Anda di halaman 1dari 54

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


DI SMAN 1 PAGAI UTARA SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SEMESTER 1

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OLEH :
Anneke Primadiana, S. PD
NIP. 19960122 201903 2 010

SMA NEGERI PAGAI UTARA SELATAN


DINAS PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nomor : 800.01/sman1putsel/XI-2017

Judul :Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model


Pembelajaran Problem Based Learning Di Sman 1 Pagai Utara Selatan Tahun
Pelajaran 2019/2020 Semester 1
Nama : Anneke Primadiana, S.Pd

NIP : 19960122 201903 2 010

Pangkat/Gol. : Penata Muda/ III.A

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Matematika

Instansi : SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan

Sikakap, 25 November 2019

Koordinator PKB, Peneliti,

Santi Wamra, S. Hut Anneke Primadiana, S. Pd

NIP. 19771118 200901 2 001 NIP. 19960122 201903 2 010

Mengetahui,

Kepala SMA N 1 Pagai Utara Selatan

Musyofah, S.Pd, M.Si

NIP. 19670312 199101 1 001


ABSTRAK

Anneke Primadiana “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model
Pembelajaran Problem Based Learning Di Sman 1 Pagai Utara Selatan Tahun Pelajaran
2019/2020 Semester 1”.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui Diskusi
Kelompok dengan model Pembelajaran Based Learning. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
X IPA-1 SMAN 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun pelajaran
2019/2020 dengan mengunakan metode Classroom Action Research yang yang terdiri dari 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes untuk data hasil belajar. Temuan
penelitian ini memperlihatkan setelah 2 siklus, pembelajaran matematika melalui Diskusi
Kelompok dapat hasil belajar siswa di kelas X IPA-1 SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ditemukan 92% siswa mencapai ketuntasan diatas Kriteria
Ketuntasan Minimal dalam pembelajaran. Akhirnya peneliti menyimpulkan, penelitian
tindakan ini baru merupakan penelitian awal yang belum bersifat konklusif dalam pemecahan
masalah pembelajaran yang dihadapi, namun setidaknya dapat mengemukakan alternatif
dalam upaya mengatasi masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Diskusi Kelompok, Hasil Belajar


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem
Based Learning Di Sman 1 Pagai Utara Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020 Semester 1”.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan minat
dan nilai peserta didik dalam pembelajaran matematika.

Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, saya mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, perkenankalah saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kepala SMA negeri 1 Pagai Utara Selatan;

2. Wali Kelas dan Kelas X IPA 1 sebagai tempat dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas;

3. Rekan-rekan sesama guru yang sudah memberikan masukan selama penelitin dilakukan;

4. Seluruh civitas akademika SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan yang sudah membantu penulis
selama melakukan penelian ini baik bantuan langsung maupun tidak langsung;

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 2

C. Batasan Masalah ............................................................................ 3

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran Matematika........................................... 4

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .................. 5

C. Metode Diskusi Kelompok ............................................................ 9

D. Pembentukan Kelompok ................................................................ 10

E. Hasil Belajar Siswa ........................................................................ 13

F. Materi Ajar ..................................................................................... 14

G. Kerangka Berpikir .......................................................................... 16

BAB III METODE PENELIAN

A. Subjek Penelitian............................................................................ 18

B. Jenis Penelitian ............................................................................... 18

ii
C. Rencana Tindakan .......................................................................... 18

D. Siklus Penelitian ............................................................................. 19

E. Jadwal Penelitian ............................................................................ 41

F. Instrumen Penelitian....................................................................... 41

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................. 41

H. Indikator Keberhasilan ................................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 43

B. Pembahasan ................................................................................... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 47

B. Saran ............................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang memegang peranan penting dalam


perkembangan teknologi, sains dan pengembangan daya fikir logis, analitis, sistematis, kritis,
dan kreatif. Pentingnya peranan matematika menjadikan pelajaran matematika diajarkan
disetiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Mutu
pendidikan matematika harus terus ditingkatkan sebagai upaya pembekalan peserta didik
yang nantinya diharapkan menjadi sumber daya manusia bermutu tinggi, sehingga peserta
didik dapat mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 tahun 2014, yakni memuat delapan
tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. Salah satu diantaranya menggunakan
penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun
menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks matematika
maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi) yang meliputi
kemampuan memahami masalah, membangun model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari (dunia nyata). Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut
kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan komponen penting yang pada
penerapannya sangat berperan untuk memecahkan masalah dalam konteks matematika di
kehidupan sehari-hari.

Mengacu pada tujuan diatas, pembelajaran matematika mengharapkan setiap peserta


didik harus memiliki dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan baik.
Namun, dari berbagai penelitian dan observasi yang ada memperlihatkan bahwa pencapaian
dari tujuan pembelajaran terkait kemampuan pemecahan masalah ini masih belum optimal.
Dengan belum optimalnya kemampuan pemecahan masalah siswa menyebabkan mutu siswa
yang dikeluarkan juga rendah. Jadi salah satu upayanya yaitu dengan meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa.

1
Peningkatan pendidikan dapat ditandai dengan semakin membaiknya hasil belajar yang
dicapai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun kenyataan yang dihadapi oleh
guru matematika di SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan adalah masih rendahnya hasil belajar
siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hal ini diduga aktivitas yang terjadi selama
pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah, pembelajaran sering didominasi
oleh guru. Pada umumnya siswa hanya menyimak, memperhatikan, mencatat dan
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Siswa tidak aktif dalam menanggapi atau
memberikan umpan balik mengenai materi yang telah diberikan, kerja sama antar siswa
hampir tidak ada, dan suasana belajar mengajar berlangsung monoton.

Bila kondisi belajar mengajar seperti ini terus dibiarkan maka akan menyebabkan
kemampuan pemecahan masalah siswa akan tetap rendah karena pelajaran yang
membosankan. Hal ini membuat siswa tidak termotivasi untuk mengikutinya. Berdasarkan
kenyataan tersebut, sangat penting bagi guru untuk menerapkan suatu metode pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga mutu hasil
belajarnya dapat ditingkatkan. Peranan guru sangat penting dalam melaksanakan
pengembangan bahan-bahan pengajaran dan alat bantu dalam pembelajaran, serta
menggunakan metode yang cocok untuk kelancaran dan terlaksananya proses pembelajaran
di Sekolah.

Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran
yang koperatif. Model ini sangat mempengaruhi pola interaksi siswa baik interaksi siswa
dengan guru maupun interaksi siswa sesamanya. Model ini juga menuntut siswa untuk dapat
berfikir, berpendapat, menghargai pendapat temannya, bekerja sama serta dapat membuat
siswa percaya diri.

Untuk itu penulis tertarik melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Based Learning di
SMAN 1 Pagai Utara Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020 Semester 1”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah yang


ditemukan dalam pembelajaran Matematika, yaitu:

1. Guru mendominasi pada saat proses pembelajaran.

2
2. Kurangnya respon dari siswa, sehingga dalam proses pembelajaran hanya terjadi
komunikasi satu arah
3. Hasil belajar Matematika masih rendah yaitu masih banyak hasil belajarnya di
bawah KKM.
C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus, maka penulis membatasi permasalahan yang akan
diteliti yaitu mengenai Hasil Belajar Matematika Siswa di kelas X IPA-1.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah : ”Apakah hasil belajar Matemtika siswa di Kelas X IPA-1 SMAN 1
Pagai Utara Selatan dapat ditingkatkan melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan agar :

1. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran matematika yang disajikan oleh guru.
2. Siswa lebih tertarik pada mata pelajaran matematika, sehingga siswa banyak
memberikan tanggapan dalam pembelajaran matematika.
3. Dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.
F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :

1. Tambahan pengetahuan bagi penulis dalam mengajar Matematika di masa yang akan
datang.
2. Pengalaman baru bagi siswa untuk lebih giat dan lebih aktif dalam belajar sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar terutama pelajaran Matematika.
3. Bahan masukan bagi guru matematika, khususnya guru matematika SMAN 1 Pagai
Utara Selatan dalam melaksanakan pembelajaran matematika guna meningkatkan
hasil belajar siswa.

3
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran Matematika

Belajar dan pembelajaran adalah sesuatu yang tidak pernah berakhir untuk dibahas sejak
manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir zaman nanti. Belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh dalam jangka waktu yang lama. Menurut Sumadi Suryabrata, belajar merupakan
suatu proses yang dapat membawa perubahan yang terjadi pada diri seseorang sehingga
diperoleh suatu kecakapan baru yang didapat karena usaha yang disengaja. Sejalan dengan
itu, Mustaqim mengemukakan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
terjadi karena latihan dan pengalaman.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan belajar adalah suatu


proses atau aktivitas seseorang yang ditandai dengan perubahan tingkah laku baik dari aspek
pengetahuan, sikap maupun keterampilan sebagai hasilnya yang berlangsung dalam jangka
waktu tertentu.

Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek


didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara
sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien. Rusmono mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya
untuk menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya suatu kegiatan belajar yang memungkinkan
siswa memperoleh pengalaman belajar yang memadai. Selanjutnya, Thobroni berpendapat
bahwa pembelajaran merupakan suatu proses belajara yang berulang-ulang dan menyebabkan
adanya perubahan prilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap. Pembelajaran juga
didefinisikan sebagai interaksi dua arah antara guru dan siswa, serta teori dan praktik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pembelajaran merupakan


suatu proses yang merupakan interaksi siswa dengan gurunya, maupun interaksi antara siswa
dengan lingkungan belajarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
Sehingga dari proses pembelajaran tersebut menghasilkan suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari belajar.

4
Matematika merupakan ilmu yang sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan modern
saat ini. Matematika memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Peranan tersebut
dapat dilihat dari sumbangan matematika dalam berbagai sektor kehidupan manusia, seperti
pada transportasi, komunikasi, komputasi, ekonomi/perdagangan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, setiap kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
hampir semuanya tidak dapat dipisahkan dari matematika.

Matematika sebagai bahan pelajaran mempunyai objek kajian abstrak yang berupa fakta,
konsep, operasi dan prinsip. Hal yang paling utama dalam pembelajaran matematika adalah
pengetahuan tentang konsep, dilanjutkan dengan pengetahuan tentang prosedur dan
pengetahuan tentang bagaimana mengaitkan konsep dan prosedur dalam menyelesaikan
masalah matematika. Oleh karena itu untuk memahami dan memecahkan masalah dalam
matematika dibutuhkan penalaran. Karena antara matematika dan penalaran tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.

Pembelajaran matematika pada dasarnya bukanlah sekedar transfer gagasan dari guru
kepada siswa, namun merupakan suatu proses di mana guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan. Pembelajaran matematika
adalah suatu upaya membantu siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep atau prinsip-
prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga
konsep atau prinsip terbangun kembali. Berpijak pada pandangan tersebut, kegiatan
pembelajaran matematika sesungguhnya merupakan kegiatan interaksi guru-siswa, siswa-
siswa, dan siswa-lingkungan belajarnya.

B. Model Pembelajaran Poblem Based Learning (PBL)


1. Pengertian Model Pembelajaran Based Learning (PBL)

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pertama kali diterapkan di Mc


Master University School of Medicine Kanada pada tahun 1969. Sejak itu, PBL menyebar ke
seluruh dunia, khususnya dalam pendidikan kedokteran/keperawatan dan bidang-bidang ilmu
lain seperti arsitektur, matematika, okupasi dan fisioterapi.

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai
dan digalakkan dengan kurikulum 2013, dimana siswa dituntut untuk bersikap kritis, bekerja
sama, cermat dalam menyelesaikan masalah, termotivasi dan percaya diri dalam memecahkan
masalah nyata yang berkaitan dengan matematika. Menurut Arends, pembelajaran

5
berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan
autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan
inquiri, keterampilan berpikir lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Sejalan dengan itu, Riyanto mendefinisikan model pembelajaran Problem Based


Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk
berpikir kritis, memecahkan masalah, belajar secara mandiri, dan menuntut berpartisipasi
dalam tim. Siswa aktif bekerjasama di dalam kelompok untuk mencari solusi permasalahan
dunia nyata. Permasalahan tersebut menjadi acuan bagi siswa merumuskan, menganalisis,
dan memecahkan masalah sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar
siswa. Ibrahim dan Nur (dalam Rusman) juga mengemukakan bahwa PBL adalah salah satu
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi
yang berorientasi pada masalah nyata. Sanjaya berpendapat bahwa PBL dapat diartikan
sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian model pembelajaran PBL tersebut,


penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran PBL adalah suatu model pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari oleh siswa
untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis, bernalar, sekaligus pemecahan
masalah, serta mendapatkan pengetahuan penting dari masalah tersebut.

Model pembelajaran PBL juga dapat menekankan keaktifan siswa. Karena dalam
prosesnya, siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri. Siswa menerapkan
sesuatu yang telah diketahuinya, menemukan sesuatu yang perlu diketahuinya, dan
mempelajari cara mendapatkan informasi yang dibutuhkan lewat berbagai sumber.

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran Based Learning (PBL)


Adapun ciri-ciri model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah: Pengajuan
pertanyaan atau masalah PBL mengorganisasikan pengajaran dengan masalah yang nyata dan
sesuai dengan pengalaman siswa.
a) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
Walaupun model PBL ditujukan pada pada suatu bidang tertentu (sains,
matematika, dan penelitian sosial), namun dalam pemecahan masalah-masalah aktual, siswa
dapat diarahkan dalam penyelidikan berbagai bidang ilmu. Misalnya dengan mengaitkan
matematika dengan ilmu ekonomi, matematika dengan biologi, dan sebagainya.

6
b) Penyelidikan autentik
PBL mengharuskan siswa melakukan penyelidikan untuk mencapai penyelesaian
masalah yang bersifat nyata, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat kesimpulan, dan
menggambarkan hasil karya.
c) Menghasilkan karya-karya dan memamerkannya
Pada model pembelajaran PBL, siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya
dalam bentuk karya (penyelesaian) dan memamerkan hasil karyanya. Artinya hasil
penyelesaian masalah siswa ditampilkan.
d) Kolaborasi
Tugas-tugas belajar harus diselesaikan bersama-sama antara siswa dengan siswa
lainnya, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.

3. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh
guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada model pembelajaran PBL terdiri dari 5 langkah
utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan
diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Dalam model pembelajaran PBL, guru berperan mengajukan permasahan nyata,
memberikan dorongan, memotivasi dan menyediakan bahan ajar, dan fasilitas yang
diperlukan siswa untuk mendukung proses pembelajaran. Sejalan dengan itu, Menurut
Ibrahim, peran guru di dalam kelas PBL antara lain:
a) Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa pada masalah autentik, yaitu
masalah kehidupan nyata sehari-hari.
b) Menfasiliasi/membimbing penyelidikan, misalnya melakukan pengamatan atau
melakukan eksperimen/percobaan
c) Memfalitasi dialog siswa
d) Mendukung belajar siswa.

7
Adapun sintaks pembelajaran dalam model pembelajaran PBL dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran PBL

Fase-fase Aktivitas Guru


Fase 1 Menginformasikan tujuan-tujuan
Orientasi siswa pembelajaran, mendeskripsikan
kepada masalah kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan
memotivasi siswa agar terlibat dalam
Fase 2 Membantu siswa menentukan dan
kegiatan pemecahan masalah
Mengorganisasikan mengatur tugas belajar yang
siswa untuk belajar. berhubungan dengan masalah
Fase 3 Mendorong
tersebut. siswa untuk mengumpulkan
Membantu informasi yang sesuai, melaksanakan
penyelidikan eksperimen, mencari penjelasan dan solusi.
mandiri maupun
Fase 4 Membantu siswa dalam merencanakan dan
kelompok.
Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
menyajikan hasil karya rekaman, video, dan model serta membantu
Fase 5 berbagi karya
Membantu siswa
siswa melakukan refleksi atas
Menganalisis dan penyelidikan dan proses-proses yang digunakan.
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


a. Kelebihan Model Pembelajaran PBL
Model pembelajaran PBL memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
1) Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan karena menemukan sendiri konsep
tersebut
2) Melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut
kerterampilan berpikir dan bernalar siswa yang lebih tinggi
3) Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga
pembelajaran lebih bermakna

8
4) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata. Hal ini bisa
meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajarinya.
5) Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan
menerima pendapat orang lain, serta menanamkan sikap sosial yang positif
dengan siswa lainnya
6) Pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap
pembelajar dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat
diharapkan
7) PBL diyakini dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik
secara individual maupun kelompok, karena hampir di setiap langkah menuntut
adanya keaktifan siswa
b. Kekurangan Model Pembelajaran PBL
Selain berbagai kelebihan tersebut, model pembelajaran PBL juga memiliki
beberapa kekurangan, yakni:
1) Bagi siswa yang malas, tujuan dari model tersebut tidak dapat tercapai
2) Membutuhkan banyak waktu dan dana
Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan PBL.

C. Metode Diskusi Kelompok

Dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, guru membutuhkan matode yang


bervariasi untuk menghindari pembelajaran yang monoton dan didominasi oleh guru. Salah
satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode diskusi. Menurut Elizar
(1996: 50). Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran dimana guru memberikan
persoalan (masalah) kepada murid dan murid diberikan kesempatan secara bersama untuk
memecahkan masalah tersebut dengan temannya.

Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran dapat menimbulkan interaksi antar


siswa dengan siswa, dimana interaksi tersebut juga bersifat mengembangkan materi dan
keterampilan sikap (Arifin dkk, 2005: 113). Menurut Suryosubroto (2002: 113) ada 5
keuntungan metode diskusi :

1. Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar.

9
2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran
masing-masing.
3. Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap
ilmiah.
4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan
para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.
5. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.

Dalam pembelajaran, yang dimaksud dengan metode diskusi adalah terlibatnya suatu
kelompok belajar yang saling berinteraksi secara verbal didalam kelas. Interksi tersebut dapat
berlangsung antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru.

Menurut Michael J.Webb(1985), guru menggunakan metode diskusi sebagai pilihan


mengajar untuk tujuan :

1. Meningkatkan interaksi antar siswa-siswa-guru sebagai alternatif penyampaian


pembelajaran yang biasanya berlangsung satu arah.
2. Meningkatkan hubungan personal.
3. Meningkatkan keterampilan siswa dalam berfikir, berkomunikasi menyampaikan
pendapat di muka umum.
D. Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok dapat dilakukan dengan memperhatikan keanekarangaman jenis


kelamin, latar belakang sosial, ekonomi dan etnik serta kemampuan akademik. Namun pada
penelitian yang penulis lakukan ini, penulis lebih meprioritaskan pembetukan kelompok
terhadap keamapuan akademik dan jenis kelamin siswa karena yang akan dilihat adalah
aktifitaas dan hasil belajar siswa jika mereka belajar kelompok dengan siswa yang berbeda
kemampuan akademik dan jenis kelaminnya. Dalam satu kelomopok terdiri dari 3-5 orang
yang berkemampuan tinggi, berkemampuan menengah, dan berkemampuan rendah.
Langkah-langkah pembentukan kelompok berdasarkan kemampuan akademik menurut
Arnita (2002:41) yaitu :

10
Tabel 1
Pengelompokkan Berdasarkan Nama untuk Siklus 1
Langkah I
Mengurutkan siswa berdasarkan
daftar hadir

ADVENT JORDAN .W. N. (1)

ANNISA MUTIARA (2)

BOBBI SAMALOISA (3)

DANIEL OKI PRADANA (4)

DARWIL SAKEREBAU (5)

DELPI YUNITA (1)

DENNY FERDIANSYAH (2)

DINDA AFINAL SABABALAT (3)

ENY SABELAU (4)

EVA JUWITA GULTOM (5)

HARTINA HARUN (1)

HERLINA NURSANTI. S (2)

IMELDA AGUSTIN SAMALOISA (3)

IVAN SAMUEL SAKEREBAU (4)

MUHAMAT FAJRI (5)

PUTRI NOVANI (1)

RACHEL FIRMANSYAH (2)

RAJIF ALHIDAYAH (3)

RAYHAN ZULFI. P (4)

RIL SIRITOITET (5)

SEPTRIWAN REAGEN. S (1)

TANIA AMANDA PUTRI (2)

TEGUH ANDIKA (3)

WAHYU IKHLAS FEBRIAN (4)

YUSRIL SAMALOISA (5)

ZAHARA NAZYFA FARHAH (1)

Dari tabel di atas terlihat bahwa :

a. Siswa diurut nama yang berabjad a sampai z.


b. Pengambilan kelompok I dilakukan dengan mengambil siswa bernomor absen 1 (yaitu
nomor urut 1,2,3 dan 4)
c. Pembentukan kelompok II dan seterusnya dilakukan dengan mengambil siswa yang
bernomor urut 2, nomor 3 dan nomor empat.

11
Kelompok selanjutnya juga dilakukan proses yang sama (mengambil siswa dari urutan
nama yang berabjad a sampai z).

Tabel 2
Prosedur Pengelompokan Heterogenitas Berdasarkan Kemampuan Akademik untuk siklus 2

Langkah I Langkah II Langkah III

Mengurutkan siswa Mengurutkan sisiwa berdasarkan Membentuk kelompok

berdasarkan daftar hadir kemampuan akademik sesuai nomor kelompok

ADVENT JORDAN .W. N. 1 ANNISA MUTIARA


ANNISA MUTIARA (1)
ANNISA MUTIARA 2 ADVENT JORDAN .W. N.
ADVENT JORDAN .W. N. (2)
BOBBI SAMALOISA 3 TANIA AMANDA PUTRI
TANIA AMANDA PUTRI (3)
DANIEL OKI PRADANA 4 DENNY FERDIANSYAH
DENNY FERDIANSYAH (4)
DARWIL SAKEREBAU 5 ZAHARA NAZYFA FARHAH
ZAHARA NAZYFA FARHAH (1)
DELPI YUNITA 6 DINDA AFINAL SABABALAT
DINDA AFINAL SABABALAT (2)
DENNY FERDIANSYAH 7 IVAN SAMUEL SAKEREBAU
IVAN SAMUEL SAKEREBAU (3)
DINDA AFINAL SABABALAT 8 RAJIF ALHIDAYAH RAJIF ALHIDAYAH (4))
ENY SABELAU 9 ENY SABELAU ENY SABELAU (1)
EVA JUWITA GULTOM 10 PUTRI NOVANI PUTRI NOVANI (2)
HARTINA HARUN 11 BOBBI SAMALOISA BOBBI SAMALOISA (3)
HERLINA NURSANTI. S 12 MUHAMAT FAJRI MUHAMAT FAJRI (4)
IMELDA AGUSTIN SAMALOISA 13 EVA JUWITA GULTOM EVA JUWITA GULTOM (1)
IVAN SAMUEL SAKEREBAU 14 HARTINA HARUN HARTINA HARUN (2)

MUHAMAT FAJRI 15 HERLINA NURSANTI. S HERLINA NURSANTI. S (3)

PUTRI NOVANI 16 RAYHAN ZULFI. P RAYHAN ZULFI. P (4)

RACHEL FIRMANSYAH 17 TEGUH ANDIKA TEGUH ANDIKA (1)

RAJIF ALHIDAYAH DELPI YUNITA DELPI YUNITA (2)


18
YUSRIL SAMALOISA (3)
RAYHAN ZULFI. P 19 YUSRIL SAMALOISA
IMELDA AGUSTIN SAMALOISA (4)
RIL SIRITOITET 20 IMELDA AGUSTIN SAMALOISA
SEPTRIWAN REAGEN. S (1)
SEPTRIWAN REAGEN. S 21 SEPTRIWAN REAGEN. S
WAHYU IKHLAS FEBRIAN (2)
TANIA AMANDA PUTRI 22 WAHYU IKHLAS FEBRIAN
DARWIL SAKEREBAU (3)
TEGUH ANDIKA 23 DARWIL SAKEREBAU
RIL SIRITOITET (4)
WAHYU IKHLAS FEBRIAN 24 RIL SIRITOITET
RACHEL FIRMANSYAH (1)
YUSRIL SAMALOISA 25 RACHEL FIRMANSYAH
DANIEL OKI PRADANA (2)
ZAHARA NAZYFA FARHAH 26 DANIEL OKI PRADANA

Dari tabel di atas terlihat bahwa :

a. Siswa diurut dari tingkat kemampuan tinggi sampai ketingkat kemapuan rendah.

12
b. Pengambilan kelompok I dilakukan dengan mengambil siswa yang mendapat nomor 1
(yaitu nomor urut 1,2,3 dan 4)
c. Pembentukan kelompok II dan seterusnya dilakukan dengan mengambil siswa yang
mendapat nomor 2, nomor 3 dan nomor empat.

Kelompok selanjutnya juga dilakukan proses yang sama (mengambil siswa dari urutan
berkemampuan rendah berikutnya, siswa berkemampuan tinggi berikutnya, dan dua orang
siswa dari kemampuan sedang berikutnya).

E. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Ditinjau dari faktor-faktor
yang mempengaruhinya, hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang
berasal dari siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar siswa (eksternal). Untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilakukan suatu evaluasi
terhadap hasil belajar.

Hasil belajar itu sendiri merupakan prestasi yang dicapai seseorang setelah mengikuti
proses pembelajaran. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar bila terjadi perubahan
tingkah laku dalam dirinya dan perubahan itu terjadi karena latihan dan pengalaman yang
diperolehnya. Perubahan yang diperoleh dari hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku
yang ditampilkan oleh individu.

Menurut Arikunto bahwa “hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses
belajar”. Perubahan ini tampak dalam bentuk perubahan yang dapat diamati dan dapat diukur
dalam proses pembelajaran. Tingkat penguasaan siswa dapat diketahui dari hasil, dalam hal
ini tingkat keberhasilan siswa dalam belajar terlihat dari hasil tes yang diberikan pada siswa
setelah perlakuan.

Dari semua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mempelajari matematika dengan tujuan
kognitif. Menurut Taksonomi Bloom tujuan kognitif ini mencakup pengetahuan pengalaman,
penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

13
F. Materi Ajar

FUNGSI LOGARITMA
Definisi
Jika dan maka jika dan hanya jika
Fungsi logaritma dengan bilangan pokok dinyatakan sebagai

( )

Bentuk umum Fungsi Logaritma


Bentuk umum fungsi logaritma yaitu ( )
disebut variabel bebas dengan daerah asal (domain) * | +
disebut bilangan pokok (basis) dengan syarat dan ( atau )
disebut variabel tak bebas
disebut konstanta

Sifat-sifat Logaritma
1. Misalkan dan bilangan real, dan , maka :
a.
b.
c.
2. Untuk dan bilangan real positif, dan berlaku
: ( )
3. Untuk dan bilangan real dengan dan berlaku:
( )
4. Untuk dan bilangan real, , , berlaku
5. Untuk dan bilangan real positif, , dan , berlaku

6. Untuk dan bilangan real positif dengan dan , berlaku

7. Untuk dan bilangan real positif dengan , berlaku:


8. Untuk dan bilangan real positif berlaku

Grafik Fungsi Logaritma


Berdasarkan grafik logaritma ( ) , karakteristik untuk dan
adalah
Untuk
- Domain :( ) Fungsi naik
- Range :( ) Sumbu Y sebagai asimtot tegak
- Melalui (1,0) Mempunyai Invers
Untuk
- Domain : (0, ) Fungsi turun
- Range :( ) Sumbu Y sebagai asimtot tegak
- Melalui (1,0) Mempunyai invers

14
Langkah-langkah menggambar grafik fungsi logaritma untuk a > 1 dan 0 < a <1
-
1. Buatlah tabel yang menghubungkan x dengan y = f(x) = yaitu dengan memilih
beberapa nilai x sehingga y mudah ditentukan.
2. Gambarlah titik-titik (x,y) yang diperoleh dalam langkah 1 pada bidang kartesius,
kemudian hubungkan titik-titik tersebut dengan kurva mulus sehingga diperoleh
grafik fungsi logaritma y = f(x) = .
-
2. Buatlah tabel yang menghubungkan x dengan y = f(x) = yaitu dengan memilih
beberapa nilai x sehingga y mudah ditentukan.
2. Gambarlah titik-titik (x,y) yang diperoleh dalam langkah 1 pada bidang kartesius,
kemudian hubungkan titik-titik tersebut dengan kurva mulus sehingga diperoleh
grafik fungsi logaritma y = f(x) =

Persamaan logaritma
1. ( )
a
Jika ( ) a dan ( ) maka ( )
a a
2. ( ) ( )
a a
Jika ( ) ( ) ( ) dan ( ) maka ( ) ( )

a b
3. ( ) ( )
a b
Jika ( ) ( ) , maka ( )

h(x) h(x)
4. ( ) ( )
h(x) h(x)
Jika ( ) ( ) ( ) ( ) , ( ) dan ( ) maka
( ) ( )

f(x) g(x)
5. ( ) ( )
f(x) g(x)
Jika ( ) ( ) ( ) maka ( ) ( ) asalkan ( ) ( )
( ) dan ( )

6. ( ) ( ) ( ) ( ) dan ( ) serta A,B,C


Memiliki penyelesaian persamaan yang hampir sama dengan penyelesaian persamaan
eksponen yang dapat dinyatakan menjadi persamaan kuadrat.

Pertidaksamaan Logaritma
Pertidaksamaan logaritma dapat diselesaikan dengan memahami persamaan logaritma dan
karakteristik fungsi logaritma.

a. Untuk grafik ( )

15
Jika maka
b. Untuk grafik ( )
Jika , maka

G. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan sebuah aktivitas yang melibatkan peserta didik dan guru. Didalam proses
pembelajaran sering terjadi masalah yaitu kesulitan peserta didik memahami suatu konsep.
Untuk itu penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Arends menjelaskan salah satu tujuan dari model pembelajaran PBL adalah mengembangkan
kemampuan berpikir dan bernalar siswa serta kemampuan memecahkan masalah. Sehingga
dalam model pembelajaran PBL siswa dituntut untuk bernalar matematis terhadap suatu
masalah yang diberikan.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terdiri dari 5 fase. Pada fase pertama
yaitu orientasi siswa pada masalah. Dalam fase ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran
dan aktivitas yang akan dilakukan agar peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa
permasalahan yang akan dibahas, dan bagaimana guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran. Hal ini ditujukan untuk memberi konsep dasar kepada peserta didik. Selain itu,
dengan adanya motivasi dan orientasi masalah yang diberikan dapat menimbulkan rasa ingin
tahu siswa terhadap pemecahan suatu masalah sehingga akan mendorong siswa untuk
bernalar dan akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Fase kedua adalah mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini, guru membantu peserta
didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah yang telah diorientasi, misalnya membantu peserta didik membentuk kelompok
kecil, membantu peserta didik membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya,
kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut. Selain
itu, siswa juga memperkirakan solusi dan kecenderungan dari permasalahan tersebut. Hal ini
merupakan indikasi bahwa siswa mulai menggunakan kemampuan penalarannya sehingga
akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Fase ketiga adalah guru membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Pada tahap ini,

guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,

16
melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri untuk

mendapatkan penjelasan dan solusi dari masalah. Dalam hal ini siswa dituntut untuk dapat

melakukan analogi dan generalisasi berdasarkan data-data yang telah diamati dan

penyelidikan yang telah dilakukan, serta dapat menarik kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan yang telah didapat dari masalah yang dipecahkan.

Fase keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru

membantu peserta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap

sebelumnya. Dalam hal ini, beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok

penyaji akan memberi argumen terhadap pemecahan masalah yang dipaparkan, kemudian

kelompok yang lain memeriksa kesahihan argumen yang diberikan oleh temannya. Selain itu,

peserta didik harus dapat memberikan alasan atau bukti terhadap solusi masalah yang telah

didapatkan. Aktivitas ini akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Fase yang kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas

yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru membantu peserta didik

melakukan refleksi dan evaluasi serta mengklarifikasi hasil diskusi kemudian guru bersama

siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa dalam model Problem Based Learning

terdapat proses-proses pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam mata pelajaran
Matematika Peminatan pokok bahasan Eksponen bagi siswa SMA Negeri 1 Pagai Utara
Selatan. Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X IPA-1. Jumlah siswa
kelas X IPA-1 yang belajar pada semester ganjil ini adalah 26 orang.

Tempat penelitian ini di SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan, Jl. Berkat-Baru, Kecamatan
Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, email : sman1pus@gmail.com.

Yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yakni Guru Matematika SMA
Negeri 1 Pagai Utara Selatan. Penelitian ini direncanakan dalam beberapa siklus. Siklus
penelitian akan terus dilakukan sampai tujuan penelitian tercapai. Dan sasaran dari peneliti
adalah siswa kelas X IPA-1 SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Semester 1 Tahun ajaran
2019/2020.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan (Action Research) dimana dalam satu kelas
diberi tindakan (action) karena adanya kesenjangan atau masalah dalam pembelajaran yaitu
rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menimbulkan rendahnya hasil belajar
siswa pada setiap kali diadakan ulangan. Tindakan yang diberikan adalah penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini dilaksanakan dengan
mengunakan model siklus. Model siklus ini terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan,
observasi, evaluasi, dan refleksi.

C. Rencana Tindakan

Permasalahan yang terjadi di lapangan merupakan pedoman untuk merencanakan


tindakan yang akan diberikan dan merupakan refleksi awal dalam penelitian ini yaitu nilai
SKHUN SMP matematika rata-ratanya masih rendah. Pada tahap ini dibuat perencanaan
tindakan yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanan penelitian. Rencana tindakan yang
diberikan adalah pembelajaran problem based learning dengan menggunakan model diskusi
kelompok. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan memerlukan persiapan seperti berikut :

18
a. Mengkaji materi matematika sesuai dengan KTSP
b. Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran.
c. Merencanakan kelompok belajar.

Sesuai dengan kajian pustaka, maka rencana tindakan adalah guru akan menggunakan
bahan diskusi dan metode diskusi serta tanya jawab dengan materi tersebut. Dalam
penyampaian, diharapkan dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan tutor sebaya
dan tanya jawab ini diharapkan siswa akan antusias, bersemangat, berfikir, berdiskusi,
berbagi dengan teman sekelasnya, serta ada umpan balik atau pertanyaan siswa terhadap apa
yang mereka diskusikan, ataupun tentang hal-hal yang tidak dipahami siswa. Setiap kali
pertemuan diberikan postest sehingga siswa mampu mengeluarkan potensinya, terhadap
kedalaman pemahamannya tentang materi tersebut.

D. Siklus Penelitian

Dalam pembelajaran yang telah dilalui dengan metode ceramah ditemukan beberapa hal:

1. Siswa bersifat pasif hanya mendengar ceramah.


2. Siswa kurang tertarik dengan materi yang diajarkan
3. Sedikit yang bertanya dan mengemukakan pendapat.
4. Tidak ada kerja sama antar siswa.

Secara keseluruhan siswa belum aktif dalam pembelajaran. Tindakan yang dilakukan
adalah memakai metode diskusi kelompok karena metoda diskusi kelompok ini dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini direncanakan dilakukan dalam 2 siklus. Dua siklus pertama dilakukan
dengan rencana tindakan yang akan diberikan dengan menekankan kepada pembelajaran
Problem Based Learning(PBL) dengan metode diskusi kelompok yang sangat relevan dengan
materi dan pada siklus kedua digunakan metode diskusi kelompok tetapi penentuan
kelompoknya dilakukan berdasrkan nilai serta kelompoknya diperkecil lagi. Materi pelajaran
awalnya dijelaskan oleh guru secara singkat, kemudian dibagikan bahan yang hasil diskusi
oleh masing-masing kelompok, setelah itu hasil diskusi kelompok dipresentasikan secara
bergiliran, dan kelompok lain dapat bertanya dan menanggapi hasil presentasi. Kemudian
diberikan postest untuk menguji kepahaman siswa dengan materi yang sudah dipelajari .

19
1. Siklus 1
a. Perencanaan
1) Menetapkan jadwal
2) Mengkaji silabus dan buku paket
3) Menyusun RPP
4) Menyusun lembaran observasi

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanan pembelajaran terbagi atas tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan
inti dan penutup. Prosedur yang dilakukan pada proses pelaksanaan adalah
sebagai berikut :

Pertemuan 1
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai sifat-sifat eksponen guru dan menjawab
melalui pertanyaan- pertanyaan guru.
pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Dalam fungsi eksponen,

20
ada yang namanya
persamaan dan
pertidaksamaan
eksponensial, bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
berikut: dan
? Untuk
mengetahuinya ananda
perlu mempelajari
persamaan eksponensial
( )
bentuk dan
( ) ( )
”.
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
menggunakan grafik,
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
( )
berbentuk , dan
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
( ) ( )
berbentuk
dengan benar dan teliti”.
Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan
kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:

21
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial dengan
didik pada menggunakan grafik fungsi
masalah eksponensial dan
menggunakan operasi aljabar.
Fase II : Mengelompokkan peserta Membentuk Ceramah 15 menit
Mengorgani didik dalam kelompok kecil(1 kelompok yang
sasikan kelompok terdiri dari 5 terdiri dari 5 orang
peserta orang)
didik Membagikan lembar kerja Menerima LKPD
belajar peserta didik(LKPD)
As Memberi kesempatan kepada Aktif dalam
kelompok untuk membaca membaca
buku peserta didik atau buku,mencari
sumber lain guna referensi dari
memperoleh informasi yang berbagai sumber
berkaitan dengan persamaan tentang persamaan
eksponensial eksponensial
Fase III: Memantau perkembangan Berdiskusi dengan Berdiskusi 15 menit
Membimbin jalannya diskusi masing- teman keompok
g masing kelompok dan untuk
penyelidika membantu jika terdapat menyelesaiakan
n individu anggota kelompok yang masalah pada LKPD
dan kesulitan
kelompok
Fase IV: Meminta peserta didik Menuliskan laporan Berdiskusi, 15 menit
Mengemban menyiapkan laporan hasil hasil diskusi di Tanya Jawab
gkan dan diskusi LKPD yang telah
menyajikan didiskusikan dengan
hasil karya teman kelompok
Meminta perwakilan Salah satu perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru

22
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru

Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang


infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial
( )
bentuk dan
( ) ( )

Memberikan informasi Mendengarkan


kepada peserta didik untuk informasi tentang
belajar di rumah untuk pelajaran berikutnya
pertemuan selanjutnya
persamaan eksponensial
( ) ( )
bentuk dan
( ) ( )
.
Menutup pembelajaran Berdoa dan
dengan berdoa dan mengucap mnegucapkan salam
salam penutup kepada guru

Pertemuan 2
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran

23
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai persamaan guru dan menjawab
eksponen melalui pertanyaan- pertanyaan guru.
pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Pada pertemuan
sebelumnya ananda telah
mempelajari bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
( ) ( )
dan
( )
Sekarang,
bagaimana jika
persamaan
eksponensialnya
( ) ( )
berbentuk
( ) ( )
dan
, dapatkah ananda
menentukan nilai
variabelnya?
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
( ) ( )
berbentuk dan
( ) ( )

dengan benar”.

Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan


kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan

24
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial bentuk ( )
didik pada ( )
dan ( )
masalah ( )
.

Fase II : Mengelompokkan peserta Membentuk Ceramah 15 menit


Mengorgani didik dalam kelompok kecil(1 kelompok yang
sasikan kelompok terdiri dari 5 terdiri dari 5 orang
peserta orang)
didik Membagikan lembar kerja Menerima LKPD
belajar peserta didik(LKPD)
As Memberi kesempatan kepada Aktif dalam
kelompok untuk membaca membaca
buku peserta didik atau buku,mencari
sumber lain guna referensi dari
memperoleh informasi yang berbagai sumber
berkaitan dengan persamaan tentang persamaan
eksponensial eksponensial
Fase III: Memantau perkembangan Berdiskusi dengan Berdiskusi 16 menit
Membimbin jalannya diskusi masing- teman keompok
g masing kelompok dan untuk
penyelidika membantu jika terdapat menyelesaiakan
n individu anggota kelompok yang masalah pada LKPD
dan kesulitan
kelompok
Fase IV: Meminta peserta didik Menuliskan laporan Berdiskusi, 15 menit
Mengemban menyiapkan laporan hasil hasil diskusi di Tanya Jawab
gkan dan diskusi LKPD yang telah
menyajikan didiskusikan dengan
hasil karya teman kelompok
Meminta perwakilan Salah satu perwakilan

25
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang
infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial
( ) ( )
bentuk bentuk
dan
( ) ( )

Memberikan informasi Mendengarkan


kepada peserta didik untuk informasi tentang
belajar di rumah untuk pelajaran berikutnya
pertemuan selanjutnya
persamaan eksponensial
bentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( ) ( ).
Menutup pembelajaran Berdoa dan
dengan berdoa dan mengucap mnegucapkan salam
salam penutup kepada guru

26
Pertemuan 3 dan 4
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai persamaan guru dan menjawab
eksponensial melalui pertanyaan guru.
pertanyaan-pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Pada pertemuan
sebelumnya ananda telah
mempelajari bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
( ) ( )
dan
( ) ( )

Sekarang, bagaimana
jika persamaan
eksponensialnya
berbentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( ) ( ), dapatkah
ananda menentukan nilai
variabelnya?
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru

27
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
berbentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( )
( ) dengan benar.”
.
Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan
kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial bentuk
didik pada ( ) ( )
( ) ( )
dan
masalah ( ) ( ) ( ) ( )

Fase II : Mengelompokkan peserta Membentuk Ceramah 15 menit


Mengorgani didik dalam kelompok kecil(1 kelompok yang
sasikan kelompok terdiri dari 5 terdiri dari 5 orang
peserta orang)
didik Membagikan lembar kerja Menerima LKPD
belajar peserta didik(LKPD)
As Memberi kesempatan kepada Aktif dalam
kelompok untuk membaca membaca
buku peserta didik atau buku,mencari
sumber lain guna referensi dari

28
memperoleh informasi yang berbagai sumber
berkaitan dengan persamaan tentang persamaan
eksponensial eksponensial
Fase III: Memantau perkembangan Berdiskusi dengan Berdiskusi 17 menit
Membimbin jalannya diskusi masing- teman keompok
g masing kelompok dan untuk
penyelidika membantu jika terdapat menyelesaiakan
n individu anggota kelompok yang masalah pada LKPD
dan kesulitan
kelompok
Fase IV: Meminta peserta didik Menuliskan laporan Berdiskusi, 15 menit
Mengemban menyiapkan laporan hasil hasil diskusi di Tanya Jawab
gkan dan diskusi LKPD yang telah
menyajikan didiskusikan dengan
hasil karya teman kelompok
Meminta perwakilan Salah satu perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang
infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial

29
bentuk ( ) ( )
( ) ( )
dan ( ) ( )
( ) ( )
Memberikan informasi Mendengarkan
kepada peserta didik untuk informasi tentang
belajar di rumah untuk pelajaran berikutnya
pertemuan selanjutnya
pertidaksamaan eksponensial
dengan bilangan pokok a > 1.
Menutup pembelajaran Berdoa dan
dengan berdoa dan mengucap mnegucapkan salam
salam penutup kepada guru

c. Observasi
Pada tahap ini akan dilihat kegiatan siswa sewaktu diskusi dengan kelompok,
kemudian pada saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok, meyampaikan
pendapat, saran dan pertanyaan kepada kelompok penyaji. Semua kegiatan /
aktifitas itu dicatat pada buku nilai
d. Refleksi
Pada akhir siklus I diadakan refleksi terhadap kegiatan dan hasil yang
diperoleh berdasarkan hasil observasi dari peneliti, catatan yang dibuat oleh
peneliti dan hasil tes yang dikerjakan oleh siswa, akan dijadikan dasar untuk
menyusun rencana tindakan pada siklus II.

2. Siklus 2
a. Perencanaan
1) Menetapkan jadwal
2) Mengkaji silabus dan buku paket
3) Menyusun RPP
4) Menyusun lembaran observasi
b. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang telah disusun pada siklus II ini dilaksanakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Pertemuan 1
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu

30
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai sifat-sifat eksponen guru dan menjawab
melalui pertanyaan- pertanyaan guru.
pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Dalam fungsi eksponen,
ada yang namanya
persamaan dan
pertidaksamaan
eksponensial, bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
berikut: dan
? Untuk
mengetahuinya ananda
perlu mempelajari
persamaan eksponensial
( )
bentuk dan
( ) ( )
”.
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
menggunakan grafik,
menentukan penyelesaian

31
persamaan eksponensial
( )
berbentuk , dan
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
( ) ( )
berbentuk
dengan benar dan teliti”.
Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan
kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial dengan
didik pada menggunakan grafik fungsi
masalah eksponensial dan
menggunakan operasi aljabar.
Fase II : Mengelompokkan peserta Membentuk Ceramah 15 menit
Mengorgani didik dalam kelompok kecil(1 kelompok yang
sasikan kelompok terdiri dari 4 terdiri dari 5 orang
peserta orang)
didik Membagikan lembar kerja Menerima LKPD
belajar peserta didik(LKPD)
As Memberi kesempatan kepada Aktif dalam
kelompok untuk membaca membaca
buku peserta didik atau buku,mencari
sumber lain guna referensi dari
memperoleh informasi yang berbagai sumber

32
berkaitan dengan persamaan tentang persamaan
eksponensial eksponensial
Fase III: Memantau perkembangan Berdiskusi dengan Berdiskusi 18 menit
Membimbin jalannya diskusi masing- teman keompok
g masing kelompok dan untuk
penyelidika membantu jika terdapat menyelesaiakan
n individu anggota kelompok yang masalah pada LKPD
dan kesulitan
kelompok
Fase IV: Meminta peserta didik Menuliskan laporan Berdiskusi, 15 menit
Mengemban menyiapkan laporan hasil hasil diskusi di Tanya Jawab
gkan dan diskusi LKPD yang telah
menyajikan didiskusikan dengan
hasil karya teman kelompok
Meminta perwakilan Salah satu perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru

Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang


infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial

33
( )
bentuk dan
( ) ( )

Memberikan informasi Mendengarkan


kepada peserta didik untuk informasi tentang
belajar di rumah untuk pelajaran berikutnya
pertemuan selanjutnya
persamaan eksponensial
( ) ( )
bentuk dan
( ) ( )
.
Menutup pembelajaran Berdoa dan
dengan berdoa dan mengucap mnegucapkan salam
salam penutup kepada guru

Pertemuan 2
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai persamaan guru dan menjawab
eksponen melalui pertanyaan- pertanyaan guru.
pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Pada pertemuan
sebelumnya ananda telah
mempelajari bagaimana
cara menyelesaikan

34
persamaan eksponensial
( ) ( )
dan
( )
Sekarang,
bagaimana jika
persamaan
eksponensialnya
( ) ( )
berbentuk
( ) ( )
dan
, dapatkah ananda
menentukan nilai
variabelnya?
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
berbentuk ( ) ( )
dan
( ) ( )

dengan benar”.

Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan


kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial bentuk ( )

35
didik pada ( )
dan ( )
masalah ( )
.

Fase II : Mengelompokkan peserta Membentuk Ceramah 15 menit


Mengorgani didik dalam kelompok kecil(1 kelompok yang
sasikan kelompok terdiri dari 4 terdiri dari 5 orang
peserta orang)
didik Membagikan lembar kerja Menerima LKPD
belajar peserta didik(LKPD)
As Memberi kesempatan kepada Aktif dalam
kelompok untuk membaca membaca
buku peserta didik atau buku,mencari
sumber lain guna referensi dari
memperoleh informasi yang berbagai sumber
berkaitan dengan persamaan tentang persamaan
eksponensial eksponensial
Fase III: Memantau perkembangan Berdiskusi dengan Berdiskusi 19 menit
Membimbin jalannya diskusi masing- teman keompok
g masing kelompok dan untuk
penyelidika membantu jika terdapat menyelesaiakan
n individu anggota kelompok yang masalah pada LKPD
dan kesulitan
kelompok
Fase IV: Meminta peserta didik Menuliskan laporan Berdiskusi, 15 menit
Mengemban menyiapkan laporan hasil hasil diskusi di Tanya Jawab
gkan dan diskusi LKPD yang telah
menyajikan didiskusikan dengan
hasil karya teman kelompok
Meminta perwakilan Salah satu perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup

36
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang
infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial
( ) ( )
bentuk bentuk
dan
( ) ( )

Memberikan informasi Mendengarkan


kepada peserta didik untuk informasi tentang
belajar di rumah untuk pelajaran berikutnya
pertemuan selanjutnya
persamaan eksponensial
bentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( ) ( ).
Menutup pembelajaran Berdoa dan
dengan berdoa dan mengucap mnegucapkan salam
salam penutup kepada guru

Pertemuan 3 dan 4
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai persamaan guru dan menjawab

37
eksponensial melalui pertanyaan guru.
pertanyaan-pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Pada pertemuan
sebelumnya ananda telah
mempelajari bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
( ) ( )
dan
( ) ( )

Sekarang, bagaimana
jika persamaan
eksponensialnya
berbentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( )
( ) , dapatkah
ananda menentukan nilai
variabelnya?
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
berbentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( ) ( ) dengan benar.”
.
Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan
kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”

38
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial bentuk
didik pada ( ) ( )
( ) ( )
dan
masalah ( ) ( ) ( ) ( )

Fase II : Mengelompokkan peserta Membentuk Ceramah 15 menit


Mengorgani didik dalam kelompok kecil(1 kelompok yang
sasikan kelompok terdiri dari 4 terdiri dari 5 orang
peserta orang)
didik Membagikan lembar kerja Menerima LKPD
belajar peserta didik(LKPD)
As Memberi kesempatan kepada Aktif dalam
kelompok untuk membaca membaca
buku peserta didik atau buku,mencari
sumber lain guna referensi dari
memperoleh informasi yang berbagai sumber
berkaitan dengan persamaan tentang persamaan
eksponensial eksponensial
Fase III: Memantau perkembangan Berdiskusi dengan Berdiskusi 20 menit
Membimbin jalannya diskusi masing- teman keompok
g masing kelompok dan untuk
penyelidika membantu jika terdapat menyelesaiakan
n individu anggota kelompok yang masalah pada LKPD
dan kesulitan
kelompok
Fase IV: Meminta peserta didik Menuliskan laporan Berdiskusi, 15 menit
Mengemban menyiapkan laporan hasil hasil diskusi di Tanya Jawab
gkan dan diskusi LKPD yang telah
menyajikan didiskusikan dengan
hasil karya teman kelompok
Meminta perwakilan Salah satu perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil

39
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang
infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial
bentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( ) ( )
Memberikan informasi Mendengarkan
kepada peserta didik untuk informasi tentang
belajar di rumah untuk pelajaran berikutnya
pertemuan selanjutnya
pertidaksamaan eksponensial
dengan bilangan pokok a > 1.
Menutup pembelajaran Berdoa dan
dengan berdoa dan mengucap mnegucapkan salam
salam penutup kepada guru

c. Observasi
Pada tahap ini akan dilihat kegiatan siswa sewaktu diskusi dengan kelompok,
kemudian pada saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok, meyampaikan
pendapat, saran dan pertanyaan kepada kelompok penyaji. Semua kegiatan /
aktifitas itu dicatat pada buku nilai
d. Refleksi
40
Hasil observasi yang dilakukan digunakan sebagai bahan dalam melakukan
refleksi siklus II. Pada refleksi ini digambarkan hasil yang dicapai dan
dibandingkan dengan siklus pertama apakah diperoleh kemajuan pada siklus
kedua. Dengan siklus kedua ini maka akan diperoleh gambaran secara
keseluruhan dan sekaligus mengetahui jawaban masalah atau pertanyaan yang
diajukan. Dengan kata lain disini akan diperoleh gambaran apakah hasil
penelitian ini sesuai atau tidak dengan tujuan yang dirumuskan.
E. Jadwal Penelitian
N Rencana Kegiatan Waktu / Bulan Ke / minggu Ke
Prapenelitian

Bulan I Bulan II Bulan III Draf Laporan


o
Juli 2019 Agustus 2019 September 2019 Laporan Final
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Menyusun konsep X
Menyusun Instrumen X
Diskusi konsep X
2 Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat X
Melakukan tindakan siklus I X X X X
Melakukan Tindakan siklus II X X X X
3 Laporan
Menyusun konsep laporan X
Seminar hasil penelitian X
Perbaikan laporan X

F. Instrumen Penelitian

Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka digunakan instrumen pengumpul data
yaitu tes hasil belajar.. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi yang diberikan pada akhir siklus I, dan siklus II.

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data yang diperoleh selama proses penelitian dianalisis secara statistik deskriptif dan
teknik persentase. Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui informasi lebih rinci dari
satu kelompok data hasil belajar meliputi nilai rata-rata dan kuartil.

41
H. Indikator Keberhasilan

Setelah data di dapat kemudian diolah, dan ditentukanlah keberhasilan pembelajaran


dengan kriteria sebagai berikut:

a. Adanya perubahan proses pembelajaran kearah yang lebih baik, yakni dengan nilai
rata-rata siswa mencapai 75,
b. Terdapat perubahan nilai berupa peningkatan dari nilai sebelumnya yakni sekitar
80% siswa X IPA-1 mendapatkan nilai di atas 75.

42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus 1
a. Hasil Belajar Siswa
Pelaksanaan penelitian pada siklus I ini, dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan di kelas X
IPA-1 dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Materi pokok bahasan yaitu Persamaan
Eksponen.
Berikut ini disajikan data nilai tes siswa pada siklus I:
Tabel 3
Daftar nilai tes siswa Siklus I
NO Nama Nilai
1 ADVENT JORDAN .W. N. 82
2 ANNISA MUTIARA 89
3 BOBBI SAMALOISA 58
4 DANIEL OKI PRADANA 24
5 DARWIL SAKEREBAU 29
6 DELPI YUNITA 43
7 DENNY FERDIANSYAH 76
8 DINDA AFINAL SABABALAT 70
9 ENY SABELAU 64
10 EVA JUWITA GULTOM 56
11 HARTINA HARUN 53
12 HERLINA NURSANTI. S 52
13 IMELDA AGUSTIN SAMALOISA 39
14 IVAN SAMUEL SAKEREBAU 66
15 MUHAMAT FAJRI 58
16 PUTRI NOVANI 63
17 RACHEL FIRMANSYAH 25
18 RAJIF ALHIDAYAH (TK) 64
19 RAYHAN ZULFI. P 51
20 RIL SIRITOITET 28
21 SEPTRIWAN REAGEN. S 35
22 TANIA AMANDA PUTRI 78
23 TEGUH ANDIKA 50
24 WAHYU IKHLAS FEBRIAN 34
25 YUSRIL SAMALOISA 41
26 ZAHARA NAZYFA FARHAH 74

43
Berdasarkan hasil tabel diatas nilai yang dicapai oleh siswa belum cukup memuaskan. Nilai
rata-rata yang dicapai oleh siswa hanya 53,9. Ada 22 (85%) siswa yang memperoleh nilai
kurang dari 75. Secara klasikal siswa belum bisa dikatakan tuntas. Untuk keaktifan siswa pun
belum dapat dikatakan baik, karena hanya 11 orang siswa saja (10%) yang aktif bertanya atau
menanggapi saja sedangkan siswa yang aktif bertanya dan menanggapi hanya 3 orang siswa
(10%).
b. Refleksi / Penilaian Terhadap Tindakan
Berdasarkan data di atas, pada siklus I masih ditemui beberapa kelemahan-kelemahan
pada aktivitas siswa.
Aktivitas positif yang sudah cukup memuaskan adalah pada saat kelompok penyaji
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, siswa memperhatikan, menyalin/mencatat
dan bertanya dan menanggapi. Pada kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa berdiskusi
dan memperhatikan jawaban temannya. Walau siswa yang bertanya atau menjawab
pertanyaan masih kurang.
Aktivitas negatif seperti main HP, bermenung, mengobrol dan bekerja sendiri sudah
dapat dihilangkan. Serta siswa yang suka permisi atau keluar kelas tanpa keperluan
sudah mengalami penurunan.
Adapun kelemahan aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I adalah sebagai
berikut :
a. Kemampuan siswa bertanya masih rendah
b. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan masih rendah
2. Siklus 2
a. Revisi Tindakan
Revisi tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa pada
siklus II. Beberapa revisi tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan teknik pertanyaan
2) Menyuruh siswa untuk mempelajari materi dirumah telebih dahulu
3) Menyuruh siswa membuat beberapa pertanyaan tentang materi yang belum
dipahaminya.
4) Memperkecil kelompok menjadi 4 orang perkelompok

b. Hasil Belajar

44
Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada siklus II selama 2 kali pertemuan dapat dilihat
terjadinya perubahan baik dari keaktifan siswa sampai nilai tes yang meningkat. Hal ini
dapat dilihat pada tabel nilai tes dan keaktifan berikut :
Berikut ini disajikan data nilai tes siswa pada siklus I:
Tabel 4
Daftar nilai tes siswa Siklus I
NO Nama Nilai
1 ADVENT JORDAN .W. N. 84
2 ANNISA MUTIARA 90
3 BOBBI SAMALOISA 76
4 DANIEL OKI PRADANA 60
5 DARWIL SAKEREBAU 76
6 DELPI YUNITA 76
7 DENNY FERDIANSYAH 82
8 DINDA AFINAL SABABALAT 77
9 ENY SABELAU 77
10 EVA JUWITA GULTOM 76
11 HARTINA HARUN 77
12 HERLINA NURSANTI. S 77
13 IMELDA AGUSTIN SAMALOISA 75
14 IVAN SAMUEL SAKEREBAU 79
15 MUHAMAT FAJRI 79
16 PUTRI NOVANI 80
17 RACHEL FIRMANSYAH 73
18 RAJIF ALHIDAYAH (TK) 79
19 RAYHAN ZULFI. P 79
20 RIL SIRITOITET 75
21 SEPTRIWAN REAGEN. S 73
22 TANIA AMANDA PUTRI 83
23 TEGUH ANDIKA 75
24 WAHYU IKHLAS FEBRIAN 76
25 YUSRIL SAMALOISA 76
26 ZAHARA NAZYFA FARHAH 79

Berdasarkan hasil tabel diatas nilai yang dicapai oleh siswa sudah memuaskan. Nilai
rata-rata yang dicapai oleh siswa 77,26. Hampir seluruh siswa memperolah nilai di atas
standar ketuntasan minimum yakni 92% secara klasikal siswa sudah bisa dikatakan tuntas di
atas KKM 75.

45
c. Refleksi/Penilaian terhadap Tindakan
Berdasarkan hasil tabel diatas nilai yang dicapai oleh siswa sudah memuaskan. Nilai
rata-rata yang dicapai oleh siswa 77,26. Hampir seluruh siswa memperolah nilai di atas
standar ketuntasan minimum yakni 92% secara klasikal siswa sudah bisa dikatakan tuntas di
atas KKM 75.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa siklus penelitian ini
sudah dapat dihentikan karena sudah mencapai keseluruhan indikator keberhasilan yang
sudah ditetapkan sebelumnya.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi metode pembelajaran diskusi kelompok dengan model Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan metode diskusi
kelompok ini dapat meningkatkan interaksi antar siswa, siswa bekerja sama dalam
mempelajari materi juga tugas-tugas yang diberikan guru.
Diskusi kelompok telah menjadikan siswa saling membantu satu sama lain, menghargai
pendapat temannya, berani mengeluarkan pendapat, memjelaskan dan mempertahankan
pendapat. Suasana belajar yang demikian menumbuhkan sikap percaya diri siswa, saling
menghargai dan bekerja sama.
Diskusi kelompok meningkatkan kemampuan siswa untuk bertanya, menanggapi dan
mengeluarkan pendapat, sehingga menjadikan siswa berfikir secara kritis dan mampu
meningkatkan penguasan siswa terhadap materi pelajaran.
Metode diskusi kelompok terbukti dapat hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan metode
diskusi kelompok ini dapat meningkatkan kerja sama sesama siswa, meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut ini :
Tabel 5. Perbandingan rata-rata nilai tes pada siklus I dan siklus II

Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2

Nilai Rata-rata Tes 53,9 77,3

Dari hasil tes siklus I dan siklus II diketahui bahwa metode diskusi kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dan dari tes siklus II diketahui bahwa metode diskusi
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
melalui Diskusi Kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat menciptakan pembelajaran Matematika Peminatan menjadi menyenangkan sehingga
siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Terbukti dengan
banyaknya tanggapan-tanggapan dari siswa terhadap pembelajaran matematika sehingga
interaksi dalam pembelajaran terjadi dalam dua arah dan bermuara pada peningkatan hasil
belajar matematika siswa. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi
peningkatan dan keaktifan siswa dalam belajar proses pembelajaran matematika.

B. Saran
1. Dalam pembelajaran Matematika pada materi yang tepat, sebaiknya guru dapat
menggunakan metode diskusi kelompok dengan model Problem Based Learning
(PBL).
2. Dalam pembelajaran sebaiknya guru juga memperhatikan minat belajar siswa dan
kemampuan awal (entry behavior) siswa.
3. Kepada sekolah semoga bisa melengkapi buku-buku pegangan siswa sehingga
memudahkan guru dalam pemberian tugas kepada siswa.

47
DAFTAR PUSTAKA
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Refika
Aditama, 2010).
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana
dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,
2013).
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).
Richard I. Arends, Learning to Teach. (New York: McGraw-Hill, 2004), h. 393.
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu untuk
Meningkatkan Profesionalisme Guru, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2012).
Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, ( Jogjakarta: Diva
Press, 2013).
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008).
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2010).

Anda mungkin juga menyukai