OLEH
YENDRA MAIROZA,S.Pd.I,S.Pd
NIP. 198405142009022009
2022
Yendra Mairoza,2022. Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Abstrak
1
KATA PENGANTAR
Karya tulis ini penulis susun sebagai bentuk kepedulian penulis terhadap
kelas V SD Negeri 04 IX Koto. Dalam penyusunan karya tulis ini penulis juga
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu
disini.
2
Akhirnya penulis do’akan semoga semua amal yang diberikan mendapat
imbalan yang setimpal dari Allah SWT, dan penulis berharap semoga karya tulis
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi dunia pendidikan..
Penulis
3
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................1
ABSTRAK..............................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.....................................................................................8
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................8
A. Pembelajaran Matematika.......................................................................10
B. Keefektifan Pembelajaran.......................................................................12
E. Kerangka Berfikir....................................................................................16
F. Hipotesis Tindakan.....................................................................................17
5
A. Jenis Penelitian........................................................................................18
C. Subjek Penelitian.....................................................................................18
D. Jenis Tindakan.........................................................................................18
A. Studi Pendahuluan...................................................................................21
Halaman
C. Pembahasan.............................................................................................34
A. Kesimpulan..............................................................................................38
B. Saran........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
6
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan di Indonesia. Dalam situasi seperti saat ini yaitu adanya Pandemi
7
berpikir, kemerdekaan berpikir ditentukan oleh guru titik jadi kunci utama
yang menunjang sistem pendidikan yang baru adalah guru yang di mana guru
adalah sat kata yang sering dimaknai dan digambarkan dengan kebebasan
dalam belajar dan mengajar karena masih diatur oleh regulasi yang membuat
yang semula adalah aktivitas alami anak yang dirampas menjadi agenda
8
pada semester II tahun ajaran 2021/2022 masih menggunakan kurikulum
meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh
dengan tantangan dan menjadi sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap
individu. Pendidikan tidak dapat diabaikan begitu saja, lebih lagi dipandang
menyatakan bahwa:
adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain
belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Proses
9
pembelajaran terdapat peran siswa sebagai subyek belajar. Aktifitas belajar siswa
tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat materi pembelajaran yang diberikan
oleh guru. Hal ini siswa harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam
proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai peserta didik yang aktif.
Suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan, dimana tercipta interaksi yang
baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa akan sangat membantu
dan mendukung siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar. Siswa akan lebih
mudah dalam menguasai materi yang dipelajari dan pembelajaran akan lebih
bermakna bagi siswa. Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran
yang sesuai dengan jenis materi yang akan disampaikan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang ada di alam ini.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang
didalamnya mengkaji berbagai kajian ilmu alam diantaranya fisika, kimia dan
biologi. Mata pelajaran IPA ini sangat penting kedudukannya dalam masyarakat
karena IPA membahas mengenai makhluk hidup, proses kehidupan, alam serta
peristiwa alam yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Sehingga tidak
dapat dipungkiri jika mata pelahjaran IPA menjadi mata pelajaran wajib mulai
dari sekolah tingkat dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas. Namun selama
ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan
mengikuti pelajaran ini. Tidak sedikit dari mereka beranggapan bahwa mata
pelajaran IPA itu membosankan dikarenakan terlalu banyak cakupan materi yang
10
harus mereka pelajari.Pembelajaran IPA sebagai media pengembangan potensi
membongkar misteri, seluk beluk dan teka teki fenomena alam di sekitar dirinya,
keterampilan dan membangun konsep baru yang harus dikuasai oleh siswa.
pelajaran IPA yang tepat dan menarik. Suasana belajar yang kondusif terjadi
interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa,
kondisi siswa.
Hasil observasi awal peneliti pada bulan Februari thun 2022 yaitu pada
pengajar IPA hingga sekarang masih menerapkan teacher centered dengan sistem
penyampaian yang lebih banyak didominasi oleh guru. Siswa cenderung diam,
11
pasif dan kurang berani menyatakan gagasannya. Kreativitas dan kemandirian
mengalami hambatan
pembelajaran ini sendiri yang menitikberatkan pada peran sentral siswa dalam
membuat siswa menjadi lebih termotivasi (menjadi lebih aktif, kritis, dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
12
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan dari hasil studi penelitian tindakan kelas ini
1. Manfaat Teoritis
melalui model PBL, dengan demikian dapat dijadian referensi dan acuan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
dan peningkatan hasil belajar matematika yang aktif dan terpusat pada
b. Bagi Siswa
utama pada penelitian ini adalah sebagai stimulus guna memotivasi dan
matematika.
c. Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru kelas selaku pelaksana penelitan ini
13
mutu pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di kelas
tersebut.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
dan sumber belajar yaitu saling bertukar informasi. Belajar memiliki makna
sebelumnya.
15
Berdasarkan pengertian di atas, disimpulkan bahwa proses
yang diinginkan.
16
Masykuri (2013:14), pembelajaran matematika berarti pembelajaran tentang
struktur-struktur tersebut.
(2013:15) adalah:
pernyataan Matematika.
diperoleh.
17
Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, seorang
konsep yang telah dipahami dengan baik dan benar pada setiap menghadapi
pembelajaran matematika.
B. Keefektifan Pembelajaran
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh
18
tingkat pembelajaran yaitu seberapa jauh guru memastikan tingkat kesiapan
siswa untuk mempelajari materi baru.Insentif yaitu seberapa besar usaha yang
memerlukan pemahaman tentang apa yang siswa ketahui dan perlukan untuk
Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada hasil belajar kognitif siswa
atau dicapai siswa berdasarkan KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.
19
C. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
masalah dunia nyata untuk belajar. PBL pertama kali dikembangkan pada
adalah model mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses
20
Sebagai model pembelajaran, model pembelajaran memiliki sintak
dialog antara siswa, juga mendukung proses belajar siswa. Berikut sintak
dipilihnya.
21
3 Fase 3 Mendorong siswa untuk
pemecahan masalah.
dengan teman.
dengan keterampilan dan rasa percaya diri untuk sukses dalam kompetisi
belajar sesuai dengan minat dan membuat keputusan sendiri, serta memberi
22
kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi tentang bagaimana mereka akan
pembelajaran.
D. Hasil Belajar
Belajar dan hasil belajar adalah dua hal yang tak terpisahkan. Setelah
belajar ialah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa dalam
dipertegas oleh Nawawi dalam Susanto (2013:5) bahwa hasil belajar dapat
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
suatu pelajaran. Disamping itu hasil belajar dapat juga berupa keterampilan,
belajar Menurut Trianto (2009 : 236 ) “ Tes hasil belajar adalah tes yang di
meliputi tes hasil produk, tes hasil belajar, dan tes hasil belajar psikomotorik.
23
Dalam hal ini penulis hanya melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar
E. Kerangka Berfikir
mengkritisi apa makna konsep itu. Hal tersebut mengakibatkan siswa tidak
paham untuk apa mereka mempelajari matematika. Oleh karena itu model
Perencanaan, Pelaksanaan,
Observasi , Refleksi Hasil belajar matematika
siswa rendah
24
F. Hipotesis Tindakan
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning),
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas IVSD
D. Jenis Tindakan
26
dengan model Problem Based Learning (PBL). Berikut langkah-langkah yang
1. Perencanaan
pembelajaran.
sebagai guru.
27
4. Tahap refleksi
tes, dan observasi. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil
1. Tes
matematika siswa yang berupa tes tertulis berbentuk uraian (essay). Tes
belajar kognitif matematika. Instrumen tes dalam penelitian ini terdiri atas
1 dan siklus 2.
28
F. Teknik analisis data
dengan ketercapaian nilai KKM yang sudah ditetapkan guru yaitu minimal
dengan rumus :
Keterangan :
KK = ketuntasan klasikal
pada siklus satu dengan siklus selanjutnya. Jika siklus sesudahnya lebih besar
29
BAB IV
A. Studi Pendahuluan
dengan hasil observasi awal yaitu pencapaian hasil belajar siswa kemudian
siswa Kelas IVSD Negeri 04 IX Koto yang hasil belajar mata pelajaran
matematikanya rendah. Kondisi awal hasil belajar siswa pada mata pelajaran
30
Tabel.4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Awal Siklus (Pre Test)
1 < 54 2 2
2 55 – 64 6 6
3 65 – 74 6 6
4 75 – 84 3 3
5 85 – 94 2 2
6 95 – 100
Jumlah 18 5 13
Berdasarkan tabele di atas diketahui tingkat persentase siswa yang tuntas dalam
mencapai KKM yang ditelah ditentukan mencapai 72s %. Melihat kondisi awal
hasil belajar matematika siswa yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa
31
berlangsung selama 2 x 35 menit. Sedangkan evaluasi berlangsung selama
60 menit pada pertemuan ketiga. Kegiatan pada siklus I terdiri dari 4 tahap
yaitu:
dan LKS.
1) Pertemuan pertama
32
siswa untuk menulis anggota kelompoknya pada kertas dan
tersebut.
1 terlihat beberapa siswa bekerja sama dan saling tanya jawab pada
ribut dan membicarakan hal lain diluar materi pada LKS 1. Guru
kelompok jika ada hal yang belum jelas dalam pengerjaan LKS 1
masing-masing kelompok.
2) Pertemuan kedua
33
tersebut perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS dan tes
Terlihat siswa berdiskusi secara tenang dan saling tanya jawab satu
kelompok jika ada sesuatu yang kurang jelas dari LKS 2 tersebut.
kelompok lain.
34
Setelah selesai mempresentasikan hasil diskusi selanjutnya
dan kedua.
c. Tahap Observasi
35
5) Penggunaan alokasi waktu yang kurang baik sehingga beberapa
penjelasan guru.
10) Siswa tidak dapat menyelesaikan LKS 1 secara baik dengan waktu
11) Guru tidak mengajak siswa untuk membuat kesimpulan dari materi
yang dipelajari.
memberikan soal tes kepada siswa. Data hasil evaluasi siklus I dapat
No Nama Nilai
1 Angga Pratama 78
2 Ayu Amelia 90
3 Dimas Ancoyo 63
4 Ferandini 87
36
5 Hidayat 70
7 Mutiara Ramadhani 80
8 M. Rafa 85
10 Pramudi Magribi 83
11 Rafi Fernando 66
12 Redo Kurniawan 64
13 Rizki Saputra 66
14 Ryana Ulfa 83
15 Sifa Ananda 74
16 Tasya Apyuri 65
17 Zaskia Putri 87
18 Ziske Meilani 64
kelas
18 9 9 63 90 75,39 50 %
37
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yang
belajar siswa adalah 50%. Peningkatan hasil belajar siswa dari pre test
d. Tahap Refleksi
pemberian informasi
38
5. Mengajak siswa untuk lebih semangat dalam presentasi hasil
diskusi.
dipelajari.
60 menit pada pertemuan ketiga. Kegiatan pada siklus I terdiri dari 4 tahap
yaitu:
1) Pertemuan pertama
39
individu sudah disiapkan dan direvisi dari hasil refleksi pada siklus
bertanya jika ada hal yang belum jelas terkait materi sebelumnya
40
4-5 siswa. Siswa dengan tertib berkumpul dengan anggota
3 tersebut.
41
yang presentasi karena hampir semua kelompok mengangkat
ditentukan.
mengucapkan salam.
Pertemuan kedua
42
Kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan
43
kelompok heterogen yang terdiri dari 4 kelompok dan masing-
berdiskusi.
4 tersebut.
44
kegiatan presentasi hasil diskusi tersebut, guru tidak lupa
ditentukan.
mengucapkan salam.
c. Tahap Observasi
45
Setelah pembelajaran pada siklus II selesai, guru melakukan
tes kepada siswa. Data hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut.
No Nama Nilai
1 Angga Pratama 85
2 Ayu Amelia 95
3 Dimas Ancoyo 70
4 Ferandini 80
5 Hidayat 95
7 Mutiara Ramadhani 88
8 M. Rafa 80
10 Pramudi Magribi 88
11 Rafi Fernando 78
12 Redo Kurniawan 78
13 Rizki Saputra 72
14 Ryana Ulfa 88
15 Sifa Ananda 90
16 Tasya Apyuri 75
17 Zaskia Putri 90
46
18 Ziske Meilani 72
kelas
18 15 3 70 98 83,27 83,33 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yang
belajar siswa adalah 83%. Peningkatan hasil belajar siswa dari pre test
d. Tahap Refleksi
47
penelitian ini sudah berhasil, sehingga penelitian dicukupkan sampai
siklus II.
C. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus berdasarkan alokasi waktu yaitu
terdiri dari dua pertemuan juga dan setiap siklus dilakukan evaluasi satu
kali pertemuan.
siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I adalah
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah adalah 63.
Dari 18 siswa hanya 9 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebesar
yang diperoleh pada siklus I masih tergolong cukup rendah atau belum
memenuhi indikator kinerja pada penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh
48
1. Guru kurang dalam memberikan apersepsi dalam pembelajaran khususnya
lain.
10. Siswa tidak dapat menyelesaikan LKS 1 secara baik dengan waktu yang
cukup lama
49
2. Merencanakan alokasi waktu yang lebih efektif, dan alokasi waktu untuk
4. Guru lebih mengaktifkan tanya jawab dengan siswa pada saat pemberian
informasi
yang ditemukan pada siklus I. Dari hasil evaluasi siklus II diperoleh nilai rata-
siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM yang telah ditetapkan,
dengan rencana yang telah disusun. Selain itu guru juga sudah dapat
dibandingkan siklus I. Hal ini berarti alokasi waktu yang sudah direncanakan
belajar dari pre test hingga siklus II diagambarkan pada diagram berikut.
50
Diagram 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Per-Silus
Terlihat juga adanya peningkatan nilai rata-rata dari siklus I dan siklus II
yaitu sebesar 8 poin. Selain itu peningkatan ketuntasan klasikal juga terjadi
IVSDN 04 IX KOTO.
BAB V
51
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Koto.
04 IX Koto.
B. Saran
adalah
52
2. Sebaiknya diadakan pelatihan model pembelajaran problem based
guru matematika.
53
DAFTAR PUSTAKA
54
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar proses pendidikan dasar
dan menengah. 2016 Jakarta: BSNP
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
55