Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MODEL-MODEL EVALUASI PROGRAM

(MODEL EVALUASI CIPP dan MODEL METFESSEL & MICHAEL)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi
Program

Dosen Pengampu :

Elsa Rahmayanti, M.Pd.

Reni Kurnia, S.Pd., M.Eng.

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Hary Diraysidi 17004055

Dikram Chan 20004007

Latifa Rahmi 20004117

Nola Septriani 20004073

JURUSAN KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT,tuhan seluruh alam yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Evaluasi
Program ini. Shalawat beserta salam tidak bosan-bosannya kita sampaikan kepada nabi
Muhammad SAW,yang telah berhasil membawa umat manusia dari zaman jahiliyah sampai
kepada zaman islamiyah seperti pada saat sekarang ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Program tentang
“Model-Model Evaluasi Program”, yang dibimbing oleh ibuk Elsa Rahmayanti, M.Pd. dan
Ibuk Reni Kurnia, S.Pd., M.Eng

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang dapat
membangun, baik itu dari dosen maupun pembaca sekalian agar kedepannya makalah ini sesuai
dengan apa yang diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan
kita semua.

Padang, 10 September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

A. Model Evaluasi CIPP ........................................................................................... 3


B. Kelebihan dan Kelemahan Model Evaluasi CIPP ............................................ 4
C. Model Evaluasi Mettfessel dan Michael ............................................................ 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 8

A. KESIMPULAN .................................................................................................... 8
B. SARAN .................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi adalah poses menggambarkan,memperoleh,memberikan dan
menerapkan informasi deskriptif dan menghakimi tentang manfaat dan senilai
beberapa objek tujuan,desain,implementasi dan hasil untuk memandu keputusan
perbaikan,memberikan laporan pertanggungjawaban,menginformasikan pelembagaan
atau keputusan diseminasi dan meningkatkan pemahaman dari fenomena yang terlibat
(Stufflebeam,2003).
Evaluasi program dapat didefinisikan sebagai operasi sistematis dari berbagai
kompleksitas melibatkan pengumpulan data,observasi dan analisis serta berpuncak
pada nilai penghakiman berkaitan dengan kualitas program yang sedang
dievaluasi,dipertimbangkan dalamnya keseluruhan atau melalui satu atau lebih dari
komponen-komponennya (Fatma Mizikaci,2006)
Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh ahli-ahli atau
pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap
pembuatannya. Terdapat banyak model evaluasi, namun semua pada akhirnya, hasil
dari evaluasi digunakan sebagai kepentingan pengambilan keputusan.
Model evaluasi CIPP adalah kerangka kerja yang komprehensif untuk
melakukan evaluasi formatif dan sumatif suatu program, proyek, personil, produk,
organisasi, kebijakan dan sistem evaluasi (Stufflebeam dan Corynn,2014: 309).Pada
dasarnya model memberikan arahan untuk menilai konteks (Context) dalam hal suatu
kebutuhan perusahaan untuk koreksi atau perbaikan,masukan (Input) sebagai
strategi,rencana operasional,sumber daya dan perjanjian untuk melanjutkan dengan
intervensi atau perlakuan yang diperlukan,proses (Process) yang berupa pelaksanaan
intervensi dan biaya, serta produk (Product) yang merupakan hasil baik positif
maupun negatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Model Evaluasi CIPP?
2. Apa yang dimaksud dengan Model Evaluasi Mettfessel dan Michael?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Model Evaluasi CIPP tersebut?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep tentang model evaluasi CIPP
2. Untuk mengetahui konsep tentang model evaluasi Mettfessel dan Michael
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari model evaluasi CIPP
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam penyusunan makalah ini ialah :
1. Agar mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan mengetahui segala sesuatu
yang berkaitan dengan model-model evaluasi program
2. Agar mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan pandai memilih model-
model evaluasi program apa yang nantinya akan digunakan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Evaluasi CIPP


Model evaluasi ini merupakan model yang dikemukakan oleh Stufflebeam &
Shinkfield (1985) dimana evaluasi ini ialah sebuah pendekatan evaluasi yang
berorientasi pada pengambil keputusan (a decision oriented evaluation approach
structured) untuk memberikan bantuan kepada administrator atau leader pengambil
keputusan. Stufflebeam mengemukakan bahwa hasil evaluasi akan memberikan
alternatif pemecahan masalah bagi para pengambil keputusan. Model CIPP ini
didasarkan pada belajar dengan melakukan (Learning by doing) yaitu upaya
berkesinambungan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan yang dibuat
dalam praktek evaluasi,untuk menciptakan dan menguji prosedur baru dan untuk
mempertahankan serta menggabungkan praktek-praktek yang efektif.Ada empat
dimensi dari model evaluasi ini,yaitu :
1. Context evaluation
Dimensi ini diartikan sebagai situasi atau latar belakang yang
mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi yang dilakukan dalam suatu
program yang bersangkutan.Dimensi ini mencakup analisis masalah yang
berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan
dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu.
Stufflebeam menyatakan dimensi ini sebagai fokus institusi dengan
mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan (1983).
Satu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan (discrepancy
view) kondisi nyata (reality) dengan kondisi yang diharapkan (ideality).
Dengan kata lain dimensi ini berhubungan dengan analisis masalah kekuatan
dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan.Dimensi ini
memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu
program yang akan berjalan.Selain itu,dimensi ini juga bermaksud
merasionalkan suatu program. Analisis ini akan membantu dalam
merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan
program secara lebih terarah dan demokratis.

3
2. Input evaluation
Dimensi ini meliputi analisis personal yang berhubungan dengan
bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatife-alternatif
strategi yang harus mencapai suatu proram.Seperti mengidentifikasi dan
menilai kapabilitas sistem, alternative strategi program, desain prosedur untuk
strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan.Dimensi ini bermanfaat
untuk membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan
rancangan procedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan
untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada.
3. Process evaluation
Dimensi ini merupakan dimensi yang dirancang dan diaplikasikan
dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi
permasalahan prosedur baik tata laksana kejadian maupun aktifitas.Setiap
aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang erjadi secara jujur dan
cermat.Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi
pengambil keputusan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau
program dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan.
4. Product evaluation
Dimensi ini merupakan kumpulan deskripsi dan hasil penilaian dalam
hubungan dengan konteks, input, dan proses, kemudian diinterprestasikan
harga dan jasa yang diberikan (Stufflebeam and Shinkfield: 1986).Dimensi ini
digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan.Dimensi ini
merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan
dan aktualisasi. Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan
hasil yang telah dicapai.
Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan
teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan
pengajuan saran sesuai standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan
evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan tujuan operasional program,
kriteriakriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkan antara
kenyataan lapangan dengan rumusa tujuan, dan menyusun penafsiran secara
rasional.
B. Kelebihan dan Kelemahan Model Evaluasi CIPP
a) Kelebihan model evaluasi CIPP

4
1) Memiliki pendekatan yang holistic dalam evaluasi yang bertujuan
memberikan gambaran yang sangat detail atau luas terhadap suatu
proyek, mulai dari konteknya hingga saat proses penerapannya.
2) Lebih komprehensif atau lebih lengkap menyaring informasi.
3) Memiliki potensi untuk bergerak diwilayah evaluasi formatif dan
sumatif sehinggga sama baiknya dalam melakukan perbaikan selama
program berjalan maupun memberi informasi final.
4) Mampu memberikan dasar yang baik dalam mengambil keputusan dan
kebijakan maupun penyusunan program selanjutnya.
b) Kelemahan model evaluasi CIPP
1) Terlalu mementingkan dimana proses seharusnya dari pada kenyataan
dilapangan.
2) Cenderung fokus pada rational management dari pada mengakui
kompleksitas realiatas empiris.
3) Penerapan dalam bidang pembelajaran dikelas mempunyai tingkat
keterlaksanaan yang kurang tinggi.
4) Terlalu topdown (naik-turun) dengan sifat manajerial dalam
pendekataannya.
C. Model Evaluasi Metfessel dan Michael
Metfessel dan Michael (1967), dapat digunakan oleh guru dan evaluator
program. Dalam strategi model Metfessel dan Michael terdapat delapan langkah
yaitu:
1. Keterlibatan masyarakat (envalvement of the community) yaitu orangtua, ahli-
ahli pendidikan dan peserta didik.
2. Pengembangan tujuan dan memilih tujuan menurut skala prioritas.
3. Menterjemahkan tujuan menjadi bentuk tingkah laku dan mengembangkan
pengajaran.
4. Mengembangkan metode untuk mengukur dan mengevaluasi pencapaian
tujuan.
5. Menyusun dan mengadministrasi ukuran untuk mengevaluasi pencapaian
tujuan
6. Menganalisis hasil pengukuran
7. Menginterpretasi dan mengevaluasi data
8. Menyusun rekomendasi untuk mengembangkan pengajaran

5
Model ini dilengkapi dengan instrumen pengumpulan data, lengkap dengan
kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sebuah proyek atau
kegiatan program. Seperangkat instrumen tersebut meliputi : tes, angket, check list,
dan sebagainya serta cara-cara lain untuk menghimpun data penunjang.

1. Evaluasi oleh Michael Scriven


a) Goal Free Evaluation Model (dikembangkan oleh Michael
Scriven)
Dalam pelaksanaan suatu evaluasi program evaluator tidak
perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, yang perlu
diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya
program dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang
terjadi baik hal-hal yang positif (hal yang diharapkan) maupun hal-hal
negatif (hal yang tidak diharapkan).
Pada umumnya tujuan program hanya merupakan formalitas,
atau jarang menunjukkan tujuan yang sebenarnya, atau tujuan menjadi
berubah. Lagi pula banyak hasil program penting yang tidak sesuai
dengan tujuan program. Fungsi evaluasi bebas tujuan untuk
mengurangi bias dan menambah objektivitas.Adapun ciri evaluasi
bebas tujuan ini ialah :
• Evaluator sengaja menghindar untuk mengetahui tujuan
program.
• Tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan
menyempitkan fokus evaluasi.
• Berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil yang
direncanakan.
• Hubungan antara evaluator dengan manajer atau dengan
karyawan proyek sedapat-dapatnya sangat minimum.
• Evaluasi menambah kemungkinan ditemukannya dampak yang
tidak diramalkan (Tayibnapis,2000:35).
b) Formatif Summatif Evaluation Model (dikembangkan oleh
Michael Scriven)
Model ini menunjukkan terhadap tahapan dan lingkup objek
yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program

6
masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai
atau berakhir (evaluasi sumatif). Adapun tujuan dari evaluasi formatif
memang berbeda dengan tujuan evaluasi sumatif, ketika melaksanakan
evaluasi, evaluator tidak dapat melepaskan diri dari tujuan. Sehingga,
model yang dikemukakan oleh Michael Scriven ini menunjuk tentang
"apa, kapan dan tujuan" evaluasi tersebut dilaksanakan. Evaluasi
dilaksanakan untuk mengetahui sampai seberapa tinggi tingkat
keberhasilan atau ketercapaian tujuan untuk masing-masing pokok
bahasan.

7
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Model CIPP ini merupakan model yang didasarkan pada belajar dengan
melakukan (Learning by doing) yaitu upaya berkesinambungan untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan yang dibuat dalam praktek
evaluasi,untuk menciptakan dan menguji prosedur baru dan untuk mempertahankan
serta menggabungkan praktek-praktek yang efektif.Terdapat empat dimensi dari
model CIPP ini yaitu ada Content evaluation,Input evaluation,Process evaluation dan
Product evaluation.
Sedangkan model Metfessel dan Michael (1967), dapat digunakan oleh guru
dan evaluator program. Dalam strategi model Metfessel dan Michael terdapat delapan
langkah yaitu:
1. Keterlibatan masyarakat (envalvement of the community) yaitu orangtua, ahli-
ahli pendidikan dan peserta didik.
2. Pengembangan tujuan dan memilih tujuan menurut skala prioritas.
3. Menterjemahkan tujuan menjadi bentuk tingkah laku dan mengembangkan
pengajaran.
4. Mengembangkan metode untuk mengukur dan mengevaluasi pencapaian
tujuan.
5. Menyusun dan mengadministrasi ukuran untuk mengevaluasi pencapaian
tujuan
6. Menganalisis hasil pengukuran
7. Menginterpretasi dan mengevaluasi data
8. Menyusun rekomendasi untuk mengembangkan pengajaran

B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisandan
penyusunan kalimat, kami mohon maaf. Untuk itu kami sangat membutuhkan kritik
dan saran untuk memperbaiki makalah kami selanjutnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dwyer, J., & Makin, S. (1997). Using a program logic model that focuses on

performance measurement to develop a program. Canadian Journal

of Public Health, 88,

Saifudin Azwar, (2000), Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Stephen Issac dan William B. Michael, (1982), Handbook in Research and Evaluation: For
Education and the Bahavioral Sciences, (Sandiego,California: Edits Publish-ers

Evaluasi Manajemen Sekolah Berbasis Mutudi Sdn Kandri 01 (uksw.edu)

Arikunto, S., & Jabar, C.S.A. (2008). Evaluasi program pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Yusuf Tayionapis,Farida .2000. Evaluasi Program.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai