Disusun Oleh:
ii
PENGESAHAN
PUBLIKASI ILMIAH GURU
menyatakan bahwa Karya Ilmiah berupa Best Practice Judul : “Mopem Mamat
Tingkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Prakarya di MTs Negeri Batang Tahun Pelajaran 2019/2021”, benar-benar
disusun dan oleh:
Karya ilmiah ini berupa best practice dengan judul “Mopem Mamat Tingkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prakarya di MTs
Negeri Batang Tahun Pelajaran 2019/2021”. Karya ini adalah pengalaman
terbaik dari penulis tentang penerapan pembelajaran dengan model Pembelajaran
Make a Match, untuk peningkatan keaktifan, dan hasil belajar siswa. Untuk
mendapatkan data pada penelitian ini penulis menggunakan metode observasi
untuk mengetahui proses pembelajaran Make a Match berpengaruh atau tidak
terhadap keaktifan siswa, observasi untuk mengetahui keaktifan siswa, dan tes
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data penilaian harian
terdapat 91,4% peserta didik kelas VIID MTs Negeri Batang tahun pelajaran
2019/2020 tuntas mencapai hasil belajar diatas kriteria ketuntasan minimal
(KKM) setelah mengikuti kegiatan pembelajaran MOPEM MAMAT dan
terdapat 8,6% peserta didik yang belum tuntas. Hasil yang diperoleh ini dapat
dikatakan luar biasa (outstanding result) karena dari 35 peserta didik yang ikut
ujian terdapat 32 peserta yang memperoleh nilai di atas KKM dan hanya 3 peserta
didik yang memperoleh nilai di bawah KKM.Selain itu berdasarkan data observer
terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam belajar yang tadinya hanya 20% siswa
aktif menjadi 89,21% siswa aktif. Dengan demikian penerapan MOPEM
MAMAT dalam pembelajaran dapat dikatakan bisa meningkatkan hasil belajar
dan keaktifan siswa.
ii
PRAKATA
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Abstrak.............................................................................................................. iii
Kata Pengantar.................................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................... v
Daftar Tabel, Bagan, Grafik............................................................................. vi
Daftar Lampiran................................................................................................ vii
BAB IPENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 3
BAB IVPENUTUP.......................................................................................... 43
A. Simpulan....................................................................................... 43
B. Saran............................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 45
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 46
iv
DAFTAR TABEL, BAGAN DAN GRAFIK
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MTs Negeri Batang adalah salah satu madrasah yang memilih aspek
pengolahan dalam mata pelajaran Prakarya karena setiap madrasah belum
tentu memilih aspek pengolahan, dari empat aspek yang ada dalam mata
pelajaran prakarya. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran prakarya bukan
lagi menjadi mata pelajaran muatan lokal, namun sudah masuk dalam
kategori mata pelajaran, maka idealnya hasil belajar mata pelajaran Prakarya
harus selalu ditingkatkan. Jika tidak meningkat maka dampaknya adalah
prestasi hasil belajar siswa rendah, dan tujuan pembelajaran belum tercapai
secara maksimal. Prakarya yang dijadikan objek penelitian adalah aspek
pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi produk jadi,
dan mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang mempunyai nilai
tambah melalui teknik pengolahan seperti mencampur, mengawetkan dan
memodifikasi agar dapat dimanfaatkan, serta didasari dengan kinerja pikir
teknologis, maka jika tidak menguasai materi pengolahan maka dampaknya
tidak berkembangnya kreatifitas siswa dalam belajar sesuai kompetensi dasar
yang diharapkan.
Penguasaan materi Prakarya aspek Pengolahan Sayuran bagi siswa
kelas VII D di MTs Negeri Batang mengalami masalah.Hasil belajar mereka
pada mata pelajaran Prakarya materi pengolahan sayuran,dilihat dari nilai
ulangan setelah menyelesaikan pembelajaran (1 KD) rata-rata nilai mereka
rendah.Siswa yang memperoleh nilai tuntas KKM hanya 20 % sedangkan
yang belum tuntas KKM 80%, dengan nilai rata-rata 66,10 dari besarnya
kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.Dari hasil observsi proses pembelajaran
Prakarya di kelas VII MTs.Negeri Batang juga diketahui bahwa dalam proses
pembelajaran Prakarya ada berapa peserta didik yang terlihat pasif. Skenario
pembelajaran yang dibuat guru belum optimal menggunakan model
pembelajaran yang kurang melibatkan peserta didik.Kurangnya keaktifan
1
peserta didik juga disebabkan karena kemampuan belajar mandiri yang masih
rendah. Nilai diatas diperoleh dari hasil penilaian harian mata pelajaran
Prakarya pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020 yang diampu oleh
penulis, data terlampir.
Data nilai rata rata peserta didik materi prakarya pengolahan pada
tahun pelajaran 2017/2018,2018/2019,2019/2020 dapat diketahui sebagai
berikut;
Tabel 1. Rata-rata Nilai Pengolahan Tiga Tahun Terakhir
Rata-rata
No Tahun Pelajaran KKM
Nilai
1 2017/2018 55 70
2 2018/2019 60 75
3 2019/2020 66 75
2
dalam pembelajaran, (4) terjalinnya interaksi antara guru dan siswa, (5)
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa maka
penulis menerapkan metode pembelajara Make a Match agar tercipta suasana
pembelajaran yang aktif tidak hanya berpusat pada guru
B. Permasalahan
a. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Make a Match pada
materi pengolahan pangan makanan cepat saji yang sehat dari sayuran
pada mata pelajaran prakarya aspek pengolahan bagi siswa kelas VII di
MTs Negeri Batang?
b. Apakah penerapan metode pembelajaran Make a Match dapat
meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi pengolahan pangan
makanan cepat saji yang sehat dari sayuran pada mata pelajaran prakarya
aspek pengolahan di kelas VII MTs Negeri Batang?
c. Apakah penerapan metode pembelajaran Make a Match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pengolahan pangan
makanan cepat saji yang sehat dari sayuran pada mata pelajaran prakarya
aspek pengolahan di kelas VII MTs Negeri Batang?
C. Tujuan
Berdasarkan pada permasalahan di atas, tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model Make a
Match untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mapel Prakarya pada
siswa kelas VII MTsN Batang semester genap tahun 2020
b. Mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mapel
Prakarya melalui penerapan model Make a Match pada kelas VII MTsN
Batang semester genap tahun 2020.
c. Mengetahui kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran Prakarya pada kelas VII MTsN Batang semester genap tahun
2020.
3
D. Manfaat penelitian
Secara garis besar hasil peneltian ini diharapkan mempunyai
manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Madrasah
Memberikan informasi kepada sekolah dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran di sekolah dan menciptakan pembelajaran yang berkualitas
untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
b. Bagi Guru
Memberikan gambaran kepada guru tentang variasi metode pembelajaran
dalam merancang metode pembelajaran Make a Match sebagai salah satu
alternatif metode pembelajaran yang menarik.
c. Bagi Siswa
Membantu siswa agar dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, kreatif
dan dinamis serta dapat meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran
prakarya aspek pengolahan.
4
BAB II KAJIAN TEORI
5
(5) Setiap kelompok yang dapat menyelesaikan atau memasang-
masangkan kartu sebelum batas waktu akan diberi poin atau hadiah.
Metode pembelajaran Make a Match mempunyai
keunggulan,diantaranya sebagai berikut:
(1) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let
themmove).
(2) Kerjasama antar sesama peserta didik terwujud dengan dinamis.
(3) Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa.
Sedangkan kelemahan dari metode pembelajaran Make a Match,
diantaranya sebagai berikut:
(1) Jika kelas termasuk kelas gemuk (lebih dari 30 orang/kelas) apabila
guru kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar
dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan
mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya. Apalagi jika
gedung kelas tidak kedap suara. Tapi hal ini dapat diantisipasi dengan
menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan peserta didik
sebelum kegiatan belajar-mengajar dimiulai. Pada dasarnya
mengendalikam kelas itu tergantung bagaimana guru memotivasinya
pada langkah pembukaan.
(2) Guru harus meluangkan waktu untuk mempersiapkan kartu-kartu
tersebut sebelum masuk ke dalam kelas. Jurnal tentang model
pembelajaran make a match
(http://www.ras-eko.com/2011/05/metode-make-match.html/m=1).
Diakses pada tanggal 30-Mei-2021 pukul 11.30 WIB
6
kelompok dan dalam waktu singkat yang membuat mereka berpikir tentang
materi peljaran. Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh peserta
didik ( bersama dan / atau tanpa guru ) dengan input belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dapat membantu peserta didik
menumbuhkan budi pekerti adalah aktivitas-aktivitas yang antara lain
mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner centered.
Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat demikian antara
lain diskusi, eksperimen, pengamatan/ observasi, debat, presentasi oleh
siswa, dan mengerjakan proyek.(Kemendikbud, 2016). Setyo budi (2018:
160) menyatakan bahwa keaktifan belajar merupakan kegiatan nyata dalam
proses pembelajaran.
3. Pengertian Hasil Belajar
Nana Sudjana ( 2004 :2 ) mrnyatakan bahwa hasil belajar peserta
didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.Hasil belajar yang dicapai
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor interal yang berasal dari peserta
didik tersebut dan faktor internal yang berasal dari luar diri peserta didik.
Selain faktor kemampuan peserta didik, juga ada faktor lain seperti motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, lingkungan belajar
yang dominan mempengaruhi hasil belajar peserta didik di sekolah adalah
kualitas belajar.
B. Kerangka Berpikir
Kondisi awal siswa ketika guru belum menerapkan model Belajar Make
a Matchdalam pembelajaran Prakarya, hasil belajar siswa rendah. Hal tersebut
disebabkan beberapa peserta didik yang terlihat pasif.Kurang keaktifan peserta
didik juga disebabkan kemampuan belajar mandiri yang masih
rendah,disamping itu skenario pembelajaran yang dibuat guru belum optimal
menggunakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik. Salah satu
model pembelajaran yang melibatkan peserta didik adalah Make a
Match.Dengan menerapkan model belajar make a match diharapkan kendala
tersebut dapat diatasi.Model pembelajaran yang menempatkan peserta didik
7
sebagai pusat pembelajaran (student center learning ) sehingga mereka ikut
aktif dan dengan Make a match kemampuan belajar mandiri mereka dapat
meningkat sehingga hasil belajar juga akan optimal.
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Winni Trinita Maulandhiyani,
match
http://ejournal.sps.upi.edu/index.php/edusentris/article/view/298/184
8
persentase ketuntasan siswa mencapai 76% dengan rata-rata 7,91.
post test eksperimen yaitu 0,8361 dengan nilai t hitung sebesar 8,798
dan post test kelompok kontrol yaitu 0,0611 dan nilai t hitung sebesar
9
BAB III PEMBAHASAN
10
Selain itu berdasarkan data observer terjadi peningkatan keaktifan
siswa dalam belajar yang tadinya hanya 20% siswa aktif menjadi 89,21%
siswa aktif. Dengan demikian penerapan MOPEM MAMAT dalam
pembelajaran dapat dikatakan bisa meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa.
3. Hambatan yang Harus Diatasi
Meskipun hasil yang diperoleh peserta didik kelas VIID MTs Negeri
Batang tahun pelajaran 2019/2020 dapat dikatakan luar biasa (outstanding
result) tetapi ada permasalahan yang masih dihadapi yaitu karena masih
terdapat 8,6% peserta didik yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar
dan masih 10,79% peserta didik belum aktif dalam pembelajaran. Adapun
permasalahan itu terjadi karena kurangnya motivasi siswa untuk bekerja
sama dalam kelompoknya dan kemampuan siswa yang bersangkutan dalam
menerima pelajaran masih rendah.
4. Cara Mengatasi Masalah
Cara mengatasi masalah untuk peserta didik yang belum mencapai
hasil belajar di atas KKM adalah dengan program remidial. Kegiatan
remidial antara lain:
1) Guru membimbing peserta didik untuk mencermati kembali materi yang
sudah diujikan
2) Peserta didik diminta untuk meringkas materi tersebut
3) Peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan kepada guru
4) Guru memberi penilaian
Adapun masalah yang dihadapi karena peserta didik belum aktif
dalam pembelajaran maka cara mengatasinya adalah dengan memberikan
tugas sesuai batas kemampuan siswa dengan bantuan bimbingan teman
sebaya.
11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penerapan pembelajaran prakarya pengolahan dengan
MOPEM MAMAT dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas
VIID MTs Negeri Batang tahun pelajaran 2019/2020 tuntas secara
klasikal.Penerapan MOPEM MAMAT juga memberikan dampak positif
terhadap pembentukan perilaku pada diri peserta didik antara lain perilaku
kejujuran, kerjasama, peduli, tanggung jawab dan disiplin yang terwujud
dengan meningkatnya keaktifan siswa.
B. Saran
MOPEM MAMAT bisa direkomendasikan kepada guru-guru yang lain
dan teman sejawat sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan peserta didik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
Lampiran 1 hasil tes siswa
Kondisi
No Kategori Nilai Siklus 1 Siklus 2
Awal
1 Belum Tuntas (< KKM) 80,00% 65,7% 8,6 %
2 Tuntas (= KKM) 20,00% 34,3 % 91,4 %
3 Melampaui (> KKM) 20,00% 34,3% 91,4%
Kondisi
No Kategori Nilai Siklus 1 Siklus 2
Awal
1 Tinggi 20 % 23.17 % 89,21%
2 Sedang 27 % 58,09% 10,79%
3 Rendah 53% 18,74% 0%
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
BIODATA PENULIS
24
25