Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MODEL SCRIVEN DALAM EVALUASI PROGRAM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Evaluasi Program
Dosen Pengampu : Pak Syarifuddin, M.Pd

Disusun oleh

Kelompok 7

Azzam Sahrul Qudsi (201102031122)

Helmalia Rahmah (201102030437)

Jihan Aura Lestari (201102030770)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Model Scriven Dalam Evaluasi Program” dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas Dosen Syarifuddin, M.Pd pada bidang Evaluasi Program di
Universitas Ibn Khaldun Bogor T.A 2023. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang “Model Scriven Dalam Evaluasi Program”.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Syarifuddin, M.Pd selaku
dosen Evaluasi Program. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni oleh kami. Kami juga mengucapkan terimakasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami terima dengan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 14 Mei 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
2.1 Biografi Singkat ........................................................................................................................ 2
2.2 Jenis-jenis Model Scriven ......................................................................................................... 2
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data
yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Program
merupakan kegiatan atau aktivitas yang dirancang dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Semua program perlu dievaluasi untuk menentukan apakah layanan atau
intervensinya telah mencapai tujuan yang ditetapkan.
Secara umum alasan dilaksanakannya program evaluasi yaitu : a) pemenuhan
ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya, b) mengukur efektivitas dan
efesiensi program, dan 3) mengukur pengaruh, efek sampingan program.
Maka dari itu, kami akan membahas lebih lanjut mengenai Model Evaluasi Program
Scriven.

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapa Michael Scriven?
2. Apa konsep dari Scriven Model?
3. Jenis apa saja model yang dikembangkan dari Scriven Model?
4. Bagaimana langkah-langkah Scriven Model?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa konsep dari Scriven Model.
2. Dapat memahami apa saja model yang dikembangkan dari Scriven Model.
3. Dapat memahami bagaimana langkah-langkah Scriven Model.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Singkat


Michael Scriven lahir di 28 Maret 1928, di Beaulieu, Hampshire, Inggris 1928.
Gelar pertamanya adalah dalam bidang matematika dan gelar doktor dalam filsafat. Dia
telah membuat kontribusi yang signifikan di bidang filsafat, psikologi, berpikir kritis,
dan yang paling terutama, evaluasi (dia telah menciptakan sebuah penemuan untuk
evaluasi program).
Dia juga telah menghasilkan lebih dari 400 publikasi ilmiah dan telah bekerja di
beberapa dewan editorial review dari 42 jurnal. Scriven adalah mantan presiden
American Educational Research Association dan American Association Evaluation. Ia
juga editor dan co-pendiri Journal of Multidisiplin Evaluasi. Dia sekarang seorang
profesor di Claremont Graduate University. Profesor logika ilmu yang telah menulis
secara luas pada parapsikologi.

2.2 Jenis-jenis Model Scriven


Ada dua model evaluasi yang dikembangkan Scriven yaitu: Goal Free Evaluation
dan Formatif-Sumatif Evaluation yang akan kita bahas berikut ini :
a. Goal Free Evaluation
 Pengertian dan Konsep
Goal-free evaluation model atau dalam bahasa Indonesia disebut model
evaluasi bebas tujuan adalah model evaluasi program dimana dalam
melaksanakan evaluasi program tersebut, evaluator tidak perlu memperhatikan
apa yang menjadi tujuan program. Model evaluasi ini dikembangkan pada tahun
1972 oleh Michael Scriven, seorang proffessor dari Universitas Claremont di
California yang terlatih dalam Matematika dan Filosofi. Model evaluasi ini
dikembangkan untuk menghilangkan hambatan seperti pertanyaan-pertanyaan:
apa yang harus dilakukan oleh evaluator jika stakeholder tidak setuju pada tujuan
program? Bagaimana jika stakeholder tidak memberikan tujuan yang jelas? Apa
yang harus dilakukan oleh evaluator jika masalah maupun tujuan yang diinginkan

2
tidak pasti atau bahkan tidak diketahui? Untuk itulah Scriven mengembangkan
evaluasi program model bebas tujuan sehingga evaluator menginvestigasi apa
dampak dari program atau apa yang sedang dilakukan oleh program sehingga
hasil yang muncul adalah hasil yang sebenarnya, bukan sekedar hasil yang
dinginkan. Menurut Scriven sendiri, evaluasi bebas tujuan digunakan untuk
melengkapi, bukan menggantikan penilaian berbasis tujuan dikarenakan jika
evaluasi ini digunakan sendirian, maka tidak dapat memberikan informasi yang
cukup untuk mengambil keputusan. Scriven mengungkapkan yang perlu
diperhatikan dalam evaluasi bebas tujuan adalah bagaimana terjadinya (kinerja)
suatu program, dengan jalan identifikasi penampilan-penampilan yang terjadi
(pengaruh) baik hal-hal tersebut termasuk hal-hal yang positif atau hal- hal yang
diharapkan maupun hal-hal negatif atau hal-hal yang tidak diharapkan.
Model evaluasi bebas tujuan berfokus pada hasil dari suatu program
pendidikan secara sengaja dan tidak terduga. Model evaluasi ini tidak kaku
mengikuti retorika desainer instruksional tentang apa yang ingin mereka capai,
tapi model evaluasi ini lebih berfokus pada hasil-hasil yang didapatkan oleh
program pendidikan yang dibuat oleh desainer. Model evaluasi bebas tujuan
bekerja dengan mencoba untuk melihat efek total dari program yang dijalankan
sehingga menghindari informasi bias/ informasi yang “salah” dari tujuan-tujuan
program. Dengan cara ini, efek samping mungkin datang dari tujuan program
pendidikan bisa dikurangi.

 Ciri-ciri
Adapun ciri-ciri Model Goal Free Evaluation sebagai berikut :
1. Secara sengaja menghindari mengetahui tujuan program.
2. Tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan
menyempitkan fokus evaluasi.
3. Evaluasi bebas tujuan berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan hasil
yang direncanakan.
4. Hubungan evaluator dan manajer atau dengan karyawan proyek dibuat
seminimal mungkin.

3
 Langkah-langkah Penerapan
Metodologi ataupun langkah-langkah dalam menerapkan Goal Free Model,
yaitu:
1. Pertama, desain evaluasi dikerjakan. Dengan kata lain, pemilihan dilakukan
terhadap metode dan teknik untuk mengevaluasi objek yang dimaksud.
Rancangan evaluasi perlu mempertimbangkan cara pengumpulan dan
analisis data. Lebih lanjut, semua (sub) langkah dalam pengumpulan dan
analisis data harus dimasukkan ke dalam perencanaan operasional studi
evaluasi. Perencanaan ini idealnya mencakup informasi tentang aspek
keuangan dan pengeluaran waktu.
2. Pemilihan penilai. Penting untuk diingat bahwa ia harus dapat memulai
evaluasi program kebijakan tanpa pengetahuan sebelumnya tentang tujuan
kebijakan formal. Evaluator, hampir menurut definisi, bukanlah ahli dalam
topik kebijakan tempat evaluasi dibuka. Dengan cara ini, jarak maksimum
dijaga antara penilai dan tujuan yang ingin dicapai. Penilai adalah bagian
dari tim penilai, yang masing-masing memiliki bidang keahlian tematik. Ini
diperlukan karena evaluator awal seharusnya mengevaluasi kebijakan tanpa
pengetahuan sebelumnya tentang kebijakan yang akan dipertimbangkan.
Oleh karena itu, agar dapat menginterpretasikan temuan secara memadai,
selanjutnya perlu menghadirkan anggota tim yang memiliki pengetahuan di
bidang kebijakan yang bersangkutan. Penilai sebaiknya berpengalaman. Ini
direkomendasikan karena dia harus dapat mengandalkan keahlian
metodologis mereka sendiri selama eksplorasi efek (samping).
3. Evaluasi goal free. Bergantung pada efek kebijakan yang diidentifikasi oleh
penilai, kriteria dirumuskan untuk menilai hasil ini. Menurut Scriven
(1991), kebutuhan pemangku kepentingan harus didahulukan dalam hal ini.
4. Langkah terakhir adalah merumuskan rekomendasi kebijakan. Ini terjadi
atas dasar hasil evaluasi. Karena metode evaluasi ini memperhitungkan dari
semua efek dan konsekuensi kebijakan, rekomendasi kebijakan mungkin

4
diharapkan lebih luas dan lebih dalam daripada kasus evaluasi berbasis
tujuan.

b. Model Evaluasi Formatif dan Sumatif


 Pengertian dan Konsep
Selain model “evaluasi lepas dari tujuan”. Michael Scriven juga
mengembangkan model lain, yaitu model formatif-sumatif. Model ini
menunjukan adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi
yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (disebut evaluasi formatif)
dan ketika program sudah selesai atau berakhir (disebut evaluasi sumatif).
Berbeda dengan model yang pertama dikembangkan, model yang kedua ini
ketika melaksanakan evaluasi, evaluator tidak dapat dapat melepaskan diri dari
tujuan. Tujuan evaluasi formatif memang berbeda dengan tujuan evaluasi
sumatif. Dengan demikian, model yang dikemukakan oleh Michael Scriven ini
menunjuk tentang “apa, kapan, dan tujuan” evaluasi tersebut dilaksanakan.
Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika
program masih berlangsung. Tujuan evaluasi formatif tersebut adalah untuk
mengetahui seberapa jauh program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus
dapat mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahuinya hambatan dan hal-hal
yang menyebabkan program tidak lancar, pengambil keputusan secara dini dapat
mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
Evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan dari evaluasi
sumatif adalah untuk mengukur ketercapaian program. Fungsi evaluasi sumatif
dalam evaluasi program pembelajaran dimaksudkan sebagai sarana untuk
mengetahui posisi atau kedudukan individu didalam kelompoknya. Mengingat
bahwa objek sasaran dan waktu pelaksanaan berbeda antara evaluasi formatif dan
sumatif, maka lingkup sasaran yang dievaluasi juga berbeda.

 Langkah-langkah
Tahap-tahap Formatif dan Sumatif Evaluation Model, Dalam model
evaluasi formatif dan sumatif dilakukan dengan menggunakan empat tahap yaitu:

5
Needs Program Formative Summative
Assessment Planning Evaluation Evaluation

1) Needs assessment, dalam tahap ini evaluator memusatkan perhatian pada


penentuan masalah. a) Hal-hal apakah yang perlu dipertimbangkan
sehubungan dengan keberadaan program. b) Kebutuhan apakah yang
terpenuhi dengan adanya pelaksanaan program tersebut. c) Apa tujuan
jangka panjang dalam program tersebut.
2) Program planning, dalam tahap kedua evaluator mengumpulkan data yang
terkait langsung dengan pembelajaran dan mengarah pada pemenuhan
kebutuhan yang telah diidentifikasi pada tahap kesatu. Dalam tahap
perencanaan ini program pembelajaran dievaluasi dengan cermat untuk
mengetahui apakah rencana pembelajaran telah disusun berdasarkan hasil
analisis kebutuhan. Evaluasi tahap ini tidak lepas dari tujuan yang telah
dirumuskan
3) Formative evaluation, Dalam tahap ketiga ini evaluator memusatkan
perhatian pada keterlaksanaan program. Dengan demikian, evaluator
diharapkan terlibat dalam program karena harus mengumpulkan data dan
berbagai informasi dari pengembang program
4) Summative evaluation, Dalam tahap keempat, yaitu evaluasi sumatif, para
evaluator diharapkan dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dan
dampak dari program. Melalui evaluasi sumatif ini, diharapkan dapat
diketahui apakah tujuan yang dirumuskan untuk program sudah tercapai, dan
jika belum, dicari bagian mana yang belum dan apa penyebabnya.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model evaluasi scriven salah satunya ialah evaluasi formatif-sumatif. Evaluasi
formatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat program sedang berlangsung dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa tingkat keberhasilan suatu program. Evaluasi sumatif
adalah evaluasi yang dilakukan setelah program dilaksanakan untuk mengukur pencapaian
program.
Evaluasi formatif hendaknya mengarah kepada keputusan tentang program,
termasuk perbaikan, modifikasi dan penyempurnaan. Sedangkan evaluasi sumatif
mengarah kepada keputusan mengenai kelanjutan program berikutnya atau program yang
diteruskan pengapdosiannya. Kedia evaluasi ini penting karena keputusan yang diperlukan
selama proses tingkat pengembangan program untuk memperbaiki dan memperkuat
keputusan program yang diambil.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fetriano, Fajar. Universitas Negeri Malang. Penerapan Formative and Summative Evaluation
Model Dalam Penelitian Tindakan.

Halima dan Mustofa. 2022. Goal Free Evaluation Vol. 6 No. 2. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Mardinah dan Syarifuddin. Jurnal : Model-Model Evaluasi Pendidikan Vol. 02 No. 01. STAI
Auliaurrasyidin Tembilahan.

Wardani, dkk. 2022. Jurnal : Model-Model Evaluasi Pendidikan Dasar (Scriven Model, Tyler
Model, dan Goal Free Evaluation) Vol 6 No 1, Januari 2022. Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai