Anda di halaman 1dari 68

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sistem Pembelajaran di

SMK Berbasis Pondok Pesantren


(Studi Kasus : SMK Ma’arif NU 01 Kembaran, Kab. Banyumas)

TESIS

Diajukan Kepada Pengelola


Program Pasca Sarjana Magister Manajemen
STIE Bank BPD Jateng untuk memenuhi syarat guna
Memperoleh derajat S-2 Magister Manajemen

Oleh:
ROSDIANA MAWARDIASIH
NIM : 22190918

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
BANK BPD JATENG
SEMARANG
2021
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP SISTEM
PEMBELAJARAN DI SMK BERBASIS PONDOK PESANTREN
(Studi Kasus : SMK Ma’arif NU 01 Kembaran, Banyumas)

TESIS

Oleh:

Rosdiana Mawardiasih

NIM : 22910918

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji


Magister Manajemen STIE Bank BPD Jateng

Semarang, 03 Agustus 2021

Pembimbing

Dr. Widhy Setyowati, M.M., Akt.

NIDN. 0603036102

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Rosdiana Mawardiasih


Judul Tesis : Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sistem
PembelajaranDi Smk Berbasis Pondok Pesantren
Studi Pada SMK Ma’arif Nu 01 Kembaran, Banyumas
NIM : 22190918
Program Studi : Magister Manajemen

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada Tanggal 20 bulan Agustus 2021 dan dinyatakan lulus serta
Memenuhi syarat untuk diterima

Susunan Dewan Penguji:

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Dr. Widhy Setyowati, M.M., Akt. ……………….....

2. Dr. Dwi Suryanto Hidayat, S.E., M.M. ……………….....

3. Yohanna Kus Suparwati, S.E., M.Si. ………………...…

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Magister Manajemen

Dr. Fitri Lukiastuti, S.E., M.M.


NIDN 0611126901

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Mahasiswa : Rosdiana Mawardiasih
NIM : 22190918
Menyatakan bahwa TESIS dengan judul:

“Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sistem Pembelajaran


Di Smk Berbasis Pondok Pesantren
Studi Pada SMK Ma’arif Nu 01 Kembaran, Banyumas”

adalah hasil karya saya dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar sarjana maupun Master di STIE Bank BPD Jateng atau
Perguruan Tinggi lain dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebukan
dalam daftar pustaka.
Saya mengakui bahwa karya Tesis ini dapat dihasilkan berkat bimbingan dan
dukungan penuh dari Pembibing yaitu Dr. Widhy Setyowati, M.M., Akt.
Apabila di kemudian hari ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan pernyataan,
saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 16 Agustus 2021

Rosdiana Mawardiasih

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal penelitian tesis dengan judul “DAMPAK
PANDEMI COVID-19 TERHADAP SISTEM PEMBELAJARAN DI SMK
BERBASIS PONDOK PESANTREN”.
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi syarat dalam
mencapai derajat Magister Manajemen pada Program Studi Pasca Sarjana STIE
BANK BPD JATENG.
Di dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulisan tesis ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang sebesar
besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada semua
pembimbing maupun penguji yangbersangkutan. Penulis menyadari bahwa tesis
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran beserta kritikan yang membangun
sangat diharapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 16 Agustus 2021

Rosdiana Mawardiasih

v
MOTTO

1. Hidup untuk menghidupi.


2. Hidup sebenarnya sangat sederhana. Kita tidak perlu membuatnya menjadi
sangat rumit.
3. Angkatlah kesedihan menjadi kekuatanmu. Tunjukkan pada dunia bahwa
kamu kuat, bukan manusia lemah.

vi
PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam, dengan telah diselesikannya Tesis ini

Penulis mempersembahkannya kepada:

1. Keluarga besar penulis yang telah senantiasa memberi support luar biasa

saat pengerjaan Tesis ini

2. Segenap Citivas akademika kampus STIE Bank BPD Jateng dan dosen

Pembimbing Tesis ibu Dr. Widhy Setyowati, M.M., Akt yang sudah

memberikan bimbingan dan support luar biasa sehingga Tesis ini dapat

terselesaikan dengan baik.

3. Keluarga besar SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto yang telah memberi

semangat dan dukungan yang luar biasa sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tesis dengan baik.

4. Keluarga besar MM 26 Kelas Karyawan STIE Bank BPD Jateng yang

telah banyak memberi support sehingga dapat terselesaikan Tesis ini.

5. Keluarga besar SMK Ma’arif NU 1 Kembaran sebagai tempat studi kasus.

vii
ABSTRAK

Pandemi covid-19 mengharuskan semua siswa untuk belajar dirumah


dengan menggunakan metode belajar daring. Hal tersebut yang nantinya akan
dijadikan keharusan bagi para siswa untuk mengerti dan dapat mengikuti
pelajaran setiap harinya dengan metode daring tersebut. Hal berbeda yang
dirasakan oleh siswa SMK yang seharusnya mendapat materi kejuruan secara
praktek untuk dapat memahami implementasi dari materi teori dan praktek
yang sudah didapatkan. Disamping itu, siswa SMK juga dituntut untuk menjadi
lulusan yang siap kerja dengan kejuruan yang sudah dimiliki. Tujuan penelitian
yaitu untuk mencari berbagai dampak dari pembelajarn daring akibat adanya
covid-19. Adapun solusinya yaitu membantu dalam proses pembelajaran secara
daring ini, contohnya seperti memberikan bantuan kuota kepada siswa dari
pemerintah dengan cara operator dapodik melakukan mengecek ulang data
nomor handphone siswa yang aktif dan memperbaikinya agar dapat diajukan
permohonan bantuan kuota terhadap pemerintah.

Kata Kunci: COVID-19, Belajar mengajar, Pembelajaran Jarak Jauh.

viii
ABSTRACT

The COVID-19 pandemic requires all students to study at home using


online learning methods. This will later become a necessity for students to
understand and be able to follow lessons every day with the online method.
Different things are felt by vocational students who should receive practical
vocational material to be able to understand the implementation of the
theoretical and practical material that has been obtained. In addition,
vocational students are also required to become graduates who are ready to
work with the vocational they already have. The purpose of the study was to
find out the various impacts of online learning due to the Covid-19 pandemic.
The solution is to help in this online learning process, for example, by
providing quota assistance to students from the government by means of
dapodik operators rechecking the data of active student mobile numbers and
correcting them so that requests for quota assistance can be submitted to the
government.

Keywords: COVID-19, Teaching and learning, Distance Learning.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii


HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii
HALAM PERNYATAAN KEASLIAN TESIS……………………………. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………… v
HALAMAN MOTTO............................................................................. vi
HALAM PERSEMBAHAN………………………………………………... vii
ABSTRAK………………………………………………………………….. viii
ABSTRACT…………………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori................. .................................................... 4
2.2 Kajian Teori................................................................... 4
2.3 Kerangka Pikir................................................................ ....... 6
2.4 Penelitian Terdahulu.................................................. ............ 7
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................... 10
3.2 Informan Penelitian .............................................................. 12
3.3 Fokus Penelitian .................................................................. 12
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................. 12
3.5 Teknik Analis Data .............................................................. 13
3.6 Teknik Keabsahan Data ....................................................... 14
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis ....................................................................... 16
4.2 Kabupaten Pendidikan ................................................................. 16

x
4.3 Gambaran Umum SMK Ma’arif NU 1 Kembaran......................... 17
V. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
5.1 Pembahasan hasil Penelitian ......................................................... 18
5.2 Pembahasan.................................................................................... . 21
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan.................................................................................... . 26
6.2 Saran.................................................................................... ............. 27
DAFTAR PUSTAKA

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ....................................................................... 7


Gambar 4.1 Gambaran Letak Kabupaten Banyumas ................................. 16
Gambar 4.2 Jumlah Data Sekolah Kabupaten Banyumas. ........................ 16
Gambar 4.3 Gambaran letak SMK Ma’arif NU 01 Kembaran ................. 17

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Hasil Wawancara


Lampiran 2 Laporan Hasil Observasi

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandemi akibat wabah Covid-19 kini sedang terjadi di beberapa
negara di dunia termasuk Indonesia. Penyebaran virus Coid-19 tersebut sangat
cepat hingga beberapa negara yang ada di penjuru dunia mengalami krisis
kesehatan. Bukan hanya krisis kesehatan, namun adanya pandemi covid-19
juga berdampak pada beberapa sektor penting seperti sektor ekonomi, sektor
pendidikan khususnya di Indonesia. Dunia pendidikan menjadi terganggu
akibat pandemi covid-19 (Purwanto dkk, 2020:1). Di Indonesia, pemerintah
khususnya Menteri pendidikan telah mengeluarkan Surat Edaran Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Covid-19 yang diperkuat lagi
dengan Surat Edaran Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-
19. Dalam surat edaran tersebut, menjelaskan bahwa belajar di rumah memiliki
tujuan sebagai terpenuhinya hak-hak peserta didik untuk mempunyai pelayanan
saatmasa darurat covid-19.Dengan dikeluarkannya Surat Edaran dan peraturan
tersebut, maka guru dan siswa wajib untuk dapat melaksanakan pembelajaran
dari rumah. Sistem pembelajaran dari rumah serta dengan sistem belajar daring
atau jarak jauh adalah sistem pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara
tidak berkumpul di satu lokasi yang sama melainkan dapat dilaksanakan
dimanapun selain di sekolah dengan memanfaatkan teknologi dan jaringan
internet. Dalam sistem PJJ ini, yang harus dapat menggunakan teknologi yang
terhubung dengan jaringan internet demi dapat melaksanakan pembelajaran
secara online (daring). Dalam hal tersebut, guru dituntut untuk dapat
melakukan sistem pengajaran secara daring. Selain itu, kemampuan guru dan
para siswa dalam penggunaan perangkat belajar daring juga sangat diperlukan.
Mengingat dalam metode pembelajaran daring tersebut, segala kompetensi
indikator maupun kompetesi dasar dari seluruh materi haruslah tersampaikan

1
2

dengan baik sehingga proses belajar mengajar menggunakan metode daring


tersebut dapat dikatakan berjalan efektif. Dalam pelaksanaan sistem belajar
dirumah yang dilaksanakan dengan menggunakan metode belajar dalam
jaringan (daring), memiliki berbagai masalah muncul dan dirasakan baik oleh
guru, siswa ataupun wali murid. Kendala tersebut sangat bervariasi mulai dari
kendala keterbatasan dalam penggunaan teknologi, kendala jaringan hingga
kendala financial.
Saat pelaksanaan pembelajaran daring oleh guru atau tenaga pendidik
guru juga dituntut untuk merombak kembali rencana pembelajaran pada sistem
pendidikan disekolah secara langsung digantikan dengan metode daring. Selain
itu, guru dan tenaga pendidik juga akan mengalami kendala saat melihat
potensi dan kemampuan siswa yang berbeda sehingga harus dapat
menyesuaikan penyampaian materi dengan cara yang berbeda dengan cara
mengajar secara langsung di sekolah agar dapat dimengerti oleh seluruh siswa
dan proses pembelajaran daring dapat berlangsung secara efektif.
Pandemi covid-19 mengharuskan semua siswa untuk belajar dirumah
dengan menggunakan metode belajar daring. Hal tersebut yang nantinya akan
dijadikan keharusan bagi para siswa untuk mengerti dan dapat mengikuti
pelajaran setiap harinya dengan metode daring tersebut. Hal berbeda yang
dirasakan oleh siswa SMK yang seharusnya mendapat materi kejuruan secara
praktek untuk dapat memahami implementasi dari materi teori dan praktek
yang sudah didapatkan. Disamping itu, siswa SMK juga dituntut untuk menjadi
lulusan yang siap kerja dengan kejuruan yang sudah dimiliki.
Hal tersebut dikarenakan adanya peraturan dari pemerintah indonesia
diadakanya pembatasan kegiatasn sosial selama pandemi covid-19 yang
berdampak pada penutupan pondok pesantren secara sementara oleh yayasan
dan pengurus pondok pesantren guna mendukung kebijakan pemerintah
tersebut dalam rangka mengurangi penyebaran virus covid-19 di lingkungan
pondok pesantren menyusul dengan adanya penutupan sekolah yang sudah
terlebih dahulu dilaksanakan. Pengurus pondok hanya akan mengijinkan siswa
dan santri untuk menggunakan gadget mereka pada saat akan menghubungi
3

orang tua dan kerabat jika ada kepentingan dan keperluan yang memang
mengharuskan mereka berdiskusi dengan wali murid atau kerabat mereka. Hal
tersebut dilakukan juga dengan tujuan agar siswa dan santri pondok pesantren
tidak ketergantungan dengan gadget dan meminimalisir penyalahgunaan
gadget di lingkungan siswa sekolah serta pondok pesantren.
Dari penjelasan tersebut, pandemi covid-19 cukup mempunyai
dampak dalam dunia pendidikan yang membuat pemerintah menerapkan
kebijakan konsep belajar dirumah. Namun, dalam pelaksanaannya sistem
tersebut menemui banyak kendala seperti yang diinginkan baik dari sisi guru,
siswa ataupun wali murid.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Daring
Seiring dengan adanya perkembangan teknologi di era digital,
teknologi informasi saat ini memiliki pengaruh yang besar terhadap berbagai
sektor salah satunya dalam bidang pendidikan. Teknologi tersebut dapat
dimanfaatkan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dapat dikatakan
sebagai pengganti dari metode pembelajaran konvensional tersebut. Internet
yang telah dipadukan untuk dimanfaatkan atau dapat digunakan guna
melengkapi aktivitas pembelajaran (Ihsak, 2020). Pembelajaran dalam jaringan
atau daring adalah konsep belajar tanpa tatap muka secara langsung melainkan
dilakukan dengan menggunakan platform yang digunakan saat belajar secara
jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet. (Sofyana & Abdul,
2019:82).
Beberapa aplikasi yang dapat install pada gadget atau smartphone
yang saat ini banyak digunakan dalam mendukung kegiatan belajar mengajar
secara daring misalnya zoom dan lain sebagainya. Dalam hal tersebut,
pemmerintah juga ikut andil dalam menangani ketimpangan kegiatan belajar
mengajar selama pandemi covid-19 saat ini. Melansir dari laman resmi
Kemendikbud RI, ada 12 platform yang dapat diakses para pelajar untuk
belajar dari rumah yaitu (1) Meja Kita; (2) Zenius; (3) Google for education;
(4) Sekolahmu; (5) Ruang Guru; (6) Cisco Webex; (7) Microsoft office 365;
(8) Indonesiax; (9) Quipper school; (10) Icando; (11) Kelas Pintar; (12) Rumah
Belajar.

B. Kajian Teori
Secara sosiologi adanya pandemi covid-19 memunculkan banyak
perubahan sosial yang tidak terencana dan tidak dikehendaki oleh hamper
seluruh kalangan masyarakat. Perubahan sosial juga merupakan salah satu
kajian sosiologi yang paling dinamis.

4
5

Hal ini disebabkan karena perubahan yang terjdi terkadang tidak bisa dihindari.
Gillin John dan John Philip Gillin (Soerjono Soekanto, 1990:335)
menjelaskan perubahan sosial sebagai sebuah variasi dan cara hidup yang telah
diterima, baik karena adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideologi, atau karena adanya difusi ataupun
penemuan baru yang terjadi di masyarakat. Selain itu Selo Soemardjan juga
mengartikan perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan yang
terjadi dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan di suatu kelompok
masyarakat, yang dapat mempengaruhi sistem social dalam masyarakat
tersebut, termasuk di dalamnya yaitu nilai-nilai sikap dan pola perilaku antar
masyarakat.
Lewis A. Coser (dalam Garna, 1992;57) membicarakan tentang teori
fungsional yang digunakan untuk membahas masalah perubahan sosial.
Dikatakan bahwa masalah sosoal itu mencegah suatu pembekuan sistem sosial
dengan mendesak adanya tekanan inovasi dan kreatiitas, misalnya saja
penggunaan teknologi. Coser lebih menekankan pada akibat integratif bukan
pada akibat yang disintegratif. Selain itu melalui teori revolusi juga dijelaskan
bahwa budaya pada hakikatnya maju dengan pesat sehingga menyangkut
dasar-dasar dasar pokok huidup rakyat. Pada teori revolusi perubahan-
perubahan lebih dahulu ataun tidak direncanakan.
Menurut kamus Webster‟s New International penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal terpenting suatu
barang atau jasa. Hal terpenting suatu barang atau jasa yang berupa kejadian,
fenomena, dan gejala sosial. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan
alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu
situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke
lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada
waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat,
bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang
terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu
pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di
6

mana tingkah laku berlangsung. Misalnya dalam pendidikan peneliti ingin


mengetahui peran kepala sekolah dalam pembinaan guru. Peneliti harus
mendatangi suatu sekolah kemudian mengali informasi yang terkait dengan
peran kepala sekolah dalam pembinaan guru baik itu dari kepala sekolah, guru,
maupun dokumen sekolah (Mujahidin, 2019).
Dihubungkan dengan penelitian ini, dibahas mengenai perubahan
kehidupan masyarakat terkhusus mengenai proses sistem pembelajaran di
sekolah yang berubah menjadi belajar di rumah, disebabkan munculnya
pandemi covid19 sehingga masyarakat dipaksa untuk mampu menerima
perubahan yang terjadi. Perubahan sosial ini termasuk dalam perubahan sosial
yang tidak terencana dan terjadi secara cepat (revolusi) sehingga berpengaruh
terhadap perubahan kebiasaan serta pola perilaku masyarakat sehari-hari.

C. Kerangka Pikir
Sektor pendidikan menjadi salah satu yang terkenadampak serius dari
adanya wabah pandemi covid-19. Pembelajaran yang semula siswa hadir
langsung untuk mengikuti pembelajaran di dalam kelas di lingkungan sekolah
dialihkan menjadi pembelajaran online (daring), yang menuntut pelaku
pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan cepat dalam situasi seperti tersebut.
Proses pembelajaran secara daring idealnya tetap dapat mengakomodasi
kebutuhan belajar para siswa untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai
jenjang pendidikannya. Berikut adalah gambaran krangka pikir dari penelitian
ini.
7

Penyebaran Wabah Covid-19

Sistem Belajar Dari Rumah

Dampak dari penerapan sistem Kendala yang dihadapi selama


belajar di rumh sistem belajar di rumah
dilaksanakan
Implikasi/akibat dari sistem belajar di rumah:
a. Pembelajaran dirasa kurang efektif.
b. Kurangnya semangat belajar siswa
c. Kurangnya disipin siswa selama
belajar dari rumah
d. Berpengaruh terhadap pola interaksi
siswa
Kendala yang dialami selama proses
pembelajaran di rumah:
a. Ketersediaan jaringan
b. Ketersediaan kuota internet
c. Kecakapan siswa dalam memahami
materi pembelajaran
d. Terbatasnya ruang interaksi siswa
untuk mendiskusikan pelajaran
e. Tugas yang diberikan dirasa terlalu
banyak
Kurangnya kerjasama antara sekolah dan
orang tua

D. Penelitian Terdahulu
Fieka Nurul Arifa (2020) dengan judul “Tantangan Pelaksanaan
Kebijakan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Covid-19”. Dalam
penelitian tersebut dijelaskan bahwa masih terdapat banyak kendala
sehingga proses pembelajaran belum optimal. Upaya-upaya peningkatanpun
baiknya terus dilakukan tidak hanya dalam kondisi darurat seperti sekarang
ini tetapi juga dalam situasi normal sesuai dengan kebutuhan pelajar.
Selanjutnya Suci Zuriati (2020) dengan judul “Persepsi Siswa
Terhadap Pembelajaran Online di Masa Pandemi pada Sekolah Menengah
Atas Negeri Empat Tanjungpinang”. Dalam penelitian tersebut dijelaskan
bahwa proses belajar dari rumah melalui sistem belajar daring yang
8

merupakan dikatakan juga pendidikan jarak jauh walaupun belum dapat


dikatakan ideal namun telah memberikan dampak yang cukup relevan
terhadap pentingnya penguasaan dan penggunaan teknologi informasi dalam
dunia pendidikan.
Nurul Lailatul Khusniyah & Lukam Hakim (2019) “Efektifitas
Pembelajaran Berbasis Daring”. Kajian ini membahas dan menganalisi
efektifitas pembelajaran daring terhadap kemampuan mahasiswa dalam
memahami teks yang menggunakan Bahasa Inggris. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Nurul Lailatul Khusniyah & Lukam Hakim terdapat
persamaan dan perbedaan dari penelitian yang sedang peneliti lakukan.
Persamaan penelitian yang ditulis oleh penulis tersebut adalah sama-sama
membahas tentang pembelajaran Perbedaannya adalah penelitian yang
ditulis oleh saudara Nurul Lailatul Khusniyah & Lukam Hakim terfokus
pada efektifitas pembelajaran berbasis daring, sedangkan penelitian yang
sedang peneliti lakukan terfokus pada dampak pembelajaran daring.
Mirzon Daheri dkk (2020) “Efektifitas WhatsApp Sebagai
Media Belajar Daring”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran daring melalui aplikasi WhatsApp pada sekolah dasar
cenderung tidak efektif. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Mirzon
Daheri dkk dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan yaitu sama-sama
meneliti tentang pembelajaran daring di sekolah dasar. Sedangkan,
perbedaan dari penelitian Mirzon Daheri dkk dengan penelitian yang sedang
peneliti lakukan yaitu peneliti meneliti tentang implementasi model
pembelajaran daring pasa siswa kelas III sekolah dasar, sedangkan Mirzon
Daheri dkk meneliti tentang efektifitas whattsapp sebagai media belajar
daring.
Adapun perbedaan antara beberapa hasil penelitian di atas yaitu
padapenelitian oleh Fieka Nurul Arifa dijelaskan mengenai konsep
pembelajaran jarak jauh di masa darurat covid-19 yang dimana terdapat
kendala sehingga pembelajaran dirasa belum optimal. Juga dalam penelitian
oleh Suci Zuriati yang lebih menekankan mengenai persepsi atau pendapat
9

siswa tentang pembelajaran online di masa pandemi. Sedangkan dalam


penelitian ini mengarah kepada implikasi wabah covid-19 terhadap proses
belajar di rumah atau peralihan cara belajar mengajar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Alasan
memilih penelitian tersebut adalah untuk memberikan gambaran mengenai
dampak atau implikasi wabah covid-19 terhadap sistem pembelajaran
rumah pada siswa SMK Ma’arif NU1 Kembaran. Selain itu Metode
Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai suatu proses dalam
melaksanakan penelitian dan yang berdasarkan terhadap metodologi yang
bertujuan menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia,
metode kualitatif ini merupakan proses penelitian yang nantinya akan
menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan atau juga perilaku yang
dapat diamati dari orang-orang yang terlibat di dalamnya (Sugiyono,
2013). Pada penelitian ini akan menggunakan data primer. Data primer
yang digunakan adalah metode studi kasus observasi dan teknik
wawancara guna memperoleh informasi mengenai dampak pandemi
Covid-19 terhadap sistem pembelajaran dan kendala yang dihadapi dalam
sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan pemerintah saat ini
khususnya dampaknya terhadap siswa salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) berbasis pondok pesantren di Kabupaten Banyumas Jawa
Tengah.
Pemilihan informan dengan sendirinya perlu dilakukan secara
purposif (bukan secara acak) yaitu berdasarkan dengan apa yang diketahui
tentang variasi atau elemen yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian. Dengan kata lain, jika suatu penelitian sudah tidak ada
informasi yang diperlukan lagi (data yang diperoleh sudak dianggap
cukup) maka peneliti tidak perlu lagi melanjutkan pencarian informasi
atau mencari informan lain. Artinya jumlah sampel/ informan bisa jadi
sangat sedikit, tetapi bisa juga menjadi sangat banyak.

10
11

Hal tersebut sangat tergantung pada beberapa hal seperti pemilihan


informan, dan kompleksitas atau keragaman dari fenomena yang sedang di
kaji (pokok masalah penelitian). Jadi yang terpenting dalam sebuah
penelitian menggunakan metode kualitatif yaitu tuntasnya perolehan
informasi bukan jumlah sampel atau jumlah informan. Oleh karena itu
terdapat tiga tahap yang biasa dilakukan dalam pemilihan sampel atau
informan dalam penelitian kualitatif. Yang pertama yaitu pemilihan
sampel atau informan awal, apakah informan (untuk diwawancarai) atau
suatu situasisosial (untuk diobservasi). Lalu yang kedua adalah pemilihan
sampel atau informan lanjutan, yang digunakan untuk memperluas
informasi dan melacak seganap variasi informasi yang mungkin ada. Dan
yang ketiga yaitu menghentikan pemilihan sampel atau informan lanjutan
apabila sudah tidak muncul lagi informasi- informsi baru (Lune & Berg.
2017).
Dalam hal ini, yang menjadi responden penelitian yaitu 3 orang
guru, 3 orang peserta didik atau siswa yang juga berstatus sebagai santri di
pondok pesantren milik sekolah, 3 orang peserta didik atau siswa yang
tidak berstatus sebagai santri di pondok pesantren milik sekolah dan 6
orang tua atau wali siswa yang mejadi perwakilan dari masing-masing
responden.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah
fenomenologi. Alasan peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi
yaitu untuk menggambarkan fenomena yang ada saat ini terkait dengan
dampak wabah covid-19 terhadap sistem belajar di rumah pada siswa
SMK Ma’arif NU 01 Kembaran. Fenomenologi sendiri merupakan
pendekatan dari pengalaman manusia yang dipandang sebuah fenomena,
sebagaimana dideskripsikan oleh para partisipan dalam suatu studi.
12

B. Informan Penelitian
1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan terlibat
langsung dalam berbagai kegiatan yang akan dijadikan informasi pokok
yang diperlukan dalam penelitian Guru SMK Ma’arif NU 01 Kembaran.
Informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam
interaksi sosial yang sedang diteliti seperti Siswa SMK Ma’arif NU 01
Kembaran. Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan
beberapa informasi walaupun tidak secra langsung terlibat dalam interaksi
sosial yang sedang diteliti Seperti Orang tua wali siswa SMK Ma’arif NU
01 Kembaran.

C. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian yang dibuat yaitu:
a. Mendapatkan informasi mengenai dampak dari adanya wabah covid-19
terhadap proses sistem pembelajaran siswa menjadi belajar di rumah.
b. Mendapatkan informasi mengenai kendala yang dihadapi dari proses
pelaksanaan pembelajaran daring atau pembelajaran yang dilakukan dari
rumah selama masa pandemi covid-19.

D. Metode Pengumpulan Data


a. Metode Wawancara
Dalam penelitian ini, teknik wawancara dilaksanakan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa responden yang terdiri
dari 3 orang tenaga pendidik atau guru, 3 orang peserta didik atau siswa
yang juga berstatus sebagai santri di pondok pesantren milik sekolah, dan
3 orang tua atau wali siswa yang mejadi perwakilan dari masing-masing
responden terkait dengan dampak pandemi Covid-19 terhadap sistem
pembelajaran yang berimbas pada pemberlakuan sistem Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) bagi para siswa. Dari hasil wawancara teresebut dapat
disimpulkan bahwa adanya kendala yang berkaitan dengan sistem
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang terjadi di kalangan siswa, guru, dan
13

wali siswa siswa SMK Ma’arif NU 01 Kembaran, Banyumas. (Sugiyono,


2015).
b. Observasi
Metode Penelitian dengan menggunakan studi kasus digunakan
dengan cara mengambil sampel melalui teknik purposive sampling atau
disebut dengan metode mencapai tujuan penelitian tertentu yang tidak ada
batasan dalam penentuan sampel sampai dengan memperoleh informasi
yang dibutuhkan (Kawasati, 2017). Sedangkan untuk analisis data yang
akan digunakan adalah analisis data tematik. Analisis tersebut digunakan
karena pendekatan tematik dinilai dapat menghasilkan hasil analisis yang
mendalam dalam hal menjawab pertanyaan.

E. Teknik Analisis Data


Menurut Bogdan & Biklen (1998) analisis data kulitatif merupakan
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,
memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari dan
menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. Pengumpulan data tersebut juga ditempatkan sebagai komponen yang
merupakan bagian dari kegiatan analisis data.
1. Reduksi Data
Istilah reduksi data dalam metode penelitian kualitatif dapat
diartikan dengan pengelolaan data (mulai dari proses editing hingga
tabulasi data) dalam metode penelitian kualitatif. Hal ini mencakup
kegiatan mengkhitisarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin,
memasukkannya ke dalam konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema
tertentu.
2. Penyajian Data
Seperangkat hasil dari reduksi data juga perlu diorganisasikan ke
dalam suatu bentuk tertentu (penyajian data) sehingga terlihat bentuknya
secara lebih utuh. Hal itu seperti pembuatan tabel, berbentuk sketsa,
sinopsis, matriks, atau bentuk-bentuk lain. Data tersebut sangat diperlukan
14

untuk memudahkan upaya pemaparan dan penegasan dalam pembuatan


kesimpulan.
3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)
Kesimpulan dalam penelitian menggunakan metode kualitatif adalah
menemukan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
terbebut dapat berupa deskripsi atau gambaran dari suatu objek yang
sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Penemuan baru ini yang akan membuat hail penelitian lebih jelas dan
memudahkan dalam pemahamannya. Kesimpulan tersebut merupakan
proses re-check yang dilakukan selama penelitian berlangsung dengan cara
mencocokkan data dengan beberapa catatan yang telah dibuat peneliti
dalam melakukan penarikan beberapa simpulan awal. Karena pada
dasarnya penarikan simpulan sementara atau simpulan awal tersebut dapat
dilakukan sejak awal pengumpulan data. Data yang telah diverifikasi
tersebut nantinya akan dijadikan landasan dalam melakukan penarikan
simpulan.

F. Teknik Keabsahan Data


Penelitian kualitatif baru mengungkapkan kebenaran yang bersift
objektif. Oleh karena itu, keabsahan data didalam sebuah penelitian
kualitatif sangatlah penting melalui keabsahan data kredibilitas atau
kepercayaan yang digunakan agar penelitian kualitatif dapat tercapai.
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan keabsahan data maka dilakukan
dengan triangulasi. Adapun triangulasi menurut Moleong (2007: 330)
yaitu seuah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data yang sedang digunakan untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Jadi, triangulasi dapat diartikan sebagai cara terbaik untuk
menghilangkan perbedaan yang ada dari kenyataan yang ada di dalam
suatu studi saat mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan
hubungan yang dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan kata lain
15

bahwa triangulasi, peneliti dapat membandingkan temuannya dengan


berbagai sumber, metode dan teori.
Triangulasi dalam penelitian ini yaitu membandingkan hasil
wawancara dari informan atau narasumber yang menjadi subjek penelitian
dengan objek penelitian, kemudian dibuktikan dengan pengamatan peneliti
dilapangan dan dikuatkan dengan hasilobservasi yang dilihat.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Gambar 4.1 Gambaran Letak Kabupaten Banyumas


Kabupaten Banyumas merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian
rata-rata + 108 meter diatas permukaan laut, dan terletak diantara 7 o 15’ 05” -
7 o 37’ 10” Lintang selatan dan diantara 108 o 39’ 17” - 109 o 27’ 15” Bujur
timur. Luas Wilayah Kabupaten Banyumas, merupakan daerah berupa daratan
seluas 1.327,59 km2. Kabupaten terdiri dari 27 kecamatan.

B. Pendidikan dalam Kabupaten


Jumlah data satuan pendidikan sekolah per Kabupaten/Kota : Kabupaten
Banyumas. Bedasarkan Seluruh jenis Pendidikan.

Gambar 4.2 Jumlah Data Sekolah Kabupaten Banyumas.

16
17

C. Gambaran Umum SMK Ma’arif NU 01 Kembaran.

Gambaran 4.3 Gambaran letak SMK Ma’arif NU 01 Kembaran.


 Visi Sekolah
Menjadi SMK yang bertakwa, Berwawasan, Berbudaya, Berbasis
Pondok Pesantren.
 Misi Sekolah
a. Siap memeberikan layanan pendidikan yang berkualitas.
b. Mewujudkan proses pembelajaran bagi peserta didik dengan
memeberi keteladanan, memotivasi, mengilhami,
memberdayakan dan membudayakan.
c. Komitmen tinggi dan kreatif untuk menghasilkan lulusan yang
bertakwa kepada Allah SWT, kompeten, mandiri, dan siap kerja
maupun kuliah.
BAB V
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pembahasan hasil Penelitian


1. Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti akan memaparkan serta menguraikan
beberapa data yang diperoleh dan hasil penelitian tentang permasalahan
yang telah dirumuskan pada Bab sebelumnya. Hasil dari penelitian ini
diperoleh dengan menggunaan teknik wawancara secara langsung dan
tidak langsung (daring) kepada informan atau narasumber sebagai bentuk
pencarian serta dokumentasi secara langsung di lapangan. Kemudian
peneliti juga menggunakan teknik observasi sebagai salah satu metode
untuk melengkapi data yang telah ditemukan. Penelitian ini berfokus
dalam mengamati kesiapan keluarga dalam menghadapi pandemi covid-19
serta segala bentuk pola yang diterapkan oleh keluarga maupun guru dalam
menghadapi kendala yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar di masa
darutat pandemi covid-19.

2. Hasil Wawancara dengan Guru


Penelitian tahap ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis kondisi yang sedang berlangsung pada masa pandemi yang
dihadapi oleh guru di SMK Ma’arif NU 01 Kembaran. Adapun beberapa
pertanyaan yang peneliti sampaikan kepada guru mengenai metode
pembelajaran yang dilaksanakan selama pembelajaran daring, kesulitan
yang dihadapi selama pembelajaran daring.
a. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang proses pembelajaran dimasa
pandemic Covid-19 saat ini ?.
“Ada baerbagai jawaban dari para guru seperti Pembelajaran di masa
pandemic kurang efektif karena sulit untuk menyampaikan materi secara
online apalagi ada guru yang sudah berusia lanjut dan susah untuk mengikuti
metode online. Begitu juga dengan adanya pandemic ini segala aktivitas
pembelajaran menjadi daring baik praaktek maupun teori, hal tersebut
menimbulkan banyak kendala baik dari segi siswa maupun guru, serta
Pembelajaran selama masa pandemic sangat merepotkan terlebih bagi saya

18
19

sendiri selaku guru olahraga yang biasanya memberikan materi secara


praktek namun kali ini memberikan materi dengan cara teori saja dan hal
tersebut membuat saya kerepotan terlebih n]belum tentu siswa dapat
memahami materi yang disampaikan tanpa adanya praktek langsung”.
b. Apa saja kendala yang dihadapi bapak/ibu guru saat mengajar dengan
system daring di masa pandemic Covid-19?.
“Kendala yang dihadapi selama proses belajar daring sangat belajar
terutama juga dalam hal pemenuhan administrasi siswa non materiil seperti
absensi sebagai tanda kehadiran, pemenuhan nilai siswa dan lain sebagainya.
Karena kendala terberat menurut kami ada di siswa. Selain itu banyak sekali
kendala yang dihadapi seperti kesulitan dalam menyampaikan materi sampai
dengan kendala jaringan. Ada juga kendala dibidang kesiswaan seperti pada
tingkat pemenuhan kewajiban siswa sebagai standard kelulusaan yang
dikarenakan oleh jaringan yang kurang memadai dan sarana praktek kurang
memadai yang dimiliki siswa selama pembelajaran daring”.
c. Strategi apa saja yang dilakukan oleh bapak/ibu dalam menghadapi
pembelajaran secara daring di masa pandemic Covid-19 ?
“Strategi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah khususnya pada bidang
kurikulum adalah memberikan kesempatan kepada siswa yang rumahnya
berada di dekat lingkungan sekolah untuk memanfaatkan fasiitas wifi sekolah
untuk keperluan belajar daring namun tetap dalam protocol kesehatan yang
ketat. Dalam materi juga dengan cara memberikan materi secaraa terstruktur
dan ringkas agar mudah dipahami siswa karena untuk materi yang saya ampu
adalah materi bahasa Inggris jadi saya harus lebih pandai lagi dalam
memanajemen materi yang akan saya share ke siswa sesuai dengan KI/KD,
serta Strategi yang dilaksanakan adalah lebih mengadakan pelatihan dan
pendampingan kepada guru mapel terutama yang usianya sudah menginjak
mendekati masaa pensiun untuk lebih memahami tentang tata cara mengajar
daring agar siswa juga mudah memahami tentang materi yang disampaikan
dan guru yang bersangkutan juga mendapat pengalaman lebih dari proses
tersebut”.

3. Wawancara Peneliti dengan Siswa Pondok Pesantren


a. Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran yang
dilaksanakan selama pandemic Covid-19 ?
“Proses pembelajaran saat pandemic sangat membosankan, namun tetap
harus dijalani karena kewajiban. Ditambah lagi kadang sinyalnya hilang
kalau lagi dirumah pas jam pelajaran, kadang juga pas jam pelajaran
tidak punya kuota jadi tidak bisa mengikuti pelajaran. Selama belajar
daring saya merasa jenuh dan kurang paham dengan materi yang
disampaikan oleh guru karena banyak materi yang seharusnya praktek tapi
tidak praktek. Apalagi selama pandemic tidak diijinkan untuk datang ke
pondok, jadi semua materi yang seharusnya bisa dikerjakan bersama
teman di pondok jaadi hanya bisa dikerjakan sendiri Menurut saya karena
bisasanya kalau di pondok jarang pegang hp apalagi untuk belajar jadi
belajar secara daring itu terasa sangat membosankan, dan juga banyak
kuota yang harus dikeluarkan untuk belajar daring. Terkadang juga saat
sedang pelajaran sinyalnya tiba-tiba hilang jadi tidak bisa mengikuti
pelajaran secara maksimal”.
20

b. Apa saja kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran daring


dilaksanakan ?.
“Yang pertama adalah sinyal internet yang kadang kurang stabil, lalu
kuota, lalu keterbatasan hp yang terkadang kurang support untuk aplikasi
pembelajaran daring, pelajaran yang kurang efektif karena tidak ada
praktek langsung hanya dengan video”.
c. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk menanggulangi kendala
yang dirasakan saat proses pembelajaran secara daring ?
“Terkadang saya pergi ke balaidesa untuk menumpang wifi saat tidaak
ada kuota, tapi itu saja kadang masih suka lambat koneksinya. Dan kdang
pinjam hp saudara yang lebih bagus untuk membuat video praktikum
olahrga. pergi kerumah saudara untuk tetring saat tidak ada kuota,
terkadang juga mencari wifi ke tempat tetangga. pergi ke warnet biar bisa
ikut pelajaran kalau pas ada uang saku lebih dan tidak ada satgas covid di
warnet”.

4. Wawancara Peneliti dengan Siswa Non Pondok Pesantren


a. Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran yang
dilaksanakan selama pandemic Covid-19 ?
“Pembelajaran daring kadang terasa membosankan terlebih ketika guru
menyampaikan materi namun saat sinyalnya tidak stabil dan akhirnya
tidak dapat absen. Dan juga jadi tidak tau materi praktek karena tidak
boleh praktek langsung. Prosesnya cukup rumit karena hp saya kadang
kurang support untuk aplikasi seperti zoom atau google meet karena butuh
memori dan RAM yang besar. Tidak efektif karena kami siswa SMK yang
harusnya praktek langsung, tapi sekarang hanay praktek pake video saja.
Video juga kadang kami belum mengerti betul tentang materi yang
disampaikan Sinyal yang kadang tidak stabil saat pelajaran dan hp
terkadang mendadak hank saat pelajaran karena aplikasinya teralu
memakan memori. Hp yang kurang support aplikasi daring dan juga
kurangnya pemahaman materi praktek terutama praktek kejuruan yang
seharusnya praktek langsung tapi tidak punya alat dan bahanya jadi
kadang bingung kalau prakatek harus bagaimana”.
b. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk menanggulangi kendala
yang dirasakan saat proses pembelajaran secara daring ?
Kadang saya mengirim chat langsung kepada guru produktif untuk lebih
memberikan pemahaman untuk saya terkait kendaala materi praktek yang
saya tidak mengerti. Kalau untuk kendala sinyal biasanya saya cari wifi,
tapi kalau untuk hp yang tidak support saya kadang ikut belajar daring
bersama teman yang 1 desa biar bisa belajar sama-sama. Kalau saya
sendiri kadang pinjam hp kakak yang lebih bagus dan bisa digunakan
untuk belajar”.

5. Wawancara Peneliti dengan Ortu Siswa Pondok Pesantren


a. Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran yang
dilaksanakan selama pandemic Covid-19 ?
“Susah mengawasi anak takutnya saat jam belajar online malah main
game apalagi sering minta uang untuk beli kuota. Anak saya suka mengeluh
dan sering meminta uang lebih untuk beli kuota katanya untuk belajar online
21

Saya melihat anak saya lebih focus ke hp sama suka malas-malasan sejak
belajar online”.
b. Apa saja kendala yang dirasakan bapak/ibu saat putra/putrinya
melaksanakan proses pembelajaran daring selama pandemic Covid-19 ?
“Masalah uang untuk beli kuot belum lagi malah minta hp yang baru katanya
hp lamanya susah untuk belajar online. Yang utama jelas masalah uang sama
lebih susah mengawasi anak karena lebih suka main hp. Sejak belajar online
anak saya lebih sering meminta uang, pengeluaran tambah banyak padahal
gaji juga tidak bertambah. Belum lagi tetap harus bayar sekolah”.
c. Bagaimana harapan bapak/ibu terkait situasi pembelajaran dimasa
pandemic Covid-19 saat ini ?
“Harapanya ya corona cepat berlalu biar anak-anak cepat berangkat sekolah
lagi, Yang jelas ya penginnya anak-anak cepat berangkat sekolah biar makin
pinter disekolahan, biar bisa praktek juga. Semoga corona cepat hilang agar
anak saya bisa sekolah lagi dan masuk pondok lagi”.

6. Wawancara Peneliti dengan Ortu Siswa Non Pondok Pesantren


a. Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran yang
dilaksanakan selama pandemic Covid-19 ?
“Belajar online kurang efektif karena anak SMK butuh praktek kalau
online tidak dapat praktek langsung. Selama belajar online anak saya
sering minta uang buat beli kuota”.
b. Apa saja kendala yang dirasakan bapak/ibu saat putra/putrinya
melaksanakan proses pembelajaran daring selama pandemic Covid-19.
“Kendalanya masalah anak – anak lebih boros kuota dan jadi tidak terawasi
maksimal. Kendala keuangan karena walaupun SPP ada potongan tapi
untuk beli kuota ya sama saja. Ditambah lagi katanya hp untuk sekolah
online harus hp bagus. Masalah uang untuk beli kuota karena kata anak
saya belajar online boros kuota”.
c. Bagaimana harapan bapak/ibu terkait situasi pembelajaran dimasa
pandemic Covid-19 saat ini ?
“Harapannya semoga segera mulai pembelajaran tatap muka biar anak
saya bisa praktek juga karena kan anak SMK masa tidak bisa praktek.
Semoga cepat masuk sekolah biar lebih hemat pengeluaran yang untuk beli
kuota dan biar anak-anak tidak main hp terus. Ya semoga anak-anak cepet
sekolah lagi karena katanya suka tidak mudeng belajar online”.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasl penelitian diketahui bahwa ada sebagian dari orang tua
siswa tidak menggunakan perangkat-perangkat yang memadai. Dalam
pelaksanaannya, system pembelajaran secara daring yang dilakukan dari
rumah, salah satu hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaannya adalah
sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran itu sendiri, seperti laptop
atau komputer, handphone, kouta internet dan lain-lain. Sarana prasarana
22

tersebut menjadi hal yang utama dalam mengakomodasi proses pelaksanaan


pembelajaran daring bagi siswa.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran secara daring dirasa belum optimal.
Hal tersebut salah satunya dirasakan dalam hal penyampaian materi
pembelajaran kepada siswa. Karena siswa tadinya terbiasa dengan proses
pembelajaran di kelas, namun sekarang penyampaian materi melalui sebuah
wadah atau platform. Sehingga gurupun merasa bahwa proses pembelajaran
menjadi kurang bermakna dan kurang efektif bagi siswa. Salah satu faktornya
yaitu proses pembelajaran yang dilakukan dengan tanpa tatap muka secara
langsung, sehingga proses pembelajaran lebih difokuskan dalam bentuk
penugasan terpadu kepada siswa. Terlebih dengan kurangnya minat siswa
dengan model pembelajaran yang dilaksanakan melalui sebuah grup pada
sebuah aplikasi yang lebih dominan berisi teks. Hal tersebut hanya dapat
menstimulasi daya visual peserta didik. “Apalagi setelah selesai melakukan
pembelajaran secara online, anak-anak lebih banyak waktunya untuk bermain
handphone setelah pembelajaran selesai” ungkap orang tua.
Pelaksanaan pembelajaran secara online atau daring terkesan tidak merata
dan cenderung teacher- centered. Ditambah lagi, jika sedang melakukan
kegiatan diskusi, ada siswa yang hanya menjadi silence reader dan respon dari
siswa pun sedikit lebih pendek. Yang mendukung dalam temuan ini adalah
adanya temuan 1 dari 35 siswa yang dapat memahami materi yang sedang
disampaikan dalam pembelajaran secara daring, 11 dari 35 siswa yang
mengerti, dan selebihnya lagi mereka menjawab kadang mengerti. Proses
interaksi yang terjadi antara pengontrolan di lingkungan kelas, sangat
berpengaruh terhadap siswa. Contohnya semangat siswa yang terjadi saat
berada di lingkungan ruangan kelas, akan berbeda jika melakukan
pembelajaraan dari rumah. Hal tersebut membuat kurangnya motivasi belajar
yang tinggi dikalangan siswa. Selain itu, sarana prasarana juga menjadi fasilitas
penentu utama dalam lancarnya proses pelaksanaan pembelajaran secara
daring. Hal ini diperkuat dengan adanya pengambilan sampel menurut Teken
dalam Triyono (2018). Dalam menentukan teknik pengambilan sampel yang
23

akan diterapkan dalam suatu penelitian, seorang peneliti harus memperhatikan


hubungan antara biaya, tenaga, dan waktu di satu pihak, serta tingkat presisi di
pihak lain. Jika jumlah biaya, tenaga, dan waktu sudah dibatasi sejak semula,
seorang peneliti harus berusaha mendapatkan teknik pengambilan sampel yang
menghasilkan presisi tertinggi. Perlu disadari bahwa tingkat presisi yang tinggi
tidak mungkin dapat dicapai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang terbatas. Di
samping itu, perlu diperhatikan pula masalah “efisiensi” dalam memilih teknik
pengambilan sampel . Derajad keseragaman ( degree of homogenity ) dari
populasi. Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang bisa diambil. Jika
populasi seragam penuh ( completely homogenous ), maka satu satuan elemen
saja sudah cukup representatif untuk diteliti. Sebaliknya, apabila populasi itu
secara sempurna tidak seragam ( completely heterogeneous ), maka hanya
pencatatan lengkap yang dapat memberikan gambaran secara representatif.
Denga hal tersebut penulis memilih sempel terkecil dengan jumlah 3 guru, 3
siswa non pondok pesantren dan 3 siswa menetap dipondok pesantren agar
lebih mempermudah untuk melakukan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa terkadang saat
melaksanakan proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring, jaringan
secara tiba-tiba menjadi lamban. Responden juga menambahkan, bahwa kuota
internet menjadi momok utama yang juga berperan penting dalam proses
pelaksanaan pembelajaran secara daring yang terkadang habis ditengah jalan.
Kendala yang ditemukan yaitu penggunaan jaringan internet yang
membutuhkan biaya dan kemampuan orang tua yang terkadang terbatas dalam
memberikan fasilitas untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara
daring, kurangnya pembelajaran untuk bersikap yang baik, kurangnya disiplin
diri, dan lingkungan ketika terisolasi dirumah. Pandemi ini juga memberikan
dampak yang cukup besar bagi guru dalam proses pembelajaran secara daring
yang menyebabkan guru menjadi kurang leluasa dalam memantau
perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa guru dalam mengontrol anak
jarak jauh adalah sebuah keterbatasan, ditambah lagi dengan adanya anak yang
24

jarang dibimbing oleh orang tua dan juga kurangnya pemahaman orang tua
terhadap perkembangan anak, sehingga proses dan tujuan pembelajaran saat ini
sebagian besar tidak dapat terlaksana secara maksimal. Pendapat tambahan dari
responden yang menyampaikan bahwa dalam penyampaian materi yang
disampaikan kepada siswa selama proses pembelajaran daring dirasa kurang
optimal sehingga proses pembelajaran dirasa menjadi kurang bermakna. Dalam
penyampaian materi pembelajaran, terkadang guru juga terbatas dengan
metode ajar yang akan disampaikan kepada siswa, mengingat jumlah kuota
yang dimiliki oleh orang tua siswa dan guru, sehingga pembelajaran dilakukan
dalam grup pada sebuah aplikasi. Namun yang terjadi setelah dilasanakan
proses tersebutt, masih saja tidak ada perubahan dalam banyaknya porsi kerja
guru dalam menyiapkan proses pembelajaran yang terbaik dan dapat maksimal
diterima oleh siswa.
Dalam temuan lain dari kasus pelaksanaan pembelajaran secara online
adalah guru merasa bingung dan merasa repon yang diharapkan tidak pasti.
Sehingga, terjadi sebuah dilema ketika guru harus memilih untuk melakukan
pembatasan peran atau harus melakukan perluasan peran secara online. Dalam
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan secara daring, banyak penelitian
yang mengungkapkan bahwa pembelajaran ini lebih efiesien dalam biaya dan
tenaga. Karena menurut responden bahwa tidak semua siswa berasal dari
keluarga dengan latar belakang yang berada, apalagi pandemic saat ini
membuat keluarganya susah mencari nafkah. Diperlukan adanya kreativitas
dari guru dalam merencanakan instruksi daring secara efektif. Gaya pengajaran
dalam pembelajaran daring pun perlu diperluas, karena cukup berbeda dengan
pembelajaran yang berada dalam ruangan.
Dalam pembelajaran dalam ruangan, bahasa tubuh guru, ekspresi wajah
dan suara adalah hal yang utama. Namun, ketika beralih ke platform, mereka
menyediakan terdapat berbagai menu yang dapat dibagikan, seperti teks, video,
gambar, suara dan lainnya. Sehingga dalam pembelajaran daring guru harus
memilih strategi yang tepat dalam menyampaikan materi.
25

Dalam keseluruhan permasalahan tersebut peneliti mempunyai solusi yang


cukup membantu dalam proses pembelajaran secara daring ini, contohnya
seperti memberikan bantuan kuota kepada siswa dari pemerintah dengan cara
operator dapodik melakukan mengecek ulang data nomor handphone siswa
yang aktif dan memperbaikinya agar dapat diajukan permohonan bantuan
kuotaterhadap pemerintah. Selain itu untuk para guru diberikan pelatihan
terlebih dahaulu terkait prosespembelajaran daring agar guru mengerti saat
memeberikan materi atau teori yang disampaikan contohnya mmberikan
pelathian menggunakan komputer dan aplikasi yang dibutuhkan saat belajar
daring, membuat modul atau kuis untuk para siswa, membuat media belajar
menggunakan teknologi multimedia seperti video, animasi dan yang lainnya,
sehingga siswa selalu aktif dan antusias dan tidak bosan saat melakukan proses
belajar daring
26

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang dampak pandemi
covid-19 terhadap sistem pembelajaran SMK Ma’arif NU 01 Kembaran maka
dapat ditarik simpulan bahwa sistem pembelajaran yang dilaksanakan dengan
cara mengikuti pembelajaran sistem online (daring) pada masa pandemi Covid-
19 siswa SMK Ma’arif NU 01 Kembaran dalam aspek kemampuan
memecahkan masalah, kemampuan berfikir logis dan kemampuan berfikir
simbolik termasuk dalam kategori mampu dan cukup mampu. Pencapaian
perkembangan kognitif siswa SMK Ma’arif NU 01 Kembaran dikarenakan
guru SMK Ma’arif NU 01 Kembaran selalu berusaha untuk memberikan materi
pembelajaran dan tugas yang berisi upaya untuk menstimulasi perkembangan
kognitif peserta didik. Dampak lain dari sistem pembelajaran daring (online)
terhadap perkembangan kognitif siswayaitu adanya beberapa orang tua atau
wali murid yang kurang mendukung atau kurang berpartisipasi dalam
pelasanaan sistem pembelajaran secara daring. Adanya siswa yang tidak
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru karena tidak adanya bimbingan
karena kesibukan orang tua sehingga terjadi perbedaan perkembangan kognitif
antara satu siswa dengan siswa lainnya. Selain itu Kegiatan belajar mengajar di
beberapa siswa di SMK Ma’arif NU 01 Kembaran, secara garis besar sudah
dapat berjalan dengan baik. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa
kekurangan dikarenakan adanya kendala-kendala yaitu adanya keterbatasan
kemampuan dalam beradaptasi dan penguasaan teknologi informasi oleh guru
dan peserta didik, sarana dan prasarana yang kurang memadai, akses internet
terbatas, dan kurangnya kemauan untuk menganggarkan hal tersebut. Solusi
yang dapat dilakukan dapat berupa solusi langsung dan solusi tidak langsung.
Solusi langsung diberikan oleh pihak sekolah secara langsung, sedangkan
solusi tidak langsung dapat berupa kebijakan pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan Republik Indonesia khususnya pada SMK Ma’arif NU 01
Kembaran.
27

B. Saran
1. Hendaknya membantu dalam proses pembelajaran secara daring ini,
contohnya seperti memberikan bantuan kuota kepada siswa dari pemerintah
dengan cara operator dapodik melakukan mengecek ulang data nomor
handphone siswa yang aktif dan memperbaikinya agar dapat diajukan
permohonan bantuan kuotaterhadap pemerintah.
2. Hendaknya untuk para guru diberikan pelatihan terlebih dahaulu terkait
prosespembelajaran daring agar guru mengerti saat memeberikan materi
atau teori yang disampaikan contohnya mmberikan pelathian menggunakan
komputer dan aplikasi yang dibutuhkan saat belajar daring, membuat modul
atau kuis untuk para siswa, membuat media belajar menggunakan teknologi
multimedia seperti video, animasi dan yang lainnya, sehingga siswa selalu
aktif dan antusias dan tidak bosan saat melakukan proses belajar daring
DAFTAR PUSTAKA

Arifa, F. N. (2020). Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah


Dalam Masa Darurat Covid-19. Info Singkat; Kajian Singkat
Terhadap Isu Aktual Dan Strategis, XII(7/I),.
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-XII-7-
IP3DI-April-2020-1953.

Handarini, oktafia. dan Wulandari, Siti. 2020. Pembelajaran Daring


Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19.
Volume 8, Nomor 3, 2020.

Irawati, 2017. Perubahan Sosial Masyarakat Industri ( Studi Pada


Pembuatan Sagu Di Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu ). Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Iryana. 2017. Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. Sekolah


Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong.

Khusniyah, Nurul Lailatul dkk. 2019. Efektifitas Pembelajaran Berbasis


Daring: Sebuah Bukti Pada Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal
Pemikiran dan Penelitian Pendidikan, Volume 17, Nomor 1.

Lune, Howard. & Berg, L Bruce. 2017. Qualitative Research Methods For
the social Sciences. Pearson Education Limited.

Nurfadilah, Ihsak. 2021. Implikasi Wabah Covid-19 Terhadap Penerapan


Sistem Belajar Di Rumah Pada Siswa Sma Negeri 6 Wajo. Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Purwanto, Agus. Pramono, Rudy. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi


COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar.
Universitas Pelita Harapan. Volume 2 No 1.

Sofyan, Latjuba. dan Rozaq, Abdul. 2019. Pembelajaran Daring


Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada Kelas Karyawan Prodi Teknik
Informatika Universitas Pgri Madiun. Volume 8, Nomor 1, Maret
2019.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D.


Bandung Alfabeta.

Sumartono. 2019. Dinamika Perubahan Sosial Dalam Teori Konflik. J urnal


Ilmu Komunikasi dan Bisnis. Volume 5 - Nomor 1. 2019.
Suyanto, M. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta:
Andi Offset.

Zuriati, S. (2020). Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Online di Masa


Pandemi Pasa Sekolah Menengah Atas Negeri Empat Tanjungpinang
Lampiran 1 : Laporan Hasil Wawancara

DATA NARASUMBER
GURU, SISWA DAN WALI MURID SMK MA’ARIF NU 1
KEMBARAN

No Nama Narasumber Jabatan / Keterangan


1. Yeni Riyanti, S.Pd. Guru
2. Syarif Hidayat, S.Si. Guru
3. Faisal Desiyanto, S.Pd. Guru
4. Jihan Annisa Siswa Pondok Pesantren
5. Istika Zulehah Siswa Pondok Pesantren
6. Indriyana Desna Gusti Siswa Pondok Pesantren
7. Dedi Anggoro Siswa Non PonPes
8. Chadiroti Sya’ban Siswa Non PonPes
9. Dio Indrianto Siswa Non PonPes
10. Suwarti Ortu Siswa Pondok Pesantren
11. Darinah Ortu Siswa Pondok Pesantren
12. Susilah Ortu Siswa Pondok Pesantren
13. Siti Inayah Ortu Siswa Non PonPes
14. Rumbini Ortu Siswa Non PonPes
15. Ulis Triyana Ortu Siswa Non PonPes
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dilakukan secara daring menggunakan aplikasi Whatsapp dengan
memanfaatkn fitur Video Call antara Peneliti dan Narasumber. Teknik wawancara
secara daring dilakukan karena anjuran pemerintah untuk melaksanakan anjuran
jaga jarak dan tidak melakukan pertemuan tatap muka mengingat daerah
Kabupaten Banyumas termasuk dalam daerah dengan zona merah pandemic
Covid-19.
Pedoman Wawancara untuk Guru
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang proses pembelajaran dimasa
pandemic Covid-19 saat ini ?
2. Apa saja kendala yang dihadapi bapak/ibu guru saat mengajar dengan
system daring di masa pandemic Covid-19 ?
3. Strategi apa saja yang dilakukan oleh bapak/ibu dalam menghadapi
pembelajaran secara daring di masa pandemic Covid-19 ?

Pedoman Wawancara untuk Siswa Pondok Pesantren


1. Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan
selama pandemic Covid-19 ?
2. Apa saja kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran daring
dilaksanakan ?
3. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk menanggulangi kendala yang
dirasakan saat proses pembelajaran secara daring ?

Pedoman Wawancara untuk Siswa Non Pondok Pesantren


1. Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan
selama pandemic Covid-19 ?
2. Apa saja kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran daring
dilaksanakan ?
3. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk menanggulangi kendala yang
dirasakan saat proses pembelajaran secara daring ?
Pedoman Wawancaran untuk Orang Tua Siswa Pondok Pesantren
1. Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan
selama pandemic Covid-19 ?
2. Apa saja kendala yang dirasakan bapak/ibu saat putra/putrinya
melaksanakan proses pembelajaran daring selama pandemic Covid-19 ?
3. Bagaimana harapan bapak/ibu terkait situasi pembelajaran dimasa
pandemic Covid-19 saat ini ?

Pedoman Wawancaran untuk Orang Tua Siswa Non Pondok Pesantren


1. Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan
selama pandemic Covid-19 ?
2. Apa saja kendala yang dirasakan bapak/ibu saat putra/putrinya
melaksanakan proses pembelajaran daring selama pandemic Covid-19 ?
3. Bagaimana harapan bapak/ibu terkait situasi pembelajaran dimasa
pandemic Covid-19 saat ini ?
TRANSKIP WAWANCARA

1. Transkip wawancara peneliti dengan guru


Pertanyaan 1 : Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang proses
pembelajaran dimasa pandemic Covid-19 saat ini ?

Peneliti : Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang


proses pembelajaran dimasa pandemic
Covid-19 saat ini ?
Yeni Riyanti, S.Pd. : Pembelajaran di masa pandemic kurang
efektif karena sulit untuk menyampaikan
materi secara online apalagi ada guru yang
sudah berusia lanjut dan susah untuk
mengikuti metode online.
Syarif Hidayat, S.Si. : Di masa pandemic covid-19 segala aktivitas
pembelajaran menjadi daring baik praaktek
maupun teori, hal tersebut menimbulkan
banyak kendala baik dari segi siswa maupun
guru.
Faisal Desiyanto, S.Pd. : Pembelajaran selama masa pandemic sangat
merepotkan terlebih bagi saya sendiri selaku
guru olahraga yang biasanya memberikan
materi secara praktek namun kali ini
memberikan materi dengan cara teori saja
dan hal tersebut membuat saya kerepotan
terlebih n]belum tentu siswa dapat
memahami materi yang disampaikan tanpa
adanya praktek langsung.

Pertanyaan 2 : Apa saja kendala yang dihadapi bapak/ibu guru saat


mengajar dengan system daring di masa pandemic Covid-19 ?

Peneliti : Apa saja kendala yang dihadapi bapak/ibu


guru saat mengajar dengan system daring
di masa pandemic Covid-19 ?
Yeni Riyanti, S.Pd. : Banyak sekali kendala yang dihadapi seperti
kesulitan dalam menyampaikan materi
sampai dengan kendala jaringan.
Syarif Hidayat, S.Si. : Kendala yang dihadapi selama proses belajar
daring sangat belajar terutama juga dalam hal
pemenuhan administrasi siswa non materiil
seperti absensi sebagai tanda kehadiran,
pemenuhan nilai siswa dan lain sebagainya.
Karena kendala terberat menurut kami ada di
siswa.
Faisal Desiyanto, S.Pd. : Karena saya mengampu bidang kesiswaan,
maka kendala yang sangat dirasakan selama
pembelajaran daring adalah kendala pada
tingkat pemenuhan kewajiban siswa sebagai
standard kelulusaan.
Pertanyaan 3 : Strategi apa saja yang dilakukan oleh bapak/ibu dalam
menghadapi pembelajaran secara daring di masa pandemic Covid-19 ?
Peneliti : Strategi apa saja yang dilakukan oleh
bapak/ibu dalam menghadapi
pembelajaran secara daring di masa
pandemic Covid-19 ?
Yeni Riyanti, S.Pd. : Strategi yang dilakukan oleh kami khususnya
saya sendiri yaitu dengan cara memberikan
materi secaraa terstruktur dan ringkas agar
mudah dipahami siswa karena untuk materi
yang saya ampu adalah materi bahasa Inggris
jadi saya harus lebih pandai lagi dalam
memanajemen materi yang akan saya share
ke siswa sesuai dengan KI/KD.
Syarif Hidayat, S.Si. : Strategi yang dilaksanakan oleh pihak
sekolah khususnya pada bidang kurikulum
adalah memberikan kesempatan kepada siswa
yang rumahnya berada di dekat lingkungan
sekolah untuk memanfaatkan fasiitas wifi
sekolah untuk keperluan belajar daring
namun tetap dalam protocol kesehatan yang
ketat.
Faisal Desiyanto, S.Pd. : Strategi yang dilaksanakan oleh kami adalah
lebih mengadakan pelatihan dan
pendampingan kepada guru mapel terutama
yang usianya sudah menginjak mendekati
masaa pensiun untuk lebih memahami
tentang tata cara mengajar daring agar siswa
juga mudah memahami tentang materi yang
disampaikan dan guru yang bersangkutan
juga mendapat pengalaman lebih dari proses
tersebut.
2. Transkip Wawancara Peneliti dengan Siswa Pondok Pesantren
Pertanyaan 1 : Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran
yang dilaksanakan selama pandemic Covid-19 ?

Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang proses


pembelajaran yang dilaksanakan selama
pandemic Covid-19 ?
Jihan Annisa : Proses pembelajaran saat pandemic sangat
membosankan, namun tetap harus dijalani
karena kewajiban. Ditambah lagi kadang
sinyalnya hilang kalau lagi dirumah pas jam
pelajaran, kadang juga pas jam pelajaran
tidak punya kuota jadi tidak bisa mengikuti
pelajaran.
Istika Zulehah : Selama belajar daring saya merasa jenuh dan
kurang paham dengan materi yang
disampaikan oleh guru karena banyak materi
yang seharusnya praktek tapi tidak praktek.
Apalagi selama pandemic tidak diijinkan
untuk datang ke pondok, jadi semua materi
yang seharusnya bisa dikerjakan bersama
teman di pondok jaadi hanya bisa dikerjakan
sendiri
Indriyana Desna Gusti : Menurut saya karena bisasanya kalau di
pondok jarang pegang hp apalagi untuk
belajar jadi belajar secara daring itu terasa
sangat membosankan. Dan juga banyak kuota
yang harus dikeluarkan untuk belajar daring.
Terkadang juga saat sedang pelajaran
sinyalnya tiba-tiba hilang jadi tidak bisa
mengikuti pelajaran secara maksima.
Pertanyaan 2 : Apa saja kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran
daring dilaksanakan ?
Peneliti : Apa saja kendala yang dihadapi saat
proses pembelajaran daring dilaksanakan
?
Jihan Annisa : Sinyal dan kuota untuk sekolah
Istika Zulehah : Sinyal, kuota dan pelajaran yang kurang
efektif karena tidak ada praktek langsung
hanya dengan video
Indriyana Desna Gusti : Yang pertama adalah sinyal internet yang
kadang kurang stabil, lalu kuota, lalu
keterbatasan hp yang terkadang kurang
support untuk aplikasi pembelajaran daring.

Pertanyaan 3 : Bagaimana strategi yang dilakukan untuk menanggulangi


kendala yang dirasakan saat proses pembelajaran secara daring ?
Peneliti : Bagaimana strategi yang dilakukan untuk
menanggulangi kendala yang dirasakan
saat proses pembelajaran secara daring ?
Jihan Annisa : Kadang sengaja pergi ke warnet biar bisa ikut
pelajaran kalau pas ada uang saku lebih dan
tidak ada satgas covid di warnet.
Istika Zulehah : Saya suka pergi kerumah saudara untuk
tetring saat tidak ada kuota, terkadang juga
mencari wifi ke tempat tetangga.
Indriyana Desna Gusti : Terkadang saya pergi ke balaidesa untuk
menumpang wifi saat tidaak ada kuota, tapi
itu saja kadang masih suka lambat
koneksinya. Dan kdang pinjam hp saudara
yang lebih bagus untuk membuat video
praktikum olahrga.
Transkip Wawancara Peneliti dengan Siswa Non Pondok Pesantren
Pertanyaan 1 : Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran
yang dilaksanakan selama pandemic Covid-19 ?

Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang proses


pembelajaran yang dilaksanakan selama
pandemic Covid-19 ?
Dedi Anggoro : Prosesnya cukup rumit karena hp saya kadang
kurang support untuk aplikasi seperti zoom
atau google meet karena butuh memori dan
RAM yang besar
Chadiroti Sya’ban : Pembelajaran daring kadang terasa
membosankan terlebih ketika guru
menyampaikan materi namun saat sinyalnya
tidak stabil dan akhirnya tidak dapat absen.
Dan juga jadi tidak tau materi praktek karena
tidak boleh praktek langsung
Dio Indrianto : Tidak efektif karena kami siswa SMK yang
harusnya praktek langsung, tapi sekarang
hanay praktek pake video saja. Video juga
kadang kami belum mengerti betul tentang
materi yang disampaikan.

Pertanyaan 2 : Apa saja kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran


daring dilaksanakan ?
Peneliti : Apa saja kendala yang dihadapi saat
proses pembelajaran daring dilaksanakan
?
Dedi Anggoro : Kuota, sama hp yang kurang support
Chadiroti Sya’ban : Sinyal yang kadang tidak stabil saat pelajaran
dan hp terkadang mendadak hank saat
pelajaran karena aplikasinya teralu memakan
memori.
Dio Indrianto : Hp yang kurang support aplikasi daring dan
juga kurangnya pemahaman materi praktek
terutama praktek kejuruan yang seharusnya
praktek langsung tapi tidak punya alat dan
bahanya jadi kadang bingung kalau prakatek
harus bagaimana.
Pertanyaan 3 : Bagaimana strategi yang dilakukan untuk menanggulangi
kendala yang dirasakan saat proses pembelajaran secara daring ?
Peneliti : Bagaimana strategi yang dilakukan untuk
menanggulangi kendala yang dirasakan
saat proses pembelajaran secara daring ?
Dedi Anggoro : Kalau saya sendiri kadang pinjam hp kakak
yang lebih bagus dan bisa digunakan untuk
belajar
Chadiroti Sya’ban : Kalau untuk kendala sinyal biasanya saya cari
wifi, tapi kalau untuk hp yang tidak support
saya kadang ikut belajar daring bersama
teman yang 1 desa biar bisa belajar sama-
sama
Dio Indrianto : Kadang saya mengirim chat langsung kepada
guru produktif untuk lebih memberikan
pemahaman untuk saya terkait kendaala
materi praktek yang saya tidak mengerti.

Transkip Wawancara Peneliti dengan Ortu Siswa Pondok Pesantren


Pertanyaan 1 : Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran
yang dilaksanakan selama pandemic Covid-19 ?

Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang proses


pembelajaran yang dilaksanakan selama
pandemic Covid-19 ?
Suwarti : Saya melihat anak saya lebih focus ke hp
sama suka malas-malasan sejak belajar online
Darinah : Anak saya suka mengeluh dan sering
meminta uang lebih untuk beli kuota katanya
untuk belajar online
Susilah : Saya susah mengawasi anak saya takutnya
saat jam belajar online malah main game
apalagi sering minta uang untuk beli kuota.
Pertanyaan 2 : Apa saja kendala yang dirasakan bapak/ibu saat
putra/putrinya melaksanakan proses pembelajaran daring selama pandemic
Covid-19 ?
Peneliti : Apa saja kendala yang dirasakan
bapak/ibu saat putra/putrinya
melaksanakan proses pembelajaran daring
selama pandemic Covid-19 ?
Suwarti : Masalah uang untuk beli kuot belum lagi
malah minta hp yang baru katanya hp
lamanya susah untuk belajar online
Darinah : Yang utama jelas masalah uang sama lebih
susah mengawasi anak karena lebih suka main
hp
Susilah : Sejak belajar online anak saya lebih sering
meminta uang, pengeluaran tambah banyak
padahal gaji juga tidak bertambah. Belum lagi
tetap harus bayar sekolah

Pertanyaan 3 : Bagaimana harapan bapak/ibu terkait situasi pembelajaran


dimasa pandemic Covid-19 saat ini ?
Peneliti : Bagaimana harapan bapak/ibu terkait
situasi pembelajaran dimasa pandemic
Covid-19 saat ini ?
Suwarti : Harapanya ya corona cepat berlalu biar anak-
anak cepat berangkat sekolah lagi
Darinah : Yang jelas ya penginnya anak-anak cepat
berangkat sekolah biar makin pinter
disekolahan, biar bisa praktek juga.
Susilah : Semoga corona cepat hilang agar anak saya
bisa sekolah lagi dan masuk pondok lagi
Transkip Wawancara Peneliti dengan Ortu Siswa Non Pondok Pesantren
Pertanyaan 1 : Bagaimana pendapat anda tentang proses pembelajaran
yang dilaksanakan selama pandemic Covid-19 ?

Peneliti : Bagaimana pendapat anda tentang proses


pembelajaran yang dilaksanakan selama
pandemic Covid-19 ?
Siti Inayah : Kata anak saya sekolahnya tidak mudeng
karena jarang ada prakteknya.
Rumbini : Selama belajar online anak saya sering minta
uang buat beli kuota
Ulis Triyana : Belajar online kurang efektif karena anak
SMK butuh praktek kalau online tidak dapat
praktek langsung

Pertanyaan 2 : Apa saja kendala yang dirasakan bapak/ibu saat


putra/putrinya melaksanakan proses pembelajaran daring selama pandemic
Covid-19 ?
Peneliti : Apa saja kendala yang dirasakan
bapak/ibu saat putra/putrinya
melaksanakan proses pembelajaran daring
selama pandemic Covid-19 ?
Siti Inayah : Masalah uang untuk beli kuota karena kata
anak saya belajar online boros kuota
Rumbini : Kendalanya masalah anak – anak lebih boros
kuota dan jadi tidak terawasi maksimal
Ulis Triyana : Kendala keuangan karena walaupun SPP ada
potongan tapi untuk beli kuota ya sama saja.
Ditambah lagi katanya hp untuk sekolah
online harus hp bagus
Pertanyaan 3 : Bagaimana harapan bapak/ibu terkait situasi pembelajaran
dimasa pandemic Covid-19 saat ini ?
Peneliti : Bagaimana harapan bapak/ibu terkait
situasi pembelajaran dimasa pandemic
Covid-19 saat ini ?
Siti Inayah : Ya semoga anak-anak cepet sekolah lagi
karena katanya suka tidak mudeng belajar
online
Rumbini : Harapannya semoga segera mulai
pembelajaran tatap muka biar anak saya bisa
praktek juga karena kan anak SMK masa
tidak bisa praktek
Ulis Triyana : Semoga cepat masuk sekolah biar lebih hemat
pengeluaran yang untuk beli kuota dan biar
anak-anak tidak main hp terus.
LAMPIRAN 2
LAPORAN HASIL OBSERVASI
PEDOMAN OBSERVASI
Observasi atau pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
dengan melakukan pengamatan tentang gambaran umum dan kegiatan belajar
mengajar secara darimg selama pandemic Covid-19 di SMK Ma’arif NU 1
Kembaran. Hasil tersebut meliputi :
1. Mengamati kondisi dan keadaan sekolah selama pandemic covid-19
2. Mengamati kegiatan pembelajaran di sekolah selama pandemic covid-19
a. Kegiatan Belajar Mengajar di google classroom
b. Kegiatan Pengerjaan Tugas yang dikirim melalui chat Whatsapp guru
yang bersangkutan
c. Mengamati rekap kegiatan pembelajaran yang direkap oleh guru
3. Mengamati kondisi laboratorium sebagai ruangan server untuk
pelaksanaan pembelajaran online
HASIL OBSERVASI
1. Kondisi lingkungan sekolah selama pandemi covid-19
2. Kegiatan rapat penetapan pembelajaran jarak jauh setelah adanya
keputusan pemerintah untuk memberlakukan sistem belajar dari rumah
selama pandemi covid-19

3. Contoh kegiatan belajar mengajar menggunakan google


classroom oleh guru mapel di SMK Ma’arif NU 1 Kembaran
4. Contoh tugas siswa yang dikirimkan melalui pesan chat whatsapp ke guru
mapel yang bersangkutan karena adanya kendala keterbatasan kuota saat
mengirim tugas melalui aplikasi email atau google classroom
5. Rekap Pembelajaran milik guru terkait keaktifan siswa saat pembelajaran
daring
6. Kondisi laboratorium sebagai server pembelajaran daring
7. Suasana rapat internal waka dan Kepala Sekolah saat pandemi covid-19

Anda mungkin juga menyukai