PROVINSI JAMBI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu “alaikumWr.Wb
Puji Syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena dengan hidayah
dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan PTK ini dengan baik.
PTKiniberjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
Meningkatkan Kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Mata
Pelajaran Ekonomi SiswaKelas XI.IPS 1 SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur”.
yang disusun guna untuk menyelesaikan tugas akhir penelitian Kelas Virtual Guru
Inovatif Indonesia.
Keterbatasan waktu dalam penyelesian PTK ini merupakan kendala yang
sangat berarti, kemudian pengalaman penulis yang masih minim juga merupakan
kendala yang pada akhirnya membuat semangat penulis untuk menyelesaikan
PTK ini dengan sungguh-sungguh.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas
ini,semoga penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca khusunya bagi penulis
sendiri. Penulis juga menyadari dalam pembuatan PTK ini penulis masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi penyempurnaan karya tulis ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA................................................................................5
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning.............................................5
B. Higher Order Thinking Skills (HOTS).........................................................7
C. Karakteristik HOTS......................................................................................9
D. Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS.................................................10
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................12
A. Setting Penelitian........................................................................................12
B. Prosedur Penelitian.....................................................................................12
C. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................16
D. Teknik Analisis Data...................................................................................18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................19
A. Hasil Penelitian...........................................................................................19
B. Pembahasan.................................................................................................31
BAB V. PENUTUP...............................................................................................35
A. Kesimpulan.................................................................................................35
B. Saran............................................................................................................35
LAMPIRAN..........................................................................................................38
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan istilah Higher Order
Thinking Skills (HOTS) pada Taksonomi Bloom, merupakan dimensi proses kognitif
dari tingkat rendah ketinggi. Agar lebih relevan digunakan dalam dunia pendidikan
abad ke-21. Taksonomi Bloom versi lama berupa kata benda yaitu: pengetahuan,
pemahaman, terapan, analisis, sintesis, evaluasi. Setelah direvisi menjadi kata kerja:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Sesuai dengan tuntutan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 dan
menuju pembelajaran abad 21 dimana dibutuhkan keaktifan siswa serta menggali
keterampilan berfikir kritis siswa. Menurut Depdikbud (2017) Kecakapan yang
dibutuhkan di Abad 21 juga merupakan keterampilan berpikir lebih tinggi Higher
Order Thinking Skills (HOTS) yang sangat diperlukan dalam mempersiapkan
peserta didik dalam menghadapi tantangan global. Kecakapan yang dibutuhkan
antara lain: 1). Kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical
Thinking and Problem Solving Skill) 2). Kecakapan berkomunikasi
(Comminication Skills) 3). Kreatifitas inovasi (Creativity and Innovation) 4).
Kolaborasi (Collaboration). Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21, karena
merupakan era informasi dan teknologi. Seorang harus merespon perubahan
dengan cepat dan efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang
fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai
sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.
Kenyataan di kelas, berdasarkan hasilo bservasi awal yang dilakukan oleh
peneliti, siswa kurang dapat berfikir tingkat tinggi terutama untuk menjawab soal-
soal HOTS pada ulanganhariankarena model pembelajaran yang masih
menggunakan model konvensional, yaitu menggunakan cara-cara (menghafal dan
menerima informasi saja) dengan metode ceramah guru yang lebih aktif dan
banyak berbicara di dalam kelas dibandingkan siswa, sementara siswa terkadang
tidak fokus dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasasarkan hal tersebut, perlu memperbaiki model pembelajaran yang
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah pada penelitian ini
adalah Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada
Mata Pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan Higher Order Thinking Skills
(HOTS) Kelas XI. IPS.1 SMAN 9 Tanjung Jabung Timur?
3
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah Untuk mengatahui penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan Higher Order
Thinking Skills (HOTS) siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS.1
SMAN 9 Tanjung Jabung Timur.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dipergunakan sebagai bahan
studi dan kajian perbandingan bagi peniliti lain yang berkaitan dengan
masalah dalam meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) siswa
pada mata pelajaran Ekonomi melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 9 Tanjung Jabung
Timur.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan agar dapat menjadi siswa yang memiliki motivasi tinggi
dan kreatif setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based
Learning.
b. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning untuk dapat
meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) siswa pada
matapelajaran ekonomi kelas XI.IPS.1 SMAN 9 Tanjung Jabung
Timur.
4
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
1
2
terjadi ketika seorang mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah
tersimpan di dalam ingatannya dan mengaitkannya dan/atau menata ulang serta
mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan atau
menemukan suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.
Soal-soal HOTS merupakan instrument pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikirtingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang
tidak sekadar mengingat, menyatakan kembali, atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan. Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1)
transfer satu konsep kekonsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan
informasi, 3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4)
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide
dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS
tidak berarti soal yang lebih sulit dari pada soal mengingat.
Berdasarkan pengertian tersebut berarti, berpikir tingkat tinggi
merupakan kemampuan berpikir menurut taksonomi Bloom, yang meliputi:
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mengkreasi (create).
Peringkat kognitif Bloom. Menurut Moore dan Stanley (2010), taksonomi
bloom mencakup menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi merupakan
level kognitif tingkat tinggi. Selanjutnya, Moore dan Stanley, (2010),
menambahkan bahwa level 4 sampai 6 the higher level of thinking.
C. Karakteristik HOTS
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi
penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.
Berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal HOTS, yaitu: (Depdikbud, 2018).
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, meminimalkan aspek
ingatan atau pengetahuan antara lain:
a. Menemukan
b. Menganalisis
c. menciptakan metode baru
d. Merefleksi, memprediksi
e. Beragumen, dan
f. Mengambil keputusan yang tepat.
The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan
bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses; menganalisis,
merefleksi, memberikan argumen, menerapkan konsep pada situasi berbeda,
menyusun, dan menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah
kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang. Dengan demikian,
jawaban soal-soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam stimulus.
2. Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan assesmen yang berbasis situasi nyata
dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat
menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan
masalah.
3. Menggunakan bentu ksoal yang beragam
6
E.
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti memfokuskan penelitian pada upaya
meningkatkan berpikir tingkat tinggi siswa pelajaran ekonomi kelas XI IPS.1
melalui model pembelajaran problem based learning di SMAN 9 Tanjung Jabung
Timur, tujuannya adalah untuk mengetahui adanya perubahan dalam penerapan
model pembelajaran problem based learning dalam upaya meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa serta mengetahui seberapa besar
peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning. Penelitian tindakan akan
dilaksanakan pada kelas XI.IPS.1 di SMAN 9 Tanjung Jabung Timur pada
semester ganjil bulan September hingga Oktober 2022.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
dilakukan untuk memecahkan masalah di kelas. Menurut Oja dan Sumarjan
(dalam Sugiarti, 2007) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat
macam yaitu, a) peneliti sebagai guru, b) penelitian tindakan kolaboratif, c)
simultan terintegratif, d) administrasi social eksprimental. Dalam penelitian
tindakan ini peneliti bertindak sebagai guru, penanggungjawab penuh penelitian
ini adalah guru.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus, apabila
siklus I pembelajaran telah selesai dimana telah diketahui beberapa informasi dari
hasil analisis data penelitian dan kemudian dilakukan refleksi guna membuat
pembelajaran yang lebih baik. Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi
dengan memodifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang
bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik.
Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat dan
direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Pelaksanaan siklus
II untuk memperbaiki beberapa kelemahan pada siklus I sekaligus meningkatkan
1
2
kualitas pembelajaran. Apabila berpikir tingkat tinggi siswa dari siklus I ke siklus
II sudah menunjukkan peningkatan, berarti pada penelitian ini cukup dilakukan
sampai pada siklus II. Namun jika berpikir tingkat tinggi siswa dari siklus I
kesiklus II belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, maka akan
dilakukan refleksi guna membuat pembelajaran yang lebih baik untuk
memperbaiki beberapa kelemahan yang terdapat pada siklus I dan siklus II.
1. Siklus I
Tahap kegiatan pada siklus I adalah:
a. Penyusunan rencana kegiatan
3
2. Siklus II
Tahap kegiatan pada siklus II adalah:
a. Penyusunan rencana kegiatan
Rencana kegiatan disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi selama
siklus I.
b. Pemberian tindakan
1. Guru memberikan lembar observasi yang akan diisi oleh observer.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran materi pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi dengan menerapkan problem based learning sesuai
dengan sintak dalam RPP yang telah dibuat.
3. Memberikan tes siklus II kepada siswa untuk mendapatkan data
kemampuan HOTS siswa dengan model problem based learning
4. Mencatat dan merekam segala aktivitas belajar yang terjadi oleh observer
dan diisi pada lembar observasi yang sudah disediakan sebagai data untuk
tahap refleksi
5. Diskusi dengan observer sebagai teman sejawat untuk mengklarifikasi hasil
lembar observer.
c. Pelaksanaan observasi
Pada saat guru mengajar, teman sejawat melakukan pengamatan dan
mencatat kejadian-kejadian selama pembelajaran berlangsung.
d. Analisis dan refleksi
Pada akhir siklus II dilakukan analisis dan refleksi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan. Dari hasil analisis dan refleksi dapat ditentukan langkah-
langkah tindakan pada siklus III.
b. Mengevaluasi
1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
2) Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian
3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan
c. Mengkreasi
1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu
2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur
baru yang belum pernah adas ebelumnya.
3. Wawancara
Instrumen untuk mengumpulkan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan
yang ditujukan kepada siswa secara acak untuk mendukung penelitian ini.
Pertanyaan tersebut seputar berpikir tingkat tinggi siswa, sehingga peneliti
nantinya dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa selama ini tentang
higher order thinking skills (HOTS).
4. Catatan Lapangan
Dalam pencatatan lapangan ini dilakukan oleh observer dalam hal ini
sebagai teman sejawat untuk membantu peneliti merekam kegiatan pembelajaran
di dalam kelas melalui pencatatan awal pembelajaran sampai dengan selesainya
pembelajaran. Hal tersebut memudahkan peneliti dalam menyusun Penelitian
Tindakan Kelas ini.
P=
∑ Si swa ya ng tu ntas be lajar × 10 0 %
∑ Si swa
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 September dan 19
Oktober 2022, sebagaimana telah dijelaskan pada bab III dalam metode
penelitian, penelitian pada siklus I dibagi menjadi dalam empat kegiatan yaitu: 1)
perencanaan, 2) pemberian tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi.
1. Hasil Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan yang terdiri
dari:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan
pertama, kedua. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Semua
cakupan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini merupakan
perangkat pembelajaran yang digunakan guru sebagai pedoman dalam
mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan.
2) Menetapkan materi bahan ajar siklus I. Materi bahan ajar pada pertemuan
pertama yang akan di sampaikan oleh guru pada siklus I adalah tentang
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
3) Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model problem
based learning. Skenario pembelajaran pada pertemuan pertama adalah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi pelajaran yang akan
dicapai oleh siswa setelah berakhirnya proses pembelajaran, memberi
Lembar Kerja (LK) kepada tiap-tiap kelompok siswa, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan masalah yang disajikan pada Lembar Kerja Siswa.
Memberikan kesempatan kepada tiap-tiap perwakilan siswa untuk tampil
kedepan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
4) Menyiapkan lembar observasi atau pengamatan untuk melihat bagaimana
situasi belajar mengajar di dalam kelas. Lembar observasi yang dibuat
terdiri dari lembar observasi atau pengamatan proses pembelajaran materi
1
2
b. Pelaksanaan
Pada siklus I dan pertemuan pertama, peneliti memulai Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) untuk melihat bagaimana penggunaan model problem
based learning oleh guru, agar dapat meningkatkan kemampuan HOTS siswa
kelas XI.IPS.1 SMAN 9 Tanjung Jabung Timur. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peneliti dalam kegiatan pendahuluan pada proses
pembelajaran yaitu kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam kemudian menanyakan kabar dan siswa yang tidak masuk. Setelah itu guru
memberi informasi awal terkait materi yang akan diajarkan, tujuan pembelajaran
kemudian guru mengorganisasi siswa pada masalah. Mengorganisasi siswa untuk
belajar dan membimbing siswa dalam penyelidikan kelompok, sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran problem based learning yang akan dilakukan pada
pertemuan ini. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
setiap kelompoknya terdiri dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru
menugaskan masing-masing kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan sesuai
dengan materi pada kelompoknya. Tugas yang diberikan adalah latihan awal bagi
siswa dibantu oleh teman sejawat mengamati sikap siswa dan melihat proses
diskusi masing-masing kelompok.
Kegiatan diskusi kelompok diberikan waktu 40 menit, setiap siswa
dianjurkan untuk aktif selama diskusi dengan menyampaikan ide-ide. Guru juga
membantu siswa yang mengalami kesulitan selama membuat tugas dan selama
proses diskusi berlangsung. Guru berkeliling untuk mengamati diskusi setiap
kelompok dan membimbing mereka. Untuk mengecek pamahaman tentang tugas
yang diberikan, guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan tugas dari
3
hasil diskusi dan kerjasamanya. Pada pertemuan pertama siklus I, ada kelompok
yang maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Sedangkan kelompok lain
memperhatikan dan diwakili oleh salah seorang untuk maju kedepan. Diantara
kelompok yang ditugaskan ada 1 kelompok yang tidak dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik.Kegiatan penutup guru memberikan umpan balik
pertanyaan. Guru meminta siswa untuk pelatihan lanjutan di rumah. Guru
menutup pelajaran dengan salam.
Pada siklus I pertemuan kedua, Sebelum memulai pembelajaran terlebih
dahulu posisi tempat duduk dirubah menjadi leter U supaya suasana dalam belajar
lebih baik lagi, hal tersebut diupayakan setiap pertemuan. Kemudian siswa duduk
dikelompoknya masing-masing setelah itu diberi kesempatan selama 10 menit
untuk kegiatan literasi, setelah memahami materi masing-masing barulah
dilanjutkan dengan penayangan infocus berupa gambar yang harus diamati oleh
siswa sehingga melahirkan pertanyaaan-pertanyaan. Pada kesempatan ini antusias
siswa lebih terlihat semangat menjawab gambar yang ada pada tanyangan
tersebut.
Kegiatan diskusi kelompok berjalan dengan lancar dan tertib terlihat dari
observasi/pengamatan di kelas, pelaksanaan dibantu oleh teman sejawat yang
melakukan penilaian dalam diskusi kelompok. Kegiatan ini berjalan kurang lebih
45 menit, setelah itu beberapa kelompok dapat menyelesaikan tugasnya lebih
cepat dari waktu yang telah ditentukan, akan tetapi beberapa kelompok yang tidak
berhasil menyelesaian tugas kelompoknya tepat pada waktunya.
Tugas kelompok selanjutnya adalah mengerjakan Lembar Kerja (LK)
kurang lebih 30 menit, dalam hal ini siswa diberi tugas untuk mencari artikel
diinternet mengenai prinsip ekonomi. Siswa mencari tugas tersebut mnelalui
laptop yang telah terhubung dengan internet di depan kelas, keterbatasan mencari
artikel karena waktu yang singkat diakali dengan membagi beberapa kelompok
tugas dengan fasilitas internet diruang guru dan HP siswa yang terhubung di
internet yang disediakan guru didepan kelas. Pelaksanaan tugas tersebut
nampaknya berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapakan, walaupun
masih banyak siswa yang namapak duduk dan berdiri saja menyaksikan temannya
4
c. Pengamatan (Observasi)
Hasil observasi gambaran perilaku siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang telah diamati oleh teman sejawat sebagai observer dalam
penelitian ini, kemudian guru berusaha memberikan stimulus untuk merangsang
pertanyaan yang HOTS. Siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
di lembar kerja peserta didik secara individu. Berdasarkan hasil tes Siklus I yang
dilakukan tanggal 5 Oktober 2022 maka didapatkan hasil secara keseluruhan rata-
rata hasil ujian diperoleh siswa dalam ujian tersebut sebesar 71,40.
5
d. Refleksi
Berdasarkan data dan hasil belajar siswa pada siklus I, dapat disimpulkan
bahwa peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem
based learning belum sepenuhnya berhasil atau belum terpenuhinya indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian. Ketidakberhasilan dapat
dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
disebabkan oleh kendala-kendala yang dihadapi peneliti dalam proses
pembelajaran. Adapun kendala-kendala yang dihadapi peniliti pada pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada siklus I berdasarkan hasil peniliti dan teman sejawat
adalah:
1) Banyak siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
2) Banyak siswa yang mengobrol ketika guru menjelaskan materi pelajaran.
6
Oktober 2022. Penelitian siklus II dibagi menjadi dalam empat kegiatan yaitu:
1) perencanaan, 2) pemberian tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II meliputi kegiatan yang terdiri
dari:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga. Siklus II dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Semua cakupan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini
merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan guru sebagai
pedoman dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan.
2) Menetapkan materi bahan ajar siklus II. Materi bahan ajar pada pertemuan
pertama yang akan di sampaikan oleh guru pada siklus II adalah tentang
kesempatan kerja.
3) Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model problem
based learning. Skenario pembelajaran pada pertemuan pertama adalah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi pelajaran yang akan
dicapai oleh siswa setelah berakhirnya proses pembelajaran, memberi
Lembar Kerja (LK) kepada tiap-tiap kelompok siswa, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan masalah yang disajikan pada Lembar Kerja. Memberikan
kesempatan kepada tiap-tiap perwakilan siswa untuk tampil kedepan kelas
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
4) Menyiapkan lembar observasi atau pengamatan untuk melihat bagaimana
situasi belajar mengajar di dalam kelas. Lembar observasi yang dibuat
terdiri dari lembar observasi atau pengamatan proses pembelajaran materi
tentang konsep ilmu ekonomi dengan menggunakan model problem based
learning, dan lembar observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh
teman sejawat dalam mengikuti pelajaran ekonomi ini dibuat setiap
pertemuan disetiap siklusnya. Dimana guru ekonomi sebagai teman
sejawat peneliti pada penelitian ini yang mengamati aktivitas sikap siswa
dalam berdiskusi.
8
b. Pelaksanaan
Pada siklus II pertemuan pertama, peneliti memulai Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) untuk melihat bagaimana penggunaan model problem based learning
oleh guru, agar dapat meningkatkan kemampuan HOTS siswa kelas XI.IPS.1
SMAN 9 Tanjung Jabung Timur. Kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam kemudian menanyakan kabar dan siswa yang tidak masuk
dan pada hari ini. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan ke-2 menajemen, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
peserta didik dapat menganalisis ketenagakerjaan dalam perekonomian nasional.
Setelah itu guru memberi informasi awal terkait materi yang akan
diajarkan, tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran problem based
learning yang akan dilakukan pada pertemuan ini. kemudian guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 5-6 siswa. Setelah
kelompok terbentuk, guru menugaskan masing-masing kelompok bekerja sama
untuk menyelesaikan sesuai dengan materi pada kelompoknya. Tugas yang
diberikan adalah latihan awal bagi siswa dibantu oleh teman sejawat mengamati
sikap siswa dan melihat proses diskusi masing-masing kelompok.
Sebelum pembelajaran berlangsung terlebih dahulu mengulang
pembelajaran minggu yang lalu, ternyata siswa antusias dan masih mengingat dan
menjawab pertanyaaan dari guru. Kegiatan inti guru menjelaskan materi pada hari
ini, kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya terdiri dari 5-6 siswa dengan bentuk tempat duduk leter U. Setelah
keleompok terbentuk, guru mempersilahkan siswa untuk melakukan kegiatan
literasi atau membaca buku kurang lebih 15 menit sebelum berdiskusi, setelah
selesai guru menugaskan masing-masing kelompok bekerja sama untuk
menyelesaikan sesuai dengan materi pada kelompoknya. Tugas yang diberikan
adalah latihan awal bagi siswa dibantu oleh teman sejawat mengamati sikap siswa
dan melihat proses diskusi dimasing-masing kelompok.
9
tiap-tiap kelompok, dimana setiap kelompok diminta untuk bekerja sama dalam
kelompok menyelesaikan masalah sesuai dengan materi yang telah diberikan.
Untuk mengecek pamahaman tentang tugas yang diberikan, guru
mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan tugas dari hasil diskusi dan
kerjasamanya. Pada pertemuan kedua siklus II, ada kelompok yang maju untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Sedangkan kelompok lain memperhatikan
dan diwakili oleh salah seorang untuk maju kedepan. Kegiatan penutup guru
memberikan umpan balik pertanyaan yang diberikan kepada siswa mengenai
materi yang dipelajari. Guru meminta siswa untuk pelatihan lanjutan di rumah.
Guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Pengamatan (Observasi)
Hasil observasi gambaran perilaku siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang telah diamati oleh teman sejawat sebagai observer dalam
penelitian ini, kemudian guru berusaha memberikan stimulus untuk merangsang
pertanyaan yang HOTS. Siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
di lembar kerja peserta didik secara individu. Setelah pelaksanaan siklus II telah
dilaksanakan dengan model problem based learning di dalam kelas, dengan
menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan berbagai rekomendasi pada
siklus I untuk memperbaiki pembelajaran yang kemudian dapat meningkatnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Maka selanjutnya diadakan tes
siklus II untuk mengetahui perubahan dari ada tidaknya peningkatan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada pembelajaran dengan menggunakan model
problem based learning pada mata pelajaran ekonomi khususnya kelas XI.IPS.1
SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur.
Berdasarkan hasil tes Siklus II yang dilakukan tanggal 19 Oktober 2022
maka didapatkan hasil yang ketuntasan belajar siswa sesuai dengan KKM ada 26
siswa. Secara keseluruhan persentase ketuntasan klasikal sudah tercapai dalam
belajar di siklus II sebesar 89,65 % dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar
75%. Rata-rata hasil ujian yang diperoleh oleh siswa dalam siklus I 25,93 dan
nilai rata-rata di siklus II sebesar 75,21 ini berarti ada kenaikan rata-rata di siklus I
12
ke siklus II sebesar 49,28. Secara garis besar menunjukkan bahwa dengan model
pembelajaran problem based learning, telah berhasil meningkatkan hasil belajar
siswa.
Tabel 4.2 Analisis HOTS Siklus II
Nilai Siswa Frekuensi Kategori
95 2 Sangat Baik
75 24 Baik
55 0 Cukup
35 0 Kurang
15 3 Sangat Kurang
d. Refleksi
Berdasarkan data dan hasil belajar siswa pada siklus II, dapat disimpulkan
bahwa peningkatan nilai HOTS siswa dengan menggunakan model Problem
Based Learning telah sepenuhnya berhasil tercapainya indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan dalam penelitian. Keberhasilan dapat dilihat dari
peningkatan dari siklus ke siklus dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,
sehingga peneliti tidak melanjutkan lagi pada siklus berikutnya. Adapun kendala-
kendala yang dihadapi peneliti pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
siklus II berdasarkan hasil peneliti dan teman sejawat adalah:
13
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dilakukan tindakan pada kelas
XI.IPS.1 SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur dengan jumlah siswa sebanyak 29
siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan menunjukkan
aktivitas belajar masih kurang. Hal ini dibuktikan ketika guru menjelaskan materi
ada 10 siswa dari 29 siswa berdiskusi sendiri dengan temannya dan masih
banyaknya siswa yang tidak perhatian dalam belajar.
Dalam pengamatan guru dalam diskusi masih banyak siswa yang tidak
aktif dalam beridiskusi kelompok ada yang sekedar diam dan ada pula yang
mengganggu temannya dalam berdiskusi. Guru mewancarai siswa yang diam
dalam diskusi ternyata siswa tersebut tidak mengerti apa yang harus dilakukannya
14
kemudian guru terus membimbing dan memberi arahan agar diskusi dapat
berjalan dengan baik. Begitu juga Keaktifan bertanya dan menjawab juga masih
rendah, yang aktif bertanya hanya beberapa siswa saja dan termasuk siswa yang
aktif memberikan jawaban kepada temannya. Ketika diberikan tugas kepada siswa
tidak semua dapat mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
Selanjutnya untuk meningkatkan aktivitas belajar dilakukan Tindakan Siklus I dan
Siklus II. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan yang telah dirancang dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan analisis HOTS pada siklus I menunjukkan nilai siswa yang
mendapatkan nilai siswa 95 dengan frekuensi 0 (0%) pada kategori sangat baik,
sedangkan untuk rentang nilai siswa 75 dengan frekuensi 6 (20,69%) dengan
kategori baik yang mampu mencapai KKM. Untuk nilai siswa yang berada pada
rentang nilai siswa 55 dengan frekuensi sebesar 0 (0%). Untuk nilai siswa yang
berada di rentan 35 dengan frekuensi sebanyak 0 (0%), dan untuk nilai siswa yang
berada pada rentang 15 dengan frekuensi sebesar 23 (79,31%) orang dengan
kategori sangat kurang dari jumlah siswa sebesar 29 orang.
Berdasarkan analisis kemampuan HOTS pada siklus II menunjukkan nilai
siswa yang mendapatkan nilai siswa 95 dengan frekuensi 2 (6,90%) pada katagori
sangat baik, sedangkan untuk rentang nilai siswa 75 dengan frekuensi 24
(82,76%) dengan katagori baik yang mampu mencapai KKM. Untuk nilai siswa
yang berada pada rentang nilai siswa 55 dengan frekuensi sebesar 0 (0%). Untuk
nilai siswa yang berada di rentang 35 dengan frekuensi sebanyak 0 (0,%), dan
untuk nilai siswa yang berada pada rentang 15 dengan frekuensi sebesar 3
(10,34%) orang dengan katagori sangat kurang dari jumlah siswa sebesar 29
orang. Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh persentase ketuntasan klasikal
dari hasil siklus I sebesar 20,69% kemudian disiklus II diperoleh hasil sebesar
89,65%. Jadi telah memenuhi persentase ketuntasan klasikal sebesar 75% dari
siswa yang mengikuti evaluasi di kelas.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pia (2021)
menunjukkan bahwa penerapan problem based learning (PBL) mampu
meningkatkan kemampuan high order thinking skills (HOTS) atau kemampuan
15
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan bahwa pemanfaatan model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kemampuan
higher order thinking skills (HOTS) siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas
XI.IPS.1 Semester I tahun pelajaran 2022/2023. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari perolehan nilai rata-rata siswa serta tingkat ketuntasan secara
klasikal pada tiap siklus mengalami peningkatan baik pada siklus I maupun
siklus II. Dari data awal siklus I nilai rata-rata siswa hanya 25,93, Dan pada
siklus II 75,21 terjadi kenaikan sebesar 49,28. Dengan ketuntasan 6 siswa
pada siklus I (20,69%) dan pada siklus II ketuntasan 26 siswa (89,65%). Dari
analisis di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based
learning dapat meningkatkan higher order thinking skills (HOTS) pada kelas
XI.IPS.1 SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur pada mata pelajaran ekonomi.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, berikut disampaikan
rekomendasi:
1. Bagi guru, disarankan penelitian ini dapat memberikan masukan untuk
menerapkan model problem based learning sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran dikelas, karena model ini efektif untuk meningkatkan
higher order thinking skills (HOTS) siswa.
2. Model pembelajaran problem based learning dapat dijadikan salah satu
model untuk mengakatifkan siswa dalam belajar melalui diskusi
kelompok, dan diharapkan bagi peneliti berikutnya dapat meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa, khususnya pada mata
pelajaran ekonomi.
1
DAFTAR PUSTAKA
Budsankom, dkk (2015) Factors affecting higher order thinking skills of student:
a meta-analytic structure equation modeling study.Academic Juurnals,
10(19), 2640-2652.
Moore, B., & Stanley, T. (2010). Critical thinking and formative assessments
Teaching Knowledge Journal of Mathematic Education, Inc.
1
2
A. Kompetensi Inti
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
1
2
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian pertumbuhan ekonomi
2. Cara menghitung pertumbuhan ekonomi
3. Teori pertumbuhan ekonomi
4. Permasalahan pertumbuhan ekonomi dan cara mengatasinya
Pembangunan Ekonomi
5. Pengertian pembangunan ekonomi
6. Perbedaan pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi
7. Perencanaan pembangunan ekonomi
8. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Ceramah, Diskusi, tanya jawab dan penugasan
3
F. Media Pembelajaran
G. Sumber Belajar
Ismawanto. 2017. Buku Ekonomi untuk Kelas XI SMA Kurikulum 2013. Untuk
Lingkungan Sendiri SMA N 2 Boyolali
Ismawanto. 2017. Panduan Materi Sukses Olimpiade Sains Ekonomi Jilid 1 (Makro
dan Mikro). Jakarta: Bina Prestasi Insani.
Buku ekonomi lain yang relevan dan ber-isbn, internet dan nara sumber
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke I
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahulua 1. Guru memberikan salam, mengajak berdoa, melakukan presensi dan 15 menit
n memberikan motivasi agar peserta didik siap untuk belajar
2. Guru menyampaikan topik pembelajaran pertumbuhan ekonomi dan
mengajukan pertanyaan keterkaitan dengan materi pembelajaran
sebelumnya
3. Guru menyampaikan pokok – pokok materi yang akan dipelajari serta
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Inti 1. Peserta didik mengamati video pembelajaran tentang data yang 150 menit
berkaitan dengan materi pertumbuhan ekonomi yang ditayangkan
oleh guru.
2. Peserta didik menanggapi video yang berkaitan dengan pertumbuhan
ekonomi dengan mengajukan pertanyaan dan peserta didik yang lain
saling menanggapi.
3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi.
4. Peserta didik berkumpul dikelompok masing-masing untuk
mendiskusikan lembar kerja kelompok yang diberikan oleh guru
dengan membaca buku referensi yang ada maupun melalui
internet.
5. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian
dan kelompok yang lain saling menanggapi.
a. Kelompok 1 mempresentasikan pengertian pertumbuhan
ekonomi dari beberapa tokoh ekonomi dan membuat
kesimpulan tentang konsep pertumbuhan ekonomi
b. Kelompok 2 mempresentasikan faktor – faktor yang
4
2. Pertemuan ke II
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, melakukan presensi dan memberikan 15 menit
motivasi agar peserta didik siap untuk belajar
2. Guru menyampaikan topik pembelajaran teori pertumbuhan
ekonomi dan mengajukan pertanyaan keterkaitan dengan materi
pembelajaran sebelumnya
3. Guru menyampaikan pokok – pokok materi yang akan dipelajari
serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Inti 1. Peserta didik mengamati slide tentang artikel yang berkaitan 150 menit
dengan teori pertumbuhan ekonomi yang ditayangkan oleh guru.
2. Peserta didik menanggapi slide teori pertumbuhan ekonomi
dengan mengajukan pertanyaan dan peserta didik yang lain
saling menanggapi.
3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang teori
pertumbuhan ekonomi secara umum.
4. Peserta didik berkumpul dikelompok masing-masing untuk
mendiskusikan lembar kerja kelompok yang diberikan oleh
guru dengan membaca buku referensi yang ada maupun
melalui internet.
5. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara
5
1. Teknik Penilaian:
A. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
B. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik dan Portofolio
2. Bentuk Penilaian :
A. Tes tertulis : Pilihan ganda dan Uraian beserta pedoman penilaian
B. Unjuk kerja :lembar penilaian presentasi dan pedoman penilaian
C. Portofolio : Pengumpulan tugas mandiri
3. Instrumen penilaian : terlampir
4. Alat Penilaian : Soal terlampir
KELOMPOK :
ANGGOTA :
1............................................
2............................................
3............................................
4............................................
5............................................
6............................................
KELOMPOK :
ANGGOTA :
1............................................
2............................................
3............................................
4............................................
5............................................
6............................................
8
No Permasalahan Pembahasan
A. Kompetensi Inti
9
Pertemuan ke 2
3.3.5. Mengidentifikasi upaya peningkatan
kualitas tenaga kerja
3.3.6. Mendeskripsikan sistem pemberian upah
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik dapat
menganalisis permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi dan
menyajikan hasil analisis masalah ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi
dan cara mengatasinya dengan dengan penuh tanggung jawab, bekerja keras dan
bekerja sama.
D. Materi Pembelajaran
Ketenagakerjaan
Pengertian tenaga kerja, angkatan kerja, dan kesempatan kerja
Jenis-jenis tenaga kerja
Masalah ketenagakerjaan
Upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja
Sistem upah
Pengangguran
G. Sumber Belajar
Ismawanto. 2017. Buku Ekonomi untuk Kelas XI SMA Kurikulum 2013. Untuk
Lingkungan Sendiri SMA N 2 Boyolali
Ismawanto. 2017. Panduan Materi Sukses Olimpiade Sains Ekonomi Jilid 1 (Makro
dan Mikro). Jakarta: Bina Prestasi Insani.
Buku ekonomi lain yang relevan dan ber-isbn, internet dan nara sumber
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Pertemuan I
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan a) Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses 20 menit
11
PENILAIAN LAPORAN
Penilaian kompetensi ketrampilan : Penilaian Proyek
KD IPK
4.3. Menyajikan hasil analisis 4.3.1. Mempresentasikan hasil analisis masalah
masalah ketenagakerjaan ketenagakerjaan di Indonesia
dalam pembangunan ekonomi
dan cara mengatasinya
27.
28.
29.
pembangunan Indonesia
ekonomi
Soal Uraian
28. YUDI L 9 TT
29. YUSRIL YUDISTIRA L 15 TT
Nama :
Jenis Kelamin :
Siklus :