OLEH :
NIM : 22586208018
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang berlimpah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ” . Makalah ini disusun sebagai salah
satu syarat yang perlu dipenuhi sebagai tugas Kurikulum Pembelajaran PAK yang
diberikan oleh Ibu.
Penulis menyadari betapa besarnya dukungan dari sesama yang membimbing dan
membantu penulis selama penyelesaian makalah untuk itu, penulis mengucapkan
limpah terima kasih yang setulus-tulusnya dan rasa hormat yang sebesar-besarnya
kepada teman-teman yang sudah membantu.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................7
1.3 Tujuan...........................................................................................................................7
BAB II..........................................................................................................................................9
PEMBAHASAN..........................................................................................................................9
2.1 Peluncuran kurikulum merdeka....................................................................................9
2.2 Keunggulan kurikulum merdeka................................................................................11
2.3 Prinsip perancangan dan mekanisme implementasi kurikulum merdeka....................11
2.4 Pembagian Kewenangan Dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka.......................14
2.5 Acuan, Komponen, Dan Dasar Penduan Penyusunan KOSP......................................16
3
2.6 Pengertian Capaian Belajar.........................................................................................21
2.7 Analisis Kompetensi dan Konten Dalam Capaian Pembelajaran................................23
2.8 Rumusan Tujuan Pembelajaran.......................................................................................24
2.9 Alternatif Dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran.....................................................25
2.10 Cara Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran...................................................................27
2.11 Pengertian modul ajar.................................................................................................31
2.12 Modul Ajar..................................................................................................................31
2.13 Merancang modul ajar...........................................................................................32
2.14 Strategi Merancang Modul Ajar (MA)......................................................................34
2.15 Kedudukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila...............................................35
2.16 Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila.........................................................36
2.17 Pembagian Alokasi Waktu dan Tema Pilihan Pelaksanaan P5.......................................36
2.18 Prinsip, Manfaat, Desain Pelaksanaan, Dan strategi Pengelolaan...........................39
BAB III......................................................................................................................................43
PENUTUP..................................................................................................................................43
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................43
3.2 Saran...........................................................................................................................43
BAB IV......................................................................................................................................44
PERTANYAAN.........................................................................................................................44
4.1 Pertanyaan BAB I.......................................................................................................44
4.2 Pertanyaan BAB II.......................................................................................................44
4.3 Pertanyaan BAB III......................................................................................................45
4.4 Pertanyaan BAB IV......................................................................................................45
4.5 Pertanyaan BAB V.......................................................................................................46
4.6 Pertanyaan BAB VI......................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................47
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Ketertinggalan pembelajaran Pada masa pandemi.Hasilnya dari 31,5% sekolah
yang menggunakan kurikulum darurat menunjukkan penggunaan kurikulum
darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 68%
(numerasi).Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan
pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara
lebih komprehensif. Kurikulum merdeka diharapkan akan menjadi Langkah
untuk mentranformasikan Pendidikan demi terwujudnya sumber daya manusia
unggul Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila.
Kurikulum ini dibuat sederhana dan fleksibel sehingga
pembelajaran akan lebih mendalam. Selain itu, kurikulum merdeka
juga berfokus pada materi esensil dan pengembangan kompetensi
serta peserta didik pada fasenya. Kurikulum ini menekankan
pendidikan Indonesia pada pengembangan aspek keterampilan dan
karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. .
6
belajar. Proses pembelajaran yang tidak merencanakan modul ajar dengan baik
sudah dapat dipastikan penyampaian materi ajar kepada siswa tidak sistematis,
sehingga pembelajaran terjadi tidak dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
Kurikulum merdeka merupakan program pendidikan yang didasarkan pada
pengembangan profil peserta didik agar memiliki jiwa dan nilai-nilai yang
terkandung dalam sila Pancasila pada kehidupannya (Safitri dkk., 2022)
Dalam hal ini, kurikulum merdeka memberikan ruang bagi siswa untuk
menjadi lebih aktif, interaktif, kontekstual dan mampu memecahkan masalah di
sekitarnya dengan projek penguatan profil pelajar pancasila. Berbeda dengan
pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan profil pelajar Pancasila
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dalam situasi informal,
struktur pembelajaran yang fleksibel, kegiatan pembelajaran yang interaktif,
serta interaksi langsung dengan lingkungan untuk memperkuat berbagai
kompetensi dalam Profil pelajar Pancasila (Kemendikbudristek, 2021). Proyek
pada Proyek Peningkatan profil pelajar Pancasila mengacu pada rangkaian
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pembelajaran mata pelajaran
yang menantang. Proyek dirancang untuk memungkinkan siswa untuk meneliti,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Siswa bekerja untuk jangka
waktu tertentu untuk menghasilkan produk dan/atau kegiatan.
7
Masalah ketahanmalanagan juga terjadi di sekolah dasar, pada kegiatan
projek rangkaian listrik sederhana sebagian siswa berusaha mencari berbagai
solusi permasalahan, sebagian siswa juga mencari solusi namun cenderung cepat
puas dengan solusi yang ditemukan, kemudian beberapa siswa cenderung
menghindari permasalahan dengan diam tidak mengusulkan solusi. Fenomena
tersebut menunjukan ciri-ciri perbedaan ketahanmalangan yang dimiliki oleh
setiap siswa.
8
12. Apa saja komponen dalam modul ajar (MA)?
13. Apa perbedaan RPP DAN Modul Ajar (MA)?
14. Bagaimana strategi merancang modul ajar?
15. Bagaimana Kedudukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)?
16. Bagaimana Dimensi Dan Elemen Profil Pelajar Pancasila?
17. Apa Pembagian Alokasi Waktu Dan Tema Pelakasanaan P5?
18. Bagaimana Prinsip, Manfaat, Desain Pelsakasanaan Dan Strategi
Pengelolaan?
1.3 Tujuan
9
14. Untuk mengetahui strategi mudul ajar
15. Untuk Kedudukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
16. Untuk memahami Dimensi Dan Elemen Profil Pelajar Pancasila
17. Untuk menjelaskan Pembagian Alokasi Waktu Dan Tema Pelakasanaan
P5
18. Untuk memahami Prinsip, Manfaat, Desain Pelsakasanaan Dan Strategi
Pengelolaan
BAB II
PEMBAHASAN
10
kelulusan bagi Pendidikan menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai
kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta aplikasi yang menyediakan
berbagai referensi bagi Pendidikan untuk terus mengembangkan praktik
mengajar secara mandiri dan berbagai praktik baik.
Mas Menteri menjelaskan bahwa suatu Pendidikan diberikan kebebasan
menentukan 3 kurikulum yang dapat di pilih atau tidak dipaksakan:
1. Kurikulum 2013 secara penuh
2. Kurikulum darurat, yaitu kurikulum 2013 yang disederhanakan
3. Penerapan kurikulum merdeka
11
berdiferensiasi. kelahiran KM merupakan bagian dari mitigasi atau pemulihan
pembelajaran di masa pandemi covid-19 untuk mengurangi dampak kehilangan
pembelajaran pada peserta didik ( kemendik budristek, 2021).
12
3. sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola
kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan dan peserta didik
13
berpusat pada peserta didik; semua peserta didik mencapai
kompetensi minimum; penguatan literasi dan numerasi
3. fleksibel: fleksibilitas dan kemerdekaan pendidik dalam
mengendalikan proses pembelajaran; kurikulum lebih relevan
dan siap merespons dinamika perubahan; memberikan ruang
pembelajaran sesuai konteks lokal dan kebutuhan peserta didik;
panduan fokus pada prinsip implementasi; pemerintah
memberikan bantuan dan dukungan contoh-contoh perangkat
ajar
4. Selaras: keselarasan antara kurikulum, proses belajar, dan
asesmen; keselarasan antara kurikulum dan sistem tata kelola
dan kompetensi pendidik; keselarasan dengan kebijakan-
kebijakan dimulai dari PAUD hingga PT; keselarasan antara
capaian pembelajaran dan asesmen nasional
5. bergotong-royong: perancangan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan; kombinasi pelibatan pakar akademisi
dan praktisi; pengembangan kosp melibatkan orang tua,
pendidikan, peserta didik dan masyarakat
6. memperhatikan hasil kajian dan umpan balik: perancangan
berbasis data hasil kajian ilmiah; di uji cobakan secara terbatas
di program sekolah penggerak dan SMK pusat
keunggulan;Diawali dengan kegiatan evaluasi pada dokumen
kurikulum sebelumnya ( kurikulum 2013 dan kurikulum
darurat pandemi covid-19)
2. Mekanisme implementasi kurikulum merdeka (IKM)
14
bagi satuan pendidikan yang memiliki ikm dapat memiliki tiga opsi sebagai
berikut:
15
2.4 Pembagian Kewenangan Dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka
16
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, sekolah harus
memiliki kurikulum operasional sebagai pedoman penyeenggaraan
pembelajaran. Dalam KM, kurikulum yang penyusunanya menjadi kewenangan
sekolah ini disebut dengan kurikulum operasional sekolah (KOS) atau kurikulum
operasional satuan pendidikan (KOSP).
KOSP ini disusun oleh sekolah sebagai upaya untuk membantu kelangsungan
proses pembelajaran. Dalam pengembangan ini, KOSP harus memenuhi prinsip-
prinsip yang uth, menggambarkan seluruh potensi sekolah dan refleksi semua
warga sekolah atas dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik.
17
2.5 Acuan, Komponen, Dan Dasar Penduan Penyusunan KOSP
Menurut kemendikbud (2021) sekolah harus menyusun visi,misi dan tujuan
pendidkan yang mengacu pada profil pelajar pancasila, yakni belajar sepanjang
hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
pancasila. Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk
menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan untuk menjadi manusia
yang unggul dan produktif di abad ke -21. Dalam hal ini, peserta didik Indonesia
diharapka dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan
serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Sebagai acuan teknis dalam penyusuan KOSP, profil pelajar pancasila dibagi
menjadi enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya
saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan profil pelajar
panvasila yang utuh membutuhkan integrasi pengembangan keenam dimensi.
Menurut SK kepala BSKAP NO.009 tahun 2022 tentang dimensi, elemen, dan
sublemen profil pelajar pancasila pada kurikulum merdeka, enam dimensi yang
harus dijadikan acuan dalam penyusunan KOSP adalah: (1) Beriman, bertaqwa
kepda TYME. Dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong
rotong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif.
18
berlangsung di sekolah, (2) komptensi dan karakter yang perlu dikembangkan
warga sekolah, dan (3) benang merah yang menyatukan segala praktik di
sekolah.
19
Langkah-Langkah Penyusunan KOSP
Sebagai dokumen sekolah, KOSP harus bersifat dinamis diperbaharui secara
berkesinabungan. Selain itu, KOSP harus menjadi refernsi dalam keseharian, dan
terus dikembangkan oleh sekolah. Artinya, bahwa proses penyusunan KOSP harus
bersifat: (1) tetap, mengacu pada kerangka dasar kurikulum yang di tetapkan oleh
pemerintah pusat, dan (2) fleksibel atau dinamis, mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik
kebutuhan sekolah.
20
arah pnegembangan dan menunjukkan prioritas satuan pendidikan harus berpusat
pada peserta didik.
Pengorganisasian Pembelajaran
Langkah ketiga, tim kurikulum satuan pendidikan memformulasikan
pengaturan pembelajaran muatan kurikulum dalam satu rentang
waktu.pengrganisasian ini termasuk pula mengatur beban belajar dalam struktur
kurikulum, muatan mata pelajaran dan area belajar, pengaturan waktu belajar, serta
proses pembelajaran.
21
Langkah terakhir,sekolah secara berkesinabungan melakukan evaliuasi
berdasarkan proses refleksi dan pemberian umpan balik. Selain itu, pendidikpun
dapat melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah di
tetapkan (tujuan belajar, capaian pembelajaran, dan profil pelajar pancasila).
Evaluasi KOSP dapat dilaksanakan secara periodic, baik per hari, per unit
belajar, per semester, atau per tahun.
22
Kepala satuan pendidikan dan pengawas dapat memainkan peran dalam
berbagai contoh pendampingandan pengembangan professional yang bisa
dilakukan disatuan pendidikan seperti berikut.
a. Sikap dan tata nilai, mrupakan perilaku dan tata nilai yang merupakan
karakter atau jati diri bangsa dan negara indonesia. Sikap dan tata nilai ini
terinternalisasi selama proses belajar, baik terstruktur maupun tidak.
b. Kemampuan kerja, merupakan wujud akhir dari transformasi potensi yang
ada dalam setiap individu peserta didik menjadi kompetensi atau
kemampuan yanf aplikatif dan bermanfaat.
c. Penguasaan pengetahuan, merupakan informasi yang telah doproses dan di
organisasikan untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman
yang terakumulasi untuk memiliki suatu kemampuan.
23
d. Wewenang dan tanggung jawab, merupakan konsekuensi seorang peserta
didik yang telah memiliki kemampuan dan pengetahuan pendukungnya
untuk berperan dalam masyarakat secara benar dan beretika.
24
2.7 Analisis Kompetensi dan Konten Dalam Capaian Pembelajaran
Analisis kompetensi dan konten dalam Capaian pembelajaran (CP)
melibatkan beberapa langkah penting. Berikut ini adalah beberapa poin penting
yang perlu diperhatikan dalam analisis CP:
25
2.8 Rumusan Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan pembelajaran, yang berguna untuk menyusun tujuan
pembelajaran secara detail, terdiri dari empat komponen, yaitu Audience (peserta
didik), Behavior (perilaku), Conditions (kondisi), dan Degree (tingkatan hasil)
Berikut adalah pengertian masing-masing komponen:
1. Audience (peserta didik): Audience merupakan subjek atau peserta didik yang
akan melakukan pembelajaran. Dalam pembelajaran, audience adalah peserta
didik yang dimaksudkan.
2. Behavior (perilaku): Behavior mencakup dua bagian penting, yaitu kata kerja
aktif transitif dan objek. Kata kerja menunjukkan bagaimana siswa
mempertunjukkan sesuatu, seperti menyebutkan, menganalisis, menyusun, dan
sebagainya. Objek menunjukkan pada apa yang akan dipertunjukkan itu,
misalnya contoh himpunan dan bukan himpunan, kesalahan tanda baca dalam
kalimat prinsip induksi matematika, rumus barisan aritmatika, dan sebagainya
3. Conditions (kondisi): Condition berarti kondisi atau keadaan yang harus
dipenuhi agar behavior dapat tercapai. Dalam pembelajaran, condition adalah
persyaratan yang harus dipenuhi untuk memastikan proses pembelajaran
berhasil.
4. Degree (tingkatan hasil): Degree menunjukkan tingkatan hasil yang diinginkan
dari proses pembelajaran. Sebagai contohnya, kita ingin peserta didik mampu
memberikan jawaban yang benar atau tanpa salah
26
1. Tujuan Pembelajaran (TP): Tujuan Pembelajaran adalah deskripsi
pencapaian tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) murid
yang perlu dibangun melalui satu atau lebih kegiatan pembelajaran. TP
disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke
waktu yang menjadi prasyarat menuju Capaian Pembelajaran (CP)
2. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP): Alur Tujuan Pembelajaran adalah
rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di
dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga
akhir suatu fase. Alur ini disusun secara linear sebagaimana urutan Tujuan
Pembelajaran yang dilakukan sepanjang fase untuk mencapai Capaian
Pembelajaran yang harus dicapai di akhir fase.
3. Pembelajaran-Pengujian (P-P): Pembelajaran-Pengujian adalah pendekatan
yang melibatkan tahap pembelajaran dan tahap pengujian untuk mengukur
hasil pembelajaran. Dalam pendekatan ini, guru mengembangkan tujuan
pembelajaran yang spesifik dan mudah dipahami oleh peserta didik,
kemudian melakukan pengujian untuk mengevaluasi apakah peserta didik
mampu mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
4. Pembelajaran Basis Kompetensi (PBC): Pembelajaran Basis Kompetensi
adalah pendekatan yang fokus pada mengembangkan kompetensi peserta
didik dalam konteks sehari-hari mereka.
5. Dalam pendekatan ini, guru mengembangkan tujuan pembelajaran yang
terkait dengan kebutuhan kompetensi peserta didik dalam kehidupan mereka,
kemudian mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
konteks tersebut.
Level 6 :
Menciptakan
27
Merangkai berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh melalui proses
pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang
diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di
dalamnya adalah kemampuan menberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang
sudah ada.
Level 5 :
Mengevaluasi
Termasuk kemampuan untuk membuat keputusan,penilaian,mengajukan kritik
dan rekomendasi yang sistematis.
Level 4 :
Menganalisis
Termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah atau mengelompokkan informasi
menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/kolerasi
atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antar
konsep, atau mengmorganisasikan beberapa ide dan /konsep.
Level 3 :
Mengaplikasikan
Termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan,atau informs yang telah
dipelajarinya pada situasi berbeda dan releven.
Level 2 :
Memahami
Termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu
konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterprestasikan suatu informasi,
menyimpulkan,atau membuat parafrasa dan suatu bacaan.
Level 1 :
Mengigat
Termasuk di dalamnya mengigat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk
definisi, untuk merumuskan fakta-fakta daftar urutan, atau menyebutkan kembali
suatu materi yang pernah di ajarkan kepadanya.
28
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, penting untuk mempertimbangkan
kebutuhan dan konteks peserta didik, serta menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
29
10. Penyusunan ATP tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus).
11. Metode penyusunan ATP harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke
kemampuan yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata
pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan.
12. ATP dapat diberi pernomoran/kode huruf (untuk menunjukkan urutan dan
tuntas penyelesaiannya dalam satu fase).
13. ATP menjelaskan SATU alur TP, tidak bercabang (tidak meminta pendidik
untuk memilih). Apabila urutan TP berbeda, lebih baik membuat ATP lain
sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun,
dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode.
14. ATP harus fokus pada pencapaian C bukan profil pelajar Pancasila dan tidak
perlu dilengkapi dengan pendekatan/ strategi pembelajaran (pedagogi).
Langkah Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Ada beberapa langkah dalam menyusun ATP, yaitu sebagai berikut.
a. TP yang telah dirumuskan disusun atau diurutkan sesuai dengan kebutuhan
dalam proses pembelajaran. Misalnya: Pendidik menentukan urutan konten
untuk setiap pertemuan. Bisa jadi, pendidik A berbeda dengan pendidik B dalam
menpendidiktkan konten dalam pertemuan pembelajaran. Termasuk dalam
menentukan jumlah JP, setiap pendidik bisa berbeda sesuai pertimbangan
karakteristik peserta didik dan potensi sekolah.
b. Pendidik memperkirakan jumlah JP untuk setiap TP.
c. Pendidik menganalisis dimensi Profil Pelajar Pancasila (P3), sesuai atau
selaras dengan TP.
d. Pendidik menggali potensi/karakteristik sekolah yang mendukung
keterlaksanaan proses pembelajaran untuk setiap TP.
e. Pendidik bisa memberi kode (kodering) pada setiap TP, agar jelas
pengalurannya.
Misalnya, kode F.11.1.1 dibaca huruf F (Fase F), angka 11 (Kelas XI), angka 1
pertama
(Elemen 1: Menyimak), angka 1 kedua (nomor urut TP).
f. Pengkodean sifatnya tidak baku, pendidik bisa menyusun pengkodean sesuai
dengan kebutuhan.
30
Berdasarkan bagan pengaluran ATP tersebut, terlihat TP dipetakan dalam
satu fase. Setiap TP yang telah dirumuskan, kemudian dialurkan secara linier.
Keseluruhan TP yang telah dialurkan tersebut adalah ATP.
ATP di atas, pada dasarnya adalah proses pemetaan atau pengaluran TP dalam
satu fase. Setiap TP yang telah dirumuskan, kemudian dipetakan jumlah JP dan
dimensi P3. Setelah itu, dialurkan secara kronologis berdasarkan rencana
pertemuan dan konten apa yang akan dipelajari dalam pertemuan pembelajaran.
Ilustrasi pengaluran TP menjadi ATP dapat dilihat pada gambar berikut. Capaian
Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase perkembangan. Capaian Pembelajaran mencakup
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif
dalam bentuk narasi.
Capaian Pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) terdiri atas satu
fase, yaitu fase Fondasi. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan
menengah terdiri dari 6 fase, yaitu fase A hingga fase F, yang meliputi seluruh
mata pelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A, Paket B, dan Paket
C), sesuai dengan pembagian berikut:
Fase dan Jenjang/Kelas
Fase A: Kelas 1-2 SD/MI/SDLB/Paket A
Fase B: Kelas 3-4 SD/MI/SDLB/Paket A
Fase C: Kelas 5-6 SD/MI/SDLB/Paket A
Fase D: Kelas 7-9 SMP/MTs/SMPLB/Paket B
Fase E: Kelas 10 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
Fase F: Kelas 11-12 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat
menggunakan CP Pendidikan Khusus. Sementara itu, peserta didik
berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP umum
dengan menerapkan prinsip-prinsip modifikasi kurikulum.
Harus dipastikan penyusunan TP-ATP kurikulum merdeka yang
dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
31
Tujuan Pembelajaran yang ideal terdiri dari dari 2 komponen berikut:
1. Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan
peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
2. Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di
akhir satu unit pembelajaran.
32
g. Berdasarkan perumusan TP tentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan.
Contohnya TP untuk mencapai suatu kompetensi pengetahuan 120 menit,
keterampilan 480, dan sikap 120 menit.
Dalam Penyusunan TP -ATP – Bagi para pendidik diperbolehkan untuk
merancang alur tujuan pembelajaran mereka sendiri, tujuan pembelajaran yang
telah dikembangkan pada tahap sebelumnya akan diatur sebagai urutan yang
secara sistematis, dan secara logis dari awal hingga akhir fase.
33
Setiap pendidik perluh memiliki rancana pembelajaran uantuk
membantuh mengajarkan proses penbelajaran mencapai cp. Rencana
pmbelajaran ini dapat berupa: [1] rencana pelakasanaan pembelajaran atau di
kenal sebagai RPP ;[2] modul ajar. Apabila pendidik mengunakan modul ajar,
maka ia tdk perlu membuat RPP karena komponen komponen dalam modul ajar
meliputi komponen komponen dalam RPP atau lebih lengkap dari pada RPP.
[2] menyusun sendiri modul ajar sesuai dengaan krateristik peserta didik.
Hal tersebut menunjukan bawah pendidk dapat mengunakan berbagai strategi
untuk mengmbangkan modul ajar selama modul ajar yang di hasilkan
memenuhi kretria yang telah ditetapkan dan aktifitas pembelajaran dlam modul
ajar sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen.
34
Berkesinambungan.
Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar peserta didik.
2. Jika membutukan modul ajar, apakah dapat mengunakan modul ajar yang
telah disedihakan , memodifikasi modul ajar yang disedihakan, atau perlu
membuat modul ajar baru.
35
pendidikan.
2. Lakukan asesmen diagnosis untuk mengidentifikasi Melakukan asesmen
penguasaan kompetensi awal peserta didik diagonostik terhadap
kondisi dan kebutuhan
peserta didik.
3. Tentukan teknik dan instrument asesmen sumatif Mengidentifikasi dan
beserta indikator keberhasilan asesmen sumatif yang menentukan dimensi profil
akan dilakukan pada akhir lingkup materi. pembelajaran Pancasila
yang akan dicapai.
4. Tentukan periode waktu atau jumlah JP yang Memilih tujuan
dibutuhkan. pembelajaran dari ATP
berdasarkan CP yang akan
dikembangkan menjadi
modul ajar.
5. Tentukan teknik dan instrument asesmen formatif Merencanakan jenis, teknik,
berdasarkan aktifitas pembelajaran. dan instrument asesmen.
6. Buatlah rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal Menyusun modul ajar
sampai akhir. berdasarkan komponen-
komponen yang ditentukan.
7. Pastikan aktifitas pembelajaran selaras dengan Pendidik dapat menentukan
tujuan pembelajaran. komponen-komponen yang
esensial sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.
8. Setiap kegiatan dilengkapi dengan Mengelaborasi kegiatan
pembelajaran sesuai dengan
komponen-komponen.
9. Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media Modul siap digunakan.
belajar sesuai dengan kesiapan, minat dan profil
peserta didik.
10. Lampirkan instrument asesmen seperti lembar Evaluasi dan perkembangan
observasi yang dibutuhkan. modul.
11. Periksa kembali kelengkapan komponen modul ajar.
36
2.15 Kedudukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dalam keputusan mendikbutristek No.262/M/2022 tentang perubahan
atas keputusan mendikbut ristek NO.56/M/2022 tahun 2022 tentang pedoman
penerapan kurikulum dalam rangka pembelajaran, dijelaskan bahwa P5
merupakan kegiatan Kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk
menguatkkan upaya pencapaian kompentesnsi dan karakter sesuai dengan profil
pelajar pancasila yang disusun berdasarkan standar kopetensi lulusan.
Pelaksanaan P5 dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan
waktu pelaksanaan. Struktur KM pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu; (1). Pembelajaran
Intrakulikuler, dan (2). Projek penguatan profil pembelajaran pancasila (P5). P5
dirancang terpisah dari intra kulikuler, tujuan, muatan, dan kegiatan
pembekajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran
Intrakulikuler.
1) Beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
2) Berkebinekaan Global
3) Bergotong Royong
4) Mandiri
37
5) Bernalar Kritis, dan
6) Kreatif
1) Alokasi waktu untuk setiap PS tidak harus sama Satu projek dapat
dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yang
lain.
2) Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlahkan alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran,
dan jumlah total waktu pelaksanaan masing- masing projek tidak harus
sama.
3) P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan
memikirkan solusi terhadapermasalahan di lingkungan sekitarnya.
4) PS menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project- based
learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam
program intrakunkuler di dalam kelas.
5) PS memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi
tidak.ormal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih
interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk
menguatkan berbagal kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.
38
Berkaitan dengan alokasi waktu untuk P5, secara teknis pemerintah tidak
menentukan jumlah alokasi waktunya. Namun, tim fasilitatea perlu
mengalokasikan waktu yang memadal agar peserta didik dapat mencapai kom
profil pelajar Pancasila.
Capaian
Indikator
39
Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir sistematis
untuk memahami keterkaitan aktivitas manusia dengan dampak
dampak global yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan ikim
Peserta didik dapat membangun kesadaran untuk bersikap dan
berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar untuk
masalah lingkungan serta gaya hidup serta perilaku yang lebih
berkelanjutan dalam keseharian.
Peserta didik juga mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang
terjadi di lingkungan sekitarnya (bencana alam).
SD wajib memilih minimal 2 tema per tahun
SMP, SMA dan SMK wajib memilih minimal 3 tema per tahun
Satuan pendidikan menentukan tema dan mengembangkannya
untuk setiap kelas! angkatan
3. Kearifan lokal (SD_SMA/SMK)
Peserta didik juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal yang
menarik
40
1. Prinsip Pelaksanaan P5
2. Manfaat Pelaksanan P5
1. Sekolah
a) Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka
untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
b) Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang
berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
2. Pendidikan
3. Pesertadidik
41
e) Memperlihatkan tangung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar
mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar.
f) Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah
diupayakan secara optimal.
a. Aspekbudaya
1. Berpikir terbuka
Sekolah diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan,
terbuka terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya
perbaikan untuk perubahan kearah yang lebih baik.
2. Senang mempelajari hal baru
Pendidikan harus memiliki kemampuan memelihara rasa ingintahu, dan
menemukan kepuasan saat menemukan hal baru adalah bagian dari budaya
yang perlu di hidupkan dilingkungan satuan pendidikan.
Pendidik mau mengembangkan diri secara terus menerus.
3. Kolaboratif
Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan antar
lingkar sosial yang mendukung dalam pelaksanaannya.
Budaya kolaboratif menjadi hal yang lebih penting untuk dibangun
dibandingkan dengan budaya kompetitif.
Mendorong semangat senang bekerjasama, saling mengapresiasi, dan saling
memberikan dukungan satusama lain.
3. Desain Pelaksanaan P5
Tahapan Desain
42
Tahap1: Merancangakan alokasi waktu dan dimensi profil belajar Pancasila
4. Strategi Pengelolahan P5
Merancang Modul P5
43
menjadi dasar dalam proses penyusunan serta dibutuhkan untukkelengkapan
pelaksanaan pembelajaran. Modul projek umum memiliki komponen sebagai
berikut
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Materi yang diringkas memiliki kaitan satu sama lain, agar dapat
dimengerti dan dipahami oleh pembaca secara terstruktur dan jelas .
3.2 Saran
Perlu diperhatikan penulisan dan kesesuaian antara rumusan masalah dan
pembahasan agar tidak membuat keliru pembaca.
44
BAB IV
PERTANYAAN
45
1. Apa itu KOSP (Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama) dan apa tujuan
utamanya?
5. Bagaimana penilaian dan evaluasi dilakukan dalam KOSP? Apa saja metode
dan instrumen yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa?
46
1. Apa yang dimaksud dengan modul ajar dan mengapa penting dalam proses
pembelajaran?
3. Apa saja komponen yang harus ada dalam sebuah modul ajar yang baik?
1. Apa tujuan utama dari merancang modul proyek untuk penguatan profil
pelajar Pancasila?
3. Apa saja komponen yang harus ada dalam sebuah modul proyek untuk
penguatan profil pelajar Pancasila?
5. Bagaimana penilaian dan evaluasi dapat dilakukan dalam modul proyek untuk
mengukur pemahaman dan penguasaan siswa terhadap nilai-nilai Pancasila?
47
2. Bagaimana pendekatan asesmen pembelajaran berbeda dalam Kurikulum
Merdeka dibandingkan dengan pendekatan asesmen tradisional?
3. Apa saja metode asesmen yang dapat digunakan dalam Kurikulum Merdeka
untuk mengukur pencapaian siswa?
DAFTAR PUSTAKA
Materi BAB I
Materi BAB II
Materi BAB IV
Materi BAB V
Materi BAB VI
48