Anda di halaman 1dari 127

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA


PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN INPRES MAWU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan


Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

O LEH :
ASMURI
NIM.2018070210

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) SEKOLAH


TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAMAN SISWA BIMA TAHUN 2022/2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING TERHADAP


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN
IPS SISWA KELAS V SDN INPRES MAWU

Oleh

ASMURI
2018070210

Skripsi ini telah diujikan pada tanggal 24 Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing 2

Hairunisa, M.Pd Sri Hardianingsih, M.Pd


NIDN : 0801028603 NIDN: 0812098301

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING TERHADAP


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN
IPS SISWA KELAS V SDN INPRES MAWU

Oleh :
ASMURI
NIM.2018070210

Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi


Pada tanggal 24 Agustus 2022
Tim Penguji :
Nama Jabatan Tanda tangan Tanggal

( Syarifuddin, M.Pd) Ketua Sidang ( ... . .............. ) ( 29/08/2022)


NIDN.

(Muh. Rijalul Akbar, M.Pd ) Penguji 1 (30/08/2022)


NIDN: 0820079002

(Syarifuddin, M.Pd) Penguji 2 ( ................... (29/08/2022)


NIDN.

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Asmuri

Nim : 2018070210

Prodi : Pendidkian Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam

lembar pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda

yudisium pada periode berikutnya.

Bima 2022
Yang menyatakan;

Asmuri
Nim.2018070210

iv
MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama


kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan,
maka tetaplah berkerja keras untuk urusan yang lain dan hanya kepada
tuhanmulah engkau berharap
(QS. Al-Insyirah, 6-8)

PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan ikhlas Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Yang teristiwa kepada ibuku tercinta Jubaidah yang tak henti-hentinya


memberikan segenap kasih sayang, materi, motivasi, nasehat, serta do’a yang
tulus di setiap langkah ku, kepada Alm. Bapak saya Mutlak yang selalu
mendoakan putrinya dari atas sana
2. Kaka-kaka ku tersayang asty, anhar, ahyar, arfiah, dan adiku tercinta arfita
tiara serta ipar-ipar ku tercinta terimaksih atas dukungannya, materi , dan
Motivasinya.
3. Untuk teman terbaik Riska lailika Nur linda, Tri Nurhidaya yang selalu
membantu tanpa pamrih dan yang selalu semangatin, teman .Saranghamnida
4. Almamater ku Tercinta

v
ABSTRAK

Asmuri, (2018070210) “Pengaruh Model Problem Solving Learning terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Mata Pelajaran
IPS Siswa Kelas V SDN Inpres Mawu ” Skripsi Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima. Hairunisa M.Pd
pembimbing I dan Sri Hardianingsih M.Pd pembimbing II.

Kata Kunci : Model Problem Solving Learning, Kemampuan Berpikir


Kritis, IPS.

Telah dilakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Problem


Solving Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada
Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres Mawu “. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem solving learning
terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran IPS
siswa kelas V SDN Inpres Mawu. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain control goup pretest-
posttest design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tekhnik
non probabililty sampling yaitu ( probalitas elemen populasi). Sampel
berjumlah 15 orang untuk kelas kontrol dan 15 orang untuk kelas eksperimen.
Instrumen yang digunakan berupa lembar LKPD, lembar tes pretest dan
postest .
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan
pada kedua kelompok siswa. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan nilai
rata-rata dimana kelas kontrol 30,06 % dan kelas eksperimen 30,46 %
Sedangkan untuk post-test kedua kelompok yaitu rata-rata kelompok Kontrol
67,47% dan kelas eksperimen 81,06%. Hasil tersebut menunjukan
diterimanya hipotesis alternatif (Ha) dan ditolaknya H0 yang berarti bahwa
terdapat pengaruh model pembelajaran problem solving learning terhadap
kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran IPS siswa kelas
V SDN Inpres Mawu

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
serta taufik-Nya, sehingga penyusunan proposal yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Poblem Solving Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres Mawu ” dapat terselesaikan.
Proposal ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat
kepada:Penyusunan proposal in itidak lepas dari bantu andan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat
kepada:
1. Bapak Alm. Drs. H. Sudirman Ismail, M. Si selaku dewan pembina STKIP taman
siswa Bima
2. Bapak Muslim, S, Sos selaku ketua yayasan STKIP taman siswa Bima
3. Bapak Dr. Ibnu Khaldun sudirman, M. Si selaku ketua lembaga STKIP taman
siswa Bima
4. Bapak Ady Irawan, SH, MH sebagai ketua program studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD)
5. Ibu Hairunisa M.Pd selaku dosen Pembimbing I. Dan Ibu Sri Hardianingsih
M.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
penyusunan proposal skripsi.
6. Ibu/Bapak dosen berserta staf kampus II yang telah banyak membantu dalam
kelengkapan penyusunan proposal skripsi
7. Ibu Nurul Fauziah, M.Pd selaku validator soal
8. Berbagai pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan
ini yang telah membantu penulis baik material maupun moral sehingga proposal
skripsi ini dapat terwujud.

vii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak agar kedepannya bisa lebih baik. Akhirnya
penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnyaan
pembaca pada umumnya.

Bima, Juni 2022

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah............................................................................... 3
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian............................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................................ 5
1. Pengertian Model Problem Solving Learning. ................................ 5
a. Manfaat dan Ciri-ciri Model Problem Solving Learning ......... 6
b. Langkah-langkah Model Problem Solving Learning ............... 8
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Solving Learning. 9
2. Pengertian Berpikir Kritis ................................................................ 11
a. Ciri-ciri Berpikir Kritis ............................................................. 12
b. Proses Berpikir Kritis ............................................................... 13
3. Indikator Berpikir Kritis .................................................................. 16

ix
4. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. ............................. 17
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ......................................... 17
b. Tujuan Pembelajaran IPS ......................................................... 18
c. Materi IPS. ................................................................................ 20
B. Penelitian Relevan .................................................................................. 22
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 23
D. Hipotesis Penelitia .................................................................................. 25
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ............................................................................. 26
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 27
C. Populasi dan Sampel............................................................................... 28
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 28
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 28
1. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29
2. Instrumen penelitian. ....................................................................... 29
F. Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 31
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
1. Uji Prasyarat ..................................................................................... 33
a. Uji Normalitas ............................................................................. 33
b. Uji Homogenitas ......................................................................... 35
c. Uji Hipotesis ............................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian...................................................................................... 38
1. Deskripsi Data Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.. 38
2. Deskripsi Data Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.. 40
b. Uji Validitas Tes Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis................... 40
c. Uji Reliabilitas .................................................................................... 41
d. Uji Prasyarat Analisis Data.............................................................. 42
B. Pembahasan ............................................................................................. 47

x
BAB V KESIMPULAN
A.Kesimpulan............................................................................................... 52
B.Saran......................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 54
LAMPIRAN...................................................................................................... 57

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aspek dan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis .................. 16

Tabel 3.1 Desain Penelitian..................................................................... 27

Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Pre-test Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen.................................................................. 39

Tabel 4.2 Hasil Rekapitalasi Post-test Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen................................................................... 40

Tabel 4.3 Data Kevalidan Soal Berpikir ................................................ 41

Tabel 4.4 Reliabilitas Soal Kemampuan Berpikir Kritis........................ 42


Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Tes Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol.................................................................... 43
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Tes Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol..................................................................... 44
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Post-test Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen................................................................................ 46

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Kurikulum 2013


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik
Lampiran 4 Instrumen Berpikir Kritis
Lampiran 5 Kisi –kisi soal Instrumen Divalidasi
Lampiran 6 Data Validitas dan Reliabilitas Soal Keterampilan Berpikir Kritis
Lampiran 7 Intrumen Validasi
Lampiran 8 Data Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen (Pre-test)

Lampiran 9 Data Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen (Post-test)

Lampiran 10 Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Independent Sampel T-


test(uji t) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen (Pre-test)

Lampiran 11 Uji Normalitas,Uji Homogenitas, dan Uji Independent Sampel T-


test(uji t) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen (Post-test)

Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas siswa Dalam Kegiatan Belajar


Mengajar

Lampiran 13 Lembar Respon Siswa

Lampiran 14 Absen Siswa kelas V

Lampiran 15 Dokumentasi penelitian

Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 17 Surat Kesbangpol

xiii
Lampiran 18 Surat Keterangan Penarikan Penelitian

xiv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................... 25

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran abad 21 lebih menekankan peserta didik untuk memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang dapat menggembangkan ilmu

pengetahuan (IPTEK). Keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik

salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis. Kurikulum-kurikulum yang

digunakan disekolah sudah memfasilitasi peserta di dik untuk memperoleh

keterampilan berpikir kritis tersebut. Model pembelajaran memiliki andil

yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar guru pada mata

pembelajaran IPS Musthofa (2010:1).

Sementara itu menurut Suryati (2015:7) bahwa kemampuan dalam

memahami pembelajaran oleh peserta didik dapat dipengaruhi dari pemilihan

model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang

ditetapkan akan tercapai dengan menggunakan model pembelajaran peserta

didik yang menekankan pada model pembelajaran kemampuan pemecahan

masalah yang tertentu harus didukung oleh kurikulum yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserata didik.

Dari kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemilihan

model pembelajaran yang tepa dan sesuai dengan karakter peserta didik

mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis salah satu penggunaan

metode yang dapat di terapkan adalah model Problem Solving Learning.

1
Model problem solving learning merupakan model pembelajaran yang

melatih siswa untuk mencari informasi dan validitas informasi dengan sumber

lain dan juga dapat melatih siswa dalam berpikir kritis serta melatih siswa

untuk memecahkan dilemah (masalah) Widiani (Ariyanto dkk 2018:108).

Namum karena pembelajaran IPS sangat komples di SDN maka penelitian ini

difokuskan pada mata pembelajaran IPS.

Berdasarkan hasil observasi awal yang di lakukan pada tanggal 16 Maret

2022 di SDN Inpres Mawu, menurut bapak Syahrulrahman S.Pdi

selaku guru SDN kelas V mengatakan bahwa masih banyak hambatan dan

masalah dalam proses pembelajaran khususnya di kelas V adapun masalah-

masalah yang ditemukan yaitu, 1. Penggunaan model pembelajaran belum

bervariasi seperti penggunaan model Problem Solving Learning tetapi beliau

hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah yang dianggap

membosankan oleh siswa, 2. Rendahnya hasil belajar siswa terhadap

kemampuan berikir kritis. 3. Serta nilai IPS siswa kelas V semester genap

menunjukkan bahwa belum sesuai atau belum mencapai KKM (Kriteria

Ketentuan Minimal) sebesar 70. Dari 30 siswa hanya 10 siswa yang telah

mencapai KKM, sedangkan 20 orang siswa masih di bawah KKM. dimana

siswa belum dapat menganalisis dan menyelesaikan permasalahan yang

terjadi dengan tepat dibuktikan dengan hasil tes yang diberikan oleh guru dari

30 siswa hanya 10 orang siswa yang menjawab dengan benar, sehingga

peneliti tertarik melakukan penelitian dengan model Problem solving

2
Learning karena model ini belum pernah diterapkan di Sekolah SD Inpres

Mawu.

Dari berbagai permasalahan di atas sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model problem solving

learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik pada

Pembelajaraan IPS Siswa Kelas V SDN Inpres Mawu.

B. Identifikasi Masalah

1. Penggunaan model pembelajaran belum bervariasi seperti penggunaan

model Problem Solving Learning

2. Rendahnya hasil belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis.

3. Rendahnya nilai IPS siswa kelas V semester genap menunjukkan bahwa

belum sesuai atau belum mencapai KKM (Kriteria Ketentuan Minimal).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

batasan masalah penelitian ini adalah Pengunaan model pembelajaran yang

kurang bervariasi sehingah rendahnya hasil pelajaran IPS kelas V SDN

Inpres Mawu

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model problem

solving learning terhadap berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS kelas V

SDN Inpres Mawu.?

3
E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumasan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini

adalah. Untuk mengetahui pengaruh model problem solving learning terhadap

berpikir kiritis peserta didik kelas V SDN Inpres Mawu pada mata

pembelajaran IPS.

F. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Siswa

Melalui pengaruh model problem solving terhadap kemampuan

berpikir kritis, siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran serta

siswa dapat berlatih berpikir kritis, belajar mandiri, bertanggung jawab,

berani, percaya diri dan kreatif.

2. Bagi Guru

Pengaruh mode problem solving learning terhadap kemampuan

berpikir kritis,dan diharapkan dapat membantu guru untuk lebih kreatif

dalam melaksanakan proses pembelajaran dan memungkinkan guru

secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir

kritis.

3. Bagi Sekolah

Melalui pengaruh model problem solving learning terhadap

berfikir kritis, dapat mendorong sekolah untuk lebih inovatif lagi dalam

mengatasi permasalahan pembelajaran dan meningkatkan berpikir kritis.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Model Problem Solving learning

Model problem solving learning merupakan model pembelajaran

yang melatih siswa untuk mencari informasi dan faliditas informasi

dengan sumber lain dan juga dapat melatih siswa dalam berpikir kritis

serta melatih siswa untuk memecahkan dilemah (masalah) Widiani

(Ariyanto dkk 2018:108). Sejalan dengan menurut Firli dkk (Ariyanto dkk

2018: 108) mengatakan bahwa model problem solving Learnig merupakan

cara memberikan dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,

menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya

menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan pandangan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

model problem solving learning adalah pembelajaran yang berfokus pada

siswa untuk memecahkan masalah sehingga siswa dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan menyelidiki masalah. Model problem solving

learning adalah suatu strategi pembelajaran yang mengaktifkan peserta

didik dan pada melatih peserta didik untuk menghadapi berbagai masalah

serta dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari pemasalahan yang

ada tersebut karena dalam model problem solving learning adalah salah

satu proses belajar mengajar yang berupa penghilangan perbedaan atau

5
ketidak sesuaian yang tejadi antara hasil yang diperoleh dengan yang

digunakan oleh peserta didik dan guru.

Pendidik perlu menjelaskan pada peserta didik apa yang pendidik

inginkan untuk dipelajari oleh peserta didik, mengapa pendidik

mengunakan pemecahan masalah untuk mengajar, dan harapan pendidik

tentang interaksi antara peserta didik dan peserta didik, serta interaksi

antara peserta didik dan peserta didik lainya. Melalui proses pembelajaran

ini, fokus pendidik dalam membantu peserta didik untuk mengembangkan

pemahaman mereka mengenai konsep-konsep penting (bukan hanya

prosedur pemecahan masalah).

a. Manfaat dan cici-ciri model pembelajaran problem solving

learning

Manfaat dari problem solving pada proses belajar mengajar untuk

mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik menurut Djahiri

(2013:10) model problem solving learning memberikan beberapa

manfaat anatara lain

a) Mengembangkan sifat keterampilan peserta didik dalam

memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil keputusan

secara objektif dan mandir.

b. Mengebangkan kemampuan berpikir pada peserta didik, anggapan

yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila

pengetahuan akan bertambah.

6
c. melalui problem soving learning kemampuan berpikir tadi,

diproses dalam situasi atau keadaan yang benar-benar dihayati

diminta peserta didik serta dalam berbagai macam ragaman

alternatif.

d. membina perkembangan sikap rasa ingin tahu lebih jauh dan cara

berpikir objekti mandiri, kritis analisis baik secara individual

maupun kelompok.

Oleh karena itu bahwa ciri-ciri pembelajaran problem solving

learning menurut Tjadimojo (2013:10 ) yaitu:

a. Model problem solving learning merupakan rangkaian

pembelajaran artinya dalam implementasi problem solving

learning ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik.

b. Permasalahan hendaknya bermakna bagi para perserta didik-

sehingga mereka mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.

c. Permasalahan hendaknya sama dengan tujuan sekolah atau

pendidikan dan situasi pula dengan lingkungan belajar peserta

didik.

Berdasarkan pandangan para ahli di atas maka dapat di simpulkan

bahwa ciri-ciri problem solving learning menarik untuk digunakan

karena problem solving learning rangkaian kegiatan

pembelajarannya dilakukan dengan sifat keterampilan dan

kemampuan peserta didik untuk mencapai tujuan sekolah

7
b. Langkah- langkah Model Problem Solving learning

Langkah-langkah problem solving yang dikemukakan oleh

Wantoni 2020:217

a) Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai pada pembelajaran tersebut kepada peserta didik dan

mengingatkan peserta didik materi sebelumnya.

b) Merumuskan masalah, yaitu peserta didik bersama guru

merumuskan masalah dari materi yang akan dipelajari. Guru

memberikan pertanyaan pemancing agar peserta didik tergerak

untuk melakukan observasi.

c) Guru memberikan pertanyaan pemancing agar peserta didik

tergerak untuk bertanya, sehingga akan terjadi tanya jawab dan

mengarahkan peserta didik lebih epektif mencari informasi dari

mana sajar

d) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menyampaikan pendapatnya dan memberikan siswa lain untuk

memberikan tanggapan.

Pengumpulan fakta, yaitu guru meminta peserta didik untuk

mengumpulkan fakta-fakta yang di dapat dari hasil pembelajaran.

e) Menyampaikan kesimpulan, yaitu guru meninta peserta didik untuk

menyampaikan materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas

atau pekerjaan rumah kepada peserta didik

8
c. Kelebihan dan kelemahan model problem solving learning

Menurut Syahputri dan Togi (2014:4) kelebihan model problem

solving learning iyalah:

1. Poblem solving learning merupakan teknik yang cukup bagus

untuk lebih memahami isi pelajaran.

2. Problem solving learning dapat menantang kemampuan peserta

didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan

baru bagi siswa.

3. Problem solving learning dapat meningkatkan aktivitas

pembelajaran peserta didik.

4. Problem solving learning dapat membantu peserta didik

bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami

masalah dalam kehidupan nyata.

5. Problem solving learning dapat membantu peserta didik untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab

dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu,

pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan

evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6. Melalui poblem solving learning bisa memperlihatkan kepada

peserta didik bahwa setiap mata pelajaran (IPS, IPA , sejarah dan

lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan

sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, bukan hanya

sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

9
7. Problem solving learning dianggap lebih menyenangkan dan

disukai peserta didik

8. Problem solving learning dapat mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan

kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan

baru.

9. Problem solving learning dapat memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki

dalam dunia nyata.

10. Problem solving learning dapat mengembangkan minat peserta

didik untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada

pendidikan formal telah berakhir.

Kelemahan model problem solving learning :

1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,

maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

2. Keberhasilan pembelajaran melalui problem solving learning

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran ini lebih banyak

kelebihannya dari pada kelemahannya yaitu, pembelajaran ini sangat

membutuhkan waktu yang sangat lama atau waktu yang tidak sedikit,

kurangnya minat belajar dan kepercayaan diri peserta didik dalam

memecahkan masalah. Disinilah peran guru sebagai fasilitator, untuk

10
memberikan gambaran umum tentang materi yang akan diajarkan bisa

dengan memberikan apresiasi berupa video tengang materi yang akan

diajarkan hari itu, dengan demikian, guru harus mampu mengelola

kelas dengan baik.

2. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis terlepas dari aktifitas manusia, karena berpikir

merupakan ciri yang membedakan antara manusia dengan mahluk

hidup lainnya, salah satunya yaitu berpikir kritis. Nurhayati (2014:12)

mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir kritis adalah

memanupulasi atau mengelolah dan mentraformasi informasi dalam

memori. Berpikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar

dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan

memecahkan masalah. Jika berpikir merupakan bagian dari kegiatan

yang selalu dilakukan otak untuk mengorganisasi informasi guna

mencapai suatu tujuan, maka berpikir kritis merupakan bagian dari

kegiatan berpikir yang juga dilakukan otak.

Menurut Susanto (2013:25) berpikir kritis adalah suatu berpikir

dengan tujuan membuat keputusan masuk akal tentang apa yang

diyakini atau dilakukan. Bberpikir kritis merupakan kemampuan

menggunakan logika. Logika merupakan cara berpikir atau

mendapatkan pengetahuan yang disertai pengkajian kebenaran

berdasarkan pola penalaran tertentu. Sementara itu menurut Faaiz

(2012:42) bahwa kemampuan berpikir kritis adalah merupakan

11
kemampuan yang sangat penting untuk kehidupan, didapatkan sewaktu

kita berpikir kritis adalah kita bisa menilai bobot ketetapan atau

kebenaran suatu pernyataan dan tidak muda menelan setiap informasih

tampa memikirkan terlebi dahulu yang disampaikakan.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan

untuk memahami suatu permasalahan dan mencari solusi pemecahan

masalahnya, serta selalu berpikir terbuka terhadap hal-hal baru.

a. Ciri-ciri Berpikir Kritis

1. Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu

dengan penuh pertimbangan.

2. Bersedia memperbaiki kesalahanatau kekeliruan.

3. Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang

kepadanya secara sistematis

4. Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan

5. Kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk

tidak berbuat jujur atau tidak berlaku adil.

6. Adil dalam memberikan kesaksikan tanpa melihat siapa

orangnya walaupun akan merugikan diri sendiri, sahabat dan

kerabat.

12
Menurut Perkiraan (Nurizzati 2016:95), berpikir kritis itu memiliki

4 karakteristik, yakni:

1) Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang

akan kita terima atau apa yang akan kita lakukan dengan alasan logis,

2) Memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dan

membuat keputusan,

3) Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan

untuk menentukan dan menerapkan standar,

4) Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk

dipakai sebagai bukti yang dapat.

Berdasarkan pandangan diatas atau para ahli dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri berpikir kritis adalah untuk menilai hasil dari berpikir

kritis dan membuat keputusan dalam menerapkan strategi informasi

yang akurat dipercaya atau dipakai sebagai bukti yang akurat.

b. Proses Berpikir

Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga tahapan

yakni :

1) Pembentukan Pengertian

Pembentukan pengertian, dibentuk melalui empat tingkat,

sebagai berikut :

a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah unsur-unsurnya satu demi

satu. Misalnya mau membentuk pengertian manusia. Kita ambil

manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisis ciri-cirinya.

13
Misalnya, Manusia Indonesia ciri-cirinya : makhluk hidup,

berbudi berkulit sawo matang, berambut hitam ; Manusia Eropa

ciri-cirinya : Makhluk hidup, berbudi, berkulit putih, bermata

biru terbuka, berambut pirang atau putih ; Manusia Negro ciri-

cirinya : Makhluk hidup, berbudi, berkulit hitam, bermata hitam

melotot, berambut hitam keriting,

b. Membanding-bandingkan ciri-ciri tersebut untuk ditemukan ciri-

ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu

ada, dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki, dan

mana yang tidak hakiki.

c. Mengabstraksikan yaitu menyisihkan, membuang ciri-ciri yang

tidak hakiki. menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di

atas, ciri-ciri yang hakiki itu ialah makhluk hidup yang

berbudi.Suryabrata (Maulidya 2018 : 16)

2). Pembentukan Pendapat ; ini merupakan peletakan hubungan

antar dua pengertian atau lebih yang hubungan itu dapat

dirumuskan secara verbal berupa :

Pendapat menolak : yaitu tidak menerima ciri dari sesuatu hal,

misalnya saya tidak setuju. Amir tidak rajin.

Pendapat menerima/ mengiyakan : menerima sifat dari sesuatu

hal, misalnya : Amir itu pandai, air itu tumpah

14
Pendapat asumtif yaitu mengungkapkan kemungkinan-

kemungkinan suatu sifat pada suatu hal, misalnya : anda

mungkin

3). Pembentukan Keputusan

Proses ketiga ini adalah satu usaha penarikan kesimpulan

yang merupakan pernyataan keputusan. Keputusan dimaksudkan

sebagai hasil pekerjaan akal atau fikir yang disusun secara

sistematis dari dua buah obyek yang dihubungkan seperti

sebelumnya.Mengenai keputusan ini dapat dibedakan atas salah

mengerti, saya barangkali, keliru.

a) Keputusan induktif, yaitu yang diambil dari pendapat

pendapat khusus membentuk suatu pendapat umum,

misalnya :

(1) Tembaga dipanaskan memuai

(2) Perak dipanaskan memuai

(3) Besi dipanaskan memuai

b) Keputusan analogis, yaitu yang diambil dengan jalan

membandingkan atau menyesuaikan suatu pendapat dengan

pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya,

(1) Dodo anak pandai naik kelas (khusus)

(2) Rani anak pandai, naik kelas (khusus)

(3) Kulit leher yang sakit, memerah

Keputusan : Nunung anak yang pandai itu tentu naik kelas.

15
Berdasarkan pandapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa proses berpikir yaitu untuk mengembangkan sejumlah

unsur-unsur yang satu dengan yang lain dengan

membandingkan atau menyusaikan suatu pendapat dengan

pandangan lebih khusus yang telah ada.

c. Indikator Berpikir Kritis

Berpikir kritis (problem solving learning) adalah kemampuan

dalam menganalisis dan mengevaluasi informasi yang didapat dari hasil

pengamatan, pengalaman, penalaran maupun komunikasi untuk

memutuskan apakah informasi tersebut dapat dipercaya sehingga dapat

memberikan kesimpulan yang rasional dan benar. Indikator berpikir

kritis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2:1

Table 2.1 Aspek dan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

NO ASPEK INDIKATOR
1 Interpretasi Memahami masalah yang ditunjukkan dengan
menulis yang diketahui maupun yang ditanyakan
soal dengan tepat
2 Analisis Mengidentifikasi hubungan-hubungan antara
pernyataan-pernyataan, pertanyaan-
pertanyaan,konsep-konsep yang diberikan dalam
soal yang ditunjukkan dengan membuat model
matematika dengan tepat dan memberi
penjelasan yang tepat.
3 Evaluasi Menggunakan strategi yang tepat dalam
menyelesaikan soal, lengkap, dan benar dalam
melakukan perhitungan
4 Inferensi Dapat menarik kesimpulan dari apa yang
ditanyakan dengan tepat
(sumber Ratna Parawati dkk 2016:87)

16
Bedasarkan uraian indikator-indikator berpikir kritis tersebut ,maka

indikator yang akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini

berdasarkan (sumber Ratna parawati dkk 2016:87)

4. Hakikat Pembelajaran IPS

a. Pengertian pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS)

Dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan

yang mengkaji tentang masyarakat. IPS memadukan beberapa konsep

ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Menurut Trianto (2010: 171) Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar

realitas dan fenomena social yang mewujudkan suatu pendekatan

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. Ilmu

Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan

lingkungannya, dimana peserta didik tumbuh dan berkembang sebagai

bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan

yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.

Supardi (2011: 182) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan kajian integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan

humaniora. Materi IPS didesain secara terpadu agar pembelajaran IPS

lebih bermakna dan kontekstual. IPS juga menelaah masalah-masalah

social kemasyarakatan dan kebangsaan, seiring dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan dunia global. Pendapat

17
tersebut memperjelas bahwa kajian IPS tidak hanya terfokus pada

konsep-konsep ilmu-ilmu sosial saja melainkan juga fenomena-

fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti memilih pendapat

Numan Somantri yang menyatakan bahwa IPS adalah suatu

penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara, dan disiplin

ilmu lainnya. Alasannya yaitu, karena pada dasarnya IPS merupakan

perpaduan dari beberapa disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora

seperti sosiologi, sejarah, ekonomi, politik, geografi, hukum, dan

budaya yang diintegrasi menjadi satu mata pelajaran. IPS diajarkan di

tingkat pendidikan dasar dan menengah. Kajian IPS tidak hanya

menekankan pada konsep-konsep ilmu sosial saja tetapi juga

dirumuskan atas dasar fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam

kehidupan bermasyarakat. Dengan mengetahui fenomena-fenomena

sosial yang ada, siswa akan memiliki sikap peka terhadap masalah yang

terjadi dilingkungannya dan memiliki keberanian serta kemampuan

untuk memecahkan masalah tersebut.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk membentuk siswa

yang peka dan kritis serta memiliki keterampilan dalam memecahkan

permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi dilingkungan

masyarakat. Hal ini senada dengan pendapat Trianto (2010: 176) yang

menyatakan bahwa tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk

18
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah

sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif

terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil

mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa

dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Supardi (2011: 186-187) menjelaskan mengenai tujuan IPS

sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sabagai

warga negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan,

sadara akan hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa,

bersifat demokratis dan bertanggung jawab, memiliki identitas

dan kebanggaan nasional.

2. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan inkuiri untuk

dapat memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan

kemudian memiliki ketrampilan sosial untuk ikut berpartisipasi

dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Melatih belajar mandiri, disamping berlatih untuk membangun

kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang

lebih kreatif inovatif.

4. Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan ketrampilan sosial

5. Melatih siswa untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik

dan terpuji termasuk moral, kejujuran, keadilan, dll. sehingga

memiliki akhlak mulia.

19
6. Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat

dan lingkungan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti

memilih pendapat dari Supardi karena pembelajaran IPS di sekolah

bertujuan untuk membina siswa menjadi warga negara yang baik,

yang memiliki sikap kritis terhadap fenomena sosial yang terjadi

dimasyarakat. Selain itu, tujuan IPS adalah memberikan

pengetahuan dan pemahaman kepada siswa mengenai masalah-

masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. Sehingga, setelah

mengkaji masalah masalah sosial yang ada siswa memiliki

kemampuan, keberanian, dan keterampilan sosial untuk ikut

berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial tersebut.

c. Materi IPS

a. Kegiatan Ekonomi di masyarakat

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan oleh

manusia untuk memperoleh barang dan jasa, untuk memenuhi

kebutuhan dan mencapai kemakmuran hidupnya. Salah satunya

dengan cara mengolah sumber daya alam dari lingkungan. Setiap

wilayah di Indonesia memiliki kegiatan ekonomi yang berbeda-

beda, biasanya menyesuaikan kenampakan alam dan sumber daya

alam yang ada di sekitarnya.

20
Sumber..www google.id

Pertanian, perkebunan dan pertambangan merupakan kegiatan

ekonomi yang ada didataran tinggi. Sedangkan perdagangan

banyak dijumpai didataran rendah. Kegiatan perikanan biasa

dilakukan oleh masyarakat pesisir pantai. Persawahan dan

perkebunan dilakukan didaerah perdesaan karena tanahnya masih

luas. Namun, sekarang kita dapat melakukan usaha penanaman

pada lahan sempit, misalnya dengan cara hidroponik (penanaman

dengan media air) atau vertikultur (cara bercocok tanam dengan

menempatkan media tanam dalam wadah yang disusun secara

vertikal).

b. Jenis-jenis Usaha yang Dikelola Perseorangan

1. Usaha Pertanian dan Perkebunan

Sebagian besar usaha pertanian dikelola secara perorangan.

Usaha ini memiliki modal terbatas. Petani pun mengelola dan

menggarapnya sendiri.

2. Usaha Perdagangan

Usaha perdagangan secara perorangan biasanya berskala

kecil dan sedang. Contoh usaha perdagangan antara lain,

21
pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima,

pedagang di pasar, warung, dan toko kelontong.

3. Usaha Jasa

Sumber..www google.id

Contohnya usaha salon, fotokopi, bengkel, potong rambut, dan

penjualan pulsa. Usaha tersebut menghasilkan jasa yang tidak

dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan manfaatnya.

B. Penelitian Relevan

1. Metta Ariyanto dkk 2018 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran

Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan

Hasil Belajar Siswa. Hasil analisis dapat Dibuktikan dari meningkatnya

kemampuan berpikir kritis siswa dari kondisi awal (pra siklus) yaitu

58,64%, meningkat menjadi 67,37% pada siklus pertama, dan meningkat

menjadi 79,07% pada siklus kedua.

2. Togi Tampubolon dkk 2018 dengan judu pengaruh model pembelajaran

problem solving terhadap hasil belajar fisika siswa kelas viii smp negeri 1

sipispis t.p. 2012/2013. Penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan

dengan teknik cluster random sampling yaitu kelass VIII-A yang terdiri

dari 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-C yang terdiri dari

30 siswa sebagai kelas kontrol. Hasil analisis data uji t diperoleh thitung
22
= 5,64 dan ttabel = 1,67, sehingga thitung > t tabel (5,64 > 1,67) maka Ha

diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan

hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran Problem Solving

pada materi pokok Cahaya di kelas VIII semester II SMPN1 Sipispis T.P.

2012/2013.

3. M. Saipul Watoni 2020, komparasi model pembelajaran problem solving

dengan mode improving learning terhadap prestasi belajar ips Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada mata

pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran problem solving

yang dibandingkan dengan model improving learning pada siswa kelas

VIII MTs NW Selebung Ketangga Tahun Pembelajaran 2019/2020. Yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA sebagai

kelompok eksperimen 1 dengan jumlah siswa 27 orang yang terdiri dari 8

orang laki-laki dan 19 orang perempuan dan kelas VIIIB sebagai

kelompok eksperimen 2 dengan jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari

16 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori di atas, maka kerangka berpikir dalam

penelitian ini dapat dijelaskan bahwa penelitian ini meliputi variabel bebas

dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

problem solving learning sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar

terhadap berfikir kritis.Dalam penelitian ini menggunakan dua kelompok,

yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol dengan perlakuan yang

23
berbeda. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, kedua kelompok diberikan

pretes untuk mengetahui keadaan awal siswa dimasing-masing kelompok

sebelum perlakuan.

Setelah itu kelompok ekperimen diberikan perlakukan (X) dengan

model pembelajaran dan kelompok kontrol tanpa diberi perlakuan atau

pembelajaran tetap seperti biasanya menggunakan diskusi kelompok kecil.

Kemudian kedua kelompok diberikan post tes yang hasilnya dibandingkan

untuk membuktikan keefektifan perlakukan yang diberikan.Dan terdapat

beberapa masalah terhadap berpikir keritis siswa pada mata pebelajaran IPS

yang dapat dilihat dari pengaruh penggunaan model problem solving

learning. Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan pada bagian

berikut:

24
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

Berdasarkan abad 21 siswa di tuntut


Pengaruh model prmoblem solving
untuktmemiliki keterampilan berpikir kritis
learning

Model pembelajaran yang menggunakan Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk


masalah nyata sebagai suatu konteks bagi memahami suatu permasalahan dan mencari
siswa untuk mengembangkan kemampuan solusi pemecahan masalahnya.
berpikir kritis dalam memecahkan masalah
dengan melakukan penyelidikan mendalam

Keterampilan berpikir peserta didik meningkat dalam mata


pembelajaran IPS

Bagan 2.1. Kerangka Pikir

D. Hipotensis Penelitian

Berdasarkan rumus masalah dalam penelitian dapat dirumuskan

hipotensis penelitian yaitu sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh model problem solving learning terhadap

kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas V

H0: Tidak terdapat pengaruh model problem solving learning terhadap

kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran IPS kelas V

25
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis Penelitian yang

peneliti gunakan adalah metode penelitian quasi experiment (eksperimen

semu) yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan

pengontrolan penuh terhadap variabel kondisi eksperimen. Menurut Peter

Sontani dan Sambas (2011:20) menyebutkan metode sebagai suatu prosedur

atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis.

Sedangkan Sugiyono (2011:3) metode penelitian dapat diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian merupakan salah satu cara yang dipakai untuk

mengumpulkan data penelitian secara sistematis dan ilmiah, metode

penelitian membantu peneliti dalam memecahkan masalah sedang diteliti

dengan tepat dan akurat. Dalam penelitian ini akan menggunakan 1 kelas

yang akan dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, peneliti ikut berpartisipasi

langsung dalam proses penelitian dengan mengajar mata pelajaran IPS

dengan model Problem solving learning.

Adapun desain penelitian yang digunakan ialah desain penelitian

control group pretest-posttest design. Untuk lebih jelasnya rancangan

penelitian tersebut dinyatakan dalam tabel berikut.

26
Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen X1 O1 Y1

Kontrol X2 O2 Y2

Keterangan:

X1 = (pretest) kelas eksperimen

X2= (pretest) kelas kontrol

Y1= (posttest) kelas eksperimen

Y2= (posttes) kelas kontrol

O1= perlakuan dengan menggunakan model problem solving learning

O2= perlakuan dengan model konvensional.

Dalam desain penelitian ini, baik kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen dikenakan X1 dan X2, tetapi hanya kelompok eksperimen saja

yang mendapatkan perlakuan O pengaruh perlakuan O diamati dalam situasi

yang lebih terkontrol yaitu dengan membandingkan selisih X1-X2 pada

kelompok eksperimen dengan selisih Y1 dan Y2 pada kelompok kontrol.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas V SDN Inpres Mawu Tahun

ajaran 2022. Penelitian ini direncanakan pada bulan Juli 2022 sampai bulan

Agustus 2022.

27
C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN

Inpres Mawu Tahun Pelajaran 2022/2023 yang terdiri dari 1 kelas dengan

jumlah keseluruhan siswa 30 orang siswa.

2. Sampel

Sampel digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Dalam

penelitian ini, melihat jumlah populasi sebanyak 30 orang, oleh karena

itu, semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian oleh karena itu,

sampel yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak 30 orang. dan

dibagi menjadi dua kelompok yang pertama sebagai kelompok 1 sebagai

kelas eksperimen dan kelompok 2 sebagai kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas model problem

solving learning, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan

berpikir kritis.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 137) teknik pengumpulan data adalah

cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik tes. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan observasi, dan

tes.

28
1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi keterlaksanaan pembelajaran

Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama

proses belajar mengajar berlangsung, observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah untuk melihat keterlaksanaan pengaruh

model pembelajaran problem solving learning terhadap

kemampuan bepikir kritis siswa.

b. Tes

Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang

diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat

jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi skor angka. Dalam

penelitian ini tes yang dilakukan adalah tes akhir (postest) dengan

soal pilihan ganda beralasan yang terdiri dari 5 (lima) nomor . Hal

ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan

siswa dalam memahami materi yang telah diberikan.untuk

mengetahui kemampuan bepikir kritis setelah dilakukan pengaruh

mode problem solving learning pada pembelajaran IPS kelas V SDN

Inpres Mawu.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibutuhkan untuk mengukur suatu gejala yang

terjadi selama proses penelitian ini, instrumen penelitian tidak lain

bertugas sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk

mempermudahkan dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.

29
Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas; lembar observasi, lembar

soal, dan dokumentasi. adapun yang digunakan dalam instrumen

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Tujuan penelitian ini menggunakan lembar observasi dalam

pengambilan data adalah untuk memperoleh data aktivitas belajar

siswa. Adapun tujuannya untuk mengetahui kondisi awal hasil

belajar siswa dan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dengan menggunakan angket dengan skala Guttman.

Adapun pedoman observasi yang peneliti gunakan lihat pada

lampiran.

b. Tes kemampuan berpikir kritis

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa

digunakan instrumen berupa tes dalam bentuk soal pilihan ganda

beralasan yang terdiri dari 5 pertanyaan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam

memahami materi yang telah diberikan. Soal yang digunakan

disusun sesuai indikator keterampilan berpikir kritis. Rubrik

kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini

berbentuk skala bertingkat, sebuah pernyataan yang diikuti kolom-

kolom yang menunjukkan tingkat-tingkat penskoran dengan skala

penskoran 20 jika benar semua pilihan jawaban; 10 jika pilihan

30
ganda benar dan alasanya tidak lengkap; 5 jika pilihan jawaban

tidak lengkap; 0 jika pilihan jawaban salah semua.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk memperoleh dan

melengkapi beberapa data yang diperlukan oleh peneliti. Metode

dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa foto kegiatan

belajar siswa dan pendidik selama proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu, dengan metode ini dapat diperoleh data berupa nama-

nama siswa, jumlah siswa dan nilai siswa kelas V di SDN Inpres

Mawu Dokumentasi dilakukan untuk mendukung data penelitian

agar lebih dipercaya.

e. Validitas dan Reabilitas Instrumen

Setelah diadakan uji coba instrumen, selanjutnya menganalisis

hasil uji coba instrumen. Uji coba tersebut meliputi validitas dan

reliabilitas.

1) Validitas

Validitas menunjuk pada kelayakan interpretasi yang dibuat

berdasarkan skor hasil tes yang berkaitan dengan penggunaan tertentu

dan bukan terhadap instrumennya itu sendiri. Validitas terkait dengan

ranah yang akan diukur dengan alat yang akan dipakai untuk

mengukur serta skor hasil pengukurannya. Penelitian ini

menggunakan validitas konstruk Fraenkel dkk (dalam Yusup 2018:19)

validitas kontruk fokus pada sejauh mana alat ukur hasil pengukuran

31
yang sesuai dengan definisi variabel harus jelas agar penilaian

validitas kontruk mudah. Definisi tersebut diturunkan dari teori. Jika

definisi telah berlandaskan teori yang tepat dan pertanyaan atau

pernyataan item soal telah sesuai, maka instrument dinyatakan valid

secara validatas dan kontruk. Tekhnik uji validitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rumus korelasi product moment, dengan

perthitungan menggunakan aplikasi SPSS 24.

Nilai akan dikonsultasikan dengan tabel r product moment,

pada taraf signifikan 5%. Jadi kemungkinan yang terjadi yaitu :

 Jika ≥ , maka soal tersebut di katakan valid

 Jika < , maka soal tersebut dikatakan tidak valid

Berdasarkan hasil uji coba dan analisis uji validitas, di dapatkan

bahwa keseluruhan soal yang di uji cobakan berkategori valid. Hal ini

disebabkan karena semakin banyak n (jumlah siswa) maka nilai r pada r

product moment semakin kecil sehingga kemungkinan didapatkan soal

yang valid untuk semua item soal sangat besar.

2) Realibilitas

Wiersma (dalam Khumaedi 2012:25) yang menyataan realibilitas

adalah konsistensi dari suatu inrstrumen untuk mengukur suatu data

yang hendak diukur. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat

kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk menentukan

32
reliabilitas tes dapat digunakan rumus alfha cronbach dengan

perhitungan menggunakan aplikasi SPSS 24. Keputusannya diperoeh

dari Nilai akan dikonsultasikan dengan jadi kemungkinan

yang terjadi yaitu:

 Jika ≥ , maka soal tersebut dikatakan reliabel

 Jika < maka soal tersebut dikatakan tidak reliable

f. Teknik Analisis Data

1) Uji Persyaratan Analisis Data

Analisis data yaitu proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan

uraian dasar. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,

pengelompokkan, sistematisas, penafsiran dan verifikasi data agar

sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.

Pengujian ini dilakukan menggunakan program IBM SPSS

Statistics versi 24 Namun, sebelum dilakukannya uji t, perlu dilakukan

terlebih dahulu uji normalitas dan homogenitas data yang terkumpul

setelah melakukan pretest dan postest sebagai syarat mutlak untuk

diberlakukannya uji t dalam penelitian.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu

variabel normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai

distribusi data yang normal. Untuk menguji normalitas data dapat

menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov test dengan

33
ketentuan jika asymp. Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan menyediakan dulu data

terlebih dahulu data yang diperoleh dari pretest dan posttest

kemudian rangkumkan kedalam Microsoft Excel agar

mempermudah saat menginput data – buku aplikasi spss –

masukan data pada variabel view – untuk uji normalitas sendiri

pilih menu Analyze – Descriptive Statistik –Explore – kemudian

pindahkan data ke kolom. Adapun pengujian normalitas yang

digunakan pada penelitian ini ialah mengunakan uji chi square/

kat kuadrat dengan langkah sebagai berikut:

1) Menentukan taraf signifikansi a yaitu 5%

2) Menentukan hipotesis

HO = data berasal dari populasi distribusi normal

Ha = data berasal dari populasi tidak distribusi normal

3) Menentukan kriteria pengujian yaitu :

Jika X2 hitung < table, maka Ho diterima

Jika X2 hitung > table, maka Ha diterima

Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai

berikut :

Ho = kedua populasi sampel berasal dari populasi sama

34
Ha = kedua kelompok sampel berasal dari populasi berbeda

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh dari dua kelompok memiliki varian yang homogen atau

tidak. Analisis varian dapat digunakan apabila varian data

tersebut homogen. Oleh karena itu, sebelum analisis varian

digunakan untuk pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan

pengujian homogenitas.

Varian terlebih dahulu dan peneliti akan menggunakan IBM

SPSS Statistic 24 dengan signifikansi data harus > 0,05. Uji

normalitas dan homogenitas dalam SPSS hampir sama, yang

membedakan yaitu seperti yang telah dideskrpsikan di bawah dan

pada keterangan gambar. Alur pengujian homogenitas data yaitu

menyediakan terlebih dahulu data yang diperoleh dari pre test dan

post test kemudian rangkumkan ke dalam microsoft excel agar

mempermudah saat menginput data – buka aplikasi spss – masukan

data pada variable view dan data view – untuk uji normalitas sendiri

pilih menu Analyze – Descriptive Statistic – Explore – kemudian

pindahkan data ke kolom variable independent dan dependent data –

Plots – centang Power Estimation – Continue – OK. Adapun rumus

uji t adalah sebagai berikut:

35
c. Uji Hipotesis

Setelah mengetahui normalitas dan homogenitas data yang telah

dikumpulkan pada saat penelitian, selanjutnya pengujian hipotesis

dengan bantuan IBM SPSS Statistic 24 adalah menguji Paired

Sample t test. Paired Sample t test digunakan untuk menguji adanya

pengaruh variabel paired terhadap variabel dependent. Keterangan (2-

tailed) adalah pengujian dua arah yang digunakan untuk hipotesis

yang belum jelas arahnya apakah positif atau negatif.

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji paired sample t

test, yaitu:

a) Jika nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05, maka Ha ditolak dan Ho

diterima.

b) jika nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05, maka Ha diterima dan Ho

ditolak.

Berikut Alur pengujian Paired Sample t – Test yaitu menyediakan

terlebih dahulu data yang diperoleh dari Postest kedua kelompok

(kontrol dan eksperimen) kemudian rangkumkan ke dalam microsoft

excel agar mempermudah saat menginput data – buka aplikasi SPSS –

masukan data pada variable view dan data view – untuk uji paired

sample t test sendiri pilih menu Analyze – Compare Mean – kemudian

pindahkan data ke kolom Test paired t Test (dengan menekan anak

panah – OK).

36
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat dari hasil yang didapatkan

oleh siswa pada saat melakukan pre test dan pos test hasil belajar IPA

siswa pada kedua kelas. Kedua hasil dari kelas tersebut dianalisis

dengan menggunakan Paired sample t-test. Adapun rumusan

hipotesisnya adalah:

Ho: Tidak terdapat Pengaruh yang signifikan pada penerapan

model pembelajaran problem solving learning terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN Inpres Mawu

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model

pembelajaran problem solving learning terhadap kemampuan

berpikir kritis kelas V SDN Inpres Mawu.

Dengan kriteria:

jika ≤ ≤+ maka Ho diterima dan Ha ditolak, jika

≥ atau > + maka Ho ditolak dan Ha

diterima

37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Inpres Mawu pada bulan Juli sampai

Agustus 2022 pada semester genap tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini

dilaksanakan dengan menggunakan kelas Eksperimen dengan perlakuan model

Problem Solving Learning dan sebagai kelas Kontrol dengan Perlakuan tanpa

menggunakan model problem solving learning jumlah populasi sampel

masing-masing 15 siswa, dengan pelaksanaan pembelajaran selama 4 kali

pertemuan. Pertemuan pertama dengan kelas Eksperimen yaitu perkenalan dan

melakukan pre-test, pertemuan kedua mengajar, pertemuan ketiga mengajar,

pertemuan keempat melakukan post-test, begitupun dengan kelas kontrol.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap, yaitu

analisis kuantitatif dan analisis deskriptif. Berikut adalah hasil data penelitian:

1. Deskripsi Data Hasil Pre-test Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Adapun langkah awal yang peniliti lakukan sebelum menerapkan

model pembelajaran Problem Solving Learning pada saat melakukan

penelitian yaitu terlebih dahulu memberikan pre-test terhadap kelas

kontrol maupun kelas eksperimen, berikut adalah hasil rekapitulasi nilai

pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperime

38
Tabel 4.1
Hasil Rekapitulasi Pre-test Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen

Jumlah Nilai Nilai Nilai Keterangan


Siswa tertinggi terendah Rata-
No Kelas Tidak
Rata Lulus
(Mean) Lulus
1 Kontrol
15 40 20 30,06 - 15
2
Eksperimen 15 46 20 30,46 - 15
Sumber : Lampiran diolah dari hasil tes pre-test dan post-test

Berdasarkan hasil pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tes

hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata pre-test kelompok eksperimen yaitu

30,46 dengan keterangan sebanyak 15 siswa tidak lulus sedangkan nilai rata-

rata pre-test kelompok kontrol siswa yaitu 30,06. Nilai rata-rata tersebut

diperoleh dari jumlah keseluruhan data pre-test yang diperoleh dibagi dengan

jumlah sampel yang masing-masing 15 orang dengan keterangan tidak ada

siswa yang lulus dan 15 siswa yang tidak lulus (tidak lulus).

2. Deskripsi Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Setelah Proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Solving

Learning yang diterapkan selama empat kali pertemuan, selanjutnya peneliti

memberikan post-test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diajarkan dengan menggunakan model Problem

Solving Learning, adapun hasil post-test dari kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah:

39
Tabel 4.2
Hasil Rekapitulasi Post test Kelompok Kontrol Dan
Kelompok Esperimen

Jumlah Nilai Nilai Nilai Keterangan


Siswa tertinggi terendah Rata-
No Kelas Tidak
Rata Lulus
(Mean) Lulus
1 Kontrol 15 76 46 67,47 11 4
2 Eksperimen 15 90 66 81,06 14 1

Berdasarkan hasil post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

tes Hasil Belajar siswa diperoleh nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen

yaitu 81,06 jumlah 15 siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem

Solving Learning didapati 14 siswa lulus dan 1 siswa tidak lulus sedangkan nilai

rata-rata post-test kelompok kontrol siswa yaitu 67,47. Nilai rata-rata tersebut

diperoleh dari jumlah keseluruhan data pre-test yang diperoleh dibagi dengan

jumlah sampel yang masing-masing 15 orang dengan keterangan semua siswa

yang berjumlah 15 orang pada kelas kontrol dinyatakan lulus 11 siswa dan 4 tidak

lulus.

a. Uji Validitas Tes Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis

Tes keterampilan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini

berupa soal pilihan ganda beralasan sebanyak 5 butir soal. Uji coba instrumen

tes meliputi uji validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS versi 24.

Instrumen ini telah diuji cobakan pada siswa kelas V SDN Inpres Mawu

dengan jumlah siswa 30 orang. Data kevalidan soal keterampilan berpikir

kritis dapat dilihat pada tabel 4.3

40
Tabel 4.3 Data Kevalidan Soal Berpikir Kritis

Variabel Nilai r hitung Nilai r table Nilai sig Keputusan


Soal 1 ,402 0,361 ,027 Valid
Soal 2 ,366 0,361 ,047 Valid
Soal 3 -306 0,361 ,101 Valid
Soal 4 ,414 0,361 ,238 Valid
Soal 5 -306 0,361 ,101 Valid
Sumber: lampiran data Kevalidan Soal Berpikir Kritis

Berdasarkan data kevalidan pada soal kemampuan berpikir kritis

dapat dilihat bahwa soal tersebut dikatan valid, maka dapat disimpulkan

bahwa dari nilai r tabel diatas adalah 0,361. oleh karena itu soal tersebut

layak digunakan dalam uji coba.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan SPSS

versi 24. Berikut merupakan hasil perhitungan Alpha Cronbach reliabilitas

soal keterampilan berpikir kritis.

41
Tabel 4.4 Reliabilitas Soal Kemampuan
Berpikir Kritis

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,939 5

Berdasarkan hasil perolehan perhitungan reliabilitas Alpha Cronbach

dari soal keterampilan berpikir kritis pada tabel diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa soal keterampilan berpikir kritis dengan Alpha Cronbach

,939 > 0,361 . Sehingga dapat dikatakan soal kemampuan berpikir kritis

adalah reliabel.

c. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan uji t maka harus memenuhi uji prasyarat terlebih

dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, setelah uji normalitas dan uji

homogenitas terpenuhi maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji t.

Adapun hasil dari uji normalitas dan homogenitas adalah sebagai berikut:

42
1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas

data dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 24 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Data Tes Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol Menggunakan IBM SPSS 24

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
*
Pretes eksperimen .295 15 .200 .887 15 .060
Hasil tes
Posttest .149 15 .200* .921 15 .197
siswa
eksperimen
pretest control .195 15 .129* .924 15 .224
posttest control .243 15 .001 .891 15 .069
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov

Smirnov Test menggunakan IBM SPSS 24 diatas terlihat bahwa nilai

probabilitas t-statistik di atas memenuhi standar signifikasi data yang

homogen yaitu Level of Significant > 0,05, maka data memenuhi asumsi

normalitas. Dengan demikian, maka variabel dependen dan variabel

independen mempunyai distribusi normal dan data yang baik adalah

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

43
2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varian

kedua sampel homogen atau tidak. Untuk melihat homogenitas varian

dibantu dengan program SPSS 24 seperti yang terlihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Data Tes Kelompok Eksperimen dan
kelompok Kontrol Menggunakan IBM SPSS 24

Test of Homogeneity of Variance


Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
Hasil test Based on 1,066 1 27 .311
kemampuan Mean
berpikir kritis Based on ,340 1 28 .565
B
Median
e

Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas di atas, kelas kontrol dan

kelas eksperimen memiliki nilai signifikansi, lebih dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa data memiliki varians homogen. Setelah uji

normalitas dan uji homogenitas terpenuhi maka dapat dilanjutkan dengan

menggunakan uji t.

3) Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis, maka selanjutnya

dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

statistic parametrik karena data kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdistribusi normal dan homogen

44
Adapun syarat yang berlaku dalam paired sample t test sebagai dasar

pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian yaitu:

a) Jika nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05, maka H0, ditolak dan Ha

diterima.

b) Jika nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05, maka H0, diterima dan Ha

ditolak

45
Tabel 4.8
Hasil Uji Paired Sample t Test Kelompok Kontrol dan kelompok Eksperimen
Menggunakan IBM SPSS 24

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Interval of the
Devi Error Difference Sig. (2-
Mean ation Mean Lower Upper t Df tailed)
Pair 1 Hasil
-
tes
-15,200 9,410 9,410 -22,489 -7,911 4,27 28 .000
siswa –
2
Kelas

Berdasarkan tabel hasil uji independent sample t test di atas, terlihat pada

bagian data Equal variances assumed, pengambilan keputusan berdasarkan

Equal variances assumed dilakukan karena data-data penelitian yang kita

lakukan sudah terbukti normal dan homogen. Dari tabel di atas diperoleh

signifikansinya 0,000 kurang dari taraf signifikan = 0,05, dari sini diakuisi

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima dikarena sig. 2-tailed = 0,000 < taraf

signifikansi =0,05.

Artinya ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai

sebelum perlakuan dengan rata-rata nilai sesudah diberikan perlakuan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model

problem Solving learning terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik

46
kelas V pada mata pelajaran IPS yang signifikan dibandingkan metode lain

yang digunakan oleh guru sebelumnya.

B. Pembahasan

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat diperoleh dari tes yang

dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, maka peningkatan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model

problem solving learning, dapat diketahui dari nilai tes awal (pre-test) dan tes

akhir (post-test) yang diperoleh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dari hasil post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen, diketahui bahwa

nilai tertinggi post-test kelas kontrol adalah 76 dan nilai terendahnya adalah 46

sedangkan nilai tertinggi post-test untuk kelas eksperimen adalah 90 dan nilai

terendahnya adalah 66. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa terjadi

karena adanya perlakuan pada kelas tersebut yaitu dengan menggunakan model

problem solving learning. Dengan demikian hasil tersebut menunjukkan

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa yang

diajarkan menggunakan model Problem Sloving Learning. hal ini bisa dilihat

ketika proses pembelajaran berlangsung, sebelum dilakukan perlakuan melalui

model Problem Solving Learning guru merupakan satu-satunya sumber

informasi, di kelas siswa terlihat pasif dan tidak memiliki semangat belajar.

Setelah diberikan perlakuan melalui model Problem Solving Learning siswa

aktif dalam kegiatan pembelajaran terutama diskusi kelompok, mereka tidak

malu untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Siswa

terlihat semangat dan antusias ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan

47
demikian variasi pembelajaran dengan model Problem Solving Learning

terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan model problem solving learning

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan jawaban terhadap

masalah yang dihadapkan kepadanya melalui tahapan orientasi pada masalah di

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi lingkungan sahabat kita

dalam bentuk wacana yang disajikan dalam LKPD, kemudian dari masalah

tersebut siswa selanjutnya dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah

dan merumuskan cara penyelesaian dari masalah tersebut. Kemudian pada tahap

presentasi akan timbul pertanyaan dan pendapat yang berbeda dari siswa

lainnya, hal inilah yang akan memicu berkembangnya keterampilan berpikir

kritis siswa. Dengan inovasi pembelajaran yang menarik akan membantu

membangun motivasi belajar siswa serta proses pembelajaran yang baik akan

mampuh memberikan hasil pembelajaran yang baik pula.

LKPD memfasilitasi siswa untuk menganalisis dan menginterpretasi data

berdasarkan bukti secara ilmiah. Melalui kegiatan menganalisis dan mengolah

data keterampilan berpikir kritis siswa akan berkembang. Pembelajaran dengan

LKPD berbasis masalah memiliki ciri-ciri, dimana sebelum pembelajaran

dimulai siswa sudah dalam keadaan siap untuk belajar. Siswa dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok kecil. Masing-masing perwakilan anggota

kelompok mengkomunikasikan dan mendiskusikan kepada rekan lainnya

mengenai hasil yang diperoleh. Sehingga dari kegiatan ini kemampuan interaksi

siswa dapat berkembang. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir adanya siswa

48
yang pasif dalam kegiatan pembelajaran sehingga masing-masing dari siswa

memiliki tanggung jawab sehingga kerja tim kelompok dapat berlangsung

dengan baik.

Adanya LKPD sangat membantu siswa dalam memahami berbagai konsep

dasar materi dengan lebih mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.

bahwa masalah yang kompleks yang ada dalam LKPD sangat potensial untuk

melatih kemampuan siswa memecahkan masalah autentik dam menemukan

alternatif solusinya. Fenomena-fenomena yang sering terjadi di kehidupan

sehari-hari sangat mudah dipahami oleh siswa. Hal ini dilakukan agar siswa

tidak membutuhkan banyak waktu untuk memahami fenomena-fenomena yang

disajikan. Perangkat pembelajaran berbasis masalah efektif untuk meningkatkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi, terdapat beberapa kelebihan yang dapat

diperoleh dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam proses

kegiatan pembelajaran diantaranya meningkatkan keterampilan abad 21,

membantu siswa memahami permasalahan nyata yang kompleks, meningkatkan

kemampuan daya ingat yang panjang. Dengan demikian, secara tidak langsung

dapat dikatakan bahwa pembelajaran berlangsung dengan baik.

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa dari hasil post-test yang

didapatkan ada pengaruh penerapan model pembelajaran problem solving

Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada

mata pelajaran IPS kelas V SDN Inpres Mawu . Tes diujicobakan 2 kali

pada kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam hal ini kedua kelompok

diberikan pre-test sebelum penggunaan model pembelajaran dengan

49
materi lingkungan sahabat kita, dengan hasil pre-test kelompok

eksperimen memperoleh nilai rata-rata 30,46 sedangkan kelompok kontrol

memperoleh nilai rata-rata 30,06 dalam hal ini nilai kedua kelompok

tersebut memiliki sedikit perbedaan sebelum diberi perlakuan.

Setelah diberikan pre-test kedua kelas tersebut diberikan perlakuan,

kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran

problem solving learning sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan

menggunakan model problem solving learning atau menggunakan model

pembelajaran yang bersifat konvensional dengan mengajarkan materi

lingkungan sahabat kita. Setelah kedua kelas diberikan perlakuan maka

peneliti memberikan post-test kepada kedua kelas tersebut, dari hasil posttest

tersebut kelas eksperimen mendapatkan rata-rata nilai 81,06

sedangkan untuk kelompok kontrol mendapatkan nilai rata-rata 67,46. Hasil

nilai dari kedua kelompok tersebut menunjukan bahwa kemampuan

berpikir kritis siswa kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelas

kontrol.

Hal ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Oksiana

(2016) dalam jurnal penelitannya yang menyatakan bahwa penggunaan model

Problem Solving Learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa yang nilai rata-rata kelas eksperimen 85,30 dan kelas kontrol 74,99.

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif kuasi eksperimen

dengan pretest-posttest control group design. Sehingga hasil penelitian ini

50
menunjukkan bahwa penerapan model Problem Solving Learning mampu

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Selaras juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Utami

(2016) yang juga meneliti tentang pengaruh model Problem solving Learning

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran biologi. Adapun

hasil penelitian, rata-rata skor kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen

adalah 76,93 sedangkan kontrol adalah 65,67. Hasil uji t menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Solving Learning. Setelah dibanding dengan

penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir

kritis peserta didik pada pembelajaran IPS kelas V SDN Inpres Mawu

meningkat dengan diterapkannya model Problem Solving Learning.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa kelebihan dalam penelitian

yakni dalam proses pembelajaran menggambarkan bahwa model Problem

Solving Learning lebih cocok digunakan dibandingkan dengan model

pembelajaran konvensional. Dengan menggunakan model Problem Solving

Learning dalam pembelajaran dapat menciptakan suasana kelas yang aktif dan

menyenangkan. Selain meningkatkan motivasi siswa model Problem Solving

Learning memberikan pengaruh yang besar terhadap keterampilan berpikir

kritis. Disamping itu sebagaimana model pembelajaran yang lain, model

Problem Solving Learning pun memiliki kelemahan diantaranya bagi siswa

yang malas, tujuan kemampuan berpikir kritis siswa sulit untuk dicapai.

51
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran problem solving learning terhadap kemampuan berpikir kritis

peseta didik pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN inpres Mawu. Hal

ini ditunjukan dengan hasil uji paired sample t-test yang memiliki hasil

perhitungan nilai Sig (2-tailed) < dari 0,05 yaitu 0,000. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dari hasil

penelitian tersebut model problem solving learning Memberikan pengaruh

terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik di SDN Inpres

Mawu khususnya pada mata pelajaran IPS.

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan ialah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Model Problem Solving Learning dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa. Untuk itu, guru hendaknya menjadikan

model Problem Solving Learning ini sebagai salah satu alternatif model

pembelajaran yang biasa diterapkan di kelas sesuai dengan topik dan

konten pembelajaran tertentu yang relevan dengan karakteristik model

problem solving learning guna meningkatkan keterampilan berpikir kritis

siswa. Guru juga hendaknya mengkolaborasi Model Problem Solving


52
Learning ini dengan media pembelajaran lain untuk meningkatkan

efektivitas pembelajaran.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini bisa menjadi salah satu acuan dan pedoman serta

pertimbangan yang dapat digunakan sebagai sumber atau referensi terkait

dengan konsep dan model yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian

berikutnya. Penelitian selanjutnya hendaknya melibatkan semua indikator

keterampilan berpikir kritis agar keterampilan berpikir kritis siswa dapat

terukur secara merata.

53
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, M, Kristin, F & Anugraheni, I (2018). Penerapan Model Pembelajaran

Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Berpkir Kritis dan

Hasil Belajar Siswa. Jogjakarta (Jurnal Guru Kata),2(3),106-115

Djahiri, Izzati. 2013:.Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada

Peserta Didik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan

Matematika, Bandung.

Faaiz, 2012. Thinking Skill Pengantar Menuju Berpikir Kritis, Yogyakarta: Ar-

ruuz Media

Fraenkel dkk Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instumen Penelitian

Kuantitatif. Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17-23

htt://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7il.2100

Khumaedi, Wiersman (2012) Reabilitas Instrumen Penelitian Pendidikan (The

Reability of Education Research Instrumen). Jurnal Pendidikan Teknik

Mesin XII (1) 25-30

Maulidya, A. (2018). Berpikirdan Problem Solving.ihya Al-Arabiyah: Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab, 4(1).

Mustofah. 2010, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Malang

54
Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Ibrahim Malang.

Nurrizzati,Y.(2016).Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan

Kreatif Mahasiswa IPS. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi,

1(2).

Nurhayati. 2014. “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam

Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Savi Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Kelas Viii Smp Negeri 3 Godeo”. Skripsi Fakultas Ilmu

Sosial UNY tidak diterbitlkam

Parawati, R, Hobri, H., & Fatalillah, A (2016) Analisis Kemampuan Berpkir Kritis

dalam Menyelesaikan Masalah Persamaan Kuadrat pada Pembelajaran

Model Pemecahan Masalah Kreatif. KadikmA,7(1)84-93.

Syahputri, R &Tampubolon,Togi.(2014). Pengaruh Model pembelajaran problem

Solving Terhdap Hasil Belajar Fisika siswa kelas VIII SMP Negeri

1sipspis PT 2012/2013 IPAFI (Inofasi pembelajaranFisia),2(4).

Suryati, Yahwawan. 2015:. Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dilihat Dari Gaya Kognitif

Pesertadidik. Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains (Penbios)

Susanto. 2013, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Santoni dan Sambas Ali, M . peter R, senn (2011) Desain Penelitian Kuantitatif,

Bandung; karya Adhika Utama

55
Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D.Bandung

Alfabet. E-Book

Supardi. 2011, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta PT Bumi Aksara.

Trianto (2010). Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan

Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP),

Jakarta : Kencana

Tjadimojo, 2013. Pembelajaran dengan Pendekatan Ekspolarasi untul

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematika

Peserta Didik. Disertasi PPS UPI Bandung tidak diterbitkan.

Wantoni, M.S.(2020). Komparasi Model Pembelajaran Probem Solving dengan

Model Improving Learning terhadap Prestasi Belajar

IPS.PENSA,2(2),212-227.

56
Lampiran 1

SILABUS

Satuan Pendidikan : SDN INPRES MAWU

Kelas / Semester :5/2

Tema 8 : Lingkungan Sahabat Kita


Subtema 1 : Manusia dan Lingkungan

KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangga serta tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan di tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
mata Kompetensi dasar Indikator Materi Kegiatan Pendidikan Penilaian Alokasi Sumber
pelajaran pembelajaran pembelajaran penguatan waktu belajar
karakter
IPS 3.3 Menganalisis 3.3.1 Menjelaskan  Jenis-jenis  Mengamati  Pemahaman
peran ekonomi macam- usaha dan bacaan tentang jenis-jenis
dalam upaya macam peran kegiatan jenis-jenis usaha usaha dan
menyejahterakan ekonomi ekonomi masyarakat. kegiatan
kehidupan dalam masyarakat  Mengamati ekonomi
masyarakat kehidupan lingkungan masyarakat
dibidang sosial dan masyarakat. sekitar untuk Indonesia.
budaya untuk 3.3.2 mengidentfikasi penjelasan dan
memperkuat Mengidentifik jenis-jenis usaha pemahaman
kesatuan dan as jenis-jenis dan kegiatan jenis-jenis
persatuan bangsa usaha dan ekonomi usaha dan
Indonesia serta kegiatan masyarakat kegiatan
hubungannya ekonomi Indonesia. ekonomi
dengan masyarakat  Membuat peta masyarakat
karakteristik ruang Indonesia. pikiran tentang indonesiaa
4.3 Menyajikan jenis-jenis usaha
hasil analisis 4.3.1Menyebutkan masyarakat.
tentang peran jenis-jenis  Menuliskan sikap
ekonomi dalam usaha dan terhadap
upaya kegiatan keragaman jenis
menyejahterakan ekonomi usaha dari
kehidupan masyarakat keluarga teman
masyarakat di Indonesia. teman.
bidang sosial dan 4.3.2
budaya untuk Mendemonstrasikan
memperkuat jenis-jenis usaha dan
kesatuan dan kegiatan ekonomi
persatuan bangsa masyarakat
Indonesia.
Mengetahui Mawu Ambalawi,
Guru Kelas V
Kepala Sekolah,

Syahrulrrahman Ali, S.Pd


Nip: 198904302020121001

Mahasiswa peneliti
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Inpres Mawu


Kelas / Semester :V/2
Tema : 8 Lingkungan Sahabat Kita
Sub Tema : 1 Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran ke :1
Alokasi waktu : 6 x 35 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu menyebutkan


peristiwa-peristiwa atau tindakan pada teks nonfiksi dengan benar.
2. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi
manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman dengan baik.
3. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai
manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman dengan benar.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI PEMBELAJARAN
WAKTU
Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan membuka salam dan dilanjukan 15 menit
Pendahuluan dengan membaca do’a (Oreontasi)
2. Guru memberikan pertanyaan tekait materi
pembelajaran yang telah di pelajari sebelumnnya(
Apersepsi)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin di
capaipai siswa (Motivasi)
Kegiatan Inti sintak model pembelajaran problem solving 63 menit
1. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada pembelajaran hari ini kepada siswa
dan mengingatkan siswa materi
sebelumnya.(Apreaseasi)
2. Siswa bersama guru merumuskan masalah dari materi
yang akan dipelajari.
Ayo Membaca
3. Siswa membaca teks berjudul jenis usaha dan kegiatan
ekonomi. (Literasi)
4. Guru memberikan pertanyaan pemancing agar siswa
tergerak untuk bertanya, sehingga akan terjadi tanya
jawab dan mengarahkan siswa lebih epektif mencari
informasi dari mana sajar (Umpan balik)
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya dan memberikan siswa
lain untuk memberikan tanggapan.
6. Pengumpulan fakta, yaitu guru meminta siswa untuk
mengumpulkan fakta-fakta yang di dapat dari hasil
pembelajaran.melalui soal tes yang diberikan oleh guru.
Penutup 1. Menyampaikan kesimpulan, yaitu guru meninta siswa 15 menint
untuk menyampaikan materi yang telah dipelajari dan
memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada siswa.
2. Setelah siswa memyampaikan materi guru memberikan
tugas rumah (Mandiri)
3. Guru dan siswa berd’a bersama-sama

C. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Sikap Sikap siswa yang muncul ketika proses pembelajaran.
2. Pengetahuan Melalui tes tulis dan lisan, baik menggunakan pertanyaan-
pertanyaan dari guru atau dalam buku siswa.
3. Keterampilan
Mengetahui Mawu Ambalawi,
Guru Kelas V
Kepala Sekolah,

Syahrulrrahman Ali, S.Pd


Nip: 198904302020121001

Mahasiswa peneliti
Lampiran 3

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Lingkungan dan Sahabat Kita

Sumber :Buku siswa

Nama Kelompok :

Kelas :

Anggota Kelompok : 1.

2.

3.

4.

5.
PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Berdo,a sebelum mengerjakan soal.


2. Membaca tujuan pembelajaran.
3. Diskusikan, lakukan eksperimen atau pengamatan dan presentasikan
secara berkelompok.
4. Jika siswa merasa kesulitan atau belum mengerti tanyakan kepada guru.
5. Bacalah setiap langkah atau pertanyaan yang ada dalam LKS ini.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu


menyebutkan peristiwa- peristiwa atau tidakan pada teks
notifikasi dengan benar.
2. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu
mengidentifikasi manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman
dengan baik
3. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta
pikiran mengenai manfaat air bagi manusia, hewan, dan
tanaman dengan benar.
Untuk membangkitkan minat, motivasi dan menambah wawasan
anda amatilah fitur mari mengamati dibawah ini, serta
jawablah pertanyaan di bawah ini.

Sumber : buku siswa

1. Selain keragaman budaya, ada berbgai jenis usaha dan kegiatan ekonomi dalam
masyarakat. Apa sajakah itu jenis usaha yang termasuk bidang agraris?

Jawaban:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

2. Sebutkan profesi-profesi yang menghasilkan barang dan jasa! Masing-masing 5


(lima)?

Jawaban:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

3. Kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan uang atau barang guna memenuhi
kebutuhan hidup dinamakan?

Jawaban:

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Sebutkan tiga kegiatan ekonomi yang saling berkaitan dengan kehidupan sehari-hari?

Jawaban:

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

5. Menurut kalian usaha-usaha yang dijalankan secara bersama-sama atau kelompok


disebut?

Jawaban:

.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

SELAMAT BERKERJA....
Lampiran 4

Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Kompetensi dasar Indikator materi Indikator KKO Level No soal Jawaban beralasan
berpikir kritis (kata kerja kognitif
operasional)
3.3 3.3.1 menjelaskan Interpretasi (bandingkanlah) C4 1 (A) guru memperoleh
menganalisis peran macam-macam peran gaji/upah dari perantara
ekonomi dalam ekonomi dalam pihak lain ( sekolah/
upaya kehidupan masyarakat pemerintah), sedangkan
mensejahterakan pedagang memperoleh
kehidupan upah/gaji dari mereka
masyarakat dibidang sendiri tanpa prantara.
sosial dan budaya Analisis ( Analisislah) C4 2
untuk memperkuat (C) Alasanya menempati
kesatuan bangsa piramida tertinggi karena
indonesia serta dapat menjalankan
hubungan dengan usahanya dan
karakteristik ruang mendistribusikan
usahanya diperoleh dari
4.3 menyajikan hasil B, A,C
analisis tentang peran
ekonomi dalam
upaya
mensejahterakan
kehidupan ( Menyimpulkan ) C 5 3 (A) dapat memenuhi
masyarakat kesatuan kehidupan sehari-hari,
dan persatuan bangsa. memberikan kepada ayah
pekerjaan.

3.3.2 mengidentifikasi Evaluasi ( Klarifikasikan) C4 4. ( A) karena usaha


jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi
dan kegiatan bidang-bidang kelautan
ekonomi Inferensi ( Menganalisis) C4 5. (B) karena perilaku-
masyarakat perilaku produsen setiap
indonesia usaha manusia untuk
menciptakan atau
4.3.1 menyebutkan menambah guna suatu
jenis-jenis usaha dan barang atau benda untuk
kegiatan ekonomi memenuhi kebutuhan
masyarakat indonesia manusia.
4.3.2
mendemostrasikan
jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi
masyarakat indonesia.
Lampiran 5

Nama :

Kelas :

Soal intrumen tes


Prettest

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di bawah ini dengan memberikan
tanda centang (√) ......

1. Untuk memperoleh kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki pilihan untuk


memenuhi kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dengan berkerja. Berdasarkan
sumber atau cara memperoleh upah/gaji, bandingkanlah kedua profesi di atas......

a) guru memperoleh gaji-upah dari perantara pihak lain adalah pemerintah


sedangkan pedagang memeperoleh upah atau gaji dari mereka sendiri tanpa
perantara
b) Guru memperoleh gaji-upah dari sekolah dan pedagang memperoleh gaji-upah
dari pembeli
c) Guru memperoleh gai-upah dari hasil mengajar honorer sedangkan pedagang
memperoleh upah-gaji dari hasil jualan

Alasanya:

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

2. Ayah Tina adalah seorang petani, biaya hidup sehari-hari diperoleh dari bertani, Ayah
Ali seorang yang memiliki bisnis ayam potong dan sembako, Ayah Cinta baru
dipecat dari Pekerjaan, sehingga ia saat ini membutuhkan pekerjaan dan melamar ke
ayahnya Ali, ayah Ali menerima lamaran pekerjaan dari ayah Cinta . Berdasarkan
ilustrasi di atas analisislah piramida manakah yang menurut kalian pendapatan yang
tepat.......

.
A
a). b). c).
C
A
B
B B

C A

Alasanya:

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

3. Tindakan atau perilaku ekonomi dapat ditunjukkan melalui ilustrasi pada soal nomor.2
berikut kesimpulan peran ekonomi pada kehidupan sehari-hari.........

a). Dapat memenuhi kehidupan sehari-hari

b). Memberikan pada ayah pekerjaan

c). Mendapatkan gaji atau upah

Alasanya:

........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
4. Klarifikasikan jenis utama kegiatan ekonomi di bawah ini dengan tepat.....

A B C
Menanam pada sawah dll Jual beli pasar Terai sapi dll
Kopi, teh Jual beli online Tangkapan lautan
Shoppe

a) Usaha kegiatan ekonomi bidang-bidang kelautan


b) Perdagangan
c) Pariwisata, peternakan.

Alasanya:

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

5. Analisislah perilaku konsumen dan perilaku produsen berikut:

1. Bu Widarti membuka usaha warung makan disekitar pabrik garmen dekat rumahnya

2. Pak Edun mencari alternatif bahan baku untuk menekan harga pokok usahanya

3. Bu Mira membandingkan harga-harga bahan sembako beberapa kios yang ada di pasar

4. untuk mempersiapkan masa pensiun, pak Wahyu mengisikan sebagian pendapatnya


setiap bulan

5. sebgai pengusaha, Hendry memberikan apresiasi pada karyawannya yang memiliki


dedikasi tinggi

Perilaku- perilaku produsen ditujukkan nomor...

a) (1),(2), dan (3)


b) (1), (2), dan (5)
c) (1), (3), dan (4)

Alasanya :

........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Lampiran 6

Data Validitas dan Reabilitas Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Variabel Nilai r-hitung Nilai r-tabel Nilai Sig Keputusan


Soal 1 ,402 0,361 ,027 Valid
Soal 2 ,366 0,361 ,047 Valid
Soal 3 -306 0,361 ,101 Valid
Soal 4 ,414 0,361 ,238 Valid
Soal 5 -306 0,361 ,101 Valid

Data Reabilitas Instrumen Tes

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,939 5
Lampiran 8

Data Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tiap Indikator

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data hasil belajar siswa Kelas Eksperimen (pre-test)

No Nama Persentase Kategori


Ketercapaian
1 Agil al- diansyah 30 % Kurang kritis

2 Aidul 43 % Cukup kritis

3 Alya azzhara 23 % Kurang kritis

4 Farhan 23% Kurang kritis

5 M. dilal qibran 26 % Kurang kritis

6 Muh . fahri 33 % Kurang kritis

7 Nurmuliani 33 % Kurang kritis

8 Nuradita 33 % Kurang kritis

9 Nury aulia sabila 26 % Kurang kritis

10 Nur sakinah 20 % Tidak kritis

11 Kilan putra 33 % Kurang kritis


12 Silvi aulia 26 % Kurang kritis

13 Sulistiani 36 % Kurang kritis

14 Sultan 26 % Kurang kritis

15 Rizkul Akbar 46 % Cukup kritis

Jumlah 457

Pre-test Kelas Kontrol

No Nama Persentase Ketercapaian Kategori

1 Amirudin 33 % Kurang kritis

2 Alani Putri 33 % Kurang kritis

3 Al-Munandar 30 % Kurang kritis

4 Dila Damayanti 30 % Kurang kritis

5 Ihwanul Karim 20 % Tidak kritis

6 M. Sarif Fatuhraman 40 % Kurang kritis

7 M. Sofia 36 % Kurang kritis

8 M. Daulan 30% Kurang kritis

9 M. Ahyar 30 % Kurang kritis


10 M. Sahrul 33 % Kurang kritis

11 Nadira Uswatun H. 30 % Kurang kritis

12 Roma Irama 33 % Kurang kritis

13 Supriadin 20 % Tidak kritis

14 Sri Eka Wati 23 % Kurang kritis

15 Tsuraya 30 % Kurang kritis

Jumlah 451
Lampiran 9

Data Hasil Belajar siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen (Post-test)

Kelas Eksperimen post_test

No Nama Persentase Kategori


Ketercapaian
1 Agil al- diansyah Sangat kritis
80 %
2 Aidul Sangat kritis
90 %
3 Alya azzhara Cukup kritis
76 %
4 Farhan Kritis
66 %
5 M. dilal qibran Kritis
70 %
6 Muh . fahri Sangat Kritis
86 %
7 Nurmuliani Sangat Kritis
90 %
8 Nuradita Kritis
76 %
9 Nury aulia sabila Sangat kritis
80 %
10 Nur sakinah Sangat Kritis
90 %
11 Kilan putra Kritis
76 %
12 Silvi aulia Sangat Kritis
80 %
13 Sulistiani Sangat kritis
90 %
14 Sultan Sangat kritis
86 %
15 Rizkul Akbar Sangat Kritis
80 %
Jumlah 1,216

Post_test Kelas Kontrol

No Nama Persentase Kategori


Ketercapaian
1 Amirudin Kritis
76%
2 Alani Putri Kritis
76%
3 Al-Munandar Kritis
73 %
4 Dila Damayanti Kritis
70 %
5 Ihwanul Karim Cukup kritis
46 %
6 M. Sarif Fatuhraman Kritis
73 %
7 M. Sofia Kritis
70%
8 M. Daulan Kritis
70%
9 M. Ahyar Kritis
70%
10 M. Sahrul Kritis
70%
11 Nadira Uswatun H. Kritis
73 %
12 Roma Irama Cukup kritis
56 %
13 Supriadin Cukup kritis
50 %
14 Sri Eka Wati Kritis
73 %
15 Tsuraya Kritis
66 %
Jumlah 1,012
Lampiran 10

Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji t Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen (pre-test)

 Normalitas

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
Kelas N Percent N Percent N Percent
Hasil 1 15 100,0% 0 0,0% 15 100,0%
2 15 100,0% 0 0,0% 15 100,0%

Descriptives
Std.
Kelas eksperimen Statistic Error
Hasil Mean 30,07 1,416
siswa 95% Confidence Lower 27,03
ekspe Interval for Mean Bound
rimen Upper 33,10
pretes Bound
5% Trimmed Mean 30,07
Median 30,00
Variance 30,067
Std. Deviation 5,483
Minimum 20
Maximum 40
Range 20
Interquartile Range 3
Skewness -,551 ,580
Kurtosis ,401 1,121
hasil Mean 30,47 1,897
95% Confidence Lower 26,40
Interval for Mean Bound
Upper 34,54
Bound
5% Trimmed Mean 30,19
Median 30,00
Variance 53,981
Std. Deviation 7,347
Minimum 20
Maximum 46
Range 26
Interquartile Range 7
Skewness ,751 ,580
Kurtosis ,145 1,121

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti
Kelas c df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Pretes ,295 15 ,001 ,887 15 ,060
eksperim
en
Pretes ,195 15 ,129 ,924 15 ,224
kontol
a. Lilliefors Significance Correction
 Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Hasil
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,066 1 27 ,311

ANOVA
Hasil
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between 3,645 1 3,645 ,107 ,746
Groups
Within Groups 918,148 27 34,005
Total 921,793 28
 Independent sample t test ( uji t)

Group Statistics
Std. Std. Error
Kelas N Mean Deviation Mean
Hasil 1 15 30,07 5,483 1,416
2 14 29,36 6,184 1,653

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval
Sig. (2- Std. Error of the Difference
F Sig. T df tailed) Mean Difference Difference Lower Upper
Hasil Equal variances 1,066 ,311 ,327 27 ,746 ,710 2,167 -3,737 5,156
assumed
Equal variances not ,326 26,052 ,747 ,710 2,176 -3,764 5,183
assumed
Lampiran 11

Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Independent Sampel T-test (Uji t)


Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ( post-test)

 Normalitas

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
Kelas N Percent N Percent N Percent
Hasil 1 15 100,0% 0 0,0% 15 100,0%
2 15 100,0% 0 0,0% 15 100,0%

Descriptives
Kelas kontrol Statistic Std. Error
Hasil Mean 58,47 2,430
siswa 95% Confidence Interval for Lower Bound 53,26
kontrol Mean Upper Bound 63,68
pretes 5% Trimmed Mean 58,35
Median 60,00
Variance 88,552
Std. Deviation 9,410
Minimum 46
Maximum 73
Range 27
Interquartile Range 16
Skewness ,046 ,580
Kurtosis -1,217 1,121
Hasil Mean 73,67 2,600
siswa 95% Confidence Interval for Lower Bound 68,09
kontrol Mean Upper Bound 79,24
posttes 5% Trimmed Mean 73,52
Median 70,00
Variance 101,381
Std. Deviation 10,069
Minimum 60
Maximum 90
Range 30
Interquartile Range 14
Skewness ,428 ,580
Kurtosis -1,250 1,121

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Postes ,149 15 ,200* ,921 15 ,197
eksperimen
Postes ,243 15 ,017 ,891 15 ,069
kontrol
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

 Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,340 1 28 ,565

ANOVA
Hasil
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1732,800 1 1732,800 18,246 ,000
Within Groups 2659,067 28 94,967
Total 4391,867 29
 Independent samples t test

Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil 1 15 58,47 9,410 2,430
2 15 73,67 10,069 2,600

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
Mean Std. Error 95% Confidence Interval of the Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
Hasil Equal variances ,340 ,565 -4,272 28 ,000 -15,200 3,558 -22,489 -7,911
assumed
Equal variances -4,272 27,873 ,000 -15,200 3,558 -22,491 -7,909
not assumed
Lampiran 14

ABSEN SISWA

NO. NAMA MURID JENIS


Urut KELAMIN
1. Agil al- diansyah L
2. Aidul L
3. Alya azzhara P
4. Farhan L
5. M. dilal qibran L
6. Muh . fahri L
7. Nurmuliani P
8. Nuradita P
9. Nury aulia sabila P
10. Nur sakinah P
11. Kilan putra P
12. Silvi aulia P
13. Sulistiani P
14. Sultan L
15. Rizkul Akbar L
16. Amirudin L
17. Alani Putri P
18. Al-Munandar L
19. Dila Damayanti P
20. Ihwanul Karim L
21. M. Sarif Fatuhraman L
22. M. Sofia L
23. M. Daulan L
24. M. Ahyar L
25. M. Sahrul L
26. Nadira Uswatun H. P
27. Roma Irama L
28. Supriadin L
29. Sri Eka Wati P
30. Tsuraya P
Lampiran 15

DOKUMENTASI PENELITIAN

KELAS EKSPERIMEN:

Kegiatan belajar kelas eksperimen

Kegiatan evaluasi kelas eksperimen


KELAS KONTROL:

Kegiatan belajar kelas kontrol

Kegiatan evaluasi kelas kontrol

Anda mungkin juga menyukai