Anda di halaman 1dari 62

PENGARUH FASILITAS DAN TARIF JASA RAWAT INAP TERHADAP

KEPUASAN PASIEN RUMAH SAKIT DEDY JAYA BREBES

SKRIPSI

Oleh :

SITI NUR ALIFATUN


NIM : 102181618

Diajukan Guna Menyusun Skripsi


Pada Program Strata Satu Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Widya Manggalia Brebes

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


WIDYA MANGGALIA
BREBES
2022

i
PENGARUH FASILITAS DAN TARIF JASA RAWAT INAP TERHADAP
KEPUASAN PASIEN RUMAH SAKIT DEDY JAYA BREBES

SKRIPSI

Oleh :

SITI NUR ALIFATUN


NIM : 102181618

Diajukan Guna Menyusun Skripsi


Pada Program Strata Satu Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Widya Manggalia Brebes

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


WIDYA MANGGALIA
BREBES
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH FASILITAS DAN TARIF JASA RAWAT INAP TERHADAP


KEPUASAN PASIEN RUMAH SAKIT DEDY JAYA BREBES

Proposal Skripsi S-1


Program Studi Manajemen

Diajukan Oleh :
SITI NUR ALIFATUN
NIM : 102181618

Diterima dan disetujui


Pada tanggal : …………………….

Pembimbing Penguji

Jaka Waskito, SE, M.Si Medi Tri Purwanto, SE, MM


NIDN : 06.2410.6701 NIDN : 06.2605.7702

Mengetahui
Ketua
STIE Widya Manggalia
Brebes

Magdalena Tuari Senduk, SH, MM


NIPY : 160900031

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
 "Rahasia untuk maju adalah memulai." – Mark Twain
 “Hidup itu sederhana, kita yang membuatnya sulit.” – Confucius.

Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
 Kedua orang tua tercinta yang selalu mendoakan dan membimbingku
tanpa kata lelah.
 Adik- adik tercinta yang selalu memberikan dukungan.
 Wisnu Fajar Ariyanto yang selalu memberi dukungan.
 Teman-temanku yang telah memberikan dukungan.

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
judul “Pengaruh Fasilitas dan Tarif Jasa Rawat Inap Terhadap Kepuasan Pasien
Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes”.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman. Proses
pelaksanaan penelitian ini bisa berjalan dengan baik karena atas dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk ini penulis dengan syukur mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Magdalena Tuari Senduk, SH., MM selaku Ketua STIE Widya Manggalia
Brebes.
2. Ibu Sri Rahayu, SE., MM. Selaku Pembantu Ketua 1 STIE Widya Manggalia
Brebes
3. Bapak Medi Tri Purwanto, SE., MM. selaku Ketua Jurusan Manajemen STIE
Widya Manggalia Brebes
4. Bapak Jaka Waskito, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dr. Prayudha Adhi Laksono, selaku Direktur Rumah Sakit Dedy Jaya
yang telah mengijinkan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di Rumah
Sakit Dedy Jaya Brebes.
5. Segenap karyawan/i Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes yang telah memberikan
data guna kelengkapan penelitian ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen STIE Widya Manggalia Brebes yang telah memberikan
bimbingan dan arahan pada proses penyusunan skripsi ini.

iv
7. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan dan laporan penelitian
ini.
Tidak ada yang bisa penulis berikan kecuali ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kecuali mengharapkan
agar apa yang diberikan pada proses penelitian ini mendapatkan pahala sehingga
keridhoanya bisa diterima sebagai amalan oleh Allah SWT, Amin.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. Namun, Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya khususnya rekan-rekan Mahasiswa.

Wassalamu’allaikum Wr. Wb.

Brebes, ........................., 2018

SITI NUR ALIFATUN

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Perumusan Masalah.............................................................................7
C. Pembatasan Masalah...........................................................................7
D. Tujuan Penelitian.................................................................................7
E. Manfaat Penelitian...............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................10
A. Landasan Teori....................................................................................10
1. Fasilitas..........................................................................................10
2. Harga.............................................................................................13
3. Jasa................................................................................................20
4. Kepuasan Pasien............................................................................21
5. Rumah Sakit..................................................................................23
B. Kerangka Berpikir...............................................................................28
C. Penelitian Terdahulu............................................................................28
D. Hipotesis .............................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA...............................33
A. Metode Penelitian...............................................................................33
B. Metode Analisis Data.........................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

. Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat

pesat, baik bisnis yang bergerak dibidang manufaktur maupun jasa.

Perkembangan perekonomian secara menyeluruh yang diiringi dengan

perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menciptakan sebuah persaingan

yang semakin ketat dan tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar

internasional. Oleh karena persaingan yang semakin ketat tersebut, setiap

perusahaan harus mampu memenuhi kepuasan pelanggan dengan berbagai

strategi yang ditawarkan agar dapat memperoleh keunggulan dalam persaingan

tersebut. Salah satu strategi untuk memenuhi kepuasan pelanggan adalah dengan

kualitas pelayanan. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang

rumah sakit, yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat.

Di Indonesia jasa kesehatan mengalami perkembangan yang signifikan

dan memiliki prospek yang cukup bagus kedepannya. Kondisi seperti ini

membuat persaingan semakin kompetitif. Oleh karena itu setiap perusahaan

jasa kesehatan harus mampu menggunakan berbagai cara agar dapat menarik

pelanggan.

1
2

Mutu pelayanan rumah sakit mempunyai dua komponen, yaitu pemenuhan

terhadap standar mutu yang telah ditetapkan dan pemenuhan akan kepuasan

pelanggan. Rumah sakit harus memberikan pelayanan yang berfokus pada

kepuasan pelanggan. Perbaikan kualitas jasa pelayanan kesehatan dapat dimulai

dengan mengevaluasi setiap unsur-unsur yang berperan dalam membentuk

kepuasan pasien. Sistem kepedulian kesehatan dapat diperbaiki melalui jalur

klinis, layanan, termasuk perspektif pasien seperti seberapa baik jasa pelayanan

kesehatan yang mereka butuhkan.

Masyarakat sebagai konsumen, tentu selalu mengharapkan adanya

pelayanan yang baik dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Dengan berkembangnya ekonomi, teknologi dan daya pikir masyarakat

konsumen pasti menyadari bahwa mereka mempunyai hak untuk mendapatkan

pelayanan yang baik serta biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan harus sesuai dengan yang diharapkan, sehingga dalam rangka

pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut harus diiringi oleh tingkat

kepuasan.

Rumah sakit pada umumnya dikenal sebagai lembaga yang membawa

misi sosial, artinya manajemen rumah sakit harus mengutamakan pelayanan

medis. Sifat khusus pelayanan kesehatan adalah baik para health provider

(dokter dan perawat) maupun pasien jarang mempertimbangkan aspek biaya

sepanjang gal tersebut menyangkut masalah penyembuhan suatu penyakit.

Namun, demikian, rumah sakit juga berorientasi bisnis, dimana dengan

perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih di dunia kesehatan

yang berdampak pada terciptanya peralatan-peralatan canggih di segala


3

bidang, rumah sakit harus mampu menyiapkan kebutuhan yang dibutuhkan

oleh masyarakat, misalnya sarana keseharan atau fasilitas yang memadai.

Di dalam Rumah Sakit itu sendiri, terdapat organisasi yang bersifat

komplek, yang setiap aktivitasnya membutuhkan anggaran biaya. Aktivitas

jasa Rumah Sakit ini juga sangat erat kaitannya dengan hal seperti pelayanan,

fasilitas, keuangan, kepuasan pasien, manajemen dan kondisi masyarakat.

Dan dalam aturan prinsip anggarannya terdapat efisiensi, efektivitas,

transparansi, dan akuntabilitas anggaran sebagai wujud pertanggungjawaban

sistem manajemen. Dikarenakan munculnya berita mengenai banyak penyakit

baru, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin tinggi.

Akibatnya permintaan masyarakat terhadap jasa pelayanan kesehatan pun

semakin meningkat. Sehingga dengan adanya kesadaran masyarakat akan

pentingnya kesehatan ini, menjadi peluang yang besar bagi jasa pelayanan

kesehatan terutama Rumah Sakit. Oleh karena itu setiap perusahaan yang

bergerak dalam industri jasa kesehatan terutama Rumah Sakit harus mampu

menggunakan berbagai cara agar dapat menarik pelanggan melalui kualitas

pelayanannya yang baik, fasilitas yang lengkap serta tarif yang sesuai untuk

memberikan kepuasan bagi konsumennya.

Sebagai pelayanan kesehatan masyarakat, Rumah Sakit memiliki

masalah utama yaitu mengenai pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai

harapan pasien atau tidak. Oleh karena itu, pihak Rumah Sakit dituntut untuk

selalu menjaga kepercayaan pasien dengan meningkatkan kualitas

pelayanannya. Menurut Rachmat (2014), pelayanan kesehatan bermutu


4

adalah pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan dalam keadaan

darurat dan bencana, pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan

masyarakat serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi.

Rumah Sakit perlu mengetahui bagaimana cara melayani pasien yang

lebih efekif dan efisien. Apabila pelayanan yang diterima oleh pasien sesuai

dengan yang di harapkan maka pelayanan tersebut dapat dikatakan baik.

Dalam mencapai tujuan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pasien

maka perlu diperhatikan hal yang berperan penting dalam menentukan

persepsi kualitas pasien antara lain meliputi fasilitas, tenaga medis dan tarif

Rumah Sakit.

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan jasa yang diberikan kepada

konsumen, Rumah Sakit juga perlu mempertimbangkan mengenai harga

pelayanannya. Harga yang ditetapkan haruslah sesuai di mata konsumen,

karena harga yang tidak sesuai atau terlalu mahal malah justru akan membuat

konsumen pindah ke tempat lain. Karena itu harga yang ditetapkan pada

umumnya terjangkau sesuai kemampuan ekonomi masyarakat setempat.

Masyarakat berpikir bahwa Rumah Sakit yang diharapkan dapat memberikan

pelayanan kesehatan yang mudah, harga yang sesuai, dan efisien. Harga yang

mahal juga akan membuat pasien meningkatkan harapan terhadap kualitas

layanan yang akan mereka terima semakin baik. Jika harapan tersebut tidak

dapat dipenuhi oleh Rumah Sakit maka pasien akan kecewa lalu

menimbulkan keluhan.
5

Selain kualitas layanan dan harga, hal yang tidak kalah penting agar

jasa dapat diberikan oleh Rumah Sakit yaitu keberadaan fasilitas penunjang

pelayanan kesehatan. Keberadaan fasilitas penunjang seperti kotak saran dan

keluhan akan membantu Rumah Sakit dalam memperoleh informasi

mengenai hal-hal apa saja yang diinginkan dan menjadi kebutuhan konsumen.

Konsumen akan lebih mudah menyampaikan hal yang menjadi

ketidakpuasannnya dalam memperoleh pelayanan.

Kualitas layanan ini pada akhirnya dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya terjalinnya hubungan yang harmonis antara penyedia jasa dengan

pasien, memberikan dasar yang baik bagi terciptanya loyalitas pasien dan

membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi

penyedia jasa tersebut. Menuju era globalisasi dimana persaingan akan lebih

terbuka, maka industri pelayanan kesehatan harus mampu merubah paradigma

dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tumbuhnya persaingan antar rumah

sakit yang semakin ketat dan tajam sehingga setiap rumah sakit dituntut untuk

mempertinggi daya saing dengan berusaha memberikan kepuasan kepada semua

pasiennya.

Semakin tinggi pendidikan masyarakat menyebabkan masyarakat semakin

sadar akan pentinganya mutu kualitas pelayanan. Masyarakat cenderung

menuntut pelayanan kesehatan yang baik dan cepat. Hal ini membuat persaingan

semakin ketat dan mengaharuskan para penyedia jasa kesehatan mampu

mewujudkan kepuasan pelanggan tersebut dalam berbagai strategi untuk

mempertahankan pelanggannya.
6

Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan selain kualitas

pelayanan, salah satunya adalah faktor harga. Harga merupakan aspek penting,

walaupun yang terpenting adalah kualitas pelayanan guna mencapai kepuasan

pasien. Namun elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang

dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai

harapan yang lebih besar.

Fasilitas yang ada di Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes meliputi Peralatan

Gawat Darurat yaitu penyediaan mobil ambulance, defibrilator, dan ventilor.

Peralatan Pencitraan Medis yaitu penyediaan CT scan, EKG. Peralatan Bedah

yaitu penyediaan autoclave, meja operasi, dan mesin anestesi. Peralatan

Kebidanan yaitu penyediaan inkubator bayi, dan USG.

Adapun kamar jenis pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Dedy Jaya

Brebes yang masing-masing sesuai dengan jenis kelas keperawatan dari kelas

III sampai ruangan VVIP yang tersedia dilengkapi oleh fasilitas sesuai

dengan standar biaya rawat inap. Fasilitas biasanya dipengaruhi oleh tingkat

harga, artinya kenaikan atau penambahan fasilitas dalam rumah sakit akan

menyebabkan meningkatnya harga. Sebaliknya fasilitas yang tidak memadai

yang tidak sesuai dengan biaya, mendorong kearah kegagalan rumah sakit

karena pasien dapat mengurungkan niatnya untuk berobat ke rumah sakit

tersebut.
7

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh fasilitas rawat inap yang terdapat di Rumah Sakit

Dedy Jaya Brebes ?

2. Apakah fasilitas rawat inap mempengaruhi kepuasaan pasien Rumah

Sakit Dedy Jaya Brebes ?

3. Apakah tarif jasa rawat inap mempengaruhi kepuasan pasien Rumah

Sakit Dedy Jaya Brebes ?

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian masalah yang di teliti mempunyai ruang

lingkup yang jelas dan terarah, maka penulis melakukan pembatasan masalah

sebagai berikut :

1. Data-data yang digunakan dari rumah sakit mencakup data tahun 2021.

2. Penentuan fasilitas dan tarif rawat inap yang akan diteliti adalah jenis

perawatan rawat inap umum.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh fasilitas terhadap kepuasan pasien

di Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes


8

2. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas terhadap kepuasan pasien di Rumah

Sakit Dedy Jaya Brebes

3. Untuk mengetahui apakah fasilitas dan tarif jasa rawat inap mempengaruhi

kepuasan pasien Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes secara simultan maupun

parsial?

E. Manfaat Penelitian

Yang diharapkan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Rumah Sakit

Membantu rumah sakit memberikan masukan informasi tentang

kemungkinan fasilitas dan tarif jasa rawat inap mempengaruhi kepuasan

pasien.

2. Bagi Penulis

a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat strata 1

(satu) pada STIE WIDYA MANGGALIA BREBES

b. Memperoleh pengetahuan mengenai fasilitas dan tarif jasa rawat inap

rumah sakit dedy jaya yang kemudian penerapannya akan

mempengaruhi kepuasan pasien. Sekaligus penerapan teori yang

diperoleh selama studi dengan praktek yang terjadi di dunia bisnis

secara nyata dapat menambah kepustakaan.


9

3. Bagi Almamater

Hasil penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan dan

digunakan sebagai salah satu wacana ilmiah bagi mahasiswa serta dapat

menjadi tambahan referensi dimasa yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Fasilitas

a. Pengertian Fasilitas

Menurut Kotler dalam (Apriyadi, 2017) mengemukakan bahwa

“segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan disediakan oleh pihak

penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen. Jadi fasilitas

adalah sumber daya fisik yang ada dalam sebelum suatu jasa dapat

ditawarkan kepada konsumen”. Sedangkan menurut Afriadi (2016)

menyatakan pada transaksi pembelian jasa, pada beberapa tipe jasa,

persepsi atau image yang terpola dari interaksi antara pengguna jasa dan

fasilitas akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas

jasa di mata pengguna jasa (Tjiptono, 2012).

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan

melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Sesuatu yang dapat

memudahkan dan melancarkan suatu usaha tersebut biasanya berupa

benda-benda atau uang. Secara sederhana yang dimaksud dengan

fasilitas adalah suatu sarana fisik yang dapat memproses suatu masukan

(input) menjadi keluaran (output) yang diinginkan. Sedangkan proses

dapat dikatakan sebagai aktifitas jasa dengan menggunakan suatu

fasilitas. Misalnya proses produksi, proses perdagangan dan sebagainya.

10
11

Fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu

jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas dapat berupa sesuatu

yang memudahkan konsumen dalam memperoleh kepuasan. Karena

suatu bentuk jasa tidak bias dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa

diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari

pelayanan.

b. Indikator-indikator Fasilitas

Menurut Tjiptono (2007:156) ada beberapa indikator-indikator yang

perlu dipertimbangkan dalam menentukan fasilitas jasa, yaitu:

1) Pertimbangan atau perencanaan Parsial

2) Perancang ruang

3) Perlengkapan atau perabotan

4) Tata cahaya

5) Warna

6) Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis

2. Harga

a. Pengertian Harga

Harga merupakan salah satu variable marketing mix yang

paling fleksible. Kebijakan harga harus memperhatikan tingkat

harga yang dikenakan atas suatu produk, struktus pemotongan

harga, waktu pembayaran, perbedaan harga pada kelompok-

kelompok konsumen yang berbeda. Penetapan harga dapat


12

dilakukan dengan metode penetrasi pricing (harga serendah-

rendahnya dengan tujuan menaikkan jumlah pembeli dan

memperoleh market share yang lebih besar) yang tanpa ada unsur

dzolim didalamnya. Harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata

uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau

menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penggunaan istilah

harga umumnya dipakai dalam kegiatan jual beli suatu produk, baik

itu barang maupun jasa. Harga jual ditentukan oleh penjual dan

mengambil keuntungan dari harga tersebut, sedangkan konsumen

mandapatkan kebutuhannya dengan membayar produk tersebut

dengan harga yang ditentukan.

Harga adalah suatu alat pemasaran kunci yang digunakan

organisasi untuk mencapai tujuan pemasarannya. Ini merupakan

suatu yang berpengaruh kuat, seringkali merupakan faktor utama

dalam pengambilan keputusan pembeli. Secara sederhana, istilah

harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan/moneter)

dan/atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung

utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan

suatu produk.

Fandy Tjiptono mengatakan bahwa agar dapat sukses dalam

memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus

menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya

unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau


13

pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya

(produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya

(pengeluaran). Di samping itu harga merupakan unsur bauran

pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan

cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen

terhadap saluran distribusi. Kedua hal terakhir tidak dapat

diubah/disesuaikan dengan mudah dan cepat, karena biasanya

menyangkut keputusan jangka panjang.

Buchari (2013: 169) mengatakan bahwa dalam teori

ekonomi, pengertian harga, nilai dan utility merupakan konsep

yang paling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility ialah

suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan

barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan

(wants) dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah

nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini

dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran antara barang

dengan barang. Sekarang ini ekonomi kita tidak melakukan barter

lagi, akan tetapi sudah menggunakan uang sebagai ukuran yang

disebut harga. Jadi harga (price) adalah nilai suatu barang yang

dinyatakan dengan uang.

Definisi di atas memberikan arti bahwasanya harga

merupakan sejumlah uang yang digunakan untuk menilai dan

mendapatkan produk maupun jasa yang dibutuhkan oleh


14

konsumen. Menurut Basu dan Irawan, (2011: 241) ”Harga adalah

jumlah uang(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk

dan pelayanannya”.

Dapat dipahami dari pengertian di atas bahwa harga yang

dibayar oleh pembeli sudah terkandung di dalamnya jasa pelayanan

yang diberikan oleh penjual. Terdapat berbagai macam istilah

untuk penyebutan harga. Perbedaan istilah harga tersebut

menyesuaikan kepada situasi dan tempat.

Fandy Tjiptono menyatakan harga bisa diungkapkan dengan

berbagai istilah, misalnya iuran, tarif, sewa, bunga, premium,

komisi, upah, gaji, honorarium, SPP, dan sebagainya. Dari sudut

pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran

lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau

jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange)

dalam pemasaran (Tjiptono 2014: 151).

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006: 98), bahwa istilah

harga dalam bisnis jasa bisa ditemui dengan berbagai sebutan.

Universitas atau perguruan tinggi menggunakan SPP (tuition),

konsultan profesional menggunakan istilah fee, bank menggunakan

istilah service charge, jasa jalan tol atau jasa angkutan

menggunakan istilah tarif, pialang menggunakan istilah komisi,


15

apartemen menggunakan istilah sewa, asuransi menggunakan

istilah premi, dan sebagainya.

b. Tujuan Penetapan Harga

Harga Penentuan harga yang akan ditetapkan harus

disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Adapun tujuan penetapan

harga oleh suatu perusahaan secara umum adalah sebagai berikut:

1) Untuk bertahan hidup Penentuan harga dilakukan semurah

mungkin, agar produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran

dengan harga murah, tetapi masih dalam kondisi yang

menguntungkan.

2) Untuk memaksimalkan harga Penentuan harga biasanya dapat

dilakukan dengan harga murah atau tinggi agar penjualan

meningkat, sehingga laba menjadi maksimal.

3) Untuk memperbesar market share Maksudnya adalah untuk

memperluas atau memperbesar jumlah pelanggan.

4) Mutu produk Untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa

yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi atau lebih tinggi

dari kualitas pesaing.

5) Karena pesaing Bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih

kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing.Artinya

dapat melebihi harga pesaing untuk produk tertentu atau

sebaliknya bisa lebih rendah.


16

c. Langkah-langkah untuk Menetapkan Harga

Perusahaan haruslah mempertimbangkan banyak faktor dalam

menyusun kebijakan menetapkan harganya. Enam langkah

prosedur untuk menetapkan harga, yaitu:

1) Perusahaan dengan cepat membuat sasaran pemasaran, seperti

bertahan, keuntungan sekarang yang maksimum, penerimaan

sekarang yang maksimum, pertumbuhan pasar yang

maksimum, perjalanan pasar yang maksimum, atau

kepemimpinan mutu produk.

2) Perusahaan menentukan skedul permintaan, yang

menunjukkan kemungkinan jumlah yang dibeli tiap periode

pada periode pada berbagai tingkat harga. Semakin elastis

permintaan, semakin tinggi perusahaan dapat menetapkan

harga.

3) Perusahaan memperkirakan bagaimana variasi biaya pada

tingkat output yang berbeda dan pada tingkat perjalanan

produksi yang berbeda.

4) Perusahaan meneliti harga pesaing, sebagai dasar untuk

menempatkan posisi harga sendiri.

5) Perusahaan memilih salah satu metode penetapan harga

berikut: harga markup, harga sasaran pengembalian, harga

nilai yang diterima.


17

6) Perusahaan memilih harga akhir, menggambarkannya dengan

cara psikologis yang paling efektif, mengoordinasikannya

dengan elemen bauran pemasaran lainnya, memeriksa bahwa

ia sesuai dengan kebijaksanaan penetapan harga perusahaan,

dan memastikan ia akan diterima dengan baik oleh distributor

dan dealer, pesaing, pemasok dan pemerintah.

d. Indikator Harga

Ada empat indikator yang mencirikan harga, yaitu:

1) Keterjangkauan harga, yaitu aspek penetapan harga yang

dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan

kemampuan beli konsumen.

2) Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang diberikan oleh

produsen/penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan

oleh produsen lain, pada satu jenis produk yang sama.

3) Kesesuaian harga dengan kualitas produk,yaitu aspek

penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang

sesuai dengan kualitas produk yang dapat diperoleh konsumen.

4) Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu aspek

penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang

sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari

produk yang dibeli.


18

3. Jasa

a. Pengertian Jasa

Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2014:7) “Jasa adalah setiap

tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak

kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksi jasa

mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.”

b. Karakteristik Jasa

1) Jasa mempunyai empat karakteristik utama yang sangat

mempengaruhi rancangan program pemasaran yaitu :

2) Tidak Berwujud (Intangibility)

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bias dilihat,

dirasa, di dengar, didengar, diraba, atau dicium sebelum ada

transaksi pembelian. .

3) Tidak Dapat Dipisahkan (Inspirability)

Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya,

apakah sumber itu merupakan orang atau mesin, apakah

sumber itu hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap

ada.

4) Berubah-ubah (variability)

Jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah karena jasa ini

sangat tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan dan

dimana disajikan .
19

5) Mudah Lenyap (Perishability)

Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah jika

permintaan selalu ada dan mantap karena penghasilan jasa di

muka dengan mudah. Bila permintaan atau turun, maka

masalah yang sulit akan segera muncul.

4. Kepuasan Pasien

a. Pengetian Kepuasan Pasien

Kotler (dalam Nursalam; 2011) menyebutkan bahwa

kepuasan adalah perasan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya

terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-

harapannya.

Menurut Endang (dalam Mamik; 2010) bahwa kepuasan

pasien merupakan evaluasi atau penilaian setelah memakai suatu

pelayanan, bahwa pelayanan yang dipilh setidak-tidaknya

memenuhi atau melebihi harapan.

Tingkat kepuasan merupakan fungsi dan perbedaan antara

kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah

harapan, maka pasien akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai

harapan, maka pasien akan sangat puas. Sedangakan bila kinerja

melebihi harapan pasien akan sangat puas. Harapan pasien dapat

dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya

serta janji dan informasi dari berbagai media. Pasien yang puas
20

akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi

komentar yang baik tantang perusahaan tersebut. Kepuasan

merupakan tanggapan pasien atas terpenuhinya kebutuhan.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas

seorang individu karena antara harapan dan kenyataandalam

memakai pelayanan yang diberikan terpenuhi. Penilaian terhadap

kualitas pelayanan kesehatan sangat penting, sebab dapat

digunakan untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan

oleh organisasi dalam memenuhi harapan dan memuaskan

pengguna jasa.

b. Indikator yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut Budiastuti (dalam Nooria; 2008), indikator yang

mempengaruhi kepuasan pasien yaitu:

1) Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila

hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau

jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi pasien terhadap

kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu

kenyataan kualitas produk atau jasa dan komunikasi

perusahaan, dalam hal ini rumah sakit dalam

mengiklankan tempatnya.
21

2) Kualitas pelayanan, pasien akan merasa puas jika mereka

memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan.

3) Faktor emosional, pasien merasa bangga, puas dan kagum

terhadap rumah sakit yang dipandang “rumah sakit

mahal”.

4) Harga, semakin mahal harga perawatan maka pasien

mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah

sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah,

memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.

5) Biaya, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya

tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk

mendapatkan jasa pelayanan, maka pasien cenderung puas

terhadap jasa pelayanan tersebut.

5. Rumah Sakit

a. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks,

menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan

difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik

dalam menghadapi dan menangani masalah medic modern, yang

semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk

pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.


22

Sekarang ini Rumah Sakit adalah suatu lembaga

komunitas yang merupakan instrument masyarakat. Rumah Sakit

merupakan titik fokus untuk mengkoordinasi dan menghantarkan

pelayanan penderita pada komunitasnya. Berdasarkan hal

tersebut, Rumah Sakit dapat dipandang sebagai suatu struktur

terorganisasi yang menggabungkan bersama-sama semua profesi

kesehatan, fasilitas diagnostic dan terapi, alat dan perbekalan

serta fasilitas fisik ke dalam suatu system terkoordinasi untuk

penghantaran pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dulu

Rumah Sakit dianggap hanya sebagai suatu tempat penderita

ditangani, sekarang ini Rumah Sakit dianggap sebagai suatu

lembaga yang giat memperluas layanannya kepada penderita

dimanapun lokasinya.

Diluar tiga dasar pokok kebutuhan manusia (pangan,

sandang, papan), Rumah Sakit telah menjadi suatu instrument

yang perlu untuk mengadakan unsur dasar keempat, yaitu

kelangsungan hidup dan kesehatan, Rumah Sakit berlaku sebagai

suatu instrumen utama yang dengannya, profesi kesehatan dapat

memberikan pelayanan kesehatan kepada orang-orang dari

komunitas. Pelayanan kesehatan sudah ditetapkan menjadi hak

bagi semua.

b. Visi dan Misi Rumah Sakit

1) Pengembangan visi
23

Rumah Sakit perlu mengembangkan visinya. Visi itu

merupakan kekuatan memandu Rumah Sakit untuk

mencapai status masa depan Rumah Sakit, seperti lingkup

dan posisi pasar, keuntungan, efikasi, penerimaan

masyarakat, reputasi, mutu produk dan/atau pelayanan,

dan keterampilan tenaga kerja.

Rumah Sakit merupakan pernyataan tetap

(permanen) untuk mengomunikasikan sifat dari

keberadaan Rumah Sakit, berkenaan dengan maksud,

lingkup usaha/kegiatan dan kepemimpinan kompetitif;

memberikan kerangka kerja yang mengatur hubungan

antara Rumah Sakit dan “stakeholders” utamanya; dan

untuk menyatakan tujuan luas dari unjuk kerja Rumah

Sakit. Jadi, visi itu suatu inspirasi dari status masa depan

Rumah Sakit yang cukup jelas dan sangat kuat

menimbulkan dan mendukung tindakan yang perlu agar

impian atau visi menjadi suatu kenyataan.

2) Pengembangan Misi

Misi merupakan suatu pernyataan singkat dan jelas

tentang alasan keberadaan Rumah Sakit, maksud atau

fungsi yang diinginkan untuk memenuhi pengharapan dan


24

kepuasan konsumen dan metode utama untuk memenuhi

maksud tersebut.

Pernyataan misi memberikan suasana untuk

memformulasi berbagai jenis kegiatan tertentu dari semua

upaya yang dilakukan Rumah Sakit dan strategi yang

digunakan Rumah Sakit beroperasi. Misi itu menentukan

arena persaingan Rumah Sakit dan menetapkan cara

sumber dialokasikan oleh Rumah Sakit dan menetapkan

pola umum pertumbuhan dan arah masa depan.

Dalam memformulasi misinya, Rumah Sakit harus

menjawab empat pertanyaan utama, seperti apa fungsi

yang dilakukan Rumah Sakit; untuk siapa Rumah Sakit

melakukan fungsi itu: bagaimana cara Rumah Sakit

memenuhi fungsi itu; dan mengapa Rumah Sakit ini ada?

Maksud utama Rumah Sakit memiliki suatu pernyataan

misi adalah memberi kejelasan fokus kepada seluruh

porsenel Rumah Sakit, dan memberikan pengertian bahwa

cara dan apa yang dilakukan mereka adalah terikat pada

maksud yang lebih besar. Jadi, fokus misi harus internal

Rumah Sakit, sedang fokus visi adalah eksternal untuk

stakeholders.
25

c. Tugas Rumah Sakit

Pada umumnya tugas Rumah Sakit ialah menyediakan

keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah

sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

d. Fungsi Rumah Sakit

Guna melaksanakan tugasnya, Rumah Sakit mempunyai

berbagai fungsi yaitu menyelenggarakan pelayanan medik;

pelayanan penunjang medik dan non medik; pelayanan dan asuhan

keperawatan; pelayanan rujukan; pendidikan dan pelatihan;

penelitian dan pengembangan; serta administrasi umum dan

keuangan.

Secara tradisional, maksud dasar keberadaan Rumah Sakit

adalah mengobati dan perawatan penderita sakit dan terluka.

Sehubungan dengan fungsi dasar ini, Rumah Sakit melakukan

pendidikan terutama bagi mahasiswa kedokteran, perawat, dan

personel lainnya. Penelitian juga merupakan fungsi penting. Dalam

zaman modern ini fungsi keempat, yaitu pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan masyarakat juga telah menjadi fungsi Rumah


26

Sakit. Jadi, empat fungsi dasar Rumah Sakit adalah pelayanan

penderita, pendidikan, penelitian, dan kesehatan masyarakat.

B. Kerangka Pikir

Fasilitas (x1)
Kepuasan (y)

Harga (x2)

Keterangan:

= pengaruh antara X1 dan X2 tehadap Y secara parsial.

= pengaruh antara X1 dan X2 tehadap Y secara simultan.

C. Penelitian Terdahulu

No Judul Variabel Metode Hasil Analisis


1 Analisis Pengaruh Kualitas - Uji Asumsi klasik Kualitas
Kualitas Pelayanan (X1) yang terdiri dari pelayanan,
Pelayanan, Harga Harga (X2) ujinormalitas, uji harga dan
dan Fasilitas Fasilitas (X3) multikolineritas, fasilitas secara
terhadap Kepuasan Kepuasan Pasien uji Bersama-sama
Pasien Rawat Inap Rawat Inap di heteroskedastisita berpengaruh
di Rumah Sakit Rumah Sakit s terhadap
Umum Daerah Umum Daerah - Analisis regresi kepuasan
Rantauprapat. Rantauprapat (Y) linear berganda pasien umum
(Hariani Ritonga, - Uji hipotesis yang rawat inap di
2019) terdiri dari uji t Rumah Sakit
dan uji F Umum Daerah
27

- Koefisien Rantauprapat
determinasi (R2)

2 Pengaruh Harga Harga (X1) - Uji Asumsi klasik Harga dan


dan Kualitas Kualitas yang terdiri dari Kualitas
Pelayanan Pelayanan (X2) ujinormalitas, uji Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pasien multikolineritas, berpengaruh
Kepuasan Pasien Rawat Inap uji positif dan
Rawat Inap Rumah Sakit heteroskedastisita signifikan
Rumah Sakit Horas Insani s dengan
Horas Insani Permatasiantar (Y) - Uji hipotesis yang kepuasan
Permatasiantar. terdiri dari uji t pasien rawat
(Dewi dan uji F inap Rumah
Sinaga,2018) Sakit Horas
Insani
Permatasiantar.

3 Pengaruh Kualitas Kualitas - Uji Asumsi klasik Kualitas


Pelayanan, Pelayanan (X1) yang terdiri dari Pelayanan,
Fasilitas, dan Fasilitas (X2) ujinormalitas, uji Fasilitas, dan
Harga terhadap Harga (X3) multikolineritas, Harga
Kepuasan Pasien Kepuasan Pasien uji terhadap
di Paviliun Kartika di Paviliun Kartika heteroskedastisita Kepuasan
RSPAD Jakarta. RSPAD Jakarta s Pasien
(Mita Novitasari, (Y) - Uji hipotesis yang berpengaruh
Drs. Yusuf terdiri dari uji t secara parsial
Suhardi, M.Si., dan uji F di Paviliun
MM, 2020) - - Koefisien Kartika
Determinasi (R2) RSPAD
Jakarta.
4 Pengaruh Kualitas Kualitas - Uji instrumen Terdapat
Pelayanan, Harga Pelayanan (X1) penelitian pengaruh yang
dan Fasilitas Harga (X2) - Uji asumsi klasik signifikan
terhadap Kepuasan Fasilitas (X3) - Uji regresi linear terhadap
Pasien pada Kepuasan Pasien berganda Kualitas
Rumah Sakit pada Rumah Sakit - Uji hipotesis yang Pelayanan,
Muhammadiyah Muhammadiyah terdiri dari t dan Harga dan
Selogiri Selogiri uji F Fasilitas pada
Kabupaten Kabupaten - Koefisien Kepuasan
Wonogiri. Wonogiri (Y) Determinasi (R2) Pasien Rumah
(Prayitno, R.S., Sakit
Sumarto, L & Muhammadiy
Darsono, 2021) ah Selogiri
Widya Ganeswara, Kabupaten
2021) Wonogiri

5 Pengaruh Kualitas Kualitas Layanan - Uji asumsi klasik Terdapat


28

Layanan, Harga (X1) yang terdiri dari pengaruh yang


dan Fasilitas Harga (X2) uji normalitas, uji signifikan
terhadap Kepuasan Fasilitas (X3) multikolinieritasd pada Kualitas
PasienRawat Inap. Kepuasan an uji Layanan,
(Yudha Afriadi, PasienRawat Inap heteroskedatisitas Harga dan
2016) Rusah Sakit Bedul - Uji hipotesis Fasilitas
Surabaya (Y) - Uji kelayakan terhadap
model Kepuasan
- Koefisien PasienRawat
Determinasi (R2) Inap Rusah
- Uji parsial ( uji t) Sakit Bedul
Surabaya

6 Pengaruh Kualitas Kualitas - Uji instrumen Kualitas


Pelayanan, Harga Pelayanan (X1) (validitas dan pelayanan dan
dan Fasilitas Harga (X2) reliabilitas) fasilitas secara
terhadap Kepuasan Fasilitas (X3) - Uji normalitas parsial
Pasien Rawat Inap Kepuasan Pasien - Uji asumsi klasik berpengaruh
di RSUD Pasirian Rawat Inap di (uji signifikan
Kabupaten RSUD Pasirian multikolinearitas, terhadap
Lumajang. Kabupaten heteroskedatisitas kepuasan
(Riska Dwi Lumajang (Y) dan autokorelasi) pasien.
Agustin, 2018) - Analisis regresi Sedangkan
linier berganda Harga secara
- Uji hipotesis (uji parsial
F dan uji t) berpengaruh
- Koefisien tidak
determinasi (R2) signifikan
terhadap
Kepuasan
pasien

7 Analisis Pengaruh Kualitas - Uji instrumen Kualitas


Kualitas Pelayanan (X1) (validitas dan pelayanan dan
Pelayanan, Harga, Harga (X2) reliabilitas) Customer
Fasilitas dan Fasilitas (X3) - Uji normalitas loyalty
Customer Loyalty Customer Loyalty - Uji berpengaruh
terhadap Kepuasan (X4) multikolinearitas secara
Pasien Rawat Kepuasan Pasien - Uji signifikan
Jalan pada Rumah Rawat Jalan pada heteroskedatisitas terhadap
Sakit Medika Rumah Sakit - Analisis regresi Kepuasan
Permata Hijau Medika Permata linier berganda pasien.
Jakarta. Hijau Jakarta (Y) Sedangkan
(Sri Mulyono, Harga dan
2019) Fasilitas tidak
berpengaruh
29

signifikan
terhadap
Kepuasan
pasien.

8 Kepuasan Pasien Kualitas - Analisis regresi Secara


Rawat Inap Pelayanan (X1) linier berganda simultan
Ditinjau dari Harga (X2) - Uji validitas dan Kualitas
Kualitas Fasilitas (X3) reliabilitas Pelayanan,
Pelayanan, Harga Kepuasan Pasien - Uji normalitas Harga dan
dan Fasilitas di Rawat Inap kelas dan Fasilitas tidak
Lumajang. III pada Rumah heteroskedastisita berpengaruh
(Sukma Irdiana & Sakit Wijaya s signifikan
Irma Safiyatul Kusuma Lumajang - Uji F dan uji t terhadap
Hidayah, 2019) (Y) Kepuasan
Pasien Rawat
Inap kelas III
pada Rumah
Sakit Wijaya
Kusuma
Lumajang

9 Pengaruh Pelayanan (X1) - Uji validitas Pelayanan,


Pelayanan, Fasilitas (X2) - Uji reliabilitas Fasilitas Dan
Fasilitas Dan Tarif Tarif Kamar Inap - Analisis regresi Tarif Kamar
Kamar Inap (X3) linier berganda Inap secara
terhadap Kepuasan Kepuasan Pasien - Korelasi simultan atau
Pasien Rawat Inap Rawat Inap Pada - Koefisien bersama-sama
pada RSI Darus RSI Darus Syifa di determinasi berpengaruh
Syifa di Surabaya. Surabaya (Y) - Uji F dan uji t signifikan
(Yunni Rusmawati terhadap
DJ, 2019) Kepuasan
Pasien Rawat
Inap.

10 Pengaruh Kualitas Kualitas - Uji instrumen Kualitas


Pelayanan, Pelayanan (X1) - Uji asumsi klasik pelayanan,
Fasilitas dan Tarif Fasilitas (X2) - Uji analisis fasilitas serta
terhadap Kepuasan Tarif (X3) regresi berganda harga
Pasien Rawat Inap Kepuasan Pasien - Pengujian memberi
pada Rumah Sakit Rawat Inap pada hipotesa, pengaruh
Mata Cicendo Rumah Sakit Mata signifikan
Bandung.  Cicendo Bandung secara parsial
(Ivan Tanaka & (Y) ataupun
Eki Dudi simultan
Darmawan, 2021) kepada
30

kepuasan
pasien rawat
inap.

D. Hipotesis

Dari hasil temuan lebih jauh tentang fasilitas dan tarif jasa rawat inap.

Penelitian-penelitian yang ada menunjukan adanya pengaruh terdahap

kepuasan pasien sehingga hipotesis dikemukakan pada penelitian ini adalah

H1. Diduga ada pengaruh fasilitas terhadap kepuasan pasien rumah sakit

dedy jaya brebes

H2. Diduga ada pengaruh tarif jasa rawat inap terhadap kepuasan pasien

rumah sakit dedy jaya brebes.

H3. Diduga fasilitas dan tarif jasa rawat inap saling mempengaruhi

kepuasan pasien Rumah sakit Dedy Jaya Brebes.


BAB III

METODOLOGI DAN ANALISIS DATA

A. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang diteliti Pengaruh

fasilitas dan tarif jasa rawat inap terhadap kepuasan pasien di Rumah

Sakit Dedy Jaya Brebes , Studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif

yang bersifat komprehensif, intens, rinci, dan mendalam serta lebih

diarahkan sebagai upaya menelaah permasalahan-permasalahan atau

fenomena yang bersifat kontemporer dan kekinian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

pendekatan deskriptif yaitu berupa data-data yang mewujudkan dengan

angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran yang berhubungan

dengan Pengaruh fasilitas dan tarif jasa rawat inap terhadap kepuasan

pasien di Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes melalui data kuisioner.

2. Jenis Data

a. Data primer, yaitu data yang menggunakan pengumpulan data

melalui wawancara dan pemberian kuisioner kepada pasien yang

masih berada di Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes, yang mencakup

data tentang pengaruh fasilitas dan tarif jasa rawat inap terhadap

kepuasan di Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes melalui kuisioner.

33
34

b. Data sekunder, adalah data yang di peroleh dari kepuasan pasien

Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes yang berkaitan dengan fasilitas dan

tarif jasa rawat inap yang menyangkut penelitian ini.

3. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent

variable), dan satu variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas

terdiri dari fasilitas (X1), tarif jasa rawat inap (X 2) dan variabel terikat

adalah kepuasan pasien (Y).

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

penulis dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya baik dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

mudah untuk diolah.

Berdasarkan hipotesis yang telah dipaparkan, maka indicator pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

No Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran

1 Fasilitas Segala sesuatu untuk 1.Perencanan Skala likert

(x1) mendukung ruang 1-5

kenyamanan 2.Perlengkap

konsumen yang an atau

disediakan/disiapkan perabot

oleh penjual 3.Desain


35

jasa/instansi yaitu fasilitas

berupa peralatan fisik. 4.Peralatan

penunjang

2222
Harga (x2) Sejumlah uang yang 1.Keterjangk Skala likert

digunakan untuk auan harga 1-5

menilai dan 2.Daya saing

mendapatkan produk harga

maupun jasa yang 3.Kesesuaian

dibutuhkan oleh harga dengan

konsumen kualitas

produk

4.Kesesuaian

harga dengan

manfaat

produk

3 Kepuasan Perasaan senang, puas 1.Kualitas Skala likert

pasien (y) seorang individu produk atau 1-5

karena antara harapan jasa

dan kenyataandalam 2.Kualitas

memakai pelayanan pelayanan

yang diberikan 3.Faktor

terpenuhi. emosional

4.Harga
36

5.Biaya

4. Penentuan Populasi dan Sampel

- Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek

atau subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang

oleh penulis. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2017:23). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pasien Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes yang dirawat inap.

- Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti

dan dianggap mewakili keseluruhan populasi. Dalam melakukan

suatu penaksiran (estimate) terhadap karakteristik atau sifat-sifat

populasi yang didasarkan pada pengamatan terhadap banyaknya

sampel yang dipilih secara sensus dimana semua populasi akan

dijadikan sampel, yaitu sebanyak 80 orang. Yang tujuannya untuk

mengkonfirmasikan kondisi Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes selama

ini.

5. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendukung perolehan data yang dibutuhkan guna

mendukung penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan

dengan cara metode survey, yaitu merupakan suatu metode pengumpulan

data primer yang memerlukan adanya komunikasi antara penulis dan


37

responden. Adapun salah satu cara pengumpulan data dalam metode

survey yaitu teknik kuesioner (Indriantoro & Supomo, 2014:53).

Menurut Husein Umar (2011:56) teknik kuisioner merupakan suatu

pengumpulan data yang diberikan responden atas daftar pertanyaan

tersebut. Tujuan mengadakan kuisioner ini adalah untuk memperoleh

informasi yang relevan, dimana isi dari kuesioner tersebut mengenai data

responden, berupa Fasilitas dan tarif jasa rawat inap Rumah Sakit Dedy

Jaya Brebes.

Dalam pengambilan sampel penelitian ini, kuisioner dibagikan

secara langsung kepada pasien Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes.

Kuisioner yang disebar langsung kepada responden berjumlah 80

kuisioner. Untuk memperoleh data yang baik, tepat dan relevan dengan

kebutuhan penelitian, maka selain menggunakan kuisioner dalam

pengumpulan data juga menggunakan metode penggumpulan data yang

lainnya yaitu studi kepustakaan (library research). Studi pustaka adalah

metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca berbagai

buku, jurnal, dokumen dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

6. Metode Pengolahan Data

Dalam penelitian ini tahap pengolahan data yang digunakan adalah

sebagai berikut (Indriantoro & Supomo, 2014:76) :

a. Pengeditan (editing)
38

Pengeditan adalah merupakan proses pengecekan dan penyesuaian

yang diperlukan terhadap data penelitian untuk memudahkan proses

pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik.

b. Pemberian kode (coding)

Pemberian kode adalah proses identifikasi dan klasifikasi data

penelitian ke dalam skor numerik atau karakter simbol.

c. Pemberian Skor (scoring)

Proses pemberian skor dilakukan dengan membuat klasifikasi dan

kategori atas jawaban pertanyaan kuesioner sesuai tanggapan

responden.

Responden menjawab pertanyaan kuisioner dengan memberi tanda

silang (x) pada jawaban yang telah disediakan dengan lima

kemungkinan yang tersedia. Setiap pilihan jawaban responden diberi

skor nilai atau bobot yang disusun secara bertingkat berdasarkan

skala likert. Skor yang diberikan pada tiap-tiap pertanyaan adalah

sebagai berikut :

1 = Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Cukup Setuju(CS)

4 = Tidak Setuju (TS)

5 = Sangat Tidak Setuju (STS)


39

B. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis kuaIitatif merupakan penganalisisan data yang tidak dapat

dinominalkan dengan menggunakan angka-angka, melainkan disajikan

berupa keterangan, penjelasan dan pembahasan teori. Dari analisis

tersebut kemudian dibuat suatu penyajian atau pengujian.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah suatu bentuk analisis yang penyajiannya

dalam angka-angka yang dapat diukur dan dihitung. Tingkat ukuran

yang dipakai dalam pengukuran variabel adalah dengan skala likert,

dimana seorang responden dihadapkan pada beberapa pertanyaan

kemudian diminta memberikan jawabannya (Algifari, 2013:52). Hasil

perhitungan dari skor atau nilai kemudian digunakan dalam analisis

statistik yang dilakukan dengan bantuan komputer, menggunakan

program SPSS for windows 23,0 untuk membuktikan hubungan dan

pengaruh antar variabel-variabel penulisan dengan menggunakan uji

data sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2013:144) dikatakan bahwa validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan,

atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang


40

kurang valid memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana

data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

validitas yang dimaksud. Untuk menguji validitas instrumen

penelitian digunakan teknik Korelasi product moment yang

dirumuskan (Arikunto, 2013:114) sebagai berikut :

n( ∑ XY )−( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√ {n( ∑ X 2 )−( ∑ X )2}{n(∑ Y 2 )−( ∑ Y )2}
Di mana:

r Koefisien Kepuasan Pasien

X Skor Variabel bebas ( X )

Y Skor Variabel terikat (Y)

n Jumlah Responden

Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan

membandingkan indeks Korelasi product moment pearson dengan

level signifikansi 5%. Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil

dari 0,05 maka instrumen dinyatakan tidak valid. Sebaliknya, jika

hasil korelasi lebih besar dari 0,05 maka instrumen dinyatakan

valid. Selain itu juga dapat dilihat melalui cara mengkorelasi antara

skor butir (X) dengan skor total (Y). Bila korelasi tiap butir

instrumen tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka tiap butir

instrumen tersebut merupakan construct yang kuat. Sebaliknya bila


41

korelasi tiap butir instrumen besarnya di bawah 0,3, maka butir

instrumen tersebut tidak valid (Sugiyono, 2017:124).

b. Uji Reliabilitas

Arikunto (2013:154) mendefinisikan reliabilitas sebagai suatu

instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan

responden untuk memilih jawaban tertentu. Instrumen yang sudah

dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya pula. Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan

sejauh mana alat ukur yang dapat dipercaya atau diandalkan untuk

diuji. Untuk mengetahuinya, maka dapat digunakan rumus Alpha

Cronbach dengan rumus:

r= [ ][
k
k−1
1−
∑ σ 2b
σ 2t ]
Di mana:

r = Reliabilitas Instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σ 2b = Jumlah varians butir

σ 2t = Varians total

Instrumen dapat dikatakan andal atau fleksibel bila memiliki

koefisien reliabilitas 0,6 atau lebih (Arikunto, 2013:115-116).

c. Uji Asumsi Klasik


42

Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan,

dilakukan agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut

merupakan model regresi yang baik atau tidak (Ghozali, 2016:154).

Dalam penulisan ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji

multikolinieritas, uji autokorealsi, uji heteroskedastisitas dan uji

normalitas.

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independent. Pengujian ada tidaknya gejala

multikolinieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai

matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data

serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan toleransinya.

Apabila nilai matrik korelasi tidak ada yang lebih besar dari

0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis bebas dari

multikolinieritas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah

10 dan nilai toleransi mendekati 1, maka diambil kesimpulan

bahwa model regresi tersebut tidak terdapat multikolinieritas

(Singgih Santoso, 2012:293).

2) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi terdapat hubungan yang kuat baik


43

positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel –

variabel penelitian. Untuk data cross section, akan diuji apakah

terdapat hubungan yang kuat di antara data pertama dengan

kedua dengan ketiga dan seterusnya. Jika ya, telah terjadi

autokorelasi. Hal ini akan menyebabkan informasi yang

diberikan menjadi menyesatkan (spurious atau nonsense

regresion) (Husein Umar, 2011; 183). Autokorelasi muncul

karena observasi yang beruntun sepanjang waktu dan berkaitan

satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data urut waktu atau

time series karena “gangguan” pada seseorang atau kelompok

yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection

(silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi pada

observasi yang berbeda karena berasal dari individu atau

kelompok berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi.

Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji Durbin Watson (DW test). Uji ini hanya digunakan

untuk korelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan

mensyaratkan adanya intercept (Konstanta) dalam model

regresi dan tidak ada variabel lain di antara variabel bebas.


44

Dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan secara

umum diperlihatkan pada tabel 2 :

Tabel 2. Kriteria penilaian Durbin-Watson (D-W)


Dw Kesimpulan
Kurang dari 1,602 (<dl) Ada
autokorelasi
1,602 – 1,764 (dl – du) Tanpa
kesimpulan
1,764 – 2.236 (du – 4-du) Tidak ada
autokorelasi
Sumber : Sulaiman Wahid, 2004.

3) Uji Heteroskedastisitas

Ada beberapa metode pengujian heteroskedastisistas yang

bisa digunakan salah satunya dengan menggunakan uji glesjer

seperti yang dilakukan dalam pembahasan penelitian ini. Uji

Glesjer dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel

independent dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai

signifikansi antara variabel independent dengan absolut

residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas. (Ghozali, 2016:134)

4) Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau

keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak

(Ghozali, 2016:154) Pengujian dengan SPSS for windows 23.0


45

berdasarkan pada uji Kolmogorov–Smirnov dan Shapiro-Wilk.

Pilih salah satu saja misalnya Kolmogorov–Smirnov. Hipotesis

yang diuji adalah :

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Dengan demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak

signifikan untuk suatu taraf signifikasi (a ) tertentu (Biasanya a

= 0.05 atau 0.01). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka

normalitas tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan atau

tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan

memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.). Untuk

menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai

berikut :

a) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya a = 0.05

b) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh

c) Jika signifikansi yang diperoleh > a, maka sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal

d) Jika signifikansi yang diperoleh < a, maka sampel bukan

berasal dari populasi yang berdistribusi normalnyai

distribusi normal ataukah tidak.

d. Analisis Koefisien Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel fasilitas (X1), dan tarif jasa rawat
46

inap (X2) terhadap variabel dependent kepuasan pasien (Y).

Persamaan regresi linier berganda yang dipakai adalah sebagai

berikut (Sugiyono, 2017:276)

Y = a + b1 Χ1 + b2 Χ2 + e

Keterangan :

Y = Kepuasan Pasien

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi dari variabel X1 (fasilitas)

X1 = Fasilitas

b2 = Koefisien regresi dari variabel X2 (tarif jasa rawat inap)

X2 = Tarif jasa rawat inap

e = Standar error

e. Uji Hipotesis

1) Uji t (Uji Parsial)

Digunakan untuk menguji berarti atau tidaknya pengaruh

variabel-variabel independent fasilitas (X1), dan tarif jasa rawat

inap (X2), terhadap variabel dependent kepuasan pasien (Y).

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut

(Ghozali, 2016:98)

a) Menentukan Formulasi Hipotesis

(1) H0 : b = 0, artinya variabel X1, dan X2, tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial

terhadap variabel Y.
47

(2) H0 : b ≠ 0, artinya variabel X1, dan X2,

mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial

terhadap variabel Y.

b) Menentukan derajat kepercayaan 95% (α =0,05)

c) Menentukan signifikansi

(1) Nilai signifikasi (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima.

(2) Nilai signifikasi (P Value) > 0,05 maka H0 diterima

dan Ha ditolak.

d) Membuat kesimpulan

(1) Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya variabel independent secara parsial

mempengaruhi variabel dependent.

(2) Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan ditolak.

Artinya variabel independent secara parsial tidak

mempengaruhi variabel dependent.

2) Uji F (Uji Simultan)

Digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independent dan variabel dependent, apakah variabel fasilitas

(X1), dan tarif jasa rawat inap (X2), benar-benar berpengaruh

secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependent Y

(kepuasan pasien).
48

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut

(Sugiyono, 2017:183)

a) Menentukan Formulasi Hipotesis

(1) H0 : b1 = b2 = 0, artinya variabel X1, dan X2, tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan

secara simultan terhadap variabel Y.

(2) H0 : b1 = b2 ≠ 0, artinya variabel X1, dan X2,

mempunyai pengaruh yang signifikan

secara simultan terhadap variabel Y.

b) Menentukan derajat kepercayaan 95% (α =0,05)

c) Menentukan signifikansi

(1) Nilai signifikasi (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima.

(2) Nilai signifikasi (P Value) > 0,05 maka H0 diterima

dan Ha ditolak.

d) Membuat kesimpulan

(1) Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya variabel independent secara

simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel

dependent.

(2) Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak. Artinya variabel independent secara simultan


49

(bersama-sama) tidak mempengaruhi variabel

dependent.

f. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) dilakukan untuk melihat adanya

pengaruh yang sempurna atau tidak, yang ditunjukkan pada apakah

perubahan variabel bebas (fasilitas dan tarif jasa rawat inap) akan

diikuti oleh variabel terikat (kepuasan pasien) pada proporsi yang

sama. Pengujian ini dengan melihat nilai R Square (R2). Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Selanjutnya

nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat

terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel

independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi dependent (Ghozali, 2016:95)


DAFTAR PUSTAKA

Afriadi, Yudha (2016). Pengaruh Kualitas Layanan, Harga dan Fasilitas terhadap
Kepuasan Pasien Rawat Inap. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 5(6).

Agustin, Riska Dwi (2018). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Fasilitas
terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pasirian Kabupaten
Lumajang. Skripsi. STIE Widya Gama Lumajang.

Algifari. 2013. Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi (Ed.2). Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Irdiana, S. & I. S. Hidayah (2019). Kepuasan Pasien Rawat Inap Ditinjau dari
Kualitas Pelayanan, Harga dan Fasilitas di Lumajang. Jurnal Penelitian
Ilmu Ekonomi. 9(1) 26-35.

Kotler, Philip & K. L Keller. 2012. Manajemen Pemasaran Edisi Keempat Belas.
Jakarta: PT.Indeks.

Mulyono, Sri (2019). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Fasilitas dan
Customer Loyalty terhadap Kepuasan Pasien Rawat Jalan pada Rumah
Sakit Medika Permata Hijau Jakarta. Journal of Management and
Bussines. 2(2) 241-250.

Prayitno, R.S., Sumarto, L., & Darsono. (2021). Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Harga dan Fasilitas terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit
Muhammadiyah Selogiri Kabupaten Wonogiri. Jurnal Widya Ganecwara
11(1) 1-19.

Ritonga, Hariani. 2019. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan


Fasilitas terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Rantauprapat. Skripsi Thesis. Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.

Rusmawati, Yunni. (2019). Pengaruh Pelayanan, Fasilitas Dan Tarif Kamar Inap
terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap pada RSI Darus Syifa di Surabaya.
Jurnal EKBIS 20(1).
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Tanaka, I., & Darmawan, E. D. (2021). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas


dan Tarif terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap pada Rumah Sakit Mata
Cicendo Bandung. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi), 5(3), 628-642.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian


PENGARUH FASILITAS DAN TARIF JASA RAWAT INAP TERHADAP
KEPUASAN PASIEN RUMAH SAKIT DEDY JAYA BREBES
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian
Lampiran : Kuesioner Penelitian

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Pasien
Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes

Dengan Hormat,
Sehubunganadengan kegiatan penelitianayang saya lakukan dengan judul
Pengaruh Fasilitas dan Tarif Jasa Rawat Inap Terhadap Kepuasan Pasien
Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes, saya bermaksud mengajukan permohonan
pengisian kuesioner. Adapun tujuan dari kuesioner ini adalah sebagai bahan
masukan untuk memperoleh data yang akurat dalam penyusunan skripsi. Oleh
karena itu mohon kiranya Bapak/Ibu berkenan mengisi kuesioner dengan sebenar-
benarnya. Jawaban-jawaban yang Bapak/Ibu berikan dalam kuesioner akan saya
jamin kerahasiannya karena kuesioner ini hanya digunakan untuk kegiatan
penelitian.
Demikian permohonan ini saya ajukan, atas partisipasi dan kesediaan Bapak/Ibu
saya ucapkan terima kasih.

Brebes, Desember 2021


Hormat Saya

Siti Nur Alifatun


PETUNJUK PENGISIAN

1. Setiap pernyataan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
pendapat Bapak/Ibu, lalu bubuhkan tanda checklist ( √ ) pada kolom yang
tersedia.
2. Keterangan pilihan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
C : Cukup Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
3. Dimohon setiap pernyataan dapat diisi seluruhnya.

IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ....................................
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Usia : <20
21-25
26-30
>30
Pendidikan Terakhir : SD sederajat
SMP sederajat
SMA sederajat
Diploma/Sarjana
Tanggal Dirawat : .....................................
Dan lain-lain : .....................................

Kuesioner Variabel Fasilitas (X1)


NO Pernyataan SS S CS TS TST
1. Penerangan diruang rawat inap baik
2. Fasilitas yang tersedia sesuai dengan kelas
rawat inap
3 Tersedia stop kontak atau power supply
4. Ruang rawat inap bebas serangga
5. Fasilitas tempat ibadah baik

Kuesioner Variabel Tari Jasa Rawat Inap (X2)


NO Pernyataan SS S CS TS TST

1. Harga jasa rawat inap terjangkau


2. Harga bervariasi sesuai dengan fasilitas rawat
inap
3 Harga rawat inap sesuai dengan manfaat yang
saya rasakan
4. Harga rawat inap memiliki manfaat yang bagus

5. Harga rawat inap sesuai dengan hasil yang


diinginkan

Kuesioner Variabel Kepuasan Pasien (Y)

NO Pernyataan SS S CS TS TST
1. Fasilitas (toilet, charger, AC) yang dierikan
sesuai dengan harga
2. Pasien dapat istirahat dengan nyaman di ruang
rawat inap
3 Suasana di dalam ruang rawat inap tidak bising

4. Kebersihan terjaga dengan baik


5. Dokter maupun perawat memberi informasi
dengan jelas

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes

a. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes

Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
ada di kota Brebes. PT. Rumah Sakit Dedy Jaya yang berdiri dengan akta nomor 6
pada tanggal 5 Pebruari 2005, tentang Pendirian Perseroan Terbatas ( PT ) yang
dibuat oleh dan dihadapan Notaris Heri Subagyo, SH dengan perubahan akta
nomor 4 tanggal 8 Juli 2005, tentang Perubahan Perseroan Terbatas yang dibuat
oleh Notaris Eko Putranto, SH. Akta Pendirian Perseroan Terbatas tersebut telah
mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azazi
Manusia Republik Indonesia Nomor : C – 19605 HT.01.01.TH 2005, tanggal 14
Juli 2005.

b. Visi, Misi dan Motto Perusahaan

1) Visi

Visi Rumah Sakit Dedy Jaya adalah :


“Rumah Sakit Pilihan Masyarakat Brebes dengan Pelayanan Yang Profesional”

2) Misi

Misi Rumah Sakit Dedy Jaya adalah :

a) Meningkatkan kualitas sumber daya rumah sakit yang mendukung upaya


peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
b) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat
secara cepat, tepat, nyaman dan terjangkau dengan dilandasi etika profesi.
c) Mewujudkan pelayanan yang proaktif dan perluasan jangkauan pelayanan
kepada masyarakat.

c. Motto
“Langkah Pasti menuju Sehat”

d. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk


mencapai tujuan, agar kerjasama dapat berjalan dengan baik maka diperlukan
adanya suatu pembagian tugas yang jelas bagi setiap individu yang bekerjasama di
dalam organisasi, pembagian tugas dengan jelas akan terbentuk dalam struktur
organisasi.
e. Fasilitas Medis

1) HCU untuk empat tempat tidur lengkap dengan monitor HCU dan Ventilator
2) Peralatan Radiodiagnostik, Peralatan Elektromedik, Peralatan Patologi Klinik
3)Peralatan Klinik Mata (Autovent Keratometer, Non Contact, Tonometer,
Operating Microscope)
4) Peralatan Klinik Gizi
5) Peralatan Klinik Kulit dan Kelamin
6) Peralatan Incubator Perinatologi (Baby Incubator, Invant Warmer)
7) Peralatan Rehabilitasi Medik

f. Fasilitas Pelayanan, terdiri dari:


1) Pelayanan Rawat Darurat 24 Jam:
a) IGD
b) Ambulan
c) Farmasi

2) Pelayanan Rawat Jalan, meliputi empat spesialis dasar:


a) Poliklinik Spesialis Anak
b) Poliklinik Spesialis Bedah
c) Poliklinik Spesialis Dalam
d) Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan
e) Poliklinik Spesialis Rehabilitasi Medik
f) Poliklinik Spesialis Mata
g) Poliklinik Spesialis Jiwa
h) Poliklinik Spesialis Gigi dan Mulut
i) Poliklinik Spesialis Orthopedi

3) Pelayanan Penunjang Medik, terdiri dari:


a) Radiologi
b) Farmasi
c) Laboratorium Klinik
4) Pelayanan Lainnya
a) Laundry
b) Kamar Jenazah
c) Gizi
d) Ambulan

g. Penyajian Data Ruang Rawat Inap

Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat,


Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes menyediakan empat kelas jasa, yaitu kelas Utama
Bawah,Utama Atas, kelas I, kelas II, kelas III, dimana tiap-tiap kelas mempunyai
fasilitas yang berbeda-beda. Fasilitas yang tersedia di setiap kelas adalah sebagai
berikut :
1) Utama Bawah
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi penunggu, meja makan,
lemari pasien, TV, kulkas, AC, wastafel, dan kamar mandi dalam fasilitas air
panas & biasa.

2) Utama Atas
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi penunggu, meja makan,
lemari pasien, TV, AC, wastafel, dan kamar mandi dalam.

3) Kelas I
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, Nakas, lemari
pasien, AC,TV, dan kamar mandi dalam.

4) Kelas II Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, AC, Kamar Mandi,
Nakas, Satu kamar ditempati rata-rata oleh 5 orang pasien.

5) Kelas III
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, dan lemari pasien,
Satu kamar ditempati rata-rata oleh 10 orang pasien.

Anda mungkin juga menyukai