Anda di halaman 1dari 7

PROSES EVALUASI, PELAPORAN, DAN TINDAK LANJUT

RESUME MATERI

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Administrasi dan Supervisi

BK yang diampu oleh Ibu Rina Kurnia, M.Pd.

Disusun oleh:

FARHAN AL GHOZALIE
NIM. 2284130072

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNUKASI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

TAHUN 2022/2023
A. EVALUASI
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian atau penaksiran suatu objek, program, atau
proses berdasarkan acuan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Evaluasi
dilakukan secara sistematis dan bertahap untuk menentukan kebijaksanaan dalam
usaha memperbaiki suatu hal atau objek. Evaluasi juga dapat memberikan
masukan untuk perencanaan program, kelanjutan, perluasan, dan penghentian
program, memodifikasi program, serta memperoleh informasi tentang faktor
pendukung dan penghambat program. Tahapan evaluasi meliputi penilaian pada
tahap awal program, pelaksanaan pengukuran evaluasi, dan penilaian hasil
evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk memberi informasi yang baik dan benar serta
memberi kritikan pada nilai-nilai dari suatu tujuan dan target. (Curtis & B, 1996)
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk menilai kinerja
suatu alat, metode, atau hasil kerja manusia. Merupakan suatu proses sistematis
dan terencana yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program
atau kegiatan. Evaluasi sering kali dilakukan pada organisasi, perusahaan, atau
komunitas tertentu setelah menyelesaikan suatu kegiatan untuk meningkatkan
kualitas. Informasi yang dikumpulkan dari proses evaluasi dapat meningkatkan
tingkat kinerja kegiatan yang sedang berlangsung, mengidentifikasi gangguan
yang terjadi sejak awal hingga evaluasi, dan menyadari apa yang perlu dilakukan
di masa depan agar terhindar dari masalah dan tetap produktif. Tujuan utama
evaluasi adalah:
a. Untuk menguji keakuratan kompetensi keterampilan seseorang yang telah
ditentukan. Untuk mengidentifikasi kesulitan yang dialami seseorang dalam
aktivitasnya sehingga dapat diberikan diagnosis dan kemungkinan pengajaran
perbaikan.
b. Untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode, media, dan
sumber daya lainnya dalam melaksanakan suatu kegiatan.
c. Sebagai masukan dan informasi penting bagi evaluator untuk memperbaiki
kekurangan yang ada, yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan di masa yang akan datang.
Ringkasnya, tujuan evaluasi adalah untuk meningkatkan kualitas suatu
kegiatan yang sedang berlangsung, mengidentifikasi masalah, dan memberikan
umpan balik untuk pengambilan keputusan di masa depan. Proses evaluasi
mempunyai beberapa tahapan, antara lain tahap pra program, program, dan pasca
program. Tujuan utama evaluasi adalah untuk menguji keakuratan kompetensi
keterampilan seseorang, mengidentifikasi kesulitan, menentukan tingkat efisiensi
dan efektivitas, dan memberikan umpan balik untuk pengambilan keputusan di
masa depan.
3. Jenis Evaluasi
Ada beberapa jenis evaluasi:
a. Berdasarkan tujuan: 1) Evaluasi diagnostik: bertujuan untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar dan menentukan faktor penyebabnya. 2) Evaluasi
penempatan : dilakukan dengan tujuan penempatan agar setiap peserta didik
yang mengikuti kegiatan pembelajaran pada kelas tertentu atau pada jenjang
pendidikan tertentu dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif
karena sesuai dengan bakat dan kemampuannya. 3) Evaluasi formatif:
bertujuan untuk memperoleh umpan balik terhadap upaya peningkatan mutu
pembelajaran dalam konteks proses pembelajaran. 4) Evaluasi sumatif:
dilakukan untuk mengetahui hasil dan kemajuan belajar siswa. 5) Evaluasi
hasil: diarahkan untuk mengkaji lebih lanjut hasil belajar siswa setelah terjun
ke masyarakat.
b. Berdasarkan sasaran: 1) Evaluasi konteks: bertujuan untuk mengukur konteks
program, termasuk alasan tujuan, latar belakang program, dan kebutuhan yang
muncul dalam perencanaan. 2) Evaluasi masukan: evaluasi terhadap masukan,
meliputi kepribadian, sikap, dan keyakinan. 3) Evaluasi transformasi: evaluasi
terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran, meliputi materi,
media, dan metode. 4) Evaluasi keluaran: evaluasi hasil belajar siswa.
c. Berdasarkan ruang lingkup kegiatan pembelajaran: Evaluasi program
pembelajaran: evaluasi yang mencakup tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, dan aspek lain dari program
pembelajaran.
d. Berdasarkan objek dan subjek penilaian: 1) Evaluasi masukan : evaluasi
terhadap kepribadian, sikap, dan keyakinan siswa. 2) Evaluasi transformasi:
evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran, meliputi
materi, media, dan metode. 3) Evaluasi keluaran: evaluasi hasil belajar siswa.
e. Berdasarkan subjek penilaian: 1) Evaluasi internal: evaluasi yang dilakukan
oleh pihak internal sekolah, seperti guru. 2) Evaluasi eksternal: evaluasi yang
dilakukan oleh pihak luar, seperti orang tua, masyarakat, lingkungan sekitar
sekolah, dan sebagainya.
f. Alat evaluasi Alat evaluasi umumnya disebut instrumen, dapat berupa tes,
angket, lembar observasi, dan sebagainya.
4. Langkah-langkah Evaluasi
Proses evaluasi mempunyai beberapa langkah-langkah, antara lain:
 Tahap pra-program: Pada tahap ini dilakukan penilaian sebelum program
dilaksanakan.
 Tahapan program: Pada tahap ini dilakukan evaluasi pada saat pelaksanaan
program.
 Tahap pasca program : Pada tahap ini evaluasi dilakukan setelah program
selesai.
5. Keberhasilan Program Evaluasi
kriteria untuk keberhasilan pelaksanaan program pelayanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah, apabila adanya perkembangan perubahan pada peserta didik
dengan menunjukkan perilaku sebagai berikut:
a) Mengetahui program BK yang dilaksanakan sekolahnya.
b) Mengetahui kemampuan dan kelemahan dirinya.
c) Memahami jenjang pendidikan dan prospek pendidikan yang sedang
ditempuhnya.
d) Meningkatnya prestasi akademik.
e) Mampu merencanakan masa depannya, baik yang berhubungan dengan
kelanjutan.
f) pendidikan mau pun dunia kerja yang sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.
g) Menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang dihadapi.

B. PELAPORAN
1. Pengertian Pelaporan
Kata laporan dalam Bahasa Indonesia merupakan arti dari kata report pada
Bahasa Inggris. Namun, kata report sendiri awalnya berasal dari dua kata Bahasa
Latin, yaitu kata re yang berarti sarat atau mundur dan kata portare yang memiliki
arti membawa atau menyampaikan. (A. T.Soegito, 2013)
Dalam menjalankan kegiatan suatu organisasi maupun perusahaan, laporan
tentu menjadi hal yang sangat penting. Sebab, laporan dapat menjadi salah satu
alat yang resmi untuk menyampaikan informasi secara sederhana dan objektif,
tentang semua masalah yang relevan.
Secara sederhana, laporan adalah bentuk penyampaian informasi yang berisi
fakta mengenai suatu hal, baik secara lisan maupun tulisan. Informasi yang
disampaikan melalui laporan juga bisa bermacam-macam isinya, tergantung
kebutuhan. Mulai dari informasi berita, keterangan, pemberitahuan, hingga
pertanggungjawaban. Laporan adalah suatu informasi yang isinya sesuai dengan
fakta yang terjadi, didukung dengan data-data yang lengkap, dan disusun secara
terorganisir.
2. Tujuan Pelaporan
Tujuan pelaporan bimbingan dan konseling adalah untuk memberikan
informasi tentang pelaksanaan program bimbingan dan konseling kepada pihak
yang berkepentingan, seperti koordinator konselor dan kepala sekolah. Pelaporan
juga berfungsi untuk memperoleh balikan mengenai hasil kerja konselor,
mempertimbangkan penggunaan metode dalam layanan bimbingan dan konseling,
dan mengenal kebutuhan peserta didik yang belum terealisasi (Sugiyono, 2019).
Selain itu, pelaporan juga dapat mengurangi cara kerja yang sifatnya rutinitas dan
menemukan inovasi layanan bimbingan dan konseling. Tujuan umum evaluasi
bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling, serta memberikan umpan balik kepada guru
pembimbing (konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program
bimbingan dan konseling.
Aspek yang perlu dievaluasi dalam program bimbingan dan konseling antara
lain kesesuaian antara program dan pelaksanaan, keterlaksanaan program,
hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program, dampak dari kegiatan
bimbingan konseling, respon yang terjadi, dan personil yang terlibat. Ada
berbagai macam metode yang digunakan dalam pelaporan penilaian program
bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk memudahkan konselor dalam
melaporkan kegiatan/layanan yang telah dilakukan dalam program bimbingan dan
konseling kepada koordinator konselor dan kepada kepala sekolah.
3. Langkah-langkah Penyusunan Pelaporan
a. Tahap persiapan : Pada tahap ini guru bimbingan dan konseling atau
konselor harus mengidentifikasi berbagai aspek yang berkaitan dengan
kegiatan pelaporan. Beberapa aspek tersebut antara lain latar belakang
kegiatan pelaporan, layanan yang akan dilaporkan, sumber data yang
dibutuhkan, tujuan yang diharapkan, dan batas waktu penyampaian
laporan.
b. Pengumpulan dan Penyajian Data : Langkah selanjutnya dalam
penyusunan laporan bimbingan dan konseling adalah mengumpulkan dan
menyajikan data. Data yang dibutuhkan adalah informasi mengenai
pelaksanaan dan pencapaian tujuan program, serta kendala-kendala yang
dihadapi selama program berlangsung. Setelah data dikumpulkan, data
tersebut harus diidentifikasi atau dikelompokkan, dan hasil identifikasi
atau pengelompokan tersebut harus diuraikan dalam laporan.
c. Penulisan laporan : Laporan harus ditulis secara sistematis dan runtut.
Minimal, laporan harus dibagi menjadi tiga bagian utama: pendahuluan,
pelaksanaan, dan kesimpulan. Pendahuluan harus memuat latar belakang
dan tujuan laporan. Bagian pelaksanaan harus menguraikan pelaksanaan
program penyuluhan dan bimbingan, termasuk layanan yang diberikan,
analisis keberhasilan program, dan kendala yang dihadapi. Kesimpulannya
harus merangkum keberhasilan program secara keseluruhan dan
memberikan rekomendasi perbaikan.
d. Penyerahan laporan : Setelah laporan dibuat, laporan tersebut diserahkan
kepada kepala sekolah untuk disetujui.
Penting untuk dicatat bahwa langkah-langkah ini dapat bervariasi tergantung pada
persyaratan spesifik sekolah atau institusi.
4. Sistrmatika Laporan
1. Pendahuluan: -Latar belakang –Tujuan -Ruang lingkup
2. identifikasi masalah: -Identifikasi masalah yang dihadapi -Analisis
penyebab masalah
3. Rencana tindakan: -Rencana tindakan yang akan dilakukan -Strategi
pelaksanaan tindakan
4. Tindakan tindakan: -Implementasi tindakan yang telah dilakukan -Hasil
yang telah dicapai
5. Evaluasi: -Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan -Analisis hasil
evaluasi
6. Penutup: -Kesimpulan -Saran
Sistematika laporan bimbingan dan konseling yang baik dapat membantu konselor
dalam memadukan dan menyediakan program bimbingan dan konseling yang
telah dilaksanakan serta memberikan informasi yang berguna bagi pengambil
keputusan dalam meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling di masa
yang akan datang.

C. TINDAK LANJUT
1. Pengertian Tindak Lanjut
Tidak lanjut bimbingan dan konseling Merujuk pada tindakan yang dilakukan
setelah evaluasi program bimbingan dan konseling dilakukan. Evaluasi program
bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Setelah evaluasi
dilakukan, langkah selanjutnya adalah menyusun pelaporan untuk mendapatkan
data dan informasi yang valid kepada seluruh pihak yang terlibat tentang
keberhasilan dan kekurangan dari program BK yang telah dilakukan. Setelah itu
dilakukan tindak lanjut dari program bimbingan dan konseling yang berupa respon
cepat terhadap refleksi yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor atas permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi selama proses
pemberian layanan. (Akhmad, 2008)
2. Tujuan Tindak Lanjut
Tujuan tidak lanjut bimbingan dan konseling adalah untuk memperbaiki hal-
hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dalam program
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Tindak lanjut pelaporan hasil
program BK merupakan kegiatan untuk menindaklanjuti hasil yang didapatkan
dari kegiatan evaluasi dan penilaian terhadap pelaksanaan program bimbingan dan
konseling. Oleh karena itu, tujuan tidak lanjut bimbingan dan konseling adalah
untuk memperbaiki program bimbingan dan konseling yang kurang berhasil dan
meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling yang lebih baik.
3. Langkah-langkah Tindak Lanjut
 Evaluasi: Melakukan evaluasi terhadap program bimbingan dan konseling
yang telah dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan
ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan.
 Pelaporan: Menyusun laporan evaluasi yang berisi hasil evaluasi program
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Laporan ini digunakan
untuk memberikan umpan balik kepada guru bimbingan dan konseling
atau konselor untuk memperbaiki atau mengembangkan program
pelayanan selanjutnya.
 Tindak Lanjut: Kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti hasil
pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Tindak lanjut ini
merupakan respon cepat terhadap refleksi yang dilakukan oleh guru
bimbingan dan konseling atau konselor atas permasalahan-permasalahan
yang teridentifikasi selama proses pemberian layanan.
 Penyusunan rencana tindak lanjut: Setelah hasil evaluasi dan pelaporan
diperoleh, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana tindak lanjut
yang berisi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk memperbaiki
atau mengembangkan program pelayanan selanjutnya.
 Pelaksanaan tindak lanjut: Melakukan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan dalam rencana tindak lanjut.
 Monitoring dan evaluasi ulang: Melakukan monitoring dan evaluasi ulang
terhadap program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui apakah program telah berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan atau belum. Jika belum, maka perlu dilakukan perbaikan atau
pengembangan program pelayanan selanjutnya. (Willis, 2004)

DAFTAR PUSTAKA

A. T.Soegito. (2013). Pergeseran Paradigmatik Manajemen Pendidikan. Semarang: FIS UNNES.

Akhmad, S. (2008). Pengertian, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Curtis, & B, J. F. (1996). komunikasi bisnis dan profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2019). Metodelogi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Willis, S. (2004). Konseling Individual, Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai