Anda di halaman 1dari 76

Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)

Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada


Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 BATANG KAPAS

PROPOSAL PTK

SYAFRIL.H,S.Pd
NIP.197112312005011033

SMAN 1 BATANG KAPAS


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT
KABUPATEN PESISIR SELATAN
2022
1
LEMBARAN PENGESAHAN

PenelitianTindakanKelasdenganJudul: “Penerapan Metode Kooperatif Model


TGT (Team Games Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Pada Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1
BATANG KAPAS” adalah benar-benar karya :

Nama : SYAFRIL.H, S.Pd


NIP : 19711231 200501 1 033
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Batang Kapas

Batang Kapas, 29 September 2022


Mengesahkan Penulis
Kepala SMA Negeri 1 Batang Kapas

Drs.BULITANURPAN SYAFRIL.H, S.Pd


NIP. 196309201988031006 NIP.197112312005011 033

2
SURAT PERNYATAAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Drs.BULITANURPAN
NIP : 19630920 198803 1 006
Jabatan : Kepala SMA Negeri 1 Batang Kapas
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Menerangkan dengan sebenar-benarnya yang tersebut dibawah ini :
Nama : SYAFRIL.H, S.Pd
NIP : 19711231 200501 1 033
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Batang Kapas

Telah menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas. Selanjutnya laporan


tersebut telah diarsipkan di perpustakaan sekolah.

Batang Kapas. 29 September2022


Kepala Perpustakaan Kepala SMAN 1 Batang Kapas

YULVINA PERMATA SARI,S.Pd Drs.BULITANURPAN


NIP. 19760706 201407 2 002 NIP. 19820927 200902 1 003

3
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan


limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
karya ilmiah dengan judul “Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games
Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada
Siswa Kelas XII SMAN I Batang Kapas Tahun Pelajaran 2022/2023
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-
dalamnya supervisor dan Kepala Sekolah SMAN 1 Batang Kapas dan teman-teman
sejawat yang membantu serta keluarga yang telah mendukung dalam penyusunan
PTK ini.
Penelitian tindakan kelas ini disusun untuk memenuhi persyaratan kenaikan
pangkat dan perbaikan dalam pembelajaran matematika serta jadi bahan masukan
bagi teman sejawat dalam melaksanakan PBM.
Berdasarkan kebutuhan dan perkembangan dunia pendidikan untuk
memperoleh kualitas pembelajaran yang optimal perlu adanya
perbaikanpembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini ditulis berdasarkan hasil
penenlitian yang dilaksanankan guru matematika SMAN 1 Batang Kapas pada tahun
2022.
Penulis berharap PTK ini dapat menjadi membangun pikiran yang bermanfaat
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bagi guru-guru pada masa yang akan
datang apabila menemui masalah yang sama.
Kemudian saya mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya PTK ini. Atas semua bantuan yang Bapak Kepala Sekolah dan
supervisor serta teman-teman berikan , semoga dapat balasan yang berlipat ganda di
sisi Allah SWT hendaknya.Amiin.

4
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ..............................................................................................
Lembar Pengesahan .........................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Abstrak .............................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................

B. Rumusan Masalah ..............................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................

D. Manfaat Penelitian ............................................................

E. Definisi Operasional ....ariabel ..........................................

F. Asumsi Penelitian ..............................................................

G. Batasan Masalah.................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Definisi Pembelajaran .......................................................

B. Pembelajaran Kooperatif .................................................

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif ...........................

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model TGT .................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .............................

B. Rancangan Penelitian ........................................................

5
C. Instrumen Penelitian ........................................................

D. Metode Pengumpulan Data ................................................

E. Teknik Analisis Data .......................................................

BAB I.... HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Item Butir Soal ....................................................

B. Analisi Data Penelitian Persiklus ......................................

C. Pembahasan .......................................................................

BAB .... SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan ............................................................................

B. Saran ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak

dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,

sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan

jelas.

Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa,

proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki

oleh siswa. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara

sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.

Pembelajaran matematika tidak juga tidak lagi mengutamakan pada

penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada

pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu akti....itas

peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika

dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.

(Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk

itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam

pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan


7
kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan

siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

Felder, (1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini

siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan

komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan

mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya

dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka

lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).

Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki

dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur,

1996: 2).

Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock memperkenalkan

suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang

pertama siswa bekerja secara individu, dan dua kali secara kelompok. Dalam

kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam

kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai

C atau lebih baik (Felder, 1994:14).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba Penerapan Metode
Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Pada peserta didik Kelas melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games

8
Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Pada Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 BATANG KAPAS
Tahun Pelajaran 2022/2023”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya

metode pembelajaran kooperatif model TGT pada siswa kelas XII Tahun

Pelajaran 2022/2023?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model TGT

terhadap motivasi belajar siswa kelas XII Tahun Pelajaran 2022/2023?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya

metode pembelajaran kooperatif model TGT pada siswa kelas kelas XII

Tahun Pelajaran 2022/2023.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode

pembelajaran kooperatif model TGT pada siswa kelas kelas XII Tahun

Pelajaran 2022/2023

9
D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang

berjudul Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games

Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar

Matematika Pada Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 BATANG KAPAS

yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut:

"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas XII menggunakan

metode TGT dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka dimungkinkan

minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XII akan lebih baik dibandingkan

dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran

yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

10
3. Siswa, dapat meningkatkan moti....iasi belajar dan melatih sikap sosial untuk

saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

4. Meningkatkan belajar siswa pada pelajaran matematika.

5. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai.

F.Definisi Operasional variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif :

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa

untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menentapkan tujuan bersama.

(Felder, 1994: 2).

2. Motivasi belajar adalah;

Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat

melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman.

Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.

3. Prestasi belajar adalah;

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran matematika.

11
G. Asumsi

Dalam penelitian ini diasumsikan;

1. Siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir

pelajaran.

2. Siswa menerima semua pelajaran yang disampaikan guru dengan baik.

3. Dalam mengerjakan soal tes tanpa dipengaruhi oleh siswa lain.

H. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang

meliputi;

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas XII tahun Pelajaran

2022/2023

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Sepetember semester ganjil tahun

pelajaran 2022

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan pengukuran

12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,

berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,

1996: 14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan

seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar

untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan

belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang

bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan

dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-

lain. (Soetomo, 1993: 120).

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa

belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi

tertentu.

13
B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa

untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

(Felder, 1994: 2).

Wahyuni (2001: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam

kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001: 8)

mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan akti....itas di

kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama dalam

proses pembelajaran.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan

siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam

memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah

hiterogen.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek belajar

tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara maksimal

dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran kooperatif

merupakan metode alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu

mengerjakan tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial,

serta perolehan kepercayaan diri.


14
Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling

memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang

pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996: 4). Dalam pembelajaran

kooperatif lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran

yaitu dengan cara kerjasama.

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan.

Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang

bersama”.

2. Para siswa memiliki tanggungjawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya,

disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi

yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan

yang sama.

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama besarnya

diantara para anggota kelompok.

5. Para siswa akan diberikan satu e....aluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap e....aluasi seluruh anggota kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara indi....idual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.


15
Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2) menambahkan unsur-

unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai berikut:

1. Ketergantungan Positif

Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika ada

anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota harus

menerima konsekuensinya.

2. Kemampuan Indi....idual

Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab melakukan

pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari.

3. Promosi tatap muka interaktif

Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap

indi....idu, beberapa diantarannya harus dilakukan secara interaktif, anggota

kelompok saling memberikan timbal balik.

4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat

Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan

pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan keputusan,

komunikasi dan konflik manajemen keahlian.

5. Kelompok Proses

Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa yang

mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan mengidentifikasi

perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di

waktu selanjutnya.
16
Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson,

Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam

pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Menentukan objek pembelajaran

2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

sebelum pembelajaran dimulai.

3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.

4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.

5. Menge....aluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara

mendiskusikan cara kerjasama.

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif

Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa memiliki

keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif

yang perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996: 25) adalah

keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.

1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Menggunakan kesepakatan

17
Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok memiliki

kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan untuk

mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama.

- Menghargai kontribusi

Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau mengenal

apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota kelompok yang dibuat

lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja tidak menyetujui yang

berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide dan tidak

terhadap pelaku.

- Menggunakan suara pelan

Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar anggota

kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan tidak frustasi

oleh suara keras dalam ruangan.

- Mengambil giliran dan berbagi tugas

Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan seseorang yang

mengemban tugas tertetentu dan mengambil tanggungjawab tertentu

dalam kelompok.

- Berada dalam kelompok

Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap anggota

kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat kerja kelompok.

- Berada dalam tugas

18
Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang menjadi

tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktunya.

- Mendorong partisipasi

Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok untuk

memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok. Karena

jika satu atu dua orang anggota kelompok tidak berpartisipasi atau hanya

memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok tersebut tidak

akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau

kurang imajinatif.

- Mengundang orang lain untuk berbicara

Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta orang

lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.

- Menyelesaikan tugas tepat waktunya

Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang

direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.

- Menyebutkan nama dan memandang bicara

Memangil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan kontak

mata akan memberikan rasa bahwa mereka telah memberikan kontribusi

penting kelompok.

- Mengatasi gangguan

19
Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang diakibatkan

karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan.

Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan

tugas belajar yang diberikan.

- Menolong tanpa memberi jawaban

Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan konsep, dalam

memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan cara pemecahannya.

- Menghormati perbedaan indi....idu.

Bersikap menghormati perbedaaan terhadap budaya unik, pengalaman

hidup serta suku bangsa/ras dari semua siswa dapat menghindari

permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat dikurangi, rasa memiliki

dan persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing indi....idu

anggota kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan, sensiti....itas dan

toleransi.

2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:

- Menunjukkan penghargaan dan simpati

Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensiti....itas terhadap

usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.

- Menggunakan pesan “saya”

20
Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar orang lain tidak

merasa terancam atau merasa bersalah sehingga permusuhan dapat

dihindari.

- Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima

Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan harus

dengan cara yang sopan dan sikap yang baik karena jika mengkritik

seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir

yang negatif dalam kelompok.

- Mendengarkan dengan aktif

Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan fisik dan

lisan dalam meperhatikan pembicara. Pembicara akan mengetahui bahwa

pendengar secara giat sedang menyerap informasi. Pengertian terhadap

konsep akan meningkat dan hasil kelompok akan menunjukkan tingkat

pemikiran dan komunikasi yang tinggi.

- Bertanya

Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau

penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep,

seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan

anggota kelompok yang malu dapat dimoti....asi untuk ikut berperan serta.

- Membuat ringkasan

21
Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini dapat

digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah dikerjakan dan apa

yang perlu dikerjakan.

- Menafsirkan

Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat yang

berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting dapat diberi

penekanan.

- Mengatur dan mengorganisir

Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan

secara efektif dan efisien. Dengan mengatur dan mengorganisir, tugas-

tugas yang diberikan akan dapt diselesaikan dengan efesien dan efektif.

- Memeriksa ketepatan

Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar.

Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan kekurang

tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang.

- Menerima tanggungjawab

Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul tangungjawab

dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok, untuk

meyelesaikan tugas yang diberikan.

22
- Menggunakan kesabaran

Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan pada

kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.

- Tetap tenang/mengurangi ketegangan

Maksud dari tatap tenang/mengurangi ketegangan adalah menimbulkan

atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang hening dalam

kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran yang lebih tinggi.

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Mengelaborasi

Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan pendapat-

pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu. Mengelaborasi dapat

menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan prestasi yang lebih

tinggi.

- Memeriksa secara cermat

Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam unuk

mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat dapat

menjamin bahwa jawabannya benar.

- Menanyakan kebenaran

23
Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban yang

dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk jawaban

tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir

tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan terhadap

ketepatan jawaban tersebut.

- Menganjurkan suatu posisi

Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan posisi kelompok

terhadap suatu masalah tertentu.

- Menetapkan tujuan

Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-prioritas. Pekerjaan

dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas.

- Berkompromi

Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan

persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat kepada

orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.

- Mengahadapi masalah khusus

Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah dengan

memakai pesan “saya”, tidak menuduh, tidak menggunakan sindiran, atau

memanggil nama. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang

24
dapat berubah bukan ciri atau ketidak mampuan seseorang semuanya itu

bertujuan untuk memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan

masalah. Dengan hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat

kebaikan, sensiti....itas dan toleran akan meningkat.

D. Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode TGT sebagai

berikut:

1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai

dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi

karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, moti....asi belajar,

jenis kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda.

2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan

pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan

peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu

siswa.

3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok.

Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling

bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan

masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran

tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi

juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa


25
mereka dianggap belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota

kelompok memahami materi pelajaran tersebut.

4. Siswa memainkan pertandingan-pertandingan akademik dalam tournament

mingguan dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama lain.

Pertandingan indi....idual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaaan

siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat

diselesaikan dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.

5. Hasil pertandingan selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya

dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai

atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk

membentuk skor kelompok.

6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik

prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini

dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.

Gagasan utama dibalik model TGT adalah untuk memoti....asi para

siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai

keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa

menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka

harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan.

Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik dan

menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,

berharga dan menyenangkan.


26
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan

penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b)

penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi sosial

eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian

tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru

secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan,

dan refleksi.

27
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran

peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,

sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data

yang seobjektif mungkin demi ke....alidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

SMA N 1 BATANG KAPAS Kelas XII

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XII pokok bahasan

dimensi tiga

B. Rancangan Penelitian

28
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki

kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:

3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya

adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke

siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), obser....ation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah dire....isi, tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian

tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.


29
Puta
ran 1

Refleksi Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan Puta
ran 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi Puta
ran 3
Tindakan/
Observasi

Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

30
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model team games

tournament.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang dire....isi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang dire....isi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

Obser....asi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana

masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki

sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

31
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-

masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif

model TGT, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk

mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika pokok bahasan dimensi

32
tigaTes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah

pilihan ganda (objektif).

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TGT, observasi

aktivitas siswa dan guru angket motivasi siswa, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefekti....an suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan

tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk

memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta akti....itas siswa

selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa

setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan e....aluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:


33
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan

secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar

bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar

bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari

atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar

digunakan rumus sebagai berikut:

34
3. Untuk lembar obser....asi

a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model TGT.

Untuk menghitung lembar obser....asi pengelolaan metode pembelajaran

kooperatif model TGT digunakan rumus sebagai berikut :

X=

Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2

b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan

rumus sebagai berikut :

%= x 100 % dengan

X= =

Dimana : % = Presentase pengamatan

X = Rata-rata

∑x = Jumlah rata-rata

P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2

35
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan

pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TGT yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT.

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I
36
a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-

alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TGT, dan

lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 10 September .... di kelas .... dengan jumlah siswa 27 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan

belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada

siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Penilaia Rata


n -rata

37
P1 P2
Pengamatan KBM
A.Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 2 2
3. Menghubungkan dengan pelajaran
sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-
kelompok belajar
B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah
I 3 3 3
metode pembelajaran kooperatif
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3 3 3
3. Melatih keterampilan kooperatif
3 3 3
4. Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran
3 3 3
5. Memberikan bantuan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 2 2 2
2. Guru antisias 3 3 3
Jumlah 32 32 32
Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria

kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan

pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek

yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan

38
yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi

dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti

pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Akti....itas Guru yang diamati Presentase


Menyampaikan tujuan
1 Memotivasi siswa 5,0
2 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 8,3
3 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 8,3
4 Menjelaskan materi yang sulit 6,7
5 Membimbing dan mengamati siswa dalam 13,3
6 menemukan konsep 21,7
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 10,0
8 kegiatan 18,3
9 Memberikan umpan balik 8,3
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Akti....itas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku 11,5
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 18,7
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 5,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang

paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa

dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Akti....itas lain yang

presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ e....aluasi, tanya

39
jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar

13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah

mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain

yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota

kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca

buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %.

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan

metode pembelajaran kooperatif model TGT sudah dilaksanakan dengan

baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan

penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh

siswa.

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

Keterangan No. Keterangan


No. Urut Skor Skor
T TT Urut T TT
1 60 √ 15 86 √
2 80 √ 16 60 √
3 90 √ 17 88 √
4 40 √ 18 40 √
5 96 √ 19 50 √
6 80 √ 20 87 √
7 80 √ 21 92 √
8 90 √ 22 80 √
9 50 √ 23 86 √
10 86 √ 24 50 √
11 85 √ 25 92 √
12 50 √ 26 88 √
13 97 √ 27 68 √
14 84 √ Jumlah 960 8 5
40
Jumlah 1030 10 4
Jumlah Skor 1990
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700
Rata-Rata Skor Tercapai 86,30

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 18

Jumlah siswa yang belum tuntas :9

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 86,30
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 18
3 Persentase ketuntasan belajar 86,67

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif model TGT diperoleh nilai rata-rata

prestasi belajar siswa adalah 66,30 dan ketuntasan belajar mencapai

66,67% atau ada 18 siswa dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya

sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki

yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru

41
dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada

siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memoti....asi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

42
2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-

alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TGT dan

lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 17 September .... di kelas …………. dengan

jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga keslah atau kekurangan pada

siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (obser....asi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah

tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

berikut:

43
Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

Penilaia
Rata
No Aspek yang diamati n
-rata
P1 P2
Pengamatan KBM
D.Pendahuluan
1. Memoti....asi siswa
3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3 4 3,5
3. Menghubungkan dengan pelajaran
sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-
kelompok belajar
E. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah 3 4 3,5
I metode pembelajaran kooperatif 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
2. Melatih keterampilan kooperatif
3. Mengawasi setiap kelompok secara 4 4 4
bergiliran
4. Memberikan bantuan kepada kelompok 3 3 3
yang mengalami kesulitan
A.Penutup
1. Membimbing siswa membuat
3 4 3,5
rangkuman
4 4 4
2. Memberikan e....aluasi
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 4 3 3,5
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik
2) : Kurang Baik
3) : Cukup Baik
4) : Baik

Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru dengan

44
menerapkan metode pembelajarn kooperatif model TGT mendapatkan

penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh

penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut

belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang

perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan

pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memoti....asi

siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep,

dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan

metode pembelajarn kooperatif model TGT diharapkan siswa dapat

menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan

pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag

telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil obser....asi aki....itas guru dan siswa :

Tabel 4.2. Akti....itas Guru Dan Siswa Pada Siklus II

No Akti....itas Guru yang diamati Presentase


1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memoti....asi siswa 6,7
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 6,7
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 11,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam 25,0
7 menemukan konsep 8,2
8 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 16,6
9 kegiatan 6,7

45
Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Akti....itas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku 12,1
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 21,0
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 5,4
7 Menulis yang rele....an dengan KBM 7,7
8 Merangkum pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes e....aluasi 10,8

Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang

paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa

dalam menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I,

akti....itas ini mengalami peningkatan. Akti....itas guru yang mengalami

penurunan adalah memberi umpan balik/e....aluasi/ Tanya jawab (16,6%),

mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan

menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum

pelajaran (6,7%).

Sedangkan untuk akti....itas siswa yang paling dominan pada siklus

II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika

dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan.

Aktifitas siswa yang mengalami penurunan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar

siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang rele....an dengan

KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas

46
siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%),

menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan

pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes e....aluasi (10,8%).

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

Keteranga Keteranga
No. No.
Skor n Skor n
Urut Urut
T TT T TT
1 60 √ 15 80 √
2 80 √ 16 80 √
3 90 √ 17 70 √
4 50 √ 18 60 √
5 100 √ 19 60 √
6 70 √ 20 80 √
7 80 √ 21 90 √
8 70 √ 22 80 √
9 60 √ 23 80 √
10 80 √ 24 50 √
11 80 √ 25 70 √
12 70 √ 26 80 √
13 70 √ 27 70 √
14 80 √ Jumlah 950 10 3
Jumlah 1040 11 3
Jumlah Skor 1990
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700
Rata-Rata Skor Tercapai 73,70

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 21

Jumlah siswa yang belum tuntas :6

Klasikal : Belum tuntas


47
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II


1 Nilai rata-rata tes formatif 73,70
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 21
3 Persentase ketuntasan belajar 77,78

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 73,70 dan ketuntasan belajar mencapai 77,78% atau ada 21 siswa

dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil

belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

48
d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut

dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi

soal-soal latihan pda siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan

belajar mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-

alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif model TGT dan lembar

observasi aktivitas guru dan siswa.


49
b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 24 September 2022di kelas XII dengan jumlah

siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan refisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan

pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.5. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III


Penilaia
Rata
No Aspek yang diamati n
-rata
P1 P2
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4 4 4
3. Menghubungkan dengan pelajaran
sebelumnya
4. Mengatur siswa dalam kelompok-
kelompok belajar
B. Kegiatan inti 4 4 4
1. Mempresentasikan langkah- 4 4 4
langkah metode pembelajaran kooperatif 4 4 4
2. Membimbing siswa

50
melakukan kegiatan
3. Melatih keterampilan
kooperatif 4 3 3,5
4. Mengawasi setiap kelompok
secara bergiliran 3 3 3
5. Memberikan bantuan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat
4 4 4
rangkuman
4 4 4
2. Memberikan evaluasi
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusia 4 4 4
2. Guru antisias 4 4 4
Jumlah 45 44 44,5
Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada

kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT mendapatkan

penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa,

membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan

pengelolaan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model TGT diharapkan dapat berhasil

semaksimal mungkin.

Tabel 4.6. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III

51
No Aktivitas Guru yang diamati Presentase
Menyampaikan tujuan
1 Memotivasi siswa 6,7
2 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 6,7
3 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi 10,7
4 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
5 Membimbing dan mengamati siswa dalam 10,0
6 menemukan konsep 22,6
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 10,0
8 kegiatan 11,7
9 Memberikan umpan balik 10,0
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Akti....itas siswa yang diamati Presentase
1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 20,8
2 Membaca buku 13,1
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 22,1
4 Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru 15,0
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 4,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 6,1
8 Merangkum pembelajaran 7,3
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,5

Berdasarkan tabel diatas tampak bahaw aktivitas guru yang

paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa

dalam menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan

materi yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab

menurun masing-masing sebesar (10%), dan (11,7%). Aktivitas lain yang

mengalami peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya

(10%), menyampiakan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%), meminta

siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan

membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas ynag

52
tidak menglami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan

memotivasi siswa (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus

III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang

mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi

antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang

lainnya mengalami penurunan.

Table 4.7. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III

Keterangan No. Keterangan


No. Urut Skor Skor
T TT Urut T TT
1 70 √ 15 70 √
2 80 √ 16 90 √
3 90 √ 17 80 √
4 60 √ 18 60 √
5 100 √ 19 80 √
6 80 √ 20 90 √
7 90 √ 21 90 √
8 80 √ 22 100 √
9 70 √ 23 80 √
10 80 √ 24 60 √
11 90 √ 25 80 √
12 80 √ 26 80 √
13 80 √ 27 80 √
14 90 √ Jumlah 1040 11 2
Jumlah 1140 13 1
Jumlah Skor 2180
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700
Rata-Rata Skor Tercapai 80,74
53
Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 24

Jumlah siswa yang belum tuntas :3

Klasikal : Tuntas

Tabel 4.8. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III


1 Nilai rata-rata tes formatif 80,74
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 24
3 Persentase ketuntasan belajar 88,89

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 80,74 dan dari 27 siswa yang telah tuntas sebanyak 24 siswa dan

3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88,89% (termasuk kategori

tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari

siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi

oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model TGT membuat siswa menjadi lebih

terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah

dalam memahami materi yang telah diberikan.

54
c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT. Dari data-data

yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing

aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Refisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran

kooperatif model TGT dengan baik dan dilihat dari akti....itas siswa serta

hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan

dengan baik. Maka tidak diperlukan re....isi terlalu banyak, tetapi yang

perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran


55
kooperatif model TGT dapat meningkatkan proses belajar mengajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif model TGT memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari

sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 77,78%, dan 88,89%. Pada

siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh akti....itas siswa dalam proses

metode pembelajaran kooperatif model TGT dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap

siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Akti....itas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh akti....itas siswa dalam proses

pembelajaran fisika pokok bahasan dimensi tiga dengan metode pembelajaran

kooperatif model TGT yang paling dominant adalah bekerja dengan

menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan


56
diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa

aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif model TGT

dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya

aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan

LKS/menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan

balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup

besar.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model TGT memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%), siklus II

(77,78%), siklus III (88,89%).

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT mempunyai pengaruh

positif, yaitu dapat meningkatkan moti....asi belajar siswa yang ditunjukan


57
dengan hasil wawancar dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban menyatakan

bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran kooperatif

model TGT sehingga mereka menjadi termoti....asi untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang

optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model TGT

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu

menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan

model kooperatif model TGT dalam proses belajar mengajar sehingga

diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam

taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan

baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan ………………………………….. Tahun Pelajaran .....

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar

diperoleh hasil yang lebih baik.


58
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar E....aluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses


Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

59
Felder, Richard M. 1994. Cooperati....e Learning in Technical Corse, (online), (Pcll\
d\My % Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi


Uni....ersitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. ....ictoria
Dearcin Uni....ersity Press.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Uni....ersitas Negeri

Surabaya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis E....aluasi Pengajaran. Bandung.


Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Moti....asi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Uni....ersitas Terbuka.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

60
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil


Belajar Matematika. Malang: Program Sarjana Uni....ersitas Negeri Malang.

Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
Lampiran 1
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL TGT

Nama Sekolah : SMAN 1 Batang Kapas


Mata pelajaran : Matematika Hari/Tanggal : selasa 12 september 2022
Nama Guru :Syafril.H,S.Pd
Petunjuk
Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Penilaian
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan
bersama siswa.
2 Membimbing siswa melakukan
kegiatan.
2. Membimbing siswa
mendiskusikan hasil kegiatan
dalam kelompok.
3. Memberikan kesempatan pada
siswa untuk mempresentasikan
hasil penyelidikan.

61
4. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan /menemukan konsep.
C. Pentup
1. Membimbing siswa membuat
rangkuman.
2. Memberikan e....aluasi.
II Pengelolaan waktu
1. Antusiasme kelas
III
2. Guru Antusias
Keterangan :
1. Kurang baik Batang Kapas September.2022
2. Cukup baik Pengamat
3. Baik
4. Sangat baik
( ………………………… )

Lampiran 5

LEMBAR PENGAMATAN AKTI....ITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM


Nama Sekolah : SMAN 1 Batang Kapas
Mata pelajaran : Matematika Hari/Tanggal : selasa 12 september 2022
Nama Guru :Syafril.H,S.Pd
Petunjuk Pengisian
Amatilah akti....itas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar
berlangsung, kemudian isilah lembar obser....asi dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan
dapat melihat semua akti....itas siswa yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan akti....itas guru dan siswa yang
dominan, kemudian 1 menit pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan.
3. pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian
setiap periode waktu tiga menit .
4. kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada
baris dan kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa
serempak.
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Menyampaikan tujuan 4. menyampaikan langkah-langkah/
2. Memoti....asi siswa/ merumuskan strategi.
masalah 5. Menjelaskan materi yang sulit.
3. mengaitkan dengan pelajaran 6. membimbing menemukan konsep.
sebelumnya.

62
7. Meminta siswa menyajikan dan 3. Bekerja dengan sesamaa anggota
mendiskusikan hasil kegiatan. kelompok.
8. Memberi umpan balik/ e....aluasi/ 4. Diskusi antar siswa/ antara siswa
tanya jawab. dengan guru.
9. Membimbing siswa merangkum 5. Menyediakan hasil pembelajaran.
pelajaran. 6. Mengajukan/ menanggapi
pertanyaan/ ide.
7. Menulis yang rele....an dengan
kbm.
1. Mendengarkan/ memperhatikan 8. Merangkum pembelajaran.
penjelasan guru. 9. Mengerjakan tes e....aluasi.
2. Membaca buku.

Nama Guru :

Nama Murid

Nama Murid
Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid
63
Lampiran 3
Data Pengamatan Akti....itas Guru dan Siswa Putaran I

Nama (Guru –
No RP I (90 menit) Jumlah
Siswa) P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 2 2 2 1 6 4 2 6 5 30
P2 2 1 2 1 4 5 4 7 4 30
Rata-rata X 2 1,5 2 1 5 4,5 3 6,5 4,5 30
Prosentase % 6,67 5 6,67 3,3 16,67 15 10 21,67 15 100
……………… P1 2 2 5 6 2 4 3 2 4 30
1
……………… P2 2 2 5 5 0 8 2 2 4 30
……………… P1 4 5 6 3 1 3 2 3 3 30
2
……………… P2 5 5 7 3 1 2 3 2 2 30
……………… P1 6 2 5 5 1 4 3 2 2 30
3
……………… P2 7 2 6 4 1 3 3 2 2 30
……………… P1 3 5 4 5 1 4 3 3 2 30
4
……………… P2 4 4 6 4 1 3 4 2 2 30
……………… P1 6 3 6 4 1 1 4 3 2 30
5
……………… P2 7 4 3 5 2 3 2 2 2 30
……………… P1 6 4 6 4 0 2 2 2 4 30
6
……………… P2 8 4 3 5 0 2 4 2 2 30
……………… P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30
7
……………… P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30
……………… P1 4 4 5 4 2 4 2 2 3 30
8
……………… P2 6 4 6 4 2 3 3 1 1 30
P1 36 29 43 34 10 25 21 19 23 240
Jumlah
P2 44 29 40 35 10 26 24 15 17 240
Rata-rata X 40 29 41,5 34,5 10 25,5 22,5 17 20 240
Prosentase rata-rata % 16,67 12,08 17,29 14,38 4,16 10,63 9,38 7,08 8,33 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

Prosentase rata-rata (%) = x 100%


Lampiran 4

Data Pengamatan Akti....itas Guru dan Siswa Putaran II

Nama (Guru –
No RP I (90 menit) Jumlah
Siswa) P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 1 3 2 1 6 5 3 7 2 30
P2 3 3 1 2 4 4 3 8 2 30
Rata-rata X 2 3 1,5 5 4,5 3 7,5 2 2 30
Prosentase % 6,67 10 5 5 16,67 15 10 25 6,67 100
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
1
……………… P2 6 3 5 5 1 3 2 2 3 30
……………… P1 4 4 7 5 1 2 2 2 3 30
2
……………… P2 7 3 5 4 2 2 2 2 3 30
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 3 30
3
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
……………… P1 6 6 6 2 2 2 2 2 2 30
4
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
……………… P1 5 4 6 4 2 2 2 2 3 30
5
……………… P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30
……………… P1 5 2 7 6 0 1 3 2 1 30
6
……………… P2 6 3 7 6 0 1 2 2 3 30
……………… P1 6 4 6 2 2 2 2 2 1 30
7
……………… P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30
……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
8
……………… P2 7 4 5 4 2 1 2 2 3 30
P1 38 32 50 31 13 15 17 16 28 240
Jumlah
P2 48 26 51 35 9 11 20 16 24 240
Rata-rata X 43 29 50,5 33 11 13 18,5 16 26 240
Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100
Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

prosentase rata-rata (%) = x 100%


Lampiran 5

Data Pengamatan Akti....itas Guru dan Siswa Putaran III

Nama (Guru –
No RP I (90 menit) Jumlah
Siswa) P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
………………. P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30
P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30
Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30
Prosentase % 6,7 6,7 10 13,3 10 22,6 10 11,7 10 100
……………… P1 5 2 7 5 2 2 2 2 3 30
1
……………… P2 6 3 6 5 1 1 3 2 3 30
……………… P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30
2
……………… P2 6 5 4 7 1 0 2 3 2 30
……………… P1 5 4 10 2 0 3 1 2 3 30
3
……………… P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30
……………… P1 6 4 6 5 1 2 1 2 2 30
4
……………… P2 8 5 4 6 0 2 1 2 2 30
……………… P1 7 4 7 4 1 0 2 2 3 30
5
……………… P2 9 5 7 4 0 1 0 2 2 30
……………… P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
6
……………… P2 8 3 7 4 0 0 3 2 3 30
……………… P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30
7
……………… P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30
……………… P1 5 5 7 2 1 2 2 2 4 30
8
……………… P2 7 4 8 4 1 0 2 2 2 30
P1 44 33 58 29 10 13 14 16 23 240
Jumlah
P2 56 30 48 43 4 7 15 19 18 240
Rata-rata X 50 31,5 53 36 7 10 14,5 17,5 20,5 240
Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100
Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

prosentase rata-rata (%) = x 100%


BERITA ACARA
PELAKSANAAN SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada hari ini kamis Tanggal 29 Bulan September Tahun 2022 bertempat di
Ruang Majelis Guru pada SMA Negeri 1 Batang Kapas yang beralamat Jl. Anakan
Nagari Koto Nan Duo Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Telah
diselenggarakan Acara Seminar Hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul :
Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)
Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada
Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 BATANG KAPAS” adalah benar-benar
karya :
Nama : SYAFRIL.H, S.Pd
NIP : 19711231 200501 1 033
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Pangkat/Golongan : Penata TK I/IIId
Jabatan : Guru
Instansi : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Tempat Penelitian : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Pada Acara Seminar tersebut :
Sebagai Penyaji :SYAFRIL.H, S.Pd
Sebagai Moderator : SUPARNIDA , S.Pd
Sebagai Pembahas : 1. SYAFRIL.H, S.Pd
Jabatan : Guru SMA Negeri 1 Batang Kapas
Susunan Acara Seminar :
(a) Pembukaan
(b) Sambutan Kepala Sekolah
(c) Pemaparan Singkat Laporan Hasil Penelitian Oleh Penyaji/Penulis Laporan
(d) Tanggapan, pertanyaan kritik/saran, masukan dari peserta seminar dan tanggapan
dari penyaji
(e) Penutup
(f) Jumlah Peserta yang hadir : 17 Orang
Adapun Daftar Hadir Peserta Seminar, Notulen Jalannya Acara Seminar, Print
Out Bahan Tayangan Paparan Penyaji, Foto Kegiatan Seminar dan Susunan
Panitia Seminar sebagaimana terlampir dalam Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Batang Kapas, 29 September 2022
Ketua Panitia Seminar
Selaku Kepala Sekolah

Drs.BULITANURPAN
NIP. 1963082019880310006
Lampiran11 :
DAFTAR HADIR ACARAPELAKSANAAN SEMINAR
Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)
Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada
Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 BATANG KAPAS” adalah benar-benar
karya :
Nama : SYAFRIL.H, S.Pd
NIP : 19711231 200501 1 033
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Pangkat/Golongan : Penata TK I/IIId
Jabatan : Guru
Instansi : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Pada Hari / Tanggal : Kamis / 29 September 2022
Peserta yang hadir : 17 Orang
No Nama / NIP Jabatan Asal Sekolah / TandaTangan
Instansi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Batang Kapas29 September 2022
Ketua Panitia Seminar
Selaku Kepala Sekolah

Drs.BULITANURPAN
NIP. 1963082019880310006
Lampiran12 :
NOTULEN
JALANNYA ACARA SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Dengan Judul : Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games
Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Pada Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 BATANG KAPAS ”
adalah benar-benar karya :
Nama : SYAFRIL.H, S.Pd
NIP : 19711231 200501 1 033
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Pangkat/Golongan : Penata TK I/IIId
Jabatan : Guru
Instansi : SMA Negeri 1 Batang Kapas

Jalanya Acara Seminar :


1. Pembukaan
Oleh Moderator denganbacaBasmallah/do’a
2. Sambutan-sambutan
Ketua Panitia Seminar/KetuaGugus
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………
SambutanPengawas
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………
3. Paparan Singkat Hasil Penelitian oleh Penyaji/Penulis Laporan (Bahan
Paparan Terlampir)
4. Tanggapan, pertanyaan, kritik/saran, masukan dari peserta seminar dan
tanggapan dari penyaji
Adapun pertanyaan, kritik/saran, masukan dari peserta seminar terhadap
laporan hasil penelitian dari peserta seminar dan tanggapan dari penyaji
adalah sebagai berikut:

No Nama Asal Instansi Isi pertanyaan, Tanggapan


kritik/saran dan/ Penyaji
atau masukan

5. Penutup
Oleh moderator, dengan membaca hamdallah/doa.
Batang Kapas, 29 September 2022
Ketua Panitia Seminar
Selaku Kepala Sekolah

Drs.BULITANURPAN
NIP. 1963082019880310006
Lampiran13 :
BAHAN TAYANGAN PAPARAN PENYAJI PADA ACARA SEMINAR
LAPORAN HASIL PENELITIA TINDAKAN KELAS

Dengan Judul : Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games


Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Pada Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 BATANG KAPAS ”
adalah benar-benar karya :
Nama : SYAFRIL.H, S.Pd
NIP : 19711231 200501 1 033
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Pangkat/Golongan : Penata TK I/IIId
Jabatan : Guru

Instansi : SMA Negeri 1 Batang Kapas


Padahari/Tanggal :
Pukul :
Bertempat di ruang :
SMA :
BahanTayang : (terlampir)

Batang Kapas, 29 September 2022


Ketua Panitia Seminar
Selaku Kepala Sekolah

Drs.BULITANURPAN
NIP. 1963082019880310006
Lampiran14 :
FOTO KEGIATAN PADA ACARA
SEMINAR LAPORAN HASIL PENELITIAN

Dengan Judul Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games


Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Pada Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 BATANG KAPAS ”
adalah benar-benar karya :
Nama : SYAFRIL.H, S.Pd
NIP : 19711231 200501 1 033
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Pangkat/Golongan : Penata TK I/IIId
Jabatan : Guru
Instansi : SMA Negeri 1 Batang Kapas
Padahari/Tanggal :
Pukul :
Bertempat di ruang :
SMA :
FotoKegiatan : (terlampir)

Batang Kapas, 29 September 2022


Ketua Panitia Seminar
Selaku Kepala Sekolah

Drs.BULITANURPAN
NIP. 1963082019880310006
Lampiran15 :
SUSUNAN PANITIA
SEMINAR LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Ketua : Drs.BULITANURPAN
Jabatan : Kepala Sekolah
2. Wakil Ketua : NITIA ROZA,S.Pd,M.Pd
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah
3. Sekretaris/Moderator: SUPARNIDA, S.Pd
Jabatan : guru
4. Bendahara NELTIDELINDA,S.Pd
Jabatan : guru
5. Anggota DESMARINI,S.Pd
Jabatan : guru
6. Anggota :MEL FEBRIANTI,S.Pd
Jabatan : guru
7. Anggota : DEDE SUKMA, S.Pd
Jabatan : guru

Batang Kapas, 29 September 2022


Ketua Panitia Seminar
Selaku Kepala Sekolah

Drs.BULITANURPAN
NIP. 1963082019880310006

Anda mungkin juga menyukai