Anda di halaman 1dari 75

LOADING...

MORFOLOGI
- KLASIFIKASI KATA -

Disusun oleh:
Oktavia Safitri (16108241090)
Firman Yudhi Saputra (16108241091)
Nur Fadillah (16108241093)
MORFOLOGI
- Klasifikasi Kata -

Proses Morfologi Deretan Morfologi

Definisi Kata Definisi Morfologi Klasifikasi Kata

Tatabahasa Tatabahasa
Traditional struktural
PENGERTIAN MORFOLOGI

Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan


seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan
bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau; morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-
perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun
fungsi semantik (Ramlan, 1983).
LANJUTAN
Mengenai morfem dan kata, seorang ahli bahasa Indonesia
mengatakan bahwa morfem ialah satuan gramatik yang paling
kecil; dan kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan
kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. Kata merupakan dua
macam satuan, ialah satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai
satuan gramatik, kata terdiri dari satu atau beberapa morfem
(Ramlan, 1983).
Morf adalah ujaran aktual dari bentuk (morf-) dan alomorf
adalah varian dari bentuk (morf-).
LANJUTAN
Morfologi dapat dibagi menjadi dua tipe analisis, yaitu :
- Morfologi sinkronik
- Morfologi diakronik
Morfologi sinkronik menelaah morfem-morfem dalam satu cakupan
waktu tertentu, baik waktu lalu ataupun waktu kini.
Sedangkan morfologi diakronik menelaah sejarah atau asal-usul
kata, dan mempermasalahkan mengapa misalnya pemakaian kata
kini berbeda dengan pemakaian kata pada masa lalu.
PROSES MORFOLOGI

Adalah proses pembentukan suatu kata


dari bentuk yang sudah ada menjadi
bentuk yang lain.
Misalnya kata cari menjadi kata mencari,
mencarikan, pencari, pencarian, dst.
MACAM-MACAM PROSES MORFOLOGI

1. Proses Afiksasi 2. Proses Reduplikasi


Adalah proses pembentukan kata Adalah proses pembentukan kata
yang terjadi setelah dibubuhi oleh yang terjadi setelah kata-kata
afiks baik di awal, tengah dan tersebut diulang.
akhir. Contoh :
Contoh : Jauh diulang jauh-jauh
me + jadi menjadi Gerak diulang gerak-gerik
me + datang mendatang Sayur diulang sayur-mayur
LANJUTAN

3. Proses Kompositum 4. Morfem Unik


Adalah proses pembentukan kata yang Adalah kata yang tidak dapat berubah dari
terjadi setelah kata-kata tersebut bentuk asalnya dan tidak mempunyai arti
digabungkan dengan kata-kata lain, selama tidak bergabung dengan kata lain serta
sehingga dapat menimbulkan arti baru. berfungsi untuk menyatakan tempat.
Contoh :
Contoh :
di di sana, di sini, di kala waktu, dst.
kereta + api digabungkan menjadi
ke ke sana, ke sini, ke jakarta, dst.
kereta api
dari dari sana, dari sini, dari surabaya, dst.
kaca + mata digabungkan menjadi kaca
mata dalam dalam almari, dalam tas, dst.
DERETAN MORFOLOGI
Adalah suatu deretan yang memuat atau berisi kata-kata yang
berhubungan baik dalam bentuk maupun dalam maknanya.
Kata datang memiliki deretan morfologik sebagai berikut:
berdatangan mendatangkan
kedatangan didatangkan
pendatang mendatangi
didatangi datangkan
PENGERTIAN KATA

Adalah satuan yang terkecil dari kalimat yang dapat berdiri


sendiri dan mempunyai arti. Misalnya : tari, batu, meja,
makanan, kebijaksanaan, ketidakadilan dan seterusnya.
Kata tari, batu, meja merupakan satuan terkecil yang
hanya terdiri satu morfem tunggal saja. Berbeda dengan kata
makanan, kebijaksanaan dan ketidakadilan terdiri dari kata
yang komplek karena mempunyai beberapa morfem yaitu
makan dan an, ke-, bijaksana, -an, ke-, tidak, adil, -an.
Pengertian Nasalisasi
Adalah proses perubahan fonem akibat penyisipan,
penghilangan, penambahan yang terjadi pada kata. Nasal ini
terjadi karena penggabungan antara morfem terikat dan
morfem bebas, sehingga membentuk suatu bentukan kata.
Misalnya morfem terikat me- digabungkan morfem bebas
jalin, maka menjadi nasal yaitu meN + jalin. Akhirnya
membentuk kata menjalin.
KLASIFIKASI KATA
Kata Dasar Kata Ulang

Kata Berimbuhan Kata Majemuk


PENGERTIAN KATA DASAR

Adalah satuan yang terkecil dari kalimat yang dapat berdiri


sendiri dan mempunyai arti. Misalnya : tari, batu, meja,
makanan, kebijaksanaan, ketidakadilan dan seterusnya.
Kata tari, batu, meja merupakan satuan terkecil yang
hanya terdiri satu morfem tunggal saja. Berbeda dengan kata
makanan, kebijaksanaan dan ketidakadilan terdiri dari kata
yang komplek karena mempunyai beberapa morfem yaitu
makan dan an, ke-, bijaksana, -an, ke-, tidak, adil, -an.
Asal-usul
bentuknya

Pembagian
jenis kata Suku
katanya
Kata
Dasar

Cara Pola
pemisahan suku
kata dasar
katanya
Kata dasar ditinjau dari asal usul bentuknya

1. Kata dasar dari bahasa Indonesia ; lari, padi, pagi, dsb.

2. Kata dasar dari bahasa asing ; kompleks, afiks, teks, pers, praja, blok
test, struktur, dsb.
Kata dasar ditinjau dari segi suku katanya

Suku kata dasar bahasa Indonesia Suku kata dasar bahasa asing

a-ku ons, eks


ka-ta test, pers
na-ik kom-pleks
ru-mah struk-tur
pra-ja, sas-tra
blok, trak-tor
stra-te-gi, in-stru-men
Kata dasar ditinjau dari pola suku katanya
Pola suku kata dasar Pola suku kata dasar
Bahasa Indonesia Bahasa Asing
V (a-ku) KKV (pra-ja, sas-tra)
VK (ar-ti, ma-in) KKVK (blok, trak-tor)
KV (ra-kit, i-bu) VKK (eks, pres)
KVK (pin-tu, hi-lang) KVKK (teks, pers)
KKVKK (kom-pleks)
KKKV (stra-te-gi)
CARA PEMISAHAN KATA DASAR APABILA
DITINJAU DARI SILABUSNYA
Bila di tengah kata dasar terdapat dua vokal yang berurutan, maka
cara pemisahannya dilakukan di antara dua vokal tersebut, misalnya ;
saat menjadi sa-at
main menjadi ma-in
Bila di tengah kata dasar terdapat konsonan yang letaknya di antara
dua vokal, maka cara pemisahannya dilakukan sebelum konsonan,
misalnya ;
barang menjadi ba-rang
anak menjadi a-nak
LANJUTAN
Bila di tengah kata dasar terdapat dua konsonan yang berurutan,
maka cara pemisahannya dilakukan di antara kedua konsonan,
misalnya ;
sombong menjadi som-bong
hancur menjadi han-cur
Bila di tengah kata dasar ada tiga konsonan atau lebih, maka cara
pemisahannya dilakukan di antara konsonan pertama, misalnya ;
filtra menjadi fil-tra
instrumen menjadi in-stru-men
PEMBAGIAN JENIS KATA DALAM BAHASA INDONESIA

Menurut Aristoteles pembagian jenis kata ini dibedakan


menjadi 8 jenis kata. Tetapi menurut para ahli Tatabahasa di
Eropa dibedakan menjadi 10 jenis kata. Pembagian ini
berdasarkan pada Tatabahasa Yunani Latin, yang
disesuaikan dengan jenis dan sifat Tatabahasa mereka yaitu
ditambah dengan kata sandang dan kata seru. Dengan
demikian pembagian jenis kata menjadi 10 jenis kata.
Akhirnya pembagian jenis kata ini diterima semua oleh
Tatabahasa yang disusun berdasarkan Tatabahasa Eropa.
PEMBAGIAN JENIS KATA DASAR MENURUT
TATABAHASA TRADISIONAL

- Kata Benda atau Nominal - Kata Depan atau Preposition


- Kata Kerja atau Verbal - Kata Sandang atau Articula
- Kata sifat atau Adjektiva - Kata Seru atau Interjectio
- Kata Ganti atau Pronomina
- Kata Keterangan atau Adverbia
- Kata Bilangan atau Numeralia
- Kata Sambung atau Conjunctio
KATA BENDA

Adalahnama dari suatu benda dan segala sesuatu yang


dibendakan.
Ditinjau dari segi wujudnya dapat dibedakan menjadi :
- Kata benda kongkrit ; yaitu nama dari suatu benda yang
dapat dilihat, dirasakan oleh indra, misalnya ; nama diri,
nama zat, dsb.
- Kata benda abstrak ; yaiu nama dari suatu benda yang
tidak dapat dilihat, dirasakan oleh indra manusia, misal ;
Tuhan, angin, pengetahuan, ilmu, kecantikan, dsb.
Ciri-ciri kata benda
menurut ciri morfologinya semua kata yang berafiks :
pe- : penulis, pedagang, pembeli, dsb.
pe- + -an : penerangan, pegunungan, pengadilan, dsb.
per- + -an : perkawinan, perbuatan, persatuan, dsb.
ke- + -an : kekayaan, kesempatan, kesatuan, dsb.
an : asuhan, pikiran, ancaman, dsb.
ke- : ketua, kekasih, kehendak, dsb.
semua kata yang berakhiran : man, wan, wati, or, ur, ir, tas,

misal : budiman, setiawan, olahragawati, kondektor, kasir,


aktivitas, fakultas, dsb.
kata yang diperluas dengan nya : tingginya, besarnya,
cantiknya,dll
menurut ciri frasa :
- di depan dapat didahului oleh kata depan, misalnya : di,
di dalam, ke luar, dari, ke.
- di belakang dapat diikuti oleh kata ganti milik : buku
saya, bukunya, buku mereka, dsb.
- di depannya dapat ditempatkan kata bilangan : sebuah
roti, tiga ekor, dsb.
- dapat diperluas dengan kata sifat : pakaian yang
mahal, pemandangan yang indah, anak yang pandai,
dsb.
KATA KERJA

Kata Kerja
Adalah kata yang menyatakan tindakan atau tingkah laku
dan dapat diperluas oleh kelompok kata dengan + kata sifat.
Misalnya ; bekerja dengan giat
berjalan dengan cepat
PEMBAGIAN KATA KERJA
APABILA DITINJAU DARI SEGI ARTI

Kata Kerja Transitif


kata kerja yang membutuhkan objek sebagai pelengkap. Misal
menggoreng nasi, membaca buku, menyapu lantai.
Kata kerja menggoreng, membaca, menyapu baru dikatakan
sempurna apabila telah diikuti oleh objek pelengkap, sehingga
orang tidak lagi bertanya, menggoreng apa ? Membaca apa
? Menyapu apa? Dan seterusnya. Demikian juga kata kerja
transitif lainnya.
LANJUTAN...

Ciri-ciri kata kerja transitif dapat dilihat pada bentuk :


Berimbuhan me- : menulis, membaca, mencari, dsb.
Berimbuhan me- + kan : menuliskan, membacakan, dsb.
Berimbuhan me- + i : memahami, memarahi, dsb.
Berimbuhan me- + per- + kan : memperdulikan, mempercayakan, dsb.
Berimbuhan me- + per- + i : memperbarui, mempercayai, dsb.
Berimbuhan ber- kan : berdasarkan, bermandikan, dsb.
Kata kerja yang membutuhkan objek sebagai pelengkap.
LANJUTAN...

Kata Kerja Tak Transitif : kata kerja yang tidak


membutuhkan obyek sebagai pelengkap. Kata kerja
ini walau tanpa obyek sudah sempurna dan tidak
mungkin timbul pertanyaan lain.
Misal Adik menangis. Ombak memutih. Kedua
kalimat tersebut walau tanpa obyek sudah
sempurna dan tidak mungkin timbul pertanyaan
memutih apa ? Menangis apa ? dst.
LANJUTAN...

Ciri-ciri kata kerja tak transitif dapat dilihat pada


bentuknya :
Katakerja yang berimbuhan me- : menangis,
menyanyi, dsb
Katakerja yang berimbuhan ber- : berkata,
bergerak, dsb.
Kata kerja yang tidak membutuhkan obyek ; ter- ;
di-.
LANJUTAN...

Kata kerja tak transitif apabila ditinjau dari segi sifat dan bentuknya dapat
dibedakan menjadi :
Kata kerja aus : kata kerja yang tidak membutuhkaan imbuhan me-, ber- dan
berupa kata dasar. Misalnya mandi, duduk, pergi, pulang, dapat, dsb.
Kata kerja bantu : kata kerja yang mempunyai hubungan langsung dengan kata
kerja lain supaya arti kalimat itu menjadi lengkap dan sempurna. Misal : telah, belum,
akan, sesudah, dan sebagainya.
Kata kerja gabungan atau kopula : kata kerja yang menduduki sebagai pengantar
nama sebutan yang berfungsi bersama-sama dengan kata benda atau sifat untuk
membentuk predikat. Misalnya : adalah, menjadi, sebagai, bernama.
Dia (adalah) dokter.
Dia (menjadi) dokter.
KATA SIFAT

Adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, sifat


atau watak, tabiat suatu benda atau yang dibendakan yang
berfungsi untuk memperjelas. Misalnya :
me- + benda (babi buta) = membabi buta (Kata sifat)
ber- + bilangan (satu) = bersatu (Kata sifat)
Ciri-ciri Kata Sifat
Kata
yang menerangkan kata benda. Contoh : rumah batu,
rumah indah, lantai suci dsb.
Kata yang berimbuhan ber-, pe-, ter-, -an, se-.
Katasifat yang mengambil bentuk reduplikasi. Contoh: se-
tinggi-tingginya, se- baik-baiknya, dsb.
Kata
yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Contoh :
bagaimana, dalam keadaan apa, dsb .
Katayang dapat diperluas dengan kata paling, lebih,
sekali. Contoh : paling tinggi, lebih baik, cepat sekali, dsb.
Pembagian Kata Sifat apabila ditinjau dari segi bentuknya
dapat dibedakan menjadi :
Kata sifat asal ; besar ,kecil, sakit ,raji, malas, dsb.
Kata sifat jadian dapat dibedakan menjadi :
-Kata sifat yang berupa kata majemuk ; tinggi rendah,
mabuk laut, tua muda, dst.
- Kata sifat yang berupa kata ulang ; se-baik- baiknya, se-
indah-indahnya, se-jelek-jeleknya, dsb.
-Kata sifat yang berupa kata berimbuhan ; terkaya,
termuda, tertua, senasib, pemalas, dsb.
KATA GANTI

Kata Ganti
Katayang dipakai untuk menggantikan kata benda atau
kata yang dibendakan.
Kataganti orang (pronomina personalia) adalah segala
kata yang dapat menggantikan orang.
LANJUTAN...

Kata Ganti Orang yang Berasal dari Kata Ganti Orang yang Berasal
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Baru

Bentuk Orang I Orang II Orang III Bentuk Orang I Orang II Orang III

Tunggal Hamba, Paduka, tuan, Beliau, mendiang,


Tunggal Aku, saya Engkau Dia, ia sahaya, paduka yang almarhum,
patik, mulia almarhumah
abdi
Jamak Kita, kami Kamu Mereka, kalian
Jamak Kita, Saudara-saudara Para
kami
LANJUTAN...

Kata ganti empunya (pronomina possesiva)


Adalah segala kata yang menggantikan kata ganti orang dalam
fungsinya sebagai pemilik ; mu, ku, nya. Kata ganti empunya dalam
fungsinya dibedakan menjadi : tunggal dan jamak.
Contoh :
Baju saya menjadi bajuku
Baju kamu menjadi bajumu
Baju dia/ia menjadi bajunya
LANJUTAN...

Kata ganti penunjuk (pronomina demonstrasion)


Adalah segala kata yang menunjukkan dimana benda itu
berada.
Kata penunjuk ini dapat dibedakan menjadi 3:
- Kata ganti penunjuk pada suatu tempat di mana pembicara itu
berada. Misalnya : ini, di sini, di sana, di situ, dsb.
- Kata ganti penunjuk pada suatu tempat di mana lawan bicara itu
berada. Misalnya : itu, di situ, ke sana, dsb.
- Kata ganti penunjuk pada suatu tempat di mana orang ketiga itu
berada. Misalnya : di sana.
LANJUTAN...

Kata ganti penghubung (pronominal relation)


Adalah segala kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat
yang berfungsi untuk memperjelas keadaan induk kalimat. misal ; yang, tempat.
Fungsi kata ganti penghubung :
Sebagai penunjuk : itu orang yang malas
Sebagai penentu : orang yang bertubuh besar itu menakutkan
Sebagai penghubung : bunga yang berwarna merah paling aku sukai
Sebagai pengganti : melati yang paling aku sukai
Sebagai penunjuk tempat : dari dalam rumah dimana kami tinggal menjadi :
rumah tempat kami tinggal
LANJUTAN...

Kata ganti penanya (pronomina introgative)


Adalah kata yang menyatakan tentang keadaan suatu benda baik orang
maupun benda mati yang berfungsi memperoleh penjelasan.
Ditinjau dari segi bentuk dan fungsinya dapat dibedakan menjadi :
- Untuk menyatakan benda dengan menggunakan kata tanya apa. Contoh :
apakah baju itu milikmu ?
- Untuk menyatakan orang dengan menggunakan kata tanya siapa. Contoh : siapa
pemilik rumah itu?
- Untuk menyatakan pilihan dengan kata tanya mana. Contoh : kau pilih sepatu
yang mana?
LANJUTAN...

Kata ganti penanya yang dihubungkan dengan kata depan dibedakan menjadi :
Menyatakan benda, misalnya :
Dengan apa - Dengan apa kamu memetik jambu ?
Untuk apa - Untuk apa kamu membeli barang itu?
Buat apa - Buat apa kamu membawa itu?
Menyatakan seseorang, misalnya :
Dengan siapa - Dengan siapa kamu pergi ke pantai?
Untuk siapa - Jam tangan ini untuk siapa?
Kepada siapa - Kepada siapa surat izin ini harus kuserahkan?
LANJUTAN...

Menyatakan tempat, misalnya :


Dari mana - Darimana kamu seharian tidak pulang?
Ke mana - Kemana kamu akan pergi liburan ini?
Dimana - Dimana kamu menaruh jam tanganku?
Menyatakan keadaan atau perihal dan sebagainnya :
Mengapa - Mengapa kamu tadi tidak berangkat?
Berapa - Berapa harga rumah itu?
Bagaimana - Bagaimana cara membuat nasi goreng?
LANJUTAN...

Kata ganti tak tentu (pronomina indeterminativa)


Adalah kata-kata yang menggantikan atau menunjukkan benda yang belum pasti
keberadaannya. Misalnya : Barang siapa rajin belajar pasti pandai.
Macam-macam kata ganti tak tentu:
Masing-masing Masing-masing penantang harap naik ke panggung.
Sesuatu Segala sesuatu harus dipertimbangkan risikonya.
Salah satu Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar.
Barang siapa Barang siapa yang melanggar peraturan akan dikenai sanksi.
Seseorang Tak ada seseorangpun di rumah ini.
KATA KETERANGAN

Kata Keterangan
Adalah kata-kata yang menerangkan atau menjelaskan tentang
kata kerja sifat, keterangan, bilangan dan seluruh kalimat, misalnya :
Kata kerja + kata keterangan Dia bekerja dengan giat.
Kata sifat + kata keterangan Anak yang pendek itu pandai sekali.
Kata bilangan + kata keterangan Teman sekamarku mandi dua
kali sehari.
Seluruh kalimat + kata keterangan Ketika Paman datang dari
Jakarta, dia pergi meninggalkan tempat ini.
Kata keterangan + kata keterangan Ibu tadi pagi di rumah saja.
LANJUTAN...

Kata Keterangan apabila ditinjau dari segi arti dan fungsi dalam kelimat
dapat dibedakan menjadi :
1. Kata keterangan kualitatif (adverbium kualitative)
Adalah kata keterangan yang menjelaskan situasi bagaimana suatu
peristiwa itu terjadi. Biasanya dinyatakan KD + KS.
Ia menyanyi dengan nyaring.
Adik belajar dengan rajin.
Adik berjalan dengan lamban.
LANJUTAN...

2. Kata keterangan waktu (adverbium temporer)


Adalah kata keterangan menunjukkan atau menjelaskan
berlangsungnya suatu peristiwa dalam segi waktu, missal ; nanti,
sedang, sekarang, kemarin, kemudian,l usa, dan sebagainya.
Saya akan pergi ke Surabaya nanti sore.
Kakak sedang mengerjakan tugas akhirnya.
Kemarin saya pergi ke Bantul.
LANJUTAN...

3. Kata keterangan tempat (adverbium lokative)


Adalah kata keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan
berlangsungnya suatu peristiwa dalam segi tempat, missal ; di sini, di
situ, ke mari, di rumah, dan sebagainya.
Kau harus duduk di sini.
Kamu harus pindah duduknya di sana.
Anda harus pergi ke rumah temanmu nanti.
LANJUTAN...

4. Kata keterangan kecaraan (adverbium modalitas)


Adalah kata keterangan yang menjelaskan berlangsungnya suatu
peristiwa karena ada tanggapan dari si pembicara. Misal : Hendaknya
Ibu berangkat terlebih dahulu.

5. Kata keterangan aspek


Adalah kata keterangan yang menjelaskan berlangsungnya suatu
peristiwa secara objekrif atau terjadi dengan sesungguhnya tanpa
dipengaruhi oleh pandangan si pembicara.
LANJUTAN...

6. Kata keterangan derajat (adverbium kuantitatif)


Adalah kata keterangan yang menjelaskan banyak atau jumlah suatu
tindakan yang dilakukan. Misalnya amat, hampir, kira-kira, hanya, dsb.
Contoh : Dodo tidak naik kelas dua kali.

7. Kata keterangan alat (adverbium instrumental)


Adalah kata keterangan yang menjelaskan dengan alat manakah
suatu proses itu berlangsung. Kata semacam ini biasanya dinyatakan
kata depan + kata benda. Misalnya: Ayah memukul kasur dengan
tongkat.
LANJUTAN...

8. Kata keterangan kesertaan (adverbium komitatif)


Adalah kata keterangan yang menjelaskan pengikutsertaan seseorang
dalam suatu perbuatan atau tindakan. Misalnya: Adik pergi ke pasar
bersama ibu.
9. Kata keterangan syarat (adverbium kondisional)
Adalah kata-kata yang menerangkan terjadinya suatu proses, dimana
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhinya. Misal: jikalau,
seandainya, jika, dsb.
LANJUTAN...

10. Kata keterangan perlawanan (adverbium konsesif)


Adalah kata keterangan yang membantah suatu peristiwa yang lalu.
Kata keterangan ini biasanya didahului oleh kata; meskipun, sungguh
pun, biar pun, biar, sekali, jika .sekali pun, biar .sekali pun. Contoh
Biar dia datang, ke rumahku sekali pun sehari tiga kali aku tetap tidak
mau berangkat.
11. Kata keterangan sebab (adverbium kausal)
Adalah kata keterangan yang menerangkan mengapa suatu peristiwa
itu terjadi. Kata keterangan ini biasanya didahului oleh kata : sebab,
karena, oleh karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, oleh karenanya,
dsb. Contohnya : Saya tidak masuk sekolah sebab sakit.
LANJUTAN...

12. Kata keterangan tujuan (adverbium final)


Adalah kata keterangan yang menerangkan hasil atau tujuan yang
dikehendaki. Kata keterangan ini biasanya didahului oleh kata : supaya,
hendak, untuk, guna, buat, dsb. Contoh : Rajinlah kau belajar supaya
pandai.
13. Kata keterangan perbandingan (adverbium komparatif)
Adalah kata keterangan yang menerangkan suatu perbuatan dengan
mengadakan perbandingan. Kata keterangan ini biasanya
menggunakan kata: sebagai, seperti, seakan-akan, laksana, umpama,
bagaikan. Contoh: Laksana embun di daun alas, itulah sifatmu.
LANJUTAN...

14. Kata keterangan perwatasan


Adalah kata keterangan yang menjelaskan hal-hal yang termasuk
proses berlangsungnya sesuatu atau tidak. Misalnya kecuali, hanya,
selain, melainkan. Contoh: Semua anak kelas II A keluar, kecuali anak
yang tidak seragam.
KATA BILANGAN

Batasan Kata Bilangan


Adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau kumpulan serta urutan tempat
dari nama-nama benda. Misalnya, sepuluh, beberapa, segala, dsb.
Pembagian Kata Bilangan
Kata bilangan apabila ditinjau dari segi sifatnya dapat dibedakan menjadi :
Kata bilangan utama : satu, dua, tiga, dsb.
Kata bilangan tingkat : pertama, kedua, ketiga, dsb.
Kata bilangan kumpulan : berdua, bertiga, dsb.
Kata bilangan tak tentu : beberapa, segala, semua, dsb.
LANJUTAN...

Untuk bilangan tingkat dan bilangan kumpulan tampaknya secara morfologi tidak
ada perbedaannya. Karena kedua bilangan itu sama-sama memakai prefiks ke-.
Tapi dalam distribusi kalimat ada perbedaannya yaitu :
Kata bilangan tingkat Kata bilangan kumpulan

Barisan kesepuluh Kesepuluh barisan itu

Juara kedua Kedua juara itu

Bangku yang ketiga Ketiga bangku itu

Dari contoh-contoh di atas, maka kita dapat mengambil perbedaannya, yaitu kata
bilangan tingkat tempatnya selalu mengikuti di belakang kata benda sedangkan
kata bilangan kumpulan selalu mendahului kata benda, perhatikan contoh di atas.
KATA SUMBANG

Batasan Kata Sambung


Adalah kata-kata yang dipakai untuk menghubungkan
antara kata dengan kata, kata dengan kalimat, kalimat
dengan kalimat, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
LANJUTAN...

Pembagian Kata Sambung


Kata sambung apabila ditinjau dari sifat hubungannya dapat dibedakan atas relasi
sbb:
1. menyatakan gabungan : dan lagi, pula, serta.
2. menyatakan pertentangan : tetapi, akan tetapi.
3. menyatakan penguatan : melainkan, bahkan, malahan.
4. menyatakan pilihan : atau, atau . . . atau, maupun, baik . . . baik, entah . . . entah.
5. menyatakan perbandingan : seperti, sebagai, bahaikan seakan-akan.
6. menyatakan perlawanan : meskipun, biar pun.
LANJUTAN...

7. menyatakan syarat : jika, andaikan, andaikata, asalkan, jikalau, sekiranya, seandainya.


8. menyatakan tempat : semakin . . . semakin, kian . . . kian, bertambah . . . bertambah.
9. menyatakaan waktu : apabila, bila, ketika, bilamana, demi, sambil, sebelum, sesudah,
edang, selesai, setelah, dsb.
10. menyatakan tujuan : supaya, agar, untuk, untuk itu, guna, bagi.
11. menyatakan sebab : sebab, karena, karena itu, sebab itu.
12. menyatakan akibat : sehingga, sampai.
13. menyatakan penjelas : yakni, yaitu, adalah.
14. sebagai pengantar kalimat : maka, adapun, akan.
15. sebagai penetap sesuatu : bahwa sesungguhnya, sungguh.
LANJUTAN...

Catatan :
Sifat hubungan kata sambung itu ada yang bersifat eksplisit dan ada
yang bersifat iplisit. Bersifat eksplisit apabila cara hubungannya
menggunakan kata sambung, sehingga dapat menerangkan makna
kalimat dengan jelas. Dan bersifat implisit apabila cara hubungannya
tidak menggunakan kata sambung, sehingga makna dalam kalimat
itu tidak jelas perlu ditaksir atau diturunkan berdasarkan hubungan
kalimat tersebut. Misalnya :
Eksplisit ketika Ibu datang, Bapak berangkat
Implisit Ibu datang, bapak berangkat
KATA DEPAN

Batasan Kata Depan


Adalah kata yang tidak pernah mengalami perubahan bentuk dan
tidak dapat berdiri sendiri sebagai subjek, predikat dan objek serta
ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Kata depan bila dilihat dari segi morfologinya, kata itu pada
umumnya sulit mengalami perubahan bentuk. Dan bila dilihat dari segi
konstruksinya, kata itu memiliki tugas untuk memperluas atau
mengadakan tranformasi kalimat, sehingga isinya menjadi lengkap.
Tetapi kata tugas ini tidak dapat menduduki fungsi pokok dalam
kalimat.
KATA DEPAN

Pembagian Kata Depan


Kata depan apabla ditinjau dari jenis dan bentuknya dapat dibedakan menjadi :
1. Kata depan sejati : kata depan yang digunakan untuk menyatakan tempat.
Misalnya di, ke, dari.
2. Kata depan majemuk : merupakan gabungan dari kata depan sejati dengan kata
lain. Biasanya kata depan ini menyatakan orang, nama orang, nama binatang,
nama benda. Misalnya dari pada, kepada, di dalam, dsb.
3. Kata depan yang tidak tergolong I dan II di atas : kata yang merupakan bentuk
gabungan atau berupa bentuk tunggal, misalnya akan, seperti, demi, dengan,
untuk, dsb.
KATA SANDANG

Kata Sandang
Adalah kata-kata yang tidak mempunyai arti tapi mempunyai fungsi
penentu sebagai penghubung. Misalnya yang, itu, si, sang, hang, dik,
mas, dsb.
Pembagian Kata Sandang
Katasandang apabila ditinjau dari segi fungsinya dapat dibedakan
menjadi :
- menentukan kata benda : ini, itu.
-mensubstansikan : yang besar, yang tinggi, yang cantik, yang kerdil,
dsb.
KATA SERU

Batasan Kata Seru


Adalah kata yang menyatakan perasaan yang digambarkan oleh
seseorang dalam bentuk kalimat agar tujuan dan maksudnya lebih
jelas.
Fungsi Kata Seru
Untuk memperjelas maksud dari suatu kalimat.
LANJUTAN...

Pembagian Kata Seru


Menurut Gorys Keraf kata seru yang kita kenal dalam masyarakat
bahasa Indonesia, dapat dibedakan menjadi :
1. Kata seru asli bahasa Indonesia : ya, wah, o, hai, he, dsb.
2.Kata seru pinjaman dari kata-kata benda atau lainnya : masa,
celaka, kasihan, bangsat, saying, dsb.
3.Kata seru berupa ungkapan baik dari bahasa Indonesia maupun
dari bahasa asing : ya ampun, demi Allah, insya Allah, astaga,
astaghfirullah, dsb.
PEMBAGIAN KATA MENURUT TATABAHASA STRUKTURAL

KATA BENDA KATA SIFAT

KATA KERJA KATA TUGAS


KATA BENDA

Menurut struktur bahasa Indonesia kata-kata yang termasuk


jenis kata benda adalah semua kata yang menunjukkan :
nama benda, nama anggota badan, nama alat rumah
tangga, nama kota, tempat, hewan.
KATA KERJA

Sepertihalnya dengan kata benda, untuk menentukan


apakah kata-kata itu termasuk jenis kata kerja atau tidak,
maka kita harus tahu lebih dulu ciri-ciri dan makna yang
terkandung di dalamnya.
Ciriarti dari kata kerja adalah hasil tindakan dari pelaku
baik itu tindakan aktif mau pun pasif.
KATA SIFAT

Untuk mengetahui bentuk kata sifat dapat dilihat


dari ciri yang lebih mendetail, maka kita harus
menggunakan prosedur-prosedur untuk menentukan
kata sifat.
KATA TUGAS

Selain
dari ketiga kata di atas, yaitu kata benda, kata kerja,
kata sifat, maka digolongkan ke dalam jenis kata tugas
kecuali partikel.
Untuk menentukan kata tugas perlu kita ketahui bahwa ciri-
ciri kata tugas tidak seperti ciri-ciri yang terdapat pada kata
benda, kata kerja, kata sifat. Kata benda, kata kerja, kata
sifat dapat membentuk suatu kalimat minim dengan satu
kata saja sebagai tuturan yang lengkap.
LANJUTAN...

Misalnya kita dapat mengatakan :


Ayah ! Cantik !
Rumah ! Pulang !
Tapi
sebaliknya, kita tidak dapat membentuk kalimat
dengan sepatah kata saja dari kata tugas, misalnya :
Akan ! Tentang !
Telah ! Belum !
LANJUTAN...

Kecuali kata tugas yang bertindak sebagai kata kerja, kata


benda, dan kata sifat untuk membentuk kalimat minim,
misalnya Sudah ! Kata itu merupakan jawaban dari
pertanyaan Kamu sudah makan ? Jawabnya sudah.
Begitu juga kata Tidak ! Kata itu merupakan jawaban dari
pertanyaan Kamu tidak jadi ikut Ayah ke Surabaya ?
Jawabannya Tidak ! Begitu juga kata lainnya.
LANJUTAN...

Selain kata-kata di atas, Gorys Keraf mengemukakan masalah


transposisi kata, yaitu perpindahan jenis kata-kata tertentu ke jenis
kata lain dengan bantuan morfem terikat. Misalnya :
besar (kata sifat) menjadi diperbesar (kata kerja)
tua (kata sifat) menjadi ketua (kata benda)
satu(kata bilangan) menjadi bersatu (kata sifat)
ikat (kata kerja) menjadi terikat (kata sifat)
babi buta (kata benda) menjadi membabi buta (kata sifat)
LANJUTAN...

Menurut Prof. Dr. Ramlan bahwa penjenisan kata dalam bahasa


Indonesia tidak mempunyai kriteria yang jelas yaitu berdasarkan arti
kata saja, melainkan juga berdasarkan bentuk gramatik dan
berdasarkan sifat kata serta perilaku kata yang sama-sama dapat
membentuk kata lain.
Dan para ahli tatabahasa Indonesia sejauh ini, masih berupaya
mencari kriteria-kriteria dalam penjenisan kata-kata tapi hasilnya masih
belumlah merupakan kriteria yang pasti. Maka dari itu penjenisan kata
bahasa Indonesia masih kabur, dengan kata lain penjenisan kata-kata
tersebut masih belum memuaskan bangsa Indonesia khususnya para
peminat bahasa Indonesia dewasa ini umumnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai