Anda di halaman 1dari 99

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU MEMBERSIHKAN KULIT


WAJAH TERHADAP GRADING ACNE VULGARIS
PADA SISWA SISWI KELAS 2 DI SMAN2
BANGKINANG KOTA TAHUN
2018

NAMA : MERRY SUSANTI


NIM : 1414201023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
RIAU
2018
LEMBARAN PENGESAHAN

JUDUL :”HUBUNGAN PERILAKU MEMBERSIHKAN KULIT

WAJAH TERHADAP GRADING ACNE VULGARIS

PADA SISWA SISWI KELAS 2 DISMAN 2 BANGKINANG

KOTA TAHUN 2018

PENYUSUN: MERRY SUSANTI

NIM :1414201023

Menyetujui Menyetujui

Pembimbing I pembimbing II

Ns.Indrawati,S.kep.MKL Milda Hastuty,STT.Mkes


NIP TT 096 542 066 NIP TT 096 542 145

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Ns.Alini,S.kep,M.Kep
NIP TT 096 542 079
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI RIAU

SKRIPSI PENELITIAN, Juli 2018

MERRY SUSANTI

X + 62 Halaman + 11 Tabel + 4 Skema + 18 Lampiran

HUBUNGAN PERILAKU MEMBERSIHKAN KULIT WAJAH


TERHADAP GRADING ACNE VULGARIS PADA SISWA KELAS 2 DI
SMAN 2 BANGKINANG KOTA TAHUN 2018

ABSTRAK

Acne vulgaris merupakan penyakit utama pada remaja, kejadian acne vulgaris
85% remaja yang terkena dengan tingkat keparahan tertentu, paling sering muncul
pada usia 15-18 tahun, baik pada laki-laki ataupun perempuan, namun terkadang
dapat menetap sampai dekade ketiga atau bahkan pada usia yang lebih lanjut.
Acne Vulgaris merupakan penyakit yang dipengaruhi atau dicetuskan oleh banyak
faktor,yaitu faktorgenetik, lingkungan, hormonal, stres, emosi, makanan, trauma,
kosmetik, obat-obatan. Desain yang di gunakan pada penelitian ini adalah dengan
desain kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional, Rancangan cross
sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan variabel independen dan variable dependen di kumpulkan dalam
waktu yang bersamaan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 179
responden. 32 (17.9%) berada pada kategori Positif, 147 (82.1%) berada pada
kategori Negatif. 98 (54.7%) berada pada kategori Berat Grading AV nya, 81
(45.3%) berada pada kategori Ringan Grading AV nya. Serta perilaku tidak baik
dalam membersihkan wajah perilaku positif dan negatif. dan Diharapkan dapat
dijadikan dasar untuk melanjutkan penelitian yang lebih mendalam dengan
metode penelitian yang lainnya serta menjadi bahan masukan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan kompetensi bagi peneliti selanjutnya dalam
menggembangkan penelitian kejadian Grading AV terhadap remaja.

Kata kunci : Perilaku Membersihkan Kulit Wajah. Grading Acne Vulgaris


Daftar Bacaan : 23 ( 2007-2016)
KATA PENGANTAR

Dengan Mengucapkan Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, dimana berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat memperoleh

kemampuan dalam menyelesaikan penulisan Skripsi. Penulisan Skripsi ini

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan S1

Keperawatan Universitas Tuanku Tambusai.

Adapun judul dari Skripsi ini adalah ”Hubungan perilaku membersihkan kulit

wajah terhadap grading acne vulgaris pada siswa siswi kelas 2 di SMAN2

Bangkinang Kota Tahun 2018”. Dalam penulisan Skripsi ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof . Dr. H. Amir Luthfi selaku Rektor Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai.

2. Dewi Anggriani Harahap,M.Keb selaku Dekan Fakultas ilmu Kesehatan

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.

3. Ns. Alini, M.Kep selaku ketua prodi S1 Keperawatan Universitas

Pahlawan Tuanku Tambusai.

4. Ns. Indrawati, S.Kep, MKL selaku pembimbing I yang telah membimbing

meluangkan waktu, pemikiran, bimbingan serta arahan yang sangat

bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.


5. Milda Hastuty, STT.M.Kes selaku pembimbing II yang telah membimbing

meluangkan waktu, pemikiran, bimbingan serta arahan yang sangat

bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini

6. Ns. Riani, S.kep, M.kes selaku Penguji I yang telah memberikan kritik dan

saran dalam perbaikan Skripsi ini

7. dr. Emdas Yahya, MKM selaku Penguji II yang telah memberikan kritik

dan saran dalam perbaikan Skripsi ini

8. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Pahlawan Tuanku

Tambusai yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi

peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini

9. Seluruh Staf S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Pahlawan Tuanku

Tambusai yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi

peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini

10. Kepada Staf Perpustakaan yang telah membantu meminjam kan buku-

buku dan kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini.

11. Bapak Kepala Dinas Pendidikan berserta pejabat lain nya yang terkait

dalam penelitian yang telah membantu peneliti dalam pengambilan data.

12. Bapak kepala Sekolah SMAN2 Bangkinang Kota yang terkait dalam

penelitian dan mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian

13. Kepada siswa/siswi kelas II yang bersedia menjadi Responden yang terkait

dalam penelitian dan membantu pengisian kuesioner

14. Sembah sujudku untuk Ayahku Rusdi. S dan Ibuku Nur’aini tercinta serta

adik-adiku tersayang, mereka sebagai sumber kekuatan, yang sangat luar


biasa yang telah banyak memberikan dorongan serta kasih sayang,

motivasi dan doa-doanya yang tiada henti kepada peneliti.

15. Penulis juga berterima kasih kepada teman – teman Seperjuanganku S1

Keperawatan yang telah memberikan motivasi dan saran kepada peneliti

dalam menyelesaikan Skripsi ini

Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih belum

sempurna, sehingga peneliti mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya, semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridhonya kepada kita semua.

Bangkinang, Juli 2018

MERRY SUSANTI
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL ............................................................................................... i
LEMBARAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ....................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


A. Tinjauan Teoritis ...................................................................................... 10
1. Konsep Dasar Acne Vulgaris ............................................................. 10
a. Pengertian Acne Vulgaris ........................................................... 11
b. Jenis-jenis Acne Vulgaris ........................................................... 10
c. Penyebab Acne Vulgaris ............................................................ 12
d. Macam-macam personal Hygiene............................................... 13
e. Diagnosa Banding ....................................................................... 21
f. Diagnosis Acne Vulgaris ........................................................... 22
g. Prognosis Acne Vulgaris............................................................ 22
h. Klasifikasi Acne Vulgaris ........................................................... 23
i. Grading Acne Vulgaris .............................................................. 24
j. Faktor pemicu timbulnya Acne Vulgaris .................................... 26
k. Tanda dan gejala Acne Vulgaris ................................................. 26
l. Pengobatan Acne Vulgaris .......................................................... 28
m. Pencegahan Acne Vulgaris ......................................................... 29

2. Kebersihan kulit wajah ...................................................................... 30


a. Tujuan menjaga kebersihan wajah .............................................. 30
b. Cara dan kebiasaan menjaga kebersihan wajah .......................... 30
c. Frekuensi membersihkan wajah .................................................. 31
d. Jenis pembersih wajah ................................................................ 32
e. Dampak akibat tidak membersihkan wajah ............................... 33
B. Penelitian Terkait ..................................................................................... 35
C. Kerangka Teori.......................................................................................... 38
D. Kerangka Konsep ..................................................................................... 39
E. Hipotesis.................................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ...................................................................................... 40
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .................................................................. 44
C. Populasi dan Sample ................................................................................. 44
D. Etika Penelitian ......................................................................................... 46
E. Alat Pengumpulan Data ............................................................................ 47
F. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 46
G. Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 48
H. Defenisi Operasiaonal ............................................................................... 50
I. Analisa Data .............................................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Analisa Univariat ...................................................................................... 55
B. Analisa Bivariat ......................................................................................... 65
BAB V PEMBAHASAN
A. Hubungan perilaku membersihkan kulit wajah
terhadap grading acne vulgaris pada siswa siswi
kelas 2 di SMAN 2 bangkinang kota Tahun 2018 .................................... 58

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 61
B. Saran ......................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Klasifikasi Asean Grading Acne Vulgaris ..................................... 24
Tabel 2.1 Gradasi Acne Vulgaris ................................................................... 26
Tabel 2.2 Kerangka Teori .............................................................................. 38
Tabel 2.3 Kerangka Kosep ............................................................................. 39
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 41
Tabel 3.2 Alur Penelitian ............................................................................... 41
Tabel 3.3 Defenisi Operasional ...................................................................... 50
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur pada remaja di
SMAN2 Bangkinang kota Tahun 2018 ......................................... 54
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan perilaku membersihkan
Kulit wajah diSMAN2 Bangkinang Kota Tahun 2018 ................. 55
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Grading AV diSMAN 2
Bangkinang Kota Tahun 2018 ...................................................... 55
Tabel 4.4 Hubungan Perilaku Membersihkan Kulit wajah Terhadap Grading
Acne Vulgaris pada Siswa siswi kelas 2 diSMAN2 Bangkinang
Kota Tahun 2018 ............................................................................ 56
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.2 Kerangka Teori............................................................................ 38
Skema 2.3 Kerangka Konsep ........................................................................ 39
Skema 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 41
Skema 3.2 Alur Penelitian............................................................................. 41
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar ACC Judul


Lampiran 2 : Izin pengambilan data dari Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Lampiran 3 : Izin survey pendahuluan SMAN2 Bangkinang Kota dari Universitas
Pahlawan Tuanku Tambusai
Lampiran 4 : Rekomendasi penelitian dari Kepala Kantor Cabang Dinas
Pendidikan provinsi Riau Kabupaten Kampar
Lampiran 5 : Rekomendasi penelitian dari kepala Sekolah SMAN2 Bangkinang
Kota Persetujuan Pengambilan Data
Lampiran 6 : Rekomendasi izin penelitian dari Kepala Kantor Cabang Dinas
Pendidikan Provinsi Riau
Lampiran 7 : Rekomendasi izin Penelitian dari Kepala Sekolah SMAN2
Bangkinang kota persetujuan izin Penelitian
Lampiran 8 : Rekomendasi selesai penelitian dari Sekolah SMAN2 Bangkinang
Kota pada Tahun 2018
Lampiran 9 : Lembar Pernyataan

Lampiran 10 : Lembar Permohonan

Lampiran 11 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 12 : Lembar Kuesioner

Lampiran 13 : Lembar Gambar

Lampiran 14 : Lembar Master Tabel Jenis Kelamin dan Umur

Lampiran 15 : Lembar Master Tabel Perilaku Kebersihan Kulit wajah

Lampiran 16: Lembar Spss

Lampiran 17: Lembar Riwayat Hidup

Lampiran 18: Lembar Konsul


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu

faktor penunjang, terutama wajah yang bersih tanpa acne merupakan

modal penting dalam pergaulan dan karir. Acne vulgaris(AV) atau jerawat

adalah penyakit peradangan kronis folikel sebasea yang sudah dikenal luas

dan sering dikeluhkan oleh para wanita terutama remaja dan dewasa muda.

Menurut kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia, terdapat 60%

penderita AV pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007 (Kabau, 2012).

Menurut penelitian Cunliffe, acne mengenai remaja dengan berbagai

variasinya dengan insidensi terbanyak pada usia 14-17 tahun bagi wanita

dan usia 16-19 tahun bagi pria. Acne bukan penyakit gawat darurat tetapi

dapat menimbulkan krisis percaya diri pada remaja dan dewasa muda.

Prevalensi AV pada masa remaja cukup tinggi, yaitu berkisar antara 47-

90% selama masa remaja (Movita, 2013).

Penyebab AV sangat banyak (multifaktorial), antara lain yaitu faktor

genetik, ras, makanan, iklim, kebersihan, penggunaan kosmetik, kejiwaan

atau kelelahan. Gambaran klinis pada AV meliputi produksi minyak yang

berlebih, lesi non-inflamasi (komedo terbuka dan komedo tertutup), dan

lesi inflamasi (papula dan pustula). Penderita biasanya mengeluhkan


adanya ruam kulit berupa komedo, papul, pustula, nodus, atau kista dan

dapat disertai rasa gatal (Harper, 2008). AV sering terjadi berdasarkan

kerapatan dari unit pilosebasea, meliputi antara lain sebagai berikut:

wajah, dada bagian atas, bahu, dan punggung. (Williams dkk, 2012).

Acne memiliki konsekuensi medis dan psikologis yang bermakna

meskipun tidak mengancam kehidupan. Efek negatif dari acne adalah

jaringan parut permanen pada wajah, dada atau punggung, serta perasaan

citra diri yang buruk, hambatan sosial dalam bergaul, depresi dan

kecemasan, rasa malu pada individu memiliki acne, akhirnya dapat

menimbulkan perasaan cemas dan depresi. Kenyataan tentang perubahan

citra diri, harga diri dan perasaan malu yang timbul akibat acne mengarah

kepada self consciousness(Andri dkk,2010).

Di Amerika AV adalah penyakit kulit yang umum dan ditandai

dengan peradangan, baik terbuka maupun tertutup yaitu peradangan

komedo, papula, pustula dan nodul. Ini terjadi sekitar 60 hingga berapa

persen selama hidup mereka. 20% akan memiliki jerawat yang parah

sehingga dapat berakibat pada fisik dan mental dan menimbulkan jaringan

parut permanen (Hartini dkk, 2012).

Di Indonesia angka kejadian AV berkisar 85% dan terjadi pada usia

14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada laki-laki, dengan lesi

perdominan adalah komedo dan papul AV umumnya lebih banyak terjadi

pada laki-laki dibandingkan dengan wanita pada rentang usia 15-44 tahun

yaitu 34% pada laki-laki dan 27% pada wanita Acne vulgaris merupakan
penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85 hingga 100 persen selama

hidup seseorang AV sering di jumpai pada wanita yang berusia 14 hingga

17 tahun pada pria berusia 16 hingga 19 tahun (Kurniawaty,2010).

Di Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Prof. Dr .R .D. Kandaou

Manado terdapat angka kejadian AV pada pasien tahun 2009-2011

sebanyak 121 pasien dengan kelompok usia terbanyak yaitu 15-21 tahun

(76 pasien) dan status pendidikan terbanyak pada kelompok pelajar (73%).

Pada masa remaja, AV lebih sering terjadi pada pria dari pada wanita.

Sedangkan pada dewasa AV lebih sering pada wanita dari pada pria. Akne

tidak hanya terbatas pada kalangan remaja saja, 12% pada wanita dan 5%

pada pria diusia 25 tahun memiliki Acne. Bahkan pada usia 45 tahun, 5%

pria dan wanita memiliki Akne. Lesi awal akne mungkin mulai terlihat

pada usia 8-9 tahun dan kurang lebih 50-60% terdapat ada usia remaja.

Puncak insiden pada usia 14-17 tahun dijumpai pada wanita sedangkan

usia 16-19 tahun pada pria.9,10% Hampir 85 % anak SMA yang berusia

antara 15-18 tahun, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai

berbagai derajat kelainan ini. (Sarah Kabau, 2012).

Menurut dr. Lewie Pemicu jerawat juga datang dari dalam diri sendiri.

Hal-hal negatif juga bisa memicu jerawat seperti terlalu banyak pikiran,

sering berprasangka buruk, atau kerap cemberut. Maka dari itu, sikap

positif juga di perlukan. Tidak larut dalam emosi atau pekerjaan dan selalu

riang ternyata juga bisa menghindarkan dari wajah berjerawat.


Kebanyakan remaja khususnya pelajar SMA seringkali mengabaikan

tentang kebersihan wajah mereka, dan lebih mementingkan kegiatan

pribadi. Saat beraktivitas di luar ruangan ekskresi keringat dan sebum

meningkat ditambah terkena paparan debu, kotoran dan polusi

menyebabkan kulit wajah menjadi kotor dan berminyak. Hal ini dapat

menjadi tempat berkembangnya bakteri Propionibacterium Acnes yang

merupakan tempat tumbuh pada folikel pilosebasea.(Nura’ni,2015).

Kebersihan wajah dapat mengurangi bakteri atau mikroorganisme

dari permukaan kulit dengan cara mengurangi sebum dan kotoran tanpa

menghilangkan lipid barrier kulit. Lipid barrier kulit berfungsi menjaga

homeostasis air, mencegah transepidermal water loss dan evaporasi air

pada lapisan epidermis sehingga mencegah terjadi dehidrasi, selain itu

berfungsi mencegah mikroorganisme atau bahan kimia masuk ke dalam

kulit. (Lam,2010). Kebersihan wajah yang optimal didukung dengan cara

perawatan kulit wajah dengan menggunakan pembersih, penyegar, dan

penipis wajah. (Draelos, 2006 & Mukhopadhyay, 2011).

Sebagai penyakit multifaktor, pengobatan untuk acne tidak boleh

hanya fokus dengan salah satu faktor. Upaya pengobatan akne berupa non

xv medikamentosa dan medikamentosa. Pengobatan non medikamentosa

berupa nasehat dan saran untuk mencegah acne menjadi lebih parah.

Pengobatan medikamentosa terdiri dari pengobatan topikal dan sistemik.

Keberhasilan pengobatan acne dihubungani oleh faktor kepatuhan

pengobatan, psikis, derajat lesi, perawatan kulit wajah dan biaya


pengobatan. Keberhasilan pengobatan acne sangat berhubungan terhadap

kualitas hidup penderita. (Dewi Rahmawati, 2012).

Posisi perawatan kulit wajah dalam hubungannya dengan acne bisa

berada sebagai penyebab, pencegahan maupun pengobatan. Tetapi

sebagian besar yang diteliti baru sekitar hubungan perawatan wajah

sebagai penyebab akne. Dalam Penelitian Andriana Rahmawati 2013

Terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan kosmetik wajah

dengan timbulnya AV pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung. Dalam penelitian Dewi Rahmawati 2012 Terdapat hubungan

antara jenis pembersih wajah dengan timbulnya AV derajat ringan, sedang

dan berat dan jenis pembersih wajah merupakan faktor protektor.

Perawatan kulit pada penderita AV dilakukan dengan cara mengurangi

produksi lemak kulit, mengurangi obstruksi, duktus pilosebasea, mencegah

bakteri masuk dalam folikel pilosebasea, dan mengusahakan berkurangnya

peradangan. kebersihan kulit wajah merupakan hal yang penting dalam

menunjang keberhasilan pengobatan AV (Legiawati, 2013).

Kulit merupakan organ tubuh yang paling besar yang kita miliki,dalam

artian luas permukaanya. Rata-rata pria dewasa memiliki luas sebesar 1.5-

20m2 dengan mayoritas ketebalan 2-3 mm serta berat total 4 kg. Dalam

setiap sentimeter persegi kulit mengandung 70 cm pembuluh darah,55 cm

saraf, 100 kelenjar keringat, 15 kelenjar minyak, 230 reseptor sensorik,

dan 500.000 sel. (ATC,2012).


Sebagai contoh, mencuci muka dengan sabun secara berlebihan dapat

memperberat dan menambah lesi jerawat Pemakaian pembersih saja tidak

cukup, harus disertai dengan pelembab untuk menjaga kulit dari

kekeringan dan pelindung kulit atau tabir surya untuk melindungi kulit

wajah dari paparan langsung sinar UV. (Gray, 2008).

Survey awal yang dilakukan pada tanggal 18 april 2018 di

SMAN 1 Bangkinang Kota dengan jumlah siswa/i 883, 10 orang siswi

yang diwawancarai terdapat 2 orang yang berjerawat karna tidak

menggunakan sabun pembersih wajah, 7 orang yang tidak berjerawat

karna menggunakan pelembab wajah, dan 1 orang berjerawat karna

menggunakan bedak padat. survey kedua dilakukan di SMAN 1 salo

pada tanggal 19 April dengan jumlah siswa/i 349, kepada 10 orang siswi,

3 orang berjerawat karna menggunakan pembersih wajah, 6 orang tidak

menggunakan pelembab wajah, dan 1 orang tidak berjerawat karna

menggunakan bedak padat. Survey yang ke ketiga dilakukan di SMAN

2 Bangkinang Kota pada tanggal 23 april 2018 dengan jumlah siswa/i

1030, kepada 10 orang siswi yang diwawancarai 6 orang menggunakan

sabun pembersih, 3 orang menggunakan kosmetik dengan bahan kimia,

dan 1 orang menggunakan bedak padat. Dari 10 orang yang di wawancarai

tersebut, semuanya berjerawat

Dari hasil survey awal yang di lakukan pada 3 sekolah, kejadian AV

terbanyak adalah di SMAN 2 Bangkinang Kota. Berdasarkan data yang

di peroleh dari Dinas Pendidikan, siswi yang terbanyak pada SMAN 2


Bangkinang Kota. diperoleh bahwa SMAN 2 Bangkinang Kota merupakan

sekolah yang memiliki jumlah murid terbanyak yaitu 1030 siswa/i dan

siswa/i kelas 2 sebanyak 324 dan yang memiliki jenis AV pustula

Alasan melihat banyaknya permasalahan yang terjadi pada

perawatan kulit wajah, berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis

tertarik melakukan penelitian dengan judul hubungan perilaku

membersihkan kulit wajah terhadap grading acne vulgaris pada siswa

siswi kelas 2 di SMAN 2 Bangkinang kota Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada Latar belakang, maka rumusan

dalam penelitian ini Apakah ada Hubungan perilaku membersihkan kulit

wajah terhadap grading Acne Vulgaris pada siswa kelas 2 di SMAN 2

Bangkinang kota Tahun 2018

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Perilaku Membersihkan Kulit Wajah Terhadap

Grading Acne Vulgaris pada siswa/siswi kelas 2 di SMAN 2 Bangkinang

kota Tahun 2018 ?

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Distribusi Frekuensi Perilaku Membersihkan kulit wajah

pada siswa/siswi kelas 2 di SMAN 2 Bangkinang kota tahun 2018

b. Mengetahui Grading AV pada siswa/siswi kelas 2 di SMAN 2

Bangkinang Kota Tahun 2018


c. Mengetahui Adanya Hubungan Perilaku Membersihkan kulit wajah

terhadap Grading Acne Vulgaris pada siswa/siswi di SMAN 2

Bangkinang Kota Tahun 2018

D. Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai informasi yang

berguna bagi sekolah terhadap kejadian jerawat di SMA, serta siswa

dapat memperoleh pengetahuan Mengenai Hubungan perilaku

membersihkan kulit wajah terhadap Grading Acne Vulgaris.

2. Aspek praktis

a. Bagi siswa

Memberikan informasi dan sekaligus pemahaman untuk dapat

meningkatkan perilaku menjaga kebersihan diri agar tidak salah

dalam menggunakan perawatan kulit wajah serta dapat mengurangi

kejadian acne vulgaris dan lebih peduli terhadap kesehatan

b. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan bahan masukan bagi

proses peneliti selanjutnya terutama yang berhubungan dengan acne

vulgaris.

c. Hasil peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan oleh masyarakat

sebagai sumber penetahuan dan informasi untuk mengembangkan


penelitian kejadian acne vulgaris Pada Remaja untuk penelitian

selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Dasar Acne vulgaris

a . Pengertian Acne vulgaris

AV adalah penyakit utama pada remaja, 85% remaja terkena

dengan tingkat keparahan tertentu, paling sering muncul pada usia 15-18

tahun, baik pada laki-laki ataupun perempuan, namun terkadang dapat

menetap sampai dekade ketiga atau bahkan pada usia yang lebih lanjut.

Acne Vulgaris merupakan penyakit yang dipengaruhi atau dicetuskan oleh

banyak faktor, yaitu faktor genetik, lingkungan, hormonal, stres, emosi,

makanan, trauma, kosmetik, obat-obatan. (prida Ayudianti,2014).

AV adalah pada saat pubertas yang biasanya di sertai dengan kulit

berminyak, adanya komedo dan sering kali meninggalkan bekas

keberadaan pustula dan papula (Ahnan,2014).

AV biasanya muncul pada bagian wajah, dada, punggung ,dan lengan

atas.meskipun tidak menyebabkan terjadinya gangguan fisik yang

serius,timbulnya acne vulgaris tidak dapat diabaikan, karena dapat

menyebabkan rasa malu dan minder, bahkan dapat mengakibatkan stres

emosional dan memicu kemarahan besar. Munculnya Acne vulgaris

berasal dari philosebasea yang berada di dalam kulit. (Baldwin,2009).


b. Jenis-jenis AV

Menurut Rahmad (2014) jenis-jenis jerawat adalah sebagai berikut:

1) Blackhead dan whitehead(komedo)

Komedo adalah jenis jerawat dasar. komedo muncul saat minyak

dan sel-sel kulit mati tercampur dan menyumbat pori-pori.

komedo dapat menyebabkan benjolan.saat komedo tetap berada di

bawah kulit,komedo berwarna putih dan di sebut dengan komedo

tertutup atau whitehead, saat komedo terbuka dan muncul ke

permukaan kulit minyak berlebih berinteraksi dengan udara dan

komedo berwarna hitam Blackhead.

2) Papula

Jika pori-pori terisi dan komedo menjadi meradang. maka jerawat

akan semakin besar dan papula akan muncul. papula adalah

benjolan kecil berwarna merah pada kulit.

3) Pustula

Pustule juga merupakan komedo yang meradang,pustule muncul

dengan dasar yang merah dan kepala putih. pustula di penuhi

dengan nanah dan dapat menyebabkan luka parut.

4) Nodul

Nodul adalah jerawat yang lebih serius,nodul terbentuk di bawah

kulit kemudian menjadi komedo yang meradang dan keras Nodul

bisa menimbulkan rasa sakit. Setelah bintil menghilang, bekas

luka yang merah atau gelap akan tertinggal.


5) Jerawat kistik (jerawat Batu)

Jerawat batu menyerupai nodul tetapi berukuran besar dan

terbentuk jauh di dalam kulit serta di penuhi dengan cairan jernih

atau nanah. jerawat menyakitkan dan dapat meninggalkan bekas

luka setelah bintilnya menghilang.

c. Penyebab AV

Acne Vulgaris adalah suatu kelainan kulit yang ditandai dengan

erupsi komedo yang terbuka (blackhead), komedo yang tertutup

(whitehead) dan jerawat, diikuti dengan daerah kulit kemerahan yang

bersisik.

Berikut ini adalah faktor pada umumnya menyebabkan timbulnya

jerawat.menurut ahnan(2014) adalah:

1) Perubahan Hormonal

a) Pubertas

b) Kehamilan

c) Menstruasi

d) Menopause

e) Obat-obatan hormonal

2) Kosmetik dan pelembab yang berbasis minyak

3) Stres pada kulit

a ) Pakaian ketat

b) Alat kontrasepsi

4. Infeksi bakteri
5. Faktor keturunan

6. Gangguan emosional

7. Toksin

d. Macam-macam Personal Hygiene

Menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012) diantaranya yaitu :

1) Perawatan kulit

Kulit yang bersih dan terpelihara dapat dapat terhindar dari

berbagai macam penyakit, gangguan atau kelainan-kelainan yang

mungkin terdapat di kulit serta menimbulkan perasaan senang dan

kecantikan. Pemeliharaan kulit dapat dilakukan dengan mandi

paling sedikit 2 x sehari dan berpakaian.

a) Mandi

Mandi merupakan salah satu cara membersihkan kulit. Mandi

berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit,

menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan

syaraf, melemaskan otot-otot, dan memberi kesegaran kepada

tubuh (Maryunani, 2013).

Maryunani (2013) menyebutkan bahwa mandi dengan air saja

tanpa sabun, membuat badan seseorang belum cukup bersih,

terlebih lagi air yang digunakan untuk mandi adalah air yang kotor.

Cara mandi yang baik dan benar yaitu meliputi :


(1) Seluruh badan disiram dengan air

(2) kemudian seluruh badan di sabun dan di gosok untuk

menghilangkan semua kotoran yang menempel di permukaan

kulit, terutama bagian yang lembab dan berlemak seperti pada

lipatan paha, sela-sela jari kaki, ketiak, lipatan telinga dan muka

(3) Setelah itu, disiram kembali hingga bekas sabun terbuang bersih.

(4) Sebaiknya memakai sabun pribadi saat mandi.

(5) Mengeringkan seluruh permukaan tubuh dengan handuk yang

kering dan bersih serta pencucian handuk disarankan setiap

seminggu sekali.

b. Pakaian

Pakaian berguna untuk melindungi kulit dari sengatan matahari atau

cuaca dingin dan kotoran yang berasal dari luar seperti debu, lumpur

dan sebagainya. Selain itu, pakaian juga berfungsi untuk membantu

mengatur suhu tubuh dan mencegah masuknya bibit penyakit

(Maryunani, 2013).

Pakaian banyak memberi pengaruh pada kulit seperti

menimbulkan pergeseran, tekanan dan menimbulkan pengaruh

terhadap panas atau hawa. Pakaian ketat dapat merusak kulit dan

pembendungan pada pembuluh darah (Adam, 1978).

Tata cara penggunaan dan pemeliharaan pakaian menurut Maryunani

(2013) diantaranya yaitu:

1) Memakai pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh. Pakaian yang


Menunjang kesehatan yaitu pakaian yang cukup longgar di pakai.

Sehingga pemakai dapat bergerak bebas.

2) Memakai pakaian yang dapat menyerap keringat untuk dapat

mengurangi terjadinya biang keringat.

3) Pakaian yang dikenakan tidak boleh menimbulkan gatal-gatal

4) Mengganti pakaian setelah mandi dan apabila pakaian kotor atau

basah karena baik karena keringat ataupun air

5) Membedakan jenis pakaian, antara lain yaitu pakaian rumah,

pakaian sekolah atau kerja, pakaian keluar rumh, pakaian tidur,

pakaian pesta dan pakaian olahraga.

6) Membersihkan pakaian dengan cara dicuci, dan diseterika dengan

baik dan rapi.

7) Mencuci pakaian dengan air bersih dan sabun cuci (deterjen) yang

dapat menghilangkan kotoran.

8) Tidak menumpuk pakaian basah, apabila pakaian tidak bias

langsung dicuci. Sebaiknya pakaian digantung untuk mencegah

tumbuhnya jamur.

9) Menjemur pakaian dengan sinar matahari dan dapat membunuh

hama penyakit.

c. perawatan kaki, tangan dan kuku

1) perawatan kaki dan tangan

Perawatan kaki dan tangan yang baik dimulai dengan menjaga

kebersihan termasuk didalamnya membasuh dengan air bersih,


mencucinya dengan sabun serta mengeringkannya dengan handuk

bersih. Mencuci kaki sewaktu akan tidur adalah suatu kebiasaan yang

baik (Adam, 1978)

2) Menggunakan sandal atau sepatu untuk menghindari kaki dari

kotoran atau terkena luka dan mencegah masuknya cacing tambang ke

dalam tubuh melalui kaki. Dengan memakai sepatu dalam keadaan

kering, serta mencuci sepatu karet secara teratur

agar tidak kotor atau menimbulkan bau tidak sedap (Maryunani, 2013).

d. Perawatan kuku

1) Memotong ujung kuku sampai beberapa millimeter dari tempat

perlekatan antara kuku dan kulit yang disesuaikan dengan bentuk

ujung jari sedikitnya satu minggu sekali.

2) Menggunakan pemotong kuku atau gunting yang tajam

3) Mengikir tepi kuku setelah dipotong agar menjadi rapi dan tidak

tajam

4) Setelah pemotongan selesai dilanjutkan dengan pencucian. Untuk

memperoleh hasil yang baik, kuku sebaiknya dicuci dengan air

hangat dan disikat

5) kemudian tangan, kaki dan kuku dikeringkan dengan lap atau

handuk kering dan bersih.

e. perawatan rambut

Rambut berguna sebagai pelindung, keindahan dan menahan panas

(Adam, 1978). Rambut dapat menyebabkan penyakit yang bisa


ditimbulkan akibat dari kurangnya menjaga kebersihan dan perawatan

rambut.

Isro’in dan Andarmoyo (2012), menyebutkan bahwa masalah

kesehatan dan kebersihan rambut yang umum ditemukan diantaranya

ketombe, tungau, kutu rambut, dan kehilangan rambut (Alopecia).

Cara pemeliharaan kesehatan rambut dapat dilakukan dengan

melakukan pencucian rambut, merapikan rambut dan memijat pada

waktu membersihkan rambut (Adam, 1978). Cara mencuci rambut

menurut Maryunani (2013) diantaranya yaitu:

1) Mencuci rambut dengan pembersih atau sampo, paling sedikit dua

kali seminggu secara teratur atau tergantung pada kebutuhan dan

keadaan

2) Rambut disiram dengan air bersih, setelah basah semua(merata)

kemudian digosok dengan menggunakan sampo dan sebaiknya

sambal dilakukan pemijatan pada seluruh kulit kepala untuk

merangsang persarafan pada kulit kepala sehingga rambut tumbuh

sehat normal

3) Bila rambut dirasa masih kurang bersih, gosok kembali

menggunakan sampo, setelah itu dibilas sampai rambut terasa

kesat

4) Kemudian rambut dikeringkan dengan handuk bersih dan disisir.

f. Perawatan rongga mulut


Mulut dan organ tambahan didalamnya memiliki peranan penting,

sehingga hygiene mulut merupakan aspek yang sangat penting

dalam perawatan. Masalah kebersihan dan kesehatan gigi dan

mulut diantaranya karies gigi, penyakit periodonatal, karang gigi,

gingivitis dan periodontitis.

g. Perawatan mata, telinga, dan hidung

Kurang menjaga kesehatan dan kebersihan higiene mata, telinga

dan hidung akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah

satu masalah yang sering ditimbulkan adalah infeksi pada mata,

telinga dan hidung.

Bila personal higiene tidak terjaga misalnya malas mencuci

muka, atau sering memencet jerawat, komedo yang terbuka ini

dapat menjadi port the entry (jalan masuk) mikro organisme yang

akan menyebabkan inflamasi. Reaksi inflamasi dapat juga

disebabkan oleh kerja bakteri tertentu (propionibacterium acnes)

yang hidup dalam folikel rambut. Reaksi inflamasi ini yang

menyebabkan perubahan kulit menjadi jaringan parut yang

berbekas.

Pada kasus-kasus yang ringan tindakan yang diperlukan mungkin

hanya dengan :

1) Membasuh muka dua kali sehari

2) Menggunakan sabun yang lembut.


3) Menggosok muka terlalu sering tidak dianjurkan apalagi dengan

menggunakan sabun yang keras, karena ini akan menimbulkan

iritasi kulit dan memicu bertambanya jerawat.

4) Diet dengan membatasi konsumsi cokelat, cola, gorengan atau

produk susu.

5) Jangan memencet jerawat karena ini akan menyebabkan jerawat

akan bertambah parah dan bisa menimbulkan komplikasi yang

serius. (Subhan Kadir,2007).

Menurut pidha (dalam Tumbuh Kembang Remaja dan

permasalahahannya,2004)

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya acne adalah:

a) Faktor genetik.

Faktor genetik memegang peranan penting terhadap kemungkinan

seseorang menderita acne. Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa

acne terjadi pada 45% remaja yang salah satu atau kedua orang

tuanya menderita acne, dan hanya 8% bila ke dua orang tuanya tidak

menderita acne. (Ayudianti & Indramaya, 2010).

b) Kebersihan wajah.

Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi kejadian

Acne Vulgaris pada remaja (Nami, 2009).

c) Faktor ras.

Warga Amerika yang berkulit putih lebih banyak menderita acne

dibandingkan dengan ras yang berkulit hitam dan acne yang diderita

lebih berat dibandingkan dengan orang Jepang.


d) Hormonal

Hormonal dan keringat yang berlebih dapat mempengaruhi keparahan

dari acne. Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi dapat

mempengaruhi timbulnya atau memperparah acne. Rata-rata 60-70%

wanita yang mengalami masalah acne menjadi lebih parah beberapa

hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah

menstruasi dan lesi acne menjadi lebih aktif rata-rata satu minggu

sebelum menstruasi yang disebabkan oleh hormon progesteron.

Hormon estrogen dalam kadar tertentu dapat menghambat

pertumbuhan acne karena hormon tersebut dapat menurunkan kadar

gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis dan hormon

Gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum sehingga

dapat menghambat pertumbuhan Acne Vulgaris (Nguyen dkk.,2007).

e) Diet.

Tidak ditemukan adanya hubungan antara acne dengan asupan total

kalori dan jenis makanan, karena hal tersebut tidak dapat

menimbulkan acne tetapi mengkonsumsi coklat dan makanan

berlemak secara berlebihan dapat memperparah terjadinya Acne

Vulgaris.

f) Iklim.

Cuaca yang panas dan lembab dapat memperparah acne. Hidrasi pada

stratum koreneum epidermis dapat merangsang terjadinya


acne dan pajanan sinar matahari yang berlebihan dapat memperburuk

acne.

g) Lingkungan

Acne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih berat di daerah

industri dan pertambangan dibandingkan dengan di pedesaan.

h) Stres.

Acne dapat kambuh atau bertambah buruk pada penderita stres

emosional. Mekanisme yang tepat dari proses acne tidak sepenuhnya

dipahami, namun lebih sering disebabkan oleh sebum berlebih,

hiperkeratinisasi folikel, stres oksidatif dan peradangan. Selain itu

androgen, mikroba dan pengaruh pathogenetic juga bekerja dalam

proses terjadinya acne (Thiboutot, 2008).

e. Diagnosis Banding

Diagnosis banding Acne Vulgaris antara lain yaitu:

1) Erupsi akneiformis

Disebabkan oleh obat (kortikosteroid, INH, barbiturat, yodida,

bromida, difenil hidantoin). Berupa erupsi papulo pustul

mendadak tanpa adanya komedo dihampir seluruh tubuh, dapat

disertai demam.

2) Acne rosasea adalah peradangan kronis kulit, terutama wajah

dengan predileksi di hidung dan pipi. Gambaran klinis acne

rosasea berupa eritema, papul, pustul, nodul, kista, talengiektasi

dan tanpa komedo.


3) Dermatitis perioral adalah dermatitis yang terjadi pada daerah

sekitar mulut sekitar mulut dengan gambaran klinis yang lebih

monomorf .

4) Moluskulum kontagiosum merupakan penyakit virus, bila lesinya

di daerah seborea menyerupai komedo tertutup.

5) Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang disebabkan oleh

Staphylococcus sp. Gejala klinisnya rasa gatal dan rasa gatal di

daerah rambut berupa makula eritem disertai papul atau pustul

yang ditembus oleh rambut (Afriyanti, 2015).

f. Diagnosis AV

Diagnosis Acne Vulgaris ditegakkan dengan anamnesis dan

pemeriksaan klinis. Keluhan penderita dapat berupa gatal atau sakit,

tetapi pada umumnya keluhan penderita lebih bersifat kosmetik. Pada

pemeriksaan fisik ditemukan komedo, baik komedo terbuka maupun

komedo tertutup. Adanya komedo diperlukan untuk menegakkan

diagnosis Acne Vulgaris (Wolff dan Johnson, 2009).

Selain itu, dapat pula ditemukan papul, pustul, nodul dan kista

pada daerah–daerah predileksi yang mempunyai banyak kelenjar

lemak. Secara umum, pemeriksaan laboratorium bukan merupakan

indikasi untuk penderita Acne Vulgaris, kecuali jika dicurigai adanya

hyperandrogenism (Zaenglein dkk., 2008).

g. Prognosis AV

Umumnya prognosis acne baik dan umumnya sembuh sebelum

mencapai usia 30-40an. Acne Vulgaris jarang terjadi sampai gradasi


yang sangat berat sehingga memerlukan rawat inap di Rumah Sakit

(Wasitaatmadja, 2007).

h. Klasifikasi AV

Dalam klasifikasi ini dikatakan sedikit apabila jumlah < 5,

beberapa 5-10 dan banyak >10 lesi. Tak beradang meliputi komedo

putih, komedohitam dan papul. Sedangkan beradang meliputi

pustul, nodus dan kista.

Klasifikasi lainnya yang dinyatakan oleh Plewig dan Kligman

(1975) dalam Djuanda 2010, yang mengelompokkan Acne

Vulgaris menjadi:

1. Acne komedonal

a. Grade 1: Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah

b. Grade 2: 10-25 komedo pada tiap sisi wajah

c. Grade 3: 25-50 komedo pada tiap sisi wajah

d. Grade 4: Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah

2. Acne papulopustul

a. Grade 1: Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah

b. Grade 2: 10-20 lesi pada tiap sisi wajah

c. Grade 3: 20-30 lesi pada tiap sisi wajah

d. Grade 4: Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah


3. Acne konglobata

Klasifikasi ASEAN menurut Plewig dan Kligman (1975) dalam

buku Acne Morphogenesis and Treatment dalam Djuanda (2010)

acne diklasifikasikan atas tiga bagian yaitu:

a) Acne Vulgaris dan variannya yaitu acne tropikalis, acne fulminan,

pioderma fasiale, acne mekanika dan lainnya.

b) Acne Venenata akibat kontaktan eksternal dan variannya yaitu acne

kosmetika, acne pomade, acne klor, acne akibat kerja, dan acne

diterjen.

c) Acne komedonal akibat agen fisik dan variannya yaitu solar

comedones dan acne radiasi (sinar X, kobal).

Klasifikasi ASEAN grading Lehmann yang mengelompokkan acne

menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 klasifikasi ASEAN grading Lehmann 2003(Wasitaatmadja,2010).

Derajat komedo Papul/pustul Nodul

Ringan <20 <15 Tidak ada

Berat >100 >50 <5

i. Grading Acne Vulgaris

Acne vulgaris (AV) merupakan penyakit kulit tersering yang

ditangani oleh dokter kulit. AV adalah penyakit pada bagian

pilosebasea dengan karakteristik klinis berupa seborea, komedo,


papul, pustul, nodul dan pada beberapa kasus sebagai jaringan parut

meski mudah untuk mendiagnosis polymorphic alamiah dari Acne

Vulgaris dan kelanjutan yang bervariasi yang tidak dapat dianggap

simpel atau mudah dalam menentukan severitas dari Acne Vulgaris

(Tahir, 2010).

Metode pengukuran grading AV termasuk klasifikasi yang

simpel berdasarkan pemeriksaan klinis, jumlah lesi, kebutuhan

penggunaan instrument yang kompleks seperti: fotography, fluorescan

fotography, video microscopy dan pengukuran produksi sebum. Oleh

karena itu, yang sering digunakan adalah grading dan penghitungan

jumlah lesi.

Grading adalah metode subjektif dimana menentukan keparahan

Acne Vulgaris berdasarkan observasi dan lesi yang dominan,

mengevaluasi ada atau tidaknya inflamasi dan perkiraan tingkat lanjut

dari lesi. Cara menentukan grading Acne Vulgaris secara keseluruhan

dengan cara menghitung lesi kemudian dicatat jumlahnya, tipe lesi

acne dan ditentukan secara keseluruhan (Strauss et al., 2007).sebaik

yang lain (Birawan, I.M., 2011).

Menurut Pillsbury (1963) dalam Djuanda (2010) membuat gradasi

Acne Vulgaris sebagai berikut:


Table 2.2
Gradasi keterangan Gradasi Acne Vulgaris

1komedo dimuka
2komedo, papul, pustul dan peradangan lebih dalam dimuka
3komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dimuka, dada, dan
punggung
4 Acne konglobota
Sumber .Djuanda,2010

j. Faktor pemicu Timbulnya Acne vulgais

Adapun faktor pemicu timbulnya jerawat dapat di jelaskan

sebagai berikut:

1) Bakteri propionibacterium acnes

Bakteri ini bisa hidup di wajah maupun di punggung.Dalam

keadaan normal bakteri ini tidak berbahaya, namun jika

kebersihan kulit kurang terjaga maka akan menyebabkan jerawat.

2) Adanya gangguan proses pengelupasan lapisan kulit luar

gangguan proses pengelupasan kulit luar akan menyebabkan

lapisan kulit yang mestinya mengelupas justru menyumbat saluran

kelenjer sebum, semua faktor ini bisa menyebabkan jerawat.

3) Reaksi radang

Peradangan juga dapat memicu infeksi pada kulit.ini akan

menyebabkan jerawat semakin bertambah parah(wulandari,2010)

k. Tanda dan gejala Acne vulgaris

Penserita biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada tempat-

tempat predileksi, yakni di muka, bahu, leher, dada, punggung


bagian atas,dan lengan bagian atas. Dapat disertai rasa gatal. Erupsi

kulit

berupa komedo, papul, pustule, nodus,atau kista, Komedo lazim di

kenal sebagai kepala hitam (komedo terbuka) dan kepala

putih(komedo tertutuo). Isi komedo ialah sebum yang kental atau

padat. Isi kista biasanya pus dan darah. Selain itu bisa terlihat

nodulus, infiltrasi granulomatosa dalam peradangan karena asam

lemak atau piokokus, jaringan parut dan keloid.

Gradasi adalah salah satu cara untuk mengukur derajat

keparahan acne. Ada beberapa kriteria gradasi pada saat ini yaitu yang

menunjukkan berat ringannya acne diperlukan untuk pengobatan.

Adanya berbagai pola pembagian grade acne yaitu sebagai berikut:

1. Pilsbury et al (1963), membuat gradasi sebagai berikut:

a. Grade 1 : komedo dimuka

b. Grade 2 : komedo, papul, pustul dan peradangan lebih dalam

dimuka

c. Grade 3: komedo. Papul, pustul, dan peradangan lebih dalam

dimuka, dada, punggung

d. Grade 4: acne konglobota

Gradasi yang dipakai dibagian ilmu penyakit kulit dan

kelamin FKUI/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo membuat

gradasi acne vulgaris sebagai berikut:


1) Ringan, bila beberapa lesi tak beradang pada satu predileksi,

sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi, sedikit

lesi beradang pada satu predileksi.

2) Sedang, bila banyak lesi tak beradang pada satu predileksi

,beberapa lesi tak beradang lebih dari satu predileksi, beberapa

lesi beradang pada satu predileksi, sedikit lesi beradang pada lebih

dar satu predileksi.

3) Berat, bila banyak lesi tak beradang pada lebih dari satu

predileksi, banyak lebih beradang pada satu atau lebih predileksi.

l. Pengobatan Acne vulgaris

Pengobatan acne dapat dilakukan dengan cara memberikan

obat-obatan topical, obat sistemik, bedah kulit atau kombinasi cara-

cara tersebut.

a) Pengobatan topikal.

Pengobatan acne dapat di lakukan untuk mencegah

permukaan komedo,menekan peradangan, dan mempercepat

penyembuhan lesi. Obat topical terdiri atas bahan iritan yang

dapat mengelupas kulit;antibiotika topical yang dapat

mengurangi jumlah mikroba dalam folikel acne vulgaris;anti

peradangan topikal dan lainya seperti atil laktat10% yang

untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.

b) Pengobatan sistemik.
Pengobatan sistemik ditunjukkan terutama untuk menekan

pertumbuhan jasad renik di samping juga mengurangi reaksi

radang,menekan produksi sebum dan mempengaruhi

perkembangan hormonal. Golongan obat sistemik terdiri

atas:anti bakteri sistemi obat hormonal untuk menekan

produksi androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor

organ target di kelenjar sebasea vitamin dan retinoid oral

sebagai antikeratinisai;dan obat lainnya secara anti inflamasi

non steroid.

c) Beda kulit.

Tindakan bedah kulit kadang-kadang di perlukan terutama

untuk memperbaiki jaringan parut akibat acne vulgaris

meradang yang berat yang sering menimbulkan jaringan parut

(wasitaatmadja,2007).

m. Pencegahan Acne vulgaris

Pencegarahan acne vulgaris dapat dilakukan dengan cara:

1) Mengindari terjadinya peningkatan jumlah lipis sebum

dengan cara diet rendah lemak dan karbohidrat serta

melakukan perawatan kulit untuk membersihkan

permukaan kulit dari kotoran.

2) Bersihkan wajah minimal dua kali sehari dengan mild

cleanser
3) Jangan terlalu sering memegang wajah terutama tangan

sedang kotor

4) Bersihkan wajah dengan uap air hangat setiap minggu

5) Menghindari makanan yang dapat menimbulkan jerawat

6) Hindari stess

7) Pilihlah kosmetik secara hati-hati sesuai dengan kulit

masing-masing

8) Konsumsi vitamin yang banyak mengandung vitamin C

dan E serta banyak mengkonsumsi air putih

9) Gunakan krim yang dapat mengecilkan pori-pori wajah

sehingga kotoran tidak dapat masuk ke dalam kulit.

(wulandari,2010).

2. Kebersihan Kulit Wajah

a. Tujuan Menjaga Kebersihan Wajah

Tujuan dalam menjaga kebersihan kulit wajah adalah untuk

menghilangkan sel–sel kulit mati dan minyak berlebih, keringat,

kotoran dan sisa kosmetik (Grimes, P.E., 2009). Pada saat melakukan

tindakan membersihkan kulit wajah dari sebum dan kotoran harus agar

tetap mempertahankan kelembaban yang adekuat dan menjaga

integritas stratum korneum kulit (Handa S, 2012).

b. Cara dan Kebiasaan Menjaga Kebersihan Wajah

Mandi dan mencuci wajah dapat mengangkat kelebihan minyak

pada kulit dan meluruhkan sel–sel kulit mati. Namun mencuci wajah
juga tidak boleh terlalu sering dilakukan, karena jika terlalu sering

mandi atau mencuci wajah menggunakan sabun dapat mengiritasi kulit

dan membuat kulit menjadi kering (Alsop R., 2008).

Kebiasaan membersihkan wajah dapat dilakukan dengan cara

kedua telapak tangan secara sirkuler selama 10 detik dan bilas dengan

air hingga bersih (Kern, 2010), dengan demikian minyak yang berlebih

akan berkurang dan sel kulit mati akan terangkat.

Pengaplikasian sabun wajah atau pembersih yaitu pada wajah

dan leher dengan gerakan mengusap dan melingkar (effleurage

danrotatie) dengan menggunakan ujung jari secara halus, cara

membersihkan bagian leher dengan gerakan dari tengah ke samping

kemudian dari atas ke bawah. Arah pemakaian sabun atau pembersih

wajah yaitu dengan gerakan ke atas, dengan maksud agar kulit tidak

tertarik ke bawah yang dapat menyebabkan kulit wajah mengendur dan

untuk membuka pori-pori kulit agar kotoran mudah dibersihkan (Kraft,

J., Freiman, A. 2011).

c. Frekuensi membersihkan wajah

Sebagaian besar orang percaya bahwa Acne Vulgaris

disebabkan oleh kulit yang kotor, padahal jika kita hanya

membersihkan saja tidak akan mengatasi masalah pada kulit.

Selain itu, membersihkan wajah secara berlebihan dengan produk-

produk seperti alkohol-based cleanser dan scrub dapat mengiritasi

kulit lebih jauh dan memperparah Acne Vulgaris, sebenarnya


dalam membersihkan wajah hanya membutuhkan dua kali dalam

sehari dengan air dan sabun yang lembut untuk mengurangi

minyak yang berlebih dan mengangkat kulit mati (Fulton, James,

2010).

Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian Fulton,

didapatkan responden yang menderita Acne Vulgaris dengan

frekuensi wajah berhubungan linier dimana semakin sering

membersihkan wajah maka semakin rendah angka kejadian Acne

Vulgaris dan yang membersihkan wajah lebih dari 3 kali sehari

angka kejadian acne hanya 2% (Fulton, Jame., 2010).

d. Jenis Pembersih Wajah

Membersihkan wajah hanya menggunakan air tanpa

menggunakan sabun pastinya kurang bersih serta terasa kotoran

masih melekat karena air tidak bisa membersihkan minyak dan

kotoran. Sehingga dibutuhkan beberapa jenis pembersih wajah

untuk membersihkan wajah dari kotoran yang melekat serta

berfungsi mengangkat sel-sel kulit mati. Adapun jenis bahan

pembersih yang digunakan yaitu,-

1) Bahan dasar padat: masker

2) Bahan dasar minyak: krim pembersih, susu pembersih

3) Bahan dasar air dan alkohol: face tonic, penyegar

(Draelos, Z.D, 2007).


Bahan pembersih yang sering digunakan adalah sabun. Sabun

adalah pembersih dengan bahan dasar air yang mempunyai

kandungan surfaktan (surface active substance) Surfaktan dapat

membersihkan material yang mengandung minyak dan tidak larut

oleh air. Bahankimia yang terkandung dalam surfaktan bekerja

mengurangi tegangan permukaan jaringan sehingga akan

mempercepat daya pembersih kulit. surfaktan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Surfaktan kationik: merupakan campuran amonium. Banyak

ditemukan pada produk–produk perawatan kulit yang sifatnya

kurang baik ditoleransi oleh kulit.

2) Surfaktan anionik: surfaktan jenis ini beredar di pasaran karena

efek detergennya baik.

3) Sodium amfoterik: surfaktan ini banyak digunakan pada sampo,

ditoleransi baik oleh kulit.

4) Surfaktan non ionik: surfaktan yang tidak bermuatan,

ditoleransi baik dibandingkan tipe lain tetapi kemampuan

membentuk busa

e. Dampak Akibat tidak Membersihkan wajah

Untuk menyadarkan pentingnya rutin membersihkan wajah,

berikut adalah akibatnya jika lalai merawat kulit wajah.

1) Menumpuknya Sel Kulit Mati


Menggunakan pembersih wajah alami pada malam hari bisa

mengangkat sel kulit mati yang tertinggal. Pada malam

hari, sel kulit akan beregenerasi 8 kali lebih cepat dibanding

pada siang hari, dan tubuh akan melakukan proses

detoksifikasi dengan lebih baik.

Jika wajah tidak dibersihkan sebelum tidur, ini bisa

menghambat proses regenerasi sel dan menyebabkan sel

kulit mati menumpuk di permukaan kulit.

Menumpuknya sel kulit mati menyebabkan berbagai

masalah seperti jerawatan, dan kulit yang kusam.

2) Kulit Menjadi Kering

Kulit membutuhkan pelembap dari pembersih wajah

alami karena seiring dengan pertumbuhan usia, tubuh tidak

lagi bisa memproduksi pelembap alami dengan baik.

Pelembab yang baik untuk kulit kamu adalah yang

mengandung vitamin C karena vitamin ini selain bisa

memperbaiki kerusakan pada kulit juga bisa merangsang

tubuh untuk memproduksi kolagen.

Kolagen merupakan senyawa protein yang bertugas

untuk menjaga kulit tetap lembap dan kenyal. Oleh karena

itu, tidak membersihkan wajah dengan pembersih wajah

alami bisa membuat kulit menjadi kering karena ia tidak

mendapatkan bahan pelembap yang cukup.


3) Cepat Menimbulkan Keriput

Manusia pasti akan bertambah tua, namun kamu bisa

menghambat munculnya tanda-tanda penuaan dan awet

muda lebih lama. Kulit yang kering akibat jarang

membersihkan wajah dengan pembersih wajah alami

akan lebih mudah timbul garis-garis halus pada bagian

wajah

Mula-mula kerutan halus akan muncul umumnya

di dahi dan daerah sekitar mata, kemudian semakin

kamu jarang membersihkan wajah kerutan ini akan

semakin dalam. Rutin membersihkan wajah akan

membuat sel lebih cepat beregenerasi dan menunda

penuaan pada kulit.

4. Pori-Pori Membesar

Dampak selanjutnya dari jarang menggunakan pembersih wajah

alami adalah bisa memperbesar atau melebarkan pori-pori.

Kotoran, debu, dan makeup yang tidak dibersihkan bisa masuk

ke dalam pori-pori kulit dan membuat lubang pori semakin

lebar.

Kulit wajah dengan pori yang lebar akan membuat

penampilan kamu tampak tua dan kulit menjadi kendur. Pori-

pori yang sudah melebar akan membutuhkan waktu untuk bisa

menutup kembali dengan usaha-usaha yang membutuhkan


kesabaran. Oleh karena itu, cegah pori-pori kamu menjadi besar

dengan rutin membersihkan wajah dari makeup sebelum tidur

malam. (Berlian,2015).

B. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang di lakukan oleh Dede Chrisna Febri Hertanto(2013)

Hubungan Antara Kebersihan Wajah dengan Kejadian Akne Vulgaris pada

Siswa SMA Negeri 3 Klaten. Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit

kulit yang meradang berasal dari folikel pilosebasea. Insidensi terbesar

terjadi pada umur 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria. Di

Indonesia, menurut catatan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetika

Indonesia (KSDKI), terdapat 80% kejadian AV pada tahun 2007. Faktor

yang mempengaruhi terjadinya AV antara lain terdapat peningkatan

produksi sebum, penyumbatan folikel pilosebasea, peningkatan kolonisasi

bakteri Propionibacterium acnes. Kebersihan yang baik adalah kebersihan

yang menghilangkan kelebihan sebum tanpa merusak lipid pelindung

kulit, dan menghilangkan bakteri dari permukaan kulit. Kebanyakan

remaja khususnya pelajar SMA sering kali mengabaikan tentang

pentingnya menjaga kebersihan wajah mereka.

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kebersihan

wajah dengan kejadian akne vulgaris. Metode Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

Cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan didapat


49 sampel. Sampel penelitian adalah siswa kelas 2 di SMA Negeri 3

Klaten.

Hasil uji gamma didapatkan nilai p = 0.002 (p<005) dengan demikian Ho

ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan antara derajat

kebersihan wajah dengan kejadian akne vulgaris.

Kesimpulan: Ada hubungan antara kebersihan Tidak terdapat

hubungan antara kebersihan wajah dengan kejadian akne vulgaris pada

siswa SMA N 3 Klaten.

2. Pada penelitian Andriani rahadiana kurniawati dengan judul pengaruh

kebersihan kulit wajah terhadap kejadian akne vulgaris Mengetahui

pengaruh kebersihan kulit wajah (kebiasaan membersihkan wajah,

frekuensi membersihkan wajah, jenis pembersih yang digunakan)

terhadap kejadian Akne vulgaris. Metode. Penelitian ini merupakan

penelitian observasional dengan rancangan cross sectional pada

populasi penelitian mahasiswa laki – laki Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro Semarang. Pemilihan sampel dengan

menggunakan metode cluster random sampling didapatkan 68

responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan rentang usia 18 –

23 tahun. Data yang ditetapkan adalah data primer dari kuesioner. Uji

analisis yang digunakan adalah chi square.

Hasil.Berdasarkan uji chi square tidak didapatkannya pengaruh

yang signifikan kebiasaan membersihkan wajah terhadap kejadian akne

vulgaris derajat ringan dan sedang ( p = 0,199 ). Tidak terdapat


pengaruh yang signifikan antara frekuensi membersihkan wajah

terhadap kejadian akne vulgaris derajat ringan dan sedang ( p = 0,403 ).

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis pembersih yang

digunakan terhadap kejadian akne vulgaris derajat ringan dan sedang

( p = 1,000 ). Jenis pembersih yang banyak digunakan yaitu sabun

khusus wajah ( 82,3% ), hanya menggunakan air ( 16,2% ), sabun mandi

(1,5%). Kesimpulan.Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

kebiasaan membersihkan wajah, frekuensi membersihkan wajah, jenis

pembersih yang digunakan terhadap kejadian akne vulgaris.

Perbedaan penelitian Dede Chrisna Febri Hertanto. Hubungan

Antara Kebersihan Wajah dengan Kejadian Akne Vulgaris pada Siswa

SMA Negeri 3 Klaten (2013). Andriani rahadiana kurniawati dengan

judul pengaruh kebersihan kulit wajah terhadap kejadian akne vulgaris

Mengetahui pengaruh kebersihan kulit wajah (2012). perbedaan dengan

penelitian ini adalah terletak pada variabel independen, metode

penelitian, populasi, sample lokasi penelitian teknik pengambilan

sample, dan alat pengumpulan Data. Sedangkan persamaannya terletak

pada variabel independen, rancangan penelitian dan analisa data.


C. Kerangka Teori

Kerangka Teori adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori

atau teori yang mendukung penelitian tersebut(Notoatmodjo,2012)

Kebersihan kulit
1. Cara dan kebiasaan
Menjaga kebersihan
wajah
2. Frekuensi
membersihkan wajah
3. Jenis pembersih
wajah

Faktor penyebab
1. Perubahan Pencegahan
Hormonal 1. Menghindari faktor
2. kosmetik Acne
pencetus
3. Stres vulgaris 2. Pola hidup sehat
4. Infeksi 3.Membersihkan
5. Faktor keturunan wajah
6. Gangguan 4. Pengobata acne
Emosional
vulgaris
7. Toksin
Grading Acne Vulgaris:
1. Grade 1
2. Grade 2

Skema 2.2

Kerangka Teori

D. Kerangka Konsep

kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

yang ingin di amati atau di ukur melalui penelitian-penelitian yang akan

dilakukan(Notoatmodjo,2010).

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat di lihat pada skema
Berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Perilaku Membersihkan
Grading Acne Vulgaris
Kulit wajah

Skema 2.3

Kerangka Konsep

E. Hipotesa

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian ini kebenarannya

akan di buktikan dari Hail penelitian,maka hipotesis ini dapan benar atau

salah, dapat di terima atau di tolok (Notoatodjo,2007).

Ha:

Terdapat Hubungan Perilaku Membersihkan kulit wajah terhadap

Grading Acne Vulgaris.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian Rancangan Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Desain yang di gunakan pada penelitian ini adalah dengan

desain kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional,

Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan

melakukan pengukuran atau pengamatan variabel independen dan

variable dependen di kumpulkan dalam waktu yang bersamaan

(Notoatmojo.2012).

Jenis penelitian ini adalah yang sangat penting analitik dalam

penelitian. Memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi akurasi atau hasil. Istilah rancangan

penelitian di gunakan dalam dua hal pertama, rancangan penelitian

merupakan strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan

sebelum perencanaan akhir pengumpulan data. Dan yang kedua

rancangan penelitian digunakan untuk mengidentifikasikan struktur

penelitian yang akan di lakukan.


Rancangan Penelitian

Penelitian dimulai

dimulai

Menentukan subjek
penelitian

Siswa/i kelas 2 yang


mengalami acne vulgaris
di SMAN 2 Bangkinang
kota

Perilaku
Membersihkan Kulit
Melakukan
pengamatan Hasil
bersamaan pengamatan
Grading Acne
Vulgaris

Hasil
analisis

Skema 3.1.Rancangan Penelitian

2. Alur penelitian

Alur penelitian dari penelitian ini adalah Hubungan Perilaku Membersihan

Kulit Wajah terhadap Grading Acne Vulgaris pada siswasiswi kelas 2

diSMAN2 Bangkinang kota Tahun 2018. Alur penelitian Dapat dilihat pada

skema di bawah ini:


Universitas pahlawan Tuanku Tambusai

Perizinan etik
pengambilan Data
izin penelitian

Siswi kelas 2 yang mengalami acne


vulgaris di SMAN2 Bangkinang kota

Perilaku
Grading Acne
Membersihkan
vulgaris
Kulit

Analisa Data

Hasil penelitian

Skema 3.2 Alur penelitian

3. Prosedur penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian

dengan melalui prosedur sebagai berikut:


a. Mengajukan permohonan pembuatan surat izin pengambilan data kepada

bagian prodi S1 Keperawatan

b. Setelah mendapat surat izin pengambilan data dari bagian program studi

S1 Keperawatan surat tersebut, diberikan kepada Dinas pendidikan

provinsi untuk membuatkan surat izin pengambilan data kepada kepala

sekolah SMAN2 Bangkinang kota

c. Setelah mendapatkan izin surat pengambilan data, dari dinas pendidikan

provinsi untuk pengambilan data di SMAN2 Bangkinang kota

d. Selanjut nya mengajukan permohonan pembuatan surat izin pengambilan

data kepada bagian prodi S1 Keperawatan untuk Pengambilan Data siswa-

siswi di SMAN2 Bangkinang kota

e. Tembusan disampaikan kepada kepala sekolah SMAN2 Bangkinang kota

f. Setelah mendapat izin, peneliti memohon izin kepada kepala sekolah

SMAN2 Bangkinang kota untuk mengambil data,

g. Membuat proposal penelitian.

h. Ujian proposal penelitian.

i. Melakukan Penelitian

Saya melakukan penelitian pada tanggal 16-18 juli 2018, diSMAN2

Bangkinang kota, pada siswa- siswi kelas 2, dengan 324 sampel yang di

dapat dari data siswa siswi tersebut, di perkecil dengan menggunakan

rumus, dapat lah sampel sebanyak 179, dari 179 sampel tersebut di berikan

kuesioner, dengan cara teknik simple Random Sampling, dimana

pengambilan data sampel secara acak, yang dicabut log oleh peneliti di
rumah dengan banyak cabut log 324, kemudian diabil sebanyak 179 yang

kemudian di tandai dengan nama-nama siswa siswi tersebut, nama-nama

tersebutlah yang akan di berikan kuesioner sebanyak 179, pada 11 kelas 5

ipa, dan 6 ips, selama 3 Hari bertutut-turut.

j. Melakukan pengolahan data

k. Melakukan seminar hasil

4 . Variabel Dalam Penelitian

Variabel –variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah :

. a. Variabel Bebas (Independen variabel)

Variabel ini sering di sebut sebagai variabel stimulus, input, prediktor dan

antecendent. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya

atau berubahnya variabel dependen. sedangkan variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Perilaku Membersihkan Kulit wajah

b. Variabel Terikat (Depnden variabel)

Variabel ini sering di sebut sebagai variabel respon, output, kriteria,

konsekuen, Variabel terikat merupakan variabel yang di pengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini Grading Acne Vulgaris.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN2 Bangkinang kota

2. waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan Pada Tanggal 16-18 juli 2018


C . Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian(Notoatmojo,

2010).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas 2 yang

mengalami AV di SMAN2 Bangkinang kota yang berjumlah 324

orang.

2. Sample

Sample adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan

objek yang di teliti yang di anggap mewakili seluruh populasi

(Hidayat,2014). yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah

sebagian siswa siswi kelas 2 yang mengalami grading acne

vulgaris di SMAN 2 Bangkinang kota dengan kriteria:

a. Kriteria Sample

1) kriteria Inklusi:

a) Siswa/i kelas 2

2) Kriteria eksklusi

a) Siswa/i masuk sekolah karna yang sedang sakit saat dilakukan

penelitian

b) Siswi kelas 2 SMAN2 Bangkinang kota yang pindah sekolah

saat di lakukan penelitian.

b. Besar sampel

Besar sampel pada penelitian ini adalah dengan rumus:


𝐍
n=
𝟏+𝐍(𝒅)2

keterangan :

n : Besar populasi

N: Besar Sampel

d: Tingkat signifikasi (P) Irman Somatri(2009).

324
n=
1+324(0,05)2

324
n=
1+324(0,0025)

324
n=
1+0,81

324
n=
181

n=179,00 = 179 orang

jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

179 orang responden.

c. Teknik Pengambilan Sample

Teknik pengambilan sampel yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan simple random

sampling yaitu dengan cara pengambilan data secara acak dari

siswa/i yang bersekolah di SMAN2 Bangkinang kota

D . Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang

sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan


langsung dengan manusia, maka maka segi etika penelitian harus di

perhatikan. Masalah etika penelitian yang harus di perhatikan antara

lain:

1. Lembar persetujuan (informed Consent)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

penelitian dengaan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut di berikan sebelum penelitian di lakukan. Tujuan informed

consent adalah subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian

mengetahui dampaknya, Jika calon responden bersedia, maka mereka

akan mendatangi lembaran persetujuan tersebut. Jika responden tidak

bersedia, maka peneliti Harus menghormati hak pasien.

2. Tanpa Nama(Anomity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak akan

mencantumkan namanya pada lembaran penggumpulan data, cukup

dengan memberikan nomor kode pada lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah

masalah Lainnya akan di jamin kerahasiannya oleh peneliti

(Hidayat,2014).

E. Alat Pengumpulan Data

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berupa daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah diuji validitas dan

reabilitasnya. Pengujian reliabilitas koesioner dilakukan pengujian


internal dengan menguji coba kuesioner hanya satu kali, kemudian

dilakukan analisis untuk memprediksi reliabilitas kuesioner.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu berupa Lembar ceklis yang terdiri dari 20 pertanyaan.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini ,peneliti akan menggumpulkan

data melalui prosedur sebagai berikut:

1. Setelah mendapat izin dari kepala Sekolah SMAN2 Bangkinang

Kota,penulis melakukan konfirmasi kepada kepala sekolah untuk

menggadakan penelitian di SMAN2 Bangkinang Kota .

2. Sebelum penelitian di lakukan,penulis menjelaskan tentang tujuan

penelitian kepada siswa

3. Setelah memahami tujuan penelitian,responden yang setuju di

minta menandatanggani surat persetujuan menjadi responden

4. Mempersilahkan responden untuk mengisi kuesioner

5. Kuesioner yang telah di isi, kemudian di kumpulkan dan di periksa

oleh penulis kemudian di lakukan analisa.

G. Teknik Pengolahan Data

Dalam suatu penelitian pengolahan dan analisi data merupakan salah

satu langkah yang penting. Hal ini karena data yang diperoleh peneliti

masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap

untuk di sajikan. Untuk memperoleh hasil yang berarti dan kesimpulan

yang baik,di perlukan pengolahan data(Notoatmdjo,2012).


Setelah data terkumpul kemudian diolah dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau kuesioner yang diperoleh dan dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting(edit)terlebih dahulu. Apabila

ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak

mungkin dilakukan wawancara ulang,maka kuesioner tersebut

diulang(drop out)

2. Membuat Lembaran kode (coding sheet)

Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom

untuk merekam data secara manual. Lembar atau kartu kode berisi

nomer responden dan nomor-nomor pertanyaan.

3. Memasukkan Data(Data Entry)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kart kode

sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

4. Tabulasi

Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti.


H. Definisi Operasional

Definisi operasional berfungsi untuk menyederhanakan arti kata atau

pemikiran tentang ide,kata-kata yang di gunakan agar orang lain

memahami maksudnya sesuai keinginan penelitian(Notoatmodjo, 2012).

1.Variabel bebas (X) yaitu Perilaku Membersihkan Kulit

2. Variabel terikat (Y) yaitu Grading Acne vulgaris

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variable Defenisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur
Variabel Independen

1.Perilaku Perilaku membersihkan Lembar Ordinal 0= Tidak melakukan


Kebersi kulit wajah dengan ceklis kebersihan jika
Han kulit menggunakan sabun Nilai mean
Wajah wajah, pembersih wajah ≤11
Toner penyegar, yang
berperilaku tidak baik member
Sikan wajah, yang berperilaku
Baik dalam membersihkan 1= Melakukan
wajah kebersihan
wajah jika
Nilai mean
>11

Variabel Dependen

2.grading penyakit kulit yang terjadi kuesioner Ordinal 0= Berat


Acne akibat peradangan menahun >50
Vulgaris folikel pilosebasea, pustula
Merupakan AV yang mera
Dang, pustula muncul dengan 1=Ringan
Dasar merah dan dapat me <15
Nyebabkan luka parut
I . Analisa Data

Setelah data terkumpul, dilakukan :

a. Pengecekan terhadap data–data yang terdapat pada kuesioner.

b. Melakukan seleksi terhadap data–data yang telah terkumpul, pada tahap ini

dilakukan penilaian apakah sampel masuk ke dalam kriteria inklusi atau

eksklusi.

c. Dilakukan analisis data.

c. Dilakukan analisis data.

Analisis data antara variabel membersihkan kulit wajah terhadap grading

acne vulgaris dilakukan uji hipotesa dengan analisis bivariat chi square.

1. Analisa Univariat

Penelitian analisis univariat adalah analisa yang dilakukan

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil

pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah

menjadi informasi yang berguna. peringkasan tersebut dapat berupa

ukuran statistik, tabel, grafik. Analisa univariat dilakukan masing–masing

variabel yang diteliti.

Untuk variabel perilaku acne menggunakan rumus distribusi

frekuensi sebagai berikut: 𝑓


P=𝑁 𝑥100%

Keterangan :

P : hasil prosentase
F: frekuensi hasil pencapaian

N : total seluruh observasi

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan satu variabel

independen dengan satu variabel dependen, bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen utama dengan variabel dependen

dengan tanpa mempertimbangkan variabel independen atau faktor risiko

lainnya. Analisa bivariat menggunakan uji kai kuadrat (Chi Square),

karena semua data diukur dalam skala katagorik dikotomi (melihat

hubungan antara variabel katagorik dengan variabel katagorik. Prinsip

dasar uji kai kuadrat adalah membandingkan frekuensi yang terjadi

(observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi) (Hastono, 2010).

Pada penelitian ini analisa bivariat menggunakan komputerisasi

dengan program SPSS.

Hasil uji Chi Square hanya dapat menyimpulkan ada tidaknya

perbedaan proporsi antar Kelompok atau dengan kata lain kita hanya

dapat menyimpulkan ada/tidaknya hubungan dua variabel kategorik.

Dengan demikian uji Chi Square tidak dapat menjelaskan derajat

hubungan, dalam hal ini uji Chi Square tidak dapat mengetahui mana

yang memiliki risiko lebih besar dibanding Kelompok lain.

Dalam bidang kesehatan untuk mengetahui derajat hubungan,

dikenal dengan Risiko Relatif (RR) dan Odds Rasio (OR). Risiko

relatif membandingkan risiko pada Kelompok ter-ekspose dengan


Kelompok tidak terekspose. Sedangkan odds rasio membandingkan

odds pada Kelompok ter-ekspose dengan odds Kelompok tidak ter-

ekspose. Ukuran RR pada umumnya digunakan pada desain kohort,

sedangkan ukuran OR biasanya digunakan pada desain kasus control

atau ptong lintang (Cross Sectional) (Sutanto Priyo Hastono,2007).


BAB IV
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan tanggal 16-18 Juli 2018 di SMAN2 Bangkinang

Kota dengan jumlah sampel sebanyak 179 responden. Tujuan penelitian ini adalah

mengetahui hubungan variabel independen (Perilaku Membersihkan Kulit Wajah)

dengan variabel dependen (Grading AV) pada remaja di SMAN2 Bangkinag Kota

tahun 2018.

Setelah data dikumpulkan kemudian diolah secara komputerisasi. Hasil

pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut ini :

A. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur pada Remaja


di SMAN2 Bangkinang Kota Tahun 2018
No Umur Frekuensi Presentase %
1. 16 Tahun 7 3.9
2. 17 Tahun 53 29.6
3. 18 Tahun 117 65.4
4. 19 Tahun 2 1.1
Jumlah 179 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui dari 179 Responden sebagian besar

berumur 18 tahun yaitu 117 Responden (65,4%)


B. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi

frekuensi perilaku membersihkan kulit wajah. Adapun hasil Analisa

Univariat dapat dilihat pada uraian berikut :

1. perilaku membersihkan kulit wajah tentang Grading AV

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku


Membersihan Kulit Wajah Tentang Grading AV di SMAN2
Bangkinang Kota Tahun 2018
No Perilaku Frekuensi Presentasi %
1. Positif 32 17.9
2. Negatif 147 82.1
Jumlah 179 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

yang mempunyai Perilaku Negatif sebanyak 147 responden (82,1%).

2. Grading AV

Tabel 4.3 distribusi Frekuensi Grading AV di SMAN2 Bangkinang Kota


tahun 2018
No Grading AV Frekuensi Presentasi %
1. Berat 98 54.7
2. Ringan 81 45.3
Jumlah 179 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden yang mengalami Grading AV sebanyak 98 responden (54,7%).


C. Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini memberikan gambaran ada tidaknya hubungan antara

Variabel independen (perilaku kebersihan kulit wajah) dan variabel dependen

(Grading AV) pada remaja. Analisa bivariat diolah dengan program

komputerisasi menggunakan uji chi-square. Kedua variabel terdapat

hubungan apabila p value < 0,05. Hasil analisa bivariat dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

1. Hubungan Perilaku Membersihan Kulit Wajah dengan Grading AV pada

Remaja

Tabel 4.4 hubungan Perilaku Membersihkan Kulit Wajah dengan Grading


AV pada remaja di SMAN2 Bangkinang Kota tahun 2018
Grading AV
POR
P
No Perilaku Berat Ringan Total
Value

N % N % N %

1 Negatif 90 91.8 57 70..3 147 100


0.117 0.002

2 Positif 8 8.2 24 29.7 32 100

Total 98 100 81 100 179 100


Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 147 responden yang

memiliki perilaku negatif, terdapat 90 responden berat Grading AV nya,

sedangkan diantara responden yang berperilaku positif dari 32 responden

yang memiliki perilaku positif, terdapat 8 responden yang berat Grading

AV nya. Uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,002, (p value < 0,05),

dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

perilaku membersihkan wajah dengan Grading AV pada remaja di SMAN

2 Bangkinang Kota tahun 2018.


BAB V
PEMBAHASAN

A. Hubungan Perilaku Membersihkan Kulit Wajah Pada Siswa-Siswi di

SMAN2 Bangkinang Kota Tahun 2018.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa ada

hubungan yang signifikan antara perilaku membersihkan kulit wajah remaja

dengan Grading AV pada laki-laki dan perempuan di SMAN 2 Bangkinang

Kota tahun 2018 dengan nilai p = 0,002 ( p value < 0,05).

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 179 orang remaja di SMAN2

Bangkinang Kota dapat diketahui bahwa dari 32 remaja yang perilaku positif,

terdapat 8 responden (8,2%) berat Grading AV nya, menurut asumsi peneliti

remaja yang perilaku positif namun masih berat Grading AV nya disebabkan

faktor hormonal.

Hormonal dan keringat yang berlebih dapat mempengaruhi keparahan dari

acne. Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi dapat mempengaruhi

timbulnya atau memperparah acne. Rata-rata 60-70% wanita yang mengalami

masalah acne menjadi lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan

menetap sampai seminggu setelah menstruasi dan lesi acne menjadi lebih aktif

rata-rata satu minggu sebelum menstruasi yang disebabkan oleh hormon

progesteron.

Hormon estrogen dalam kadar tertentu dapat menghambat pertumbuhan

acne karena hormon tersebut dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal
dari kelenjar hipofisis dan hormon Gonadotropin mempunyai efek menurunkan

produksi sebum sehingga dapat menghambat pertumbuhan Acne Vulgaris

(Nguyen dkk.,2007).

Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu faktor

penunjang, terutama wajah yang bersih tanpa akne merupakan modal penting

dalam pergaulan dan karir.Acne vulgaris(AV) atau jerawat adalah penyakit

peradangan kronis folikel sebasea yang sudah dikenal luas dan sering

dikeluhkan oleh para wanita terutama remaja dan dewasa muda. Menurut

kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia, terdapat 60% penderita AV

pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007 (Kabau, 2012).

AV adalah penyakit utama pada remaja, 85% remaja terkena dengan

tingkat keparahan tertentu, paling sering muncul pada usia 15-18 tahun, baik

pada laki-laki ataupun perempuan, namun terkadang dapat menetap sampai

dekade ketiga atau bahkan pada usia yang lebih lanjut. Acne Vulgaris

merupakan penyakit yang dipengaruhi atau dicetuskan oleh banyak

faktor,yaitu faktorgenetik, lingkungan, hormonal, stres, emosi, makanan,

trauma, kosmetik, obat-obatan. (prida Ayudianti,2014).

Hal ini didukung dalam artikel Hidayat, 2014 yang mengatakan bahwa

dalam Grading AV, karena remaja tidak terlalu mengetahui apa itu Grading

AV. Pendidikan dan Pengetahuan membersihkan kulit wajah remaja dalam

mengatasi timbulnya Grading AV, sehingga dapat mendeteksi terkena

Grading AV. Masalah pengertian, pemahaman perilaku remaja dalam


mendeteksi Grading AV tidak akan menjadi halangan besar jika pendidikan

dan pengetahuan yang memadai tentang itu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nirwati, 2015 pada 66 remaja yang menunjukan bahwa terdapat hubungan

perilaku membersihkan kulit wajah dengan Grading AV pada remaja. Dengan

hasil uji Chi Square nilai p= 0,002 (p=<0,05).


BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan perilaku

membersihkan kulit wajah terhadap Grading AV pada siswa-siswi kelas 2

di SMAN2 Bangkinang Kota tahun 2018, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Sebagian besar responden berada pada kategori berperilaku Negatif

yaitu sebanyak 147 responden (82,1%)

2. Sebagian besar responden yang mengalami berat Grading AV nya yaitu

sebanyak 98 responden (54,7%)

3. Ada Hubungan Perilaku Membersihkan Kulit Wajah Terhadap Grading

AV pada siswa/siswi di SMAN2 Bangkinang Kota tahun 2018 dengan

nilai p= value 0,002 atau p < 0,05

B. Saran

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan

informasi dan sekaligus pemahaman untuk dapat meningkatkan

perilaku menjaga kebersihan diri agar tidak salah dalam

menggunakan perawatan kulit wajah serta dapat mengurangi

kejadian acne vulgaris dan lebih peduli terhadap kesehatan.


2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat di jadikan bahan masukan bagi proses

peneliti selanjutnya terutama yang berhubungan dengan acne

vulgaris.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat di gunakan oleh masyarakat sebagai

sumber penetahuan dan informasi untuk mengembangkan penelitian

kejadian acne vulgaris Pada Remaja untuk penelitian selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Afrianti.(2015). Diagnosa banding acne vulgaris.medika muda

Ahnan.(2014) . Jerawat yang masih perlu anda ketahui.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Andriani.(2014). pengaruh kebersihan kulit wajah terhadap kejadian acne


vulgaris. Jurnal Medika Muda

Berlian .(2015). Dampak Akibat Tidak membersihkan Wajah. Jakarta Diakses


Tanggal 7 mei 2018

Birawan. ( 2011). Grading Acne Vulgaris.Diakses tanggal 05 mei 2018

Dede.(2013).Hubungan antara kebersihan wajah dengan kejadian acne vulgaris


pada siswa kelas 3 sma klaten .Fkui. Diakses tanggal 10 mei 2018

Dewi rahmawati.(2012).Hubungan perawatan kulit wajah dengan timbulnya acne


Vulgaris.Medikal Muda

Draelos.(2007). Jenis bahan pembersih wajah Jakarta diakses tanggal 2 mei 2018

Djuanda.( 2010) klasifikasi acne vulgaris Medika indonesia.

Fulton.(2010). Frekuensi membersihkan wajah diakses tanggal 10 mei 2018

Geldard.(2010). Kejadian dan Faktor resiko Akne Vulgaris. Media Medika


Indonesia

Handa.(S,2012). Melakukan tindakan membersihkan kulit wajah media Medika


Indonesia

Mukhopadhyay.(2011). Kebersihan wajah yang optimal didukung dengan cara


Perawatan kulit wajah dengan menggunakan pembersih,penyegar di
Akses tanggal 18 mei 2018

Nura’ni.(2015). Mengabaikan Tentang kebersihan wajah Diakses tanggal 22 mei


2018
Notoadmodjo,Dr.Soekidjo,(2010).Metodologi penelitian kesehatan .Jakarta:
Rineka Cipta

Prida Ayudianti.(2014). faktor pencetus acne vulgaris. Jurnal Departemen


Medik Fungsional Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

Sehat kabau.(2012). Hubungan antara pemakaian jenis kosmetik dengan kejadian


acne vulgaris.Diponegoro

Subhan Kadir. (2016) .personal hygiene dalam membersihkan wajah Diakses


Tanggal 1 mei 2018

Suryani.(2012). Kejadian dan faktor resiko akne vulgaris. Media Medika


Indonesia

Wasitaatmadja.(2007). Ilmu Penyakit kulit dan kelamin, Edisi kelima,cetakan


kedua,3-8,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta.

Wulandari.(2010) .cara jitu mengatasi jerawat.jakarta: CV Andi Ofset

Wolff Johnson.(2009). Diagnosis AV acne vulgaris diakses tanggal 5 mei 2018


SURAT PERYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi saya dengan judul HUBUNGAN PERILAKU MEMBERSIHKAN


KULIT WAJAH TERHADAP GRADING ACNE VULGARIS PADA
SISWI KELAS 2 DI SMAN 2 BANGKINANG KOTA TAHUN 2018
Adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar
akademik baik di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai maupun di
Perguruan tinggi lainya.
2. Skripsi ini murni gagasan,penilaian,dan rumusan saya sendiri,tanpa
bantuan tidak sah dari pihak lain,kecuali arahan dari pembimbing.
3. Di dalam Skrpsi ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah
di tulis atau di publikasikan oleh orang lain ,kecuali di kutip secara
tertulis dengan jelas dan di cantumkan sebagai acuan di dalam naskah
saya dengan di sebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pada
daftar pustaka.
4. Peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya ,dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran pernyataan ini,saya
bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar yang saya peroleh
karena Skripsi ini ,serta sansi lainya sesuai dengan norma dan
ketentuan hukum yang berlaku.

Bangkinang, Juli 2018

Saya yang Menyatakan

MERRY SUSANTI

1414201023
SURAT PERMOHONAN

Kepada YTH,
Calon Responden

Dengan Hormat,
Bersama dengan surat ini, saya sampaikan kepada bapak/ibu/sdr/i
semoga dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Adapun
tujuan saya adalah meminta kesediaan kepada saudara/i untuk menjadi
calon responden dalam penelitian ini.
Saya adalah mahasiswi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai yang akan mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan perilaku membersihkan kulit wajah
terhadap grading acne vulgaris pada siswa siswi di SMAN2
bangkinang kota tahun 2018”
Tujuan penelitian ini tidak akan berakibat negatif dan merugikan
saudara/i sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi yang di berikan
akan di jaga dan hanya digunakan untuk penelitian ini serta bila tidak di
gunakan lagi akan di musnahkan.
Saya berharap responden bersedia menandatangani persetujuan dan
menjawab semua pertanyaan dan lembar kuesioner dengan petunjuk yang
ada.
Demikian surat permohonan ini dibuat dengn sebenar-benarnya. Atas
bantuan responden saya ucapkan terima kasih.

Bangkinang, Juli 2018


Peneliti

MERRY SUSANTI
1414201023
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah membaca dan menerima penjelasan yang telah di berikan oleh peneliti
saya bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden penelitian dengan judul
‘’Hubungan Perilaku Membersihkan Kulit Wajah Terhadap Grading
Acne Vulgaris pada siswa siswi di SMAN2 Bangkinang Kota Tahun
2018".
Peneliti dilakukan oleh mahasiswa S1 Keperawatan:
Nama : MERRY SUSANTI
Nim : 1414201023
Alamat : Bangkinang

Saya mengerti bahwa peneliti ini tidak berakibat negatif terhadap saya dan
keluarga, Saya tahu peneliti ini akan menjadi masukan bagi peningkatan
pelayanan keperawatan, sehingga jawaban yang saya berikan adalah
sebenarnya. Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya dan setiap
pertanyaan yang saya ajukan berkaitan dengan penelitian ini, dan dapat
jawaban yang memuaskan.
Demikian saya menyatakan sukarela berperan dalam peneliti ini.

Bangkinang, Juli 2018

(.........................................)
KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PERILAKU MEMBERSIHKAN KULIT WAJAH TERHADAP
GRADING ACNE VULGARIS PADA SISWA SISWI KELAS 2 DI SMAN 2
BANGKINANG KOTA TAHUN 2018
Identitas Responden
Pilihlah salah satu jawaban menurut pendapat anda pada Lembar ceklis
pada masing-masing jawaban
1. Nama :
2. Usia :
3. Sekolah :
4. Kelas :
5. Jenis kelamin :
A. Perilaku Membersihkan Kulit Wajah
Diisi oleh responden
NO Pernyataan Tidak Kadang Sering Sanga
pernah -kadang t
Sering
1. Anda membersihkan/mencuci wajah

2. Anda merawat kebersihan kulit wajah dengan


baik
3. Anda menggunakan pembersih toner penyegar
setiap hari pada wajah
4. Anda menggunakan sabun mandi untuk
membersihkan wajah
5. Anda menggunakan sabun khusus wajah
setiap hari
6. Anda menggunakan sabun colek dalam
membersihkan wajah
7. Anda mengalami kulit berminyak dan
kombinasi
8. Anda tidak menggunakan sabun dalam
membersihkan wajah
9. Anda menggunakan sabun mahal untuk
membersihkan wajah
10. Anda menggunakan sabun pembersih wajah
yang bagus dan di formuanya disesuaikan
dengan kebutuhan kulit remaja
11. Anda menggunakan sabun yang berbahan dasar
Herbal
12. Anda rutin membersihkan wajah 3 kali dalam
sehari
13. Anda menggunakan sabun wajah berbahan
dasar kimia
14. Anda menggunakan busa spon dalam
membersihkan/mencuci wajah
15 Anda menggunakan Facial wash dalam
mencuci wajah
16 Anda sering mandi 3 kali dalam sehari

17 Anda rutin mencuci wajah setelah beraktivitas


seperti di sekolah
18 Anda mengganti-ganti produk pembersih
wajah mengikut Teman-teman
19 Anda membersihkan wajah sebelum tidur pada
malam hari
20 Anda malas untuk membersihkan wajah

B. Grading Acne Vulgaris


Derajat jerawat yang anda derita sekarang ini
a. Komedo, papul (ringan)
b. Pustula, nodul, kista, scar (berat)
Lampiran 13

Pengisian Lembar kuesioner Penelitian pada siswa siswi kelas 2 di


SMAN2 Bangkinang Kota Tahun 2018
MASTER TABEL JENIS KELAMIN DAN UMUR PADA
REMAJA DI SMAN2 BANGKINANG KOTA TAHUN 2018
Jenis Kelamin
NO Umur
LK PR
1 17 2
2 17 1
3 17 2
4 18 1
5 18 2
6 17 2
7 17 2
8 18 1
9 18 2
10 17 2
11 18 2
12 18 1
13 18 2
14 17 2
15 18 1
16 18 2
17 18 2
18 18 1
19 17 2
20 18
21 18 2
22 18 1
23 18 2
24 17 1
25 18 2
26 16 2
27 18 2
28 18 1
29 17 2
30 17 2
31 18 2
32 18 2
33 18 2
34 17 2
35 18 1
36 18 2
37 17 2
38 18 1
39 18 2
40 17 2
41 18 1
42 17 2
43 18
44 18 2
45 17 1
46 17 2
47 18 1
48 18 2
49 18 2
50 18 2
51 17 1
52 18 2
53 18 2
54 17
55 17 2
56 18 1
57 18 2
58 18 1
59 17 2
60 16 2
61 18 2
62 17 1
63 18 2
64 18 2
65 17 2
66 17 2
67 18 2
68 16 2
69 18 2
70 18 1
71 18 2
72 18 2
73 18 2
74 17 1
75 18 2
76 18 2
77 18
78 18 2
79 17 1
80 17 2
81 18 1
82 18 2
83 18 2
84 17 2
85 18 1
86 18 2
87 18 2
88 18 2
89 17 2
90 17 2
91 18 1
92 18 2
93 18
94 18 2
95 18 1
96 18 2
97 18 1
98 17 2
99 17 2
100 18 2
101 18 1
102 18 2
103 18 2
104 18 2
105 18 2
106 18 2
107 17 2
108 17 1
109 18 2
110 16 2
111 17 1
112 17 2
113 18 2
114 18 1
115 18 2
116 17
117 18 2
118 18 1
119 18 2
120 18 1
121 18 2
122 17 2
123 17 2
124 16 1
125 18 2
126 18 2
127 18
128 17 2
129 18 1
130 18 2
131 18 1
132 18 2
133 18 2
134 18 2
135 17 1
136 18 2
137 18 2
138 18 2
139 17 1
140 17 2
141 18 2
142 18 2
143 18 2
144 18 2
145 18 1
146 17 2
147 19
148 18 2
149 16 1
150 17 2
151 18 1
152 18 2
153 18 2
154 18 2
155 17 1
156 19 2
157 18 2
158 18 2
159 17 2
160 17 2
161 17 2
162 16 2
163 18 1
164 18 2
165 18
166 17 2
167 18 1
168 18 2
169 18 1
170 18 2
171 18 2
172 18 2
173 17 2
174 18 2
175 18 1
176 18 2
177 16
178 18 2
179 18 1
Lampiran 15

MASTER TABEL PERILAKU KEBERSIHAN KULIT WAJAH


Perilaku Keberhasilan Kulit
No. wajah
Res
Negatif Positif
1 1 0
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 0 1
7 1 0
8 0 0
9 0 0
10 0 0
11 0 0
12 0 0
13 0 0
14 1 0
15 1 0
16 1 0
17 1 0
18 0 1
19 1 0
20 1 0
21 0 1
22 0 1
23 0 1
24 0 1
25 0 1
26 0 1
27 0 1
28 0 1
29 0 1
30 0 1
31 1 0
32 1 0
33 1 0
34 0 1
35 1 0
36 1 0
37 1 0
38 0 1
39 0 1
40 0 1
41 0 1
42 0 1
43 0 1
44 1 0
45 0 1
46 1 0
47 1 0
48 1 0
49 1 0
50 1 0
51 0 1
52 0 1
53 0 1
54 0 1
55 1 0
56 1 0
57 1 0
58 1 0
59 0 1
60 1 0
61 0 1
62 0 1
63 0 1
64 0 1
65 1 0
66 1 0
67 1 0
68 0 1
69 1 0
70 1 0
71 0 1
72 0 1
73 0 1
74 0 1
75 1 0
76 1 0
77 0 1
78 1 0
79 1 0
80 1 0
81 1 0
82 0 1
83 0 1
84 1 0
85 1 0
86 0 1
87 1 0
88 1 0
89 1 0
90 0 1
91 0 1
92 0 1
93 0 1
94 0 1
95 1 0
96 1 0
97 1 0
98 0 1
99 1 0
100 1 0
101 1 0
102 0 1
103 0 1
104 0 1
105 1 0
106 1 0
107 0 1
108 1 0
109 1 0
110 1 0
111 1 0
112 0 1
113 0 1
114 0 1
115 0 1
116 0 1
117 0 1
118 0 1
119 1 0
120 1 0
121 1 0
122 1 0
123 1 0
124 1 0
125 0 1
126 0 1
127 0 1
128 0 1
129 1 0
130 1 0
131 1 0
132 1 0
133 1 0
134 1 0
135 0 1
136 0 1
137 0 1
138 1 0
139 1 0
140 1 0
141 1 0
142 1 0
143 1 0
144 1 0
145 0 1
146 0 1
147 0 1
148 1 0
149 1 0
150 1 0
151 1 0
152 1 0
153 1 0
154 0 1
155 0 1
156 0 1
157 1 0
158 1 0
159 1 0
160 1 0
161 1 0
162 1 0
163 0 1
164 0 1
165 0 1
166 0 1
167 0 1
168 1 0
169 1 0
170 1 0
171 1 0
172 1 0
173 1 0
174 0 1
175 0 1
176 0 1
177 0 1
178 1 0
179 1 0
Lampiran 16
FREQUENCIES / CROSSTABS /TABLES=Perilaku BY Grading AV /FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC RISK /CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL /COUNT ROUND
CELL

Frequencies
Crosstabs

[DataSet0]

Frequencies
perilaku responden

Observed N Expected N Residual

negatif 98 89.5 8.5

positif 81 89.5 -8.5

Total 179

grading responden

Observed N Expected N Residual

ringan 32 59.7 -27.7

berat 147 59.7 69.3

Total 179

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Perilaku* Grading AV 179 100.0% 0 .0% 179 100.0%


Perilaku* Grading AV Crosstabulation

Grading AV

Ringan Berat Total

Perilaku Negatif Count 57 90 147

Expected Count 61.1 85.9 147.0

% within Perilaku 49.1% 50.9% 100.0%

% within Grading AV 36.0% 46.1% 82.1%

% of Total 39.1% 43.0% 74.6%

Positif Count 24 8 32

Expected Count 19.9 12.1 32.0

% within Perilaku 69.2% 30.8% 100.0%

% within Grading AV 12.2% 5.7% 17.9%

% of Total 12.0% 5.9% 17.9%

Total Count 81 98 179

Expected Count 81.0 98.0 179.0

% within Perilaku 45.3% 54.7% 100.0%

% within Grading AV 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.6% 44.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 9.301a 1 .002

Continuity Correctionb 7.247 1 .002

Likelihood Ratio 8.927 1 .002


Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear 9.125 1 .002


Association

N of Valid Cases 179

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,74.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .386 .002

N of Valid Cases 179

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Grading .117 .026 .528


AV(Ringan/Berat)

For cohort Perilaku = Negatif .327 .171 .628

For cohort Perilaku = Positif 2.794 1.049 7.441

N of Valid Cases 179


Lampiran 17

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data pribadi
Nama : Merry Susanti
Tempat/Tanggal Lahir : Bangkinang 8 Mei 1996
Alamat : Jln cikditiro kumantan
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Anak ke : 1 dari 4 bersaudara

2. Nama orang tua


Ayah : Rusdi. S
Ibu : Nur’aini
Alamat : Jln cikditiro kumantan

3. Riwayat Pendidikan saya

1. TK Pertiwi Bangkinang Kota : 2001 Berijazah


2. SDN 021 Bangkinang Kota : 2003 Berijazah
3. SMPN 2 Bangkinang Kota : 2008 Berizajah
4. SMAN 1 Bangkinang Kota : 2013 Berijazah
5. S1 Keperawatan UPPTT Riau : 2014- 2018

Anda mungkin juga menyukai