Anda di halaman 1dari 55

6

EV A LUA S I
K URIK ULUM
Prof. Dr. Dinn W ahyudin, M.A.&
Gema Rul l yana, M.Ikom.

Pendahulan

S
ebelum suatu kurikulum diimplementasikan secara luas (nasional),
maka diperlukan suatu tahapan pengembangan, dimana kurikulum
tersebut direncanakan dan dirancang oleh pengembang kurikulum
dengan cermat, diuji coba dalam lingkungan tebatas (pilot rpoject), dikaji
kembali hasil uji tersebut, sebelum akhirnya menetapkan suatu keputusan
apakah kurikulum tersebut diserbarluaskan atau tidak
Dalam pengembangan kurikulum, komponen evaluasi merupakan
komponen penting dan tahapan yang harus (wajib) ditempuh. Evaluasi
ditempuh untuk mengetahui sejauh mana keefektifan kurikulum tersebut, hasil
evaluasi tersebut dijadikan sebagai balikan (feed back) sebagai bahan atau
informasi dalam rangka menyempurkan kurikulum.
Penjelasan singkat tersebut, memberikan kita gambaran bahwa evaluasi
pengembang kurikulum memiliki peranan penting dalam mewujudkan tujuan
yang hendak dicapai. Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan tentu sangat
diperlukan untuk mendukung terwujudnya kurikulum yang efektif. Dari hasil-
hasil evaluasi ini lah pengembang kurikulum dapat melakukan perbaikan dan
penyesuaian terhadap kurikulum.
Pada modul sebelumnya Anda telah mempelajari materi kurikulum,
dimulai dari hakikat kurikulum sampai dengan model pengembangan
kurikulum. Pada modul ini materi yang akan dibahas tentang evaluasi
pengembangan kurikulum. Mudah-mudahan Anda telah memahami dengan
jelas materi pada modul sebelumnya. Pastikan Anda sudah menuntaskan
modul-modul sebelumnya, kemudian pastikan skor tes formatif Anda tidak di
bawah kriteria minimal. Kenapa demikian? Karena materi-materi pada modul
sebelumnya memiliki keterkaitan dengan materi yang akan dibahas dalam
modul ini yaitu : evaluasi pengembangan kurikulum.
Setelah mempelajari dan menuntaskan modul Evaluasi Pengembangan
Kurikulum Anda diharapkan dapat :
1. Mehamami kosenp evaluasi dan evaluasi pengembang kurikulum
2. Memahami pentingnya evaluasi pengembang kurikulum
3. Memahami tujuan evaluasi pengembang kurikulum
4. Memahami berbagai konsep/ model evaluasi pengembang kurikulum

1
5. Mengkaji secara mendalam masing-masing model evaluasi pengembangan
kurikulum

Agar Anda dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, ada beberapa


petunjuk belajar yang perlu Anda pahami dengan baik. Mohon cermati hal-hal
berikut ini:
a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini agar
Anda dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang diinginkan
dan apa yang akan dipaparkan selanjutnya.
b. Baca dengan seksama bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci atau
key words dan kata-kata yang dianggap baru (new vocabulary). Kemudian
carilah pengertian dan kata-kata kunci dan kata-kata baru tersebut, melalui
bahan belajar mandiri ini ataupun dari kamus.
c. Pahami berbagai konsep, bagian demi bagian yang dipaparkan dalam bahan
belajar mandiri ini, baik melalui kegiatan belajar mandiri maupun diskusi
dengan teman yang lain.
d. Sebagai bahan pengayaan dan pendalaman materi, usahakanlah Anda
mempelajari sumber-sumber lain yang relevan.
e. Kerjakanlah latihan-latihan yang ada dalam modul ini
f. Kemudian, ujilah kemampuan Anda dengan menjawab soal-soal tes formatif
yang telah disediakan, kemudian ukurlah tingkat pemahaman Anda dengan
mencocokkan jawaban dan menghitungnya dengan menggunakan rumus
yang telah disediakan

Selamat Belajar, Semoga Sukses.

2
K e gi a tan Be la j a r 1

Ev a lu a si Pe n gemb a n ga n
K u ri ku lu m

A. Uraian Materi
1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi
Pengembangan Kurikulum

D alam pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan komponen penting


dan tahapan yang harus ditempuh oleh para guru untuk mengetahui sejauh
mana kefektifan kurikulum, hasil evaluasi tersebut dijadikan sebagai balikan
(feed back) yang berfungsi sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan
kurikulum. Sebelum lebih lanjut kita membahas mengenai apa dan bagaimana
evaluasi kurikulum, tidak ada salahnya kita awali materi ini dengan memahami
konsep evaluasi. Pemahaman mengenai evaluasi pengembang kurikulum bisa
jadi sangat bervariasi seiring dengan bervariasinya pemahaman kurikulum dari
para ahli. Evaluasi menurut Worthen & Sanders, (1987) merupakan proses
pengumpulan informasi untuk membantu mengambil keputusan dan di
dalamnya terdapat perbedaan mengenai siapa yang dimaksudkan dengan
pengambilan keputusan. Selanjutnya, Guba dan Lincoln (1985), menekankan
definisi evaluasi sebagai sebuah proses untuk mendeskripsikan evaluasi dan
menilai kelayakan dan nilainya. Sedangkan Fitzpatrick, Sanders, & Worthen
(2011, hlm 7) evaluasi adalah proses identifikasi, klarifikasi, dan penerapan
kriteria untuk menentukan nilai suatu objek evaluasi (nilai/manfaat) berkaitan
dengan kriteria tersebut.
Selanjutnya menurut Morrison dalam Hamalik (1990) evaluasi
merupakan perbuatan pertimbangan berdasarkan kriteria yang disepakti dan
dapat dipertanggungjawbkan. Dalam rumusan tersebut terdapat 3 (tiga) aspek
utama, yaitu pertimbangan (judgment), deskripsi objek penilaian dan kriteria.
Aspek pertimbangan merupakan dasar menetapkan keputusan. Oleh karena itu
dibutuhkan informasi yang akurat, relevan serta dapat dipercaya. Jika
penetapan keputusan tidak didasarkan pada pertimbangan yang kuat maka
dikhawatirkan hasil keputusannya tidak kuat atau lemah. Aspek deskripsi objek
penilaian, merupakan perubahan perilaku sebagai produk suatu sistem. Sudah
tentu perubahan perilaku itu harus dijelaskan dan dirumuskan agar dapat
diamati dan diukur. Aspek kriteria, ialah ukuran yang dijadikan sebagai standar
dalam menilai suatu objek.

3
Berdasarkan pada beberapa pandangan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa evaluasi merupakan usaha untuk melihat kefektifan suatu
program, membandingkan apa yang telah dicapai dengan apa yang seharusnya
dicapai berdasarkan standar atau kriteria yang sudah disepakti dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Harlen (2007) menjelaskan bahwa istilah yang sering dipakai dalam
kegiatan evaluasi adalah assessment dan evaluation. Apakah kedua istilah
tersebut sama? Atau berbeda? Bagaimana menurut pendapat Anda? Jika kita
memposisikan keduanya sebagai cara untuk menilai atau menentukan nilai
sesuatu, maka dua hal tersebut dapat dikatakan sama. Namun jika kita berbicara
mengenai lingkup (scope) dan pelaksanaannya tentu kita dapat menemukan
perbedaan pada keduanya. Selanjutnya Harlen (2007) menjelaskan bahwa
dalam konteks evaluasi pengembang kurikulum, evaluasi sering digunakan
untuk merujuk pada pencapaian peserta didik secara individu, sedangkan
penilaian mengacu pada proses pengumpulan bukti dan membuat penilaian
yang berkaitan dengan pencapaian peserta didik.
Dalam pandangan Griffin & Nix (1991) pengukuran, penilaian dan evaluasi
bersifat hierarkis.

Gambar 1.1 Hubungan pengukuran, penilaian dan evaluasi

Berdasarkan pandangan tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa


kegiatan evaluasi diawali oleh kegiatan penilaian, sedangkan kegiatan penilaian
diawali oleh kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan usaha
membandingkan hasil dengan kriteria, sedangkan penilaian merupakan usaha
dalam mendeskripsikan hasil pengukuran. Sedangkan evaluasi merupakan
usaha dalam menetapkan nilai.
Dalam konteks pengembang kurikulum, evaluasi merupakan penentuan
nilai kualitas pembelajaran dan keseluruhan program kurikulum. Dalam
konteks pendidikan, evaluasi kurikulum secara tradisional berarti menilai

4
peserta didik, melihat apakah mereka (peserta didik) sudah atau belum
memenuhi standar/kriteria tertentu yang sudah ditetapkan. Selanjutnya
Bazargan (2006) juga menyatakan bahwa evaluasi kurikulum melibatkan
refleksi kegiatan unit atau fenomena pendidikan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Dia berpendapat bahwa evaluasi kurikulum dapat
menanggapi empat pertanyaan.
1) Seberapa baik kualitas tujuan pembelajaran?
2) Seberapa baik kualitas silabus?
3) Seberapa baik penentuan prosedur dengan jadwal pembelajaran?
4) Seberapa baik kualitas dari fungsi penjadwalan?

Mengapa evaluasi pengembang kurikulum amat penting? Menurut Afsahi


S E (2016) mengemukakan bahwa dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat
digunakan untuk memberikan informasi seperti umpan balik untuk semua
pemangku kepentingan, peningkatan proses pendidikan, sertifikasi kompetensi
pembelajar dan data untuk memenuhi persyaratan akreditasi.
Dengan demikian, dari beberapa padangan para ahli tersebut dapat
disimpulkan bawah evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan
para pengelola pendidikan untuk mengetahui keefektifan program kurikulum,
membandingkan apa yang telah dicapai dengan seharusnya yang sudah dicapai
berdasarakan rkiteria atau standar tertentu yang sudah ditetapkan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil evaluasi tersebut dijadikan sebagai bahan
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum kedepannya.
Dalam prosesnya, evaluasi pengembang kurikulum bertujuan untuk
memantau, mendokumentasikan dan menilai kegiatan program pembelajaran.
Hambatan prosedural, hasil yang tidak diinginkan, masalah yang tidak terduga
yang mungkin muncul dalam situasi tertentu juga akan diidentifikasi. Coba
amati kemudian analisis oleh Anda gambar di bawah ini :

Gambar 1.1 Components in Curriculum Process Evaluation,


Shirley Tay Siew Hong (2007)

5
Singkatnya, berdasarkan gambar di atas, proses evaluasi pengembang
kurikulum bersifat komprehsnip mencakup semua lingkup komponen, dalam
lingkup program pembelajaran aspek yang dievaluasi meliputi perubahan
perilaku pada guru, perilaku perubahan perilaku pada peserta didik, isi atau
bahan meteri, dan yang terakhir adalah lingkungan atau sekolah.

2. Pentingnya evaluasi kurikulum


Seperti yang sudah dijelaskan di atas, evaluasi merupakan komponen
penting dalam kurikulum yang harus ditempuh oleh guru. Evaluasi ditempuh
untuk mengetahui sejauh mana keefektifan kurikulum tersebut, hasil evaluasi
tersebut dijadikan sebagai balikan (feed back) bahan atau informasi dalam
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Berdasarkan uraian singkat
tersebut, Hamalik (1990) mengemukakan bahwa pentingnya evaluasi
pengembang kurikulum masuk dalam berbagai tingkatan, yaitu : untuk guru
bidang studi, untuk kepala sekolah, pemerintah daerah, pemerintah pusat.

a. Guru Bidang Studi


Dalam hal ini, guru berkepentingan menilai peserta didiknya. Melihat sejauh
mana keberhasilan kegiatan pembelajaran di kelas. Guru dapat melihat dan
mempelajari kefektifan program pembelajaran yang dikembangkannya.
Informasi yang diperoleh tentu akan sangat berguna bagi guru, hasil
evaluasi menjadi balikan (feed back) bagi guru dalam merencanakan dan
merancang program pembelajaran kedepan.

b. Kepala Sekolah
Kepela sebagai manager tentu berkepentingan. Kepala sekolah bertanggung
jawab penuh atas keterlaksanaan kurikulum di sekolah. Kepala sekolah
harus mengetahui sejauh mana keterlaksanaan kurikulum di sekolah yang
dipimpinnya. Apakah berhasil atau tidak. Jika tidak berhasil maka ia
bersama guru-guru akan memikirkan serta melakukan upaya-upaya
perbaikan.

c. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah tentu memiliki peran besar selaku pengelola kurikulum
pada sekolah–sekolah yang berada di dalam lingkungan tanggungjawabnya.
Pemerintah daerah (Kab/provinsi) harus mengetahui sejauh mana
keterlaksanaan kurikulum di sekolah-sekolah yang berada di dalam
lingkungan tangggungjwabnya. Hasil evaluasi tersebut disampaikan pada
tingkatan otoritas lembaga yang lebih tinggi, dalam hal ini adalah
pemerintah pusat.

6
d. Pemerintah Pusat
Evaluasi pengembang kurikulum yang dilaksanakan tidak hanya bersifat
sektoral (sekolah atau pemerintah daerah saja), namun dilaksanakan juga
secara nasional. Kemdikbud dalam hal ini sebagai otoritas tertinggi yang
bertanggungjawab atas keterlaksanaan kurikulum secara naional.
Kebijakan yang selama ini dibuat tentu tidak hanya sebatas menajadi
pedoman pada level sekrotal saja, kemdikbud juga harus membina dan
membimng secara terus menurus untuk menjamin bahwa keterlaksanaan
kurikulum secara nasional sudah berjalan seusai dengan tujuan-tujuan yang
sudah ditetapkan.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa evaluasi pengembang


kurikulum sangat penting dilaksanakan. Semua individu telibat dan dituntut
partisipasinya. Sejatinya evaluasi pengembang kurikulum menghasilkan data
(diolah menjadi informasi) dan menjadi alat yang efekti dan efisien dalam
rangka perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.

3. Prinsip dan Tujuan Evaluasi Pengembangan


Kurikulum
Evaluasi pada hakekatnya dapat dimaknai sebagi proses penentuan nilai
sesuatu berdasarkan kriteria atau standar yang sudah ditetapkan. Selanjutnya
menurut Hamalik (1990) evaluasi sebagai salah satu alat pendidikan, dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi pengmbangan
kurikulum, sebagai berikut :

a. Berorientasi Tujuan
Setiap program evaluasi pengembangan kurikulum harus memiliki tujuan
yang jelas dan spesifik. Tujuan tersebut dijadikan sebagai arah selama
proses evaluasi pengambangan kurikulum dilaksanakan.

b. Objektif
Evaluasi pengembangan kurikulum harus berpijak pada apa yang
ditemukan (apa adanya), data yang didapatkan konkrit, relevan dan tidak
dimanipulasi, data didapatkan melauli instrumen yang handal.

c. Komprehensif
Pelaksanaan evaluasi pengembangan kurikulum harus mencakup semua
aspek pada komponen kurikulum. Semua komponen kurikulum harus
mendapatkan treatment dan perhatian yang berimbang.

7
d. Kooperatif
Keterlaksanaan program pengembangan evaluasi kurikulum menjadi
tanggung jawab bersama-sama (guru, kepala sekolah, orang tua,
masyarakat sekitar) oleh karena itu amat sangat dibutuhkan kolaborasi di
antaranya, meskpiun pada hakekatnya tanggung jawab utama berada pada
evaluator atau pengembang kurikulum.

e. Efisien
Semua sumber daya yang digunakan (waktu, tenaga, biaya, perlatan dan
penunjang lainya) harus digunakan sebaiknya-baiknya (tepat guna dan
bernilai guna).

f. Berkesinambungan
Program kurikulum bersifat dinamis, terus mengalami pembaharuan terus
menerus. Tuntutan sosial/masyarakat mejadi salah satu faktor
pembaharuan kurikulum. Dengan fakta tersebut, evaluasi pengembangan
kruikulumpun dilaksanakan secara terus menenur, tujuannya adalah agar
kurikulum senantiasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan R. Ibrahim (2002) menjelaskan bahwa diadakannya evaluasi


pengembangan kurikulum dimaksudkan dengan tujuan sebagai berikut :
a. Perbaikan Program
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam konteks tujuan evaluasi
bertujuan bukan untuk “pembuktian” namun lebih tepat untuk “perbaikan”.
Data yang diolah kemudian menjadi informasi tersebut dijadikan sebagai
bahan untuk perbaikan program. Di sini evalusi dipandang sebagai sesuatu
yang dibutuhkan oleh sistem itu sendiri, karena evaluasi dinilai sebagai
faktor yang dapat meningkatkan kualitas sistem tersebut.

b. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak


Siapakan pihak yang dimaksud? Pihak-pihak yang dimaksud mencakup baik
pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum tersebut
maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah
dikembangkan. Dengan kata lain pihak-pihak tersebut adalah pemerintah
(sponsor), guru, orang tua, dan pengelola pendidikan lainnya (konsumen).
Bagi evaluator sendiri, pertanggungjawaban tersebut dipandang sebagai
sebuah kebutuhan bukan keharusan. Sesungguhnya pertanggungjawaban
ini tidak dapat dihindari karene terlalu banyak aspek yang dilibatkan
selama dilaksanakannya evaluasi pengembangan kurikulum seperti aspek

8
ekonomi sosial dan moral. Dalam pertanggungjawabannya, evaluator tentu
harus menyampaikan informasi yang real, relevan dan tidak ada unsur
modifikasi data kepada semua pihak.

c. Penentuan tindak lanjut hasil


pengembangan
Jika kita sudah mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat hasil
evaluasi pengembangan kurikulum, hal apa yang akan kita lakukan
selanjutnya? Benar! Selanjutnya kita akan menentukan keputusan. Apakah
kurikulum tersebut akan diseberluaskan atau tidak? Kapan waktu tang
tepat untuk diserbarluaskan? Dengan metode seperti apa
disebarluaskannya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu dapat terjawab
dengan informasi yang sudah didapatkan dari hasil evaluasi pengembangan
kurikulum.

4. Model Evaluasi Pengembangan Kurikulum


Dalam perkembangannya kajian evaluasi, terdapat beberapa model
evaluasi program (kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat
digunakan sebagai “pisau bedah” dalam mengevaluasi sebuah program
(kurikulum). Model evaluasi merupakan desain evaluasi yang dikembangkan
oleh para ahli evaluasi, yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya
atau tahap evaluasinya.
Beberapa model evaluasi yang umumnya digunakan untuk mengevaluasi
program pendidikan antara lain:

a. Model CIPP (Context – Input – Process –


Product)
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam, seorang
professor berkebangsaan Amerika pada bidang evaluasi pendidikan. Model
CIPP disebut sebagai “management-oriented evaluation approach”, sebuah
model evaluasi yang menggunakan pendekatan manajemen, Owen (1993).
Model CIPP menekankan bahwa evaluasi bukan berupaya “membuktikan”
namun lebih kepada “meningkatkan” Stufflebeam, (1983).

9
Gambar 1.2. Model Evaluasi CIPP

Model evaluasi ini disebut juga sebagai model evaluasi pengembangan


(development evalution), artinya model CIPP merupakan model yang
digunakan untuk mendukung penengambangan suatu program
(kurikulum), dengan tujuan membantu kepala sekolah, guru, dan pengelola
pendidikan lainnya untuk mendapaktan informasi sebanyak-banyaknya
supaya lebih mampu memenuhi kebutuhan program, Stufflebeam, (1983).
Model CIPP ini memiliki 4 jenis evaluasi yaitu: Evaluasi Context (konteks),
Input (masukan), Process (proses), dan Product (hasil).
1. Context (konteks)
Tujuan utama dari evaluasi konteks adalah mengumpulkan semua
informasi dan mementukan tujuan yang relavan dengan potensi yang
dimiliki. Menurut Sax, Stufflebeam & Shinkfield (1985) evaluasi konteks
bertujuan untuk menilai status objek secara kesluruhan,
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan, mendiagnosa masalah dan
memeberikan solusi. Evaluasi konteks juga ditujukan untuk memeriksa
apakah tujuan dan prioritas yang ada selaras dengan kebutuhan.
2. Input (masukan)
Menurut Stufflebeam & Shinkfield (1985, hlm 173) tujuan evaluasi input
adalah untuk menentukan cara bagaimana tujuan program dicapai.
Evaluasi ini penting karena pada proses ini akan mendapatkan
berbabagai macam pertimbangan terhadap keberhasilan pelaksanaan
kurikulum.
3. Process (proses)
Tujuan dari evaluai proses adalah untuk melihat keterlaksaan
kurikulum. Evaluator mengumpulkan berbagai informasi yang

10
berkaitan dengan implementasi kurikulum dan mendokumentasikan
setiap variabel yang berpengaruh terhadap keterlaksanaan kurikulum.
4. Product (hasil)
Tujuan dari evasluasi produk adalah untuk menentukan sejauh mana
kurikulum berdampak atau berpangaruh kepada peserta didik.
Evaluator mengumpulakn deskripsi dan penilaian hasil belajar siswa
dan mengaitkannya dengan tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan
kemudian menetapkan status kurikulum, apakah di revisi atau tidak.

b. Model Measurment
Model ini dikenal sebagai salah satu model pioner dan tertua dalam
penilaian program pendidikan (kurikulum). Tokoh penting dalam model ini
adalah R. Thorndike dan Robert Ebel, keduanya adalah seorang pakar pada
bidang psikologi pendidikan berkebangsaan Amerika yang mengkhususkan
diri pada pengukuran pendidikan. Menurut Ebel, R (1991,hlm 25 )
pengukuran merupakan proses pemberian nilai (angka) kepada seseorang
(peserta didik) atau program (kurikulum pendidikan) berdasarkan aturan
tertentu. Pengukuran membutuhkan penggunaan angka, tapi tidak serta
merta menebak angkanya tanpa melakukan proses evaluasi. Misalnya kita
mengukur suatu pencapaian peserta didik dengan memberikan test
kemudian menghitung nilai jawaban benar dari peserta didik. Hasil dari test
tersebut dapat memberikan informasi mengenai kemampuan peserta didik
tersebut.
Sesuai dengan namanya, model evaluasi ini menitiberatkan pada proses
pengukuran dalam kegiatan evaluasi. Data yang didapatkan pada model
measurment adalah data objektif bersifat kuantitatif berstrukur. Model
evaluasi measurment cocok menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti
“seberapa besar”, “seberapa banyak” dan lain sebagainya. Dalam kegiatan
pendidikan, model measurment ini dapat diterapkan pada proses penilaian
peserta didik, kita dapat melihat (mengukur) perbedaan anatar indivual
(peserta didik) atau perbedaan kelompok. I Menurt Hager, P dan Butler, J
(1996) instrumen penilaian yang umum digunakan dalam model
measurement biasanya berupa tes pilihan ganda untuk mengukur retensi
pengetahuan yang relevan, tes pilihan ganda untuk mengukur keterampilan
kognitif dan latihan pemecahan masalah untuk mengukur keterampilan.
Menurut R. Ibrahim (2002) dalam kegiatan evaluasi, model measrument
cenderung ditempuh melalui pendekatan/cara-cara berikut:
1) Menempatkan `kedudukan` setiap peserta didik dalam kelompoknya
melalui pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil belajar.

11
2) Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang
menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda-beda,
melalui analisis secara kuantitatif.
3) Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam
bentuk obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat
evaluasi yang reliabel dan valid.

c. Model Qongruence
Model qongruence atau model kesesuaiaan. Tokoh-tokoh penting pada
model qongruence antara lain W. Tyler, John B. Carrol, dan Lee J. Mereka
adalah para edukator berkebangsaan Amerika yang bekerja pada bidang
“assessment dan evaluation”. Model congruence ini pada hakikatnya
memandang evaluasi sebagai usaha untuk melihat sejauh mana kesesuaian
antara tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan dalam suatu program
kurikulum dengan hasil belajar pada peserta didik. Pada aspek
pembelajaran, hasil belajar yang dicapai mengenai perubahan-perubahan
yang terjadi pada peserta didik, yaitu meliputi aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Oleh karena itu, teknik evaluasi yang digunakan tidak
hanya menggunakan tes saja (tes lisan, tes praktikum dan lain sebagainya,
tetapi juga menggunakan teknik non tes (observasi, wawancara, studi
dokemntasi dan lain sebaginya).
Model qongruence ini memerlukan informasi terkait perubangan pada
peserta didik (sikap, pengatahuan dan keterampilan) ke dalam dua tahap.
Yaitu tahap sebelum pembelajaran dan tahap sesudah pembelajaran. Oleh
karena itu model qongruence memberikan saran kepada guru untuk
melakukan pre test dan post tes agar dapat melihat perubahan sebelum dan
sesudah yang dimaksud. Menurut R. Ibrahim (2002) dalam kegiatan
evaluasinya, model qongruence cenderung ditempuh melalui
pendekatan/cara-cara berikut:
1. Menggunakan prosedur pre-and post-assessment dengan menempuh
langkah- langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan,
pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.
2. Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian teknik
evaluasi menackup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok
untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
3. Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau
lebih program.

d. Model illumination
Model illumination dikenal dengan semboyan “the judgment is the
evaluation”, merupakan model evaluasi kurikulum yang muncul akibat
respon terhadap 2 (dua) model sebelumnya (measurement dan congruence).

12
Menurut paham pada model ini, kedua model tersebut (measurement dan
congruence) dianggap belum sepenuhnya memberikan informasi yang
komprehensif terkait dengan implementasi program kurikulum itu sendiri.
Tokoh penting dalam model evaluasi ini adalah Malcolm Parlett, seorang
dosen berkebangsaan Skotlandia. Model illumination mulai muncul sekitar
tahun 1972 di Inggris. Jika model measrument dan congruence berfokus pada
evaluasi yang bersifat kuantitatif berstrukur, maka model illumination
berfokus pada evaluasi yang bersifat kualititatif terbuka. Hasil evaluasi
bersifat deskriptif dan insterpetasi, bukan pengukuran dan prediksi seperti
pada model measrument dan congruence.
Model evaluasi illumination ini memandang bahwa implementasi suatu
kurikulum tergantung dari situasi sekolah itu sendiri. Model evaluasi ini
bertujuan untuk mempelajari secara cermat bagaimana implementasi
kurikulum di sekolah, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, dan
apa dampaknya terhadap perkembangan peserta didik.
Kekuatan model ini terletak pada penggunaan judgment, selaras dengan
semboyannya “the judgment is the evaluation”, sehingga latar belakang
seorang evaluator jelas memiliki peran penting pada hasil evaluasinya.
Terdapat 3 (tiga) langkah yang digunakan dalam pendekatan model
illimuniation ini. Pertama observe step, yaitu pengamatan secara langsung
terhadap implementasi kurikulum di sekolah, obervasi ini didukung dengan
wawancara, kuesioner, dan studi dokumenter. Kedua, inquiry further step,
yaitu menindaklanjuti hasil obervasi atau pengamatan yang dilakukan. Hasil
obervasi atau pengamatan dijadikan sebagai pijakan utama dalam menarik
kesimpulan. Ketiga seek to explain step, yaitu memberikan penjelasan
rasional terhadap berhasil atau gagalnya suatu implementasi kurikulum,
penjelasan tersebut didasari atas hasil obervasi dengan menggunakan
prinsip umum dan hubungan pola sebab akibat. Penjelasan menjadi hal
yang sangat krusial dalam model illumination ini.

e. Educational System Evaluation


Educational System Evaluation merupakan suatu model evaluasi yang
diaplikasikan untuk mendapatkan diagnosa hasil dari proses pendidikan
dan pencapaian seorang peserta didik. Educational System Evaluation
memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, karena
evaluasi ini menentukan kelanjutan dari suatu prosedur pembelajaran yang
mana harus sejalan dengan kemampuan peserta didik, bagaimana
pelaksanaannya, dan seberapa berhasil dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Saat ini, Educational System Evaluation merupakan alat
evaluasi yang relevan bagi kepala sekolah dan guru untuk membuat
keputusan dalam hal keberlangsungan, perbaikan, atau perluasan program
pembelajaran.

13
Menurut Seif (2008) evaluasi merupakan pengaturan suatu proses untuk
mendapatkan dan menganalisis data, yang digunakan untuk menentukan
apakah tujuan pembelajaran itu tercapai atau masih dalam proses
pencapaian, dan sudah sejauh mana. Seif yakin bahwa tujuan utama dalam
pembelajaran ialah untuk mengubah prilaku peserta didik, Ia menyatakan
bahwa pendidikan terdiri dari tiga fase:
1. Menentukan tujuan pembelajaran,
2. Melakukan kegiatan pembelajaran, dan
3. Melakukan evaluasi pembelajaran.
Menurut Huda (2013), tiga aliran konsep dalam evaluasi pendidikan dapat
didefinisikan: konsep kompetisi dalam evaluasi pendidikan, konsep non-
kompetisi dan konsep koperatif evaluasi pendidikan.
a. Konsep kompetisi dalam evaluasi pendidikan: Konsep kompetisi dalam
hal evaluasi pendidikan menekankan hasil dan peringkat (ranking)
peserta didik berdasarkan performa mereka. Sekolah harus
mempersiapkan peserta didik untuk berkompetisi dengan menciptakan
kondisi optimal dan lingkungan yang adil. Hal ini dapat dicapai apabila
guru memperlakukan semua peserta didik secara setara dan
menerapkan metode pembelajaran yang tepat.
b. Konsep non-kompetisi: Konsep non-kompetisi dalam evaluasi
pendidikan berkembang dalam alternatif pedagogi sebagai
penyeimbang terhadap konsep kompetisi, yang meniadakan adanya
persaingan dalam pendidikan dan evaluasi sekolah. Dalam hal ini
guru/pembelajar lah yang bertanggungjawab dalam hal motivasi dan
hasil pembelajaran yang diraih peserta didik.
c. Konsep koperatif dalam evaluasi pendidikan: Dalam konsep ini, peserta
didik dan guru dianggap sama-sama bertanggung jawab atas efektivitas
proses pembelajaran. Tidak hanya peserta didik yang dievaluasi, tapi
juga mengevaluasi aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru (dimulai
dari persiapan, kemampuan dalam hal metode, interaksi antara guru
dengan peserta didik, dan lain-lain).

Educational System Evaluation memiliki beberapa fungsi dan aplikasi.


Esneer mengemukakan beberapa yang terpenting, yakni sebagai berikut:
1) Diagnosa: evaluasi pendidikan dapat digunakan dalam konteks
pembelajaran; fungsi ini dapat membantu guru untuk menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar peserta didik yang
pada akhirnya dapat mengatasi masalah belajar.
2) Revisi Silabus: evaluasi pendidikan dapat sangat membantu dalam
menrancang dan merevisi silabus.
3) Perbandingan: evaluasi pendidikan dapat digunakan untuk
membandingkan silabus, metode pembelajaran, dan aspek lainnya
dalam pembelajaran seperti manajemen.

14
4) Analisis kebutuhan: Analisis kebutuhan artinya mengumpulkan data
kuantitatif untuk mencari tahu kebutuhan peserta didik, pegawai di
bidang pendidikan, dan masyarakat pada umumnya. (Yarmohamadian,
2007)

f. Evaluasi Model Brinkerhoff


Model ini dikembangkan oleh Robert O. Brinkerhoff, seorang profesor yang
diakui secara internasional dalam evaluasi dan efektivitas pembelajaran
dan juga pencipta “Success Case Method” yang populer. Brinkerhoff et.al.,
(1983,hlm 37) mengemukakan tiga pendekatan evaluasi yang disusun
berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, yaitu :
1. Fixed vs Emergent Evaluation Design.
Desain evaslui yang ideal tentu dikembangakan berdasarakan tujuan
program. Desain evaluasi dikembangan berdasarkan analisis-anaisi
yang sudah dilaksanakan terlebih dahulu, sehingga desain wavaluasi
betul-betul ditetapka sesuai dengan kebutuhan.
2. Formative vs Sumative Evaluation
Evaluasi formatif dilaksanakan pada saat kurikulum diimpelmnetasik,
tujuannnya adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat
untuk perbaikdan penyempurnaan program. Sedangkan evaluasi
sumatif dilaksankan pada akhir pelaksanaan program. Tujuannya
adalah untuk menetapkan nilai apakah kurikulum tersebut
diseberluaskan atau dihentikan.

3. Experimental & Quasi-Experimental Designs vs Unobtrusive Inquiry


Menurut model ini dalam kegiatan evaluasi pengembangan kurikulum
dianjurkan untuk menggunakan metode penelitan. Penentuan subjek,
pemberikan perlakua, sampai dengan mengukur dampak. Hal tersebut
tentu sangat bermanafaat, tujuannya untu mengetahaui niali dari suatu
program kurikulum yang sedang diujicobakan. Pengumpulan data
(penelitian) umumnya menggunakan instrumen formal seperti tes dan
kuesioner.

g. Evaluasi Model Provus (Discrepancy Model)


Model evaluasi ini dikembangan oleh Malcolm Provus. Kata Discrepancy
Jika kita alih bahasakan bermakna kesenjangan atau gap. Provus
mendefinisikan evaluasi sebagai proses dari :
1) menentukan standar program;
2) menentukan perbedaan antara kinerja dengan standar;

15
3) menggunakan ketidaksesuaian sebagai bahan untuk mengubah kinserja
atau standar program (Fitzpatrick, Sanders & Worthen, 2004).

Selanjutnya Madaus, Sriven & Stufflebeam (1993) mengemukakan bahwa


kelayakan suatu program (kurikulum) dapat diketahui oleh pengembang
(kurikulum) melalui faktor kesenjangan yaitu membandingkan antara apa
yang seharusnya terlaksana (standard) dengan apa yang sebenarnya terjadi
(performance) Dengan membandingkan antara standard dan performance
maka evaluator (pengembang kurikuluM akan dengan mudah mengatahui
masalah yang terjadi.
Model evaluasi ini dikembangan dengan tujuan untuk menganalisis suatu
program apakah program tersebut diteruskan, direvisi, atau dihentikan.
Kekuatan model terletak pada data discreapancy antara standard dan
performance secara rinci dan terukur. Evaluasi program (kurikulum) yang
dilaksanakan oleh evaluator (pegengmbang kurikulum) untuk mengukur
tingkat kesenjangan yang terdapat pada setiap komponen. Dengan adanya
penjabaran kesenjangan pada setiap komponen program, maka langkah-
langkah perbaikan dapat dilakukan secara mudah dan jelas.

Rangkuman
Evaluasi merupakan usaha untuk melihat kefektifan suatu program,
membandingkan apa yang telah dicapai dengan apa yang seharusnya
dicapai berdasarkan standar atau kriteria yang sudah disepakti dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam konteks pengembang kurikulum, evaluasi
merupakan penentuan nilai kualitas pembelajaran dan keseluruhan
program kurikulum.
Dalam konteks pendidikan, evaluasi pengembang kurikulum secara
tradisional berarti menilai peserta didik, melihat apakah mereka (peserta
didik) sudah atau belum memenuhi standar/kriteria tertentu yang sudah
ditetapkan.
Evaluasi sebagai salah satu alat pendidikan, dalam pelaksanaannya
harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi pengembangan kurikulum,
sebagai berikut :
1. Berorientasi Tujuan
2. Objektif
3. Komprehensif
4. Kooperatif
5. Efisien
6. Berkesinambungan

Evaluasi di dalam proses evaluasi pengembangan kurikulum


dimaksudkan dengan tujuan sebagai berikut :

16
1. Perbaikan Program
2. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Evaluasi di dalam proses evaluasi pengembangan kurikulum
dimaksudkan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Perbaikan Program
2. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan

Beberapa model evaluasi yang umumnya digunakan untuk


mengevaluasi program pendidikan (kurikulum) antara lain : CIPP,
Measurment, Congruence, Educational Evaluation System, Brinkerhoff,
Discrepancy.

Tes Formatif 1 
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D, di depan salah satu
kemungkinan jawaban yang menurut Anda paling tepat.
1. Evaluasi merupakan tahapan yang harus ditempuh oleh guru. Salah satu
tujuan evaluasi pengembanagn kurikulum adalah untuk “perbaikan “
program. Dalam konteks tujuan ini proses evaluasi lebih bersifat…..
a. Objektif c. Konstruktif
b. Komprehensif d. Formatif dan sumatif
2. Obyek utama pada penilaian model measurement adalah….
a. Tingkah laku siswa c. Situasi belajar
b. Kegiatan belajar d. Kondisi belajar
3. Model evaluasi qongruence pada hakekatnya merupakan usaha untuk
melihat sejauh mana kesesuaian antara tujuan-tujuan yang sudah
ditetapkan. Untuk itu diperlukan pendekatan yang tepat dalam mencapai
hal tersebut. Pendektan atau cara yang dilakukan dalam model congruence
adalah….
a. Pretest dan posttest c. Pretest dan Test Objektif
b. Pretest dan Pascates d. Pretest dan Process Test
4. Fungsi utama dari model evaluasi educational system adalah untuk….
a. Perbaikan hasil belajar
b. Penyempurnaan program
c. Membandingkan hasil belajar
d. Membandingkan perbedaan individual dan kelompok
5. Penilaian itu adalah usaha untuk memeriksa kesesuaian antara tujuan-
tujuan pendidikan yang diinginkan dan hasil belajar yang telah dicapai. Hal
ini sesuai dengan pandangan model…..
a. Educational system c. Illumination
b. Measurement d. Congruence

17
6. Pelaksanaan evaluasi pengembangan kurikulum harus mencakup semua
aspek pada komponen kurikulum. Hal ini sesuai dengan prinsip evaluasi
pengembangan kurikulum prinsip……
a. Komprehensif c. Berorientasi Tujuan
b. Objektif d. Efisien
7. Menggunakan ketidaksesuaian sebagai bahan untuk mengubah kinerja atau
standar program, merupakan karakateristik dari model evaluasi….
a. Measurement c. Model Provus
b. Illumination d. CIPP
8. “Management-oriented evaluation approach”, istilah tersebut merupakan
karakteristik dari mdel evaluasi…
a. Measurement c. Model Provus
b. Illumination d. CIPP
9. Bila Anda menilai suatu kurikulum dan ingin memperoleh gambaran yang
mendalam tentang proses pelaksanaan kurikulum tersebut model yang
paling tepat Anda gunakan adalah:
a. Model congruence c. Model educational system
b. Model Illumination d. Model measurement
10. Kekuatan evasluai terletkan pada interpretasi,data bersifat kualititaf
terbuka. Karakteristik tersebut merupakan ciri dari model evaluasi…
a. Model congruence c. Model educational system
b. Model Illumination d. Model measurement

Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang
disediakan pada bagian akhir modul ini. Untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda dalam materi kegiatan belajar 1 gunakanlah rumus berikut.
Rumus

Jumlah jawaban yang benar


Tingkat penguasaan = x 100%
10

Arti tingkat penguasaan Anda:


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

18
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % keatas. Bagus. Anda
dapat meneruskan pada Kegiatan Belajar 2. Tetapi apabila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 % Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama materi yang belum Anda kuasai.

19
K e gi a tan Be la j a r 2

Im p le m e n ta si K om p on e n
Ev a lu a si p ad a Ku ri ku lu m 2 0 13

etelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mempunyai kemampuan


S pemahaman tentang Implementasi Komponen Evaluasi pada Kurikulum
2013, bagaiaman teknik penilaian dan pembuatan instrument penilaian.
Oleh karena itu, setelah mempelajari modul ini, secara khusus Anda diharapkan
memahami tentang Implementasi Komponen Evaluasi pada Kurikulum 2013.
Secara rinci setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan konsep evaluasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran
2. Mengimplementasikan berbagai teknik penilaian untuk semua kompetensi
dasar dalam kategori ketiga aspek yaitu sikap, pengetahuan dan
keterampilan
3. Menyusun instrument penilaian dalam kategori ketiga aspek yaitu sikap,
pengetahuan dan keterampilan

Agar Anda dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, ada beberapa


petunjuk belajar yang perlu Anda pahami dengan baik. Mohon cermati hal-hal
berikut ini:
a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini agar
Anda dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang diinginkan
dan apa yang akan dipaparkan selanjutnya.
b. Baca dengan seksama bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci atau
key words dan kata-kata yang dianggap baru (new vocabulary). Kemudian
carilah pengertian dan kata-kata kunci dan kata-kata baru tersebut, melalui
bahan belajar mandiri ini ataupun dari kamus.
c. Pahami berbagai konsep, bagian demi bagian yang dipaparkan dalam bahan
belajar mandiri ini, baik melalui kegiatan belajar mandiri maupun diskusi
dengan teman yang lain.
d. Sebagai bahan pengayaan dan pendalaman materi, usahakanlah Anda
mempelajari sumber-sumber lain yang relevan.
e. Kerjakanlah latihan-latihan yang ada dalam modul ini
f. Kemudian, ujilah kemampuan Anda dengan menjawab soal-soal tes formatif
yang telah disediakan, kemudian ukurlah tingkat pemahaman Anda dengan
mencocokkan jawaban dan menghitungnya dengan menggunakan rumus
yang telah disediakan

Selamat Belajar, Semoga Sukses.

20
A. Uraian Materi
Evaluasi terhadap implementasi kurikulum dilakukan untuk mencapai
kesesuaian dengan rancangan yang tertuang dalam dokumen. Dokumen
tersebut perlu dievaluasi untuk mencari informasi dan memberikan
pertimbangan untuk mengembangkan kualitas yang diharapkan. Anda tentunya
ingin melihak konsistensi ide kurikulum bukan? Maka anda harus melakukan
evaluasi. Evaluasi ini sebagai upaya mengumpulkan dan mengolah informasi
dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan kurikulum pada tingkat
nasional, daerah, dan satuan pendidikan. Evaluasi ini dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasioanal Pasal 57 ayat 1
yang menyatakan evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sesuai dengan Permendikbud no 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Pasal 1 ayat 2, penilaian/assessment adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapain hasil belajar peserta
didik. Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Anda sebagai
pendidik tentunya sudah biasa menilai peserta didik? Anda menilai peserta
didik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Tentunya ketiga
aspek tersebut sudah Anda ketahui. Tentunya Anda harus memahami
mekanisme penilaian untuk ketiga aspek tersebut.
Berikut ini mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik

Tabel 1. Mekanisme Penilaian


Aspek Mekanisme Penilaian Tujuan Penilaian
Sikap Observasi atau Untuk memperoleh
Pengamatan, penilaian informasi deskriptif
diri, penilaian teman, mengenai perilaku
jurnal catatan guru peserta didik
Pengetahuan Tes tertulis, tes lisan, dan Untuk mengukur
penugasan lainnya yang pengusaan pengetahuan
sesuai dengan peserta didik
kompetensinya
Keterampilan Kinerja, produk, proyek, Untuk mengukur
portfolio dan atau teknik kemampuan peserta
lain sesuai dengan didik menerapkan
kompetensi yang dinilai pengetahuan dalam

21
Aspek Mekanisme Penilaian Tujuan Penilaian
melakukan tugas
tertentu

Pedoman penilaian harus menyajikan definisi dan berbagai komponen


sikap serta ruang lingkup penilaian sikap yang diuraikan secara singkat dan
jelas. Selain itu, juga Anda harus menyajikan penjelasan tentang teknik yang
digunakan dalam penilaian, yaitu observasi, self assessment, dan peer
assessment. Tentunya Anda harus membuat kisi-kisi yang dibuat berdasarkan
hasil analisis pada Kompetensi Dasar sikap sosial semua mata pelajaran yang
telah diuraikan pada bagian sasaran penilaian, diperoleh sikap-sikap yang
dikembangkan atau diintegrasikan pada kegiatan pembelajaran, kemudian
dibuat kisi-kisi untuk dikembangkan menjadi instrumen.

B. Teknik Penilaian
Penilaian dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi
dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
1. Sikap
Sikap bisa disebut sebagai penentu keberhasilan dalam pembelajaran di
kelas. Sikap lebih mengarah pada kecenderungan siswa terhadap pelajaran
sebagai respon dalam bentuk positif atau negatif. Semakin besar respon positif
siswa, maka akan lebih besar pula minat siswa terhadap pelajaran yang
diberikan guru. (Wicaksono, dkk. 2016, hal. 46. Penilaian aspek sikap dilakukan
melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, jurnal selama proses
pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas. Berikut ini
penjelasan mengenai teknik penilaian sikap yang Anda harus pahami
diantaranya adalah:

1) Observasi
Teknik observasi menyajikan instrument penilaian sikap dengan teknik
observasi dengan menggunakan rubrik berdasarkan pengembangan kisi-
kisi. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi
sejumlah indicator perilaku yang diamati. Teknik observasi ini dapat
dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman
observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu

22
sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi sikap
atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. (Salamah, 2018,
hal. 283)
Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku
yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan.
Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai
indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa:
a) Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
b) Sangat baik, baik, cukup, perlu bimbingan
c) Sangat baik, baik, cukup, perlu bimbingan

Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran.


Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek.
Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan
mengolah skor menjadi nilai akhir. Pedoman penilaian harus menyajikan
definisi dan berbagai komponen sikap serta ruang lingkup penilaian sikap
yang diuraikan secara singkat dan jelas. Selain itu, juga Anda harus
menyajikan penjelasan tentang teknik yang digunakan dalam penilaian,
yaitu observasi, self assessment, dan peer assessment. Tentunya Anda harus
membuat kisi-kisi yang dibuat berdasarkan hasil analisis pada Kompetensi
Dasar sikap sosial semua mata pelajaran yang telah diuraikan pada bagian
sasaran penilaian, diperoleh sikap-sikap yang dikembangkan atau
diintegrasikan pada kegiatan pembelajaran, kemudian dibuat kisi-kisi
untuk dikembangkan menjadi instrumen.

2) Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian diri. Penilaian dengan teknik self assessment atau penilaian diri
dilakukan oleh siswa untuk menilai diri sendiri tentang sikap-sikap yang
sudah dimiliki. Penilaian diri meliputi teknik penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri sebelum
ulangan secara reflektif.

3) Penilaian Teman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku
keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antarpeserta didik. Penilaian ini dilakukan secara berkala setelah
proses pembelajaran Instrumen pada teknik peer assessment atau penilaian

23
teman yaitu dengan cara penilaian antar teman dilaksanakan oleh teman
siswa dalam satu kelompok dalam pembelajaran kooperatif.

4) Jurnal catatan guru/jurnal p endidik


Jurnal Pendidik adalah instrumen penilaian yang digunakan untuk
menghimpun catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai
catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.

2. Pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan, Berikut ini penjelasan mengenai teknik penilaian pengetahuan yang
Anda harus pahami diantaranya adalah:

1) Tes tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda,
isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Ter tertulis yang digunakan
guru banyak fariasinya yang mana digunakan untuk mengukur pencapaian
kompetensi pengetahuan (kognitif) peserta didik, ter tertulis terdiri dari:
soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat (pendek), benar-salah,
penjodohan, dan uraian.

2) Tes lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan
dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan juga, sehingga
menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban dapat berupa kata,
frase, kalimat maupun paragraf. Tes bentuk lisan adalah tes yang
dipergunkan mengukur tingkat pencapaian kompetensi, terutama
pengetahuan (kognitif) dimana guru memberikan pertanyaan langsung
kepada peserta didik secara verbal (lisan) dan ditanggapi peserta didik
secara langsung dengan menggunakan bahasa verbal (lisan).

3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat
berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya. Instrument penugasan berupa pekerjaan
rumah dan/ proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai
dengan karakteristik tugas.

24
3. Keterampilan
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui kinerja, projek dan
portofolio, Berikut ini penjelasan mengenai teknik penilaian keterampilan yang
Anda harus pahami diantaranya adalah:

1) Kinerja
Kinerja/performance merupakan suatu penilaian yang meminta peserta
didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Misalnya memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi,
bermain peran, menari, dan sebagainya.

2) Projek
Projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
Penilaian project dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu secara
jelas. Pada penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
a) Kemampuan Pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
b) Relevansi
Kesesuaian tugas projek dengan muatan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam pembelajaran.
c) Keaslian
Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap projek peserta didik

3) Portofolio
Portofolio adalah kumpulan pekerjaan seseorang yang dalam bidang
pendidikan berarti pengumpulan tugas-tugas peserta didik yang memiliki
keteraturan dan kebutuha untuk menghasilkan satu kompetensi tertentu.

25
Selanjutnta kumpulan tugas itu dicermati untuk melihat perkembangan
kemampuan peserta didik dalam menulis tugas yang diberikan guru.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik
secara individu pada satu periode untuk suatu sub tema. Akhir suatu
periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta
didik. Berkaitan dengan tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam
portofolio harus memiliki suatu nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan
bagi orang yang mengamatinya. Guru dan peserta didik harus sama-sama
memahami maksud, mengapa suatu item (artefak) dimasukkan kedalam
koleksi portofolio. Selain itu, sangat diperlukan komentar dan refleksi baik
dari guru ataupun pengamat tertentu yang memiliki keterkaitan dengan
artefak yang dikoleksi.
Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta didik yang
dibuat oleh guru bersama peserta didik yang bersangkutan, dapat dilakukan
perbaikan secara terus menerus. Dengan demikian portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui
karyanya. Adapun karya peserta didik yang dapat dijadikan dokumen
portofolio, antara lain: karangan, puisi, surat, gambar/lukisan, komposisi
musik.
Dalam kurikulum 2013, dokumen portofolio dapat dipergunakan sebagai
salah satu bahan penilaian untuk aspek keterampilan. Hasil penilaian
portofolio bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan untuk
pengisian rapor/laporan penilaian kompetensi peserta didik. Penilaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa
karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh
peserta didik.

C. Teknik Dan Bentuk Instrumen


Penilaian
1. Bentuk Instrumen Aspek Sikap
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap
spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan
bertakwa, dansikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang
berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual
sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang
Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran
dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang dasar dan menengah, kompetensi sikap spiritual mengacu
pada KI-1 : menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dan KI

26
2: menghayati dan mengamalkan perilaku perilaku (jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.

1) Contoh Instrumen beserta Penilaian


Observasi

Pedoman Observasi Sikap Spiritual


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4 =
selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila
sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas
karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara
lisan maupun tulisan terhadap Tuhan
saat melihat kebesaran Tuhan

27
5 Merasakan keberadaan dan
kebesaran Tuhan saat mempelajari
ilmu pengetahuan
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Pedoman Observasi Sikap Jujur


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap jujur peserta didik.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap jujur yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4 =
selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila
sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

No Skor
Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Tidak nyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan/tugas

28
2 Tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang
lain tanpa menyebutkan sumber)
dalam mengerjakan setiap tugas
3 Mengungkapkan perasaan terhadap
sesuatu apa adanya
4 Melaporkan data atau informasi apa
adanya
5 Mengakui kesalahan atau kekurangan
yang dimiliki
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Pedoman Observasi Sikap Disiplin


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap disiplin peserta didik.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4 =
selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila
sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………

29
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Masuk pada jam kelas dengan tepat
1
waktu
2 Tugas dikumpulkan tepat waktu
Pakaian yang digunakan sesuai tata
3
tertib
Tugas dikerjakan sesuai dengan yang
4
diberikan
Mengikuti pembelajaran dengan
5
tertib
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Pedoman Observasi Sikap Tanggungjawab


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap tanggungjawab peserta
didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
tanggungjawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang

30
melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak
pernah melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Tugas individu dilaksanakan dengan
1
baik dan benar
Menerima resiko setiap tindakan yang
2
dilakukan
Tidak melakukan tuduhan tanpa bukti
3
yang akurat
4 Menjaga barang yang dipinjam
Melakukan permohonan maaf atas
5
kesalahan yang dilakukan
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

31
Pedoman Observasi Sikap Toleransi
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap toleransi peserta didik.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap toleransi yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4 =
selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila
sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Menghargai pendapat orang lain
Menghargai teman yang berbeda
2
suku, agama, ras, dan budaya
Menerima semua keputusan yang
3 disepakati walaupun berbeda
pendapat
Dapat menerima segala kekurangan
4
orang lain
5 Memaafkan kesalahan teman
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00

32
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Pedoman Observasi Sikap Gotong Royong


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap gotong royong peserta
didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap gotong royong
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4
= selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila
sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Memberikan sumbangsih aktif dalam
1
kerja kelompok
Menolong temang yang sedang
2
kesusahan
Bersedia melaksanakan tugas sesuai
3
dengan yang telah disepakati
4 Rela berkorban untuk teman
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

33
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh
nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Pedoman Observasi Sikap Santun


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap santun peserta didik.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap santun yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4 =
selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila
sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan rasa terimakasih atas
bantuang yang diberikan orang lain
3 Menggunakan bahasa yang santun
pada saat mengutarakan pendapat
4 Menggunakan bahasa yang santun
pada saat memberikan kritikan
kepada orang lain
5 Bersikap senyum, salam dan menyapa
ketika bertemu orang lain
Total Skor

34
Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Pedoman Observasi Sikap Percaya diri


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap percaya diri peserta
didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap percaya diri
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4
= selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila
sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.
Nama Peserta Didik : ………………………
Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Tampil presentasi didepan kelas
dengan berani
2 Mengutarakan pendapat, bertanya
dan menjawab pertanyaan
3 Melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
4 Membuat keputusan dengan cepat
5 Tidak pantang menyerah
Total Skor

35
Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

2) Contoh Instrumen beserta Penilaian


Penilaian Diri

Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap spiritual
peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 =
sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Saya berdoa sebelum dan sesudah
1
melakukan sesuatu
Saya mengucapkan rasa syukur atas
2
karunia Tuhan

36
Saya memberi salam sebelum dan
3 sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
Saya mengungkapakan kekaguman
4 secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
Saya merasakan keberadaan dan
5 kebesaran Tuhan saat mempelajari
ilmu pengetahuan
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Lembar Penilaian Diri Sikap Jujur


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap jujur peserta
didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap jujur yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4 =
selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila
sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

37
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Saya tidak nyontek dalam
mengerjakan ujian/ulangan/tugas
2 Saya Tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang
lain tanpa menyebutkan sumber)
dalam mengerjakan setiap tugas
3 Saya mengungkapkan perasaan
terhadap sesuatu apa adanya
4 Saya melaporkan data atau informasi
apa adanya
5 Saya mengakui kesalahan atau
kekurangan yang dimiliki
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

38
Lembar Penilaian Diri Sikap Disiplin
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap disiplin
peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
disiplin yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 =
sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Saya masuk pada jam kelas dengan
tepat waktu
2 Saya mengumpulkan tugas tepat
waktu
3 Saya memakai pakaian yang
digunakan sesuai tata tertib
4 Saya mengerjakan tugas sesuai
dengan yang diberikan
5 Saya mengikuti pembelajaran dengan
tertib
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :

39
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Lembar Penilaian Diri Sikap Tanggungjawab


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap
tanggungjawab peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor
sesuai sikap tanggungjawab yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan
sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai
pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang,
apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak
pernah, apabila tidak pernah melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Saya melaksanakan tugas individu
1
dengan baik dan benar
Saya menerima resiko setiap tindakan
2
yang dilakukan
Saya tidak melakukan tuduhan tanpa
3
bukti yang akurat
4 Saya menjaga barang yang dipinjam
Melakukan permohonan maaf atas
5
kesalahan yang dilakukan
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

40
Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Lembar Penilaian Diri Sikap Toleransi


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap toleransi
peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
toleransi yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 =
sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Saya menghargai pendapat orang lain
Saya menghargai teman yang berbeda
2
suku, agama, ras, dan budaya
Saya menerima semua keputusan
3 yang disepakati walaupun berbeda
pendapat
Saya dapat menerima segala
4
kekurangan orang lain
5 Saya memaafkan kesalahan teman
Total Skor

41
Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh
nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Lembar Penilaian Diri Sikap Gotong Royong


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap gotong royong
peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap gotong
royong yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 =
sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Saya memberikan sumbangsih aktif
dalam kerja kelompok
2 Saya menolong teman yang sedang
kesusahan
3 Saya bersedia melaksanakan tugas
sesuai dengan yang telah disepakati
4 Saya rela berkorban untuk teman
Total Skor

42
Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Lembar Penilaian Diri Sikap Santun


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap santun peserta
didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap santun yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4 =
selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila
sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah
melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Saya menghormati orang yang lebih
tua
2 Saya mengucapkan rasa terimakasih
atas bantuang yang diberikan orang
lain
3 Saya menggunakan bahasa yang
santun pada saat mengutarakan
pendapat

43
4 Saya menggunakan bahasa yang
santun pada saat memberikan
kritikan kepada orang lain
5 Saya bersikap senyum, salam dan
menyapa ketika bertemu orang lain
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Lembar Penilaian Diri Sikap Percaya diri


Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap percaya diri
peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang
melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak
pernah melakukan.

Nama Peserta Didik : ………………………


Kelas : ………………………
Tanggal pengamatan : ………………………
Materi Pokok : ………………………

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

44
Saya berani tampil presentasi didepan
1
kelas
Saya mengutarakan pendapat,
2
bertanya dan menjawab pertanyaan
Saya melakukan kegiatan tanpa ragu-
3
ragu
Saya membuat keputusan dengan
4
cepat
5 Saya tidak pantang menyerah
Total Skor

Petunjuk penskoran
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor diperoleh
x4=Skor Akhir
Skor maksimal

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
 Sangat Baik: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
 Baik: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
 Cukup: apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
 Kurang: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

3) Contoh Instrumen Jurnal

Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):


a. Tulislah Aspek yang diamati
b. Tulislah identitas peserta didik yang diamati
c. Tulislah tanggal pengamatan
d. Tulislah aspek yang diamati oleh guru
e. Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik
yang merupakan kekuatan Peserta didik maupun kelemahan
Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan
Kompetensi Inti
f. Tulislah dengan segera kejadian yang diamati
g. Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda
h. Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta
didik

45
Contoh Format Jurnal

Jurnal
Nama Peserta Didik : …………………..
Aspek yang diamati : …………………..

No Hari/Tanggal Kejadian Keterangan

Latihan

Berikan analisis terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut:


1. Coba Anda evaluasi diri, apakah selama ini penilaian yang dilakukan di
pendidikan dasar dan menengah sudah sesuai dengan konsep evaluasi
implementasi kurikulum 2013?
2. Buatlah analisis esensi mengenai tujuan penilaian yang meliputi aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan!
3. Buatlah analisis esensi mengenai teknik penilaian yang meliputi aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan!

46
Rangkuman
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian
pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas
penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian
sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.
Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Penilaian keterampilan
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta
didik menerapkan pengetahuan dalam melaksanakan tugas tertentu.
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
penilaian antarteman, jurnal selama proses pembelajaran berlangsung, dan
tidak hanya di dalam kelas yang pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes
tulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian aspek keterampilan dilakukan
melalui kinerja, projek dan portofolio. Hasil penilaian pencapaian
pengetahuan dan keterampilan peserta didik disampaikan dalam bentuk
angka dan/atau deskripsi.

Tes Formatif 2 
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silan (x) pada huruf a,b,c,d atau e !
1. Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik merupakan pengertian dari
a. Pengukuran
b. Congruence
c. Penilaian
d. Ilmunination
e. Standar penilaian pendidikan
2. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah
meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian hasil
belajar peserta didik pada aspek keterampilan bertujuan untuk….
a. untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik
b. untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan
dalam melakukan tugas tertentu
c. untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik

47
d. bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk
semua mata pelajaran
e. untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu

3. Penilaian dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar


yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Teknik penilaian yang termasuk ke dalam aspek sikap
adalah….
a. Observasi, penilaian diri, penilaian teman
b. Portfolio, observasi, penilaian diri
c. Tes tullis, tes lisan, observasi
d. Projek, tes tulis, tes lisan
e. Jurnal, tes lisan, penilaian diri

4. Dokumen portofolio dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan penilaian


untuk aspek keterampilan dalam kurikulum 2013. Apa yang dimaksud
dengan penialaian portofolio….
a. kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu
b. suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu
tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
c. penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan
rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan
karakteristik tugasnya
d. instrumen penilaian yang digunakan untuk menghimpun catatan
pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku.
e. penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam
satu periode tertentu.

5. Teknik penilaian untuk semua kompetensi dasar seperti tes lisan, tes tulis
dan penugasan merupakan teknik penilaian yang dikategorikan ke dalam
aspek…
a. Sikap d. Sikap dan keterampilan
b. Pengetahuan e. Pengetahuan dan sikap
c. Keterampilan
6. Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu secara
jelas merupakan teknik penilaian dari…

48
a. Projek d. Jurnal
b. Observasi e. Penilaian diri
c. Portofolio
7. Salah satu teknik penilaian sikap yaitu dengan penilaian antarteman.
Peniaian antarteman adalah…
a. suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu
tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
b. instrumen penilaian yang digunakan untuk menghimpun catatan
pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku
c. teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi
d. teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik
e. menyajikan instrument penilaian sikap dengan teknik observasi dengan
menggunakan rubrik berdasarkan pengembangan kisi-kisi

8. Seorang pendidik akan memberikan penilaian untuk mengetahui tingkat


pencapaian kompetensi. Tes yang dilakukan dengan memberikan
pertanyaan langsung kepada peserta didik dan ditanggapi peserta didik
secara langsung juga. Tes yang dimaksud adalah…
a. Tes tulis d. Observasi
b. Penugasan e. Tes lisan
c. Projek
9. Projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Pada penilaian projek
setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu…
a. Kemampuan pengelolaan, relevansi, instrument
b. Relevansi, keaslian, objektif
c. Kemampuan pengelolaan, relevansi, keaslian
d. Sahih, objektif, adil
e. Terpadu, terbuka, menyeluruh

10. Instrumen penilaian yang digunakan untuk menghimpun catatan pendidik


di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang
kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkesinambungan dengan
hasil observasi merupakan teknik penilaian…
a. Jurnal d. Portofolio
b. Observasi e. Penugasan
c. Projek

49
Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang
disediakan pada bagian akhir modul ini. Untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda dalam materi kegiatan belajar 2gunakanlah rumus berikut.
Rumus

Jumlah jawaban yang benar


Tingkat penguasaan = x 100%
10

Arti tingkat penguasaan Anda:


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % keatas. Bagus. Anda


dapat meneruskan pada Modul 7. Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda
masih di bawah 80 % Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama
materi yang belum Anda kuasai.

50
G losa ri u m
Behavioral : Pendekatan hubungan kemanusiaan sebagai
Approach tekanan ketika pimpinan menjalankan
kepemimpinannya.
Evaluasi : Pengumpulan dan pengamatan dari berbagai
macam bukti untuk mengukur dampak dan
efektivitas dari suatu objek, program atau proses
berkaitan dengan spesifikasi dan persyaratan
pengguna yang telah ditetapkan sebelumnya
Penilaian : Proses, cara, perbuatan menilai; Pemberian nilai.
Pengukuran : Proses, cara perbuatan mengukur.
Pengembangan : Suatu tindakan untuk merencanakan ataupun
kurikulum mengubah kurikulum yang ada demi tercapainya
tujuan pendidikan.
Evaluator : Seseorang yang melakukan kegiatan penilaian.
Variabel : Faktor atau unsur yang dapat mempengaruhi
situasi atau objek tertentu.
Model : Pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari
sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Instrumen : Sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan
sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai
bahan pengolahan.
Self Assessment penilaian diri dilakukan oleh siswa untuk menilai
diri sendiri tentang sikap-sikap yang sudah
dimiliki. Penilaian diri meliputi teknik penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan oleh peserta didik itu sendiri sebelum
ulangan secara reflektif
Peer Assessment cara penilaian antar teman dilaksanakan oleh
teman siswa dalam satu kelompok dalam
pembelajaran kooperatif.
Performance suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk
melakukan suatu tugas pada situasi yang
sesungguhnya yang mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Project untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan melakukan

51
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan
peserta didik pada muatan tertentu secara jelas
Portofolio kumpulan pekerjaan seseorang yang dalam
bidang pendidikan berarti pengumpulan tugas-
tugas peserta didik yang memiliki keteraturan
dan kebutuha untuk menghasilkan satu
kompetensi tertentu
Assessment proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapain hasil belajar peserta
didik.
Relevant kesesuaian tugas projek dengan muatan mata
pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam pembelajaran
Jurnal catatan instrumen penilaian yang digunakan untuk
guru menghimpun catatan pendidik di dalam dan di
luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan
tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku
Observasi teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera,
baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan format observasi yang
berisi sejumlah indicator perilaku yang diamati
Daftar cek untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau
perilaku.

52
Da fta r Pu sta ka
Afsahi. (2016). SE The Role of Evaluation in Curriculum Design. Diakses di:
https://www.researchgate.net/publication/309556210
Bazargan, A. (2006). Educational evaluation, Samt Publishing Center
Brinkerhoff, R.O., et.al, (1983). Program evaluation: A practitioner‟s guide for
trainers and educators. Western Michigan: Kluwer-Nijhoff.
Ebel, L.R., & Frisbie, D. A. (1991). Essentials of educational measurement. New
Delhi: Prentice Hall of Indi
Fitzpatrick, J. L., Saners, J. R., & Worthen, B. R. (2004). Program evaluation:
Alternatives, approaches, and practical guidelines (3rded.). Boston:
Pearson Education Inc Griffin, P. & Nix, P. (1991). Educational
Assessments and Reporting. Sidney: Harcout Brace Javanovich,
Publisher.
Hager, P. and Butler, J. (1996). ‘Two Models of Educational Assessment’,
Assessment & Evaluation in Higher Education, 21(4): 367-378.
Hamalik, Oemar.(1990). Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Harlen, W. (2007). Assessment of Learning. London: Sage.
Hong, S. (2007). Curriculum evaluation: An evaluation of teaching of science in
English in a rural school in Sabah (Unpublished doctoral
dissertation). School of Education and Social Development of the
University of Malaysia
Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka
Pelajar
Lincoln, Y., and E. Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. Newbury Park, CA: Sage
Publications.
Madaus, GF. Scriven. MS. Stufflebeam DL. (1993). Evaluation models, viewpoint
on educational and human service evaluation. Boston.Kluwer Nijhoff
Publishing.
R. Ibrahim. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: FPIP UPI.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Salamah, U. (2018). Penjaminan Mutu Pendidikan. Jurnal Evaluasi Vol. 2 hal. 274-
293
Seif, A. (2008). Measurement, Assessment and Education Evaluation. Doran:
Publishing Center.

53
Stufflebeam, D.L & Shinkfield, A.J. (1985). Systematic Evaluation: a instructional
guide to theory & practice. Boston: Klower-nijhoff publishing.
Wicaksono, T. P dkk. (2016) Pengembangan Penilaian Sikap dengan Teknik
Observasi, Self Assesment, dan Peer Assessment pada
Pembelajaran Tematik kelas V SDN Arjowinangun02 Malang. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan.Vol 1. Hal 45-51.
Worthen, B.R. and Sanders, J.R. (1987) Educational Evaluation Alternative
Approaches and Practical Guidelines. Longman Press, New York, 102
Yarmohammadian, M.H. (2007). Principles of Curriculum planning. Yadvare
Publishing Center : Tehran.

54
K u n ci J a wab a n Tes F orm a ti f

Kunci Jawaban Tes Formatif 1


1. C
2. A
3. A
4. B
5. D
6. A
7. C
8. D
9. C
10. C

Kunci Jawaban Tes Formatif 2


1. C
2. B
3. A
4. E
5. B
6. A
7. D
8. E
9. C
10. A

55

Anda mungkin juga menyukai