( PTK )
IDIK4008
Di susun Oleh :
NAMA : Maria Magdalina Novinsia
NIM : 858421697
i
PERNYATAAN KEASLIAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Dengan ini menyatakan bahwa Penelitan Tindakan Kelas ( PTK ) ini dengan judul
“Penerapan Alat Peraga Mistar Bilangan Untuk meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
Menjumlahkan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN 012 Sangatta Utara“ seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiblakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika, keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
ii
ABSTRAK
“Penerapan Alat Peraga Mistar Bilangan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Matematika Menjumlahan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN
012 Sangatta Utara Tahun 2020”
Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu strategi yang tepat dalam mengajarkan
materi penjumlahan bilangan bulat bagi siswa di SD Negeri 012 Sangatta Utara dengan
cara meningkatkan dan mengaktifkan siswa pada pembelajaran. Dalam penelitian tindakan
kelas ini dengan menerapkan alat peraga mistar bilangan dan dilakukan melalui 3 siklus.
Pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Untuk mengaktifkan siswa, menggunakan alat peraga mistar bilangan. Yang menjadi
subyek pada penelitian tindakan kelas ini siswa kelas IV SD Negeri 012 Sangatta Utara.
Obyeknya adalah pembelajaran materi penjumlahan bilangan bulat pada mata pelajaran
matematika dengan menerapkan alat peraga mistar bilangan.
Hasil analisis data yang telah dicapai persiklusnya mengalami peningkatan
perbaikkan pembelajaran dimana pada siklus I menjadi 54%, siklus II meningkat sebesar
71,4%, siklus III lebih meningkat lagi menjadi 96%. Dalam hal ini peneliti berusaha
memecahkan permasalahan dari siklus I rata-rata 64, pada siklus II naik menjadi 72 dan
pada siklus III rata-rata kelas 85. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan dengan
menerapkan mistar bilangan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika
kelas IV.
Bedasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada guru agar lebih kreatif dalam
menyusun desain pembelajaran dan pengaturan waktu harus dipersiapkan secara baik
dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan mistar bilangan.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kasih, atas kelimpahkan Rahmat dan
Penerapan Alat Peraga Mistar Bilangan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Matematika Pada Kompetensi Dasar menjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas
Penulis menyadari bahwa penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
2. Ibu Mice, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 012 Sangatta Utara.
3. Seluruh guru dan tenaga kependidikan SDN 012 Sangatta Utara yang sudah
5. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang ikut
iv
Penulis menghaturkan doa semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat
pahala yang yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari
kesempurnaan yang ideal,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
vi
E. Analisis Data ............................................................................. 22
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 40
B. Saran ......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
guru sebagai pendidik, siswa, orang tua, sarana prasarana sekolah dan tidak
itu banyak tantangan yang harus dihadapi, baik oleh guru maupun siswa.
dalam belajar dapat diatasi dengan jalan kerjasama antara guru dan siswa. Guru
pelajaran yang berat untuk dipelajari dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) sampai
namanya saja siswa sudah alergi. Apalagi mereka harus mengikuti pelajaran
matematika di kelas, materi yang diajarkan guru mustahil dapat diserap baik oleh
siswa.
Kondisi semacam ini sudah berlangsung sejak lama, dan kita tidak dapat
menyalahkan siswa kita. siswa datang ke sekolah untuk menimba ilmu dari
1
sekolah dasar adalah bagaimana memaksimalkan pembelajaran matematika
sekolah dasar biasanya anak masih kesulitan dalam membaca dan memaknai
tahapan ini siswa lebih cepat paham dan mampu mengingat lama pelajaran
dengan menggunakan alat peraga. Maka dari itu harus dikonkritkan. Untuk
model-model ide abstrak. Biasanya pada tahapan ini anak sudah berfikir logis
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik dan merasa perlu untuk memecahkan
masalah tersebut. Untuk itu peneliti memilih judul “Penerapan Alat Peraga
2
B. Rumusan Masalah
Sengata Utara.
C. Tujuan Penulisan
3
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
bulat.
2) Manfaat Praktis
b) Bagi guru dapat dijadikan refrensi atau rujukan tentang penggunaan alat
mistar bilangan.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Alat Peraga
Alat peraga merupakan sebuah media konkrit yang sangat membantu dan
yang mengandung atau membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat
peraga adalah seperangkat benda konkrit yang dirancang atau disusun secara
tersebut dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah sebuah media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
5
Mistar Bilangan adalah alat bantu untuk menghitung operasi pada bilangan
bulat yang dapat dibuat sendiri dari kertas karton. Mistar bilangan yang akan
digunakan terdiri dari dua buah mistar dengan skala yang sama dan terdiri dari
bilangan bulat, yaitu bilangan bulat negatif, nol dan bilangan bulat positif.
Mistar bilangan juga merupakan suatu media atau alat peraga yang menarik
dan mampu menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa
sebagai berikut:
Contoh: 2 + 5 = 7
6
Langkah 1 : dari 0 maju dua satuan
- - - - - - - 0 1 2 3 4 5 6 7
7 6 5 4 3 2 1
- -6 - - - - - 0 1 2 3 4 5 6 7
7 5 4 3 2 1
memahaminya
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah
bosan
7
Dengan demikian penggunaan alat peraga Mistar Bilangan dalam
dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh
kesanggupan seorang anak perlu dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak
hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari.
Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah “mendengar”
yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari
apa yang diceritakan. Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari
apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat
dihasilkan jikalau apa yang diceritakan “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan
demikian, melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh lebih
mendalam.
baik dalam konteks kreatif berpikir maupun dalam kreatif melakukan sesuatu,
8
2) Siswa yang belajar akan terasa senang jika memahami apa yang dipelajari dalam
bilangan yang berlambang ( - ) yang selama ini sering penulis jumpai pada
peserta didik menjadi hal yang membingungkan, karena selama ini belum
5) Bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga (mistar hitung) ini sangatlah
murah sehingga tidak ada hambatan bagi guru matematika untuk membuat dan
menggunakannya.
3) Bentuk operasi hitung masih berwujud abstrak (positif dan negatif serta tambah
dan kurang).
9
2. Aktifitas dalam Belajar
Di dalam belajar perlu ada aktifitas , sebab pada prinsipnya belajar itu adalah
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktifitas. Itulah sebabnya
aktifitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar
jiwa menurut ilmu jiwa.Menurut pandangan ilmu jiwa lama, John Locke dan
mendominasi kegiatan., siswa terlalu pasif sedangkan guru aktif dan segala
inisiatif datang dari guru.Gurulah yang menentukan bahan dan metode , sedang
Sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa moderen (Sadirman : 99), anak didik
karena itu tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar
anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.Dalam hal ini anaklah
10
c) Jenis-jenis aktifitas dalam belajar.
yang maksimal.
11
3. Hasil Belajar
Hasil belajar ialah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu
(Hamalik;2008 )
sikap.Ketiga hasil belajar di atas dalam pengajaran merupakan tiga hal yang secara
perencanaan dan programatik terpisah, namun dalam kenyataan pada diri siswa akan
dalam usaha melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan nilai yang dicapai
(Winkel dalam sadirman: 2002). Maka hasil belajar adalah kemampuan yang
Perubahan perilaku yang actual maupun potensial adalah hasil belajar. Hasil
bersikap dan bereaksi, ketrampilan berinteraksi. Dimana dalam setiap proses belajar
12
pengetahuan saja ( ranah kognitif ). Hasil belajar sebagai tujuan dari kegiatan belajar
tidak terjadi dengan serta merta dari suatu proses, banyak hal yang mempengaruhi
hasil belajar baik bersifat ekstern seperti factor keluarga, masyarakat dan sekolah
atau factor intern berupa jasmani dan psikologis individu. Melalui hasil belajar juga
dapat diketahui kemampuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar. Hasil
belajar dapat di ketahui melalui penilaian dengan cara mengukur dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan belajar melalui test penilaian hasil belajar ini bertujuan untuk
menggunakan alat peraga. Melalui alat peraga inilah hasil belajar siswa lebih
meningkat. Maka hasil belajar adalah suatu tingkatan yang akan diperoleh dari
aktifitas belajar yang bersifat terukur berupa ilmu pengetahuan, sikap, dan
belajar selama proses belajar yang ditandai dengan perolehan nilai ataupun
B. Kerangka Berpikir
pembelajaran yang menjenuhkan, sulit, sukar dan bahkan yang lebih ektrimnya lagi
banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika itu menyeramkan. Hal itu
merupakan sifat yang wajar mengingat matematika itu sendiri adalah abstrak dan
dalam belajar matematika banyak bermain dengan angka sehingga banyak menguras
siswa dalam rangka mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan dan pengajaran
13
(Muhammad Surya.2004 :13). Dalam proses ini bukan hanya guru yang aktif
keduanya harus aktif. Karena ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasi aktivitas belajar. Dengan ini secara aktif mereka menggunakan otak,
baik untuk ide pokok dari materi yang di pelajari, memecahkan persoalan atau
tersusun untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal ini guru
merupakan peran yang sangat penting. Dalam suatu pembelajaran guru harus
Gagasan baru ini muncul jika siswa telah memahami materi yang diberikan oleh guru
mereka. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik harus mengetahui dan menguasai
inovasi yang tepat dalam pembelajaran di kelas sehingga menjadi lebih hidup, aktif
Banyak sekali cara atau inovasi yang bisa dilakukan salah satunya dengan
penerapan alat peraga mistar bilangan mampu menjadi salah satu solusi untuk
14
Dalam hal ini penulis mengambil dua variabel dalam penelitian yang berjudul
“penerapan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap konsep
penjumlahan bilangan bulat”. Sebagai variable X adalah penerapan alat peraga untuk
bulat.
C. HIPOTESIS TINDAKAN
adalah dengan menerapkan alat peraga mistar bilangan keaktifan dan hasil belajar
siswa meningkat.
antara lain pemahaman dan keterampilan berpikir siswa dalam pembelajaran. Dari
sebab itu penerapan alat peraga mistar bilangan dalam pelaksanaanya akan
memotivasi siswa dalam belajar karena setiap siswa melibatkan secara maksimal
menguasai materi yang ditugaskan dan dapat merumuskan sendiri keterangan yang
diperoleh. Oleh karena itu, peneliti melalui penerapan alat peraga mistar bilangan
dasar yang nyata untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi terjadinya
15
BAB III
METODE PENELITIAN
SD Negeri 012 Sangatta Utara, Kota Sangatta Ibu kota Kutai Timur.Dengan
pertimbangan karena SD Negeri 012 Sengatta Utara adalah tempat salah satu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Penyusunan Proposal √ √
b. Pembuatan rancangan
penelitian ( RPP ) serta √
Instrumen penelitian
antara lain LKS, Alat
peraga mistar bilangan,
Daftar Nilai, Lembar
Pengamatan
2. Pelaksanaan siklus 1 √ √
Perencanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
Observasi /pengamatan
16
Analisis dan refleksi
3. Pelaksanaan siklus 2 √ √
Perencanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
Observasi /pengamatan
Analisis dan refleksi
4. Pelaksanaan siklus 3 √ √
Perencanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
Observasi /pengamatan
Analisis dan refleksi
5. Melakukan Seminar √ √
6. Penyusunan laporan √ √
penelitian
B. Subyek Penelitian
penelitian ini didasarkan pada kondisi kelas yang mampu mewakili siswa kelas
17
C. Prosedur Penelitian
Rancangan Penelitian
yang merupakan proses pengkajian melalui sistim berdaur, yang terdiri dari beberapa
terhadap proses dan hasil tindakan sebagai acuan pelaksanaan tindakan berikutnya.
Keempat langkah di bawah ini merupakan satu siklus atau atau putaran artinya
sesudah ke-4 lalu kembali ke – 1 untuk siklus berikutnya. Pada siklus ini langkah ke-
1 dan langkah ke – 3 dapat dilakukan secara bersama- sama. Tetapi dapat juga
dilakukan secara terpisah walaupun pengamat dan pelaku berbeda. Secara utuh
tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini seperti yang
18
Adapun alur atau rencana dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Pengamatan
bahwasannya pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus namun
19
bila dari dua siklus yang direncanakan masih terdapat masalah yang harus
Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Rancangan siklus
1) Tahap perencanaan
Dalam tahap tindakan pada siklus ini , kegiatan yang dilakukan adalah:
2) Tahap tindakan
pembelajaran ( RPP )
yang dilakukan.
20
2) Tahap pengamatan
unsure pendukung.
3) Tahap refleksi
berikutnya.
21
E. Analisis Data
Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis sebagai berikut:
a) Tes Tertulis
Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data prestasi belajar siswa.
Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus
Data berdasarkan lembar pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa yang
terhadap aktifitas guru yang terdapat dalam lampiran laporan ini., dimana data diolah
dengan cara sebagai berikut: Aspek X = F/N x 100%, F adalah jumlah aspek yang
Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal maupun individu apabila 75% dari
b) Observasi
data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan kelompok dan sikap siswa. Lembar
observasi berbentuk checklist, data unjuk kerja siswa dihitung dengan rumus:
X = F/N x 100%.
22
F. Indikator Penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan
hasil dalam penelitian penggunaan pendekatan proses. Dari segi proses ditandai oleh
tindakan pada penelitian ini dilihat pemahaman murid secara individu pada setiap
dengan nilai 75 %
23
BAB IV
1) Perencanaan.
Untuk melakukan penelitian pada siklus Iini peneliti beserta guru pengajar
inti yang berisi proses pengajaran dan sekaligus pengerjaan lembar kerja dan
dalam belajar dalam belajar dengan penyusunan tahap demi tahap yang
bilangan.
kelemahan siswa dalam mengerjakan soal yang di berikan oleh guru pengajar.
2) Pelaksanaan Tindakan
24
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dimulai dengan penjelasan pada
siswa tentang kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mengikuti
kegiatan.
mengamati cara kerja siswa serta membantu siswa yang mengalami masalah
hambatan yang terjadi pada saat siswa mengerjakan lembar kerja tersebut
selain itu peneliti juga mencatat siswa-siswa yang aktif dan mampu dalam
25
pengajaran 35 menit terakhir dari pembelajaran peneliti memberikan post test
apa yang telah direncanakan ,dimulai dengan penjelasan pada siswa tentang
peneliti berkeliling untuk mengamati cara kerja siswa secara kelompok dan
peneliti berkeliling untuk mengamati cara kerja siswa serta membantu siswa
lembar kerja tersebut. Selain itu peneliti juga mencatat siswa-siswa yang telah
26
terakhir dari pembelajaran peneliti memberikan post test yang harus
3) Hasil Siklus I.
No Aspek Prosentase
1. Baik 61,5%
2. Cukup 38,4%
3. Kurang 0%
dalam lampiran laporan ini. Dimana data diolah dengan cara berikut: aspek X =
F/N x 100 %, F adalah jumlah aspek yang mendapat nilai tertentu , dan N adalah
No Aspek Siklus 1
1. Baik 28,6%
2. Cukup 57,1%
3. Kurang 14,3%
Tabel 3: Aktifitas Siswa Siklus 1
dalam lampiran laporan ini. Di mana data diolah dengan cara sebagai berikut :
Aspek X = F/N x 100%,F adalah jumlah aspek yang mendapat nilai tertentu , dan
27
Data Presentase Siklus 1
No Aspek Siklus I
Jumlah Prosentase
1. Di bawah KKM< 7,00 13 46 %
2. Diatas KKM > 7,00 15 54 %
3. Jumlah 28 100%
Tabel 4. Data presentase hasil pada siklus 1
yang dibagikan, maka tampak siswa antusias dalam mengerjakan lembar kerja
tersebut. Pada pengerjaan lembar kerja yang dibagikan ini tak terlihat adanya
yang belum memahami penjumlahan bilangan bulat. Pada saat post test yang
diberikan setelah dikoreksii oleh peneliti didapatkan hasil sebagai berikut : dari
28 siswa yang ada , 13 siswa mendapat nilai kurang dari 7,0, sedangkan 15 siswa
yang telah mendapat nilai 7,00 ke atas batas tuntas , hal ini berarti 54% siswa telah
mampu.
28
4) Refleksi.
Dengan melihat titik lemah yang terjadi pada beberapa siswa pada konsep
dasar penjumlahan bilangan bulat maka perlu diadakan penjelasan yang mendasar
1) Perencanaan
Pada perencanaan siklus ini peneliti dan guru merencanakan tindakan sebagai
berikut:
kelompok dipimpin oleh anak yang dipilih dari anak yang punya
e) Merencanakan alat evaluasi yang berupa soal tes yang digunakan untuk
29
2) Pelaksanaan Tindakan.
II pertemuan 1 hari Senin 07 September 2020 pada siswa tentang prosedur yang
Peneliti membagi kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa dan menetukan
peneliti membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama dari masing-
masing kelompok, pada saat siswa mulai berdiskusi peneliti berkeliling untuk
mencatat siswa –siswa yang pasif agar bisa diajak aktif oleh kelompok.
Setelah waktu yang ditentukan pada lembar kerja habis maka peneliti
merumuskan jawaban.
apa yang telah direncanakan ,dimulai dengan penjelasan pada siswa tentang
informasi yang telah didapatkan peneliti pada saat observasi pengajaran yang
30
dilakukan oleh guru pengajar maka peneliti menyampaikan kelemahan dan
lembar kerja yang telah dirancang oleh peneliti untuk diselesaikan siswa secara
berkelompok dan peneliti berkeliling untuk mengamati cara kerja siswa secara
kelompok dan peneliti berkeliling untuk mengamati cara kerja siswa serta
yang dibagikan.
dari lembar kerja yang dibagikan. sambil berkeliling peneliti mencatat hambatan-
hambatan yang terjadi pada saat siswa mengerjakan lembar kerja tersebut. Selain
itu peneliti juga mencatat siswa-siswa yang telah mampu menyelesaikan soal-soal
,untuk dijelaskan pada teman nya cara menyelesaikan masalah tersebut.Pada akhir
No Aspek Siklus II
1. Baik 76,9%
2. Cukup 23,1%
3. Kurang 0%
31
Data berdasrkan lembar pengamatan terhadap aktifitas guru yang terhadap
aktifitas guru yang terdapat dalam lampiran laporan ini.,dimana data diolah dengan
cara sebagai berikut: Aspek X = F/N x 100%, F adalah jumlah aspek yang mendapat
No Aspek Siklus II
1. Baik 57,1%
2. Cukup 42,9%
3. Kurang 0%
dalam lampiran laporan ini dimana data diolah dengan cara sebagai berikut: Aspek
X = F/N x 100%, F adalah jumlah aspek yang mendapat nilai tertentu, dan N adalah
dalam laporan ini. Dimana data diolah dengan cara sebagai berikut : Aspek X = F/N
x 100%, F adalah aspek yang mendapat nilai tertentu dari seluruh kelompok
dijumlahkan, dan N adalah jumlah nilai maksimal aspek yang dinilai dari seluruh
32
Persentase Hasil Siklus 2
No Aspek Siklus II
Jumlah murid Peresentase
1. Di bawah SKKM /≤7,00 8 28,6%
2. Di atas SKKM ≤ /7,00 20 71,4%
Jumlah 28 100%
Tabel 7. Data persentase hasil pada siklus 2
bimbingan guru kepada siswa yang mengalami kesulitan cukup baik karena guru
mampu menciptakan suasana kelas agar siswa aktif dalam belajar.Untuk siswa juga
sama,yang mana siswa begitu antusias untuk memperhatikan penjelasan guru ,karena
ada hal baru bagi siswa yang selamaini mereka terbiasa belajar tanpa menggunakan
alat peraga dan mendengarkan terkesan pasif. Kini mereka turut tampil dan berperan
aktif untuk mendapatkan sebuah hasil. dengan keadaan ini secara umum mereka
dapat menjawab pertanyaan dan melengkapi lembar kerja walaupun masih ada
sebagian yang kurang .namun adajuga yang sangat mendominasi hasil kerja
kelompoknya.
3). Refleksi
Peneliti bersama guru mendiskusikan hasil tindakan pada siklus II, untuk
yang diperoleh pada siklus II dapat diketahui aktifitas guru masih perlu ditingkatkan
33
lagi. Guru perlu menekankan lagi pada cara penyampaian materi pembimbingan, dan
pengelolaan kelas. Demikian pula aktifitas siswa masih dinilai rata-rata baik,
walaupun masih ada nilai beberapa siswa yang di bawah standar KKM. namun secara
1) Perencanaan
penelitian ini penelii menyiapkan materi pada lembar kerja dan alat peraga
2) Pelaksanaan
Untuk pertemuan diakhir siklus III jangan lupa diadakan evaluasi ,untuk
34
mengetahui kemampuan siswa perindividu. Pada hari Selasa tanggal 28
No Aspek Presentase
1. Baik 92,3%
2. Cukup 7,7 %
3. Kurang 0%
Data berdasarkan lembar penilaian kerja kelompok siswa yang terdapat dalam
laporan ini. Dimana data diolah dengan cara sebagai berikut : Aspek X = F/N x
100%, F adalah aspek yang mendapat nilai tertentu dari seluruh kelompok
dijumlahkan, dan N adalah jumlah nilai maksimal aspek yang dinilai dari seluruh
No Aspek Presentase
1. Baik 71,4%
2. Cukup 28,6%
3. Kurang 0%
Data berdasarkan lembar pengamatan terhadap aktifitas siswa yang terdapat dalam
lampiran laporan ini dimana data diolah dengan cara sebagai berikut: Aspek X =
35
F/N x 100%, F adalah jumlah aspek yang mendapat nilai tertentu, dan N adalah
Jumlah 28 100%
Pada siklus III ini tampak sekali bahwa siswa sangat antusias dalam
dalam menyelesaikan lembar kerja yang diberikn peneliti. hal ini tidak terlepas
Pada saat diskusi pembahasan materi yang diberikan satu kelompok untuk
ditanggapi kelompok lain, kadang terlihat perbedaan pola berpikir dari masing-
dengan indicator pencapaian hasil yang diharapkan karena dari 28 siswa yang ada
dari kelas IV tersebut hanya ada 1 siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal, sehingga prosentase siswa yang telah tuntas adalah 96%.
36
3) Refleksi
Dari hasil evaluasi yang diberikan selama 1 jam pelajaran atau 35 menit
ternyata dari 28 siswa telah mampu mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimal hanya 1 siswa di bawah standar KKM. Keaktifan dan hasil belajar dari
siswa secara keseluruhan telah sesuai yang diharapkan oleh peneliti dalam
meningkat sebesar 71,4%, siklus III lebih meningkat lagi menjadi 96%.ini sudah
tuntas apabila secara klasikal siswa yang mendapat nilai 7 keatas mencapai 85 %.
Dalam hal ini peneliti berusaha memecahkan permasalahan dari siklus I rata-rata 64,
pada siklus II naik menjadi 72 dan pada siklus III rata-rata kelas 85 maka penerapan
alat peraga mistar bilangan dalam pembelajaran menjumlahkan bilangan bulat dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 012 Sangatta Utara
37
Diagram Nilai Rata-Rata Persiklus
85
100 64 72
50
0
Siklus I Siklus II Siklus III
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III
2 pada tiga siklus ini, maka hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai temuan-
temuan pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut : 1) siswa aktif dalam proses
siswa dalam proses pembelajaran. Tindakan siklus III ini dihentikan dan dianggap
berhasil karena rata-ratanya 85. Dan presentase keberhasilan hasil belajar pada
38
siklus III dari 28 siswa ternyata hasilnya sangat memuaskan dimana hanya 1 siswa
39
BAB V
A. Kesimpulan
sangat bermanfaat bagi seorang guru untuk dapat mengetahui tingkat efektifitas
yang sekaligus sebagai guru kelas menggunakan evaluasi /tes hasil belajar.
Peneliti mempunyai prinsip bahwa proses pembelajaran yang lebih baik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti yang sekaligus
matematika.
menerapkan alat peraga mistar bilangan. Melalui penerapan alat peraga mistar
alat peraga juga dapat memperbaiki sikap siswa, sehingga memiliki sikap positif
terhadap matematika. siswa tampak senang dan aktif dalam proses pembelajaran
40
Kesimpulan akhir bahwa semakin efektif penerapan alat peraga maka semakin
meningkat aktifitas dan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa pada
B. Saran
berperan aktif dalam penerapan alat peraga mistar bilangan, karena dengan
menambah rasa percaya diri siswa bahwa dirinya mampu dan tentunya akan
dipahami.
2) Disarankan pada guru agar terus berupaya menambah wawasan dan memicu
matematika.
41
4) Bagi siapapun yang ingin meneliti lebih lanjut, tentunya dapat menggunakan
42
DAFTAR PUSTAKA
Melvin Silberman. 2006. Active Learning 101 cara belajar siswa aktif . Bandung
: Nusa Media.
Tim Bina karya Guru. 2000, Trampil berhitung Matematika: Penerbit Erlangga.