Anda di halaman 1dari 13

MODEL EVALUASI METFESSEL DAN MICHEL

Makalah

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Program

yang diampu oleh : Novrianti, M. Pd

disusun oleh:

Cindy LArasati 17004078


Delfa 17004120
Febby Fardila 17004006
Olfina Fairuzi 17004137
Teguh Ken ALif 17004040
Tiwizal Septia 17004157

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena
atas rahmat dan nikmat-Nya penyusun telah mampu
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Monitoring dan
Evaluasi Program”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Evaluasi Program.

Penyusun mengucapkan terima kasih dosen Mata Kuliah Evaluasi


Program yang telah memberi arahan dan pengetahuan terkait
mata kuliah Evaluasi Program ini, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran yang
membangun agar dalam menyusun sebuah makalah dapat lebih
baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................i
DAFTAR ISI...................................................................ii
BAB I............................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................2
C. Tujuan...............................................................................2
BAB II...........................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................3
1. Konsep dasar dan Pengertian Monitoring dan Evaluasi........3
2. model evaluasi program meatffel dan michel..........................
BAB III..........................................................................9
PENUTUP..................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................11
B. Saran...............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) yang diselenggarakan
dimaksudkan sebagai suatu kegiatan penilaian dan observasi antara
peraturan yang telah ditetapkan, serta untuk memastikan dan
mengendalikan keserasian pelaksanaan program dan kegiatan dengan
perencanaan yang telah ditetapkan dalam Rencana.

Masalah evaluasi dalam dunia pendidikan di negara kita, pada umumnya belum begitu
di kenal benar-benar baik bentuk maupun pelaksanaannya. Masih banyak guru-guru yang
belum begitu mengetahui apakah sebenarnya dan bagaimana seharusnya melakukan evaluasi
itu dalam pendidikan.

Mengingat pentingnya hal ini dan mengingat pula bahwa evaluasi itu merupakan salah satu
fungsi administrasi pendidikan yang tidak dapat diabaikan, maka dalam makalah ini akan
dibicarakan mengenai evaluasi program dalam pendidikan.
Masalah yang sering di jumpai dalam sisitem pendidikan ialah kurangnya evaluasi yang
efektif yang disebabkan oleh kurangnya informasi yang dapat diandalkan teentang hasil
pendidikan, tentang praktek, dan programnya, kurangnya suatu sistem yang standar untuk
memperoleh informasi tersebut dalam butir satu.
Kesadaran akan hal tersebut merupakan salah satu langkah ke arah perbaikan, evaluasi dapat
memberikan pendekatan yang lebih banyak lagi dalam memberikan informasi kepada
pendidikan untuk membantu perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan. Oleh sebeb
itu, orang-orang yang berpengaruh dalam pendidikan, pakar-pakar pendidikan, dan para
pemimpin menyokong dan menyetujui bahwa program pendidikan harus dievaluasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa it memahami pengertian evaluasi program
2. Apa itu mengetahui konsep model evaluasi program metfessel dan

3
michel

C. Tujuan
3. Untuk memahami pengertian evaluasi program
4. Untuk mengetahui konsep model evaluasi program metfessel dan
michel

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. EVALUASI PROGRAM
1. Pengertian

Menurut Tyler (1950,hlm.69) evaluasi adalah proses yang menentukan sampai


sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai.banyak definisi dari evaluasi yang
dikemukakan oleh beberapa orang ahli namun pada akhirnya inti dari semua
pengertian itu sama yakni penilaian terhadap suatu pendidikan.evaluasi mempunyai
dua fungsi yaitu fungsi formatif dimana evaluasi dipakai untuk perbaikan dan
pengembangan kegiatan yang sedang berjalan,serta fungsi sumatif yaitu evaluasi
dipakai untuk mempertanggungjawabkan,keterangan,seleksi atau lanjutan.jadi
hendaknya evaluasi membantu pengembangan implementasi, kebutuhan suatu
program,perbaikan program , pertanggungjawaban, seleksi, motivasi dan menambah
pengetahuan dari mereka yang terlibat.

Objek evaluasi berasal dari berbagai komponen yang menunjang


pendidikan.dari evaluasi pendidikan ini nantinya akan diperoleh beberapa kelemahan
dan bisa dicarikan solusi dari permasalahan tersebut dengan cepat dan akurat.evaluasi
hendaknya berfokus pada tujuan dan kebutuhan,desain training,implementasi
,transaksi dan hasil training.hal-hal yang perlu yang diperhatikan dalam menentukan
kriteria pemilihan suatu objek yang akan dievaluasi:

- Kebutuhan,ideal dan nilai-nilai


- Penggunaan yang optimal dari sumber sumber dan kesempatan
- Ketepatan efektifitas training
- Pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dan tujuan penting
lainnya.kriteria yang ganda hendaknya sering ci pakai

Banyak merode yang dilakukan dalam melakukan peroses evaluasi yang


nantinya akan akan membantu seorang evaluator dalam memecahkan masalah yang
ingin di selesaikan.

5
2. Tujuan Evaluasi Program

Tujuan dari evaluasi program, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka
evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian evaluative.
Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana berfikir dan menentukan langkah
bagaimana melaksanakan penelitian.

Menurut Arikunto (2009 : 7), terdapat perbedaan yang mencolok antara


penelitian dan evaluasi program adalah sebagai berikut : (a) Dalam kegiatan
penelitian, peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian hasilnya
dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program pelaksana ingin mengetahui
seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah
data yang terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu, (2) Dalam
kegiatan penelitian, peneliti dituntut oleh rumusan masalah karena mengetahui
jawaban dari penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program proses pelaksana
mengetahui tingkat ketercapaian tujuan program, dan apabila tujuan belum tercapai
sebagaimana ditentukan, pelaksana ingin mengetahui letak kekurangan itu dan apa
sebabnya.

Model Evaluasi Program Melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model


evaluasi yang akan dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh
para ahli atau pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan
kepentingan seseorang, lembaga atau instansiyang ingin mengetahui apakah program
yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan.Berdasarkan hal
tersebut,dibawah ini dijelaskan lima model evaluasi yang biasanya sering digunakan
yaitu :

1. Model Evaluasi CIPP

2. Model Evaluasi UCLA

3. Model Evaluasi Brinkerhoff

4. Model Evaluasi Stake atau model Countenance,

5. Model Evaluasi Metfessel and Michael.

6
Dalam hal makalah ini hanya membahas tentang model evaluasi Metfessel dan
Michael, yaitu.

B. MODEL EVALUASI METFESSEL DAN MICHEL


Model Evaluasi Metfessel dan Michael – AsikBelajar.Com.  Metfessel dan
Michael (1967), dapat digunakan oleh guru dan evaluator program. Dalam strategi
model Metfessel dan Michael terdapat delapan langkah yaitu:
1. Keterlibatan masyarakat (envalvement of the community) yakni :
orangtua, ahli-ahli pendidikan dan peserta didik
2. Pengembangan tujuan dan memilih tujuan menurut skala prioritas.
3. Menterjemahkan tujuan menjadi bentuk tingkah laku dan
mengembangkan pengajaran.
4. Mengembangkan metode untuk mengukur dan mengevaluasi
pencapaian tujuan.
5. Menyusun dan mengadministrasi ukuran untuk mengevaluasi
pencapaian tujuan
6. Menganalisis hasil pengukuran
7. Menginterpretasi dan mengevaluasi data
8. Menyusun rekomendasi untuk mengembangkan pengajaran

Metode ini dilengkapi dengan instrumen pengumpulan data, lengkap dengan


kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sebuah proyek/kegiatan
program. Seperangkat instrumen tersebut meliputi : tes, angket, check list, dan
sebagainya serta cara-cara lain untuk menghimpun data penunjang.

1. Evaluasi oleh Michael Scriven


a) Goal Free Evaluation Model (dikembangkan oleh Michael Scriven)
Dalam pelaksanaan suatu evaluasi program evaluator tidak perlu
memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, yang perlu diperhatikan
dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya program dengan jalan
mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi baik hal-hal yang
positif (hal yang diharapkan) maupun hal-hal negatif (hal yang tidak
diharapkan). Maksudnya bukan lepas sama sekali dari tujuan, akan tetapi
lepas dari tujuan khusus dan hanya mempertimbangkan tujuan umum yang
akan dicapai oleh program bukan secara perkomponen.

7
Pada umumnya tujuan program hanya merupakan formalitas, atau
jarang menunjukkan tujuan yang sebenarnya, atau tujuan menjadi berubah.
Lagi pula banyak hasil program penting yang tidak sesuai dengan tujuan
program. Fungsi evaluasi bebas tujuan untuk mengurangi bias dan
menambah objektivitas.
Misalnya dampak negatif suatu program (yang tidak menjadi tujuan
program) menjadi pemikiran dalam evaluasi bebas tujuan.
Ciri-ciri evaluasi bebas tujuan adalah sebagai berikut :
a. Evaluator sengaja menghindar untuk mengetahui tujuan program.
b. Tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan
menyempitkan fokus evaluasi.
c. Berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil yang
direncanakan.
d. Hubungan antara evaluator dengan manajer atau dengan karyawan
proyek sedapat-dapatnya sangat minimum.

Bebas tujuan tidak berarti melepaskan diri dari tujuan, tetapi hanya diingatkan
oleh penciptanya tidak boleh sangat rinci mengacu pada tujuan khusus. Dengan
sedikit penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa model evaluasi bebas tujuan
dapat diterapkan, atau tepat digunakan untuk program layanan. Dengan demikian
kesimpulan tersebut dapat juga diterapkan pada program perpustakaan dan koperasi.

1. Evaluasi Program Berorientasi pada Tujuan (model Tyler; Metfessel dan Michael)

- Tujuan ditetapkan, diklasifikasikan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus yang
mesti dicapai

- Prilaku dapat diukur

- Situasi ditetapkan

- Penelitian teknik untuk mengukur tujuan

- Kumpulkan data-data tentang kinerja

Cara evaluasi:

1. Bandingkan data-data kinerja dengan tujuan yang telah dirumuskan,


penyimpangannya digunakan sebagai koreksi dan daur ulang program.

8
2. Dengan metode logika:

- Kaji rasional atau tidak program tersebut serta argumentasi yang digunakan
merumuskan tujuan. Dasar pikir perumusan tujuan yang tidak logis harus
dikesampingkan.

- Pertimbangan utilitas (kegunaan), biaya, penerimaan, politis dikedepankan.

- Hukum, kebijakan yang pas, moral, idialisme suatu masyarakat agar tujuan selaras
dengan idealisme masyarakat.

3. Dengan metode empiris:

- Survey digunakan untuk mengumpulkan informasi untuk mengetahui posisi nilai


dari tujuan yang dirumuskan.

- Ahli dikumpulkan dalam membahas kebenaran nilai-nilai yang terkandung dalam


tujuan.

- Buat analisis isi/kontent. Cek pertentangan antara tujuan dengan nilai yang sedang
berkembang di masyarakat.

Melakukan pilot project (ujicoba awal)

b) Formatif Summatif Evaluation Model (dikembangkan oleh Michael


Scriven)
Model ini menunjukkan terhadap tahapan dan lingkup objek yang
dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih
berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai atau berakhir
(evaluasi sumatif). Adapun tujuan dari evaluasi formatif memang berbeda
dengan tujuan evaluasi sumatif, ketika melaksanakan evaluasi, evaluator
tidak dapat melepaskan diri dari tujuan. Sehingga, model yang
dikemukakan oleh Michael Scriven ini menunjuk tentang "apa, kapan dan
tujuan" evaluasi tersebut dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan untuk
mengetahui sampai seberapa tinggi tingkat keberhasilan atau ketercapaian
tujuan untuk masing-masing pokok bahasan.
Perbedaan formatif dengan sumatif

9
1. formatif
 Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang
dilaksanakan ketika program masih berlangsung dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat
berlangsung dan sekaligus mengidentifikasi hambatannya.
 Evaluasi formatif memberikan umpan balik secara terus-menerus untuk
membantu pengembangan program, dan memberikan perhatian yang
banyak terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar isi validitas, tingkat
penguasaan kosa kata, keterbacaan dan berbagai hal lainnya. Secara
keseluruhan evaluasi formatif adalah evaluasi dari dalam yang
menyajikan untuk perbaikan atau meningkatkan hasil yang
dikembangkan
2. Simulatif
 Evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir dengan tujuan
untuk mengukur ketercapaian program. Adapun fungsinya untuk
mengetahui posisi atau kedudukan individu di dalam kelompoknya.
 Evaluasi sumatif mengemukakan atau mengajukan pertanyaan-
pertanyaan seperti apakah produk tersebut lebih efektif dan lebih
kompetitif. Evaluasi sumatif dilakukan untuk menentukan
bagaimana akhir dari program tersebut bermanfaat dan juga
keefektifan program tersebut.

Dalam pembahasan mengenai ketetapan model-model evaluasi untuk dua buah


program layanan yang dicontohkan, sudah secara panjang lebar dikaji tentang
kemungkinan evaluasi program dilaksanakan sejak awal hingg akhir program secara
berkesinambungan. Evaluasi formatif dan sumatif merupakan dua jenis kegiatan
evaluasi yang dapat dikatakan merupakan cuplikan dari proses evaluasi
berkesinambungan. Dengan penjelasan dibawah ini dapat disimpulkan bahwa model
evaluasi formatif sumatif tepat atau cocok untuk pogram layanan.

BAB III

10
PENUTUP

A. Kesimpulan

Model Evaluasi Metfessel dan Michael – AsikBelajar.Com.  Metfessel dan Michael


(1967), dapat digunakan oleh guru dan evaluator program. Dalam strategi model Metfessel
dan Michael terdapat delapan

Evaluasi oleh Michael Scriven

Goal Free Evaluation Model (dikembangkan oleh Michael Scriven)

Dalam pelaksanaan suatu evaluasi program evaluator tidak perlu memperhatikan apa
yang menjadi tujuan program, yang perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah
bagaimana kerjanya program dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang
terjadi baik hal-hal yang positif (hal yang diharapkan) maupun hal-hal negatif (hal yang tidak
diharapkan).

Formatif Summatif Evaluation Model (dikembangkan oleh Michael Scriven)

Model ini menunjukkan terhadap tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu
evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika
program sudah selesai atau berakhir (evaluasi sumatif).

Daftar Pustaka

Mikdar, S., & Sudarso, Y. (2014). Penyelarasan Kurikulum S1 Pendidikan Pancasila


dan Kewarganegaraan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

11
Yusuf Tayionapis,Farida .2000. Evaluasi Program.Jakarta: PT Rineka Cipta.

ARTIKEL JURNAL education (2011) di akses 13 februari 22.00 wib

https://tesaalexsuhendra.wordpress.com/2018/04/28/119/ 9 di akses 13 februari 21.00

https://www.academia.edu/10496135/EVALUASI_KINERJA_DAN_EVALUASI_P
ROGRAM (diakses 13 februari 2020, 22.00 wib)

12

Anda mungkin juga menyukai