PROPOSAL
OLEH
PUJA SUHARTI
NIM C789202001082
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran Allah S.W. sehingga saya bias
menyelesaikan proposal Strategi penggunaan teknologi Pendidikan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di smkn 1 woja Proposal ini merupakan salah
satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Progran Studi Pendidikan
Teknologi Informasi (S-1) yang Penulis tempuh di STKIP Yapis Dompu. Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan proposal ini tidak terlepas dari peran,
dorongan, dukungan, arahan, dan saran dari berbagai pihak.
Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada ARMAN MANAN S.E. Ketua Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Dompu.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada
DR. DODO KURNIAWAN S.E ,M.E. Ketua STKIP Yapis Dompu yang telah
memberikan kesempata saya untuk menempuh ilmu di STKIP Yapis Dompu.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak FATHIRMARUF, M.KOM.
Waket I Bidang Akademik yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu
serta motivasi selama mengikuti pekuliahan. Terima kasih penulis sampaikan
kepada Ibu ENUNG NURHASANAH, M.SI. Waket II Bidang Administrasi dan
Keuangan yang telah membantu penulis dalam melakukan proses pembayaran
perkuliahan selama ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bpak
BUDIMAN, M.Pd. Waket III Bidang Kemahasiswaan yang telah memberikan
motivasi dan semangat untuk segara menyelesaikan penyusunan proposal ini dan
seterusnya
Akhirnya, dengan segala keterbatasan dan kelebihannya, semoga proposal/skripsi
ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
HALAMAN LOGO.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 1.1. Latar belakang, 1.2. Batasan Masalah, 1.3.
Rumusan Masalah, 1.4. Tujuan Penelitian, 1.5. Manfaat Penelitian, 1.6. Istilah Operasional
Variabel.
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM).1 Tujuan umum pendidikan yang berlaku untuk seluruh lembaga
pendidikan yang diselenggarakan pada suatu Negara. Tiap-tiap Negara mempunyai tujuan
pendidikan, tujuan pendidikan indonesia telah dicantumkan di dalam undang-undang 02
tahun 1989 tentang sistem pendidikannasional.
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Pembelajaran merupakan awal untuk mempersiapkan generasi-generasi
masa depan yang berkualitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional adalah dengan kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran adalah
merupakan proses perubahan manusia kearah yang lebih baik, salah satu ciri belajar adalah
terjadinya perubahan atau perkembangan individu yang meliputi tiga arah yang dikenal
dengan taksonomi yaitu perkembangan kognitif, efektif, dan psikomotorik. Ketika
perkebangan ini merupakan bagian dari proses perkembangan individu sejak lahir.
Kegiatan belajar dan mengajar sering mengalami kendala dan rintangan sehingga
tidak tercapai tujuan yang diharapkan yaitu adanya perubahan dalam diri siswa. Penyebab
tidak adanya perubahan sebagai siswa salah satunya disebabkan karena siswa siswi
tersebut kelelahan mengikuti kegiatan belajar mengajar yang padat sehingga hasil
belajar yang dicapai kurang memuaskan dan juga beban belajar terlalu banyak jadi
hanya sebagian yang mampu saja yang serius belajarnya selebihnya tidak mampu
dicerna oleh siswa. Ditambah lagi dengan guru yang kurang menggunakan media
pada waktu proses belajar mengajar belangsung sehingga membuat anak merasa bosan
dan jenuh.
Media adalah segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk
mendorong siswa belajar, bentuk perangsang di sini dapat berupa audio, visual, maupun
media audio visual. Seperti papan, gambar, flem, televisi, infocus, komputer, LCD
dan media internet atau WiFi. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Pengalaman yang sering dihadapi oleh guru disekolah adalah kurangnya
kemampuan dan bekal guru dalam meinovasikan media pembelajaran di dalam kelas,
5
sehingga pembelajaran terkesan membosankan dan sulit dipahami. Untuk mengatasi
segenap permasalahan pembelajaran yang telah disebutkan diatas, perlu diusahakan
perbaikan sebagai strategi untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar mengajar.
Guru sebgai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sehingga peran guru sering
dinamakan manager of learning. Sekolah dan guru memiliki peranan besar dalam upaya
menciptakan iklim pembelajaran yang baik tepat, bervariasi, kreatif dan inovatif. Salah
satunya bisa dengan menggunakan media teknologi. Penggunaan media teknologi
dalam pembelajaran akan memudahkan siswa untuk mempelajari matri-matri
dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media teknologi juga dinilai lebih
efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan mengalami
perubahan secara bertahap. Tahap pertama terjadi pada waktu masyarakat
memberikan wewenang kepada orang tertentu, sehinggga timbul profesi guru, tahap ini
mengakibatkan pergeseran dari pendidikan non formal dirumah oleh orang tua sendiri,
ke arah pendidikan secara formal di lingkungan sekolah. Tahap kedua terjadi dengan
ditemukannya berbagai macam media cetak dan banyak buku yang tersedia yang
kemudian dipakai disekolah.
Dengan terjadinya perubahan dalam pendidikan maka sistem Pendidikan menjadi
formal. Di saat proses belajar mengajar berlangsung membutuhkan alat bantu terutama
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun terkadang para pengajar atau pendidik
lebih memilih menggunakan metode ceramah (lecture method) metode ini popular di
kalangan pengajar saja. Disamping itu metode tersebut juga berkesan praktis tanpa
harus menggunakan alat bantu. Padahal dalam menggunakan alat bantu tersebut akan
membantu guru dalam memberikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa, dan siswa
pun akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran melalui alat bantu. Alat bantu
tersebut dapat berupa:
komputer, vidio-tape, infocus, Over Head Projector (OHP) dan audio visual. Alat ini
sangat membantu dalam penyampaian peran atau materi yang tersimpan di dalam
bahan. Selain itu juga merupakan instrument dari teknologi pendidikan dan penggunaan
teknologi yang benar.
Inti dari teknologi pendidikan adalah belajar dan sumber-sumber untuk
keperluan belajar. Namun kedua unsur tersebut masih memerlukan unsur lain yaitu
mengutamakan masalah belajar bukan pada alat maupun bahannya, melainkan
teknologi pendidikan yang dijadikan perhatian utamanya adalah siswa (peserta didik).
Siswa dalam belajar perlu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar lainnya.
Sementara ada sebagian guru yang masih kurang berkeinginan menggunakan media
teknologi pendidikan dalam proses belajar mengajar, sementara proses interaksi
6
tersebut perlu dikembangkan dan dikelola dengan baik agar mendapatkan hasil yang
optimal.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin meneliti apakah penggunaan media
teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu,
untuk memecahkan permasalahan ini penulis ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan judul “Strategi Penggunaan Teknologi Pendidikan dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di smk negri 1 woja“
b) Pengembangan perangkat buku ajar yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari 3 bab
c) Buku ajar yang yang layak memiliki kriteria valid, efektif, dan praktis.
7
khususnyabagi guru dan siswa agar dapat memahami tentang penggunaan
teknologi pendidikan.
b) Manfaat Praktis
Sedangkan manfaat praktis dapat menambah wawasan penulis dalam bidang
teknologi pendidikan terutama yang menyangkut tentang strategi penggunaan
teknologi Pendidikan.
2. Teknologi Pendidikan
Perkataan teknologi berasal bahasa inggris yaitu: technology: Inustrial science: the
science of industrial arts, especially as applied to manufacturen.5 Maksudnya teknologi
adalah ilmu industri, ilmu atau sistem pengetahuan dari seni atau ilmu industri itu sendiri,
terutama dalam mempergunakan barang yang dihasilkan oleh pabrik.
Teknologi pendidikan telah berkembang sebagai suatu disiplin keilmuan yang
berdiri sendiri. Perkembangan tersebut dilandasi oleh serangkaian dalil atau dasar yang
dijadikan patokan pembenaran. Secara filosofi, dasar keilmuan itu meliputi: Ontologi
yaitu rumusan tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu pokok telaah khusus
yang tidak tergarap oleh bidang telaah lain, epistemologi, yaitu usaha atau prinsip
8
intelektual untuk memperoleh kebenaran dalam pokok telaah yang ditentukan, aksiologi,
yaitu nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari pokok telaah yang ditentukan, yang
mempersoalkan nilai moral dan etika dan nilai seni serta keindahan/estetika.
Teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan dibahas terus-menerus karena
adanya kebutuhan nyata yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu:
a) Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar
b) Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa penyempurnaan
kurikulum menyediakan berbagai sarana pembelajaran
c) Penyempurnaan sistem pendidikan dengan penelitian dan pengembangan.
3. Pendidikan
Pendidikan dari bahasa inggris yaitu education: ageneral of all the process by
means of which a person develops attitudes, and other forms of behavior of positif
valuen the society in which he lives. Maksudnya adalah pendidikan suatu tempat
umum bagi murid atau pelajar, siapa saja yang berpatisipasi dalam proses pendidikan
itu sendiri. Pendidikan juga merupakan jumlah dari keseluruhan proses yang ada
dalam arti dimana dia bertempat tinggal. Jadi pendidikan adalah proses dengan metode-
metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Prawironegoro hakikat Pendidikan adalah suatu roses memberitahukan
dan mendidik peserta didik. Memberitahu artinya memasukkan suatu pengertian,
pernyataan, dan penalaran ke dalam otak peserta didik agar tahu tentang sesuatu.
Pendidikan adalah mengajar peserta didik berpikir rasional dan mendidik perilaku
peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang mencakup orang,
prosedur, ide, fokus dan organisasi untuk menganalisis masalah, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua asfek belajar manusia.
9
4. Prestasi belajar siswa
Prestasi adalah hasil yang dicapai atau yang dilakukan dan dikerjakan baik itu
secara kelompok maupun secara individu. Prestasi juga merupakan suatu bukti
keberhasilan yang dicapai oleh seseorang, cara bersikap yang baik dari siswa serta dapat
bertindak secara cepat dan dapat meningkat secara optimal setelah proses belajar
mengajar berlangsung. Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada
penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang sama diperoleh,
disimpulkan dan dilaksanakan.
Pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan ilmu
pengetahuan yang terjadi pada diri peserta didik, kecakapan, serta adanya perubahan
setelah belajar dilaksanakan. Dengan demikian prestasi belajar siswa adalah suatu
proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan,
kebiasaan atau sikap yang sama diperoleh, di simpulkan dan di laksanakan,
sehingga menimbulkan tingkah laku progressive dan adaptif, suatu perubahan dalam
tingkah laku yang merupakan hasil pengalaman dan pengetahuan yang
dituangkan dalam nilai-nilai rapor.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 2.1. Kajian teori, 2.2. Kerangka Berpikir, dan 2.3.
Hipotesis Penelitian.
2.1. Kajian Teori
Kajian teori merupakan kajian yang berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian
dan juga dikutip dari beberapa sumber yang relevan seperti skripsi, disertasi, tesis, buku,
jurnal, artikel-artikel, hand outs, laboratory, dan karya ilmiah penunjang lainnya. Semua
referensi yang tertuang dalam kajian teori harus dirujuk didalamnya. Kajian teori adalah
kegiatan menelaah laporan penelitian lain serta pustaka yang terdapat didalamnya yang
memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian. Dalam suatu penelitian ilmiah, kajian
teori adalah bagian terpenting yang harus dimuat dari keseluruhan langkah-langkah metode
penelitian. Kajian teori memiliki fungsi untuk membantu peneliti dalam menganalisis serta
mengkaji semua yang berkaitan dengan judul yang diangkat dalam penelitian, segala
kekurangan maupun kelebihan yang ditemukan dari peneliti terdahulu sekiranya dijadikan
contoh kedepannya dalam menentukan langkah serta metode yang akan diambil guna
memaksimalkan hasil penelitian terdahulu.
11
tersebut yang paling menonton di kalangan guru, di samping itu juga guru
di tuntut untuk terampil (mempunyai SDM) sehingga mampu menguasai
bahan pelajaran. Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
makin berkembang, sehingga pendidikan tidak mungkin lagi di kekola
melalui pola tradisional. Selain itu pola tradisional kurang relavan
dibandingkan dengan penggunaan teknologi pendidikan. Perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta pemahaman cara belajar anak,memberi
arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan memanfaatkan media
teknologi melalui pendekatan teknologis dalam pengelolaan
pendidikan. Pendidikan sebagian dari kehidupan yang merupakan sarana
penerus nilai-nilai, gagasan-gagasan,sehingga setia orang mampu berperan
serta dalam transpormas inilai demi kemajuan bangsa, dengan kata lain
pendidikan adalah wadah untuk mencerdaskan bangsa dengan strategi
dan planning sebelumnya. Oleh sebab ituperlu adanya pengembangan
pengetahuan, keterampilan dan sikap anak didik yang nantinya
menunjukkan adanya kaitan fungsional antara pendidikan dengan
tuntunan kearah perubahan yang lebih baik.
12
a. Fungsi Atensi merupakan menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi Afektif merupakan fungsi yang dapat terlihat dari keseriusan
siswa.
c. Funggsi kognitif merupakan fungsi yang terlihat dari hasil-hasil
penelitian yang mengungkapkan bahwa teknologi mampu
memperlancar pencapaian tujuan Pendidikan
d. Fungsi kompensatoris merupakan fungsi yang menberikan secara
konteks untuk membantu siswa dalam memahami pelajaran
Dari beberapa uraian yang disebutkan diatas maka fungsi yang dapat penulis
ambil kesimpulan adalah bahwa fungsi dari teknologi pendidikan dapat membantu
proses belajar mengajar siswa dan guru dengan tidak membutuhkan waktu yang lama
namun cukup efektif dan efesien dengan hal belajar yang memuaskan.
Penggunaan teknologi dalam kegitan pendidikan serta media Pendidikan
perlu dikembangkan dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena teknologi
menggunakan pendekatan yang ilmiah, sistematik dan rasional, sehingga tujuan
pendidikan mudah tercapai. Oleh sebab itu pendidikan yang dilakukan oleh
teknologi pendidikan merupakan proses penyampaian materi dari seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan media agar materi atau informasi yang
telah ada dapat ditransformasikan secara merata sehingga penyajian materi dapat
dirasakan secara meluas.
Selain itu perlu juga adanya upaya yang dilakukan untuk memamfaatkan
teknologi pendidikan dalam mengelola kegiatan belajar mengajar dikelas. Oleh
sebab itu teknologi pendidikan mempunyai karakteristik yang relavan bagi
kepentingan, diantaranya sebagai berikut:
1. Adanya penyebaran informasi secara meluas, merata dan cepat sehingga
pesan dapat disampaikan sesuai dengan isi yang dimaksud.
2. Teknologi pendidikan dapat menyajikan materi secara logis, ilmiah dan
sistematis serta mampu melengkapi, memperjelas konsep-konsep, dan
materi pelajaran.
3. Teknologi pendidikanpartner guru dalam rangka mewujudkan proses
belajar mengajar yang efektif, efesien dan produktif sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan anak didik.
4. Teknologi pendidikan dimamfaatkan sebagai sumber belajar dan dapat
menyajikan materi secara lebih menarik.
13
Berdasarkan pada penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik tersebut adalah sebagai pemamfaatan teknologi pendidikan yang
mampu mengoptimalkan pelayanan pada peserta didik atau anak didik agar dapat
mencapai masa depan yang gemilang dalam dunia pendidikan khususnya.
2. Teknologi Audio-Visual
Merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-
pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual bercirikan
pemakaian perangkat keras selama proses belajar mengajar, seprti tipe
recorder, mesin proyektor film. Jadi pengajaran melalui pandangan dan
pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau
simbol-simbol yang serupa.
Ciri-ciri utama teknologi audio-visual adalah:
a. Bersifat linear
b. Menyajikan visual
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya
2. Bulletin board
Alat ini dibuat secara khusus dan digunakan untuk memperlihatkan pekerjaan
siswa, gambar-gambar, poster atau objek berdimensi lain. Bulletin board mempunyai
nilai tertentu, seperti tempat memperlihatkan gambar-gambar khusus yang menonjol
benda, poster atau karya kelas lainnya, dapat digunakan sebagai papan pengumuman
kelas, pengumuman sekolah atau petugas-petugas, dan menimbulkan semangat dan
tanggung jawab sertameningkatkan motivasi siswa, merangsang inisiatif dan kreatif
bagi siswa.
3. Gambar
Gambar tidak diproyeksikan, namun benda disekitar kita relatif mudah diperoleh
untuk ditunjukan kepada anak. Gambar ilustrasi yang berwarna lebih menarik arti
dari sebuah gambar yang ditentukan oleh persepsi masing-masing. Gambar
mempunyai nilai tertentu, yaitu bersifat kelemahan indra, mudah didapat dan mudah
digunakannya.
4. Slide dan film strip
Slide dan film strip merupakan gambar yang diproyeksikan, dapat dilihat dan
mudah dioperasikan. Di sekolah-sekolah tradisional hampir tak pernah digunakan,
karna slide dan filem strip mensyaratkan sumber listrik dan perangkat keras.
Slide dan film strip mempunyai nilai tertentu, yaitu memudahkan penyajian
seperangkat materi tertentu, membangkitkan minat anak dan dapat dilakukan
secara berulang, serta dapat menjangkau semua bidang pelajaran. Penggunaan
slide dan film strip memerlukan keterampilan tertentu, termasuk kemampuan
memberi penjelasan, baik penjelas pokok maupun penjelasan tambahan.
17
18
1. Definisi Buku Ajar
1
Buku ajar adalah adalah salah satu bentuk sumber
belajar yang di susun sesuai rencana pembelajaran serta
berdasar pada analisis kebutuhan pendidik maupun peserta
didik. Nasution (dalam Prastowo, 2013:243) menjelaskan
bahwa buku ajar adalah bahan ajar yang di buat oleh
seseorang atau kelompok penulis dan di susun berdasar pada
kurikulum yang berlaku.
Definisi lain juga dijelaskan oleh Lestari (2015:7) yang
mendefinisikan buku teks (buku ajar) merupakan buku yang
isinya disesuaikan dengan mata pelajaran dan diperuntukkan
untuk siswa pada jenjang Pendidikan tertentu oleh seorang
pakar demi tercapainya tujuan pembelajaran yang di
inginkan.
Menurut Rahmawati (2015:107) mengungkapkan
bahwa buku ajar yang digunakan merupakan buku yang di
susun secara sistematis berdasar pada materi mata pelajaran
tertentu. Buku teks dirasa sangat penting untuk digunakan
oleh guru dan juga siswa dalam proses pembelajaran. Buku
teks dianggap penting karena ia merupakan pedoman manual
yang akan dipergunakan oleh siswa maupun guru dalam
proses pembelajaran dalam bidang studi atau mata pelajaran
tertentu (Aan Anisah, 2016)
Berdasarkan uraian diatas, maka buku ajar merupakan
sumber belajar yang disusun secara sistematis berdasarkan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Fungsi Buku Ajar
Buku ajar bukan hanya dijadikan sebagai sumber
belajar tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain
seperti yang di ungkapkan oleh Prastowo (2013:169) yang
menjelaskan beberapa fungsi dari buku ajar antara lain: (1)
Sebagai bahan referensi atau rujukan bagi peserta didik. (2)
Sebagai Bahan untuk dilakukannya Evaluasi. (3) Sebagai alat
2
bantu bagi Pendidik dalam melaksanakan Kurikulum. (4)
Sebagai salah satu penentu metode atau tehnik pengajaran
yang akan digunakan pendidik. (5) Sebagai Sarana untuk
peningkatan karir dan jabatan.
Mengingat bahwa buku ajar merupakan acuan wajib
dalam perencanaan pembelajaran, maka penting sekali bagi
seorang pendidik untuk memiliki buku pegangan.
Ketersediaan perangkat pembelajaran yang baik oleh
pendidik akan menghasilkan proses pembelajaran yang
terarah dalam hingga hasil daripada belajar siswa akan lebih
maksimal sesuai standar kompetensi yang di tentukan.
Dari beberapa pendapat diatas, maka bisa ditarik
kesimpulan bahwa buku ajar memiliki fungsi sebagai sumber
belajar yang dijadikan acuan wajib serta petunjuk dalam
proses pembelajaran.
3. Kualitas Buku ajar
Buku ajar tentunya memiliki beragam jenis dan bentuk
yang berbeda serta isi yang terkandung didalamnya juga
hampir sama. Yang membuat buku ajar berkualitas adalah
bagaimana buku ajar tersebut dapat membuat pembacanya
paham terhadap informasi yang ada di dalamnya. Maka buku
ajar harus memiliki kriteria buku bisa dikatakan layak.
Berikut kriteria buku ajar yang baik yang dikemukakan oleh
Akbar (2013:34):
a) Akurat (Akurasi)
Darmiyati Zuchdi dalam buku Sadun Akbar
menjelaskan bahwa buku ajar yang baik perlu
memperhatikan akurasi. Akurasi memiliki itu dapat dilihat
dari beberapa aspek seperti: kecermatan penyajian,
memaparkan hasil penelitian dengan benar, dan tidak salah
dalam mengutip pendapat para pakar.
b) Sesuai (Relevansi)
3
Buku teks yang baik memiliki kesesuaian antara
kompetensi yang harus dikuasai dengan cakupan isi,
kedalaman pembahasan, dan kompetensi pembaca.
Relevansi hendaknya juga menggambarkan adanya
relevansi materi, tugas, contoh penjelasan, latihan dan
soal, kelengkapan uraian, dan ilustrasi dengan kompetensi
yang harus dikuasai oleh pembaca sesuai tingkat
perkembangan pembacanya
c) Komunikatif
Darmiyati Zuchdi dalam buku Sadun Akbar
menjelasakan bahwa komunikatif disini adalah buku teks
tersebut mudah dicerna pembaca, sisitematis, jelas dan
tidak mengandung kesalahan bahasa.
d) Lengkap dan Sistematis
Buku teks yang baik didalamnya menyebutkan
kompetensi yang harus dikuasi oleh siswa dan
memberikan pengertian manfaat penguasaan kompetensi
itu bagi peserta didik dalam kehidupannya, menyajikan
daftar isi, daftar pustaka secara sistematis.
e) Berorientasi Pada Student Centered
Buku teks yang baik berfokus pada siswa sebagai
center dari hasil akhir yang diinginkan setelah
mempelajari buku teks tersebut.
f) Berpihak Pada Ideologi Bangsa dan Negara
Buku teks yang baik didalamnya tertanam nilai
ideology bangsa dan Negara.
g) Kaidah Bahasa Benar
Buku teks yang baik ditulis menggunakan ejaan, istilah
dan struktur kalimat yang tepat dan benar.
h) Terbaca
Buku teks yang baik mempunyai tingkat keterbacaan
tinggi agar mudah dipahami oleh siswa
4
Menurut Pramunita et al., (2020) buku teks yang
berkualitas harus memenuhi empat unsur kelayakan, yaitu
kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan kebahasaan,
kelayakan kegrafikan.
Dari beberapa uraian di atas maka peneliti membatasi
kualitas buku ajar yang baik pada unsur kelayakan yaitu,
kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan kebahasaan,
dan kegrafikan.
ii. Informatika
Informatika erat kaitannya dengan teknologi yang berhubungan
hal yang terkait dengan informatika adalah teknologi informasi yaitu hal
bidang informasi.
aplikasi praktis.
digunakan secara bergantian dengan kala ilmu komputer, karena dari asal
5
kata jermannya sendiri yaitu informatik atau die informatik umumnya
komputasi.
6
(mengembangkan/ memperkaya/ menerima) suatu
gagasan.
7
sebagai pengambil keputusan, serta pemenuhan atas
keingintahuan (fullfil a desire to understand).
Definisi lain di kemukakan oleh Munandar (Moma,
2015) yang menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah
kemampuan memberikan beragam kemungkinan untuk
menjawab sebuah informasi yang telah diberikan melalui
penekanan keragaman jumlah dan kesesuaian. Menurut He
(2017) berpikir kreatif memiliki tujuan yang serba hati-hati.
Lalu menurut Sudarma (Kasmiatun, 2015:295) Kreativitas
merupakan kemampuan orang dalam membuat sesuatu baik
itu sebuah ide, Langkah, atau produk.
Menurut Munandar (Sulistiarmi, 2016:10) orang yang
berpikir kreatif memiliki tiga kemampuan sebagai berikut:
d) Kemampuan untuk membuat kombinasi baru
berdasarkan data, informasi atau unsurunsur yang ada.
e) Kemampuan berdasarkan data atau informasi yang
tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah
kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.
f) Kemampuan yang secara operasional mencerminkan
kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir,
serta kemampuan untuk mengelaborasi(mengembangkan
/ memperkaya/ menerima) suatu gagasan.
Kemampuan berpikir kreatif yang kurang, akan
berdampak pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,
dengan demikian hal ini perlu untuk diperhatikan lebih jauh
prosesnya dalam pembelajaran sistem komputer.
Pengayaan siswa untuk mampu berpikir kreatif dalam
proses pembelajaran sangat sesuai dengan kurikulum
pendidikan, dimana pengayaan terhadap siswa dimulai dapat
dilakukan dengan pemberian masalah terbuka, kemudian
siswa diminta untuk menemukan solusi melalui
8
pengembangan metode, serta cara penyelesaian yang
berbeda, dimana guru hanya akan menjadi fasilitator dan
pembimbing. Dari hasil jawaban siswa dapat ditemukan
berbagai macam kemungkinan seperti bagaimana cara siswa
dalam menjawab pertanyaan dengan memberikan hasil akhir
yang berbeda pula. Penyampaian jawaban yang diberikan
oleh siswa dirasa sangat penting agar siswa percaya bahwa
cara seseorang dalam menyelesaikan masalah dan jawaban
akhir yang bernilai benar tidak selalu sama.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat peneliti
simpulkan bahwa berpikir kreatif merupakan kemampuan
seseorang dalam berpikir logis serta divergen guna
menghasilkan hal baru yang sebelumnya tidak terpikirkan.
9
(1) Jika diberikan masalah biasanya memikirkan
bermacam-macam cara untuk menyelesaikannya.
(2) Memberikan macam-macam penafsiran terhadap
suatu masalah.
c) Ciri-ciri berpikir orisinal (originality):
Indikator: mampu memberikan gagasan yang baru dalam
menyelesaikan masalah atau memberikan jawaban yang
lain dari yang sudah biasa dalam menjawab suatu
pernyataan. Perilaku siswa:
(1) Mampu membuat ungkapan yang baru dan unik.
(2) Memilih cara berpikir lain dari pada yang lain.
d) Ciri-ciri berpikir elaborasi (elaboration):
(1) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban
atau pemecahan masalah dengan melakukan
langkah-langkah yang terperinci.
(2) Mengembangkan dan memperkaya gagasan yang
telah ada.
Menurut Munandar (dalam Sulistiarmi, 2016: 11)
terdapat 10 ciri-ciri seseorang dikatakan kreatif, yaitu antara
lain:
a) Tingginya rasa ingin tahu.
b) Suka bertanya dengan pertanyaan yang relevan.
c) Variasi gagasan dalam menghadapi permasalahan.
d) Kebebasan berpendapat.
e) Tinginya rasa estetika.
f) Menguasai satu bidang kehidupan.
g) Memandang permasalahan dari berbagai sudut.
h) Memiliki rasa humor.
i) Imajinatif.
j) Orisinalitas gagasan.
10
b. Kerangka Berpikir
Pengembangan buku ajar tentunya harus dilakukan atas dasar analisis
kebutuhan melalui tahap wawancara. Selain daripada analisis kebutuhan yang
dilakukan, berikut peneliti sajikan kerangka berpikir. Berikut gambarannya:
Permasalahan di lapangan:
Tidak terdapatnya Buku Ajar pegangan siswa dalam menunjang proses pembelajaran
Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Siswa tidak aktif dalam kelas
Tingkat kehadiran siswa yang kurang
Siswa tidak mengerjakan tugas
Siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran
Kajian Teori
11
c. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2018:63).
Teori hipotesa yang peneliti angkat yaitu pengembangan buku ajar
informatika layak untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pembelajaran informatika Kelas X di SMK Negeri 1 Woja Tahun Pembelajar
an 2023/2024.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 3.1. Jenis Penelitian, 3.2. Populasi dan
Sampel, 3.3. Teknik Pengumpulan Data, 3.4. Instrumen Penelitian, 3.5. Teknik
Analisa Data.
3.1. Jenis Penelitian
Model pengembangan penelitian ini menggunakan Research and
Development R&D. Metode R&D adalah penelitian yang digunakan untuk
menghasilakan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono 2009). Pada pengembangan ini, peneliti akan menggunakan
Research and Development R&D dengan model pengembangan ADDIE
(Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) yang
merupakan suatu model yang di dalamnya merepresentasikan tahapan-
tahapan secara sistematika (tertata) dan sistemis.
12
yang akan diteliti. Populasi juga disebut universum (universe) yang
berarti keseluruhan, dapat berupa benda hidup atau benda mati.
Dilihat dari pendapat di atas maka populasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik jurusan
TPM kelas X yang mengampu mata pelajaran Informatika di SMKN
01 Woja.
3.2.2 Sampel
Menurut Silaen (2018: 87) Sampel adalah sebagian dari
populasi yang diambil dengan cara-cara tertentu untuk diukur atau
diamatai karakteristiknya. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan
15 siswa kelas X- A TPM untuk dijadikan sampel. Pemilihan peserta
didik menggunakan teknik purposive sampling, dimana pemilihan
sampel didasarkan pada tujuan penelitian.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sesi
wawancara, lembar validasi, angket, dan metode tes. Berdasarkan teknik
analisis data, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik
pengumpulan data sebagai berikut:
a) Lembar Validasi
Lembar validasi merupakan sebuah instrumen yang digunakan oleh
validator untuk memvalidasi sebuah produk. Aspek atau kategori
validasi akan tercantum di dalam lembar validasi dan validator
memiliki tugas untuk memberikan penilaian. Lembar validasi yang
akan di isi oleh masing-masing validator ada tiga yaitu: 1) Lembar
Validasi ahli Perangkat. 2) Lembar Validasi ahli Materi dan 3) Lembar
Validasi Ahli Pembelajaran
b) Angket
Sugiyono (2015:199) berpendapat jika angket adalah teknik
pengumpulan data melalui pemberian pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket yang digunakan oleh
peneliti disini yaitu menggunakan skala likert. Dari penggunaan skala
likert hal yang ingin di ukur adalah pendapat siswa terhadap buku ajar,
13
dan persepsinya tentang pengembangan bahan ajar. Cara kerja dari
angket likert yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan yang diberikan,
responden harus memberikan respon terhadap pertanyaan yang
diberikan.
c) Metode Tes
Metode tes merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh
peneliti guna mengetahui ketercapaian peserta didik setelah
mempelajari sistem komputer menggunakan buku ajar. Tes yang
diberikan adalah berupa tes tulis dengan lima soal uraian dan satu soal
kelompok yang memuat unsur kreatif fluency, flexibility, originality,
dan elaboration. Tes hasil belajar ini akan dijadikan standar dalam
mengetahui efektifitas perangkat buku ajar dalam pembelajaran sistem
komputer.
14
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Kelayakan Buku Ajar
I. Kelayakan Isi
NO Butir Penilaian
NO Butir Penilaian
3 Kebakuan istilah
5 Keefektifan kalimat
NO Butir Penilaian
15
masalah
NO Butir Penilaian
b) Soal Tes
Pada tahap ini, tes akan dilakukan pada tahap implementasi. Soal
tes yang akan di uji coba adalah soal uraian sebanyak 4 soal dan tiap
soal mengukur tingkat kreativitas dari segi fluency, flexibility,
orginality, dan elaboration.
c) Angket Respon Siswa
Angket respon siswa merupakan lembar angket yang berisi
tanggapan serta penilaian yang diberikan oleh siswa terhadap buku ajar
yang telah dikembangkan. Siswa yang akan ikut andil dalam mengisi
angket adalah siswa SMK kelas X jurusan TPM untuk mata pelajaran
Iinformatika. Angket respon siswa berisi tiga belas (13) item
pertanyaan dengan kriteria penilaian 1 (Tidak Praktis), 2 (Kurang
Praktis), 3 (Cukup Praktis), 4 (Praktis), dan 5 (Sangat Praktis).
16
yang akan diperoleh dalam penelititan ini yaitu data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif didapat dari masukan dan saran validator yang
terdapat pada lembar validasi yang nantinya akan dianalisis secara deskriptif
dan dijadikan masukan untuk melakukan revisi produk, sedangkan data
kuantitatif berasal dari lembar validasi, dan angket respon siswa.
Berdasarkan pada teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian,
maka teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik
analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data ini akan peneliti
gunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Teknik analisis data
sebagai berikut:
17
Sangat tidak setuju/ sangat kurang baik/ sangat kurang
Skor
sesuai/ sangat kurang menarik/ sangat kurang paham/ sangat
1
kurang layak/ sangat kurang bermanfaat
∑R
P= 100 %
N
Keterangan:
P = Persentase Skor (dibulatkan)
∑R = Jumlah nilai jawaban responden
N = Jumlah keseluruhan skor ideal
18
dikembangkan dikatakan valid jika memenuhi kriteria valid - sangat
valid dengan skor 71-100 persen. Perhatikan tabel berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Validasi Perangkat dan Materi
(Akbar, 2013 dengan modifikasi peneliti)
No Skor Kriteria Validasi
1 81-100 % Sangat Valid
2 71 80 % Valid
3 61 70 % Cukup Valid
4 51 60 % Kurang Valid
5 0 50 % Tidak Valid
19
1 81-100 % Sangat Praktis
2 71 80 % Praktis
61 70 % Cukup Praktis
3
4 51 60 % Kurang Praktis
5 0 50 % Tidak Praktis
∑ Skor Perolehan
X 100 %
Persentase ∑ Skor Maksimum
= 20
Keterangan :
Persentase = Persentase Skor (dibulatkan)
∑ Skor Perolehan = Jumlah nilai jawaban responden
∑ Skor Maksimum = Skor Ideal (nilai maksimum)
(3) Hasil belajar dikatakan efektif jika minimal mencapai kriteria
kreatif.
DAFTAR RUJUKAN
Afrahamiryano dan Ariani, D. 2017. Analisis Validitas Buku Ajar Untuk Sistem
Perkuliahan ELearning Pada Mata Kuliah Kimia Dasar Di Fkip Ummy
Solok. Jurnal Eksakta Pendidikan (Jep), 1(2)
21
Eka Wulandari. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
E-Bookpada Materi Sistem Pencernaan Untuk Smp Kelas Viii. Director,
15(40), 613.
Hardianti, E. D. (2015). Pengembangan Modul Pembelajaran Interaktif
Menggunakan Metode Discovery Learning Pada Mata Diklat Sistem
Komputer Di Smk Universitas Pendidikan Indonesia.
Ianah, I., & Raharjo, H. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Komputer
dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Kubus dan
Balok.
Iskandar, Wiryokusumo dalam Afrilianasari. (2014). Teori Pengembangan,
Surabaya.
Lestari. 2015. Peran Buku Teks Bahasa Indonesia Dalam Memotivasi Belajar
Siswa (studi kasus siswa kelas VII SMPN 7 IT Dompu) . Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Bahasa Dan Sastra Indonesia. STKIP Yapis: Dompu
Marsudi, M., & Aly, S. T. 2016. Efektivitas Bahan Ajar Buku Panduan
Pembelajaran Kebencanaan Kabupaten Klaten Pada Bencana Angin
Badai Melalui Strategi Card Sort Di SMA N 1 Karanganom (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
22
Pramunita, R. N., Ibrahim, M., Budijastuti, W., Surabaya, U. N., Pikiran, P.,
Kreatif, B., & Esa, Y. M. (2020). Pengembangan Buku Ajar Ipa Berbasis
Peta Pikiran. 8(2), 537541.
Prastowo, Andi. Pengembangan Bahan Ajar Tematik (Jakarta: Kencan
Prenadamedia Group, 2014), 243.
Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
23
Kasus Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar
Menganalisis Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia Kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Sumedang Tahun Ajaran 2014/2015). Tesis. Diterbitkan.
Pendidikan Ekonomi. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung
Supiani, E., Tampubolon, B., & Sugiarto, A. (2009). Dengan Hasil Pembelajaran
Geografi Siswa Kelas X Sman 9 Pontianak. 19.
Titin Rustini, 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dengan Pendekatan Pengajuan Soal pada Materi Teori Peluang di
SMKN 2 Kediri. Tesis. Surabaya: FMIPA UNESA.
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Sistem Perbukuan. 2017.
24