Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA MEMAHAMI KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR

SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN OLEH GURU

Septika Dwi Astuti


PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta
Email : septika.dwi2016@student.uny.ac.id

Abstrak:
Penelitian ini dilatar belakangi dari adanya kegiatan pembelajaran yang kurang
tanggap terhadap berbagai macam karakteristik individu. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru
perlu memahami karaketeristik siswanya. Jika guru dalam menyampaikan materi pelajaran kurang
memperhatikan karakteristik siswa dan ciri-ciri kepribadian siswa tidak dijadikan pijakan
dalam pembelajaran, siswa akan mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Upaya apa
pun yang dipilih dan dilakukan oleh guru dan perancang pembelajaran jika tidak bertumpu
pada karakteristik perseorangan siswa sebagai subjek belajar, maka pembelajaran yang
dikembangkan tidak akan bermakna bagi siswa. Karakteristik siswa sangat penting untuk
diketahui oleh pendidik, karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun oleh guru dan diimplementasikan melalui
metode pembelajaran kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi di SD N Gembongan.
Kata Kunci: karakteristik siswa, pembelajaran, strategi pembelajaran

Abstract:
This study is based on the existence of learning activities that are less responsive to
various individual characteristics. To meet these demands, teachers need to understand
students' characteristic. If the teacher in delivering the lesson material less attention to the
characteristics of the students and the personality traits of students is not used as a foothold in
learning, students will have difficulty understanding the subject matter. Whatever efforts are
chosen and performed by the teacher and the lesson designer if they are not based on individual
characteristics of the student as subject of learning, then the developed learning will not be
meaningful for the students. Characteristics of students is very important to know by educators,
because it is very important to be a reference in formulating learning strategies. Learning
strategy is developed by teachers and implemented through learning methods to the students
so that the learning objectives can be achieved effectively and efficiently. This research uses
qualitative descriptive approach and data collection techniques used are interview, observation,
and documentation in SD N Gembongan .
Keywords: characteristics of students, learning, learning strategies

PENDAHULUAN determinasi. Dalam keseluruhan proses


Pendidikan merupakan sarana pendidikan di sekolah, pembelajaran
strategis untuk meningkatkan kualitas menjadi ujung tombak bagi terciptanya
bangsa karenanya kemajuan bangsa dan pendidikan yang berkualitas. Hanya dengan
kemajuan pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang berkualitaslah suatu
instansi dapat menghasilkan lulusan yang perubahan yaitu merubah pola
berkualitas. Dalam tataran operasional, pembelajaran tradisional yang berpusat
tenaga pendidik memiliki tugas dan pada guru menjadi pola pembelajaran yang
tanggung jawab bagi terselenggaranya berpusat pada peserta didik (student
pembelajaran yang berkualitas. Untuk itu center).
sangat penting bagi tenaga pendidik Banyak faktor penyebab kualitas
memiliki kompetensi dan standar pendidikan rendah, di antaranya kegiatan
kualifikasi pendidikan agar pembelajaran pembelajaran yang kurang tanggap
mencapai efektivitas dan efisiensinya terhadap kemajemukan individu dan
Perkembangan zaman telah lingkungan tempat siswa berada.
membuat perkembangan dalam pendidikan Pembelajaran demikian kurang bermanfaat
terkait ilmu pengetahuan dan teknologi bagi siswa. Agar pembelajaran bermakna,
serta menciptakan persaingan global secara perlu dirancang dan dikembangkan
ketat. Agar mampu berperan dalam berdasarkan pada kondisi siswa sebagai
persaingan global, maka sebagai bangsa subjek belajar dan komunitas budaya
kita perlu terus mengembangkan dan tempat siswa tinggal. Siswa adalah manusia
meningkatkan kualitas sumber daya yang memiliki sejarah, makhluk dengan ciri
manusianya. Oleh karena itu, peningkatan keunikannya (individuallitas). Pemahaman
kualitas sumber daya manusia merupakan akan subjek belajar harus dimiliki oleh guru
kenyataan yang harus dilakukan secara atau tenaga kependidikan lainnya untuk
terencana, terarah, intensif, efektif dan dijadikan pijakan dalam mengembangkan
efisien dalam proses pembangunan, kalau teori ataupun praksis-praksis pendidikan
tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam dan pembelajaran.
menjalani era globalisasi tersebut. Menurut Vygotsky agar
Pendidikan di era global diharapkan pembelajaran bermakna, perlu dirancang
mampu mengatasi permasalahan dan dikembangkan berpijak pada kondisi
pendidikan terkait moral dan sosial siswa sebagai subjek belajar serta
masyarakat Indonesia, khususnya peserta komunitas sosial-kultural tempat siswa
didik. Pendidikan ini melahirkan konsep tinggal (Moll, 1994). Menurut Waidl
baru yaitu pendidikan abad 21 dimana (Admadi & Setiyaningsih, 2004), hal
pembelajaran ini memiliki perbedaan penting yang harus dipahami yang
dengan pembelajaran di masa yang lalu. berkaitan dengan siswa atau peserta belajar
Untuk mengembangkan pembelajaran abad sebagai individu bahwa siswa adalah
21, guru harus memulai satu langkah manusia yang memiliki sejarah, makhluk
dengan ciri keunikan (individualitas), selalu dikelompokkan ke dalam dua bagian pula,
membutuhkan sosialisasi di antara mereka, yaitu: 1) exposition-discovery learning dan
memiliki hasrat untuk melakukan 2) group-individual learning (Rowntree
hubungan dengan alam sekitar, dan dengan dalam Wina Senjaya, 2008). Persoalan
kebebasannya mengolah pikir dan rasa akan yang terjadi saat ini adalah masih banyak
pertemuannya dengan yang transendental. pendidik yang masih belum dapat
Pemahaman terhadap siswa sebagai subjek membedakan antara strategi pembelajaran
belajar inilah yang harus dijadikan pijakan dengan metode pembelajaran. Bahkan
dalam mengembangkan teori-teori maupun masih ada juga pendidik yang salah
praksis-praksis pendidikan. memperlakukan peserta didik karena
Karakteristik peserta didik sangat kurang pahamnya dalam melihat
penting untuk diketahui oleh pendidik, karakteristik yang dimiliki peserta didik,
karena ini sangat penting untuk dijadikan sebab karakteristik peserta didik setiap
acuan dalam merumuskan strategi tingkatannya berbeda-beda.
pengajaran. Strategi pengajaran terdiri atas Reigeluth (1983) sebagai seorang
metode dan teknik atau prosedur yang ilmuan pembelajaran, bahkan secara tegas
menjamin siswa mencapai tujuan.. Strategi menempatkan karakteristik siswa sebagai
dan metode pembelajaran berguna untuk satu variabel yang paling berpengaruh
mencapai tujuan pembelajaran yang dalam pengembangan strategi pengelolaan
diinginkan. Menurut Kemp dalam Wina pembelajaran. Pakar pembelajaran seperti
Senjaya (2008) mengemukakan bahwa Banathy, Romiszowski, Dick dan Carey,
strategi pembelajaran adalah suatu Gagne dan Degeng, menempatkan langkah
kegiatan pembelajaran yang harus analisis karakteristik siswa pada posisi yang
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan sangat penting sebelum langkah pemilihan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan pengembangan strategi pembelajaran.
dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip Semua ini menunjukkan bahwa model
pemikiran J.R.David , Wina Senjaya (2008) pembelajaran apapun yang dikembangkan
menyebutkan bahwa dalam strategi atau strategi apapun yang dipilih untuk
pembelajaran terkandung makna keperluan pembelajaran haruslah berpijak
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada pada karakteristik perseorangan atau
dasarnya masih bersifat konseptual tentang kelompok dari siapa yang belajar. Untuk
keputusan-keputusan yang akan diambil mengembangkan strategi pembelajaran
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. yang optimal, terlebih dahulu guru perlu
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat
mengetahui karakteristik siswa sebagai pengelolaan pembelajaran. Dengan konteks
pijakannya. seperti ini, menjadi semakin jelas perlunya
Degeng (1991:6) mengatakan dilakukan penelitian karakteristik siswa
bahwa karakteristik siswa adalah aspek- yang berkaitan dengan kefektifan
aspek atau kualitas perseorangan siswa pembelajaran agar dapat dipakai sebagai
yang telah dimilikinya. Menganalisis dasar bagi para ilmuwan dan teknolog
karakteristik siswa dimaksudkan untuk pembelajaran serta para guru dalam
mengetahui ciri-ciri perseorangan siswa. mendesain program- program
Hasil dari kegiatan ini akan berupa daftar pembelajaran.
yang memuat pengelompokkan
Jika dalam menyampaikan materi
karakteristik siswa, sebagai pijakan untuk
pelajaran guru kurang memperhatikan
mempreskripsikan metode yang optimal
karakteristik siswa dan ciri-ciri kepribadian
guna mencapai hasil belajar tertentu.
siswa tidak dijadikan pijakan dalam
Langkah-langkah mendesain pembelajaran
pembelajaran, siswa akan mengalamai
menurut Degeng (1991 : ) adalah (1)
kesulitan memahami materi pelajaran.
melakukan analisis tujuan dan karakteristik
Mereka merasa bosan, bahkan timbul
materi pembelajaran; (2) menganalisis
kebencian terhadap materi pelajaran yang
sumber-sumber belajar (kendala); (3)
diajarkan oleh guru. Kondisi demikian
melakukan analisis karakteristik siswa; (4)
sebagai penyebab rendahnya kualitas dan
menetapkan tujuan belajar dan isi
kuantitas proses serta hasil belajar yang
pembelajaran; (5) menetapkan strategi
telah diprogramkan. Upaya apa pun yang
pengorganisasian isi pembelajaran; (6)
dipilih dan dilakukan oleh guru dan
menetapkan strategi penyampaian isi
perancang pembelajaran jika tidak
pembelajaran; (7) menetapkan strategi
bertumpu pada karakteristik perseorangan
pengelolaan pembelajaran; (8)
siswa sebagai subjek belajar, maka
mengembangkan prosedur pengukuran
pembelajaran yang dikembangkan tidak
hasil pembelajaran.
akan bermakna bagi siswa.
Analisis karakteristik siswa
Karakteristik siswa yang dapat
dilakukan setelah perancang pembelajaran
diidentifikasi sebagai faktor yang amat
mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang
berpengaruh terhadap proses dan hasil
ingin dicapai. Juga ditunjukkan bahwa hasil
belajar adalah kecerdasan, kemampuan
analisis karakteristik siswa selanjutnya
awal, gaya kognitif, gaya belajar, motivasi,
dijadikan pijakan kerja dalam memilih,
dan faktor sosial-budaya. Informasi tentang
menetapkan, dan mengembangkan strategi
tingkat perkembangan kecerdasan siswa Selain itu, siswa hendaknya diberi
amat diperlukan sebagai pijakan dalam kesempatan untuk pro aktif dan
memilih komponen-komponen dalam mendapatkan pengalaman langsung baik
pembelajaran, seperti tujuan pembelajaran, secara individual maupun dalam kelompok.
materi, media, strategi pembelajaran, dan Sementara itu, Paulina Pannen
evaluasi (Gardner, 1993; Amstrong, 1994). (dalam Padmo, 2003:221) menegaskan
Menurut Suparno (2001), siswa bahwa dalam merancang dan melaksanakan
yang berada pada tahap pemikiran pembelajaran, jika dikaitkan dengan
operasional konkret sudah memiliki karakteristik budaya siswa, hasil belajar
kecakapan berpikir logis, tetapi hanya siswa akan meningkat. Ia mengatakan
melalui benda-benda konkret sehingga bahwa guru dalam melaksanakan tindak
semua komponen pembelajaran perlu belajar harus berpijak pada budaya siswa
disesuaikan dengan kemampuan tersebut. karena latar belakang budaya siswa akan
Sebaliknya, mereka yang sudah berada berpengaruh terhadap proses dan hasil
pada tahap operasi formal sudah mampu belajarnya.
berpikir abstrak dan logis dengan Berdasarkan uraian tentang
menggunakan pola berpikir pemahaman karakteristik siswa dalam
kemungkinan. Mereka sudah dapat pembelajaran di atas, serta melihat kondisi
berpikir ilmiah, baik deduktif maupun belum optimalnya hasil belajar siswa saat
induktif, serta mampu menarik kesimpulan, ini, tugas yang diemban para pendidik dan
menafsirkan dan mengembangkan perancang di bidang pembelajaran sangat
hipotesis. Oleh sebab itu, komponen- rumit karena harus berhadapan dengan
komponen pembelajaran sudah dapat sejumlah variabel kondisi yang berada di
dirancang sedemikian rupa untuk diarahkan luar kontrolnya. Satu variabel yang sama
pada kemampuan tersebut. sekali tidak dapat dimanipulasi oleh guru
Dengan karakteristik siswa yang atau perancang pembelajaran adalah
telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut karakteristik siswa. Variabel ini mutlak
untuk dapat mengemas perencanaan dan harus dijadikan pijakan dalam memilih dan
pengalaman belajar yang akan diberikan mengembangkan strategi pembelajaran
kepada siswa dengan baik, menyampaikan yang optimal. Upaya apapun yang dipilih
hal-hal yang ada di lingkungan sekitar dan dilakukan oleh guru dan perancang
kehidupan siswa sehari-hari, sehingga pembelajaran harus bertumpu pada
materi pelajaran yang dipelajari tidak karakteristik perseorangan siswa sebagai
abstrak dan lebih bermakna bagi anak. subjek belajar.
METODE memperoleh data Rencana Pelaksaan
Pendekatan yang dilakukan dalam Pembelajaran (RPP) dan foto di SD N
penelitian ini adalah pendekatan penelitian GEMBONGAN..
kualitatif yang bersifat deskriptif. Bogdan Instrumen yang digunakan dalam
dan Biklen dalam Umar (2012) penelitian ini adalah lembar wawancara dan
mengemukakan bahwa keberhasilan lembar observasi. Lembar wawancara
penelitian deskriptif sangat ditentukan oleh digunakan sebagai pedoman saat
ketelitian, kelengkapan catatan lapangan melakukan wawancara dengan guru kelas
(field note) yang disusun peneliti dari hasil enam. Lembar observasi digunakan untuk
observasi, serta wawancara secara mencatat hasil pengamatan selama
mendalam.. observasi dalam proses pembelajaran di
Adapun yang menjadi subjek dalam kelas, khususnya kelas enam. Peneliti
penelitian ini adalah Guru Kelas 6 dan 28 melakukan analisis data mulai
siswa SD N GEMBONGAN. Pengumpulan mengumpulkan data, menyajikan,
data dalam penelitian kualitatif mereduksi, dan menarik kesimpulan.
menggunakan beberapa teknik, yaitu: HASIL DAN PEMBAHASAN
melalui observasi, wawancara dan Berdasarkan hasil penelitian yang
dokumentasi. Ketiga metode pengumpulan telah dilakukan di kelas 6 SD NEGERI
data tersebut diharapkan dapat saling GEMBONGAN terkait dengan pentingnya
melengkapi sehingga diperoleh suatu memahami karakteristik siswa sebagai dasar
informasi yang diharapkan. pengembangan strategi pengajaran. Peranan
Teknik analisis data penelitian strategi pengajaran lebih penting apabila guru
kualitatif yaitu selama pengumpulan data mengajar siswa yang berbeda dari segi
penelitian merekam dan membuat catatan kemampuan, pencapaian, kecenderungan,
lapangan, melakukan memberchek dengan dan minat. Hal tersebut dikarenakan, guru
subjek penelitian yang bersangkutan, harus memikirkan strategi yang mampu. Di
mengadakan audit trail (uji kecocokan sini, guru bukan saja harus meguasai berbagai
data), melakukan triagulasi untuk kaidah mengajar, melainkan juga
mendapatkan keabsahan data. Analisis data mengintegrasikan dan menyusun kaidah-
dilakukan secara induktif dan secara terus kaidah untuk membentuk strategi pengajaran
menerus dan berproses. Sementara yang paling berkesan dalam pengajarannya.
observasi dilakukan untuk mengamati Karakteristik siswa di kelas enam
proses pembelajaran yang dilaksanakan ternyata sangat beragam, hal ini diketahui saat
oleh guru kelas. Dokumen digunakan untuk wawancara dengan guru kelas enam sebelum
memulai kegiatan observasi di dalam kelas. dalam proses berfikirnya, mereka belum
Dari hasil observasi melalui wawancara dan dapat dipisahkan dari dunia kongkrit atau
pengamatan dapat diketahui bahwa hal-hal yang faktual, sedangkan
karakteristik utama siswa sekolah dasar perkembangan psikososial anak usia
yaitu memiliki perbedaan-perbedaan sekolah dasar masih berpijak pada prinsip
individual dalam banyak segi dan bidang, di yang sama di mana mereka tidak dapat
antaranya, perbedaan dalam intelegensi, dipisahkan dari hal-hal yang dapat diamati,
kemampuan dalam kognitif dan bahasa, karena mereka sudah diharapkan pada
perkembangan kepribadian dan dunia pengetahuan.
perkembangan fisik anak. Anak kelas Pada usia ini mereka masuk sekolah
enam, memilki kemampuan tenggang rasa umum, proses belajar mereka tidak hanya
dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan terjadi di lingkungan sekolah, karena
ada di antara mereka yang menampakan mereka sudah diperkenalkan dalam
tingkah laku mendekati tingkah laku anak kehidupan yang nyata di dalam lingkungan
remaja permulaan. masyarakat. Nasution (1992) mengatakan
Piaget mengidentifikasikan tahapan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar
perkembangan intelektual yang dilalui anak mempunyai beberapa sifat khas sebagai
yaitu : (a) tahap sensorik motor usia 0-2 berikut : (1) adanya minat terhadap
tahun, (b) tahap operasional usia 2-6 tahun, kehidupan praktis sehari-hari yang
(c) tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau kongkrit, (2) amat realistik, ingin tahu dan
12 tahun, (d) tahap operasional formal usia ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini
11 atau 12 tahun ke atas. telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
Berdasarkan uraian di atas, siswa pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti
sekolah dasar berada pada tahap teori faktor ditaksirkan sebagai mulai
operasional kongkrit, pada tahap ini anak menonjolnya faktor-faktor, (4) pada
mengembangkan pemikiran logis, masih umumnya anak menghadap tugas-tugasnya
sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, dengan bebas dan berusaha menyelesaikan
artinya anak mampu berfikir logis, tetapi sendiri, (5) pada masa ini anak memandang
masih terbatas pada objek-objek kongkrit, nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang
dan mampu melakukan konservasi. tepat mengenai prestasi sekolah, (6) anak
Bertitik tolak pada perkembangan pada masa ini gemar membentuk kelompok
intelektual dan psikososial siswa sekolah sebaya, biasanya untuk bermain bersama-
dasar, hal ini menunjukkan bahwa mereka sama.
mempunyai karakteristik sendiri, di mana
Dengan karakteristik siswa yang sebaiknya dibuat sendiri oleh guru agar
telah diuraikan seperti di atas, guru dalam lebih menarik serta lebih konstektual
pembelajaran sudah terlihat mengemas dengan situasi dan kondisi sekolah maupun
perencanaan dan pengalaman belajar yang lingkungan sosial budaya peserta didik.
akan diberikan kepada siswa dengan baik, Namun, saat ini masih jarang guru yang
menyampaikan hal-hal yang ada di membuat bahan ajar sendiri, sebagian besar
lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari- guru masih menggunakan bahan ajar yang
hari, sehingga materi pelajaran yang beredar di pasaran (Ali Mustadi, 2015).
dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna Karakteristik siswa adalah bagian-
bagi anak. Selain itu, siswa juga diberi bagian pengalaman siswa yang
kesempatan untuk pro aktif dan berpengaruh pada keefektifan proses
mendapatkan pengalaman langsung baik belajar (Seels dan Richey, 1994). Penelitian
secara individual maupun dalam kelompok. tentang karakteristik siswa bertujuan untuk
Hal ini berarti guru telah menjadikan mendeskripsikan bagian- bagian
karakter siswa sebagai pijakan dalam kepribadian siswa yang perlu diperhatikan
penentuan strategi pembelajaran dan untuk kepentingan rancangan
metode pembelajaran. pembelajaran. Ardhana (1999) lebih jelas
Dewanti (2009: 25) membuktikan mengatakan bahwa karakteristik siswa
bahwa strategi pembelajaran yang adalah salah satu variabel dalam domain
digunakan guru jika disesuaikan dengan desain pembelajaran yang biasanya
kebutuhan siswa akan meningkatkan didefinisikan sebagai latar belakang
efektivitas belajar siswa. Ia menyarankan, pengalaman yang dimiliki oleh siswa
strategi pembelajaran di kelas seharusnya termasuk aspek-aspek lain yang ada pada
mempertimbangkan keadaan siswa dan diri mereka seperti kemampuan umum,
manfaatnya bagi kehidupan mereka sehari- ekspektasi terhadap pembelajaran, dan ciri-
hari. Penelitian Siskandar (2009:183) ciri jasmani serta emosional siswa, yang
menambah bukti bahwa faktor internal atau memberikan dampak terhadap keefektifan
faktor yang datang dari dalam diri siswa belajar. . Hal ini dibuktikan oleh hasil
sangat berpengaruh terhadap hasil temuan Djohan (2009) yang menunjukkan
belajarnya. Untuk itu, ia menyarankan agar bahwa kecerdasan sosial siswa di daerah
pembelajaran berpusat pada gaya belajar (Yogyakarta) memiliki rerata lebih tinggi
siswa atau pada bagaimana cara siswa dibandingkan dengan rerata kecerdasan
menggunakan pengetahuannya. sosial siswa di kota besar (Jakarta). Artinya,
Dengan demikian, bahan ajar modul guru di dalam memilih strategi
pembelajaran harus mempertimbangkan perseorangan dan/atau kelompok. Siswa
kecerdasan atau kemampuan siswa yang haruslah dijadikan titik acuan dalam
relevan dengan strategi pembelajaran yang mendesain pembelajaran. Tindakan atau
digunakan. Secara keseluruhan dari perilaku belajar memang dapat
observasi mengenai pentingnya memahami dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku
karakteristik siswa sebagai dasar strategi belajar akan tetap berjalan sesuai dengan
pengajaran oleh guru sudah karakteristik siswa
dimplementasikan dengan baik selama
proses pembelajaran di SD N DAFTAR PUSTAKA
GEMBONGAN Basri, Hasan. 2013. Landasan Pendidikan.
Bandung: CV. PUSTAKA SETIA
SIMPULAN Degeng.1991. Karakteristik Belajar
Guna meningkatkan kualitas Mahasiswa Berbagai Perguruan
pembelajaran, guru perlu menjadikan BTinggi di Indonesia. Jakarta:
karakteristik siswa dan budayanya sebagai Depdikbud Dirjen Dikti Proyek
pijakan dalam mengembangkan prinsip- Pengembangan Pusat Fasilitas
prinsip dan program-program Bersama Antar Universitas/IUC
pembelajaran. Sebab, upaya apapun yang Dewanti, S. 2009. Keefektifan Perpaduan
dipilih dan dilakukan oleh guru dan PCL dan Pelatihan Metakognitif
perancang pembelajaran jika tidak dalam Meningkatkan Kemampuan
bertumpu pada karakteristik perseorangan Memecahkan Masalah
siswa sebagai subjek belajar, pembelajaran Matematika. Jurnal Penelitian dan
yang dikembangkannya tidak akan Evaluasi Pendidikan, Vol. 13, No.
bermakna bagi siswa. 1, hal. 21-37.
Penelitian ini berpijak pada asumsi Djohan. 2009. Kemampuan Musikalitas
bahwa : (1) perbaikan kualitas sebagai Sarana Pengembangan
pembelajaran diawali dari strategi Keteramplan Sosial Jurnal
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran Penelitian dan Evaluasi
dapat dijadikan titik awal upaya perbaikan Pendidikan, Vol. 13, No. 1, hal.
kualitas pembelajaran. Ini berarti bahwa 111-126
perbaikan kualitas pembelajaran haruslah Gardner, H. 1993. Multiple Intelligences:
diawali dari perbaikan kualitas strategi The Theory in Practice. New York:
pembelajaran; (2) desain pembelajaran Basic Books.
diacukan kepada si belajar (siswa) secara
Moll, L. C. (ed). 1994. Vygotsky and INTEGRATIF BERBASIS
Education: Instructional PENDIDIKAN KARAKTER
Implications and Applications of PADA SISWA SEKOLAH
Sociohistorycal Psychology. DASAR.
Cambrige: University Press. file:///C:/Users/City/AppData/Loca
Nasution.1992. Metod Research. Bandung: l/Temp/8613-21729-1-PB.pdf
Jemmars. Jurnal Pendidikan Karakter, (1).
Padmo,J D. 2003. Faktor-faktor Seels, B. B. & Richey, R. 1994.
perancangan Pembelajaran MIPA Instructional Technology: the
Berbasis Budaya, (dalam Dewi Definition and Domains of The
Padmo, dkk.). Teknologi Field. Washington D. C.: AECT.
Pembelajaran. Jakarta: UT, Siskandar. 2009. Keefektifan Pendekatan
Pustekom,IPTPI. Cooperative Learning dalam
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Design: What is It and Why is It? Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmu
Dalam C.M. Reigeluth (Ed.), Pendidikan, Vol.16, No. 3, hal. 178-
Instructional Design Theories and 185.
Models: an Overview of Their
Current Status. Hillsdale, N.J.: Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan
Lawrence Erlbaum Associates. Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Sasmito, L. F., & Mustadi, A. (2015). Penerbit Kanisius.
PENGEMBANGAN LEMBAR
KERJA SISWA TEMATIK-

Anda mungkin juga menyukai