Anda di halaman 1dari 51

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )
IDIK4008

PENERAPAN ALAT PERAGA MISTAR BILANGAN UNTUK


MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KOMPETENSI DASAR MENJUMLAHKAN BILANGAN BULAT PADA SISWA
KELAS IV
SDN 012 SANGATTA UTARA

NAMA TUTOR : AMINUDDIN, S.Pd, M.Pd

Di susun Oleh :
NAMA : Maria Magdalina Novinsia
NIM : 858421697

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) PGSD


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - SAMARINDA
2020

i
PERNYATAAN KEASLIAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : : Maria Magdalina Novinsia

Tempat Tanggal Lahir : Ende, 28 Mei 1993

Unit Kerja : SDN 012 Sangatta Utara

Alamat unit Kerja : Jln Kenyamukan Kecamatan Sangatta Utara

Kabupaten Kutai Timur

Dengan ini menyatakan bahwa Penelitan Tindakan Kelas ( PTK ) ini dengan judul

“Penerapan Alat Peraga Mistar Bilangan Untuk meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Menjumlahkan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN 012 Sangatta Utara“ seluruh

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiblakan atau

pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika, keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Sangatta, 10 Oktober 2020


Peneliti

Maria Magdalina Novinsia


Nim. 858421697

ii
ABSTRAK
“Penerapan Alat Peraga Mistar Bilangan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Matematika Menjumlahan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN
012 Sangatta Utara Tahun 2020”

Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu strategi yang tepat dalam mengajarkan
materi penjumlahan bilangan bulat bagi siswa di SD Negeri 012 Sangatta Utara dengan
cara meningkatkan dan mengaktifkan siswa pada pembelajaran. Dalam penelitian tindakan
kelas ini dengan menerapkan alat peraga mistar bilangan dan dilakukan melalui 3 siklus.
Pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Untuk mengaktifkan siswa, menggunakan alat peraga mistar bilangan. Yang menjadi
subyek pada penelitian tindakan kelas ini siswa kelas IV SD Negeri 012 Sangatta Utara.
Obyeknya adalah pembelajaran materi penjumlahan bilangan bulat pada mata pelajaran
matematika dengan menerapkan alat peraga mistar bilangan.
Hasil analisis data yang telah dicapai persiklusnya mengalami peningkatan
perbaikkan pembelajaran dimana pada siklus I menjadi 54%, siklus II meningkat sebesar
71,4%, siklus III lebih meningkat lagi menjadi 96%. Dalam hal ini peneliti berusaha
memecahkan permasalahan dari siklus I rata-rata 64, pada siklus II naik menjadi 72 dan
pada siklus III rata-rata kelas 85. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan dengan
menerapkan mistar bilangan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika
kelas IV.
Bedasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada guru agar lebih kreatif dalam
menyusun desain pembelajaran dan pengaturan waktu harus dipersiapkan secara baik
dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan mistar bilangan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kasih, atas kelimpahkan Rahmat dan

pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini. Penyusunan

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini merupakan pembahasan singkat tentang :

Penerapan Alat Peraga Mistar Bilangan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil

Belajar Matematika Pada Kompetensi Dasar menjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas

IV SDN 012 Sangatta Utara”

Penulis menyadari bahwa penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini tidak

akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.

Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Tutor Aminuddin, S.Pd, M.Pd Sebagai Dosen Pendamping

2. Ibu Mice, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 012 Sangatta Utara.

3. Seluruh guru dan tenaga kependidikan SDN 012 Sangatta Utara yang sudah

memberikan sumbangsihnya dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini.

4. Kepada keluarga, orang tua dan saudara

5. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang ikut

membantu proses pembuatan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini.

iv
Penulis menghaturkan doa semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat

pahala yang yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari

kesempurnaan yang ideal,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan

dan kesempurnaan dalam bekarya dikemudian hari.

Sangatta, 10 Oktober 2020


Penulis

Maria Magdalina Novinsia.


Nim. 858421697

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latara Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KARANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS.

A. Kajian Pustaka ........................................................................ 5

1. Alat Peraga ......................................................................... 5

2. Aktifitas dalam Belajar ........................................................ 10

3. Hasil Belajar ........................................................................ 12

B. Karangka Berpikir .................................................................... 12

C. Hipotesis Tindakan ................................................................. 15

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 16

B. Subyek Penelitian ..................................................................... 17

C. Prosedur Penelitian ................................................................... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 21

vi
E. Analisis Data ............................................................................. 22

F. Indikator Penelitian ................................................................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ............................................... 24

B. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II .............................................. 29

C. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III............................................. 34

D. Hasil Tindakan Antar Siklus ....................................................... 37

E. Pembahasan Hasil Belajar ........................................................... 38

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 40

B. Saran ......................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ......................................................... 16


Tabel 2. Aktifitas Guru Siklus I................................................. 27
Tabel 3. Aktifitas Siswa Siklus I ............................................... 27
Tabel 4. Data presentase Hasil Siklus I .................................... 28
Tabel 5. Aktifitas Guru Siklus II ............................................... 31
Tabel 6. Aktifitas Siswa Siklus II ............................................... 32
Tabel 7. Data presentase Hasil Siklus II................................... 33
Tabel 8. Aktifitas Guru Siklus III.............................................. 35
Tabel 9. Aktifitas Siswa Siklus III ............................................. 35
Tabel 10. Data presentase Hasil Siklus III ............................... 36
Diagram Nilai Rata-Rata Persiklus ........................................... 38
Diagram Presentase Ketuntasan Belajar Persiklus .................. 38

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti

guru sebagai pendidik, siswa, orang tua, sarana prasarana sekolah dan tidak

kalah pentingnya adalah proses belajar mengajar. Untuk mencapai keberhasilan

itu banyak tantangan yang harus dihadapi, baik oleh guru maupun siswa.

Tantangan yang dihadapi siswa adalah kesalahan dalam belajar. Kesalahan

dalam belajar dapat diatasi dengan jalan kerjasama antara guru dan siswa. Guru

mempersiapkan pengajaran dengan baik menyangkut materi, alat peraga

maupun penguasaan kelas. Sedangkan siswa dituntut adanya minat dan

perhatiannya dalam belajar.

Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sebagai mata

pelajaran yang berat untuk dipelajari dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) sampai

dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Sampai-sampai mendengar

namanya saja siswa sudah alergi. Apalagi mereka harus mengikuti pelajaran

matematika di kelas, materi yang diajarkan guru mustahil dapat diserap baik oleh

siswa.

Kondisi semacam ini sudah berlangsung sejak lama, dan kita tidak dapat

menyalahkan siswa kita. siswa datang ke sekolah untuk menimba ilmu dari

gurunya, tergantung bagaimana cara guru dalam menyampaikan pelajaran

sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Tugas sebagai guru

1
sekolah dasar adalah bagaimana memaksimalkan pembelajaran matematika

dengan metode yang tepat,yaitu metode yang sesuai dengan tingkat

pertumbuhan serta perkembangan anak didik sedini mungkin. Dengan metode

yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan serta perkembangan, diharapkan mata

pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang disukai oleh siswa. di

sekolah dasar biasanya anak masih kesulitan dalam membaca dan memaknai

tanda-tanda / simbol-simbol dalam matematika. Menurut asumsi peneliti dalam

tahapan ini siswa lebih cepat paham dan mampu mengingat lama pelajaran

dengan menggunakan alat peraga. Maka dari itu harus dikonkritkan. Untuk

menanamkan simbol itu pada siswa, maka peneliti mengembangkan konsep

dengan menggunakan benda-benda konkrit untuk menyelidiki hubungan dan

model-model ide abstrak. Biasanya pada tahapan ini anak sudah berfikir logis

sebagai dampak dari kegiatan memanipulasikan benda-benda konkret (Piaget).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik dan merasa perlu untuk memecahkan

masalah tersebut. Untuk itu peneliti memilih judul “Penerapan Alat Peraga

Mistar Bilangan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika

Kompetensi Dasar Menjumlahan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN

012 Sangata Utara”.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah di atas maka peneliti

dapat merumuskan permasalahan umum yang harus dicari jawabannya yaitu:

1) Bagaimana penerapan alat peraga mistar bilangan dalam meningkatkan

keaktifan belajar siswa dalam menjumlahkan bilangan bulat di Kelas IV

SDN 012 Sengata Utara..

2) Bagaimana penerapan alat peraga mistar bilangan dalam meningkatkan

hasil belajar dalam menjumlahan bilangan bulat di Kelas IV SDN 012

Sengata Utara.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah :

1) Untuk menguraikan apakah penerapan alat peraga mistar bilanga dapat

meningkatkan keaktifitan siswa pada kompentensi dasar menjumlahkan

bilangan bulat di kelas IV SDN 012 Sengata Utara.

2) Untuk menguraikan apakah penerapan alat peraga mistar bilangan dapat

meningkatkan hasil belajar matematika pada kompentensi dasar

menjumlahkan bilangan bulat di kelas IV SDN 012 Sengata Utara.

3
D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat memberikan suatu

kesimpulan yang bemanfaat bagi siswa, guru,orang tua.Manfaat yang

diharapkan peneliti antara lain :

1) Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan refrensi dan pengayaan bagi guru untuk mengajar

matematika khususnya pada kompentensi dasar menjumlahkan bilangan

bulat.

2) Manfaat Praktis

a) Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman konsep operasi hitung

penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan mistar bilangan.

b) Bagi guru dapat dijadikan refrensi atau rujukan tentang penggunaan alat

peraga mistar bilangan dalam menguasai penjumlahan bilangan bulat.

c) Bagi peneliti, dapat memberikan ketrampilan , pemahaman bagi siswa

betapa pentingnya belajar bilangan bulat dengan menerapkan alat peraga

mistar bilangan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Alat Peraga

Alat peraga merupakan sebuah media konkrit yang sangat membantu dan

mempermudah pemahaman siswa. Alat peraga merupakan media pembelajaran

yang mengandung atau membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat

peraga adalah seperangkat benda konkrit yang dirancang atau disusun secara

sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan

konsep-konsep atau prinsisp-prinsip dalam matematika.Dari ketiga pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah sebuah media pembelajaran

yang bertujuan untuk membantu dan mempermuda pemahaman anak.

Menurut Hamalik dalam Arsyad (2007: 15) pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatanbelajar dan membawa

pengaruh pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media dapat

membantu mengefektifkan proses pembelajaran dan penyampaian materi

pembelajaran. Selain itu media juga dapat membantu siswa meningkatkan

pemahaman, menyajikan materi pelajaran dengan menarik serta memudahkan

dalam menerima materi pelajaran.

5
Mistar Bilangan adalah alat bantu untuk menghitung operasi pada bilangan

bulat yang dapat dibuat sendiri dari kertas karton. Mistar bilangan yang akan

digunakan terdiri dari dua buah mistar dengan skala yang sama dan terdiri dari

bilangan bulat, yaitu bilangan bulat negatif, nol dan bilangan bulat positif.

Mistar bilangan juga merupakan suatu media atau alat peraga yang menarik

dan mampu menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran menjumlahkan bilangan bulat.

Petunjuk Pegnggunaan Alat Peraga Mistar Bilangan:

Penjumlahan Bilangan Bulat

Misalkan a dan b bilangan bulat,maka mencari hasil a + b dapat dilakukan peragaan

sebagai berikut:

1) Letakkan mobil-mobilan ( M ) menghadap kekanan pada posisi 0 (nol)

ditambah (+) peragaannya dilanjutkan.

2) a + b , peragaannya M menghadap ke kanan berangkat dari nol bergerak a satuan

maju ( untuk a positif) atau mundur ( Untuk a negatif dilanjutkan bergerak b

satuan maju ( untuk b positif ) atau mundur ( untuk b negatif )

Contoh: 2 + 5 = 7

6
Langkah 1 : dari 0 maju dua satuan

- - - - - - - 0 1 2 3 4 5 6 7
7 6 5 4 3 2 1

Langkah 2 : dari 2 maju 5 satuan , berhenti di 7

- -6 - - - - - 0 1 2 3 4 5 6 7
7 5 4 3 2 1

Kegunaan Alat peraga dalam kegiatan pembelajaran:

Penggunaan alat peraga mistar hitung dalam pembelajaran Matematika,

dipilih karena beberapa aspek :

a) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik

b) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah

memahaminya

c) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah

bosan

d) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati,

melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

7
Dengan demikian penggunaan alat peraga Mistar Bilangan dalam

pembelajaran operasi hitung bilangan bulat diharapkan mampu meningkatkan hasil

belajar matematika. Dengan menggunakan alat peraga merangsang imajinasi anak

dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh

kesanggupan seorang anak perlu dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak

hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari.

Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah “mendengar”

melalui pendengaran, anak mengikuti peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa

yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari

apa yang diceritakan. Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari

apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat

dihasilkan jikalau apa yang diceritakan “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan

demikian, melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh lebih

mendalam.

Keuntungan dan Kelemahan Alat Peraga:

a. Keuntungan Alat Peraga

Adapun keuntungan atau kelebihan mistar hitung sebagai alat peraga

pembelajaran matematika diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Membuat siswa menjadi termotivasi akibatnya mendorong untuk berkreativitas,

baik dalam konteks kreatif berpikir maupun dalam kreatif melakukan sesuatu,

dan akhirnya dapat membuahkan pemikiran yang kritis.

8
2) Siswa yang belajar akan terasa senang jika memahami apa yang dipelajari dalam

suasana menyenangkan, hal ini terlihat pada saat pembelajaran dengan

menggunakan media Mistar Hitung siswa.

3) Mempermudah siswa dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan,

karena alat peraga ini sangat cocok untuk materi tersebut.

4) Miswa dapat dengan mudah memahami konsep penjumlahan yang mengunakan

oprasi ( + ) dengan bilangan yang berlambang ( - ) dan oprasi ( – ) dengan

bilangan yang berlambang ( - ) yang selama ini sering penulis jumpai pada

peserta didik menjadi hal yang membingungkan, karena selama ini belum

adanya media pembelajaran yang cocok untuk materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

5) Bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga (mistar hitung) ini sangatlah

mudah didapat dan mudah pula untuk membuatnya, harganyapun sangatlah

murah sehingga tidak ada hambatan bagi guru matematika untuk membuat dan

menggunakannya.

b. Kelemahan Alat peraga

Adapun kelemahan atau kekurangan mistar hitung sebagai alat peraga

pembelajaran matematika diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Terbatasnya jumlah bilangan bulat yang digunakan.

2) Hanya bisa menggunakan dua operasi hitung yaitu penjumlahan dan

pengurangan, tidak termasuk perkalian dan pembagian.

3) Bentuk operasi hitung masih berwujud abstrak (positif dan negatif serta tambah

dan kurang).

9
2. Aktifitas dalam Belajar

a) Perlunya aktifitas dalam belajar

Di dalam belajar perlu ada aktifitas , sebab pada prinsipnya belajar itu adalah

berbuat, ”Learning by doing”.Berbuat untuk mengubah tingkah laku , jadi

melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktifitas. Itulah sebabnya

aktifitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar

mengajar. Belajar sangat diperlukan adanya aktifitas .Tanpa aktifitas proses

belajar tidak berlangsung dengan baik.

b) Prinsip –prinsip aktifitas

Prinsip-prinsip aktifitas dalam belajar dari sudut pandang perkembangan konsep

jiwa menurut ilmu jiwa.Menurut pandangan ilmu jiwa lama, John Locke dan

herbert dalam Sadirman ( 98 ) bahwa proses belajar mengajar akan senantiasa

mendominasi kegiatan., siswa terlalu pasif sedangkan guru aktif dan segala

inisiatif datang dari guru.Gurulah yang menentukan bahan dan metode , sedang

siswa menerima begitu saja.Aktifitas anak terutama terbatas mendengarkan

,mencatat ,menjawab pertanyaan.

Sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa moderen (Sadirman : 99), anak didik

dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang. Oleh

karena itu tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar

anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.Dalam hal ini anaklah

yang beraktifitas. Berbuat dan harus aktif sendiri.

10
c) Jenis-jenis aktifitas dalam belajar.

Menurut Sadirman : 1998 ( 101 – 102 ) aktifitas belajar dapat digolongkan ke

dalam beberapa klasifikasi antara lain:a) Visual activities misalnya membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaab, pekerjaan orang lain. b) oral

aktivities, seperti: menyatakan , merumuskan , bertanya, memberi saran ,

mengeluarkan pendapat,mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c) Listening

activities , sebagai contoh mendengarkan : uraian percakapan, diskusi , musik ,

pidato. d)Writing activities,Seperti misalnya menulis cerita , karangan, laporan,

angket, menyalin. e) Drawing activities , misalnya menggambar, membuat

grafik,peta diagram. f ) Motor activities , yang termasuk di dalamnya antara lain:

melakukan percobaan , membuat konstruksi, bermain, berkebun , beternak.g)

Mental activities , Misalnya: menanggapi, meningat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hibungan, mengambil keputusan. h ) Emotional activities

, Misalnya, menaruh minat, gembira, bersemangat, bergairah, berani.

Jadi dengan klasifikasi aktifitas seperti diuraikan di stas , menunjukan bahwa

aktifitas di sekolah cukup komlek dan bervariasi. Kalau berbagai macam

kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah , tentu sekolah-sekolah akan lebih

dinamis , tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktifitas belajar

yang maksimal.

11
3. Hasil Belajar

Hasil belajar ialah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu

(Hamalik;2008 )

Menurut Sadirman (1986:26-28) tujuan belajar,ada tiga jenis yaitu: 1) untuk

mendapatkan pengetahuan, 2) Penanaman konsep dan ketrampilan, 3) pembentukan

sikap.Ketiga hasil belajar di atas dalam pengajaran merupakan tiga hal yang secara

perencanaan dan programatik terpisah, namun dalam kenyataan pada diri siswa akan

merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat

Hasil belajar merupakan suatu bukti keberhasilan atau kemampuan seseorang

dalam usaha melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan nilai yang dicapai

(Winkel dalam sadirman: 2002). Maka hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh setelah melalui kegiatan belajar.

Perubahan perilaku yang actual maupun potensial adalah hasil belajar. Hasil

belajar dapat dikelompokan dalam dua macam : 1) pengetahuan, yaitu: pengetahuan

tentang fakta, pengetahuan tentang konsep, pengetahuan tentang prosedur,

pengetahuan tentang prinsip. 2) Ketrampilan terdiri dari empat kategori, yaitu:

ketrampilan berpikir (kognitif ketrampilan untuk bertindak (motorik) ,ketrampilan

bersikap dan bereaksi, ketrampilan berinteraksi. Dimana dalam setiap proses belajar

perubahan tingkah laku adalah tujuan utama,baik perubahan sikap (ranah

psikomotor), penerimaan ( ranah afektif ) atau bahkan hanya sebatas perubahan

12
pengetahuan saja ( ranah kognitif ). Hasil belajar sebagai tujuan dari kegiatan belajar

tidak terjadi dengan serta merta dari suatu proses, banyak hal yang mempengaruhi

hasil belajar baik bersifat ekstern seperti factor keluarga, masyarakat dan sekolah

atau factor intern berupa jasmani dan psikologis individu. Melalui hasil belajar juga

dapat diketahui kemampuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar. Hasil

belajar dapat di ketahui melalui penilaian dengan cara mengukur dan mengevaluasi

tingkat keberhasilan belajar melalui test penilaian hasil belajar ini bertujuan untuk

mengetahui keberhasilan belajar siswa dalam hal penguasaan materi dengan

menggunakan alat peraga. Melalui alat peraga inilah hasil belajar siswa lebih

meningkat. Maka hasil belajar adalah suatu tingkatan yang akan diperoleh dari

aktifitas belajar yang bersifat terukur berupa ilmu pengetahuan, sikap, dan

ketrampilan, dan memuat informasi mengenai kemampuan dan keberhsilan individu

belajar selama proses belajar yang ditandai dengan perolehan nilai ataupun

pengakuan dan penghargaan lainnya

B. Kerangka Berpikir

Kebanyakan para siswa berpendapat bahwa matematika itu

pembelajaran yang menjenuhkan, sulit, sukar dan bahkan yang lebih ektrimnya lagi

banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika itu menyeramkan. Hal itu

merupakan sifat yang wajar mengingat matematika itu sendiri adalah abstrak dan

dalam belajar matematika banyak bermain dengan angka sehingga banyak menguras

otak yang berakibat cepat lelah dan pusing.

Proses pembelajaran merupakan suatu kontak social antara guru dengan

siswa dalam rangka mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan dan pengajaran

13
(Muhammad Surya.2004 :13). Dalam proses ini bukan hanya guru yang aktif

memberi pelajaran sedang murid secara pasif menerima pelajaran, melainkan

keduanya harus aktif. Karena ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang

mendominasi aktivitas belajar. Dengan ini secara aktif mereka menggunakan otak,

baik untuk ide pokok dari materi yang di pelajari, memecahkan persoalan atau

mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Jika pembelajaran itu bermakna siswa

akan mudah memahami materi tersebut.

Proses belajar menghendaki perubahan perilaku dalam diri individu

siswa sehingga diperlukan proses pengajaran yang benar-benar terprogram dan

tersusun untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal ini guru

merupakan peran yang sangat penting. Dalam suatu pembelajaran guru harus

menjebatani siswa agar siswa mudah dalam mengembangkan gagasan-gagasan baru.

Gagasan baru ini muncul jika siswa telah memahami materi yang diberikan oleh guru

mereka. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik harus mengetahui dan menguasai

berbagai strategi atau model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi.

Penerapan alat peraga mistar bilanagan diharapkan dapat menjadi sebuah

inovasi yang tepat dalam pembelajaran di kelas sehingga menjadi lebih hidup, aktif

yang berakibat pada peningkatan hasil belajar.

Banyak sekali cara atau inovasi yang bisa dilakukan salah satunya dengan

penerapan alat peraga mistar bilangan mampu menjadi salah satu solusi untuk

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menjumlahkan bilangan bulat.

14
Dalam hal ini penulis mengambil dua variabel dalam penelitian yang berjudul

“penerapan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap konsep

penjumlahan bilangan bulat”. Sebagai variable X adalah penerapan alat peraga untuk

meningkatkan keaktifan siswa terhadap konsep penjumlahan bilangan bulat, dan

variable Y adalah meningkatkan hasil belajar dalam konsep menjumlahkan bilangan

bulat.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini

adalah dengan menerapkan alat peraga mistar bilangan keaktifan dan hasil belajar

siswa meningkat.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, yang mempengaruhi proses belajar

antara lain pemahaman dan keterampilan berpikir siswa dalam pembelajaran. Dari

sebab itu penerapan alat peraga mistar bilangan dalam pelaksanaanya akan

memotivasi siswa dalam belajar karena setiap siswa melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis dalam

menguasai materi yang ditugaskan dan dapat merumuskan sendiri keterangan yang

diperoleh. Oleh karena itu, peneliti melalui penerapan alat peraga mistar bilangan

dalam pengajaran mempunyai nilai-nilai dengan peragaan dapat meletakan dasar-

dasar yang nyata untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi terjadinya

verbalisme.dengan peragaan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di

SD Negeri 012 Sangatta Utara, Kota Sangatta Ibu kota Kutai Timur.Dengan

pertimbangan karena SD Negeri 012 Sengatta Utara adalah tempat salah satu

peneliti mengajar dan diharapkan interaksi akan berjalan sesuai rencana.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada pembelajaran

semester satu pada mata pelajaran matematika, kompentensi dasar,

menjumlahkan bilangan bulat.

Tabel 1 . Jadwal penelitian


Bulan /Minggu

NO Kegiatan Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

a. Penyusunan Proposal √ √
b. Pembuatan rancangan
penelitian ( RPP ) serta √
Instrumen penelitian
antara lain LKS, Alat
peraga mistar bilangan,
Daftar Nilai, Lembar
Pengamatan

2. Pelaksanaan siklus 1 √ √

Perencanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
Observasi /pengamatan

16
Analisis dan refleksi

3. Pelaksanaan siklus 2 √ √

Perencanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
Observasi /pengamatan
Analisis dan refleksi

4. Pelaksanaan siklus 3 √ √

Perencanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
Observasi /pengamatan
Analisis dan refleksi

5. Melakukan Seminar √ √

6. Penyusunan laporan √ √
penelitian

7. Penggandaan dan distribusi √ √


laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD

Negeri 012 Sangatta Utara Tahun ajaran 2019/2020. Pengambilan subyek

penelitian ini didasarkan pada kondisi kelas yang mampu mewakili siswa kelas

IV secara keseluruhan, Kelas IV ini dipilih sebagai obyek penelitian dikarenakan

peneliti ingin mencari suatu strategi pembelajaran yang efektif untuk

meningkatkan penguasaan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang

akan berimbas pada proses pembelajaran matematika yang lebih bermakna.

17
C. Prosedur Penelitian

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

yang merupakan proses pengkajian melalui sistim berdaur, yang terdiri dari beberapa

putaran dan berkelanjutan dengan harapan adanya penambahan kearah peningkatan

hasil belajar yang diinginkan.

Proses pengkajian berdaur terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan yang dibarengi dengan observasi dan pengamatan dan

perefleksian atau perenungan yang mencakup analisis, sintesis dan penilaian

terhadap proses dan hasil tindakan sebagai acuan pelaksanaan tindakan berikutnya.

Keempat langkah di bawah ini merupakan satu siklus atau atau putaran artinya

sesudah ke-4 lalu kembali ke – 1 untuk siklus berikutnya. Pada siklus ini langkah ke-

1 dan langkah ke – 3 dapat dilakukan secara bersama- sama. Tetapi dapat juga

dilakukan secara terpisah walaupun pengamat dan pelaku berbeda. Secara utuh

tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini seperti yang

digambarkan dalam bagan.

18
Adapun alur atau rencana dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1 . Alur Siklus

Sumber : Penelitian Tindakan Penelitian (PTK ) Suharsimi Arikunto.

Sebelum mengadakan tindakan pada penelitian ini, maka peneliti

mengadakan observasi dalam kelas serta mencari data kemampuan awal

penguasaan penjumlahan dari siswa. Seperti telah dijelaskan sebelumnya

bahwasannya pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus namun

19
bila dari dua siklus yang direncanakan masih terdapat masalah yang harus

dipecahkan maka dapat dilanjutkan dengan siklus berikutnya.

Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Rancangan siklus

1) Tahap perencanaan

Dalam tahap tindakan pada siklus ini , kegiatan yang dilakukan adalah:

a) Menyusun persiapan mengajar berdasarkan kurikulum 2013 dengan

kompentensi dasar menjumlahkan bilangan bulat.

b) Merancang alat evaluasi yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c) Mempersiapkan media atau alat peraga

d) Menyiapkan lembar pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan

siswa dan guru.

2) Tahap tindakan

a) Melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran ( RPP )

b) Meminta teman sejawat yang dapat dipercaya dan mengerti tujuan

pembelajaran yang menggunakan alat peraga untuk menjadi anggota tim

sekaligus sebagai motivator dan pengamat.

c) Evaluasi dilaksanakan berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dipersiapkan.

d) Diakhiri dengan menganalisis hasil evaluasi melalui proses pebelajaran

yang dilakukan.

20
2) Tahap pengamatan

a) Obsever (teman sejawat ) akan melakukan pengamatan proses pembelajaran

dengan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.

b) Pengamatan tersebut meliputi tiga komponen utama yaitu : 1) pengamatan

terhadap guru, 2) pengamatan terhadap siswa dan 3) pengamatan terhadap

unsure pendukung.

3) Tahap refleksi

Peneliti menganalisa hasil proses pembelajaran matematika dengan

kompentensi dasar menjumlahkan bilangan bulat. Hasil observasi yang

dilakukan pada siswa guna menentukan langkah-langkah perbaikan dalam siklus

berikutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukn melalui proses sebagai berikut:
a) Identifikasi masalah yang dilakukan melalui orientasi dan observasi awal
b) Pelaksanaan, analisis dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran pada
siklus I, II dan III
c) Observasi aktivitas guru dan partisipasi siswa selama proses tindakan
pembelajaran
d) Evaluasi yng dilakukan dengan berdasarkan pada refleksi di akhir setiap
siklus

21
E. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis sebagai berikut:

a) Tes Tertulis

Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data prestasi belajar siswa.

Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus

sebagai berikut: X = F/N x 100%.

Data berdasarkan lembar pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa yang

terhadap aktifitas guru yang terdapat dalam lampiran laporan ini., dimana data diolah

dengan cara sebagai berikut: Aspek X = F/N x 100%, F adalah jumlah aspek yang

mendapat nilai tertentu, dan merupakan jumlah seluruh aspek.

Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal maupun individu apabila 75% dari

seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar.

b) Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor dan afektif, yaitu

data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan kelompok dan sikap siswa. Lembar

observasi berbentuk checklist, data unjuk kerja siswa dihitung dengan rumus:

X = F/N x 100%.

22
F. Indikator Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan

hasil dalam penelitian penggunaan pendekatan proses. Dari segi proses ditandai oleh

keaktifan dan hasil dalam pembelajaran.

Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan siswa adalah

sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal

“Tindakan kemampuan 90%-100% predikatnya A, 80%-89% predikatnya B, 70%-

79% predikatnya C, kurang dari 70 predikatnya D.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka peneliti menentukan tingkat keberhasilan

tindakan pada penelitian ini dilihat pemahaman murid secara individu pada setiap

siklus telah meningkat dan menunjukkan tingkat pencapaian ketuntasan belajar

dengan nilai 75 %

23
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus 1

1) Perencanaan.

Untuk melakukan penelitian pada siklus Iini peneliti beserta guru pengajar

merencanakan tindakan yang meliputi:

a) Membuat silabus materi pembelajaran penjumlahan bilangan bulat.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk pengajaran pada

kelompok besar.Rancangan program yang dibuat digunakan untuk

pengajaran 2 x 35 menit dengan rincian (1) apersepsi 10 menit ( 2 ) kegiatan

inti yang berisi proses pengajaran dan sekaligus pengerjaan lembar kerja dan

mengaktifkan siswa dengan metode Tanya jawab .Sebelum penutup ada

evaluasi 35 menit ( 3 ) Penutup 5 menit.

c) Membuat lembar kerja siswa yang digunakan untuk mengaktifkan siswa

dalam belajar dalam belajar dengan penyusunan tahap demi tahap yang

membawa siswa agar lebih aktif dan kreatif.

d) Membuat alat evaluasi yang digunakan untuk mendapatkan data kemampuan

siswa setelah mendapatkan tindakan dengan menggunakan alat peraga mistar

bilangan.

e) Membuat solusi dan langkah untuk disampaikan pada siswa berkaitan

kelemahan siswa dalam mengerjakan soal yang di berikan oleh guru pengajar.

2) Pelaksanaan Tindakan

24
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan

pada hari Senin tanggal 03 Agustus 2020, peneliti melakukan kegiatan

sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dimulai dengan penjelasan pada

siswa tentang kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mengikuti

kegiatan.

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan peneliti pada saat observasi

pengajaran yang dilakukan oleh guru pengajar maka peneliti menyampaikan

kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan materi penjumlahan bilangan bulat yang diujikan dengan

menggunakan alat peraga mistar bilangan.

Peneliti membagaikan lembar kerja yang telah dirancang oleh peneliti

untuk diselesaikan siswa secara berkelompok dan peneliti berkeliling untuk

mengamati cara kerja siswa serta membantu siswa yang mengalami masalah

dalam menyelesaikan lembar kerja yang dibagikan.

Pada saat pelaksanaan menyelesaikan lembar kerja tampak beberapa

siswa komunikasi dengan teman terdekatnya tentang cara penyelesain dari

lembar kerja yang dibagikan. Sambil berkeliling peneliti mencatat hambatan-

hambatan yang terjadi pada saat siswa mengerjakan lembar kerja tersebut

selain itu peneliti juga mencatat siswa-siswa yang aktif dan mampu dalam

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh peneliti. Peneliti

memerintahkan pada siswa yang telah mampu untuk menjelaskan pada

temannya cara menyelesaikan soal yang diberikan tersebut. Pada akhir

25
pengajaran 35 menit terakhir dari pembelajaran peneliti memberikan post test

yang harus diselesaikan oleh seluruh siswa secara individual.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke dua dilaksanakan hari

Senin tanggal 10 Agustus 2020 , Peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan

apa yang telah direncanakan ,dimulai dengan penjelasan pada siswa tentang

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mengikuti

kegiatan.Berdasarkan informasi yang telah didapatkan peneliti pada saat

observasi pengajaran yang dilakukan oleh guru pengajar maka peneliti

menyampaikan kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang dilakukan

siswa dengan menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan alat

peraga mistar bilangan.. Peneliti membagikan lembar kerja yang telah

dirancang oleh peneliti untuk diselesaikan siswa secara berkelompok dan

peneliti berkeliling untuk mengamati cara kerja siswa secara kelompok dan

peneliti berkeliling untuk mengamati cara kerja siswa serta membantu siswa

yang mengalami masalah dalam menyelesaikan lembar kerja yang dibagikan.

Pada saat pelaksanaan menyelesaikan lembar kerja siswa tampak

beberap siswa saling komunikasi teman terdekatnya tentang cara

penyelesaian dari lembar kerja yang dibagikan. sambil berkeliling peneliti

mencatat hambatan-hambatan yang terjadi pada saat siswa mengerjakan

lembar kerja tersebut. Selain itu peneliti juga mencatat siswa-siswa yang telah

mampu menyelesaikan soal-soal, untuk dijelaskan pada teman nya cara

menyelesaikan masalah tersebut. Pada akhir pengajaran yaitu 35 menit

26
terakhir dari pembelajaran peneliti memberikan post test yang harus

diselesaikan oleh seluruh siswa secara individual

3) Hasil Siklus I.

Aktifitas Guru Siklus 1

No Aspek Prosentase

1. Baik 61,5%

2. Cukup 38,4%

3. Kurang 0%

Tabel : 2. Aktifitas Guru Siklus 1

Data berdasarkan lembar pengamatan terhadap aktifitas guru yang terdapat

dalam lampiran laporan ini. Dimana data diolah dengan cara berikut: aspek X =

F/N x 100 %, F adalah jumlah aspek yang mendapat nilai tertentu , dan N adalah

jumlah seluruh aspek.

No Aspek Siklus 1
1. Baik 28,6%
2. Cukup 57,1%
3. Kurang 14,3%
Tabel 3: Aktifitas Siswa Siklus 1

Data berdasarkan lembar pengamatan terhadap aktifitas siswa yang terdapat

dalam lampiran laporan ini. Di mana data diolah dengan cara sebagai berikut :

Aspek X = F/N x 100%,F adalah jumlah aspek yang mendapat nilai tertentu , dan

N adalah jumlah seluruh aspek.

27
Data Presentase Siklus 1

No Aspek Siklus I
Jumlah Prosentase
1. Di bawah KKM< 7,00 13 46 %
2. Diatas KKM > 7,00 15 54 %
3. Jumlah 28 100%
Tabel 4. Data presentase hasil pada siklus 1

Sumber data berdasarkan daftar nilai selama 2 siklus

Setelah lembar kerja yang mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal

yang dibagikan, maka tampak siswa antusias dalam mengerjakan lembar kerja

tersebut. Pada pengerjaan lembar kerja yang dibagikan ini tak terlihat adanya

siswa yang bermain-main ataupun asyik mengerjakan pekerjaan yang lain

,semuanya asyik dalam mengerjakan lembar kerja yang dibagikan.Pada

pelaksanaan lembar kerja tersebut tampak adanya siswa yang mengalami

hambatan dalam menyelesaikan bertanya pada teman terdekatnya,namun ada pula

siswa yang mengalami hambatan dalam mengerjakan lembar kerja tersebut

langsung bertanya pada peneliti.Pada pengerjaan lembar kerja ditemukan siswa

yang belum memahami penjumlahan bilangan bulat. Pada saat post test yang

diberikan setelah dikoreksii oleh peneliti didapatkan hasil sebagai berikut : dari

28 siswa yang ada , 13 siswa mendapat nilai kurang dari 7,0, sedangkan 15 siswa

yang telah mendapat nilai 7,00 ke atas batas tuntas , hal ini berarti 54% siswa telah

mampu.

28
4) Refleksi.

Dengan melihat titik lemah yang terjadi pada beberapa siswa pada konsep

dasar penjumlahan bilangan bulat maka perlu diadakan penjelasan yang mendasar

pada anak-anak yang mengalami hambatan dengan menerapkan metode

demonstrasi disertai penggunaan alat peraga mistar bilangan.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

1) Perencanaan

Pada perencanaan siklus ini peneliti dan guru merencanakan tindakan sebagai

berikut:

a) Membuat kelompok kecil yang terdiri dari 4 anak dan masing-masing

kelompok dipimpin oleh anak yang dipilih dari anak yang punya

kemampuan lebih dan mampu memimpin.

b) Membuat rancangan pembelajaran materi penjumlahan bilangan bulat

yang dipergunakan bagi pengajaran selama 90 menit.

c) Menyediakan alat peraga mistar bilangan.

d) Membuat 2 lembar kerja yang dipergunakan untuk diskusi kelompok.

e) Merencanakan alat evaluasi yang berupa soal tes yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa.

29
2) Pelaksanaan Tindakan.

Seperti yang telah direncanakan maka peneliti melaksanakan tindakan siklus

II pertemuan 1 hari Senin 07 September 2020 pada siswa tentang prosedur yang

akan dilaksanakan pada pembelajaran. Sebelum siswa duduk dalam kelompok

guru menjelaskan materi penjumlahan bilangan bulat dengan metode demonstrasi

yaitu dengan menggunakan alat peraga mistar bilangan.

Peneliti membagi kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa dan menetukan

ketua masing-masing kelompok tersebut, selanjutnya siswa berkumpul menurut

kelompok masing-masing. Setelah siswa telah duduk dalam kelompok maka

peneliti membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama dari masing-

masing kelompok, pada saat siswa mulai berdiskusi peneliti berkeliling untuk

mencatat kesalahan –kesalahan yang dilakukan kelompok untuk dibimbing serta

mencatat siswa –siswa yang pasif agar bisa diajak aktif oleh kelompok.

Setelah waktu yang ditentukan pada lembar kerja habis maka peneliti

meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasekan hasil kerjaan dan

kelompok lain diminta menanggapi apa yang telah dipresentasekan pada

kesempatan ini peneliti mamandu jalannya diskusi dan bersama-sama siswa

merumuskan jawaban.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan ke dua dilaksanakan hari

Senin tanggal 14 September 2020 , Peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan

apa yang telah direncanakan ,dimulai dengan penjelasan pada siswa tentang

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mengikuti kegiatan.Berdasarkan

informasi yang telah didapatkan peneliti pada saat observasi pengajaran yang

30
dilakukan oleh guru pengajar maka peneliti menyampaikan kelemahan dan

kekurangan-kekurangan yang dilakukan siswa dengan menggunakan metode

demonstrasi dan menggunakan alat peraga mistar bilangan.. Peneliti membagikan

lembar kerja yang telah dirancang oleh peneliti untuk diselesaikan siswa secara

berkelompok dan peneliti berkeliling untuk mengamati cara kerja siswa secara

kelompok dan peneliti berkeliling untuk mengamati cara kerja siswa serta

membantu siswa yang mengalami masalah dalam menyelesaikan lembar kerja

yang dibagikan.

Pada saat pelaksanaan menyelesaikan lembar kerja siswa tampak

beberapa siswa saling komunikasi teman terdekatnya tentang cara penyelesaian

dari lembar kerja yang dibagikan. sambil berkeliling peneliti mencatat hambatan-

hambatan yang terjadi pada saat siswa mengerjakan lembar kerja tersebut. Selain

itu peneliti juga mencatat siswa-siswa yang telah mampu menyelesaikan soal-soal

,untuk dijelaskan pada teman nya cara menyelesaikan masalah tersebut.Pada akhir

pengajaran yaitu 35 menit terakhir dari pembelajaran peneliti memberikan post

test yang harus diselesaikan oleh seluruh siswa secara individual

Aktifitas guru siklus 2

No Aspek Siklus II

1. Baik 76,9%

2. Cukup 23,1%

3. Kurang 0%

Tabel 5 : Aktifitas Guru Siklus 2

31
Data berdasrkan lembar pengamatan terhadap aktifitas guru yang terhadap

aktifitas guru yang terdapat dalam lampiran laporan ini.,dimana data diolah dengan

cara sebagai berikut: Aspek X = F/N x 100%, F adalah jumlah aspek yang mendapat

nilai tertentu, dan merupakan jumlah seluruh aspek.

No Aspek Siklus II

1. Baik 57,1%

2. Cukup 42,9%

3. Kurang 0%

Tabel 6 : Aktifitas siswa siklus 2

Data berdasarkan lembar pengamatan terhadap aktifitas siswa yang terdapat

dalam lampiran laporan ini dimana data diolah dengan cara sebagai berikut: Aspek

X = F/N x 100%, F adalah jumlah aspek yang mendapat nilai tertentu, dan N adalah

jumlah seluruh aspek.

Data berdasarkan lembar penilaian kerja kelompok siswa yang terdapat

dalam laporan ini. Dimana data diolah dengan cara sebagai berikut : Aspek X = F/N

x 100%, F adalah aspek yang mendapat nilai tertentu dari seluruh kelompok

dijumlahkan, dan N adalah jumlah nilai maksimal aspek yang dinilai dari seluruh

kelompok yang ada.

32
Persentase Hasil Siklus 2

No Aspek Siklus II
Jumlah murid Peresentase
1. Di bawah SKKM /≤7,00 8 28,6%
2. Di atas SKKM ≤ /7,00 20 71,4%
Jumlah 28 100%
Tabel 7. Data persentase hasil pada siklus 2

Sumber data dari daftar nilai selama siklus 2.

Pada pelaksanaan siklus II aktifitas guru dan siswa secara keseluruhan

mengalami peningkatan.Dalam menyampaikan materi,pengelolaan kelas, serta

bimbingan guru kepada siswa yang mengalami kesulitan cukup baik karena guru

mampu menciptakan suasana kelas agar siswa aktif dalam belajar.Untuk siswa juga

sama,yang mana siswa begitu antusias untuk memperhatikan penjelasan guru ,karena

ada hal baru bagi siswa yang selamaini mereka terbiasa belajar tanpa menggunakan

alat peraga dan mendengarkan terkesan pasif. Kini mereka turut tampil dan berperan

aktif untuk mendapatkan sebuah hasil. dengan keadaan ini secara umum mereka

dapat menjawab pertanyaan dan melengkapi lembar kerja walaupun masih ada

sebagian yang kurang .namun adajuga yang sangat mendominasi hasil kerja

kelompoknya.

3). Refleksi

Peneliti bersama guru mendiskusikan hasil tindakan pada siklus II, untuk

menetukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil

yang diperoleh pada siklus II dapat diketahui aktifitas guru masih perlu ditingkatkan

33
lagi. Guru perlu menekankan lagi pada cara penyampaian materi pembimbingan, dan

pengelolaan kelas. Demikian pula aktifitas siswa masih dinilai rata-rata baik,

walaupun masih ada nilai beberapa siswa yang di bawah standar KKM. namun secara

keseluruhan kemajuan cukup baik.

C. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III

1) Perencanaan

Peneliti bersama guru mempersiapkan rencana yang akan

dilaksanakan siklus III .Pada siklus III ini diadakan perubahan.Dalam

penelitian ini penelii menyiapkan materi pada lembar kerja dan alat peraga

mistar bilangan yang diperlukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2) Pelaksanaan

Seperti yang telah direncanakan maka peneliti melaksanakan tindakan

siklus III pada hari Senin 28 September 2020.

Peneliti sebagai pengajar melaksanakan skenario pembelajaran yang telah

direncanakan seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya. dimana peneliti

mengkondisikan kelas agar selama proses pembelajaran bisa berjalan sebaik

mungkin.Peneliti lebih dulu menjelaskan penyelesaian soal penjumlahan

bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga mistar bilangan secara

kelompok 10 menit,peneliti membagikan lembar kerja ,dan setiap kelompok

mendiskusikan selama 30 menit.setelah selesai dikerjakan ,masing-masing

kelompok menyampaikan hasil diskusi dan guru bertindak sebagai fasilitator.

Untuk pertemuan diakhir siklus III jangan lupa diadakan evaluasi ,untuk

34
mengetahui kemampuan siswa perindividu. Pada hari Selasa tanggal 28

September 2020 untuk melakukan evaluasi. tentang penjumlahan bilangan

bulat dalam waktu 1 jam pelajaran atau 35 menit.

Aktifitas Guru Siklus III

No Aspek Presentase

1. Baik 92,3%

2. Cukup 7,7 %

3. Kurang 0%

Tabel 8 : Aktifitas Guru Siklus III

Data berdasarkan lembar penilaian kerja kelompok siswa yang terdapat dalam

laporan ini. Dimana data diolah dengan cara sebagai berikut : Aspek X = F/N x

100%, F adalah aspek yang mendapat nilai tertentu dari seluruh kelompok

dijumlahkan, dan N adalah jumlah nilai maksimal aspek yang dinilai dari seluruh

kelompok yang ada.

Aktifitas siswa siklus III

No Aspek Presentase

1. Baik 71,4%

2. Cukup 28,6%

3. Kurang 0%

Tabel 9 : Aktifitas Siswa Siklus III

Data berdasarkan lembar pengamatan terhadap aktifitas siswa yang terdapat dalam

lampiran laporan ini dimana data diolah dengan cara sebagai berikut: Aspek X =

35
F/N x 100%, F adalah jumlah aspek yang mendapat nilai tertentu, dan N adalah

jumlah seluruh aspek.

Presentase hasil pada siklus III

No Aspek Siklus III

Jumlah murid Peresentase

1 Di bawah SKKM < 7,00 1 4%

2 Di atas SKKM > 7,00 27 96 %

Jumlah 28 100%

Tabel 10 : Data persentase hasil pada siklus III

Sumber data dari daftar nilai selama siklus 3

Pada siklus III ini tampak sekali bahwa siswa sangat antusias dalam

mengerjakan tugas kelompok, semua siswa terlihat aktif bersama kelompoknya

dalam menyelesaikan lembar kerja yang diberikn peneliti. hal ini tidak terlepas

dari peran peneliti dalam mengkondisikan proses pembelajaran yang dilakukan.

Pada saat diskusi pembahasan materi yang diberikan satu kelompok untuk

ditanggapi kelompok lain, kadang terlihat perbedaan pola berpikir dari masing-

masing individu dalam menyampaikan ide pemecahan masalah yang diberikan.

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan setelah dikoreksi yang sesuai

dengan indicator pencapaian hasil yang diharapkan karena dari 28 siswa yang ada

dari kelas IV tersebut hanya ada 1 siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal, sehingga prosentase siswa yang telah tuntas adalah 96%.

36
3) Refleksi

Dari hasil evaluasi yang diberikan selama 1 jam pelajaran atau 35 menit

ternyata dari 28 siswa telah mampu mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan

Minimal hanya 1 siswa di bawah standar KKM. Keaktifan dan hasil belajar dari

siswa secara keseluruhan telah sesuai yang diharapkan oleh peneliti dalam

mengerjakan soal yang diberikan.

D. Deskripsi Penelitian Hasil Tindakan

Berdasarkan hasil data yang telah dicapai persiklusnya mengalami

peningkatan perbaikkan pembelajaran dimana pada siklus I menjadi 54%, siklus II

meningkat sebesar 71,4%, siklus III lebih meningkat lagi menjadi 96%.ini sudah

dikatakan tuntas karena menurut Depdiknas (2006) bahwa pembelajaran dikatakan

tuntas apabila secara klasikal siswa yang mendapat nilai 7 keatas mencapai 85 %.

Dalam hal ini peneliti berusaha memecahkan permasalahan dari siklus I rata-rata 64,

pada siklus II naik menjadi 72 dan pada siklus III rata-rata kelas 85 maka penerapan

alat peraga mistar bilangan dalam pembelajaran menjumlahkan bilangan bulat dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 012 Sangatta Utara

Kabupaten Kutai Timur.

37
Diagram Nilai Rata-Rata Persiklus

85
100 64 72

50

0
Siklus I Siklus II Siklus III

Diagram presentase ketuntasan belajar secara klasikal persiklus

100%
80%
60%
40%
20%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil refleksi yang mengacu pada pengamatan dalam

pelaksanaan tindakan tindakan kelas dalam proses pembelajaran pertemuan 1dan

2 pada tiga siklus ini, maka hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai temuan-

temuan pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut : 1) siswa aktif dalam proses

pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. 2) proses pembelajaran

tampak menyenangkan bagi siswa, 3) terjadinya saling komunikasi belajar antar

siswa dalam proses pembelajaran. Tindakan siklus III ini dihentikan dan dianggap

berhasil karena rata-ratanya 85. Dan presentase keberhasilan hasil belajar pada

38
siklus III dari 28 siswa ternyata hasilnya sangat memuaskan dimana hanya 1 siswa

tidak mencapai standar KKM.

39
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penelitian tindakan kelas

sangat bermanfaat bagi seorang guru untuk dapat mengetahui tingkat efektifitas

tindakan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Tolak ukur dari efektifitas

pembelajaran di kelas berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar siswa peneliti

yang sekaligus sebagai guru kelas menggunakan evaluasi /tes hasil belajar.

Peneliti mempunyai prinsip bahwa proses pembelajaran yang lebih baik dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti yang sekaligus

sebagai guru mencoba menerapkan sebuah pembelajaran matematika yakni

pembelajaran yang menekankan konsep kebermaknaan adalah mata pelajaran

matematika.

Pembelajaran matematika yang dimaksud adalah pembelajaran yang

menerapkan alat peraga mistar bilangan. Melalui penerapan alat peraga mistar

bilangan dalam proses pembelajaran dari siklus 1 sampai 3 dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika meningkat.

Selain hasil belajar matematika yang meningkat setiap siklusnya penerapan

alat peraga juga dapat memperbaiki sikap siswa, sehingga memiliki sikap positif

terhadap matematika. siswa tampak senang dan aktif dalam proses pembelajaran

matematika merupakan bukti perubahan sikap poositif yang baik.

40
Kesimpulan akhir bahwa semakin efektif penerapan alat peraga maka semakin

meningkat aktifitas dan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa pada

materi penjumlahan bilangan bulat.

B. Saran

Setelah mengadakan penelitian tindakan kelas siswa kelas IV di SD Negeri 012

Sengatta Utara tahun pembelajaran 2019/2020 maka peneliti menyarankan pada:

1) Penulis berharap kepada para siswa senantiasa berusaha untuk dapat

berperan aktif dalam penerapan alat peraga mistar bilangan, karena dengan

melakukan kerja kelompok hasil belajar matematika siswa mengalami

peningkatan sehingga dengan meningkatnya hasil belajar akan dapat

menambah rasa percaya diri siswa bahwa dirinya mampu dan tentunya akan

dapat memunculkan anggapan bahwa matematika itu tidak sulit untuk

dipahami.

2) Disarankan pada guru agar terus berupaya menambah wawasan dan memicu

diri untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa terutama

dengan menerapkan alat peraga mistar bilangan dalam setiap pembelajaran

matematika.

3) Disarankan juga kepada sekolah khususnya kepala sekolah agar melakukan

pemantauan kegiatan pembelajaran di kelas, untuk melihat kemungkinan

adanya kesulitan di kelas kemudian mendiskusikan dengan guru agar dalam

mengajarkan matematika sangat perlu kita menanamkan konsep awal dengan

menerapkan alat peraga, agar siswa mudah paham.

41
4) Bagi siapapun yang ingin meneliti lebih lanjut, tentunya dapat menggunakan

hasil penelitian ini sebagai acuan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. Azhar, M.A., 2007. Media Pembelajaran . Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Astuti dan Miyanto Panduan Pendidik Matematika : Intan Pariwara


Bono Edward , 2007. Revolusi Berfikir Edward de Bono . Bandung ; Mizan Pustaka.

Dimyati, Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta

George Boeree, 2006. Metode Pembelajaran dan Pengajaran . Jogjakarta : Ar-Ruzz


Media Group.

Hamzah., 2009. Model Pembelajaran menciptakan proses Belajar mengajar yang


kreatif dan efektif . Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyana. 2007 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung :Remaja


Rosdakarya.

Kunandar, 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru . Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Melvin Silberman. 2006. Active Learning 101 cara belajar siswa aktif . Bandung
: Nusa Media.

Mustaqim Burhan dan Astuti . 2008, Ayo Belajar Matematika, Depdiknas

Sardiman A.M., 2009. Interaksi dan motivasi belajar mengajar .Jakarta :


RajaGrafindo Persada

Suyati dan Khafid M. 1998, Pelajaran Matematika, Pusat perbukuan Depdiknas

Turmudi, Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Marematika: Cita Pustaka

Tim Bina karya Guru. 2000, Trampil berhitung Matematika: Penerbit Erlangga.

Wibawa Basuki , Penelitian Tindakan kelas , Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai