P27220019090
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
P27220019090
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
C. Intervensi Keperawatan........................................................................ 35
D. Implementasi Keperawatan. ................................................................. 41
E. Evaluasi ............................................................................................... 41
BAB III METODE STUDI KASUS .................................................................. 43
1. Rancangan Studi Kasus ........................................................................... 43
2. Subyek Studi Kasus ................................................................................. 43
C. Keterbatasan............................................................................................ 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 86
A. Kesimpulan ............................................................................................. 86
B. Saran ....................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 89
LAMPIRAN
viii
DAFTAR SKEMA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
ABSTRAK
xi
ABSTRACT
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perubahan gaya hidup dan pola makan yaitu penyakit jantung, stroke,
di Indonesia akan terus melonjak oleh WHO jika tidak ditangani dengan
baik.
mencapai 463 juta orang dewasa yang menderita DM. Jumlah ini empat
1
2
sebagai silent killer karena tidak disadari oleh pasien dan saat diketahui
yang menderita DM, pola makan yang kurang sehat dan kurangnya
aktifitas fisik. Maka dari itu penyakit DM ini memerlukan peran perawat
glukosa darah pasien. Selain itu perawat juga dapat memberikan edukasi
sehingga mencapai manajemen diri yang efektif. Selain itu perawat juga
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
DM di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
DM.
Keperawatan.
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
200 mg/dl dan gula darah puasa melebihi 126 mg/dl (Hestiana,
6
6
dalam darah yaitu gula darah sewaktu melebihi 200 mg/dl dan gula
2. Klasifikasi
1) DM tipe I
penurunan insulin.
2) DM tipe II
hati.
3) DM tipe lain
tertentu.
7
4) DM Gestasional
3. Etiologi
a. DM tipe 1
1) Faktor genetik
2) Faktor imunologi
3) Faktor Lingkungan
gula darah).
b. DM tipe 2
relatif insulin.
1) Riwayat keluarga
2) Jenis kelamin
pria.
3) Kelainan genetik
4) Usia
2018).
5) Gaya hidup
pankreas.
6) Obesitas
7) Kebiasaan merokok
8) Infeksi
c. DM Gestasional
atau lahir dengan berat badan lebih dari 4 kg dan obesitas juga
d. DM tipe lain
DM tipe ini terjadi sebagai akibat dari defek genetik fungsi sel
menyebabkan DM.
14
4. Manifestasi Klinis
meningkat.
c. Anoreksia.
g. Ketonuria.
i. Sakit kepala.
j. Mengantuk.
pasien DM.
5. Patofisiologis
6. Pathway
Skema 2.1 Pathway DM
Umur
Hiperglikemia
Peningkatan Leukosit
Sumber; Wulandari, (2018); Black (2014); Smeltzer et al (2013);
Tim Pokja PPNI SDKI (2018),
Risiko infeksi
18
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Postprandial.
Apabila kadar gula darah di atas angka 130 mg/dl maka dapat
disebut diabetes.
di glukometer.
19
8. Penatalaksanaan
a. Edukasi.
secara berkelanjutan.
pengobatan.
20
mutakhir tentang DM
7) Pemerliharaan/perawatan kaki.
c. Latihan jasmani.
d. Terapi Farmakologis.
golongan yaitu:
a) Sulfonilurea.
b) Glinid.
(derivat fenilalanin).
1. Metformin.
2. Tiazolidindion (TZD).
1) Insulin.
9. Komplikasi
1) Komplikasi Akut.
2) Komplikasi Menahun.
yang digunakan oleh seorang perawat dalam bekerja dan tata cara
1. Pengkajian
a. Identitas.
1) Identitas pasien.
b. Riwayat Kesehatan.
5) Pola fungsional.
c) Pola eliminasi.
kencing.
masalah.
i) Pola seksual-reproduksi.
system reproduksi.
melakukan ibadah.
c. Pemeriksaan Fisik.
infeksi.
3) Kepala.
atau lesi.
tekstur rambut.
11) Dada.
a. Paru-paru.
b) Jantung.
12) Abdomen.
13) Integumen.
14) Genetalia.
15) Ekstremitas.
Kekuatan otot:
0: lumpuh.
1: ada kontraksi.
2. Diagnosis keperawatan .
a. Intoleransi aktivitas.
c. Nyeri akut.
ligamen.
e. Risiko infeksi.
patogenik
3. Intervensi Keperawatan.
dan kriteria hasil menurut Tim Pokja SIKI PPNI dan Tim Pokja
a. Intoleransi aktivitas.
meningkat.
Intervensi:
1) Observasi.
kelelahan.
2) Terapeutik.
3) Edukasi.
pada pasien.
4) Kolaborasi.
Intervensi:
a. Observasi
dan gejala.
b. Terapeutik.
c. Edukasi.
pengelolaan diabetes.
38
d. Kolaborasi.
gula darah.
c. Nyeri akut.
Intervensi:
1) Observasi.
intensitas nyeri.
2) Terapeutik.
istirahat tidur.
39
3) Edukasi.
nyeri.
4) Kolaborasi.
Intervensi:
1) Observasi.
2) Terapeutik.
parah.
3) Edukasi.
4) Kolaborasi.
e. Risiko infeksi.
Intervensi:
1) Observasi.
2) Terapeutik.
3) Edukasi.
4) Kolaborasi.
4. Implementasi Keperawatan.
(Budiono, 2016).
5. Evaluasi
sangat luas. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui semua
C. Fokus Studi
43
44
D. Definisi Operasional
kadar glukosa dalam darah meningkat yaitu gula darah sewaktu melebihi
Studi Kasus ini dilaksanakan di Rumah Sakit dan penulisan dimulai dari
F. Pengumpulan Data
1. Wawancara
meliputi tes GDS, tes GDP dan Hba1C untuk mendapatkan data dan
responden.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Studi kasus ini telah dinyatakan layak etik oleh komisi etik penelitian
Studi kasus ini dilakukan pada 2 pasien yaitu Ny.N dan Ny.W yang
a. Pengkajian
masuk rumah sakit 21 Maret 2022 jam 07.00 WIB, No.RM 01571***
Dinsos.
mulai terasa parah 3 hari yang lalu hingga sulit untuk berjalan.
48
49
satpol PP pada hari Senin 21 Maret 2022 pukul 14.30 WIB dengan
keluhan sulit untuk berjalan serta lemas, pusing dan mual serta
pandangan pasien kabur. Ketika di cek GDS pasien yaitu 217. Pasien
juga mengalami diare dan sesak nafas ketika dibawa ke IGD RSUD
ruang 801 A.
yang lalu. Selain itu pasien pernah mengalami penyakit seperti batuk,
pilek dan pusing. Pasien tidak memiliki alergi makanan namun pasien
pasien mengatakan pada saat sebelum sakit pasien akan makan dan
selama sakit makan dan minum sesuai jatah dari RS. Pasien
sakit pola eliminasi baik BAK dan BAB lancar tidak ada masalah.
mandiri. Pasien mengatakan sebelum sakit tidak sulit tidur dan dapat
tidur nyenyak. Tidur kurang lebih 6-8 jam perhari. Sedangkan selama
mengatakan pada saat sebelum sakit pasien merasa cemas dan ingin
menopause sejak usia 55 tahun. Tidak ada keluhan terkait seksual dan
organ reproduksinya.
keluarga dan anaknya oleh karena itu pasien tinggal sendiri. Selama
sakit pasien tetap mendekatkan diri dengan Tuhan dengan berdoa dan
meminta kesembuhan.
baik, tekanan darah 148/ 79 mmHg, suhu 35.6 ̊ C, Nadi 101 x/menit,
mata sklera putih, konjungtiva anemis, reflek cahaya ada, pupil isokor.
infeksi perdarahan. Mulut kering, bibir pucat, tidak ada gigi palsu, 2
dengar.
simetris, tidak terdapat sesak nafas, palpasi: tidak terdapat nyeri tekan.
didapatkan hasil inspeksi: tidak ada lesi, bentuk simetris, palpasi: tidak
ada benjolan dan ictus cordis teraba, perkusi: redup, auskultasi: bunyi
didapatkan hasil Inspeksi : simetris, tidak ada luka dan tidak ada
53
tekstur kulit kasar, kulit berwarna sawo matang. Pada genetalia tidak
terpasang kateter, tidak ada edema dan infeksi, tidak terdapat benjolan.
terpasang infus, bawah kanan: tidak dapat bergerak bebas, bawah kiri:
tidak dapat bergerak bebas. Kekuatan otot tangan kiri dan tangan
Maret 2022 didapatkan hasil HbA1C 11,3% dari nilai normal 4,8-5.9,
Glukosa darah puasa 203 mg/dl dari nilai normal 70-100, Glukosa 2
jam PP 252 mg/dl dari nilai normal 80-140. Asam urat 4,8 mg/dl dari
nilai normal 2,4-6,1, Kolesterol total 58 mg/dl dari nilai normal 50-
HDL 15 mg/dl dari nilai normal 37-91, Trigliserida 49 mg/dl dari nilai
normal <150. Terapi obat Ny.N yaitu NaCL 0,9% 22 tpm, Inj
b. Diagnosis Keperawatan
insulin
tampak kering.
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri Ny.S skala 5 sedangkan kaki
c. Intervensi Keperawatan
resistensi insulin.
55
kelelahan.
d. Implementasi Keperawatan
kelelahan dan Respon subyektif Ny.N mengatakan kaki kanan dan kiri
dan kiri skala 5, kaki kanan dan kiri skala 2. Melakukan latihan rentang
gerak aktif maupun pasif dan respon subyektif Ny.N mengatakan tidak
Ny.N tampak masih lemas dan lemah. Memberikan asupan cairan oral
kaki namun pasien mengatakan bisa miring kanan dan kiri dengan
tampak miring kanan dan kiri dengan lancar. Kekuatan otot tangan
kanan dan kiri Ny.N skala 5 sedangkan kaki kanan dan kiri skala 2.
secara mandiri.
obyektif Ny.N tampak lebih segar. memberikan asupan cairan oral dan
tangan kanan dan kiri Ny.N skaal 5 dan kaki kanan kiri skala 3.
e. Evaluasi
resistensi insulin
P: Intervensi dihentikan.
makan sendiri.
sedangkan tangan kanan dan kiri skala 5. Ny.N tampak duduk dan
2022 pada pukul 10.00 WIB di bangsal Flamboyan 8 ruang 810C RSUD
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, agama Islam, alamat Palur, tanggal
masuk rumah sakit 23 April 2022 jam 20.00 WIB, No.RM 01568***
Keluhan utama pasien saat ini yaitu tubuh pasien terasa lemas.
Moewardi pada tanggal 23 maret 2022 pukul 20.00 WIB dengan keluhan
lemas, pusing yang dirasakan sejak sore sebelum masuk RS. Lemas yang
mengalami hal seperti ini 2 minggu yang lalu. Keluhan seperti ini biasanya
muncul ketika gula darah pasien tinggi. Pada saat di IGD gula darah
GDS pasien 305 mg/dL. Pasien mengatakan sering merasa BAK dan
sering haus.
61
penyakit DM sejak 6 tahun yang lalu. Selain itu pasien pernah mengalami
bukan penyakit ringan namun juga tidak berat, sehingga ketika Ny.W
seperti teh manis di pagi hari. Sedangkan selama sakit pasien mengatakan
selama sakit makan sesuai yang diberikan oleh Rumah sakit. Sedangkan
minum.
sakit pola eliminasi baik BAK dan BAB lancar tidak ada masalah. BAB
62
1X sehari dan BAK kurang lebih 6x sehari sedangkan selama sakit pasien
mengatakan tidak ada perubahan pada pola BAB. Ssedangkan untuk pola
BAK pasien mengatakan sering merasa BAK. BAK dan BAB, pasien
mengatakan sebelum sakit tidak sulit tidur dan dapat tidur nyenyak. Tidur
kurang lebih 6-8 jam perhari. Sedangkan selama sakit pasien mengatakan
pengkajian persepsi diri dan konsep diri pasien mengatakan pada saat
sebelum sakit pasien merasa cemas dan ingin sembuh dari penyakitnya.
seperti biasanya.
sebelum sakit. Sedangkan selama sakit pasien tidak puasa selama sakit
namun tetap mendekatkan diri dengan Tuhan dengan berdoa dan meminta
kesembuhan.
simetris, sklera putih, konjungtiva anemis, reflek cahaya ada, pupil isokor.
Bentuk hidung simetris, lubang hidung bersih, tidak terdapat sekret. Mulut
kering, bibir pucat, tidak ada gigi palsu, gigi bagian belakang tanggal, gigi
berwarna putih kekuningan, tidak terdapat stomatitis pada lidah, tidak ada
gusi yang berdarah, tidak terdapat gigi yang goyang. Telinga simetris,
napas vesikuler. Pada jantung didapatkan hasil inspeksi: tidak ada lesi,
bentuk simetris, palpasi: tidak ada benjolan dan ictus cordis teraba,
abdomen didapatkan hasil inspeksi: Simetris, tidak ada luka dan tidak ada
matang, kulit kering, akral teraba hangat, tidak terdapat luka. Pada
genetalia bersih, tidak terpasang kateter, tidak ada edema dan infeksi, tidak
kiri: tidak dapat bergerak bebas, bawah kanan: dapat bergerak bebas,
65
bawah kiri: tidak dapat bergerak bebas. Kekuatan otot tangan kiri dan kaki
kiri pasien skala 1 sedangkan kaki kanan dan tangan kanan pasien skala 5.
Maret 2022 didapatkan hasil HbA1C 13,0% dari nilai normal 4,8-5.9,
Glukosa darah puasa 134 mg/dl dari nilai normal 70-100, Glukosa 2 jam
PP 152 mg/dl dari nilai normal 80-140. Asam urat 5,2 mg/dl dari nilai
normal 2,4-6,1, Kolesterol total 175 mg/dl dari nilai normal 50-200.
Kolesterol LDL 111 mg/dl dari nilai normal 89-210, Kolesterol HDL 38
mg/dl dari nilai normal 37-91, Trigliserida 116 mg/dl dari nilai normal
<150. Terapi obat Ny.W yaitu Infus RL 20 tpm, Inj Omeprazole 40 mg/12
a. Diagnosis Keperawatan
badannya lemas. Data obyektif: GDS pasien 305 mg/dl, hasil lab
HbA1c 13,0%, GDP 134 mg/dl, mulut pasien terlihat kering, pasien
kamar mandi karena sulit untuk berjalan. Data obyektif: Ny.W tampak
b. Intervensi Keperawatan
resistensi insulin.
kelelahan.
c. Implementasi
memonitor kadar glukosa darah dengan hasil 284 mg/dL. Memonitor tanda
lemas, pusing. Respon obyektif Ny.W tampak lemas, lesu hanya berbaring
dan Respon subyektif Ny.W mengatakan tangan dan kaki kirinya lemas
tangan dan kaki kirinya. Kekuatan otot tangan kanan dan kaki kanan skala
5, kaki kiri dan tangan kiri skala 2. Melakukan latihan rentang gerak aktif
tirah baring dan respon subyektif pasien bersedia serta respon obyektif
teh manis dan makan kue kue yang manis. Ny.W juga mengatakan akan
obyektif Ny.W tampak paham. Memberikan asupan cairan oral dan respon
mau minum. Melakukan latihan rentang gerak aktif maupun pasif dan
respon subyektif Ny.W kaki dan tangan kirinya masih sulit untuk
Kekuatan otot tangan kanan dan kaki kanan Ny.W skala 5 sedangkan kaki
tindakan Memonitor kadar glukosa darah dan didapatkan hasil GDS 215
Ny.W mengatakan badannya sudah tidak lemas dan tidak pusing. Respon
latihan rentang gerak aktif maupun pasif dan respon subyektif Ny.W
70
Respon obyektif Ny.W tampak lebih nyaman melakukan latihan gerak dan
Kekuatan otot tangan kanan dan kaki kanan Ny.W skala 5 sedangkan kaki
dapat duduk secara mandiri. Menganjurkan untuk tirah baring dan respon
d. Evaluasi
Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil dari intervensi
insulin
O: hasil GDS 215 mg/dl, Ny.W tampak lebih segar, tidak lesu dan
lebih bersemangat.
dengan
O: Kekuatan otot kaki kiri dan tangan kiri meningkat menjadi skala 2
sedangkan tangan kanan dan kaki kiri skala 5. Ny.W Pasien dapt
mandiri.
B. Pembahasan
keperawatan.
72
1. Pengkajian
dilakukan pada hari Rabu, 23 Mei 2022 dan Senin, 24 April 2022. Dari
merasa haus, pasien sering BAK, pasien merasa lemah dan penglihatan
pasien kabur. Data fokus yang sama didapatkan dari 2 pasien yang
& Hawks (2014), tanpa jumlah insulin yang adekuat, banyak dari
situasi penuh stres. Sesuai dengan teori, pada kasus nyata pasien 1
b. Pusing
hawks (2014), yaitu pusing atau sakit kepala merupakan salah satu
d. Poliuria
setiap pasien. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah tinggi,
e. Kelemahan
75
kekuatan otot pada ekstremitas atas kiri dan ekstremitas bawah kiri
Data yang terdapat pada pasien 1 namun tidak terdapat pada pasien
mata menjadi rapuh sehingga pasien diabetes mellitus dengan kadar gula
Pengkajian yang ada pada teori namun tidak ada dalam kedua
kasus yaitu polifagia. Hasil pengkajian pada kedua pasien Ny. N dan Ny.
2018). Pada pasien DM akan merasa cepat lapar karena glukosa dalam
Jika hiperglikemia ini parah dan melebihi ambang ginjal maka akan timbul
77
yang akan diubah menjadi energi sehingga menimbulkan rasa lapar yang
merasa lebih lelah dan mengantuk jika tidak ada kompensasi terhadap
pasien DM.
2. Diagnosis Keperawatan
dengan teori menurut tim pokja SDKI DP PPNI (2017) ada 2 yaitu
insulin
78
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
data hasil pengkajian Ny.N dan Ny.W mengalami kadar glukosa darah
meningkat melebihi rentang normal yaitu Ny.N 217 mg/dl dan Ny.W
305 mg/dl. Selain itu pasien juga mengalami kelemahan dan lesu serta
kadar glukosa darah ditandai dengan kadar glukosa dalam darah tinggi
serta keluhan lelah dan lesu, sering merasa haus dan BAK.
3. Intervensi Keperawatan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai kriteria hasil yang diinginkan.. (Tim Pokja SIKI PPNI, 2018).
(collaboration).
80
insulin
tujuan dan kriteria hasil sudah sesuai dengan teori (Tim Pokja SIKI
hasil sudah sesuai dengan teori (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
4. Implementasi Keperawatan
insulin.
pada jaringan lemak, otot, dan hati, kenaikan produksi glukosa oleh
terjadinya neuropati.
83
5. Evaluasi
a. Subjektif
Ny.W mengatakan badan sudah lebih sehat sudah tidak lemas dan
b. Objektif
respon obyektif Ny.N GDS 165 mg/dL dan Ny.N tampak lebih
segar. Respon obyektif Ny.W GDS 215 mg/dL, dan Ny.W tampak
secara perlahan, kekuatan otot tangan kiri dan kaki kiri meningkat
c. Analisis
teratasi atau muncul masalah baru. Pada Ny.N dan Ny.W masalah
d. Perencanaan
C. Keterbatasan
Namun setelah diberi edukasi dan penjelasan oelh penulis, pasien bersedia
A. Kesimpulan
1. Pengkajian yang ditemukan dari Ny.N dan Ny.W yaitu glukosa darah
86
87
B. Saran
mengatasi DM. Berikut adalah saran dari penulis supaya menjadi masukan
pada lokasi penyuntikan yang tepat yaitu di lengan, perut dan paha
2. Bagi Perawat
3. Bagi Pendidikan
Alfariki, L. O. (2020). Uji Sensitifitas Dan Spesifitas Keluhan Ppenderita Diabetes Mellitus
Berdasarkan Keluhan Dan Hasil Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS). Tersedia
di https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/view/5273
Afisa, E. (2019). Tingkat Kelelahan Pasien Diabetes Mellitus Yang Berobat Di Poliklinik
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Tersedia di
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/26104
Anggraini, W. F.(2020). Asuhan Keperawatan Pada Ny.H Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2
Di Puskesmas Kampar Kiri Hulu 1 Gema. Tersedia di
http://repository.pkr.ac.id/1200/1/Welni%20Fitri%20Anggraini.pdf
Astuti, A. (2017). Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Gula Ddarah Pada Pasien DM
Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang. 9-10. Tersedia di http://repo.stikesicme-
jbg.ac.id/46/.
Azis, M. (2020). Asuhan Keperawatan Ny.N Dengan Diabetes Mellitus Di Ruang Kirana
Rumah Sakit Tk.III Dr. Soetarto Yogyakarta. Tersedia di
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2145/
Black, J. &. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk hasil yang
diharapkan. Jakarta: Salemba Medika.
Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Pusdik DM Kesehatan. Tersedia di
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Konsep-dasar-
keperawatan-Komprehensif.pdf.
Dinas Kesehatan Surakarta. (2019). Laporan Provinsi Jawa Tengah RISKESDAS 2018.
Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitia dan Pengembangan Kesehatan.Tersedia di
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/lpb/article/view/3641
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang.
Tersedia di https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2020/09/Profil-Jateng-tahun-
2019.pdf
Dinkes Surakarta. (2019). Profil Kesehatan Kota Surakarta 2018. Surakarta: Dinkes
Surakarta. Tersedia di https://dinkes.surakarta.go.id/profil-kesehatan/.
Febrianto, E. (2018). Asuhan Keperawatan pada Tn.I Dengan kasus diabetes mellitus dalam
pemenuhan kebutuhan aktivitas di ruang melati RSUD kota Kendari tahun 2018.
Tersedia di http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/574/
Fitriani Nasution, A. A. (2021). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus. Jurnal ilmu
kesehatan , 96. Tersedia di https://ejurnaladhkdr.com/index.php/jik/article/view/304.
Hestiana, D. W. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Dalam
Pengelolaan Diet pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota
Semarang. Jurnal of Health Education , 139. Tersedia di
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/article/view/14448.
Ikrima Rahmasari, E. S. (2019). Efektivitas Memordoca Carantia (Pare) Terhadap
Penurunan Kadar Gloukosa Darah. INFOKES, VOL 9 NO 1, Februari 2019 , 59.
Tersedia di https://ojs.udb.ac.id/index.php/infokes/article/view/720.
Indonesia, U. E. (2015). Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada
Anak dan Remaja. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tersedia di
https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Konsensus-Nasional-
Pengelolaan-DIabetes-Nasional-Type-II.pdf.
Irma. (2018). Identifikasi Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah
Kerja Puskesmas Pucang Sewu Surabaya. Tersedia di http://repository.um-
surabaya.ac.id/3421/
Jonathan, K. N. (2019). Pola Penggunaan Antidibetes Oral Pasien DM Tipe 2 di Bagian
Penyakit Dalam RSUD Kota Bandung Tahun 2017. CDK-277/Vol.46 no.6 th.2019 ,
407.Tersedia di http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/462.
Kementrian, RI. (2018). Diabetes :Pasien di Indonesia bisa mencapai 30 juta orang pada
tahun 2030. Tersedia di http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/diabetes-pasien -di-
indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030.
Kementrian, RI. (2018). Lindungi Keluarga Dari Diabetes. Tersedia di
http://p2ptm.kemkes.go.id/post/lindungi-keluarga-dari-diabetes
Mellisa Enni Fitriyanti, H. F. (2019). Pengalaman Pasien Diabetes Mellitus Dalam
Pencegahan Ulkus Diabetik Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu Volume
07. Nomor 02, Oktober 2019, 597. Tersedia di
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/481
Maria, I. (2021). Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus dan Asuhan Keperawatan Stroke.
Yogyakarta: deepublish.
Marzel, R. (2021). Terapi pada Diabetes Mellitus Tipe 1. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional , 53-54. Tersedia di
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/297
Octavia, R. D. (2020). Literatur Review Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Diabetes
Mellitus Di Rumah Sakit. Tersedia di http://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/1074/1/KTI%20REISCHA%20DELFI%20OCTAVIA.pdf
Perdana, E. N. (2019). Penatalaksanaan Holistik Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dan
Retinopati Diabetik Serta Hipertensi Dengan Pendekatan Dokter Keluarga. Tersedia
Di https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2484
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Status :
e. Pendidikan :
f. Pekerjaan :
g. Alamat :
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Alamat :
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama:
5. Riwayat alergi:
a. Makanan :
b. Obat :
c. Reaksi :
6. Genogram:
C. POLA FUNGSIONAL
a. Pola persepsi dan Pemeliharaan:
c. Pola eliminasi:
D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum :
b. TTV
1) TD : 4) RR :
2) Suhu : 5) SpO2 :
3) Nadi :
c. Kepala
1) Rambut :
2) Wajah :
3) Mata :
4) Hidung :
5) Mulut :
6) Telinga :
d. Dada
a. Paru-paru
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi:
b. Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi:
e. Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
Perkusi :
Palpasi :
f. Integumen:
g. Genetalia:
h. Ekstremitas:
ANALISIS DATA
RENCANA TINDAKAN
IMPLEMENTASI
Dx TTD
EVALUASI
S:
O:
A:
P:
Lampiran 2: Asuhan Keperawatan Ny.N
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama mahasiswa : Rheisma Dyah P A Tgl/jam MRS : 21/3/2022/07.00
Tanggal/jam pengkajian : 23/3/2022/09.00 No.RM : 01571083
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny.N
b. Umur : 60 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status : Sudah menikah
e. Pendidikan : S1
f. Pekerjaan : Pengemis
g. Alamat : Kadipiro
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Tn.A dari Dinsos
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama:
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengatakan kurang lebih 6 bulan yang lalu mulai merasakan kelemahan
pada kakinya. Kemudian mulai terasa parah 3 hari yang lalu hingga sulit untuk
berjalan. Sebelumnya pasien memeriksakan dirinya ke puskesmas lalu pihak
puskesmas menyarankan untuk dirujuk ke RS. Karena keterbatasan biaya
akhirnya pasien dibawa ke IGD RSUD dr. Meowardi bersama satpol PP pada hari
Senin 21 Maret 2022 pukul 14.30 dengan keluhan sulit untuk berjalan serta
lemas, pusing dan mual. Ketika di cek GDS pasien yaitu 217. Pasien juga
mengalami diare dan sesak nafas ketika dibawa ke IGD RSUD Moewardi.
Kemudian pasien dipindahkan ke bangsal Flamboyan 8 di ruang 801.
c. Riwayat penyakit dahulu:
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi. Pasien juga menderita
penyakit DM sejak 5 tahun yang lalu. Selain itu pasien pernah mengalami
penyakit seperti batuk, pilek dan pusing
d. Riwayat kesehatan keluarga:
1) Penyakit yang pernah dialami: Pasien mengatakan ayahnya dan kakaknya
memiliki penyakit DM
2) Kecelakaan/jatuh: Pernah jatuh tersungkur ketika berjalan
3) Pernah dirawat: Pasien mengatakan belum pernah dirawat di RS
4) Pernah operasi: Pasien mengatakan belum pernah dioperasi
e. Riwayat alergi:
1) Makanan : Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan
apapun
2) Obat :Pasien mengatakan memiliki alergi obat ampicilin
3) Reaksi : gatal-gatal ruam di seluruh badan
f. Genogram:
Keterangan:
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan Pasien
4. Pola Fungsional
a. Pola persepsi dan Pemeliharaan:
Sebelum sakit: pasien mengatakan selama ini menganggap penyakit yang diderita
hanya penyakit ringan, sehingga pasien berfikir lama kelamaan akan sembuh
sendiri
Selama sakit: pasien mengatakan setelah dibawa ke RS pasien dapat mengetahui
ternyata penyakitnya cukup serius dapat mengetahui penyakitnya. Pasien juga
mengurus KIS agar dapat mempermudah dirinya ketika nanti ingin memeriksakan
kesehatannya.
b. Pola nutrisi dan metabolik:
Sebelum sakit: pasien mengatakan ketika sebelum sakit, pasien akan makan dan
minum ketika ingat saja.
Selama sakit: pasien mengatakan selama sakit makan sesuai jatah dari RS. Pasien
mengatakan sering merasa kehausan.
c. Pola eliminasi:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan pola eliminasi baik BAK dan BAB lancar
tidak ada masalah. BAB 1X sehari dan BAK kurang lebih 5x sehari
Selama sakit: Pasien mengatakan pasien sempat diare ketika di RS. Dan pasien
dipasang popok untuk eliminasinya karena pasien belum dapat berjalan ke kamar
mandi. Pasien mengatakan sering merasa BAK.
d. Pola aktivitas dan latihan:
Sebelum sakit: pasien mengatakan sehari-harinya dilakukan dengan mengemis di
jalanan. Untuk ADL sebelum sakit pasien melakukannya secara mandiri.
Selama sakit: Pasien mengatakan selama sakit hanya berbaring di kasur RS.
Sedangkan untuk ADL selama di RS pasien dibantu oleh perawat.
e. Pola istirahat tidur:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan sebelum sakit tidak sulit tidur dan dapat tidur
nyenyak. Tidur kurang lebih 6-8 jam perhari.
Selama sakit: selama sakit pasien tidak mengalami kesulitan tidur bahkan pasien
juga dapat tidur siang dengan nyenyak.
f. Pola kognitif-perseptual sensori:
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidak mengalami gangguan kognitif-sensori
seperti penglihatan, pendengaran, berbicara, mengingat dan sebagainya.
Selama sakit: pasien mengatakan tidak mengalami gangguan kognitif-sensori
seperti penglihatan, pendengaran, berbicara, mengingat dan sebagainya.
g. Pola persepsi diri dan konsep diri:
Sebelum sakit: pasien mengatakan cemas dan ingin sembuh dari penyakitnya.
Selama sakit: pasien mengatakan lebih tenang setelah dirawat di RS dan ingin
cepat sembuh dari penyakitnya, agar dapat mencari uang kembali.
h. Pola mekanisme koping:
Sebelum sakit: pasien mengatakan lebih sering mengambil keputusan sendiri
Selama sakit: pasien mengatakan dalam mengambil keputusan masih dilakukan
secara mandiri karena tidak ada keluarga yang mendampingi.
i. Pola seksual reproduksi:
Pasien berjenis kelamin perempuan dengan umur 60 tahun, pasien memiliki 1
anak berjenis kelamin laki-laki. Pasien sudah menikah namun suaminya sudah
meninggal. Ny.N sudah mengalami menopause sejak usia 55 tahun. Tidak ada
keluhan terkait seksual dan organ reproduksinya.
j. Pola peran-hubungan dengan orang lain:
Sebelum sakit: pasien mengatakan sudah tidak berhubungan baik dengan
keluarga dan anaknya oleh karena itu pasien tinggal sendiri.
Selama sakit: pasien masih belum berhubungan dengan keluarga maupun
anaknya namun pasien terlihat berhubungan baik dengan salah satu keluarga
pasien lainnya.
k. Pola nilai dan kepercayaan:
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelumnya rajin ibadah ke gereja
Selama sakit: Pasien tetap mendekatkan diri dengan Tuhan dengan berdoa dan
meminta kesembuhan.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum: Ku baik, composmentis
b. TTV
1) TD : 148/ 79 4) RR : 21
2) Suhu : 35,6 5) SpO2 : 98%
3) Nadi : 101
c. Kepala
1) Rambut: pertumbuhan rambuh merata, rambut pendek dan beruban
2) Mata: Sklera putih, konjungtiva anemis, reflek cahaya ada, pupil isokor.
3) Hidung:lubang hidung bersih, Tidak terdapat sekret, tidak ada tanda-tanda
infeksi perdarahan
4) Mulut: Bibir pucat, tidak ada gigi palsu, gigi sbagian atas ompong 2, dan
berwarna putih kekuningan, terdapat stomatitis pada lidah, Mulut tampak
kering
5) Telinga: Telinga simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat gangguan
pendengaran dan tidak terdapat alat bantu dengar.
d. Paru-paru
Inspeksi: Bentuk dada simetris, tidak terdapat sesak nafas
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi: Sonor.
Auskultasi: Suara napas vesikuler
e. Jantung
Inspeksi: Tidak ada lesi, bentuk simetris.
Palpasi Tidak ada benjolan dan ictus cordis teraba.
Perkusi: Redup.
Auskultasi: Bunyi jantung normal, tidak ada bunyi tambahan.
d. Abdomen
Inspeksi: Simetris, tidak ada luka dan tidak ada benjolan.
Auskultasi: Bising usus 14x/menit.
Perkusi: Timpani.
Palpasi: tidak terdapat nyeri
e. Integumen:
Kulit kering, tekstur kulit kasar, kulit berwarna sawo matang
f. Genetalia:
Tidak terpasang kateter, tidak ada edema dan infeksi, tidak terdapat benjolan.
g. Ekstremitas:
Atas kanan: dapat bergerak bebas
Atas kiri: terpasang infus
Bawah kanan: tidak dapat bergerak bebas
Bawah kiri: tidak dapat bergerak bebas
Kekuatan otot:
5 5
2 2
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
7. Terapi
c. NaCL 0,9% 22 tpm
d. Inj Metamizol 1 gr/8 jam
e. Inj Novorapid 4 iu
f. Ramipril tablet 5 mg 1x1
g. Omeprazole tablet 20 mg 1x1
B. DIAGNOSA
O: Pasien tampak
lemas dan lemah,
pasien tampak
memegang kepala
menahan pusing.
2 S: Pasien mengatakan
Mengidentifikasi
gangguan fungsi tubuh kaki kanan dan kiri
yang mengakibatkan susah untuk
kelelahan. digerakkan.
O: Kekuatan otot
5 5
2 2
O: Pasien dapat
mengangkat kedua
kaki.
2 Menganjurkan
melakukan aktivitas S: Pasien mengatakan
secara bertahap akan mencoba
O: Pasien tampak
mulai mencoba miring
kiri dan kanan
O: Pasien tampak
rileks
1. Rabu 23 S:
Maret 2022
a) Pasien mengatakan badan lemas, pusing.
O:
a) GDS: 240 mg/Dl
b) Pasien tampak lemas dan lemah, pasien
tampak memegang kepala menahan pusing.
A: Masalah keperawatan ketidakstabilan kadar
gula darah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 S:
a) Kekuatan otot
5 5
2 2
P: Lanjutkan intervensi
No.dx Waktu Evaluasi Paraf
1 Kamis, 24 S:
Maret 2022
a) Pasien mengatakan badan masih lemas.
b) Pasien mengatakan mengerti dan mencoba
akan menerapkan.
c) Pasien mengatakan haus
O:
P: Lanjutkan intervensi
2 2
mandiri
A: Masalah keperawatan intoleransi aktivitas
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1 Jumat, 25 S:
Maret 2022
a. Pasien mengatakan badan sudah lebih sehat
sudah tidak lemas dan pusing
O:
2 S:
3 3
P: Lanjutkan intervensi
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny.W
b. Umur : 52 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status : Sudah menikah
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g. Alamat : Palur
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Ny. L
b. Umur : 30 tahun
c. Alamat : Palur
d. Pekerjaan : Karyawan swasta
e. Hubungan dengan pasien : AnaK
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama:
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien dibawa ke IGD RSUD. Dr Moewardi pada tanggal 23 maret 2022 pukul
20.00 WIB dengan keluhan lemas, pusing yang dirasakan sejak sore sebelum
masuk RS. Lemas yang dirasakan pasien mengakibatkan pasien tidak bisa
beraktivitas apapun dan hanya dapat berbaring di tempat tidur. Sebelumnya
pasien pernah mengalami hal seperti ini 2 minggu yang lalu. Keluhan seperti ini
biasanya muncul ketika gula darah pasien tinggi. Pada saat di cek gula darah
pasien mencapai 305 mg/dl.
c. Riwayat penyakit dahulu:
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak lama setelah
menderita DM. Pasien menderita penyakit DM sejak 6 tahun yang lalu. Selain itu
pasien pernah mengalami penyakit seperti batuk, pilek dan pusing.
d. Riwayat kesehatan keluarga:
1) Penyakit yang pernah dialami: Pasien mengatakan ayahnya memiliki penyakit
DM
2) Kecelakaan/jatuh: Pasien mengatakan tidak pernah jatuh
3) Pernah dirawat: Pasien mengatakan 2 minggu yang lalu dirawat di Rumah
sakit karena DM juga.
4) Pernah operasi: Pasien mengatakan pernah operasi cantengan di ibu jari kaki
e. Riwayat alergi:
1) Makanan: Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan apapun
2) Obat:Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun
f. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal
: Pasien
4. POLA FUNGSIONAL
4. Pola Fungsional
a. Pola persepsi dan Pemeliharaan:
Sebelum sakit: pasien mengatakan selama ini menganggap penyakit yang diderita
bukan penyakit ringan namun juga tidak berat, sehingga ketika pasien merasa
keadaannya memburuk pasien akan pergi berobat.
Selama sakit: pasien mengatakan setelah dibawa ke RS pemahaman pasien
mengenai penyakit meningkat. Dan pasien juga mengatakan ketika keadaannya
memburuk nanti akan tetap pergi berobat.
b. Pola nutrisi dan metabolik:
Sebelum sakit: pasien mengatakan ketika sebelum sakit, pasien makan 3x sehari.
Pasien juga suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis seperti teh
manis di pagi hari.
Selama sakit: pasien mengatakan selama sakit makan dan minum sesuai yang
diberikan oleh Rumah sakit
c. Pola eliminasi:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan pola eliminasi baik BAK dan BAB lancar
tidak ada masalah. BAB 1X sehari di pagi hari dan BAK kurang lebih 6x sehari.
Selama sakit: Pasien mengatakan tidak ada masalah dan tidak ada perubahan
dalam BAK maupun BAB selama di rumah sakit. Hanya saja untuk BAK dan
BAB, pasien menggunakan pamers pasien belum dapat berjalan ke kamar mandi.
d. Pola aktivitas dan latihan:
Sebelum sakit: pasien mengatakan sehari-harinya menjalankan aktivitas sebagai
ibu rumah tangga yang mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu
dan memasak. Selain itu pasien kadang melakukan yoga bersama teman-
temannya. Untuk ADL sebelum sakit pasien melakukannya secara mandiri.
Selama sakit: Pasien mengatakan selama sakit hanya berbaring di kasur RS.
Sedangkan untuk ADL selama di RS pasien dibantu oleh keluarga.
e. Pola istirahat tidur:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan sebelum sakit tidak sulit tidur dan dapat tidur
nyenyak. Tidur kurang lebih 6-8 jam perhari.
Selama sakit: selama sakit pasien mengalami kesulitan tidur, ketika tidur kadang
terbangun.
f. Pola kognitif-perseptual sensori:
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidak mengalami gangguan kognitif-sensori
seperti penglihatan, pendengaran, berbicara, mengingat dan sebagainya.
Selama sakit: pasien mengatakan tidak mengalami gangguan kognitif-sensori
seperti penglihatan, pendengaran, berbicara, mengingat dan sebagainya.
g. Pola persepsi diri dan konsep diri:
Sebelum sakit: pasien mengatakan cemas dan ingin sembuh dari penyakitnya.
Selama sakit: pasien mengatakan lebih tenang setelah dirawat di RS dan ingin
cepat sembuh dari penyakitnya, agar dapat beraktivitas seperti biasanya.
h. Pola mekanisme koping:
Sebelum sakit: pasien mengatakan lebih sering mengambil keputusan sendiri
namun terkadang juga diskusi dengan keluarga sebelum mengambil keputusan.
Selama sakit: pasien mengatakan dalam mengambil keputusan masih dilakukan
secara mandiri dan dengan keluarga.
i. Pola seksual reproduksi:
Pasien berjenis kelamin perempuan dengan umur 52 tahun, pasien memiliki 4
anak berjenis kelamin 1 perempuan dan 3 laki-laki. Pasien sudah menikah namun
suaminya sudah meninggal. Ny.N belum mengalami menopause. Tidak ada
keluhan terkait seksual dan organ reproduksinya.
j. Pola peran-hubungan dengan orang lain:
Sebelum sakit: pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga maupun
orang sekitar.
Selama sakit: pasien tetap berhubungan dengan keluarga maupun dengantenaga
kesehatan di RS.
k. Pola nilai dan kepercayaan:
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelumnya rajin ibadah sholat 5 waktu
kadang juga berjamaah di mushola dekat rumah. Pasien juga puasa sebelum
sakit.
Selama sakit: Pasien tidak puasa selama sakit namun tetap mendekatkan diri
dengan Tuhan dengan berdoa dan meminta kesembuhan.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :Ku baik, composmentis
b. TTV
1) TD : 146/ 86 4) RR : 20
2) Suhu : 36,7 5) SpO2 : 99%
3) Nadi : 88
c. Kepala
1) Rambut: pertumbuhan rambuh merata, rambut panjang dan berwarna hitam
2) Mata: simetris, sklera putih, konjungtiva anemis, reflek cahaya ada, pupil
isokor.
3) Hidung: Bentuk hidung simetris, lubang hidung bersih, Tidak terdapat
sekret.
4) Mulut: Mulut tampak kering, Bibir pucat, tidak ada gigi palsu, gigi bagian
belakang tanggal, gigi berwarna putih kekuningan, tidak terdapat stomatitis
pada lidah, tidak ada gusi yang berdarah, tidak terdapat gigi yang goyang.
5) Telinga: Telinga simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat gangguan
pendengaran dan tidak terdapat alat bantu dengar.
f. Paru-paru
Inspeksi: pengembangan dada kanan kiri simetris
Perkusi: Sonor.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan.
Auskultasi: Suara napas vesikuler
g. Jantung
Inspeksi: Tidak ada lesi, bentuk simetris.
Perkusi: Redup.
Palpasi: Tidak ada benjolan dan ictus cordis teraba.
Auskultasi: Bunyi jantung normal
d. Abdomen
Inspeksi: Simetris, tidak ada luka dan tidak ada benjolan.
Auskultasi: Bising usus ada, bising usus 12x/menit.
Perkusi: Timpani.
Palpasi: tidak terdapat nyeri
e. Integumen:
Kulit berwarna sawo matang, kulit kering, akral teraba hangat, tidak terdapat luka.
f. Genetalia
Bersih, tidak terpasang kateter, tidak ada edema dan infeksi, tidak terdapat
benjolan.
g. Ekstremitas:
Atas kanan: terpasang infus
Atas kiri: tidak dapat bergerak bebas
Bawah kanan: dapat bergerak bebas
Bawah kiri: tidak dapat bergerak bebas
Kekuatan otot:
5 1
5 1
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
7. Terapi
a. Infus RL 20 tpm
b. Inj omeprazole 40 mg/12 jam
c. Mecobalamin 1 ml/ 24 jam/drip
d. Insulin 8 iu
e. Amlodipin 1x10 mg
B. DIAGNOSA
DO:
GDS Pasien 305 mg/dl
HbA1c 13,0%
GDP 134 mg/dl
Mulut pasien terlihat kering
Waktu Data Fokus Etiologi Problem
DO:
a) Pasien tampak kesulitan
menggerakkan esktremitas
bagian kirinya
b) Pasien tampak hanya
berbaring
c) Pasien tampak
menggunakan pampers
untuk eliminasinya
d) Kekuatan Otot:
5 1
5 1
C. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasionalisasi Nama
Keperawata Hasil /TTD
n
a. Kolaborasi 3. Edukasi
dengan tim
a. Memberik
medis
an
mengenai
informasi
terapi
kepada
farmakologi.
pasien
tentang
pengelola
an
diabetes
4. Kolaborasi
a. Membant
u
menyeimb
angkan/m
engontrol
kadar gula
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasionalisasi Nama
Keperawata Hasil /TTD
n
darah.
dengan ngkan
medis rasa letih
mengenai dan
terapi lemah
farmakologi
b. Latihan
gerak
akan
membuat
pasien
terbiasa
dan
menghind
ari
kekakuan
sendi dan
otot.
4. Kolaborasi
a. Membant
u pasien
dalam
kelemaha
n
.
C. IMPLEMENTASI
2 S: Pasien
Mengidentifikasi gangguan mengatakan
fungsi tubuh yang tangan dan kaki
mengakibatkan kelelahan. kirinya lemas
sehingga sulit
untuk digerakkan.
O: Pasien tampak
kesulitan
mengangkat
tangan dan kaki
kirinya.
Kekuatan otot
5 1
5 1
No.Dx Waktu Tindakan Respon TTD
O: Pasien tampak
kurang nyaman
melakukan latihan
gerak dan
kesulitan
mengikuti arahan
Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
2 S: Pasien
mengatakan iya
O: Pasien tampak
menggerakkan
tangan kirinya
dengan bantuan
tangan kanannya
5 1
S: Pasien
mengatakan iya
Menganjurkan untuk tirah
2 baring O: Pasien tampak
berbaring nyaman
S: Pasien bersedia
O: Obat masuk
Berkolaborasi dengan tim
1,2 medis mengenai terapi
farmakologi pemberian
injeksi novorapid 8 iu
S: Pasien
mengatakan iya
1 Memberikan asupan cairan
oral O: Pasien tampak
minum
2 S: Pasien
Melakukan latihan rentang mengatakan kaki
gerak aktif maupun pasif. dan tangan
kirinya sudah bisa
digerakkan
perlahan
O: Pasien tampak
lebih nyaman
melakukan latihan
gerak dan pasien
dapat
menggerakkan
tangan dan kaki
kirinya secara
perlahan
Kekuatan otot
5 2
5 2
O: Pasien dapt
memiringkan
badannya tanpa
bantuan dan dapat
duduk secara
mandiri
S: Pasien
2
mengatakan iya
Menganjurkan untuk tirah
baring O: Pasien tampak
No.Dx Waktu Tindakan Respon TTD
berbaring nyaman
D. EVALUASI
1 Senin, 25/4/2022 S:
Pasien mengatakan badannya lemas dan
sedikit pusing
O:
GDS 284 mg/dL
A:
Masalah keperawatan ketidakstabilan gadar
gula darah belum teratasi
P:
1. Monitor kadar glukosa darah.
2. Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia.
3. Berikan asupan cairan oral
4. Ajarkan pengelolaan diabetes.
5. Kolaborasi dengan tim medis
mengenai terapi farmakologi.
2 S:
Pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya
lemas sehingga sulit untuk digerakkan.
Keluarga pasien mengatakan mau
No.Dx Waktu Evaluasi TTD
O:
Pasien tampak kesulitan mengangkat
tangan dan kaki kirinya.
Kekuatan otot
5 1
5 1
Pasien tampak kurang nyaman melakukan
latihan gerak dan kesulitan mengikuti
arahan
Pasien tampak menggerakkan tangan
kirinya dengan bantuan tangan kanannya
Pasien tampak berbaring nyaman
Keluarga pasien tampak membantu pasien
makan
A:
Masalah keperawatan intoleransi aktivitas
belum teratasi
P:
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan.
2. Latihan rentang gerak aktif maupun
pasif.
3. Anjurkan tirah baring.
4. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap.
5. Kolaborasi dengan keluarga dalam
pemenuhan ADL
1 Selasa, S:
26/4/2022
Pasien mengatakan badannya masih lemas
O:
GDS 252 mg/dL
A:
Masalah keperawatan ketidakstabilan gula
darah belum teratasi
P:
1. Monitor kadar glukosa darah.
2. Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia.
3. Berikan asupan cairan oral
4. Ajarkan pengelolaan diabetes.
5. Kolaborasi dengan tim medis
mengenai terapi farmakologi.
2 S:
Pasien mengatakan kaki dan tangan kirinya
masih sulit untuk digerakkan
Keluarga pasien mengatakan akan tetap
membantu pasien memenuhi ADL
O:
Pasien tampak sedikit lebih nyaman
melakukan latihan gerak namun masih
kesulitan mengikuti arahan
Kekuatan otot
5 1
5 1
Pasien tampak mencoba untuk tidur miring
Keluarga pasien tampak membantu pasien
duduk
No.Dx Waktu Evaluasi TTD
A:
Masalah keperawatan intoleransi aktivitas
belum teratasi
P:
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan.
2. Latihan rentang gerak aktif maupun
pasif.
3. Anjurkan tirah baring.
4. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap.
5. Kolaborasi dengan medis dalam
pemberian terapi farmakologi
1 Rabu,27/4/2022 S:
Pasien mengatakan badannya sudah tidak
lemas dan tidak pusing
O:
GDS 215 mg/dL
Pasien tampak segar, tidak lesu dan lebih
bersemangat
A:
Masalah keperawatan ketidakstabilan gula
darah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan:
1. Monitor kadar glukosa darah.
2. Berikan asupan cairan oral
3. Kolaborasi dengan tim medis
mengenai terapi farmakologi.
2 S:
Pasien mengatakan kaki dan tangan kirinya
sudah bisa digerakkan perlahan
Keluarga pasien mengatakan akan masih
membantu pasien memenuhi ADL
O:
No.Dx Waktu Evaluasi TTD
A:
Masalah keperawatan intoleransi aktivitas
teratasi sebagian
P:
1. Latihan rentang gerak aktif maupun
pasif secara mandiri
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap.
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi farmakologi
Lampiran 4: Satuan Acara Penyuluhan 4 Pilar DM
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai pengelolaan Diabetes Mellitus
selama 1x30 menit, diharapkan pasien mampu mengerti dan memahami
mengenai pengelolaan Diabetes Mellitus dengan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 1x30 menit klien dapat:
a. Menyebutkan kembali 4 pilar Diabetes Mellitus
b. Menjelaskan kembali mengenai 4 pilar Diabetes Mellitus
B. MATERI
4 pilar Diabetes Mellitus
C. MEDIA
Media yang digunakan yaitu leaflet
D. METODE PENYULUHAN
Metode yang digunakan yaitu diskusi dan tanya jawab
E. TEMPAT
Bangsal Flamboyan 8 RSUD Dr.Moewardi
F. KEGIATAN PENYULUHAN
3. Penutup 5 menit
Menjawab salam
H. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSULTASI
NIM : P27220019090
1. 8 Bimbingan - Isi
September mengenai - Cara penulisan
2021 KTI proposa,tata
bahasa, cara
mengutip dan
penulisan daftar
pustaka yang
benar
2. 9 Konsultasi - Perbaikan Judul
November judul - Isi latar belakang
2021 prevalensi dari
umum ke khusus
- Pera perawat
ditambah
- Perhatikan kata
depan
- Intervensi tidak
perlu diberi bulat-
bulat.
- Ditambah format
askep
- Lampiran
ditambah inform
consent
- Typo dibetulkan
dihilangkan
- Data fokus
disamakan
dengan SDKI
bahasa karya
ilmiah