Anda di halaman 1dari 20

IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul : Evaluasi Program Pendidikan

Penulis : Prof.Dr.Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar,M.Pd

Tahun Terbit : 2008

Penerbit : PT.Bumi Aksara

No ISBN : 978-979-010-481-5

FOTO BUKU

IDENTITAS BUKU PEMBANDING (KEDUA)

Judul : Pengantar Evaluasi Pendidikan

Penulis : Sudiyono Anas

Tahun Terbit : 2009

No ISBN : 979-421-495-7

Penerbit : Rajawali Pers

FOTO BUKU

1
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah evaluasi dalam dunia pendidikan di negara kita, pada umumnya


belum begitu di kenal benar-benar baik bentuk maupun pelaksanaannya. Masih
banyak guru-guru yang belum begitu mengetahui apakah sebenarnya dan
bagaimana seharusnya melakukan evaluasi itu dalam pendidikan.

Mengingat pentingnya hal ini dan mengingat pula bahwa evaluasi itu
merupakan salah satu fungsi administrasi pendidikan yang tidak dapat diabaikan,
maka dalam makalah ini akan dibicarakan mengenai evaluasi program dalam
pendidikan.
Masalah yang sering di jumpai dalam sistem pendidikan ialah kurangnya
evaluasi yang efektif yang disebabkan oleh kurangnya informasi yang dapat
diandalkan teentang hasil pendidikan, tentang praktek, dan programnya,
kurangnya suatu sistem yang standar untuk memperoleh informasi tersebut dalam
butir satu.
Kesadaran akan hal tersebut merupakan salah satu langkah ke arah perbaikan,
evaluasi dapat memberikan pendekatan yang lebih banyak lagi dalam memberikan
informasi kepada pendidikan untuk membantu perbaikan dan pengembangan
sistem pendidikan. Oleh sebeb itu, orang-orang yang berpengaruh dalam
pendidikan, pakar-pakar pendidikan, dan para pemimpin menyokong dan
menyetujui bahwa program pendidikan harus dievaluasi.

Tujuan Penulisan CBR


- Menambah wawasan pembaca mengenai evaluasi program pendidikan.
- Untuk mengulas isi buku
- Membandingkan 2 isi buku yang berbeda

2
Manfaat Penulisan CBR
- Agar pembaca tanggap terhadap hal-hal penting yang ada didalam bab ini
- Untuk memahami tentang evaluasi program pendidikan
- Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku
- Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.

3
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU UTAMA

A PENGERTIAN PROGRAM DAN EVALUASI PROGRAM

Ada tiga istilah yang digunakan dan perlu disepakati pemakaiannya,


sebelum disampaikan uraian lebih jauh tentang evaluasi program, yaitu "evaluasi"
(evaluation), "pengukuran" (measurement), dan "penilaian" (assessment).

Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke
dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan
kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi "evaluasi". Istilah
"penilaian" merupakan kata benda dari "nilai". Pengertian "pengukuran" mengacu
pada kegiatan membandingkan sesuatu hal dengan satuan ukuran tertentu,
sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Di dalam buku ini, ketiga istilah tersebut
akan digunakan bergantian tanpa mengubah makna pembahasan.

Suchman (1961, dalam Anderson 1975) memandang evaluasi sebagai sebuah


proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan
untuk mendukung tercapainya tujuan. Defmisi lain dikemukakan oleh Worthen
dan Sanders (1973, dalam Anderson 1971). Dua ahli tersebut mengatakan bahwa
evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam
mencari sesuatu tersebut, juga temasuk mencari informasi yang bennanfaat dalam
menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategi
yang diaj ukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Seorang ahli yang
sangat terkenal dalam evaluasi program bernama Stufflebeam (1971, dalam
Fernandes 1984) mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran,
pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil
keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.

4
2. Kapasitas guru yang mengajar dan membimbing siswa, seperti latar belakang
pendidikan, penguasaan keilmuan, baik kontent ataupun metodologis, dan
kemampuan mengaj ar.

3. Sarana pendidikan, yaitu ruang tempat belaj ar, alat-alat belaj ar, media yang
digunakan guru, dan buku sumber belaj ar.

Dari tiga contoh faktor yang sudah dikemukakan di atas dapat ditarik simpulan
bahwa hubungan antara pembelaj aran dengan hasil prestasi siswa bukan hanya
bersifat garis lurus, tetapi bisa bercabang dari faktor-faktor lain. Misalnya, faktor
siswa, guru, dan sarana belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Pembelajaran adalah kegiatan jamak karena melalui urutan dari penyusunan


kurikulum di pusat, pembuatan Analisis Materi Pelajaran (AMP), pembuatan
rencana mengajar, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu pembelajaran dan
evaluasi prestasi belajar. Di dalam rangkaian proses tersebut, kegiatan awal yang
mendahului merupakan faktor penentu keberhasilan kegiatan berikutnya.

Makna dari evaluasi program itu sendiri mengalami proses pemantapan. Definisi
yang terkenal untuk evaluasi program dikemukakan oleh Ralph Tyler, yang
mengatakan bahwa evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah
tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan (Tyler, 1950). Definisi yang lebih
diterima masyarakat luas dikemukakan oleh dua orang ahli evaluasi, yaitu
Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971). Mereka mengemukakan bahwa
evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada
pengambil keputusan. Sehubungan dengan defmisi tersebut The Standford
Evaluation Consorsium Group menegaskan bahwa meskipun evaluator
menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang suatu
program (Cronbach, 1982).

Ronal G Schnee( 1977, dalam Gilbert Sax 1975) mengatakan bahwn karena
alasan politik dan sosial evaluator program sering dihadapkan pada sebuah dilema
pertimbangan elis. Dari hasil penelitiannya Schnee menyimpulkan adanya sebelas
isu yaitu:

5
1. Otonomi

2. Hubungan dengan klien

3. Kenyataan politik dan konteks sosial

4. Nilai yang dimiliki evaluator

5. Pemilihan rancangan dan metodologi

6. Memberikan kesempatan kepada orang lain

7. Kejujuran mengakui keterbatasan dan hambatan

8. Hasil negatif

9. Penyebaran hasil

10. Perlindungan dan pelanggaran

11. Penolakan terhadap kontrak

B. Kaitan Antara Penelitian dan Evaluasi Program

Dilihat dari tujuannya. yaitu bahwa pelaksana ingin mengetahui kondlsl sesuatu.
malta evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk dari
penantian yaitu penelnian evaluatif. Oleh karena itu. dalam pembicaraan evaluasi
program pelaksana berpikir dan menentukan langkah sebagaimana melakukan
penelitian. Pabedaan yang mencolok antara penelitian dengan evaluasi program
adalah sebagai berikut.

1. Dalam kegiatan penelitian, peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu


kemudian hasilnya dideskripsikan. sedangkan dalam evaluasi program. pelaksana
ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil
pelaksanaan program. Setelah data yang terkumpul dibandingkan dengan kriteria
atau standar tertentu.

6
2. Dalam kegiatan penelitian peneliti dituntun oleh rumusan masalah karena ingin
mengetahui jawaban dan penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program
pelaksana ingin mengetahui tingkat ketercapaian tujuan program, dan apabila
tujuan belum tercapai sebagaimana ditentukan, pelaksana ingin mengetahui di
mana letak kekurangan itu dan apa sebabnya.

Dengan sedikit uraian tersebut dapat dikatakan juga, sebagaimana sudah


disinggung di depan. evaluasi program merupakan penelitian evaluatif. Pada
umumnya penelitian evaluatifdimaksudkan untuk mengetahui akhir dari sebuah
pogram kebijakan, yaitu mengetahui hasil akhir dari adanya kebijakan, dalam
rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu, yang pada tujuan
akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Mengingat betapa
pentingnya sebuah rekomendasi kebijakan, maka untuk penelitian evaluatif
dituntut adanya persyaratan khusus yang harus diikuti oleh penelitinya.

C. CIRI-CIRI DAN PERSYARATAN EVALUASI PROGRAM

Sejalan dengan pengertian yang terkandung di dalamnya, maka evaluasi evalutif


memiliki ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut. 

1.kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi


penelitian pada umumnya.

2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis. yaitu


memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdil'i dari
beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi.

3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang diminati, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.

4. Menggunakan standar, kriteria, atau tolokukur sebagai perbandingan dalam


menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil
kesimpulan

7
5. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi
bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata
lain. dalam melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada
tujuan program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolok ukur.

6. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci
untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana. maka perlu
ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan didefinisika subkomponen,
sampai pada indikator dari program yang dievaluasi.

7. Standar, kriteria. atau tolok ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang
paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan
dari proses kegiatan.

8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.

D. KOMPONEN, SUBKOMPONEN, DAN INDIKATOR PROGRAM

Program merupakan sistem. Sedangkan sistem adalah satu kesatuan dari beberapa
bagian atau komponen program yang saling kait-mengait dan bekelja sama satu
dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem.
Dengan begitu, program terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan
dan saling menunjang dalam rangka mencapai suatu tujuan. Komponen program
adalah bagian-bagian atau unsur-unsur yang membangun sebuah program yang
saling terkait dan merupakan faldor-faktor penentu keberhasilan program. Karena
suatu program merupakan sebuah sistem maka komponen-komponen program
tersebut dapat dipandang sebagai bagian sistem dan dikenal dengan istilah
"subsistem". Komponen atau subsistem karen merupakan bagian suatu program
yang berupa kata benda, harus disebut dalam kata benda. Andai kata kita ingin
mengetahui sabar dan tidaknya seseorang maka yang diukur bukan "sabar". tetapi
"kesabaran". Jika akan mengetahui indah dan tidaknya taman yang diukurbukan
“indah" tetapi "keindahan". Jadi, kata keadaan atau kata sifat kalau dinamakan

8
sebagai komponen, harus diubah namanya dalam bentuk kata benda, atau dengan
kala lain harus dibendakan dahulu.

Menurut pengaman atau konsep umum, di dalam sebuah sistem. subsistem yang
ada saling berkaitan dan saling memengaruhi. Sistem itu sendiri berada di dalam
sebuah naungan yang lebih besar yang dikenal dengan istilah "Supra-sistem" 
Dalam suprasistem, sistem-sistem yang ada di bawah naungannya saling berkaitan
dan bekclja sama menuju pencapaian tujuan suprasistem dimaksud, Sebagai
contoh kaitan antara suprasistem, sistem, dan subsisz dalam dunia pendidikan
adalah Departemen Pendidikan Nasional sekolah, dan pembelajaran di kelas.

Agar penjelasan tentang komponen dan indikator menjadi lebih jelas. berikut
disampaikan watch sebuah program yang berada dalam bidang pendidikan yaitu
program pembelajaran. Kita tahu bahwa keberhasilan program pembelajaran
sangat tergantung dari beberapa faktor penting, yaitu (l) siswa. (2) gum. (3)
materi/kurikulum, (4) sarana dan pmamna, (5) pengelolaan, dan (6) lingkungan.
Apabila salah satu saja dari enam komponen tersebut kinerjanya kurang baik,
pasti keberhasilan program pembelajaran tidak akan maksimal masing-masing
komponen hama baik kinerjanya. Kegagalan dari program Pembelajaran tidak
dapat dibebankan pada hanya satu atau dua faktor saja. tetapi harus diteliti
komponen atau faktor mana yang kineq'anya kumug baik. Komponen tersebut
dapat dirinci lagi menjadi subkomponen kemudian indikator. yang selanjumya
dapat lebih rinci lagi menjadi subindikator. Secara skematis prosedur identifikasi
komponen sampai dengan indikator.

E. TUJUAN EVALUASI PROGRAM

Telah dljelaskan bahwa tujuan dari diadakannya evaluasi program adalah untuk
mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui
keterlaksanaan kcglalan program, karena evaluator program ingin mengetahui
bagian mana dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana
dan apa sebabnya. Oleh karena Itu sebelum mulai dengan langkah evaluasi.
evalualor perlu memperjelas dmnya dengan apa tujuan program yang akan

9
dievaluasi. Untuk mempcljelas uraian. kita ambil contoh misalnya ingin
mengevaluasi pembelajaran [PA. Dengan tujuan evaluasi tesebut evaluator
mengutip kemajuan programnya. yaitu sebagai berikut.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Tujuan penelitian evaluatif atau tujuan evaluasi program adalah
ingin mengetahui seberapa efektif program pembelajaran IPA sudah dilaksanakan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian adalah ingin mengetahui seberapa tinggi kinerja masing-
masing komponen sebagai faktor penting yang mendukung kelancaran proses dan
pencapaian tujuan. Untuk penelitian masing-masing komponen tujuannya dapat
dinnnuskan sebagai berikut.

Rumusan Masalah

Dalam membuat rumusan masalah, peneliti perlu mencermati semua butir yang
sudah dituliskan dalam identitikasi masalah (jika peneliti memang membuat
bagian itu) atau tujuan khusus penelitian. Rumusan masalah dibuat dalam kalimat
pertanyaan. menanyakan apakah setiap tujuan khusus dapat dicapai, dan kalau
tidak di mana letak hambatannya. Berapa tinggi atau seberapa efektif apa yang
tertera dalam tujuan khusus kemudian menentukan masalah-masalah inti yang
bersumber dari falaor-faktor pokok yang bersumber dari komponen siswa, guru
(dan TU), kurikulum, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta lingkungan.

F. MANFAAT EVALUASI PROGRAM

Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat disamaartikan dengan


kegiatan supervisi. Secara singkat. supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan
peninjauan untuk membcnkan pembinaan maka evaluasi program adalah langkah
awal dalam supemsi. yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan
dengan pemberian pembinaan yang tepat pula.

10
Kesalahan yang terjadi di masyarakat beberapa waktu yang lalu. yaitu supervisi
hanya menekankan aspek ketatausahaan saja. J ika konsepnya seperti itu. maka
ada perbedaan antara evaluasi pmgram dengan supervisi. Jika supervisi di
lembaga pendidikan dilakukan dengan objek buku-buku dan pekerjaan clerical
work maka evaluasi program dilakukan dengan objek lembaga pendidikan secara
keseluruhan. Kebijakan supervisi yang berlangsung saat ini dapat dikatakan sama
dengan evaluasi program. tetapi sasarannya ditekankan pada kegiatan
pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar menjadi titik pusat perhatian.
Oleh karena tujuan utamanya memperhatikan prestasi belajar bidang studi atau
mata pelajaran maka supervisor (yang di dalam praktik disebut pengawas)
disyaratkan memiliki latar belakang bidang studi tertentu dan harus memiliki
pengalaman menjadi guru. Dilihat dari ruang lingkupnya. supervisi dibedakan
menjadi tiga, yaitu (I) supervisi kegiatan pembelajaran, (2) supervisi kelas, dan (3)
supervisi sekolah.

G. EVALUATOR PROGRAM

Siapakah yang melakukan evaluasi program? Pertanyaan tersebut tidak lain


diajukan untuk menyebutkan siapa yang menjadi evaluator program. Apakah
semua orang berhak menjadi evaluator program? Tentu saja tidak. Untuk dapat
menjadi evaluator, seseorang harus memenuhi persyaratan Sebagai berikut.

1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh evaluator


adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi
yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.

2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program
yang akan dievaluasi.

3. Objektif, tidak mudah dipengamhi oleh keinginan pribadi, agar dapat


mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil
kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.

11
4. Sabar dan tekun, agardi dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat
mncangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun insnmien.
mengumpulkan data, dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesagesa.

5. Hari-hani dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekeljaan evaluasi dengan


penuh penimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat. berani
menanggung risiko atas segala kesalahannya. Berdasarkan persyaratan di atas
dapat disimpulkan bahwa tidak semua orang dapat menjadi evaluator.

Pertanyaan lain yang dapat diajukan sesudah memenuhi persyaratan adalah


apakah yang bersangkutan diperbolehkan menjadi evaluator? Pertanyaan tersebut
sebetulnya menyangkut pertimbangan dari mana orang yang akan menjadi
evaluator diambil.

H. KAITAN ANTARA TUJUAN PROGRAM DENGAN TUJUAN EVALUASI


PROGRAM

Secara singkat evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian


program, yaitu mengukur seberapa jauh sebuah kebi j akan dapat
terimplementasikan. Berikut ini beberapa contoh kegiatan sederhana yang
merupakan program dan yang bukan program.

a. Kegiatan membaca Tujuan kegiatan ini adalah untuk menangkap isi bacaan.
Sedangkan tujuan evaluasi kegiatan adalah untuk mengetahui apakah pembaca
dapat menangkap isi bacaan yang dibaca.

b. Program seminar

Tujuan program ini adalah untuk membahas suatu topik di dalam peserta seminar.
Sedangkan tujuan evaluasi program ini adalah un mengetahui (melalui
pengumpulan data) apakah topik yang diajukan dalam seminar sempat di bahas,
dan apakah peserta seminar mempunyai kesempatan untuk membahas topik yang
diajukan dalam forum seminar.

12
c. Program usaha kesehatan sekolah (UKS)

Tujuan program ini adalah untuk mengatasi masalah kesehatan siswa dan personel
lain di sekolah yang bersangkutan. Sedangkan tujuan evaluasi programnya adalah
untuk mengumpulkan infomasi tentang tertanganinya masalah kesehatan di
sekolah. antara lain untuk mengetahui apakah layanan yang dibenkan oleh UKS
memuaskan bagi para siswa dan personel sekolah lainnya.

RINGKASAN BUKU PEMBANDING

PENGERTIAN EVALUASI DAN EVALUASI PENDIDIKAN

Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt


dan Gerald W. Brown (1977): Evaluation refer to the actor process to determining
the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk
kepada atau mengandung pengertian: Suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.

Apabila definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan


Gerald W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang Evaluasi Pendidikan,
maka Evaluasi Pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai; Suatu tindakan atau
kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) -atau suatu proses -(yang
berlangsung dalam rangka) -menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di
lapangan pendidikan). Atau singkatnya: Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan atau
proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-
hasilnya.

Mengingat sangat luasnya pembicaraan tentang penilaian pendidikan,


maka dalam buku ini, pembicaraan hanya akan dibatasi pada penilaian atau
evaluasi yang dilaksanakan di sekolah.

13
Berbicara tentang pengertian istilah Evaluasi Pendidikan, di tanah air kita,
Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai Evaluasi
Pendidikan sebagai berikut:

Evaluasi pendidikan adalah:

(1) Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan


dengan tujuan yang telah ditentukan;

(2) Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback)


bagipenyempurnaan pendidikan.

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN (EVALUATION) DENGAN


PENGUKURAN (MEASUREMENT )

Sebelum melanjutkan pembicaraan tentang Evaluasi Pendidikan secara


lebih luas dan mendalam, terlebih dahulu perlu dipahami bahwa dalam praktek
acapkali terjadi kerancuan atau tumpang tindih ( overlap) dalam penggunaan
istilah "evaluasi", "penilaian" dan "pengukuran". Kenyataan seperti itu memang
dapat dipahami, mengingat bahwa di antara ketiga istilah tersebut saling kait-
mengkait sehingga sulit untuk dibedakan. Namun dengan uraian berikut ini
kiranya akan dapat membantu memperjelas perbedaan dan sekaligus hubungan
antara pengukuran, penilaian dan evaluasi.

Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu, dapat dibedakan menjadi tiga


macam, yaitu (1) Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu:
misalnya ; pengukuran yang dilakukan oleh penjahit pakaian mengenai panjang
lengan, panjang kaki, lebar bahu, ukuran pinggang dan sebagainya. (2)
Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu;misa1nya: pengukuran untuk
menguji daya tahan per baja terhadap tekanan berat, pengukuran untuk menguji
daya tahan nyala lampu pijar, dan sebagainya. (3) Pengukuran untuk menilai,
yang dilakukan dengan j alan menguji sesuatu ; misalnya: mengukur kemajuan
belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan

14
menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Pengukuran jenis ketiga inilah
yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan.

"Penilaian" berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung


arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau
berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan
sebagainya.

Sedangkan “evaluasi“ adalah mencakup dua kegiatan yahg telah


dikemukakan terdahulu, yaitu mencakup ”pengukuran" dan "penilaian". Evaluasi
adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai
dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari
pengukuran itu adalah pengujian,dan pengujian inilah yang dalam dunia
kependidikan dikenal dengan istilah tes.

TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu:

a. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti


mengenai taraf perkembangan atau. taraf kemajuan yang dialami oleh para
peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum dari evaluasi dalam pendidikan
adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk
sampai di mana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik
dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang


telah dipergunakan dalam pro' ses pembelajaran selama jangka waktu
tertentu. ]adi tu' juan umum yang kedua dari evaluasi pendidikan ada' lah
untuk mengukur dan menilai sampai di manakah efektivitas mengajar dan

15
metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendif
dik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang
pendidikan adalah:

a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program


pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau
rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasinya masing-masing.

b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan


ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

KEGUNAAN EVALUASI PENDIDIKAN

Di antara kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang
pendidikan adalah:

1. Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang


hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.

2. Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program


pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai.

3. Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan,


penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandanglebih
berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat
dicapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.

16
RUANG LINGKUP (SCOPE) EVALUASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Secara umum, ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di


sekolah mencakup tiga komponen utama, yaitu: (1) evaluasi mengenai program
pengajaran, (2) evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran, (3) evaluasi
mengenai hasil belajar (hasil pengajaran).

1. Evaluasi Program Pengajaran

Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga


hal, yaitu: (a) evaluasi terhadap tujuan pengajaran, (b) evaluasi terhadap isi
program pengajaran, (c) evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.

2. Evaluasi Proses Pelaksanaan Pengajaran

Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran akan mencakup: (a)


Kesesuaian antara proses belajar mengaj yang berlangsung, dengan garis-garis
besar program pengajaran yang telah ditentukan; (b) Kesiapan guru dalam
melaksanakan program pengajaran; (c) Kesiapansisw dalam mengikuti proses
pembelajaran; (d) Minat atau perhatian siswa di dalam mengikuti pelajaran; (e)
Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung; (f)
Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya; (g)
Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran
berlangsung; (h) Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa; (i) Pemberian
tugas-tugas kepada siswa dalam rangka pevnerapan teori-teori yang diperoleh di
dalam kelas; dan (jl Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai
akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.

17
3. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini men” cakup: (a) Evaluasi
mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang
ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terba' tas; (b)
Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta & dik terhadap tujuan-tujuan umum
pengajaran.

18
BAB III

PEMBAHASAN

KELEBIHAN BUKU 1 (UTAMA) :

Menurut saya buku ini sangat bagus karena pembahasan didalammya


tentang materi-materi dan teori mengenai evaluasi program pendidikan sangat
lengkap, mulai dari pengenalan apa itu evaluasi, model-model evaluasi program
sampai cara penyusunan proposal terdapat pula pada buku ini.

KELEMAHAN BUKU 1 (UTAMA) :

Menurut saya sendiri kelemahan yang terdapat di dalam buku ini adalah
kurangnya cara-cara bagaimana kita dapat mengevaluasi program serta kurangnya
format yang harus digunakan dalam penyusunan hasil evaluasi itu sendiri.

KELEBIHAN BUKU PEMBANDING (KEDUA) :

Menurut saya Buku ini membahas dengan lengkap tentang evaluasi


pendidikan seperti pengertian evaluasi pendidikan secara luas dan spesifik,
hubungan antara penilaian dengan evaluasi, tujuan evaluasi pendidikan serta
kegunaan dari evaluasi pendidikan. Pembahasan pada buku ini juga cukup
lengkap dan mudah dimengerti pembaca. Buku ini juga dapat dijadikan buku
referensi dalam pembelajaran evaluasi.

KELEMAHAN BUKU PEMBANDING (KEDUA) :

Menurut saya, Buku ini lebih spesifik membahas ke evaluasi pendidikan


saja, namun dalam evaluasi program pendidikan hanya membahas sedikit saja

19
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya kedua buku ini dapat dijadikan referensi dalam


pembelajaran evaluasi pendiidkan karena ada beberapa istilah yang sering
digunakan untuk pengertian yang serupa dengan evaluasi, measurement atau
pengukuran, assigment atau penafsiran dan evaluasi. Berikut ini beberapa
gambaran tentang pengertian penilaian, pengukuran, dan evaluasi:

-Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran


bersifat kuantitatif.
-Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan uuran baik
buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
-Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan
menilai.
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily,1983:220).
Pendapat lain mengatakan bahwa ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartian
sebagai prose menentukan nilai suatu objek (Nana Sudjana, 1989:3)

20

Anda mungkin juga menyukai