Anda di halaman 1dari 66

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING


PADA MATERI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI UNTUK
SISWA KELAS XII MAS AISYIYAH MEDAN

PROPOSAL SEMINAR

OLEH

NURI SRIWIDARI
NPM: 1802070006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERAUTARA
MEDAN
2021
ABSTRAK

Nuri Sriwidari, NPM. 1802070006. Pengembangan Lembar Kerja Peserta


Didik (LKPD) Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Materi
Persamaan Dasar Akntansi . Skripsi. Medan: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2021.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pengembangan Lembar


Kerja Peserta Didik (LKPD) Menggunakan Model Problem Based Learning Pada
Materi Persamaan Dasar Akuntansi?, Apakah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
menggunakan model problem based learning layak sebagai media pembelajaran
untuk peserta didik?, Bagaimana respon peserta didik terhadap Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) dengan menggunakan model Problem Based Learning?.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) menggunakan model problem based learning pada materi Persamaan
DasarAkuntansi yang valid dan layak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
pengembangan dan menggunakan prosedur penelitian 4-D (four-D) yang
dimodifikasi menjadi 3-D (three-D), yaitu tahap pendefinisian (define), tahap
perancangan (design), dan tahap pengembangan (development).
Hasil penelitian: 1) peneliti telah menghasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD)
menggunakan model problem based learning pada materi Persamaan Dasar
Akuntansi ; 2) hasil penilaian lembar kerja peserta didik dari ahli materi sebesar
81,5% dengan tingkat kevalidan cukup valid dan penilaian Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dari ahli media sebesar 83,5% dengan tingkat kevalidan cukup
valid.

Kata Kunci: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Problem Based Learning,
Persamaan Dasar Akuntansi

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini

dengan baik. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah

membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti

pada saat ini yakni addinul Islam, semoga kita mendapat syafaat-Nya di yaumil

mahsyar kelak, aamiin ya rabbal aalamin. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar sarjana pendidikan di

Universitas Muhammdiyah Sumatera Utara.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kepada orang tua, Ayahanda tercinta DAMRI dan Ibunda tersayang

NUR’ISMAH yang tanpa rasa lelah membesarkan dan mendidik saya

hingga saat ini.

2. Adik kandung saya, Nuri Destria yang turut andil dalam membantu saya

menyelesaikan tugas-tugas kuliah.

3. Ayahanda Prof. Dr. H. Agussani, M.AP selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.


4. Ayahanda Prof. Dr. H. Elfrianto Nasution, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara.

5. Ibunda Mariati S,Pd, M.Si selaku dosen pembimbing saya, yang senantiasa

membimbing dan memberikan ilmu kepada saya.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Akhir

kata penulis berharap semoga penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) Menggunakan Model Problem Based Learning Pada

Materi Persamaan Dasar Akuntansi” dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya

dalam bidang pendidikan Akuntansi.

Billahi Fi Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan 27 Desember 2021

Peneliti

Nuri Sriwidari

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 7

1.3 Pembatasan Masalah .......................................................................... 7

1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 8

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORITIS ...................................................................... 11

2.1 Kerangka Teoritis ............................................................................... 11

2.2 Kerangka Konseptual ......................................................................... 28

iii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 31

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 31

3.2 Subjek dan Objek Penelitian .............................................................. 32

3.3 Prosedur Penelitian............................................................................. 32

3.4 Jenis Data ........................................................................................... 40

3.5 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 40

3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................... 45

iv
DAFTAR TABEL

Tabel
2.1 Sintaks Problem Based Learning ................................................................... 18

3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pengembangan ............................................. 31

4.1 Kisi-Kisi Angket Penilaian Validasi Media ................................................... 43

4.2 Kisi-Kisi Angket Respon Peserta Didik......................................................... 44

4.3 Pedoman Penskoran Angket Validasi Materi dan Media .............................. 46

4.4 Kriteria Kevalidan Media ............................................................................... 47

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1 Diagram Alur Langkah-Langkah Penyususnan LKPD.................................. 23

3.1 Alur Kerangka Konseptual ............................................................................ 30

4.1 Tahapan-Tahapan Penelitian Pengembangan 3-D ......................................... 33

4.1 Halaman Sampul (Cover) LKPD ................................................................... 56

4.2 Halaman Kata Pengantar LKPD .................................................................... 56

4.3 Halaman Silabus LKPD ................................................................................. 57

4.4 Halaman Daftar Isi LKPD.............................................................................. 58

4.5 Halaman Peta Konsep LKPD......................................................................... 60

4.6 Halaman Petunjuk Penggunaan dan Informasi Pendukung LKPD ................ 60

4.7 Halaman Kegiatan Belajar ............................................................................. 61

4.8 Halaman Daftar Pustaka ................................................................................. 63

4.9 Halaman Sampul Belakang .......................................................................... 64

4.10 Peneliti Menjelaskan LKPD Kepada Peserta Didik..................................... 73

4.11 Peserta Didik Mengisi Angket ..................................................................... 74

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kerja Peserta Didik

Lampiran 2. Angket Validasi Media

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan suatu

masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta tindakan yang mampu

mendukung gerak negara tersebut ke arah yang lebih baik. Keberhasilan

pendidikan akan menentukan perkembangan suatu negara menuju kemandirian

dalam semua bidang kehidupan. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan

adalah terbentuknya individuyang cakap dan mandiri melalui suatu proses belajar.

Keberhasilan proses belajar sendiri dapat ditandai dengan adanya perubahan

tingkah laku individu menuju hal yang lebih baik. Muhibbin Syah dalam Elis

Mediawati (2011:68) mendefenisikan belajar sebagai tahapan perubahan tingkah

laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh ketiga aspek utama yaitu

peserta didik (siswa), pendidik (guru) dan sumber belajar (materi). Namun, saat

ini yang sering menjadi masalah adalah belum terdapatnya keselarasan

inidiantaranya verbalisme, salah tafsir, perhatian tidak berpusat dan tidak

terjadinya pemahaman (I Wayan Satyasa, 2007:5).

1
2

Berbagai permasalahan diatas merupakan akibat dari belum optimalnya proses

komunikasi dua arah pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh

karena proses pembelajaran merupakan proses proses komunikasi dan

berlangsung pada suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang

cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Posisi media ini

akan berlaku Pada proses pembelajaran disemua cabang ilmu pengetahuan sesuai

dengan karakteristik masing-masing ilmu.

Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang cukup unik

dibandingkan dengan ilmu sosial yang lain karena didalamnya dipelajari seni

dalam pencatatan keuangan. Mata pelajaran ini sering dianggap sebagai mata mata

pelajaran yang membosankan bagi siswa. Anggapan bahwa akuntansi adalah mata

pelajaran yang sulit, rumit dan membosankan ini salah satunya dipengaruhi oleh

penggunaan media yang tidak tepat dalam proses belajar mengajar.

Pentingnya peran media pembelajaran dalam proses pembelajaran, menuntut

seorang guru akuntansi untuk mampu menggunakan media yang menarik

sehingga menciptakan motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mempelajari

akuntansi. Selain mampu menggunakan, hendaknya guru mengerti karakteristik

dan keefektifan dari media yang berbeda-beda dalam mendukung penyampaian

materi.

Demikian juga halnya dengan materi persamaan dasar akuntansi, materi ini

merupakan bagian dari mata pelajaran akuntansi. Dimana dalam penyelesaian

masalahnya harus menggunakan langkah-langkah yang terstruktur.


3

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap informan

diketahui bahwa yang menjadi kendala bagi siswa ketika menganalisis transaksi

pada materi persamaan dasar akuntansi terdiri atas dua kendala, yaitu siswa sulit

untuk menentukan akun dan sering salah dalam menentukan jumlah nominal dari

akun yang dimaksud. Kedua hal ini pada akhirnya menyebabkan hasil yang

diperoleh dari persamaan dasar akuntansi menjadi tidak seimbang. Sesuai dengan

pendapat agung Feryanto dkk (2012:20), menyatakan bahwa persamaan akuntansi

merupakan dasar pencatatan akuntansi dengan sistem berpasangan. Oleh sebab

itu, kedua sisi yang saling berpasangan harus seimbang dalam menunjukkan setiap

transasksi yang terjadi beserta perubahannya. Dengan demikian apabila hasil dari

persamaan akuntansi tidak seimbang, maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan

siswa dalam menyelesaikan soal persamaan dasar akuntansi tersebut salah.

Hasil penelitian Oemar Hamalik (dalam sumarti Dewiyani : 27-28)

menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah faktor yang bersumber dari diri siswa

sendiri antara lain kurangnya minat terhadap belajar dan kesehatan yang

terganggu, sikap belajar, faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga antara

lain kemampuan ekonomi keluarga dan kurangnya kontrol keluarga, faktor yang

bersumber dari lingkungan sekolah antara lain cara guru mengajar dan kurangnya

sumber ( buku pelajaran), faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat

antara lain bekerja sambil sekolah dan aktivitas organisasi.

Oleh karena itu, guru harus merencanakan suatu pembelajaran Akuntansi yang

menarik dan bermakna untuk menyelesaikan permasalahan peserta didik terkait

sulitnya peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi khususnya

pada materi persamaan dasar akuntansi. Salah satu yang dapat dilakukan adalah

dengan menggunakan bahan ajar yang dapat membantu pembelajaran peserta

didik. Guru dapat membuat bahan ajar yang lebih sederhana dan disenangi peserta
4
didik, salah satunya dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD.
5
Menurut Sugiono dalam Sari (2016: 42) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

merupakan suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung proses

belajar peserta didik, baik secara individual ataupun kelompok dapat membangun sendiri

pengetahuan mereka dengan berbagai sumber belajar. Pada umumnya, Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan

dirumah, materi untuk diskusi, teka teki silang, tugas portofolio, soal-soal latihan,

maupun segala bentuk petunjuk yang mampu mengajak peserta didik beraktivitas dalam

proses pembelajaran. Dengan adanya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) peserta didik

diharapkan aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah-masalah yang terdapat pada

soal, karena pada hakikatnya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bertujuan untuk

memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang telah diberikan oleh guru.

Namun realitanya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang digunakan oleh peserta

didik saat ini masih belum mampu mengajak peserta didik beraktivitas dengan aktif dan

kreatif dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada pada soal akuntansi.

Dari yang temukan di lapangan, Lembar Kerja Pesrta Didik (LKPD) yang banyak

digunakan oleh peserta didik masih memiliki desain yang sangat sederhana, isi Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) yang kurang menarik dimana ada beberapa Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) yang hanya memuat tulisan saja, sehingga isi Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) terkesan monoton, dalam pengembangan konsep sangat diperlukan gambar

yang berkaitan dengan materi. Selain itu terdapat LKPD yang tidak mencantumkan

petunjuk penggunaan, hal ini dapat menyebabkan peserta didik bingung dalam

menggunakan , belum lagi jenis font yang terlalu banyak, komposisi warna yang

digunakan tidak serasi, hal ini tentunya dapat menyebabkan peserta didik tidak fokus pada

isi materi.
6
Selain itu peneliti juga melakukan wawancara di salah satu sekolah MAS AISYIYAH

MEDAN, Kec. Medan Area Hasil wawancara dengan salah satu guru Akuntansi

(Pamong) menyatakan bahwa disekolah tersebut sudah lama tidak menggunakan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) mereka hanya menggunakan buku paket dan buku bekas

kuliah guru tersebut. Peserta didik juga lebih sering mengerjakan soal menggunakan buku

panduan seperti buku paket Akuntansi dan buku LKS akuntansi. Hal demikian

menyebabkan proses pembelajaran menjadi monoton, kurang menyenangkan dan kurang

memotivasi peserta didik dalam belajar Akuntansi. Hal diatas terjadi karena Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) yang saat ini digunakan belum memenuhi beberapa syarat.

Menurut Darmodjo dan Kaligis (1993: 41-46) dalam Indriyani (2013: 15-18) dijelaskan

bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD), syarat tersebut yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknis.

Syarat didaktik yaitu suatu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) harus mengikuti syarat

belajar mengajar yang efektif, artinya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang baik

adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan baik oleh peserta didik

yang lamban maupun yang pandai. Kemudian syarat konstruksi, syarat ini berkenaan

dengan penggunaan kosa kata dan bahasa serta susunan kalimat dalam Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD). Tingkat kesukaran dan kejelasaan pada hakikatnya haruslah bisa

dimengerti dan dipahami oleh peserta didik. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang

disusun hendaklah menggunakan struktur kalimat yang jelas dan sederhana, sesuai

dengan tingkat kemampuan peserta didik, penggunaan kata-kata dan gambar atau ilustrasi

disusun seimbang agar peserta didik tidak mudah bosan, sehingga peserta didik akan

mudah menangkap apa yang di isyaratkan atau diinstruksikan pada Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) tersebut.


7
Dan yang terakhir adalah syarat teknis, syarat ini memiliki beberapa pembahasan yaitu

penggunaan jenis huruf atau font yang saharusnya menggunakan huruf cetak, dalam satu

baris menggunakan tidak lebih dari 10 kata, menggunakan bingkai atau garis pembatas

antara soal dan kolom jawaban. Tidak hanya dari penggunaan jenis huruf, syarat teknis

juga meliputi gambar yang disajikan dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

Gambar yang disampaikan hendaklah dapat menyampaikan pesan atau isi dari materi

pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut.

Selain bahan ajar yang mendukung, dalam pembelajaran akuntansi harus

dibarengi dengan model pembelajaran yang mampu mengasah kreativitas peserta didik

dalam menemukan hingga memecahkan suatu permasalahan.

Ada beberapa model pembelajaran yang biasa digunakan dalam Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) seperti model pembelajaran inquiry project task, model pembelajaran

discovery learnig, model pembelajaran project based learning, model pembelajaran

contextual teaching and learning, model pembelajaran problem based learning, model

pembelajaran giuded inquiry dan lain sebagainya. Namun, salah satu model

pembelajaran yang direkomendasikan pada Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran

problem based learning (PBL) (Kemdikbud, 2013). Problem Based Learning adalah model

pembelajaran yang menerapkan teori konstruktivisme (Dolmans et al., 2005). Dalam

penerapannya, problem based learning memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta

didik untuk menyelidiki permasalahan yang dihadapi.


8
Hal tersebut sangat sinkron dengan empat pilar pendidikan utama yang

dirumuskan oleh UNESCO (Sindhunata, 2000), yaitu belajar memahami (learning to

know), belajar melaksanakan atau melakukan (learning to do), belajar menjadi diri

sendiri (learning to be), belajar bekerja sama atau hidup dalam kebersamaan (learning to

live together).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengembangkan produk

berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menggunakan model Problem Based

Learning dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Materi Persamaan Dasar

Akuntansi untuk Siswa Kelas XII Mas Aisyiyah Medan”


9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, beberapa masalah dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Peserta didik masih kesulitan dalam memecahkan permasalahan pada soal

soal Akuntansi menggunakan LKPD yang saat ini sering digunakan.

2. Sudah Lama Tidak menggunakan LKPD disekolah tersebut.

3. LKPD yang digunakan peserta didik masih sangat jarang menerapkan

Model based learning

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan beberapa peermasalahan yang telah diketahui dalam

identifikasi masalah, maka penelitian ini perlu dibatasi agar hasil peneltian ini lebih

terfokus dan mendalam. Adapun LKPD yang dikembangkan dalam penelitian ini

dibatasi pada beberapa aspek sebagai berikut::

1. Media yang dikembangkan berupa Lembar kerja Peserta Didik (LKPD)

menggunakan model problem based learning.

2. Materi dan soal yang disajikan adalah materi dari Persamaan Dasar

Akuntansi untuk peserta didik MAS AISYIYAH kelas XIl.

3. Model penelitian pengembangan yang digunakan adalah model 4-D (four-

D) yang dimodifikasi menjadi model 3-D (three-D).


10

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

menggunakan model problem based learning pada materi Persamaan

Dasar Akuntansi?

2. Apakah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menggunakan model

problem based learning layak sebagai media pembelajaran untuk peserta

didik?

3. Bagaimana respon peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) dengan menggunakan model problem based learning?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Memaparkan langkah pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

menggunakan model problem based learning pada materi Persamaan

Dasar Akuntansi.

2. Untuk mengetahui apakah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

menggunakan model problem based learning pada materi Persamaan

Dasar Akuntansi layak sebagai media pembelajaran untuk peserta didik.

3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) menggunakan model Problem Based Learning.


11

F. Manfaat Penelitian

Dikembangkannya media pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan

manfaat secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:

1. Fungsi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan

keilmuan dan memajukan pola pikir peneliti dan pembaca mengenai

pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menggunakan model

problem based learning pada materi persamaan dasar akuntansi.

2. Fungsi praktis

a. Bagi Guru

LKPD yang dikembangkan diharapkan dapat menambah wawasan

pembelajaran dan referensi bagi guru untuk menunjang proses pembelajaran di

kelas sehingga dapat menambah minat dan motivasi belajar peserta didik.

b. Bagi Peserta didik

Membantu peserta didik untuk lebih memahami materi persamaan dasar

akuntansi dengan bahan ajar berupa LKPD yang menarik, efektif dan praktis.

c. Bagi Sekolah

Dengan menggunakan perangkat pembelajaran LKPD dapat menambah

kualitas pembelajaran dan membantu sekolah untuk lebih termotivasi agar lebih

baik lagi dalam menggunakan berbagai macam bahan ajar.

d. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman dan juga pengetahuan hasil dari pelaksanaan

pembelajaran menggunakan bahan ajar LKPD . Dan sebagai bahan pegangan

dalam menjalankan tugas mengajar dimasa yang akan datang.


BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teoritis

1. Pengembangan dan Pembelajaran

1.1 Pengertian Pengembangan

Menurut Sugiyono (2009: 297), penelitian pengembangan atau research

and development (R&D) adalah aktifitas riset dasar untuk mendapatkan informasi

kebutuhan pengguna (need assessment), kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

pengembangan (development) untuk menghasilkan produk dan mengkaji

keefektifan produk tersebut. Sedangkan menurut Mulyatiningsih (2012: 161)

Peneliti an dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui

proses pengembangan. Maka dari itu, pengembangan bertujuan untuk

menghasilkan suatu produk tertentu, dimana untuk menghasilkan suatu produk

tertentu digunakan analisis kebutuhan untuk menguji keefektifan produk tersebut

supaya dapat berfungsi di masyarakat luas.

Menurut Puslitjaknov-Balitbang Depdiknas (2008) metode penelitian dan

pengembangan memuat tiga komponen utama, y aitu 1) model pengembangan, 2)

prosedur pengembangan, 3) uji coba produk. Sedangkan menurut Anik Ghufron

(2007:2), penelitian dan pengembangan adalah model yang dipakai untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran yang mampu mengembangkan

berbagai produk pembelajaran.

11
12

Dalam penelitian pengembangan, produk yang dikembangkan adalah suatu

produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggung jawabkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan

produk baru melalui pengembangan. Berdasarkan pengertian pengembangan yang

telah diuraikan yang dimaksud dengan pengembangan adalah suatu proses untuk

menjadikan potensi yang ada menjadi sesuatu yang lebih baik dan berguna

sedangkan penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada

menjadi produk yang dapat dipertanggung jawabkan.

1.2 Pengertian Pembelajaran

Menurut Jumaliani (2013:11) menyatakan pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai suatu sistem atau proses pembelajaran subjek didik/pembelajar yang

direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dievaluasi secara sistematis agar subjek

didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan

efisien. Selain itu, menurut Konsensus Kowles (Musthofa, 2015) “pembelajaran

merupakan suatu proses tempat perilaku diubah, dibentuk dan dikendalikan”.

Suprijono (2016:13) juga mengartikan pembelajaran adalah dialog interaktif.

Dimana guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan

fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya.

Maka dari itu dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

melibatkan guru, peserta didik dan komponen lainnya. Dalam proses pembelajaran

satu komponen mempengaruhi komponen lainnya, misalkan dalam pembelajaran


13

Akutansi guru mempengaruhi peserta didik dalam rangka membantu peserta didik

untuk mempelajari akuntansi dengan mengembangkan kemampuan memecahkan

masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi,

mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, serta melatih cara

berfikir dan menalar dalam menarik kesimpulan sehingga diharapkan peserta didik

dapat berfikir secara logis dan rasional serta membentuk sikap kritis, cermat dan

jujur, dimana alur proses pembelajaran tidak harus berasal dari guru ke peserta

didik, tetapi peserta didik juga bisa saling mengajar kesesama peserta didik lainnya.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning

1.1 Pengertian Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran

yang dapat menolong peserta didik untuk meningkatkan keterampilan yang

dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL)

dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970

an dalam pembelajaran ilmu medis di Mc Master University Canada (Amir, 2009

,halaman: 124). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi

peserta didik sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui

penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan

masalah.

Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) :

a. Menurut Duch (1995, halaman: 201), Problem Based Learning

(PBL) merupakan model pembelajaran yang menantang peserta

didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara


14

berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Masalah ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin

tahu pada pembelajaran yang dimaksud.

b. Menurut Arends (Trianto, 2007, halaman: 68), Problem Based

Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana

peserta didik dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga

diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri,

menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri,

memandirikan peserta didik, dan meningkatkan kepercayaan

dirinya.

c. Menurut Glazer (2001, halaman: 89), mengemukakan Problem

Based Learning merupakan suatu strategi pengajaran dimana

peserta didik secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam

situasi yang nyata.

Dari beberapa uraian mengenai pengertian Problem Based Learning dapat

disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang

menghadapkan peserta didik pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai

pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat

memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Problem Based Learning

adalah pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya,

dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan

pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah,

dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim.
15

Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk

memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-

hari.

Model Problem Based Learning bercirikan penggunaan masalah kehidupan

nyata sebagai suatu yang harus dipelajari peserta didik. Dengan model Problem

Based Learning diharapkan peserta didik mendapatkan lebih banyak kecakapan

daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah,

kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan

interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi

Amir (2007, halaman: 35).

Savery, Duffy, dan Thomas (1995) mengemukakan dua hal yang harus

dijadikan pedoman dalam menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan harus

sesuai dengan konsep dan prinsip yang akan dipelajari. Kedua, permasalahan yang

disajikan adalah permasalahan riil, artinya masalah itu nyata ada dalam kehidupan

sehari-hari peserta didik.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa dalam problem based learning

pembelajarannya lebih mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus

memfokuskan diri untuk membantu peserta didik, mencapai keterampilan

mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan sebagai penyaji masalah,

penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah, dan pemberi

fasilitas pembelajaran. Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat

meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik. Model ini hanya
16

dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan

membimbing pertukaran gagasan.

1.2 Karakteristik Problem Based Learning

Menurut Rusman (2010) Problem Based Learning memiliki karakterisktik

sebagai berikut:

1. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.


2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada didunia nyata yang
tidak terstruktur.
3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).
4. Permasalahan, menentang pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik, sikap,
dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan
bidang baru dalam belajar.
5. Belajar pengarahan diri menjadi hal utama.
6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, pengguaanya, dan evaluasi
sumber informasi erupakan prses yang esensial dalam Problem Based Learning
(PBL).
7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan koorperatif.

8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari

sebuah permasalahan.

9. Keterbukaan dalam proses Problem Based Learning (PBL) melibatkan

evaluasi dalam review pengalaman peserta didik dan proses belajar.


17

1.3 Tahap-Tahap dalam Problem Based Learning

Menurut Suprijono (2016) Pelaksanaan model Problem Based Learning

terdiri dari 5 tahap proses, yaitu :

1. Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik tentang permasalahan.

Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik

yang diperlukan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas

pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.

2. Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik untuk meneliti. Pada tahap ini

guru membagi peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah

3. Tahap ketiga, membantu investigasi maupun kelompok. Pada tahap ini guru

mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,

melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

4. Tahap keempat, mengembangkan dan mempresentasikan atefak dan exhibit.

Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan

menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka

berbagi tugas dengan sesama temannya.

5. Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan

masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka

lakukan.
18

Kelima tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan model problem based

learning ini selengkapnya dapat disimpulkan melalui tabel berikut:

Tabel 1.1 Sintaks Problem Based Learning menurut Suprijono (2016)

Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru


Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
(Memberikan orientasi menjelaskan logistik yang diperlukan, mengajukan
tentang permasalahan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk
kepada peserta didik) memunculkan masalah, memotivasi peserta didik
atau terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
Tahap 2 Guru membagi peserta didik kedalam kelompok,
(Mengorganisasi peserta membantu peserta didik mendefinisikan dan
didik untuk meneliti) mengorganisasikan tugas belajar yangberhubungan
dengan masalah
Tahap 3 Guru mendorong peserta didik untuk
(Membantu investigasi mengumpulkan informasi yag dibutuhkan,
mandiri dan kelompok) melaksanakan eksperimen dan penyeledikan untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap 4 Guru membantu peserta didik dalam merencanakan
(Mengembangkan dan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model,
mempresentasikan atefak dan membantu mereka berbagi tugas dengan
dan exhibit) sesama temannya.
Tahap 5 Guru membantu peserta didik untuk melakukan
(menganlisis dan refleksi atau evaluasi proses dan hasil penyelidikan
mengevaluasi) yang mereka lakukan

1.4 Kelebihan Model Problem Based Learning

Menurut Sanjaya (2007) sebagai suatu model pembelajaran, problem based

learning memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :

1. Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk

menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.

2. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik.

3. Membantu peserta didik dalam mentransfer pengetahuan peserta didik

untuk memahami masalah dunia nyata.


19

4. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu,

PBL dapat mendorong peserta didik untuk melakukan evaluasi sendiri baik

terhadap hasil maupun proses belajarnya.

5. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan

mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan

pengetahuan baru.

6. Memberikan kesemnpatan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan

pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

7. Mengembangkan minat peserta didik untuk secaraterus menerus belajar

sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

8. Memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari

guna memecahkan masalah dunia.

1.5 Kekurangan Model Problem Based Learning

Disamping kelebihan di atas, Problem based learning juga memiliki

kelemahan, menurut Sanjaya (2007) beberapa kekurangan model Problem Based

Learning, diantaranya:

1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan

bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa

enggan untuk mencobanya.

2. Untuk sebagian peserta didik beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai

materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah


20

mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang

sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin

pelajari.

• Lembar Kerja Peserta Didik

1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran yang berisi

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKPD memuat sekumpulan

kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan

pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator.

LKPD berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peseta didik LKPD juga

dilengkapi petunjuk dan langkah-langkah penyelesaian suatu tugas (Depdiknas,

2008:25) Senada dengan hal tersebut, Usman (2010:1) menyatakan LKPD adalah

lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman yang digunakan dalam

pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam

kajian tertentu.

Dengan demikian LKPD dapat dipakai dalam metode penemuan terbimbing

maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Selain itu LKPD juga

menunjang peningkatan aktivitas peserta didik dalam proses belajar serta

mengoptimalkan prestasi belajar. Lebih lanjut, Darmojo & Kaligis (1992:40)

mengemukakan bahwa salah satu saran untuk mengoptimalkan keterlibatan atau

aktivitas peserta didik dalam pembelajaran adalah LKPD.


21

2. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Prastowo (2013) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) mempunyai

empat fungsi antara lain:

a. Sebagai bahan ajar yang bisa menimbulkan peran pendidik, namun

lebih mengaktifkan peserta didik.

b. Sebagai bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memahami

materi yang diberikan.

c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tuga untuk berlatih.

d. Memudahkan untuk pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

3. Tujuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Prastowo (2013) ada empat poin yang menjadi tujuan penyusunan

Lembar Kerja Pesera didik (LKPD), poin-poin tersebut antara lain:

a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik dalam

berinteraksi dengan materi yang diberikan.

b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penugasan peserta didik

terhadap materi yang diberikan.

c. Melatih kemandirian peserta didik.

d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada pesrta didik.

4. Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Prastowo (2013) manfaat yang diperoleh dari penggunaan LKPD

dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:


22

a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses.

d. Melatih peserta didik untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis.

e. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakanprose

pembelajaran.

f. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang

dipelajari melalui kegiatan belajar.

g. Membantu peserta didik menambah informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

5. Langkah-Langkah Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Jika dilihat dari strukturnya LKPD lebih sederhana daripada modul namun

lebih kompleks daripada buku. LKPD terdiri atas enam unsur utama, meliputijudul,

petunjuk penggunaan, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung,

tugas atau langkah kerja dalam penilaian (Prastowo, 2013). Namun, dengan

memahami struktur atau formatnya saja, ternyata tidak cukup untuk membuat

sebuah LKPD. Kita masih membutuhkan pengetahuan lainnya, terutama tentang

langkah-langkah penusunannya.

Menurut Prastowo (2013) untuk membuat sebuah LKPD kita harus

memahami langkah-langkah dalam penyusunan LKPD. Langkah-langkah

penyusunan LKPD dijelaskan pada gambar 2.1 berikut:


23

Analisis Kurikulum

Menyusun Peta Kebutuhan LKPD

Menentukan Judul-Judul LKPD

Menulis LKPD

1. Memilih Kompetensi Dasar


2. Menentukan Alat Penilaian
3. Menyusun Materi
4. Memperhatikan Struktur Bahan
Ajar

Gambar 2.1 Diagram Alur Langkah-Langkah Penyususnan LKPD

Berdasarkan gambar diatas, menurut Prastowo (2013) langkah-langkah

pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Melakukan Analisias Kurikulum

Analisis kurikulum adalah langkah awal yang dilakukan dalam

penyusunan LKPD. Langkah ini bertujuan untuk menentukan materi-materi

mana yang memerlukan LKPD. Dalam menentukan materi, langkah

analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman

belajar serta materi yang diajarkan.


24

Selanjutnya, kompetensi yang dimiliki peserta didik juga harus

diperhatikan. Jika semua langkah tersebut telah dilakukan, maka langkah

selanjutnya adalah menyusun peta kebutuhan LKPD.

b. Menyusun Peta Kebutuhan LKPD

Tujuan dari menyusun peta kebutuhan LKPD adalah untuk

mengetahui jumlah LKPD yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau

urutan dari LKPD. Sekuensi LKPD sangat dibutuhkan dalam menentukan

prioritas penulisan LKPD.

c. Menentukan Judul LKPD

Judul dari LKPD dapat ditentukan dari kompetensi dasar, materi pokok

dan pengalaman belajar yang terdapat pada kurikulum. Jika tidak terlalu

luas cakupannya, satu kompetensi dasar dapat dijadikan satu judul LKPD.

Adapun besarnya kompetensi dasar dapat ditentukan dengan cara apabila

diuraikan kedalam materi pokok, maka didapatkan 4 materi pokok.

Sehingga kompetensi dasar tersebut dapat dijadikan sebagai judul LKPD.

d. Penulisan LKPD

Setelah melakukan analisis kurikulum, menyusun peta kebutuhan

LKPD, dan mentukan judul LKPD maka langkah selanjutnya adalah

penulisan LKPD. Terdapat empat langkah yang harus dilakukan dalam

penulisan LKPD, langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, meemilih kompetensi dasar. Pemilihan kompetensi dasar dapat

dilakukan sengan melihat berdasarkan Permendikbud. Memilih kompetensi

dassar haruslah sesuai dengan kurikulum 2013 edisi revisi 2017.


25

Kedua, menentukan alat penilaian. Peneilaian dapat dilakukan terhadap

proses kerja dan hasil kerja dari peserta didik. Karena pendekatan

pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang

cocok dan sesuai adalah menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

Ketiga, menyusun materi. Materi yang dimuat dalam LKPD dapat berupa

informasi pendukung yaitu, gambaran umum materi yang nantinya akan

dipelajari.

Keempat, memperhatikan struktur dari LKPD. Ini merupakan langkah

terakhir dari penulisan LKPD. Terdapat enam struktur LKPD yaitu, judul,

petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,

tugas-tugas dan langkah kerja, serta penilaian. Apabila salah satu komponen

tidak ada, maka LKPD tidak akan sempurna.

6. Kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Penggunaan LKPD sebagai media pembelajaran berbasis cetakan memiliki

beberapa kelebihan. Menurut Azhar Arsyad (2009:38) kelebihan LKPD sebagai

teks terprogram dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan dan

kemampuan masing-masing.

b. Disamping dapat mengulang materi dalam media cetakan, peserta didik

akan mengikuti urutan pemikiran secara logis.

c. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal yang

biasa, hal ini dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan


26

dalam dua format, yaitu verbal dan visual.

d. Peserta didik akan berpartisipasi dengan aktif karena harus memberi respon

terhadap pernyataan dan latihan yang disusun.

7. Kelemahan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Kelemahan LKPD sebagai media cetak menurut Azhar Arsyad (2009:39)

yaitu:

a. Tidak dapat menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.

b. Biaya percetakan akan mahal jika menampilkan ilustrasi, gambar atau foto

yang berwarna

c. Pembagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan peserta didik tidak

bosan.

• Materi Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan Dasar Akuntansi adalah hubungan antara unsur-unsur harta,


utang dan modal dalam satu posisi keuangan perusahaan. Persamaan dasar
akuntansi merupakan persamaan dimana Aktiva (harta) sama dengan Passiva
(utang dan modal). Pada sebuah perusahaan jumlah kekayaan yang dimilikinya
sama dengan jumlah hak terhadap kekayaannya tersebut.
AKTIVA = PASIVA
Aktiva (asset) merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan,
sedangkan hak terhadap kekayaan tersebut disebut pasiva. Pasiva dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: hak dari pada kreditur, disebut sebagai
utang dan hak dari pemilik perusahaan, disebut sebagai modal. Apabila unsur
pasiva dibedakan atas liabilitis (utang) dan ekuitas (modal), maka persamaan
diatas dapat dikembangkan menjadi:
ASSET = LIABILITIAS + EKUITAS
Dalam operasi usaha dimungkinkan adanya pendapatan dan beban. Pendapatan
merupaka kenaikan harta yang diperoleh dari operasi usahanya. Adapun beban
merupakan penurunan harta karena merupakan pengorbanan untuk memperoleh
pendaoatan.
27
Pendapatan mempunyai sifat menambah modal, sedangkan beban mengurangi
modal, pendapatan dan beban akan berpengaruh pada modal. Dalam
pengembangan persamaan akuntansi pencatatan dan beban dapat dipisahkan dari
modal. Bentuk persamaannya dinyatakan sebagai berikut.
ASSET = LIABILITAS + EKUITAS + PENDAPATAN – BEBAN
Hubungan A, L, E dalam transaksi-transaksi keuangan yang terjadi mengubah
besarnya komponen (Asset, Liabilitas dan Ekuitas) dalam persamaan dasar
akuntansi. Perubahan yang disebabkan oleh transaksi keuangan menyangkut
sedikitnya dua komponen dalam persamaan. Perubahan dalam harta dan karena
kegiatan operasi disebut pendapatan dan beban.
a. Transaksi yang mengakibatkan perubahan harta dengan harta
Pembelian barang habis pakai (perlengkapan), peralatan, gedung dll secara tunai.
Contoh: Perusahaan membeli peralatan senilai Rp 2.500.000.
Transaksi ini mengakibatkan asset berupa peralatan bertambah. Adapun asset
berupa Kas berkurang masing-masing senilai 2.500.000
b. Transaksi yang mengakibatkan perubahan Harta dan Utang
Pembelian harta secara kredit
Contoh: dibeli peralatan senilai Rp 2.000.000 Secara kredit.
Transaksi ini mengakibatkan asset berupa peralatan bertambah, liabilitas juga
bertambah masing-masing senilai Rp 2.000.000
c. Transaksi yang mengakibatkan perubahan harta dengan modal
Investasi oleh pemilik
Salma memulai usahanya dengan menyetorkan modal senilai Rp 1.700.000 secara
tunai. Perubahan yang terjadi asset berupa kas bertambah, ekuitas juga bertambah
masing-masig senilai Rp 1.700.000.
28

B. Kerangka Konseptual

Bahan ajar dapat dikatakan baik apabila mampu menarik minat dan motivasi

peserta didik dalam belajar, selain itu bahan ajar yang digunakan hendaklah dapat

dikaitkan dalam permasalahan yang berhubungan langsung dengan kehidupan

sehari-hari. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu dari

beberapa jenis bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Lembar

Kerja Peserta Didik 9LKPD) yang dikembangkan pada penelitian ini adalah

Lembar kerja Peserta Didik (LKPD) menggunakan model Problem Based Learning

pada materi akuntansi. Pada model pembelajaran problem based learning,

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk aktif

memecahkan persoalan yang berkaitan langsung dengan kehidupan nyata.

Penelitian itu bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

menggunakan model Problem Based Learning pada materi persamaan dasar

akuntansi, yang memenuhi kriteria valid. Hal demikian, tentunya dapat tercapai

melalui proses validasi dari beberapa ahli materi dan media serta penilaian langsug

melalui respon peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

dan pengembangan atau Research and Development dimana menggunakan

prosedur penelitian 4-D yang telah dimodifikasi oleh Thiagarajan dan hanya

dibatasi menjadi 3-D yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan

(design) dan tahap pengembangan (development).


29

Permasalahan yang diperoleh:


1. Peserta didik masih kesulitan dalam memecahkan
permasalahan pada soal-soal akuntansi menggunakan.
2. Masih terdapat LKPD yang belum memenuhi persyaratan
minimal suatu LKPD.
3. LKPD yang digunakan peserta didik masih sangat jarang
menerapkan model Problem Based Learning.

Dengan LKPD yang LKPD model Problem


menggunakan LKPD digunakan harus Based Learning
peserta didik mampu memenuhi syarat memfasilitasi peserta
menyelesaikan sebagai LKPD yaitu didik untuk
permasalahan yang syarat didaktik, menyelesaikan soal
ada pada soal konstruksi dan teknis. akuntansi dengan
akuntansi konsep penemuan dan
pemecahan masalah.

Mendesain dan mengembangkan LKPD


dengan model Problem Based Learning

Gambar 3.1 Alur Kerangka Konseptual

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka konseptual yang telah diuraikan


di atas maka terdapat dugaan sementara terkait penelitian dimana dengan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan minat belajar siswa
pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XII Mas Aisyiyah Medan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Mas Aisyiyah Medan Jl. Demak 3 Sei

Rengas ll Kec. Medan Area, Sumatera Utara. Waktu pelitian yaitu direncanakan

pada bulan Januari sampai dengan Maret 2022. Adapun penelitian dilokasi

tersebut karena memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Seminar pendidikan akuntansi pada Pogram Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Medan. Berikut adalah jadwal dari pelaksanaan penelitian dan pengembangan.

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

Subjek dari penelitian ini terdiri dari 1 orang validator ahli media yaitu

satu orang guru Akuntansi, hal ini bertujuan untuk menguji dan menilai kelayakan

dari LKPD yang telah dikembangkan. Selain itu penelitian juga dilakukan kepada

13 orang peserta didik kelas Xl Mas Aisyiyah Medan,Jl. Demak 3 Sei Rengas ll

Kec. Medan Area, pada uji coba kelompok kecil. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui respon peserta didik dimana setelah LKPD di uji cobakan, peserta

didik diminta untuk mengisi angket respon peserta didik. Objek dari penelitian ini

adalah, “mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) menggunakan model

problem based learning pada materi Persamaan Dasar Akuntansi”

31
32

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian research and development atau

biasa disebut dengan penelitian pengembangan. Pada penelitian ini terdapat

beberapa model. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model four-D

(four-D model). Model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D ini

dikembangkan oleh S. Thiagarajan (Arumningtyas, 2020). Adapun alasan peneliti

menggunakan model ini karena model pengembangan S.Thiagarajan ini memiliki

langkah-langkah yang mampu memberikan arahan dan bersifaat detail sehingga

dapat memberikan informasi yang jelas terhadap media yang dikembangkan.

Langkah-langkah model pengembangan 4-D ini terdiri dari 4 tahap, yaitu define
33

(pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate

(penyebaran). Namun, dalam penelitian ini dilakukan modifikasi dan hanya sampai

tahap 3-D karena LKPD yang dikembangkan tidak sampai disebarkan. Hal

demikian disebabkan keterbatasan waktu penelitian, keterbatasan biaya, serta

keterbatasann kemampuan peneliti untuk melakukan penyebarluasan dimana pada

tahap penyebarluasan perlu dilakukan uji coba lebih dari satu kali dan subjek

penelitian yang berbeda-beda. Pada penelitian ini, LKPD yang dikembangkan

kemudian diuji kelayakannya oleh ahli media dan ahli materi serta uji coba

kelompok kecil yaitu 13 orang peserta didik kelas Xl Mas Aisyiyah Medan,Jl.

Demak 3 Sei Rengas ll Kec.Medan Area, untuk mengetahui respon setelah LKPD

yang dikembangkan digunakan dalam proses pembelajaran. Tahapan-tahapan

penelitian pengembangan dapat dilihat pada bagan berikut:

Tahap Tahap Tahap


Pendefinisian Perancangan Pengembangan
(Define) (Design) (Development)

Gambar 4.2 Tahapan-Tahapan Penelitian dan Pengembangan 3-D

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan tahap pendefinisian ini adalah untuk menetapkan dan

mendefenisikan syarat kebutuhan-kebutuhan pembelajaran dengan menganalisis

tujuan dan batasan materi. Thiagarajan (1974), menganalisis 5 kegiatan yang

dilakukan pada tahapan ini antara lain:


34

a. Analisis Awal Akhir

Kegiatan analisis awal akhir bertujuan untuk memunculkan atau

menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran lembar kerja peserta didik (LKPD) pada materi persamaan dasar

akuntansi. Pada analisis ini akan menunjukkan fakta-fakta dan alternatif

penyelesaian yang memudahkan untuk penentuan atau pemilihan penyelesaian

masalah dasar dalam pengembangan LKPD yang dikembangkan pada materi

Persamaan Dasar Akuntansi khususnya pada pokok bahasan perhitungan

kekayaan, hutang,serta modal yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut mendorong

peneliti untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) menggunakan

model problem based learning yang dapat menjadi petunjuk pembelajaran

akuntansi di sekolah.

b. Analisis Peserta didik

Analisis peserta didik yang bertujuan untuk mendapatkan atau memahami

karakteristik peserta didik yang sesuai dengan tingkat kemampuan intelektualnya.

Pada rancangan dan pengembangan perangkat pembelajaran yang berupa lembar

kerja peserta didik (LKPD) yang telah ditetapkan pada analisis awal-akhir yang

akan dikembangkan. Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan

karakteristik peserta didik yang meliputi pengetahuan, kemampuan, pengembangan

dan pengalaman peserta didik baik secara kelompok maupun individu.

c. Analisis Tugas

Menurut Thiagarajan dkk (1974) analisis tugas bertujuan untuk

mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji dan


35

menganalisisnya kedalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin

diperlukan. Analisis tugas dilakukan dengan cara menganalisis tugas-tugas yang

cocok untuk materi yang diajarakan. Analisis tugas juga dilakukan melalui analisis

LKPD guru mengenai tujuan, bentuk dan cara pengevaluasian tugas yang diberikan

kepada peserta didik serta melihat kecocokan tugas tersebut dengan materi yang

sedang dipelajari.

d. Analisis Konsep

Menurut (Thiagarajan & Sammel, 1974) pada analisis konsep ini peeliti

akan menganalissi konsep-konsep yang akan diajarkan pada materi persamaan

dasar akuntansi melalui kompetensi dasar. Pada tahap ini juga diberikan gambaran

umum tentang model dalam perancangan lembar kerja peserta didik.

e. Analisis Tujuan Pembelajaran

Pada analisis tujuan pembelajaran ini merupakan acuan dalam menentukan

perangkat pembelajaran dalam pengembangan LKPD pada model problem based

learning. Dengan tujuan pembelajaran tersebut, peneliti dapat menentukan

indikator / tujuan pembelajaran yang akan ditampilkan dalam LKPD. Rangkaian

tujuan ini merupakan dasar dalam penyusunan pada perangkat pembelajaran.

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap design merupakan tahap perancangan dari produk yang akan

dikembangkan. Tahap perancangan berupa tahapan-tahapan dalam penyususnan

LKPD menggunakan model problem based learning dengan menarik melalui


36

variasi-variasiyang diberikan. Manurut Purnawati (2014) kegiatan pada tahap ini

berupa pemilihan media (media selection), pemilihan format (format selection) dan

perancangan awal (initial design). Kegiatan- kegiatan tersebut akan dijelaskan

sebagai berikut:

a. Pemilihan Media (Media Selection)

Pemilihan media merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menentukan

media yang tepat dalam penyajian bahan ajar, alat dan sumber belajar yang

mendukung dan relevan. Proses ini diselaraskan dengan materi dan karakteristik

dari peserta didik. Setelah didapatkan satu media yang akan digunakan berikutnya

adalah penentuan format media.

b. Pemilihan Format (Format Selection)

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun LKPD yaitu dengan memilih

format LKPD yang telah disediakan oleh pakar dan ahli. Pemilihan bentuk

penyajian pembelajaran disesuaikan dengan LKPD yang nantinya akan

dikembangkan.

c. Perancangan Awal (Initial Design)

Pada kegiatan ini, peneliti sudah membuat rancangan awal (prototype).

Sebelum rancangan (design) produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, rancangan

produk LKPD divalidasi. Validasi rancangan produk LKPD dilakukan oleh ahli

seperti dosen, guru bidang studi dan bidang keahlian lainnya. Berdasarkan hasil

validasi, masih ada kemungkinan produk untuk diperbaiki sesuai saran dari valida
37

3. Tahap Pengembangan (development)

Tahap pengembangan merupakan untuk menghasilkan suatu produk pada

pengembangan yang dilakukan para ahli. Tujuan pada tahap pengembangan ini

adalah bertujuan untuk menghasilkan suatu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

yang telah direvisi berdasarkan masukkan para ahli pada perangkat pembelajaran

yang sudah dikembangkan. Tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan pada

penelitian dan pengembangan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Validasi

Sugiono (2017) menyatakan validasi produk dapat dilakukan dengan

menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk

menilai produk yang baru dirancang. Dalam penelitian ini validasi yang dilakukan

adalah 2 validasi, yaitu validasi mengenai materi dan validasi media atau desain.

Adapun tujuan dari dilakukannya validasi oleh ahli materi dan ahli media

adalah untuk mendapatkan masukan terhadap seluruh isi Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) pada materi persamaan dasar akuntansi Selanjutnya hasil dari

validasi ahli materi dan ahli media dianalisis dan kemudian akan dilanjutkan

dengan kegiatan revisi produk. Hal demikian dilakukan untuk memperoleh LKPD

yang valid.

b. Revisi Produk

Setelah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) di validasi oleh ahli materi dan

ahli media, maka diperoleh kelemahan-kelemahan dari Lembar kerja peserta Didik
38

(LKPD) yang dikembangkan. Kelemahan-kelemahan tersebut berupa kritik dan

saran. Kritik dan saran tersebut yang menjadi acuan untuk dilakukannya revisi

terhadp Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikeembangkan.

c. Uji Pengembangan

Uji pengembangan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh masukan

langsung berupa respon, reaksi maupun komentar dari peserta didik akan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan. Pada penelitian ini, uji

pengembangan dilakukan dengan uji coba kelompok kecil. Dimana uji coba ini

dilakukan untuk mengetahui respon peserta didik akan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) yang dikembangkan. Dalam melakukan uji coba kelompok kecil yang

menjadi subjek adalah 13 orang peserta didik kelas Xll MAS AISYIYAH

MEDAN. Pada saat uji coba, peserta didik diberikan angket mengenai Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diuji cobakan.

D. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai rata-rata dari lembar validasi ahli materi

dan ahli media serta respon peserta didik. Angket-angket tersebut di kuantitatifkan

sehigga dapat disimpulkan tingkat kelayakan dari Lembar Kerja Peserta didik

(LKPD) menggunakan model problem based learning pada materi persamaan

dasar akuntansi. Data kualitatif berupa kritik, saran serta tanggapan dari validator.

Kritik, saran, dan tanggapan dari validator digunakan sebagai penyeimbang dalam

melakukan revisi terhadap Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) yang

dikembangkan.
39

E. Instrumen Pengumpulan Data

Intrumen ialah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan

sesuatu. Untuk mendapatkan lembar kerja peserta didik yang berkualitas baik maka

harus dilakukan validasi oleh beberapa validator utuk mengukur ketercapaian

keberhasilan dari lembar kerja peserta didik yang dikembangkan menggunakan alat

ukur yang disebut dengan instrumen pengumpulan data. Intrumen pengumpulan

data padapenelitian ini adalah:

a. Angket Validasi

Angket validasi berfungsi untuk memperoleh data tentang validitas desain

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan dan validitas penilaian

materi. Lembar validasi ini digunakan untuk melihat kebenaran konsep, kesesuaian

materi, kesesuaian karakteristik peserta didik serta bahasa terhadap Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) dalam membantu keterlaksanaan kegiatan pembelajaran.

Sedangkan unuk agket validasi desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) akan

diberikan kepada validator yang merupakan ahli media pembelajaran, angket

tersebut diberikan guna mengetahui kevalidan dari desain Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD). Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut dapat

dikatakan valid atau tidaknya setelah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang

telah dikembangkan mendapatkan penilaian dari validator ahli desain/media

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Adapun kisi-kisi angket penilaian dari

validator ahli desain/media Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah sebagai

berikut:
40

Tabel 4.3 Kisi-kisi angket penilaian validasi media

Variabel Aspek Indikator

Lembar Kualitas Gambar dalam LKPD terlihat jelas


Kerja Gambar Gambar yang digunakan menarik
Peserta
Degradasi warna sesuai
Didik
Kombinasi warna dengan background sesuai
Menggunak
Gambar yang digunakan sesuai dengan maksud
an Model Tulisan
Problem
Ukuran gambar sesuai
Based
LKPD memiliki desain yang menarik
Learning
Pemilihan warna pada setiap halaman sudah
Pada Materi Sesuai
Bangun Datar Gambar dalam LKPD dapat membangkitkan
minat dan motivasi serta perhatian peserta didik
Kualitas Kalimat sesuai dengan EYD Bahasa Indonesia
Narasi Ragam bahasa yang digunakan komunikatif
Penulisan kalimat yang digunakan terbaca dengan
Jelas
Penggunaan kata singkat, tugas dan mudah
Dipahami
Penggunaan kalimat efektif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik
Penulisan Instruksi
Ukuran huruf sesuai
Tata letak tulisan tiap halaman seimbang
Ukuran huruf terbaca secara jelas
Penggunaan simbol tepat
Urutan antar komponen tiap halaman sudah sesuai
41

Kualitas Komponen atau bagian-bagian produk berkaitan


Komponen secara konsisten
Semua bagian LKPD bersifat penting
Problem Penyajian awal submateri pada LKPD
Based menggunakan masalah kontekstual yang tepat
Learning Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik
melakukan interaksi dengan teman
sekelompoknya, pendidik, dan sumber belajar
lainnya untuk menyelesaikan LKPD.
Dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu
peserta didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan baru
Dalam penyelesaian proyek dapat meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam mengelola
bahan atau alat yang digunakan.
Dalam kegiatan pemecahan masalah dengan hasil
produk nyata membuat peseta didik lebih aktif
Dalam kegiatan menyimpulkan terdapat interaksi
antara kelompok dengan guru, kelompok dengan
kelompok lain, maupun antar peserta didik dalam
kelompok dalam bentuk diskusi.

i. Angket Respon Oleh Peserta Didik

Angket respon oleh peserta didik digunakan untuk mengetahui respon dari

peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dibuat. Angket

ini diberikan kepada peserta didik setelah peserta didik selesai melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Dari angket inilah diketahui apakah Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) yang telah dikembangkan efektif atau tidak. Berikut merupakan

kisi-kisi dari angket respon peserta didik tersebut:


42

Tabel 4.4 Kisi-kisi angket respon peserta didik

Variabel Deskripsi No.


Soal
Lembar Kerja Tampilan LKPD (sampul dan isi) matematika ini 1
Peserta Didik Menarik
Menggunakan LKPD matematika ini membuat saya lebih 2
Model bersemangat dalam belajar matematika
Problem LKPD ini mendukung saya untuk menguasai pelajaran 3
Based matematika, khususnya pada materi keliling dan luas
Learning Segitiga
Pada Materi LKPD ini dapat memotivasi saya untuk mempelajari 4
Bangun Datar materi keliling dan luas segitiga
LKPD ini dapat meningkatkan partisipasi saya dalam 5
belajar matematika
Penyampaian materi dalam LKPD ini berkaitan 6
dengan kehidupan sehari-hari.
LKPD ini membuat saya tertarik untuk mempelajari 7
materi keliling dan luas segitiga
Materi yang disajikan pada LKPD ini mudah saya 8
Pahami
Langkah-langkah penyajian materi dalam LKPD jelas 9
Prosedur pengerjaan yang terdapat dalam LKPD 10
mudah dipelajari
Contoh atau masalah yang disajikan di LKPD ini 11
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari saya
LKPD ini dapat membantu saya dalam menyelesaikan 12
persoalan matematika pada materi keliling dan luas
segitiga
Kalimat dan paragraf yang digunakan dalam LKPD ini 13
jelas dan mudah dipahami
Bahasa yang digunakan dalam LKPD ini sederhana 14
dan mudah dimengerti
Huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca 15
43

b. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

menganalisis data yang telah diperoleh dari instrumen pengumpulan data setelah

instumen-instrumen tersebut diuji cobakan. Dalam penelitian ini teknik analisis

data yang digunakan yaitu analisis data terhadap validasi Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) yang terdiri dari angket ahli materi dan media serta angket respon

peserta didik.

1. Analisis Kevalidan

Penilaian yang diberikan pada angket validasi materi dan validasi media

pembelajaran menggunakan skala perhitungan likert. Skala perhitungan angket

yang digunakan telah dikembangkan berdasarkan (Sugiono, 2019). Berikut tabel

pedoman penskoran angket validasi ahli materi dan ahli media:

Tabel 4.5 Pedoman penskoran angket validasi ahli materi dan ahli media

Kategori Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

Menghitung skor rata-rata untuk setiap aspek penilaian menggunakan acuan

sebagai berikut:
44

∑x
x =
n

Keterangan:

x = skor rata-rata
∑x = jumlah skor yang diperoleh
n = banyaknya butir pertanyaan
Rerata skor yang diperoleh
Presentase Kevalidan = ×100%
Skor yang diharapkan

Berdasarkan presentase kevalidan yang telah diperoleh, maka dapat

ditentukan bahwa validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut valid atau

tidak. Kriteria validitas dikembangkan berdasarkan (Akbar, 2013) adalah:

4.6 Kriteria kevalidan media

Kriteria Validitas Tingkat Validitas


85,01% - 100,00% Sangat valid, atau dapat digunakan tanpa revisi
70,01% - 85,00% Cukup valid, atau dapat digunakan namun
perlu direvisi kecil
50,01% - 70,00% Kurang valid, disaranan tidak dipergunakan
karena perlu revisi besar
01,00% - 50,00% Tidak valid, atau tidak boleh dipergunakan

2. Respon Peserta Didik

Angket respon peserta didik digunakan untuk melihat keefektifan dari

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dirancang dan digunakan, maka dari itu

digunakan teknik analisis data untuk menghitung instrumen respon peserta didik

menggunakan rumus sebagai berikut:


F
RS = × 100%
N

Keterangan:
RS = Presentase respon peserta didik dengan kriteria tertentu f =
jumlah nilai tiap sub variabel
n = jumlah skor maksimum
Setelah angket dihitung dengan menggunakan rumus diatas, selanjutnya ditentukan

kategori respon atau tanggapan yang diberikan peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) yang dirancang. Berikut kriteria dengan mencocokkan hasil presentasi

menurut Khabibah (Yamasari, 2010), sebagai berikut:

85%  RS : Sangat Positif 70%  RS

 85% : Positif

50%  RS > 70% :Kurang Positif RS < 50%

: Tidak Positif

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat dikatakan efektif apabila terdapat respon

positif dan sangat positif yang ditunjukkan oleh peserta didik melalui angket yang telah diisi

oleh peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Agung Feryanto dkk. (2012). Lembar Kerja Siswa Ekonomi Program Ilmu Pengetahuan Sosial.
Klaten : Intan Pariwara
Sugiono.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta
Depdiknas.(2008). Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Roman.(2010). Model Pembelajran Mengembangankan Profesionalisme Guru. Jakarta:PT Raya
Grafindo Persada.
Sanjaya,Wina (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta:Kencana.2010. Penelitian Kelas Kencana:Jakarta
Prastowo,A.(2013). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:Diva Press
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai