PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Djaali, Mulyono dan Ramli (2000) evaluasi adalah sebagai proses menilai sesuatu
berdasarkan standar objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas
objek yang dievaluasi.
Menurut Kaufman & Thomas (1980) evaluasi adalah suatu usaha dimana
seseorang menggunakan tes dan pengukuran. Tes sendiri diartikan sebagai proses
pengumpulan informasi, dan pengukuran adalah proses dimana data yang terkumpul
dibandingkan dengan sebuah standar. Menurut Menurut Brinkerhoff (1983) evaluasi
didefinisikan sebagai investigasi sistematis terhadap berbagai aspek pengembangan
profesional atau program-program training untuk menilai manfaat atau kegunaan.
Menurut Philips (1991) evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan manfaat,
nilai atau makna sesuatu, evaluasi biasanya menyediakan informasi untuk menentukan
keputusan tentang nasib suatu program.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam tulisan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi model Kirkpatrick?
2. Apa yang dimaksud dengan evaluasi model provus’s Discrepancy?
3. Bagaimana konsep dan langkah-langkah evaluasi Kirkpatrick dan Provus’s
Discrepancy?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan tulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui maksud evaluasi model Kirkpatrick.
2. Untuk mengetahui maksud evaluasi model Provus’s Discrepancy
3. Untuk mengetahui konsep dan langkah-langkah evaluasi Kirkpatrick dan
Provus’s Discrepancy.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pembahasan tulisan ini adalah :
1. Secara teoritis
Bagi pembaca dapat dijadikan khasanah bacaan ilmiah dan rujukan bagi
evaluator yang menggunakan evaluasi model Kirkpatrick dan evaluasi model
Provus’s Discrepancy, dan dapat menambah wawasan mahasiswa dalam
memahami evaluasi model Kirkpatrick dan evaluasi model Provus’s
Discrepancy.
2. Secara praktis
Dapat dijadikan pedoman dalam aplikasi evaluasi model Kirkpatrick dan
evaluasi model Provus’s Discrepancy.
BAB II
PEMBAHASAN
evaluator pada tahap awal harus menentukan fokus yang akan dievaluasi dan mendesain
evaluasi yang akan digunakan. Setelah itu dilakukan pengumpulan data, menganalisis
dan membuat interpretasi terhadap data yang terkumpul serta membuat laporan.
Evaluator juga harus melakukan pengaturan terhadap evaluasi dan mengevaluasi apa
yang telah dilakukan dalam melaksanakan evaluasi secara keseluruhan. Berikut akan
dibahas evaluasi model Kirpatrick dan evaluasi model Probus’s Discrapancy yang dapat
Model ini dikembangkan oleh Donald L. Kirkpatrick. Pada model ini beliau
yang perlu dikumpulkan. Kerangka konseptual ini memerlukan empat level evaluasi,
Level Pertanyaan
1. Reaksi (reaction) Apakah partisipan senang mengikuti program ?
2. Belajar (learning) Apakah partisipan belajar selama program ?
3. Perilaku (behavior) Apakah partisipan mengubah perilakunya berdasarkan apa
yang telah dipelajari ?
4. Hasil (results) Apakah perubahan perilaku secara positif mempengaruhi
organisasi ?
program, yaitu mengukur tingkat kepuasan kustomer. Hal ini tidak saja untuk
mendapatkan reaksi tetapi untuk mendapatkan reaksi positif. Masa depan program
tergantung pada reaksi positif. Jika partisipan tidak bereaksi positif (tidak senang),
mereka mungkin tidak akan termotivasi untuk belajar. Reaksi positif tidak menjamin
belajar, tetapi reaksi negatif untuk akan meredukasi kemungkinan belajar terjadi.
hasil dari mengikuti program. Menurut Klikpatrick (1996) adalah tiga hal yang dapat
diatasi dengan adanya program, yaitu: (1) Program yang berkenaan dengan topik
perbedaan yang ada dalam tenaga kerja???? tujuan utama adalah pengubah perilaku; (2)
tersebut. Belajar telah terjadi bila satu atau beberapa hal berikut ini terjadi: perilaku
1. Lakukan pengikut latihan belajar tentang apa yang dimaksudkan untuk diajar?
2. Lakukan pengikut latihan mengalami apa diharapkan untuk mereka alami? ????
3. Apa yang merupakan tingkat kemajuan atau perubahan pengikut latihan setelah
pelatihan, di dalam arah atau area yang dimaksudkan?
3. Pengukuran Dan Analisa adalah hal yang mudah dan memungkinkan pada suatu
kelompok.
4. Membuat angka jelas dan benar, dapat dipercaya, pengukuran perlu untuk
dibentuk secara mapan agar membatasi resiko dari penilaian yang tidak objeksif
perubahan tingkah laku telah terjadi karena partisipan mengikuti program. Agar
perilaku yang diharapkan terjadi, maka ada empat kondisi yang diperlukan, yaitu: (1)
perserta harus berkeinginan untuk berubah; (2) harus tahu apa yang dilakukan dan
bagaimana melakukannya; (3) harus bekerja pada iklim yang baik; (4) dan harus diberi
Didalam level prilaku ada beberapa hal yang menjadi karakteristik yang harus
dipertanyakan
2. Apakah perubahan prilaku terukur dan nyata di dalam aktivitas dan capaian
partisipan pengikut program .
1. Pengukuran perubahan perilaku adalah lebih sedikit mudah untuk mengukur dan
menginterpretasikan dibanding reaksi dan belajar evaluasi.
3. Evaluasi implementasi dan aplikasi adalah suatu penilaian yang penting dalam
suatu prilaku.
4. Evaluasi Perubahan Perilaku adalah keterlibatan dan dukungan baik dari manajer
lini atau pengikut latihan,
Level hasil. Hasil didefinisikan sebagai hasil akhir yang terjadi karena
menyelenggarakan program. Oleh karena itu, tujuan final akan kebutuhan program
Dengan demikian model evaluasi yang sesuai untuk mengevaluasi program pendidikan
SMKTI dan tujuan evaluasi adalah model evaluasi mencakup komponen konteks, input, proses,
output, dan outcome (KIPOO). Model evaluasi ini merupakan gabungan dari model CIPP,
model CIRO dan model kesenjangan Provus.
Dengan model evaluasi CIPP akan diperoleh data untuk pembuatan keputusan selama
fase perencanaan dan juga pada fase penerapan dan pada penilaian akhir program. Model
evaluasi ini dimulai dengan penilaian kebutuhan eksternal atau melihat outcome dan kemudian
menggabungkan kebutuhan-kebutuhan dengan perencanaan program.
Dengan model evaluasi CIRO, yaitu pada komponen outcome akan diketahui dampak
jangka panjang terhadap ouput/hasil program (oucome), baik dampak bagi individu lulusan
program maupun bagi masyarakat, yaitu dimensi kemanfaatan pribadi dan kemanfaatan sosial.
Dengan model evaluasi kesenjangan Provus, yaitu pada tipe ketiga, dapat diketahui
apakah tujuan progran pendidikan SMKTI dalam membekali siswanya dengan employability
skills sepadan dengan employability skills yang dibutuhkan untuk pertama kali bekerja di
industri.
Untuk mengunakan model evaluasi ketidak sesuain membutuhkan langkah
dibawah ini.
Langkah 1: memutuskan yang mana program yang dievaluasi.
A. Sebuah program baru yang sedang dikembangkan sebagai program
pengenalan.
B. Suatu program berkelanjutan yang mungkin terlihat tidak cocok.
C. Sebuah progarm yang terlihat berkembang dengan baik teteapi perlu
ditambah /diubah.
Langkah2: menentukan atas program yang ditargetkan
Pertanyaan tentang program yang ditargetkan
A. Apakah tujuan yang tertulis telah dibuat?
B. Apakah sebagai peserta mengetahuinya?
C. Jika da yang bingung tentag tujuan progaram, dikonfirmasi lebih awal
sebelum pelaksanaan, libatkan beberapa orang, jika memungkinkan
tentukan tujuannya sekarang. (yang Pruvos mengatakan siap
dilaksanakan pada saat ini kalau program tersebut belum dilasanakan
sebelumnya) tujuan untuk membangun dasar ketidak sesuain yang dapat
diukur.
Langkah 3: merencanakan evaluasi
pertanyaannya
Informasi apa yang dibutuhkan untuk diketahui, apakah tujuan
dapat dicapai. Apapun informasi yang dibutuhklan harus
memungkinkan untuk dikumpulkan, dan mempunyai alasan yang logis
untuk dikumpul dalam istilah dunia kerja.
A. Bagaimana anda mendapatkanya, siapa yang dapat membantu ? Para ahli
sering membantudengan mengembangkan dengan pengembangan
evalusi dan biasa memberi saran dan berbagi pengalaman. Jangan
lakukan evaluasi secara sendiri!
Langkah 4: lanjutkat mengimplemenatasikan perancanaan dalam rangka
mengumpulkan informasi.
Langkah 5: identifikasi ketidaksesuaia antara tujuan program dan hasil program
yang dicapai.
pertanyaannya
A. Dimanakah perbedaaan yang ada?
B. Apa yang harus dipelajari tentang hal tersebut- penyebab, pengaruh
terhadap progaram, peserta, atau informasi yang berhubungan lainnya?
Langkah 6: rencanakan apa tindakan selanjutnya.
pada tahap ini, model evaluasi ketidak sesuain menyatakan bahwa ini saat
nya untruk dilaksanakan perencanaan remedial. Apakah apakah standar dasar
program atau implementasinya sebaiknya direvisi sehingga tujaun yang dicapai
dapat diraih secara konsisten.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan ada beberapa saran yang
dapat diberikan yaitu;
yang dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Kirkpatrick, D. L. 1998. Evaluating Training Programs: The Four Levels. San Francisco:
Berrett-Koehler Publisher, Inc.