Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

UJIAN TENGAH SEMESTER

OLEH :

NAMA : ESTER N.J WELL

NIM : 22586208018

PRODI : PENDIDIKAN TEOLOGI

MATA KULIAH : KURIKULUM PEMBELAJARAN PAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI

2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang berlimpah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ” . Makalah ini disusun sebagai salah
satu syarat yang perlu dipenuhi sebagai tugas Kurikulum Pembelajaran PAK yang
diberikan oleh Ibu.

Penulis menyadari betapa besarnya dukungan dari sesama yang membimbing dan
membantu penulis selama penyelesaian makalah untuk itu, penulis mengucapkan
limpah terima kasih yang setulus-tulusnya dan rasa hormat yang sebesar-besarnya
kepada teman-teman yang sudah membantu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah yang disusun masih


memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran yang
bersifat perbaikan dari pembaca. Atas bantuan dan kerjasama yang baik dari semua
pihak, penulis mengucapkan terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................7
1.3 Tujuan...........................................................................................................................7
BAB II..........................................................................................................................................9
PEMBAHASAN..........................................................................................................................9
2.1 Peluncuran kurikulum merdeka....................................................................................9
2.2 Keunggulan kurikulum merdeka................................................................................11
2.3 Prinsip perancangan dan mekanisme implementasi kurikulum merdeka....................11
2.4 Pembagian Kewenangan Dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka.......................14
2.5 Acuan, Komponen, Dan Dasar Penduan Penyusunan KOSP......................................16

3
2.6 Pengertian Capaian Belajar.........................................................................................21
2.7 Analisis Kompetensi dan Konten Dalam Capaian Pembelajaran................................23
2.8 Rumusan Tujuan Pembelajaran.......................................................................................24
2.9 Alternatif Dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran.....................................................25
2.10 Cara Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran...................................................................27
2.11 Pengertian modul ajar.................................................................................................31
2.12 Modul Ajar..................................................................................................................31
2.13 Merancang modul ajar...........................................................................................32
2.14 Strategi Merancang Modul Ajar (MA)......................................................................34
2.15 Kedudukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila...............................................35
2.16 Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila.........................................................36
2.17 Pembagian Alokasi Waktu dan Tema Pilihan Pelaksanaan P5.......................................36
2.18 Prinsip, Manfaat, Desain Pelaksanaan, Dan strategi Pengelolaan...........................39
BAB III......................................................................................................................................43
PENUTUP..................................................................................................................................43
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................43
3.2 Saran...........................................................................................................................43
BAB IV......................................................................................................................................44
PERTANYAAN.........................................................................................................................44
4.1 Pertanyaan BAB I.......................................................................................................44
4.2 Pertanyaan BAB II.......................................................................................................44
4.3 Pertanyaan BAB III......................................................................................................45
4.4 Pertanyaan BAB IV......................................................................................................45
4.5 Pertanyaan BAB V.......................................................................................................46
4.6 Pertanyaan BAB VI......................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................47

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang diketahui bahwa Pendidikan di Indonesia Sangatlah jauh
Tertinggal dibandingkan pendidikan di negara-negara lain di luar sana.
berdasarkan hasil programmer for International student/1assessment/1Pisa
menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi
minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep
matematika dasar. fakta ini memperlihatkan adanya kesenjangan besar antar
wilayah dan antar kelompok sosial ekonomi dalam hal kualitas belajar. hal ini
juga diperparah dengan adanya pandemi covid-19 2 tahun lalu.
Untuk mengatasi hal/1tersebut berupaya melakukan penyederhanaan
kurikulum dalam kondisi khusus ( Kurikulum darurat)/1untuk memitigasi

5
Ketertinggalan pembelajaran Pada masa pandemi.Hasilnya dari 31,5% sekolah
yang menggunakan kurikulum darurat menunjukkan penggunaan kurikulum
darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 68%
(numerasi).Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan
pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara
lebih komprehensif. Kurikulum merdeka diharapkan akan menjadi Langkah
untuk mentranformasikan Pendidikan demi terwujudnya sumber daya manusia
unggul Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila.
Kurikulum ini dibuat sederhana dan fleksibel sehingga
pembelajaran akan lebih mendalam. Selain itu, kurikulum merdeka
juga berfokus pada materi esensil dan pengembangan kompetensi
serta peserta didik pada fasenya. Kurikulum ini menekankan
pendidikan Indonesia pada pengembangan aspek keterampilan dan
karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. .

Pembelajaran adalah sebuah proses interaksi antara peserta didik


dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran seorang guruperlu melakukan sebuah
perencanaan bagaimana proses pembelajaran itu akan berjalan dengan baik.
Dalam kurikulum merdeka, perencanaan ini disebut dengan modul ajar. Modul
ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode
pembelajaran, batasan-batasan, serta cara evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dirancang secara sistematis dan menarik untuk
membantu mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pada penyusunan perangkat pembelajaran yang paling berperan penting


adalah guru, guru diasah kemampuan berpikir untuk dapat berinovasi dalam
modul ajar. Oleh karena itu membuat atau merancang modul ajar merupakan
kompetensi pedagogic guru yang perlu dikembangkan, hal ini agar teknik
mengajar guru di dalam kelas lebih efektif, efisien, dan tidak keluar pembahasan
dari indikator pencapaian. Secara ideal, guru perlu merancang modul ajar secara
maksimal, namun kenyataannya banyak guru yang belum paham betul teknik
menyusun dan mengembangkan modul ajar, terlebih pada kurikulum merdeka

6
belajar. Proses pembelajaran yang tidak merencanakan modul ajar dengan baik
sudah dapat dipastikan penyampaian materi ajar kepada siswa tidak sistematis,
sehingga pembelajaran terjadi tidak dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
Kurikulum merdeka merupakan program pendidikan yang didasarkan pada
pengembangan profil peserta didik agar memiliki jiwa dan nilai-nilai yang
terkandung dalam sila Pancasila pada kehidupannya (Safitri dkk., 2022)

Profil pelajar pancasila pada kurikulum merdeka diimplementasikan


melalui projek penguatan profil pelajar pancasila. Projek penguatan profil pelajar
pancasila (P5) dapat ditetapkan di seluruh muatan pelajaran untuk mengobservasi
dan mengatasi isu di lingkungan sekitar siswa. Proyek penguatan profil pelajar
Pancasila dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek,
sehingga siswa memiliki kesempatan untuk lebih aktif, interaktif, kontekstual dan
memiliki pengalaman lingkungan langsung yang dapat memperkuat nilai-nilai
karakter profil pelajar Pancasila (Kemendikbudristek, 2021). Melalui penerapan
projek penguatan profil pelajar pancasila diharapkan mampu menciptakan siswa
yang aktif, interaktif, kontekstual, dan mampu memecahkan masalah dengan
mengedepankan 6 kompetensi yang dimiliki profil pelajar pancasila.

Dalam hal ini, kurikulum merdeka memberikan ruang bagi siswa untuk
menjadi lebih aktif, interaktif, kontekstual dan mampu memecahkan masalah di
sekitarnya dengan projek penguatan profil pelajar pancasila. Berbeda dengan
pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan profil pelajar Pancasila
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dalam situasi informal,
struktur pembelajaran yang fleksibel, kegiatan pembelajaran yang interaktif,
serta interaksi langsung dengan lingkungan untuk memperkuat berbagai
kompetensi dalam Profil pelajar Pancasila (Kemendikbudristek, 2021). Proyek
pada Proyek Peningkatan profil pelajar Pancasila mengacu pada rangkaian
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pembelajaran mata pelajaran
yang menantang. Proyek dirancang untuk memungkinkan siswa untuk meneliti,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Siswa bekerja untuk jangka
waktu tertentu untuk menghasilkan produk dan/atau kegiatan.

7
Masalah ketahanmalanagan juga terjadi di sekolah dasar, pada kegiatan
projek rangkaian listrik sederhana sebagian siswa berusaha mencari berbagai
solusi permasalahan, sebagian siswa juga mencari solusi namun cenderung cepat
puas dengan solusi yang ditemukan, kemudian beberapa siswa cenderung
menghindari permasalahan dengan diam tidak mengusulkan solusi. Fenomena
tersebut menunjukan ciri-ciri perbedaan ketahanmalangan yang dimiliki oleh
setiap siswa.

Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar
peserta didik. Jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup: asesmen sebagai
proses pembelajaran (assessmen as Learning), asesmen untuk proses
pembelajaran (assessment for Learning), dan asesmen pada akhir proses
pembelajaran (assessment of learning). Selama ini pelaksanaan asesmen
cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi
laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik
untuk perbaikan pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Kapan kurikulum merdeka diluncurkan?
2. Apa saja keunggulan kurikulum merdeka?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam perancangan kurikulum merdeka dan
mekanisme penerapannya di sekolah?
4. Apa metode pengajaran yang paling efektif dan sesuai dengan kebutuhan
siswa dalam konteks satuan pendidikan tertentu?
5. Bagaimana menyusun kurikulum operasional yang dapat disesuaikan dengan
keberagaman siswa dan memperhitungkan gaya belajar mereka?
6. Apa yang dimaksud dengan capaian pembelajaran?
7. Bagaimana menganalisis kompetensi dan konten dalam CP?
8. Bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran (TP)?
9. Apa saja alternatif dalam merumuskan TP?
10. Bagaimana cara menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)?
11. Apa yang di maksud dengan modul ajar (MA)?

8
12. Apa saja komponen dalam modul ajar (MA)?
13. Apa perbedaan RPP DAN Modul Ajar (MA)?
14. Bagaimana strategi merancang modul ajar?
15. Bagaimana Kedudukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)?
16. Bagaimana Dimensi Dan Elemen Profil Pelajar Pancasila?
17. Apa Pembagian Alokasi Waktu Dan Tema Pelakasanaan P5?
18. Bagaimana Prinsip, Manfaat, Desain Pelsakasanaan Dan Strategi
Pengelolaan?

1.3 Tujuan

1. Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman


kepada kita mengenai kurikulum merdeka
2. Untuk Memenuhi Tugas kelompok Mata Kuliah kurikulum merdeka
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam perancangan kurikulum merdeka
dan mekanisme penerapannya di sekolah
4. Untuk menganalisis karakteristik siswa dalam satuan pendidikan tersebut
untuk memahami gaya belajar, tingktat keterampilan, dan kebutuhan individu
mereka
5. Meyesuaikan kurikulum. Memberikan panduan dengan mempertimbangkan
keberagaman siswa, seperti mengintegrasikan berbagai metode pengajaran
dan materi yang memfasilitasi berbagai gaya belajar.
6. Memahami tentang CP
7. Memahami langkah analisis CP
8. Memahami tentang tujuan pembelajaran(TP)
9. Untuk mengetahui alternatif dalam merumuskan TP
10. Untuk mengetahui cara menyusun ATP
11. Untuk mengetahui pengertian modul ajar
12. Untuk mengetahu bagaimana modul ajar
13. Apa perbedaan rpp dan modul ajar

9
14. Untuk mengetahui strategi mudul ajar
15. Untuk Kedudukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
16. Untuk memahami Dimensi Dan Elemen Profil Pelajar Pancasila
17. Untuk menjelaskan Pembagian Alokasi Waktu Dan Tema Pelakasanaan
P5
18. Untuk memahami Prinsip, Manfaat, Desain Pelsakasanaan Dan Strategi
Pengelolaan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peluncuran kurikulum merdeka


Kuriklum Merdeka (KM) diawali dengan diluncurkannya kebijakan
merdeka belajar episode 15: kurikulum merdeka belajar dan platform merdeka
mengajar oleh nadiem anwar makariam, Mentari Pendidikan, kebudayaan, riset,
dan teknologi (kemendikbudristek) pada jumat 11 februari 2022 pukul 10:00
WIB.
Pada saat peluncuran mas Menteri menyatakan bahwa arah perubahan
kurikulum yang termuat dalam merdeka belajar episode 15 adalah struktur
kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada mentri yang esensial, memberikan

10
kelulusan bagi Pendidikan menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai
kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta aplikasi yang menyediakan
berbagai referensi bagi Pendidikan untuk terus mengembangkan praktik
mengajar secara mandiri dan berbagai praktik baik.
Mas Menteri menjelaskan bahwa suatu Pendidikan diberikan kebebasan
menentukan 3 kurikulum yang dapat di pilih atau tidak dipaksakan:
1. Kurikulum 2013 secara penuh
2. Kurikulum darurat, yaitu kurikulum 2013 yang disederhanakan
3. Penerapan kurikulum merdeka

Menurut penjelasan mendikbudristek, satuan Pendidikan dapat


mengimplementasikan KM secara bertahap sesuai kesimpulan masing-masing
satuan Pendidikan. Sejak tahun ajaran 2021/2022, KM tekah diimplementasikan
dihampir 2.500sekolah yang mengikuti program sekolah penggerak (PSP) dan
901 SMK pusat keunggulan (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran
dengan pradigma baru. Kurikulum ini diterapkan mulai dari TK-B, SD dan
SDLB kelas I dan IV, SMP dan SMPLB kelas VII, SMA dan SMALB serta
SMK kelas X.

Mulai tahun ajaran 2022/2023 satuan Pendidikan dapat memilih untuk


mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing mulai
TK-B, kleas I, IV, VII, dan X. pemerintah menyiapkan angket untuk membantu
satuan Pendidikan menilai terhadap kesiapan dirinya untuk menggunakan KM.

3 pilihan implementasi kurikulum merdeka (IKM) yaitu :

1. Menerapkan beberapa bagian dan prinsip km, tanpa mengganti kurikulum


satuan pendidikan yang sedang diterapkan
2. menerapkan KM dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah
disediakan

3. menerapkan km dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar


kelahiran KM bisa Dianggap sebagai bagian dari upaya transformasi
pembelajaran./1karena secara konseptual KM ini mengacu Filosofi pendidikan
yang memerdekakan dengan pendekatan taRL/1dan pembelajaran

11
berdiferensiasi. kelahiran KM merupakan bagian dari mitigasi atau pemulihan
pembelajaran di masa pandemi covid-19 untuk mengurangi dampak kehilangan
pembelajaran pada peserta didik ( kemendik budristek, 2021).

Menurut puskurbuk (2019 ) dan kemendikbud (2020),Kelahiran KM


sebagai jawaban atas berbagai permasalahan teknis yang dialami di sekolah dari
berbagai masalah teknis yang terjadi di sekolah perlu dilakukan perubahan
sistemik./1perubahan bukan hanya soal intervensi di sekolah saja tetapi
menyangkut perubahan kurikulum yang mengutamakan kualitas pembelajaran
bukan mengejar materi./1dalam km peserta didik diharapkan dapat mempelajari
materi-materi yang esensial serta pendidik/1Harus Memiliki kemampuan
pembelajaran yang baik./1dengan kehadiran KM diharapkan mampu mengatasi
dinamika masalah yang dialami di sekolah.

2.2 Keunggulan kurikulum merdeka

Untuk menjawab tantangan-tantangan pendidikan di perlukan kurikulum


yang:

1. sederhana ( mudah dipahami dan diimplementasikan)


2. fokus ( memusatkan perhatian pada kompetensi dan karakter semua
peserta didik)
3. fleksibel
4. Selaras
5. bergotong-royong
6. memperhatikan hasil kajian dan umpan balik

berdasarkan alasan tersebut maka mendikbudristek (2022) terdapat tiga


Keunggulan utama KM yaitu:

1. Dengan tidak adanya program peminatan di SMA, maka peserta didik


dapat memilih mata pelajaran sesuai minat. bahkan dan aspirasinya
2. pendidik dapat mengajar sesuai tahap pencapaian dan perkembangan
peserta didik

12
3. sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola
kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan dan peserta didik

penerapan km didukung melalui penyediaan berbagai perangkat ajar


serta pelatihan dan penyedia, kepala sekolah dan dinas pendidikan. penerapan
KM juga didukung oleh platform Merdeka mengajar. platform ini bertujuan
untuk membantu guru dalam mendapatkan beragam referensi, inspirasi dan
pemahaman untuk menerapkan KM di sekolah.A

2.3 Prinsip perancangan dan mekanisme implementasi kurikulum merdeka


1. Prinsip perancangan kurikulum merdeka

Pada setiap perancangan Kurikulum perlu memenuhi desain principle


dalam penyusunannya. Begitu juga dengan perancangan KM perlu
mengacu pada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh. pemerintah
sejauh yang dapat dipahami, landasan utama perancangan km adalah
filosofi Merdeka belajar. Dalam Permendikbud nomor 22 tahun 2020
ditegaskan bahwa kurikulum yang dibentuk oleh kebijakan Merdeka
belajar akan berkarakteristik fleksibel, berdasarkan kompetensi, berfokus
pada pengembangan karakter dan keterampilan lunak, dan akomodatif
terhadap kebutuhan dunia.

Filosofi Merdeka belajar sendiri bukan konsep baru karena telah


dicetuskan oleh Bapak Ki Hajar Dewantara. dengan mengacu pada
landasan pemikiran Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara maka prinsip
perancangan KM menurut Kemendikbudristek 2021 adalah sebagai
berikut:

1. Sederhana mudah dipahami dan diimplementasikan:


melanjutkan kebijakan dan praktik baik; rancangan yang logis
dan jelas; beragam dukungan dan bantuan
2. fokus pada kompetensi dan karakter semua peserta didik:
mengurangi materi atau konten kurikulum; pembelajaran

13
berpusat pada peserta didik; semua peserta didik mencapai
kompetensi minimum; penguatan literasi dan numerasi
3. fleksibel: fleksibilitas dan kemerdekaan pendidik dalam
mengendalikan proses pembelajaran; kurikulum lebih relevan
dan siap merespons dinamika perubahan; memberikan ruang
pembelajaran sesuai konteks lokal dan kebutuhan peserta didik;
panduan fokus pada prinsip implementasi; pemerintah
memberikan bantuan dan dukungan contoh-contoh perangkat
ajar
4. Selaras: keselarasan antara kurikulum, proses belajar, dan
asesmen; keselarasan antara kurikulum dan sistem tata kelola
dan kompetensi pendidik; keselarasan dengan kebijakan-
kebijakan dimulai dari PAUD hingga PT; keselarasan antara
capaian pembelajaran dan asesmen nasional
5. bergotong-royong: perancangan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan; kombinasi pelibatan pakar akademisi
dan praktisi; pengembangan kosp melibatkan orang tua,
pendidikan, peserta didik dan masyarakat
6. memperhatikan hasil kajian dan umpan balik: perancangan
berbasis data hasil kajian ilmiah; di uji cobakan secara terbatas
di program sekolah penggerak dan SMK pusat
keunggulan;Diawali dengan kegiatan evaluasi pada dokumen
kurikulum sebelumnya ( kurikulum 2013 dan kurikulum
darurat pandemi covid-19)
2. Mekanisme implementasi kurikulum merdeka (IKM)

Implementasi kurikulum Merdeka bersifat tidak memaksa. menjelang


berlangsungnya tahun pembelajaran 2022-2023 satuan pendidikan dapat
memilih:

1. tetap menggunakan kurikulum 2013


2. menggunakan kurikulum darurat pandemi covid-19
3. menggunakan kurikulum merdeka

14
bagi satuan pendidikan yang memiliki ikm dapat memiliki tiga opsi sebagai
berikut:

1. Mandiri belajar: pilihan Mandiri belajar memberikan kebebasan


kepada satuan pendidikan saat menerapkan KM beberapa bagian dan
prinsip KM tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang
diterapkan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10
2. Mandiri berubah: Mandiri berubah memberikan keleluasaan kepada
satuan pendidikan saat menerapkan KM dan menggunakan perangkat
ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7
dan 10
3. Mandiri berbagi: Mandiri berbagi memberikan keleluasaan kepada
satuan pendidikan dalam menerapkan KM dan mengembangkan sendiri
berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan
10

Ada dua tujuan utama yang mendasari kebijakan IKM:

1. Pemerintah ingin menegaskan bahwa sekolah memiliki kewenangan


dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai
kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah
2. Dengan kebijakan adanya opsi memilih implementasi kurikulum
proses perubahan kurikulum nasional diharapkan terjadi secara lancar
dan bertahap

Selamat tahap perubahan km, pemerintah pun melakukan perubahan secara


sistematik pada bagian lain. pembinaan guru melalui program guru
penggerak, reformasi sistem evaluasi pendidikan melalui assessmen nasional,
perubahan paradigma akreditasi sekolah, pendampingan dinas-dinas
pendidikan, dan upaya melakukan penguatan anggaran. satu hal yang penting
dicatat bahwa perubahan sistematik tidak akan Sekejap. perlu waktu, perlu
gotong royong semua elemen dan perlu dilakukan bertahap. tujuannya agar
transformasi pendidikan dapat terlaksana sesuai harapan.

15
2.4 Pembagian Kewenangan Dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka

Kurikulum dianggap sebagai jantungnya pendidkan. Seperti halnya pada


manusia, jika jantungnya bermasalah, maka tubuh pun bermasalah. Itulah
pentingnya kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan. Pada tataran
teknis, kurikulum adalah rambu-rambu pendidik dalam mengajar. Fungsinya
agar materi yang disampaikan runtut dan mudah dipahami peserta didik. Oleh
karena itu, kurikulum isinya bukan hanya daftar mata pelajaran dan alokasi
waktu, tetapi sebuah rancangan sistematis. Orlasky dan smith (1978)
menyebutkan bahwa kurikulum adalah dasar perencanaan (program) dan
pengalaman peserta didik yang diarahkan dan dikembangkan di sekolah.

Dalam diskursus pembangunan pendidan di Indonesia, perubahan


kurikulum selalu di warnai dinamika menarik. Hal ini mengukuhkan konsep,
bahwa kurikulum tidak hanya beridir pada aras mikro, tetapi menjangkau ara
makro yang bertalian dengan kontruksi social politik. Hidayat (2011)
mengatakan kurikulum dengan relasi-relasi social yang berkepentingan di
belakangnya. Kurikulum memilki relasi dengan politik penguasa, Negara dengan
sekolah, maupun sekolah dengan masyarakat. Oleh karena itu, “pemeo ganti
mentri ganti kurikulum” selalu terdengar, setiap ada perubahan kurikulum.

Kehadiran KM bias dikatakan bagian dari kontruksi gagasan tersebut.


Oleh karena itu, secara operasional perlu dilakukan pembagian kewenangan
dalam pengembangannya. Adapun prinsip dalam pengembangan KM adalah
pembagian kewenang antara pemerintah pusat dan satuan pendidikan.

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) adalah kurikulum


merdeka di tingkat satuan pendidikan yang memuat semua rencana proses
belajar yang diselenggarakan sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, kurikulum operasional satuan
pendidikan dikembangkan dengan prinsip dan proses penyusunan KOSP yaitu
sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.

16
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, sekolah harus
memiliki kurikulum operasional sebagai pedoman penyeenggaraan
pembelajaran. Dalam KM, kurikulum yang penyusunanya menjadi kewenangan
sekolah ini disebut dengan kurikulum operasional sekolah (KOS) atau kurikulum
operasional satuan pendidikan (KOSP).

KOSP ini disusun oleh sekolah sebagai upaya untuk membantu kelangsungan
proses pembelajaran. Dalam pengembangan ini, KOSP harus memenuhi prinsip-
prinsip yang uth, menggambarkan seluruh potensi sekolah dan refleksi semua
warga sekolah atas dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik.

Dalam penyusunan KOSP , tim pengembang kurikulum sekolah harus


mempertimbangkan prinsip-prinsip antara lain:

1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi


keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta
kepentingan peserta didik.
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan
industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta
didik berkebutuhan khusus (khusus SLB).
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang
dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas,
ringkas, dan mudah dipahami.
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan
aktual.
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum
satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku
kepentingan, antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan
dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan pengawasan dinas pendidikan
atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agama sesuai dengan kewenangannya

17
2.5 Acuan, Komponen, Dan Dasar Penduan Penyusunan KOSP
Menurut kemendikbud (2021) sekolah harus menyusun visi,misi dan tujuan
pendidkan yang mengacu pada profil pelajar pancasila, yakni belajar sepanjang
hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
pancasila. Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk
menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan untuk menjadi manusia
yang unggul dan produktif di abad ke -21. Dalam hal ini, peserta didik Indonesia
diharapka dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan
serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.

Mewujudkan profil pelajar pancasila masuk dalam rencana strategis


kementrian pendidikan dan kebudayaan tahun 2020-2024, sebagaimana tertuang
dalam permendikbud no. 22 tahun 2020. Dalam peraturan tersebut, pelajar
pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat
yang memilki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
pancasila, dengan enam cirri utama: beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif.

Sebagai acuan teknis dalam penyusuan KOSP, profil pelajar pancasila dibagi
menjadi enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya
saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan profil pelajar
panvasila yang utuh membutuhkan integrasi pengembangan keenam dimensi.
Menurut SK kepala BSKAP NO.009 tahun 2022 tentang dimensi, elemen, dan
sublemen profil pelajar pancasila pada kurikulum merdeka, enam dimensi yang
harus dijadikan acuan dalam penyusunan KOSP adalah: (1) Beriman, bertaqwa
kepda TYME. Dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong
rotong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif.

Dimensi-dimensi diatas, menunjukkan bahwa profil pelajar pancasila tidak


hanya focus pada kemampuan kognitif, tetaoi juga sikap dan perilaku sesuai jati
diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia. Dengan demikian, maka
posisi dan fungsi profil pelajar pancasila dalam penyusuanan KOSP, yaitu
sebagai gambara: (1) tujuan jangka panjang proses pembelajaran yang

18
berlangsung di sekolah, (2) komptensi dan karakter yang perlu dikembangkan
warga sekolah, dan (3) benang merah yang menyatukan segala praktik di
sekolah.

Komponen Dokumen KOSP

Berdasarkan acuan diatas, maka ada beberapa komponen dalam KOSP.


Komponen-komponen ini harus digambarkan secara lugas, jelas, dan berbasis
data actual yang dimilki noleh sekolah. Oleh karena itu, isi dari komponen-
komponen ini bisa di evaluasi setiap 4-5 tahun. Karakteristik satuan pendidikan
menggambarkan karakteristik, keunikan, dan kekhasan sekolah (peserta didik,
social, budaya, pendidik dan tenaga kependidikan).

Komponen-komponen yang diperlukan dalam penyusunan. Kurikulum


Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) adalah:

1. Karakteristik Satuan Pendidikan


2. Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan
3. Pengorganisasian Pembelajaran
4. Rencana pembelajaran
5. Evaluasi , Pendampingan dan pengembangan profesional
6. Lampiran yang terdiri dari:
o SK Tim Pengembang Kurikulum
o Contoh Rencana Pembelajaran
o Contoh Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
o Referensi Landasan Hukum yang berkaitan dengan karakteristik
sekolah

Dasar Panduan Penyusunan KOSP


Dasar panduan penyusuna KOSP adalah kerangka dan struktur kurikulum.
Kerangka berisi tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam konteks luas dan
jangka panjang. Kerangka dasar ini menjadi kompas dalam menunjukkan arah
pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, kerangka dasar kurikulum disusun dan di
tetapka oleh pemerintah pusat.

19
Langkah-Langkah Penyusunan KOSP
Sebagai dokumen sekolah, KOSP harus bersifat dinamis diperbaharui secara
berkesinabungan. Selain itu, KOSP harus menjadi refernsi dalam keseharian, dan
terus dikembangkan oleh sekolah. Artinya, bahwa proses penyusunan KOSP harus
bersifat: (1) tetap, mengacu pada kerangka dasar kurikulum yang di tetapkan oleh
pemerintah pusat, dan (2) fleksibel atau dinamis, mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik
kebutuhan sekolah.

Penyusunan dokumen KOSP, sebaiknya dimulai dengan memahami secara utuh


kerangka dasar kurikulum yang di tetapkan oleh pemerintah. Selain itu, pihak satuan
pendidikan menyusun dengan alternative langkah-langkah berikut:

Menganalisis Karakteristik Satuan Pendidikan


Langkah awal, tim kurikulum satuan pendidikan harus menganalisis
karakteristik dan keunikan satuan pendidikan berbasis data actual. Analisis harus
dilakukan secara komphrensif, dan reversible (bolak-balik) antara analisis
lingkungan belajar satuan pendidikan, visi misi satuan pendidikan, serta tujuan dan
strateginya. Pada proses analisis ini, satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
cara untuk menyelarasakna antar komponennya. Dalam hal ini, pihak satuan
pendidikan penting melakukan analisis karakteristik satuan pendidikan dan
lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota komunitas, dan menjadikan
vii misi sebagai kompas.

Merumuskan Visi, Misi Dan Tujuan


Langkah kedua, tim kurikulum satuan pendidikan merumuskan visi,misi dan
tujuan satuan pendidikan. Visi, misi dan tujuan ini nantinya akan menjadi referensi

20
arah pnegembangan dan menunjukkan prioritas satuan pendidikan harus berpusat
pada peserta didik.

Pengorganisasian Pembelajaran
Langkah ketiga, tim kurikulum satuan pendidikan memformulasikan
pengaturan pembelajaran muatan kurikulum dalam satu rentang
waktu.pengrganisasian ini termasuk pula mengatur beban belajar dalam struktur
kurikulum, muatan mata pelajaran dan area belajar, pengaturan waktu belajar, serta
proses pembelajaran.

Menyusun Rencana Pembelajaran


Langkah keempat, tim kurikulum sekolah menyusun rencana
pembelajaran. Rencana pembelajaran pada dasarnya terbagi dua yaitu ruang
lingkungan satuan pendidikan dan ruang lingkup kelas. Ruang lingkup satuan
pendidikan, yakni penyusunan alur tujuan pembelajaran atau silabus. Dalam
ruang lingkup satuan pendidikan, perumusan dan penyusunan alur dan tujuan
pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi mengarahkan satuan
pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh
secara sistematik, konsisten, dan terukur. Ruang lingkup kelas yakni,
penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanaan pembelajaran. Untuk dokumen
rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan pendidikan
dapat menggunakan, memodifikasikan, atau mengadaptasi contoh modul ajar
yang disediakan pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh
pelaksanaan pembelajaran (RPP/ modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang
mewakili inti dari rangkaian pembelajaran.

Dalam merancang pembelajaran, satuan pendidikan perlu


memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dari asesmen. Prinsip pembelajaran
dan asesmen harus di gunakan secara terintegrasi sebagai pertimbangan utama
dalam merancang struktur kurikulum satuan pendidikan.

Merancang Pendampingan, Evaluasi, Dan Pengembangan Professional

21
Langkah terakhir,sekolah secara berkesinabungan melakukan evaliuasi
berdasarkan proses refleksi dan pemberian umpan balik. Selain itu, pendidikpun
dapat melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah di
tetapkan (tujuan belajar, capaian pembelajaran, dan profil pelajar pancasila).
Evaluasi KOSP dapat dilaksanakan secara periodic, baik per hari, per unit
belajar, per semester, atau per tahun.

Beberapa prinsi-prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan evaluasi


pembelajaran dan KOSP, antara lain: (1)evaluasi dilakukan secraa mandiri dan
berkala oleh satuan pendidikan, (2)evaluasi pembelajaran dapat mengukur
keberhasilan pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran, (3)evaluasi dapat
mengukur keberhasilan kepala satuan pendidikan pendidik salam menjalankan
seluruh program pendidikanyang direncanakan dngan tujuan untuk memahami
apakah visi, misi, dan tujuan satuan pendidkan telah tercapai, (4)sasaran evaluasi
saling berkaitan antara evaluasi pembelajaran dan evaluasi kurikulum itu sendiri,
dan (5)evaluasi dikelola oleh para kepala satuan pendidikan dan / atau pendidik
yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini.

Adapun prinsip-prinsip melakukan evaluasi, diantaranya: (1)menetapkan


tujuan evaluasi yang akan di lakukan; (2)menetapkan data/informasi yang ingin
didapatkan dalam kegiatan peninjauan; (3)menentukan bentuk asesmen yang
akan dilakukan untuk mendapatkan data/informasi yang diingnkan;
(4)merancang aktifitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan
pengembangan bagi pendidik dan pelaksana program; (5)menggunakan alat
penilaian pencapaian yang jelas dan terukur.

Selanjutnya, terkait dengan pendampingan dan pengembangan


professional, harus ditekankan pada prinsip reflektif dan pengembangan diri bagi
pendidik, serta menggunakan alat penilaian yang jelas dan terukur. Kepala
satuan pendidikan merancang dan melakukan proses pendampingan dan
pengembangan professional sesuai kebutuhan sebgai tindak lanjut dari hasil
pengamatan dan evaluasi dengan melibatkan pengawas.

22
Kepala satuan pendidikan dan pengawas dapat memainkan peran dalam
berbagai contoh pendampingandan pengembangan professional yang bisa
dilakukan disatuan pendidikan seperti berikut.

a. Coaching, yaitu proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan


menggali pemikiran-pemikiran seseorang terhadap suatu masalah.
b. Mentoring, proses pendampingan dengan berbagi pengalaman/ pengetahuan
untuk mengatasi suatu kendala.
c. Pelatihan, yaitu proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dnegan kinerja, dengan narasumber internal
atau ekasternal (menyesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan).

2.6 Pengertian Capaian Belajar


Capaian pembelajaran (CP) adalah bukanlah istilah hasil didunia
pendidikan. diIndoneisa sendiri, istilah CP lebih sering digunakan didunia
pendidikan tinggi. Meski demikian, istilah CP sendiri sebenarnya tidak merujuk
pada satuan pendidikan tertentu. CP dikenal juga dengan istilah learning
achivemt, achivement standard atau learning out comes.Capaian pembelajaran
adalah suatau ungkapan tujuan pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan,
tentang apa yang diharapkan diketahuai, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh
peserta didik setelah menyelesaikan suatu periode belajar (dikti, 2015:1).

Dalama KKNI, deskripsi CP mengandung empat unsur, yaitu sebagai berikut.

a. Sikap dan tata nilai, mrupakan perilaku dan tata nilai yang merupakan
karakter atau jati diri bangsa dan negara indonesia. Sikap dan tata nilai ini
terinternalisasi selama proses belajar, baik terstruktur maupun tidak.
b. Kemampuan kerja, merupakan wujud akhir dari transformasi potensi yang
ada dalam setiap individu peserta didik menjadi kompetensi atau
kemampuan yanf aplikatif dan bermanfaat.
c. Penguasaan pengetahuan, merupakan informasi yang telah doproses dan di
organisasikan untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman
yang terakumulasi untuk memiliki suatu kemampuan.

23
d. Wewenang dan tanggung jawab, merupakan konsekuensi seorang peserta
didik yang telah memiliki kemampuan dan pengetahuan pendukungnya
untuk berperan dalam masyarakat secara benar dan beretika.

Capaian pembelajaran adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai


peserta didik pada setiap fase perkembangan, baik itu di PAUD, pendidikan dasar,
menengah, maupun pendidikan khusus. Capaian pembelajaran mencakup
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif
dalam bentuk narasi. Misalnya, untuk pendidikan dasar dan menengah, capaian
pembelajaran disusun untuk setiap mata pelajaran, sedangkan untuk pendidikan
khusus, peserta didik dapat menggunakan capaian pembelajaran umum. Capaian
pembelajaran merupakan hasil peleburan kompetensi inti dan kompetensi dasar,
yang menjadi acuan deskripsi keberhasilan anak dalam mempelajari sesuatu hal.
Capaian pembelajaran juga membawa perubahan dalam pendekatan pembelajaran di
kelas, di mana otonomi sekolah diberikan kebebasan untuk menyesuaikan capaian
pembelajarannya sesuai dengan keunikan dan kebutuhan peserta didik.

Struktur capaian pembelajaran terdiri dari kompetensi pembelajaran yang harus


dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk pendidikan dasar dan menengah, capaian pembelajaran disusun
untuk setiap mata pelajaran. Struktur Kurikulum Merdeka merupakan
pengorganisasian atas capaian pembelajaran, muatan pembelajaran, dan beban
belajar. Struktur Kurikulum pada Pendidikan Dasar dan Menengah dibagi menjadi 2
(dua) kegiatan utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil
pelajar Pancasila. Capaian pembelajaran harus disertai dengan kriteria penilaian
yang tepat yang dapat digunakan untuk menilai bahwa hasil pembelajaran yang
diharapkan telah dicapai. Capaian pembelajaran bersama dengan kriteria penilaian
digunakan untuk mengidentifikasi tujuan belajar yang lebih terukur.

24
2.7 Analisis Kompetensi dan Konten Dalam Capaian Pembelajaran
Analisis kompetensi dan konten dalam Capaian pembelajaran (CP)
melibatkan beberapa langkah penting. Berikut ini adalah beberapa poin penting
yang perlu diperhatikan dalam analisis CP:

1. Kompetensi: Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik


pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran. Kompetensi
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar.
2. Konten: Konten CP mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi
yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
3. Tujuan Pembelajaran: Tujuan pembelajaran menjadi acuan mengenai apa
yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan.
4. Alur Tujuan Pembelajaran: Alur tujuan pembelajaran menunjukkan langkah-
langkah dalam mencapai tujuan pembelajaran, termasuk elemen-elemen
yang harus dicapai.
5. Standar Proses Pendidikan: Standar proses pendidikan menjadi acuan
mengenai tingkat kualitas pendidikan yang diharapkan, termasuk dalam CP.
6. Kurikulum Merdeka: Kurikulum Merdeka mencakup struktur organisasi
kompetensi pembelajaran yang disusun secara komprehensif dalam bentuk
narasi, termasuk dalam CP
7. Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Penguatan profil pelajar Pancasila
kompetensi yang ingin dicapai.
8. Kriteria Penilaian: Kriteria penilaian dapat digunakan untuk menilai apakah
capaian pembelajaran yang diharapkan telah dicapai, dan bersama dengan
kriteria penil aian, dapat menentukan persyaratan untuk pemberian kredit.

Dalam analisis CP, penting untuk memahami kompetensi, konten, tujuan


pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, standar proses pendidikan, kurikulum
merdeka, dan penguatan profil pelajar Pancasila. Selain itu, kriteria penilaian juga
perlu diperhatikan untuk menilai apakah capaian pembelajaran yang diharapkan
telah dicapai.

25
2.8 Rumusan Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan pembelajaran, yang berguna untuk menyusun tujuan
pembelajaran secara detail, terdiri dari empat komponen, yaitu Audience (peserta
didik), Behavior (perilaku), Conditions (kondisi), dan Degree (tingkatan hasil)
Berikut adalah pengertian masing-masing komponen:

1. Audience (peserta didik): Audience merupakan subjek atau peserta didik yang
akan melakukan pembelajaran. Dalam pembelajaran, audience adalah peserta
didik yang dimaksudkan.
2. Behavior (perilaku): Behavior mencakup dua bagian penting, yaitu kata kerja
aktif transitif dan objek. Kata kerja menunjukkan bagaimana siswa
mempertunjukkan sesuatu, seperti menyebutkan, menganalisis, menyusun, dan
sebagainya. Objek menunjukkan pada apa yang akan dipertunjukkan itu,
misalnya contoh himpunan dan bukan himpunan, kesalahan tanda baca dalam
kalimat prinsip induksi matematika, rumus barisan aritmatika, dan sebagainya
3. Conditions (kondisi): Condition berarti kondisi atau keadaan yang harus
dipenuhi agar behavior dapat tercapai. Dalam pembelajaran, condition adalah
persyaratan yang harus dipenuhi untuk memastikan proses pembelajaran
berhasil.
4. Degree (tingkatan hasil): Degree menunjukkan tingkatan hasil yang diinginkan
dari proses pembelajaran. Sebagai contohnya, kita ingin peserta didik mampu
memberikan jawaban yang benar atau tanpa salah

Dengan menggunakan rumusan tujuan pembelajaran ini, guru dapat menyusun


tujuan pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Selain itu, rumusan tujuan pembelajaran juga membantu guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar dan menjadi bukti akuntabilitas kinerja guru.

2.9 Alternatif Dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Ada beberapa alternatif dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Berikut adalah
beberapa pendekatan yang dapat digunakan :

26
1. Tujuan Pembelajaran (TP): Tujuan Pembelajaran adalah deskripsi
pencapaian tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) murid
yang perlu dibangun melalui satu atau lebih kegiatan pembelajaran. TP
disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke
waktu yang menjadi prasyarat menuju Capaian Pembelajaran (CP)
2. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP): Alur Tujuan Pembelajaran adalah
rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di
dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga
akhir suatu fase. Alur ini disusun secara linear sebagaimana urutan Tujuan
Pembelajaran yang dilakukan sepanjang fase untuk mencapai Capaian
Pembelajaran yang harus dicapai di akhir fase.
3. Pembelajaran-Pengujian (P-P): Pembelajaran-Pengujian adalah pendekatan
yang melibatkan tahap pembelajaran dan tahap pengujian untuk mengukur
hasil pembelajaran. Dalam pendekatan ini, guru mengembangkan tujuan
pembelajaran yang spesifik dan mudah dipahami oleh peserta didik,
kemudian melakukan pengujian untuk mengevaluasi apakah peserta didik
mampu mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
4. Pembelajaran Basis Kompetensi (PBC): Pembelajaran Basis Kompetensi
adalah pendekatan yang fokus pada mengembangkan kompetensi peserta
didik dalam konteks sehari-hari mereka.
5. Dalam pendekatan ini, guru mengembangkan tujuan pembelajaran yang
terkait dengan kebutuhan kompetensi peserta didik dalam kehidupan mereka,
kemudian mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
konteks tersebut.

Dalam merumuskan TP dapat menggunakan kata-kata taksonomi Bloom yang


telah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl ( 2001 ). Kemampuan kognitif di
kelompokkan menjadi beberapa tahapan sebagai berikut.

Level 6 :
Menciptakan

27
Merangkai berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh melalui proses
pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang
diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di
dalamnya adalah kemampuan menberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang
sudah ada.
Level 5 :
Mengevaluasi
Termasuk kemampuan untuk membuat keputusan,penilaian,mengajukan kritik
dan rekomendasi yang sistematis.
Level 4 :
Menganalisis
Termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah atau mengelompokkan informasi
menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/kolerasi
atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antar
konsep, atau mengmorganisasikan beberapa ide dan /konsep.
Level 3 :
Mengaplikasikan
Termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan,atau informs yang telah
dipelajarinya pada situasi berbeda dan releven.
Level 2 :
Memahami
Termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu
konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterprestasikan suatu informasi,
menyimpulkan,atau membuat parafrasa dan suatu bacaan.
Level 1 :
Mengigat
Termasuk di dalamnya mengigat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk
definisi, untuk merumuskan fakta-fakta daftar urutan, atau menyebutkan kembali
suatu materi yang pernah di ajarkan kepadanya.

28
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, penting untuk mempertimbangkan
kebutuhan dan konteks peserta didik, serta menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2.10 Cara Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran


ATP harus disusun secara linier satu arah, dan tidak bercabang,
sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan.

Prinsip Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran bagi pendidik yang merancang


ATP sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telan dikembangkan dalam tahap
sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara
sistematis dan logis dari awal hingga akhir ajaran
1. TP adalah tujuan yang lebih umun bukan TP harian (goals, bukan objectives).
2. Merumuskan ATP diawali dengan merumuskan TP dari kalimat CP.
3. Rumusan TP harus memiliki kejelasan atau mengandung kompetensi dan
konten.
4. ATP menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik.
5. ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran
yang linear dari awal hingga akhir fase.
6. ATP harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan.
7. TP pada keseluruhan fase meng- gambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi
antarfase dan jenjang
8. ATP perlu dikembangkan secara kolaboratif (perlu kolaborasi pendidik lintas
kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara pendidik kelas! dan Il
untuk Fase A).
9. ATP dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan
setiap mata pelajaran (sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran,
termasuk pendidik yang mahir dalam mata pelajaran tersebut).

29
10. Penyusunan ATP tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus).
11. Metode penyusunan ATP harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke
kemampuan yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata
pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan.
12. ATP dapat diberi pernomoran/kode huruf (untuk menunjukkan urutan dan
tuntas penyelesaiannya dalam satu fase).
13. ATP menjelaskan SATU alur TP, tidak bercabang (tidak meminta pendidik
untuk memilih). Apabila urutan TP berbeda, lebih baik membuat ATP lain
sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun,
dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode.
14. ATP harus fokus pada pencapaian C bukan profil pelajar Pancasila dan tidak
perlu dilengkapi dengan pendekatan/ strategi pembelajaran (pedagogi).
Langkah Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Ada beberapa langkah dalam menyusun ATP, yaitu sebagai berikut.
a. TP yang telah dirumuskan disusun atau diurutkan sesuai dengan kebutuhan
dalam proses pembelajaran. Misalnya: Pendidik menentukan urutan konten
untuk setiap pertemuan. Bisa jadi, pendidik A berbeda dengan pendidik B dalam
menpendidiktkan konten dalam pertemuan pembelajaran. Termasuk dalam
menentukan jumlah JP, setiap pendidik bisa berbeda sesuai pertimbangan
karakteristik peserta didik dan potensi sekolah.
b. Pendidik memperkirakan jumlah JP untuk setiap TP.
c. Pendidik menganalisis dimensi Profil Pelajar Pancasila (P3), sesuai atau
selaras dengan TP.
d. Pendidik menggali potensi/karakteristik sekolah yang mendukung
keterlaksanaan proses pembelajaran untuk setiap TP.
e. Pendidik bisa memberi kode (kodering) pada setiap TP, agar jelas
pengalurannya.
Misalnya, kode F.11.1.1 dibaca huruf F (Fase F), angka 11 (Kelas XI), angka 1
pertama
(Elemen 1: Menyimak), angka 1 kedua (nomor urut TP).
f. Pengkodean sifatnya tidak baku, pendidik bisa menyusun pengkodean sesuai
dengan kebutuhan.

30
Berdasarkan bagan pengaluran ATP tersebut, terlihat TP dipetakan dalam
satu fase. Setiap TP yang telah dirumuskan, kemudian dialurkan secara linier.
Keseluruhan TP yang telah dialurkan tersebut adalah ATP.
ATP di atas, pada dasarnya adalah proses pemetaan atau pengaluran TP dalam
satu fase. Setiap TP yang telah dirumuskan, kemudian dipetakan jumlah JP dan
dimensi P3. Setelah itu, dialurkan secara kronologis berdasarkan rencana
pertemuan dan konten apa yang akan dipelajari dalam pertemuan pembelajaran.
Ilustrasi pengaluran TP menjadi ATP dapat dilihat pada gambar berikut. Capaian
Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase perkembangan. Capaian Pembelajaran mencakup
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif
dalam bentuk narasi.

Capaian Pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) terdiri atas satu
fase, yaitu fase Fondasi. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan
menengah terdiri dari 6 fase, yaitu fase A hingga fase F, yang meliputi seluruh
mata pelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A, Paket B, dan Paket
C), sesuai dengan pembagian berikut:
Fase dan Jenjang/Kelas
Fase A: Kelas 1-2 SD/MI/SDLB/Paket A
Fase B: Kelas 3-4 SD/MI/SDLB/Paket A
Fase C: Kelas 5-6 SD/MI/SDLB/Paket A
Fase D: Kelas 7-9 SMP/MTs/SMPLB/Paket B
Fase E: Kelas 10 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
Fase F: Kelas 11-12 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat
menggunakan CP Pendidikan Khusus. Sementara itu, peserta didik
berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP umum
dengan menerapkan prinsip-prinsip modifikasi kurikulum.
Harus dipastikan penyusunan TP-ATP kurikulum merdeka yang
dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

31
Tujuan Pembelajaran yang ideal terdiri dari dari 2 komponen berikut:
1. Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan
peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
2. Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di
akhir satu unit pembelajaran.

Langkah Prosedur Penyusunan ATP


Terdapat tujuh langkah-langkah yang menjadi prosedur dalam Penyusunan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP) antara lain:
a. Melakukan analisis Capaian Pembelajaran yang memuat materi dan
kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
b. Identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan kompetensi –
kompetensi sebelumnya yang perlu dikuasai peserta didik sebelum mencapai
kompetensi di akhir fase.
c. Melakukan analisis setiap elemen dan atau subelemen Profil Pelajar Pancasila
yang sesuai dengan mata pelajaran dan Capaian Pembelajaran pada Fase
tersebut. Ada enam dimensi, yaitu: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha, Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan
global, bernalar kritis, dan kreatif.
d. Berdasarkan identifikasi kompetensi – kompetensi inti di akhir fase,
rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi yang
akan dicapai, pemahaman bermakna yang akan dipahami dan variasi
keterampilan berpikir apa yang perlu dikuasai siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
e. Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran secara
linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke
hari dan dari waktu ke waktu.
f. Tentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan pembelajaran (setiap
tujuan pembelajaran dapat memiliki lebih dari satu lingkup materi dan materi
utama).

32
g. Berdasarkan perumusan TP tentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan.
Contohnya TP untuk mencapai suatu kompetensi pengetahuan 120 menit,
keterampilan 480, dan sikap 120 menit.
Dalam Penyusunan TP -ATP – Bagi para pendidik diperbolehkan untuk
merancang alur tujuan pembelajaran mereka sendiri, tujuan pembelajaran yang
telah dikembangkan pada tahap sebelumnya akan diatur sebagai urutan yang
secara sistematis, dan secara logis dari awal hingga akhir fase.

2.11 Pengertian modul ajar


Modul ajar adalah dokumen yang berisi tujuan ,langkah media
pembelajaran , serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unik atau topik
berdasarkan alur tujuan pembelajaran.pendidik memiliki keleluasan untuk
membuat sendiri,memilih,dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai
dengan konteks,karakteristik,serta kebutuhan peserta didik.oleh karena
itu,pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan
inspirasi untuk satuan pendidikan

2.12 Modul Ajar


Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu pendidik
melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran.dengan demikian,rencana pembelajaran disusun berdasarkan ATP
yang digunakan pendidik sehingga bentuk rancangan pembelajaran lebih rinci
dibandingkan alur tujuan pembelajaran. Perlu diingatkan kembali bahwa ATP
tidak ditetapkan oleh pemerintah sehingga alur tujuan pembelajaran yang
digunakan setiap pendidik dapat berbeda dengan pendidik lainnya meskipun
mengajar peserta didik dalam fase yang sama.oleh karena itu,RPP ysng dibuat
masing-masing pendidik pun dapat berbeda-beda , terlebih lagi karena rencana
pembelajaran ini dirancang dengan memperahtikan berbagai faktor
lainnya,termaksud fsktor peserta didik yang bebeda,lingkungan
sekolah,Katersediaan sarana dan parsaranan, pembelajaran dan lain lain.

33
Setiap pendidik perluh memiliki rancana pembelajaran uantuk
membantuh mengajarkan proses penbelajaran mencapai cp. Rencana
pmbelajaran ini dapat berupa: [1] rencana pelakasanaan pembelajaran atau di
kenal sebagai RPP ;[2] modul ajar. Apabila pendidik mengunakan modul ajar,
maka ia tdk perlu membuat RPP karena komponen komponen dalam modul ajar
meliputi komponen komponen dalam RPP atau lebih lengkap dari pada RPP.

2.13 Merancang modul ajar


Pendidik memeliki kemerdekaan untuk :

[1] memodufikasi modul ajar yang sudah disediahkan pemerintah untuk


menyesuaikan mudul ajar dengan krakteristik pedserta didik .

[2] menyusun sendiri modul ajar sesuai dengaan krateristik peserta didik.
Hal tersebut menunjukan bawah pendidk dapat mengunakan berbagai strategi
untuk mengmbangkan modul ajar selama modul ajar yang di hasilkan
memenuhi kretria yang telah ditetapkan dan aktifitas pembelajaran dlam modul
ajar sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen.

Modul ajar MA dirancang harus memiliki kriteria berikut.

Esensial Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui


pengalaman belajar dan lintas disiplin.
Menarik, bermakna,
Menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta
dan
didik secara aktif dalam proses belajar. Berhubungan dengan
Menantang
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya
sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu
mudah untuk tahap usianya.

Relevan dan Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman


kontekstual yang dimiliki sebelumnya dan sesuai dengan konteks
diwaktu dan tempat peserta didik berada.

34
Berkesinambungan.
Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar peserta didik.

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bawah modul ajar sekurang


kurangnya berisi tujuan , langkah pembelajaran , media pembelajaran asesmen ,
serta informasi dan refesi belajar lainnya yang dapat membantu pendidk dalam
melakasanakan pembelajaran. Satu modul ajar biasanya berisi rancangan
pembelajaran untuk satuh tujuan pembelajaran [TP] berdasarkn alir tujuan
pembelajaran yang telah disusun .oleh karna itu sebelum menyusun modul ajar
haruss merumuskan lebih dahuluh TP-ATP .modul ajar dalam kurikulum
merdeka di tujukan membantuh pendidk mengajar secara fleksibel dan
kontekstual. Serta tdk selalu mengunakan buku teks pelajar. Modul ajar dapat
menjadi pilihan lain atau alternatif strategi pembelajaran. Oleh karena itu ,
sebelum merancang modul ajar, pendidik perluh mempertimbangkan dua hal
berikut.

1. Untuk mencapai sesuatu tujuan pembelajaran tertentu apakah merujuk pada


buku teks saja sudah cukup atau perluh mengunakan modul ajar.

2. Jika membutukan modul ajar, apakah dapat mengunakan modul ajar yang
telah disedihakan , memodifikasi modul ajar yang disedihakan, atau perlu
membuat modul ajar baru.

Apabila berdasarkan kdua pertanyaan diatas pendidik menyimpilkan bawah


modul ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar yang disedihakan dapat digunakan
dengan penyusuain penyesuaian tertentuh, maka ia tidak perlu merancang
modul ajar yang baru. Pendidk dapat menambah komponen modul ajar
misalnya dengan menyusun modul ajar sesuan struktur yang tercantung pada
tabel berikut.

2.14 Strategi Merancang Modul Ajar (MA)


No Strategi 1 Strategi 2
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang bisa Menganalisis kondisi dan
dikelompokan dalam satu lingkungan materi. Satu kebutuhan peserta didik,
MA bisa mencakup beberapa tujuan pembelajaran pendidik, serta satuan

35
pendidikan.
2. Lakukan asesmen diagnosis untuk mengidentifikasi Melakukan asesmen
penguasaan kompetensi awal peserta didik diagonostik terhadap
kondisi dan kebutuhan
peserta didik.
3. Tentukan teknik dan instrument asesmen sumatif Mengidentifikasi dan
beserta indikator keberhasilan asesmen sumatif yang menentukan dimensi profil
akan dilakukan pada akhir lingkup materi. pembelajaran Pancasila
yang akan dicapai.
4. Tentukan periode waktu atau jumlah JP yang Memilih tujuan
dibutuhkan. pembelajaran dari ATP
berdasarkan CP yang akan
dikembangkan menjadi
modul ajar.
5. Tentukan teknik dan instrument asesmen formatif Merencanakan jenis, teknik,
berdasarkan aktifitas pembelajaran. dan instrument asesmen.
6. Buatlah rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal Menyusun modul ajar
sampai akhir. berdasarkan komponen-
komponen yang ditentukan.
7. Pastikan aktifitas pembelajaran selaras dengan Pendidik dapat menentukan
tujuan pembelajaran. komponen-komponen yang
esensial sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.
8. Setiap kegiatan dilengkapi dengan Mengelaborasi kegiatan
pembelajaran sesuai dengan
komponen-komponen.
9. Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media Modul siap digunakan.
belajar sesuai dengan kesiapan, minat dan profil
peserta didik.
10. Lampirkan instrument asesmen seperti lembar Evaluasi dan perkembangan
observasi yang dibutuhkan. modul.
11. Periksa kembali kelengkapan komponen modul ajar.

36
2.15 Kedudukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dalam keputusan mendikbutristek No.262/M/2022 tentang perubahan
atas keputusan mendikbut ristek NO.56/M/2022 tahun 2022 tentang pedoman
penerapan kurikulum dalam rangka pembelajaran, dijelaskan bahwa P5
merupakan kegiatan Kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk
menguatkkan upaya pencapaian kompentesnsi dan karakter sesuai dengan profil
pelajar pancasila yang disusun berdasarkan standar kopetensi lulusan.
Pelaksanaan P5 dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan
waktu pelaksanaan. Struktur KM pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu; (1). Pembelajaran
Intrakulikuler, dan (2). Projek penguatan profil pembelajaran pancasila (P5). P5
dirancang terpisah dari intra kulikuler, tujuan, muatan, dan kegiatan
pembekajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran
Intrakulikuler.

2.16 Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila


Dalam Kep. BSKAP Kemendikbutristek NO. 009/H/KR/2022 tentang
Dimensi, Elemen, dan Sublemen profil pelajar pancasila dalam kurikulum
merdeka disebutkan bahwa profill pelajar pancasila memiliki enam kopetensi
yang di rumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan
menguatkan sehingga upaya mewujudkan profil pelajar pancasila yang utuh
membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak
parsial. Keenam dimensi tersebut adalah;

1) Beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
2) Berkebinekaan Global
3) Bergotong Royong
4) Mandiri

37
5) Bernalar Kritis, dan
6) Kreatif

2.17 Pembagian Alokasi Waktu dan Tema Pilihan Pelaksanaan P5


1 Pembagian Alokasi Waktu Pelaksanaan P5

Pada SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK atau sederajat, P5


mengambil alokasi waktu 20-30% (dua puluh sampal dengan tiga puluh persen)
dari total jar pelajaran selama 1 (satu) tahun.

1) Alokasi waktu untuk setiap PS tidak harus sama Satu projek dapat
dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yang
lain.
2) Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlahkan alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran,
dan jumlah total waktu pelaksanaan masing- masing projek tidak harus
sama.
3) P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan
memikirkan solusi terhadapermasalahan di lingkungan sekitarnya.
4) PS menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project- based
learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam
program intrakunkuler di dalam kelas.
5) PS memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi
tidak.ormal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih
interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk
menguatkan berbagal kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.

Berdasarkan indikator di atas, maka PS dapat dimaknal sebagai serangkaian


kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu
tema menantang dalam kegiatan pembelajaran pada KM. PS didesain agar
peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan
mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah
dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.

38
Berkaitan dengan alokasi waktu untuk P5, secara teknis pemerintah tidak
menentukan jumlah alokasi waktunya. Namun, tim fasilitatea perlu
mengalokasikan waktu yang memadal agar peserta didik dapat mencapai kom
profil pelajar Pancasila.

Menurut Kemendikbudristek, bahwa setelah mengidentifikasi total alokasi


jam projek profil, langkah berikutnya adalah menentukan pembagian durasi
projek profil sejumlah tama yang dipilih di kelas tersebut. Durasi setiap tema
projek profil dapat dirancang berbeda- beda tergantung tujuan dan kedalaman
eksplorasi tema tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam menentukan durasi


pelaksanaan untuk setiap tema projek yang dipilih dapat disesuaikan dengan
pembahasan tema Durasi dapat dipilih antara 2 minggu sampai 3 bulan,
bergantung tujuan dan kedalaman eksplorasi tema. Jika satuan pendidikan
bertujuan untuk memberikan dampak pada lingkungan di luar satuan pendidikan
maka bisa jadi durasi pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang lebih lama.
Di luar durasi waktu pelaksanaan projek, satuan pendidikan mengatur kembali
jadwal belajar mengajar seperti biasa.

2. Tema Pilihan Pelaksanaan P5

Pemerintah telah menentukan tema untuk setiap projek yang


diimplementasikan dalam satuan pendidikan, tetapi tema tersebut dapat berubah
setiap tahunnya. Untuk tahun ajaran 2021/2022, ada tujuh tema yang
dikembangkan berdasarkan isu prioritas yang dinyatakan dalam Peta Jalan
Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals, dan dokumen
lain yang relevan. Tujuh tema tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

 Capaian

Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun


panjang terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan
sekitarnya.

 Indikator

39
 Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir sistematis
untuk memahami keterkaitan aktivitas manusia dengan dampak
dampak global yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan ikim
 Peserta didik dapat membangun kesadaran untuk bersikap dan
berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar untuk
masalah lingkungan serta gaya hidup serta perilaku yang lebih
berkelanjutan dalam keseharian.
 Peserta didik juga mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang
terjadi di lingkungan sekitarnya (bencana alam).
 SD wajib memilih minimal 2 tema per tahun
 SMP, SMA dan SMK wajib memilih minimal 3 tema per tahun 
 Satuan pendidikan menentukan tema dan mengembangkannya
untuk setiap kelas! angkatan
3. Kearifan lokal (SD_SMA/SMK)

Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui


eksplorasi bentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau
daerah tersebut, serta perkembangannya.

 Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/


daerah berkembang seperti yang ada saat in bagaimana perkembangan
tersebut dipengaruhi och hanteks yang lebi besar (nasional dan
internasional serta memahami aspek yang berubah dari waktu ke waktu
dan aspek yang tetap sama.
 Peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian
dan tentang budaya dan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya.
 tradisi lokal serta merefleksikan nilai-nilal yang dapat diambil dan
diterapkan dalam kehidupan mereka.

Peserta didik juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal yang
menarik

2.18 Prinsip, Manfaat, Desain Pelaksanaan, Dan strategi Pengelolaan

40
1. Prinsip Pelaksanaan P5

Pelajar pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam


keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu pesertadidik melalui
budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, P5, maupun
ekstrakurikuler. Adapun prinsip pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
pancasila disajikan pada tabele berik

2. Manfaat Pelaksanan P5

1. Sekolah
a) Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka
untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
b) Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang
berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

2. Pendidikan

a) Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi


dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
b) Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
c) Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk
berkolaborasi dengan pendidik dari matapelajaran lain untuk memperkaya
hasil pembelajaran.

3. Pesertadidik

a) Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia


yang aktif.
b) Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
c) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan
dalam mengerjakan projek pada priodewaktutertentu.
d) Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.

41
e) Memperlihatkan tangung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar
mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar.
f) Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah
diupayakan secara optimal.

Budaya sekolah adalah sistem nilai,kepercayaan,dan norma yang diterima


bersama dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perila kualami dibentuk
oleh lingkungan dengan menciptakan pemahaman yang sama pada sekolah civitas
sekolah (Ditjen PMPTK,2007). Budaya sekolah adalah kualitas sekolah dikehidupan
sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu yang
dianut sekolah (Dikmneum:2002:14).

a. Aspekbudaya
1. Berpikir terbuka
Sekolah diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan,
terbuka terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya
perbaikan untuk perubahan kearah yang lebih baik.
2. Senang mempelajari hal baru
 Pendidikan harus memiliki kemampuan memelihara rasa ingintahu, dan
menemukan kepuasan saat menemukan hal baru adalah bagian dari budaya
yang perlu di hidupkan dilingkungan satuan pendidikan.
 Pendidik mau mengembangkan diri secara terus menerus.
3. Kolaboratif
 Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan antar
lingkar sosial yang mendukung dalam pelaksanaannya.
 Budaya kolaboratif menjadi hal yang lebih penting untuk dibangun
dibandingkan dengan budaya kompetitif.
 Mendorong semangat senang bekerjasama, saling mengapresiasi, dan saling
memberikan dukungan satusama lain.

3. Desain Pelaksanaan P5

Tahapan Desain

42
Tahap1: Merancangakan alokasi waktu dan dimensi profil belajar Pancasila

Tahap 2: Membentuk tim fasilitator projek

Tahap 3: Identifikasi Tingkat Kesiapan Satuan Pendidikan

Tahap 4: Pemilihan Tema Umum

Tahap 5: Penentuan topic spesifik

4. Strategi Pengelolahan P5

Strategi 1: Mengawali Projek

Strategi 2: Mengoptimalkan Pelaksanaan Projek

Strategi 3: Menutup Rangkaian Kegiatan

Straategi 4: Perayaan hasil Belajar Projek

Strategi 5: Melaporkan Hasil Projek

Strategi 6: mengelola Asesmen Dan Rapor Projek

Merancang Modul P5

Modul projek merupakan perencanaan pembelajaran dengan konsep


pembelajaran berbasis projek (projek-based-learning) yang disusun sesuai
dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik, mempertimbangakan tema
serta topik projek, dan berbasis perkembangan jangka panjang. Modul projek
dikembangkan berdasarkan dimensi,elemen, dan sublemen profil pelajar
pancasila.

Menyususn dokumen yang mendeskripsikan perencanaan kegiatan projek


sebgai panduan bagi pendidik dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
tujuan penguatan profil pelajar pancasila dalam tema tertentu.

Pemilik memiliki kemerdekaan untu membuat sendri, memili dan


memodifikasi modul projek yang tersedia sesuai dengan konteks, karakterisktik,
serta kebutuhan peserta didiknya. Modul P5 dilengkapi dengan komponen yang

43
menjadi dasar dalam proses penyusunan serta dibutuhkan untukkelengkapan
pelaksanaan pembelajaran. Modul projek umum memiliki komponen sebagai
berikut

Berdasarkan komponen-komponen diatas, pada dasarnya modul projek


bersifat fleksibel. Pendidik disatuan pendidikan diberi kebebasan untuk
mengembangkan komponen dalam modul projek sesuai dengan konteks
lingkungan, visi satuan pendidikan, kesiapan satuan pendidikan, dan kebutuhan
belajar peserta didik. Satuan pendidik/pendidikan boleh membuat modul projek
sendiri, mengunakan modul projek yang tersedia atau membuat modul yang
suda ada dan menyesuaikan dengan kondisi di satuan pendidikan masing-masing

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Materi yang diringkas memiliki kaitan satu sama lain, agar dapat
dimengerti dan dipahami oleh pembaca secara terstruktur dan jelas .

3.2 Saran
Perlu diperhatikan penulisan dan kesesuaian antara rumusan masalah dan
pembahasan agar tidak membuat keliru pembaca.

44
BAB IV

PERTANYAAN

4.1 Pertanyaan BAB I


Materi Kurikulum Merdeka:

1. Apa itu Kurikulum Merdeka dan apa tujuan utamanya?

2. Bagaimana Kurikulum Merdeka berbeda dari kurikulum tradisional yang ada


sebelumnya?

3. Apa saja prinsip-prinsip yang mendasari Kurikulum Merdeka?

4. Bagaimana Kurikulum Merdeka mempromosikan pembelajaran yang berpusat


pada siswa?

5. Apa saja perubahan konkret yang terjadi dalam implementasi Kurikulum


Merdeka di sekolah-sekolah di Indonesia?

4.2 Pertanyaan BAB II


Materi KOSP (Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama):

45
1. Apa itu KOSP (Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama) dan apa tujuan
utamanya?

2. Bagaimana struktur dan komponen utama dari KOSP?

3. Apa perbedaan utama antara KOSP dengan kurikulum sebelumnya di tingkat


Sekolah Menengah Pertama?

4. Bagaimana implementasi KOSP dilakukan di sekolah-sekolah? Apa saja


langkah-langkah yang harus diambil?

5. Bagaimana penilaian dan evaluasi dilakukan dalam KOSP? Apa saja metode
dan instrumen yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa?

4.3 Pertanyaan BAB III


Materi capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan alur tujuan
pembelajaran:

1. Apa yang dimaksud dengan capaian pembelajaran? Bagaimana capaian


pembelajaran diukur dan dievaluasi?

2. Apa perbedaan antara tujuan pembelajaran dan capaian pembelajaran?


Bagaimana tujuan pembelajaran dapat membantu mencapai capaian
pembelajaran?

3. Bagaimana proses penyusunan tujuan pembelajaran dilakukan? Apa saja


langkah-langkah yang harus diambil dalam merumuskan tujuan pembelajaran
yang jelas dan terukur?

4. Apa yang dimaksud dengan alur tujuan pembelajaran? Mengapa penting


untuk memiliki alur tujuan pembelajaran yang terstruktur dan terarah?

5. Bagaimana tujuan pembelajaran dapat diintegrasikan ke dalam rencana


pembelajaran dan kegiatan pembelajaran sehari-hari? Bagaimana guru dapat
memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai dalam proses pembelajaran?

4.4 Pertanyaan BAB IV


Merancang modul ajar:

46
1. Apa yang dimaksud dengan modul ajar dan mengapa penting dalam proses
pembelajaran?

2. Bagaimana langkah-langkah dalam merancang modul ajar yang efektif dan


sesuai dengan kebutuhan siswa?

3. Apa saja komponen yang harus ada dalam sebuah modul ajar yang baik?

4. Bagaimana cara mengorganisir dan menyusun materi pembelajaran dalam


modul ajar agar mudah dipahami oleh siswa?

5. Bagaimana penilaian dan evaluasi dapat diintegrasikan ke dalam modul ajar


untuk mengukur pemahaman dan pencapaian siswa?

4.5 Pertanyaan BAB V


Merancang modul proyek untuk penguatan profil pelajar Pancasila:

1. Apa tujuan utama dari merancang modul proyek untuk penguatan profil
pelajar Pancasila?

2. Bagaimana langkah-langkah dalam merancang modul proyek yang efektif


untuk menguatkan profil pelajar Pancasila?

3. Apa saja komponen yang harus ada dalam sebuah modul proyek untuk
penguatan profil pelajar Pancasila?

4. Bagaimana cara mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam modul


proyek agar siswa dapat memahami dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari?

5. Bagaimana penilaian dan evaluasi dapat dilakukan dalam modul proyek untuk
mengukur pemahaman dan penguasaan siswa terhadap nilai-nilai Pancasila?

4.6 Pertanyaan BAB VI


Asesmen pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka:

1. Apa yang dimaksud dengan asesmen pembelajaran dalam Konteks Kurikulum


Merdeka?

47
2. Bagaimana pendekatan asesmen pembelajaran berbeda dalam Kurikulum
Merdeka dibandingkan dengan pendekatan asesmen tradisional?

3. Apa saja metode asesmen yang dapat digunakan dalam Kurikulum Merdeka
untuk mengukur pencapaian siswa?

4. Bagaimana asesmen formatif dan sumatif diintegrasikan dalam Kurikulum


Merdeka untuk memberikan umpan balik dan mengukur pencapaian siswa?

5. Bagaimana guru dapat menggunakan hasil asesmen pembelajaran dalam


Kurikulum Merdeka untuk menginformasikan pengajaran dan meningkatkan
pembelajaran siswa

DAFTAR PUSTAKA
Materi BAB I

Materi BAB II

Materi BAB III

Materi BAB IV

Materi BAB V

Materi BAB VI

48

Anda mungkin juga menyukai