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, Tn. S dan keluarga diharapkan

mampu:

a. Memahami pengertian ROM (Range Of Motion)

b. Mengetahui tujuan dan manfaat dari ROM (Range Of Motion)

c. Mendemostrasikan ROM (Range Of Motion)

B. MATERI (Terlampir)

Materi yang akan disampaikan:

1. Pengertian ROM

2. Manfaat dan tujuan ROM

3. Latihan ROM

C. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

D. MEDIA

1. Leaflet

2. Lembar balik

E. KEGIATAN PENYULUHAN

NO TAHAPAN KEGIATAN PESERTA WAKTU


PENYULUH
1 Pembukaan 1. Membuka kegiatan - Menjawab 5 menit
dengan salam
mengucapkan - Mendengarkan
salam - memperhatikan
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
4. Menyebutkan
materi yang akan
diberikan
2 Pelaksanaan 1. menjelaskan - Mendengarkan 30 menit
pengertian ROM - Memperhatikan
(Range Of Motion) - Menirukan
2. menjelaskan tujuan
dan manfaat ROM
(Range Of Motin)
3. mendemostrasikan
ROM (Range Of
Motion)
3 Terminasi 1. Memberi - Memberikan 10 menit
kesempatan kepada respon
klien dan keluarga (mengajukan
untuk bertanya pertanyaan)
2. Menanyakan - Menjawab
kepada klien dan pertanyaan
keluarga tentang - Mendengarkan
materi yang telah - Menjawab
disampaikan salam
3. Mengucapkan
terima kasih
4. Mengucapkan
salam penutup

F. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. Penyelenggaran penyuluhan dilakuakn di rumah klien

b. Klien dan keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan

2. Evaluasi Proses

a. Pasien dan keluarga mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga

akhir acara penyuluhan

b. Penyaji dapat memberikan materi dan pasien dan keluarga dapat

menjawab pertanyaan dengan baik

c. Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan

d. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancer

3. Evaluasi hasil

a. Mampu menjelaskan pengertian ROM

b. Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat ROM

c. Mampu mempraktekan ROM


G. DAFTAR PERTANYAAN

1. Apa pengertian dari ROM ?

Range of motion adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan

terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan

masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik aktif maupun

pasif.

Klasifikasi latihan ROM meliputi:

a. Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakuakan pasien

dengan bantuan perawat setiap gerakan.

b. Latihan ROM aktif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh

pasien tanpa bantuan perawat di setiap gerakan yang dilakukan.

2. Jelaskan tujuan dan manfaat ROM ?

Tujuan dari ROM menurut (Potter dan Perry, 2006), yaitu:

a. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot

b. Memelihara mobilitas persendian

c. Merangsang sirkulasi darah

d. Mencegah kelainan bentuk

Manfaat dari ROM yaitu:

a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan

pergerakan

b. Mengkaji tulang, sendi, dan otot

c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi


d. Memperlancar sirkulasi darah

e. Memperbaiki tonus otot

f. Meningkatkan mobilitas sendi

g. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.

3. Bagaimana cara melakuakan ROM ?

( Pasien mendemonsrasiakan ROM dibantu keluarga).

H. DAFTAR ISI

Potter dan Perry. (2006). Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC.

Purwati dan Ariana. (2008). Rehabilitasi Klien Pasca Stroke. Kartasura: FK

UMS.

STIKES Hang Tuah Surabaya. ROM (Range Of Motion). Diakses dari

www.http://stikes-hang-tuah-ROM-range-of-motion tanggal 23

September 2013
I. PENGESAHAN

Purwokerto, 12 maret 2018

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Penyuluh

Ani Kuswati, S. Kep., Ns, MH Dwi Susanti

NIP. 19740323 199803 2 002 P1337420215060


LAMPIRAN MATERI

ROM

A. ROM ( Range Of Motion)

1. Pengertian

Range of motion adalah latihan gerakan sendi yang

memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien

menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal

baik aktif maupun pasif.

Klasifikasi latihan ROM meliputi:

c. Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakuakan pasien

dengan bantuan perawat setiap gerakan.

d. Latihan ROM aktif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri

oleh pasien tanpa bantuan perawat di setiap gerakan yang

dilakukan.

(Potter dan Perry, 2006).

2. Tujuan dan manfaat latihan ROM

Tujuan dari ROM menurut (Potter dan Perry, 2006), yaitu:

e. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot

f. Memelihara mobilitas persendian

g. Merangsang sirkulasi darah

h. Mencegah kelainan bentuk


Manfaat dari ROM yaitu:

h. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam

melakukan pergerakan

i. Mengkaji tulang, sendi, dan otot

j. Mencegah terjadinya kekakuan sendi

k. Memperlancar sirkulasi darah

l. Memperbaiki tonus otot

m. Meningkatkan mobilitas sendi

n. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.

3. Latihan ROM

Latihan gerak sendi ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan

pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukan aktif

maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien.

a. Latihan fleksi dan ekstensi

1) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi

tubuh dan siku menekuk dengan lengan

2) Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan

yang lain memegang pergelangan tangan pasien

3) Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin

b. Fleksi dan ekstensi siku

1) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi

tubuh dengan telapak mengarah ke tubuhnya


2) Letakkan tangan di atas flek siku pasien dan pegang

tangannya mendekat bahu

3) Lakuakan dan kembalikan ke posisi sebelumnya

c. Pronasi dan supinasi lengan bawah

1) Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh

pasien dengan siku menekuk

2) Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan

pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan

lainnya.

3) Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya

menjauhinya

4) Kembalikan keposisi semula

5) Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya

menghadap ke arahnya.

6) Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya

menghadap ke arahnya.

7) Kembalikan keposisi semula

d. Pronasi fleksi bahu

1) Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya

2) Letakkan satu tangan perawat di atas siku

pasien dan pegang tangan pasien dengan

tangan lainnya.
3) Angkat lengan pasien pada posisi semula

e. Abduksi dan adduksi bahu

1) Atur posisi lengan pasien di samping

badannya

2) Letakkan satu tangan perawat di atas

siku pasien dan pegang tangan pasien dengan

tangan lainnya

3) Gerakan lengan pasien menjauh dari tubuhnya

kearah perawat

4) Gerakan lengan pasien mendekati tubuhnya (adduksi)

5) Kembalikan keposisi semula.

f. Rotasi bahu

1) Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh

dengan siku menekuk

2) Letakkan satu tangan perawat di lengan atas

pasien dekat siku dan pegang tangan pasien

dengan tangan yang lain.

3) Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai

menyentuh tempat tidur, telapak tangan

menghadap ke bawah.
4) Kembalikan posisi lengan ke posisi semula

5) Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat

tidur, telapak tangan menghadap ke atas

6) Kembalikan lengan ke posisi semula.

g. Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki

1) Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu

tangan, sementara tangan lain memegang

kaki.

2) Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah

3) Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang

4) Kembalikan ke posisi semula

h. Infersi dan erfersi kaki

1) Pegang separuh bagian atas kaki pasien

dengan satu jari dan pegang pergelangan

kaki dengan tangan satunya.

2) Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki

menghadap ke kaki lainnya

3) Kembalikan ke posisi semula

4) Putar kaki keluar sehingga bagian telapak

kaki menjauhi kaki yang lain

5) Kembalikan ke posisi semula.


i. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki

1) Letakkan satu tangan perawat pada telapak

kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas

pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek

2) Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki

kearah dada pasien

3) Kembalikan keposisi semula

4) Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

j. Fleksi dan ekstensi lutut

1) Letakkan satu tangan di bawah lutut

pasien dan pegang tumit pasien dengan

tangan yang lain.

2) Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal

paha

3) Menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin

4) Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki

ke atas

5) Kembali ke posisi semula.

k. Rotasi pangkal paha

1) Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan

kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut

2) Putar kaki menjauhi perawat


3) Putar kaki kearah perawat

4) Kembalikan ke posisi semula.

l. Abduksi dan adduksi pangkal paha

1) Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut

pasien dan satu tangan pada tumit

2) Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki

kurang lebih 8 cm dari tempat tidur, gerakkan

kaki menjauhi badan pasien

3) Gerakan kaki mendekati badan pasien

4) Kembalikan ke posisi semula.


Lampiran 12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

1. Nama Lengkap : Dwi Susanti

2. NIM : P1337420215060

3. Tanggal Lahir : 6 Mei 1997

4. Tempat Lahir : Cilacap

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Alamat Rumah : a. Kelurahan : Banjareja RT 02 RW 03

b. Kecamatan : Nusawungu

c. Kab/Kota : Cilacap

d. Propinsi : Jawa Tengah

7. Telepon : a. HP : 085747474080

b. E-mail : dwisusanti912@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan TK, di TK Budi Dharma Pertiwi

2. Pendidikan SD, di SDN Banjareja 01, lulus tahun 2009

3. Pendidikan SMP, di SMPN 01 Nusawungu, lulus tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai