OLEH :
Anneke Primadiana, S. PD
NIP. 19960122 201903 2 010
Nomor : 800.01/sman1putsel/XI-2017
Mengetahui,
Anneke Primadiana “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model
Pembelajaran Problem Based Learning Di Sman 1 Pagai Utara Selatan Tahun Pelajaran
2019/2020 Semester 1”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui Diskusi
Kelompok dengan model Pembelajaran Based Learning. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
X IPA-1 SMAN 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun pelajaran
2019/2020 dengan mengunakan metode Classroom Action Research yang yang terdiri dari 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes untuk data hasil belajar. Temuan
penelitian ini memperlihatkan setelah 2 siklus, pembelajaran matematika melalui Diskusi
Kelompok dapat hasil belajar siswa di kelas X IPA-1 SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ditemukan 92% siswa mencapai ketuntasan diatas Kriteria
Ketuntasan Minimal dalam pembelajaran. Akhirnya peneliti menyimpulkan, penelitian
tindakan ini baru merupakan penelitian awal yang belum bersifat konklusif dalam pemecahan
masalah pembelajaran yang dihadapi, namun setidaknya dapat mengemukakan alternatif
dalam upaya mengatasi masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem
Based Learning Di Sman 1 Pagai Utara Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020 Semester 1”.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan minat
dan nilai peserta didik dalam pembelajaran matematika.
Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, saya mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, perkenankalah saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
2. Wali Kelas dan Kelas X IPA 1 sebagai tempat dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas;
3. Rekan-rekan sesama guru yang sudah memberikan masukan selama penelitin dilakukan;
4. Seluruh civitas akademika SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan yang sudah membantu penulis
selama melakukan penelian ini baik bantuan langsung maupun tidak langsung;
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN
A. Subjek Penelitian............................................................................ 18
ii
C. Rencana Tindakan .......................................................................... 18
F. Instrumen Penelitian....................................................................... 41
B. Pembahasan ................................................................................... 46
A. Kesimpulan ................................................................................... 47
B. Saran ............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 tahun 2014, yakni memuat delapan
tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. Salah satu diantaranya menggunakan
penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun
menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks matematika
maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi) yang meliputi
kemampuan memahami masalah, membangun model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari (dunia nyata). Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut
kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan komponen penting yang pada
penerapannya sangat berperan untuk memecahkan masalah dalam konteks matematika di
kehidupan sehari-hari.
1
Peningkatan pendidikan dapat ditandai dengan semakin membaiknya hasil belajar yang
dicapai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun kenyataan yang dihadapi oleh
guru matematika di SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan adalah masih rendahnya hasil belajar
siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hal ini diduga aktivitas yang terjadi selama
pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah, pembelajaran sering didominasi
oleh guru. Pada umumnya siswa hanya menyimak, memperhatikan, mencatat dan
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Siswa tidak aktif dalam menanggapi atau
memberikan umpan balik mengenai materi yang telah diberikan, kerja sama antar siswa
hampir tidak ada, dan suasana belajar mengajar berlangsung monoton.
Bila kondisi belajar mengajar seperti ini terus dibiarkan maka akan menyebabkan
kemampuan pemecahan masalah siswa akan tetap rendah karena pelajaran yang
membosankan. Hal ini membuat siswa tidak termotivasi untuk mengikutinya. Berdasarkan
kenyataan tersebut, sangat penting bagi guru untuk menerapkan suatu metode pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga mutu hasil
belajarnya dapat ditingkatkan. Peranan guru sangat penting dalam melaksanakan
pengembangan bahan-bahan pengajaran dan alat bantu dalam pembelajaran, serta
menggunakan metode yang cocok untuk kelancaran dan terlaksananya proses pembelajaran
di Sekolah.
Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran
yang koperatif. Model ini sangat mempengaruhi pola interaksi siswa baik interaksi siswa
dengan guru maupun interaksi siswa sesamanya. Model ini juga menuntut siswa untuk dapat
berfikir, berpendapat, menghargai pendapat temannya, bekerja sama serta dapat membuat
siswa percaya diri.
Untuk itu penulis tertarik melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Based Learning di
SMAN 1 Pagai Utara Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020 Semester 1”.
B. Identifikasi Masalah
2
2. Kurangnya respon dari siswa, sehingga dalam proses pembelajaran hanya terjadi
komunikasi satu arah
3. Hasil belajar Matematika masih rendah yaitu masih banyak hasil belajarnya di
bawah KKM.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus, maka penulis membatasi permasalahan yang akan
diteliti yaitu mengenai Hasil Belajar Matematika Siswa di kelas X IPA-1.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah : ”Apakah hasil belajar Matemtika siswa di Kelas X IPA-1 SMAN 1
Pagai Utara Selatan dapat ditingkatkan melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning?”
E. Tujuan Penelitian
1. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran matematika yang disajikan oleh guru.
2. Siswa lebih tertarik pada mata pelajaran matematika, sehingga siswa banyak
memberikan tanggapan dalam pembelajaran matematika.
3. Dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.
F. Manfaat Penelitian
1. Tambahan pengetahuan bagi penulis dalam mengajar Matematika di masa yang akan
datang.
2. Pengalaman baru bagi siswa untuk lebih giat dan lebih aktif dalam belajar sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar terutama pelajaran Matematika.
3. Bahan masukan bagi guru matematika, khususnya guru matematika SMAN 1 Pagai
Utara Selatan dalam melaksanakan pembelajaran matematika guna meningkatkan
hasil belajar siswa.
3
BAB II
Belajar dan pembelajaran adalah sesuatu yang tidak pernah berakhir untuk dibahas sejak
manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir zaman nanti. Belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh dalam jangka waktu yang lama. Menurut Sumadi Suryabrata, belajar merupakan
suatu proses yang dapat membawa perubahan yang terjadi pada diri seseorang sehingga
diperoleh suatu kecakapan baru yang didapat karena usaha yang disengaja. Sejalan dengan
itu, Mustaqim mengemukakan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
terjadi karena latihan dan pengalaman.
4
Matematika merupakan ilmu yang sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan modern
saat ini. Matematika memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Peranan tersebut
dapat dilihat dari sumbangan matematika dalam berbagai sektor kehidupan manusia, seperti
pada transportasi, komunikasi, komputasi, ekonomi/perdagangan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, setiap kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
hampir semuanya tidak dapat dipisahkan dari matematika.
Matematika sebagai bahan pelajaran mempunyai objek kajian abstrak yang berupa fakta,
konsep, operasi dan prinsip. Hal yang paling utama dalam pembelajaran matematika adalah
pengetahuan tentang konsep, dilanjutkan dengan pengetahuan tentang prosedur dan
pengetahuan tentang bagaimana mengaitkan konsep dan prosedur dalam menyelesaikan
masalah matematika. Oleh karena itu untuk memahami dan memecahkan masalah dalam
matematika dibutuhkan penalaran. Karena antara matematika dan penalaran tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Pembelajaran matematika pada dasarnya bukanlah sekedar transfer gagasan dari guru
kepada siswa, namun merupakan suatu proses di mana guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan. Pembelajaran matematika
adalah suatu upaya membantu siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep atau prinsip-
prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga
konsep atau prinsip terbangun kembali. Berpijak pada pandangan tersebut, kegiatan
pembelajaran matematika sesungguhnya merupakan kegiatan interaksi guru-siswa, siswa-
siswa, dan siswa-lingkungan belajarnya.
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai
dan digalakkan dengan kurikulum 2013, dimana siswa dituntut untuk bersikap kritis, bekerja
sama, cermat dalam menyelesaikan masalah, termotivasi dan percaya diri dalam memecahkan
masalah nyata yang berkaitan dengan matematika. Menurut Arends, pembelajaran
5
berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan
autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan
inquiri, keterampilan berpikir lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Model pembelajaran PBL juga dapat menekankan keaktifan siswa. Karena dalam
prosesnya, siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri. Siswa menerapkan
sesuatu yang telah diketahuinya, menemukan sesuatu yang perlu diketahuinya, dan
mempelajari cara mendapatkan informasi yang dibutuhkan lewat berbagai sumber.
6
b) Penyelidikan autentik
PBL mengharuskan siswa melakukan penyelidikan untuk mencapai penyelesaian
masalah yang bersifat nyata, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat kesimpulan, dan
menggambarkan hasil karya.
c) Menghasilkan karya-karya dan memamerkannya
Pada model pembelajaran PBL, siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya
dalam bentuk karya (penyelesaian) dan memamerkan hasil karyanya. Artinya hasil
penyelesaian masalah siswa ditampilkan.
d) Kolaborasi
Tugas-tugas belajar harus diselesaikan bersama-sama antara siswa dengan siswa
lainnya, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.
Sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh
guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada model pembelajaran PBL terdiri dari 5 langkah
utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan
diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Dalam model pembelajaran PBL, guru berperan mengajukan permasahan nyata,
memberikan dorongan, memotivasi dan menyediakan bahan ajar, dan fasilitas yang
diperlukan siswa untuk mendukung proses pembelajaran. Sejalan dengan itu, Menurut
Ibrahim, peran guru di dalam kelas PBL antara lain:
a) Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa pada masalah autentik, yaitu
masalah kehidupan nyata sehari-hari.
b) Menfasiliasi/membimbing penyelidikan, misalnya melakukan pengamatan atau
melakukan eksperimen/percobaan
c) Memfalitasi dialog siswa
d) Mendukung belajar siswa.
7
Adapun sintaks pembelajaran dalam model pembelajaran PBL dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran PBL
8
4) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata. Hal ini bisa
meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajarinya.
5) Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan
menerima pendapat orang lain, serta menanamkan sikap sosial yang positif
dengan siswa lainnya
6) Pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap
pembelajar dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat
diharapkan
7) PBL diyakini dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik
secara individual maupun kelompok, karena hampir di setiap langkah menuntut
adanya keaktifan siswa
b. Kekurangan Model Pembelajaran PBL
Selain berbagai kelebihan tersebut, model pembelajaran PBL juga memiliki
beberapa kekurangan, yakni:
1) Bagi siswa yang malas, tujuan dari model tersebut tidak dapat tercapai
2) Membutuhkan banyak waktu dan dana
Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan PBL.
1. Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar.
9
2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran
masing-masing.
3. Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap
ilmiah.
4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan
para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.
5. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.
Dalam pembelajaran, yang dimaksud dengan metode diskusi adalah terlibatnya suatu
kelompok belajar yang saling berinteraksi secara verbal didalam kelas. Interksi tersebut dapat
berlangsung antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru.
10
Tabel 1
Pengelompokkan Berdasarkan Nama untuk Siklus 1
Langkah I
Mengurutkan siswa berdasarkan
daftar hadir
11
Kelompok selanjutnya juga dilakukan proses yang sama (mengambil siswa dari urutan
nama yang berabjad a sampai z).
Tabel 2
Prosedur Pengelompokan Heterogenitas Berdasarkan Kemampuan Akademik untuk siklus 2
a. Siswa diurut dari tingkat kemampuan tinggi sampai ketingkat kemapuan rendah.
12
b. Pengambilan kelompok I dilakukan dengan mengambil siswa yang mendapat nomor 1
(yaitu nomor urut 1,2,3 dan 4)
c. Pembentukan kelompok II dan seterusnya dilakukan dengan mengambil siswa yang
mendapat nomor 2, nomor 3 dan nomor empat.
Kelompok selanjutnya juga dilakukan proses yang sama (mengambil siswa dari urutan
berkemampuan rendah berikutnya, siswa berkemampuan tinggi berikutnya, dan dua orang
siswa dari kemampuan sedang berikutnya).
Hasil belajar erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Ditinjau dari faktor-faktor
yang mempengaruhinya, hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang
berasal dari siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar siswa (eksternal). Untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilakukan suatu evaluasi
terhadap hasil belajar.
Hasil belajar itu sendiri merupakan prestasi yang dicapai seseorang setelah mengikuti
proses pembelajaran. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar bila terjadi perubahan
tingkah laku dalam dirinya dan perubahan itu terjadi karena latihan dan pengalaman yang
diperolehnya. Perubahan yang diperoleh dari hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku
yang ditampilkan oleh individu.
Menurut Arikunto bahwa “hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses
belajar”. Perubahan ini tampak dalam bentuk perubahan yang dapat diamati dan dapat diukur
dalam proses pembelajaran. Tingkat penguasaan siswa dapat diketahui dari hasil, dalam hal
ini tingkat keberhasilan siswa dalam belajar terlihat dari hasil tes yang diberikan pada siswa
setelah perlakuan.
Dari semua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mempelajari matematika dengan tujuan
kognitif. Menurut Taksonomi Bloom tujuan kognitif ini mencakup pengetahuan pengalaman,
penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
13
F. Materi Ajar
FUNGSI LOGARITMA
Definisi
Jika dan maka jika dan hanya jika
Fungsi logaritma dengan bilangan pokok dinyatakan sebagai
( )
Sifat-sifat Logaritma
1. Misalkan dan bilangan real, dan , maka :
a.
b.
c.
2. Untuk dan bilangan real positif, dan berlaku
: ( )
3. Untuk dan bilangan real dengan dan berlaku:
( )
4. Untuk dan bilangan real, , , berlaku
5. Untuk dan bilangan real positif, , dan , berlaku
14
Langkah-langkah menggambar grafik fungsi logaritma untuk a > 1 dan 0 < a <1
-
1. Buatlah tabel yang menghubungkan x dengan y = f(x) = yaitu dengan memilih
beberapa nilai x sehingga y mudah ditentukan.
2. Gambarlah titik-titik (x,y) yang diperoleh dalam langkah 1 pada bidang kartesius,
kemudian hubungkan titik-titik tersebut dengan kurva mulus sehingga diperoleh
grafik fungsi logaritma y = f(x) = .
-
2. Buatlah tabel yang menghubungkan x dengan y = f(x) = yaitu dengan memilih
beberapa nilai x sehingga y mudah ditentukan.
2. Gambarlah titik-titik (x,y) yang diperoleh dalam langkah 1 pada bidang kartesius,
kemudian hubungkan titik-titik tersebut dengan kurva mulus sehingga diperoleh
grafik fungsi logaritma y = f(x) =
Persamaan logaritma
1. ( )
a
Jika ( ) a dan ( ) maka ( )
a a
2. ( ) ( )
a a
Jika ( ) ( ) ( ) dan ( ) maka ( ) ( )
a b
3. ( ) ( )
a b
Jika ( ) ( ) , maka ( )
h(x) h(x)
4. ( ) ( )
h(x) h(x)
Jika ( ) ( ) ( ) ( ) , ( ) dan ( ) maka
( ) ( )
f(x) g(x)
5. ( ) ( )
f(x) g(x)
Jika ( ) ( ) ( ) maka ( ) ( ) asalkan ( ) ( )
( ) dan ( )
Pertidaksamaan Logaritma
Pertidaksamaan logaritma dapat diselesaikan dengan memahami persamaan logaritma dan
karakteristik fungsi logaritma.
a. Untuk grafik ( )
15
Jika maka
b. Untuk grafik ( )
Jika , maka
G. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan sebuah aktivitas yang melibatkan peserta didik dan guru. Didalam proses
pembelajaran sering terjadi masalah yaitu kesulitan peserta didik memahami suatu konsep.
Untuk itu penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Arends menjelaskan salah satu tujuan dari model pembelajaran PBL adalah mengembangkan
kemampuan berpikir dan bernalar siswa serta kemampuan memecahkan masalah. Sehingga
dalam model pembelajaran PBL siswa dituntut untuk bernalar matematis terhadap suatu
masalah yang diberikan.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terdiri dari 5 fase. Pada fase pertama
yaitu orientasi siswa pada masalah. Dalam fase ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran
dan aktivitas yang akan dilakukan agar peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa
permasalahan yang akan dibahas, dan bagaimana guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran. Hal ini ditujukan untuk memberi konsep dasar kepada peserta didik. Selain itu,
dengan adanya motivasi dan orientasi masalah yang diberikan dapat menimbulkan rasa ingin
tahu siswa terhadap pemecahan suatu masalah sehingga akan mendorong siswa untuk
bernalar dan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Fase kedua adalah mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini, guru membantu peserta
didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah yang telah diorientasi, misalnya membantu peserta didik membentuk kelompok
kecil, membantu peserta didik membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya,
kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut. Selain
itu, siswa juga memperkirakan solusi dan kecenderungan dari permasalahan tersebut. Hal ini
merupakan indikasi bahwa siswa mulai menggunakan kemampuan penalarannya sehingga
akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Fase ketiga adalah guru membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Pada tahap ini,
16
melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri untuk
mendapatkan penjelasan dan solusi dari masalah. Dalam hal ini siswa dituntut untuk dapat
melakukan analogi dan generalisasi berdasarkan data-data yang telah diamati dan
penyelidikan yang telah dilakukan, serta dapat menarik kesimpulan dari pernyataan-
Fase keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru
membantu peserta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap
sebelumnya. Dalam hal ini, beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok
penyaji akan memberi argumen terhadap pemecahan masalah yang dipaparkan, kemudian
kelompok yang lain memeriksa kesahihan argumen yang diberikan oleh temannya. Selain itu,
peserta didik harus dapat memberikan alasan atau bukti terhadap solusi masalah yang telah
Fase yang kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas
yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru membantu peserta didik
melakukan refleksi dan evaluasi serta mengklarifikasi hasil diskusi kemudian guru bersama
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa dalam model Problem Based Learning
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam mata pelajaran
Matematika Peminatan pokok bahasan Eksponen bagi siswa SMA Negeri 1 Pagai Utara
Selatan. Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X IPA-1. Jumlah siswa
kelas X IPA-1 yang belajar pada semester ganjil ini adalah 26 orang.
Tempat penelitian ini di SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan, Jl. Berkat-Baru, Kecamatan
Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, email : sman1pus@gmail.com.
Yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yakni Guru Matematika SMA
Negeri 1 Pagai Utara Selatan. Penelitian ini direncanakan dalam beberapa siklus. Siklus
penelitian akan terus dilakukan sampai tujuan penelitian tercapai. Dan sasaran dari peneliti
adalah siswa kelas X IPA-1 SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan Semester 1 Tahun ajaran
2019/2020.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan (Action Research) dimana dalam satu kelas
diberi tindakan (action) karena adanya kesenjangan atau masalah dalam pembelajaran yaitu
rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menimbulkan rendahnya hasil belajar
siswa pada setiap kali diadakan ulangan. Tindakan yang diberikan adalah penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini dilaksanakan dengan
mengunakan model siklus. Model siklus ini terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan,
observasi, evaluasi, dan refleksi.
C. Rencana Tindakan
18
a. Mengkaji materi matematika sesuai dengan KTSP
b. Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran.
c. Merencanakan kelompok belajar.
Sesuai dengan kajian pustaka, maka rencana tindakan adalah guru akan menggunakan
bahan diskusi dan metode diskusi serta tanya jawab dengan materi tersebut. Dalam
penyampaian, diharapkan dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan tutor sebaya
dan tanya jawab ini diharapkan siswa akan antusias, bersemangat, berfikir, berdiskusi,
berbagi dengan teman sekelasnya, serta ada umpan balik atau pertanyaan siswa terhadap apa
yang mereka diskusikan, ataupun tentang hal-hal yang tidak dipahami siswa. Setiap kali
pertemuan diberikan postest sehingga siswa mampu mengeluarkan potensinya, terhadap
kedalaman pemahamannya tentang materi tersebut.
D. Siklus Penelitian
Dalam pembelajaran yang telah dilalui dengan metode ceramah ditemukan beberapa hal:
Secara keseluruhan siswa belum aktif dalam pembelajaran. Tindakan yang dilakukan
adalah memakai metode diskusi kelompok karena metoda diskusi kelompok ini dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini direncanakan dilakukan dalam 2 siklus. Dua siklus pertama dilakukan
dengan rencana tindakan yang akan diberikan dengan menekankan kepada pembelajaran
Problem Based Learning(PBL) dengan metode diskusi kelompok yang sangat relevan dengan
materi dan pada siklus kedua digunakan metode diskusi kelompok tetapi penentuan
kelompoknya dilakukan berdasrkan nilai serta kelompoknya diperkecil lagi. Materi pelajaran
awalnya dijelaskan oleh guru secara singkat, kemudian dibagikan bahan yang hasil diskusi
oleh masing-masing kelompok, setelah itu hasil diskusi kelompok dipresentasikan secara
bergiliran, dan kelompok lain dapat bertanya dan menanggapi hasil presentasi. Kemudian
diberikan postest untuk menguji kepahaman siswa dengan materi yang sudah dipelajari .
19
1. Siklus 1
a. Perencanaan
1) Menetapkan jadwal
2) Mengkaji silabus dan buku paket
3) Menyusun RPP
4) Menyusun lembaran observasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanan pembelajaran terbagi atas tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan
inti dan penutup. Prosedur yang dilakukan pada proses pelaksanaan adalah
sebagai berikut :
Pertemuan 1
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai sifat-sifat eksponen guru dan menjawab
melalui pertanyaan- pertanyaan guru.
pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Dalam fungsi eksponen,
20
ada yang namanya
persamaan dan
pertidaksamaan
eksponensial, bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
berikut: dan
? Untuk
mengetahuinya ananda
perlu mempelajari
persamaan eksponensial
( )
bentuk dan
( ) ( )
”.
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
menggunakan grafik,
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
( )
berbentuk , dan
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
( ) ( )
berbentuk
dengan benar dan teliti”.
Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan
kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
21
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial dengan
didik pada menggunakan grafik fungsi
masalah eksponensial dan
menggunakan operasi aljabar.
Fase II : Mengelompokkan peserta Membentuk Ceramah 15 menit
Mengorgani didik dalam kelompok kecil(1 kelompok yang
sasikan kelompok terdiri dari 5 terdiri dari 5 orang
peserta orang)
didik Membagikan lembar kerja Menerima LKPD
belajar peserta didik(LKPD)
As Memberi kesempatan kepada Aktif dalam
kelompok untuk membaca membaca
buku peserta didik atau buku,mencari
sumber lain guna referensi dari
memperoleh informasi yang berbagai sumber
berkaitan dengan persamaan tentang persamaan
eksponensial eksponensial
Fase III: Memantau perkembangan Berdiskusi dengan Berdiskusi 15 menit
Membimbin jalannya diskusi masing- teman keompok
g masing kelompok dan untuk
penyelidika membantu jika terdapat menyelesaiakan
n individu anggota kelompok yang masalah pada LKPD
dan kesulitan
kelompok
Fase IV: Meminta peserta didik Menuliskan laporan Berdiskusi, 15 menit
Mengemban menyiapkan laporan hasil hasil diskusi di Tanya Jawab
gkan dan diskusi LKPD yang telah
menyajikan didiskusikan dengan
hasil karya teman kelompok
Meminta perwakilan Salah satu perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
22
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
Pertemuan 2
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
23
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai persamaan guru dan menjawab
eksponen melalui pertanyaan- pertanyaan guru.
pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Pada pertemuan
sebelumnya ananda telah
mempelajari bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
( ) ( )
dan
( )
Sekarang,
bagaimana jika
persamaan
eksponensialnya
( ) ( )
berbentuk
( ) ( )
dan
, dapatkah ananda
menentukan nilai
variabelnya?
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
( ) ( )
berbentuk dan
( ) ( )
dengan benar”.
24
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial bentuk ( )
didik pada ( )
dan ( )
masalah ( )
.
25
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang
infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial
( ) ( )
bentuk bentuk
dan
( ) ( )
26
Pertemuan 3 dan 4
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai persamaan guru dan menjawab
eksponensial melalui pertanyaan guru.
pertanyaan-pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Pada pertemuan
sebelumnya ananda telah
mempelajari bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
( ) ( )
dan
( ) ( )
Sekarang, bagaimana
jika persamaan
eksponensialnya
berbentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( ) ( ), dapatkah
ananda menentukan nilai
variabelnya?
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
27
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
berbentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( )
( ) dengan benar.”
.
Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan
kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial bentuk
didik pada ( ) ( )
( ) ( )
dan
masalah ( ) ( ) ( ) ( )
28
memperoleh informasi yang berbagai sumber
berkaitan dengan persamaan tentang persamaan
eksponensial eksponensial
Fase III: Memantau perkembangan Berdiskusi dengan Berdiskusi 17 menit
Membimbin jalannya diskusi masing- teman keompok
g masing kelompok dan untuk
penyelidika membantu jika terdapat menyelesaiakan
n individu anggota kelompok yang masalah pada LKPD
dan kesulitan
kelompok
Fase IV: Meminta peserta didik Menuliskan laporan Berdiskusi, 15 menit
Mengemban menyiapkan laporan hasil hasil diskusi di Tanya Jawab
gkan dan diskusi LKPD yang telah
menyajikan didiskusikan dengan
hasil karya teman kelompok
Meminta perwakilan Salah satu perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang
infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial
29
bentuk ( ) ( )
( ) ( )
dan ( ) ( )
( ) ( )
Memberikan informasi Mendengarkan
kepada peserta didik untuk informasi tentang
belajar di rumah untuk pelajaran berikutnya
pertemuan selanjutnya
pertidaksamaan eksponensial
dengan bilangan pokok a > 1.
Menutup pembelajaran Berdoa dan
dengan berdoa dan mengucap mnegucapkan salam
salam penutup kepada guru
c. Observasi
Pada tahap ini akan dilihat kegiatan siswa sewaktu diskusi dengan kelompok,
kemudian pada saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok, meyampaikan
pendapat, saran dan pertanyaan kepada kelompok penyaji. Semua kegiatan /
aktifitas itu dicatat pada buku nilai
d. Refleksi
Pada akhir siklus I diadakan refleksi terhadap kegiatan dan hasil yang
diperoleh berdasarkan hasil observasi dari peneliti, catatan yang dibuat oleh
peneliti dan hasil tes yang dikerjakan oleh siswa, akan dijadikan dasar untuk
menyusun rencana tindakan pada siklus II.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
1) Menetapkan jadwal
2) Mengkaji silabus dan buku paket
3) Menyusun RPP
4) Menyusun lembaran observasi
b. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang telah disusun pada siklus II ini dilaksanakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Pertemuan 1
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
30
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai sifat-sifat eksponen guru dan menjawab
melalui pertanyaan- pertanyaan guru.
pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Dalam fungsi eksponen,
ada yang namanya
persamaan dan
pertidaksamaan
eksponensial, bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
berikut: dan
? Untuk
mengetahuinya ananda
perlu mempelajari
persamaan eksponensial
( )
bentuk dan
( ) ( )
”.
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
menggunakan grafik,
menentukan penyelesaian
31
persamaan eksponensial
( )
berbentuk , dan
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
( ) ( )
berbentuk
dengan benar dan teliti”.
Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan
kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial dengan
didik pada menggunakan grafik fungsi
masalah eksponensial dan
menggunakan operasi aljabar.
Fase II : Mengelompokkan peserta Membentuk Ceramah 15 menit
Mengorgani didik dalam kelompok kecil(1 kelompok yang
sasikan kelompok terdiri dari 4 terdiri dari 5 orang
peserta orang)
didik Membagikan lembar kerja Menerima LKPD
belajar peserta didik(LKPD)
As Memberi kesempatan kepada Aktif dalam
kelompok untuk membaca membaca
buku peserta didik atau buku,mencari
sumber lain guna referensi dari
memperoleh informasi yang berbagai sumber
32
berkaitan dengan persamaan tentang persamaan
eksponensial eksponensial
Fase III: Memantau perkembangan Berdiskusi dengan Berdiskusi 18 menit
Membimbin jalannya diskusi masing- teman keompok
g masing kelompok dan untuk
penyelidika membantu jika terdapat menyelesaiakan
n individu anggota kelompok yang masalah pada LKPD
dan kesulitan
kelompok
Fase IV: Meminta peserta didik Menuliskan laporan Berdiskusi, 15 menit
Mengemban menyiapkan laporan hasil hasil diskusi di Tanya Jawab
gkan dan diskusi LKPD yang telah
menyajikan didiskusikan dengan
hasil karya teman kelompok
Meminta perwakilan Salah satu perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan
mempresentasikan hasil hasil diskusi
diskusi
Fase V: Meminta kelompok lain Memperhatikan Berdiskusi, 10 menit
Menganalis memperhatikan kelompok penjelasan dari Tanya Jawab
a dan yang tampil kelompok yang tanpil
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
33
( )
bentuk dan
( ) ( )
Pertemuan 2
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai persamaan guru dan menjawab
eksponen melalui pertanyaan- pertanyaan guru.
pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Pada pertemuan
sebelumnya ananda telah
mempelajari bagaimana
cara menyelesaikan
34
persamaan eksponensial
( ) ( )
dan
( )
Sekarang,
bagaimana jika
persamaan
eksponensialnya
( ) ( )
berbentuk
( ) ( )
dan
, dapatkah ananda
menentukan nilai
variabelnya?
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
berbentuk ( ) ( )
dan
( ) ( )
dengan benar”.
35
didik pada ( )
dan ( )
masalah ( )
.
36
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang
infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial
( ) ( )
bentuk bentuk
dan
( ) ( )
Pertemuan 3 dan 4
No Kegiatan Metode Alokasi
K. Guru K. Siswa Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan
Oreintasi Mengucapkan salam Memberi salam Ekspositori 10 menit
pembuka dengan ramah dan kepada guru
santun
Meminta kesedian salah Berdoa
seorang peserta didik untuk
memimpin doa sesuai
keyakinan masing-masing
Menyiapkan peserta didik Mempersiapkan diri
secara psikis dan fisik untuk untuk mengikuti
mengikuti proses proses pembelajaran
pembelajaran.
Mengecek kehadiran peserta Mendengar dan
didik menjawab ketika
namanya dipanggil
Apersepsi Mengingatkan kembali materi Menyimak penjelasan
mengenai persamaan guru dan menjawab
37
eksponensial melalui pertanyaan guru.
pertanyaan-pertanyaan.
“Apa pelajaran kita
pertemuan sebelumnya?”
Guru merespon jawaban
siswa dan melengkapi
jawaban siswa.
Motivasi Memberikan motivasi Menyimak penjelasan
gambaran manfaat dan guru
aplikasi dari persamaan
eksponensial
“Pada pertemuan
sebelumnya ananda telah
mempelajari bagaimana
cara menyelesaikan
persamaan eksponensial
( ) ( )
dan
( ) ( )
Sekarang, bagaimana
jika persamaan
eksponensialnya
berbentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( )
( ) , dapatkah
ananda menentukan nilai
variabelnya?
Pemberian Menyampaikan tujuan Menyimak penjelasan
Acuan pembelajaran guru
“peserta didik dapat
menentukan penyelesaian
persamaan eksponensial
berbentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( ) ( ) dengan benar.”
.
Menjelaskan mekanisme Menyimak penjelasan
kegiatan yang akan guru
dilaksanakan.
“pada pertemuan ini, Ananda
akan bekerja berkelompok
sesuai kelompok yang telah
ibu tentukan sebelumnya.
Ananda akan mengerjakan
aktivitas pada LKPD dan
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok. Ibu
berharap seluruh peserta
didik aktif dalam kelompok
maupun indivdu”
38
Menyampaikan lingkup Menyimak penjelasan
penilaian guru
Sikap Sosial: Tanggung
Jawab, Kerjasama, Sopan
santun
Keterampilan:
Menyelesaikan masalah
kontekstual
Pengetahuan:
Menyelesaikan masalah
pada tes formatif
2 Inti
Fase I: Guru menjelaskan cara Menganalis masalah Ekspositori 5 menit
Orientasi menyelesaikan persamaan terkait yang diberikan
peserta eksponensial bentuk
didik pada ( ) ( )
( ) ( )
dan
masalah ( ) ( ) ( ) ( )
39
mengevalua Memberi kesempatan kepada Memberi masukkan
si proses peserta didik lainnya untuk kepada kelompok
pemecahan bertanya dan memberikan yang tampil
masalah pendapat tentang hasil diskusi
yang disajikan
Menghimpun jawaban- Mendengar
jawaban peserta didik sambil penjelasan yang tepat
memberikan penjelasan dari guru
singkat dan menunjukkan
jawaban yang tepat.
Memberikan latihan Mengerjakan latihan
Memberikan umpan balik
hasil latihan
3 Penutup
Meminta peserta didik untuk Menyampaikan 5 menit
memberikan kesimpulan kesimpulan tentang
tentang materi yang telah materi yang dipelajari
dipelajari
Memberi penguatan Mendengar dan
kesimpulan yang ditayang mencatatn penguatan
kan dengan bantuan laptop kesimpulan yang
dan infocus diberikan guru
Dengan bantuan laptop dan Mencatat PR yang
infocus, menanyangkan diberikan guru
sebuah masalah, untuk
dijadikan PR terkait
persamaan eksponensial
bentuk ( ) ( )
( ) ( ) dan ( ) ( )
( ) ( )
Memberikan informasi Mendengarkan
kepada peserta didik untuk informasi tentang
belajar di rumah untuk pelajaran berikutnya
pertemuan selanjutnya
pertidaksamaan eksponensial
dengan bilangan pokok a > 1.
Menutup pembelajaran Berdoa dan
dengan berdoa dan mengucap mnegucapkan salam
salam penutup kepada guru
c. Observasi
Pada tahap ini akan dilihat kegiatan siswa sewaktu diskusi dengan kelompok,
kemudian pada saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok, meyampaikan
pendapat, saran dan pertanyaan kepada kelompok penyaji. Semua kegiatan /
aktifitas itu dicatat pada buku nilai
d. Refleksi
40
Hasil observasi yang dilakukan digunakan sebagai bahan dalam melakukan
refleksi siklus II. Pada refleksi ini digambarkan hasil yang dicapai dan
dibandingkan dengan siklus pertama apakah diperoleh kemajuan pada siklus
kedua. Dengan siklus kedua ini maka akan diperoleh gambaran secara
keseluruhan dan sekaligus mengetahui jawaban masalah atau pertanyaan yang
diajukan. Dengan kata lain disini akan diperoleh gambaran apakah hasil
penelitian ini sesuai atau tidak dengan tujuan yang dirumuskan.
E. Jadwal Penelitian
N Rencana Kegiatan Waktu / Bulan Ke / minggu Ke
Prapenelitian
F. Instrumen Penelitian
Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka digunakan instrumen pengumpul data
yaitu tes hasil belajar.. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi yang diberikan pada akhir siklus I, dan siklus II.
Data yang diperoleh selama proses penelitian dianalisis secara statistik deskriptif dan
teknik persentase. Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui informasi lebih rinci dari
satu kelompok data hasil belajar meliputi nilai rata-rata dan kuartil.
41
H. Indikator Keberhasilan
a. Adanya perubahan proses pembelajaran kearah yang lebih baik, yakni dengan nilai
rata-rata siswa mencapai 75,
b. Terdapat perubahan nilai berupa peningkatan dari nilai sebelumnya yakni sekitar
80% siswa X IPA-1 mendapatkan nilai di atas 75.
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus 1
a. Hasil Belajar Siswa
Pelaksanaan penelitian pada siklus I ini, dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan di kelas X
IPA-1 dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Materi pokok bahasan yaitu Persamaan
Eksponen.
Berikut ini disajikan data nilai tes siswa pada siklus I:
Tabel 3
Daftar nilai tes siswa Siklus I
NO Nama Nilai
1 ADVENT JORDAN .W. N. 82
2 ANNISA MUTIARA 89
3 BOBBI SAMALOISA 58
4 DANIEL OKI PRADANA 24
5 DARWIL SAKEREBAU 29
6 DELPI YUNITA 43
7 DENNY FERDIANSYAH 76
8 DINDA AFINAL SABABALAT 70
9 ENY SABELAU 64
10 EVA JUWITA GULTOM 56
11 HARTINA HARUN 53
12 HERLINA NURSANTI. S 52
13 IMELDA AGUSTIN SAMALOISA 39
14 IVAN SAMUEL SAKEREBAU 66
15 MUHAMAT FAJRI 58
16 PUTRI NOVANI 63
17 RACHEL FIRMANSYAH 25
18 RAJIF ALHIDAYAH (TK) 64
19 RAYHAN ZULFI. P 51
20 RIL SIRITOITET 28
21 SEPTRIWAN REAGEN. S 35
22 TANIA AMANDA PUTRI 78
23 TEGUH ANDIKA 50
24 WAHYU IKHLAS FEBRIAN 34
25 YUSRIL SAMALOISA 41
26 ZAHARA NAZYFA FARHAH 74
43
Berdasarkan hasil tabel diatas nilai yang dicapai oleh siswa belum cukup memuaskan. Nilai
rata-rata yang dicapai oleh siswa hanya 53,9. Ada 22 (85%) siswa yang memperoleh nilai
kurang dari 75. Secara klasikal siswa belum bisa dikatakan tuntas. Untuk keaktifan siswa pun
belum dapat dikatakan baik, karena hanya 11 orang siswa saja (10%) yang aktif bertanya atau
menanggapi saja sedangkan siswa yang aktif bertanya dan menanggapi hanya 3 orang siswa
(10%).
b. Refleksi / Penilaian Terhadap Tindakan
Berdasarkan data di atas, pada siklus I masih ditemui beberapa kelemahan-kelemahan
pada aktivitas siswa.
Aktivitas positif yang sudah cukup memuaskan adalah pada saat kelompok penyaji
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, siswa memperhatikan, menyalin/mencatat
dan bertanya dan menanggapi. Pada kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa berdiskusi
dan memperhatikan jawaban temannya. Walau siswa yang bertanya atau menjawab
pertanyaan masih kurang.
Aktivitas negatif seperti main HP, bermenung, mengobrol dan bekerja sendiri sudah
dapat dihilangkan. Serta siswa yang suka permisi atau keluar kelas tanpa keperluan
sudah mengalami penurunan.
Adapun kelemahan aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I adalah sebagai
berikut :
a. Kemampuan siswa bertanya masih rendah
b. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan masih rendah
2. Siklus 2
a. Revisi Tindakan
Revisi tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa pada
siklus II. Beberapa revisi tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan teknik pertanyaan
2) Menyuruh siswa untuk mempelajari materi dirumah telebih dahulu
3) Menyuruh siswa membuat beberapa pertanyaan tentang materi yang belum
dipahaminya.
4) Memperkecil kelompok menjadi 4 orang perkelompok
b. Hasil Belajar
44
Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada siklus II selama 2 kali pertemuan dapat dilihat
terjadinya perubahan baik dari keaktifan siswa sampai nilai tes yang meningkat. Hal ini
dapat dilihat pada tabel nilai tes dan keaktifan berikut :
Berikut ini disajikan data nilai tes siswa pada siklus I:
Tabel 4
Daftar nilai tes siswa Siklus I
NO Nama Nilai
1 ADVENT JORDAN .W. N. 84
2 ANNISA MUTIARA 90
3 BOBBI SAMALOISA 76
4 DANIEL OKI PRADANA 60
5 DARWIL SAKEREBAU 76
6 DELPI YUNITA 76
7 DENNY FERDIANSYAH 82
8 DINDA AFINAL SABABALAT 77
9 ENY SABELAU 77
10 EVA JUWITA GULTOM 76
11 HARTINA HARUN 77
12 HERLINA NURSANTI. S 77
13 IMELDA AGUSTIN SAMALOISA 75
14 IVAN SAMUEL SAKEREBAU 79
15 MUHAMAT FAJRI 79
16 PUTRI NOVANI 80
17 RACHEL FIRMANSYAH 73
18 RAJIF ALHIDAYAH (TK) 79
19 RAYHAN ZULFI. P 79
20 RIL SIRITOITET 75
21 SEPTRIWAN REAGEN. S 73
22 TANIA AMANDA PUTRI 83
23 TEGUH ANDIKA 75
24 WAHYU IKHLAS FEBRIAN 76
25 YUSRIL SAMALOISA 76
26 ZAHARA NAZYFA FARHAH 79
Berdasarkan hasil tabel diatas nilai yang dicapai oleh siswa sudah memuaskan. Nilai
rata-rata yang dicapai oleh siswa 77,26. Hampir seluruh siswa memperolah nilai di atas
standar ketuntasan minimum yakni 92% secara klasikal siswa sudah bisa dikatakan tuntas di
atas KKM 75.
45
c. Refleksi/Penilaian terhadap Tindakan
Berdasarkan hasil tabel diatas nilai yang dicapai oleh siswa sudah memuaskan. Nilai
rata-rata yang dicapai oleh siswa 77,26. Hampir seluruh siswa memperolah nilai di atas
standar ketuntasan minimum yakni 92% secara klasikal siswa sudah bisa dikatakan tuntas di
atas KKM 75.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa siklus penelitian ini
sudah dapat dihentikan karena sudah mencapai keseluruhan indikator keberhasilan yang
sudah ditetapkan sebelumnya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi metode pembelajaran diskusi kelompok dengan model Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan metode diskusi
kelompok ini dapat meningkatkan interaksi antar siswa, siswa bekerja sama dalam
mempelajari materi juga tugas-tugas yang diberikan guru.
Diskusi kelompok telah menjadikan siswa saling membantu satu sama lain, menghargai
pendapat temannya, berani mengeluarkan pendapat, memjelaskan dan mempertahankan
pendapat. Suasana belajar yang demikian menumbuhkan sikap percaya diri siswa, saling
menghargai dan bekerja sama.
Diskusi kelompok meningkatkan kemampuan siswa untuk bertanya, menanggapi dan
mengeluarkan pendapat, sehingga menjadikan siswa berfikir secara kritis dan mampu
meningkatkan penguasan siswa terhadap materi pelajaran.
Metode diskusi kelompok terbukti dapat hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan metode
diskusi kelompok ini dapat meningkatkan kerja sama sesama siswa, meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut ini :
Tabel 5. Perbandingan rata-rata nilai tes pada siklus I dan siklus II
Dari hasil tes siklus I dan siklus II diketahui bahwa metode diskusi kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dan dari tes siklus II diketahui bahwa metode diskusi
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
melalui Diskusi Kelompok dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat menciptakan pembelajaran Matematika Peminatan menjadi menyenangkan sehingga
siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Terbukti dengan
banyaknya tanggapan-tanggapan dari siswa terhadap pembelajaran matematika sehingga
interaksi dalam pembelajaran terjadi dalam dua arah dan bermuara pada peningkatan hasil
belajar matematika siswa. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi
peningkatan dan keaktifan siswa dalam belajar proses pembelajaran matematika.
B. Saran
1. Dalam pembelajaran Matematika pada materi yang tepat, sebaiknya guru dapat
menggunakan metode diskusi kelompok dengan model Problem Based Learning
(PBL).
2. Dalam pembelajaran sebaiknya guru juga memperhatikan minat belajar siswa dan
kemampuan awal (entry behavior) siswa.
3. Kepada sekolah semoga bisa melengkapi buku-buku pegangan siswa sehingga
memudahkan guru dalam pemberian tugas kepada siswa.
47
DAFTAR PUSTAKA
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Refika
Aditama, 2010).
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana
dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,
2013).
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).
Richard I. Arends, Learning to Teach. (New York: McGraw-Hill, 2004), h. 393.
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu untuk
Meningkatkan Profesionalisme Guru, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2012).
Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, ( Jogjakarta: Diva
Press, 2013).
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008).
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2010).