Anda di halaman 1dari 33

A.

KONSEP MONITORING DAN EVALUASI


MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
1. Monitoring
Menurut Suzanne (Hafidzf, 2009) mengemukakan
bahwa monitoring adalah proses rutin pengumpulan
data dan pengukuran kemajuan atas objektif program
atau memantau perubahan yang fokus pada proses dan
keluaran. Monitoring melibatkan perhitungan atas apa
yang kita lakukan dan pengamatan akan kualitas dari
layanan yang kita berikan.
2. Evaluasi
Menurut Suzanne (Hafidzf, 2009) mengemukakan
bahwa evaluasi, (dala adalah suatu proses sistematik
untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.
Dalam bidang pendidikan, Ralpn Tyler (Afid, 2014)
mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan
sudah tercapai. Proses evaluasi bukan sekedar untuk
mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan
untuk membuat keputusan.
Evaluasi memerlukan desain studi atau penelitian,
dan terkadang membutuhkan kelompok kontrol atau
kelompok pembending. Evaluasi melibatkan
pengukuran seiring dengan berjalannya waktu.
a. Kaitan dan perbedaan monitoring dan evaluasi
Kaitan antara monitoring dan evaluasi
adalah, evaluasi memerlukan hasil dari monitoring
yang digunakan untuk kontribusi program.
Monitoring bersifat spesifik program, sedangkan
evaluasi tidak hanya dipengaruhi oleh program itu
sendiri, melainkan variabel-variabel dari luar.
Berikut adalah tabel yang memuat perbedaan
antara monitoring dan evaluasi:
Monitoring Evaluasi
Waktu Terus menerus Akhir setelah
program.
Apa yang Output dan Dampak jangka
diukur proses, tetapi panjang,
sering fokus ke kelangsungan.
input, kegiatan,
dan
kondusi/asumsi.
Siapa yang Umumnya orang Orang luar dan
terlibat dalam. dalam.
Sumber Sistem rutin, Dokumen
informasi survey kecil, internal dan
dokumen eksternal,
internal, dan laporan tugas
laporan. dan riset
evaluasi.
Pengguna Manajer dan staf. Manajer, staf,
donor, klien,
organisasi lain.
Penggunaan Koreksi minor Koreksi mayor
hasil program program,
(feedback) perubahan
kebijakan,
strategi, masa
mendatang,
termasuk
penghentian
program.

b. Monitoring dan evaluasi pengelolaan satuan


pendidikan

Monitoring dan evaluasi sekolah dapat


dilakukan dengan dua cara, yaitu internal dan
eksternal. Yang dimaksud dengan monitoring dan
evaluasi internal adalah yang dilakukan oleh sekolah
sendiri yaitu kepala sekolah, guru, siswa, orang tua
siswa, dan warga sekolah lainnya. Tujuan utamanya
adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan dirinya
sendiri (sekolah) sehubungan dengan sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan. Dengan cara ini
diharapkan sekolah memahami tingkat ketercapaian
sasaran, menemukan kendala-kendala yang dihadapi
dan catatan-catatan bagi penyusunan program
selanjutnya.
Sedangkan monitoring dan evaluasi eksternal
dapat dilakukan oleh pihak luar sekolah, misalnya,
pengawas, dinas pendidikan yang hasilnya dapat
digunakan untuk rewards system terhadap individu,
sekolah dalam rangka meningkatkan iklim
kompetisi sehat antar sekolah, kepentingan
akuntabilitas publik, bagi perbaikan sistem yang ada
keseluruhan dan membantu sekolah dalam
mengembangkan dirinya.
1) Pengawas Satuan Pendidikan

Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang


diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan pengawasan pendidikan di sekolah
dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan
dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada
satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan
menengah (Kepmendikbud RI Nomor
020/U/1998 tanggal 6 Pebruari 1998 tentang
petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional
pengawas sekolah dan angka kreditnya).

Pengawas mempunyai tugas, tanggung


jawab dan wewenang secara penuh untuk
melakukan pengawasan pendidikan di sekolah
dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan
dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada
satuan pendidikan tertentu dan sekaligus
berfungsi sebagai mitra guru dan kepala sekolah,
inovator, konselor, motivator, kolaborator, dan
asesor.

Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam


rangka pembinaan sekolah adalah dengan
melakukan pemantauan (monitoring) dan
penilaian (evaluasi).

Setiap pengawas satuan pendidikan baik


secara berkelompok maupun secara perorangan
wajib menyusun rencana program pengawasan.
Program pengawasan terdiri dari: program
pengawasan tahunan, program pengawasan
semester, rencana kepengawasan manajerial
(RKM), dan rencana kepengawasan akademik
(RKA).

Berikut adalah tabel tugas pengawas satuan


pendidikan (Herawati,2013):

Tugas Pengawasan Akademik

1. Monitoring 1. Proses dan hasil 1.


belajar siswa.
2. Penilaian hasil belajar.
3. Ketahanan 2.
Pembelajaran.
4. Standar Mutu hasil 3.
belajar siswa.
5. Pengembangan profesi
guru. 4.
6. Pengadaan dan
pemanfaatan sumber-
sumber belajar.
7. Penjaminan/standar 5.
mutu pendidikan.
8. Penerimaan siswa 6.
baru.
9. Rapat guru dan staf
sekolah.
10. Hubungan sekolah 7.
dengan masyarakat.
11. Pelaksanaan ujian 8.
sekolah.
12. Administrasi sekolah.

2.Supervisi 1. Kinerja guru. 1.


2. Pelaksanaan
kurikulum/mata
pelajaran.
3. Pelaksanaan
pembelajaran. 2.
4. Praktikum/ studi
lapangan.
5. Kegiatan 3.
ekstrakulikuler.
6. Penggunaan media, 4.
alat bantu.
7. Kemajuan belajar
siswa. 5.
8. Lingkungan belajar.
9. Kinerja sekolah,
kepala sekolah dan staf
sekolah.
10. Pelaksanaan
kurikulum sekolah.
11. Manajemen sekolah
12. Kegiatan antar 6.
sekolah binaan.
13. Kegiatan In Service
Training bagi kepala
sekolah, guru, dan staf 7.
lainnya.
14. Pelaksanaan kegiatan
inovasi sekolah.
15. Penyelengaraan
administrasi sekolah.

3.Evaluasi/Penilaian 1. Proses pembelajaran 1.


dan bimbingan.
2. Lingkungan belajar.
3. Sistem penilaian. 2.
4. Pelaksanaan inovasi
pembelajaran.
5. Kegiatan peningkatan 3.
profesi guru.
6. Peningkatan mutu 4.
SDM sekolah.
7. Penyelenggaraan
inovasi di sekolah. 5.
8. Akreditasi sekolah.
9. Pengadaan sumber
daya pendidikan.
10. Kemajuan
pendidikan.
4.Pembinaan/Pengem 1. Guru dalam 1.
bangan pengembangan media
dan alat bentu
pembelajaran.
2. Memberikan contoh 2.
inovasi pembelajaran.
3. Guru dalam
pembelajaran/bimbing
an yang efektif.
4. Guru dalam
meningkatkan 3.
kompetensi
profesional.
5. Guru dalam
melaksanakan
penilaian proses dan
hasil belajar.
6. Guru dalam 4.
melaksanakan
penelitian tindakan
kelas.
7. Guru dalam
meningkatkan 5.
kompetensi pribadi,
sosial dan paedagogi.
8. Kepala sekolah dalam
mengelola pendidikan.
9. Tim kerja dan staf 6.
sekolah dalam
meningkatkan kinerja
sekolah.
10. Komite sekolah dalam
meningatkan
partisipasi masyarakat 7.
dalam pendidikan.
11. Kepala sekolah dalam
melaksanakan inovasi
pendidikan.
12. Kepala sekolah dalam
meningkatkan
kemampuan
profesionalnya.
13. Staf sekolah dalam
melaksanakan tugas
administrasi sekolah.
14. Kepala sekolah dan
staf dalam
kesejahteraan sosial.
5. Pelaporan dan 1. Kinerja guru dalam 1.
tindak lanjut melaksanakan
pembelajaran.
2. Kemajuan belajar
siswa.
3. Pelaksanaan dan hasil 2.
inovasi pembelajaran.
4. Pelaksanaan tugas
kepengawasan
akademik. 3.
5. Tindak lanjut hasil
pengawasan untuk
program pengawasan
selanjutnya. 4.
6. Kinerja sekolah,
kinerja kepala, dan satf
sekolah.
7. Standar mutu
pendidikan dan 5.
pencapaiannya.
8. Pelaksanaan dan hasil
inovasi pendidikan.
9. Pelaksanaan tugas
kepengawasan
manajerial dan hasil-
hasilnya.
10. Tindak lanjut untuk
program pengawasan
selanjutnya.
2) Standar Pengelolaan
Adanya monitoring dan evaluasi dalam
mengelola sekolah diperlukan untuk membentuk
sekolah yang efektif, sehingga telah ditetapkan
suatu standar. Standar pengelolaan adalah standar
nasional pendidika yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaa, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Sehingga dalam hal
ini, pengelolaan satuan pendidikan akan menjadi
tanggung jawab kepada satuan pendidikan.
Berikut adalah standar monitoring dan
evaluasi yang harus dipenuhi dan dilaksanakan
oleh sekolah :
Aspek-aspek program pengawasan,
Evaluasi diri,
Evaluasi dan pengembangan,
Evaluasi pendayagunaan pendidik dan
tenaga kependidikan,
Serta akreditasi sekolah.

Pengelolaan satuan pendidikan dilaksnakan


berdasarkan standar pelayanan minimal dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS),
otonomi, akuntabel, jaminan mutu dan evaluasi
yang transparan.

Evaluasi, pengembangan dan penjaminan


mutu dalam penerapan prinsip-prinsip
manajemen berbasis sekolah menitik beratkan
pada kegiatan di bawah ini:

Menerapkan standar berbasis data,


Meningkatkan otonomi sekolah,
Meningktakan prinsip manajemen
peningkatan mutu.
Melaksanaka sistem penjaminan mutu,
Dan melakukan evaluasi berkelanjutan.
Untuk menciptakan pengelolaan
manajemen berbasis sekolah yang baik, tentu juga
harus memperhatikan proses pendidikan yang
dilakukan di sekolah. Dalam proses pengelolaan
pendidikan di sekolah juga harus memiliki
standar. Standar Nasional Pendidikan adalah
kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 1 (dalam afid,
2014).
3) Komponen sekolah yang harus dimonitoring
Setiap satuan pendidikan harus memiliki
pedoman yang harus selalu dimonitor yang
mengatur tentang:
Kurikulim tingkat satuan pendidikan dan
silabus.
Kalender pendidikan/akademik, yang
menunjukkan seluruh kategori aktivitas
satuan pendidikan selama satu tahun dan
dirinci secara semesteran, bulanan dan
mingguan,
Struktur organisasi satuan pendidikan,
Pembagian tugas di antara tenaga
kependidikan,
Peraturan akademik,
Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal
meliputi tata tertib pendidi, tenaga
kependidikan dan peserta didik, serta
penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana.
Kode etik hubungan antara sesama warga di
dalam lingkungan satuan pendidikan dan
hubungan antara warga satuan pendidikan
dengan masyarakat,
Serta biaya operasional satuan pendidikan.
a) Monitoring Rencana Kerja Tahunan
Setiap satuan pendidikan dikelola atas
dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana
kerja jangka menengah satuan pendidikan
yang memiliki masa 4 tahun, yaitu:
Kalender pendidikan/akademik yang
meliputi jadwal pembelajaran, ulangan,
ujian, kegiatan ekstrakulikuler, dan hari
libur.
Jadwal penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan untuk tahun
ajaran berikutnya.
Mata pelajaran atau mata kuliah yang
ditawarkan pada semester gasal, semester
genap, dan semester pendek bila ada.
Penugasan pendidik pada mata
pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan
lainnya.
Buku teks pelajaran yang dipakai
pada masing-masing mata pelajaran.
Jadwal penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana
pembelajaran.
Pengadaan, penggunaan, dan
persediaan minimal bahan habis pakai.
Program peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan yang meliputi
sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta,
dan peyelenggaraan program.
Jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat
konsultasi satuan pendidikan dengan
orang tua/wali peserta didik, dan rapat
satuan pendidikan dengan komite
sekolah/madrasah, untuk jenjang
pendidikan dasar dan menegah.
Jadwal rapat Dewan Dosen dan rapat
Senat Akademik untuk jenjang pendidikan
tinggi.
Rencana anggaran pendapatan dan
belanja satuan pendidikan untuk masa
kerja satu tahun.
Jadwal penyusunan laporan
akuntabilitas dan kinerja satuan
pendidikan untuk satu tahun terakhir.
b) Monitoring Program Sekolah
Selanjutnya adalah monitoring
program yang harus dilaksanakan sekolah,
antara lain :
Menyusun pedoman sekolah,
Menetapkan struktur organisasi
sekolah,
Melaksanakan kegiatan sekolah,
Melaksanakan pembinaan kesiswaan,
Melaksanakan kegiatan kurikulum
dan pembelajaran,
Mengelola pendidik dan tenaga
kependidikan,
Mengelola sarana dan prasarana.
Mengelola keuangan dan pembiyaan,
Mengelola budaya,
Mengelola lingkungan,
Mengelola kerja sama kemitraan,
Mengelola sistem informasi
manajemen sekolah
Komponen plus
Semua pedoman dan rencana kerja
tersebut menjadi tanggung jawab kepala
satuan pendidikan. Selain pengawas
sekolah, kepala sekolah disini memiliki
wewenang untuk selalu mengawasi
jalannya proses pengelolaan pendidikan di
sekolah. Untuk itu selain ada monitor
terhadap target kinerja pengawas juga
harus ada monitor terhadap indikator
target kinerja sekolah untuk meningkatkan
mutu standar pengelolaan dengan
indikator operasional sebagai berikut:
1) Indikator target kinerja pengawas:
Melaksanakan tugas sesuai jadwal
pelaksanaan tugas dengan jadwal
yang disepakati bersama dengan
sekolah,
Memiliki bukti kehadiran,
Mendaftarkan data profil penerapan
standar pengelolaan sekolah binaan
melalui pengisian instrumen
penjaminan mutu kinerja,
Mengelola sistem informasi kinerja
pembinaan, dan melaporkan hasil
supervisi kepada Kepala Dinas
Pendidikan.
2) Indikator target kinerja sekolah
Melalui kegiatan supervisi, sekolah
meningkatkan kinerja dalam
meningkatkan mutu dan melaksanakan
penjaminan mutu standar pengelolaan
dengan indikator operasional sebagai
berikut:
Menerapkan standar berbasis data:
Melakukan evaluasi kinerja,
Mengolah data hasil evaluasi
kinerja,
Mengelola data kinerja yang
diitegrasikan pada sistem
informasi sekolah,
Menafsirkan hasil evaluasi,
Menggunakan hasil evaluasi
untuk mengambil keputusan
perbaikan mutu.

Meningkatkan otonomi sekolah:


Menetapkan keputusan bersama,
Meningkatkan akurasi keputusan
berbasis data,
Menetapkan target mutu dengan
dasar pertimbangan hasil
evaluasi,
Menetapkan standar pengelolaan
tingkat satuan pendidikan,
Mensosialisasikan data secara
transparan.
Meningkatkan prinsip manajemen
peningkatan mutu:
Menetapkan indikator pencapaian
target,
Menetapkan kriteria minimal
pencapaian target,
Serta mengembangkan
pantahapan kegiatan meliputi
plan, do, check, dan act.

Dalam konteks pendidikan, monitoring


adalah suatu proses pemantauan untuk
mendapatkan informasi tentang pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Jadi, fokus
monitoring adalah pemantauan pada pelaksanaan
pengelolaan sekolah, bukan pada hasilnya.
Tepatnya, fokus monitoring adalah pada
kompoenen proses pengelolaan sekolah, baik
menyangkut proses pengambilan keputusan,
pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program,
maupun pengelolaan proses belajar mengajar.

Sedangakan evaluasi merupakan suatu


proses untuk mendapatkan informasi tentang hasil
pengelolaan sekolah. Jadi, fokus evaluasi adalah
pada hasil pengelolaan. Informasi hasil ini
kemudian dibandingkan dengan sasaran yang
telah ditetapkan, berarti pengelolaan sekolah
berlangsung efektif. Sebaliknya, jika hasil tidak
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan,
maka pengelolaan sekolah dianggap tidak efektif
atau gagal.

Monitoring dan evaluasi satuan


pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa
atau peserta pendidikan, pengajar maupun
manajemen, serta pengelolaan satuan pendidikan.
Di sisi pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan
sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya-
upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

c. Komponen-komponen MBS yang Dimonitor dan


Dievaluasi
MBS sebagai sistem, memiliki komponen-
komponen yang saling terkait secara sistematis satu
sama lain, yaitu konteks, input, proses, output, dan
outcome.
Konteks adalah eksternalitas sekolah
berupa demand and support (permintaan dan
dukungan) yang berpengaruh pada input sekolah.
Dalam istilah lain, konteks sama artinya dengan
istilah kebutuhan. Dengan demikian, evaluasi
konteks berarti evaluasi tentang kebutuhan. Alat
yang tepat untuk melakukan evaluasi konteks
adalah penilaian kebutuhan (needs assessment).
Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia
dan siap karena dibutuhkan untuk berlangsungnya
proses. Secara garis besar, input dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu harapan,
sumberdaya, dan input manajemen. Harapan-
harapan terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran.
Sumberdaya dibagi menjadi dua yaitu sumberdaya
manusia dan sumberdaya selebihnya (uang,
peralatan, perlengkapan, bahan). Input manajemen
terdiri dari tugas, rencana, program, regulasi
(ketentuan-ketentuan, limitasi, prosedur kerja, dan
sebagainya), dan pengendalian atau tindakan turun
tangan. Esensi evaluasi pada input adalah untuk
mendapatkan informasi tentang ketersediaan dan
kesiapan input sebagai prasyarat untuk
berlangsungnya proses.
Proses adalah berubahnya sesuatu menjadi
sesuatu yang lain. Dalam MBS sebagai sistem,
proses terdiri dari: proses pengambilan keputusan,
proses pengelolaan kelembagaan, proses
pengelolaan program, proses belajar mengajar,
proses evaluasi sekolah, dan proses akuntabilitas.
Dengan demikian, fokus evaluasi pada proses
adalah pemantauan (monitoring) implementasi
MBS, sehingga dapat ditemukan informasi tentang
konsistensi atau inkonsistensi antara
rancangan/disain MBS semula dengan proses
implementasi yang sebenarnya. Dengan didapatkan
informasi inkonsistensi tersebut, segera dapat
dilakukan koreksi/pelurusan terhadap pelaksanaan.
Output adalah hasil nyata dari pelaksanaan MBS.
Hasil nyata yang dimaksud dapat berupa prestasi
akademik (academic achievement), misalnya, nilai
UN, dan peringkat lomba karya tulis, maupun
prestasi non-akademik (non-academic
achievement), misalnya, IMTAQ, kejujuran,
kedisiplinan, dan prestasi olahraga, kesenian, dan
kerajinan. Fokus evaluasi pada output adalah
mengevaluasi sejauhmana sasaran (immediate
objectives) yang diharapkan (kualitas, kuantitas,
waktu) telah dicapai oleh MBS. Dengan kata lain,
sejauhmana hasil nyata sesaat sesuai dengan
hasil/sasaran yang diharapkan. Tentunya makin
besar kesesuaiannya, makin besar pula kesuksesan
MBS.
Outcome adalah hasil MBS jangka panjang, yang
berbeda dengan output yang hanya mengukur hasil
MBS sesaat/jangka pendek. Karena itu, fokus
evaluasi outcome adalah pada dampak MBS jangka
panjang, baik dampak individual (siswa),
institusional (sekolah), dan sosial (masyarakat).
Untuk melakukan evaluasi ini, pada umumnya
digunakan analisis biaya-manfaat (cost-benefit
analysis). ME dilakukan untuk mengetahui apakah
ada perubahan konteks, input, proses, output,
dan outcome pada waktu sebelum dan sesudah
melaksanakan MBS. Selain memonitor dan
mengevaluasi komponen-komponen konteks,
input, proses, output, dan outcome sekolah, yang
tidak kalah penting untuk dimonitor dan dievaluasi
adalah pelaksanaan prinsip-prinsip MBS yang baik
(tata pengelolaan yang baik), seperti disebut
sebelumnya yaitu meliputi: partisipasi,
transparansi, tanggungjawab, akuntabilitas,
wawasan ke depan, penegakan hukum, keadilan,
demokrasi, prediktif, kepekaan, profesionalisme,
efektivitas dan efisiensi, dan kepastian jaminan
hukum. Setiap tata pengelolaan harus dievaluasi
apakah sebelum dan sesudah MBS ada perubahan
tata pengelolaan sekolah.Berikut adalah visualisasi
ME pada saat sebelum dan pada saat sesudah
melaksanakan MBS.
d. Jenis Monitoring dan Evaluasi
Ada dua jenis monitoring dan evaluasi
sekolah, yaitu internal dan eksternal. Yang
dimaksud monitoring dan evaluasi internal adalah
monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh
sekolah sendiri. Pada umumnya, pelaksana
monitoring dan evaluasi internal adalah warga
sekolah sendiri yaitu kepala sekolah, guru, siswa,
orangtua siswa, guru bimbingan dan penyuluhan,
dan warga sekolah lainnya. Tujuan utama
monitoring dan evaluasi internal sekolah adalah
untuk mengetahui tingkat kemajuan dirinya
sendiri (sekolah) sehubungan dengan sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan.
Sedang yang dimaksud monitoring dan
evaluasi eksternal adalah monitoring dan evaluasi
yang dilakukan oleh pihak eksternal sekolah
(external institution), misalnya Dinas Pendidikan,
Pengawas, dan Perguruan tinggi, atau gabungan
dari ketiganya. Hasil monitoring dan evaluasi
eksternal dapat digunakan untuk: rewards system
terhadap individu sekolah, meningkatkan iklim
kompetisi antar sekolah, kepentingan
akuntabilitas publik, memperbaiki sistem yang
ada secara keseluruhan, dan membantu sekolah
dalam mengembangkan dirinya.
e. Indikator Monitoring dan Evaluasi
Indikator Monitoring dan Evaluasi biasanya
mengacu pada 8 standar nasional pendidikan.
f. Waktu Pelaksanan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilaksanakan secara
berkesinambungan selama pelaksanaan program,
misalnya setiap tahun atau catur wulan. Sednagkan
evaluasi biasanya dilakukan setelah program
dilaksanakan secara tuntas.
g. Tujuan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan
Satuan Pendidikan dan Tuntutan Evaluator
1) Tujuan Monitoring dan Evaluasi
Dalam melaksanakan proses monitoring dan
evaluasi pengelolaan satuan pendidikan, tentu
ada tujuan di dalamnya. Tujuan diadakannya
monitoring dan evaluasi dalam mengelola
sekolah antara lain:
a) Untuk kepentingan pengambilan keputusan,
misalnya tentang akan digunakannya atau
tidaknya suatu sistem, strategi atau metode.
b) Penelitian evaluasi merupakan kegiatan
pengumpulan data secara sistematis guna
membantu para pengambil keputusan. Para
peneliti evaluasiyakin bahwa hasil kerjanya
akan bermanfaat bagi para pengambil
keputusan dalam mengambil keputusan yang
lebih baik jika dibandingkan dengan apabila
tidak ada penelitian yang dilakukan.
c) Untuk menyempurnakan program, kelayakan
program, program dilanjutkan atau
dihentikan, diubah atau diganti.
d) Sedangkan Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safrudduin (2004) menyatakan bahwa ada
dua macam tujuan evaluasi yaitu tujuan
khusus dan tujuan umum. Tujuan umum
diarahkan pada program secara keseluruhan,
sedangkan tujuan khusus diarahkan pada
masing-masing komponen.

Hasil monitoring dapat digunakan untuk


memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan
pelaksanaan pengelolaan sekolah. Sedangkan
hasil evaluasi dapat memberikan informasi yang
dapat digunakan untuk memberi masukan
terhadap keseluruhan komponen pengelolaan
sekolah, baik pada konteks, input,proses, output,
maupun outcome-nya.

2) Tuntutan Terhadap Pengawas


Agar dapat melakukan tugasnya, maka
seorang evaluator atau pengawas dituntut untuk
mampu mengenali komponen-komponen
program. Program kerja yang dianggap sebagai
perwujudan kinerja dan pengembangan sumber
daya pengurus dalam menjalankan perannya.
Dengan mengelolanya secara wajar dan berhasil,
akan dapat membantu meningkatkan partisipasi
masyarakat di daerah sekitar sekolah.
Karena itu, ketika program yang ada di
sekolah tersebut tidak memperlihatkan hasil
yang maksimal, maka diperlukan evaluasi
terhadapnya. Pendapat-pendapat tersebut dapat
digolongkan ke dalam dua tujuan pokok,
yakni sebagai penyempurnaan program yang
biasanya disebut formatif dan untuk
memutuskan apakah program diteruskan atau
dihentikan, yang sering disebut sumatif.
Kegiatan monitor dan evaluasi program tidak
hanya ingin melanjutkan program, tetapi juga
menghentikan program. Disamping
meningkatkan prosedur-prosedur
pelaksanaannya, mengalokasikan sumber-
sumber kelemahan, tetapi juga menentukan
strategi serta teknik-teknik tertentu untuk
memperbaiki program di masa yang akan
datang.
B. Cara Melakukan Monitoring dan Evaluasi
1. Cara melakukan Monitoring dan Evaluasi (Izza, 2014)
a. Internal
1) Mendiskusikan dengan pihak terkait (orang tua,
siswa, masyarakat, dll) tentang langkah-langakh
yang dilakukan dalam monitoring dan evaluasi.
2) Merumuskan tujuan monitoring dan evaluasi.
3) Membuat kisi-kisi monitoring dan evaluasi.
4) Merumuskan kriteria keberhasilan.
5) Mengembangkan alat ukur yang sesuai dengan
tujuan dan indicator.
6) Melakukan pengumpulan data secara periodik.
7) Menganalisis data sesuai dengan jenis data yang
dikumpulkan.
8) Menginterprestasikan data berdasarkan
standar/kriteria yang ditetapkan.
9) Mengembangkan usulan yang perlu diterapkan.
10) Mengembangkan usulan yang perlu
ditatapkan/dilaksanakan lebih lanjut.
b. Eksternal
Monitoring dan evaluasi disesuaikan denggan
permasalahan dan kebutuhan peyelenggara.
2. Cara Menyusun Laporan Monitoring dan Evaluasi
Penyusunan suatu laporan merupakan kegiatan
yang perlu dilakukan berkaitan dengan kegiatan
monitoring dan atau evaluasi. Hasilnya perlu
dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan.
Tujuannya antara lain untuk perbaikan program,
pertanggungjawaban, pembuktian, penyelidikan,
pendokumentasian, perolehan dukungan, dan promosi
pada masyarakat. Bentuk laporan (out line) sangat
beragam tergantung peran / keperluan, obyek atau
konteks yang dievaluasi. Contoh umum bentuk laporan
sebagai berikut.
a) Laporan Lengkap (Teknis), yaitu laporan yang
secara lengkap berisi tentang pelaksanaan program
beserta hasilnya. Adapun hasil isi laporan lengkap
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Latar belakang
Ruang lingkup
Gambaran umum sekolah
Program-program sekolah
2) Hasil
Keterlaksanaan hasil
Perkembangan aspek-aspek monitoring dan
evaluasi
Input
- Kurikulum
- Anak didik
- Ketenagaan
- Sarana dan Prasarana
- Organisasi
- Pembiyayaan
- Manajemen sekolah
- Peran serta masyarakat
Proses
- Proses manajerial
- Proses belajar mengajar
Output
Prestasi akademik (NEM, hasil ebta,
rapor, karya tulis) Prestasi non akademik
(prestasi olah raga, keterampilan)
b) Ketercapaian sasaran
c) Kesimpulan dan saran
d) Lampiran-lampiran
3. Mekanisme pengiriman Laporan Monitoring dan
Evaluasi
Pelaporan merupakan suatu kegiatan yang perlu
dilakukan mengingat sekolah merupakan bagian dari
sistim pendidikan. Adapun pihak-pihak yang perlu
mengetahui pekembangan sekolah antara lain Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Kecamatan,
BP3/Komite Sekolah/Badan Peran Serta Masyarakat,
dan masyarakat yang lebih luas. Dinas Pendidikan
Propinsi dan Depdiknas pusat dapat melakukan
koordinasi dan tugas-tugas perbantuan pada Kab/kota
dan sekolah sehingga dapat mengetahui
penyelenggaraan pendidikan di daerah dalam rangka
pendidikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai