Anda di halaman 1dari 84

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL RECIPROCAL

TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA


KELAS III SDN 01 SEMANDING

SKRIPSI

OLEH:
REDICCO BAGAS WAHYUADI
NIM. 1702101030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Skripsi oleh Maudi Dian Maghfira telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Madiun, 18 Juli 2022


Pembimbing 1

Vivi Rulviana, M.Pd


NIDN. 0720108902

Madiun, 18 Juli 2022


Pembimbing 2

Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta, M.Pd


NIDN. 0707108701

ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi oleh Maudi Dian Maghfira telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada hari

Panitia Penguji

Endang Sri Maruti, S.Pd, M.Pd.


NIDN. 0701018803 Ketua

Vivi Rulviana, S.Pd, M.Pd.


NIDN. 0720108902 Sekertaris

Vivi Rulviana, S.Pd, M.Pd.


NIDN. 0720108902 Anggota

Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta, S.Pd, M.Pd.


NIDN. 0707108701 Anggota

Suyanti, S.Pd, M.Pd.


NIDN. 0721098503 Anggota

iii
Mengetahui: Mengesahkan:
Dekan FKIP Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar

Dr. Sardulo Gembong, M.Pd. Endang Sri Maruti, S.Pd, M.Pd.

NIDN. 0022096503 NIDN. 0701018803

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maudi Dian Maghfira

NIM : 1802101123

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan saya sendiri.

Apabila terbukti dan dapat dibuktikan skripsi saya ini plagiat, maka saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Madiun, 2022
Yang membuat pernyataan.

Maudi Dian Maghfira


NIM. 1802101123

v
MOTTO:

Jangan bandingkan prosesmu dengan proses orang lain, karena proses setiap

orang berbeda-beda. Tetap semangat dan jangan menyerah. Bunga akan mekar

indah pada waktunya.

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

Alalh SWT, sebagai wujud syukur seorang hamba kepada Tuhannya

Ayah, ibu, adik, semua keluarga dan teman tercinta yang telah memberikan doa,

support serta motivasi.

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunianya kepada peneliti sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV SDN 03 Madiun Lor”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini sepenuhnya dapat terselesaikan


dengan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala ketulusan penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Supri Wahyudi Utomo, M.Pd. selaku Rektor Universitas PGRI
Madiun yang telah memberikan tempat dan fasilitas bagi peneliti untuk
menuntut ilmu.
2. Bapak Dr. Sardulo Gembong, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun;
3. Ibu Endang Sri Maruti, M.Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar;
4. Ibu Vivi Rulviana, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah sabar dan
bersedia memberikan masukan serta bimbingan sampai terselesaikannya
skripsi ini.
5. Ibu Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta, M.Pd. selaku dosen pembimbing II
yang telah bersedia memberikan bimbingan serta solusi hingga
terselesaikannya skripsi ini
6. Ibu dan Bapak dosen yang telah banyak memberikan arahan dan ilmunya
kepada penulis;
7. Kepala Sekolah, guru wali kelas IV A dan IV B, siswa siswi kelas IV A dan B,
dan seluruh karyawan SDN 03 Madiun Lor yang telah membantu dan
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan dan
menyelesaikan penelitian;

vii
8. Kedua orang tua tersayang, Bapak Yadi dan Ibu Nuning serta adik yang selalu
mendoakan, memberikan support serta dukungan kepada peneliti dalam
menjalankan pendidikan di Universitas PGRI Madiun.
9. Sahabat penulis yaitu, Dea, Alifahtul, Dinda, Okta, Oza, Novia, dan Safitri
yang telah memberikan bantuan, support serta motivasi sehingga peneliti bisa
menyelesaikan skripsi; Semua teman seperjuangan yang ada di kelas 8D,
semua yang telah memberikan semangat.
10. Mas Bagas Dwi Wicaksono yang telah memberikan support serta membantu
dalam menyelesaikan skripsi.

Madiun, 05 Juli 2022

Penulis

viii
DARTAR ISI

Contents
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN..............................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................................................................v
MOTTO:.............................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR............................................................................................................vii
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Batasan Masalah............................................................................................4
C. Rumusan Masalah..........................................................................................4
D. Tujuan Penelitian...........................................................................................4
E. Manfaat Penelitian........................................................................................5
F. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian.................................................6
BAB II..................................................................................................................................8
A. Kajian Teori....................................................................................................8
1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching.......................................................8
2. Hasil Belajar....................................................................................................13
3. Pembelajaran Tematik....................................................................................15
B. Kerangka Berfikir..........................................................................................19
C. Hipotesis......................................................................................................21
BAB III...............................................................................................................................22
A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................22
B. Desain Penelitian.........................................................................................23
C. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................................24
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................25
E. Instrumen Penelitian...................................................................................25
F. Teknik Analisis Data.........................................................................................30
BAB IV..............................................................................................................................36
A. Deskripsi Data..............................................................................................36
B. Hasil Pengujian Hipotesis.............................................................................43
C. Pembahasan................................................................................................45
BAB V...............................................................................................................................48
A. Kesimpulan..................................................................................................48

ix
B. Saran............................................................................................................48

x
DAFTAR TABEL

xi
DAFTAR GAMBAR

xii
DAFTAR LAMPIRAN

xiii
ABSTRAK

Maudi Dian Maghfira, 2022. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap


Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV SD. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas PGRI Madiun.
Pembimbing (I) Vivi Rulviana, M.Pd , (II) Fauzatuh Ma’rufah
Rohmanurmeta, M.Pd.

Pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang


bertujuan untuk mengembangkan cara belajar siswa yang dimana siswa aktif
dalam menemukan dan menyelidiki pengetahuan terlebih dahulu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran discovery
learning terhadap hasil belajar tematik siswa kelas IV SD. Populasi dari penelitian
ini adalah seluruh kelas IV di SDN 03 Madiun Lor yang berjumlah 77 siswa.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IV A yang berjumlah 25
siswa sebagai kelas kontrol dan kelas IV B yang berjumlah 25 siswa sebagai kelas
eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Eksperimental dengan desain Posttest Only Control Desain. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu soal tes. Melalui nilai posttest yang diberikan kelas
kontrol mendapatkan nilai rata-rata 73,84 dan kelas eksperimen mendapat nilai
rata-rata 80,24. Hasil nilai posttest tersebut kemudian akan dianalisis data
menggunakan uji normalitas, uji homogenitas kemudian hipotesis. Berdasarkan
hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, terdapat pengaruh penggunaan
model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar tematik siswa kelas
IV SD. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil uji hipotesis menggunakan teknik
Paired Two Sample For Means dengan perolehan T hitung (6,941) > T tabel
(1,710) yang dimana jika T hitung > T tabel maka H o ditolak dan Ha diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar tematik siswa kelas IV SD.
Kata Kunci: Model Discovery Learning, Hasil Belajar, Tematik

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran tematik adalah suatu metode pembelajaran yang

diterapkan dan digunakan dalam kurikulum 2013. Dalam metode

pembelajaran ini, siswa bisa belajar melalui kegiatan sehari-hari secara

langsung dari proses pembelajaran. Hal ini selaras dengan Haji ( 2015:60)

yang memberi pernyataan bahwa pelajaran tematik merupakan pembelajaran

terpadu yang memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam tema sehingga

dapat memberikan pembelajaran yang bermakna dan berkesan kepada peserta

didik. Dalam proses pembelajaran, selain menyampaikan apa yang sudah

dipelajari guru, materi pembelajaran juga harus relevan dengan keseharian

yang dilakukan siswa. Siswa diharapkan dapat lebih memahami materi saat

mereka belajar dan memungkinkan mereka untuk aktif dalam kegiatan

pembelajaran tematik. Salah satu karakteristik yang menjadi ciri khusus dari

pembelajaran tematik yaitu memfokuskan pada peserta didik dimana pada

suatu kegiatan pembelajaran menempatkan peserta didik sebagai sumber

belajar, Pernyataan tersebut disampaikan oleh Millah dan Syah (2017:261).

Rusman (2016) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan

suatu metode pendekatan pada pembelajaran yang akan memungkinkan

siswa, individu, maupun kelompok guna menggali suatu konsep serta prinsip

ilmiah yang positif dan bermakna.

1
Pembelajaran tematik menuntut guru untuk sangat kreatif dalam

memilih serta menyusun suatu topik pembelajaran. Supaya pembelajaran

menjadi hidup dan tidak membosankan, topik yang dipilih harus diambil dari

lingkungan siswa. Guru juga harus aktif dalam pembelajaran, menciptakan

suasana yang hidup pada kelas dan siswa juga harus terlihat berpartisipasi

dalam suasana pembelajaran. Sanjaya (2012:61) mendefinisikan

pembelajaran adalah suatu proses komunikasi verbal yang terjadi diantara

peserta didik dan guru sebagai media pada saat penyampaian materi belajar.

Apabila suasana pembelajaran tidak hidup, terkesan monoton, siswa tidak

aktif, serta penyampaian materi hanya berasal dari guru maka akan

berdampak pada tidak maksimalnya hasil belajar peserta didik.

Pembelajaran tematik yang diimplementasikan pada sekolah dasar

memiliki banyak permasalahan yang berbeda dalam proses pelaksanaannya.

Guru harus berwawasan dan berpengetahuan yang luas. Topik yang tersaji

pembelajaran tematik mencakup sejumlah besar strategi belajar mengajar,

pendekatan, strategi, dan model yang dipakai untuk mencapai pembelajaran

yang sesuai tujuan. Keadaan tersebut diperkuat oleh Abd. Kadir dan Asrofah

(2015) menyebutkan prinsip pada pembelajaran tematik yang rumit serta

kompleks menuntut kegiatan belajar siswa dirancang dengan kreativitas

tinggi yang dipersiapkan oleh guru. Guru perlu berinovasi guna mencapai

tujuan pembelajaran. Hambatan mulai dari sarana serta prasarana, kondisi

peserta didik, dan kondisi pribadi guru adalah persoalan yang bisa

dipecahkan. Kemudian, Abd.Kadir dan Asrofah (2015) menyatakan bahwa

2
guru harus hadapi segala medang dengan berimprovisasi. Guru juga

harus siap apabila menjumpai kendala seperti ketika menghadapi peserta

didik yang beragam, banyaknya materi, mata pelajaran yang harus didukung

dengan sarana prasana yang sesuai.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SDN 01 Semanding

pada tanggal 18 Oktober 2022, diperoleh sebuah hasil bahwa guru pada kelas

III belum menggunakan berbagai variasi model pembelajaran, dimana satu-

satunya sumber belajar siswa tetap guru dan siswa sebagai penerima

informasi. Keaktifan siswa pada suatu kegiatan belajar juga masih kurang

dalam pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil belajar pada pembelajaran

tematik. Shoimin (2016) Pengajaran dengan model tradisional memerlukan

transisi menuju pembelajaran inovatif agar tercapai suatu kondisi

pembelajaran yang menyenangkan.

Dalam pelaksanaan hal tersebut, peneliti menentukan reciprocal

teaching menjadi model pembelajaran. Alasan peneliti mengangkat reciprocal

teaching sebagi model pada penelitian ini adalah meningkatkan keatifan

peserta didik pada kegiatan belajar, membangun pemahaman, dan peningkatan

pada hasil belajar siswa secara mandiri. Implementasi model pembelajaran ini

diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk bertindak seperti guru dan

sanggup dalam penyampaian materi kepada teman-temannya. Sedangkan

pendidik atau guru memiliki peran sebagai pemberi fasilitas dan pembimbing.

Hal ini didukung dengan (Sari et al., 2019) bahwa implementasi model

pembelajaran reciprocal teaching memotivasi siswa mengembangkan berbagai

3
kemampuan yang dimiliki sebagai pembelajar dan pembaca aktif seperti

bertanya, memprediksi, mengklarifikasi, merangkum, dan merespon apa yang

telah dibaca.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Reciprocal Teaching

Terhadap Hasil Belajar Tematik Kelas III SDN 01 SEMANDING“.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah disajikan, berikut

adalah keterbatasan penelitian ini:

1. Penelitian dilaksanakan di SDN 01 Semanding Kecamatan Kauman

Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2022/2023.

2. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas III.

3. Tema yang akan diambil adalah tema 5 sub tema 1,2.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

penggunaan model pembelajaran reciprocal teaching terhadap hasil belajar

pada pembelajaran tematik siswa kelas III SD?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh model

pembelajaran reciprocal teaching terhadap hasil belajar pada pembelajaran

tematik kelas III di SDN 01 Semanding Kec. Kab. Ponorogo.

4
E. Manfaat Penelitian
Berikut adalah manfaat dari penelitian ini:

1. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :

a. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran

isi, masukan, proses, dan hasil di sekolah.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan dalam penggunaan model reciprocal teaching

dalam pembelajaran tematik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

c. Bagi Siswa

Diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Bagi Penulis

Melalui model reciprocal teaching, dapat memberikan wawasan dan

pengalaman langsung bagaimana meningkatkan kemampuan siswa.

2. Manfaat Teoritis

Temuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan, khususnya dalam pembelajaran tematik, yang melibatkan

penggunaan model reciprocal teaching dalam pembelajaran tematik, serta

menjadi sumber informasi untuk penelitian selanjutnya

5
F. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Hasil belajar peserta didik kelas III dengan model metode pembelajaran

reciprocal teaching digunakan sebagai definisi operasional dalam penelitian

ini.

1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Model pembelajaran reciprocal teaching adalah model

pembelajaran dimana siswa terlebih dahulu diberi kesempatan untuk

memahami materi. Materi tersebut kemudian dijelaskan kepada siswa

lainnya. Guru hanya berperan sebagai fasilitator, menjelaskan atau

membimbing siswa melalui materi pembelajaran yang tidak dapat

mereka pecahkan sendiri.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil usaha, Hasil nilai tes menjadi

indikator prestasi peserta didik dan bagian dari hasil belajar.

3. Pembelajaran tematik

Pembelajaran yang tersusun dalam bentuk tema-tema yang

mencakup beberapa mata pelajaran yang digabungkan atau dipadukan

disebut pembelajaran tematik terpadu.

Dua variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu variable terikat dan bebas.

1. Variabel Bebas

Model pembelajaran Reciprocal Teaching merupakan variabel bebas

dalam penelitian ini.

6
2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

a. Pengertian Model Reciprocal Teaching

Model pembelajaran adalah rencana atau pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran

yang akan digunakan, seperti tujuan pembelajaran, tahapan kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

(Triyanto, 2013).

Shoimin (2014) Model pengajaran Reciprocal Teaching adalah

model pembelajaran dimana materi diajarkan kepada teman. Dalam

model pembelajaran ini, siswa bertindak sebagai guru, menyampaikan

informasi kepada teman sebayanya. Sedangkan guru berperan sebagai

role model, berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan scaffolder.

Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh mereka yang lebih

tahu kepada mereka yang tidak atau tidak tahu.

Triyanto (2013) Selanjutnya, pengajaran timbal balik

(Reciprocal Teaching) adalah metode mengajar siswa tentang strategi

pembelajaran. Pendekatan konstruktivis pengajaran timbal balik

didasari oleh prinsip membuat atau mengajukan suatu pertanyaan.

Sedangkan menurut Huda (2014) Model pembelajaran Reciprocal

8
Teaching merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan

pemahaman bacaan. Palincsar memelopori pengajaran timbal balik

untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilan pembaca dan

pembelajar yang efektif seperti meringkas, mengajukan pertanyaan,

mengklarifikasi, memprediksi, dan menanggapi apa yang dibaca.

Siswa bekerja berpasangan dan kelompok kecil untuk menerapkan

empat strategi pemahaman yang tercantum di bawah ini.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah

model pembelajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk

terlebih dahulu memahami materi. Materi tersebut kemudian diajarkan

kepada siswa lainnya. Guru hanya berperan sebagai fasilitator,

membimbing siswa melalui materi pembelajaran yang tidak dapat

mereka selesaikan sendiri.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Model pembelajaran Reciprocal Teaching merupakan salah

satu yang mengutamakan kegiatan pembelajaran. Penerapannya tentu

saja harus berdasarkan langkah-langkah yang telah ditentukan.

Shoimin (2014), Berikut langkah-langkah model pembelajaran

reciprocal teaching:

9
1) Mengelompokan siswa dan diskusi kelompok

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Kemampuan

masing-masing siswa digunakan untuk mengelompokkan siswa.

Hal ini dimaksudkan agar kemampuan setiap kelompok yang

dibentuk hampir sama. Setelah pembentukan kelompok, siswa

diminta untuk mendiskusikan lembar kerja siswa yang telah

mereka terima.

2) Membuat pertanyaan (Question Generating)

Siswa merumuskan pertanyaan tentang materi yang dibahas dan

kemudian mempresentasikannya di depan kelas.

3) Menyajikan hasil kerja kelompok

Guru menginstruksikan salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas, sedangkan

kelompok yang lain menanggapi atau mengajukan pertanyaan

tentang hasil temuan yang dipresentasikan.

4) Mengklarifikasi permasalahan (Clarifying)

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang

dianggap sulit oleh guru. Guru mencoba menanggapi dengan

mengajukan pertanyaan menyelidik. Selanjutnya guru bertanya

dan menjawab pertanyaan tentang materi yang dipelajari untuk

mengetahui tingkat pemahaman konsep oleh siswa.

5) Memberikan soal latihan yang membuat soal pengembangan

(Predicting)

10
Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu. Pertanyaan ini mencakup

perkembangan materi yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan

agar siswa dapat meramalkan topik apa yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya.

6) Menyimpulkan materi yang dipelajari (Summarizing)

Siswa diminta untuk meringkas dan menyimpulkan materi yang

telah dibahas.

c. Kelebihan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Effendi (2013:87), terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran

reciprocal teaching, diantaranya sebagai berikut:

1) Siswa belajar melalui pemahaman.

2) siswa tidak mudah lupa.

3) Siswa melakukan penelitian sendiri.

4) Siswa antusias dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran reciprocal teaching sangat berpengaruh bagi siswa dan

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena dapat

mengembangkan kreatifitas siswa, menumbuhkan bakat siswa,

melatih mental siswa, dan dapat dimanfaatkan. untuk berbagai materi

pelajaran.

11
d. Kelemahan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Model pembelajaran reciprocal teaching tidak memungkinkan

semua siswa berhasil berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Effendi (2013:87), Model pembelajaran reciprocal teaching memiliki

beberapa kekurangan, diantaranya sebagai berikut.:

1) Memakan waktu lama.

2) Sangat sulit diterapkan jika siswa kurang menguasai materi

prasyarat.

3) Ketika siswa tidak mampu belajar, mereka menjadi semakin tidak

puas dengan prosesnya.

e. Kekuatan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Shoimin (2014), Model pembelajaran reciprocal teaching

memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut.:

1) Meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri dengan

mengajarkan cara belajar mandiri.

2) Mengajarkan siswa bagaimana untuk menerangkan materi yang

telah didapat dari kegiatan belajar kepada orang lain. Akibatnya,

siswa dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari saat

mempresentasikan ide-ide mereka.

3) Orientasi pembelajaran investigasi dan penemuan. Siswa akan

mengingat suatu konsep dengan lebih baik jika mereka

menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang sedang dibahas.

12
4) Pemahaman siswa terhadap suatu konsep juga merupakan

pemahaman yang benar-benar dipahami siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran reciprocal

teaching memiliki beberapa keunggulan. Sistem pembelajaran

dilaksanakan dengan mencari dan menemukan konsep belajar mandiri,

sehingga memudahkan siswa untuk mengingat dan menerapkan belajar

mandiri.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Slameto (2010) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses

dimana seseorang memperoleh perubahan baru dalam tingkah laku secara

keseluruhan. Menurut Trianto (2009), pembelajaran dalam konteks ini

tidak berasal dari sesuatu yang diketahui, melainkan dari kombinasi

beberapa pengetahuan yang sudah ada dan pengetahuan baru.

Hal serupa juga diutarakan oleh Sumantri (2015) yang

berpendapat belajar adalah perubahan keterampilan, sikap, kebiasaan,

dan kecerdasan seseorang. Sedangkan Ahmadi (2014) menyatakan

bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu usaha; dalam hal ini hasil

belajar merupakan perwujudan prestasi belajar siswa yang dibuktikan

dengan nilai setiap tes.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas,

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang berulang-ulang dan

menghasilkan perkembangan perilaku sadar yang biasanya bersifat

13
permanen. Pemahaman berkembang sebagai hasil belajar. Ketika

suatu pemahaman atau kemampuan berkaitan dengan kegiatan yang

kompleks, maka terjadilah perkembangan

b. Pengertian Hasil Belajar

Abd. Majid (2017) Hasil belajar merupakan puncak dari proses

pembelajaran. Hasil belajar terutama merupakan hasil evaluasi guru

terhadap dampak pengajaran dan dampak pendampingan. Djamarah

(2008:13) mengemukakan pendapat yang senada, menyatakan bahwa

hasil belajar diperoleh melalui rangkaian kegiatan yang ditandai dengan

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pola pembelajaran yang berhasil

dilakukan oleh seorang guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran

berpijak pada perubahan tingkah laku tersebut, yang meliputi ketiga

ranah tersebut di atas. Menurut Purwanto (2011), hasil belajar adalah

kemampuan yang merupakan hasil dari perubahan tingkah laku yang

dibawa oleh upaya pendidikan.

Oleh karena itu, hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang

diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dihasilkan dari interaksi

belajar dan mengajar. Hasilnya dinyatakan sebagai angka atau nilai.

14
3. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian pembelajaran tematik

Pembelajaran yang tersusun dalam bentuk tema-tema yang

mencakup beberapa mata pelajaran yang digabungkan atau dipadukan

disebut pembelajaran tematik terpadu. Hal ini juga didukung oleh

Rusman (2015) yang menjelaskan bahwa pembelajaran tematik terpadu

merupakan suatu pendekatan pembelajaran terpadu (integrated

instruction), yaitu suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa

secara aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip ilmiah baik

secara individu maupun kelompok. secara holistik, bermakna, dan

otentik.

Menurut Kurniawan (2014), pembelajaran tematik adalah jenis

pembelajaran terpadu terpadu yang dipadukan dengan satu tema dimana

satu tema berkaitan dengan tema lainnya. Sementara itu, Majid (2014:80)

menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan model

pembelajaran terpadu yang memungkinkan siswa aktif dalam

menemukan suatu konsep ilmiah baik secara individu maupun kelompok.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik adalah proses memadukan materi dari berbagai

mata pelajaran menjadi satu tema atau topik pembelajaran agar siswa

dapat belajar lebih efektif dan bermakna. Dalam hal ini, ada keterkaitan

antara satu tema dengan tema lainnya.


16

b. Tujuan pembelajaran tematik

Kementrian Pendidikan dan budaya mendefinisikan beberapa

tujuan dari kegiatan pembelajaran tematik sebagai berikut, Millah dan

Syah (2017):

1) Sangat mudah untuk berkonsentrasi pada tema tertentu.

2) Mempelajari dan mengembangkan berbagai mata pelajaran dalam

satu tema yang sama.

3) Mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan lebih efektif tentang

subjek.

4) Meningkatkan kompetensi berbahasa dengan menghubungkan

berbagai materi pelajaran lain berdasarkan pengalaman siswa.

5) Siswa lebih semangat belajar karena dapat berkomunikasi di dunia

nyata.

6) Siswa lebih menyadari manfaat dan pentingnya belajar karena materi

disajikan dalam konteks yang jelas.

7) Guru menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat

disiapkan dan disampaikan dalam waktu dua atau tiga kali

pertemuan.

8) Karakter dan moral siswa dapat dikembangkan dengan menanamkan

berbagai nilai etika yang sesuai dengan situasi dan keadaan.

16
17

c. Prinsip dasar Pembelajaran Tematik

Menurut Malawi dan Kadarwati (2017), prinsip dasar

pembelajaran tematik dapat dibagi menjadi empat (empat) kategori:

1) Prinsip Penggalian Tema

Prinsip utama (focus) dalam pembelajaran tematik adalah

prinsip penggalian tema. Ini berarti bahwa tema yang tumpang

tindih dan terkait adalah fokus utama pengajaran.

2) Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan pada suatu pembelajaran bisa dioptimalkan

jika pada seluruh proses, guru sanggup membenamkan dirinya.

Dengan kata lain, Guru harus mampu memposisikan diri dalam

proses pembelajaran sebagai fasilitator dan mediator.

3) Prinsip Evaluasi

Setiap kegiatan berkisar evaluasi. Bagaimana hasil kerja

dapat ditentukan jika tidak dilakukan evaluasi?

4) Prinsip Reaksi

Efek pengasuhan, yang sangat penting untuk perilaku sadar,

tidak tersentuh oleh guru selama proses pembelajaran. Akibatnya,

guru harus mampu merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam semua

peristiwa, guru harus menanggapi tindakan siswa.

17
18

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Menurut Kadir dan Asrohah (2015), beberapa keunggulan atau

manfaat pembelajaran tematik antara lain sebagai berikut:

1) Karena mata pelajaran disajikan dalam satu kesatuan, maka

mengurangi tumpang tindih di antara mata pelajaran.

2) Mengurangi waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan

pembelajaran. Karena pembelajaran tematik dilakukan secara

terpadu lintas mata pelajaran.

3) Siswa dapat melihat hubungan yang bermakna karena isi/materi

pembelajaran berfungsi sebagai sarana atau alat bukan tujuan

akhir.

4) Pembelajaran menjadi holistik dan menyeluruh; akumulasi

pengetahuan dan perlindungan siswa tidak tersegmentasi ke dalam

disiplin ilmu atau mata pelajaran tertentu, memungkinkan siswa

untuk memperoleh pemahaman tentang proses dan materi yang

saling terkait satu sama lain.

5) Keterkaitan antar mata pelajaran memperkuat konsep dikuasai

siswa karena didukung dari berbagai sudut pandang.

Selain manfaat dan kelebihannya, pembelajaran tematik

juga memiliki beberapa kekurangan. Kelemahan yang dapat

diamati dalam pembelajaran tematik antara lain:

1) Pembelajaran menjadi semakin kompleks, menuntut persiapan

guru agar dapat melaksanakannya dengan baik.

18
19

2) Persiapan yang harus dilakukan guru juga lebih lama.

Pembelajaran tematik harus dirancang oleh guru dengan

memperhatikan keterkaitan antara berbagai materi pelajaran yang

tersebar di beberapa mata pelajaran.

Sesuai dengan ketersediaan alat, bahan, sarana, dan

prasarana untuk berbagai mata pelajaran yang terintegrasi secara

bersamaan. Pembelajaran tematik terjadi dalam satu atau lebih

sesi. Setiap sesi mencakup beberapa topik, sehingga alat, bahan,

sarana, dan prasarana harus tersedia sesuai dengan topik utama

yang dibahas.

B. Kerangka Berfikir

Dalam penerapan pembelajaran tematik ini, terdapat hambatan-

hambatan tertentu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini

dimungkinkan karena guru tidak berinovasi dan kreatif dalam mengajar.

Penggunaan media dan model pembelajaran tertentu berkontribusi

terhadap penurunan kualitas pembelajaran yang diberikan. Lingkungan

belajar yang aktif, inovatif, dan bermakna akan meningkatkan pemahaman

siswa dalam mendalami materi yang disajikan.

Penggunaan model pembelajaran interaktif dengan keterlibatan

langsung siswa dan guru sebagai fasilitator dan pengawas. Tentunya

kerjasama dengan orang lain merupakan faktor penting dalam keberhasilan

belajar siswa di kelas. Model pembelajaran reciprocal teaching

memberikan pengaruh yang signifikan bagi siswa dan guru dalam proses

19
20

pembelajaran karena dapat meningkatkan kreativitas siswa,

mengembangkan kemampuan siswa, melatih daya pikir siswa, dan dapat

digunakan dalam berbagai mata pelajaran. Siswa menjadi sumber belajar

bagi siswa lainnya, dan guru berfungsi sebagai pembimbing jika siswa lain

terus berjuang.

Uraian tentang rumusan kerangka berpikir pada pemaparan di atas

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

20
21

C. Hipotesis

Malawi (2015) mengemukakan bahwa suatu kegiatan penelitian

merupakan tanggapan sementara terhadap hasil penelitian yang akan

dilakukan. Jadi hipotesis adalah dugaan, sedangkan jawabannya harus diuji

keakuratannya.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dirumuskan data sebagai hipotesis

untuk kegiatan penelitian ini:

Ho = Penggunaan model pembelajaran repricoal teaching tidak berpengaruh

terhadap hasil belajar tematik siswa kelas III.

H1 = Penggunaan model pembelajaran repricoal teaching berpengaruh

terhadap hasil belajar tematik siswa kelas III.

21
22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas III SDN 01 Semanding beralamat di Jl.

Halmahera No. 15, Semanding, Kec. Kauman, Kab. Ponorogo, Jawa Timur

63451 pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022. Adapun alasan

peneliti melaksanakan penelitian di SDN 01 Semanding adalah belum

pernah dilaksanakannya suatu penelitian mengenai pengaruh penggunaan

model reciprocal teaching akan hasil belajar tematik kelas III SDN 01

Semanding.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan (Juli-Desember 2022)

selama semester gasal tahun ajaran 2022/2023, dimulai dengan tahapan

pengajuan judul, penyusunan proposal, penyusunan instrumen,

pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan. persiapan. Kegiatan

tersebut dirinci dalam tabel 3.1 di bawah ini.:

Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

22
23

B. Desain Penelitian

Rancangan percobaan yang sebenarnya digunakan dalam penelitian ini

(true experimental). Rancangan percobaan yang sebenarnya adalah ketika

peneliti memiliki kemampuan untuk mengendalikan semua variabel eksternal

yang mempengaruhi percobaan (Sugiyono, 2017). Model yang digunakan

adalah Posttest-Only Control Design, yang terdiri dari dua kelompok yang

dipilih secara acak, yaitu kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dan

kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Jika ada perbedaan yang

signifikan antara keduanya, perlakuan memiliki dampak yang signifikan.

Penelitian ini meliputi dua kelas yaitu kelas III A dan III B dengan

kontrol berupa hasil belajar pretest dengan menggunakan model pembelajaran

ceramah dan eksperimen berupa hasil belajar posttest dengan menggunakan

model reciprocal teaching. Kemudian dari hasil pretest dan posttest yang telah

dilaksanakan pada kelas III peneliti mencari perbedaannya. Jika ada perbedaan

yang signifikan antara keduanya, perlakuan memiliki pengaruh yang

signifikan. Paradigma desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

R O2
X
R O4

(Sugiyono, 2017)

Keterangan:

R = Random

O2= Nilai post test yang diberi perlakuan.

23
24

O4= Nilai post test yang tidak diberi perlakuan.

X= Perlakuan

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Dalam sebuah penelitian, populasi penelitian merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri dari subjek-subjek dengan kualitas dan

karakteristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini, populasi digunakan untuk

menentukan subjek dan objek yang akan diteliti. Populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas III SDN 01 Semanding yang berjumlah 40

orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian mewakili sebagian dari kekayaan populasi

(Sugiyono, 2017). Besar sampel dalam penelitian ini digunakan untuk

menentukan berapa banyak mahasiswa yang akan digunakan untuk

penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

probability sampling dengan simple random sampling, dengan anggota

sampel diambil secara acak dari kelas III A dan III B di SDN 01

SEMANDING Kec. Kaumen, Kab. Ponorogo.

24
25

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti dapat mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa

teknik(Sugiyono, 2017). Berikut adalah teknik pengumpulan data yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini:

1. Tes

Tes merupakan alat yang peneliti gunakan untuk menilai seberapa

besar tingkat perilaku/kinerja seseorang dengan tujuan bervariasi

tergantung konteksnya (Hasnunidah, 2017). Tes ini diberikan untuk

menilai hasil belajar siswa kelas III. Tes dalam penelitian ini terdiri dari 20

soal pilihan ganda.

2. Dokumentasi

Kumpulan informasi yang disimpan sebagai bahan dokumenter

disebut sebagai dokumentasi (Sugiyono, 2017). Dokumentasi dalam

penelitian ini berupa pengambilan foto seluruh proses penelitian peneliti

serta hasil post-test siswa. Selanjutnya, dokumentasi berupa silabus, buku

ajar, dan daftar nama siswa, serta laporan hasil belajar siswa diperoleh dari

beberapa ahli. Peneliti menggunakan dokumen tersebut sebagai bukti telah

melakukan uji coba di SDN 01 Semanding Kec. Kab. Ponorogo.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mengetahui suatu fenomena atau peristiwa (Hasnunidah, 2017). Observasi,

tes, dan dokumentasi sebagai alat dalam penelitian ini. Instrumen tes pada

penelitian yang dilakukan harus diuji terlebih dahulu agar dapat digunakan

25
26

secara optimal untuk menghasilkan data penelitian yang valid. Dengan

jumlah siswa 40 orang, instrumen tes diujicobakan pada siswa kelas III di

SDN 01 Semanding Kec. Kab. Ponorogo. Pemeriksaan validitas.

Salah satu syarat instrumen penelitian yang baik adalah valid.

Dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen tes digunakan untuk

menentukan apa yang harus diukur (Arikunto, 2015). Rumus product

moment berikut dapat digunakan untuk menghitung validitas.:

Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi antar variabel x dan y

∑xy = Total dari hasil perkalian antara variabel x dan y

∑x = Total dari variabel X

∑y = Total dari variabel Y

n = jumlah siswa

Perhitungan uji validitas dilakukan dengan menggunakan software

SPSS 25 for Windows. Selanjutnya, hasil nilai r hitung atau nilai korelasi

Pearson pada keluaran statistik SPSS diinterpretasikan menggunakan

kriteria uji yang tercantum di bawah ini.:

a. Instrumen dinyatakan valid, apabila besar nilai rhitung > nilai rtabel pada

derajat bebas (db) n-2 dengan taraf signifikan 5%.

b. Instrumen dinyatakan tidak valid, apabila nilai rhitung < nilai rtabel pada

derajat bebas (db) n-2 dengan taraf signifikan 5 %.

26
27

1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan instrumen yang

digunakan konsisten meskipun digunakan berulang kali dalam situasi

tertentu (Sugiyono, 2017). Tes yang andal adalah tes yang dianggap

mampu menghasilkan data atau skor yang konsisten dan relatif.

Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 atau

R11:

Keterangan:

n = Jumlah soal dalam suatu tes

p = Proporsi subjek yang menjawab soal benar

q = Proporsi subjek yang menjawab salah

∑pq = Hasil kali p dan q

S = Standar deviasi tes

Pada penelitian ini uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan

software SPSS 25 for Windows. Jika koefisien Cronbach alpha lebih

besar dari 0,6, instrumen dianggap reliabel; jika tidak, dinyatakan tidak

dapat diandalkan. Kategori tingkat ketergantungan yang digunakan

adalah:

27
28

Tabel 3. 2 Kriteria Tingkat Reliabilitas


rhitung (r alpha) Kriteria
0,800 sd.1,00 Sangat Reliabel
0,600 sd. 0,799 Reliabel
0,400 sd. 0,599 Cukup Reliabel
0,200 sd. 0,339 Tidak Reliabel
0,000 sd. 0,200 Sangat Tidak Reliabel

Sumber : Arikunto (2015)

3. Daya Pembeda

Arikunto (2015) mendefinisikan daya pembeda soal sebagai

kemampuan yang ada pada soal sebagai upaya untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang tidak pandai

(berkemampuan rendah). Untuk menghitung daya pembeda setiap butir,

gunakan software SPSS 25 for Windows atau rumus di bawah ini.:

Keterangan:

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini:

28
29

Tabel 3. 3 Klasifikasi Daya Pembeda

Sumber : Arikunto (2015)

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran tes adalah kemampuan soal tes dalam memilah

banyaknya peserta yang mengikuti tes dan dapat mengerjakan dengan

benar. Jika banyak peserta yang menjawab benar maka taraf kesukaran

tes tinggi, sebaliknya jika hanya sedikit dari peserta yang menjawab

benar maka taraf kesukaran rendah. Menurut Arikunto (2015), soal yang

ideal adalah soal yang tidak terlalu mudah maupun sukar. Untuk

menghintung tingkat kesukaran soal dapat menggunakan software SPSS

25 for windows atau menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Indeks yang digunakan pada tingkat kesukaran ini dapat dilihat pada

tabel 3.4:

29
30

Tabel 3. 4 Indeks Tingkat Kesukaran

Sumber : Arikunto (2015).

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Salah satu syarat instrumen penelitian yang baik adalah valid.

Dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen tes digunakan untuk

menentukan apa yang harus diukur (Arikunto, 2015). Rumus product

moment berikut dapat digunakan untuk menghitung validitas

perhitungan.:

Keterangan :

Perhitungan uji validitas dilakukan dengan menggunakan software

SPSS 25 for Windows. Selanjutnya, hasil nilai r hitung atau nilai korelasi

30
31

Pearson pada keluaran statistik SPSS diinterpretasikan menggunakan

kriteria uji yang tercantum di bawah ini.:

c. Instrumen dinyatakan valid, apabila besar nilai rhitung > nilai rtabel pada

derajat bebas (db) n-2 dengan taraf signifikan 5%.

d. Instrumen dinyatakan tidak valid, apabila nilai rhitung < nilai rtabel pada

derajat bebas (db) n-2 dengan taraf signifikan 5 %.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan instrumen yang

digunakan konsisten meskipun digunakan berulang kali dalam situasi

tertentu (Sugiyono, 2017). Tes yang andal adalah tes yang dianggap

mampu menghasilkan data atau skor yang konsisten dan relatif.

Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 atau

R11:

Keterangan:

Pada penelitian ini uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan

software SPSS 25 for Windows. Jika koefisien Cronbach alpha lebih

31
32

besar dari 0,6, instrumen dianggap reliabel; jika tidak, dinyatakan tidak

dapat diandalkan. Kategori tingkat ketergantungan yang digunakan

adalah:

Tabel 3. 4 Kriteria Tingkat Reliabilitas

Sumber : Arikunto (2015)

4. Daya Pembeda

Arikunto (2015) mendefinisikan daya pembeda soal sebagai kemampuan

yang ada pada soal sebagai upaya untuk membedakan antara siswa yang

pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang tidak pandai

(berkemampuan rendah). Untuk menghitung daya pembeda setiap butir,

gunakan software SPSS 25 for Windows atau rumus di bawah ini.:

Keterangan:

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini:

32
33

Tabel 3. 5 Klasifikasi Daya Pembeda

Sumber: Arikunto (2015)

5. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesulitan tes ditentukan oleh kemampuan soal tes

memilah jumlah peserta yang mengikuti dan lulus tes. Tingkat kesulitan

tes tergolong tinggi jika banyak peserta yang menjawab dengan benar;

sebaliknya, tingkat kesulitannya rendah jika hanya sedikit peserta yang

menjawab dengan benar. Arikunto (2015) mendefinisikan soal ideal

sebagai soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Anda dapat

menggunakan software SPSS 25 for Windows atau rumus berikut untuk

menghitung tingkat kesulitan soal:

Keterangan:

Indeks yang digunakan pada tingkat kesukaran ini dapat dilihat

pada tabel:

33
34

Tabel 3. 4 Indeks Tingkat Kesukaran

Sumber: Arikunto (2015).

6. Uji Prasyarat Analisis Data

Pada saat peneliti melakukan analisis data, sebelumnya data harus

diuji prasyaratnya. Uji normalitas dan homogenitas diperlukan sebagai

prasyarat. Hal ini dilakukan karena eksperimen yang dilakukan hanya

membandingkan hasil belajar pre-test dan post-test pada dua kelas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam

suatu kelompok data atau variabel berdistribusi normal atau tidak. Jika

data memiliki distribusi normal, maka dianggap baik. Data diuji dengan

menggunakan metode Kolmogorov Smirnov dan software SPSS 25 for

Windows, dengan taraf signifikansi = 0,05. Berikut adalah kerangka

pengambilan keputusan:

a. Apabila nilai sign. p > 0,05,maka data berdistibusi normal

b. Apabila nilai sign. p < 0,05,maka data tidak berdistribusi normal

7. Uji Hipotesis

Paired sample T-Test digunakan dalam penelitian ini untuk

menguji hipotesis. Karena Uji-T sampel berpasangan adalah komponen

analisis parametrik, hal pertama yang harus diingat adalah bahwa data

harus terdistribusi secara normal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Jika uji

34
35

normalitas gagal, opsi lain adalah menggunakan uji Wilcoxon, yang

merupakan analisis statistik non parametrik.

Uji Paired sample T-Test dihitung dengan menggunakan software

SPSS versi 25 for Windows pada taraf signifikansi 5%. (Arikunto, 2015).

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap ketentuan tersebut.:

a. Jika nilai signifikansi (two-tailed) (0,05) menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan antara pretest (menggunakan model

pembelajaran konvensional) dan posttest (menggunakan model

pembelajaran Reciprocal Teaching), maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

b. Jika nilai signifikansi (two-tailed) > 0,05 menunjukkan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest

(menggunakan model pembelajaran konvensional) dan posttest

(menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching), maka

Ha ditolak dan H0 diterima.

35
36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan: a) deskripsi data; b) hasil pengujian hipotesis; dan

c) diskusi. Berikut penjelasan dari pembahasan tersebut.

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Semanding pada kelas III. Data

yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil posttest siswa. Temuan

penelitian yang diperoleh peneliti dijelaskan secara rinci. Pembahasan

didasarkan pada data kuantitatif. Uraian data penelitian untuk masing-masing

variabel akan dijelaskan secara rinci di bawah ini.

1. Validitas Instrumen

a. Uji Validitas Soal

Dalam penelitian ini instrumen tes yang digunakan adalah tes hasil

belajar siswa. Sebelum menyajikan instrumen, hasil uji coba instrumen

ditelaah dan dianalisis. Data instrumen hasil belajar tematik didapat dari

pengujian tes hasil belajar yang berisi 30 soal pilihan ganda pretest dan

posttest yang diberikan kepada siswa yang telah memperoleh materi

pembelajaran. Untuk tahun ajaran 2022/2023, uji coba dilakukan pada

siswa kelas III SDN 01 Somoroto. Adapun hasil uji validitas siswa kelas

III SDN 01 Somoroto dalam table 4.1 berikut.

36
37

Tabel 4.1 Hasil Validitas Soal

Berdasarkan tabel di atas, 20 dari 30 soal tersebut valid, sedangkan

sepuluh sisanya tidak valid. Dari 20 soal yang valid dipilih untuk

digunakan sebagai alat penelitian. Item yang valid akan digunakan

sebagai soal posttest. Pada uji validitas, jika r hitung > rtabel, maka soal

dinyatakan valid; sebaliknya jika rhitung < rtabel maka butir dinyatakan tidak

valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item yang telah ditentukan

validitasnya. Setelah validitas soal, dilakukan uji reliabilitas. Rumus KR-

20 digunakan dalam penelitian untuk melakukan penghitungan uji

reliabilitas.

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

Soal uji reliabilitas dikatakan reliabel jika dengan taraf signifikansi

5%, rhitung > rtabel. Berdasarkan data di atas diketahui rhitung (0,909) dan rtabel

(0,444), yang menunjukkan bahwa data bersifat homogen.

37
38

c. Uji Taraf Kesukaran

Tes ini digunakan untuk melihat kefektifan suatu soal saat menjaring

beberapa peserta tes yang dapat menjawab soal dengan benar.

Tes tingkat kesukaran sesuai tabel di atas memiliki 23 soal dengan

kriteria mudah dan 7 soal dengan kriteria sedang.

d. Uji Daya Beda Soal

Berdasarkan uji daya beda, 9 soal memiliki kriteria sangat baik, 12

soal memiliki kriteria baik, 4 soal memiliki kriteria cukup, dan 5 soal

memiliki kriteria buruk. Akibatnya, soal dengan kriteria kurang dan

sangat kurang dapat dihindari.

38
39

Peneliti melakukan uji validasi sebanyak 30 soal, menghasilkan 20

soal valid dan 10 soal valid. Peneliti kemudian mengumpulkan 20

pertanyaan untuk digunakan sebagai alat penelitian. Nilai-nilai yang

diperoleh setelah siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol

diberikan perlakuan yang berbeda disajikan dalam penelitian. Model

pembelajaran resiprokal digunakan pada kelas eksperimen, sedangkan

model pembelajaran konvensional atau pembelajaran kooperatif

digunakan pada kelas kontrol. Kelompok eksperimen dan kontrol

menerima pertanyaan posttest yang sama terlepas dari perlakuan berbeda.

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah nilai siswa setelah

pembelajaran atau hasil posttest.

2. Data Hasil Belajar

a. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas III A di SDN 01

Semanding yang pembelajarannya menggunakan model reciprocal

teaching learning. Penelitian eksperimen kelas ini dilakukan selama tiga

pertemuan dan diikutsertakan dalam posttest. Nilai hasil belajar tematik

siswa pada tema 5 subtema 1, 2, dan 3 pembelajaran 1 adalah sebagai

berikut.

Rata-rata = 82,89; skor terendah = 53; nilai tertinggi = 100; dan

standar deviasi = 13,03 merupakan hasil nilai posttest pada kelas

eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran discovery learning.

39
40

Grafik berikut sebagai penggambaran hasil belajar tematik siswa pada

kelas eksperimen.

Gambar 4.1 Grafik Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar grafik di atas, terdapat 20 siswa kelas

eksperimen yang belajar dengan menggunakan model reciprocal

teaching. Terdapat satu siswa dengan nilai terendah 53 dan tiga siswa

dengan nilai tertinggi 100.

b. Data Hasil Belajar Kelas Kontrol

Kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas III B di SDN 01

Semanding yang menggunakan model pembelajaran konvensional yang

biasa digunakan sehari-hari selama proses pembelajaran. Kelas kontrol

menjadi sasaran tiga pertemuan penelitian dan posttest. Hasil belajar

tematik siswa pada tema 5, subtema 1, 2, dan 3 pembelajaran 1 tercantum

di bawah ini.

Berdasarkan nilai posttest siswa kelompok kontrol yang

menggunakan model pembelajaran tradisional (Cooperative Learning)

40
41

rata-ratanya adalah 71,53; nilai tertinggi adalah 100; nilai terendah

adalah 47; dan standar deviasinya adalah 16,18.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai hasil

belajar tematik siswa pada kelas kontrol, maka dapat dilihat pada grafik

berikut ini.

Gambar 4.2 Grafik Hasil Posttest Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar grafik di atas, terdapat 20 siswa kelas kontrol

yang tidak mendapatkan perlakuan atau menggunakan model

konvensional. Terdapat dua siswa yang memperoleh nilai terendah yaitu

47 dan satu siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 100.

c. Perbandingan Hasil Belajar Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Hasil tes pembelajaran tematik diberikan kepada siswa kelas III SDN

01 Semanding dalam bentuk posttest, dengan jumlah 40 siswa, dengan

rincian 20 siswa kelas III A sebagai kelas eksperimen dan 20 siswa kelas

III B. sebagai kelas kontrol. Nilai rata-rata pada kelas III A sebagai kelas

41
42

eksperimen adalah 82,89, nilai tertinggi 100, nilai terendah 53, dan

standar deviasi 13,03. Sedangkan kelas kontrol yaitu kelas III B memiliki

rata-rata 71,53, nilai tertinggi 100, nilai terendah 47, dan standar deviasi

16,18.

Berdasarkan perbandingan data tersebut, nilai rata-rata kelas

eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Grafik di bawah ini

memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perbandingan skor

kognitif siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol.

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan


Kelas Kontrol

Grafik di atas menggambarkan hasil belajar kelas eksperimen dan

kelas kontrol dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua

kelas. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah 82,89, sedangkan

rata-rata nilai posttest kelas kontrol adalah 71,53. Akibat perbedaan yang

signifikan tersebut, terlihat jelas bahwa kelas eksperimen yang

42
43

menggunakan model discovery learning mengungguli kelas kontrol yang

hanya menggunakan model konvensional.

B. Hasil Pengujian Hipotesis

Untuk menghitung uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t,

namun sebelum melakukan uji-t hal yang perlu dilakukan adalah menghitung

uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun

langkah-langkah dalam mencari hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menentukan apakah data sampel dari kelas kontrol dan

eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Metode Liliefors digunakan

dalam penelitian ini, dengan tingkat signifikansi α= 5% = 0,05. Hasil uji

normalitas pada kelas eksperimen dan kontrol ditunjukkan pada tabel di

bawah ini:

Data berdistribusi normal jika digunakan kriteria pengujian Lhitung

Ltabel dengan taraf α= 0,05. Lhitung = 0,176 dan Ltabel = 0,192 berdasarkan

analisis data pada kelas eksperimen dengan menggunakan uji Liliefors

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk menganalisis data

43
44

pada kelas kontrol digunakan uji Liliefors dengan Lhitung = 0,057 dan Ltabel =

0,192 yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian dari

beberapa populasi adalah sama. Uji F digunakan untuk melakukan uji

homogenitas dalam penelitian ini. Berikut tabel uji homogenitas pada kelas

eksperimen dan kontrol.:

Dikatakan homogen jika Fhitung<Ftabel, dan jika Fhitung>Ftabel maka data

tidak homogen. Berdasarkan data yang disajikan di atas, hasil posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah Fhitung 3,733 dan Ftabel

4,260. Hasilnya Fhitung 3,733 Ftabel 4,260.

3. Uji Hipotesis

Dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penggunaan model

pembelajaran Reciprocal Teaching berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Analisis uji-t menurut Ergusni dan Usmadi (2015) dua rata-rata

dibandingkan untuk menentukan perbedaan diantaranya nyata dan bukan

karena kebetulan. Uji t yang dilakukan peneliti terdiri dari dua uji kesamaan

rata-rata, dengan hipotesis penelitian sebagai berikut:

44
45

H 0 : Tidak adanya pengaruh penggunaan Model Reciprocal Teaching

terhadap hasil belajar Tematik Kelas III SDN 01 Semanding.

H 1: Adanya pengaruh penggunaan Model Reciprocal Teaching dengan hasil

belajar Tematik Kelas III SDN 01 Semanding.

Jika sampel berditribusi normal maka uji t bisa digunakan dan dilihat pada

tabel berikut:

Thitung 10,778 dan Ttabel 2,048 dapat dihitung berdasarkan analisis data di

atas. Ho ditolak dan Ha diterima karena Thitung > Ttabel. Alhasil, model

reciprocal teaching berpengaruh terhadap hasil belajar tematik siswa kelas

III SD.

C. Pembahasan

Pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap hasil belajar

tematik merupakan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hal tersebut.

Peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas III A sebagai kelas eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dan kelas III B

sebagai kelas kontrol. Dari pengujian hipotesis yang dilakukan secara manual,

45
46

H0 ditolak dari data yang diperoleh dengan Thitung 10,778 dan Ttabel 2,048.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Pengajaran

Reciprocal Teaching berpengaruh terhadap hasil belajar. SDN 01 Semanding

SDN III Kelas Tematik.

Pada penelitian ini mengujikan beberapa soal tes meliputi validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Materinya tematik. Sebelum

diberikan materi, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dites terlebih

dahulu pada pertemuan pertama. Peneliti mengimplementasikan model

pembelajaran Reciprocal Teaching selama kegiatan pembelajaran, sayangnya

siswa masih bertanya-tanya dengan model baru yang digunakan di kelas.

Materi tematik dibagikan pada pertemuan kegiatan belajar kedua. Peneliti

melaksanakan posttest pada peserta didik di pertemuan ketiga. Pada saat

pertemuan terakhir, posttest diadakan oleh peneliti untuk melihat hasil yang

telah diajarkan kepada siswa kelas III SDN 01 Semanding. Timbal Balik

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru menjadi fasilitator sekaligus

pembimbing. Dalam bentuk pertanyaan, guru memberikan kesimpulan dan

pertanyaan penguatan.

Model pembelajaran Reciprocal Teaching yang digunakan pada kelas

eksperimen mendorong siswa untuk lebih aktif dan antusias dalam belajarnya.

Ada banyak interaksi antara siswa. Semua siswa berbicara satu sama lain,

bertukar pikiran. Akibatnya, ketika proses pembelajaran berlangsung, semua

siswa berpartisipasi. Suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, siswa tidak

mudah bosan, dan siswa menjadi lebih tanggap terhadap pelajaran yang

46
47

diberikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran kelas

eksperimen juga ditransfer ke kelas kontrol. Model pembelajaran Reciprocal

Teaching digunakan pada kelas kontrol. Di kelas kontrol, yang menggunakan

model yang sama. Setelah pemberian dan memperlakukan materi terhadap

kelompok control dan eksperimen, peneliti memberikan posttest kepada siswa

pada pertemuan akhir untuk mengetahui hasil belajar. Perhitungan hasil belajar

pada kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa model

pembelajaran Reciprocal Teaching berpengaruh terhadap hasil belajar tematik.

Hal ini sesuai dengan perhitungan uji t yang menghasilkan t hitung 10,778

dan ttabel 2,048, yang berarti t hitung > t tabel. Hasilnya, Model Reciprocal Teaching

berpengaruh terhadap hasil belajar tematik Kelas III SDN 01 Semanding.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraini Ulfaunni’mah (2018) yang

mengemukakan bahwa terdapat pengaruh Model Reciprocal Teaching terhadap

hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan analisis rata-rata uji komparatif

pada penggunaan uji t tahapan akhir, dimana diperoleh t hitung = 4,03 serta ttabel =

1,99 pada taraf α signifikan = 5%, sehingga H 0 ditolak. Peneliti lain, Mulyono,

D, dan Elly S.A (2020), mengemukakan bahwa Model Reciprocal Teaching

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan H 0 ditolak

dengan F hitung=4,47 > F tabel=4,00.

47
48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model reciprocal teaching berpengaruh dengan hasil

pembelajaran tematik pada kelas III SDN 01 Semanding.

B. Saran

Rekomendasi peneliti adalah sebagai berikut, berdasarkan

kesimpulan di atas.:

1. Bagi Lembaga atau Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tempat

penelitian ini dilakukan.

2. Bagi Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan guru sebagai

fasilitator dapat menerapkan atau menggunakan model pembelajaran

representatif pada saat mengajar mata pelajaran lain.

3. Bagi Siswa

Penggunaan model pembelajaran Reciprocal Teaching ini dapat

mendorong siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar mereka, mereka dapat

bekerja secara individu atau kelompok.

48
49

4. Untuk peneliti lain

Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan kajian atau perbaikan pada kegiatan penelitian selanjutnya yang

menggunakan model penelitian yang sama.

49
50

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Majid. (2017). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Cetakan ketiga.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ergusni, & Usmadi. (2015). Uji Hipotesis Analisis Beda Retara Dua Sampel.

Kadir, Abd & Hanun Asrohah (2015). Pembelajaran Tematik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Millah D., &Syah, M.N.S. (2017). Implementasi Pembelajaran Integratif di Kelas

I Sekolah Da,sar Negeri 2 Barongan Kudus. Elementary 5(2)

Mulyono, D. (2020). Pengaruh Mode Pembelajaran Reciprocal Teaching dan


Student Facilitator and Explaining Terhadap Hasil Belajar Matematika
dengan Mengontrol Kemampuan Awal Siswa. 6(2), 238–250.
Nasrum, A. (2018). Uji Normalitas Data. Jayapangus Press.
Ulfaunni’mah, A. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocoal Teaching
Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas V MI Ismaria Al-
Qur’aniyyah Bandar Lampung.
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rusman. (2016). Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik, dan Penilaian.


Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Shoimin, A. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Sumantri,S,M (2015). Strategi Pembelajaran:Teori dan Praktik di Tingkat

Pendidikan Dasar. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Trianto. (2015). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara

50
51

LAMPIRAN

51
52

Lampiran 1. Nilai Kelas Eksprimen Ulangan Harian Sebelum Penelitian

No Nama Siswa Nilai


1 Wahyu R. 73

2 Rama 69
3 Ida 76
4 Riski 76
5 Rino 78
6 Wahyu 68
7 Linda 75
8 Jesicca 76
9 Vina 78
10 Vika 75

11 Budi 74

12 Rina 77

13 Tyas 80

14 Rika 77

15 Bima 70

16 Intan 76

17 Beryl 78

18 Ayun 77

19 Reza 74

20 Iza 77
Rata-Rata 75,04
Min 57
Max 87
Lampiran 2: Nilai Kelas Kontrol Ulangan Harian Sebelum Penelitian

No Nama Siswa Nilai


1 Risma 73
2 Ibra 69
3 Fahmi 76
4 Dika 70

52
53

5 Kaka 73
6 Rania 64
7 Halimah 69
8 Marcello 76
9 Fauzan 71
10 Shayna 75
11 Dimas 71
12 Arinda 77
13 Aditya 66
14 Angkasa 71
15 Satria 70
16 Mita 69
17 Anissa 72
18 Febi 66
19 Arya 70
20 Rehan 71
Rata-Rata 70.88
Min 57
Max 83

53
Lampiran 8. Uji Validitas Soal

Siswa
1 2 3 4
1 1 1 1 1
55

Lampiran 9. Uji Reliabilitas

55
56

Lampiran 10. Uji Taraf Kesukaran

varians sko43.958
r11 0.915

56
57

Lampiran 11. Uji Daya Beda

Siswa
1 2 3 4

57
58

Lampiran 12. Hasil Nilai Posttest Kelas Eksperimen

No Nama Siswa Nilai


1 Wahyu R. 80
2 Rama 53
3 Ida 80
4 Riski 67
5 Rino 100
6 Wahyu 93
7 Linda 73
8 Jesicca 73
9 Vina 73
10 Vika 100
11 Budi 100
12 Rina 67
13 Tyas 87
14 Rika 80
15 Bima 93
16 Intan 87
17 Beryl 93
18 Ayun 93
19 Reza 87
20 Iza 80
Mean 82,89
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 53
Standar Deviasi 13,03

Lampiran 13. Hasil Posttest Kelas Kontrol

58
59

No Nama Siswa Nilai


1 Risma 73
2 Ibra 73
3 Fahmi 80
4 Dika 53
5 Kaka 53
6 Rania 73
7 Halimah 47
8 Marcello 53
9 Fauzan 47
10 Shayna 80
11 Dimas 87
12 Arinda 53
13 Aditya 87
14 Angkasa 93
15 Satria 80
16 Mita 67
17 Anissa 80
18 Febi 80
19 Arya 100
20 Rehan 73
Mean 71,53
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 47
Standar Deviasi 16,18

Lampiran. 14 Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

59
60

No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai


1 Wahyu R. 80 1 Risma 73
2 Rama 53 2 Ibra 73
3 Ida 80 3 Fahmi 80
4 Riski 67 4 Dika 53
5 Rino 100 5 Kaka 53
6 Wahyu 93 6 Rania 73
7 Linda 73 7 Halimah 47
8 Jesicca 73 8 Marcello 53
9 Vina 73 9 Fauzan 47
10 Vika 100 10 Shayna 80
11 Budi 100 11 Dimas 87
12 Rina 67 12 Arinda 53
13 Tyas 87 13 Aditya 87
14 Rika 80 14 Angkasa 93
15 Bima 93 15 Satria 80
16 Intan 87 16 Mita 67
17 Beryl 93 17 Anissa 80
18 Ayun 93 18 Febi 80
19 Reza 87 19 Arya 100
20 Iza 80 20 Rehan 73
Mean 82,95 Mean 71,53
Nilai Tertinggi 100 Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 53 Nilai Terendah 47

Lampiran 15. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

No X Z F(z) S(z) F(z)-S(z)


1 53 -1,8682 0,0309 0,12 0,089

60
61

2 67 -0,908 0,1819 0,16 0,022


3 67 -0,908 -0,908 0,1819 0,2
4 73 -0,4965 0,3098 0,24 0,07
5 73 -0,4965 0,3098 0,28 0,03
6 73 -0,4965 0,3098 0,32 0,01
7 80 -0,0165 0,4934 0,36 0,133
8 80 -0,0165 0,4934 0,4 0,093
9 80 -0,0165 0,4934 0,44 0,053
10 80 -0,0165 0,4934 0,44 0,053
11 87 0,4636 0,6785 0,6 0,079
12 87 0,4636 0,6785 0,64 0,039
13 87 0,4636 0,6785 0,68 0,001
14 93 0,8751 0,8092 0,76 0,049
15 93 0,8751 0,8092 0,8 0,009
16 93 0,8751 0,8092 0,84 0,031
17 93 0,8751 0,8092 0,88 0,071
18 100 1,3552 0,9123 0,92 0,008
19 100 1,3552 0,9123 0,96 0,048
20 100 1,3552 0,9123 1 0,088
Rata2 82,95 L Hitung 0,176
s 12,697 L Tabel 0,192
max 100 Normal
min 53

Lampiran 16. Uji Normalitas Kelas Kontrol

No X Z F(z) S(Z) F(z)-S(z)


1 47 -1,7128 0,04337 0,04 0,003
2 47 -1,7128 0,04337 0,08 0,037

61
62

3 53 -1,3299 0,09177 0,12 0,028


4 53 -1,3299 0,09177 0,16 0,068
5 53 -1,3299 0,09177 0,2 0,108
6 53 -1,3299 0,09177 0,24 0,148
7 67 -0,4365 0,33124 0,28 0,051
8 73 -0,0536 0,47863 0,4 0,079
9 73 -0,0536 0,47863 0,44 0,039
10 73 -0,0536 0,47863 0,48 0,001
11 73 -0,0536 0,47863 0,52 0,041
12 80 0,3931 0,65288 0,56 0,093
13 80 0,3931 0,65288 0,6 0,053
14 80 0,3931 0,65288 0,64 0,013
15 80 0,3931 0,65288 0,68 0,027
16 80 0,3931 0,65288 0,72 0,067
17 87 0,8398 0,79949 0,84 0,041
18 87 0,8398 0,79949 0,88 0,081
19 93 1,2227 0,88928 0,92 0,031
20 100 1,6694 0,95248 1 0,048
Rata2 71,53 L Hitung 0,057
s 15,753 L Tabel 0,192
max 100 Normal
min 47

Lampiran 17. Uji Homogenitas

F-Test Two-Sample for Variances

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Mean 82,95 71,53

62
63

Variance 0,832 0,762


Observations 20 20
df 19 19
F 3,733
F Critical one-tail 4,260

Fhitung= 3,733
Ftabel= 4,260
Fhitung<Ftabel=Homogen

Lampiran 18. Uji Hipotesis

t-Test: Paired Two Sample for Means


Kelas
Eksperimen Kelas Kontrol

63
64

Mean 82,95 71,53


Variance 0,832 0,762
Observations 20 20
Pearson Correlation 0,406
Hypothesized Mean
Difference 0
df 19 Derajat Kebebasan
t Stat 10,778 t hitung
t Critical one-tail 1,71088208 t tabel

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai t hitung (10,778) > t tabel

(1,710) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada kedua

kelas yang telah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas.

Lampiran 19. Dokumentasi Pembelajaran di Kelas Eksperimen

Dokumentasi Kelas Eksperimen

64
65

65
66

Lampiran 20. Dokumentasi Pembelajaran di Kelas Kontrol

Dokumentasi Kelas Kontrol

66
67

Lampiran 22. Surat Balasan Sudah Melakukan Penelitian

67
68

Lampiran 23. Berita Acara dan Validasi Pustaka

BERITA ACARA BIMBINGAN DAN VALIDASI


SUMBER PUSTAKA SKRIPSI

Pada hari Selasa 19 Juli 2022 telah dilakukan Validasi Sumber Penulisan Skripsi
atas nama mahasiswa sebagai berikut:

Nama : Maudi Dian Maghfira


NIM : 1802101123
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap
Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV SD
Dosen Pembimbing : 1. Vivi Rulviana, M.Pd.
2. Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta, M.Pd

Berdasarkan hasil pembimbingan dan validasi pustaka dengan rincian sebagai


berikut :
a. Isi skripsi mahasiswa yang bersangkutan telah sesuai dengan format dan
memenuhi syarat.
b. Validasi sumber pustaka berjumlah 19 buku 21 jurnal telah sesuai dengan
yang dituliskan dalam skripsi.
Untuk itu mahasiswa tersebut di atas, berhak/tidak berhak mengikuti ujian skripsi.
Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Menyetujui Madiun, 19 Juli 2022


Pembimbing I Pembimbing II

Vivi Rulviana, M.Pd Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta, M.Pd

68
69

NIDN. 0720108902 NIDN. 0707108701

Mengetahui
Kepala Program Studi

Endang Sri Maruti, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0701018803
Lampiran 12 Data Siswa SDN 01 Semanding Kelas 3
No. Kelas Nama Kela Nama
s
1 A Wahyu Rizky putra B Risma
2 A Rama wijaya kusuma B Linda
3 A Ida hardiyanti B Budi
4 A Riski andrianto B Intan
5 A Rino sebastian B Rika
6 A Wahyu santoso B Rani
7 A Linda lavenia B Wahyu
8 A Jesicca ilenne B Hani
9 A Vina aryani B Fauzan
10 A Vika meiliyasari B Ara
11 A Budi adi utomo B Balqis
12 A Rina agustina B Dedi
13 A Tyas ningsih B Adit
14 A Rika susanti B Angkasa
15 A Bima nurcahyanto B Aldo
16 A Intan anggraeni maharani B Puput
17 A Beryl permana B Apin
18 A Ayunda heka B Febi

69
70

19 A Reza ardian B Anida


20 A Iza Madani ramadani B Rehan

70

Anda mungkin juga menyukai