Anda di halaman 1dari 27

BEST PRACTICE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


PROBLEM BASED LEARNING PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH:
NURMAYULIS AIDA, S.Pd

INSTANSI :
UPT SD NEGERI 060839 MEDAN BARAT

UISU

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA


Jl. Sisingamangaraja Teladan Medan Sumatera Utara
OKTOBER 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................6
BAB II............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................................7
2.1 Gambaran umum Model Pembelajaran Problem Based Learning.................................7
2.2 Langkah-langkah dan strategi yang dilakukan...............................................................8
2.3 Sumber daya atau materi yang diperlukan...................................................................17
BAB III.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
LAMPIRAN KARYA PESERTA DIDIK...................................................................................20

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pelaksanaan sintak orientasi peserta didik pada masalah..........................................8

Gambar 2.2 Penggunaan Media Flashcard.....................................................................................9

Gambar 2.3 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.......................................................10

Gambar 2. 4 Pemusatan pada kasus.............................................................................................11

Gambar 2. 5 Mencermati LKPD..................................................................................................12

Gambar 2.6 Membimbing penyelidikan kelompok......................................................................13

Gambar 2.8 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.........................................................14

Gambar 2.9 Presentasi Kelompok................................................................................................15

Gambar 2.10 Lampiran Karya Peserta Didik...............................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Pembelajaran yang menarik dan bermakna merupakan kondisi yang seharusnya
diwujudkan oleh seorang pendidik di dalam kelas. Melalui kondisi ini maka tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, dan siswa memiliki
kompetensi yang diharapkan pada setiap KD dalam kurikulum yang diterapkan.
Dalam mewujudkan pembelajaran yang menarik dan bermakna ini, salah satu hal
yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah dengan mengimplementasikan model-
model pembelajaran inovatif dan variatif. Dan juga mampu memilih dan
menggunakan media-media pembelajaran yang menarik di kelas. Selain dari pada
itu guru juga harus mampu untuk menguasai IT dan mampu mengaplikasikan media
yang berbasis IT dalam pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran yang inovatif, variatif dan berbasis IT menjadi
daya tarik bagi peserta didik sehingga dalam proses pembelajaran guru mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik lebih
antusias dan termotivasi dalam pembelajaran dan juga dapat menghantarkan siswa
dalam mencapai pada tujuan pembelajaran. Hal lain yang perlu untuk direalisasikan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu guru harus mampu mengoptimalisasi
berbagai inteligensi siswa untuk berpikir kritis dalam melakukan analisis terhadap
suatu materi pembelajaran yang dibahas.
Faktanya, dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas guru masih
menemukan berbagai kendala dan permasalahan, baik itu yang berasal dari dalam
diri guru atau faktor dari luar seperti sekolah dan orang tua yang memiliki kontribusi
besar dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas. Adapun berbagai
masalah yang dimaksud yaitu (1) Guru belum maksimal dalam
mengimplementasikan model- model pembelajaran inovatif dan variatif, (2) Guru
belum mengimplementasikan dengan baik Advance materials untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia, (3) Guru belum maksimal dalam menerapkan Media
pembelajaran berbasis PTT, (4) Guru kesulitan dalam menerapkan materi dan soal
HOTS, (5) Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai. Kelima masalah ini
yang akan memberikan kontribusi pada masalah lain yang ditemukan oleh guru
yaitu masalah tingginya frekuensi hasil evaluasi pembelajaran siswa yang tidak

3
lulus KKM. Hasil evaluasi pembelajaran ini

4
menjadi salah satu tolak ukur tingkat kemampuan siswa dalam menguasai suatu
kompetensi pembelajaran.
Berbagai permasalahan yang dimiliki oleh guru diatas akan dijabarkan secara
lebih terperinci sehingga akar persoalan dari masing-masing masalah dapat
ditemukan sehingga lebih memudahkan guru dalam mengatasi masalah tersebut.
Pertama, masalah penggunaan model-model pembelajaran yang inovatif. Menurut
Hasil Penelitian Sulaiman & Mislinawati (2017) faktor penyebab penggunaan model
pembelajaran yang kurang bervariasi dan inovatif adalah (1) Dalam rancangan
penerapan pembelajaran guru kurang memahami langkah-langkah pembelajaran
sesuai sintak yang ada pada model pembelajaran, (2) Guru kurang mampu dalam
menstimulasi siswa untuk menemukan sendiri masalah yang ada pada materi
pembelajaran. (3) Pengelolaan dan pengawasan kelas guru kurang mampu
mengarahkan siswa yang kurang pintar untuk terlibat aktif dengan bekerjasama
dalam kelompok, (4) Terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika diperlukan
dalam melakukan proyek, (5) Guru kurang menyiasati waktu yang tersedia.
Kedua, masalah guru belum mengimplementasikan dengan baik Advance
materials untuk pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Alkis (2014) faktor
penyebab belum maksimalnya guru dalam menerapkan Advance materials dalam
pembelajaran uaitu (1) Kenyataannya masih banyak ditemukan guru yang belum
memenuhi kriteria ideal dalam mengenali materi esensial. Materi esensial yaitu
berupa pengetahuan mendasar, penting atau pokok berupa materi pelajaran yang
perlu dipahami oleh peserta didik, (2) Advance Materials tidak dapat dikembangkan
oleh guru dimana Advance materials merupakan pengembangan dari materi yang
sebelumnya sudah ada, (3) Guru belum mampu mengintegrasikan materi
pembelajaran dengan relita dilapangan, (4) Minimnya literatur dalam
memperhatikan persepsi guru dalam penguasaan advance materials.
Ketiga, masalah penerapan media pembelajaran berbasis TIK. Menurut Abidin
(2016) faktor penyebab belum maksimalnya guru dalam menerapkan Media
pembelajaran berbasis PTT yaitu (1) Sarana dan prasarana pendukung yang terbatas.
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah komputer, laptop, dan infokus, (2)
Ketersediaan jaringan internet dan sinyal, (3) Ketersediaan listrik, (4) Pengetahuan
teknis guru tentang teknologi informasi dan komunikasi yang terbatas, (5)
Ketakutan

5
dan pertimbangan dampak negatif dari penggunaan alat berupa handphone (HP) dan
laptop di sekolah menjadi kendala guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran di
kelas, (6) Kurangnya pelatihan TIK, (7) Kurangnya kesempatan mengembang diri
dan lain sebagainya.
Berbagai masalah yang sudah diuraikan ini menjadi penyebab tidak tercapainya
kondisi dan tujuan pembelajaran yang diinginkan pada setiap kompetensinya.
Sehingga masalah tersebut menyebabkan pembelajaran yang dilaksanakan masih
cenderung konvensional dimana guru masih sering menggunakan metode ceramah,
tanya jawab dan penugasan. Akibatnya pembelajaran hanya berpusat pada guru, dan
kegiatan peserta didik menjadi monoton. Padahal kurikulum 2013 mengamanatkan
pembelajaran yang dilakukan haruslah berpusat pada peserta didik (Student Center
Learning) dan merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) peserta
didik. Realitas yang dijelaskan di atas, merupakan kondisi yang dialami guru
sebelum mengikuti program PPG ini. Melalui Program PPG ini guru dapat
mengupgrade kembali keterampilannya dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran yang inovatif, kreatif, menyenangkan dan bermakna bagi peserta
didik. Guru berhasil ditarik kembali ke rule yang seharusnya diwujudkan dalam
proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Ini menjadi hal paling penting untuk
dilakukan oleh semua guru dimana pun berada, supaya guru harus berkenan untuk
mengupgrade kemampuannya
dan mau berubah.
Penerapan model pembelajaran yang inovatif di kelas, menjadi solusi dalam
permasalahan yang dijabarkan sebelumnya. Dalam hal ini penulis memilih model
pembelajaran problem based learning untuk diterapkan di kelas. Peran guru sangat
dibutuhkan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan sintak-sintak model
pembelajan PBL tersebut. Untuk itu penulis sudah menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL, dan juga dalam
rencana tersebut sudah menjawab berbagai masalah yang dijelaskan sebelumnya,
persoalan yang dimaksud yaitu terkait penggunaan media PTT, materi dan soal
HOTS, pengembangan media ajar dan memaksimalkan sarana dan prasarana
sekolah yang tersedia.
Kegiatan pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
sudah disusun dalam program PPG ini merupakan tanggung jawab guru untuk dapat

6
melaksanakannya dengan baik di kelas. Sehingga guru dapat menemukan perubahan
proses dan hasil dalam pembelajaran. Tantangan yang akan dialami guru yaitu
apakah guru nantinya bisa terus berkomitmen untuk menjalankan pembelajaran
yang inovatif dan menerapkan TPACK dalam pembelajaran. Tentu disini
dibutuhkan kesadaran guru dalam tugas dan tanggung jawabnya. Dan juga
dibutuhkan kerjasama dari siswa, guru lain, kepala sekolah, pengawas sekolah dan
orang tua. Keterlibatan dan kerjasama dari seluruh oknum ini akan memudahkan
guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


Tulisan ini difokuskan untuk mengkaji bagaimana langkah-langkah dan strategi
dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Dimana pembelajaran
inovatif ini diharapkan mampu mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, menggunakan media TIK, menggunakan materi dan soal HOTS dan
memanfaatkan teknologi, sehingga mampu mewujudkan pembelajaran yang
menyenangkan, menarik, bermakna dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Tulisan ini kemudian dirangkai untuk menjawab rumusan masalah
yaitu: “Bagaimana langkah-langkah dan strategi dalam menerapkan
pembelajaran inovatif dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia”

1.3 Tujuan Penulisan


Tulisan ini secara umum bertujuan untuk mengkaji langkah-langkah dan strategi
dalam menerapkan pembelajaran inovatif dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia..

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran umum Model Pembelajaran Problem Based Learning


Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu
maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga
bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000). Tujuan PBL adalah
untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsepkonsep pada
permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills
(HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan
keterampilan (Norman and Schmidt).
Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Tan (dalam Amir, 2009) antara
lain: (1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) biasanya masalah yang
digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-
structured); (3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-
perspective); (4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru; (5) sangat mengutamakan belajar
mandiri; (6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu
sumber saja, dan (7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif.
Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah.
Pada PBL guru berperan sebagai guide on the side daripada sage on the stage.
Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran.
Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum
berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.
Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012) sebagai berikut:
a) Orientasi peserta didik pada masalah
b) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
c) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

8
2.2 Langkah-langkah dan strategi yang dilakukan
Untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif, menarik dan menyenangkan di
kelas dan juga untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan maka
penulis memilih untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran problem based learning, adapun langkah-langkah
dan strategi yang penulis laksanakan yaitu:
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintak pembelajaran model
problem based learning antara lain :
a) Orientasi peserta didik pada masalah : Dalam hal ini guru memfokuskan
peserta didik pada masalah materi “mencari kosa kata dalam sebuah teks”.
Dalam hal ini guru menayangkan teks bacaan tersebut dan menyediakan
beberapa teks tentang kosa kata di LKPD.

Gambar 2.1 Pelaksanaan sintak orientasi peserta didik pada


masalah

Orientasi peserta didik pada masalah.

9
Power poin

Gambar 2.2 Penggunaan Media power poin

b) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar : Dalam kegiatan ini peserta


didik dibagi dalam 4 kelompok secara heterogen, selanjutnya guru
memastikan siswa dalam memahami tugasnya, mencermati LKPD,
kemudian kelompok membagi tugas untuk mencari bahan yang berkaitan
dengan tugasnya.

10
Gambar 2.3 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

11
Gambar 2. 4 Pemusatan pada kasus

12
Gambar 2. 5 Mencermati LKPD

c) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok : Dalam kegiatan


ini guru memantau keterlibatan peserta didik dalam kegiatan diskusi
kelompok, peserta didik mencari data dan mencatat semua informasi yang
diperoleh.

13
Gambar 2.6 Membimbing penyelidikan kelompok

d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya : Dalam kegiatan ini peserta


didik berdiskusi dalam menganalisis kasus pelanggaran hukum dan
merancang hasil evaluasi kelompok, kemudian kelompok menentukan
solusi untuk permasalahan mereka dan menyajikan hasil evaluasi dalam
bentuk karikatur/poster dan mengisi LKPD.

14
Gambar 2.7 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah : Dalam


kegiatan ini siswa melakukan presentasi karya berupa Karikatur /poster
yang telah dikerjakan dalam kelompok, kemudian kelompok lainnya
memberikan tanggapannya terhadap karya yang disajikan tersebut.

15
Gambar 2.8 Presentasi hasil kerja peserta didik

16
2. Menggunakan media ajar yang berbasis TIK
Dalam penggunaan media, guru sudah menerapkan media dengan unsur
TPACK (seperti Video pembelajaran dan PPT) sehingga peserta didik lebih
antusias dalam pembelajaran dan lebih mudah memahami materi. Dan guru
juga mengkombinasikan dengan menggunakan media flashcard dalam
pembelajaran pada materi kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
3. Menggunakan Teknologi

17
Dalam kegiatan pembelajaran ini berbagai teknologi sebagai sumber atau alat
pembelajaran sudah digunakan oleh guru seperti laptop, speaker, proyektor.
4. Mengembangkan Advance Materials berupa materi berbasis HOTs
Dalam kegiatan ini, guru sudah melakukan pengembangan materi ajar berupa
materi HOTs yaitu materi meta kognitif yang dicantumkan pada lampiran RPP.
Materi ini juga telah digunakan sebagai bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran
di kelas, dimana guru telah menggandakan materi tersebut kemudian telah
dibagikan kepada siswa.
5. Melakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
6. Menerapkan unsur-unsur pembelajaran abad 21 yaitu communication,
collaboration, critical thinking and problem solving, creativity and innovation.
Ke empat komponen ini sudah terlihat jelas dalam rangkaian kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan oleh penulis. Dalam sintak model yang
digunakan oleh penulis ini, keempat komponen ini sudah dimuat dan sudah
berhasil diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, Komunikasi dan
kolaborasi terlihat pada kegiatan diskusi dan presentasi kelompok, dan
kreatifitas terlihat dalam hasil karya siswa dalam bentuk karikatur.
7. Melakukan penilaian
Selama proses pembelajaran guru telah melakukan penilaian terhadap peserta
didik, adapun penilaian yang dilakukan yaitu penilaian sikap selama peserta
didik berdiskusi dan presentasi, dan penilaian keterampilan melalui kegiatan
presentasi yang dilakukan peserta didik. Guru juga telah mempersiapkan rubrik
penilaiannya dalam RPP.

2.3 Sumber daya atau materi yang diperlukan


Sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah :
1. ketersediaan fasilitas atau alat-alat pembelajaran yang berbasis IT (computer,
speaker, infokus) di sekolah dengan lengkap, sehingga guru tidak perlu secara
bergilir dalam menggunakan infokus.
2. Ketersediaan jaringan internet seperti wifi di sekolah, hal ini dibutuhkan supaya
siswa dapat memanfaatkan fasilitas chrome book yang dimiliki sekolah. Sehingga

18
kegiatan mencari dan menyelidiki bahan/data yang dibutuhkan dapat dilakukan
secara online.

BAB III
PENUTUP
Dampak dari penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
mata pelajaran PPKn di tingkat SMK membuat proses pembelajaran yang dilaksanakan
menjadi lebih bermakna, menarik dan menyenangkan. Selama kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan peserta didik terlibat aktif dan lebih antusias dari sebelumnya.
Peserta didik juga menunjukkan kreatifitasnya dalam menyajikan karya hasil kritikan
terhadap permasalah yang dibahas dalam bentuk karikatur. Tentu penerapan model ini
sangat efektif, dimana tujuan pembelajaran yang diharapkan sudah terwujud dan peserta
didik dapat memahami materi yang dibahas.
Respon peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini sangat positif, dimana
mereka juga menginginkan pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Peserta didik
sangat menyukai pembelajaran dengan menggunakan media IT di kelas, karena menurut
mereka penggunaan media seperti video membuat perhatian mereka lebih fokus
sehingga kegiatan pembelajaran dapat diikuti dengan maksimal. Pembelajaran yang
dirancang membuat peserta didik berpartisipasi aktif selama pembelajaran, sehingga
suasana pembelajaran yang tercipta tidak monoton.
Faktor keberhasilan dari kegiatan ini yaitu guru telah merancang kegiatan
pembelajaran dengan baik di RPP dan telah berhasil melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran inovatif, media yang berbasis ICT, berpusat
pada peserta didik, dan memuat unsur-unsur pembelajaran abad 21. Faktor keberhasilan
yang lain dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih
menyenangkan dan bermakna, dan di akhir pembelajaran peserta didik mampu
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran yang dapat diambil dari keseluruhan proses kegiatan ini yaitu
sebagai seorang pendidik sudah menjadi tanggung jawab guru untuk merancang
pembelajaran yang menarik, dan menggunakan model-model pembelajaran yang
inovatif. Guru juga harus memperhatikan keberhasilan proses kegiatan pembelajaran
dan ketercapaian tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amir, T.M, 2009. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Ariyana. Y, Pudjiastuti. A, Bestary.B.R & Zamroni. 2018. Buku Pegangan


Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta :
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Kuntari Eri Murti. 2013. Pendidikan Abad 21 Dan Implementasinya Pada Pembelajaran
Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Untuk Paket Keahlian Desain Interior.

Sulaiman & Mislinawati. 2017. Kendala Guru Dalam Menerapkan Model-Model


Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada SD Negeri 62 Banda Aceh.
Aceh
: Jurnal Pendidikan Dasar Dan Humaniora Universitas Syiah Kuala.

20
21
22
23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai