ADE GUNAWAN
NIM. 21001
Padang ......2024
Pembimbing
Mengetahui
dengan Vertigo Di RS.TK III Dr.Reksodiwiryo Padang Tahun 2023” ini telah
Tim Penguji
Pembimbing
Penguji 1,
Penguji II,
Puji syukur kehadiran allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada pasien Dibetes Melitus di RS TK. III
saran serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka untuk itu pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat.
1. Ibu Letnan Kolonel Ckm (K) Ns. Hj. Yul Afni, S.Kep, M. MKes, selaku
4. Bapak/ Ibu Dosen dan Staf Pengajar Akper Kesdam I/ BB Padang yang
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal Studi Kasus ini agar
LEMBAR PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGUJI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.3.1Tujuan Umum
2.1.1 Pengertian
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Klasifikasi
2.1.9 Komplikasi
2.1.11 Penatalaksanaan
2.2.1 Pengkajian
2.2.5 Evaluasi
3.6.2 Wawancara
3.6.3 Dokumentasi
3.8.2 Anatomity
3.8.3 Confidentiality
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
yang cukup untuk kebutuhan tubuh, sehingga kadar gula darah tidak
1
Asha Rizky Amanda, Atiek Murharyati. Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus
Mellitus memnbutuhkan terapi insulin untuk menstabilkan kadar
pada Diabetes Militus tipe 1 ini sel beta pada pancreas telah dihancurkan
oleh proses auto imun sehingga insulin tidak dapat diproduksi kembali.
Biasanya Diabetes Mellitus .Tipe 1 ini terjadi pada anak-anak dan remaja.
atau karna insulin tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi insulin).
2
Yuni Astuti, Dea Juvenia Pelaksanaan Edukasi Tentang Perawatan Kaki untuk Mencegah
Terjadinya Ulkus pada Kaki Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan Akademi Keperawatan
Sumber Waras Vol.2 No 1 Tahun (2020)
3
Manurung, Nixson.(2018) Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta :
NuhaMedika
4
Saputri, Setiani, & Dewanti,2018. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.9 No.2, Mei (2021)
tahun 2023 sebanyak 10,5% (537 juta orang dewasa) pada umur 20-79
kasus.
menyatakan ada hubungan antara usia dan kadar gula darah dimana kadar
gula darah pada orang dewasa selalu dikaitkan dengan aktivitas fisik yang
tinggi kadar gula darah sewaktu, maka kualitas hidup pasien Diabetes
6
Irwansyah, Ilham Syarief Kasim.2020 Faktosr Risiko Kasus Diabetes Mellitus Tipe 2 Jurnal
IlmiahKesehatan Sandi Husada Volume 9, Nomor 1, Juni (2020).
diungkapkan Khairani et al (2018) bahwa semakin lama seseorang
sel-sel tubuh dan jaringan tidak memanfaatkan glukosa dari darah sehingga
koma diabetikum.
yang akan menjadi tolak ukur dalam pemberian asuhan keperawatan pada
akhir.9
PadangTahun 2024.
2024”.
a. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dalam ilmu keperawatan mengenai peran
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Institusi
kepada pihak Rumah Sakit TK III Dr. Reksodiwiryo Padang untuk tenaga
Padang.
Hasil Studi Kasus ini diharapkan dapat dijadikan data dasar bagi
10
Sumiyati, Umami, and, Marlina Sirmatama (2021).Buku Pengelolaan Asuahan Keperawatan di
Komunitas Dengan Diabetes Melitus, Kolestrol dan Asam Urat.
2.1.2 Anatomi Fisiologi Pankreas
A. Anatomi Pankreas
berikut :11
terususun atas :
11
Buku Asuhan Keperawatn Diabetes Melitus dan Asuhan Keperawatam Stroke. Cetakan
pertama, Januari 2021
12
Sumber: psychologymania
13
1. Kepala pancreas, merupakan bagian yang paling lebar,
vertebratalumbalis pertama
hepatis dan vena lienalis, vena cava inferior, aorta pangkal arteri
duodenum.
B. Fisiologi pancreas
a) Fungsi eksokrin
usus halus.
b) Fungsi endokrin
polipeptida pankreatik.
1) Hormon glucagon
Molekul glukagon merupakan polipeptida rantai
40-50.
dan prostaglansin.
4) Poli pankreatik
2.1.3 Etiologi
Sesuai dengan klarifikasi maka penyebabnya pun pada setiap jenis
dari diabetes juga berbeda. Berikut ini merupakan beberapa penyebab dari
1. Faktor Genetik
2. Faktor Imunologi
asing.
3. Faktor Lingkungan
sekresi insulin pada diabetes mellitus tipe II masih belum diketahui. Faktor
1. Faktor risiko
a) Usia
Sekitar 90% dari kasus diabetes mellitus yang didapati adalah diabetes
mellitus tipe II. Pada awalnya, tipe II uncul seiring dengan bertambahnya usia
b) Obesitas
menyebabkan diabetes tipe II. Hal ini jelas dikarenakan persediaan cadangan
glukosa dalam tubuh mencapai level yang tinggi. Selain itu kadar kolestrol dalam
darah serta kerja jantung yang harus ekstra keras memompa darah kesuluruh
tubuh menjadi pemicu obesitas. Pengurangan berat badan sering kali dikaitkan
c) Riwayat Keluarga
Jika orang tua menderita Diabetes Mellitus tipe II, rasio Diabetes Mellitus
dan nondiabetes pada anak adalah 1:1 dan sekitar 90% pasti membawa carer
oleh si Ibu.
1) Ibu tersebut memang telah menderita diabetes mellitus sejak sebelum hamil.
pengaruh terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadar gula darah (glukosa).
akantosis negrikans.
8) Infeksi
2.1.4 Klasifikasi
sekresi insulin yang progresif yang menjadi latar belakang terjadinya resistensi
insulin, Diabetes tipe spesifik lain, misalnya gangguan genetik pada fungsi sel β,
gangguan genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas (seperti cystic
fibrosis), dan yang dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan
Diabetes melitus yang terjadi akibat kerusakan atau destruksi sel beta di
pankreas. Kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi
secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara lain autoimun dan
idiopatik.
insulin. Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal
sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi didalam tubuh. Defisiensi insulin
juga dapat terjadi secara relatif pada penderita diabetes melitus tipe 2 dan sangkan
Penyebab diabetes melitus tipe lain adalah bervariasi. Diabetes melitus tipe
ini dapat disebabkan oleh defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
infeksi, kelainan imunologi, dan sindrom genetik lainnya yang berkaitan dengan
diabetes mellitus.
Diabetes melitus yang terjadi setelah diagnosis pada trimester kedua atau
ketiga pada masa kehamilan, yang dimana sebelum masa kehamilan tidak
melebihi nilai ambang ginjal untuk reabsorpsi glukosa, maka akan terjadi
glukossuria. Hal ini menyebabkan diuresis osmotic yangsecara klinis
peningkatan rasa haus terjadi karena tingginya kadar glukosa darah yang
tubuh. Hal ini terjadi karena glukosa tidak dapat dengan mudah berdifusi
melewati poripori membran sel. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme
glukosa sebagai energi. Aliran darah yang buruk pada pasien diabetes kronis juga
dalam sel, sehingga menyebabkan terjadinya kelaparan sel. Gejala khas Diabetes
Melitus lainnya yaitu ditandai dengan berat badan menurun tanpa sebab yang
jelas.
2.1.6 Patofisiologi
puasa terjadi karena produksi glukosa yang tidak dapat diukur oleh hati.
tinggi, ginjal tidak akan dapat menyerap kembali semua glukosa yang
telah di saring. Oleh karena itu, ginjal tidak dapat menyerap semua
Saat glukosa berlebih diekskresikan dalam urine, limbah ini akan disertai
banyak faktor kegagalan sel beta pankreas dan resistensi insulin pada otot
dan hati merupakan efek utama yang terjadi. Selanjutnya terjadi
menjadi akibat dari perkembangan penyakit. Dari tanda dan gejala yang
jika tidak diatasi dengan tepat. Adapun resiko yang dapat terjadi resiko
dapat muncul pada penderita dengan Diabetes Melitus yaitu resiko syok
mengalami resiko infeksi diakibatkan dari adanya luka yang sukar atau
sulit untuk sembuh pada bagian kaki karena adanya tekanan berulang
Diabetes Melitus
MK :Resiko Intoleransi
Kerusakan Vaskuler Hiperglekemia Aktivitas
MK : Ketidakstabilan
Kadar Glukosa Darah
Neuropati Perifer Ginjal tidak dapat
Menyerap Glukosa
MK : Resiko
Gangguan
Integritas
Glukosa di urine meningkat dan disertai
Kulit/Jaringan MK : Resiko Syok
Pengeluaran cairan berlebihan
MK : Resiko Infeksi
2.1.8 Manifestasi Klinis
(sering kencing), polidipsia (sering merasa haus), dan polifagia (sering merasa
lapar), serta penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Selain hal-
hal tersebut, gejala penderita DM lain adalah keluhkan lemah badan dan
kurangnya energi, kesemutan di tangan atau kaki, gatal, mudah terkena infeksi
bakteri atau jamur, penyembuhan luka yang lama, dan mata kabur. Namun, pada
yang dialami oleh pasien. Seseorang yang menderita DM dapat memiliki gejala
antara lain:
a. Poliurinia
Poliurinia merupakan gejala berupa sering buang air kecil, terutama pada
Malam hari. Urine yang keluar lebih banyak dari pada orang normal.
b. Polidipsia
Polidipsia adalah meningkatnya jumlah air yang diminum karena sering
merasa haus.Haus yang dirasakan tersebut merupakan akibat dari ginjal yang
c. Poliphagia
Poliphagia adalah sering merasa lapar, akibat kurangnya jumlah insulin atau
mengantuk. Trias poli ini terjadi akibat kehilangan cairan berlebihan yang
dari kondisi metabolic yang diinduksi oleh adanya defensiesi insulin serta
Penurunan berat badan pada diabetes disebabkan oleh sel yang kekurangan
cairan tubuh dan tidak menerima energi sehingga ukuran sel akan mengecil. Oleh
karena sel tidak mendapatkan energi, simpanan lemak dan protein tubuhlah yang
e. Penglihatan kabur
satunya pembuluh darah pada mata akan menebal sehingga penglihatan menjadi
tingginya gula darah sehingga bagian tubuh yang mengalami kesemutan tersebut
2.1.9 Komplikasi
komplikasi pada hamper seluruh bagian tubuh kita. Dari mata hingga kaki
tidak luput dari serangan penyakit gula darah ini. Adapunkomplikasi yang
a. Hiperglikemia
kontak alergi (peradangan kulit yang terjadi setelah kulit terpapar dengan bahan
hyperglycemic state (kadar gula darah yang terlalu tinggi naik secara ekstrem
hingga 600 mg/dL. Dua maslah lain yakni fenomena fajar dan fenomena somogy.
Fenomena fajar adalah suatu kenaikan glukosa darah antara jam 4 pagi dan jam 8
pagi yang bukan merupakan respons terhadap hypoglikemia. Kondisi ini terjadi
percaya terkait dengan peningkatan hormone pertumbuhan pada malam hari, yang
selama malam hari dengan kenaikan glukosa darah di pagi hari terhadap kadar
hiperglikemia.
b. Katoasdosis Diabetik
Terjadi bila terdapat kekurangan insulin dan peningkatan hormone kortisol.
lemak.
c. Hipoglikemia
terkadang terjadi pada DM tipe 2. Kondisi ini sering kali disebut syok insulin,
antara asupan insulin (kesalahan dosis insulin), aktifitas fisik, dan kurang
d. Kerontokan Rambut
penguat rambut, makan dalam waktu 2-3 bulam rambut rontok berkurang dan
atau jaringan yang mengikat gigi pada rahang menjadi mudah rusak pada
penderita diabetes.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah mencapai lebih dari 140/90
mmHg. Tekanan darah dikaitkan normal apabila sistolitnya kurang dari 120
g. Gangguan Jantung
Gangguan jantung dialami penderita diabetes karena adanya masalah pada
metabolisme tubuh. Pada beberapa penderita diabetes, gula darah tidak mampu
masuk ke sel menjadi energi. Jika demikian, tubuh pun memberikan respon
Produksi lemak ini memancing terbentuk nya plak-plak pada pembulu darah yang
h. Neuropati
paling sering dialami penderita diabetes. Kadar gliukosa darah yang terus menerus
tinggi dalam jangka waktu yang lama akan merusak dinding pembuluih darah dan
i. Nefropati
berisiko ,engalami nefropati atau kerusakan ginjal. Gula darah yang tinggi akan
mempersulit ginjal untuk menyaring darah dan mengeluarkan sisa-sisa zat yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat sisa tidak dapat keluar dari tubuh dapat
menggagu fungsi-fungsi organ yang lain. Akibarnya, kerusakan pada ginjal, juga
protein yang sebenarnya dipertahankan dalam tubuh justru keluar bersama urin.
j. Renopati
Diabetik gangguan mata yang disebabkan karena adanya Kerusakan pada retina
mata. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan pada pembulu darah
retina. Gejala retinopati diabetic ini jarang disadari. Karena dianggap hanya
gangguan mata yang biasanya muncul pada usia tua. Padahal renopati, diabetic
Katarak biasanya dialami olch lansia yang sudah berusia diatas 60 tahun
namun pada penderita diabetes katarak biasa terjadi tebih dini. Katarak ini
ditandai dengan adanya selaput tipis yang menutupi lensa mata. Cara menangani
katarak pada penderita diabetes sama seperti dengan penderita katarak tampa
l. Glaukoma
m. Gangguan Hati
hepatitis C. Yang paling sering dialami adalah perlemakan hati, terutama pada
n. Gangguan Kulit
diubah menjadi bikarbonat. Akibatnya, kadar asam laktat dalam darah meningkat
Cara screening ini cepat dan murah, caranya yakni dengan menusuk ujung
jari untuk mengambil tidakk lebih dari setetesdarah kapiler. Tes ini juga disebut
gula darah stick. Bisa dipakai untuk meriksa glukosa darah puasa, 2 jam sesudah
makan, maupun yang sewaktu atau acak. Pada stick yang dipakai, sudah ada
bahan kimia yang di tetesi darah akan bereaksi dan dalam 1-2 menit sudah
memberi hasil.
darah vena di lengan bagian dalam untuk menilai kadar gula darah setelah puasa
Pada tes ini, merupakan tes yang paling teliti. Setelah 10 jam puasa, lalu
minum glukosa 75 gr (kira-kira 2-3 kali lebih manis dari soft drink). Untuk anak-
anak, dosis glukosa adalah 1,75 gr/kg berat badan. Glukosa dilarutkan kedalam air
250 cc (satu gelas),dan diminum dalam waktu 5 menit. 2 jam kemudian diperiksa
gula darahnya
Glukosa yang menimbun dalam darah akan keluar melalui urine dan
terdeteksi pada tes urine. Adanya gula dalam urine adalah indikasi bahwa
andaterkena diabetes. Namun, tes urine ini dapat dipakai untuk memastikan
sesuatudiagnosis diabetes. Sebab, selain pada gula darah itu sendiri, kadar gula
dalam urine tergantung pada jumlah urine, pengaruh obat-obatan, serta fungsi
ginjal.
5. Tes HbAlc
pemeriksaan HbA1c darah setiap 2-3 bulan. HbA1c adalah glycated hemoglobin,
atau dinamakan juga glycohemoglobin. Sering disebut dengan singkatan A1c. tes
ini memberikan gambaran tentang keadaan gula darah dalam 2-3 bulan terakhir.
HbA1c normal adalah dibawah 5,6%. Apabila golongan darah diatas 5,7-6,4%,
2.1.11 Penatalaksanaan
penatalaksan DM yaitu:
a. Penatalaksanaan keperawatan
Pustaka Umum.
3 J yaitu: Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau
ditambah, Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya, Jenis makanan yang manis
harus dihindari. Beberapa kegunaan olahraga teratur setiap hari bagi penderita
DM adalah :
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, makaolahraga akan dirangsang
2. Edukasi / penyuluhan
vital 6. Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi
b. Penatalaksanaan medis
dengan pasien dewasa sesuai dengan algoritma, dimulai dari monoterapi untuk
Apabila terapi kombinasi oral gagal dalam mengontrol glikemik maka pengobatan
pasien lanjut usia tidak berbeda dengan pasien dewasa, prevalensi lebih tinggi dari
bagi penderita diabetes pasien lanjut usia. Alat yang digunakan untuk menentukan
dosis insulin yang tepat yaitu dengan menggunakan jarum suntik insulin premixed
atau predrawn yang dapat digunakan dalam terapi insulin. Lama kerja insulin
beragam antar individu sehingga diperlukan penyesuaian dosis pada tiap pasien
(Varena, 2019).
mengatasi hiperglikemia setelah makan. Namun, karena tidak mudah bagi pasien
untuk mencampurnya sendiri, maka tersedia campuran tetap dari kedua jenis
insulin regular (R) dan insulin kerja sedang. Idealnya insulin digunakan sesuai
dengan keadaan fisiologis tubuh, terapi insulin diberikan sekali untuk kebutuhan
basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk kebutuhan setelah makan.
Namun demikian, terapi insulin yang diberikan dapat divariasikan sesuai dengan
a. Sulfonilurea
Pada pasien lanjut usia lebih dianjurkan menggunakan OAD generasi kedua yaitu
glipiziddan gliburid sebab resorbsi lebih cepat, karena adanya non ionic-binding
hiponatremi dan hipoglikemia lebih rendah. Dosis dimulai dengan dosis rendah.
gliburid bersifat aktif.Glipizide dan gliklazid memiliki sistem kerja metabolit yang
lebih pendek atau metabolit tidak aktif yang lebih sesuai digunakan pada pasien
(Varena, 2019).
tanpa obat lain, namun harus digunakan secara hati-hati pada pasien lanjut usia
karena dapat menyebabkan anorexia dan kehilangan berat badan. Pasien lanjut
disebakan karena massa otot yang rendah pada orangtua (Varena, 2019).
Obat ini merupakan obat oral yang menghambat alfaglukosidase, suaru enzim
pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan karbohidrat
golongan obat yang lain, obat tersebut dapat dipertimbangkan pada pasien lanjut
membatasi terapi tetapi juga bermanfaat bagi mereka yang menderita sembelit.
Fungsi hati akan terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut tidak menjadi
d. Thiazolidinediones
Rosiglitazone telah terbukti aman dan efektif untuk pasien lanjut usia dan tidak
2.2.1 Pengkajian
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat,
status perkawinan, no MR, ruang rawat, tanggal masuk, diagnosa medik, cara
b. Riwayat Kesehatan
sering buang air kecil (poliuria), sering lapar dan haus (polidipsi dan polifagia),
sebelumnya penderita memiliki berat badan yang berlebih, kaki merasa sering
penurunan berat badan yang tanpadisengaja, biasanya badan pasien merasa lemas
yang dahulu baik yang sudah diketahui ataupun yang belum diketahui, biasanya
pasien dengan Diabetes Melitus memiliki pola makan yang salah atau tidak sehat
saat sebelum sakit, yaitu memakan makanan yang tinggi glukosa, adanya riwayat
berikutnya.
sepenuhnya).
rambut, keadaan rambut (rontok, pecah-pecah, subur), kulit kepala (kotor, berbau,
b) Mata
penglihatan kabur, sklera tidak ikterik, pupil tampak bereaksi dengan cahaya,
c) Hidung
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus tidak terpasang alat bantu
polip.
d) Telinga
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus simetris kiri dan kanan dan tidak
ada keluhan.
Biasa pada pasien dengan Diabetes Melitus rongga mulut (peradangan, berbau,
kelainan, normal), tidak tampak adanya caries pada gigi, mukosa bibir kering,
tidak tampak adanya bercak putih di lidah, tidak tampak ada pembesaran tonsil,
menelan.
f) Integumen (Kulit)
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus jika ada bekas luka maka tampak
g) Leher
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus tidak ada kekakuan pada leher,
h) Thorax / Dada
(1) Dada
Inspeksi : Biasanya bentuk dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dada simetris
kiri dan kanan, tidak menggunakkan otot bantu pernafasan, pernafasan tampak
normal 16 – 24x/i.
(2) Kardiovaskular
Palpasi : Biasanya ictus cordis teraba normal. Ictus cordis dapat teraba pada
diafragma dan bell dari stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung), suara
terdengar bunyi jantung I/SI (lub) dan bunyi jantung II/S2 (dub).
i) Abdomen
Inspeksi : biasanya tidak tampak adanya benjolan, biasanya perut tidak tampak
Palpasi : biasanya tidak ada terdapat nyeri tekan, biasanya tidak teraba
j) Genito Urinaria
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus tidak ada gangguan pada genito
k) Ekstermitas
a.ekstermitas atas
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus ekstermitassimetris kiri dan kanan,
b.ekstermitas bawah
gangguan pada persyarafan akibat komplikasi seperti gejala kebas, terasa seperti
a) Poli Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK) : Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus BAK
nya lebih dari batas normal (4 – 8x/hari), biasanya pasien sering mengalami BAK
pada malam hari. Buang Air Besar (BAB) : Biasanya pada pasien dengan
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus pola tidur dan istirahatnya
terganggu karena sering terbangun pada malam hari karna sering BAK.
c) Nutrisi
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus mengalami hilang nafsu makan
periode beberapa hari / minggu, haus (polidipsi), pada orang dewasa, konsumsi air
putih yang disarankan yaitu sekitar 8 gelas berukuran 230 ml per hari atau total
2L.
d) Personal Hygiene
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus personal hygiene tidak begitu
2x/minggu.
5) Riwayat Psikososial
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus riwayat psikososial baik, tidak ada
6) Riwayat Spiritual
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus spiritual nya agak terganggu
7) Riwayat Seksualitas
Biasanya pada pasien dengan Diabetes Melitus tidak ada gangguanpada riwayat
8) Data Penunjang
Dalam menentukan adanya Diabetes Melitus, tes urin tunggal tidak boleh
dilakukan namun perlu ditambah dengan tes gula darah, dapat dikatakan diabetes
darah/urin tinggi.
b. D.0032 Risiko Defisit Nutrisi d.d berat badan menurun.
(SLKI)
menurun (mis.poliuria,
menurun kepala)
hiperglikemia tetap
ada ataumemburuk
c. Fasilitasi
ambulasi jika ada
hipotensi ortostatik
Edukasi
a.Anjurkan
menghindari
b. Anjurkan monitor
secara mandiri
c. Anjurkan
kepatuhan terhadap
Pentingnya pengujian
e. Ajarkan pengelolaan
diabetes(mis.
pengunaan in sulin,
asupan cairan,
penggantian
karbohidrat,dan
bantuan professional
kesehatan)
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
insulin,jika perlu
b.Kolaborasi pemberian
c. Kolaborasi
pemberian
kalium,jika perlu
meningkat. masalalu
e. Verbalisasi untuk
meningkatkan Terapeutik
g. Pengetahuan memberikan
membaik Edukasi
membaik b.Informasikan
makanan
yang boleh dan yang
dilarang
c. Anjurkan megganti
diet yang
diprogramkan
d. Anjurkan melakukan
olahraga sesuai
toleransi
Kolaborasi
dan
perlu
yang tepat,intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah fase kelima atau fase terakhir proses keperawatan.Evaluasi
adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari
BAB III
METODE PENELITIAN
Subyek yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini adalah Tn. K.
Dimana pasien yang dimaksud untuk menjadi subyek studi kasus ini adalah
Padang
promosi kesehatan.
dan
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah :
3.6.1 Wawancara
Meliputi data yang menyangkut semua aspek diri pasien seperti identitas
a. Inspeksi : pemeriksaan dengan cara melihat hal-hal yang tidak normal yang
diperiksa mulai dari Head To Toe pada pasien. dengan Diabetes Mellitus Tipe
II
mengetahui adanya hal yang tidak normal pada Tn. K dengan Diabetes
Mellitus Tipe II
bagian tubuh Tn. K untuk mengetahui apakah ada hasil yang tidak normal
atau terganggu.
tambahanpada paru, bunyi jantung, dan bising usus pada pasien dengan
3.6.3 Dokumentasi
penulis sejauh mana yang berjalan telah terdokumentasi dengan baik. Studi
telah dikelompokkan.
yang sehat maupun yang sakit yang mengalami gangguan baik fisik,
optimal.
c) Membuat kesimpulan
jika data asli tidak tersedia. Terdapat empat kesimpulan yang mungkin
terjadi yaitu;
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
hasil penelitian yang akan disajikan Masalah ini merupakan masalah etika