Anda di halaman 1dari 24

PENERAPAN METODE ICE BREAKING DALAM MEMINIMALISIR

RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII-B PADA


MAPEL FIQIH MTS NURUL ISLAM KOTA KEDIRI

“Proposal Penelitian Tindakan Kelas”

Disusun untuk memenuhi laporan magang III

Dosen Pembimbing Magang:

Dr. Ary Setya Budhi Ningrum, M.Pd

Disusun Oleh:

Siti Mirna Nawi Muhafaf 932101019

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui dan
disyahkan oleh Kepala Sekolah, guru pamong dan Dosen
Pembimbimbing Magang pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 25 Februari 2023

Mengetahui Kediri, 25 Februari 2023


Kepala MTs Nurul Islam Kota Kediri, Guru Pamong Magang,

Hj. Insriati, M.Pd.I Nisfia Yuliatin, S.Pd.I


NIP.- NIP. -

Dosen Pembimbing Magang

Dr. Ary Setya Budhi Ningrum, M.Pd


NIP. 198204302008012011

i
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih dengan menggunakan Icebreaking pada siswa kelas VIII-B
MTs Nurul Islam Kota Kediri tahun ajaran 2022/2023. Jenis penelitian yang
dilakukan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research)
menggunakan model spiral Kemmis & Taggart. Penelitian yang digunakan
terdiri atas dua siklus yang setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan di MTs Nurul Islam Kota Kediri.
Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII-B yang berjumlah 28 siswa. Objek
dalam penelitian ini yaitu Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data yaitu
kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa penerapan Icebreaking dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran fiqih kelas VIII-B MTs Nurul Islam Kota Kediri tahun ajaran
2022/2023. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil rata-rata angket motivasi
belajar siswa. Hasil nilai rata-rata angket motivasi belajar siswa pada pra siklus
adalah 70,32%, pada siklus I (pertama) mendapatkan rata-rata 73,99% dan
mengalami peningkatan pada siklus II (kedua) menjadi 80,12%. Sedangkan
untuk hasil observasi juga mengalami peningkatan dari setiap siklusnya yaitu
dari 50,00% pra siklus yang tergolong rendah , kemudian pada siklus I (pertama)
62,50% yang tergolong cukup sedangkan di siklus II (kedua) sebesar 75,00%
yang tergolong Tinggi.

Kata Kunci : metode icebreaking, minat belajar

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT, berkat
rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di MTs Nurul Islam kota Kediri yang
berjudul “PENERAPAN METODE ICE BREAKING DALAM
MEMINIMALISIR RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA
KELAS VIII B PADA MAPEL FIQIH MTS NURUL ISLAM KOTA
KEDIRI”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ary Setya Budhi Ningrum, M.Pd selaku dosen pembimbing
magang IAIN Kediri yang telah membimbing dan mengarahkan serta
memberikan saran untuk penulisan laporan ini.
2. Ibu Hj. Insriati, M.Pd.I selaku Kepala Sekolah kepala sekolah MTs
Nurul Islam Kota Kediri.
3. Ibu Nisfia Yuliatin, S.Pd.I selaku guru pamong mata pelajaran Fiqih.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan menjadi penyemangat dalam penulisan laporan ini.
5. Dan teman-teman magang yang ikut membantu dlam menyelesaikan
tugas proposal PTK ini.
Mungkin dalam tugas ini masih terdapat kekurangan baik dari
segi penulisan dan lain sebagainya. Maka kami sangat mengharapkan
kritikan dan saran guna perbaikan tugas kami selanjutnya. Demikian
sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan dan do’a, semoga
tulisan ini dapat memberikan manfaat dan meningkatkan pengetahuan
bagi mahasiswa IAIN Kediri khususnya.

Kediri, 20 Februari 2023

iii
Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
ABSTRAK...........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penelitian...................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.................................................................................3
BAB II..............................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................4
A. Kajian tentang Minat Belajar.................................................................4
B. Kajian tentang Metode Ice Breaking.....................................................6
C. Kajian tentang Mata Pelajaran Fiqih.....................................................7
D. Hipotesis Tindakan................................................................................8
BAB III.............................................................................................................9
METODE PENELITIAN.................................................................................9
A. Setting Penelitian...................................................................................9
B. Subyek Penelitian..................................................................................9
C. Rencana Tindakan.................................................................................9
D. Jenis dan Sumber Data........................................................................12
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................13
F. Teknik Analisa Data............................................................................13
BAB IV...........................................................................................................15
HASIL PENELITIAN....................................................................................15
BAB V............................................................................................................17
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................17

iv
A. Kesimpulan..........................................................................................17
B. Saran....................................................................................................17
BAGIAN AKHIR...........................................................................................18
A. Daftar Pustaka.....................................................................................18

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengajar bukan sekedar ceramah dan berdiri didepan kelas sambil
memelototi siswa, tetapi bagaimana teknik dan strategi pengajar dalam
mengkomunikasikan pesan atau materi pembelajaran, berinteraksi,
mengorganisir, dan mengelola anak didik sehingga berhasil dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu kunci keberhasilan pembelajaran
adalah bilamana ustadz-ustadzah memiliki dan menguasai cara pembelajaran
secara baik. Tidak sedikit kegagalan ustad atau ustadzah dalam megajar
disebabkan lemahnya penguasaan cara pengajaran tersebut.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses untuk membantu


peserta didik dalam pengembangan diri sehingga mampu menghadapi segala
perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif
tanpa kehilangan identitas diri. Tuntutan mendasar yang dialami dunia
pendidikan saat ini adalah peningkatan mutu pembelajaran agar setiap
lembaga pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang terampil
dan cerdas. Hal ini, menuntut orang-orang di dalamnya bekerja secara
optimal, penuh rasa tanggung jawab dan berdedikasi tinggi. Bahwasannya
menggunakan ice breaking dalam pelajaran terkadang kita melihat timbulnya
suasana yang kurang mendukung hingga menyebabkan tidak tercapainya
tujuan dari pembelajaran. Suasana yang dimaksud adalah kaku, dingin, atau
beku sehingga pembelajaran saat itu menjadi kurang nyaman.

Ice Breaking merupakan peralihan situasi dari yang membosankan,


membuat ngantuk, menjenuhkan, dan tegang menjadi rileks, bersemangat,
tidak mengantuk, lebih perhatian serta munculnya rasa senang untuk
mendengarkan atau melihat orang lain yang berbicara di depan kelas atau
ruangan pertemuan. Seiring dengan berjalannya waktu, beberapa menit

1
setelah materi pembelajaran dimulai terjadilah penurunan memori atau tingkat
daya serap siswa terhadap materi pelajaran.

Pada saat inilah merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan
ice breaking. Karena pada saat itu siswa telah mengalami kejenuhan sehingga
mereka sangat membutuhkan penyegaran untuk mengembalikan potensi atau
kemampuan dalam menangkap pelajaran secara maksimal. Berdasarkan
uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa permainan penyegar (ice breaking)
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencairkan suasana pembelajaran
yang membosankan, kaku, dan pasif menjadi kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan, menyegarkan, aktif dan membangkitkan motivasi untuk
belajar lebih bergairah.1

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan sebuah
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah Metode Ice Breaking Dapat Meminimalisir Rendahnya Minat
Belajar Siswa Kelas VIII - B Pada Mapel Fiqih Mts Nurul Islam Kota
Kediri?
2. Bagaimana proses Meminimalisir Rendahnya Minat Belajar Melalui
Metode Ice Breaking Siswa Kelas VIII - B Pada Mapel Fiqih Mts Nurul
Islam Kota Kediri?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan adanya penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui Apakah Metode Ice Breaking Dapat Meminimalisir
Rendahnya Minat Belajar Siswa Kelas VIII - B Pada Mapel Fiqih Mts
Nurul Islam Kota Kediri.

1
Tholib Hariono,dkk, “Pendampingan Pembelajaran dalam Pengkondisian Siswa melalui Ice
Breaking”, Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. 2, No. 3, (Desember 2021), hal 126.

2
2. Untuk mengetahui proses Meminimalisir Rendahnya Minat Belajar
Melalui Metode Ice Breaking Siswa Kelas VIII - B Pada Mapel Fiqih
Mts Nurul Islam Kota Kediri.

D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian bermanfaat untuk mengembangkan
ilmu pendidikan dan menambah wawasan bagi pembaca, terutama
mengenai efektifitas penggunaan aplikasi google drive dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mapel Fiqih kelas VIII-B MTs
Nurul Islam kota Kediri.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki
kegunaan sebagai berikut.
a. Bagi Kepala Sekolah, sebagai salah satu bahan masukan untuk
mengembangkan penggunaan Model pembelajaran untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
b. Bagi pendidik, untuk mengoptimalkan efektifitas sebagai
pendidik, menambah daya kreatifitas bagi pendidik, serta dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Bagi siswa, melalui model ice breaking diharapkan mampu
menambah semangat belajar serta dapat meningkatkan
pemahaman dalam belajar pada mata pelajaran Fiqih.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian tentang Minat Belajar


1. Definisi Hasil Belajar
Defenisi minat adalah suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan,
perhatian fokus, ketekunan, usaha, pengetahuan, motivasi, pengatur dan hasil
interaksi seseorang atau individu dengan konten atau kegiatan tertentu. Minat
memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran akademik, domain
pengetahuan dan bidang studi tertentu bagi individu. Hidi dan Renninger
meyakini bahwa minat mempengaruhi tiga aspek penting dalam pengetahuan
seseorang yaitu perhatian, tujuan dan tingkat pembelajaran. Berbeda dengan
motivasi sebagai faktor pendorong pengetahuan, minat tidak hanya sebagai
faktor pendorong pengetahuan namun juga sebagai faktor pendorong sikap.
Selanjutnya pengertian minat belajar adalah sikap ketaatan pada kegiatan
belajar, baik menyangkut perencanaan jadwal belajar maupun inisiatif
melakukan usaha tersebut dengan sungguh-sungguh.

2. Indikator Minat Belajar

Minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator yaitu ketertarikan untuk


belajar, perhatian dalam belajar, motivasi belajardan pengetahuan.
Ketertarikan untuk belajar diartikan apabila seseorang yang berminat terhadap
suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap
pelajaran tersebut. Ia akan rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang
berhubungan dengan bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan
penuh antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya. Perhatian merupakan
konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian
ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain dari pada itu.

Jadi siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jika jiwa dan
pikirannya terfokus dengan apa yang ia pelajari. Motivasi merupakan suatu

4
usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tindakan
belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah demi pencapaian tujuan yang
diharapkan dalam situasi interaksi belajar. Pengetahuan diartikan bahwa jika
seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka akan mempunyai
pengetahuan yang luas tentang pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat
belajar dalam kehidupan sehari-hari.2

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar


Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam
mata pelajaran fikih, dapat dilihat pada faktor kurikulum, faktor dari
dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan
prasarana, termasuk penggunaan multimedia pembelajaran. Beberapa
faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, menurut Totok Susanto,
sebagai berikut:
a. Memotivasi dan cita-cita
b. Keluarga
c. Peranan guru
d. Sarana dan prasarana
e. Teman pergaulan
f. Mass media

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha


yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulakan usaha
serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Peserta
didik yang memiliki keinginan belajar, maka peserta diik cepat dan dapat
mengerti dan mengingatnya. Dalam hubungannya dengan pemusatan
perhatian, minat mempunyai peranan dalam “melahirkan perhatian yang

2
Siti Nurhasanah., A. Sobandi, “Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa (Learning
Interest as Determinant Student Learning Outcomes), Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran,
Vol. 1 No. 1 (Agustus 2016), hal 130.

5
serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah
gangguan perhatian dari luar.3

B. Kajian tentang Metode Ice Breaking


1. Pengertian metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal. Jadi metode adalah cara yang digunakan
oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan.
Metode ice breaking diartikan sesuatu yang dingin yang perlu
diberikan pada suasana yang panas. Artinya, ketika suasana sudah
memanas, menegang, maka perlu suatu minuman yang dingin dan
menyegarkan, yaitu metode ice breaker agar suasana kembali dingin dan
otak siap menuju kegiatan pembelajaran yang lebih menantang.4
2. Implementasi Ice breaking Dalam Pembelajaran
Ice breaking ini sendiri adalah kegiatan yang diterapkan oleh setiap
orang untuk menarik fokus perhatian serta mencairkan suasana di dalam
ruangan menjadi keadaan yang semula yaitu keadaan yang bersemangat
(kembali kondusif).
Ada beberapa jenis kegiatan ice breaking yang dapat diterapkan
diantaranya, yel-yel, games, menyanyi, tepuk tangan, humor, serta gerak
anggota badan. Dengan berbantuan Ice breaking pembelajaran menjadi
menyenangkan dan dapat mendorong minat belajar dari peserta didik.5
3. Manfaat Ice breaking Dalam Pembelajaran
Ice breaking mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut :

3
Andi Achru P, “Pengembangan Minat Belajar dalam Pembelajaran”, JURNAL IDAARAH, VOL. III,
NO. 2,( DESEMBER 2019), hal 211.
4
Sinar.,dkk, “Persepsi Guru Terhadap Metode Ice Breaking Di Smp Negeri 5 Campalagian”, Journal
Peqguruang: Conference Series, Vol.2, No.2, November (2020), hal 486.
5
Prasiscka, Putra. “Pengaruh Model Pembelajaran Arias Berbantuan Ice breaking Games Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau Dari Gaya Belajar Peserta Didik”. Vol.8, No.(1) 2021,
325–335.

6
a. Kegiatan ini dapat dilakukan dan dipelajari oleh setiap orang tanpa
harus memiliki keterampilan yang khusus.
b. Alat yang dapat member suasana kegembiraan dan keakraban serta
perasaan bahagia antar peserta didik, maupun antara pendidik dan
peserta didik.
c. Mampu menciptakan nuansa di dalam pendidikan, proses
pembelajaran yang mempunyai makna serta menyenangkan.6

C. Kajian tentang Mata Pelajaran Fiqih


Pengertian dan makna pembelajaran, yakni pembelajaran merupakan
proses dalam membantu belajar siswa dengan adanya interaksi dari seorang
guru yang menggunakan metode dan atau strategi dalam proses tersebut.

Para fuqaha mendefinisikan fikih sebagai pengetahuan diri terkait apa


yang merupakan hak dan kewajiban atas makhluk ciptaanNya, seperti iman
kepada Allah, berakhlak yang mulia, bersikap toleransi, hukum-hukum
amaliah yang terkait dengan hubungannya kepada Allah (ibadah maupun
sesama manusia (muamalah).

Adapun fikih menurut terminologi para sarjana hukum Islam terdapat


beberapa definisi, di antaranya: (1) Pengetahuan diri terkait apa yang
merupakan hak dan kewajiban seperti iman kepada Allah, akhlak, dan
amalan-amalan seperti shalat, puasa, zakat dan lain sebagainya. (2) Ilmu
tentang perbuatan-perbuatan manusia yang bersifat sya’iyah (berdasarkan
nash) dan bukan aqliyyah (berdasarkan akal), berupa hukum haram, halal,
makruh dan mubah. (3) Ilmu tentang hukum-hukum syar’iyah yang bersifat
amaliyah bersumber dari dalil-dalil terperinci.7

6
May Muna Harianja, “Implementasi dan Manfaat Ice breaking untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Basicedu, Vol.6, No.1 (2022), hal 1327.
7
Asma Saree, “Implementasi Pembelajaran Fikih Pada Siswa Mattayom 1 (Smp) Pratipthamwitaya
Yala Thailand Selatan”, Jurnal TAMADDUN – FAI UMG, Vol. XXI. No.1 (Januari 2020), hal 9.

7
D. Hipotesis Tindakan
Apabila pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran ice breaking maka minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih
kelas VIII-B MTs Nurul Islam Kota Kediri dapat meningkat.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan
SIKLUS 1

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS 2 Pengamatan

Refleksi
Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat siklus
tahapan, yaitu: Penyusunan rencana tindakan, Pelaksanaan tindakan,
Pengamatan, Refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai 1
siklus. Dalam laporan ini hanya dilakukan dengan 2 siklus saja

B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B MTs Nurul Islam
kota Kediri yang berjumlah 29 anak yang memiliki minat belajar yang
beragam. Obyek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran ice breaking
yang dimaksudkan untuk meningkatkan minat belajar siswa khusunya dalam
mata pelajaran Fiqih.

C. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, masing-masing siklus terdiri
dari empat tahapan, yaitu:
1. Penyusunan rencana tindakan.
a) RPP, yang terdiri dari:

9
1) Sumber Belajar: Buku LKS mata pelajaran Fiqih siswa kelas VIII
semester genap
2) Media pembelajaran: papan tulis dan laptop
3) Pedoman Observasi
4) Instrumen Hasil Belajar
2. Pelaksanaan Tindakan
Yang berisi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, dan
kegiatan penutup. Langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Dalam pembelajaran ini guru mempersiapkan alat dan bahan ajar,
materi pembelajaran, kesiapan peserta didik dan lain sebainya.
b. Guru menerapkan model ice breaking, disetiap pertemuan berbeda-
beda.
c. Guru memancing ingatan siswa tentang materi yang telah disampaikan
dipertemuan sebelumnya dan juga mengaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari.
d. Guru mendampingi siswa dan memberikan arahan terkait
pembelajaran yang akan berlangsung.
e. Guru meminta siswa untuk membacakan materi yang akan dipelajari.
f. Setelah itu, guru memberikan penguatan terhadap isi dari
pembelajaran tersebut. sehingga siswa dapat memahami makna yang
terkandung dalam materi pembelajaran tersebut.
3. Pelaksanaan Siklus
a. Siklus I
Siklus I dilakukan pada tanggal 19 Januari 2023 dengan 2 jam
pelajaran (2x40 menit). Berikut ini merupakan deskripsi tahapan siklus
I penerapan Icebreaking dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di
kelas VIII-B MTs Nurul Islam Kota Kediri. Berdasarkan hasil
observasi dapat diketahui bahwa sudah adanya peningkatan yang
terjadi dari sebelumnya pada pra-siklus yaitu hanya sebesar 50,00%

10
yang masih tergolong rendah motivasinya sedangkan di siklus pertama
ini sebesar 62,50% yang tergolong cukup dan setiap indikator juga
naik. Tetapi walaupun disiklus pertama ini naik dari pra siklus tetap
saja masih belum memenuhi indikator keberhasilan yang ingin dicapai
oleh peneliti yaitu masuk kategori tinggi. Sedangkan dari hasil angket
dapat dijelaskan bahwa Icebreaking dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa di kelas VIII-B MTs Nurul Islam Kota Kediri
pembelajaran fiqih pada siklus pertama mengalami peningkatan dari
sebelum menggunakan Icebreaking dalam proses belajar mengajar.
Hal ini ditunjukan dengan rata-rata mencapai 73,99% dari yang
sebelumnya hanya 70,32%. Namun hasil pada siklus pertama ini
belum mencapai indikator keberhasilan yang ingin dicapai oleh
peneliti sebesar 80%. Untuk mendapatkan kriteria keberhasilan
penerapan icebreaking dalam motivasi belajar siswa akan dilakukan
perbaikan agar siswa terbiasa dalam melakukan proses pembelajaran
tanpa menggunakan telepon genggam. Maka diperlukannya siklus II
untuk mencapai indikator keberhasilan.
b. Siklus II
Pada penelitian tindakan kelas ini, Siklus II dilakukan pada
tanggal 25 januari 2023 dengan 2 jam pertemuan (2x40 menit).
Berikut ini merupakan deskripsi tahapan siklus II penerapan
Icebreaking dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIII-
B MTs Nurul Islam Kota Kediri.Berdasarkan hasil observasi diatas
dapat diketahui bahwa adanya peningkatan yang baik terjadi dari
sebelumnya pada siklus I (pertama) ini sebesar 62,50% yang tergolong
cukup sedangkan di siklus II (kedua) sebesar 75,00% yang tergolong
Tinggi, setiap indikator juga naik. Secara keseluruhan motivasi siswa
dalam pembelajaran di siklus II ini sudah menunjukkan peningkatan
yang sangat baik dan telah mencapai indikator keberhasilan.
Sedangkan untuk hasil angket siswa pada siklus II dapat dijelaskan

11
bahwa Icebreaking dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di
kelas VIII-B MTs Nurul Islam Kota Kediri pembelajaran fiqih
Penerapan Icebreaking . Hal ini ditunjukan dengan rata-rata mencapai
sebesar 80,12% dari yang sebelumnya hanya 73,99%. Dari siklus II ini
skor motivasi atau presentase keberhasilan pembelajaran sudah
tercapai. Hal ini terbukti dari hasil angket motivasi belajar siswa yang
mendapatkan kategori motivasi belajar tinggi sebanyak 14 siswa dari
20 siswa.
4. Pengamatan
Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa melalui minat
dan ketenangan belajar siswa.
5. Refleksi
Pada tahap ini akan dianalisis data mengenai proses, hasil, dan
hambatan yang dijumpai dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.
Ketuntasan belajar individu berdasarkan KKM yang telah ditetapkan
untuk mapel Fiqih adalah 75.

D. Jenis dan Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dimana dapat
diperoleh dari sumber data utama dari penelitian kualitatif adalah kata-kata
dan tindakan, selebihnya adalah dokumentasi dan lain-lain. oleh karena itu
sumber data dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh


penulis dari sumber pertamanya. Adapaun yang menjadi sumber utama
peneliti dalan penelitian ini adalah para peserta didik kelas 8-B di MTs
Nurul Islam Kota Kediri. Menurut S nasution menjelaskan bahwa
responden dianggap telah memadai apabila telah mencapai pada taraf
“redundancy” yang maknanya datanya telah jenuh dan apabila
ditambah sampel lagi tidak memberikan informasi yang baru. Artinya

12
dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi
diperoleh tambahan informasi yang berarti.8

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dilapangan, maka peneliti dalam mengumpulkan
data menggunakan metode:
1. Interview (wawancara)
Wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
verbal kepada orang yang ahli dan dapat memberikan informasi yang
diperlukan. Metode wawancara dilakukan untuk pengumpulan data
terkait penggunaan model pembelajaran ice breaking. Metode
wawancara ini akan dilakukan kepada kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, pendidik dan peserta didik.
2. Observasi
Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
pengamatan langsung terhadap penggunaan model ice breaking.
Kemudian peneliti mencatat mengenai permasalaham-permasalaham
yang ada pada saat observasi berlangsung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai gambaran
umum penggunaan model ice breaking.

F. Teknik Analisa Data


Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang dikumpulkan
diolah dan dianalisis secara kualitatif. Proses analisis data ini dilakukan pada
saat sebelum dilapangan dan selama dilapangan. Analisis data ini
menggunakan model Miles dan Hubermen dengan tiga pendekatan sebagai
berikut:9
1. Reduksi data
8
Sumardi Suryabarata, , Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1987) hlm 93

9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2014), hal 337.

13
Data yang diperoleh dari lapangan diambil bagian-bagian pokok
dan memfokuskan pada hal-hal penting. Sehingga hasil rangkuman
akan memberikan informasi yang lebih fokus.
2. Penyajian data
Menyajikan informasi yang tersusun sehingga dapat ditarik
kesimpulan dan mengambil tindakan.
3. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan dapat
menghasilkan temuan baru.

14
BAB IV

HASIL PENELITIAN
Hasil dari penerapan penelitian tindakan kelas berjalan dengan baik dan
lancar. Dimana yang dijadikan subjek dalam penelitian ini yaitu kelas 8-B
memiliki antusias yang tinggi. Menurut pengamatan penulis setiap kelas selalu
merasa jenuh apabila hanya diajarkan dengan menggunakan metode ceramah.
Banyak dari mereka tidur disaat guru menjelaskan materi yang disampaikan
saat itu. Tidak hanya itu setelah guru menjelaskan materi selalu memberikan
tugas untuk dikerjakan.

Maka dari itu penerapan ice breaking didalam kelas dilakukan dengan
senang dan juga gembira karena selalu memilih permainan yang seru untuk
diterapkan dikelas. Tentunya suasana kelas akan berbeda sehingga semangat
dalam menjalankan pembelajaran juga akan meningkat. Pembelajaran didalam
kelas tidak harus menggunakan metode ceramah saja, akan tetapi bisa
menggunakan metode yang bervariasi supaya peserta didik tidak cepat merasa
bosan dikarenakan selalu menghadapi suasana yang sama dan berulang-ulang
mulai dari pembelajaran pertama sampai jam yang terakhir.

Banyak metode yang dapat digunakan oleh pendidik mislnya saja Rol
Playying, inquiry, diskusi, jigsaw, demonstrasi, dan lain sebagainya. Hal
tersebut juga disesuaikan dengan jenis maple dan juga kelas yang akan diajar.
Banyak juga macam ice breaking yang bisa diterapkan didalam kelas. Disetiap
setiap pertemuan peneliti selalu menerapkan game yang berbeda-beda. Hal
tersebut dilakukan untuk melatih konsentrasi peserta didik sebelum dilanjutkan
dengan pembelajaran penyampaian materi. Tidak hanya itu pemilihan game
yang berbeda-beda diharpkan agar siswa tidak merasa jenuh dengan melakukan
satu macam ice breaking. Bisa dengan sambil tepuk, bernyanyi dan lain-lain.
Banyak referensi yang ada di youtube untuk ditirukan.

15
Diketahui bahwa sudah adanya peningkatan yang terjadi dari sebelumnya
pada pra-siklus yaitu hanya sebesar 50,00% yang masih tergolong rendah
motivasinya sedangkan di siklus pertama ini sebesar 62,50% yang tergolong
cukup dan setiap indikatorpun juga naik. Sedangkan di siklus II (kedua) sebesar
75,00% yang tergolong Tinggi, setiap indikator juga naik. Secara keseluruhan
motivasi siswa dalam pembelajaran di siklus II ini sudah menunjukkan
peningkatan yang sangat baik dan telah mencapai indikator keberhasilan.

Siswa lebih termotivasi mengikuti pembelajaran dengan adanya


Icebreaking. Icebreaking yang digunakan dalam penelitian ini berbeda atau
bervariasi dari setiap siklusnya dikarenakan agar siswa tidak jenuh dengan
Icebreaking yang sama sehingga siswa jauh lebih aktif dan kreatif dalam
mengikuti proses belajar mengajar dikelas. Hal ini juga dinyatakan oleh
Sardiman dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai seluruh daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga
tujuannya tercapai. Sehingga dengan adanya Icebreaking ini siswa mempunyai
Penerapan Icebreaking motivasi yang tinggi maka tujuan dari pembelajaran
akan tercapai. Hal ini dinyatakan juga oleh Baiq Denta Riana (2016) bahwa
dengan adanya Icebreaking dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

16
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penerapan ice breaking ini terbukti berhasil digunakan sebagai salah
satu metode agar peserta didik lebih berminat dalam belajar. Banyak metode
yang dapat digunakan oleh pendidik mislnya saja Rol Playying, inquiry,
diskusi, jigsaw, demonstrasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga
disesuaikan dengan jenis maple dan juga kelas yang akan diajar. Banyak juga
macam ice breaking yang bisa diterapkan didalam kelas. Bisa dengan sambil
tepuk, bernyanyi dan lain-lain.

B. Saran
Sebaiknya guru pendidik ayang ada di MTs Nurul Islam Kota Kediri
menerapkan beberapa metode didalam pembelajaran. Semua orang pasti akan
merasa bosan dan jenuh dikarenakan hanya menggunakan metode ceramah
saja.

17
BAGIAN AKHIR

A. Daftar Pustaka
Achru P, Andi. (2019), “Pengembangan Minat Belajar dalam Pembelajaran”,
JURNAL IDAARAH, VOL. III, NO. 2,( DESEMBER), hal 211.
May Muna Harianja, (2022) “Implementasi dan Manfaat Ice breaking untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal
Basicedu, Vol.6, No.1.
Prasiscka, A. & Putra, F. G. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Arias
Berbantuan Ice breaking Games Terhadap Kemampuan Penalaran
Matematis Ditinjau Dari Gaya Belajar Peserta Didik. 8(1).
Saree, Asma. 2020. “Implementasi Pembelajaran Fikih Pada Siswa Mattayom
1 (Smp) Pratipthamwitaya Yala Thailand Selatan”, Jurnal
TAMADDUN – FAI UMG, Vol. XXI. No.1 (Januai), hal 9.
Sinar.,dkk, (2020) “Persepsi Guru Terhadap Metode Ice Breaking Di Smp
Negeri 5 Campalagian”, Journal Peqguruang: Conference Series,
Vol.2, No.2, November.
Siti Nurhasanah., A. Sobandi, (2016), “Minat Belajar Sebagai Determinan
Hasil Belajar Siswa (Learning Interest as Determinant Student
Learning Outcomes), Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran,
Vol. 1 No. 1 (Agustus).
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta).
Suryabarata, Sumardi. 1987. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Tholib Hariono,dkk, (2021), “Pendampingan Pembelajaran dalam
Pengkondisian Siswa melalui Ice Breaking”, Jurnal Pengabdian
Masyarakat, Vol. 2, No. 3, (Desember).

18

Anda mungkin juga menyukai