Anda di halaman 1dari 22

Bentuk-bentuk Sastra Indonesia

dan
Jenis-jenis Sastra Indonesia
Disusun oleh :
Septika Dwi Astuti
Fajar Isnaeni Saputri
Nur Hidayati Esti Sasiwi
Bentuk-bentuk
Sastra Indonesia
a. Prosa
Prosa adalah karya sastra yang disusun
dalam bentuk cerita atau narasi yang
diuraikan menggunakan bahasa bebas dan
panjang, serta tidak terikat oleh aturan-aturan
seperti dalam puisi.
b. Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang tersaji
secara monolog, menggunakan kata-kata yang
indah dan kaya akan makna. Keindahan puisi
ditentukan oleh diksi, majas, rima, dan iramanya.
Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam
puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur
bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi
berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi
menggunakan bahasa yang ringkas, tetapi
maknanya sangat kaya. Kata yang digunakannya
adalah kata konotatif yang mengandung banyak
penafsiran dan pengertian.
c. Prosa liris
Prosa liris adalah bentuk sastra yang
disajikan seperti bentuk puisi tetapi
menggunakan bahasa yang bebas terurai
seperti pada prosa.
d. Drama
Drama adalah bentuk sastra yang
dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang
bebas dan panjang, serta disajikan
menggunakan dialog atau monolog.
Drama bertujuan menggambarkan kehidupan
dengan menyampaikan pertikaian dan emosi
melalui lakuan dan dialog.
JENIS-JENIS SASTRA INDONESIA
A.PANTUN
Pantun merupakan salah satu Ciri-ciri pantun
jenis puisi lama yang sangat Terdiri atas empat larik
luas dikenal dalam bahasa-
Bersajak akhir dengan pola
bahasa Nusantara. Dalam
a-b-a-b
bahasa Jawa, misalnya, dikenal
sebagai parikan dan dalam Terdiri dari 8-12 suku kata
bahasa Sunda dikenal sebagai Baris pertama dan kedua
paparikan. disebut sampiran
Baris ketiga dan keempat
disebut isi
Peran Pantun Jenis-jenis Pantun
Sebagai alat pemelihara 1. Pantun kepahlawanan
bahasa 2. Pantun adat
Pantun berperan sebagai
3. Pantun budi
penjaga fungsi kata dan
kemampuan menjaga alur 4. Pantun agama
berfikir 5. Pantun jenaka
Pantun melatih seseorang 6. Pantun teka- teki
berpikir tentang makna kata
7. Pantun kias
sebelum berujar.
Pantun juga melatih orang 8. Pantun perpisahan
berpikir asosiatif, bahwa suatu 9. Pantun nasihat
kata bisa memiliki kaitan 10. Pantun percintaan
dengan kata yang lain.
11. Pantun peribahasa
Contoh Pantun Kepahlawanan
Contoh:
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kami pun muda lagi perkasa
B. PUISI
Puisi adalah bentuk karya Unsur-unsur puisi menurut Dick
sastra yang tersaji secara Hartoko adalah puisi terdiri dari
monolog,menggunakan kata- dua unsur, yaitu unsur tematik
kata yang indah dan kaya akan atau unsur semantik puisi dan
makna. Keindahan puisi
ditentukan oleh diksi, majas, unsur sintaksis puisi. Unsur
rima, dan iramanya.Puisi tematik atau unsur semantik
menggunakan bahasa yang puisi menuju ke arah struktur
ringkas, tetapi maknanya batin, sedangkan unsur sintaksis
sangat kaya. Kata yang mengarah pada struktur fisik
digunakannya adalah kata puisi.
konotatif yang mengandung
banyak penafsiran dan
pengertian
Struktur batin adalah Struktur fisik adalah
makna yang terkandung struktur yang bisa kita lihat
dalam puisi yang tidak melalui bahasanya yang
secara langsung dapat tampak. Struktur fisik
dihayati. Struktur batin terdiri dari :
terdiri dari : Diksi
Tema Kata konkret
Perasaan Versifikasi
Nada dan suasana Pengimajian
Amanat atau pesa Bahasa figuratif atau
majas
Tata wajah
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja
(melingkar, zig-zag, dll). Hal tersebut merupakan
salah satu cara penulis untuk menunjukkan
pemikirannya. Puisi terkadang juga hanya berisi
satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang.
Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat
puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi
penulis selalu memiliki alasan untuk segala
keanehan yang diciptakannya. Tak ada yang
membatasi keinginan penulis dalam
menciptakan sebuah puisi.
Perbedaan puisi lama dan puisi baru

Puisi Lama Puisi Baru


Puisi lama adalah puisi yang Puisi baru disebut juga puisi
terikat oleh aturan-aturan. modern. Bentuk puisi baru
Aturan-aturan itu antara lain : lebih bebas daripada puisi
Jumlah kata dalam 1 baris lama. Jika puisi lama sangat
Jumlah baris dalam 1 bait terikat pada aturan-aturan
yang ketat, puisi baru lebih
Persajakan (rima) bebas. Meskipun demikian,
Banyak suku kata tiap baris hakikat puisi tetap
Irama dipertahankan seperti rima,
irama, pilihan kata, dll.
Puisi Lama
Ciri-ciri Puisi Lama Jenis Puisi Lama
Mantra adalah ucapan-ucapan yang
Merupakan puisi rakyat dianggap memiliki kekuatan gaib
Pantun adalah puisi yang bercirikan
yang tak dikenal nama bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
pengarangnya terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal
sebagai sampiran, 2 baris berikutnya
Disampaikan lewat mulut ke sebagai isi. Pembagian pantun menurut
isinya terdiri dari pantun anak, mudamudi,
mulut, jadi merupakan agama/nasihat, teka-teki, jenaka
sastra lisan Karmina adalah pantun kilat seperti pantun
tetapi pendek
Sangat terikat oleh aturan- Seloka adalah pantun berkait
aturan seperti jumlah baris Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap
bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
tiap bait, jumlah suku kata
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab
maupun rima dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-
a, berisi nasihat atau cerita
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait
terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
Puisi Baru
Ciri-ciri Puisi Baru Jenis-jenis puisi baru
Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
Bentuknya rapi, simetris Balada adalah puisi berisi kisah/cerita
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air,
Mempunyai persajakan atau pahlawan
akhir (yang teratur) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang
berjasa
Banyak mempergunakan Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran
hidup
pola sajak pantun dan syair Romance adalah puisi yang berisi luapan
meskipun ada pola yang lain perasaan cinta kasih
Elegi adalah puisi yang berisi ratap
Sebagian besar puisi empat tangis/kesedihan
seuntai Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari
Tiap-tiap barisnya atas sebu bentuknya antara lain:
Distikon
Terzina
Quatrain d) Quint e) Sektet f) Septime g)
Oktaf/Stanza h) Soneta
C. SAJAK
Sajak ialah persamaan bunyi. Jenis-jenis sajak
Persamaan yang terdapat pada Sajak awal ialah persamaan bunyi yang
terdapat pada awal kalimat
kalimat atau perkataan, di Sajak tengah ialah persamaan di tengah
awal, di tengah, dan di akhir kalimat
perkataan. Persamaan itu ada Sajak akhir ialah sajak yang terdapat
pada akhir kalimat. Sajak ini terdapat
yang tepat benar-benar dan hampir pada segala puisi lama, juga
puisi baru.
ada pula yang kurang Asonansi ialah persamaan bunyi huruf
sempurna. Walaupun sajak hidup (vocal) yang terdapat dalam
perkataan atau kalimat
bukan menjadi syarat khusus Sajak sempurna adalah dalam memilih
bagi sesuatu puisi lama, tetapi perkataan untuk mencapai persamaan
pengaruhnya sangat mengikat bunyi, tiadalah selalu bunyi itu jatuh
dengan sempurna pada suara yang
kepada bentuk dan pilihan sama, ada yang mirip dan ada yang
benar-benar tepat. Sajak yang tepat itu
kata dalam puisi itu. disebut sajak sempurna
Sajak tak sempurna ialah sajak yang
hanya bunyi saja yang hampir
bersamaan.
D. PERIBAHASA
Peribahasa ialah bentuk Bila diselidiki isi dan jiwa yang
pengucapan yang banyak terkandung dalam peribahasa
digunakan dalam kesusastraan itu, banyak bahan yang dapat
lama, sebagai wakil cara diambil dari sejarah, sosial, dan
berfikir bangsa kita di zaman
lama itu. Peribahasa banyak perikehidupan mereka di zaman
digunakan dalam kehidupan lampau. Misalnya, sekali air bah
sehari-hari orang pada masa sekali tepian berubah.
dahulu. Ini dikarenakan lebih
mudah untuk memberi
nasihat, teguran atau sindiran
dan mudah pula ditangkap
oleh pihak yang dinasihati.
E. Kata Mutiara
Kata mutiara adalah kata yang diungkapkan dari
hasil pemikiran seseorang yang dibahasakan
dengan halus dan lembut menjadikan sebuah
kata terindah. Memaknai dan mengilhami
sebuah mutiara yang indah dan bernilai tinggi.
F. Majas/Gaya Bahasa
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk
tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu
karangan yang bertujuan untuk mewakili
perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas
dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas
perbandingan, majas sindiran, majas
penegasan, dan majas pertentangan.
Majas Perbandingan
Alegori, menyatakan dengan cara lain melalui kiasan
atau penggambaran. Contoh: Iman adalah kemudi
dalam mengarungi zaman.
Alusio, pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan
karena sudah dikenal.Contoh: Apakah peristiwa
madiun akan terjadi lagi ?
Simile, pengungkapan dengan perbandingan
eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan
penghubung seperti layaknya, bagaikan, dll. Contoh:
pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam.
Metafora, pengungkapan berupa perbandingan
analogis dengan menghilangkan kata seperti
layaknya, bagaikan, dll.
Antropomorfisma, metafora yang menggunakan
kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan
manusia untuk hal yang bukan manusia. Contoh:
Setelah sampai di kaki gunung ia duduk di mulut
sungai.
Sinestesia, metafora berupa ungkapan yang
berhubungan dengan suatu indera untuk dikenakan
pada indera lain. Contoh: Betapa sedap
memandang gadis cantik yang selesai berdandan.

Anda mungkin juga menyukai