Anda di halaman 1dari 121

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PERAN PENDAMPING

TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT PENERIMA MANFAAT

BANTUAN PROGRAM KELURGA HARAPAN (PKH)

(Studi Kasus di desa Sidamulya)

Ditulis oleh

Nama : Wiwi Adilah

NIM : 61201190029

Bidang Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI

2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PERAN PENDAMPING
TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT PENERIMA MANFAAT
BANTUAN PROGRAM KELURGA HARAPAN (PKH)
(Studi Kasus di desa Sidamulya)

Disusun dalam rangka menyusun skripsi

Nama : Wiwi Adilah


NIM : 61201190029
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Bidang Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Brebes, Mei 2023


Talah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II

Hendri Sucipto, S.pd.,M.M Indah Dewi Mulyani, S.E., M.M


NIDN. 0628128703 NIDN. 0620068025

Mengetahui
Ka.prodi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhadi Setiabudi

Azizah Indriyani, S.E., M.M


NIPY. 19830818201212 2 020

ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN

Telah dipertahankan diujikan dan disahkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh

gelar sarjana strata-1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhadi Setiabudi

Nama : Wiwi Adilah

NIM : 61201190029

Jurusan : Manajemen

Bidang Konsentrasi : Sumber Daya Manusia

Brebes, Mei 2023

Telah disetujui dan disahkan Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Hendri Sucipt, S.pd., M.M Indah Dewi Mulyani, S.E., M.M


NIDN. 0628128703 NIDN. 0620068025

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhadi Setiabudi

Yenny Ernitawati, S.E., M.M., Ak


NIPY. 19790302 201811 2 11

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Muafatun

Nomor Induk Mahasiswa : 61201180082

Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertilis diacu dalam
naskah ini dan di sebutan dalam referensi. Apabila kemudian hari terbukti bahwa
pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima hukuman atau sanksi apapun
sesuai peraturan yang berlaku.

Brebes, Mei 2023

Penulis,

Wiwi Adilah
NIM. 61201190029

iv
HALAMAN MOTTO

Jika engkau tidak bis berbuat kebaikan sama sekali maka tahanlah tangan dan

lisanmu darri menyakiti setidaknya itu menjadi sedekah untuk dirimu

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Kampus Universitas Muhadi Setiabudi

2. Bapak Dr. Roby Setiadi, S. Kom., M.M., selaku Rektor Universitas Muhadi

Setiabudi

3. Ibu Yenny Ernitawati, S.E., M.M.Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Muhadi Setiabudi
4. Ibu Azizah Indriyani, S.E., M.M., selaku Kaprodi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Muhadi Setiabudi
5. Dosen Pembimbing 1 Bapak Hendri Sucipt, S.pd., M.M
 Dosen Pembimbing 2 Bapak Ibu Indah Dewi Mulyani, S.E., M.M
 Kedua Orangtua tercinta
 Sahabat-sahabat angkatan 2019, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhadi setiabudi

vi
ABSTRAK

Kualitas pelayanan publik dan disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kepuasan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh secara parsial dan simultan kualitas pelayanan publik dan peran
pendamping terhadap kepuasan penayaluran bantuan PKH di desa Sidamulya.. Untuk
pengambilan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik Slovin, maka sampel
yang digunakan yaitu 80 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan
dokumentasi. Uji validitas instrumen menggunakan menggunakan korelasi Product
Moment dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Uji asumsi klasik terdiri
dari uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis
terdiri dari uji parsial (uji t), uji simultan (uji F) dan uji regresi linier berganda.
Variabel kualitas pelayanan publik (X1) berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kepuasan masyarakat (Y) hal ini ditunjukan dengan hasil nilai signifikan
adalah 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 2.140> nilai t tabel 1,664.. Variabel Peran
Pendamping berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan Penyaluran
Bantuan PKH. hasil analisis dibuktikan dengan nilai signifikan 0,003 < 0,05 dan nilai
t hitung 4.996 > nilai t tabel 1,664. Variabel Pengaruh Kualitas Pelayanan publik dan
Peran Pendamping berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan Penyaluran
Bantuan PKH. 15,514 sedang nilai F tabel sebesar 3,96 maka dapat diketahui nilai F
hitung > F tabel, dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05.

Kata Kunci : Kualitas Layanan, Peran Pendamping, Bantuan PKH

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur alkhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah subhanahu

wata’ ala atas segala karunia dan rahmat-Nya, yang telah memberikan kesehatan,

kesabaran, kekuatan serta ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Peran Pendamping

Terhadap Kepuasan Penyaluran Bantuan PKH” ini dengan baik untuk mendapatkan

gelar Sarjana Program S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Uiversitas

Muhadi Setiabudi. Sholawat serta salam selalu kita sampaikan kepada junjungan kita

Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil mengubah kehidupan manusia,

dari kehidupan yang penuh dengan kebodohan sampai pada kehidupan yang penuh

dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, dan berkat perjuangan beliau sehingga

kita dapat membedakan antara hak dan bathil.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada semua pihak

yang telah memberikan dukungan moril maupun material sehingga skripsipenelitian

ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tunjukan kepada:

1. Bapak Dr. Roby Setiadi, S.Kom., M.M. selaku Rektor Universitas Muhadi

Setiabudi.

2. Ibu Yenny Ernitiawati, S.E., M.M., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Muhadi Setiabudi

3. Ibu Azizah Indriyani, S.E., M.M., selaku Kaprodi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Muhadi Setiabudi

viii
4. Bapak Hendri Sucipto, S.pd., M.M., selaku Dosen pembimbing I yang telah

memb]erikan ilmunya serta bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan

pengarahan dan motivasi bagi penulis seingga proposal ini selesai.

5. Ibu Indah Dewi Mulyani, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan arahan dan motivasi bagi

penulis sehingga proposal penelitian ini selesai.

6. Bapak Drs. Masfuri, M.M selaku kepala Dinas Sosial Brebes yang telah

memberikan pengetahuan dan arahan selama penelitian

7. Bapak Ahmad Nadir S.Pd selaku pendaming PKH di Desa Sidamulya yang

telah memberikan arahan selama di lapangan

8. Kedua orang tua, adik, dan keluarga yang selalu memberikan do’a dan

dukungannya baik moral dan financial yang tiada henti kepada penulis selama

melaksanakan kuliah hingga skripsi

9. Teman-teman seperjuanagan Jurusan Manajmen Angkatan 2019 dan sahabat-

sahabat tersayang.

Penulis menyadaril penelitian ini tidak lepas dari kekurangan, maka penulis

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi penelitian ini.

Brebes, Mei 2023

Penulis,

Wiwi Adilah
NIM. 61201190029
DAFTAR ISI

ix
SKRIPSI........................................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI......................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN.......................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN....................................................................................iv

HALAMAN MOTTO..................................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................vi

ABSTRAK..................................................................................................................vii

KATA PENGANTAR..............................................................................................viii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRANKATA PENGANTAR.......................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar belakang.................................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah......................................................................................11

1.3 Rumusan masalah.........................................................................................12

1.4 Batasan Masalah...........................................................................................12

1.5 Tujuan Penelitian..........................................................................................12

1.6 Manfaat Penelitain........................................................................................13

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................13

2.1 Landasan Teori.................................................................................................13

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia..........................................................13

x
2.1.2 Kualitas Pelayanan................................................................................19

2.1.3 Peran Pendamping.................................................................................26

2.1.4 Kepuasan Masyarakat............................................................................35

2.2 Penelitian Terdahulu.....................................................................................41

2.3 Kerangka Pemikiran......................................................................................47

2.4 Hipotesis Penelitian......................................................................................48

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................41

3.1 Objek dan Watku Penelitian..............................................................................41

3.3.1 Objek Penelitian..........................................................................................41

3.3.2 Waktu Penelitian.........................................................................................41

3.2 Desain Peneilitian..............................................................................................42

3.3 Definisi Operasiaonal Variable..........................................................................42

3.4 Jenis dan pendekatan penelitian.........................................................................45

3.4.1J enis Penelitian............................................................................................45

3.4.2 Pendekatan Penelitian.................................................................................45

3.5S umber Data.......................................................................................................45

3.6 Populasi dan Sampel..........................................................................................46

3.6.1 Populasi.......................................................................................................46

3.6.2 Sampel.........................................................................................................46

3.7 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................47

3.8 Teknik Sampling................................................................................................48

xi
3.9 Metode Analisis Data.........................................................................................49

3.9.1 Uji Instrumen...............................................................................................49

3.9.2 Uji Asumsi Klasik.......................................................................................53

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas...............................................................................54

3.9.4 Uji Hipotesis................................................................................................55

3.9.5 Analisis Uji Regresi Linear Berganda.........................................................57

3.9.6 Analisis Deskriptif.......................................................................................57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................60

4.1 Hasil Penelitian..................................................................................................60

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian............................................................60

4.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden.............................................................61

4.1.3 Deskripsi Kategori Variable Penelitian.......................................................62

4.1.4 Uji Instrument.............................................................................................70

BAB V PENUTUP.....................................................................................................88

5.1 Kesimpulan........................................................................................................88

5.2 Saran..................................................................................................................89

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................90

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.1 Skenario Bantuan PKH...............................................................................4

Tabel 2.1.2 Jumlah Penerima Bantuan PKH.................................................................5

Tabel 3.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kepuasan masyarakat.......................10

Tabel 4.2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.......................................................................41

Tabel 5. 3.1 Rencana Waktu Penelitian.......................................................................41

Tabel 6.3.2 Data penerima manfaat bantuan...............................................................46

Tabel 7.3.3 Kisi-kisi Kualitas Pelayanan.....................................................................50

Tabel 8.3.4 Kisi-kisi Instrument Peran Pendamping...................................................50

Tabel 9.3.5 Kisi-Kisi kepuasan Masyarakat................................................................51

Tabel 10.3.6 skala likert............................................................................................58

Tabel 11.3.7 kategori skala..........................................................................................59

Tabel 12.4.1 Hasil Statistik Kualitas Pelayanan Publik Jawaban Responden.............64

Tabel 13.4.2 Hasil Statistik Deskriptif Peran Pendamping Jawaban Responden........66

Tabel 14.4.3Hasil Statistik Deskriptif Kepuasan Masyarakat Jawaban Responden.. .68

Tabel 15.4.4 Validitas Kualitas Pelayanan Publik......................................................71

Tabel 16.4.5 Peran Pendamping..................................................................................71

Tabel 17.4.6 Kepuasan Masyarakat.............................................................................71

Tabel 18.4.7 Hasil Uji Reliabilitas..............................................................................73

Tabel 19.4.8 Hasil Uji Multikolinieritas......................................................................76

Tabel 20.4.9 Uji Heteroskedastisitas...........................................................................78

xiii
Tabel 21.4.10 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)..............................................................79

Tabel 22.4.11 Uji Signifikansi Simutan (Uji F)..........................................................80

Tabel 23.4.12 Uji Koefisien Determinasi....................................................................81

Tabel 24.4.13 Tabel Interval Koefisien Korelasi........................................................81

Tabel 25.4.14 Hasil Analisis regresi Linier Berganda.................................................83

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.1 Grafik Penerima Bantuan.......................................................................5


Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran................................................................................48

xv
DAFTAR LAMPIRAN

xvi
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur alkhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah subhanahu

wata’ ala atas segala karunia dan rahmat-Nya, yang telah memberikan kesehatan,

kesabaran, kekuatan serta ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Peran Pendamping

Terhadap Kepuasan Penyaluran Bantuan PKH” ini dengan baik untuk mendapatkan

gelar Sarjana Program S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Uiversitas

Muhadi Setiabudi. Sholawat serta salam selalu kita sampaikan kepada junjungan kita

Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil mengubah kehidupan manusia,

dari kehidupan yang penuh dengan kebodohan sampai pada kehidupan yang penuh

dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, dan berkat perjuangan beliau sehingga

kita dapat membedakan antara hak dan bathil.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada semua pihak

yang telah memberikan dukungan moril maupun material sehingga proposal

penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tunjukan kepada:

10. Bapak Dr. Roby Setiadi, S.Kom., M.M. selaku Rektor Universitas Muhadi

Setiabudi.

11. Ibu Yenny Ernitiawati, S.E., M.M., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Muhadi Setiabudi

12. Ibu Azizah Indriyani, S.E., M.M., selaku Kaprodi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Muhadi Setiabudi

xvii
13. Bapak Hendri Sucipto, S.pd., M.M., selaku Dosen pembimbing I yang telah

memb]erikan ilmunya serta bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan

pengarahan dan motivasi bagi penulis seingga proposal ini selesai.

14. Ibu Indah Dewi Mulyani, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan arahan dan motivasi bagi

penulis sehingga proposal penelitian ini selesai.

15. Bapak Burhanudin S.Kom selaku kepala desa luwungragi yang telah

memberikan pengetahuan dan arahan selama penelitian

16. Kedua orang tua, adik, dan keluarga yang selalu memberikan do’a dan

dukungannya baik moral dan financial yang tiada henti kepada penulis selama

melaksanakan kuliah hingga skripsi

17. Teman-teman seperjuanagan Jurusan Manajmen Angkatan 2019 dan sahabat-

sahabat tersayang.

Penulis menyadari proposal penelitian ini tidak lepas dari kekurangan, maka penulis

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Akhir

kata, semoga proposal penelitian ini dapat memeberikan manfaat bagi penulis dan

pembaca, khususnya mahasiswa Universitas Muhadi Setiabudi.

Brebes, Mei 2023

Penulis,

Wiwi Adilah
NIM. 61201190029

xviii
xix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kemiskinan sudah menjadi kondisi yang biasa bagi negara

berkembang seperti Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan populasi

terbesar keempat di dunia, dengan lebih dari 270 juta penduduk . meskipun

memiliki ekonomi yang tumbuh dengan pesat dalam beberapa decade terakhir,

Indonesia masih menghadapi kemiskinan yang signifikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Stastik (BPS) pada September 2022

sebesar 9,57 %, semakin tinggi 0,03 poin terhadap maret 2022 dan menurun

0,14% poin terhadap September 2021. Hal ini mengambarkan penurunan dari

tahun sebelumnya, jumlah ini sangat signifikan serta sebagai salah satu

tantangan terbesar yang dihadapi oleh Indonesia dalam mencapai tujuan

pembanggunan berkelanjutan.

Di negara-negara berkembang, kemiskinan sangat terkait dengan aspek

struktural. Misalnya, dampak sistem ekonomi yang tidak adil atau tidak

adanya jaminan sosial. kemiskinan ditimbulkan oleh berbagai faktor, seperti

kurangnya kesempatan kerja yang layak, infastruktur yang kurang, serta

ketimpangan ekonomi yang tinggi. Kemiskinan juga seringkali terkait dengan

ketidakadilan sosial dan ekonomi, termasuk diskriminasi gender, kepercayaan

serta etis.

1
2

Di tahun 2007 pemerintah Indonesia telah menerbitkan Program

Kelurga Harapan (PKH) menjadi upaya dalam meningkatkan evektifits

penanggulangan kemiskinan pada bidang perlindungan sosial. Seperti diatur

dalam pasal 1 ayat 9 UU No. 1 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial

memilih bahwa: “perlindungan sosial adalah semua upaya yang diarahkan

untuk mencegah serta menangani resiko dari guncangan dan kerentanan

sosial”

Menjadi upaya penangulangan kemiskinan, sejak tahun 2007

pemerintah Indonesia telah melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH).

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program bantuan

sosial yang dikelola oleh pemerintah Indonesia untuk membantu keluarga

miskin dan rentan secara ekonomi. Berdasarkan Peraturan Mentri Sosial No 1

Tahun 2018, bantuan sosial PKH merupakan bantuan uang tunai, kepada

kelurga miskin, tidak mampu atau rentan terhadap resiko sosial. Penyaluran

sesuai penetapan peja bat yang menangani pelaksanaan PKH. PKH yang

digagas sejak tahun 2007 syarat kepersayatanya yaitu kelurga tersebut

memiliki ibu hamil, balita, anak usia sekolah SD sampai SMA atau sederajat,

lansia dan penyandang distabilitas.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga

penerima manfaat melalui pemberian bantuan tunai yang di kaitkan dengan

upaya peningkatan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial. Program


3

ini memberikan bantuan tunai langsung kepada kelurga miskin dan rentan

dengan menggunakan identivikasi dan verifikasi yang ketat untuk memastikan

bahwa bantuan tersebut benar-banar diberikan kepada kelurga yang

membutuhkan atau tepat sasaran. Penyaluran PKH dilakukan melalui Bank

Penerima Bantuan (BPB) yang telah ditunjuk oleh pemerintah. BPB

bertanggung jawab untuk menyalurkan bantuan tunai langsung kepada

penerima PKH setiap sebulan sekali atau lebih dari itu. Penerima PKH juga

diberi kartu elektronik untuk melihat jumlah uang yang diterima oleh pihak

yang bersangkutan. Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah

Indonesia telah meluncurkan berbagai program bantuan sosial, salah satunya

adalah Program Kelurga Harapan (PKH).

Di desa sidamulya terdapat banyak yang mendapatkan bantuan dari

pemerintah yang sesuai dengan kriteri.

Beberapa kriterian komponen PKH yaitu:

1. Kriteria komponen kesehatan yaitu

a. Ibu hamil

b. Balita

2. Kriteria komponen pendidikan yaitu

a. Anak SD/MI atau sederajat

b. Anak SMP/MTS atau sederat

c. Anak SMA/SMK atau sederajat


4

3. Kriteria komponen kesejahteraan sosial

a. Lanjut usia

b. Penyandang disabilitas

Dengan adanya kriteria diatas agar pemerintah memberikan bantuan PKH

tepat sasaran. Dalam pelaksanaan PKH, perlu adanya pendamping yang

merupakan aktor penting bagi PKH supaya pemerintah memberikan bantuan

tepat dengan sasaran dan yang sesuai dengan kriteria yang ada.

Tabel 1.1.1 Skenario Bantuan PKH

Skenario Bantuan PKH Jumlah

KPM yang mempunyai anak SD/MI Rp. 225.000

KPM yang mempunyai anak Rp. 375.000

SMP/MTS

KPM yang mempunyai anak Rp. 500.000

SMK/SMA

KPM yang mempunyai anak dibawah Rp. 750.000

usia 6 tahun dan ibu hamil

Lanjut usia Rp. 600.000

Penyandang disabilitas Rp. 600.000

Sumber data PKH


5

Dari adanya sekenario jumlah uang yang di dapat KPM untuk

mengatasi ketidak adilan antara KPM yang satu dengan yang lain artinya

KPM mempunyai hak mendapatkan uang yang sesuai dengan kriteria.

Alokasi dana PKH di desa sidamulya ini meningkat 2 kali lipat di

tahun 2023. Di tahun 2022 yang menerima bantuan PKH sama rata sebesar

1,9 juta diberikan melalui rekening bank masing-masing per tiga bulan.

Untuk satu tahun ada 4 tahap pencairan yaitu dibulan Januari, April, Agustus

dan Desember. Pencairan tahap I sampai III diberikan sebesar Rp.550.000

setiap kalinya. Untuk pencairan Tahap IV diberikan sebesar Rp. 390.000.

Tabel 2.1.2 Jumlah Penerima Bantuan PKH

Tahun 2021 2022 2023

Jumlah 289 308 316

320 316
315
310 308
305
300
295
290 289
285
280
275
2021 2022 2023

Gambar 1.1.1 Grafik Penerima Bantuan


6

Berdasarkan tabel dan grafik diatas penerima bantuan yang diperoleh dari

Dinas Sosial di Kabubaten Brebes, penerima bantuan di desa sidamulya terus

meningkat setiap tahunya dari tahun 2021 sebanyak 289 di tahun 2022

sebanyak 308 dan di tahun 2023 sebanyak 316. Hal tersebut mempengaruhi

kualitas pelayanan pemerintah dalam penerima bantuan.

Menurut Haeruddin, (2021) PKH di latar belakangi karena banyaknya

RSTM yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan

disebabkan oleh akar permasalahan yang terjadi RSTM maupun sisi pelayanan.

Peran pendamping sangatlah penting karena dengan adanya pendamping

program yang sudah dirancang oleh pemerintah akan berjalan dengan baik dan

lancar. Pendamping PKH adalah sumber daya manusia yang direkrut dan

dikontrak kerjakan yang ditetapkan oleh kementrian sosial sebagai pelaksana

pendamping di tingkat kecamatan, dalam pelaksananya program PKH

membutuhkan dukungan dan peran penting dari para pendamping.

Pendamping PKH adalah seorang tenaga ahli yang bertugas membantu

penerima manfaat dalam memenuhi program PKH, melakukan verifikas data

dan validitas kebenaran penerima manfaat bantuan PKH, memberikan

pendampingan sosial, memberikan monitoring dan evaluasi terhadap

pelaksanaan program serta menjadi garda terdepan dalam memastikan program

PKH berjalan dengan baik, dan bantuan disalurkan kepada penerima bantuan

dengan tepat sasaran. Dalam hal ini peran pendamping sangat penting karena
7

dalam keberhasilan program PKH, Pendamping yang professional, terlatih, dan

berkompeten dapat membantu meningkatkan evektifitas program PKH dan

memastik bantuan tepat sasaran kepada penerima bantuan tersebut. Oleh karena

itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan

pendamping PKH.

Kualitas pelayanan yang baik akan membantu para penerima manfaat

merasa nyaman dan terlayani dengan baik. Dalam hal ini, pelayanan yang baik

meliputi kecepatan dalam menyelesaikan proses pendaftara, kejelasan informasi

mengenai program, dan kedersediaan petugas yang ramah dan membantu. Jika

kualitas pelayanan tidak baik, maka penerima bantuan akan merasa tidak

dihargai dan cenderung mengeluhkan program tersebut. Selain itu, kinerja

pegawai atau pendamping yang tidak efektif juga akan berdampak negative

pada penyaluran bantuan PKH. Pendamping yang tidak bekerja dengan baik

akan membuat proses penyaluran menjadi lambat, tidak efektif, dan tidak

efisien. Akibatnya penerima bantuan menjadi kecewa terhadap pelayanan

tersebut.

Menurut mangkunegara (2017) kinerja berasal dari kata job perormance

atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai

seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangguung


8

jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja pegawai perlu ditinggatkan agar

harapan pegawai tercapai dan menghasikan kepuasan sendiri.

Menurut kotler (2019) mendefinisikan kualitas pelayanan adalah bentuk

penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang diharapkan. Apabila

pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka

kualitas pelayanan di pastikan baik dan memuaskan.

Kualitas pelayanan yang baik akan memastikan bahwa penerima bantuan

dengan tepat waktu, jumlah yang sesuai dan proses yang mudah dan transparan.

Kualitas pelayanan yang buruk, disisi lain dapat mempengaruhi kepercayaan

masyarakat terhadap program PKH dan menimbulkan ketidak puasan diantara

penerima bantuan tersebut. Terdapat kendala yang dapat mempengaruhi

kualitas pelayanana dalam penyaluran bantuan PKH, seperti lambatnya proses

penyaluran bantuan PKH, termasuk peningkatan kualitas dan keterampilan

tenaga pendamping, peningkatan trasnparansi dalam proses penyaluran

bantuan, serta penyediaan saran dan prasarana yang memadai untuk mendukung

proses penyaluran bantuan.

Yang terjadi persoalan implementasi PKH di daerah-daerah kita adalah

kurang efektif, kurang tepat sasaran, dan penerimaan bantuan yang kurang

vaild. Artinya warga-warga yang memenuhi syarat kriteria dan dikatakan

mampu mestinya tidak berhak mendapatkan bantuan PKH mereka malah ikut

jadi penerima bantuan dan sebaliknya warga yang memenuhi syarat kriteria dan
9

dikatakan tidak mampu tidak mendapatkan bantuan Program Kelurga Harapan

(PKH). Seharusnya penerima bantuan PKH harus di perjelas dan verifikasi data

harus trasparan jangan karena faktor suka atau tidak suka. Hasil peneliti yang di

temukan bahwa di desa sidamulya masih banyak yang belum menerima

bantuan PKH padahal mereka tidak mampu dalam segi ekonomi. Hal ini terjadi

karena lambatnya penyaluran bantuan PKH, penyaluran PKH membutuhkan

waktu yang cukup lama hal ini bisa menyebabkan kelurga yang tidak mampu

dalam segi ekonomi yang membutuhkan bantuan terpaksa menunggu dalam

waktu yang lama, sedangkan kebutuhan mereka mendesak.

Kualitas pelayanan yang buruk kadangkala petugas atau pendamping

yang bertanggung jawab dalam penyaluran bantuan PKH tidak memberikan

pelayanan yang baik kepada kelurga penerima bantuan misalnya: petugas atau

pendamping yang tidak ramah dan tidak memberikan informasi yang kurang

jelas mengenai program PKH tersebut. Oleh karena itu sebagai petugas

pendamping harus mempunyai keterampilan karena peran pendamping disini

sangatlah penting untuk menyukseskan jalannya program PKH yang sudah

diterapkan oleh pemerintah.

Menurut Atmaja (2018:51) mengemukan bahwa “kepuasan masyarakat

merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang dihasilkan dari

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan produk atau layanan jasa

dengan harapan memberikan yang terbaik”.


10

Kepuasan masyarakat yang menerima bantuan PKH merupakan hasil

akhir dari pelayanan yang diberikan pemerintah, maka mereka yang tidak

mampu akan memenuhi kebutuhan hidupnya dan merasa dihargai sebagai

warga negara. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayan masyarakat

terhadap program pemerintah yang sudah berjalan ini.

Tabel 3.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kepuasan masyarakat

Faktor yang Jumlah jawaban


Jumlah
No mempengaruhi dari responden
respondens
kepuasan masyarakat S TS

1 Sikap Pemimpin 19 21 40

2 Kualitas Pelayanan 25 5 40

3 Saran dan Prasarana 13 27 40

4 Peran pendamping 23 17 40

5 Ketetapan Waktu 17 23 40

Sumber observasi jawaban responden

Dari hasil data di atas peneliti mengambil 2 jawaban dari responden yang

memilih S (Setuju) yang menyangkut faktor faktor Kepuasan Masyarakat yaitu

Kualitas Pelayanan jumlah dari responden sebanyak 25 orang dan Peran

Pendamping sebanyak 23 orang.

Dalam hal ini, tujuan dari PKH adalah mengurangi kemiskinan,

meningkatkan kesejahteraan masayrakat dan meningkakan kualitas sumber


11

daya manusia terutama pada kelompok mayarakat miskin. Dengan demikian

peran kualitas pelayanan dan peran pendamping merupakan faktor yang sangat

penting dalam meningkatkan kepuasan penerima bantuan PKH. Untuk itu,

pemerintah dan pelaksanan program PKH harus memastikan kualitas pelayanan

yang baik dan peran pendamping yang efektif dalam penyaluran bantuan PKH.

Hal ini dapat membantu, meningkatkan efektifitas dan keberhasilan program

dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian diatas fenomena terkait kualitas dan peran

pendamping dalam penyaluran bantuan, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Peran

Pendamping Terhadap Penyaluran Bantuan PKH” (Studi kasus desa

Sidamulya)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang tercantum pada peneliti, agar

lebih terarah penulisan mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengaruh kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan

penyaluran bantuan PKH ?

2. Apakah peran pendamping berpengaruh terhadap kepuasan penyaluran

bantuan PKH ?

3. Apakah pengaruh kualitas pelayanan dan peran pendamping terhadap

kepuasan penyaluran bantuan PKH ?


12

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan teori yang ditemukan pada saat

penelitian terdahulu, maka rumusan masalah yang telah disusun dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap penyaluran bantuan

Program Kelaurga Harapan (PKH) ?

2. Bagaimana pengaruh peran pendamping terhadap penyaluran bantuan

Program Keluarga Harapan (PKH) ?

3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan dan peran pendamping terhadap

kepuasan penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) ?

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas untuk mengkaji suatu masalah

perlu adanya pembatasan permasalahan yang jelas. Akan tetapi dengan

terkendalanya keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan yang peneliti

miliki agar penilitian ini pembahasanya terarah. Oleh Karena itu, dalam

permasalahan ini peneliti membatasi pada ruang lingkup masalah tentang

kualitas pelayanan dan peran pendamping terhadap kepuasan penyaluran

bantuan PKH.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah peneliti kemukakan, maka

tujuan penelitian sebagai berikut:


13

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap penyaluran

bantuan PKH.

2. Untuk mengetahui pengaruh peran pendamping terhadap kepuasan

penyaluran bantuan PKH.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan peran pendamping

terhadap penyaluran bantuan PKH.

1.6 Manfaat Penelitain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru

wawasan dan kontribusi tentang teori serta konsep yang ada pada sumber

daya manusia, khususnya mengenai pengaruh kualitas pelayanan dan peran

pendamping terhadap kepuaan penyaluran bantuan PKH.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peran pendamping

Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif

dan mengevaluasi serta meningkatkan motivasi kinerja peran pendamping

PKH karena mengetahui peran mereka yang sangat penting dalam

meningkatkan dan evektivitas program PKH secara keseluruan. Hasil

penelitian ini untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan


14

kualitas pelayanan, peran pendamping dan kepuasan penyaluran bantuan

PKH agar bisa meningkatkan serta memaksimalkan kepuasan masyarakat

terhadap penyaluran bantuan PKH.

b. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru

bagi peneliti tentang teori serta konsep yang ada pada sumber daya

manusia, khususnya mengenai pengaruh kualitas pelayanan dan peran

pendamping terhadap kepuaan penyaluran bantuan PKH. Penelitian ini

diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan

peran pendamping dalam program tersebut sehingga bantuan yang di

terima dapat bermanfaat dan memberikan kepuasan.

3. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan refrensi

dan tambahan informasi dalam penelitian terutama yang berkaitan dengan

kualitas pelayanan, peran pendamping dan kepuasan yang dapat

bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bagian yang

menjadi dasar manajemen dalam mengatur peran manusia untuk mewujudkan

tujuan perusahaan yang meliputi masalahan, pengorganisasian, pengarahan,

perencanaan, pengendalian, pemeliharaan, pengadaan, kedisplinan, dan

pemberhentian. Manajemen Sumber Daya Manusia juga mencakup proses

pengembangan dan pemeliharaan hubungan antara karyawan dan manajemen

untuk menciptakan lingkungan kerja yang produkif dan harmonis. Ini meliputi

aspek-aspek seperti rekrekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan

karyawan, pengukuran kinerja, manajemen gaji dan tunjangan, manajemen

konflik, manajemen perubahan, serta pemecahan masalah yang berkaitan

dengan sumber daya manusia disuatu organisasi. Tujun utama Manajemen

Sumber Daya Manusia adalah untuk mencapai keberhasilan suatu organsasi

melalui optimalisasi potensi sumber daya manusia yang dimiliki. Berikut

beberapa pengertian manajemen sumber daya manusia menurut para ahli:

13
14

Menurut Hasibun (2016:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah

ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja efektif dan efisien

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat

Menurut Samsudin (2019:22) Manajemen Sumber Daya Manusia

adalah suatu kegiatan pengelolahan yang meliputi pendayagunaan,

pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu

anggota organisasi dan perusahaan bisnis.

2.1.1.2 Fungsi-Fungsi Manajerial dan Operasional Manajemen Sumber

Daya Manusia

Menurut Hasibun (2016:21) fungsi manajemen sumber daya manusia

meliputi:

1. Fungsi Manajerial

a. Perencanaan

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif

dan efisiensi agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam

membantu terwujudnya suatu tujuan. Perencanaan dilakukan dengan

menetapkan program kepegawaian.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua

karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,


15

delegasi wewenang, integrasi dan kordinasi dalam bagian organisasi

sebagai alat untuk mencapai tujuan.

c. Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan untuk mengarahkan semua karyawan

agar mau bekerja sama secara efektif serta efisien dalam membantu

tercapainya tujun perusahaan, karyawan dan masyarakat.

d. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan

agar menaati peraturan-peraturan dan bekerja sesuai dengan yanag telat

direncanakan, apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan maka akan

diadaakan perbaikan dan penyempurnaan perencanan.

2. Fungsi Operasional

a. Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan

induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan, pengadaan yang baik akan membantu turwujudnya suatu

tujuan.

b. Pengembangan
16

Pengembangan adalah suatu proses peningkatan keterampilan teknis,

teoritas, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan pelatihan.

c. Kompetensi

Kompetensi adalah pemberian barang balas jasa langsung dan tidak

langsung berupa uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan atau

upah yang diberikan oleh suatu perusahaan.

d. Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan

perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi

dan saling menguntungkan.

e. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan

kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka mau tetap

bekerjasama sampai pension. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan

program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar

karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsisten.

f. Kedispilinan

Kedisplinan merupakan fungsi dari manajemen sumber daya manusia

yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan yang maksimal serta


17

kesadaran dari setiap karyawan untuk menaati peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial

g. Pemberhentian

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seeorang dari suatu

perusahaan. Pemberhentian ini biasanya disebabkan oleh keinginan

karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pension, dan

sebab-sebab lainnya.

2.1.1.3 Peranan Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2016:14-15) Manajemen Sumber Daya Manusia

mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah-

masalah sebagai berikut :

1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif

sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2. Menetapkan penarik, seleksi, dan penempatan karyawan.

3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan

pemberhentian.

4. Meramaikan penawaran dan pemintaan sumber daya manusia pada masa

yang akan dating.

5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan

perusahaan pada khususnya.


18

6. Memonitor dengan cermat undang-undang perubahan dan kebijksanaan

pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenisnya.

7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

8. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.

2.1 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Sinambela (2018:14) terdapat 4 tujuan sumber daya manusia:

1. Tujuan kemasyarakatan (Sosial)

Tujuan sosial difokuskan agar organisasi bertanggung jawab secara sosial

dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan dari masyarakat seraya

meminimalkan dampak negative tuntutan masyarakat terhadap organisasi.

Organisasi bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat dan dapat meringankan masalah-masalah yang mereka hadapi.

Oleh karenanaya, berbagai organisasi besr telah mengembangkan tanggung

jawab sosial dalam tujuan organisasi mereka.

2. Tujuan Organisasional

Tujuan Organisasional adalh sasaran atau target formal organisasi yang

dibuat unuk membantu organisasi mencapai tujuan yang ditentukan. Divisi

SDM dibentuk dengan tujuan membantu para manejer mencapai tujuan

organisasi

3. Tujuan Fungsional
19

Tujuan fungsional adalah mempertahankan kontrbusi deperteman

SDM pada tingakt yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pemborosan

SDM akan terjadi jika teknologi sudah canggih, tetapi SDM tidak mampu

mengelolah teknologi tersebut maka SDM yang tersedia akan menjadi

pemborosan. Dalam kondisi seperti itu, divisi SDM dapat mempersiapkan

karyawan untuk memahami dan dapat mengoprasiakn teknologi tersebut.

4. Tujuan Individu

Tujuan individu adalah tujuan dari setiap karyawan yang bergabung

dalam organisasi. Setiap SDM memasuki organisasi tertentu pasti memiliki

tujuan pripadi, yang umumnya adalh memperoleh kompensasi, oleh

karenanya setiap individu harus rela memenuhi berbagai peraturan yang

ditetapkan organisasi sehingga tujuan dapat dicapai.

2.1.2 Kualitas Pelayanan

2.1.2.1 Definis kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan ukuran yang menggunakan untuk

mengevaluasi sejauh mana layanan serta diberikan memenuhi dan melebihi

harapan pelanggan dan masyarakat. Kualitas pelayanan mencakup aspek,

termasuk kecepatan, kehandalan, kemudahan, responsivitas, dan ketersediaan

layanan. Tujuan dari kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahawa

pelanggan merasa puas dengan layanan yang diberikan dan kembali untuk

menggunakan layanan di masa depan.


20

Pelayanan memiliki peran penting dalam kehidupan karena manusia

selalu berinteraksi dengan orang lain dan membutuhkan bantuan atau layanan

dalam berbagi aspek kehidupan. Pelayanan sebagai proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas masyarakat secara langsung tindakan nyata yang

dilakukan dalam suatu lembaga organisasi. Secara istilah pelayanan adalah

kegiatan melakukan sesuatu terhadap orang lain dan tidak menghasilakn suatu

produk secara fisik.

Menurut Suyitno (2018:132) Kualitas merupakan “ keadaan dimana

selalu terjadi pergantian dan perkembangan secara aktif dalam mempengaruhi

suatu produk, jasa manusia, proes serta lingkungan dalam memenuhi harapan

perusahaan”. Sedangkan pelayanan merupakan “suatu proses dalam memenuhi

kebutuha n seseorang melalui aktivitas secara langsung yang bisa dilakukan

oleh pegawai”.

Menurut Kasmir (2017:47) kualitas pelayanan di difinisikan sebagai

atau perbuatan seseorang atau organisasi bertujuan untuk memberikan kepuasan

kepada pelanggan (masyarakat).

Menurut kotler dan keller (2018:35) pelayanan adalah “setiap kegiatan

dan tindakan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”.


21

Dalam hal ini kegiatan pelayanan mempunyai hal penting bagi

kehidupan di masyarakat, karena dalam memenuhi kebutuhan memerlukan

pelayanan dari orang lain.

2.1.2.2 Karekteristik pelayanan

Adapun karakteristik pelayanan menurut Suyono (dalam Karlina,

Rosanto, Saputra, 2019) mengemukakan bahwa jasa atau pelayanan

dapat dibedakan menjadi empat yaitu:

1. Tidak berwujud pelayanan atau jas mempunyai sifat tidak berwujud

karena bisa dilihat, diraba, didengar atu dicium sebelum adanya

interaksi pembelian, agar kepercayaan konsumen dapat ditingkatkan ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: meningkatka visuallisasi

pelayanan, memberi pelayanana tidak hanya mendeskripsikan

karakteristik-karateristik suatu pelayanana tetapi lebih meningkatkan

manfaat atas jasa layanana tersebut, penataan fisik pelayanan yang epat

dan efisien dan menimbulkan kesan yag bersih dan rapi, penetapan

dokumentasi harus dilakukan dengan rapi terjamin kenyamanan dan

efisen.

2. Tidak dapat dipisahkan: pelayanan tidak bisa dipisahkan dari

sumbernya, apabila sumber tersebut merupakan orang atau

mesinsehinng produk fisik yang berwujud tetap ada


22

3. Heterogonis : standarisasi hasil dari setiap unit jasa itu berbeda satu

sama lain

4. Cepat hilang dan permintaan yang fluktuasi pelayanan cepat hilang tidak

bisa disimpan dan berubah-ubah dari musim, jam dan hari.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pelayanan yang ada di penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan

(PKH) yang tidak bisa dirubah untuk memberikan bantuan kepada

masyarakat, guna menciptakan kepuasan masyarakat.

Berdasarkan pengertian kualitas pelayanan yang disebutkan oleh

beberapa para ahli diatas maka kualitas pelayanan mempunyai arti

mengevaluasi kualitas dan kepuasan masyarakat terhadap kualiats

pelayanan yang diberikan oleh pemerintah atau lembaga yang

bersangkutan dalam meningkatkan kualitas dan efektifitas pelayanan

yang mereka berikan kepada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan

kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap penyaluran bantuan

PKH.

2.1.2.3 Jenis-jenis pelayanan

Menurut Kotler (2016) kualitas pelayanan dapat dibagi menjadi dua

menurut jenisnya yaitu sebagai berikut

1. Kualitas fungsi
23

Menekan bagaimana layana dilaksanakan, terdiri dari dimensi kontak dengan

konsumen, sikap serta perilaku, hubungan internal, penampilan, kemudahan

akses dan service

2. Reputasi perusahaan

Dicerminkan oleh citra perusahaan dan reputasi dimata konsumen

Berdasarkan bentuknya kualitas pelayanan terbagi dari

a. Kualitas pelayanan internal

Kualitas pelayanan internal berkaitasn dengan interaksi jajaran pegawai

perusahaan menggunakan berbagai fasilitas yang tersedia. Faktor yang

mempengaruhi kualitas pelayanan internal adalah:

1) Pola manajemen perusahaan

2) Penyediaan fasilitas pendukung

3) Pengembangan sumber daya manusia

4) Iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja

5) Pola insentatif

b. Kualitas pelayanan eksternal

Mengenai kualitas pelayanan kepada pelanggan ekstrnal, kualitas

pelayanana ditentukan oleh beberapa fakor yaitu:

1) Berkaitan dengan penyediaan jasa

2) Berkaitan dengan penyediaan barang


24

2.1.2.4 Demensi kualitas pelayanan

Menurut Tjiptono (2018) menyatakan ada 5 dimensi kualitas pelayanan

untuk menyederhanakan dari sepuluh dimensi pelayanan yaitu:

a. Keandalan

Memiliki dua aspek yaitu konsistensi kinerja serta sifat tidak di percaya.

Keandalan berkaitan dengan kemampuan perusahaan memberikan layann

yang akurat sejak pertama kali tanpa melakukan kesalahan apapun serta

menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang telah disepakati

b. Koreponsifan

Berkanan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk

membantu para konsumen dan merespon permintaan karyawan untuk

membantu para konsumen serta merespon penelitian mereka. Dan

menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan

jasa secara cepat

c. Jaminan

Yaitu perilaku para karyawan mampu menimbulkan kepercayaan terhadap

perusahaan, serta perusahaantersebut dapat menciptakakn rasa aman bagi

para konsumen, jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap

sopan serta menguasai pengetahun dan keterampialn yang dibutuhkan untuk

menangani pertayaan dan masalah konsumen

d. Empati
25

Perusahaan memahami masalah konsumen serta berdintak demi keinginan

konsumen saat memberikan perhatian personal kepada para konsumen serta

memiliki jam operasional yang nyaman.

e. Berwujud

Berkenan dengan daya tarik fasilitas fisik perlengkapan dan material yang

digunakan perusahaan, dan penampilan karyawan

2.1.2.5 Indikator kualitas pelayanan

Menurut Fandy Tjipto dalam meva (2018) sub indikator kualitas

pelayanan ada 5 yaitu

1. Wujud fisik

a. Gedung dan ruangan

b. Tempat parkir

c. Keberhasilan dan kerapian

d. Kelangkapan peralatan

2. Keandalan

a. Memberikan pelayanan yang aik saat memberikan kepada konsumen

b. Tidak membedakannya suatu dengan yang lain

c. Memberikan pelayanan tepat waktu

3. Daya tanggap

a. Pelayanan responsive serta cepat

b. Penyampian informasi yang jelas


26

4. Jaminan

a. Sopan santun karyawan dalam memberikan pelayanan

b. Keterampilan dalam memberikan informasi

c. Kemampuan dalam memberikan keamanan dan kemampuan dalam

menanamkan kepercayaan dan keyakinan konsumen

5. Empati

a. Perhatian pribadi dan memahami kebutuhanuntuk pelanggan

b. Komunikasi yang baik

2.1.3 Peran Pendamping

2.1.3.1 Definisi Peran Pendamping

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 2012 peran diartikan

sebagai pemain sandiwara, (film), pelawak pada pemain makyong, peranglat

tingkah yang dimiliki oleh seseorang yang berkedudukan di masyarakat.

Peran pendamping adalah peran dimana seseorang atau sekelompok

orang memberikan dukungan, bantuan dan pengarahan kepada individu atau

kelompok yang membutuhkan dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu.

pendamping dapat membantu dalam berbaga hal seperti mengakses layanan

kesehatan, soial, dan pendidikan, memberikan dukungan emosional,

memberikan informasi, serat membantu dalam proses pengembalian keputusan.

Tujuan peran pendamping adalah untum membantu individu atau kelompok

untuk memperoleh pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk


27

mengambil keputusan yang baik serta tepat dalam meningkatkan kualitas hidup

mereka.

Munurut Suharto dalam kutipan Muhammad Noer Brian dkk (2023:2-3)

Pendamping PKH adalah individu atau kelompok yang tugasnya membantu

penerimaan manfaat Program Keluarga Harapan dalm mengelolah dana yang

diterima oleh kelurga penerima manfaat PKH supaya tujuan program dapat

tercapai. Selain itu, pendamping PKH membantu penerimaan Program Kelurga

Harapan untuk memperoleh serta memanfaatkan bantuan tersebut.

Menurut Kusuma (2014:211-224) terdapat 10 peran pendamping yaitu:

1. Pemungkinan (enabler)

2. Penjangkauan (outreacher)

3. Pembimbingan (supervisor)

4. Fasilitator

5. Mediator

6. Advokat

7. Katalisator

8. Elaborator

9. Penggerak (dinamisator)

10. Pemotivasi
28

2.1.3.2 Macam-Macam Peran dalam Pemberdayaan Masyarakat

Menurut tulisan Jim Ife di jurnal Habibullah dalam kutipan

Muhammad Noer Brian dkk (2023:3), ada 4 peran pekerja masyarakat yang

harus dimiliki yaitu:

1. Keterampilan fasilitatif pendamping PKH lebih berperan dalam

pendampingan sosial serta memiliki keterampilan fasilitatif atau fasilitator,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mendorong dan

memotivasi kelurga penerima untuk menjadi penerima PKH dan memenuhi

kewajiban PKH, seperti menyekolahkan anaknya ke layanan pendidikan,

peran pendamping PKH sebagai animator biasanya hanya dilakukan ketika

penerima PKH gagal memenuhi kewajiban PKH

2. Keterampilan mendidik menawarkan umpan balik konstruktif berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman orang-orang yang mereka bantu. Pendidik

bertanggung jawab atas berbagai tanggung jawb, termasu meningkatkan

kesadaran publik, menyebarkan informasi, dan menyelenggarakan pelatihan

masyarakat.

3. Keterampilan teknis penerapan keterampilan dalam praktik selain menjadi

“manajer perubahan” yang mengatur kelompok, fasilitator harus melakukan

tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan mediator mendasar,

seperti: bernegosiasi, berkomunikas, memberi nasihat, dan mencari serta

mengelolah sumber pendanaan adalah semua aspe analisis sosial


29

4. Keterampilan representasi/perwakilan masyarakat peran ini melibatkan

interaksi dan koordinasi dengan lembaga eksternal atas nama dan untuk

kepentingan komunikasi yang dibantu oleh asisten.

2.1.3.3 Persyaratan menjadi pendampigan sosial PKH

Menurut peraturan menteri sosial nomor 1 tahun 2018 dasar

hukum persyaratan menjadi pendampingan sosial PKH adalah menurut

pasal 10 ayat 1 pendampingan sosial bertugas melaksanakan tugas

pendampingan dalam satu kecamatan, peersyaratan umum yaitu:

1. Warga Negara Indonesia

2. Pendidikan minimal SMA/SMK sederajat

3. Usia pada mendaftar maksimal 35

4. Tidak menjadi anggota pengurus porpal

5. Bersedia pekerja purna waktu

6. Sehat jasmani rohani

7. Memiliki kendaraan minilmal roda 2

8. Bersedia mengikuti proses seleksi

Adanya persyaratan yang sudah ditentukan oleh pemerintah untuk

menjadi peran pendamping sosial terdapat juga kualifikasi tambahan yang

diutamakan, seperti pengalaman kerja dibidang sosial, kesehatan,

pendidikan, dan sosial.


30

2.1.3.4 Indikator-Indikator Pendamping PKH

Indikator-indikator pendampingan Program Keluarga Harapan

(PKH) sebagai berikut:

1. Indikator kualitas hidup kelurga penerima PKH. Indikator ini dapat

diukur dari peningkatan kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan

eonomi kelurga.

2. Peningkatan kemandirian kelurga penerima PKH. Indicator ini dapat

diukur dari peningkatan penghasilan kelurga, partisipasi keluarga dalam

program pelatihan dan pembinaan, serta pengembangan usaha.

3. Peningkatan keterampilan dan pengetahuan keluarga PKH indikator ini

dapat diukur dari peningkatan keterampilan dalam mengelola keuangan,

pengelolaan rumah tangga, dan pengetahuan dalam memanfaatkan

sumber daya local.

4. Peningkatan akses keluarga penerima PKH terdapat layanan kesehatan

dan pendidikan indikator ini dapat diukur dari peningkatan kunjungan

ke pukesmas, sekolah dan layann public lainnya.

5. Peningkatan partisipasi masyarakat dan kelurga penerima PKH

pembangunan indikator ini dapat diukur dari partisipasi keluarga

penerima PKH dalam kegiatan sosial serta pastisipasi keluarga dalam

program pemberdayaan masyarakat.


31

Dari penjelasan indikator diatas merupakan beberapa hal yang

dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan pendampingan PKH.

Oleh karena itu pendampingan PKH harus dapat melakukan monitoing

serta evaluasi secara berkala terhadap perkembangan keluarga penerima

PKH dan mengembangkan program yang tepat untuk meningkatkan

kualitas hidup kelurga tersebut.

Berdasarkan Kepmensos No.8/HUK/198, pekerja sosial atau

pendamping terdiri sebagai berikut:

1. Pekerja sosial/pendampingan fungsional, yaitu pegawai negeri sipil

yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang secara penuh sebagi

pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan kesejahteraan

sosial dilingkungan intansi pemerintah maupun pada badan/organisasi

sosial lainya. Pekerja sosial/pendampingan fungsional dikelompokan

menjadi dua antara lain:

a. Pekerja fungsional tingkat ahli,

b. Pekerja fungsional tingkat terampil

2. pekerja sosial/pendamping kecamatan (PSK) adalah pegawai negri sipil

dilingkungan depertemen sosial dan ditempatkan diwilayah kecamatan

dengan tugas membimbing, membina dan mengawasi pelaksanaan

program kesejahteraan sosial dilingkungan kecamatannya.


32

3. Pekerja sosial/pendamping masyarakat (PSM) adalah warga

masyarakatyang rasa kesadaran dan tanggung jawab sosial serta

didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetia kawanan

sosial secara sukarela, mengabdi dibidang kesejahteraan sosial

4. Pekerja sosial/pendamping professional yanitu orang yang bekerja baik

dilembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan

profesi pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan,

dan pengalaman praktek pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-

tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.

2.1.3.5 Tugas Pendukung Pendamping Program Kelurga Harapan (PKH)

Menurut Muhammad Noer Brian dkk (2023:7) Tugas pendukung pendamping

PKH adalah mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agam didaerah untuk

memberikan pelajaran moral dan spiritual kepada kelurga peran PKH

2. Bekerja sama dengan tim penggerak PKK dan LK3 untuk mendiskusi

peserta PKH tentang pentingnya acara kelurag meliputi: fungsi afektif,

sosial, ekonomi, rekreasi, pendidikan, dan reproduksi adalah diantara

sekian banyak fungsi

3. Dalam rangka pemberdayaan peserta PKH, kegiatan-kegiatan seperti

Usaha Ekonomi Produksi (UEP), Kelompok Usaha Bersama (KUBE),


33

dan kegiatan lainnya membantu membangun kapasitas dan

menumbuhkan rasa kemandirian

4. Mendorong dan mengadvokasi anggota kelurag peserta PKH

(penyandang disabilitas atau kebutuhan khusus) agar mudah mengakses

layanan sosial

5. Memastikan keluraga peserta PKH yang berkonflik memiliki akses

terhadap materi konsultasi

6. Menginformasikan kepada kelurga peserta PKH tentang pentingnya

menjaga kelestarian lingkungan di sekitar tempat tinggalnya

7. Mengidentifikasi potensi wilayah kerja dan sumber daya yang ada untuk

kepentingan program penanggulangan kemiskinan

8. Di daerah dampingan, bersinergi dan berkolaborasi dengan program

pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan

9. Berperan aktif dalm mensukseskan inisiatif pemerintah, khususnya

kementrian sosial.

Oleh karena itu, tugas pendukung pendamping PKH sangatlah

penting dalam membantu kelurga miskin dan rentan supaya dapat,

meningkatkan kesejahteraannya dan keluar dari kemiskinan, dengan bantuan

dan bimbingan yang tepat, kelurga penerima manfaat PKH dapat memiliki

kesempatan yang baik untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan

kualitas hidup mereka.


34

2.1.3.6 Tugas Pokok Pendamping PKH

Adapun tugas pokok pendamping PKH menurut Muhammad Noer Brian

(2023:5-6) sebagai berikut:

1. Mempersiapkan program

Persiapkan prohram adalah kegiatan sebelum penyaluran bantuan

pertama disalurkan yaitu:

a. Sosialisasi PKH tingkat kecamatan

b. Menyelengarakan pertemuan awal dengan seluruh calon peserta PKH

c. Melakukan tindak lanjut pertemuan awal dengan cara mengunjungi

calon peserta yang tidak hadir pada pertemuan awal untuk melakukan

validasi

d. Melakukan tindak lanjut setelah peserta PKH diterapkan oleh

kementrian sosial dengan membagi dan membentuk kelompok peserta

PKH yang berangotakan 15-30 peserta PKH

2. Pendampingan rutin

Pendampingan rutin adalah tugas keseharian yang harus dilakukan secara

insentif yaitu:

a. Melakukan pemutakiran data

b. Melakukan kegiatan varifikasi pelaksanaan kewajiban peserta PKH

c. Memfasilitasi dan menyesuikan kasus pengaduan


35

d. Melakukan pertemuan kelompok bulanan dengan seluruh anggota

PKH

3. Mencatat dan pelaporan

Pendampingan PKH harus mencatat setiap aspek kegiatan dan

melaporkannya kepada UPPKH

Dengan melakukan tugas-tugas tersebut, pendamping PKH

diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan kelurga penerima

manfaat dan bantuna mengentaskan kemiskinan di Indonesia

2.1.4 Kepuasan Masyarakat

2.1.4.1 Definisi kepuasan masyarakat

Kepuasan Masyarakat adalah konsep yang berkaitan dengan tingkat

kepuasan individu atau kelompok masyarakat terhadap keadaan atau kondisi

tertentu dalam masyarakat. Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan

ditentukan oleh tingkat kepuasan masyarakat yang menggunakan pelayanan.

Kepuasan masyarakat penerima pelayanan tercapai apabila masyarakat

penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan

diharapkan.

Menurut Lukman (2000) dalam Badu (2018), Kepuasan adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan

dengan harapannya. Tjiptono (2011:24), mengemukakan bahwa kepuasan

pelanggan ditentukan oleh dua hal yang dapat memberikan dampak positif yaitu
36

keluhan dan harapan dari setiap pelanggan terhadap jasa yang diterima dari

pemberian pelayanan.

Menurut Kotler dan Keller dalam Priansa (2017:92) kepuasan

masyarakat “perasaan senang atau kecewa yang dirasakan oleh masyarakat

berdasarkan atas perbandingan antara bukti yang didapat atau cita-cita yang

diharapkan oleh masyarakat, apabila pelayanan yang diberikan oleh intansi

sesuai dengan harapan yang diinginkan masyarakat maka masyarakat akan

cenderung merasakan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan tidak sesuai

dengan harapan maka masyarakat tidak akan merasakan kepuasan terhadap

pelayanan yang diberikan oleh suatu intasni tersebut”.

Menurut Darmawan (2018:111) Kepuasan Masyarakat merupakan

“suatu penilaian yang berhubungan dengan rasa kepuasan atau kecewa

masyarakat yang ditimbulkan setelah melakukan kegiatan administrasi di suatu

intansi, puas tidaknya masyarakat dalam intansi pemerintahan sangat

dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang diberikan, apabila pelayanan yang

diberikan tugas otomatis mayarakat yang berkunjung akan merasa puas dan

nyaman dalam melakukan administrasi di suatu intansi tersebut”.

Dari uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan masyarakat

terhadap kualitas pelayanan sangat penting dalam menilai efektivitas dan

efisensi pendamping dalam menyediakan layanan yang berkualitas. Tingkat

kepuasan yang rendah dapat mengidentifikasikan adanya kekurangan atau


37

kelemahan dalam sistem dan proses pelayanan penyaluran bantuan, serta dapat

mempengaruhi persepsi dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah atau

lembaga yang bertangung jawab atas pelayanan tersebut. Oleh karena itu,

meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan merupakan salah satu

tujuan penting dalam pembangunan pelayanan yang efektif dan efisen.

2.1.4.2 Faktor –Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Masyarakat

Terdapat beberapa fakor yang berpengaruh pada kepuasan masyarakat

atas pelayanan yang diterima oleh masyarakat tersebut menurut Priansa

(2017:100) faktor tersebut antara lain berkenaan dengan sebagai berikut:

1. Komponen keperipadian

Kepuasan masyarakat yang berkenan dengan logika berpikir dan

kehormatan pripadi masyarakat itu sendiri dalam memanfaatkan

pelayananorganisasi tersebut.

2. Komponen Demografis

Kepuasan masyarakat yang berkenan dengan usia, pendapatan, pendidikan

dan faktor demografis lainnya.

3. Komponen Psikologi

Kepuasan masyarakat yang berkenan dengan (life style). Acuan orang

untuk menghabiskan waktu dan untuk hidup serta biaya yang berkenaan

dengan pelayanan masyarakat. Pada umumnya sejumlah individu


38

cenderung ingin memperoleh pelayanan yang cepat meski harus membayar

mahal dengan sejumlah uang.

2.1.4.3 Metode pengukuran kepuasan masyarakat

Terdapat beberapa alat untuk mengukur kepuasan masyarakat

menggunkan sejumlah alat umpan balik, yang dikemukakan oleh Prisna (2017:

100) yaitu: Sistem Keluhan dan Saran

Banyaknya keluhan dan kompelainan yang disampaikan oleh masyarakat

dalam suatu periode tertentu, maka dapat dipastikan bahwa pelayanan yang

diberiakan oleh organisasi tersebut belum memadai atau belum tertata secara

baik. Sistem keluhan dan saran bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi

berupa aplikasi tertentu dan juga bisa berupa sistem manual.

1. Survai kepuasan publik atau masyarakat

Secara berkala organisasi publik atau organisasi masyarakat perlu

melaksanakan peninjauan melalui membagikan kusioner atau melalui

wawancara mengenai segala hal yang berkaitan pada pelayanan yang

diberikan oleh organisasi tersebut

2. Publik atau masyarakat samara

Organisasi mengirimkan pegawainya melalui masyarakat dan

menyamar menjadi pengguna layanan organisasi tersebut serta untuk melihat

pelayanan yang diberikan oleh pegawai dalam melakukan pelayanan kepada

masyarakat publik yang sesungguhnya.


39

2.1.4.3 Indikator-Indikator Kepuasan Masyarakat

Terdapat beberapa indeks untuk mengukur kepuasan masyarakat

menurut Priansa (2017 : 97-99) yakni:

1. Prosedur pelayanan

Alur pelayanan yang diberikan kepada masyarakat bisa dilihat pada sisi

kesederhanaan tahapan.

2. Persyaratan pelayanan

Untuk memperoleh layanan yang sesuai pada layanan yang dibutuhkan

perlu adanya persyaratan teknis administratife.

3. Kejelasan petugas pelayanan

Kewenangan dan tanggung jawab pemberi layanan jelas dan pasti

keberadaanya.

4. Kedisplinan petugas pelayanan

Pemberi layanan konsistensi dan melihatkan kesungguhanya dalam

memberikan layanan kepada masyarakat

5. Tanggung jawab petuguas pelayanan

Pada saat menyelenggarakan dan menyelesaikan layanan, wewenang serta

tanggung jawab petugas sangat diperlukan

6. Kemampuan petugas pelayanan

Keahlian serta keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan

ataupun menyelesaikan layanan kepada masyarakat.


40

7. Kecepatan pelayanan

Penyelenggara layanan bisa menyelesaikan layanan sesuai pada target yang

ditetapkan.

8. Keahlian dalam mendapatkan pelayanan

Penyelenggara layanan tidak membeda-bedakan golongan di masyarakat

terhadap layanan yang diberikan

9. Kesopanan dan keramahan petugas

Perilaku pemberi layanan sopan, ramah, saling menghargai dan

menghormati

10. Kewajaran biaya pelayanan

Biaya layanan yang sudah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat

11. Kepastian biaya layanan

Biaya yang dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan sesuai

12. Kepastian jadwal pelayanan

Waktu melaksanakan layanan sesuai pada aturan yang sudah ditetapkan.

13. Kenyamanan lingkunagan

Keadaan fasilitas pelayanan sudah cukup bagus serta menciptakan

kenyamanan bagi yang menerima layanan

14. Keamanan layanan

Keamanan lingkungan pelayanan sudah terjamin terhadap risiko yang

membahayakan penerima layanan


41

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan studi

kepustakaa dari penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 4.2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Metode Hasil penelitian

Peneliti Analisis

1 Nur Kaiman Pengaruh Kualitas Kuantitatif Kualitas pelayanan

(2019) Layanan dan Deskriptif berpengaruh signifikan

Harga terhadap terhadap kepuasan

kepuasan konsumen pada Depot air

Konsumen pada Minum isi Ulang UD

Depot Air Minum Enzes sebesar 40,3%, dan

Isi Ulang UD Harga berpengaruh

Enzes Pengabean signifikan terhadap

kepuasan konsumen pada

Depot Air Minum Isi

Ulang UD Enzes, sebesar

43,3%. Dengan nilai

Fhitung > Ftabel (28,325

> 2,70), Kualitas

Pelayanan dan Harga

secara bersama atau


42

simultan berpengaruh

signifikan terhadap

Kepuasan Konsumen pada

Depot air minum isi Ulang

UD. Enzes Pengabean dan

Nilai determinan (R2)

sebesar 0,472 atau 47,2%

Nilai yang cukup tinggi

ini menunjukkan bahwa

faktor lain yang tidak

dimasukkan menjadi

variabel dalam penelitian

ini memiliki kemampuan

yang lebih kecil dalam

menjelaskan Kepuasan

Konsumen pada Depot air

minum isi Ulang UD

Enzes Pengabean

2 Herman Evaluasi Program kualitatif Program keluarga harapan

Susanto Kelurga Harapan secara simultan


43

(2016) (PKH) di berpengaruh terhadap

kecamatan masyrakat di kecamatan

kebayoran Lama kebayoran lama Jakarta

Jakarta Selatan selatan

3 Indah Pengaruh kualitas Kuantitatif Kualitas Pelayanan

Choirunnisa pelayanan memiliki pengaruh

(2019) program kelurga terhadap kepuasan

harapan terhadap masyarakat, Program

kepuasan Keluarga Harapan

masyarakat memiliki pengaruh dan

penerima bantuan signifikan terhadap

di kelurahan beji kepuasan masyarakat,

depok Kualitas pelayanan

program kelurga harapan

memiliki pengaruh dan

signifikan terhadap

kepuasan masyarakat

4 Ainun Pengaruh Kualitas Kuantitatif hasil penelitian melalui

(2021) Pelayanan dan SPSS, dimulai dari uji

Kualitas Produk validitas, reliabilitas, uji

terhadap Kepuasan hipotesis (t) dan analisis


44

Konsumen Bank regresi berganda (f). Nilai

BTN Cabang signifikasi dari hasil uji T

Tegal dan uji F sebesar 0,000 <

0,05. Berkaitan dengan

hal tersebu, maka dapat

disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh kualitas

pelayanan dan produk (X)

terhadap kepuasan

konsumen (Y). Kata

kunci: Kualitas Pelayanan,

Kualitas Produk dan

Kepuasan Konsumen.

5 Anisyani Peran Pendaming Kualitatif Peran Pendamping

Siti Noor Program Keluarga Deskriptif berpengaruh terhadap

Halimah Harapan (PKH) kessejahteraan kelurga,

(2019) dalam Program Kelurga Harapan

Miningkatkan memiliki pengaruh

Kesejahteraan signifikan terhadap

Kelurga di Desa kesejahteraan keluarga,

Suradadi Peran Pendamping


45

KecamatanSayung Program Kelurga Harapan

Kabupaten Demak memiliki pengaruh dan

signifikan dalam

meningkatkan

kesejahteraan keluarga

6 Andi Peran Pendamping Kualitatif Peran Pendamping

Reinreng Sosial dalam memiliki pengaruh

Baso Penyaluran terhadap Program Kelurga

Ilham(2021) Program Keluarga Harapan, Program

Harapan (PKH) di Keluarga Harapan

Kelurahan Parang memiliki pengaruh dan

Layang signifikan terhadap

Kecamatan kelurahan parang

Bantoala Kota

Makassar

7 Wahdianor, Pengaruh Kualitas kuantitatif. Berdasarkan hasil

2020 Pelayanan Publik perhitungan uji t diketahui

dan Disiplin Kerja bahwa variabel Kualitas

Perangkat Desa Pelayanan Publik (X1)

Terhadap dan Disiplin Kerja (X2)

Kepuasan secara simultan


46

Masyarakat (Studi berpengaruh positif

Kasus Pada Desa terhadap kepuasan

Kurau Kecamatan masyarakat (Y).

Kurau Kabupaten Sedangkan pada

Tanah Laut) perhitungan nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar

0,477 yang artinya 47%

dipengaruhi oleh Kualitas

Pelayanan Publik dan

Disiplin Kerja dan 53%

dipengaruhi oleh

Kepuasan Masyarakat.

(Y). Sedangkan pada

perhitungan nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar

0,477 yang artinya 47%

dipengaruhi oleh Kualitas

Pelayanan Publik dan

Disiplin Kerja dan 53%

dipengaruhi oleh

Kepuasan Masyarakat.
47

Sumber Penelitian Terdahulu

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan

masyarakat, suatu organisasi perlu terus melakukan evaluasi dan perbaikan

terhadap proses, sistem, dan kinerja organisasi dalam memberikan pelayanan.

Hal ini dapat dilakukan melalui penerapan manajemen kualitas secara

berkesinambungan dan partisipasif, serta melibatkan masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan.

Hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat, kualitas

pelayanan yang baik dapat meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan yang diberikan. Sebaliknya, jika kualitas pelayanan rendah, maka

kepuasan masyarakat terhadap pelayanan akan menurun. Oleh karena itu, suatu

organisasi harus berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar dapat

memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat dalam Program Kelurga Harapan

(PKH). Dengan demikian kepuasan masyarakat dipengaruhi oleh kualitas

pelayanan dan peran pendamping, maka kerangka pemikirannya sebagai

berikut:

H1

Kualitas Pelayanan (X1)


48

Kepuasan Masyarakat (Y)


H2

Peran Pendamping (X2)

H3

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu asumsi atau dugaan sementara yang akan diuji

kebenarannya melalui pengumpulan data dan analisis data.

H1 : kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan Terhadap Kepuasan Masyarakat

H2 : Peran Pendamping berpengaruh signifikann Terhadap Kepuasan Masyarakat

H3 : Kualitas Pelayanan dan Peran Pendamping berpengaruh signifikan Terhadap

Kepuasan Masyarakat
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Watku Penelitian

3.3.1 Objek Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan penelitih pertempat di sidamulya,

Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes 52212 Jawa Tengah

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2023 sampai data yang

diperlukan sudah lengkap untuk pengumpulkan data yang dibutuhkan oleh

peneliti yang dilakukan di desa Sidamulya berikut jadwal penelitiannya:

Tabel 5. 3.1 Rencana Waktu Penelitian

N Kegiatan 2023

o Februari Maret April Mei Juni Juli

1 Pembuatan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Pengumpulan Data

4 Analisis Data

5 Penyusunan Skripsi

6 Seminar Hasil

41
42

3.2 Desain Peneilitian

Desain penelitian adalah skema atau rencana yang terstruktur untuk

melaksanakan penelitian. Desain penelitian mencakup pemeilihan metode,

teknik pengumpulan data, analisis data, serta alat dan prosedur yang akan

digunakan dalam penelitian. Desain penelitian bertujuan untuk mengarahkan

proses penelitian agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan

menghasilkan data yang valid dan reliable.

Menurut Sanusi (2017:13) Desain penelitian adalah suatu perencana

yang matang dan terstruktur tentang cara mengumpulkan data, manganaisis

dan menafsirkan data dalam rangka menjawab penelitian.

Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian kausalitas yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya

hubungan sebab akibat antar variable, variable bebas ( independent variable)

dan variable terkait ( dependent variable) antara variable kualitas pelayanan

dan peran pendamping terhadap kepuasan masyarakat.

3.3 Definisi Operasiaonal Variable

Menurut Sugiyono (2017:38) Definisi Operasional Variable merupakan

konsep-konsep yang berupa kerangka yang menjadi kata-kata yang

menggambarkan perilaku atau gejala yang diamati, dan dapat diuji

kebenaranya. Dalam penelitian ini diperoleh indikator variable yang akan

diukur yaitu Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Masyarakat.


43

Dalam penelitian ini ada dua variable yang digunakan yaitu variable

independent dan variable dependet berikut penjelasnya.

1. Variable independent

Menurut Sugiyono (2017:39) “mendefinisikan variable independent

adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variable dependent”. Dalam penelitian ini

yang termasuk variable independent sebagai berikut

a. Kualitas pelayanan adalah kondisi yang berhubungan dengan jasa,

manusia, produk proses dan lingkungan dimana penilaian kualitas

pelayanan di tentukan pada pelayanan tersebut. Jika kualitas pelayanan

terpenuhi oleh masyarakat maka kualitas pelayanan tersebut dianggap

berkualitas dan jika pelayanan tidak sesuai dengan keinginann

masyarakat atau tidak sesuai dengan kenyataan maka kualitas pelayanan

tersebut belum berkualitas atau mengecewakan. Kualitas pelayanan

diukur menggunakan teknik A6 terdiri dari Attitude (sikap), Attention

(perhatian), Abillty (kemampuan), Appearance (penampilan), Action

( tindakan) dan accountability (tanggu jawab)

b. Peran pendamping adalah merujuk pada hasil kerja prestasi yang dicapai

oleh seorang pendamping dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah

ditugaskan. Peran pendamping tidak hanya mencakup hasil yang

dihasilakn, tetapi juga meliputi cara atu metode yang digunakan dalam

mencapai hasil tersebut. Pendaming PKH dapat dipengaruhi oleh


44

beberapa faktor seperti, keterampilan, kepripadian, pengembangan karir,

dan lingkungan kerja. Oleh karena itu, penting untuk memperhatika

faktor-faktor dalam merancang strategi dan program pengembangan

peran pendamping yang bertujuan meningkatkan kinerja kerja. Kinerja

kerja pendamping PKH yang baik akan berdampak positif bagi

organisasi, seperti meningkatkan produktifitas,efisensi, dan kualitas

pelayanan yang diberikan dan sebaliknya.

2. Variable dependent

Menurut sugiyono (2017:39) variable dependent adalah “ variable yang

dipengaruhi atau yang menjadi aktibat karena adanya variable bebas”

variable dalam penelitian ini adalah kepuasan masyarakat yang di beri

simbol (Y)

Kepuasan masyarakat adalah konsep yang berkaitan dengan tingkat

kepuasan individu atau kelompok masyarakat terhadap keadaan atau

kondisi tertentu dalm masyarakat. Ukuran keberhasilan penyelenggaraan

kualitas pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan msyarakat yang

menggunakan pelayanan. Kepuasan masyarakat penerima kualitas

pelayanan tercapai apablia masyarakat penerima pelayanan memperoleh

pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. Indikator yang

digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu kesesuaian harapan,

persepi kinerja dan penilaian pelanggan.


45

3.4 Jenis dan pendekatan penelitian

3.4.1 Jenis Penelitian

Penelitian mengunakan jenis penelitian kuantitatif karena dengan

mengambil penelitian ini bisa mengukur pengaruh kualitas pelayanan dan peran

pendamping terhadap kepuasan masyarakat

3.4.2 Pendekatan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ditetapkan, maka jenis penelitian

ini merupkan penelitian asosiatif kasual yaitu hubungan yang menjadi variable

bebas adalah kualitas pelayanan dan peran pendamping dan variable terkait

adalah kepuasan masyarakat.

3.5 Sumber Data

Penentuan sumber data ini ada dua data yang terkumpul oleh menurut

sugiyono (2017:137) jika dilihat dari sumbernya maka data dibagi menjadi dua

yaitu:

1. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil

wawancara, observasi dan kuisioner yang diberikan sejumlah responden yang

sesuai denag target sasaran dan mewakili seluruh popuasi yang ada dlama

penelitian

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain secara tidak

langsung, memiliki hubungan dengan penelitian yang berupa sejara desa,

ruang lingkup desa, struktur desa, literature, buku serta situs internet.
46

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dapat memberikan informasi atau data yang berguna

bagi suatu penelitian, populasi dalam penelitian beberapa orang yang

mendapatkan penerimaan bantuan PKH.

Terdapat populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Rumah Tangga

Sangat Miskin (RSTM) di desa sidamulya yang menjadi objek sasaran Program

Keluarga Harapan (PKH) serta sudah terdaftar sebagai peserta PKH di

desasidamulya.

Tabel 6.3.2 Data penerima manfaat bantuan

Tahun Layak Tidak Layak 1 Keseluruan Jumlah


Layak Bansos
2023 143 9 4 316

Sumber Dinsos Kabupaten Brebes

3.6.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81) Sampel adalah “Bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila popuasi besar, dan

penelitian tidak mungki mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterabasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
47

sampel yang diambil dari populasi itu”. Dalam menentukan beasarnya sampel

yang diambil dari populasi peneliti menggunakan rumus dikemukakan oleh

slovin dalam Mustafa (2010:90) dengan tingkat kepercayaan 90% dengan nilai

e = 10% adalah sebagai berikut :

Rumus : n = N

1 + Ne2

Ket:

n: Jumlah Sampel

N: Jumlah Populasi

e: Tingkat kesalahan dalam memilih anggota sempel yang ditoreri

sebesar 10%

316

n= 75.84 ~ 76

1 + 316 (0,1)2

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data untuk melakukan penelitian yaitu:

1. Wawancara

Wawacara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. (Esterberg dalam Sugiyono 2015:72)

2. Observasi
48

Observasi merupakan kegiatan pengamaan langsung di lapangan atau objek

penelitian dan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penelitian

3. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2016:162) angket atau kuesioner adalah “Teknik

pengumpulan data cara memberi seperangka pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

4. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah pelengkap dalam penelitian setelah teknik

observasi dan wawancara. Dokumentasi merupakan cara mendapatkan data

dengan menelah refrensi-refrensi, mempelajari dan mencatat buku-buku, arsip

atau dokumen, foto-foto serta hal-hal yang berhubungan dengan focus

permasalahan penelitian.

3.8 Teknik Sampling

Terdapat teknik dalam pengambilan sample untuk melakukan penelitian,

menurut sugiyono (2017:81) menjelaskan bahwa teknik sampel adalah “Teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel untuk digunakan dalam

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan”. Teknik sampling

dibagu menjadi dua yaitu “probability sampling dan non probability sampling,

untuk penelitian ini, peneliti menggunakan probability sampling. Menurut

sugiyono (2017:82) “ probability sampling merupakan teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Probability sampling terdiri


49

dari simple random sampling, disprotionate stratified random, sampling area

(cluster) sapling.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan simple random sampling,

menurut Sugiyon (2017:82) simple random sampling merupan “pengmpilan

anggota sampel dan populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu”.

3.9 Metode Analisis Data

3.9.1 Uji Instrumen

Uji instrument ini berupa angket dan terdiri dari tiga variable yaitu Kualitas

Pelayanan, Peran Pendamping dan Kepuasan Masyarakat. Untuk penelitian ini

menggunakan data primer dimana hasil penyebaran angket kepada responden.

Adapun kisi-kisi instrument bertujuan untuk penyusunan instrument lebih

terarah sehingga mudah di koreksi. Kisi-kisi instrument penelitian sebagai

berikut:
50

Tabel 7.3.3 Kisi-kisi Kualitas Pelayanan

Skala
No Variabel Indikator Pernyataan
Likert

a.penampilan petugas
pelayanan
a. Berwujud
b.kelengkapan saranan
dan prasaranan
a. kemudahan
masyarakat dalam
menyampaikan keluhan
b. Empati b. Setiap pegawai
senantiasa melayani
Kualitas
1 dengan sikap sopan Ordinal
Pelayanan
santun
a. Pegawai selalu
merespon dengan cepat
apa yang diharapkan
c.Ketanggapa masyarakat
n b. Ketanggapan
pegawai dapat
mempengaruhi
kepuasan masyarakat
51

Tabel 8.3.4 Kisi-kisi Instrument Peran Pendamping

No Variabel Indikator Pernyataan Skala Likert

a. Peran pendamping
datang tepat waktu dapat
mempengaruhi
a. Ketepatan kedisiplinan tiap pegawai
waktu b. Pekerjaan peran
pendamping yang
dikerjakan terselesaikan
dengan tepat waktu
a. Peran pendamping
selalu merawat fasilitas
yang dimiliki kantor
b.Menggunaka
b. Peran pendamping
n peralatan
berhati-hati dalam
kantor dengan
menggunakan peralatan
Peran baik
1 kerja, serta peralatan Ordinal
pendamping
dapat terhindar dari
kerusakan
a. Peran Pendamping
senantiasa dapat
menyelesaikan tugas
sesuai dengan prosedur
serta tanggung jawab atas
c. Tanggung
hasil kerja
jawab yang
a. Peran Pendamping
tinggi
selalu mengerjakan tugas
yang telah menjadi
tanggung jawabnya
dengan cepat dan tepat
waktu

Tabel 9.3.5 Kisi-Kisi kepuasan Masyarakat

No Variabel Indikator Pernyataan Skala Likert

1 Kepuasan a.peran a. Peran pendamping Ordinal


52

memberikan pelayanan
yang diberikan dapat
dipahami, mudah,
sederhana dan tidak
pendamping
berbelit-belit
b. Kemudahan peran
pendamping dalam
mendapatkan pelayanan
a. Persyaratan teknis
pelayanan diperlukan
agar mendapatkan
b.Persyaratan pelayanan sesuai dengan
Masyarakat
Pelayanan pelayanan
/penerima bantuan
b. Persyaratan pelayanan
tidak mempersulit
masyarakat
a. Peran pendaming
kosisten serta tepat waktu
dalam menjalankan tugas
c.peran
sesuai dengan ketentuan
pendamping
yang ada dilapanan
dalam bertugas
b. Peran pendaming
pelayanan
melaksanakan tugas
dilapangn sesui dengan
yang ditugaskn

Untuk menggunakan kuesiner maka penelitian menguji kuesiner untuk

diuji terebih dahulu, uji instrument dilakukan untuk mengetahui hasil baik

buruknya, karena hasil yang baik dan buruknya akan berpengaruh kepada benar

tidaknya data dan menentukan kualitas hasil suatu penelitian, uji coba penelitian

sebagai berikut:

1. Uji validitas

Munurut Sugiyono (2018:267) Uji validitas adalah persamaan dta yang

dilaporkan oleh penelitian menggunakan data yang diperoleh langsung yang


53

terjadi pada subjek oleh penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur

valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika

pernyataan pada kuesiner mampu menggunakan yang akan di ukur oleh

kuisenior tersebut. Uji Validitas pada setiap pada setiap pertanyaan apabila r

hitung > r tabel pada taraf signifikan (a = 0,05 ) maka instrument itu

tianggap tidak valid dan jika r hitujng < r tabel maka instrument dianggap

tidak valid

2. Uji Relibilitas

Menurut Sugiyono (2018:268) uji Relibilitas merupakan drajak

konsistensi serta stabilitas data atau temuan. Data yang tidak realibel, tidak

dapat di proses lebih lanjut karena akan menghasilkan kesimpulan yang bias.

Suatu alat yang diukur untuk menilai relibel jika pengukuran tersebut

menunjukan temuan yang konsisten dari waktu ke waktu.

Uji realibilitas dilakukan setelah uji validitas serta di uji adalah

pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid. Cronbach’s alpha yang

besarnya antara 0,50-0,060. Untuk penelitian ini peneliti memilih 0,60

sebagai koefisien relibilitisnya. Ada beberapa kriteria dari pengujian

relibilitas sebagai berikut:

a. Jika nilai cronbach’s alpha a > 0,60 maka instrumenmemiliki realibilitas

yang baik

b. Jika nilai cronbach’s alpha < 0,60 maka instrument yang diuji tersebut

adalah tidak relible


54

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Menurt Purnomo (2017:107) uji asumsi klasik digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya normalitas residul, multikolinearitas, autokorelasi dan

heteroskedastis. Model regreasi linear dapat disebut sebagai model yang baik jika

model tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik yaitu data residul terdistribusi

normal, tidak adanya multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedasitas.

Uji Asumsi Klasik merupakan serangkaian uji stastik yang digunakan

untuk menguji diantara dasar yang sering diterapkan dalam analisis regresi linier.

Asumsi dasar ini harus dipenuhi agar hasil analisis regresi linier dianggap valid.

Beberapa asumsi klasik yang umum diuji analisis regreasi linear meliputi:

1. Uji Multikolinearitas

Menurut Duli (2019:120) bahwa dasar pengambilan keputusan uji

multikolinearitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

Melihat nilai telorance

a. Jika nilai tolerance > 0.10, maka artinya terjadi multikolinearitas terhadap

data yang diuji

b. Jika nilai tolerance < 0.10, maka artinya terjadi multikolinearitas terhadap

data yang diuji

Melihat nilai VIF

a. Jika nilai VIF < 10.00, maka artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap

data yang diuji


55

b. Jika nilai VIF > 10.00, maka artinya terjadi multikolinearitas terhadap data

yang diuji

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Duli (2019:122) Uji Heteroskedasitas dengan Glejser SPSS: Uji

Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

varians dari residual satu pengamatan lain , maka disebut dengan

heteroskedasitisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heteroskedasitas. Data pengambilan keputusan pada uji heteroskedasitas antara

laian:

1. Jika nilai signifikansi > a = 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas

2. Jika nilai < a = 0,05, kesimpulannya adalah terjadi heterosdastisitas

3.9.4 Uji Hipotesis

Menurut Kurniawan dan Puspitaningtyas (2016:106) pengujian itu

hipotesis merupakan prosedur yang digunakan dalam penelitian dengan tujuan

agar dapat mengambil keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis

diajukan. Pengujian Hipotesis digunakan dengan mengestimasi parameter

populasi berdasarkan data sampel melalui uji stastik inferansial yaitu uji

kebenaran suatu pernyataan secara statistic dan menarik kesimpulan terima atau

menolak pernyataan tersebut.

1. Uji Parsial (Uji t)


56

Menurut Zaenuddin (2018:187) Uji t bertujuan untuk melihat sejauh

mana pengaruh satu variable bebas secara individual menjelaskan variasi

variable dependen. Nilai t yang dihitung dibandingkan dengan nilai t tabel

pada tingkat kepercayan (1-a) x 100 % dan derajat kebebasan – k (total

pengamatan dikurangi jumlah parameter). Menurut Machali (2015). Dari uji t

yaitu jika t hitung > tabel (t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel ) maka

Ha diterima serat Ho ditolak. Sedangkan jika t hitung < t tabel (t hitung lebih

kecil atau sama dengan t tabel) maka Ho diterima serta Ha ditolak.

Berdasrkan signifikansi :

a. Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

b. Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

2 Uji Simultan (Uji F)

Menurut Zaenudin (2018:190) nilai F dihitung kemudian dibandingkan

dengan nilai F tabel, dengan derajat kebebasan peneybut n-k serta nominator

k-1

Menurut Machali (2015) bahwa aturan untuk pengujian signifikansi

berdasarkan nilai F yaitu jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak signifikan.

Sedangkan jika F hitung < F tabel maka Ho diterima, artinya tidak ada

signifikan.

Kriteria uji (berdasarkan signifikansi)

a. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho di terima


57

b. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho di tolak

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Menurut zaenuddin (2018:190) nilai itu sarana kecil kemampuan variable

independen untuk menjelaskan variable dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendeakti 1 berarti variable tersebut merupakan variable bebas menyediakan

hamper semua informasi yang dibutukan untuk memprediksi variable terkait.

Semakin dekat angkanya dengan 1, semakin baik garis regreasi karena mampu

menjelaskan data yang sebenarnay.

3.9.5 Analisis Uji Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini mengunakan analisis uji regreasi linear berganda.

Karena analisis uji regreasi linear berganda digunakan untuk menganalisis

pengaruh antara variable independent (Kualitas Pelayanan dan Peran

Pendamping ) dan variable dependent Kepuasan Masyarakat. Persamaan yang

digunakan adalah:

Y= a + b1X1 + b2X2 + E

Keterangan :

Y : Kepuasan Masyarakat

a : Konstanta

X1 : Kualitas Pelayanan

X2 : Peran Pendamping

b1 b2 : koefisien regresi masing-masing variable


58

E : Eror tem (variable penganggu)

3.9.6 Analisis Deskriptif

Analisis destriptif digunakan untukm menggambarkan fakta-fakta yang

ada secara factual serat sistematis, metode yang digunakan yaitu sebagai berikut:

hasil operasi variable disusun dalam bentuk pertanyaan (kuesioner). Dalam

Kualitas Pelayanan (variable x1), Peran Pendamping (variable x2) dan kepuasan

masyarakat (Y). setiap item kuesioner memiliki lima jawaban dengan bobot atau

nilai yang berbeda. Setiap pilihan jawaban akan diberikan skor, kemudian

responden harus mendeskripsikan, mendukung pertanyaan atau tidak mendukung

pertanyaan. Mendukung skor untuk pilihan jawaban dari kuesioner yang diajukan

untuk pertanyaan positif dan pertanyaan negative, untuk mengetahui lebih jelas,

peneliti menyajikan skla Likert dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 10.3.6 skala likert

Bobot Nilai
No Alternaitif Jawaban
Bila positif Bila negative
1 SS (Sangat Setuju) 5 1
2 S (Setuju) 4 2
3 KS (Kurang Setuju) 3 3
4 TS (Tidak Setuju) 2 4
5 STS(Sangat Tidak Setuju) 1 5

Setiap pertanyaan yang bekaitan dengan kedua variable diatas (variable

bebas dan variable terkait) dalam operasionalisasi variable ini semua variable

diukur dengan alat ukur berupa kuesioner yang memenuhi pertanyaan skala

likert. Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi


59

jawaban untuk setiap kategori (pilihan) dan jumlahkan. Setelah masing-masing

indikator diberi nomor, kemudian peneliti membuat garis kontinum.

Nilai jenjang interval = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah


Jumlah Krriteria Pertanyaan

Setelah nilai rata-rat diketahui, maka hasil tersebut diinterprestasikan

dengan alat bantu tabel kontinum, yaitu sebagai berikut

Tabel 11.3.7 kategori skala

Skala Kategori
1,00 1,80 Sangat Tidak Baik
1,81 2,60 Tidak Baik
2,61 3,40 Cukup Baik
3,41 4,20 Baik
4,21 5,00 Sangat Baik

Ket :

Indeks minimum :1

Indeks maksimum :5

Interval : 5-1=4

Jarak interval : (5-1) / = 0,8


60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk uji pengaruh kualitas

pelayanan dan peran pendamping terhadap kepuasan masyarakat penerima

manfaat bantuan PKH. Subjek dalam penelitian ini yaitu masyarakat desa

sidamulya yang menerima manfaat bantuan PKH berjumlah 80 responden. pada

bagian ini dijelaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, meliputi uji

instrument penelitian (kuesioner) yaitu uji t dan uji f yang diujikan kepada 80

responden, analisis deskriptif dari demografi responden dan analisis inferensia

yang akan menjawab rumusan masalah penelitian dengan menggunakan analisis

berganda.

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Ada beberapa pendapat mengenai asal usul nama Sidamulya salah satu

pendapat menyatakan bahwa nama Sidamulya berasal dari kata “sida dan

mulya”. Sida berarti Jadi dan Mulya berarti Kemulyaan/ Baik. Nama Sidamulya

muncul sejak zaman mataram islam (Demak Bintoro).

Sidamulya adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Wanasari,

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Dengan jumlah penduduk 5.860 jiwa, Desa

Sidamulya berderet dengan desa-desa tepi sungai pemali lainnya seperti


61

Lengko, Wanasari, dan gelonggong. Mata pencarian produk setempatsebagian

besar adalah petani bawang merah. Tingkat kemakmuran desa mencapai 45%.

Batas-batas desa sidamulya adalah timur sungai pemali, sebelah selatan

berbatasan dengan desa Sisalam, sebelah utara berbatasan desa Wanasari,

sebelah barat adalah persawahan yang masuk wilayah desa sidamulya. Desa

sidamulya juga memiliki wilayah yang terpisah oleh sungai pemali yaitu dukuh

Pulo, karena letaknya sebelah utara sungai tersebut.

4.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1.1 Jenis Kelamin Responden


Jenis
Jumlah Presentasi
Kelamin
Laki-laki 10 33%
Perempuan 70 67%
Total 80 100%

Dari tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa jumlah masyarakat yang

menerima manfaat bantuan PKH. Kebanyakan penerima manfaat bantuan PKH

yaitu perempuan.

2. Karakteristik responden berdasarkan Latar Belakang

Tabel 4.1.2 Latar Belakang Pendidikan


Pendidikan Jumlah Presentasi
SMA/SMK 5 12%
SMP 15 16%
SD 60 72%
Total 80 100%
62

Berdasarkan tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa responden ulusan

SMA/SMK berjumlah 5 atau 12% responden, lulusan SMP berjumlah 15 atau

16% responden, lulusan SD berjumlah 60 atau 72%. Pada penelitian ini

didominasi oleh lulusan SD dikarenakan banyak penerima bantuan ibu-ibu yang

lulusan SD.

3. Karakteristik responden berdasarkan Status Perkawinan

Tabel 4.1.4 Status Perkawinan


Status Perkawinan Jumlah Presentasi
Sudah Menikah 57 73%
Janda 12 18%
Duda 11 9%
Total 80 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa responden yang

sudah menikah berjumlah 57 atau 73%, responden janda berjumlah 12 atau

18%, responden berjumlah 11 atau 9%. Adanya hasil dari penelitian ini karena

penerima bantuan kebanyakan yang sudah menikah.

4.1.3 Deskripsi Kategori Variable Penelitian

Deskripsi variable digunakan untuk menggambarkan karakteristik dan

jawaban responden terhadap kualitas pelayanan publik, disiplin kerja dan

kepuasan masyarakat. Dalam pembahasan penelitian ini akan dijelaskan tentang

rata-rata tanggapan responden terhadap pertanyaan atau pertanyaan terhadap

indikator-indikator variabel secara keseluruhan serta jumlah responden yang


63

memberikan jawaban terhadap masing-masing indikator variabel, dimana

hasilnya merupakan nilai skor rata-rata (indeks) variabel.

Teknik skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skor

tertinggi 5 dan skor terendah 1, maka penghitungan indeks jawaban responden

yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai Indeks = ((%F1*1)+(%F2*1)+(F3*1)+(F4*1)+(F5*1)) / 5

Keterangan:

F1 : Frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan

dalam daftar pertanyaan kuesioner

F2 : Frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam

daftar pertanyaan kuesioner

F3 : Frekuensi responden yang menjawab 3 dari skor yang digunakan dalam

daftar pertanyaan kuesioner

F4 : Frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan dalam

daftar pertanyaan kuesioner

F5 : Frekuensi responden yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam

daftar pertanyaan kuesioner


64

1. Deskripsi Variable Kualitas Pelayanan Publik

Tabel 12.4.1 Hasil Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Publik Jawaban Responden

STS TS KS S SS Rata-
No Pernyataan N Skor Kategori
1 2 3 4 5 rata
Pendamping
selalu
berpakaian
1 5 1 3 45 26 80 326 6.52 Baik
rapid an sesuai
kriteria aturan
kerja
Pendamping
memberikan
kemudahan
dalam
memberikan
2 2 2 4 35 37 80 343 6.86 Baik
pelayanan
dalam
penerima
manfaat
bantuan
pendamping
selalu
melayani
3 1 3 4 40 32 80 339 6.78 Baik
masyarakat
dengan penuh
keramahan
pendamping
senantiasa
4 melayani 2 2 1 41 34 80 343 6.86 Baik
dengan sikap
sopan santun
setiap
pendamping
mendahului
kepentingan
5 0 1 2 51 26 80 342 6.84 Baik
masyarakat
penerima
manfaat
bantuan
6 pendamping 0 1 2 45 32 80 348 6.96 Baik
65

merespon
dengan cepat
dengan
kepentingan
masyarakat
setiap
pendamping
memberikan
7 pelayanan 0 3 1 35 41 80 354 7.08 Baik
tanpa
membeda-
bedakan
ketanggapan
pendaming
bisa
8 1 1 4 40 34 80 345 6.9 Baik
mempengaruh
i kepuasan
masyarakat

pendamping
tidak
melakukan
9 3 1 21 32 23 80 311 6.22 Baik
pelayanan
tidak tepat dan
benar

dalam
pelayanan
masyarakat
pendamping
10 2 2 1 41 34 80 343 6.86 Baik
senantiasa
mempedulikan
keluhan
masyarakat
Sumber: Data yang diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai rata-rata untuk variabel kualitas

pelayanan publik yang termasuk dalam kategori pernyataan yang baik, namun

terdapat pernyataan yang memiliki nilai baik yaitu pada pernyataan nomor 7
66

dengan skor indeks 7,08. Hal tersebut menunjukan bahwa setiap pendamping

memberikan pelayanan tanpa membeda-bedakan sangat mempengaruhi

kepuasan masyarakat.

2. Peran Pendamping

Tabel 13.4.2 Hasil Statistik Deskriptif Peran Pendamping Jawaban Responden

ST
TS KS S SS Rata-
No Pernyataan S N Skor Kategori
rata
1 2 3 4 5
Pendamping
datang tepat
waktu akan
1 mempengaruhi 0 1 13 38 28 80 333 6.66 Baik
kedisiplinan
setiap
pendamping
pekerjaan
yang
dikerjakan
2 0 0 15 36 27 80 332 6.64 Baik
pendamping
selesai dengan
tepat waktu
pekerjaan
pendamping
3 0 3 16 30 31 80 329 6.58 Baik
sesuai dengan
pekerjaan
pendamping
menyelesaikan
tugas sesui
dengan
4 prosuder dan 0 1 15 41 23 80 326 6.25 Baik
tanggung
jawab atas
prosedur yang
ada
5 pendamping 0 1 13 37 29 80 334 6.68 Baik
memiliki
tanggung
67

jawab dan
toleransi yang
baik dalam
menjalankan
tugas
pendamping
selalu
6 bertanggung 0 0 12 36 32 80 340 6.8 Baik
jawab atas
pekerjaannya
Pendamping
memakai
seragam
7 kantor sesuai 1 1 8 34 32 80 339 3.78 Baik
dengan
ketentuan
yang ada
Pendamping
Kantor selalu
menggunakan
jam kerja 2
8 3 12 21 42 80 338 6.76 Baik
dengan baik
agar hasil
kerja
memuaskan.

Pendamping
Kantor bekerja
sesuai aturan
9 0 0 12 36 32 80 340 6.8 Baik
yaitu lima hari
kerja dalam
satu minggu

Pegawai
Kantor selalu
mengerjakan
10 2 1 5 36 36 80 343 6.86 Baik
tugas sesuai
dengan tugas
dan fungsinya
Sumber: Data yang diolah Peneliti, 2023
68

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata untuk variabel

peran pendamping termasuk dalam kategori pernyataan yang baik, namun

terdapat pernyataan yang memiliki nilai pernyataan yang sangat baik yaitu pada

pernyataan nomor 7 dengan skor indeks 6,86. Hal tersebut menunjukan bahwa

pendamping memakai seragam kantor sesuai dengan ketentuan yang ada, tentu

hal tersebut merupakan cara meningkatkan disiplin kerja pendamping dalam

bekerja dan meningkatkan Kepuasan Masyarakat.

3. Kepuasan Masyarakat

Tabel 14.4.3Hasil Statistik Deskriptif Kepuasan Masyarakat Jawaban


Responden

ST
TS KS S SS Rata-
No Pernyataan S N Skor Kategori
rata
1 2 3 4 5
Kedisiplinan
petugas dalam
1 0 1 4 41 34 80 348 6.96 Baik
memberikan
pelayanan
Prosedur
pelayanan
yang diberikan
mudah
2 1 0 4 36 39 80 352 7.04 Baik
dipahami,
tidak berbelit-
belit dan
sederhanan
Pendamping
tidak
melaksanakn
3 pelayanan 0 1 7 36 34 80 329 6.9 Baik
sesuai dengan
prosedur
pelayanan
4 pendamping 0 0 5 43 32 80 347 6.94 Baik
69

melaksanakan
pelayanan
sesuai dengan
SOP yang ada
pendamping
konsisten dan
tepat waktu
dalam
5 menjalankan 0 1 3 40 36 80 351 7.02 Baik
tugas sesuai
dengan
ketentuan
yang ada
pendamping
melaksanakan
6 tugas dengan 0 0 2 35 43 80 361 7.22 Baik
waktu yang
ada
pendamping
bertanggung
jawab dan
7 konsisten 0 0 0 41 39 80 3539 7.18 Baik
dalam
memberikan
pelayanan
Kecepatan
pelayanan
terhadap
8 0 2 41 37 80 335 7.1 Baik
jadwal waktu 0
pelayanan
yang diberikan
Kesesuaian
persyaratan
dengan jenis
9 pelayanan 4 3 7 31 35 80 330 6.6 Baik
yang
diperlukan
masyarakat
10 Persyaratan 3 18 23 16 20 80 272 5.44 Baik
pelayanan
tidak
70

mempersulit
masyarakat
Sumber: Data yang diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel 4.2.1 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata untuk

variabel kepuasan masyarakat termasuk dalam kategori pernyataan baik, namun

terdapat pernyataan yang memiliki nilai pernyataan yang sangat baik yaitu pada

pernyataan nomor 6 dengan skor indeks 7,22. Hal tersebut menunjukan bahwa

Pendamping melaksanakan tugas dengan tepat waktu berpengaruh terhadap

kepuasan masyarakat.

4.1.4 Uji Instrument

4.1.4.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Instrumen tersebut memiliki validitas yang baik dengan mebandingkan

nilai r hitung dengan r tabel dengan menggunakan responden sebanyak 80

orang. Nilai r tabel dengan taraf signifikan a = 0,05 (5%), df = (80 - 2) = 78,

maka rtabel = 0,201 dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka kuesioner atau

indikator dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel

berikut:
71

Tabel 15.4.4 Validitas Kualitas Pelayanan Publik

Item Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan


X1.1 0,794 0,201 Valid
X1.2 0,641 0,201 Valid
X1.3 0, 641 0,201 Valid
X1.4 0,799 0,201 Valid
X1.5 0,641 0,201 Valid
X1.6 0,692 0,201 Valid
X1.7 0,659 0,201 Valid
X1.8 0,799 0,201 Valid
X1.9 0,666 0,201 Valid
X1.10 0,641 0,201 Valid
Sumber: Data yang diolah Peneliti, 2023

Tabel 16.4.5 Peran Pendamping

Item Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan


X2.1 0,571 0,201 Valid
X2.2 0,531 0,201 Valid
X2.3 0,501 0,201 Valid
X2.4 0,489 0,201 Valid
X2.5 0,615 0,201 Valid
X2.6 0,462 0,201 Valid
X2.7 0,464 0,201 Valid
X2.8 0,615 0,201 Valid
X2.9 0,512 0,201 Valid
X2.10 0,539 0,201 Valid

Sumber: Data yang diolah Peneliti, 2023

Tabel 17.4.6 Kepuasan Masyarakat

Item Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan


Y.1 0,473 0,201 Valid
72

Y.2 0,545 0,201 Valid


Y.3 0,480 0,201 Valid
Y.4 0,442 0,201 Valid
Y.5 0,533 0,201 Valid
Y.6 0,399 0,201 Valid
Y.7 0,486 0,201 Valid
Y.8 0,455 0,201 Valid
Y.9 0,535 0,201 Valid
Y.10 0,333 0,201 Valid
Sumber: Data yang diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel di atas hasil uji validitas memperlihatkan nilai r

hitung dari setiap indikator lebih besar dibandingkan nilai r tabel, dimana nilai r

tabel yaitu 0,201 sehingga indikator dari variabel Kualitas Pelayanan Publik

(X1), Peran Pendamping (X2) dan Kepuasan Masyarakat (Y) dinyatakan valid

sebagai alat ukur variabel penelitian.

4.1.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau tingkat

kehandalan indikator atau kuesioner apabila digunakan kembali sebagai alat

ukur variabel. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai alpha

cronbach’s variabel dengan standar 0,05, apanila nilai alpha melebihi 0,05

maka indikator atau kuesioner dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 18.4.7 Hasil Uji Reliabilitas


73

Variabel Nilai Alpha Realibility Keterangan


Kualitas Pelayanan
0,884 0,6 Reliabel
Publik
0,706 0,6 Reliabel
Peran Pendamping
0,695 0,6 Reliabel
Kepuasan Masyarakat
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2023

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel bebas yang terdiri

dari Kualitas Pelayanan Publik (X1), Peran Pendamping (X2) dan Kepuasan

Masyarakat (Y) masing-masing memiliki nilai cronbach’s alpha yang lebih

besar dari r tabel dengan tingkat signifikansi uji dua arah yaitu 0,6. Kondisi ini

menunjukan bahwa seluruh variabel tersebut reliable dan dapat digunakan

untuk analisis selanjutnya.

4.1.5.Uji Asumsi Klasik

4.1.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam model

regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Apabila variabel tidak berdistribusi secara normal

maka hasil uji statistic akan mengalami penurunan.

Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample

Kolmogorov-Smirnov yaitu dengan ketentuan apabila nilai signifikan diatas

0,05 maka data terdistribusi normal. Sedangkan jika hasil One Sample

Kolmogorov-Smirnov menunjukan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data


74

tidak terdistribusi normal. Menurut Santoso (2012:393), menjelaskan output

test of normality, yaitu:

a. Pedoman pengambilan keputusan : Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka

data berdistribusi normal.

b. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji statistic Kolmogorov-

smirnov (K-S) dituangkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3.1 One Sample Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 80
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. 2.88014066
Deviation
Most Extreme Absolute .048
Differences Positive .048
Negative -.047
Test Statistic .048
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2023

Dari tabel 4.3.1 yang dikelola peneliti dengan menggunakan SPSS 24,

dapat dilihat nilai signifikansi Asymp.Sig (2-tailed) yaitu 0,200 > 0,05.

Berdasarkan diambilnya keputusan pada uji normalitas Kolmogorov-smirnov

dengan demikian data berdistribusi normal. Oleh sebab itu diasumsikan bahwa

telah terpenuhinya normalitas pada model regresi.


75

4.1.5.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi dikatakan baik jika tidak adanya korelasi antar

variabel independennya. Pendeteksian ada atau tidaknya gejala multikolinieritas

pada model regresi dapat melalui berbagai cara, diantaranya:

1. Melihat nilai eigenvalue dan condition index

2. Melihat variance inflating factor (VIF) dan nilai toleransi, serta

3. Melihat nilai korelasi antar variabel independen

Uji multikolinieritas dapat terlihat dari VIF dan nilai tolerance melalui

software SPSS. Setiap pelaksanaan uji statistic tentu terdapat dasar diambilnya

suatu keputusan. Dalam uji multikolinieritas terhadap VIF dan tolerance ini

menggunakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Pedoman keputusan berdasarkan nilai tolerance

a. Apabila nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas pada

model regresi.

b. Apabila nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinieritas pada model

regresi.

2. Pedoman keputusan berdasarkan nilai VIF

a. Apabila nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikolenieritas pada

model regresi.
76

b. Apabila nilai VIF > 10,00 maka terjadi multikolinieritas pada model

regresi.

Asumsi multikolinieritas menyatakan bahwa variabel bebas haru

terbebas dari korelasi yang tinggi antara variabel bebas. Jika ada korelasi yang

tinggi diantara variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas

terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu sehingga model regresi yang

diperoleh tidak valid. Uji multikolinieritas dapat diketahui dengan melihat nilai

VIF (Variance Infaltion Factor). Hasil uji multikolinieritas dapat diketahui

melalui tabel berikut:

Tabel 19.4.8 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Toleran
Model ce VIF
1 (Constant)

Kualitas .996 1.004

PeranPendamping .996 1.004

Sumber: Data yang diolah peneliti, 2023

Berdasarlan tabel 4.3.2 di atas “Coefficients” pada “Collinearity

Statistics” terlihat nilai VIF untuk Kualitas Pelayanan (X1) dan Disiplin Kerja

(X2) yaitu 1,117 < 10,00 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi

gejala multikolinieritas pada model regresi.

4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas


77

Bagian dari pengujian asumsi klasik pada analisis regresi yang bertujuan

untuk menguji ada tidaknya ketidaksamaan variasi dari nilai residual dalam

model regresi dari pengamatan yang satu ke yang lainnya merupakan uji

heteroskedastisitas. Apabila variance residual dari pengamatan yang satu ke

pengamatan yang lainnya bersifat tetap, maka dinamakan homoskedastisitas,

dan sebaliknya apabila variance nilai residual dari pengamatan satu ke lainnya

berbeda maka dinyatakan heteroskedastisitas model regresi dikatakan baik jika

tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Pendeteksian ada atau tidak adanya gejala heteroskedastisitas pada

model regresi yaitu melalui uji glejser, di mana prinsip kerjanya dengan

meregresikan variabel independen terhadap nilai Abs_RES (Absolute residual).

Adapun rumus persamaan regresi yaitu ǀUtǀ = a + BXt +vt. Dasar diambilnya

keputusan pada uji heteroskedastisitas melalui uji glejser yaitu:

1. Apabila nilai Sig. > 0,05, maka kesimpulannya yaitu tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas pada model regresi.

2. Apabila nilai Sig. < 0,05, maka kesimpulannya yaitu terjadi gejala

heteroskedastisitas pada model regresi.

Hasil uji glejser pada tabel berikut, seluruh variabelnya mempunyai nilai

> 0,05 artinya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.

Tabel 20.4.9 Uji Heteroskedastisitas


78

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.831 2.405 1.177 .243
Kualitas .036 .039 .103 .913 .364
Peran -.049 .051 -.109 -.964 .338
Pendamping
a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Data yang diolah peneliti, 2023

Berasarkan hasil tabel diatas bahwa untuk Kualitas Pelayanan Publik(X1)

sebesar 0,364 Peran Pendamping (X2) sebesar 0,338 yang artinya > 0,05,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

4.1.6 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen, berikut

pengujian hipotesis antara lain:

4.1.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistic t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual yang mmjelaskan variasi

variabel dependen.
79

Tabel 21.4.10 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 19.700 3.794 5.192 .000
Kualitas .133 .062 .206 2.140 .003
Peran .401 .080 .482 4.996 .000
Pendamping
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2023

Berdasarkan hasil uji t di atas, dapat diketahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen secara parsial (individual) terhadap variabel dependen

sebagai berikut:

1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik terhadap Kepuasan Masyarakat

Dari uji t pada tabel diatas diketahui nilai signifikan untuk pengaruh kualitas

pelayanan publik (X1) terhadap kepuasan masyarakat (Y) adalah 0,000 < 0,05

dan nilai t hitung 2.140> nilai t tabel 1,664. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

kualitas pelayanan publik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

masyarakat.

2. Pengaruh Peran Pendamping terhadap Kepuasan Masyarakat

Dari hasil uji t pada tabel diatas diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh

Peran Pendamping terhadap kepuasan masyarakat adalah 0,003 < 0,05 dan nilai

t hitung 4.996 > nilai t tabel 1,664. Sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin

kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan masyarakat.


80

4.1.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F menunjukan apakah semua variabel independen atau variabel

bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau variabel terikat. Uji F digunakan untuk

memenuhi semua pengaruh variabel independen yang diujikan pada tingkat

signifikan 5%.

Tabel 22.4.11 Uji Signifikansi Simutan (Uji F)

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 264.066 2 132.033 15.514 .000b
Residual 655.322 77 8.511
Total 919.387 79
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2023

Hasil uji nilai F hitung yang diperoleh 15,514 sedang nilai F tabel

sebesar 3,96 maka dapat diketahui nilai F hitung > F tabel, dengan tingkat

signifikan 0,000 < 0,05, maka variabel kualitas pelayanan publik dan variabel

peran pendamping secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif

terhadap kepuasan masyarakat.

4.1.7 Uji Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2016:95) koefisien determinasi (R2) pada dasarnya

untuk mengukur seberapa jauh model deskriptif kuantitatif dalam menjelaskan

variabel dependen serta untuk mengetahui seberapa kuat hubungan variabel


81

bebas terhadap variabel terikat dapa dilihat pada nilai koefisien korelasi dan

koefisien determinasi seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 23.4.12 Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .536 a
.287 .269 2.917
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2023

Dari tabel di atas nilai Adjuste R Square sebesar 0,269 atau 26,9%, yang

artinya variabel pelayanan public dan peran pendamping mampu

mempengaruhi perubahan variabel kepuasan masyarakat, sedangkan 73,1%

merupakan faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Untuk

menafsirkan tingkat koefisien korelasi dilakukan dengan kriteria sebagai

berikut:

Tabel 24.4.13 Tabel Interval Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah


0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiono (2016)
82

Hasil analisis regresi berganda diatas didapatkan nilai R koefisien

korelasi berganda (R) sebesar 0,525, hal ini menunjukan bahwa antara variabel

bebas dan variabel terikat mempunyai tingkat hubungan dalam kategori sedang.

4.1.8 Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian persyaratan analisis klasik dasar regresi yang telah dilakukan

sebelumnya memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang terlibat

didalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan asumsi klasik tersebut.

Metode statistic yang dipakai dalam pembentukan hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat merupakan regresi linier berganda. Jika jumlah

variabel bebasnya > 1, maka analisis regresi memakai persamaan regresi linier

berganda, seperti dalam persamaan berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y : Volume penjualan

a : Konstanta

B1,2,3 : Koefisien Regresi

X1 : Kualitas Pelayanan

X2 : Disiplin Kerja

e : error / variabel pengganggu


83

Analisis yang dipakai yaitu analisis regresi berganda dengan bantuan

software SPSS IBM statistic 24 diperoleh hasil perhitungan yang tampak pada

tabel berikut:

Tabel 25.4.14 Hasil Analisis regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 19.700 3.794 5.192 .000
Kualitas .133 .062 .206 2.140 .003
Peran .401 .080 .482 4.996 .000
Pendamping
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2023

Dari tabel di atas dapat di rumuskan suatu persamaan regresi untuk

mengetahui pengaruh kualitas pelayanan publik dan peran pendamping

terhadap kepuasan masyarakat sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = 19,700 + 0,133 X1 + 0,401X2 + e

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Konstanta memiliki nilai sebesar 19.700 menyatakan bahwa jika variabel

independen yaitu kualitas pelayanan publik dan peran pendamping bernilai

konstan, maka kepuasan masyarakat akan mengalami peningkatan sebesar

19.700 satuan.

2. Hasil koefisien regresi X1 yaitu 0,274, artinya setiap bertambahnya satu

satuan pada variabel kualitas pelayanan publik dan variabel lainnya dianggap
84

konstan maka akan meningkatkan kepuasan masyarakat pada Kantor Balai

Desa Cimohong sebesar 0,133 dengan nilai standar error lebih kecil yaitu

sebesar 0,062.

3. Hasil koefisien regresi X2 yaitu 0,309 berarti setiap bertambahnya satu

satuan pada variabel disiplin kerja dan variabel lainnya dianggap konstan

maka akan meningkatkan kepuasan masyarakat pada Kantor Balaidesa

Cimohong sebesar 0,401 dengan nilai standar error lebih kecil yaitu sebesar

0,080.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji Pengaruh Kualitas Pelayanan dan

Peran Pendamping Terhadap Kepuasan Penyaluran Bantuan PKH. Berdasarkan

analisis yang telah dipaparkan maka akan dibahas hasil penelitiannya yaitu:

1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kualitas

pelayanan publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

Penyaluran Bantuan PKH. hal ini ditunjukan dengan hasil nilai signifikan

adalah 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 2.140> nilai t tabel 1,664.. Berdasarkan

hasil tersebut dapat diartikan bahwa kualitas pelayanan publik berpengaruh

signifikan dan positif terhadap kepuasan Penyaluran Bantuan PKH di desa

Sidamulya.
85

Kualitas Pelayanan publik dilihat dari sudut pandang persepsi masyarakat

bukan dari pihak penyelenggara atau penyedia layanan, karena masyarakat yang

merasakan pelayanan yang diberikan sehingga masyarakat yang harus menilai

dan menentukan kualitas pelayanan publik. Kualitas pelayanan publik

dikatakan memuaskan jika layanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas

layanan yang diharapkan. Pelayanan Penyaluran Bantuan PKH terhadap

masyarakat harus berkualitas. Setiap pegawai dalam memberikan pelayanan

mengutamakan aspek pelayanan yang sangat mempengaruhi perilaku orang

yang mendapatkan pelayanan sehingga diperlukan kemampuan dari setiap

pegawai untuk melayani masyarakat sesuai dengan tingkat penyerapan,

pengertian, ketidak sesuaian atas berbagai hal bentuk pelayanan yang tidak

diketahuinya. Hal ini memerlukan adanya penjelasan yang bijaksana,

mendetail, mengarahkan dan membujuk agar menyikapi segala bentuk-bentuk

prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu instansi, sehingga

bentuk pelayanan mendapat respon positif.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Siti Anisa (2018) dengan judul

“Pengaruh Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyarakat di Kantor Desa

Helvetia”. Hasil penelitian menunjukan kualitas pelayanan memiliki pengaruh

positif terhadap kepuasan masyarakat dibuktikan dengan hasil uji t dengan nilai

thitung 6,382 > ttabel 1,99085 pada taraf signifikan 5%.


86

2. Pengaruh Peran Pendamping Terhadap Kepuasan Masyarakat

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa variabel Peran Pendamping

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan Penyaluran Bantuan

PKH. hasil analisis dibuktikan dengan nilai signifikan 0,003 < 0,05 dan nilai t

hitung 4.996 > nilai t tabel 1,664 maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya

bahwa variabel bebas disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan Penyaluran Bantuan PKH di desa Sidamulya.

Peran pendamping adalah peran dimana seseorang atau sekelompok orang

memberikan dukungan, bantuan dan pengarahan kepada individu atau

kelompok yang membutuhkan dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu.

pendamping dapat membantu dalam berbaga hal seperti mengakses layanan

kesehatan, soial, dan pendidikan, memberikan dukungan emosional,

memberikan informasi, serat membantu dalam proses pengembalian keputusan.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Anisyani Siti Noor Halimah

(2019)b dengan judul “Peran Pendaming Program Keluarga Harapan (PKH)

dalam Miningkatkan Kesejahteraan Kelurga di Desa Suradadi

KecamatanSayung Kabupaten Demak”. Hasil Penelitian menunjukan Peran

Pendamping Program Kelurga Harapan memiliki pengaruh dan signifikan

dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.


87

3. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik dan Peran Pendamping Terhadap

Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan diketahui Pengaruh Kualitas

Pelayanan publik dan Peran Pendamping berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan Penyaluran Bantuan PKH. 15,514 sedang nilai F tabel

sebesar 3,96 maka dapat diketahui nilai F hitung > F tabel, dengan tingkat

signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, begitupun dengan

signifikansi 0,000 < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha dapat diterima. Artinya

variabel kualitas pelayanan publik, peran pendamping secara bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap kepuasan Penyaluran Bantuan PKH


88

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas

pelayanan publik dan disiplin kerja terhadap kepuasan masyarakat, maka dapat

diambil kesimpilan sebagai berikut:

1. Variabel kualitas pelayanan publik (X1) berpengaruh signifikan dan positif

terhadap kepuasan masyarakat (Y) hal ini ditunjukan dengan hasil nilai

signifikan adalah 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 2.140> nilai t tabel 1,664..

Berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa kualitas pelayanan publik

berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan Penyaluran Bantuan

PKH di desa Sidamulya.

2. Variabel Peran Pendamping berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan Penyaluran Bantuan PKH. hasil analisis dibuktikan dengan nilai

signifikan 0,003 < 0,05 dan nilai t hitung 4.996 > nilai t tabel 1,664 maka

Ho ditolak dan H1 diterima artinya bahwa variabel bebas disiplin kerja

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Penyaluran

Bantuan PKH di desa Sidamulya.

3. Variabel Pengaruh Kualitas Pelayanan publik dan Peran Pendamping

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan Penyaluran Bantuan

PKH. 15,514 sedang nilai F tabel sebesar 3,96 maka dapat diketahui nilai F

hitung > F tabel, dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak
89

dan Ha diterima, begitupun dengan nilai signifikansi 0,000 < α 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel kualitas pelayanan publik

(X1), peran pendamping (X2) secara bersama-sama mempunyai pengaruh

terhadap kepuasan Penyaluran Bantuan PKH di desa Sidamulya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh,

maka penulis dapat memberi saran sebagai berikut:

1. Pegawai atau pendamping Bantuan PKH di desa Sidamulya membuat kantor

sendiri dan masyarakat akan lebih mudah ketika menemui pegawai yang

bersangkutan.

2. Pegawai atau pendamping Bantuan PKH diharapkan lebih meningkatkan

kepuasan masyarakat dengan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, dan pegawai yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi nantinya

akan mendapatkan insetif agar pegawai disiplin dalam menjalankan tugas

yang telah dibebankan kepada setiap pegawai.


90

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2019. Mengukur Kualitas Layanan dengan Indeks Kepuasan, Metode

Importeance-Performance Analysis (IPA) dab Model Kano. STIE YKPN

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Batinggi, Ahmad, 2011. Manajemen Pelayanan Umum. Universitas Terbuka. Jakarta.

Danu Setiawan. 2017. Pengaruh Disiplin Kerja dan Profesionalisme Terhadap

Kualitas Pelayanan Publik. Bekasi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita

Bangsa.

Dessler, Gary. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba.

Febriansyah. 2017. Pengaruh Disiplin dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan Operasional PT. Kereta Api Indonesia. Palembang.

Universitas Muhammadiyah Palembang.

Hardiyansyah. 2018. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media

Hasibuan, M.S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Misa Marlina. 2020. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kinerja Pegawai Terhadap

Kepuasan Masyarakat. Batam. Universitas Putra Batam.

Rusydi, Mhd. 2017. Custumer Excellence. Gosven Publishing: Yogyakarta.

Syamsuddinor. 2014. Pengaruh Pemberian Insentif dan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. Ben Line Agencies (BLA). Banjarmasin. STIMI.

Vol. 6. No 1. Banjarmasin.

Silaen, Sofar. 2018. Metodologo Penelitian Sosial untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.

Bandung: In Media.
91

Simamora, Henry. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Salemba.

Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung.

Alfabeta.

Sutrisno, E. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PrenadaMedia Grup

Wahdianor. 2020. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik dan Disiplin Kerja Terhadap

Kepuasan Masyarakat. Kalimantan. Universitas Islam Kalimantan Muhammad

Arsyad Al-Banjari.

Widya Arum Vellayati. 2018. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik dan Disiplin

Kerja Terhadap Kepuasan Masyarakat. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta.


92

Anda mungkin juga menyukai