Anda di halaman 1dari 3

c.

Jenis data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitaif dapat berupa angka hasil dari tes kemampuan berpikir kritis, dan data
keterlaksanaan pembelajaran yang digunakan untuk mengukur kepraktisan LKS
setiap pertemuan.

Hal 83
berikut.
a. Kevalidan (
Validity)
Nieveen (1999: 127) menyatakan bahwa “
the component of material
should be based on state of the art knowledge (content validity) and all
component should be consistently linked to each other (construct
validity)”
. Hal tersebut dapat dipahami bahwa kualitas produk dikatakan
valid yaitu dengan melihat dari keterkaitannya, serta mempertimbangkan
tujuan dari pengembangan produk tersebut. Dengan demikian kriteria
kevalidan mencakup validitas isi yaitu kesesuaian komponen-komponen
yang melandasi pembuatan produk, dan validitas konstruk yaitu
keterkaitan seluruh komponen dalam pengembangan produk.
Dalam penelitian ini, model pembelajaran matematika berbasis
masalah dikatakan valid jika memenuhi kriteria berikut
1) Hasil penilaian ahli/praktisi menyatakan bahwa pembelajaran
matematika berbasis masalah didasarkan pada landasan teoritik
yang kuat.
2) Hasil penilaian ahli/praktisi menyatakan bahwa komponen
pembelajaran matematika berbasis masalah secara konsisten saling
berkaitan.
b. Kepraktisan (
Practicality)
Nieveen (1999: 127) menyatakan bahwa “A second characteristic of
high quality materials is that teachers (and other experts) consider the
materials to be usable and that it is easy for teacher and students to use
the materials in away that is largely compatible with the
developers’intention”.
Hal tersebut dapat dimaknai bahwa kepraktisan
produk pengembangan ditentukan dari pendapat guru yang menyatakan
bahwa produk yang dihasilkan dapat digunakan dan produk mudah
digunakan oleh guru dan siswa sesuai dengan maksud pengembang.
Dengan demikian dalam penelitian ini, model pembelajaran
matematika berbasis masalah yang dikembangkan dikatakan praktis jika
memenuhi kriteria
1) apakah para ahli dan guru menyatakan model pembelajaran yang
dikembangkan dapat diterapkan dan
2) secara nyata di lapangan, guru dan siswa sebagai pengguna
menyatakan model yang dikembangkan dapat diterapkan.
c. Keefektifan (
Effectiveness)
Nieveen (1999:127) menyatakan bahwa “A third characteristic of
high quality materials is that students appreciate the learning program
and that desired learning takes place. With such effective materials,
consistency exists between the intended and experiential curriculum and
the intended and the attained curriculum”
. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa keefektifan produk pengembangan (dalam penelitian ini
model pembelajaran) ditinjau dari konsistensi antara rancangan/tujuan
dengan pengalaman dan hasil belajar yang dicapai siswa. Pengalaman
siswa ditentukan melalui apresiasi siswa terhadap pembelajaran
matematika, selajutnya hasil belajar siswa dapat ditentukan melalui hasil
tes.
Apresiasi dapat dimaknai sebagai suatu perhatian seperti yang
diungkapkan oleh Jarret (1991: 153) yaitu “…
the word appreciation can
stand some attention”.
Selain itu, Broudy (Jarrett, 1991:154) juga
memberikan definisi untuk apresiasi, yaitu “
a far better definition of
appreciation is: cherished understanding”.
Definisi yang dianggap lebih
baik untuk apresiasi yaitu pemahaman dengan sesungguhnya. Lebih lanjut
dikatakan jika kita telah memahami sesuatu dan kita merasa puas (
take
satisfaction)
melalui pemahaman yang kita miliki, maka dikatakan kita
telah memiliki apresiasi terhadap suatu hal tersebut.
Selain beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas, Dewey
(Jarrett, 1991: 154) juga memberikan definisi mengenai apresiasi dimana
apresiasi merupakan penilaian yang mendalam dan luas. Lebih lanjut,
Dewey (Jarrett, 1991: 156) menyatakan bahwa
This enhancement of the qualities which make any ordinary
experience appealing, appropriable - capable of full assimilationand

enjoyable …these are the chief of an intensified, enhanced


appreciation
.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dimaknai bahwa apresiasi dapat
diindikasikan melalui ketertarikan (
interesting), kesesuaian dengan
pemahaman (
appropriable) dan kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu.

1. Lembar Pengamatan (Observasi)


Lembar observasi digunakan untuk menilai keterlaksanaan pembelajaran saat
penggunaan LKS untuk meningkatkan keterampilan berargumentasi ilmiah siswa. Data hasil
keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk menilai apakah LKS tersebut praktis
digunakan saat pembelajaran. Kelengkapan penilaian psikomotor dan afektif juga
menggunakan lembar observasi saat kegiatan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai