MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Program
Pendidikan
yang diampu oleh Hamidah Abdul Shomad Elfin Nikmati, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Kelompok 10 PGMI 3E
1. Dwi Cahya Alvin Chusnia (126205201038)
2. Urvadila Ayus Widya M. (126205201053)
3. Miftahul Hanifah (126205201021)
Penulis
ii
Daftar Isi
A. Kesimpulan ................................................................................................15
B. Saran ...........................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi evaluasi yang diajukan para pakar sangat bervariasi, misalnya
definisi yang dikemukakan oleh Fitzpatrick, Sanders, dan Worthen bahwa
evaluasi adalah: "identification, clarification, and application of defensible
criteria to determine an evaluation object's value (worth or merit) in relation to
those criteria". Artinya evaluasi adalah proses identifikasi, klarifikasi, dan
penerapan kriteria untuk menentukan nilai suatu objek evaluasi (nilai atau
manfaat) berkaitan dengan kriteria tersebut. Sedangkan evaluasi program
menurut Joint Commite, seperti yang dikutip oleh Brinkerhof adalah aktivitas
investigasi yang sistematis tentang suatu yang berharga dan bernilai dari suatu
objek.
Dalam makalah yang akan dibahas ini penulis akan mencoba sedikit
menjelaskan tentang model-model evaluasi program pendidikan yang
didalamnya mencakup ruang lingkup, klasifikasi, dan model-model evaluasi
program.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana ruang lingkup model evaluasi program?
2) Bagaimana klasifikasi model evaluasi program?
3) Bagaimana model-model evaluasi program?
1
Agustanico Dwi Muryadi, 2017, Model Evaluasi Program Dalam Penelitian Evaluasi,
Vol. 3, No. 1, Januari 2017, hal. 4.
1
2
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk menjelaskan ruang lingkup model evaluasi program.
2) Untuk menjelaskan klasifikasi model evaluasi program.
3) Untuk menjelaskan model-model evaluasi program.
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat banyak model evaluasi program yang dikembangkan oleh para ahli
yang dapat dipakai untuk mengevaluasi sebuah program. Model evaluasi adalah
desain evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli evaluasi, yang biasanya
dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap evaluasinya.
Menurut Madaus dkk, tujuan penting evaluasi model ini adalah untuk
memperbaiki, dikatakan the CIPP approach is based on the view that the most
important purpose of evaluation is not to prove but to improve. Evaluasi model
Stufflebeam terdiri dari empat dimensi yaitu; context, input, process, and
product, sehingga model evaluasinya diberi nama CIPP.
2
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, 2017, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, Medan:
Perdana Publishing, hal. 36.
3
4
Pendekatan ecletic yaitu memilih berbagai model dari beberapa pilihan yang
terbaik sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan situasi dan sesuai dengan
kondisi setempat. Pemilihan suatu model evaluasi akan tergantung pada
kemampuan evaluator, tujuan evaluasi serta untuk siapa evaluasi itu
dilaksanakan.
1. Evaluasi Konteks
Banyak rumusan evaluasi konteks yang dinyatakan oleh para ahli evaluasi,
diantaranya adalah menurut Sax yang dikutip oleh Darodjat dan Wahyudhiana,
Sax menjelaskan bahwa evaluasi konteks adalah context evaluation is the
delineation and specification of project’s environment, its unmet needs, the
population and sample of individuals to be served, and the project objectives.
Context evaluation provides a rationale for justifying aparticular type of
program intervention. Maksud dari kutipan di atas yaitu evaluasi konteks adalah
kegiatan pengumpulan informasi untuk menentukan tujuan, mendefinisikan
lingkungan yang relevan.
a. Evaluasi masukan
3
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, 2017, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, Medan:
Perdana Publishing, hal. 42.
7
sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk
mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
b. Evaluasi proses
c. Evaluasi hasil
4
Ibid., hal. 6-7.
8
Model ini dapat dipandang sebagai model yang tertua didalam sejarah
penilaian dan lebih banyak dikenal didalam proses penilaian pendidikan.
e. Congruence Model
Model yang kedua ini dipandang sebagai reaksi terhadap model yang
pertama, sekalipun dalam beberapa hal masih menunjukkan adanya
persamaan dengan model yang pertama.
f. Illuminative Model
g. Model Logik
Model logik adalah suatu penggambaran program yang logis dan tepat
menurut kondisi tertentu dalam rangka memecahkan problem.
Dalam hal ini Stepphen Isaac membedakan adanya empat hal yang
dipergunakan untuk membedakan ragam model evaluasi, yaitu goal
10
Model ini merupakan model yang muncul paling awal, yang menjadi
obyek adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum
program dimulai. Adapun prosedur yang perlu diikuti untuk membentuk
ujian pencapaian, yaitu:
5
Arikunto, 2004, hal. 22.
6
Kaufman dan Thomas, 2015, hal. 50.
7
Azizi, 2008, hal. 77.
11
8
Arikunto, 2004, hal. 30.
12
Matriks pertama yaitu deskripsi yang berkaitan atau menyangkut dua hal
yang menunjukkan posisi sesuatu yaitu apa maksud tujuan yang diharapkan
oleh program dan pengamatan akibat atau apa yang sesungguhnya terjadi
atau apa yang betul-betul terjadi, selanjutnya evaluator mengikuti matriks
kedua yang menunjukkan langkah pertimbangan yang mengacu pada
standar, ketika evaluator tengah mempertimbangkan program pendidikan.
Maka harus melakukan dua perbandingan, yaitu (1) membandingkan kondisi
hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi di program lain, dengan
objek sasaran yang sama; (2) membandingkan kondisi hasil pelaksanaan
program dengan standar program yang bersangkutan dan didasarkan pada
tujuan yang akan dicapai.
9
Azizi, 2008, hal. 40.
13
evaluator juga perlu membuat prosedur yang baku dan mencari serta
mengatur tim untuk memperhatikan pelaksanaan program tersebut. Dengan
bantuan tim, evaluator akan menyediakan catatan, deskripsi, hasil tujuan
serta membuat grafik.
CSE-UCLA terdiri dari dua singkatan, yaitu CSE dan UCLA. CSE
merupakan singkatan dari Center for the Study of Evaluation, sedangkan
UCLA merupakan singkatan dari University of California in Los Angeles.
Ciri dari model CSE-UCLA adalah adanya lima tahap yang dilakukan dalam
evaluasi, yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil, dan
dampak. Fernandes (1984, dalam Arikunto 2004) memberikan penjelasan
tentang model CSE-UCLA menjadi empat tahap, yaitu:
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Beberapa model yang banyak dipakai untuk mengevaluasi program
pendidikan antara lain, model evaluasi CIPP, model evaluasi ini
banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. Konsep evaluasi
model CIPP (Context, Input, Process and Product).
2. Klasifikasi 6 (enam) model tersebut adalah: Goal oriented
evaluation model, Decision oriented evaluation model,
Transactional evaluation model, Evaluation research model, Goal-
free evaluation model, Adversary evaluation model.
3. Evaluasi konteks, evaluasi model provus, evaluasi model Stake,
evaluasi model Kirkpatrick, evaluasi model Brinkerhoff,
Measurement model, Congruence model, Illuminative model, model
logik.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis uraikan, di harapkan dengan adanya
pembahasan makalah ini, pendidik dan calon pendidik dapat memahami
Model-Model Evaluasi Program Pendidikan, dan kita sebagai mahasiswa
dapat lebih giat belajar serta memahami makna yang terdapat dalam
makalah. Sehingga dapat diterapkan dengan baik.
Dan semoga dengan makalah ini bagi pendidik dan calon pendidik
dapat mengambil inti sari dari pembahasan diatas.
15
Daftar Rujukan
Ananda, Rusydi dan Tien Rafida. 2017. Pengantar Evaluasi Program Pendidikan.
Medan: Perdana Publishing.
Darodjat dan Wahyudhiana M. (2015). Model Evaluasi Program Pendidikan,
Volume XIV, No. 1, Maret 2015.
Fikri, Miftahul, Neni Hastuti, dkk. 2019. Pelaksanaan Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Nulis Buku.
Muryadi, Agustanico Dwi. (2017). Model Evaluasi Program Dalam Penelitian
Evaluasi, Vol. 3, No. 1, Januari 2017.
16