Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan
pemberdayaan sekolah dalam mengelola institusinya, telah dilakukan
Depdiknas. Baik sebelum otonomi daerah maupun sesudah otonomi daerah.
Pada era otonomi daerah muncul program pemberdayaan sekolah melalui
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS akan terlaksana apabila didukung
oleh sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan, integritas dan
kemauan yang tinggi. Salah satu unsur SDM dimaksud adalah guru, di mana
guru merupakan faktor kunci keberhasilan peningkatan mutu pendidikan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional khususnya pendidikan dasar dan menengah pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan
kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun
berbagai indikator mewujudkan bahwa, mutu pendidikan masih belum
meningkat secara signifikan. Sebagian kecil saja sekolah menunjukkan
peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian
besar lainnya masih memprihatinkan.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan mutu pendidikan,
perlu adanya kegiatan monitoring dan evaluasi dalam suatu satuan
pendidikan. Dengan adanya kegiatan monitoring ini, akan diketahui hambatan
apa saja yang dihadapi oleh satuan pendidikan dalam melaksanakan program
pendidikannya. Dan dengan adanya kegiatan evaluasi yaitu untuk melakukan
diagnosa dan mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat keberhasilan suatu mutu pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah
yang akan kami bahas dalam makalah ini antara lain yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi?
2. Apa tujuan dari monitoring dan evaluasi?
3. Apa saja aspek yang dimonitoring dan dievaluasi?
4. Bagaimana pelaksanaan monitoring dan evaluasi?
5. Siapa saja pihak yang terlibat dalam pelaksanaan monitoring dan
evaluasi?
6. Bagaimana rancangan kegiatan monitoring dan evaluasi?
7. Bagaimana cara monitoring dan evaluasi itu dilaksanakan?
8. Bagaimana tindak lanjut dari kegiatan monitoring dan evaluasi?
9. Bagaimana cara menyusun laporan monitoring dan evaluasi?
10. Bagaimana pengiriman laporan monitoring dan evaluasi?

C. Tujuan
Ada beberapa tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi.
2. Mengetahui apa saja tujuan dari monitoring dan evaluasi.
3. Mengetahui aspek-aspek yang dimonitoring dan dievaluasi.
4. Mengetahui pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
5. Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan monitoring dan
evaluasi.
6. Mengetahui rancangan monitoring dan evaluasi.
7. Mengetahui cara pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
8. Mengetahui tindak lanjut dari kegiatan monitoring dan evaluasi.
9. Mengetahui cara penyusunan laporan monitoring dan evaluasi.
10. Mengetahui pengiriman laporan monitoring dan evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN

MONITORING DAN EVALUASI

1. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring adalah kegiatan pamantauan pelaksanaan program
untuk mengetahui keterlaksanaan hambatan yang dihadapi dan
penyimpangan yang mungkin terjadi. Evaluasi adalah proses mendapatkan
informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan program sekolah yang
telah tercapai berdasarkan pertimbangan tertentu secara obyektif.
Monitoring dan evaluasi merupakan sistem dan bagian integral dari
pengelolaan pendidikan, karena dengan monitoring dan evaluasi kita dapat
mengukur tingkat kemajuan pendidikan, baik pada tingkat sekolah, dinas
pendidikan kabupaten/ kota, dinas pendidikan propinsi, maupun pusat.
Jadi, fokus monitoring adalah pemantauan pada pelaksanaan MBS, bukan
pada hasilnya. Tepatnya, fokus monitoring adalah pada komponen proses
MBS, baik menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan
kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan proses belajar
mengajar. Sedang evaluasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan
informasi tentang hasil MBS. Jadi, fokus evaluasi adalah pada hasil MBS.
Informasi hasil ini kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah
ditetapkan. Jika hasil sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, berarti
MBS efektif. Sebaliknya jika hasil tidak sesuai dengan sasaran yang telah
ditetapkan, maka MBS dianggap tidak efektif (gagal).
Oleh karena itu, sebaiknya setiap sekolah yang melaksanakan MBS
diharapkan memiliki data-data tentang prestasi siswa sebelum dan sesudah
MBS. Hal ini penting untuk dilakukan agar sekolah dengan mudah
membandingkan prestasi siswa sebelum dan sesudah MBS. Jika setelah
MBS ada peningkatan prestasi yang signifikan dibanding sebelum MBS,
maka hal ini dapat diduga bahwa MBS cukup berhasil. Hasil monitoring
dapat digunakan untuk memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan
pelaksanaan MBS. Sedang hasil evaluasi dapat memberikan informasi
yang dapat digunakan untuk memberi masukan terhadap keseluruhan
komponen MBS, baik pada konteks, input, proses, output, maupun
outcome nya. Masukan-masukan dari hasil monitoring dan evaluasi akan
digunakan untuk pengambilan keputusan.
Permendiknas 19 tahun 2007 mengamanatkan bahwa sekolah perlu
melakukan pengawasan dan evaluasi mencakup Program pengawasan,
Evaluasi diri, Evaluasi dan pengembangan KTSP, Evaluasi
pendayagunaan PTK, dan Akreditasi. Praktek-praktek pengawasan dan
evaluasi MBS juga perlu dirumuskan dalam bentuk prosedur baku praktek
terbaik pengawasan dan evaluasi. Semua kegiatan MBS perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi untuk melihat keterlaksanaan dan keberhasilan
setiap kegiatan tersebut. Karena itu diperlukan pengembangan perangkat-
perangkat untuk melakukan monitoring dan evaluasi tersebut.
Aspek –aspek yang dilakukan dalam monitoring adalah aspek-
aspek yang dikembangkan dan dijalankan dalam RPS.Dalam pelaksanaan
nantinya,sekurangnya satu kali dalam satu tahun monitoring dilakukan
oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan kabupaten /kota.Prinsipnya, makin
sering dilakukan (oleh daerah),makin memberikan dampak positif bagi
sekolah.

2. TUJUAN MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dimaksudkan sebagai bahan masukan perbaikan program yang
sedang berlangsung. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui
keberhasilan program sekolah sebagai bahan pengembilan kebijakan
selanjutnya. Monitoring dan evaluasi MBS bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Selain itu
juga digunkaan untuk:
a. Mengetahui tingkat keterlaksanaan progam
b. Mengetahui keberhasilan progam
c. Sebagai bahan dalam perencanaan penyelanggaraan sekolah potensial
tahun berikutnya
d. Memberikan penilaian tentang kelayakn dilanjutkannya penerima dana
bantuan pembinaan
e. Secara umum, melakukan pembinaan bagi sekolah potensial agar pada
tahun berikutnya diperoleh hasil yang lebih baik/meningkat secara
signifikan.

3. ASPEK-ASPEK YANG DIMONITORING DAN EVALUASI


a. Konteks, Input, Proses, Output, dan Outcome
Komponen yang perlu dimonotoring dan dievaluasi meliputi konteks,
input, proses, output, dan outcome. Komponen input adalah sesuatu
yang harus tersedia dan siap untuk membantu keterlaksanaan proses.
1) Konteks adalah eksternalitas sekolah berupa demand and
support(permintaan dan dukungan) yang berpengaruh pada input
sekolah. Dalam istilah lain, konteks sama artinya dengan istilah
kebutuhan. Dengan demikian, evaluasi konteks berarti evaluasi
tentang kebutuhan. Alat yang tepat untuk melakukan evaluasi
konteks adalah penilaian kebutuhan (needs assessment).
2) Input adalah segala “sesuatu” yang harus tersedia dan siap karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses.Secara garis besar, input
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu harapan, sumberdaya,
dan input manajemen. Harapan-harapan terdiri dari visi, misi,
tujuan, sasaran. Sumberdaya dibagi menjadi dua yaitu
sumberdaya manusia dan sumberdaya selebihnya (uang,
peralatan, perlengkapan, bahan). Input manajemen terdiri dari
tugas, rencana, program, regulasi (ketentuan-ketentuan, limitasi,
prosedur kerja, dan sebagainya), dan pengendalian atau tindakan
turun tangan. Esensi evaluasi pada input adalah untuk
mendapatkan informasi tentang “ketersediaan dan kesiapan” input
sebagai prasyarat untuk berlangsungnya proses.
Komponen masukan (input) meliputi:
a) Kurikulum
b) Anak didik
c) Ketenagaan
d) Sarana prasarana
e) Organisasi
f) Pembiayaan
g) Manajemen sekolah
h) Peran serta masyarakat
3) Proses adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain.
Dalam MBS sebagai sistem, proses terdiri dari: proses pengambilan
keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan
program, proses belajar mengajar, proses evaluasi sekolah, dan
proses akuntabilitas. Dengan demikian, fokus evaluasi pada proses
adalah pemantauan (monitoring) implementasi MBS, sehingga
dapat ditemukan informasi tentang konsistensi atau inkonsistensi
antara rancangan/disain MBS semula dengan proses implementasi
yang sebenarnya. Dengan didapatkan informasi inkonsistensi
tersebut, segera dapat dilakukan koreksi/pelurusan terhadap
pelaksanaan.
Komponen proses adalah suatu perubahan dari suatu perubahan
dari sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Komponen proses meliputi:
a) Proses manajerial
b) Proses belajar mengajar
4) Output adalah hasil nyata dari pelaksanaan MBS. Hasil nyata yang
dimaksud dapat berupa prestasi akademik (academic achievement),
misalnya, nilai NUN, dan peringkat lomba karya tulis, maupun
prestasi non-akademik (non-academic achievement), misalnya,
IMTAQ, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi olahraga, kesenian, dan
kerajinan. Fokus evaluasi pada output adalah mengevaluasi
sejauhmana sasaran (immediate objectives) yang diharapkan (kualitas,
kuantitas, waktu) telah dicapai oleh MBS. Dengan kata lain,
sejauhmana “hasil nyata sesaat” sesuai dengan “hasil/sasaran yang
diharapkan”. Tentunya makin besar kesesuaiannya, makin besar pula
kesuksesan MBS.
Komponen keluaran (output) adalah hasil nyata dari pelaksanaan
program sekolah, yang merupakan program jangka pendek. Hasil
nyata dapat berupa:
a) Prestasi akademik, misalnya NIM, rapor, hasil ujian nasional, dan
lomba-lomba mata pelajaran
b) Prestasi nonakademik, misalnya prestasi olah raga, prestasi
keterampilan, dan kesenian
5) Outcome adalah hasil MBS jangka panjang, yang berbeda dengan
output yang hanya mengukur hasil MBS sesaat/jangka pendek. Karena
itu, fokus evaluasi outcome adalah pada dampak MBS jangka
panjang, baik dampak individual (siswa), institusional (sekolah), dan
sosial (masyarakat). Untuk melakukan evaluasi ini, pada umumnya
digunakan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis).ME
dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan konteks, input,
proses, output, dan outcome pada waktu sebelum dan sesudah
melaksanakan MBS. Selain memonitor dan mengevaluasi komponen-
komponen konteks, input, proses, output, dan outcome sekolah, yang
tidak kalah penting untuk dimonitor dan dievaluasi adalah
pelaksanaan prinsip-prinsip MBS yang baik (tata pengelolaan yang
baik), seperti disebut sebelumnya yaitu meliputi: partisipasi,
transparansi, tanggungjawab, akuntabilitas, wawasan ke depan,
penegakan hukum, keadilan, demokrasi, prediktif, kepekaan,
profesionalisme, efektivitas dan efisiensi, dan kepastian jaminan
hukum. Setiap tata pengelolaan harus dievaluasi apakah sebelum dan
sesudah MBS ada perubahan tata pengelolaan sekolah.Berikut adalah
visualisasi ME pada saat sebelum dan pada saat sesudah
melaksanakan MBS.
Komponen hasil (outcome) adalah hasil prigram sekolah jangka
panjang yang menitikberatkan pada dampak pelaksanaan program
baik terhadp individu maupun sosial (pendidikan lanjut,
pengembangan karir, kesempatanj untuk berkembang, dan lain
sebagainya)

PRA & PASCA MPMBS ? MBS

SEBELUM SESUDAH

? ?
Konteks

Input

Proses

Output

Outcome

b. Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan


Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS)
Selain Konteks, input, proses, output, dan outcome evaluasi
dan minitoring MBS dilihat dari program MBS lain seperti Rencana
Kerja Sekolah, Rencana Kerja Tahunan. Karena untuk
mengembangkan program Manajemen Berbasis Sekolah tersebut,
Kementerian Pendidikan Nasional bekerja sama dengan lembaga-
lembaga lain, diantaranya kerjasama bilateral antara Pemerintah
Republik Indonesia dengan United States Agency for International
Development (USAID) melalui Program Decentralized Basic
Education: Management and Governance (DBE1).
DBE1 telah menerapkan program MBS yang meliputi Rencana
Kerja Sekolah, Rencana Kerja Tahunan, Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah, Penguatan Komite Sekolah, Sistem Database
Sekolah, dan Kepemimpinan Kepala Satuan Pendidikan di 7 Provinsi
50 Kabupaten/Kota dengan melibatkan 1.272 SD/MI. Berdasarkan
hasil evaluasi ternyata program DBE1 bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas manajemen dan tata layanan sekolah. Atas
dasar itulah kami mendorong para pemangku bidang pendidikan di
tingkat provinsi, kabupaten/kota, gugus, dan sekolah dapat
memanfaatkan pedoman/panduan/modul tersebut guna meningkatkan
mutu pendidikan dasar di sekolah dasar.

1) Alur Proses Pelaksanaan, Monitoring, Evaluasi, dan


Pemutakhiran RKS/M/RKT/RKAS

Monitoring 1

Update Pertengahan semester


I
RKAS

Monitoring 2

Akhir semester I

RKS/ M

Monitoring 3

Pertengahan

Evaluas
i

(RKS/M, RKT, RKAS/M dalam Kerangka Siklus Proyek )


Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) adalah
rencana jangka menengah (empat tahun) dalam pengembangan
sekolah/ madrasah. Dokumen RKS/M ini memuat tujuan yang
ingin dicapai pada periode empat tahun tersebut, berikut program-
program yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah
(RKAS/M) adalah daftar kegiatan, rencana anggaran, sumber
anggaran, dan rencana pembelanjaan yang akan dipakai oleh
sekolah/madrasah yang bersangkutan untuk menjalankan
program-program pada tahun yang berlaku. RKAS/M disusun
berdasarkan program-program yang direncanakan oleh
sekolah/madrasah Bukan Berdasarkan Anggaran Yang Tersedia.
Berdasarkan RKAS/M tersebut sekolah/madrasah bisa menjamin
ketersediaan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan
program-programnya.
Tiga bulan setelah RKS/M selesai disusun dan mulai
dilaksanakan, maka perlu adanya pemantauan (monitoring).
Dewan Pendidik bersama-sama dengan Komite
Sekolah/Madrasah melakukan pemantauan terhadap
perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan yang ada di
RKS/M serta pencapaiannya. Kemajuan pencapaian, serta
kendala-kendala yang dihadapi dijadikan sebagai bahan untuk
memperbaiki cara kerja, sehingga pelaksanaan program dan
kegiatan bisa dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.
Monitoring sebaiknya dilakukan tiga bulan sekali. Waktu yang
disarankan untuk melakukan monitoring adalah pada pertengahan
semester dan akhir semester 1 (Bulan September, Desember dan
Maret).
2) Langkah-langkah Monitoring:
a) Bentuk tim monitoring yang terdiri dari kepala
sekolah/madrasah, guru dan komite sekolah/ madrasah
(sebaiknya penanggung jawab program juga menjadi salah
satu anggota tim monitoring)
b) Pakailah lembar monitoring di bawah ini untuk membantu tim
dalam menilai sejauh mana program/ kegiatan-kegiatan telah
dilaksanakan.
c) Diskusikan pertanyaan-pertanyaan pada lembar monitoring
tersebut untuk menentukan langkah-langkah yang harus
diambil sehingga pelaksanaan program/kegiatan ke depan bisa
lebih lancar.

3) Lembar Monitoring Program

Sasaran :1
:2
:3
Nama Program :
Penanggungjawab :
Total Anggrana :
Waktu Pelaksanaan Program :
Tanggal Monitoring :
Pemonitor :

Sumber Jumlah yang Jumlah Hasil: Komentar/


Pendanaan Diharapkan yang Surplus Hasil
didapatkan atau Monitoring
Minus
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3

Apakah dana yang diperileh mencukupi untuk melaksanakan


semua kegiatan?
Juka dana kurang, adakah upaya lain untuk menganggulanginya?
Misalnya: mencari dana tambahan, mengubah kegiatan, dan
sebagainya?

Kegiatan Berapa Persen Komentar


Terlaksana?
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Kegiatan 3

Apakah perkembangan pelaksanaan program masih mendukung


pencapaian sasaran?
Jika tidak, mengapa? Apa yang menjadi kendala utama sehingga
indikator keberhasilan tidak tercapai?
Apa langkah selanjutnya?

4. PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI


Pelaksanaan merupakan tahap terpenting dari seluruh kegiatan monitoring
dan evalusi sekolah, karena sebaik apapun rancangan evaluasi jika
pelaksanaannya tidak dilakukan secar profesional maka hasilnya tidak
akan memuaskan. Monitoring dilaksanakan secara berkesinambungan
selama pelaksanaan program, misalnya setiap tahun atau setiap semester.
Sedangkan evaluasi biasanya dilakukan setelah program dilaksanakan
secara tuntas.
5. PIHAK-PIHAK YANG MELAKSANAKAN MONITORING DAN
EVALUASI
a. Internal
1) Sekolah itu sendiri (kepala sekolah dan guru)
2) Komite sekolah atau pern serta masyarakat
b. Eksternal
1) Dinas atau instansi terkait
2) Kelompok profesional yang bergerak dibidang masyarakat

6. RANCANGAN MONITORING DAN EVALUASI


Agar monitoring dan evaluasi MBS benar-benar dapat dilaksanakan
dengan baik, maka harus dibuat rancangan (desain) yang matang sebagai
pemandu pelaksnaan evaluasi MBS. Rancangan monitoring dan evaluasi
meliputi:
a. Indikator setiap komponen
b. instrumen
c. petunjuk pemulaian
d. sumber data
e. metode pengumpulan data
f. metode analisis data
g. jadwal
h. pelasanaaan monitoring dan evaluasi

7. CARA PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI


Ada dua jenis monitoring dan evaluasi sekolah, yaitu evaluasi eksternal
dan internal.
a. Internal
yaitu monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh sekolah sendiri.
Pada umumnya, pelaksana monitoring dan evaluasi internal adalah
warga sekolah sendiri yaitu kepala sekolah, guru, siswa, orangtua
siswa, guru bimbingan dan penyuluhan, dan warga sekolah lainnya.
Tujuan utama monitoring dan evaluasi internal sekolah adalah untuk
mengetahui tingkat kemajuan dirinya sendiri (sekolah) sehubungan
dengan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
1) Mendiskusikan pihak terkait (orang tua, masyarakat) tentang
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam monitoring dan
evaluasi
2) Merumuskan tujuan monitoring dan evaluasi
3) Membuat kisi-kisi monitoring dan evaluasi
4) Merumuskan kriteria keberhasilan
5) Mengembangkan alat ukur yang sesuai dengan tujuan dan
indikator
6) Melakukan pengumpulan data secara periodik
7) Menganalisis data sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan
8) Menginterpretasikan data berdasarkan standar atau kriteria yang
ditetapkan
9) Mengambangkan usulan yang perlu diterpakan atau dilaksanakan
lebih lanjut
b. Eksternal
yaitu monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak eksternal
sekolah, miasalnya Dinas Pendidikan, Pengawas, dan Perguruan tinggi,
atau gabungan dari ketiganya. Hasil monitoring dan evaluasi eksternal
dapat digunakan untuk: rewards system terhadap individu sekolah,
meningkatkan iklim kompetisi antar sekolah, kepentingan akuntabilitas
publik, memperbaiki sistem yang ada secara keseluruhan, dan membantu
sekolah dalam mengembangkan dirinya.

Monitoring dan evaluasi disesuaikan dengan permasalahan dan


kebutuhan penyelenggaraan
8. TINDAK LANJUT MONITORING DAN EVALUASI
Hasil moniroting dan evaluasi perlu diinformasikan ke pihak yang
berkepentingan dengan sekolah dan selanjutnya digunakan untuk
penyempurnaan progaram

Monitoring
dan Evaluasi

Rencana Pelaksanaan
Program Program

Hasil Monitoring
dan Evaluasi

Umpa
n
Balik

9. CARA MENYUSUN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI


Penyusunan suatu laporan merupakan kegiatan yang perlu dilakukan
berkaitan dengan kegiatan monitoring dan atau evaluasi. Hasilnya perlu
dikomunikasikan dengan pihak yang berkepentingan. Tujuannya antara
lain untuk perbaikan program, pertanggungjawaban, pembuktian,
penyelisikan, pendokumentasian, peolehan dukungan, dan promosi pada
masyarakat. Bantuk laporan (outline) tergantung peran atau keperluan,
obyek, atau konteks yang dievaluasi. Contoh umum bentuk laporan
tersebut sebagai berikut:
a. Laporan Lengkap (Teknis), yaitu laporan yang secara lengkap berisi
tentang palaksanaan program beserta hasilnya. Adapun isi laporan
lengkap dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Latar belakang
b) Ruang lingkup
c) Gambaran umum sekolah
d) Program-program sekolah
2) Hasil
a) Keterlaksanaan program
b) Perkembangan aspek-aspek monitoring dan evaluasi
(1) Input
(a) Kurikulum
(b) Anak didik
(c) Ketenagaan
(d) Sarana prasarana
(e) Organisasi
(f) Pembiayaan
(g) Manajemen sekolah
(h) Peran serta masyarakat
(2) Proses
(a) Proses manajerial
(b) Proses belajar mengajar
(3) Output
(1) Prestasi akademik (hasil ujian, rapor, dan lomba-lomba
mata pelajaran)
(2) Prestasi nonakademik (prestasi olah raga dan kesenian)
b. Ringkasan
Laporan ringkasan diperuntukkan bagi pihak yang berkepentingan.
Laporan ringkas dapat berupa laporan tersendiri atau bagian dari
laporan lengkap. Laporan ringkas berisi informasi singkat tentang
tujuan, prosedur, temuan-temuan, pertimbangan-pertimbangan, dan
usulan-usulan (rekomendasi).
c. Laporan keuangan
Memuat penggunaan uang dan pertanggungjawabannya.

Contoh bagan alir monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan kurikulum

Proses Penanggung Pemantauan


Jawab / Aturan
Dilakukan Tidak
Pihak Terkait

Permendikna
s 22 th 2006 Permendiknas

22/2006

 Kepala Panduan
Penyusunan
Sekolah Pengembangan
Draf KTSP
 Waka. KTSP oleh
Kurikulum BNSP
 Ketua
Program
Keahlian
 Guru
 Waka. Panduan
Kurikulum Pengembanngan
Penyusunan
 Ketua KTSP oleh
Dokumen BNSP
Program
Silabus
Keahlian
 Guru
Revisi

 Waka. Permendiknas Digunakan perangkat


Kurikulum evaluasi *)
22/2006
Validasi  Ketua
Program Panduan
Keahlian Pengembanngan
 Guru KTSP oleh
BNSP
 Waka.
Kurikulum
Pengesahan
dokumen
 Ketua
Kurikulum Program
Keahlian
 Dinas
pendidikan
 Komite
sekolah

KTSP

sah digunakan

*) Perangkat evaluasi yang digunakan adalah menilai kesesuaian dokumen


mencakup kesesuaian komponen kurikulum, struktur program, mata
pelajaran, SKKD.

10. PENGIRIMAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI


Sistem pelaporan harus bersifat transparan, akuntabel dan
komunikatif. Transparan artinya laporan harus memuat hal-hal yang
memang harus dilaporkan/sesuai data yang ada bukan hasil rekayasa.
Akuntabel, artinya bentuk dan isi laporan harus dapat dipertanggung-
jawabkan. Komunikatif artinya laporan tersebut dapat dicermati dan bisa
dipahami dengan mudah oleh berbagai pihak yang dituju.
Mengapa komite sekolah/madrasah dan dewan pendidik perlu
melaporkan kondisi sekolahnya kepada komunitas sekolah? Bukankah
laporan kepada Dinas Pendidikan sudah mencukupi? Dalam MBS,
tanggung-jawab penyelenggaraan sekolah/madrasah bukan hanya ada di
pundak pemerintah, tetapi juga tanggung-jawab orang tua peserta didik
dan masyarakat, sehingga sekolah/ madrasah perlu menyampaikan laporan
itu kepada masyarakat, khususnya orang tua peserta didik.
Pelaksanaan RKS/M tersebut meliputi berbagai hal, antara lain
program, kegiatan dan berbagai prestasi sekolah/madrasah dan peserta
didik. Ada sekolah/ madrasah yang RKS/M-nya sudah bisa dilaksanakan
tetapi ada juga yang belum. Laporan sederhana diharapkan dapat
menginformasikan kondisi sekolah/ madrasah terkini dan pelaksanaan
RKS/M. Melalui laporan sederhana ini akan membantu orang tua peserta
didik dan masyarakat lebih memahami kondisi sekolah/ madrasah dan
membantu sekolah/madrasah untuk memperbaiki kinerjanya.
Untuk membuat laporan sederhana tersebut, lihatlah pedoman
School Report Card berikut.

Laporan merupakan suatu kegiatan yang perlu dilakukan


mengingat sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan. Adapun
pihak-pihak yang perlu mengetahui perkembangan sekolah antara lain
Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, Dinas Kecamatan, Komite Sekolah/
Badan Peran Serta Masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas. Dinas
Pendidikan Propinsi dan Depdiknas Pusat dapat melakukan koordinasi dan
tugas-tugas perbantuan pada Kabupaten atau Kota dan sekolah sehingga
dapt mengetahui penyelenggaraan pendidikan di daerah dalam kerangka
pendidikan nasional.
CONTOH MONITORING IMPLEMENTASI MBS
CONTOH INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI MBS
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Monitoring merupakan kegiatan pamantauan pelaksanaan program
untuk mengetahui keterlaksanaan hambatan yang dihadapi. Sedangkan
evaluasi merupakan proses mendapatkan informasi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan program sekolah yang telah tercapai. Jadi monitoring dan
evaluasi merupakan sistem dan bagian integral dari pengelolaan pendidikan,
karena dengan monitoring dan evaluasi kita dapat mengukur tingkat
kemajuan pendidikan, baik pada tingkat sekolah, dinas pendidikan kabupaten/
kota, dinas pendidikan propinsi, maupun pusat.
Monitoring dimaksudkan sebagai bahan masukan perbaikan program
yang sedang berlangsung. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui
keberhasilan program sekolah sebagai bahan pengembilan kebijakan
selanjutnya. Monitoring dan evaluasi MBS bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Aspek-aspek yang dimonitoring dan dievaluasi antara lain konteks
berupa eksternalitas sekolah yang meliputi permintaan dan dukungan; input
meliputi segala sesuatu yang tersedia dalam proses pendidikan seperti
kurikulum, anak didik, ketenagaan, sarana dan prasarana, organisasi,
pembiyaan, manajemen sekolah, dan peran serta masyarakat; proses yang
terfokus pada pemantauan (monitoring) implementasi MBS; output yaitu
hasil nyata dari pelaksanaan MBS seperti prestasi akademik dan non-
akademik; outcome yaitu hasil/dampak MBS jangka panjang, baik dampak
individual (siswa), institusional (sekolah), dan sosial (masyarakat). Selain
kelima aspek di atas ada dua aspek lain yang dimonnitoring dan dievaluasi
yaitu Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT).
Monitoring dilaksanakan secara berkesinambungan selama pelaksanaan
program, sedangkan evaluasi dilaksanakan setelah program dilaksanakan
secara tuntas. Dan pihak-pihak yang melaksanakan monitoring dan evaluasi
yaitu pihak sekolah itu sendiri, komite sekolah atau peran serta masyarakat,
dinas atau instansi terkait, dan kelompok profesional yang bergerak di bidang
masyarakat.
Rancangan monitoring dan evaluasi meliputi indikator setiap
komponen, instrumen, petunjuk pemulaian, sumber data, metode
pengumpulan data, metode analisis data, jadwal, serta pelaksanaan
monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi disesuaikan
dengan permasalahan dan kebutuhan penyelenggaraan.
Cara pelaksanaan monitoring dan evaluasi ada dua, yang pertama
secara internal dan yang kedua secara eksternal. Secara internal dilakukan
oleh warga sekolah itu sendiri. Dan secara eksternal dilakukan oleh pihak luar
sekolah seperti Dinas Pendidikan, Pengawas, dan Perguruan Tinggi.
Hasil monitoring dan evaluasi perlu diinformasikan ke pihak yang
berkepentingan dengan sekolah dan selanjutnya digunakan untuk
penyempurnaan program.
Penyusunan suatu laporan ada tiga, yaitu laporan lengkap, laporan
ringkasan, dan laporan keuangan. Sistem pelaporan harus bersifat transparan
artinya laporan harus memuat hal-hal yang memang harus dilaporkan/sesuai
data yang ada bukan hasil rekayasa. Akuntabel, artinya bentuk dan isi laporan
harus dapat dipertanggung-jawabkan. Komunikatif artinya laporan tersebut
dapat dicermati dan bisa dipahami dengan mudah oleh berbagai pihak yang
dituju.

B. Saran
Sebaiknya setiap sekolah yang melaksanakan MBS melakukan
monitoring dan evaluasi agar mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
MBS. Dan sekolah yang menerapkan MBS diharapkan memiliki data-data
tentang prestasi siswa sebelum dan sesudah MBS agar sekolah dengan mudah
membandingkan prestasi siswa sebelum dan sesudah MBS. Jika ada
peningkatan prestasi setelah diterapkan MBS, maka hal ini dapat dikatakan
cukup berhasil.

Anda mungkin juga menyukai