OLEH :
1. MIRNAWATI
1
Secara sederhana, instrumen pembelajaran merujuk pada alat atau metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai proses dan hasil pembelajaran. Instrumen
ini berperan penting dalam mengevaluasi sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai dan
memberikan umpan balik yang berguna bagi pengajar maupun peserta didik.
Pentingnya instrumen pembelajaran terletak pada kemampuannya untuk mengukur
berbagai aspek pembelajaran, seperti pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis,
keterampilan sosial, dan sikap peserta didik. Dengan menggunakan instrumen pembelajaran
yang tepat, pengajar dapat melihat sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran dan menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
B. Jenis-jenis Instrumen Pembelajaran
Ada berbagai jenis instrumen pembelajaran yang dapat digunakan, tergantung pada
tujuan evaluasi yang ingin dicapai. Beberapa jenis instrumen pembelajaran yang umum
digunakan antara lain:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan instrumen pembelajaran yang paling umum digunakan. Instrumen
ini biasanya berupa soal pilihan ganda, isian singkat, atau esai untuk mengukur tingkat
pemahaman dan pengetahuan peserta didik. Tes tertulis memberikan gambaran yang
jelas tentang sejauh mana peserta didik menguasai materi yang diajarkan.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik. Instrumen ini memungkinkan pengajar untuk melihat
secara langsung bagaimana peserta didik berinteraksi dengan materi pembelajaran, rekan
sekelas, ataupun guru. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan daftar ceklist
atau rubrik penilaian yang telah disiapkan sebelumnya.
3. Proyek atau Tugas Terstruktur
Proyek atau tugas terstruktur melibatkan peserta didik dalam menghasilkan
produk atau karya yang menunjukkan penerapan konsep atau keterampilan yang telah
dipelajari. Instrumen ini mencakup tugas-tugas seperti membuat makalah, presentasi,
atau desain produk. Melalui proyek ini, peserta didik dapat mengembangkan kreativitas,
keterampilan pemecahan masalah, dan keterampilan kolaborasi.
2
4. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan karya atau bukti hasil pembelajaran peserta didik
selama periode tertentu. Instrumen ini mencakup berbagai macam materi, seperti tulisan,
gambar, foto, atau video yang merefleksikan kemampuan peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Portofolio dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang
perkembangan peserta didik selama proses pembelajaran.
4
2. Jenis-jenis Validitas
Validitas ada dua jenis, yaitu validitas internal/rasional dan validitas
empiris/eksternal.
a. Validitas internal/rasional
Validitas internal/rasional berhubungan dengan kriteria yang ada dalam
produk. Sugiyono (2012:174) menyatakan bahwa, “instrumen yang
mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam
instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang hendak
diukur. Jadi kriterianya ada didalam instrumen itu”. Validitas internal/rasional
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Construct Validity (Validitas Konstruksi)
Validitas konstruksi mengacu kepada cara mengkonstruksi, dalam
penelitian ini adalah cara mengembangkan suatu produk. Konstruk adalah
kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan
dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep
yang diukurnya(Siregar.2014:77). Validitas konstruksi suatu produk mengacu
kepada teori yang relevan yang dijadikan dasar untuk menyusun suatu produk.
Uji validitas konstruksi dilakukan dengan berkonsultasi kepada ahli (Sugiyono,
2012:174).
Validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan
validitas validitas lainnya karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas
isi dan kriteria. Seperti halnya validitas isi, validitas kontruksi dapat diketahui
dengan cara memrinci dan memasangkan setiap butir tes dengan setiap aspek
pada indikator (Arikunto. 2012: 82).
2) Content Validity (Validitas Isi)
Validitas isi mengacu kepada isi produk. Validitas isi berhubungan
dengan penyusunan produk yang sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan.
Uji validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan rancangan yang disusun
dengan rancangan yang telah ada dan berkonsultasi kepada ahli (Sugiyono,
2012:174). Validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
5
b. Validitas Eksternal/Empiris
Validitas empiris berhubungan dengan fakta-fakta yang telah terbukti. Uji
validitas empiris dilakukan dengan membandingkan dengan standar yang
telah ada dan kemudian dilanjutkan dengan analisis. Sugiyono (2012:414)
mengemukakan bahwa, “validasi produk dapat dilakukan dengan cara
menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman
untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar atau tenaga
ahli diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya". Pakar atau tenaga ahli yang dimaksud
adalah orang yang mengerti tujuan dan substansi media sebagai salah satu
bahan ajar atau orang yang profesional dalam bidangnya, seperti dosen dan
guru.
Indikator yang dinilai oleh pakar atau tenaga ahli mencakup komponen
kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian, dan komponen
kegrafikan..Kriteria validasi yang dinilai dari oleh tenaga ahli untuk bahan
ajar cetak yaitu dari : kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.
1) Komponen kelayakan isi mencakup, antara lain:
a. Kesesuaian dengan SK, KD
b. Kesesuaian dengan perkembangan anak
c. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
d. Kebenaran substansi materi pembelajaran
e. Manfaat untuk penambahan wawasan
f. Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial
2) Komponen Kebahasaan antara lain mencakup:
a. Keterbacaan
b. Kejelasan informasi
c. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
d. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
3) Komponen Penyajian antara lain mencakup:
a. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
b. Urutan sajian
c. Pemberian motivasi, daya tarik
d. Interaksi (pemberian stimulus dan respond)
6
e. Kelengkapan informasi
4) Komponen Kegrafikan antara lain mencakup:
a. Penggunaan font; jenis dan ukuran
b. Lay out atau tata letak
c. Ilustrasi, gambar, foto
d. Desain tampilan (Depdiknas : 2008)
7
8
2. Pengertian Praktikalitas
Salah satu syarat instrument penelitian yang baik adalah praktis.
Praktikalitas disini dapat diartikan sejauh mana kepraktisan instrument yang
digunakan peneliti dalam penelitian. Sehingga, kepraktisan bahan ajar
maksudnya adalah kepraktisan penggunaan bahan ajar tersebut dalam
pembelajaran.
Menurut KBBI (2008), praktikalitas berarti bahwa bersifat praktis, artinya
mudah dan senang dalam pemakaiannya. Kepraktisan yang dimaksud disini
adalah kepraktisan dalam bidang pendidikan (silabus, RPP, bahan ajar,
penilaian, LKS maupun produk yang lainnya). Praktikalitas berkaitan dengan
kemudahan dan kemajuan yang didapatkan siswa dengan menggunakan
bahan ajar, LKS, instrumen atau produk yang lainnya.
Bahan ajar yang telah dikembangkan dikatakan praktis jika para ahli dan
praktisi menyatakan bahwa secara teoritis bahwa bahan ajar tersebut dapat
diterapkan di lapangan dan tingkat keterlaksanaannya termasuk dalam
kategori baik. Suatu bahan ajar atau produk dikatakan praktis apabila orang
dapat menggunakan (usable) produk tersebut.
Praktikalitas adalah tingkat keterpakaian dan keterlaksanaan bahan ajar
oleh siswa dan guru yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
bahan ajar yang telah direvisi berdasarkan penilaian validator. Bahan ajar
memiliki praktikalitas yang tinggi, apabila bersifat praktis dan mudah
mengadministrasikannya.
9
a. Cara Menentukan Praktikalitas Bahan Ajar
Kepraktisan sebuah bahan ajar juga dapat dilihat dari:
Penyajian yang Sistematis
Bahan ajar disajikan secara sistematis, tidak meloncat-loncat. Keterkaitan
antar materi/topik dijelaskan dengan cermat, kemudian setiap topik disajikan
secara sistematis. Urutan strategi penyajian dapat berubah-ubah sehingga tidak
membosankan, namun setiap bagian perlu diberi penjelasan yang memadai
sehingga tidak membingungkan peserta. Keruntutan penyajian isi bahan ajar
mempermudah peserta dalam belajar, dan juga menuntun peserta untuk terbiasa
berpikir runtut.
3. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa
11
Indonesia(1990:219), kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat
atau dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah keaktifan, daya guna,
adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju. Aspek yang paling penting dalam keefektifan
adalah mengetahui tingkat atau derajat penerapan produk (Rochmad,
2012:71).
Menurut Suryadi (2005) (dalam Yazid) bahan ajar dapat dikatakan
efektif apabila :
1) Rata-rata siswa aktif dalam aktivitas pembelajaran.
2) Rata-rata siswa aktif dalam mengerjakan tugas.
3) Rata-rata siswa efektif dalam keefektifan relatif penguasaan bahan
pengajaran.
4) Respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan baik/positif
5) Respon guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakan baik/positif
12
Keefektifan suatu bahan ajar biasanya dilihat dari potensial efek berupa
kualitas hasil belajar, sikap dan motivasi peserta didik. Menurut Akker (1999)
ada dua aspek keefektivan yang harus dipenuhi oleh suatu bahan ajar, yakni :
1. Ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa bahan
ajar tersebut efektif.
2. Secara operasional bahan ajar tersebut memberikan hasil sesuai yang
diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah
suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai.
Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan
tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Sebuah media pembelajaran bisa
dikatakan efektif ketika memenuhi kriteria, diantaranya mampu memberikan
pengaruh, perubahan atau dapat membawa hasil. Ketika kita merumuskan
tujuan instruksional, maka efektivitas dapat dilihat dari seberapa jauh tujuan
itu tercapai. Semakin banyak tujuan tercapai, maka semakin efektif pula
media pembelajaran tersebut.
Efektifitas juga merupakan salah satu syarat instrumen atau alat evaluasi
yang baik. Dimana suatu alat evaluasi berupa tes dikatakan efektif apabila
alat evaluasi tersebut sesuai dengan sasaran tujuan penilaian yang akan
dicapai. Efektifitas adalah bagaimana alat evaluasi digunakan secara tepat
untuk memperoleh hasil yang baik. Keefektifan instrumen dilihat dari :
1. Hasil analisa jawaban siswa (strategi dan solusi) yang diberikan,
menunjukkan bahwa keragaman siswa berbanding lurus dengan
keragaman pola pikir mereka. Hal ini disebabkan bahwa instrumen
penilaian yang dikembangkan tidak hanya menilai dengan pemberian
skor objektif tetapi juga menggunakan cara-cara alternatif penilaian
lainnya.
13
2. Hasil observasi saat aktivitas berlangsung menunjukkan bahwa siswa
mencoba memahami soal dengan idenya sendiri terlebih dahulu
kemudian memperluas ide-ide dan berkembang pemahamannya saat
mereka mendengar, mendiskusikan ide, membuat gambar,
mempertahankan penyelesaian, memikirkan strategi teman-temannya
lewat diskusi.
3. Penggunaan instrumen penilaian dikatakan efektif jika didukung dengan
kesiapan siswa dari rumah untuk mengefisienkan waktu.
4. Dari ketiga hal itu maka instrumen penilaian dapat dikatakan memiliki
potensial efect untuk subjek penelitian dan pada waktu instrumen diuji
cobakan. Untuk hasil yang benar-benar efektif maka instrumen ini harus
diujicobakan berkelanjutan dan pada subjek penelitian lainnya.
Kaitannya dengan proses pembelajaran, Menurut Popham (2003:7),
efektivitas proses pembelajaran seharusnya ditinjau dari hubungan guru
tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu
dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Efektivitas
proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam mengajar
kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk
mencapai tujuan instruksional tertentu.
Dunne (1996:12) berpendapat bahwa efektivitas pembelajaran memiliki
dua karakteristik. Karakteristik pertama ialah “memudahkan murid belajar”
belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep
atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Kedua, bahwa keterampilan
diakui oleh mereka yang berkompeten menilai, seperti guru, pengawas, tutor
atau murid sendiri.
14
Pendapat yang menyatakan tentang indikator sesuatu bisa dikatakan
efektif diantaranya menurut Sinambela (2006:78), pembelajaran dikatakan
efektif apabila mencapai sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan
pembelajaran maupun prestasi siswa yang maksimal. Beberapa indikator
keefektifan pembelajaran:
a. Ketercapaian ketuntasanbelajar.
b. Ketercapaian keefektifan aktivitas siswa (yaitu pencapaian waktu ideal
yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan yang termuat
dalam rencana pembelajaran).
15
remidi kepada siswa yang memiliki kemampuan rendah
f. Hasil belajar siswa yang baik, seperti: guru memberikan penilaian
terhadap hasil belajar siswa
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dapat
dicapai dari suatu metode pembelajaran tertentu sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan. Tingkat keberhasilan yang digunakan
pada penelitian ini adalah indikator ketuntasan hasil belajar siswa.
O1 O2
16
menggunakan t-test. Rumusnya adalah :
Keterangan :
X1 = rata-rata sampel 1
X2 =Rata-rata sampel 2
S1= simpangan baku sampel 1
dengan,
r = korelasi antara hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar
x1 = rata-rata kelompok 1
x2 = rata-rata kelompok 2
N = jumlah peserta tes
Hasil thitung yang didapat dibandingkan dengan nilai t tabel . Jika diperoleh
harga thitung lebih besar darittabel berarti terdapat perbedaan yang berarti antara
pembelajaran kelompok yang ,menggunakan bahan ajar dan kelompok yang
tidak menggunakan bahan ajar sehingga dapat dikatakan bahwa bahan ajar
efektif untuk digunakan.
17
18
18