b. Menurut saya model yang tepat dalam mengevaluasi Ujian Nasional adalah evaluasi
Model CIPP (Contexs, Input, Process, Product). Dalam mengevaluasi, semua aspek sangat
penting karena merupakan proses yang berkelanjutan. Adapun aspek dalam CIPP dalam
rangka mengevaluasi dampak penghapusan Ujian Nasional adalah sebagai berikut :
Jawab :
1. Aspek Konteks
Penilaian konteks dilakukan untuk menilai situasi dalam pasca pelaksanaan program,
kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh dampak penghapusan UN dan untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dari institusi, program, dan target populasi (Stufflebeam, 1983).
Penilaian konteks adalah penilaian tujuan dasar untuk menyelesaikan desain studi evaluasi
program. Oleh karena itu, tujuan dari penilaian konteks adalah untuk mengevaluasi tujuan
dan sasaran dari penghapusan Ujian Nasional yang dilaksanakan.
2. Aspek Input
Evaluasi input adalah evaluasi yang bertujuan menyediakan informasi untuk menentukan
bagaimana penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan program. Penilain input meliputi
guru, peserta didik, kurikulum dan bahan ajar. Evaluasi input bermanfaat bagi membimbing
bagi pemilihan strategi sehingga informasi dan data yang didapatkan dapat digunakan untuk
menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan (Stufflebeam, 1983). Oleh karena itu,
evaluasi pelaksanaan aspek input dalam kajian ini adalah untuk mengetahui desain
pelaksanaan Evaluasi pengganti Ujian Nasional dengan tujuan mencari strategi pelaksanaan.
Terdapat tiga strategi pelaksanaan program yaitu strategi pengajaran yang berpusatkan
kepada guru, strategi berpusatkan kepada murid dan strategi pengajaran berpusatkan kepada
nilai (Nasaruddin, 2006).
3. Aspek Proses
Penilaian proses yaitu pengumpulan data untuk memperoleh informasi tentang dampak
penghapusan Ujian Nasional (UN) di tingkat satuan pendidikan sebagaimana yang
diamanatkan pemerintah. Menurut model CIPP (Stufflebeam, 1983), salah satu tujuan
penilaian proses adalah untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan
strategi yang telah dilaksanakan. Evaluasi proses termasuk mengidentifikasi permasalahn
prosedur pada pelaksanaan. Stufflebeam juga mengatakan bahwa evaluasi proses merupakan
pengecekan yang berkelanjutan atas inplementasi dari suatu perencanaan. Penilaian proses
dalam kajian ini juga memfokuskan kepada bagaimana dampak penghapusan UN
mempengaruhi sistem evaluasi di satuan pendidikan dimana sebagai pelaksana kebijakan
adalah guru dan siswa yang melaksanakan proses pengajaran dan pembelajaran di dalam
kelas, yang meliputi penggunaan strategi pengajaran dan alat bantu mengajar.
4. Aspek Produk
Menurut Sowell (2000), pertanyaan yang perlu dijawab dalam penilaian proses adalah
bagaimana guru dapat melaksanakan peranan dan tugasnya seperti yang telah ditetapkan
dalam kurikulum terkait bentuk evaluasi pengganti UN di tingkat satuan pendidikan. Menurut
model CIPP (Stufflebeam, 1983), evaluasi produk adalah evaluasi untuk mengukur,
menginterpretasikan dan mengevaluasi pencapaian program. Penilaian ini juga dapat
menunjukkan hubungan antara pelaksana kebijakan dengan keberhasilan pembelajaran yang
diperoleh. Penilaian produk dalam kajian ini berdasarkan hasil pembelajaran yang dicapai
setelah mengikuti pembelajaran. Fokus penilaian produk dalam kajian ini bertujuan
mengetahui pencapaian tujuan kurikulum (Nasaruddin, 2006).
3. a. Sebutkan minimal 4 hal yang harus dipelajari terlebih dahulu oleh evaluator progam
sebelum menyusun latar belakang.
Jawab :
Dalam menyusun latar belakang evaluasi ada beberapa hal yang harus dipelajari evaluator
program antara lain :
1. Maksud dan tujuan dilakukannya evaluasi.
2. Masalah yang terjadi pada suatu program.
3. Memperoleh data informatif seperti data program, kelebihan dan kekurangan dst
4. Dampak yang timbul akibar dilaksanaknnya evaluasi.
b. Deskripsikan perbedaan antara latar belakang dan identifikasi masalah. Deskripsikan yang
dimaksud dengan masalah.
Jawab :
Latar belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan
fenomena dan masalah problematik yang perlu dievaluasi. Masalah terjadi saat harapan klien
akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Masalah yang fenomenal adalah saat
menjadi perhatian banyak orang dan di bicarakan di berbagai kalangan di masyarakat. Latar
belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah sebuah program perlu
dievaluasi, pentingnya permasalahan dan model yang digunakan untukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut :
1. Tujuan evaluasi
2. Alasan rasional dan esensial yang membuat evaluator melakukan evaluasi
berdasarkan fakta-fakta, data, referensi dst.
3. Kesenjangan yang terdapat tidak ideal dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk
memunculkan permasalahan.
4. Jika tidak segera dievaluasi akan menimbulkan dampak yang menyulitkan,
menghambat, mengganggu bahkan mengancam suatu program.
5. Model untuk mengatasi masalah yang terjadi pada program.
Pertanyaan
LATAR BELAKANG
SMA N 1 Purworejo merupakan sekolah yang ditunjuk oleh Kabupaten Purworejo untuk
menyelenggarkan Kelas Khusus Olahraga berdasarkan keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purworejo Nomor 154/KPTS/2013 tentang penunjukkan
Penyelenggaraan Kelas Khusus Olahraga (KKO) Sekolah Tingkat SMA Kabupaten
Purworejo Tahun Ajaran 2020-2021. SMA N 1 Purworejo.
Peserta didik kelas khusus olahraga seringkali tidak harus mengikuti pelajaran karena
terdapat latihan maupun pertandingan yang akan diikuti sehingga peserta didik sering merasa
tertinggal dalam materi pembelajarannya. Maka dari itu nilai akademik peserta didik kelas
khusus olahraga masih kurang dibandingkan dengan nilai akademik kelas reguler. Selain itu,
lulusan di kelas khusus olahraga di SMA N 1 Purworejo belum semuanya tersalurkan ke
jenjang selanjutnya yang lebih tinggi yang sesuai dengan bidang potensi olahraga yang
mereka miliki
Berdasarkan observasi yang sebelumnya telah dilakukan, dalam pelaksanaan program kelas
khusus olahraga di SMA N 1 Purworejo ini masih mengalami beberapa permasalahan Yang
harus menjadi bahan pertimbangan dalam mengevaluasi program tersebut. Permasalahan
yang dimaksud yaitu belum adanya petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan
(juklak) untuk penyelenggaraan program khusus olahraga, belum terdapat kurikulum khusus.
Berkaitan dengan permasalahan yang ada di SMA N 1 Purworejo yang telah diungkapkan
diatas, maka diperluhkannnya evaluasi terhadap program untuk menilai apakah komponen-
komponen yang ada sudah dikelola dengan baik dan untuk mngetahui keberhasilan dari
penyelenggaraan kelas khusus olahraga yang telah dilaksanakan di SMA N 1 Purworejo.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prestasi akademik siswa kelas reguler dan kelas khusus olah raga ?
2. Bagaimana pelaksanaan KKO terkait juklak dan juknis KKO ?
3. Bagaimana kurikulum KKO dilaksanakan ?
Evaluasi ini memiliki manfaat kepada beberapa pihak yang terkait program tersebut. Dalam
evaluasi ini ditemukan sejumlah data bahwa program kelas khusus olahraga memerlukan
perhatian khusus berupa saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga hendaknya menambah bantuan
sumber dana operasional kelas khusus olahraga.
2. Bagi Kepala Sekolah hendaknya mengadakan pembinaan atau workshop untuk pelatih
cabang kelas khusus olahraga secara berkala.
3. Bagi koordinator hendaknya mengadakan kerjasama dengan universitas-universitas.
4. Bagi guru hendaknya menggunakan berbagai media dan metode pengajaran.
5. Bagi sekolah hendaknya memperbaiki, menambahkan sarana dan prasarana yang
belum ada serta membangun gedung olahraga (GOR) untuk latihan peserta didik kelas
khusus olahraga.