Disusun Oleh:
Yesika Safitri 2011306049
A. Latar Belakang
Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu
melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-jelas
mengadakan pengukuran dan penilaian. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian,
setelah berpakaian kemudian dihadapkan ke kaca apakah penampilannya sudah
baik atau belum.
Dari kalimat tersebut kita sudah menemui tiga buah istilah yaitu: evaluasi,
pengukuran, dan penilaian. Sementara orang cenderung lebih mengartikan ketiga
kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam pemakaiannya
tergantung dari kata mana yang siap diucapkannya.Dalam setiap pembelajaran,
pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan.
Hasil yang dimaksud adalah baik atau tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat,
dll. Apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik
tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian
sebaliknya.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah
dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi
yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran. Dalam makalah ini penyusun hanya membahas tentang evaluasi hasil
belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi?
2. Apa perbedaan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi?
3. Bagaimana wujud hasil evaluasi pengajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
2. Mengetahui perbedaan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
3. Mengetahui wujud hasil evaluasi pengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Riana Putri, “Konsep dasar Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian,” Juni 25, 2018,
https://id.linkedin.com/pulse/konsep-dasar-evaluasi-penilaian-pengukuran-dan-tes-riana-putri
Grounloud dalam kurikulum dan pembelajaran (2011:165)
mengemukakan bahwa “Evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi
informasi/data untuk menentukan sejauhmana siswa telah mencapai
tujuan pembelajaran. Kemudian pengukuran adalah suatu proses
yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka mengenai
tingkatan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu (siswa).2
b. Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta
didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, white board, dan
sebagainya. Dalam proses pengukuran, tentu guru harus
menggunakan alat ukur (tes atau non-tes). Alat ukur tersebut harus
standar, yaitu memiliki derajad validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel
sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasa nya menggunakan tes.
Pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan
performance peserta didik dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif
dari performance peserta didik tersebut dinyatakan dengan angka-
angka (Alwasilah et al.1996). Dapat didefinisan sebagai proses
penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknya menurut
aturan tertentu (Ebel &Frisbie, 1986). Pengukuran adalah usaha
untuk mengetahui keadaan sesuatu hal menurut apa adanya, yang
biasanya dinyatakan dalam bilangan.3
2
Arifin, Z. “Evaluasi Pembelajaran (teori dan taktik)” April 18, 2010,
http://www.respository.upi.edu/
3
Sudaryono, “Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran” Juni 02, 2012
Sedangkan menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat
diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk
memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau
benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
Dari pendapat ahli beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan fakta kuantitatif yang disesuaikan dengan kriteria-
kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur.4
Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana
disampaikan Cangelosi adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk
menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran
selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan dengan
mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan
serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui
apa yang telah dilakukan siswa. Menurut Mardapi pengukuran pada
dasarnya adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek
secara sistematis. Karakteristik yang terdapat dalam obyek yang
diukur ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk
dinilai. aspek-aspek yang terdapat dalam diri manusia seperti
kognitif, afektif dan psikomotor dirubah menjadi angka. Karenanya,
kesalahan dalam mengangkakan aspek-aspek ini harus sekecil
mungkin. Kesalahan yang mungkin muncul dalam melakukan
pengukuran khususnya dibidang ilmu-ilmu sosial dapat berasal dari
alat ukur, cara mengukur dan obyek yang diukur. Dalam bidang
pendidikan usaha pengukuran biasanya melalui penyelenggaraan tes
atau ujian. Alat – alat lain seperti daftar cek, skala ukuran, dan lain
– lain, dapat juga dipakai untuk mengukur aspek – aspek yang sukar
dengan mempergunakan tes atau ujian.
4
Sudaryono, “Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran” Juni 02, 2012
Pengukuran Menurut Ahli
Menurut Ign. Masidjo (1995: 14) pengukuran adalah suatu
kegiatan menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan
tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili
sifat dari suatu objek yang dimaksud.
Pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta
suatu objek dengan fakta-fakta satuan tertentu (Djaali & Pudji
Muljono, 2007).
Menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan
sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan
angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga
hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk
mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah
membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain (Anas
Sudiono, 2001).
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu (Zaenal Arifin, 2012).
Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai “suatu
proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka
berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri tentang suatu
objek, orang atau peristiwa.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua
karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu;
2) menurut suatu aturan atau formula tertentu. Pengukuran
merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter
tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang
mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau
formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli.5
5
Edi Elisa, “Kategori Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran” Juni 01, 2021.
Menurut Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang
telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan
membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa,
mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan,
dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar,
menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian
numerik pada fakta-fakta dari objek yang hendak diukur menurut
kriteria atau satuan-satuan tertentu.
Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan
proses yang mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan
suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat
kualitatif dari performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-
angka
Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran
(measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan
satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek
tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.6
c. Penilaian
Sebelum seorang evaluator menilai tentang proses sebuah
pendidikan, maka langkah awal yang dilakukan adalah melakukan
sebuah pengukuran. Dalam penilaian pendidikan, evaluator harus
mengatahui standar penilain yang telah telah ditetapkan oleh
pemerintah sebagai acuan dasar, sehingga dari situ evaluator mampu
melakukan pengukuran sesuai dengan apa yang seharusnya diakur
6
Edi Elisa, “Kategori Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran” Juni 01, 2021
dalam bidang pendidikan. Umumnya sebuah pengukuran, akan
dapat dilakukan dengan baik apabila evaluator mengetahui dengan
pasti objek apa yang akan diukur, dengan begitu evaluator dapat
menentukan instrument yang digunakan dalam pengukuran.
Pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan
performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif
(system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari
performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka
(Alwasilah et al.1996).
Menurt Ign. Masidjo (1995: 14) pengukuran sifat suatu objek adalah
suatu kegiatan menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan-
aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar
mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud.
Menurut Cangelosi (1991) pengukuran adalah proses pengumpulan
data melalui pengamatan empiris. Pengertian yang lebih luas
mengenai pengukuran dikemukakan oleh Wiersma & Jurs (1990)
bahwa pengukuran adalah penilaian numeric pada fakta-fakta dari
objek yang hendak diukur menurut criteria atau satuan-satuan
tertentu. Jadi pengukuran bisa diartikan sebagai proses
memasangkan fakta-fakta suatu objek dengan fakta-fakta satuan
tertentu (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
Sedangkan menurut Endang Purwanti (2008: 4) pengukuran
dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk
memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau
benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
Dari pendapat ahli beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan fakta kantitatif yang disesuaikan dengan criteria-
kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur.7
7
Binham, “Konsep Dasar Penilaian dan Evaluasi Pendidikan” Desember 28, 2011,
https://binham.wordpress.com/2011/12/28/konsep-dasar-penilaian-dan-evaluasi-pendidikan/
Perbedaan antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian :
8
Binham, “Konsep Dasar Penilaian dan Evaluasi Pendidikan” Desember 28, 2011,
https://binham.wordpress.com/2011/12/28/konsep-dasar-penilaian-dan-evaluasi-pendidikan/
BAB III
Kesimpulan
https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-pengukuran-dalam-pendidikan.html
https://binham.wordpress.com/2011/12/28/konsep-dasar-penilaian-dan-evaluasi-
pendidikan/
https://id.linkedin.com/pulse/konsep-dasar-evaluasi-penilaian-pengukuran-dan-
tes-riana-putri
https://www.kumpulanmakalahmahmud.com/2013/03/konsep-dasar-evaluasi-
pengertian.html?m=1