MAKALAH
Oleh:
Kelompok 5
Novitawati (170141273)
Mila Rosita (170141290)
Sella (170141286)
Haznah Dwiana (170141279)
Ferina Desiria (170141272)
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. atas Rahmat dan Hidayah-
Nya. shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta para
sahabat yang telah memperjuangkan Islam, sehingga kita bisa merasakan
indahnya Iman dan menjadi Ihsan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi
program. Kami sebagai penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd., selaku Ketua Universitas Muhammadiyah
Bangka Belitung
2. Bapak Romadhon, S.T, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
3. Bapak Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Evaluasi Program
4. Seluruh dosen dan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Bangka
Belitung
5. Rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu proses penyelesaian makalah.
Kami menyadari berbagai kelemahan dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
Ilmu Pendidikan, khususnya di Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.
Akhir kata, saran dan kritik yang membangun, kami harapkan demi perbaikan dan
pengembangan makalah ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB III MODEL-MODEL EVALUASI PROGRAM................................... 1
A. Pengertian Model Evaluasi Program.................................................. 1
B. Berbagai Model Evaluasi Program..................................................... 3
C. Ketepatan Penentuan Evaluasi Program............................................ 3
D. Tugas...................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 25
iii
BAB V
MODEL-MODEL EVALUASI PROGRAM
1
2
Tidak semua model yang disebutkan diatas dibahas pada bab ini, tetapi
hanya model-model yang banyak dikenal serta digunakan saja. Adapun beberapa
di antara model-model dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Goal Oriented Evaluation Gold
Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2018:
41) Goal oriented evaluation model ini merupakan model yang muncul paling
awal. Yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari
program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan, terus-menerus, mencek seberapa jauh
tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. Model
ini dikembangkan oleh Tyler.
2. Goal free Evaluation Model
Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2018:
41) Model evaluasi yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini dapat
dikatakan berlawanan dengan model yang pertama yang dikembangkan oleh
Tyler. Jika dalam model yang dikembangkannya oleh Tyler, evaluator terus-
menerus memantau tujuan, yaitu sejak awal proses terus melihat sejauh mana
tujuan tersebut sudah dapat dicapai, dalam model goal free evaluation
(evaluasi lepas dari tujuan) justru menoleh dari tujuan. Menurut Michael
Scriven, dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu
memperhatikan apa yang terjadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan
dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya program, dengan jalan
mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif
(yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal negatif (yang sebetulnya
memang tidak diharapkan.
Alasan mengapa tujuan program tidak perlu diperhatikan karena ada
kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika
masing-masing tujuan khusus tercapai, artinya terpenuhi dalam penampilan,
tetapi evaluator lupa memerhatikan seberapa jauh masing-masing penampilan
5
b. Evaluasi Masukan
Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan. Maksud dari
evaluasi masukkan adalah kemampuan awal siswa dan sekolah dalam
menunjang PMTAS, antara lain kemampuan sekolah dalam menyediakan
petugas yang tepat, pengatur menu yang andal, ahli kesehatan yang
berkualitas. Pernyataan-penyataan yang diajukan untuk program pendidikan
yang berkenaan dengan masukkan, anatara lain:
1) Apakah makanan yang diberikan kepada siswa berdampak jelas pada
perkembangan siswa?
2) Berapa orang siswa yang menerima dengan senang hati atas makanan
tambahan ini?
3) Bagaimana reaksi siswa terhadap pelajaran setelah menerima
makanan tambahan?
4) Seberapa tinggi kenaikan nilai siswa setelah menerima makanan
tambahan?
11
c. Evaluasi Proses
Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” (what) kegiatan
yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab program, ‘kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam
model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang
dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh
Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses antara lain
sebagai berikut.
1) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?
2) Apakah staf yang terlibat di dalam pelaksanaan program akan sanggup
menangani kegiatan selama program berlangsung dari kemungkinan jika
dilanjutkan?
3) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara
maksimal?
4) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program
dan kemungkinan jika program dilanjutkan?
7. Discrepancy Model
Discrepancy adalah istilah bahasa inggris, yang di terjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi “kesenjangan”, Model yang dikembangkan
oleh Malcom Provus ini merupakan model yang menekankan pada
pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Dari sebelas
model yang menunjuk pada langkah-langkah yang dilakukan dalam evaluasi,
sebagian lain menunjuk ada penekanan atau objek sasaran, dan ada yang
sekaligus menunjukkan sasaran dan langkah atau pentahapan. Model yang
dikembangkan oleh Malcolm Provus, menekankan pada kesenjangan yang
sebetulnya merupakan persyarataan umum bagi semua kegiatan evaluasi,
yaitu mengukur adanya perbedaan anatara yang seharusnya dicapai dengan
yang sudah rill dicapai.
b. Program Layanan
Program layanan (service) adalah sebuah kesatuan kegiatan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu sehingga merasa puas
sesuai degan tujuan program. Dua contoh program yang dapat
diklasifikasikan sebagai program layanan adalah
1) Program perpustakaan
Program yang kegiatannya menguasahakan agar para pemakai bahan
koleksi (pengunjung maupun pelanggan) merasa puas karena mendapat
layanan sebaik-baiknya. Dengan kegiatan utamanya layanan kepada
pelangan maka yang menjadi komponen utama adalah pemakai bahan
koleksi.
2) Program koperasi
Kegiatan operasi adalah mengusahakan sesuatu sesuai dengan jenis
koperasi yang bersanngkutan agar dapat memuaskan pelanggan. Jika jenis
programnya koperasi simpan pinjam maka yang dimaksud dengan
pelanggan adalah anggota yang menyimpan dan anggota yang meminjam
uang. Bagi koperasijenis konsumsi, yang menjadi komponen pokoknya
adalah pelanggan yang tidak lain adalah pembeli.
Dalam program jenis layanan ini yang menjadi cirri utama adalah
adanya “raja” yang dilayani dengan mendapat layanan yang sebaik-
baiknya.
3) Program bank
Komponen dari program ini adalah lokasi yang strategis, gedung,
kenyamanan, ruangan, keramahan, pegawai, pengaturan antrean sehingga
14
c. Program umum
Tidak seperti pada program jenis pemograman dan layanan yang
dengan jelas dapat dikenali jenisnyakarena ada masukan (input) yang diolah
menjadi keluaran (output), dan pada program layanan ada “raja” yang
dilayani, pada program jenis ketiga justru tidak tampak apa yang menjadi ciri
utama. Oleh karena itu, program ini disebut juga dengan program umum.
Berikut ini contoh program umum.
1) Program makanan tambahan anak sekolah (PMTAS)
Sejak awal tahun Sembilan puluhan pemerintah mengaluarkan sebuah
kebijakan untuk memberikan bantuan makanan sehat kepada siswa
sekolah dasar dan dikenal dengan nama program makanan tambahan anak
sekolah (PMTAS). PMTAS ini dipandang sebagai sebuah program karena
merupakan hasil suatu kebijakan.
2) Program peringatan lustrum sekolah (PPLS)
Sebuah program yang menerapkan sebuah kebijakan. PPLS
merupakan kegiatan berjangka sangat singkat, jadi agak susah jika
dikategorikan sebagai program pemrosesan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa PPLS bukanlah program layanan. PPLS memiliki
komponen-komponen atau factor-faktor penting, tetapi tidak ada yang
dominan (Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, 2018: 51).
Dalam bagian bab ini kita sudah mempelajari model-model yang
secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu a)
menekankan pada langkah program, b) menekankan pada komponen, c)
gabungan dari langkah dan komponen, dan d) menekankan pada
kesenjangan.
15
dan strategi yang hendak dipilih, 4) keputusan pemutaran, jika suatu program
itu diteruskan, lalu dimodifikasi dan berhenti secara total atas dasar kriteria
yang ada (Mochtar Kusuma, 2016: 87).
Model CIPP hanya tepat untuk program pemrosesan. Keempat kata
yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi,
yaitu komponen dan proses sebuah program kegiatan.
1) Evaluasi Konteks (Context Evaluation) Banyak rumusan evaluasi
konteks yang dinyatakan oleh para ahli evaluasi, di antaranya adalah Sax.
Ia menjelaskan bahwa evaluasi konteks adalah kegiatan pengumpulan
informasi untuk menentukan tujuan, mendefinisikan lingkungan yang
relevan.
2) Evaluasi Masukan (Input Evaluation) orientasi utama evaluasi input
adalah menentukan cara bagaimana tujuan program dicapai Evaluasi
masukan dapat membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-
sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi
untuk mencapai tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
Komponen evaluasi masukan meliputi: (a) sumber daya manusia (b)
sarana dan peralatan pendukung, (c) dana/anggaran, dan (d) berbagai
prosedur dan aturan yang diperlukan.
3) Evaluasi Proses (Process Evaluation) evaluasi proses adalah: mengecek
pelaksanaan suatu rencana/program. Tujuannya adalah untuk
memberikan feedback bagi manajer dan staf tentang seberapa aktivitas
program yang berjalan sesuai dengan jadwal, dan menggunakan sumber-
sumber yang tersedia secara efisien, memberikan bimbingan untuk
memodifikasi rencana agar sesuai dengan yang dibutuhkan,
mengevaluasi secara berkala seberapa besar yang terlibat dalam aktifitas
program dapat menerima dan melaksanakan peran atau tugasnya
Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi
rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap
implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program, dan
sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses
23
evaluasi seperti layanan dan pemrosesan. Dapat disimpulkan (1) model goal
oriented evaluation, (2) model goal free evaluation, (3) model formative-
summative evaluation, (4) model evaluasi deskripsi pertimbangan, (5) model
evaluasi CSE-UCLA, (6) Model CIPP dan (7) model evaluasi kesenjangan semua
cocok dan dapat digunakan untuk mengevaluasi semua program umum.
D. Tugas
Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan model evaluasi program?
2. Sebutkan model-model evaluasi program?
3. Sebutkan pengertian dari evaluasi lepas dari tujuan?
4. Jelaskan tujuan dari model evaluasi formatif-sumantif ?
5. Jelaskan dua perbandingan program pendidikan menurut stake?
6. Coba kalian jelaskan kepanjangan dari setiap huruf CIPP tersebut?
7. Sebutkan macam-macam model evaluasi yang tepat untuk program
pemprosesan?
8. Bagaimana penerapan model goal oriental evaluation untuk program
layanan?
9. Apa perbedaan antara program perpustakaan dengan program koperasi?
10. Apakah syarat umum dari kegiatan evaluasi program?
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2018. Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
25