Anda di halaman 1dari 63

SEMINAR PROPOSAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANARGUMENT DRIVEN


INQUIRYBERBANTUAN PHET COLORADO UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP MATERI FLUIDA DINAMISKELAS XI SMA

Oleh
NOVI NANDA YUSRI
1805111515

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulispanjatkan kehadirat Allah SWT,


karenaberkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitianyangberjudul“Penerapan Model PembelajaranArgument Driven
Inquiry Berbantuan PhET Colorado Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Materi Fluida Dinamis Kelas XI SMA”
Penelitian ini dilaksanakan sebagai syarat dalam menyelesaikan
skripsipada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan Dan Ilmu
PendidikanUniversitasRiau.Padakesempataninipenulismenyampaikanterimakas
ihsetulus-tulusnya kepada:
1. BapakDr.MuhammadNasir,S.Si.,M.KomselakudosenpembimbingIyangmeluan
gkanwaktu,tenagadanpikiransertakesabarandalammembimbingpenulis sejak
awal penelitian.
2. Bapak Dr. M. Rahmad, M.Si selaku dosen pembimbing II yang
meluangkanwaktu,tenaga dan pikiransertakesabarandalammembimbingpenulis.
3. Bapak Dr. Fakhruddin, S.Si. MT selaku dosen pembimbing akademin
(PA)yang telah membimbing, membina dan memotivasi penulis selama
masaperkuliahan
4. Keluarga yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa restu yang
terusmengalir kepada penulis, sehingga penulis selalu diberikan kelapangan
olehAllah SWT.
5. Seluruh jajaranSMA Negeri 1 Kubu Babussalam yang telah memberikan izin
sertadukungankepadapenulisuntuk melakukanpenelitianini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis
mohon maaf atas kekurangan tersebut dan mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.

Pekanbaru,Oktober
2022

Novi Nanda Yusri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB IPENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................6
1.5 Defisini Operasional...................................................................................7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA..................................................................................8
2.1 Kajian Teori....................................................................................................8
2.1.1 Hakikat pembelajaran fisika di SMA......................................................8
2.1.2 Teori Belajar Kontruktivisme................................................................9
2.1.3 Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI)........................12
2.1.4 Media Pembelajaran............................................................................14
2.1.5 PhET Colorado....................................................................................16
2.1.6 Pemahaman Konsep.............................................................................17
2.2 Tinjauan Materi...........................................................................................20
2.3 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan.........................................................22
2.4 Kerangka Berfikir.........................................................................................23
2.5 Hipotesis.......................................................................................................23
BAB IIIMETODE PENELITIAN......................................................................24
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................24
3.2 Rancangan Penelitian...................................................................................24
3.3 Data dan Instrumen Penelitian.....................................................................25
3.4Teknik Pengumpulan Data............................................................................25

ii
3.5 Teknik analisis data......................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29

iii
DAFTAR TABEL

3.1 Rancangan Penelitian......................................................................................25


3.2Kategori Daya Serap Peserta didik...................................................................26

iv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Peta KonsepMateri Fluida Dinamis.................................................................21


2.2 Kerangka Berpikir...........................................................................................23

v
DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus...............................................................................................................35
2. RPP Kelas Eksperimen......................................................................................36
3. RPP Kelas Kontrol............................................................................................42
4. Lembar Kerja Peserta Didik..............................................................................46
5. Kisi-kisi Soal Evaluasi......................................................................................52
6. Soal Instrumen Tes Pemahaman Konsep......................................................... 56

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan memegang peranan yang penting dalam meningkatkan
kualitassumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu
prosesyang terintegrasi dengan proses peningkatan sumber daya manusia itu
sendiri.Menyadaripentingnyaprosespeningkatansumberdayamanusiapemerintah
terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui pengembangandanperbaikan
mutupendidikan(Sri Utami. K, 2019:127).
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan perubahan pemahaman,
yang pada mulanya seorang anak tidak dibekali dengan potensi fitrah, kemudian
dengan terjadinya proses belajar maka seorang anak beubah tingkah laku dan
pemahamannya semakin betambah(Pane & Darwis Dasopang, 2017:333).
Menurut Charli dkk.(2019:55)“belajar dapat diartikan sebagai proses yang
menghasilkan perubahan yang bersifat menetapdan menyeluruh sebagai hasil dari
adanya respon individu terhadap situasi tertentu. Perubahan tersebut tidak hanya
berkaitan dengan bertambahnya ilmu pengetahuan, namun juga berwujud
keterampilan, kecakapan, sikap, tingkah laku, pola pikir, kepribadian dan lain-
lain”.Selanjutnyamenurut I Ketut Sudarsana, (2018:13)“Belajar menurut teori
konstruktivisme adalah suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini
harus dilakukan oleh peserta didik sendiri. Maka peserta didik harus aktif
melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna
sesuatu yang dipelajarinya. Maka para guru , perancang pembelajaran, dan
pengembang program-program pembelajaran ini berperan untuk menciptakan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar”.
Pemahaman merupakan bagian ranah kognitif yang tingkatannya lebih
tinggi dari pengetahuan, serta merupakan dasar untuk membangun wawasan.
Kemudian konsep merupakan hal abstrak yang mewakili obyek-obyek
kejadian atau hubungan-hubungan yang memiliki atribut sama.Seseorang
dapat dikatakan memahami suatu konsep, jika ia mampu mengemukakan kembali

1
2

suatu informasi yang telah diperolehnya (Deliany dkk. 2019:93). Kesulitan


memahami konsep-konsep fisika yang dialami oleh peserta didik bukan hanya
karena faktor materi yang disampaikan, tetapi juga karena kurang tepatnya model
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga peserta didik kurang dilibatkan
dalam proses belajar mengajar(Sari dkk, 2017:160).
Pengembangan literasi sains diperlukan untuk membantu calon guru
memahami isi literasi sains dan elemen literasi sains, serta dapat menggunakan
metode pengajaran yang sesuai sebagai mekanisme utama yang akan
mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan literasi sains mereka melalui
proses pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang
dilakukan dalam proses pembelajaran sains bahwa pencapaian kompetensi yang
terkait dengan literasi sains belum seperti yang diharapkan, sehingga dirasa perlu
untuk meningkatkan literasi sains dengan menggunakan salah satu model
pembelajaran, yaitu model pembelajaran Argument-Driven Enquiry(Manurung
dkk, 2020:27).
Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan paparan di atas, salah satunya adalah model
Argument-Driven Inquiry (ADI).Model ini mampu memfasilitasi kegiatan
praktikum. Model pembelajaran ADI memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berargumentasi dengan me-nyampaikan ide-ide dan pertanyaan pada
saat penyelidikan serta menarik kesimpulan secara mandiri. Tahapan dalam model
ADI yaitu 1) identifikasi tugas, 2) pengumpulan data, 3) produksi argumentasi
tentatif, 4) sesi argumentasi, 5) penyusunan laporan penyelidikan; 6) peer review,
7) revisi laporan; 8) diskusi reflektif(Hendriyani dkk, 2020:20).
Model pembelajaran ini dapat memungkinkan peserta didik merancang
pertanyaan penelitian dan membuat kesimpulan sendiri, memberikan kesempatan
peserta didik untuk terlibat dalam argumentasi dengan berbagi ide, mendukung
dan mendiskusikannya. Selain itu model ADI ini juga dapat memfasilitasi
peserta didik untuk memahami konsep sains secara baik(Lubis & Nasution,
2021:8).Model pembelajaran Argument Driven Inquirybasis laboratorium ini
sangat relevan jika digunakan dalam pembelajaran fisika, sebab secara mendasar
3

pembelajaran fisika harus berbasis laboratorium untuk melatihkan keterampilan


proses pada peserta didik. Selain itu, dengan menerapkan pembelajaran ADI
dalam pembelajaran fisika diharapkan mampu melatihkan kemampuan
argumentasi ilmiah peserta didik(Hanifah & Admoko, 2019:594).
Model pembelajaran ADI dapat melatih peserta didik untuk
meningkatkanpemikirannya dengan menekankan pentingnya suatu keterampilan
argumentasidalam meningkatkan dan memvalidasi pengetahuan ilmiah
(Sampson, 2010:225).Pembelajaran dengan menggunakan model ADI akan
membantu peserta
didikuntukbelajarmenghasilkanargumenyangdapatmemberikanpenjelasanterhadap
pertanyaan penelitian sebagai bagian dari proses penelitian (Sampson &Gleim,
2009:468).
Padaera revolusi industri 4.0 penggunaan teknologi pembelajaran
merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru profesional. Penggunaan media
pembelajaran memudahkan peserta didik berinteraksi dengan media dan
pembelajaran sesuai dengan kecepatan belajar setiap peserta didik. Interaksi
peserta didik dengan media dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menyenangkan dan meningkatkan keterlibatan peserta didik untuk berperan aktif
untuk menemukan konsep-konsep yang baru(Hidayat dkk. 2019:97).
Simulasi komputer akan memvisualisasikan materi yang sulit disajikan,
terutama fenomena fisik yang abstrak. Simulasi komputer dapat digunakan secara
efektif sebagai alat bantu pengajaran di kelas, serta dapat memberikan manfaat
konseptual yang lebih besar karena siswa lebih mampu mengintegrasikan
pengetahuannya dibandingkan jika siswa hanya menggunakan buku teks dalam
proses pembelajaran (Kriek dan Stols , 2010:439). Beberapa media pembelajaran
yang dapat mendukung pembelajaran fisika misalnya media pembelajaran fisika
berbasis komputer, seperti PhET. Simulasi PhET merupakan media simulasi
interaktif yang menyenangkan dan berbasis penemuan yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik (Mubarrok, 2014:77). Dengan demikian,
penggunaan media simulasi PhET dikombinasikan dengan model Argument
Driven Inquirydapat membantu peserta didik memahami konsep fisika.
4

Simulasi PhET menekankan hubungan antara fenomena kehidupan nyata


dengan ilmu yang mendasari, mendukung pendekatan interaktif dan konstruktivis,
memberikan umpan balik, dan menyediakan tempat kerja kreatif (Prihatiningtyas,
dkk. 2013:17).Pada pelajaran fisika di dari beberapa konsep terdapat konsep
fluida dinamis yang cocok untuk media simulasi PhET.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terhadap guru mata pelajaran
fisika di SMA Negeri 1 Kubu babussalam menyatakan bahwa peserta didik saat
berdiskusi kurang aktif dalam beragument dan eksperimen jarang dilakukan
karena keterbatasan alat dan waktu seahingga guru lebih memilih untuk
menyampaikan materi pembelajaran secara konvensional dengan metode ceramah
dan diskusisehingga peserta didik hanya menghapal konsep tanpa memahaminya.
Eksperimen pun jarang dilaksanakan karena guru menganggap bahwa eksperimen
akan menghabiskan banyak waktu, hal tersebut membuat pemahaman konsep
peserta didik rendah. Salah satu konsep yang dianggap sulit bagi peserta didik
adalah fluida dinamis, karena pada materi tersebut banyak tersedia konsep-konsep
yang bersifat abstrak dan berkaitan dengan fenomena yang ada dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga akan sulit dipahami jika proses pembelajaran hanya dengan
membaca atau menjelaskan secara sederhana.
Fluida dinamis adalah materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan analisis Kompetensi Dasar 3.4 pada kelas XI semester ganjil,
“Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi”, terdapat pengetahuan yang
bersifat abstrak sehingga kurang tepat jika materi yang diajarkan hanya verbal
atau melalui media gambar saja. Maka perlu proses pembelajaran yang interaktif
agar pembelajaran tidak cenderung membosankan. Pembelajaran fluida dinamis
dengan menggunakan program PhETColoradodengan model Driven Argument
Inquiry diharapkan dapat membantu peserta didik dalam proses membangun
pemahaman konsep peserta didik dalam belajar, dan menjadikan proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Berdasarkan uraian diatas diperlukan penerapan media
PhETColoradountuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada
pelajaran fisika yaitu konsep fluida dinamis. maka penulis tertarik untuk
5

melakukan penelitian dengan judul“Penerapan Model PembelajaranArgument


Driven Inquiry Berbantuan PhET Colorado Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Materi Fluida DinamisKelas XI SMA”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
permasalahn pada penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah pemahaman konsep peserta didik setelah pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Argument Driven Inquiry berbantuan
PhET Colorado pada materi Konsep Materi Fluida dinamiskelas XI
SMA?
2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep peserta didik antara kelas
yang menggunakan model pembelajaran Argument Driven Inquiry
berbantuan PhET Colorado pada materi Fluida dinamis dengan kelas yang
menerapkan pembelajaran konvensional dikelas XI SMA?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pemahaman konsep peserta didikmenggunakan
model pembelajaran Argument Driven Inquiryberbantuan PhET Colorado
pada materi Fluida dinamis kelas XI SMA.
2. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep peserta didik antara
kelas yang menggunakan model pembelajaran Argument Driven Inquiry
berbantuan PhET Colorado pada materi fluida dinamisdengan kelas yang
menerapkan pembelajaran konvesional dikelas XI SMA.
6

1.4 Manfaat Penelitian


Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya
adalah :
1. Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran fisika dan meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik menggunakan model pembelajaran PembelajaranArgument
Driven Inquiry Berbantuan PhET Colorado materi Fluida dinamisKelas
XI SMA.
2. Bagi Peserta didik
Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik
menggunakan Model PembelajaranArgument Driven Inquiry Berbantuan
PhET Colorado Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Fluida
dinamisKelas X1 SMA.
3. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan masukan, acuan, perbandingan,
serta dapat dijadikan referensi bagi mahapeserta didik yang ingin
melakukan penelitian yang relevan.

1.5Defisini Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, maka penulis mendefinisikan
beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry
Yang dimaksud oleh peneliti model pembelajaran Argument Driven
Inquiryini adalahmodel pembelajaran berorientasi inkuiri yang
menekankan pada kegiatan berargumen yang mampu melatih peserta didik
berargumentasi. pembelajaran dengan menerapkan model Argument
Driven Inquiry (ADI) akan membantu peserta didik untuk belajar
menghasilkan argumen sehinggaakanmeningkatkanpemahaman konsep
peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu Babussalam.
7

2. PhETColorado
Yang dimaksud oleh peneliti PhET Colorado ini adalah media
simulasi virtual yang berguna bagi peserta didik untuk membantu
mempermudah pemahaman konsep simulasi interaktif berbasis penelitian
yang dapat digunakan dalam eksperimen fisika di SMA Negeri 1 Kubu
Babussalam.
3. Pemahaman Konsep
Yang dimaksud oleh peneliti Pemahaman konsep ini adalahsuatu aspek
yang penting dalam pembelajaran, karena dengan memahami konsep
peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya dalam setiap materi
pelajaran fisika yaitu fluida dinamis di SMA N 1 Kubu Babussalam.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat pembelajaran fisika di SMA

Fisika merupakan bagian dari sain (IPA), Fisika pada hakikatnya


merupakan kumpulan pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan, IPA sebagai
kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan
model. Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk, sehingga
dalam pembelajarannya harus mem-pertimbangkan strategi atau metode
pembelajaran yang efektif dan efisien yaitu salah satunya melalui kegiatan
praktik(Astuti, 2015:70).pembelajaran fisika mencakup aspek pemahaman dan
penerapan konsep serta pelatihan dan pengembangan kinerja ilmiah. Pemahaman
konsep dan penerapan konsep fisika didapat peserta didik dari sumber-sumber
pembelajaran seperti buku bacaan, informasi guru dan media pembelajaran.
Sedangkan pelatihan dan pengembangan kinerja ilmiah didapat peserta didikdari
kegiatan eksperimen(Mubarrok, 2014:77).
Menurut Sutrisno (2006:2) hakikat fisika adalah fisika sebagai produk
(“abody of knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika
sebagaiproses(“awayofinvestigating”).Fisikasebagaiprodukdiperolehmelaluikegiat
an penyelidikan yang kreatif, diinventarisir dan disusun secara
sistematikmenjadisebuahkumpulanpengetahuanyangberupafakta,konsep,prinsip,h
ukum,rumus,teori,danmodel.Fisikasebagaisikapdidasariolehrasaingintahu, rasa
percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta mau mendengarkanpendapat orang
lain ketika melaksanakan kegiatan-kegiatan ilmiah. Fisika sebagaiproses sangat
berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan,
pengamatan,pengukuran,penyelidikan,danpublikasi.Sehinggadapatdikatakanbahw
ahakikat fisika dalampembelajaran memiliki
aspekprodukberupapengetahuandanprosesyang disertai dengan sikap ilmiah.

8
9

Fisika merupakan ilmu pengetahuan sains yang berkaitan dengan cara


mencari tahu tentang alam secara sistematis berupa penemuan dan penguasaan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip, serta proses
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pengetahuan di dalam
kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2003:6). Pembelajaran fisika dapat diartikan
sebagai proses belajar mengajar yangmempelajari kejadian alam dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk
memperbaiki, memperbaharui, dan membantu peserta didik dalam memahami
konsep-konsep fisika adalah melalui penerapan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik dan hakikat pembelajaran fisika. Pembelajaran
fisika yang sesuai dengan hakikat fisika harus memuat proses dan produk
yang mempelajari kejadian alam dalam kehidupan sehari-hari sehingga
berdampak pada ketrampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik(Putri
dkk., 2016:1).
Proses pembelajaran fisika diperlukan suatu metode pembelajaran yang
dapat membekali peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
dalam kurikulum. Salah satu metode yang tepat adalah metode eksperimen, dalam
kegiatan eksperimen peserta didik mampu menguasai konsep data dan proses
sains sehingga meningkatkan keterampilan peserta didik. Hal ini dikarenakan
kegiatan eksperimen peserta didik dapat melakukan kegiatan mengamati,
menanya,mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan sesuai
dengan tahapan pembelajaran kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik yang
dimana pembelajaran berpusat pada peserta didik(Dewi dkk., 2019:14).

2.1.2 Teori Belajar Kontruktivisme


Konstruktivisme berasal dari kata kons truktiv dan isme. Konstruktiv
berarti bersifat membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan Isme dalam
kamus Bahasa Inonesia berarti paham atau aliran. Konstruktivisme merupakan
aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan

9
10

hasil konstruksi kita sendiri. Pandangan konstruktivis dalam pembelajaran


mengatakan bahwa anak-anak diberi kesempatan agar menggunakan strateginya
sendiri dalam belajar secara sadar, sedangkan guru yang membimbing peserta
didik ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi(Masgumelar & Mustafa, 2021:50).
dalam teori belajar Konstruktivisme menekankan pada keterlibatan peserta didik
dalam menghadapi masalahmasalah yang terjadi. Konstruktivisme mempunyai
karakteristik yaitu: (1) belajar aktif (active learning), (2) peserta didik terlibat
dalam aktivitas pembelajaran bersifat otentik dan situasional, (3) aktivitas belajar
harus menarik dan menantang, (4) peserta didik harus dapat mengaitkan informasi
baru dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya dengan sebuah proses yang
disebut "bridging", (5) peserta didik harus mampu merefleksikan pengetahuan
yang sedang dipelajari, (6) guru lebih berperan sebagai fasilitator yang dapat
membantu peserta didik dalam melakukan konstruksi pengetahuan; (7) guru harus
dapat memberi bantuan berupa scafolding yang diperlukan oleh peserta didik
dalam menempuh proses belajar.(Masgumelar & Mustafa, 2021:54-55).
Konstruktivisme adalah suatu pendekatan yang berkeyakinan bahwa orang
secara aktif membangun atau membuat pengetahuan sendiri dan realitas
ditentukan oleh pengalaman orang itu sendiri. Teori konstruktivisme menegaskan
bahwa pengetahuan hanya dapat ada dalam pikiran manusia, dan bahwa teori itu
tidak harus cocok dengan kenyataan dunia nyata. Peserta didik akan terus-
menerus berusaha mendapatkan model mental pribadi mereka sendiri tentang
dunia nyata dari persepsi mereka tentang dunia itu. Ketika mereka merasakan
setiap pengalaman baru, pelajar akan terus memperbarui model mental mereka
sendiri untuk mencerminkan informasi baru, dan karena itu, akan membangun
interpretasi mereka sendiri terhadap kenyataan(Sugrah, 2020:4).
Teori belajar konstruktivisme sangat relevan untuk perkembangan
pembelajaran di Indonesia, karena teori ini mempunyai keunggulan yang dapat
digunakan sebagai metode belajar yang inovatif. Keunggulan dalam teori
konstruktivisme adalah dapat membentuk peserta didik untuk membangun
pemahamannya dalam belajar melalui proses asimilasi, akomodasi, danekuilibrasi
menerapkan teori belajar konstruktivis dalam proses pembelajaran dapat
11

meningkatkan keaktifan sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta


didik. Selain itu ada cara lain untuk memberikan motivasi peserta didik dalam
meningkatkan hasil belajar, salah satunya dengan menggunakan media sebagai
pendukung metode belajar konstruktivisme yang diterapkan. Media pembelajaran
merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh guru kepada peserta didik dalam
memberikan suatu materi pembelajaran, sehingga tercipta suasana belajar-
mengajar yang efektif dan efisien(Nugroho, 2016:75).
Menurut Sugrah, (2020:124) teori belajar konstruktivisme adalah sebuah
teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau
mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan orang lain, sehingga teori ini memberikan
keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi,
pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan
dirinya sendiri. Teori pembelajaran konstruktivisme berpendapat bahwa orang
menghasilkan pengetahuan dan membentuk makna berdasarkan pengalaman
mereka. Dalam konstruktivisme, pembelajaran direpresentasikan sebagai proses
konstruktif di mana pelajar membangun ilustrasi internal pengetahuan, interpretasi
pengalaman pribadi. Pengajaran konstruktivisme didasarkan pada pembelajaran
yang terjadi melalui keterlibatan aktif peserta didik dalam konstruksi makna dan
pengetahuan.
Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan
kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya
dengan kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan
bantuan fasilitasi orang lain, sehingga teori ini memberikan keaktifan terhadap
manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau
teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri
(Rangkuti, 2014:66).
12

2.1.3 Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI)


Model pembelajaran ADI (Argument Driven Inquiry) dipandang dapat
memfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep IPA secara baik. Model
pembelajaran ADI merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan
pada kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kontruksi dan validasi
pengetahuan melalui kegiatan penyelidikan (inquiry). Model ini dirancang untuk
membuat sebuah kelas yang dapat membantu peserta didik untuk mengerti tentang
bagaimana cara membuat sebuah penjelasan ilmiah, bagaimana
mengeneralisasikan fakta ilmiah, menggunakan data untuk menjawab pertanyaan
ilmiah dan pada akhirnya dapat merefleksikan hasil kerja yang telah
dilakukannya. Model pembelajaran ADI dirancang untuk mengubah sifat dari
instruksi laboratorium tradisional yang hanya menekankan pada pengumpulan
data. Pada model ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar bagaimana
untuk mengembangkan metode untuk menghasilkan data, melakukan investigasi,
menggunakan data untuk menjawab pertanyaan penelitian, menulis, dan
melakukan kegiatan diskusi yang lebih reflektif setelah kegiatan penyelidikan
dilakukan(Andriani, 2015:117).
Menurut Marhamah dkk.(2017:46-48)Model pembelajaran ADI ini
mencakup 8 tahapan penting yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi Tugas
Pada tahap ini guru menjelaskan topik yang akan dibahas pada proses
pembelajaran yang akan berlangsung. Topik yang dibahas oleh guru berkaitan
fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi
yang akan dijelaskan. Kemudian, peserta didik mencari, menemukan,
mencatat data dan informasi dari topik yang akan di bahas. Identifikasi
berfungsi untuk mengetahui berbagai masalah atau mempermudah dalam
menyusun rencana akan dilakukan.
2. Pertanyaan penyelidikan
Tahapan ini bertujuan untuk memperkenalkan topik utama untuk
dipelajari dengan memancing perhatian peserta didik terhadap suatu
13

fenomena. Guru juga mengajukan pertanyaan penyelidikan terkait topik yang


telah dibahas dan meminta peserta didik untuk menjawab argumennya tentang
pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan penyelidikan yang diajukan pada LKPD
merupakan bagian dari proses pembelajaran yang diajukan untuk menggali
pengetahuan awal dan mendorong keingintahuan peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan.
3. Mengumpulkan Data
Tahap ini guru mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok
yang telah dibagikan, kemudian guru membimbing peserta didik untuk
mengumpulkan data, mengembangkan dan melakukan percobaan dalam
kelompok untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang
diberikan. Pada tahapan ini peserta didik mampu menemukan hal-hal baru
yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Peserta didik tidak hanya
mengetahui teorinya saja tetapi peserta didik juga ikut menyaksikan secara
langsung yang mampu memberikan pengalaman.
4. Membuat Argumen Tentatif
Tahapan ini guru membimbing peserta didik dalam mebuat sebuah
argument secara ilmiah tentang analisis data yang telah didapatkan melalui
sebuah percobaan.
5. Diskusi Reflektif
Diskusi reflektif bertujuan untuk mendorong peserta didik
berargument dalam menjawab pertanyaan yang ada pada LKPD dengan
anggota kelompoknya. Peserta didik akan mengelola dan menganalisis data
yang dikumpulkan, dan memfasilitasi peserta didik untuk membuat sebuah
argumen. Dengan membuat argumen ini, peserta didik dapat menganalisis
hasil data yang diperoleh sehingga mencerminkan peserta didik dapat
berargumentasi secara ilmiah.
6. Membuat Laporan Tertulis
Pada tahap ini guru membimbing peserta didik membuat laporan
penyelidikan sesuai LKPD dan menugaskan peserta didik untuk menyusun
laporan mulai dari tujuan, data yang dihasilkan sampai analisis
14

data/kesimpulan dari percobaan. Membuat laporan tertulis akan meningkatkan


dalam kemampuan menulis peserta didik. Kemampuan menulis harus
ditunjang dengan aktivitas membaca dan mendengarkan, karena berbagai
informasi yang dibutuhkan terkait pertanyaan bisa didapatkan melalui
membaca dan mendengarkan.
7. Review Laporan
Pada tahap review laporan peserta didik akan mengulas mengenai isi
laporan yang telah di buat. Kemudian guru memberikan soal penguatan di
LKPD tentang materi yang dipelajari.
8. Revisi Laporan
Tahap ini peserta didik membuat kesimpulan tentang percobaan yang
telah dilakukan. Tujuan utama dari revisilaporan ini adalah untuk memberikan
informasi terkait isi laporan yang dibuat berdasarkan konsep ilmiah. Melalui
tahap revisi laporan kemampuan argumentasi peserta didik dapat meningkat
tidak hanya berargumen secara ilimiah namun peserta didik juga dapat
menganalisis argumen dengan baik.

2.1.4 Media Pembelajaran


Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
"medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang
komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses
komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media
pembelajaran(Falahudin, 2014:108-109).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan
belajar untukmencapaitujuan belajar. Proses pembelajaran merupakan
proseskomunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem. Media pembelajaran
menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen system
15

pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses


pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal menurut (Widia, 2020:263).
Media pembelajaransangat berperan pentingdalamproses pembelajaran.
Penggunaan mediadalam pembelajaran bertujuan mempermudah peserta didik
dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu penggunaan media juga
menjadikan suatuyang abstrak menjadi konkret. Penggunaan media
pembelajaran di kelas dapat mengoptimalkan, mengefektifkan dan
mengefisienkan proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar. Media pembelajaran juga dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar. Media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran salah satunya yaitu video pembelajaran. Pengaruh video akan
lebih cepat masuk kedalam diri manusia dari pada media yang lainnya.Hal
ini karena penayangannya berupa cahaya titik fokus, sehingga dapat
mempengaruhi pikiran dan emosi manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar,
fokus,emosi dan psikologi anak didik sangat diperlukan karena dengan hal
tersebut peserta didik akan lebih mudah memahami pelajarannya (Wicaksana &
Atmadja, 2020:2).
Secara umum media mempunyai kegunaan: 1. memperjelas pesan agar
tidak terlalu verbalistis. 2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya
indra.3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar. 4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya. 5. memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama.Menurut(Nurryna, 2009:2)Media dikelompokkan menjadi berbagai macam
jenis yaitu sebagai berikut: 1). Audio. Jenis media audio meliputi pita audio (rol
atau kaset), priringan audio dan radio (rekaman suara). 2)Cetak. Jenis media cetak
meliputi buku teks terprogram, buku pegangan atau manual, dan buku tugas. 3)
Audio-Cetak. Jenis media audio-cetak meliputi buku latihan dilengkapi kaset dan
16

gambar atau poster yang dilengkapi audio. 4) Proyek Visual diam. Jenis media
proyek visual diam meliputi film bingkai (slide) dan film rangkai yang berisikan
pesan verbal.5)Proyek Visual diam dengan Audio. Jenis media proyek visual diam
dengan audio meliputi film bingkai (slide) dengan suara dan film rangkai suara. 6)
Visual Gerak. Jenis media visual gerak meliputi film bisu dengan judul. 7) Visual
film suara dan video/VCD/DVD. 8) Benda jenis media benda nyata, model tirual
(mock up), 9) komputer jenis media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted
Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional).
Pemanfaatan media yang relevan di dalam kelas dapat mengoptimalkan
proses pembelajaran. Bagi guru, media pembelajaran membantu mengkonkritkan
konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi peserta
didik, media dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan
demikian media dapat membantu tugas guru dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi dasar yang telah ditetapkam. Agar media pembelajaran dapat
dimanfaatkan dengan baik,guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan
permasalahanpermasalahan yang dihadapi peserta didik tentang materi yang akan
diajarkan.Manfaat media dalam pembelajaran yaitu: (1) Penyampaian materi
pelajaran dapat diseragamkan. (2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik. (3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. (4) Efisiensi dalam
waktu dan tenaga. (5) Meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. (6) Media
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. (7)
Media dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses
belajar. (8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif(Isran &
Rohani, 2018:94).

2.1.5 PhET Colorado


Perkembangan dunia teknologi dan informasi yang semakin pesat dapat
memberikan alternatif bagi pendidik untuk menggunakan berbagai media
pembelajaran salah satunya yaitu Physics Education and Technology (PhET)
khususnya untuk membantu peserta didik memahami konsep abstrak dalam fisika
menurut (Rizaldi dkkl., 2020:11).PhET Laboratorium virtual ini dikembangkan
17

oleh tim dari universitas Colorado Amerika Serikat. PhET dikembangkan untuk
membantu peserta didik memahamikonsep-konsepvisual. Simulasi
PhETmenghidupkan apa yang tidak terlihat oleh mata melalui penggunaan
grafis dan kontrol intuitif seperti klik dantarik manipulasi, slider dan tombol
radio. Semua simulasi PhET didapatkan secara gratis
disitushttp://PhET.colorado.edu/en/get-PhET/full-install. PhETmudah digunakan
dan diaplikasikan di dalam kelas. PhET membutuhkan komputer yang sudah
terinstal program java dan/atau flash (Sumargo & Yuanita, 2014:120).
PhET adalah simulasi yang dibuat oleh University of Colorado yang berisi
simulasi pembelajaran fisika, biologi, dan kimia untuk kepentingan pengajaran di
kelas atau belajar individu. Simulasi PhET Coloradomenekankan hubungan
antara fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasari, mendukung
pendekatan interaktif dan konstruktivis, memberikan umpan balik, dan
menyediakan tempat kerja kreatif (Prihatiningtyas dkk., 2013:19). Penggunaan
PhET Colorado dapat membantu guru untuk mudah menjelaskan materi pelajaran
kepada peserta didik, guru bisa langsung menjelaskan materi pelajaran yang
bersifat abstrak dengan dibuktikan melalui simulasi-simulasi, dengan
menggunakan simulasi PhET Coloradoini juga bisa membuktikan hal-hal yang
sulit dilihat dari praktikum yang dilakukan di laboratorium nyata, PhET
Coloradoini bisa digunakan secara online ataupun offline, desain bentuk gambar
dan warna pada PhET Colorado sangat menarik karena langsung disesuaikan
dengan warna dasar dari bahan dan sesuai dengan bentuk yang aslinya atau alat
pada saat praktikum di laboratorium rill(Muzana dkk., 2021:229).

2.1.6 Pemahaman Konsep


Pemahaman konsep merupakan suatu aspek yang penting dalam
pembelajaran, karena dengan memahami konsep peserta didik dapat
mengembangkan kemampuannya dalam setiap materi pelajaran.Pemahaman
adalah derajat kemampuan yang diharapkan kepada peserta didik agar dapat
memahami makna atau konsep, keadaan serta kenyataan yang diketahuinya.
Dalam hal belajar fisika yang melekat dengan konsep serta apliksi dalam
18

kehidupan sehari-hari, sangat penting untuk memahami konsep-konsep tertentu


sebelum melakukan aplikasi dari teori yang telah dipelajari sebelumnya(Shidik,
2020:92).
Menurut(Nahdi dkk., 2018:10)Pemahaman konsep adalah kemampuan
individu untuk memahami suatu konsep tertentu. Seorang peserta didik telah
memiliki pemahaman konsep apabila pesrta didik telah menangkap makna atau
arti dari suatu konsep. Dari pendapat tersebut seorang peserta didik yang
mempunyai pemahaman ia akan mampu menjelaskan kembali materi yang sudah
dipelajarinya berdasarkan pemahamannya sendiri sihingga pembelajaran akan
menjadi bermakna.
Beberapa kutipan diatas Pemahaman konsep bisa diartikan penguasaan
sesuatu dengan mengunakan pikiran. Pemahaman konsep dianggap sebagai
cerminan kompetensi dan kemampuan pendidikan, serta menjadi dasar bagi
peserta didik untuk benar-benar menggunakan konsep yang dipahaminya.
Pemahaman konsep menjadi landasan bagi guru maupun peserta didik untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih terarah.
a. Peserta didik mengerti ketika peserta didik mampu menentukan hubungan
antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan peserta didik
yang lalu. Setiap indikator pada domain kognitif memahami (understand)
sebagai berikut (Widodo, dkk, 2006:75).
1. Menafsirkan (Interpreting)
Interpreting adalah kemampuan peserta didik untuk mengubah
informasi yang disajikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Interpreting dapat berupa mengubah kalimat ke kalimat, gambar ke
kalimat, angka ke kalimat, kalimat ke angka, dan lain sebagainya.
2. Memberi contoh (Exemplifying)
Exemplifying adalah kemampuan peserta didik untuk memberikan
contoh yang spesifik atau contoh mengenai konsep secara
umum. Exemplifying dapat pula berarti mengidentifikasi pengertian
dari bagian- bagian pada konsep umum.
3. Mengklasifikasikan (Classifying)
19

Classifying adalah ketika peserta didik mengetahui bahwa sesuatu


merupakan bagian dari suatu kategori. Classifying dapat diartikan pula
sebagai mendeteksi ciri atau pola yang menunjukkan bahwa ciri atau
pola tersebut sesuai dengan kategori tertentu atau konsep tertentu. Jika
exemplifying dimulai dari konsep umum dan meminta peserta didik
untuk mencari contoh khususnya, maka classifying dimulai dari contoh
khusus dan meminta peserta didik untuk mencari konsep umumnya.
4. Meringkas (Summarizing)
Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan summarizing ketika
peserta didik dapat memberikan pernyataan tunggal yang
menyatakan informasi yang disampaikan atau topik secara umum.
5. Menarik inferensi (Inferring)
Inferring berarti dapat mencari pola dari beberapa contoh
kasus. Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan inferring jika
peserta didik dapat membayangkan konsep atau prinsip yang merupakan
bagian dari contoh dengan cara mengkode karakteristik yang sesuai dari
masing-masing contoh dan lebih penting lagi dengan tidak ada hubungan
antara contoh-contoh tersebut.
6. Membandingkan (Comparing)

Kemampuan peserta didik menunjukkan persamaan dan perbedaan


antara dua atau lebih objek. Seorang peserta didik dapat membandingkan
saat ia dapat menemukan persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh
dua objek atau lebih.

7.Menjelaskan (Explaining)
Peserta didik mampu mengkonstruk dan menggunakan model
sebab akibat dalam suatu sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah
menggunakan model tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi apabila
salah satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan
adalah mengkonstruksi model (constructing model).
20

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pemahaman Konsep


Keberhasilan peserta didik dalam mempelajari fisika yaitu
menurutPurwanto, yang dikutip melalui jurnal(Atmaja,
2021:2049)menyatakan bahwa keberhasilan belajar itu tergantung pada
bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua
golongan yaitu:
1. Faktor internal, Faktor ini sering di sebut faktor individu, yang termasuk
faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan
latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor eksternal yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial,
yang termasuk faktor sosial ini antara lain keluarga atau keadaan rumah
tangga, guru dan cara mengajaranya, alat-alat yang digunakan dalam
belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

Selain faktor tersebut, pemahaman konsep dipengaruhi oleh psikologis


peserta didik. Kurangnya pemahaman konsep terhadap materi fisika yang
dipelajari karena tidak adanya usaha yang dilakukan oleh peserta didik
dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan guru. Peserta didik lebih
mengharapkan penyelesaian dari guru, hal ini memperlihatkan bahwa
pemahaman konsep peserta didik masih rendah. Dalam penelitian ini peneliti
lebih meneliti indikator kemampuan pemahaman konsep yaitu melihat
adanya beberapa indikator menurut peraturan Dirjen Dikdamen Nomor
506/C/Kep/PP/2004 dan pencapaian akhir kemampuan pemahaman konsep
peserta didik apakah lebih baik jika diterapkan pembelajaran menggunakan
media powerpoint interaktif dibandingkan dengan pembelajaran
menggunakan powerpoint konvensional.

2.2 Tinjauan Materi


KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
21

perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan


lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI-
3 :Memahami,menerapkan,danmenganalisispengetahuanfaktual,konseptua
l,prosedural,danmetakognitifberdasarkanrasaingintahunyatentangilmupeng
etahuan,teknologi,seni,budaya,danhumanioradenganwawasankemanusiaan
,kebangsaan,kenegaraan,danperadabanterkaitpenyebabfenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidangkajianyangspesifiksesuaidenganbakatdanminatnyauntukmemecahka
nmasalah.
KI-4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak
terkaitdenganpengembangandariyangdipelajarinyadisekolahsecaramandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode
sesuaikaidahkeilmuan
KompetensiDasar:
3.4 Menerapkanhukum–hukum fluida dalamkehidupansehari–hari
4.4 Melakukanpercobaanyang memanfaatkan sifat –sifat fluida,
berikutpresentasi hasil percobaandanpemanfaatannya

Fluida Dinamis

Persamaan Kontinuitas Hukum Bernoulli

Luas Ketinggia
Tekanan
penampang Kecepatan air n
fluida
Massa jenis
22

Gambar2.1Peta KonsepMateri Fluida Dinamis

2.3 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan


Dalam penelitian ini ada beberapa kajian hasil penelitian yang relevan dan
sesuai sehingga bisa menunjang dasar bahan referensi dalam pembahasan serta
pengkajian terhadap topik ini. Salah satu hasil penelitian yang juga membahas
model pembelajaran Argument Driven InquiryBerbantuan Virtual Laboratory
Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Mahapeserta didik PGSD.hasil
penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran argument driven inquiry
berbantuan virtual laboratory dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan
literasi sains mahapeserta didik dibandingkan dengan model pembelajaran
argument driven inquiry tanpa virtual laborator(Manurung dkk., 2020:26).
Kajian penelitian lain juga meneliti tentang Pembelajaran Fisika
Menggunakan Model Argument Driven Inquiry Untuk Melatihkan Kemampuan
Argumentasi Ilmiah Peserta Didik. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan model Argument Driven Inquiry (ADI) terlaksana
dengan sangat baik. Melalui uji ANOVA satu arah model ADI dapat melatihkan
kemampuan argumentasi ilmiah tes maupun kinerja peserta didik hingga
mencapai level 3 (rata-rata nilai 77,62) dengan Fhitung = 1,92 pada α =
0,05(Dwiretno & Setyarsih,2018:337).
Penelitian yang dilakukan Pujianti dkk., (2020:249)Meneliti tentang
Penerapan Model Argumen Driven Inquiry Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap
Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas X Mia Sma Negeri 7 Bone”
hasilpenelitianmembahaspenerapanmodelADIdisekolahyaituterjadinyapeningkata
nketerampilanproses sains fisika peserta didik kelas X MIA 1 SMA Negeri 7Bone
setelah diajar menggunakan model pembelajaran ADI sebesar 0,8 dengankategori
tinggi. Peningkatan ini tentu dipengaruhi oleh fase dalam mode
ADIyangmengarahkanpesertadidikuntukmerancangdanmelakukanpenyelidikanny
a sendiri sehingga peserta didik lebih aktif dan terlibat langsungpada
prosesbelajar.
23

2.4 Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka kerangka pemikiran


peneliti yang dituangkan kedalam kerangka konseptual ditunjukkan pada Gambar:

Hakekat Pembelajaran IPA

Permasalahan pada Guru Permasalahan pada Peserta didik

Peserta didik kurang memahami konsep


Pembelajaran berpusat pada guru Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan kurang mendukung Materi fluida di sulit bagi peserta didik
Eksperimen yang banyak menghabiskan waktu

Pemahaman Konsep Peserta didik lemah

Pembelajaran Model Pembelajran Argument Driven Inquiry berbantuan PhET Colorado

Pemahaman Konsep Peserta didik Meningkat

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

2.5 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: “Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran Argument Driven InquiryberbantuanPhET
Colorado dengan peserta didik yang menggunakan kegiatan pembelajaran
24

konvensional pada materi fluida dinamis dikelas XI SMA Negeri 1 Kubu


Babussalam.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1Kubu Babussalampada semester
ganjil Tahun Akademis 2021/2022.

3.2 Rancangan Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeeksperimen.
Adapun sifat penelitan ini menggunakan rancangan quasi experimental
(eksperimen semu) dengan design penelitian yang digunakan adalah Posttest Only
Non-equivalen Control Group Design yaitu terdapat dua kelompok, kelas
eksperimen yakni kelas yang diberi treatment dan kelas kontrol yakni kelas yang
tanpa diberi treatment(Marjan dkk, 2014:5) Oleh karena itu, peneliti sering
menggunakan kelompok utuh (sekolah) dalam penelitian eksperimental. Jenis
penelitian quasi experimental tipe posttest only non equivalent group design.
(Creswell, 2015:608).Pola desain penelitian Nonequivalent Control Group
Designdapat digambarkan sebagai berikut(Nurmawati et al., 2018:260):
Tabel 3.1Rancangan penelitian

Kelas Perlakuan Posttest

Kelas Eksperimen X O1
Kelas Kontrol O2

Pada kelas treatment diberikan pembelajaran menggunakan model


pembelajaranArgument Driven Inquiryberbantuan PhET Colorado(X). Untuk
kelas kontrol sendiri menggunakan metode ceramah aktif dan media konvensional
selama pembelajaran berlangsung. Setelah pembelajaran dilaksanakan pada kedua
kelompok kemudian peserta didik diberikan test akhir/posttest untuk mengtahui
peningkatan pemahaman konseppeserta didik pada materi fluida dinamis SMA N
1 Kubu Babussalam.

24
25

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajranArgument


Driven Inquiryberbantuan PhET Coloradodituangkan pada RPP sebagaimana
ditunjukkan pada Lampiran 2 begitu juga lembar kerja peserta didik (LKPD)
ditunjukkan pada Lampiran 4.
Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan maka kedua kelompok diberikan
test posttest (O1 dan O2) dengan jumlah soal dan waktu yang sama untuk melihat
perbedaan pemahaman konsep pada kedua kelompok tersebut.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XISMA Negeri 1 Kubu
Babussalam tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 89 orang peserta
didik.Rincian jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Populasi peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Kubu Babussalam.
Kelas Jumlah Peserta Didik

XI A 33 Orang

XI B 27 Orang

XI C 29 Orang

Total 89 Orang

(Sumber: Data SMA N 1 Kubu Babussalam)


Sampel pada penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas dan uji
homogenitas nilai ulangan materi sebelumnya yang merupakan prasyarat sebelum
dilakukannya penelitian.
3.4Data dan Instrumen Penelitian

1. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder
diperoleh dari nilai ulangan harian peserta didik pada materi sebelumnya untuk
menentukan sampel penelitian serta sebagai acuan dalam menentukan kelompok
kelas eksperimen sementara data primer diperoleh melalui posttest yang diberikan
26

setelah treatment dilakukan baik pada kelas eksperimen dengan menggunakan


model Argument Driven Inquiry berbantuan PhET Colorado dan kelas kontrol
dengan pembelajaran secara konvensional.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini berupa
posttest atau tes pemahaman konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang telah disusun berdasarkan indikator pada materi keseimbangan dan dinamika
rotasi.

3.5Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes berupa
posttest yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian
posttest kepada peserta didik dilakukan setelah proses pembelajaran. Soal yang
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama, kemudian
jawaban peserta didik dianalisis dengan cara menghitung jumlah skor peserta
didik dengan jumlah skor total.

3.6 Teknik analisis data


Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif dan analisis inferensial.
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah teknik analisis yang hanya menyajikan informasi
berupa data yang diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis untuk menarik
kesimpulan. Karena itulah analisis deskriptif termasuk statistik deduktif
karena tidak menarik kesimpulan (Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih
Sulistyastuti, 2017:109). Analisis deskriptif yang dimaksud dalam penelitian
ini melihat pemahaman konsep peserta didik yang terdiri dari daya serap
peserta didik. Menurut Ishwahyudi dalam Ahmad Irfan Al Faruqi (2016:136),
daya serap peserta didik adalah kemampuan peserta didik untuk menyerap
suatu konsep atau materi yang telah disampaikan oleh guru. Secara sistematis
27

untuk mencari daya serap peserta didik digunakan ketentuan seperti


persamaan berikut.
skor yang diperoleh siswa
Daya serap= ×100 %
skor maksimum

Tabel 3.2 Kategori daya serap peserta didik


Interval (%) Kategori Daya Serap

85 ≤ x ≤ 100 Sangat Baik


70 ≤ x < 85 Baik
50 ≤ x < 70 Cukup Baik
0 ≤ x < 50 Kurang Baik

(Depdiknas, 2006)

2. Analisis inferensial
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalahanalisis statistik inferensial, yaitu untuk menguji keberhasilan
dengan hasil belajar sebelum dan hasil belajar peserta didik sesudah
tindakan dengan menggunakan uji hipotesis atau uji t. Namun penggunaan
uji “t" tersebut harus memenuhi dua syarat yaitu uji homogenitas dan
normalitas. Berikutakandijabarkan syarat-syarat tersebut.
Analisis inferensial adalah teknik analisis yang datanya diambil dari
sampel random yang bertujuan untuk menarik kesimpulan (Erwan Agus
Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, 2017:135). Analisis inferensial
dilakukan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep peserta didik
setelah diterapkan penggunaan model pembelajaran Argument Driven
InquiryberbantuanPhETColoradopada kelas eksperimen dan diterapkan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol melalui uji hipotesis.
Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
28

a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang mendasari data terdistribusi secara
normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan
menggunakan teknik uji kolmogrov smirnov dengan bantuan SPSS.
Adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
(1)Jika signifikan, p ≥ 0.05 maka data terdistribusi normal.
(2)Jika signifikan, p < 0.05 maka data tidak terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai homogen atau
tidaknya dua sampel yang terdistribusi. Pada penelitian ini uji
homogenitas dilakukan pada data sekunder berupa data hasil ulangan
harian peserta didik materi Cahaya dan data primer berupa data posttest
pemahaman konsep peserta didik materi Cahaya menggunakan teknik
one-way anova dengan bantuan SPSS. Adapun kriterianya menurut
(Joko Widiyanto,2010:51) adalah sebagai berikut:
(1) Jika signifikan, p ≥ 0.05 maka data homogen.
(2) Jika signifikan, p < 0.05 maka data tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji kebenaran dari data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Uji hipotesisis kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik independent sample t-test
yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata dari dua
sampel yang berbeda dengan cara menentukan hipotesis dan
menentukan tingkat signifikansi (Erwan Agus Purwanto dan Dyah
Ratih Sulistyastuti, 2017:137). Uji hipotesis (uji t) pada penelitian ini
bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan
pada Pemahaman Konsep peserta didik antara kelas yang menggunakan
model pembelajaran Argument Driven InquiryberbantuanPhET
Coloradodengan kelas yang menerapkan pembelajaran konvensional
pada materi fluida dinamis. Data yang digunakan pada uji t di penelitian
ini adalah data pemahaman konsep peserta didik berupa posttest kelas
29

eksperimen dan kelas kontrol. Berikut hipotesis yang diuji pada


penelitian ini adalah :
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemahaman
konsep peserta didik antara kelas yang menggunakan model
pembelajaran Argument Driven Inquiry
berbantuanPhETColoradodengan kelas yang menerapkan
pembelajaran konvensional pada materi fluida dinamis.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada pemahaman konsep
peserta didik antara kelas yang menggunakan model
pembelajaranArument Driven
InquiryberbantuanPhETColoradodengan kelas yang menerapkan
pembelajaran konvensional pada fluida dinamis.
Kriteria pengambilan kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan
analisis inferensial adalah :
(1) Jika signifikan, p ≥ 0.05 maka H0 diterima maknanya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada pemahaman konsep peserta didik
antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Argument
Driven Inquiryberbantuan PhETColoradodengan kelas yang
menerapkan pembelajaran konvensional pada materi fluida
dinamis.
Jika signifikan, p < 0.05 maka H0 ditolak maknanya terdapat perbedaan
yang signifikan pada pemahaman konsep peserta didik antara kelas
yang menggunakan model pembelajaran Argument Driven
Inquiryberbantuan PhETColoradodengan kelas yang menerapkan
pembelajaran konvensionalpada materi fluida dinamis.
30

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Y. (2015). Peningkatan Penguasaan Konsep Peserta didik Melalui


Pembelajaran Argument Driven Inquiry Pada Pembelajaran Ipa Terpadu Di
SmpKelas Vii. Edusains, 7(2), 114–120.
https://doi.org/10.15408/es.v7i2.1578

Astuti, S. P. (2015). Pengaruh Kemampuan Awal dan Minat Belajar terhadap


Prestasi Belajar Fisika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(1), 68–
75. https://doi.org/10.30998/formatif.v5i1.167

Atmaja, I. M. D. (2021). Koneksi Indikator Pemahman Konsep Matematika Dan


Keterampilan Metakognisi. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8,
2048–2056.

Charli, L., Ariani, T., & Asmara, L. (2019). Hubungan Minat Belajar terhadap
Prestasi Belajar Fisika. Science and Physics Education Journal (SPEJ), 2(2),
52–60. https://doi.org/10.31539/spej.v2i2.727

Deliany, N., Hidayat, A., & Nurhayati, Y. (2019). Penerapan Multimedia


Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA Peserta Didik di
SekolahDasar. Educare, 17(2),90–97.
http://jurnal.fkip.unla.ac.id/index.php/educare/article/view/247

Dewi, E. S., Arsyad, M., & Khaeruddin. (2019). Desain Lembar Kerja Peserta
Didik Berbasis Eksperimen Pada Materi Fisika Kelas X Semester Genap.
Jurnal Sains Dan Pendidikan Fisika (JSPF), 1, 45–51.
Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Sekolah Menengah Atas pada
Mata Pelajaran IPA. Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dwiretno, G., & Setyarsih, W. (2018). Pembelajaran Fisika Menggunakan Model


Argument Driven Inquiry (ADI) Untuk Melatihkan Kemampuan
Argumentasi Ilmiah Peserta Didik. Inovasi Pendidikan Fisika, 7(2), 337–
340.

Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkungan


Widyaiswana, 104–117.

Farid, A. M. M., Faradiyah, A. R., Maghfira, A., & ... (2018). Pengaruh Media
Simulasi PhET Menggunakan Model Discovery Learning Terhadap Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik. Jurnal Nalar Pendidikan, 6(2), 105–112.

Ginanjar, W. S., Utari, S., & Muslim, D. (2015). Penerapan Model Argument-
Driven Inquiry Dalam Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Kemampuan
Argumentasi Ilmiah Peserta didik Smp. Jurnal Pengajaran Matematika Dan
31

Ilmu Pengetahuan Alam, 20(1), 32.


https://doi.org/10.18269/jpmipa.v20i1.559

Hanifah, N., & Admoko, S. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Argument


Driven Inquiry (Adi) Untuk Melatihkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah
Peserta Didik Sma. Inovasi Pendidikan Fisika, 8(2), 593–597.

Hendriyani, W., Hasnunidah, N., & Yolida, B. (2020). Bioedusiana. 5(1).

Hidayat, R., Hakim, L., & Lia, L. (2019). Pengaruh Model Guided Discovery
Learning Berbantuan Media Simulasi PhET Terhadap Pemahaman Konsep
Fisika Peserta didik. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 7(2), 97.
https://doi.org/10.20527/bipf.v7i2.5900

I Ketut Sudarsana. (2018). Optimalisasi Penggunaan Teknologi Dalam


Implementasi Kurikulum Di Sekolah (Persepektif Teori Konstruktivisme).
Ejournal Jayapangupress, 8–15.
Kriek, J. and Stols, G. 2010. Teachers’ Beliefs and Their Intention To Use
Interactive Simulations In Their Classrooms. South African Journal of
Education 30 pp. 439-456.

Lubis, R. U., & Nasution, E. S. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Argument


Driven Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta didik.
MIND Jurnal Ilmu Pendidikan Dan …, 1(1), 7–12.
https://jurnal.radisi.or.id/index.php/JurnalMIND/article/view/46%0Ahttps://
jurnal.radisi.or.id/index.php/JurnalMIND/article/download/46/23

Manurung, I. F. U., Mailani, E., & Simanuhuruk, A. (2020). Penerapan Model


Pembelajaran Argument Driven Inquiry Berbantuan Virtual Laboratory
Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Mahapeserta didik Pgsd. Js
(Jurnal Sekolah), 4(September), 26–32.

Marhamah, O. S., Nurlaelah, I., & Setiawati, I. (2017). Penerapan Model


Argument-Driven Inquiry (Adi) Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berargumentasi Peserta didik Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di
Kelas X Sma Negeri 1 Ciawigebang. Quagga : Jurnal Pendidikan Dan
Biologi, 9(02), 45. https://doi.org/10.25134/quagga.v9i02.747

Marjan, J., Arnyana, I. B. P., & Setiawan, I. G. A. N. (2014). Johari Marjan


( 2014 ). Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil
Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Peserta didik MA Mu ’
allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat .
Program Studi Pendidikan IPA , Program Pasc. 4.

Masgumelar, N. K., & Mustafa, P. S. (2021). Teori Belajar Konstruktivisme dan


Implikasinya dalam Pendidikan. GHAITSA: Islamic Education Journal, 2(1),
32

49–57. https://siducat.org/index.php/ghaitsa/article/view/188

Mubarrok, M. F. (2014). Penerapan pembelajaran fisika pada materi cahaya


dengan media PhET simulations untuk meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik di SMP. Inovasi Pendidikan Fisika, 03(01), 76–80.
https://jurnal.unesa.ac.id/index.php/inovasi-pendidikan-fisika/article/view/
7400

Muzana, S. R., Lubis, S. P. W., & Wirda. (2021). Penggunaan simulasi PhET
terhadap efektifitas belajar IPA. Jurnal Dedikasi Pendidikan, 5(1), 227–236.
http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/1587/815

Nahdi, D. S., Yonanda, D. A., & Agustin, N. F. (2018). Upaya Meningkatkan


Pemahaman Konsep Peserta didik Melalui Penerapan Metode Demontrasi
Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal Cakrawala Pendas, 4(2), 9–16.

Nugroho, S. A. (2016). Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta didik


Melalui Penerapan Teori Konstruktivisme Berbasis Media Wondershare
Quizcreator. Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies, 4(2), 73–78.

Nurmawati, T., Sari, Y. K., & Setyaningsih, M. (2018). Efektifitas Pendidikan


Kesehatan dengan Metode Ekspositori tentang Meal Planning terhadap Pola
Makan Pasien DM Tipe 2. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and
Midwifery), 5(3), 257–262. https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.art.p257-262

Nurryna, A. F. (2009). Pengembangan Media Pendidikan Untuk Inovasi


Pembelajaran. Spedd-Sentra Penelitian Engineering Dan Edukasi, 5(1), 35–
44. https://doi.org/10.35316/edupedia.v5i1.879

Pane, A., & Darwis Dasopang, M. (2017). Belajar Dan Pembelajaran.


FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333.
https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945
Patrick Enderle, et al. The Use of Argumentation in Science Education to
PromotetheDevelopmentofScienceProficiency:Acomparativecasestudy.
(American :A paper Presented at the 2012 Annual Meeting for
theAmericanEducationalResearchAssociatuoninVancouver,BritishColumbia,
Canada), 2013, h.1

Prihatiningtyas, S., Prastowo, T., & Jatmiko, B. (2013). Implementasi Simulasi


PhET dan KIT Sederhana untuk Mengajarkan Keterampilan Psikomotor
Peserta didik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1), 18–22.

Pujianti, I., Herman, H., & Kaharuddin, K. (2020). Penerapan Model Argument
Driven Inquiry Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Keterampilan Proses
Sains Peserta Didik Kelas X Mia 1 Sma Negeri 7 Bone. Jurnal Sains Dan
33

Pendidikan Fisika, 16(3), 244. https://doi.org/10.35580/jspf.v16i3.16465

Putri, H. K., Indrawati, & Mahardika, ketut I. (2016). Model Pembelajaran


Inkuiri Terbimbing Disertai Teknik Peta Konsep Dalam Pembelajaran Fisika
Di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, 4(4), 321–326.

Rangkuti, A. N. (2014). Ahmad Nizar,2014. Jurnal Darul Ilmi, 02(02), 61–76.

Rizaldi, D. R., Jufri, A. W., & Jamaludin. (2020). PhET: SIMULASI


INTERAKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN FISIKA. Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(1), 10–14.
https://doi.org/10.29303/jipp.v5i1.103

S, I. R. karo-karo, & Rohani. (2018). Manfaat Media Dalam Pembelajaran.


AXIOM, 91–96.

Sampson,V.&Gleim,L.2009.ArgumentdrivenInquiryToPromoteTheUnderstanding
OfImportantConcepts&PracticesInBiology.TheAmericanBiologyTeacher,
(71)(8):465-472
Sampson, V.E. 2010. Argument Driven Inquiry As A Way To Help Student
LearnHowToParticipateInScientificArgumentationAndCraftWrittenArgume
nts:AnExploratoryStudy.ScienceEducation. 95(2),217-257.

Sari, W. P., Suyanto, E., & Suana, W. (2017). Analisis Pemahaman Konsep
Vektor pada Peserta didik Sekolah Menengah Atas. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(2), 159–168.
https://doi.org/10.24042/jipfalbiruni.v6i2.1743

Shidik, M. A. (2020). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Pemahaman


Konsep Fisika Peserta Didik Man Baraka. Jurnal Kumparan Fisika, 3(2),
91–98. https://doi.org/10.33369/jkf.3.2.91-98

Sugrah, N. U. (2020). Implementasi teori belajar konstruktivisme dalam


pembelajaran sains. Humanika Kajkian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 19(2),
121–138. https://doi.org/10.21831/hum.v19i2.29274

Sumargo, E., & Yuanita, L. (2014). Penerapan Media Laboratorium Virual


(PhET) pada Materi Laju Reaksi dengan Model Pengajaran Langsung. Unesa
Journal of Chemistry Education, 3(1), 119–133.
Sutrisno.2006.FisikaDanPembelajarannya.Modul.UniversitasPendidikanIndone
sia.Bandung:TidakDiterbitkan.

Wicaksana, E. J., & Atmadja, P. (2020). Analisis Persepsi Guru dan Peserta didik
Kelas X SMA dalam Mengimplementasikan Video Materi Daur Ulang
Limbah Plastik Menggunakan Sparkol Videoscribe. VEKTOR: Jurnal
34

Pendidikan IPA, 1(1), 1–6. https://doi.org/10.35719/vektor.v1i1.1

Widia, I. W. (2020). Model Discovery Learning Berbantuan Media PhET Untuk


Meningkatkan Kompetensi Peserta didik. Indonesian Journal of Educational
Development, 1(2), 262–273. https://doi.org/10.5281/zenodo.4004185

LAMPIRAN
35
36

Lampiran 1.
SILABUS
Mata Pelajaran : Fisika
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XI (Sebelas)
Materi : fluida dinamis
Alokasi waktu : 3 pertemuan

Kompetensi Inti :
 KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI-
3 :Memahami,menerapkan,danmenganalisispengetahuanfaktual,konseptual,prosedural,danmetakognitifberdasarkanrasaingi
ntahunyatentangilmupengetahuan,teknologi,seni,budaya,danhumanioradenganwawasankemanusiaan,kebangsaan,kenegaraa
n,danperadabanterkaitpenyebabfenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidangkajianyangspesifiksesuaidenganbakatdanminatnyauntukmemecahkanmasalah.
 KI-4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkaitdenganpengembangandariyangdipelajarinyadisekolahsecaramandiri,bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuaikaidahkeilmuan
Kompetensi Materi
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Penilaian Sumber
Dasar Pokok
3.4 Fluida  Mengamati informasi dari 9 JP a. Penilaiansik a. Bukupaket
Dinamik: berbagai sumber tentang b. LembarKerj
ap:
Menerapkanh  Fluida persamaan kontinuitas dan aPraktikum
ukum–hukum ideal hukum Bernoulli melalui lembarobser
37

Kompetensi Materi
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Penilaian Sumber
Dasar Pokok
fluida  Azas berbagai vasi
dalamkehidup
ansehari–hari
4.4  kontinuita  sumber, tayangan b. Penilaianpen
c. Buku atau
Melakukanper s dan video/animasi, penerapan
getahuanpili
cobaanyang penerapan hukum Bernoulli misal gaya sumberbelaj
memanfaatka nya angkat pesawat han
ar yang
n sifat –sifat  Azas  Mengeksplorasi kaitan antara gandatentan
fluida, Bernoulli kecepatan aliran dengan luas relevan
berikutpresent dan penampang, hubungan antara gmateri
asi hasil penerapan kecepatan aliran dengan fluida
percobaandan nya tekanan fluida, penyelesaian
masalah terkait penerapan azas dinamis
pemanfaatann
kontinuitas dan azas Bernoulli c. Penilaianket
ya
 Membuat ilustrasi tiruan
aplikasi Azas Bernoulli (alat erampilan
venturi, kebocoran air, atau :unjukkerjad
sayap pesawat) secara
berkelompok alam
 Membuat laporan dan
mempresentasikan hasil
produk tiruan aplikasi azas
Bernoulli

…………, 02 Juli 20…..


38

Mengetahui
Kepala Sekolah,
39

Lampiran 2.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KELAS EKSPERIMEN


Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas /Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Fluida Dinamis
Alokasi Waktu : 9 JP x 45 menit (3 Pertemuan)

I. Kompetensi Inti
N
Kompetensi Inti
o
K Menghargai danmenghayatiajaran agama yang dianutnya
I
-
1
K Menghargai danmenghayatiperilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
I (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri dalamberinteraksi
- secaraefektif dengan lingkungan sosial dan alamdalamjangkauan
2 pergaulan dan keberadaannya
Memahami,menerapkan,danmenganalisispengetahuanfaktual,konseptu
al,prosedural,danmetakognitifberdasarkanrasaingintahunyatentangilmu
K
pengetahuan,teknologi,seni,budaya,danhumanioradenganwawasankem
I
anusiaan,kebangsaan,kenegaraan,danperadabanterkaitpenyebabfenome
-
na dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
3
bidangkajianyangspesifiksesuaidenganbakatdanminatnyauntukmemeca
hkanmasalah.
K Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
I terkaitdenganpengembangandariyangdipelajarinyadisekolahsecaramandiri,
- bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode
4 sesuaikaidahkeilmuan.

II. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


40

KompetensiDa IndikatorPencapaianKompetensi
sar
3.4Menerapkanh 3.4.1 Menyebutkan pengertian fluida dinamis
ukum– 3.4.2 Meyebutkan jenis fluida dinamis
hukum 3.4.3 Menjelaskan pengertian besaran debit air
fluida 3.4.4 Menggunakan besara debit air untuk
dalamkehidu menyelesaikan permaslahan
pansehari– 3.4.5 Menggunakan persamaan kontinuitas untuk
hari menyelesaikan permasalahan
3.4.6 Mengaitkankonsepdebitdanazaskontinuitasdenganf
enomenayangadadalamkehidupan sehari-hari
3.4.7 MenyebutkankonsepAzasbernoulli
3.4.8 Menganalisis azas Bernoulli dalam kehidapan
sehari-hari
3.4.9 Mengidentifikasifaktor-
faktoryangmempengaruhigayaangkatpadapesawat
3.4.10Mengidentifikasi prinsipkerja penyemprotparfum
4.3Melakukanperco 4.3.1 Melakukan percobaan PhET colorado persamaan
baanyang kontinuitas untuk menentukan pengaruh luas
memanfaatkan penampangterhadap kelajuan air.
sifat –sifat 4.3.2 Melakukan percobaan PhET Colorado azas
fluida, bernoulli
berikutpresentas
i hasil
percobaandanpe
manfaatannya.

III. Tujuan Pembelajaran


Peserta didik mampu menganalisis hokum-hukum fluida dinamis dan
menerapkannya secara bertanggung jawab dengan benar.
IV. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Argument Driven Inquirg (ADI)
2. Metode : Eksperimen, diskusi, demonstrasi, dan tanya jawab

V. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Papan Tulis dan Spidol
2. Laptop/HP
3. Simulasi PhET Simulation

VI. Sumber Belajar


41

1. Buku Guru Mata Pelajaran Fisika/SMA


2. Buku pegangan peserta didik Fisika/SMA
3. Internet
4. Buku teks pelajaran yang relevan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran


1. Pertemuan Pertama
Tahap Deskripsi kegiatan W
an/ ak
Fase tu
Pendah Mempersiapkan peserta didik untuk belajar 15
uluan 1) Peserta didik menerima salam dari guru M
2) Peserta didik mengisi absensi eni
3) Peserta didik mengikuti absensi t
4) Peserta didik menerima apersepsi dengan cara guru memberikan
Fase 1 pertanyaan sederhana kepada peserta didik
Identifi “Pada saat kamu mencuci motor menggunakan selang, apakah
kasi yang kamu lakukan agar pancaran airnya kuat dan jangkauannya
Tugas jauh?”
5) peseta didik menerima motivasi
“ternyata ketika selang ditutupi sebagian dengan jari maka aliran
airnya semakin laju.apa yang mempengaruhi aliran air tersebut
semakin laju?” kalau kalian ikuti pelajaran ibu dari awal sampai
akhir, maka kalian akan tahu mengapa aliran air tersebut semakin
laju?
6) Peserta didik menerima penyampaian tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran kita hari ini adalah :
 Peserta didik dapat Menyebutkan pengertian fluida dinamis
 Peserta didik dapat meyebutkan jenis fluida dinamis
 Peserta didik menjelaskan pengertian besaran debit air
 Peserta diduk dapat menggunakan besara debit air untuk
menyelesaikan permaslahan
 Peserta didik menggunakan persamaan kontinuitas untuk
menyelesaikan permasalahan
 Peserta didik dapat
mengaitkankonsepdebitdanazaskontinuitasdenganfenomenayang
adadalamkehidupan sehari-hari

7) Peserta didik mendapatkan kelompok dan LKPD PhET Simulation


yang di bagi oleh Guru (5-6 peserta didik/kelompok)
8) Peserta didik mendengarkan informasi dari guru tentang kegiatan
yang akan dilakukan dalam kelompok yaitu mengamati hubungan
kecepatan dan waktu terhadap debit air dan menghasilkan laporan
42

1. Pertemuan Pertama
Tahap Deskripsi kegiatan W
an/ ak
Fase tu
pengamatan dengan percobaan menggunakan simulasi PhET

Fase 2
Pertan
yaan
Penyeli
dikan

Inti 9) Peserta didik memperhatikan guru dalam melakukan pengamatan


Fase 3 tentang hubungan kecepatan dan waktu terhadap debit air dan
Mengu mengumpulkan data hasil pengamatan didalam LKPD.
mpulka 10) peserta didik ditujuk oleh guru untuk membuat sebuah argumen
n Data secara ilmiah tentang analisis data yang didapatkan

Fase 4 11) Peserta didik mendiskusikan tentang pertanyaan yang ada pada
Membu LKPD untuk mengamati debit air pada simulasi PhET
at
Argum 12) Peseta didik menerima bimbingan dari guru
en membuatlaporantertulismelaluiLKPDdanmenugaskanpesertadidiku
Tentatif ntukmembuatlaporan.Diantaranyatujuanpercobaandatayang105
dihasilkan dan analisis
Fase 5 data/kesimpulandaripercobaan.Pesertadidikmengulasmengenaiisilap
Menit
Diskusi oran yangtelahdibuatdenganmenjawabsoal penguatanyang adadi
Reflekti LKPD
f
Evaluas 13) Peserta didik akan meninjau kembali mengenai isi laporan yang
i dan telah dibuat yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan konsep
Seleksi yang ada di LKPD
Fase 6
14) Pesertadidikmembuatkesimpulanpercobaan yang telah dilakukan
Pembua
pada LKPD.Tujuan utama dari revisi laporan ini adalahuntuk
tan
memberikaninformasiterkaitisi laporan yang dibuat berdasarkan
Lapora
konsep
n
15) Peserta didik diminta untuk mempersentasikan hasil yang diperoleh
Tertulis
16) Peserta didik mendapatkan kesempatan dari guru
untukmemberitambahanatautanggapan dari kelompokpenyaji
43

1. Pertemuan Pertama
Tahap Deskripsi kegiatan W
an/ ak
Fase tu
17) Peserta didik mendapat penguatand a r i g u r u terkait dengandebit
air

Fase 7
Review
Lapora
n

Fase 8
Revisi
laporan
Penutu 18) Peserta didik dibawah bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran
p hari ini yaitu tentang debit air
19) Feed Back Motivasi
“Ayo apa yang mempengaruhi aliran air tersebut semakin laju?”
kalau kalian ikuti pelajaran ibu dari awal sampai akhir, maka
kalian akan tahu mengapa aliran air tersebut semakin laju?

20) Evaluasi 15
 Peserta didik mengerjakan quiz yang diberikan oleh guru
21) Peserta didik menerima hasil evaluasi Menit
 peserta didik mendengarkan guru menumumkan hasil quiz
22) Tindak Lanjut
 Peserta didik mendapatkan tugasdari guru untuk pertemuan
selanjutnya “Peserta didik hari ini pembelajaran kita semua
Alhamdulillah tuntas, maka kita lanjutkan materi kita pada
pertemuan berikutnya yaitu tentang azas kontinuitas. Tolong
dibaca ya materinya”
 Guru menutup pembelajaran dengan salam

VIII. Penilaian
a. Teknik Penilaian

Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Kognitif Tes Tertulis Tes Objektif


44

b. Instrumen Penilaian (Terlampir)

Mengetahui, Kubu, Oktober 2022


Kepala Sekolah Guru mata pelajaran

Lampiran 3.
(…………………)
………………………
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas /Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Fluida Dinamis
Alokasi Waktu : 9 JP x 45 menit (3 Pertemuan)

I. Kompetensi Inti

No Kompetensi Inti
KI-1 Menghargai danmenghayatiajaran agama yang dianutnya
Menghargai danmenghayatiperilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri
KI-2
dalamberinteraksi secaraefektif dengan lingkungan sosial dan
alamdalamjangkauan pergaulan dan keberadaannya
Memahami,menerapkan,danmenganalisispengetahuanfaktual,kons
eptual,prosedural,danmetakognitifberdasarkanrasaingintahunyaten
tangilmupengetahuan,teknologi,seni,budaya,danhumanioradengan
wawasankemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan,danperadabanterkai
KI-3
tpenyebabfenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada
bidangkajianyangspesifiksesuaidenganbakatdanminatnyauntukme
mecahkanmasalah.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak
KI-4 terkaitdenganpengembangandariyangdipelajarinyadisekolahsecarama
ndiri,bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuaikaidahkeilmuan.

II. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


45

KompetensiDa IndikatorPencapaianKompetensi
sar
3.4Menerapkanh 3.4.1 Menyebutkan pengertian fluida dinamis
ukum– 3.4.2 Meyebutkan jenis fluida dinamis
hukum 3.4.3 Menjelaskan pengertian besaran debit air
fluida 3.4.4 Menggunakan besara debit air untuk
dalamkehidu menyelesaikan permaslahan
pansehari– 3.4.5 Menggunakan persamaan kontinuitas untuk
hari menyelesaikan permasalahan
3.4.6 Mengaitkankonsepdebitdanazaskontinuitasdenganf
enomenayangadadalamkehidupan sehari-hari
3.4.7 MenyebutkankonsepAzasbernoulli
3.4.8 Menganalisis azas Bernoulli dalam kehidapan
sehari-hari
3.4.9 Mengidentifikasifaktor-
faktoryangmempengaruhigayaangkatpadapesawat
Mengidentifikasi prinsipkerja penyemprotparfum
4.3Melakukanperco 4.3.1 Melakukan percobaan PhET colorado persamaan
baanyang kontinuitas untuk menentukan pengaruh luas
memanfaatkan penampangterhadap kelajuan air.
sifat –sifat 4.3.2 Melakukan percobaan PhET Colorado azas
fluida, bernoulli
berikutpresentas
i hasil
percobaandanpe
manfaatannya.

III. Tujuan Pembelajaran


Peserta didik mampu menganalisis hokum-hukum fluida dinamis dan
menerapkannya secara bertanggung jawab dengan benar.

IV. Metode Pembelajaran


1. Metode : Ceramah dan diskusi

V. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Papan Tulis dan Spidol

VI. Sumber Belajar


1. Buku Guru Mata Pelajaran Fisika/SMA
2. Buku pegangan peserta didik Fisika/SMA
46

3. Buku teks pelajaran yang relevan

VII. Langkah-langkah Pembelajaran


1. Pertemuan Pertama
Tahapan/Fase Deskripsi kegiatan Waktu
Pendahuluan Mempersiapkan peserta didik untuk belajar
1) Peserta didik menerima salam dari guru
2) Peserta didik mengisi absensi
3) Peserta didik mengikuti absensi
4) Peserta didik menerima apersepsi dengan cara
guru memberikan pertanyaan sederhana kepada
peserta didik
“Pada saat kamu mencuci motor menggunakan
selang, apakah yang kamu lakukan agar pancaran
airnya kuat dan jangkauannya jauh?”
5) Peserta didik menerima motivasi dari guru
“ternyata ketika selang ditutupi sebagian dengan
jari maka aliran airnya semakin laju.apa yang
mempengaruhi aliran air tersebut semakin laju?”
kalau kalian ikuti pelajaran ibu dari awal sampai
akhir, maka kalian akan tahu mengapa aliran air 15
tersebut semakin laju? menit

6) Peserta didik menerima penyampaian tujuan


pembelajaran
Tujuan pembelajaran kita hari ini adalah :
 Peserta didik dapat Menyebutkan pengertian
fluida dinamis
 Peserta didik dapat meyebutkan jenis fluida
dinamis
 Peserta didik menjelaskan pengertian besaran
debit air
 Peserta diduk dapat menggunakan besara debit
air untuk menyelesaikan permaslahan
 Peserta didik menggunakan persamaan
kontinuitas untuk menyelesaikan permasalahan
 Peserta didik dapat
47

1. Pertemuan Pertama
Tahapan/Fase Deskripsi kegiatan Waktu
mengaitkankonsepdebitdanazaskontinuitasden
ganfenomenayangadadalamkehidupan sehari-
hari
7) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
(5-6 peserta didik/kelompok untuk berdiskusi)
Inti 8) Peserta didik dibimbing oleh guru dalam
melakukan diskusi tentang hubungan kecepatan
dan waktu terhadap debit air.
Mengamati
9) Peserta didik mengamati gambar aliran air yang
keluar dari selang dan berfikir bagaimana caranya
agar pancaran air lebih laju. Sehingga melalui
kerja kelompok dengan kesungguhan dan penuh
tanggung jawab untuk memperoleh informasi
105
mengapa peristiwa itu bisa terjadi.
menit
Menanya
10) Peserta didik di bimbing dalam kelompoknya
untuk merumuskan pertanyaan (questioning)
tentang bagaimana hubungan volume dan waktu
terhadap debit air.
Eksplore
11) Peserta didik diberi penjelasan oleh guru
mengenai materi debit air.
Elaborasi
12) Peserta didik diminta perwakilan kelompoknya
untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke
depan kelas satu per satu.
Konfirmasi
13) Peserta didik diberi unpan balik oleh guru
terhadap materi yang diajarkan
14) Peserta didik bertanya mengenai hal-hal yang
belum dipahami peserta didik
15) Peserta didik berasama guru bertanya jawab
meluruskan keasalahan pemahaman, memberikan
48

1. Pertemuan Pertama
Tahapan/Fase Deskripsi kegiatan Waktu
penguatan

Penutup 16) Peserta didik dibawah bimbingan guru


menyimpulkan pembelajaran hari ini yaitu tentang
debit air
17) Feed Back Motivasi
“Ayo apa saja yang mempengaruhi debit air?
Kalau kalian mengikuti pelajaran ibu dari awal
sampai akhir, maka kalian akan tau apa saja yang
akan mempengaruhi debit air”
18) Evaluasi
 Peserta didik mengerjakan quiz yang diberikan
oleh guru 15
19) Peserta didik menerima hasil evaluasi menit
 Guru harus mengumumkan hasil quiz peserta
didik
20) Tindak Lanjut
 Peserta didik diberi tugas oleh guru untuk
pertemuan selanjutnya “Peserta didik hari ini
pembelajaran kita semua Alhamdulillah
tuntas, maka kita lanjutkan materi kita pada
pertemuan berikutnya yaitu tentang azas
kontinuitas. Tolong dibaca ya materinya”
 Guru menutup pembelajaran dengan salam

IX. Penilaian
a. Teknik Penilaian

Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Kognitif Tes Tertulis Tes Objektif

b. Instrumen Penilaian (Terlampir)

Mengetahui, Kubu, Oktober 2022


Guru Mata Pelajaran Fisika
Kepala Sekolah

(…………………)
(…………………)
49
52

No Lampiran
IndikatorPencapaianKompetensi
4. ItemButirSoal
KISI-KISIEVALUASI Kriteria KunciJawaban
1 Menyebutkan pengertian fluida dinamis Berikut ini pengertian fluida dinamis yang C1 B
benar adalah…

a. Fluida dalam kondisi diam


b. Fluida yang alirannya bergerak dengan
kecepatan konstan
c. Fluida yang alirannya bergerak dengan
kecepatan berubah-ubah
d. Fluida yang alirannya dapat
dimampatkan
e. Fluida yang alirannya unsteady
2 Meyebutkan jenis fluida dinamis 1. Perhatikan contoh aliran dibawah ini! C1 A

(1) Aliran Turbulen


(2) Aliran Laminer
(3) Aliran Rotasi
(4) Aliran Irrotasional
(5) Aliran Unsteady
Yang merupakan jenis-jenis aliran dalam
fluida dinamis adalah…

A. (1) dan (2)

52
53

B. (1) dan (5)


C. (2) dan (5)
D. (3) dan (4)
E. (3) dan (5)
3 Menjelaskan pengertian besaran debit Pengertian debit dalam fluida dinamis C1 A
air adalah…

a. Perbandingan antara volume fluida


mengalir persatuan waktu
b. Perbandingan antara waktu fluida
mengalir persatuan volume
c. Perbandingan antara volume fluida
mengalir persatuan luas
d. Perbandingan antara luas fluida
mengalir persatuan volume
e. Perbandingan antara volume fluida
mengalir persatuan panjang

4 Menggunakan besara debit air untuk Sebuah keran mengeluarkan air sebanyak C3 B
menyelesaikan permaslahan 7,2m3 selama 1 jam. Berapa debit air dalam
satuan liter/detik?

a. 1 liter/detik
54

b. 2 liter/detik
c. 3 liter/detik
d. 4 liter/ detik
e. 5 liter/ detik
5. Menggunakan persamaan kontinuitas Air mengalir didalam sebuah pipa berjari-jari C4 E
untuk menyelesaikan permasalahan 7 cm dengan kecepatan 10 m/s. Debit air
adalam pipa adalah…

a. 22 x 10-3 m3/s
b. 35 x 10-3 m3/s
c. 72 x 10-3 m3/s
d. 117 x 10-3 m3/s
e. 154 x 10-3 m3/s

Mengaitkankonsepdebitdanazaskontinui Ketika menyiram halaman menggunakan C3 A


6. tasdenganfenomenayangadadalamkehid selang, seseorang harus menekan ujung selang
upan sehari-hari agar jangkauan siraman menjadi lebih jauh.
Hal ini terjadi karena…

a. Kecepatan awal pancaran fluida pada


penampang yang lebih kecil menjadi
besar
b. Tegangan pada permukaan yang kecil
55

menjadi lebih besar


c. Pada penampang yang kecil tekanan
fluida menjadi besar
d. Luas penampang slang tidak
berpengaruh terhadap pancaran air
e. Gaya dorong fluida pada penampang
tersebut menjadi lebih besar
Lampiran 5.
56

KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP


Indikator
No. pemahaman Soal Jawaban
konsep

Perhatikan gambar berikut!

57

Menarik
Sebuah pipa lurus mempunyai dua macam penampang seperti pada
1 Inferensi(Inferrng D
gambar. Luas penampang pipa bagian A 0,1 m 2 dan luas penampang
) pipa bagian B 0,05 m2 . Pipa tersebut diletakkan miring. Sehingga
penampang kecil pipa B berada 2 m lebih tinggi daripada penampang
besar pipa A. Tekanan air pada penampang kecil adalah 200 kPa. Dan
laju air pada penampang besar 5 m/s. Laju air dalam penampang kecil
pipa B dan tekanan air pada penampang besar pipa A adalah....
A. 16 m/s dan 285,5 kPa
B. 14 m/s dan 275,5 kPa
C. 12 m/s dan 265,5 kPa
D. 10 m/s dan 257,5 kPa
E. 8 m/s dan 245,5 kPa
Perhatikan gambar berikut!

Menarik
Air mengalir dari pipa A ke pipa B dan terus ke pipa
2 Inferensi(Inferrng
) C.Perbandingan luas penampang A dengan penampang C
Cadalah8:3.JikacepataliranpadapipaAsamadenganv,makacepat
aliran padapipaC adalah...
A. 3/8 v
B. v
C. 8/3 v
D. 3 v

Anda mungkin juga menyukai