Anda di halaman 1dari 18

INSTRUMEN PEMBELAJARAN

OLEH :

1. MIRNAWATI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM DOMPU
TAHUN AKADEMIK
2023-2024

A. Pengertian Instrumen Pembelajaran

1
Secara sederhana, instrumen pembelajaran merujuk pada alat atau metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai proses dan hasil pembelajaran. Instrumen
ini berperan penting dalam mengevaluasi sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai dan
memberikan umpan balik yang berguna bagi pengajar maupun peserta didik.
Pentingnya instrumen pembelajaran terletak pada kemampuannya untuk mengukur
berbagai aspek pembelajaran, seperti pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis,
keterampilan sosial, dan sikap peserta didik. Dengan menggunakan instrumen pembelajaran
yang tepat, pengajar dapat melihat sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran dan menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
B. Jenis-jenis Instrumen Pembelajaran
Ada berbagai jenis instrumen pembelajaran yang dapat digunakan, tergantung pada
tujuan evaluasi yang ingin dicapai. Beberapa jenis instrumen pembelajaran yang umum
digunakan antara lain:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan instrumen pembelajaran yang paling umum digunakan. Instrumen
ini biasanya berupa soal pilihan ganda, isian singkat, atau esai untuk mengukur tingkat
pemahaman dan pengetahuan peserta didik. Tes tertulis memberikan gambaran yang
jelas tentang sejauh mana peserta didik menguasai materi yang diajarkan.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik. Instrumen ini memungkinkan pengajar untuk melihat
secara langsung bagaimana peserta didik berinteraksi dengan materi pembelajaran, rekan
sekelas, ataupun guru. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan daftar ceklist
atau rubrik penilaian yang telah disiapkan sebelumnya.
3. Proyek atau Tugas Terstruktur
Proyek atau tugas terstruktur melibatkan peserta didik dalam menghasilkan
produk atau karya yang menunjukkan penerapan konsep atau keterampilan yang telah
dipelajari. Instrumen ini mencakup tugas-tugas seperti membuat makalah, presentasi,
atau desain produk. Melalui proyek ini, peserta didik dapat mengembangkan kreativitas,
keterampilan pemecahan masalah, dan keterampilan kolaborasi.

2
4. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan karya atau bukti hasil pembelajaran peserta didik
selama periode tertentu. Instrumen ini mencakup berbagai macam materi, seperti tulisan,
gambar, foto, atau video yang merefleksikan kemampuan peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Portofolio dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang
perkembangan peserta didik selama proses pembelajaran.

C. Cara Penggunaan Instrumen Pembelajaran


Untuk menggunakan instrumen pembelajaran secara efektif, pengajar perlu
memperhatikan beberapa langkah berikut:
1. Menentukan Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama adalah menentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan
spesifik. Tujuan ini akan menjadi acuan dalam merancang instrumen pembelajaran yang
sesuai.
2. Memilih Instrumen yang Tepat
Setelah tujuan pembelajaran ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memilih
instrumen pembelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut. Pertimbangkan jenis
instrumen yang paling relevan dan dapat mengukur aspek pembelajaran yang ingin
dievaluasi.
3. Merancang Instrumen
Rancang instrumen pembelajaran dengan jelas dan terstruktur. Pastikan
instrumen tersebut mencakup pertanyaan atau indikator yang relevan dengan tujuan
pembelajaran.
4. Mengumpulkan Data
Lakukan proses pengumpulan data menggunakan instrumen yang telah
dirancang. Pastikan proses pengumpulan data dilakukan secara obyektif dan akurat.
5. Menganalisis dan Menafsirkan Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan
menafsirkan data tersebut. Bandingkan hasil dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan untuk melihat sejauh mana tujuan tersebut tercapai.
6. Memberikan Umpan Balik
3
Berdasarkan hasil analisis, berikan umpan balik kepada peserta didik mengenai
kinerja dan perkembangan mereka. Umpan balik ini dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi dan perbaikan kedepannya.

D. INTRUMEN VALIDITAS, EFEKTIVITAS, DAN KEPRAKTISAN


PEMBELAJARAN
1. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang artinya keabsahan atau cara yang
semestinya berlaku. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat
mengukur apa yang diukur. Arikunto (2010: 67) menyatakan bahwa: “Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar
dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan”.
Validitas (Manezal 2019) berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai, sehingga berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa
yang seharusnya diukur
Menurut Nieveen , aspek validitas dapat dilihat dari : (1) apakah kurikulum atau
model pembelajaran yang dikembangkan berdasar pada state- of-the-art pengetahuan;
dan (2) apakah berbagai komponen dari perangkat pembelajaran terkait secara
konsisten antara yang satu dengan lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa suatu produk dikatakan valid jika produk tersebeut sesuai
dengan kurikulum dan memiliki keterkaitan satu sama lain. Jadi, uji kevalidan
maksudnya adalah menguji suatu produk yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rochmad (2012:13) berpendapat bahwa, “suatu hasil pengembangan (produk)
dikatakan valid jika produk berdasarkan teori yang memadai (validitas isi) dan semua
komponen produk pembelajaran satu sama lain berhubungan secara konsisten
(validitas konstruk)”. Sementara itu, Sumarna (2005) menyatakan, “validitas bahan
ajar ditentukan untuk mengetahui kualitas bahan ajar dalam kaitannya dengan
mengukur hal yang seharusnya diukur”. Hasil dari uji validitas menunjukkan bahwa
secara umum dapat dikatakan bahwa bahan ajar valid untuk digunakan.

4
2. Jenis-jenis Validitas
Validitas ada dua jenis, yaitu validitas internal/rasional dan validitas
empiris/eksternal.
a. Validitas internal/rasional
Validitas internal/rasional berhubungan dengan kriteria yang ada dalam
produk. Sugiyono (2012:174) menyatakan bahwa, “instrumen yang
mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam
instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang hendak
diukur. Jadi kriterianya ada didalam instrumen itu”. Validitas internal/rasional
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Construct Validity (Validitas Konstruksi)
Validitas konstruksi mengacu kepada cara mengkonstruksi, dalam
penelitian ini adalah cara mengembangkan suatu produk. Konstruk adalah
kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan
dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep
yang diukurnya(Siregar.2014:77). Validitas konstruksi suatu produk mengacu
kepada teori yang relevan yang dijadikan dasar untuk menyusun suatu produk.
Uji validitas konstruksi dilakukan dengan berkonsultasi kepada ahli (Sugiyono,
2012:174).
Validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan
validitas validitas lainnya karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas
isi dan kriteria. Seperti halnya validitas isi, validitas kontruksi dapat diketahui
dengan cara memrinci dan memasangkan setiap butir tes dengan setiap aspek
pada indikator (Arikunto. 2012: 82).
2) Content Validity (Validitas Isi)
Validitas isi mengacu kepada isi produk. Validitas isi berhubungan
dengan penyusunan produk yang sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan.
Uji validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan rancangan yang disusun
dengan rancangan yang telah ada dan berkonsultasi kepada ahli (Sugiyono,
2012:174). Validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

5
b. Validitas Eksternal/Empiris
Validitas empiris berhubungan dengan fakta-fakta yang telah terbukti. Uji
validitas empiris dilakukan dengan membandingkan dengan standar yang
telah ada dan kemudian dilanjutkan dengan analisis. Sugiyono (2012:414)
mengemukakan bahwa, “validasi produk dapat dilakukan dengan cara
menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman
untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar atau tenaga
ahli diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya". Pakar atau tenaga ahli yang dimaksud
adalah orang yang mengerti tujuan dan substansi media sebagai salah satu
bahan ajar atau orang yang profesional dalam bidangnya, seperti dosen dan
guru.
Indikator yang dinilai oleh pakar atau tenaga ahli mencakup komponen
kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian, dan komponen
kegrafikan..Kriteria validasi yang dinilai dari oleh tenaga ahli untuk bahan
ajar cetak yaitu dari : kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.
1) Komponen kelayakan isi mencakup, antara lain:
a. Kesesuaian dengan SK, KD
b. Kesesuaian dengan perkembangan anak
c. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
d. Kebenaran substansi materi pembelajaran
e. Manfaat untuk penambahan wawasan
f. Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial
2) Komponen Kebahasaan antara lain mencakup:
a. Keterbacaan
b. Kejelasan informasi
c. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
d. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
3) Komponen Penyajian antara lain mencakup:
a. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
b. Urutan sajian
c. Pemberian motivasi, daya tarik
d. Interaksi (pemberian stimulus dan respond)
6
e. Kelengkapan informasi
4) Komponen Kegrafikan antara lain mencakup:
a. Penggunaan font; jenis dan ukuran
b. Lay out atau tata letak
c. Ilustrasi, gambar, foto
d. Desain tampilan (Depdiknas : 2008)

7
8
2. Pengertian Praktikalitas
Salah satu syarat instrument penelitian yang baik adalah praktis.
Praktikalitas disini dapat diartikan sejauh mana kepraktisan instrument yang
digunakan peneliti dalam penelitian. Sehingga, kepraktisan bahan ajar
maksudnya adalah kepraktisan penggunaan bahan ajar tersebut dalam
pembelajaran.
Menurut KBBI (2008), praktikalitas berarti bahwa bersifat praktis, artinya
mudah dan senang dalam pemakaiannya. Kepraktisan yang dimaksud disini
adalah kepraktisan dalam bidang pendidikan (silabus, RPP, bahan ajar,
penilaian, LKS maupun produk yang lainnya). Praktikalitas berkaitan dengan
kemudahan dan kemajuan yang didapatkan siswa dengan menggunakan
bahan ajar, LKS, instrumen atau produk yang lainnya.
Bahan ajar yang telah dikembangkan dikatakan praktis jika para ahli dan
praktisi menyatakan bahwa secara teoritis bahwa bahan ajar tersebut dapat
diterapkan di lapangan dan tingkat keterlaksanaannya termasuk dalam
kategori baik. Suatu bahan ajar atau produk dikatakan praktis apabila orang
dapat menggunakan (usable) produk tersebut.
Praktikalitas adalah tingkat keterpakaian dan keterlaksanaan bahan ajar
oleh siswa dan guru yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
bahan ajar yang telah direvisi berdasarkan penilaian validator. Bahan ajar
memiliki praktikalitas yang tinggi, apabila bersifat praktis dan mudah
mengadministrasikannya.

9
a. Cara Menentukan Praktikalitas Bahan Ajar
Kepraktisan sebuah bahan ajar juga dapat dilihat dari:
 Penyajian yang Sistematis
Bahan ajar disajikan secara sistematis, tidak meloncat-loncat. Keterkaitan
antar materi/topik dijelaskan dengan cermat, kemudian setiap topik disajikan
secara sistematis. Urutan strategi penyajian dapat berubah-ubah sehingga tidak
membosankan, namun setiap bagian perlu diberi penjelasan yang memadai
sehingga tidak membingungkan peserta. Keruntutan penyajian isi bahan ajar
mempermudah peserta dalam belajar, dan juga menuntun peserta untuk terbiasa
berpikir runtut.

 Contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman

Penyajian topik atau konsep yang bersifat abstrak, contoh dan


ilustrasi sangat memiliki peran yang sangat penting. Misalnya, dalam
menjelaskan rumus hukum gravitasi Newton di SMA. Untuk
menjelaskan rumus tersebut diperlukan alat peraga yang dapat
menggambarkan rumus tersebut. Contoh dan ilustrasi dapat
dikembangkan dalam beragam bentuk, tercetak-narasi sebagai bagian
dari penyajian isi bahan ajar dalam materi pokok yang berbentuk cetak,
poster, kartu-kartu (flipchart), atau dalam bentuk noncetak, seperti
video, audio, simulasi berbantuan atau juga dalam bentuk realita,
model, atau bahan sesungguhnya untuk didemonstrasikan kepada
peserta.
 Penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar
Dalam bahan ajar perlu ada penjelasan tentang manfaat dan
kegunaan bahan ajar dalam mata tataran. Bahan ajar dapat berperan
sebagai bahan utama yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas,
atau sebagai alat bantu peserta belajar mandiri di rumah (buku kerja,
paket kerja mandiri), atau juga sebagai alat bantu peserta belajar dalam
kelompok. Peran ini perlu dijelaskan kepada peserta dengan cermat,
sehingga peserta dapat menggunakan bahan ajar dengan jelas. Di
samping itu, bahan ajar juga perlu menjelaskan keterkaitan antara topik
10
yang dibahas dalam bahan ajar dengan topik-topik dalam mata pelajaran
lainnya.
 Alat bantu yang memudahkan
Alat bantu yang digunakan dalam pengembangan bahan tergantung
kepada jenis bahan ajarnya. Bahan ajar cetak, dapat menggunakan alat
bantu berupa rangkuman untuk setiap bab, penomoran, judul bab yang
jelas, serta tanda- tanda khusus, misalnya tanda tanya yang menandakan
pertanyaan.

3. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa

11
Indonesia(1990:219), kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat
atau dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah keaktifan, daya guna,
adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju. Aspek yang paling penting dalam keefektifan
adalah mengetahui tingkat atau derajat penerapan produk (Rochmad,
2012:71).
Menurut Suryadi (2005) (dalam Yazid) bahan ajar dapat dikatakan
efektif apabila :
1) Rata-rata siswa aktif dalam aktivitas pembelajaran.
2) Rata-rata siswa aktif dalam mengerjakan tugas.
3) Rata-rata siswa efektif dalam keefektifan relatif penguasaan bahan
pengajaran.
4) Respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan baik/positif
5) Respon guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakan baik/positif

Pengertian efektifitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh


tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Menurut Reigeluth
(1999), aspek penting dalam keefektifan (efek potensial) dari suatu
instrument, teori, atau model adalah mengetahui tingkat/derajat dari
penerapan teori, atau model dalam suatu situasi tertentu. Tingkat keefektifan
ini biasanya dinyatakan dengan suatu skala numeric yang didasarkan pada
kriteria tertentu, (Mager dalam Reiguluth, 1999). Berkaitan dengan
keefektifan pengembangan instrument, model, teori dalam dunia pendidikan,
Van den Akker (1999:10) menyatakan bahwa keefektifan mengacu pada
tingkatan bahwa pengalaman dan hasil intervensi konsisten dengan tujuan
yang dimaksud.

12
Keefektifan suatu bahan ajar biasanya dilihat dari potensial efek berupa
kualitas hasil belajar, sikap dan motivasi peserta didik. Menurut Akker (1999)
ada dua aspek keefektivan yang harus dipenuhi oleh suatu bahan ajar, yakni :
1. Ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa bahan
ajar tersebut efektif.
2. Secara operasional bahan ajar tersebut memberikan hasil sesuai yang
diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah
suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai.
Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan
tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Sebuah media pembelajaran bisa
dikatakan efektif ketika memenuhi kriteria, diantaranya mampu memberikan
pengaruh, perubahan atau dapat membawa hasil. Ketika kita merumuskan
tujuan instruksional, maka efektivitas dapat dilihat dari seberapa jauh tujuan
itu tercapai. Semakin banyak tujuan tercapai, maka semakin efektif pula
media pembelajaran tersebut.
Efektifitas juga merupakan salah satu syarat instrumen atau alat evaluasi
yang baik. Dimana suatu alat evaluasi berupa tes dikatakan efektif apabila
alat evaluasi tersebut sesuai dengan sasaran tujuan penilaian yang akan
dicapai. Efektifitas adalah bagaimana alat evaluasi digunakan secara tepat
untuk memperoleh hasil yang baik. Keefektifan instrumen dilihat dari :
1. Hasil analisa jawaban siswa (strategi dan solusi) yang diberikan,
menunjukkan bahwa keragaman siswa berbanding lurus dengan
keragaman pola pikir mereka. Hal ini disebabkan bahwa instrumen
penilaian yang dikembangkan tidak hanya menilai dengan pemberian
skor objektif tetapi juga menggunakan cara-cara alternatif penilaian
lainnya.

13
2. Hasil observasi saat aktivitas berlangsung menunjukkan bahwa siswa
mencoba memahami soal dengan idenya sendiri terlebih dahulu
kemudian memperluas ide-ide dan berkembang pemahamannya saat
mereka mendengar, mendiskusikan ide, membuat gambar,
mempertahankan penyelesaian, memikirkan strategi teman-temannya
lewat diskusi.
3. Penggunaan instrumen penilaian dikatakan efektif jika didukung dengan
kesiapan siswa dari rumah untuk mengefisienkan waktu.
4. Dari ketiga hal itu maka instrumen penilaian dapat dikatakan memiliki
potensial efect untuk subjek penelitian dan pada waktu instrumen diuji
cobakan. Untuk hasil yang benar-benar efektif maka instrumen ini harus
diujicobakan berkelanjutan dan pada subjek penelitian lainnya.
Kaitannya dengan proses pembelajaran, Menurut Popham (2003:7),
efektivitas proses pembelajaran seharusnya ditinjau dari hubungan guru
tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu
dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Efektivitas
proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam mengajar
kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk
mencapai tujuan instruksional tertentu.
Dunne (1996:12) berpendapat bahwa efektivitas pembelajaran memiliki
dua karakteristik. Karakteristik pertama ialah “memudahkan murid belajar”
belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep
atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Kedua, bahwa keterampilan
diakui oleh mereka yang berkompeten menilai, seperti guru, pengawas, tutor
atau murid sendiri.

14
Pendapat yang menyatakan tentang indikator sesuatu bisa dikatakan
efektif diantaranya menurut Sinambela (2006:78), pembelajaran dikatakan
efektif apabila mencapai sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan
pembelajaran maupun prestasi siswa yang maksimal. Beberapa indikator
keefektifan pembelajaran:
a. Ketercapaian ketuntasanbelajar.
b. Ketercapaian keefektifan aktivitas siswa (yaitu pencapaian waktu ideal
yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan yang termuat
dalam rencana pembelajaran).

c. Ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan


respon siswa terhadap pembelajaran yang positif.
Pembelajaran efektif menurut Wotruba dan Wright (Hamzah B Uno,
2011: 174-190) dapat dilihat dari :
a. Pengorganisasian materi yang baik, dapat dilakukan dengan cara: guru
mengurutkan materi yang akan disampaikan secara logis dan teratur,
mengaitkan materi dengan tujuan pembelajaran
b. Komunikasi yang efektif, sebagai contoh: guru menyajikan materi
dengan jelas, memiliki kemampuan bicara yang baik (nada, intonasi,
ekspresi), mengintepretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh.
c. Penguasaan dan Antusiasme terhadap Materi Pelajaran, yang termasuk
di dalamnya antara lain: guru menguasai materi pelajaran dengan benar,
menghubungkan materi yang diajarkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki para siswa, memiliki kemauan dan semangat untuk memberikan
pengetahuan kepada para siswa.
d. Sikap positif terhadap siswa, dapat dilakukan dengan cara: guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif,
mengendalikan perilaku siswa selama kegiatan berlangsung Pemberian
nilai yang adil, seperti: guru memberikan soal tes yang sesuai dengan
materi yang diajarkan, memberikan umpan balik terhadap hasil pekerjaan
siswa
e. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, seperti guru mengadakan

15
remidi kepada siswa yang memiliki kemampuan rendah
f. Hasil belajar siswa yang baik, seperti: guru memberikan penilaian
terhadap hasil belajar siswa
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dapat
dicapai dari suatu metode pembelajaran tertentu sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan. Tingkat keberhasilan yang digunakan
pada penelitian ini adalah indikator ketuntasan hasil belajar siswa.

2. Cara Menentukan Keefektivan Bahan Ajar


Efektivitas bahan ajar dilakukan dalam uji coba terbatas. Indikator
efektivitas bahan ajar dapat dilihat pada pengetahuan dan pemahaman siswa.
Pengujian efektivitas dilakukan dengan metode quasi eksperimen.
Eksperimen dapat dilakukan dengan membandingkan keadaan sebelum dan
sesudah menggunakan bahan ajar. Model eksperimen ini dapat dilihat pada
gambar berikut.

O1 O2

Gambar 2.1. Desain Eksperimen Before After

Gambar 1 menjelaskan bahwa O1 merupakan treatment awal dimana nilai


sebelum diberi bahan ajar. O2 merupakan treatment akhir yaitu hasil belajar
setelah penggunaan bahan ajar.
Metode eksperimen lainnya dapat dilakukan dengan desain pretest
posttest control group desain. desain ini dilakukan dengan memilih
kelompok eksperimen dan kelompok kotrol. kelompok eksperimen diberi
diberi bahan ajar non cetak dalam pembelajaran sedangkan kelas kontrol
tidak diberi bahan ajar non cetak. Kedua kelompok tersebut diberi pretest,
bila kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan maka kedua kelompok
bisa digunakan. Pengujian efektivitas bahan ajar pada dua kelompok

16
menggunakan t-test. Rumusnya adalah :

Keterangan :
X1 = rata-rata sampel 1
X2 =Rata-rata sampel 2
S1= simpangan baku sampel 1

S2= simapangan baku sampel 2


r = korelasi antara kedua kelompok

Korelasi antara hail belajar kedua kelompok dicari dengan menggunakan


persamaan :

dengan,
r = korelasi antara hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar
x1 = rata-rata kelompok 1
x2 = rata-rata kelompok 2
N = jumlah peserta tes

Hasil thitung yang didapat dibandingkan dengan nilai t tabel . Jika diperoleh
harga thitung lebih besar darittabel berarti terdapat perbedaan yang berarti antara
pembelajaran kelompok yang ,menggunakan bahan ajar dan kelompok yang
tidak menggunakan bahan ajar sehingga dapat dikatakan bahwa bahan ajar
efektif untuk digunakan.

17
18

18

Anda mungkin juga menyukai