PROPOSAL
Oleh
Rahyu Darsiyana
NIM. 1805112907
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas
kekurangan tersebut dan mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
1.5 Defenisi Operasional ............................................................................. 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 8
2.1 Kajian Teori .......................................................................................... 8
2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SMP ................................................. 8
2.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme ........................................................ 9
2.1.3 Media Pembelajaran ..................................................................... 11
2.1.4 Simulasi PhET .............................................................................. 15
2.1.5 Model Pembelajaran Problem Solving .......................................... 16
2.1.6 Pemahaman Konsep ..................................................................... 17
2.2 Tinjauan Materi ................................................................................... 19
2.3 Kajian Hasil Penelititan yang Relevan ................................................. 20
2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................... 21
2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 23
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 24
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 24
3.2 Rancangan Penelitian........................................................................... 24
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 25
3.4 Data dan Instrumen Penelitian ............................................................. 25
ii
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 26
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31
LAMPIRAN ...................................................................................................... 34
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ........................................................................................................... 34
2. RPP Kelas Eksperimen .................................................................................. 38
3. RPP Kelas Kontrol ......................................................................................... 50
4. Lembar Kerja Peserta Didik ........................................................................... 60
5. Kisi-kisi Soal Post-Test .................................................................................. 76
6. Soal Post-Test ................................................................................................ 92
7. Analisis Kebutuhan ..................................................................................... 102
vi
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
8
9
2013:20). Pembelajaran dapat dimaknai secara makro dan mikro. Secara makro
pembelajaran adalah suatu proses yang diusahakan agar peserta didik dapat
memunculkan potensi yang ada baik itu secara kognitif atau emosional. Secara
makro pembelajaran adalah mengatur dan menata unsur-unsur eksternal agar
dapat menunjang proses belajar (Karwono dan Heni Mularsih, 2017:37).
Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik didorong untuk menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya, dan merevisinya apabila aturan-
aturan tersebut tidak sesuai lagi. Konsep dasar tentang pembelajaran adalah
pengetahuan yang tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik.
Peserta didik harus didorong untuk mengonstruksi pengetahuan di dalam
pikirannya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
maka peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan bersusah payah dengan ide-idenya.
Pembelajaran IPA akan memberikan pengalaman secara langsung kepada peserta
didik sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menerima,
mengingat, dan mengaplikasikan konsep yang telah dipelajarinya (Permendikbud,
2014).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam beserta gejala dan isinya yang
terbentuk dari pengamatan fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dimana diperoleh dari langkah ilmiah merumuskan
masalah, membuat hipotesis, merancang ekperimen, mengumpulkan data
berdasarkan eksperimen, melakukan analisis data, menyimpulkan data, dan
mempresentasikan hasil percobaan.
kemungkinan transfer pengetahuan seseorang dari orang lain secara utuh. Dalam
hal ini siswa harus aktif mengkonstruksi dalam membentuk pengetahuan, siswa
harus mengkonstruksi dengan benar materi yang mereka pelajari dan pahami
dalam pemikiran mereka sehingga apa yang mereka pikirkan dapat terealisasi
dengan baik.
Pembelajaran konstruktivistik merupakan pembelajaran yang melibatkan
peserta didik dalam kegiatan aktif. Aktif dalam berpikir, membentuk konsep, dan
mencari makna dari hal-hal yang sedang dipelajari sebagai proses pembentukan
pengetahuan oleh si pembelajar itu sendiri. Pembelajaran konstruktivistik lebih
menghargai pada pemunculan ide-ide siswa. Siswa dipandang sebagai pemikir
yang dapat memunculkan teori -teori tentang dirinya. Siswa juga banyak belajar
dan bekerja didalam grup serta kurikulum disajikan dari keseluruhan menuju ke
bagian-bagian dan lebih mendekatkan pada konsep yang lebih luas (Jumanta
Hamdayama, 2016:117).
Pembelajaran kontruktivistik dapat menimbulkan kepekaan siswa dalam
memahami persoalan karena mengarahkan siswa menjadi lebih kreatif dan kritis.
Proses mengkonstruksi pengetahuan siswa dapat dilakukan dengan melakukan
interaksi terhadap objek dan lingkungan dengan cara melihat, mendengar,
menjamah, merasakan atau mengikuti tindakan secara langsung. Proses
mengkonstruksi pengetahuan pada siswa dapat dilihat pada kemampuan
mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, kemampuan
membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan serta
kemampuan untuk menyukai suatu pengalaman yang satu dengan yang lainnya
(C. Asri Budiningsih, 2005:58).
Peranan guru dalam pembelajaran konstruktivistik ini adalah sebagai
fasilitator untuk membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan
dituntut untuk lebih memahami cara pandang berpikir siswa. Guru bertugas untuk
menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan
siswa dan membantu siswa untuk mengekspresikan gagasannya serta guru juga
berperan untuk mengevaluasi dan menunjukkan pemikiran siswa telah berjalan
baik atau tidak (Jumanta Hamdayama, 2016:124).
11
hanya ada di dalam kelas, akan tetapi juga yang ada di luar kelas, jika hal itu
dimanfaatkan maka tujuan pembelajaran akan tercapai. Lantas apa yang terjadi
jika media pembelajaran tidak ada, yang terjadi adalah mengalami kesulitan
dalam mengajar, materi menjadi monoton dan siswa merasa bosan dengan apa
yang diajar oleh pendidik. Oleh karena itu, media pembelajaran harus difungsikan
untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Dengan demikian semakin
menarik media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan semakin tinggi pula
tingkat motivasi belajar siswa. Namun dalam prakteknya, masih banyak dijumpai
guru-guru yang belum menerepankan media pembelajaran secara inovatif, bukan
hanya tidak menerapkan media tersebut, namun sama sekali tidak ada media
pembelajaran di sekolah. Ada beberapa alasan, mengapa guru tidak menggunakan
media pembelajaran. Alasan pertama adalah (1). Guru menganggap bahwa
menggunakan media perlu persiapan. (2). Media itu barang canggih dan mahal.
(3). Tidak biasa menggunakan media (gagap teknologi). (4). Media itu hanya
untuk hiburan sedangkan belajar itu harus serius. (5). Di sekolah tidak tersedia
media tersebut, sekolah tidak memiliki peralatan dan bahan untuk membuat media
pembelajaran. (6). Guru tidak memahami arti penting penggunaan media
pembelajaran. (7). Guru tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan mengenai
cara membuat sendiri media pembelajaran. (8). Guru tidak memiliki keterampilan
mempergunakan media pembelajaran. (9). Guru tidak memiliki peluang (waktu)
untuk membuat media pembelajaran. (10). Guru sudah biasa mengandalkan
metode ceramah.
Azhar Arsyad (2015:6) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran
dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keinginan, motivasi yang baru
yang memberi pengaruh psikologis untuk meningkatkan keefektivitasan dalam
proses pembelajaran. Selain itu menurut Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan (2012)
dalam proses belajar mengajar seorang guru harus bisa menentukan media yang
sesuai pada proses belajar mengajar. Adapun kriteria pemilihan media adalah
sebagai berikut.Ketepatan dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang
dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berdasarkan
tujuan-tujuan instruksional dan RPP.
13
ciri atau pola yang menunjukkan bahwa ciri atau pola tersebut sesuai dengan
kategori tertentu atau konsep tertentu. Jika exemplifying dimulai dari konsep
umum dan meminta peserta didik untuk mencari contoh khususnya, maka
classifying dimulai dari contoh khusus dan meminta peserta didik untuk mencari
konsep umumnya.
4. Meringkas (Summarizing)
Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan summarizing ketika peserta didik
dapat memberikan pernyataan tunggal yang menyatakan informasi yang
disampaikan atau topik secara umum.
5. Menarik inferensi (Inferring)
Inferring berarti dapat mencari pola dari beberapa contoh kasus. Peserta
didik dikatakan memiliki kemampuan inferring jika peserta didik dapat
membayangkan konsep atau prinsip yang merupakan bagian dari contoh dengan
cara mengkode karakteristik yang sesuai dari masing-masing contoh dan lebih
penting lagi dengan tidak ada hubungan antara contoh-contoh tersebut.
6. Membandingkan (Comparing)
Kemampuan siswa menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih
objek. Seorang siswa dapat membandingkan saat ia dapat menemukan
persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh dua objek atau lebih.
7. Menjelaskan (Explaining)
Peserta didik mampu mengkonstruk dan menggunakan model sebab akibat
dalam suatu sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model
tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian sistem
tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model
(constructing model).
1) Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu,
yang termasuk faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan,
kecerdasan latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial, yang
termasuk faktor sosial ini antara lain keluarga atau keadaan rumah tangga, guru
dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
Selain faktor tersebut, pemahaman konsep dipengaruhi oleh psikologis siswa.
Kurangnya pemahaman konsep terhadap materi IPA yang dipelajari karena tidak
adanya usaha yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan guru. Siswa lebih mengharapkan penyelesaian dari guru, hal ini
memperlihatkan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah. Dalam penelitian
ini peneliti lebih meneliti indikator kemampuan pemahaman konsep yaitu melihat
adanya beberapa indikator menurut peraturan Dirjen Dikdamen Nomor
506/C/Kep/PP/2004 dan pencapaian akhir kemampuan pemahaman konsep siswa
apakah lebih baik jika diterapkan pembelajaran menggunakan media simulasi
PhET dengan model problem solving dibandingkan dengan pembelajaran
menggunakan media konvensional (biasa).
Pembelajaran IPA
Pembelajaran
menggunakan Simulasi
PhET dengan model
problem solving
24
25
Lampiran 2 begitu juga lembar kerja peserta didik (LKPD) ditunjukkan pada
Lampiran 4.
Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan maka kedua kelompok diberikan
test posttest (O1 dan O2) dengan jumlah soal dan waktu yang sama untuk melihat
perbedaan pemahaman konsep pada kedua kelompok tersebut.
Kriteria Skor
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial adalah teknik analisis yang datanya diambil dari
sampel random yang bertujuan untuk menarik kesimpulan (Erwan Agus
Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, 2017:135). Analisis inferensial
dilakukan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa setelah
diterapkan penggunaan PhET Simulation dengan model pembelajaran
problem solving pada kelas eksperimen dan diterapkan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol melalui uji hipotesis. Sebelum melakukan
uji hipotesis dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang mendasari data terdistribusi secara
normal atau tidak (Wikipedia, 2021). Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan menggunakan teknik uji kolmogrov smirnov dengan bantuan
SPSS. Adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
(1)Jika signifikan, p ≥ 0.05 maka data terdistribusi normal.
(2)Jika signifikan, p < 0.05 maka data tidak terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai homogen atau
tidaknya dua sampel yang terdistribusi. Pada penelitian ini uji
homogenitas dilakukan pada data sekunder berupa data hasil ulangan
harian siswa materi Cahaya dan data primer berupa data posttest
pemahaman konsep siswa materi Cahaya menggunakan teknik one-way
anova dengan bantuan SPSS. Adapun kriterianya adalah sebagai
berikut:
(1) Jika signifikan, p ≥ 0.05 maka data homogen.
(2) Jika signifikan, p < 0.05 maka data tidak homogen.
(Joko Widiyanto, 2010:51)
29
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji kebenaran dari data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Uji hipotesisis kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik independent sample t-test
yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata dari dua
sampel yang berbeda dengan cara menentukan hipotesis dan
menentukan tingkat signifikansi (Erwan Agus Purwanto dan Dyah
Ratih Sulistyastuti, 2017:137). Uji hipotesis (uji t) pada penelitian ini
bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan
pada Pemahaman Konsep siswa antara kelas yang menggunakan PhET
Simulation dengan model pembelajaran problem solving dengan kelas
yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi cahaya. Data
yang digunakan pada uji t di penelitian ini adalah data pemahaman
konsep siswa berupa posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berikut hipotesis yang diuji pada penelitian ini adalah :
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemahaman
konsep siswa antara kelas yang menggunakan PhET Simulation
dengan model pembelajaran problem solving dengan kelas yang
menerapkan pembelajaran konvensional pada materi cahaya.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada pemahaman konsep
siswa antara kelas yang menggunakan PhET Simulation dengan
model pembelajaran problem solving dengan kelas yang
menerapkan pembelajaran konvensional pada materi cahaya.
Kriteria pengambilan kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan
analisis inferensial adalah :
(1) Jika signifikan, p ≥ 0.05 maka H0 diterima maknanya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada pemahaman konsep siswa antara
kelas yang menggunakan PhET Simulation dengan model
pembelajaran problem solving dengan kelas yang menerapkan
pembelajaran konvensional pada materi cahaya.
30
DAFTAR PUSTAKA
A.Jacobsen, D., Eggen, P., Kauchak, D. 2009. Methods for Teaching : Metode-
metode pengajaran meningkatkan belajar siswa TK-SMA. Yogyakarta:
Penerbit pustaka Belajar.
Ajredini, F., Izairi N., & Zajkob, O. 2013. Real Experiments Versus Phet
Simulations for Better High-School Students’ Understanding Of
Electrostatic Charging. European Journal of Physics Education. 5(1)., 59-
70.
A.M., Sudirman. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Azhar Arsyad. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2017. Metode Penelitian
Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah
Sosial.Yogyakarta: Gava Media.
Gupta, M., Kavita & Pasrija, P. (2016). Problem solving ability & locality as the
influential factors of academic achievement among high school students.
Issues and Ideas in Education, 4 (1), 37–50.
32
Ikhwan, K., Uripto, T., Arif. S., 2017. Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP
Melalui Pembelajaran Problem Solving pada Topik Perubahan Benda-
benda disekitar Kita. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(1) 52-56.
Karwono dan Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo persada.
Kriek, J. and Stols, G. 2010. Teachers’ Beliefs and Their Intention To Use
Interactive Simulations In Their Classrooms. South African Journal of
Education 30 pp. 439-456.
Purwono, Joni dkk. 2014. Penggunaan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan.
127-144.
Wieman, C. E., Adams, W. K., Loeblein, P., & Perkins, K. 2008. Physics. PhET:
Simulation that enchance learning. Science, 322(5902), 682-683.
Widiyanto, Joko. 2010. SPSS for Windows Untuk Analisis Data Statistik dan
Penelitian. Surakarta: BP-FKIP UMS.
LAMPIRAN
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Materi : Cahaya
Kompetensi Inti:
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
35
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
3.12 Menganalisis Cahaya ▪ Melakukan percobaan Tes Tertulis 9 JP Buku Paket
▪ Sifat-sifat Cahaya dengan teliti, dan hati- hati
sifat-sifat cahaya, dan Lembar Kerja
▪ Pembentukan bayangan dengan keingintahuan
pembentukan pada mata manusia yang tinggi untuk Praktikum
bayangan pada mata menemukan sifat-sifat Buku atau sumber
cahaya.
manusia. belajar yang relevan
▪ Melakukan percobaan
dengan teliti, hati-hati,
dengan keingintahuan yang
tinggi prinsip pada cermin
36
dan lensa.
▪ Diskusi dan Presentasi
kelompok mengenai
konsep pemantulan dan
pembiasan cahaya serta
proses pembentukan
bayangan pada mata
manusia.
4.12 Melakukan ▪ Menyelidiki hubungan
antara sudut datang dan
percobaan berikut
sudut pantul pada bidang
presentasi hasilnya datar dan bagaimana sinar
tentang pemantulan sinar hasil pantulan dari
cermin lengkung dengan
cahaya, pembiasan
teliti, cermat, dan jujur
cahaya, dan pada peristiwa pemantulan
pembentukan cahaya.
bayangan pada mata ▪ Menyelidiki bagaimana
proses pembiasan dari
medium kurang rapat ke
medium yang lebih rapat
dan sebaliknya serta
menyelidiki jalannya
berkas sinar pembiasan
37
▪ Menyelidiki bagaimana
proses pembentukan
bayangan pada mata
dengan
menganalogikannya
dengan alat dan bahan
yang ada yakni layar,
lensa cembung, dan
sumber sinar.
Lampiran 2
KELAS EKSPERIMEN
ditembus cahaya
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab diharapkan :
1. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi sifat-sifat cahaya.
40
F. Langkah Kegiatan
Pertemuan I (3JP)
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN
berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru memotivasi siswa dengan melakukan apersepsi.
“Pada siang hari kita dapat melihat benda-benda di
sekitar kita dengan jelas karena adanya cahaya
matahari. Pada malam haripun kita masih dapat melihat
41
dipelajari.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
telah aktif dalam pembelajaran hari ini.
Guru menutup pembelajaran dan menugaskan peserta
didik mempelajari materi yang akan dipelajari
berikutnya, yaitu tentang pembiasan cahaya
Pertemuan II (3JP)
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN
berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru melakukan apersepsi mengajak peserta didik
untuk berfikir mengenai fenomena yang timbul karena
proses pembiasan untuk melihat kemampuan awal
peserta didik. Guru menampilkan fenomena :
a) Terbentuknya pelangi.
b) Jalan beraspal apabila dilihat pada jarak ± 200 meter
pada saat siang hari terlihat seperti ada genangan air.
d) Kolam yang terlihat lebih dangkal daripada kondisi
normal.
Setelah siswa memperhatikan fenomena tersebut,
kemudian guru mengajukan pertanyaan: Mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi? Guru mengarahkan
jawaban peserta didik terhadap sifat-sifat cahaya.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan memperkenalkan simulasi PhET pada
peserta didik.
45
G. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Kognitif Tes Tertulis Tes Objektif
b. Instrumen Penilaian(terlampir)
Sungai Guntung, Januari 2022
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran IPA
………………… …………..……………………….
50
Lampiran 3
KELAS KONTROL
ditembus cahaya
B. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi sifat-sifat cahaya.
2. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi proses pemantulan cahaya
pada bidang datar dan lengkung.
3. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi proses pembiasan cahaya
pada bidang datar, lensa dan prisma.
4. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi proses pembentukan
bayangan pada mata manusia.
5. Perserta didik secara jujur dan bertanggung jawab mampu menyajikan hasil
percobaan didepan kelas.
E. Langkah Kegiatan
Pertemuan I (3JP)
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN
berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru memotivasi siswa dengan melakukan apersepsi.
“Pada siang hari kita dapat melihat benda-benda di
sekitar kita dengan jelas karena adanya cahaya
matahari. Pada malam haripun kita masih dapat melihat
benda padahal tidak ada cahaya matahari. Mengapa
53
cermin.
Menanya
Membimbing kelompok merumuskan pertanyaan
(questioning) tentang bagaimana pemantulan cahaya pada
cermin (datar,cembung, dan cekung)
Eksplore
Guru memberi penjelasan mengenai materi cahaya dapat
menembus benda bening, pemantulan teratur dan baur,
pemantulan cahaya pada cermin.
Elaborasi
Guru meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas satu
per satu.
Konfirmasi
Guru memberi umpan balik terhadap materi yang
diajarkan.
Guru meminta siswa bertanya mengenai hal-hal yang
belum dipahami siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
keasalahan pemahaman, memberikan penguatan.
PENUTUP Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan 15 menit
Pertemuan II (3JP)
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN
berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru melakukan apersepsi mengajak peserta didik
untuk berfikir mengenai fenomena yang timbul karena
proses pembiasan untuk melihat kemampuan awal
peserta didik. Guru menampilkan fenomena :
a) Terbentuknya pelangi.
b) Jalan beraspal apabila dilihat pada jarak ± 200 meter
pada saat siang hari terlihat seperti ada genangan air.
d) Kolam yang terlihat lebih dangkal daripada kondisi
normal.
Setelah siswa memperhatikan fenomena tersebut,
kemudian guru mengajukan pertanyaan: Mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi? Guru mengarahkan
jawaban peserta didik terhadap sifat-sifat cahaya.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi sifat
pembiasan cahaya.
Guru membagi siswa dalam kelompok (5-6 peserta
didik/kelompok)
Guru membimbing kelompok dalam melakukan diskusi
KEGIATAN INTI Mengamati 90 menit
mata manusia.
Menanya
Membimbing kelompok merumuskan pertanyaan
(questioning) tentang mengapa kita bias melihat?
Bagaimana proses pembentukan bayangan pada mata?
Eksplore
Guru memberi penjelasan mengenai materi pembentukan
bayangan pada mata.
Elaborasi
Guru meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas satu
per satu.
Konfirmasi
Guru memberi umpan balik terhadap materi
pembentukan bayangan pada mata.
Guru meminta siswa bertanya mengenai hal-hal yang
belum dipahami siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
keasalahan pemahaman, memberikan penguatan.
PENUTUP Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan 15 menit
F. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Kognitif Tes Tertulis Tes Objektif
b. Instrumen Penilaian(terlampir)
………………… …………..……………………….
60
Lampiran 4 : LKPD
Nama :
Kelas : PEMANTULAN
Kelompok : CAHAYA/01
Tanggal :
Pengantar
Ketika kamu berangkat ke sekolah, setelah mandi pasti kamu akan mencari cermin untuk melihat
penampilanmu? Mengapa untuk melihat diri kita, kita bisa menggunakan cermin datar? Kemudian
jenis cermin apa yang digunakan pada kaca spion dan senter? Untuk mengetahuinya mari kita
lakukan percobaan berikut!
Tujuan Kegiatan
Prosedur
3. Klik Physics
8. Pada bagian kanan atas jika bagian Ray belum aktif maka diaktifkan dengan cara
klik pada bulatan di sebelah Ray, dan pada bagian kanan bawah jika bagian Normal
dan Angles belum ada tanda (v) maka diklik pada bagian Normal dan Angles,
sehingga nampak tampilan seperti berikut:
62
9. Pada bagian Material atas dipilih Air (udara) dan pada bagian Material bawah
dipilih Glass (kaca) sehingga nampak tampilan seperti gambar berikut:
10. Jalankan animasinya dengan cara klik pada bagian sumber cahaya
yang berwarna merah , sehingga nampak tampilan seperti gambar
berikut. Catat besarnya sudut datang dan sudut pantul pada tabel
Klik di sini
Kesimpulan
Prosedur Percobaan
Diskusi
1) Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, apakah yang terjadi pada berkas
sinar setelah mengenai cermin cembung? Jelaskan!
Kesimpulan
Nama : PEMBIASAN
Kelas Lampiran
: 5
CAHAYA/02
Kelompok :
Tanggal :
Pengantar
Pernahkah kamu mencelupkan sebagian pensil kedalam gelas yang berisi air?
Bukankah pensil tersebut akan terlihat seperti bengkok atau patah?
Pensil yang tampak bengkok atau patah itu merupakan efek dari pembiasan cahaya.
Sebenarnya pensil tersebut tidak benar-benar bengkok/patah. Untuk mengetahui
mengapa hal itu bisa terjadi, mari kita lakukan percobaan berikut!
Tujuan Kegiatan
Prosedur
Diskusi
1. Dari eksperimen yang telah dilakukan, bagaimana jalannya sinar yang datang
dari medium kurang rapat ke medium yang rapat?
2. Bagaimana jalannya sinar yang datang dari medium rapat ke medium yang
kurang rapat?
4. Ukur sudut i1, r1, i2, r2 dan D, masukkan dalam table pengamatan
No i1 r1 i2 r2 β D
1
2
3
4
5
71
Diskusi
1. Dari eksperimen yang telah dilakukan, bagaimana pembiasan cahaya pada prisma?
Kesimpulan
Nama :
Kelas :
Kelompok :
Tanggal : PEMBENTUKAN
BAYANGAN PADA MATA
MANUSIA/03
Fenomena
Mata merupakan sarana utama untuk mengumpulkan informasi dari sekitar kita karena
sekitar 75% informasi yang kita terima merupakan informasi visual. Coba perhatikan
lingkungan di sekitar kalian saat siang hari!. Kalian dapat melihat hijaunya daun, birunya
langit, putihnya awan, melihat meja, buku, indahnya lukisan dan lain sebagainya. Apakah
sempat terpikirkan oleh kalian bagaimana kita dapat melihat semua itu? Mari kita selidiki!
Tujuan
Prosedur
2. Klik pada bagian yang ditunjuk anak panah, sehingga nampak tampilan seperti
gambar berikut:
3. Klik pada bagian yang ditunjuk anak panah, sehingga nampak tampilan seperti
gambar berikut:
74
4. Klik/ceklis pilihan menu “Layar” seperti berikut, untuk mengukur jarak kalian bisa
klik/ceklis menu “Garisan”:
5. Geser-geserlah layar yang berwarna hitam hingga menangkap bayangan secara tajam
dan jelas
6. Ukurlah jarak layar yang berwarna hitam dari lensa cembung sebagai jarak bayangan
(Si)!
8. Letakkan lensa cembung diantara lilin dan kertas HVS. Jarak sumber cahaya dengan
lensa cembung adalah 60 cm (So = 60 cm)!
Tulislah data hasil pengamatan kalian pada tabel yang telah disediakan di bawah ini!
No S0(cm) Si(cm) 1 1
𝑆𝑂 𝑆𝑖
1 60
2 80
3 100
4 120
5 140
75
Diskusi
2. Gambarkanlah jalannya cahaya pada mata manusia sehingga manusia dapat melihat
suatu objek!
Kesimpulan
76
Lampiran 5
Kisi-kisi Soal Post-Test
Aspek Indikator
No. Indikator Soal Jawaban Kognitif Pemahaman
Konsep
Kita dapat melihat benda-benda di sekitar kita apabila terdapat …. C2 Menjelaskan
A. Sinar matahari (explaining)
Menjelaskan B. Bulan
1 C
sumber cahaya C. Sumber cahaya
D. Lampu
Alasan :
Suatu benda dikatakan sebagai sumber cahaya apabila C2 Menjelaskan
benda dapat …. (explaining)
A. Meneruskan cahaya ke mata
Menjelaskan
2 B. Memantulkan cahaya
sumber cahaya D
C. Dilihat oleh mata
D. Menghasilkan cahaya
Alasan :
Perhatikan gambar di bawah ini. C2 Meringkas
Menyimpulkan (summarizing)
gambar
pembentukan
3 bayangan benda
B
melalui cermin
datar
Gambar yang menunjukkan arah yang tepat untuk pemantulan
77
Alasan :
Rudi dan Retno masing-masing membuat sebuah C2 Meringkas
(summarizing)
senter dengan menggunakan baterai dan lampu yang identik.
Mereka menambahkan karton pemantul di bagian depan seperti
ditunjukan oleh gambar.
Menyimpulkan
karakteristik
4 warna terhadap A
penyerapan
cahaya
Rudi menggunakan karton berwarna putih sedangkan Retno
menggunakan karton hitam. Ketika senter dinyalakan, maka
senter yang lebih terang untuk melihat benda sejauh 2 m adalah....
A. Senter Rudi
78
B. Senter Retno
C. Senter keduanya
D. Tidak keduanya
Alasan :
Sifat cahaya yang ditunjukkan pada gambar di bawah C2 Menafsirkan
adalah cahaya dapat…. (interpreting)
Menginterpretasik
5 an cahaya B
merambat lurus. A. Dipantulkan
B. Merambat Lurus
C. Menembus Benda Bening
D. Dibiaskan
Alasan :
Gambar di bawah ini yang menunjukkan sifat cahaya merambat C2 Menafsirkan
lurus adalah… (interpreting)
Menginterpretasik
6 an cahaya C
merambat lurus.
Alasan :
79
Menyimpulkan
sudut pantul
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sudut pantul akan sama
dengan
17 mengetahui sudut
D
besar dengan sudut datang. Yang akan terjadi apabila sudut
datang pada
cermin datangnya 90o, cahaya akan ....
A. Dipantulkan 90o
D. Dipantulkan 0o
Alasan:
Gambar berikut yang bukan termasuk contoh pembiasan cahaya C2 Mencontohkan
adalah …. (exemplifying)
A.
Memberikan
18 contoh cahaya B
dapat dibiaskan B.
C.
D.
Alasan :
19 Menyimpulkan Sinta membutuhkan alat untuk melihat benda-benda kecil B
84
benda yang agar tampak besar dan jelas. Alat itu biasanya digunakan oleh C2 Menarik inferensi
menggunakan tukang reparasi jam tangan. Alat yang dibutuhkan Sinta (inferring)
prinsip sifat adalah ….
cahaya A. Cermin
B. Lup
C. Prisma kaca
D. Kaca jendela
Alasan :
Periskop digunakan untuk melihat permukaan laut pada C2 Menarik inferensi
kapal selam. Cahaya dari atas permukaan laut ditangkap oleh (inferring)
suatu cermin, kemudian dipantulkan menuju mata pengamat
Menyimpulkan di dalam kapal selam. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
benda yang periskop memanfaatkan prinsip sifat cahaya yaitu cahaya
20 menggunakan dapat …. D
prinsip sifat A. Diuraikan
cahaya B. Dibiaskan
C. Menembus benda bening
D. Dipantulkan
Alasan :
Membedakan C2 Membandingkan
Dibawah ini merupakan gambar-gambar yang menunjukan
sifat cahaya pada (Comparing)
21 perambatan cahaya pada lensa. Gambar yang tepat ditunjukan A
lensa cembung
oleh nomor ....
dan cekung
85
D. Terang
Alasan:
Semua spion kendaraan menggunakan cermin cembung agar C2 Menarik Inferensi
bayangan yang dihasilkan… (inferring)
Menyimpulkan
A. Diperkecil, sehingga objek yang terpantul lebih banyak
bayangan yang
24 B. Diperbesar, sehingga objek yang terpantul lebih sedikit
dihasilkan cermin A
C. Diperkecil, sehingga objek yang terpantul lebih sedikit
cembung
D. Diperbesar, sehingga objek yang terpantul lebih banyak
Alasan :
Perhatikan pernyataan berikut: C2 Mengklasifikasik
1. Dasar kolam renang terlihat dangkal an (classifying)
2. Kita dapat melihat bayangan diri kita di cermin
3. Jalan beraspal terlihat basah pada siang hari terik
4. Bagian sedotan yang tercelup tampak bengkok
Mengklasifikasik 5. Saat berdiri didepan cermin cembung, tampak bayangan kita
25 an cahaya dapat lebih besar dari yang sebenarnya
dibiaskan Pembiasan cahaya ditunjukkan oleh …. C
A. 1, 2, 3
B. 1, 2, 4
C. 1, 3, 4
D. 2, 3, 5
Alasan :
Mengabstraksijan Mata merupakan indera pengelihatan manusia yang sangat peka C2 Meringkas
pentingnya terhadap rangsangan cahaya. Mata manusia dapat melihat benda (summarizing)
cahaya pada – benda yang ada disekitarnya. Bagian – bagian mata manusia
26
proses terdiri dari kornea, aqueous humor, lensa mata, iris, pupil, retina, B
penglihatan bintik kuning, dan saraf optik. Selain itu mata manusia termasuk
manusia ke dalam alat optik. Mata manusia termasuk alat optik karena
87
mata dapat…
A. Melihat
B. Menerima cahaya
C. Memantulkan cahaya
D. Membiaskan cahaya
Alasan:
Pada gambar dibawah ini, manakah yang menunjukkan sudut C2 Menafsirkan
(interpreting)
datang dan sudut pantul…
Menginterpretasik
an sudut datang
dan sudut pantul
27 B
pada peristiwa
pemantulan
cahaya
A. A dan B
B. B dan C
C. C dan D
D. A dan D
Alasan :
Menentukan sifat Perhatikan gambar di bawah ini. C2 Menafsirkan
cahaya yang tepat (interpreting)
terhadap peristiwa
28 B
yang terjadi
dalam kehidupan
seharihari Salah satu sifat cahaya yang ditunjukkan oleh gambar yaitu ....
88
Menggambarkan
pembentukan
29 C
warna oleh
prisma
Alasan :
Memprediksi Tanpa sengaja, Sani meneteskan air di atas kertas yang berisi C3
bayangan yang tulisan. Sani melihat tulisan yang tertetesi air menjadi terlihat
30 terjadi lebih besar ukurannya, seperti ditunjukkan oleh gambar. C
menggunakan
lensa buatan
89
A
Memprediksi
peristiwa dari
salah satu sifat
31 B A
cahaya dapat
menembus benda
bening
Kedua ilustrasi gambar diatas menggunakan senter yang sama.
Gambar A senter diarahkan ke hadapan gelas kaca sedangkan
gambar B senter diarahkan ke depan batu. Mengapa pada gambar
90
Alasan :
92
Lampiran 6. Soal posttest
POST-TEST
Sekolah : SMPN 1 Kateman
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Cahaya
Kelas : VIII
Nama : ………………………………………………………………
Petunjuk : pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat lalu sertakan alasanmu!
1. Kita dapat melihat benda-benda di sekitar kita apabila terdapat ….
A. Sinar matahari
B. Bulan
C. Sumber cahaya
D. Lampu
Alasan :
Gambar yang menunjukkan arah yang tepat untuk pemantulan cahaya yaitu ....
Alasan :
5. Sifat cahaya yang ditunjukkan pada gambar di bawah adalah cahaya dapat….
A. Dipantulkan
B. Merambat Lurus
C. Menembus Benda Bening
D. Dibiaskan
Alasan :
6. Gambar di bawah ini yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah…
Alasan :
9. Andi menguras kolam ikan yang ada di samping rumah karena dia merasa air
kolamnya sudah keruh. Setelah airnya dikuras dan diganti yang baru, Andi dapat
melihat dasar kolam ikannya secara jelas. Peristiwa tersebut menunjukkan sifat
cahaya yaitu dapat ….
A. Dipantulkan
B. Dibiaskan
C. Merambat Lurus
D. Menembus Benda Bening
Alasan :
10. Ketika seseorang menyinari triplek menggunakan senter maka sinar senter tidak
dapat meneruskan cahaya ke belakang triplek. Demikian juga ketika kardus coklat
dikenai sinar senter maka cahaya tidak mampu menembus cahaya ke belakang
kardus. Tetapi apabila plastik putih yang bening dikenai sinar senter maka cahaya
dapat diteruskansampai belakang plastik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa….
A. Semua benda dapat menembus cahaya
B. Semua benda tidak dapat menembus cahaya
C. Hanya benda gelap yang dapat menembus cahaya
D. Hanya benda bening yang dapat menembus cahaya
Alasan :
13. Pemantulan baur terjadi pada kayu yang berlubang sedangkan pemantulan teratur
adalah…
A. Gundukan Pasir
B. Batubata
C. Kaca
D. Tembok
Alasan :
16. Apabila cahaya datang dari udara ke air, maka cahaya akan ....
A. dibiaskan mendekati garis normal
B. dibiaskan menjauhi garis normal
C. dipantulkan kembali
D. merambat lurus
Alasan :
96
17. Di bawah ini merupakan data hasil percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sudut pantul akan sama besar dengan sudut
datang. Yang akan terjadi apabila sudut datangnya 90o, cahaya akan ....
A. Dipantulkan 90o
B. Dipantulkan lebih kecil dari 90o
C. Dipantulkan lebih besar dari 90o
D. Dipantulkan 0o
Alasan:
18. Gambar berikut yang bukan termasuk contoh pembiasan cahaya adalah ….
A.
B.
C.
D.
Alasan :
97
19. Sinta membutuhkan alat untuk melihat benda-benda kecil agar tampak besar
dan jelas. Alat itu biasanya digunakan oleh tukang reparasi jam tangan. Alat
yang dibutuhkan Sinta adalah ….
A. Cermin
B. Lup
C. Prisma kaca
D. Kaca jendela
Alasan :
20. Periskop digunakan untuk melihat permukaan laut pada kapal selam. Cahaya
dari atas permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian dipantulkan
menuju mata pengamat di dalam kapal selam. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa periskop memanfaatkan prinsip sifat cahaya yaitu cahaya dapat ….
A. Diuraikan
B. Dibiaskan
C. Menembus benda bening
D. Dipantulkan
Alasan :
22. Anom menghidupkan sebuah senter dengan lensa cembung maka sinar yang
dihasilkan oleh senter adalah…
A. Cahaya senter menyebar
B. Cahaya senter berpusat pada suatu titik
C. Cahaya senter menjadi redup
D. Cahaya senter menjadi tidak terlihat
Alasan :
98
23. Semua lampu kendaraan menggunakan lensa cekung agar cahaya yang dihasilkan…
A. Terarah
B. Menyebar
C. Dapat diatur
D. Terang
Alasan:
24. Semua spion kendaraan menggunakan cermin cembung agar bayangan yang
dihasilkan…
A. Diperkecil, sehingga objek yang terpantul lebih banyak
B. Diperbesar, sehingga objek yang terpantul lebih sedikit
C. Diperkecil, sehingga objek yang terpantul lebih sedikit
D. Diperbesar, sehingga objek yang terpantul lebih banyak
Alasan :
25. Perhatikan pernyataan berikut:
1. Dasar kolam renang terlihat dangkal
2. Kita dapat melihat bayangan diri kita di cermin
3. Jalan beraspal terlihat basah pada siang hari terik
4. Bagian sedotan yang tercelup tampak bengkok
5. Saat berdiri didepan cermin cembung, tampak bayangan kita lebih besar dari
yang sebenarnya
Pembiasan cahaya ditunjukkan oleh ….
A. 1, 2, 3
B. 1, 2, 4
C. 1, 3, 4
D. 2, 3, 5
Alasan :
26. Mata merupakan indera pengelihatan manusia yang sangat peka terhadap
rangsangan cahaya. Mata manusia dapat melihat benda – benda yang ada
disekitarnya. Bagian – bagian mata manusia terdiri dari kornea, aqueous humor,
lensa mata, iris, pupil, retina, bintik kuning, dan saraf optik. Selain itu mata manusia
termasuk ke dalam alat optik. Mata manusia termasuk alat optik karena mata
dapat…
A. Melihat
B. Menerima cahaya
C. Memantulkan cahaya
D. Membiaskan cahaya
Alasan:
99
27. Pada gambar dibawah ini, manakah yang menunjukkan sudut datang dan sudut
pantul…
A. A dan B
B. B dan C
C. C dan D
D. A dan D
Alasan :
Salah satu sifat cahaya yang ditunjukkan oleh gambar yaitu ....
A. Cahaya mengalami pembiasan
B. Cahaya merambat lurus
C. Cahaya mengalami pemantulan
D. Cahaya merupakan gelombang transversal
Alasan :
29. Ari mempunyai gelas prisma, tanpa sengaja ia meletakkannya di bawah sinar
matahari lalu ia melihat warna-warna terbentuk setelah melewati prisma.
Urutan warna yang terbentuk oleh prisma yaitu ....
Alasan :
30. Tanpa sengaja, Sani meneteskan air di atas kertas yang berisi tulisan. Sani melihat
tulisan yang tertetesi air menjadi terlihat lebih besar ukurannya, seperti ditunjukkan
oleh gambar.
100
Apabila tetesan air tersebut dibuat lebih besar, maka ukuran tulisan tersebut akan
terlihat ....
A. Sama besar dengan tetesan pertama
B. Lebih besar dari tetesan pertama
C. Lebih kecil dari tetesan pertama
D. Sama besar dengan tulisan yang ada di kertas
Alasan :
Kedua ilustrasi gambar diatas menggunakan senter yang sama. Gambar A senter
diarahkan ke hadapan gelas kaca sedangkan gambar B senter diarahkan ke depan
batu. Mengapa pada gambar A cahaya senter dapat melewati benda sedangkan
Gambar B tidak…
A. Karena gelas kaca adalah benda bening sedangkan batu tidak, dimana salah satu
sifat cahaya adalah dapat menembus benda bening
B. Karena gelas kaca adalah benda bening sedangkan batu tidak, dimana salah satu
sifat cahaya adalah tidak dapat menembus benda bening
C. Karena batu adalah benda bening sedangkan gelas kaca tidak, dimana salah satu
sifat cahaya adalah dapat menembus benda bening
D. Karena batu adalah benda bening sedangkan gelas kaca tidak, dimana salah satu
sifat cahaya adalah tidak dapat menembus benda bening
Alasan :
101
Berdasarkan gambar diatas, zat yang memiliki indeks bias paling kecil adalah…
A. Kaca kuarsa
B. Air
C. Alcohol
D. Semua sama kecil
Alasan :
33. Seorang arsitek akan membuat sketsa rumah bawah tanah. Ia lantas bingung
bagaimana caranya agar cahaya dapat masuk ke dalam rumah. Sketsa yang tepat
untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah ....
Alasan :
102