Anda di halaman 1dari 33

MOPEM MAMAT TINGKATKAN KEAKTIFAN

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA


PELAJARAN PRAKARYA DI MTs NEGERI
BATANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Diajukan dalam rangka memenuhi tugas akhir


Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Publikasi Ilmiah (PI)
Balai Diklat Keagamaan Semarang

Disusun Oleh:

Nama :Dianing Yuningtyas, S.Pd.


NIP : 197106222005012002
Pangkat/ gol. : Pembina/ IV.a
Guru Mapel : Prakarya
Instansi : MTs Negeri Batang

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BATANG


Alamat : Jl. Raya Pucungkerep Nomor 48 Subah Batang
Telp.( 0285 ) 6681046 KP. 51262
Tahun 2021

ii
PENGESAHAN
PUBLIKASI ILMIAH GURU

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : H. Fathudin, S.Ag, M.Pd.


NIP : 196804251997031001
Pangkat/golongan : Pembina/ IV.a
Jabatan : Kepala Madrasah
Unit Kerja : MTs Negeri Batang

menyatakan bahwa Karya Ilmiah berupa Best Practice Judul : “Mopem Mamat
Tingkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Prakarya di MTs Negeri Batang Tahun Pelajaran 2019/2021”, benar-benar
disusun dan oleh:

Nama :Dianing Yuningtyas, S.Pd.


NIP : 197106222005012002
Pangkat/golongan : Pembina/IV.a
Jabatan : Guru
Unit Kerja : MTs Negeri Batang

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya dengan


penuh tanggung jawab.

Subah, Juni 2021

Kepala MTs Negeri Batang

H. Fathudin, S.Ag, M.Pd.


NIP. 196804251997031001
ABSTRAK

Karya ilmiah ini berupa best practice dengan judul “Mopem Mamat Tingkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prakarya di MTs
Negeri Batang Tahun Pelajaran 2019/2021”. Karya ini adalah pengalaman
terbaik dari penulis tentang penerapan pembelajaran dengan model Pembelajaran
Make a Match, untuk peningkatan keaktifan, dan hasil belajar siswa. Untuk
mendapatkan data pada penelitian ini penulis menggunakan metode observasi
untuk mengetahui proses pembelajaran Make a Match berpengaruh atau tidak
terhadap keaktifan siswa, observasi untuk mengetahui keaktifan siswa, dan tes
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data penilaian harian
terdapat 91,4% peserta didik kelas VIID MTs Negeri Batang tahun pelajaran
2019/2020 tuntas mencapai hasil belajar diatas kriteria ketuntasan minimal
(KKM) setelah mengikuti kegiatan pembelajaran MOPEM MAMAT dan
terdapat 8,6% peserta didik yang belum tuntas. Hasil yang diperoleh ini dapat
dikatakan luar biasa (outstanding result) karena dari 35 peserta didik yang ikut
ujian terdapat 32 peserta yang memperoleh nilai di atas KKM dan hanya 3 peserta
didik yang memperoleh nilai di bawah KKM.Selain itu berdasarkan data observer
terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam belajar yang tadinya hanya 20% siswa
aktif menjadi 89,21% siswa aktif. Dengan demikian penerapan MOPEM
MAMAT dalam pembelajaran dapat dikatakan bisa meningkatkan hasil belajar
dan keaktifan siswa.

Key words: Model Pembelajaran, Make a Match, Keaktifan, Hasil Belajar

ii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melmpahkan segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya ini berupa best practice dengan judul
“Mopem Mamat Tingkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Prakarya di MTs Negeri Batang Tahun Pelajaran 2019/2021”.
Disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir Pelatihan Jarak Jauh Publikasi
Ilmiah di Balai Diklat Keagamaan Semarang.
Karya ilmiah ini merupakan sebuah inovasi model pembelajaran make a
match yang penulis kembangkan di MTs Negeri Batang sebagai wujud nyata
dalam memecahkan persoalan selama proses pembelajaran. Adanya penurunan
hasil belajar dan keaktifan pada peserta didik membuat penulis merasa prihatin.
Oleh karena itu penulis perlu melakukan sebuah inovasi pembelajaran yang dapat
mengatasi persoalan tersebut. Penerapan Mopem Mamat dalam pembelajaran
prakarya mampu membentuk peserta didik yang smart dan aktif dalam
pembelajaran.
Penulis menyadari dalam membuat karya ilmiah ini tentunya masih
banyak kekurangan.Masukan yang bermanfaat demi perbaikan di masa yang akan
datang sangat diharapkan. Semoga Allah SWT selalu memberikan Hidayah dan
InayahNya. Penulis juga berharap dapat mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan karya ilmiah sebagai sumbangan pemikiran bagi madrasah untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada para Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Semarang (Ibu Ratna Priliani, Ibu
Budi Lestari, dst) yang telah membimbing, meluangkan waktunya untuk berbagi
pemikiran, gagasan, saran dan membantu penulis dalam mengerjakan dan penyelesaian
makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. .......,selaku Kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang beserta seluruh jajaran
pegawai.
2. ........,selaku Kasi Diklat Teknis Substantif Balai Diklat Keagamaan Semarang
3. Bapak H. Fathudin, S.Ag, M.Pd. selaku Kepala MTs Negeri Batang.
4. Teman sejawat (..........)

Batang, Juni 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Abstrak.............................................................................................................. iii
Kata Pengantar.................................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................... v
Daftar Tabel, Bagan, Grafik............................................................................. vi
Daftar Lampiran................................................................................................ vii

BAB IPENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 3

BAB IIKAJIAN TEORI DAN PUSTAKA................................................... 5


A. Model Pembelajaran Make a Match ............................................ 5
B. Keaktifan Belajar.......................................................................... 6
C. Hasil Belajar................................................................................. 7
D. Kerangka Berfikir......................................................................... 9
E. Hasil Penelitian Yang Relevan..................................................... 16

BAB III PEMBAHASAN................................................................................ 18


A. Implementasi Mopem Mamat Pembelajaran Prakarya................. 18

BAB IVPENUTUP.......................................................................................... 43
A. Simpulan....................................................................................... 43
B. Saran............................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 45
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 46

iv
DAFTAR TABEL, BAGAN DAN GRAFIK

Bagan3.1 Bagan Alur Kegiatan Mopem Mamat ........................................ 8


Tabel 1.1 Tabel rata-rata nilai pengolahan tiga tahun terakhir ................... 2

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Tes Siswa ........................................................................ 46


Lampiran 2 : Foto Kegiatan Pembelajaran .................................................... 47
Lampiran 3 : Biodata Penulis ......................................................................... 48

vi
BAB I :PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
MTs Negeri Batang adalah salah satu madrasah yang memilih aspek
pengolahan dalam mata pelajaran Prakarya karena setiap madrasah belum
tentu memilih aspek pengolahan, dari empat aspek yang ada dalam mata
pelajaran prakarya. Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran prakarya bukan
lagi menjadi mata pelajaran muatan lokal, namun sudah masuk dalam
kategori mata pelajaran, maka idealnya hasil belajar mata pelajaran Prakarya
harus selalu ditingkatkan. Jika tidak meningkat maka dampaknya adalah
prestasi hasil belajar siswa rendah, dan tujuan pembelajaran belum tercapai
secara maksimal. Prakarya yang dijadikan objek penelitian adalah aspek
pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi produk jadi,
dan mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang mempunyai nilai
tambah melalui teknik pengolahan seperti mencampur, mengawetkan dan
memodifikasi agar dapat dimanfaatkan, serta didasari dengan kinerja pikir
teknologis, maka jika tidak menguasai materi pengolahan maka dampaknya
tidak berkembangnya kreatifitas siswa dalam belajar sesuai kompetensi dasar
yang diharapkan.
Penguasaan materi Prakarya aspek Pengolahan Sayuran bagi siswa
kelas VII D di MTs Negeri Batang mengalami masalah.Hasil belajar mereka
pada mata pelajaran Prakarya materi pengolahan sayuran,dilihat dari nilai
ulangan setelah menyelesaikan pembelajaran (1 KD) rata-rata nilai mereka
rendah.Siswa yang memperoleh nilai tuntas KKM hanya 20 % sedangkan
yang belum tuntas KKM 80%, dengan nilai rata-rata 66,10 dari besarnya
kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.Dari hasil observsi proses pembelajaran
Prakarya di kelas VII MTs.Negeri Batang juga diketahui bahwa dalam proses
pembelajaran Prakarya ada berapa peserta didik yang terlihat pasif. Skenario
pembelajaran yang dibuat guru belum optimal menggunakan model
pembelajaran yang kurang melibatkan peserta didik.Kurangnya keaktifan

1
peserta didik juga disebabkan karena kemampuan belajar mandiri yang masih
rendah. Nilai diatas diperoleh dari hasil penilaian harian mata pelajaran
Prakarya pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020 yang diampu oleh
penulis, data terlampir.
Data nilai rata rata peserta didik materi prakarya pengolahan pada
tahun pelajaran 2017/2018,2018/2019,2019/2020 dapat diketahui sebagai
berikut;
Tabel 1. Rata-rata Nilai Pengolahan Tiga Tahun Terakhir
Rata-rata
No Tahun Pelajaran KKM
Nilai
1 2017/2018 55 70
2 2018/2019 60 75
3 2019/2020 66 75

Berdasar uraian di atas maka penulis tertarik untuk


mengimplementasikan MOPEM MAMAT (Model Pembelajaran Make a
Match) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.Model
pembelajaran ini menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran
(student center learning) sehingga mereka ikut aktif dan dengan MOPEM
MAMAT kemampuan belajar mandiri mereka dapat meningkat sehingga
hasil belajar juga akan optimal.MOPEM MAMAT merupakan salah
satumetode pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk mencari
pasangansambil belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang
menyenangkan.Dalam model pembelajaran ini, siswa belajar sambil bermain,
yaitu memberikan peluang siswa belajar secara santai dengan menumbuhkan
rasa tanggung jawab, kerjasama yang baik, persaingan yang sportif dan
keterlibatan belajar.MOPEM MAMAT memiliki beberapa kelebihan yaitu
(1) mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, (2)
materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik perhatian,
(3) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar karena siswa terlibat langsung

2
dalam pembelajaran, (4) terjalinnya interaksi antara guru dan siswa, (5)
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa maka
penulis menerapkan metode pembelajara Make a Match agar tercipta suasana
pembelajaran yang aktif tidak hanya berpusat pada guru

B. Permasalahan
a. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Make a Match pada
materi pengolahan pangan makanan cepat saji yang sehat dari sayuran
pada mata pelajaran prakarya aspek pengolahan bagi siswa kelas VII di
MTs Negeri Batang?
b. Apakah penerapan metode pembelajaran Make a Match dapat
meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi pengolahan pangan
makanan cepat saji yang sehat dari sayuran pada mata pelajaran prakarya
aspek pengolahan di kelas VII MTs Negeri Batang?
c. Apakah penerapan metode pembelajaran Make a Match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pengolahan pangan
makanan cepat saji yang sehat dari sayuran pada mata pelajaran prakarya
aspek pengolahan di kelas VII MTs Negeri Batang?
C. Tujuan
Berdasarkan pada permasalahan di atas, tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model Make a
Match untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mapel Prakarya pada
siswa kelas VII MTsN Batang semester genap tahun 2020
b. Mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mapel
Prakarya melalui penerapan model Make a Match pada kelas VII MTsN
Batang semester genap tahun 2020.
c. Mengetahui kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran Prakarya pada kelas VII MTsN Batang semester genap tahun
2020.

3
D. Manfaat penelitian
Secara garis besar hasil peneltian ini diharapkan mempunyai
manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Madrasah
Memberikan informasi kepada sekolah dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran di sekolah dan menciptakan pembelajaran yang berkualitas
untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
b. Bagi Guru
Memberikan gambaran kepada guru tentang variasi metode pembelajaran
dalam merancang metode pembelajaran Make a Match sebagai salah satu
alternatif metode pembelajaran yang menarik.
c. Bagi Siswa
Membantu siswa agar dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, kreatif
dan dinamis serta dapat meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran
prakarya aspek pengolahan.

4
BAB II KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Make a Match


1. Pengertian Model Pembelajaran Make a Match
Model pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994:67). Salah satu keunggulan teknik
ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran
dengan tipe Make a Match lahir sebagai alternatif lain untuk
mengefektifkan proses pembelajaran di sekolah dan dapat diterapkan untuk
semua mata pelajaran dan pada tingkatan kelas. (Miftahul Huda, 2012: 135).
Pada dasarnya, model pembelajaran Make a Match melibatkan materi
ajar yang memungkinkan peserta didik saling membantu dan mendukung
ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen)
untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam
usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan
menyelesaikan tugas kelompok. Keterampilan ini dapat diajarkan kepada
peserta didik dan peran peserta didik dapat ditentukan untuk memfasilitasi
proses kelompok.
Dalam hal ini guru berperan sebagai pemonitor dan fasilitator.
Model pembelajaran Make a Match ini cocok diterapkan dalam segala
jenis mata pelajaran dan semua jenjang pendidikan. Dalam penilaian ini
penulis memodifikasi metode pembelajaran Make a Match dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Guru menyiapkan satu set kartu yang terdiri dari 20 kartu, yang satu
bagian kartu berisi soal dan yang satu bagian berisi jawaban.
(2) Setiap kelompok siswa mendapat satu set kartu yang terdiri dari 10
kartu soal dan 10 kartu jawaban.
(3) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.
(4) Setiap kelompok berdiskusi untuk menemukan pasangan kartu yang
cocok.

5
(5) Setiap kelompok yang dapat menyelesaikan atau memasang-
masangkan kartu sebelum batas waktu akan diberi poin atau hadiah.
Metode pembelajaran Make a Match mempunyai
keunggulan,diantaranya sebagai berikut:
(1) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let
themmove).
(2) Kerjasama antar sesama peserta didik terwujud dengan dinamis.
(3) Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa.
Sedangkan kelemahan dari metode pembelajaran Make a Match,
diantaranya sebagai berikut:
(1) Jika kelas termasuk kelas gemuk (lebih dari 30 orang/kelas) apabila
guru kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar
dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan
mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya. Apalagi jika
gedung kelas tidak kedap suara. Tapi hal ini dapat diantisipasi dengan
menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan peserta didik
sebelum kegiatan belajar-mengajar dimiulai. Pada dasarnya
mengendalikam kelas itu tergantung bagaimana guru memotivasinya
pada langkah pembukaan.
(2) Guru harus meluangkan waktu untuk mempersiapkan kartu-kartu
tersebut sebelum masuk ke dalam kelas. Jurnal tentang model
pembelajaran make a match
(http://www.ras-eko.com/2011/05/metode-make-match.html/m=1).
Diakses pada tanggal 30-Mei-2021 pukul 11.30 WIB

2. Pngertian Keaktifan Belajar


Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu
berbuat berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat di pisahkan
( Sardiman, 2007: 100 ).Mel silberman (1996:11) manyatakan bahwa
keaktifan belajar merupakan kumpulan strategi yang mengarahkan peserta
didik dari awal melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun kerja

6
kelompok dan dalam waktu singkat yang membuat mereka berpikir tentang
materi peljaran. Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh peserta
didik ( bersama dan / atau tanpa guru ) dengan input belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dapat membantu peserta didik
menumbuhkan budi pekerti adalah aktivitas-aktivitas yang antara lain
mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner centered.
Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat demikian antara
lain diskusi, eksperimen, pengamatan/ observasi, debat, presentasi oleh
siswa, dan mengerjakan proyek.(Kemendikbud, 2016). Setyo budi (2018:
160) menyatakan bahwa keaktifan belajar merupakan kegiatan nyata dalam
proses pembelajaran.
3. Pengertian Hasil Belajar
Nana Sudjana ( 2004 :2 ) mrnyatakan bahwa hasil belajar peserta
didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.Hasil belajar yang dicapai
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor interal yang berasal dari peserta
didik tersebut dan faktor internal yang berasal dari luar diri peserta didik.
Selain faktor kemampuan peserta didik, juga ada faktor lain seperti motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, lingkungan belajar
yang dominan mempengaruhi hasil belajar peserta didik di sekolah adalah
kualitas belajar.
B. Kerangka Berpikir
Kondisi awal siswa ketika guru belum menerapkan model Belajar Make
a Matchdalam pembelajaran Prakarya, hasil belajar siswa rendah. Hal tersebut
disebabkan beberapa peserta didik yang terlihat pasif.Kurang keaktifan peserta
didik juga disebabkan kemampuan belajar mandiri yang masih
rendah,disamping itu skenario pembelajaran yang dibuat guru belum optimal
menggunakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik. Salah satu
model pembelajaran yang melibatkan peserta didik adalah Make a
Match.Dengan menerapkan model belajar make a match diharapkan kendala
tersebut dapat diatasi.Model pembelajaran yang menempatkan peserta didik

7
sebagai pusat pembelajaran (student center learning ) sehingga mereka ikut
aktif dan dengan Make a match kemampuan belajar mandiri mereka dapat
meningkat sehingga hasil belajar juga akan optimal.
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Winni Trinita Maulandhiyani,

Elih Mulyana,dan Dewi Nur Azizah dengan judul “ Penerapan

Model pembelajaran Make a Match untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa ”dalam Jurnal tentang model pembelajaran make a

match

http://ejournal.sps.upi.edu/index.php/edusentris/article/view/298/184

Diakses pada tanggal 30-Mei-2021 pukul 11.30 WIB, menunjukkan

hasil bahwa pembelajaran kelas eksperimen dengan menerapkan

model kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Peningkatan nilai ini terjadi karena faktor pembelajaran tipe

make amatch menjadikan setiap siswa ikut serta aktif dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar, model yang digunakan praktis

dan tingginya pemahaman siswa kelas eksperimen terhadap materi.

Penelitian yang dilakukan Fatimah Nur Zahroh (2013) yang berjudul

“Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas X Boga dalam Mata

Pelajaran Melakukan Persiapan Pengolahan (MPP) Melalui Metode

Pembelajaran Make a Match di SMK Negeri 1 Kalasan”. Hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan dari hasil penelitian

siklus I menunjukkan hasil pre test presentase ketuntasan siswa 4%

dengan rata-rata 5,33, sedangkan pada hasil post test menunjukkan

8
persentase ketuntasan siswa mencapai 76% dengan rata-rata 7,91.

Pada pre test siklus II menunjukkan persentase ketuntasan siswa 12%

dengan rata-rata 6,24, sedangkan hasil post test menunjukkan hasil

52% dengan rata-rata 8,79. Persentase peningkatan pada siklus I

adalah 72% dan siklus II adalah 80%.

Penelitian yang dilakukan Liza Kurnia Safitri (2013) yang

berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Make a Match untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasa Boga pada Mata

Diklat Pelayanan Makan dan Minum Di SMK Negeri 4 Yogyakarta”.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor pre-test dan

post test eksperimen yaitu 0,8361 dengan nilai t hitung sebesar 8,798

dengan signifikasi 0,000. Sedangkan peningkatan skor rerata pre test

dan post test kelompok kontrol yaitu 0,0611 dan nilai t hitung sebesar

8,798 dengan signifikasi sebesar 0,000. Dengan demikian kelas yang

menggunakan metode Make a Match lebih efektif meningkatkan

kompetensi kognitif bila dibandingkan dengan pembelajaran ceramah

dalam meningkatkan hasil belajar.

9
BAB III PEMBAHASAN

A. Implementasi Best Practise pada Pembelajaran Prakarya Pengolahan


1. Tahapan Pelaksanaan
Jenis kegiatan ini adalah Pengalaman Terbaik (Best Practise) guru
untuk mengimplementasikan materi Prakarya pengolahan melalui praktek
pembelajaran dengan MOPEM MAMAT pada peserta didik kelas VIID
MTsN Batang tahun pelajaran 2019/2020. Untuk tahapan pelaksanaan
kegiatan bisa dilihat pada flowchart berikut:

Gb.3.1 Bagan Alur Kegiatan MOPEM MAMAT


2. Hasil Yang Dicapai
Berdasarkan analisis data penilaian harian terdapat 91,4% peserta
didik kelas VIID MTs Negeri Batang tahun pelajaran 2019/2020 tuntas
mencapai hasil belajar diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran MOPEM MAMAT dan terdapat 8,6%
peserta didik yang belum tuntas. Hasil yang diperoleh ini dapat dikatakan
luar biasa (outstanding result) karena dari 35 peserta didik yang ikut ujian
terdapat 32 peserta yang memperoleh nilai di atas KKM dan hanya 3 peserta
didik yang memperoleh nilai di bawah KKM.

10
Selain itu berdasarkan data observer terjadi peningkatan keaktifan
siswa dalam belajar yang tadinya hanya 20% siswa aktif menjadi 89,21%
siswa aktif. Dengan demikian penerapan MOPEM MAMAT dalam
pembelajaran dapat dikatakan bisa meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa.
3. Hambatan yang Harus Diatasi
Meskipun hasil yang diperoleh peserta didik kelas VIID MTs Negeri
Batang tahun pelajaran 2019/2020 dapat dikatakan luar biasa (outstanding
result) tetapi ada permasalahan yang masih dihadapi yaitu karena masih
terdapat 8,6% peserta didik yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar
dan masih 10,79% peserta didik belum aktif dalam pembelajaran. Adapun
permasalahan itu terjadi karena kurangnya motivasi siswa untuk bekerja
sama dalam kelompoknya dan kemampuan siswa yang bersangkutan dalam
menerima pelajaran masih rendah.
4. Cara Mengatasi Masalah
Cara mengatasi masalah untuk peserta didik yang belum mencapai
hasil belajar di atas KKM adalah dengan program remidial. Kegiatan
remidial antara lain:
1) Guru membimbing peserta didik untuk mencermati kembali materi yang
sudah diujikan
2) Peserta didik diminta untuk meringkas materi tersebut
3) Peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan kepada guru
4) Guru memberi penilaian
Adapun masalah yang dihadapi karena peserta didik belum aktif
dalam pembelajaran maka cara mengatasinya adalah dengan memberikan
tugas sesuai batas kemampuan siswa dengan bantuan bimbingan teman
sebaya.

11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penerapan pembelajaran prakarya pengolahan dengan
MOPEM MAMAT dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas
VIID MTs Negeri Batang tahun pelajaran 2019/2020 tuntas secara
klasikal.Penerapan MOPEM MAMAT juga memberikan dampak positif
terhadap pembentukan perilaku pada diri peserta didik antara lain perilaku
kejujuran, kerjasama, peduli, tanggung jawab dan disiplin yang terwujud
dengan meningkatnya keaktifan siswa.
B. Saran
MOPEM MAMAT bisa direkomendasikan kepada guru-guru yang lain
dan teman sejawat sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan peserta didik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud.2016. Panduan Pembelajaran SMP.Jakarta. Departemen


Pendidikan Nasional
Mahfud AN, 2017, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Semarang: Rafi Sarana
Perkasa
Mauladhiyani,W.T,Mulyana E, dan Nur Azizah,D.(2018) Penerapan Model
Pembelajaran Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
Edusentris,5(2),8.
N.Sudjana,2007, Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Roskadary
Panduan Pembelajaran Untuk Sekolah Menengah Pertama, 2016, Jakarta:
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Sardiman. 2012. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada

13
LAMPIRAN
Lampiran 1 hasil tes siswa

Tabel indikator Kinerja (keberhasilan) Hasil Belajar Siswa


Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Kondisi
No Kategori Nilai Siklus 1 Siklus 2
Awal
1 Belum Tuntas (< KKM) 80,00% 65,7% 8,6 %
2 Tuntas (= KKM) 20,00% 34,3 % 91,4 %
3 Melampaui (> KKM) 20,00% 34,3% 91,4%

Tabel Keaktifan Siswa


Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Kondisi
No Kategori Nilai Siklus 1 Siklus 2
Awal
1 Tinggi 20 % 23.17 % 89,21%
2 Sedang 27 % 58,09% 10,79%
3 Rendah 53% 18,74% 0%

Lampiran 2 Foto kegiatan

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap :Dianing Yuningtyas, S.Pd.


NIP : 197106222005012002
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 22 Juni 1971
Jabatan : Guru Muda
Pangkat/ golongan : Pembina/IV.a
Unit Kerja : MTs Negeri Batang
Alamat Kantor : Jl. Raya Pucungkerep No.48 Sengon Subah.
Telp. (0285) 6681046
Alamat Rumah : Desa Pesantren Rt.01 Rw.01, No.22, Kec. Blado,
Telp/ HP : 085212249710
Email : dyaningtohir5@gmail.com
Pelatihan yang pernah diikuti:
1. Diklat Peningkatan Kompetensi Implementasi Kurikulum 2013 Revisi
Tahun 2017
2. Diklat Model-model Pembelajaran Tahun 2018
3. PJJ penelitian Tindakan Kelas Balai Diklat Keagamaan Semarang Tahun
2020

24
25

Anda mungkin juga menyukai