Anda di halaman 1dari 66

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING PADA MATAPELAJARAN EKONOMI UNTUK
MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS)
KELAS XI.IPS.1
SMAN 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

RIDWAN, SE. M.Pd

SMA NEGERI 9 TANJAB TIMUR

TANJUNG JABUNG TIMUR

PROVINSI JAMBI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu “alaikumWr.Wb

Puji Syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena dengan hidayah
dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan PTK ini dengan baik.
PTKiniberjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
Meningkatkan Kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Mata
Pelajaran Ekonomi SiswaKelas XI.IPS 1 SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur”.
yang disusun guna untuk menyelesaikan tugas akhir penelitian Kelas Virtual Guru
Inovatif Indonesia.
Keterbatasan waktu dalam penyelesian PTK ini merupakan kendala yang
sangat berarti, kemudian pengalaman penulis yang masih minim juga merupakan
kendala yang pada akhirnya membuat semangat penulis untuk menyelesaikan
PTK ini dengan sungguh-sungguh.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas
ini,semoga penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca khusunya bagi penulis
sendiri. Penulis juga menyadari dalam pembuatan PTK ini penulis masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi penyempurnaan karya tulis ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA................................................................................5
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning.............................................5
B. Higher Order Thinking Skills (HOTS).........................................................7
C. Karakteristik HOTS......................................................................................9
D. Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS.................................................10
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................12
A. Setting Penelitian........................................................................................12
B. Prosedur Penelitian.....................................................................................12
C. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................16
D. Teknik Analisis Data...................................................................................18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................19
A. Hasil Penelitian...........................................................................................19
B. Pembahasan.................................................................................................31
BAB V. PENUTUP...............................................................................................35
A. Kesimpulan.................................................................................................35
B. Saran............................................................................................................35
LAMPIRAN..........................................................................................................38

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Problem Based Learning.............................................6

Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 18

Tabel 4.1 Analisis HOTS Siklus 1.....................................................................................23


Tabel 4.2 Analisis HOTS Siklus II....................................................................................30

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus PTK....................................................................................................13

iv
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan istilah Higher Order
Thinking Skills (HOTS) pada Taksonomi Bloom, merupakan dimensi proses kognitif
dari tingkat rendah ketinggi. Agar lebih relevan digunakan dalam dunia pendidikan
abad ke-21. Taksonomi Bloom versi lama berupa kata benda yaitu: pengetahuan,
pemahaman, terapan, analisis, sintesis, evaluasi. Setelah direvisi menjadi kata kerja:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Sesuai dengan tuntutan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 dan
menuju pembelajaran abad 21 dimana dibutuhkan keaktifan siswa serta menggali
keterampilan berfikir kritis siswa. Menurut Depdikbud (2017) Kecakapan yang
dibutuhkan di Abad 21 juga merupakan keterampilan berpikir lebih tinggi Higher
Order Thinking Skills (HOTS) yang sangat diperlukan dalam mempersiapkan
peserta didik dalam menghadapi tantangan global. Kecakapan yang dibutuhkan
antara lain: 1). Kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical
Thinking and Problem Solving Skill) 2). Kecakapan berkomunikasi
(Comminication Skills) 3). Kreatifitas inovasi (Creativity and Innovation) 4).
Kolaborasi (Collaboration). Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21, karena
merupakan era informasi dan teknologi. Seorang harus merespon perubahan
dengan cepat dan efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang
fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai
sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.
Kenyataan di kelas, berdasarkan hasilo bservasi awal yang dilakukan oleh
peneliti, siswa kurang dapat berfikir tingkat tinggi terutama untuk menjawab soal-
soal HOTS pada ulanganhariankarena model pembelajaran yang masih
menggunakan model konvensional, yaitu menggunakan cara-cara (menghafal dan
menerima informasi saja) dengan metode ceramah guru yang lebih aktif dan
banyak berbicara di dalam kelas dibandingkan siswa, sementara siswa terkadang
tidak fokus dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasasarkan hal tersebut, perlu memperbaiki model pembelajaran yang

1
2

digunakan sesuai dengan Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud


No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model
pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku santifik, sosial serta
mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah (1) model
Pembelajaran melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry) Learning),
(2) model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL), (3)
model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning/PJBL).
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Suratno dkk. (2020) menyatakan
bahwa 1). Terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL)
terhadap kemampuan berpikirt ingkat tinggi (HOTS) siswa 2). Terdapat pengaruh
motivasi belajar terhadap kemampuan berpikirtingkat tinggi (HOTS) siswa
3).Terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) ditinjau dari motivasi belajar
siswa.Sedangkan Menurut pendapat Sanjaya (2011) Problem Based Learning
(PBL) merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Diharapkan nantinya dengan penerapan model Problem Based Learning di
Kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur dapat meningkatkan
kemampuan berpikirtingkat tinggi (HOTS) peserta didik dalam menjawab soal-
soal ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS), dan penilaian akhir semester
(PAS), termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam diskusi
kelompok di kelas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah pada penelitian ini
adalah Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada
Mata Pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan Higher Order Thinking Skills
(HOTS) Kelas XI. IPS.1 SMAN 9 Tanjung Jabung Timur?
3

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah Untuk mengatahui penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan Higher Order
Thinking Skills (HOTS) siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS.1
SMAN 9 Tanjung Jabung Timur.

D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dipergunakan sebagai bahan
studi dan kajian perbandingan bagi peniliti lain yang berkaitan dengan
masalah dalam meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) siswa
pada mata pelajaran Ekonomi melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 9 Tanjung Jabung
Timur.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan agar dapat menjadi siswa yang memiliki motivasi tinggi
dan kreatif setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based
Learning.
b. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning untuk dapat
meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) siswa pada
matapelajaran ekonomi kelas XI.IPS.1 SMAN 9 Tanjung Jabung
Timur.
4
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Problem Based Learning


1. Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning Model
Model pembelajaran melalui pemecahan masalah atau sering disebut
dengan problembased learning membantu siswa untuk berusaha belajar
mandiri dalam memecahkan masalah dengan mengembangkan kemampuan
menganalisis dan mengelolah informasi. Selain itu juga memotivasi peserta
didik dalam menyelesaikan pekerjaannya sampai menemukan jawaban-
jawaban atas problem yang sedang dihadapi. Menurut Huda (2015) problem
based learning adalah sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses
menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah, masalah tersebut,
dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran untuk diselesaikan
oleh siswa secara bersama-sama dalam kelompok. Sejalan dengan pendapat
Sumantri (2015) pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pendapat lain yang
dikemukakan oleh Tan (dalam Rusman, 2014) pembelajaran berbasis masalah
merupakan inovasi baru dalam pembelajaran karena PBM kemampuan
berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok
atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah,
menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Rusman (2014) pembelajaran
berbaisis masalah membantu untuk menunjukkan dan memperjela secara
berpikir serta kekayaan struktur dan proses kognitif yang terlibat di
dalamnnya. Sedangkan menurut pendapat Sanjaya (2011) Problem Based
Learning (PBL) merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah.

1
2

2. Kelebihan dan Kekurangan model Problem Based Learning


Menurut Sumantri (2015) model pembelajaran problem based
learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.
a. Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning
1) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
2) Berpikir dan bertindak kreatif
3) Siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4) Mengidentifikasi dan mengevaluasi penyelidikan
5) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
6) Merangsang bagi perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi dengan tepat
7) Dapat membuat pendidikan lebih relevan dengan kehidupan
b. Kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning
1) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model ini.
Misalnya: terbatasnya sarana prasarana atau media pembelajaran
yang dimiliki dapat menyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan konsep yang
diajarkan.
2) Membutuhkan alokasi waktu yang lebih lama.
3) Pembelajaran hanya berdasarkan masalah.

3. Langkah-LangkahModel Problem Based Learning


Menurut Suprihatiningrum (2013) penggunaan model
pembelajaran problem based learning mengikuti langkah-langkah yang
tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Problem Based Learning
Tahapan Kegiatan Guru Di Kelas
Tahap-1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
Orientasi siswa yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
pada masalah cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih

Tahap-2 Guru membantu siswa untuk mendefenisikan dan


3

Mengorganisasi mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan


siswa untuk masalah tersebut
belajar
Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
Membimbing sesuai untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
penyelidikan
individual
maupun
kelompok

Tahap-4 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan


Mengembangka karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta
n dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
menyajikan
hasilkarya
Tahap-5 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
Menganalisis terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
dan gunakan.
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah

B. Higher Order Thinking Skills (HOTS)


1. Pengertian HOTS
Higher Order Thinking Skills merupakan proses berpikir peserta didik
dalam level kognitif yang lebih tinggi, dikembangkan dari berbagai konsep dan
metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving,
taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian
(Saputra, 2016). Menurut Newman dan Wahlage (dalam Widodo, 2013) dengan
higher order thinking peserta didik akan dapat membedakan ide atau gagasan
secara jelas, berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mampu
mengkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal
kompleks menjadi lebih jelas.
Menurut Vui (dalam Kurniati, 2014) higher order thinking skill sakan
4

terjadi ketika seorang mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah
tersimpan di dalam ingatannya dan mengaitkannya dan/atau menata ulang serta
mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan atau
menemukan suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.
Soal-soal HOTS merupakan instrument pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikirtingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang
tidak sekadar mengingat, menyatakan kembali, atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan. Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1)
transfer satu konsep kekonsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan
informasi, 3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4)
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide
dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS
tidak berarti soal yang lebih sulit dari pada soal mengingat.
Berdasarkan pengertian tersebut berarti, berpikir tingkat tinggi
merupakan kemampuan berpikir menurut taksonomi Bloom, yang meliputi:
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mengkreasi (create).
Peringkat kognitif Bloom. Menurut Moore dan Stanley (2010), taksonomi
bloom mencakup menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi merupakan
level kognitif tingkat tinggi. Selanjutnya, Moore dan Stanley, (2010),
menambahkan bahwa level 4 sampai 6 the higher level of thinking.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Higher Order Thinking Skill


(HOTS)
Untuk mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik
dalam sebuah pembelajaran menurut Budsankom (2015) dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain yaitu:
a. Lingkungan Kelas
Hal tersebut dapat disebabkan karena lingkungan yang baik dapat membantu
peserta didik dalam memudahkan proses berpikir.
b. Psikologis
Jika kondisi psikologis peserta didik dalam keadaan baik, maka mereka
5

mampu untuk menerima pembelajaran dan mengeluarkan kemampuannya


secara maksimal.
c. Karakteristik intelektual peserta didik
Peserta didik yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi akan mudah
menerima pembelajaran HOTS dibandingkan dengan siswa yang memiliki
kelambatan dalam tingkat berpikir.

C. Karakteristik HOTS
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi
penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.
Berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal HOTS, yaitu: (Depdikbud, 2018).
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, meminimalkan aspek
ingatan atau pengetahuan antara lain:
a. Menemukan
b. Menganalisis
c. menciptakan metode baru
d. Merefleksi, memprediksi
e. Beragumen, dan
f. Mengambil keputusan yang tepat.
The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan
bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses; menganalisis,
merefleksi, memberikan argumen, menerapkan konsep pada situasi berbeda,
menyusun, dan menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah
kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang. Dengan demikian,
jawaban soal-soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam stimulus.
2. Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan assesmen yang berbasis situasi nyata
dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat
menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan
masalah.
3. Menggunakan bentu ksoal yang beragam
6

Menggunakan soal yang beragam serta bervariasi dalam menyusun


soal memunkinkan untuk menggali pemikiran peserta didik keberpikir tingkat
yang lebih tinggi lagi.

D. Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS


Menurut Kemendikbud (2018), untuk menulis butir soal HOTS, penulis
soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan
merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam
konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian
materi yang akan ditanyakan (yang menuntutpenalarantinggi). Oleh karena itu
dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar,
keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas pendidik
dalam memilih stimulus soal.
Berikut ini langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Memilih Kompetensi Dasar yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
Tidak semua Kompetensi Dasar dapat dibuatkan model-model soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kisi-kisi adalah
indikator jabaran dari Kompetensi Dasar (KD), kompetensi dasar
jabarandari Kompetensi Inti (KI), kompetensi inti jabaran dari standar
kompetensi lulusan mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan mata
pelajaran jabaran dari standar kompetensi lulusan satuan pendidikan, dan
standar kompetensi lulusan satuan pendidikan jabaran dari sistem
pendidikan nasional. Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk
membantu dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi
tersebut diperlukan untuk memandu dalam:
a) Memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS,
b) Memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji,
c) Merumuskan indicator soal,dan
d) Menentukan level kognitif.
7

3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual


Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong
peserta didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya
baru, belum pernah dibaca oleh pesertadidik. Sedangkan stimulus
kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam
kehidupan sehari- hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisisoal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir
soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan
kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada
aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan
pedoman penskoran atau kunci jawaban. Kunci jawaban dibuat untuk
bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks dan isian.

E.
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti memfokuskan penelitian pada upaya
meningkatkan berpikir tingkat tinggi siswa pelajaran ekonomi kelas XI IPS.1
melalui model pembelajaran problem based learning di SMAN 9 Tanjung Jabung
Timur, tujuannya adalah untuk mengetahui adanya perubahan dalam penerapan
model pembelajaran problem based learning dalam upaya meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa serta mengetahui seberapa besar
peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning. Penelitian tindakan akan
dilaksanakan pada kelas XI.IPS.1 di SMAN 9 Tanjung Jabung Timur pada
semester ganjil bulan September hingga Oktober 2022.

B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
dilakukan untuk memecahkan masalah di kelas. Menurut Oja dan Sumarjan
(dalam Sugiarti, 2007) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat
macam yaitu, a) peneliti sebagai guru, b) penelitian tindakan kolaboratif, c)
simultan terintegratif, d) administrasi social eksprimental. Dalam penelitian
tindakan ini peneliti bertindak sebagai guru, penanggungjawab penuh penelitian
ini adalah guru.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus, apabila
siklus I pembelajaran telah selesai dimana telah diketahui beberapa informasi dari
hasil analisis data penelitian dan kemudian dilakukan refleksi guna membuat
pembelajaran yang lebih baik. Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi
dengan memodifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang
bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik.
Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat dan
direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Pelaksanaan siklus
II untuk memperbaiki beberapa kelemahan pada siklus I sekaligus meningkatkan

1
2

kualitas pembelajaran. Apabila berpikir tingkat tinggi siswa dari siklus I ke siklus
II sudah menunjukkan peningkatan, berarti pada penelitian ini cukup dilakukan
sampai pada siklus II. Namun jika berpikir tingkat tinggi siswa dari siklus I
kesiklus II belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, maka akan
dilakukan refleksi guna membuat pembelajaran yang lebih baik untuk
memperbaiki beberapa kelemahan yang terdapat pada siklus I dan siklus II.

Gambar 3.1 Siklus PTK


Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus kegiatan yaitu
siklus I, siklus II, masing-masing siklus terdiri atas empat tahap dan dilakukan
tiga pertemuan. Tahap kegiatan setiap siklus adalah: 1) menyusun rencana
kegiatan, 2) melakukan tindakan, 3) melakukan observasi, dan 4) membuat
analisis yang dilanjutkan dengan refleksi. Pada penelitian ini yang melaksanakan
kegiatan mengajar adalah peneliti, sedangkan yang bertindak sebagai observer
adalah teman sejawat.

1. Siklus I
Tahap kegiatan pada siklus I adalah:
a. Penyusunan rencana kegiatan
3

Pada tahap ini guru menyusun rencana pembelajaran berdasarkan materi


pelajaran yang akan diajarkan dengan urutan:
1) Menyiapkan peralatan pembelajaran
2) Menyusun silabus
3) Menyusun rencana pembelajaran
4) Menyusun instrument yang terdiri dari lembar pengamatan untuk siswa,
lembar pengamatan sikap, lembar pengamtan keterampilan.
5) Menentukan jadwal tidankan kelas
b. Pemberian tindakan
Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan guru adalah:
1) Guru memberikan lembar observasi yang akan diisi oleh observer.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran materi pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi dengan menerapkan problem based learning
sesuai dengan sintaks dalam RPP yang telah dibuat.
3) Memberikan tes siklus I kepada siswa untuk mendapatkan data
kemampuan HOTS siswa dengan model problem based learning
4) Mencatat dan merekam segala aktivitas belajar yang terjadi oleh observer
dan diisi pada lembar observasi yang sudah disediakan sebagai data
untuk tahap refleksi
5) Diskusi dengan observer sebagai teman sejawat untuk mengklarifikasi
hasil lembar observer.
c. Melakukan observasi
Pada saat pembelajaran berlangsung teman sejawat sebagai observer
melakukan pengamatan dan mencatat kejadian-kejadaian selama
pembelajaran berlangsung. Hasil catatan observer bermanfaat untuk
pengambilan keputusan dalam kegiatan selanjutnya.
d. Analisis dan refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan teman sejawat dikumpulkan dan
dibahas bersama untuk mendapatklan pandangan terhadap tindakan
selanjutnya. Hasil pembahasan ini dapat dijadikan bahan untuk menentukan
langkah tindakan pada siklus ke 2.
4

2. Siklus II
Tahap kegiatan pada siklus II adalah:
a. Penyusunan rencana kegiatan
Rencana kegiatan disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi selama
siklus I.
b. Pemberian tindakan
1. Guru memberikan lembar observasi yang akan diisi oleh observer.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran materi pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi dengan menerapkan problem based learning sesuai
dengan sintak dalam RPP yang telah dibuat.
3. Memberikan tes siklus II kepada siswa untuk mendapatkan data
kemampuan HOTS siswa dengan model problem based learning
4. Mencatat dan merekam segala aktivitas belajar yang terjadi oleh observer
dan diisi pada lembar observasi yang sudah disediakan sebagai data untuk
tahap refleksi
5. Diskusi dengan observer sebagai teman sejawat untuk mengklarifikasi hasil
lembar observer.
c. Pelaksanaan observasi
Pada saat guru mengajar, teman sejawat melakukan pengamatan dan
mencatat kejadian-kejadian selama pembelajaran berlangsung.
d. Analisis dan refleksi
Pada akhir siklus II dilakukan analisis dan refleksi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan. Dari hasil analisis dan refleksi dapat ditentukan langkah-
langkah tindakan pada siklus III.

C. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap
5

kegiatan pembelajaran serta motivasi siswa selama proses pembelajaran. Data


dalam penelitian diproses dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1. Lembar Observasi
Observasi (pengamatan) adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematika gejala-gejala yang diselidiki,
observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dengan
menggunakan pedoman ini, peneliti dapat melakukan pencatatn mengenai
berbagai hal yang terjadi selama proses belaja rmengajar berlangsung, kemudian
baru dilakukan interpretasi terhadap hasil pengamatan tersebut. Observasi
dilakukan pada setiap pertemuan dengan bantuan tim observer untuk melihat
peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran.
2. Lembar Soal
Lembar tes yang digunakan untuk mengetahui berpikir tingkat tinggi siswa
pada materi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi, ketenagakerjaan,
dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning. Tes ini
disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai digunakan untuk
mengukur kemampuan pemahaman materi yang telah dipelajari. Lembar tes ini
diberikan setiap akhir siklus.
Penilaian tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills
(HOTS). Penilaian tes terdiri dari soal berbentuk uraian yang mengacu pada
indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi. Indikator berpikir tingkat tinggi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis
1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi kedalam bagian yang lebih kecil untu
kmengenali pola atau hubungannya.
2) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat
dari sebuah skenario yang rumit.
3) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.
6

b. Mengevaluasi
1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
2) Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian
3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan
c. Mengkreasi
1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu
2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur
baru yang belum pernah adas ebelumnya.
3. Wawancara
Instrumen untuk mengumpulkan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan
yang ditujukan kepada siswa secara acak untuk mendukung penelitian ini.
Pertanyaan tersebut seputar berpikir tingkat tinggi siswa, sehingga peneliti
nantinya dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa selama ini tentang
higher order thinking skills (HOTS).
4. Catatan Lapangan
Dalam pencatatan lapangan ini dilakukan oleh observer dalam hal ini
sebagai teman sejawat untuk membantu peneliti merekam kegiatan pembelajaran
di dalam kelas melalui pencatatan awal pembelajaran sampai dengan selesainya
pembelajaran. Hal tersebut memudahkan peneliti dalam menyusun Penelitian
Tindakan Kelas ini.

D. Teknik Analisis Data


Data hasil tes untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
dilihat dari skor yang diperoleh dalam mengerjakan soal tes kamampuan berpikir
tingkat tinggi. Skor yang diperoleh siswa, kemudian dihitung persentasenya untuk
7

mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi. Skor kemampuan berpikir tingkat


tinggi siswa adalah jumlah skor yang diperoleh peserta didik pada saat
menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Nilai akhir yang
diperoleh adalah:
Ju mla h sk o r ya ng di p � 湡 r ol e h
¿ lai ak h ir= × 1 00
Sk∨maksimum
Dari hasil tes kemampuan dianalisis untuk menentukan katagori tingkat
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Kategori kemampuan
berpikirtingkat tinggi siswa tersebut ditentukan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Nilai siswa Kategori
90 <nilai< 100 Sangat baik
70 <nilai< 80 Baik
50 <nilai< 60 Cukup
30 <nilai< 40 Kurang
0 <nilai< 20 Sangat kurang
Penelitian ini dikatakan berhasil jika siswa telah mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) di atas 74 dengan kategori Baik. Sedangkan tes soal
HOTS digunakan untuk mengetahui berpikir tingkat tinggi siswa di kelas XI.IPS.1
SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar seorang siswa telah
tuntas apabila telah mencapai skor 74 dengan kategori baik dan persentase
ketuntasan belajar sebesar 75%. Adapun untuk menghitung persentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut (Daryanto, 2014):

P=
∑ Si swa ya ng tu ntas be lajar × 10 0 %
∑ Si swa
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 September dan 19
Oktober 2022, sebagaimana telah dijelaskan pada bab III dalam metode
penelitian, penelitian pada siklus I dibagi menjadi dalam empat kegiatan yaitu: 1)
perencanaan, 2) pemberian tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi.
1. Hasil Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan yang terdiri
dari:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan
pertama, kedua. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Semua
cakupan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini merupakan
perangkat pembelajaran yang digunakan guru sebagai pedoman dalam
mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan.
2) Menetapkan materi bahan ajar siklus I. Materi bahan ajar pada pertemuan
pertama yang akan di sampaikan oleh guru pada siklus I adalah tentang
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
3) Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model problem
based learning. Skenario pembelajaran pada pertemuan pertama adalah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi pelajaran yang akan
dicapai oleh siswa setelah berakhirnya proses pembelajaran, memberi
Lembar Kerja (LK) kepada tiap-tiap kelompok siswa, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan masalah yang disajikan pada Lembar Kerja Siswa.
Memberikan kesempatan kepada tiap-tiap perwakilan siswa untuk tampil
kedepan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
4) Menyiapkan lembar observasi atau pengamatan untuk melihat bagaimana
situasi belajar mengajar di dalam kelas. Lembar observasi yang dibuat
terdiri dari lembar observasi atau pengamatan proses pembelajaran materi

1
2

tentang pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan model Problem


Based Learning, dan lembar observasi atau pengamatan yang dilakukan
oleh teman sejawat dalam mengikuti pelajaran ekonomi ini dibuat setiap
pertemuan disetiap siklusnya. Dimana guru ekonomi sebagai teman
sejawat peneliti pada penelitian ini yang mengamati aktivitas sikap siswa
dalam berdiskusi.

b. Pelaksanaan
Pada siklus I dan pertemuan pertama, peneliti memulai Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) untuk melihat bagaimana penggunaan model problem
based learning oleh guru, agar dapat meningkatkan kemampuan HOTS siswa
kelas XI.IPS.1 SMAN 9 Tanjung Jabung Timur. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peneliti dalam kegiatan pendahuluan pada proses
pembelajaran yaitu kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam kemudian menanyakan kabar dan siswa yang tidak masuk. Setelah itu guru
memberi informasi awal terkait materi yang akan diajarkan, tujuan pembelajaran
kemudian guru mengorganisasi siswa pada masalah. Mengorganisasi siswa untuk
belajar dan membimbing siswa dalam penyelidikan kelompok, sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran problem based learning yang akan dilakukan pada
pertemuan ini. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
setiap kelompoknya terdiri dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru
menugaskan masing-masing kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan sesuai
dengan materi pada kelompoknya. Tugas yang diberikan adalah latihan awal bagi
siswa dibantu oleh teman sejawat mengamati sikap siswa dan melihat proses
diskusi masing-masing kelompok.
Kegiatan diskusi kelompok diberikan waktu 40 menit, setiap siswa
dianjurkan untuk aktif selama diskusi dengan menyampaikan ide-ide. Guru juga
membantu siswa yang mengalami kesulitan selama membuat tugas dan selama
proses diskusi berlangsung. Guru berkeliling untuk mengamati diskusi setiap
kelompok dan membimbing mereka. Untuk mengecek pamahaman tentang tugas
yang diberikan, guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan tugas dari
3

hasil diskusi dan kerjasamanya. Pada pertemuan pertama siklus I, ada kelompok
yang maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Sedangkan kelompok lain
memperhatikan dan diwakili oleh salah seorang untuk maju kedepan. Diantara
kelompok yang ditugaskan ada 1 kelompok yang tidak dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik.Kegiatan penutup guru memberikan umpan balik
pertanyaan. Guru meminta siswa untuk pelatihan lanjutan di rumah. Guru
menutup pelajaran dengan salam.
Pada siklus I pertemuan kedua, Sebelum memulai pembelajaran terlebih
dahulu posisi tempat duduk dirubah menjadi leter U supaya suasana dalam belajar
lebih baik lagi, hal tersebut diupayakan setiap pertemuan. Kemudian siswa duduk
dikelompoknya masing-masing setelah itu diberi kesempatan selama 10 menit
untuk kegiatan literasi, setelah memahami materi masing-masing barulah
dilanjutkan dengan penayangan infocus berupa gambar yang harus diamati oleh
siswa sehingga melahirkan pertanyaaan-pertanyaan. Pada kesempatan ini antusias
siswa lebih terlihat semangat menjawab gambar yang ada pada tanyangan
tersebut.
Kegiatan diskusi kelompok berjalan dengan lancar dan tertib terlihat dari
observasi/pengamatan di kelas, pelaksanaan dibantu oleh teman sejawat yang
melakukan penilaian dalam diskusi kelompok. Kegiatan ini berjalan kurang lebih
45 menit, setelah itu beberapa kelompok dapat menyelesaikan tugasnya lebih
cepat dari waktu yang telah ditentukan, akan tetapi beberapa kelompok yang tidak
berhasil menyelesaian tugas kelompoknya tepat pada waktunya.
Tugas kelompok selanjutnya adalah mengerjakan Lembar Kerja (LK)
kurang lebih 30 menit, dalam hal ini siswa diberi tugas untuk mencari artikel
diinternet mengenai prinsip ekonomi. Siswa mencari tugas tersebut mnelalui
laptop yang telah terhubung dengan internet di depan kelas, keterbatasan mencari
artikel karena waktu yang singkat diakali dengan membagi beberapa kelompok
tugas dengan fasilitas internet diruang guru dan HP siswa yang terhubung di
internet yang disediakan guru didepan kelas. Pelaksanaan tugas tersebut
nampaknya berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapakan, walaupun
masih banyak siswa yang namapak duduk dan berdiri saja menyaksikan temannya
4

mencari artikel diinternet. Setelah selesai siswa mengumpulkan tugas yang


didapat melaui internet, kemudian guru menutup pembelajaran.
Hasil dari siklus I pertemuan pertama, kelompok belum memahami benar
model pembelajaran problem based learning serta langkah-langkahnya, sehingga
pada saat pemberian penugasan oleh guru setiap kelompok secara keseluruhan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada
kelompoknya. Hasil pengamatan dari awal diskusi sampai presentasi siswa
kedepan kelas, ternyata ada kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik yaitu kelompok I, kelompok III, kelompok IV, dan kelompok V. Ada satu
kelompok yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik yaitu kelompok
II. Sedangkan satu kelompok yang berhasil selesai sesuai dengan langkah-langkah
dalam model pembelajaran PBL yaitu kelompok I.
Hasil siklus I pertemuan kedua, pada pertemuan kali ini guru membuka
pembelajaran dan setelah itu para siswa diarahkan untuk memperhatikan
kompetensi yang akan dicapai yaitu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
sedangkan tujuan indikator yang akan dicapai oleh peserta didik antara lain siswa
mampu menjelaskan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi dalam
perekonomian nasional. Setelah proses pembelajaran pertemuan kedua berakhir,
dimana setiap kelompok diminta untuk bekerja sama dalam kelompoknya,
menyelesaikan masalah sesuai dengan materi yang telah diberikan.

c. Pengamatan (Observasi)
Hasil observasi gambaran perilaku siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang telah diamati oleh teman sejawat sebagai observer dalam
penelitian ini, kemudian guru berusaha memberikan stimulus untuk merangsang
pertanyaan yang HOTS. Siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
di lembar kerja peserta didik secara individu. Berdasarkan hasil tes Siklus I yang
dilakukan tanggal 5 Oktober 2022 maka didapatkan hasil secara keseluruhan rata-
rata hasil ujian diperoleh siswa dalam ujian tersebut sebesar 71,40.
5

Tabel 4.1 Analisis HOTS Siklus 1


Nilai Siswa Frekuensi Kategori
95 0 Sangat Baik
75 6 Baik
55 0 Cukup
35 0 Kurang
15 23 Sangat kurang
Berdasarkan analisis kemampuan HOTS pada siklus I menunjukkan nilai
siswa yang mendapatkan nilai siswa 95 dengan frekuensi 0 (0%), sedangkan
untuk rentang nilai siswa 75 dengan frekuensi 6 (20,69%) dengan kategori baik
yang mampu mencapai KKM. Untuk nilai siswa yang berada pada rentang nilai
siswa 55 dengan frekuensi sebesar 0 (0%) siswa dengan kategori cukup. Untuk
nilai siswa yang berada di rentang 35 dengan frekuensi sebanyak 0 (0%) orang
dengan kategori kurang, dan untuk nilai siswa yang berada pada rentang 15
dengan frekuensi sebesar 23 (79,31%) orang dengan kategori sangat kurang dari
jumlah siswa sebesar 29 orang. Jadi ketuntasan klasikalnya di siklus I sebesar
20,69% belum memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 75%. Jadi penelitiannya
akan dilanjutkan disiklus berikutnya yaitu pada siklus II.

d. Refleksi
Berdasarkan data dan hasil belajar siswa pada siklus I, dapat disimpulkan
bahwa peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem
based learning belum sepenuhnya berhasil atau belum terpenuhinya indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian. Ketidakberhasilan dapat
dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
disebabkan oleh kendala-kendala yang dihadapi peneliti dalam proses
pembelajaran. Adapun kendala-kendala yang dihadapi peniliti pada pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada siklus I berdasarkan hasil peniliti dan teman sejawat
adalah:
1) Banyak siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
2) Banyak siswa yang mengobrol ketika guru menjelaskan materi pelajaran.
6

3) Banyak siswa yang belum memahami langkah-langkah dalam diskusi.


4) Banyak siswa yang ribut ketika berdiskusi kelompok.
5) Hanya satu atau dua orang saja yang bekerja dalam kelompok yang
lainnya hanya melihat saja dan berbicara sendiri.
6) Hanya berapa siswa saja yang bertanya jika belum memahami tugas dalam
diskusi kelompok ketika belum mengerti.
7) Sikap siswa tidak bisa bekerja sama dalam kelompok jika anggota bukan
teman akrab.
8) Siswa kurang aktif menanggapi hasil kelompok lain walaupun hanya
sekedar memberikan pertanyaan dari perwakilan kelompok
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dilakukan diskusi dengan
teman sejawat untuk memperbaiki rendahnya nilai HOTS pada siklus I, dari hasil
analisis di atas perlu dilakukan siklus 2, dengan melakukan beberapa perbaikan,
yaitu sebagai berikut:
1) Mempertahankan langkah-langkah kegiatan yang baik pada siklus I seperti
membuat siswa yang tidak ribut disiklus 1 tetapi tidak ribut juga disiklus
berikutnya.
2) Guru harus lebih jelas dan tegas serta harus lebih riinci lagi dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bantuan power point.
3) Membuat siswa lebih aktif secara keseluruhan dan mengurangi hal-hal
yang tidak perlu dalam diskusi seperti bercanda.
4) Membuat siswa lebih fokus dan menikmati diskusi yang lebih menarik dan
menyenagkan.
5) Sesuai dengan saran siswa pada siklus I pada sesi wawancara, bahwa guru
harus lebih banyak memberikan soal-soal latihan dan pekerjaan rumah
(PR).

2. Hasil Pelaksanaan Siklus II


Penelitian pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2022,
sedangkan untuk pertemuan kedua siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 12
7

Oktober 2022. Penelitian siklus II dibagi menjadi dalam empat kegiatan yaitu:
1) perencanaan, 2) pemberian tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II meliputi kegiatan yang terdiri
dari:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga. Siklus II dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Semua cakupan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini
merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan guru sebagai
pedoman dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan.
2) Menetapkan materi bahan ajar siklus II. Materi bahan ajar pada pertemuan
pertama yang akan di sampaikan oleh guru pada siklus II adalah tentang
kesempatan kerja.
3) Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model problem
based learning. Skenario pembelajaran pada pertemuan pertama adalah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi pelajaran yang akan
dicapai oleh siswa setelah berakhirnya proses pembelajaran, memberi
Lembar Kerja (LK) kepada tiap-tiap kelompok siswa, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan masalah yang disajikan pada Lembar Kerja. Memberikan
kesempatan kepada tiap-tiap perwakilan siswa untuk tampil kedepan kelas
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
4) Menyiapkan lembar observasi atau pengamatan untuk melihat bagaimana
situasi belajar mengajar di dalam kelas. Lembar observasi yang dibuat
terdiri dari lembar observasi atau pengamatan proses pembelajaran materi
tentang konsep ilmu ekonomi dengan menggunakan model problem based
learning, dan lembar observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh
teman sejawat dalam mengikuti pelajaran ekonomi ini dibuat setiap
pertemuan disetiap siklusnya. Dimana guru ekonomi sebagai teman
sejawat peneliti pada penelitian ini yang mengamati aktivitas sikap siswa
dalam berdiskusi.
8

b. Pelaksanaan
Pada siklus II pertemuan pertama, peneliti memulai Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) untuk melihat bagaimana penggunaan model problem based learning
oleh guru, agar dapat meningkatkan kemampuan HOTS siswa kelas XI.IPS.1
SMAN 9 Tanjung Jabung Timur. Kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam kemudian menanyakan kabar dan siswa yang tidak masuk
dan pada hari ini. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan ke-2 menajemen, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
peserta didik dapat menganalisis ketenagakerjaan dalam perekonomian nasional.
Setelah itu guru memberi informasi awal terkait materi yang akan
diajarkan, tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran problem based
learning yang akan dilakukan pada pertemuan ini. kemudian guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 5-6 siswa. Setelah
kelompok terbentuk, guru menugaskan masing-masing kelompok bekerja sama
untuk menyelesaikan sesuai dengan materi pada kelompoknya. Tugas yang
diberikan adalah latihan awal bagi siswa dibantu oleh teman sejawat mengamati
sikap siswa dan melihat proses diskusi masing-masing kelompok.
Sebelum pembelajaran berlangsung terlebih dahulu mengulang
pembelajaran minggu yang lalu, ternyata siswa antusias dan masih mengingat dan
menjawab pertanyaaan dari guru. Kegiatan inti guru menjelaskan materi pada hari
ini, kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya terdiri dari 5-6 siswa dengan bentuk tempat duduk leter U. Setelah
keleompok terbentuk, guru mempersilahkan siswa untuk melakukan kegiatan
literasi atau membaca buku kurang lebih 15 menit sebelum berdiskusi, setelah
selesai guru menugaskan masing-masing kelompok bekerja sama untuk
menyelesaikan sesuai dengan materi pada kelompoknya. Tugas yang diberikan
adalah latihan awal bagi siswa dibantu oleh teman sejawat mengamati sikap siswa
dan melihat proses diskusi dimasing-masing kelompok.
9

Kegiatan diskusi kelompok diberikan waktu 40 menit dan diberikan


fasilitas internet didepan kelas untuk membantu mencari informasi yang
dibutuhkan siswa dan membantu lebih jelas ditayangkan langsung melalui infocus
dan bahkan siswa yang tidak dapat kesempatan kedepan menggunakan fasilitas
bisa terkoneksi langsung dengan internet yang ada di depan dengan menggunakan
HPnya masing-masing, setiap siswa dianjurkan untuk aktif dalam berdiskusi
dengan menyampaikan ide-ide. Guru juga membantu siswa yang mengalami
kesulitan selama membuat tugas dan selama proses diskusi berlangsung. Guru
berkeliling untuk mengamati diskusi setiap kelompok dan membimbing mereka.
Dalam pengamatan guru dalam diskusi masih banyak siswa yang tidak aktif
dalam beridiskusi kelompok ada yang sekedar diam dan ada pula yang
mengganggu temannya dalam berdiskusi. Guru mewancarai siswa yang diam
dalam diskusi ternyata siswa tersebut tidak mengerti apa yang harus dilakukannya
kemudian guru terus membimbing dan memberi arahan agar diskusi dapat
berjalan dengan baik.
Pada siklus II pertemua kedua, Sebelum memulai pembelajaran terlebih
dahulu posisi tempat duduk dirubah menjadi leter U supaya suasana dalam belajar
lebih baik lagi, hal tersebut diupayakan setiap pertemuan. Kemudian siswa duduk
dikelompoknya masing-masing setelah itu diberi kesempatan selama 10 menit
untuk kegiatan literasi, setelah memahami materi masing-masing barulah
dilanjutkan dengan penayangan infocus berupa gambar yang harus diamati oleh
siswa sehingga melahirkan pertanyaaan-pertanyaan. Pada kesempatan ini antusias
siswa lebih terlihat semangat menjawab gambar yang ada pada tanyangan
tersebut.
Kegiatan diskusi kelompok berjalan dengan lancar dan tertib terlihat dari
observasi/pengamatan di kelas, pelaksanaan dibantu oleh teman sejawat yang
melakukan penilaian dalam diskusi kelompok. Kegiatan ini berjalan kurang lebih
45 menit, setelah itu beberapa kelompok dapat menyelesaikan tugasnya lebih
cepat dari waktu yang telah ditentukan, akan tetapi beberapa kelompok yang tidak
berhasil menyelesaian tugas kelompoknya tepat pada waktunya.
10

Tugas kelompok selanjutnya adalah mengerjakan Lembar Kerja (LK)


kurang lebih 30 menit, dalam hal ini siswa diberi tugas untuk mencari artikel
diinternet. Siswa mencari tugas tersebut mnelalui laptop yang telah terhubung
dengan internet di depan kelas, keterbatasan mencari artikel karena waktu yang
singkat diakali dengan membagi beberapa kelompok tugas dengan fasilitas
internet diruang guru dan HP siswa yang terhubung di internet yang disediakan
guru didepan kelas. Pelaksanaan tugas tersebut nampaknya berjalan dengan baik
sesuai dengan apa yang diharapakan, walaupun masih banyak siswa yang
namapak duduk dan berdiri saja menyaksikan temannya mencari artikel diinternet.
Setelah selesai siswa mengumpulkan tugas yang didapat melaui internet,
kemudian guru menutup pembelajaran.
Hasil dari siklus II pertemuan pertama, tetap menggunakan model
pembelajaran problem based learning serta langkah-langkahnya, Guru berusaha
maksimal untuk memberikan arahan kepada semua siswa, agar semakin fokus
dalam belajar. Siswa yang terlalu lambat cara belajarnya diberikan fasilitas, diajak
berbicara, diberi soal yang lebih mudah dan diberikan perhatian lebih. Bimbingan
terus diupayakan sehingga siswa yang masih memerlukan bantuan akan merasa
terpacu untuk belajar kembali, dengan penuh semangat dan rasa percaya diri
dalam belajar. Hasil pengamatan dari awal diskusi sampai presentasi siswa
kedepan kelas, ternyata ada kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik yaitu kelompok I, kelompok III, kelompok IV, dan kelompok V. Ada satu
kelompok yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik yaitu kelompok
II. Sedangkan satu kelompok yang berhasil selesai sesuai dengan langkah-langkah
dalam model problem based learning yaitu kelompok I.
Hasil siklus II pertemuan kedua, pada pertemuan kali ini guru membuka
pembelajaran dan setelah itu para siswa diarahkan untuk memperhatikan
kompetensi yang akan dicapai yaitu ketenagakerjaan sedang tujuan indikator yang
akan dicapai oleh peserta didik antara lain siswa mampu menganalisis
ketenagakerjaan di Indonesia. Setelah proses pembelajaran pertemuan kedua
berakhir dan materi yang akan dipelajari siswa pada pertemuan kedua serta
menjelaskan langkah-langkah dari diskusi kelompok yang akan dilakukan oleh
11

tiap-tiap kelompok, dimana setiap kelompok diminta untuk bekerja sama dalam
kelompok menyelesaikan masalah sesuai dengan materi yang telah diberikan.
Untuk mengecek pamahaman tentang tugas yang diberikan, guru
mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan tugas dari hasil diskusi dan
kerjasamanya. Pada pertemuan kedua siklus II, ada kelompok yang maju untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Sedangkan kelompok lain memperhatikan
dan diwakili oleh salah seorang untuk maju kedepan. Kegiatan penutup guru
memberikan umpan balik pertanyaan yang diberikan kepada siswa mengenai
materi yang dipelajari. Guru meminta siswa untuk pelatihan lanjutan di rumah.
Guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Pengamatan (Observasi)
Hasil observasi gambaran perilaku siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang telah diamati oleh teman sejawat sebagai observer dalam
penelitian ini, kemudian guru berusaha memberikan stimulus untuk merangsang
pertanyaan yang HOTS. Siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
di lembar kerja peserta didik secara individu. Setelah pelaksanaan siklus II telah
dilaksanakan dengan model problem based learning di dalam kelas, dengan
menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan berbagai rekomendasi pada
siklus I untuk memperbaiki pembelajaran yang kemudian dapat meningkatnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Maka selanjutnya diadakan tes
siklus II untuk mengetahui perubahan dari ada tidaknya peningkatan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada pembelajaran dengan menggunakan model
problem based learning pada mata pelajaran ekonomi khususnya kelas XI.IPS.1
SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur.
Berdasarkan hasil tes Siklus II yang dilakukan tanggal 19 Oktober 2022
maka didapatkan hasil yang ketuntasan belajar siswa sesuai dengan KKM ada 26
siswa. Secara keseluruhan persentase ketuntasan klasikal sudah tercapai dalam
belajar di siklus II sebesar 89,65 % dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar
75%. Rata-rata hasil ujian yang diperoleh oleh siswa dalam siklus I 25,93 dan
nilai rata-rata di siklus II sebesar 75,21 ini berarti ada kenaikan rata-rata di siklus I
12

ke siklus II sebesar 49,28. Secara garis besar menunjukkan bahwa dengan model
pembelajaran problem based learning, telah berhasil meningkatkan hasil belajar
siswa.
Tabel 4.2 Analisis HOTS Siklus II
Nilai Siswa Frekuensi Kategori
95 2 Sangat Baik
75 24 Baik
55 0 Cukup
35 0 Kurang
15 3 Sangat Kurang

Berdasarkan analisis kemampuan HOTS pada siklus II menunjukkan nilai


siswa yang mendapatkan nilai siswa 95 dengan frekuensi 2 (6,90%) pada kategori
sangat baik, sedangkan untuk rentang nilai siswa 75 dengan frekuensi 24
(82,76%) dengan kategori baik yang mampu mencapai KKM. Untuk nilai siswa
yang berada pada rentang nilai siswa 55 dengan frekuensi sebesar 0 (0%). Untuk
nilai siswa yang berada di rentang 35 dengan frekuensi sebanyak 0 (0%), dan
untuk nilai siswa yang berada pada rentang 15 dengan frekuensi sebesar 3 orang
(10,34%) dengan kategori sangat kurang dari jumlah siswa sebesar 29 orang.
Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh persentase ketuntasan klasikal dari
hasil disiklus II sebesar 89,65%. Jadi telah memenuhi persentase ketuntasan
klasikal sebesar 75% dari siswa yang mengikuti evaluasi di kelas.

d. Refleksi
Berdasarkan data dan hasil belajar siswa pada siklus II, dapat disimpulkan
bahwa peningkatan nilai HOTS siswa dengan menggunakan model Problem
Based Learning telah sepenuhnya berhasil tercapainya indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan dalam penelitian. Keberhasilan dapat dilihat dari
peningkatan dari siklus ke siklus dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,
sehingga peneliti tidak melanjutkan lagi pada siklus berikutnya. Adapun kendala-
kendala yang dihadapi peneliti pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
siklus II berdasarkan hasil peneliti dan teman sejawat adalah:
13

1) Masih ada siswa yang ribut ketika berdiskusi kelompok.


2) Hanya satu atau dua orang saja yang bekerja dalam kelompok yang
lainnya hanya melihat saja dan berbicara dengan temannya.
3) Siswa kurang aktif menanggapi hasil kelompok lain walaupun hanya
sekedar memberikan pertanyaan dari perwakilan kelompok
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dilakukan diskusi dengan
teman sejawat, dengan melakukan beberapa perbaikan, yaitu sebagai berikut:
1) Membuat siswa lebih fokus dan menikmati diskusi yang lebih menarik dan
menyenangkan.
2) Sesuai dengan saran siswa pada siklus II pada sesi wawancara, bahwa guru
harus lebih banyak memberikan soal-soal latihan dan pekerjaan rumah
(PR).
3) Atas saran di wawancara siswa untuk memberikan soal-soal pilihan ganda
pada akhir siklus, kemudian memberikan kisi-kisi soal sebelum
pelaksanaan test akhir ujian.
4) Memperbanyak media dalam pembelajaran , termasuk media gambar, atau
media karton yang membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran.
5) Sebelum pelaksanaan tes, terlebih dahulu guru memberikan kisi-kisi soal
kepada siswa.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dilakukan tindakan pada kelas
XI.IPS.1 SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur dengan jumlah siswa sebanyak 29
siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan menunjukkan
aktivitas belajar masih kurang. Hal ini dibuktikan ketika guru menjelaskan materi
ada 10 siswa dari 29 siswa berdiskusi sendiri dengan temannya dan masih
banyaknya siswa yang tidak perhatian dalam belajar.
Dalam pengamatan guru dalam diskusi masih banyak siswa yang tidak
aktif dalam beridiskusi kelompok ada yang sekedar diam dan ada pula yang
mengganggu temannya dalam berdiskusi. Guru mewancarai siswa yang diam
dalam diskusi ternyata siswa tersebut tidak mengerti apa yang harus dilakukannya
14

kemudian guru terus membimbing dan memberi arahan agar diskusi dapat
berjalan dengan baik. Begitu juga Keaktifan bertanya dan menjawab juga masih
rendah, yang aktif bertanya hanya beberapa siswa saja dan termasuk siswa yang
aktif memberikan jawaban kepada temannya. Ketika diberikan tugas kepada siswa
tidak semua dapat mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
Selanjutnya untuk meningkatkan aktivitas belajar dilakukan Tindakan Siklus I dan
Siklus II. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan yang telah dirancang dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan analisis HOTS pada siklus I menunjukkan nilai siswa yang
mendapatkan nilai siswa 95 dengan frekuensi 0 (0%) pada kategori sangat baik,
sedangkan untuk rentang nilai siswa 75 dengan frekuensi 6 (20,69%) dengan
kategori baik yang mampu mencapai KKM. Untuk nilai siswa yang berada pada
rentang nilai siswa 55 dengan frekuensi sebesar 0 (0%). Untuk nilai siswa yang
berada di rentan 35 dengan frekuensi sebanyak 0 (0%), dan untuk nilai siswa yang
berada pada rentang 15 dengan frekuensi sebesar 23 (79,31%) orang dengan
kategori sangat kurang dari jumlah siswa sebesar 29 orang.
Berdasarkan analisis kemampuan HOTS pada siklus II menunjukkan nilai
siswa yang mendapatkan nilai siswa 95 dengan frekuensi 2 (6,90%) pada katagori
sangat baik, sedangkan untuk rentang nilai siswa 75 dengan frekuensi 24
(82,76%) dengan katagori baik yang mampu mencapai KKM. Untuk nilai siswa
yang berada pada rentang nilai siswa 55 dengan frekuensi sebesar 0 (0%). Untuk
nilai siswa yang berada di rentang 35 dengan frekuensi sebanyak 0 (0,%), dan
untuk nilai siswa yang berada pada rentang 15 dengan frekuensi sebesar 3
(10,34%) orang dengan katagori sangat kurang dari jumlah siswa sebesar 29
orang. Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh persentase ketuntasan klasikal
dari hasil siklus I sebesar 20,69% kemudian disiklus II diperoleh hasil sebesar
89,65%. Jadi telah memenuhi persentase ketuntasan klasikal sebesar 75% dari
siswa yang mengikuti evaluasi di kelas.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pia (2021)
menunjukkan bahwa penerapan problem based learning (PBL) mampu
meningkatkan kemampuan high order thinking skills (HOTS) atau kemampuan
15

siswa dalam berpikir tingkat tinggi daripada menggunakan model konvensional.


Selain itu penelitian ini sejalan dengan Suratno dkk. (2020) menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan berpikir tingkat tinggi siswa di Kelas X SMA Tititian Teras
H.Abdurrahman Sayoeti Provinsi Jambi setelah menerapkan model pembelajaran
problem based learning (PBL). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa,
penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
bahwa penerapan model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat
meningkatkan kemampuan berpkir tingkat tinggi siswa.
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan bahwa pemanfaatan model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kemampuan
higher order thinking skills (HOTS) siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas
XI.IPS.1 Semester I tahun pelajaran 2022/2023. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari perolehan nilai rata-rata siswa serta tingkat ketuntasan secara
klasikal pada tiap siklus mengalami peningkatan baik pada siklus I maupun
siklus II. Dari data awal siklus I nilai rata-rata siswa hanya 25,93, Dan pada
siklus II 75,21 terjadi kenaikan sebesar 49,28. Dengan ketuntasan 6 siswa
pada siklus I (20,69%) dan pada siklus II ketuntasan 26 siswa (89,65%). Dari
analisis di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based
learning dapat meningkatkan higher order thinking skills (HOTS) pada kelas
XI.IPS.1 SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur pada mata pelajaran ekonomi.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, berikut disampaikan
rekomendasi:
1. Bagi guru, disarankan penelitian ini dapat memberikan masukan untuk
menerapkan model problem based learning sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran dikelas, karena model ini efektif untuk meningkatkan
higher order thinking skills (HOTS) siswa.
2. Model pembelajaran problem based learning dapat dijadikan salah satu
model untuk mengakatifkan siswa dalam belajar melalui diskusi
kelompok, dan diharapkan bagi peneliti berikutnya dapat meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa, khususnya pada mata
pelajaran ekonomi.

1
DAFTAR PUSTAKA

Annafi, F.S.N, & Kurniawati,W. (2017). Meningkatkan Higher Order Thinking


Siswa melalui Model Pembelajaran Inquiri pada Mata Pelajaran
IPA.:Yogyakarta. Jurnal PGSD Indonesia, 3(3).

Arikunto, S., (2016). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud, (2017). Implementasi Pengembangan Kecakapan Model Abad 21


dalam RPP: Jakarta. Direktorat Pendidikan SMA.

Budsankom, dkk (2015) Factors affecting higher order thinking skills of student:
a meta-analytic structure equation modeling study.Academic Juurnals,
10(19), 2640-2652.

Daryanto. (2014). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Timdakan Sekolah


Beserta Contoh Contohnya. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Depdikbud, (2017). Implementasi Pengembangan Kecakapan Model Abad 21


dalam RPP: Jakarta. Direktorat Pendidikan SMA.

Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Kurniati, dkk. (2014). Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMP di


Kabupaten Jember dalam menyelesaikan soal berstandar PISA. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 2. (2)

Moore, B., & Stanley, T. (2010). Critical thinking and formative assessments
Teaching Knowledge Journal of Mathematic Education, Inc.

Nugroho, A.R. (2018). Higher Order Thinking Skilss (HOTS). Jakarta :


Grasindo.

Pia, N.A.O. dkk. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Based Learning


Terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS). Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar. 2. (2)

1
2

Rusman. (2014). Pembelajaran Berdasar Masalah. Surabaya: UNESA University


Press.

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Saputra, H. (2016). Pengembangan Mutu pendidikan Menuju Era Global:


Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (High Order
Thinking Skills). Bandung: SMILE’s Publishing.

Setiawati, W. dkk. (2018). Buku Penilaian beorientasi Higher Order Thinking


Skills, Jakarta : Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dan
Kebudayaan.

Sumantri, M. S. (2015) Strategi Pembelajaran (Teori dan Praktik di Tingkat


Dasar). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suprihatiningrum. J., (2013). Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media.

Suratno, dkk. (2020). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based


Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
(HOTS) ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Manajemen Pendidikan
dan Ilmu Sosial.1(1)

Suwarsih, M. (2011). Penelitian Tindakan (Action Research) Teori dan Praktik

Tampubolon, M. S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Pendidik dan keilmuan. Jakarta: Erlangga.

Widana, I. W. (2017). Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill


(HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, SD Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Widodo, T & Kadarwati. S. (2013). High Thinking Berbasis Pemecahan Masalah


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter
Siswa. Cakrawala Pendidikan 32 (1), 167-171.
LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Sekolah : SMA Negeri 9 Tanjab Timur


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :XI / Satu
Materi Pokok : Pertumbuhan dan PembangunanEkonomi
Alokasi Waktu : 9 x 40 menit (2 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran


agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif; sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia”.

KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


3.2. Menganalisis konsep Pertemuan 1
pertumbuhan ekonomi 3.2.1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi
ekonomi serta 3.2.2. Mengidentifikasi faktor – faktor yang

1
2

permasalahan dan cara mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


mengatasinya 3.2.3. Menjelaskan cara menghitung
pertumbuhan ekonomi
Pertemuan 2
3.2.4. Menjelaskan teori pertumbuhan ekonomi

4.2. Menyajikan hasil temuan 4.2.1. Mempresentasikan permasalahan


permasalahan pertumbuhan ekonomi dan cara
pertumbuhan ekonomi mengatasinya
dan pembangunan 4.2.2. Mempresentasikan permasalahan
ekonomi serta cara pembangunanekonomi dan cara
mengatasinya mengatasinya

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik


dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik
dapat mendeskripsikan konsep pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi
dan menyajikan permasalahan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
serta cara mengatasinya dengan dengan penuh tanggung jawab, bekerja keras dan
bekerja sama.

D. Materi Pembelajaran

Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian pertumbuhan ekonomi
2. Cara menghitung pertumbuhan ekonomi
3. Teori pertumbuhan ekonomi
4. Permasalahan pertumbuhan ekonomi dan cara mengatasinya
Pembangunan Ekonomi
5. Pengertian pembangunan ekonomi
6. Perbedaan pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi
7. Perencanaan pembangunan ekonomi
8. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Ceramah, Diskusi, tanya jawab dan penugasan
3

F. Media Pembelajaran

Media/Alat : Laptop, LCD, Peta Konsep dan Power point

G. Sumber Belajar

Ismawanto. 2017. Buku Ekonomi untuk Kelas XI SMA Kurikulum 2013. Untuk
Lingkungan Sendiri SMA N 2 Boyolali
Ismawanto. 2017. Panduan Materi Sukses Olimpiade Sains Ekonomi Jilid 1 (Makro
dan Mikro). Jakarta: Bina Prestasi Insani.
Buku ekonomi lain yang relevan dan ber-isbn, internet dan nara sumber

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke I
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahulua 1. Guru memberikan salam, mengajak berdoa, melakukan presensi dan 15 menit
n memberikan motivasi agar peserta didik siap untuk belajar
2. Guru menyampaikan topik pembelajaran pertumbuhan ekonomi dan
mengajukan pertanyaan keterkaitan dengan materi pembelajaran
sebelumnya
3. Guru menyampaikan pokok – pokok materi yang akan dipelajari serta
tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Inti 1. Peserta didik mengamati video pembelajaran tentang data yang 150 menit
berkaitan dengan materi pertumbuhan ekonomi yang ditayangkan
oleh guru.
2. Peserta didik menanggapi video yang berkaitan dengan pertumbuhan
ekonomi dengan mengajukan pertanyaan dan peserta didik yang lain
saling menanggapi.
3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi.
4. Peserta didik berkumpul dikelompok masing-masing untuk
mendiskusikan lembar kerja kelompok yang diberikan oleh guru
dengan membaca buku referensi yang ada maupun melalui
internet.
5. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian
dan kelompok yang lain saling menanggapi.
a. Kelompok 1 mempresentasikan pengertian pertumbuhan
ekonomi dari beberapa tokoh ekonomi dan membuat
kesimpulan tentang konsep pertumbuhan ekonomi
b. Kelompok 2 mempresentasikan faktor – faktor yang
4

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


c. Kelompok 3 mempresentasikan perbandingan trend
pertumbuhan ekonomi di negara maju dan negara berkembang
serta membuat kesimpulan
d. Kelompok 4 mempresentasikan rumus dan cara menghitung
pertumbuhan ekonomi
e. Kelompok 5 mempresentasikan hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dengan pembangunan ekonomi
Penutup 1. Guru bersama – sama dengan peserta didik membuat kesimpulan 15 menit
materi pembelajaran pertumbuhan ekonomi yang telah dipelajari
2. Guru memberikan tugas dan latihan diluar kegiatan pembelajaran
melalui blog dan peserta didik mengirim jawaban melalui email yang
sudah dipersiapkan
3. Guru menyampaikan motivasi untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertembuan berikutnya
4. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa

2. Pertemuan ke II
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, melakukan presensi dan memberikan 15 menit
motivasi agar peserta didik siap untuk belajar
2. Guru menyampaikan topik pembelajaran teori pertumbuhan
ekonomi dan mengajukan pertanyaan keterkaitan dengan materi
pembelajaran sebelumnya
3. Guru menyampaikan pokok – pokok materi yang akan dipelajari
serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Inti 1. Peserta didik mengamati slide tentang artikel yang berkaitan 150 menit
dengan teori pertumbuhan ekonomi yang ditayangkan oleh guru.
2. Peserta didik menanggapi slide teori pertumbuhan ekonomi
dengan mengajukan pertanyaan dan peserta didik yang lain
saling menanggapi.
3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang teori
pertumbuhan ekonomi secara umum.
4. Peserta didik berkumpul dikelompok masing-masing untuk
mendiskusikan lembar kerja kelompok yang diberikan oleh
guru dengan membaca buku referensi yang ada maupun
melalui internet.
5. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara
5

bergantian dan kelompok yang lain saling menanggapi.


a. Kelompok 1 mempresentasikan teori pertumbuhan
ekonomi menurut aliran merkantilisme dan membuat
kesimpulan.
b. Kelompok 2 mempresentasikan teori pertumbuhan
ekonomi menurut aliran klasik dan membuat kesimpulan
c. Kelompok 3 mempresentasikan teori pertumbuhan
ekonomi menurut aliran neoklasik dan membuat
kesimpulan
d. Kelompok 4 mempresentasikan teori pertumbuhan
ekonomi menurut aliran historis dan membuat kesimpulan

Penutup 1. Guru bersama – sama dengan peserta didik membuat 15 menit


kesimpulan materi pembelajaran teori – teori pertumbuhan
ekonomi yang telah dipelajari
2. Guru memberikan tugas dan latihan diluar kegiatan
pembelajaran melalui blog dan peserta didik mengirim jawaban
melalui email yang sudah dipersiapkan
3. Guru menyampaikan motivasi untuk mempelajari materi yang
akan dipelajari pada pertembuan berikutnya
4. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran

1. Teknik Penilaian:
A. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
B. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik dan Portofolio
2. Bentuk Penilaian :
A. Tes tertulis : Pilihan ganda dan Uraian beserta pedoman penilaian
B. Unjuk kerja :lembar penilaian presentasi dan pedoman penilaian
C. Portofolio : Pengumpulan tugas mandiri
3. Instrumen penilaian : terlampir
4. Alat Penilaian : Soal terlampir

Tanjab Timur, 2022


Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala SMAN 9 Tanjab Timur Ekonomi
6

AGUZUAR, S.Pd. M.Pd RIDWAN, SE


NIP. 196906221999031001 NIP. 197707172007011036

Lampiran : Lembar Kerja Kelompok / diskusi ( pertemuan 1 )

MATERI : KONSEP PERTUMBUHAN EKONOMI

KELOMPOK :

ANGGOTA :
1............................................
2............................................
3............................................
4............................................
5............................................
6............................................

Diskusikan bersama teman kelompok tentang konsep pertumbuhan ekonomi dengan


menggunakan alur pemikiran berikut ini !
No Permasalahan Pembahasan
1 Beberapa tokoh ekonomi mendefinisikan
pertumbuhan ekonomi dari berbagai sudut
pandangan. Carilah definisi pertumbuhan ekonomi,
minimal pendapat 2 tokoh ekonomi dan buatlah
7

kesimpulan tentang konsep pertumbuhan ekonomi !

2 Pertumbuhan ekonomi suatu negara dari tahun ke


tahun selalu mengalami trend yang berubah - ubah.
Identifikasikan faktor - faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi suatu negara dan jelaskan !
3 Buatlah analisis trend pertumbuhan ekonomi suatu
negara, apakah pertumbuhan ekonomi negara –
negara maju selalu lebih tinggi dari negara
berkembang ? berikan beberapa alasan !

4 Pendapatan Nasional Indonesia tahun 2015 sebesar


Rp 1.200,00 Trilyun dan pada tahun tahun 2016
meningkat menjadi Rp 1.350,00 trilyun, maka
tentukan besarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 2016 !

5 Pertumbuhan ekonomi suatu negara berkaitan erat


dengan pembangunan ekonomi.
Bagaimanakah menurut pendapat kalian !

Lampiran : Lembar Kerja Kelompok / diskusi ( pertemuan 2 )

MATERI : TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

KELOMPOK :

ANGGOTA :
1............................................
2............................................
3............................................
4............................................
5............................................
6............................................
8

Diskusikan bersama teman kelompok tentang konsep pertumbuhan ekonomi dengan


menggunakan alur pemikiran berikut ini !

No Permasalahan Pembahasan

1 Jelaskan teori pertumbuhan


ekonomi menurut aliran
merkantilisme dan berilah
penjelasan dari beberapa
pendapat tokoh ekonomi yang
kalian ketahui !

2 Jelaskan teori pertumbuhan


ekonomi menurut aliran klasik
dan berilah penjelasan dari
beberapa pendapat tokoh
ekonomi yang kalian ketahui !

3 Jelaskan teori pertumbuhan


ekonomi menurut aliran
neoklasik dan berilah
penjelasan dari beberapa
pendapat tokoh ekonomi yang
kalian ketahui !

4 Jelaskan teori pertumbuhan


ekonomi menurut aliran Historis
dan berilah penjelasan dari
beberapa pendapat tokoh
ekonomi yang kalian ketahui !

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 9 Tanjab Timur


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas /Semester : XI / Satu
Materi Pokok : Ketenagakerjaan
Alokasi Waktu : 9 x 40 menit (2 X pertemuan)

A. Kompetensi Inti
9

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran


agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif; sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia”.

KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.3. Menganalisis Pertemuan ke 1
permasalahan 3.3.1. Menjelaskan pengertian ketenagakerjaan
ketenagakerjaan dalam 3.3.2. Menjelaskan pengertian kesempatan kerja,
pembangunan ekonomi tenaga kerja, angkatan kerja dan bekerja
3.3.3.Menidentifikasi factor-faktor yang
memengaruhi kesempatan kerja
3.3.4. Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga kerja
3.3.4. Menghitung tingkat partisipasi angkatan
kerja

Pertemuan ke 2
3.3.5. Mengidentifikasi upaya peningkatan
kualitas tenaga kerja
3.3.6. Mendeskripsikan sistem pemberian upah

4.3. Menyajikan hasil analisis 4.3.1 Mempresentasikan hasil analisis masalah


masalah ketenagakerjaan ketenagakerjaan di Indonesia
dalam pembangunan
10

ekonomi dan cara


mengatasinya

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik dapat
menganalisis permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi dan
menyajikan hasil analisis masalah ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi
dan cara mengatasinya dengan dengan penuh tanggung jawab, bekerja keras dan
bekerja sama.

D. Materi Pembelajaran
Ketenagakerjaan
 Pengertian tenaga kerja, angkatan kerja, dan kesempatan kerja
 Jenis-jenis tenaga kerja
 Masalah ketenagakerjaan
 Upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja
 Sistem upah
 Pengangguran

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


b. Pendekatan :Saintifik
c. Model : Problem Based Learning (PBL)
d. Metode : Ceramah, Diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media Pembelajaran

Media/Alat : Laptop, LCD dan Power point

G. Sumber Belajar

Ismawanto. 2017. Buku Ekonomi untuk Kelas XI SMA Kurikulum 2013. Untuk
Lingkungan Sendiri SMA N 2 Boyolali
Ismawanto. 2017. Panduan Materi Sukses Olimpiade Sains Ekonomi Jilid 1 (Makro
dan Mikro). Jakarta: Bina Prestasi Insani.
Buku ekonomi lain yang relevan dan ber-isbn, internet dan nara sumber

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Pertemuan I
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan a) Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses 20 menit
11

belajar mengajar;kerapian dan kebersihan ruang kelas,


berdoa, presensi (absensi, kebersihan
kelas,menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
b) Peserta didik disinggung tentang materi minggu lalu
yaitu Pertumbuhan ekonomi kemudian
menghubungkannya dengan kondisi kehidpan sehari-
hari.
c) Peserta didik ditegaskan kembali tentang topik dan
menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
d)Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok (kelompok
I, II, III, IV, V,dan VI) dan diberikan waktu untuk diskusi 40
menit.
Inti a)Sebelum peserta didik mempelajari Ketenagakerjaan, 80 menit
peserta didikdapat diberikan apersepsi dengan
menanyakan tentang perbedaan tenaga kerja,
angkatan kerja dengan penduduk usia kerja yang
mereka ketahui.
b) Kelompok I, III dan V ditugaskan untuk melakukan kajian
tentang pengangguran dan macam-macam
pengangguran melalui buku-buku yang tersedia
termasuk keperpustakaan.
c) Kelompok II, IV dan VI ditugaskan untuk melakukan kajian
tentang cara mengatasi pengangguran dan masalah
ketenagakerjaan melalui buku-buku yang tersedia
termasuk keperpustakaan.
d) Setiap kelompok harus membuat laporan sesuai
dengan masalah yang dikaji. Hasil kajian itu sebaiknya
didukung dengan gambar-gambar yang relevan.
e) Kelompok I, II dan III ditunjuk oleh guru untuk
mempresentasikan kajiannya kemudian kelompok
IV, V dan VI yang tidak presentasi dapat mengajukan
pertanyaan.
g) Peserta didik diminta menuliskan hasil diskusi pada
lembar kertas kerja.
h) Hasil diskusi kelompok kemudian dikumpulkan kepada
guru.
Penutup a) Peserta didik dapat ditanya apakah sudah memahami 20 meni
materi tersebut. t
B )Peserta didik diminta untuk mengumpulkan kertas
kerja.
12

c) Guru menutup pembelajaran minggu ini dengan


memberikan ringkasan tentang makna Sistem upah
dan pengangguran. Dan mengajak berdoa semoga
pembelajaran hari ini bermanfaat untuk kita semua.
d) Peserta didik diberikan uji pemahaman materi dan
tugas mandiri atau tugas kelompok

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


5. Teknik Penilaian:
J. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
K. Penilaian Keterampilan : Portofolio
6. Bentuk Penilaian :
A. Tes tertulis : Pilihan ganda dan Uraian beserta pedoman penilaian
B. Portofolio : Pengumpulan tugas mandiri
7. Instrumen penilaian : terlampir
8. Alat Penilaian : Soal terlampir

Tanjab Timur, 2022


Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala SMAN 9 Tanjab Timur Ekonomi

AGUZUAR, S.Pd. M.Pd RIDWAN, SE


NIP. 196906221999031001 NIP. 197707172007011036
13

PENILAIAN LAPORAN
Penilaian kompetensi ketrampilan : Penilaian Proyek
KD IPK
4.3. Menyajikan hasil analisis 4.3.1. Mempresentasikan hasil analisis masalah
masalah ketenagakerjaan ketenagakerjaan di Indonesia
dalam pembangunan ekonomi
dan cara mengatasinya

Satuan pendidikan : SMA NEGERI 9 Tanjab Timur


Tahun pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Ekonomi

Nama Skor Perolehan J


No Siswa/Kelom Kerjasama Kecepatan Ketepatan Tehnik Lapo m
pok kellompok pengerjaan pengerjaan presentasi ran l
1.
2.
3.
4.
5.
6.
14

Penilaian kompetensi ketrampilan : Portofolio


KD IPK
4.3. Menyajikan hasil analisis 4.3.1. Mempresentasikan hasil analisis masalah
masalah ketenagakerjaan ketenagakerjaan di Indonesia
dalam pembangunan ekonomi
dan cara mengatasinya

Satuan pendidikan : SMA NEGERI 9 Tanjab Timur


Tahun pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Ekonomi
SKOR
Nilai
No Nama Siswa Ketepatan Kebenaran
Kerapihan Akhir
waktu Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
15

27.
28.
29.

Kisi-kisi Tes Tertulis Bentuk Soal Uraian

No Kompetensi Dasar Materi Indiakator Level No Bentu


Soal Kognitif Soal k Soal
1. 3.2 Menganalisis Pertumbu Meganalisis Penalaran 1 Uraian
konsep han dan perbedaan (C4)
pertumbuhan
Pembang antara
ekonomi dan
pembangunan unan pertmbuhan
ekonomi serta Ekonomi dan
permasalahan
pembangunan
dan cara
mengatasinya. ekonomi
2. 3.2 Menganalisis Pertumbu Menghitung Penalaran 2 Uraian
konsep han PDB suatu (C4)
pertumbuhan
ekonomi Negara dengan
ekonomi dan
pembangunan menggunakan
ekonomi serta rumus
permasalahan
dan cara
mengatasinya.
3. 3.3. Menganalisis Pertumbu Menganalisis Penalaran 3 Uraian
permasalahan han teori (C4)
ketenagakerjaan
Ekonomi pertumbuhan
dalam
pembangunan ekonomiF.List
ekonomi
4. 3.3. Menganalisis Pertumbu Meganalisis Penalaran 4 Uraian
permasalahan han dan peningkatan (C5)
ketenagakerjaan
Pembang pertumbuhan
dalam
pembangunan unan dan
16

ekonomi Ekonomi pembangunan


ekonomi di
Indonesia
5. 3.3. Menganalisis Pembang Meganalisis Penalaran 5 Uraian
permasalahan unan perlunya (C5)
ketenagakerjaan
Ekonomi pembangunan
dalam
pembangunan ekonomi
ekonomi
6. 3.3. Menganalisis Ketenega Meganalisis Penalaran 6 Uraian
permasalahan kerjaan kaitan tenaga (C4)
ketenagakerjaan
kerja dan bukan
dalam
pembangunan tenaga kerja
ekonomi
7. 3.3. Menganalisis Ketenega Meganalisis Penalaran 7 Uraian
permasalahan kerjaan perbedaan (C4)
ketenagakerjaan
tenaga kerja
dalam
pembangunan dan bukan
ekonomi tenaga kerja
8. 3.3. Menganalisis Ketenega Meganalisis Penalaran 8 Uraian
permasalahan kerjaan keterkaitan (C5)
ketenagakerjaan
antara
dalam
pembangunan permintaan dan
ekonomi penawaran
tenaga kerja
9. 3.3. Menganalisis Ketenega Meganalisis Penalaran 9 Uraian
permasalahan kerjaan dampak (C5)
ketenagakerjaan
ekonomi dan
dalam
pembangunan sosial
ekonomi
10. 3.3. Menganalisis Ketenega Meganalisis Penalaran 10 Uraian
permasalahan kerjaan sistem upah (C5)
ketenagakerjaan
yang berlaku di
dalam
17

pembangunan Indonesia
ekonomi

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 TANJAB TIMUR
Jalan Lintas Lagan No : 01 Kel. Tanjung Solok. Kec. Kuala Jambi

Mata Pelajaran ; Ekonomi


Kelas : XI.IPS.1
Jenis Soal : Uraian
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Siklus : I (satu)

1. Jelaskan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi ?


2. Diketehaui PDB suatu Negara tahun 2005 senilai Rp 125.000,00 m dan PDB
tahun 2006 senilai Rp 150.000,00 m. Berapa pertumbuhan ekononomi tahun
2006?
3. Mengapa teori pertubuhan ekonomi menurut F.List disebut teori tangan?
4. Jelaskan pendapatmu tentang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
ekonomi di Indonesia, apakah mengalami peningkatan atau mengalami
penurunan pasca Pandemi Covid 19 dan krisis global yang melanda dunia
pada saat ini.?
5. Mengapa suatu Negara perlu melakukan pembangunan ekonomi.?
18

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 TANJAB TIMUR
Jalan Lintas Lagan No : 01 Kel. Tanjung Solok. Kec. Kuala Jambi

Mata Pelajaran ; Ekonomi


Kelas : XI.IPS.1
Jenis Soal : Uraian
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Siklus : II (dua)

Soal Uraian

1. Jelaskdan kaitan penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja, pekerja dan


pekerja penuh!
2. Jelaskan perbedaan tenaga kerja dan bukan tenaga kerja, serta buatlah
analisis menurut pendapatmu!
3. Jelaskan dengan kurva keterkaitan permintaan tenaga kerja dan penawaran
tenaga kerja dalam menawarkan tenaga kerja diperusahaan, serta
bagaimana penawaran tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan.!
4. Jelaskan dampak pengangguran terhadap kehidupan ekonomi dan sosial,
serta hubungakan dengan kenyataan yang ada disekitar tempat tinggalmu!
5. Berikan analisis tentang sistem upah yang berlaku di Indonesia, apakah
sudah mampu mensejahterakan masyarakat Indonesia secara umum !.
19

Hasil Evaluasi Belajar pada Siklus I

NO NAMA L/P Nilai Tuntas /


Tidak
Tuntas
1. AHMAD DICKY DESTRIANDA L 17 TT
2. AISYAH P 12 TT
3. AMELIA P 85 T
4. ANIKA NURMAYANTI P 17 TT
5. BESSE HUSNA P 75 T
6. DEA ERMA SURYANI P 90 T
7. DESTANIA RAHMA P 0 TT
8. DINI FADILAH P 17 TT
9. EKA MARIA P 0 TT
10. ERNINDA P 17 TT
11. FUTRI YANI P 15 TT
12. JUMADI L 15 TT
13. M.RIZKY AMBOK INTANG L 0 TT
14. M. SAIFUL L 80 T
15. M.R.YUDA L 70 TT
16. MAIMUNAH P 78 T
17. M.ARIEL SALOSA L 3 TT
18. M. BENI JUANDA L 76 T
19. M. HARIRI AL FARIZI L 15 TT
20. NANDA RISKI RAMADHAN L 15 TT
21. NOVITA SARI P 12 TT
22. NURFADILAH RAHMAWATI P 22 TT
23. RAHMI AULIA P 0 TT
24. RAJA FAISAL L 10 TT
25. RISKI RISMAWAN L 17 TT
26. SANDI ARIMBI L 10 TT
27. SUCI NURHIDAYAH P 0 TT
20

28. YUDI L 9 TT
29. YUSRIL YUDISTIRA L 15 TT

Hasil Evaluasi Belajar pada Siklus II

NO NAMA L/P Nilai Tuntas /


Tidak
Tuntas
1. AHMAD DICKY DESTRIANDA L 80 T
2. AISYAH P 82 T
3. AMELIA P 90 T
4. ANIKA NURMAYANTI P 83 T
5. BESSE HUSNA P 82 T
6. DEA ERMA SURYANI P 100 T
7. DESTANIA RAHMA P 85 T
8. DINI FADILAH P 83 T
9. EKA MARIA P 0 TT
10. ERNINDA P 86 T
11. FUTRI YANI P 83 T
12. JUMADI L 80 T
13. M.RIZKY AMBOK INTANG L 86 T
14. M. SAIFUL L 95 T
15. M.R.YUDA L 85 T
16. MAIMUNAH P 85 T
17. M.ARIEL SALOSA L 80 T
18. M. BENI JUANDA L 90 T
19. M. HARIRI AL FARIZI L 0 TT
20. NANDA RISKI RAMADHAN L 85 T
21. NOVITA SARI P 85 T
22. NURFADILAH RAHMAWATI P 0 TT
23. RAHMI AULIA P 80 T
21

24. RAJA FAISAL L 80 T


25. RISKI RISMAWAN L 80 T
26. SANDI ARIMBI L 80 T
27. SUCI NURHIDAYAH P 80 T
28. YUDI L 80 T
29. YUSRIL YUDISTIRA L 76 T

Pertanyaan Wawancara Siswa

Nama :
Jenis Kelamin :
Siklus :

No Butir Pertanyaan Jawaban Siswa


1. Apakah setelah mengerjakan soal tes
kemaren bisa menjawab pertanyaan
dengan mudah?

2. Apakah ada soal tersebut memiliki


tingkatan mudah, sedang atau sukar?

3. Kira-kira dalam menjawab pertanyaan


tes lebih banyak mana yang bisa
dijawab atau yang tidak bisa dijawab?

4. Apakah siswa kesulitan dalam


menjawab pilihan ganda?

5. Masih ingat kira-kira soal mana yang


lebih susah dijawab?
22

6. Adakah guru membantu dalam


kesulitan belajar siswa selama ini?

7. Apakah anda senang dalam model


diskusi yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran ekonomi dibanding
mengajar model ceramah?

8. Apakah anda mengerti apa soal


HOTS?

9. Sejauh mana kira-kira keaktifan siswa


dalam belajar model diskusi yang
dilakukan oleh guru?

10. Adakah hal yang anda temukan dalam


proses pembelajaran dikelas, yang
selama ini belum pernah anda lihat?

11. Menurut anda, apakah cara mengajar


guru yang sekarang sudah pernah
diterapkan guru mata pelajaran lain?

12. Apakah anda tahu guru menggunakan


model pembelajaran apa?

13. Menurut anda, adakah kira-kira


perubahan siswa dalam belajar
ekonomi, terutama keaktifan siswa
dan peningkatan kemampuan siswa
dalam belajar?

14. Apakah pembelajaran yang sekarang


menarik dan menyenangkan bagi
siswa?

15. Adakah saran perbaikan model


pembelajaran diskusi yang dilakukan
oleh guru?
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai