Anda di halaman 1dari 19

PEMANFAATAN HASIL EVALUASI DAN REFLEKSI

PELAKSANAAN EVALUASI

Diajukan dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Evaluasi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Noor Tatik Handayani, S.Ag., M.Pd.I

Disusun Oleh:

Kharisma Nailir Rizqa


Lusia Rif’atul Muzdalifah
Khusnul Khotimah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHAR
MENGANTI-GRESIK
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada Nabi akhir zaman yakni baginda Rasulullah SAW.
Kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah berjasa
besar kepada kami sehingga kami bisa melanjutkan pendidikan sampai pada saat
ini. Dan tak lupa, kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yakni Ibu
Noor Tatik Handayani, S.Ag., M.Pd.I. yang telah memberikan pengarahan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Karena kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT semata. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan tugas selanjutnya. Akhir kata semoga tugas ini dapat memberikan
manfaat kepada kami semua dan menjadi catatan baik didunia maupun diakhirat.
Amin Ya Robbal Alamin.

Gresik, 01 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Manasal
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pentingnya Memanfaatkan Hasil Evaluasi
B. Manfaat Hasil Evaluasi
C. Refleksi Pelaksanaan Evaluasi
D. Keberhasilan Pembelajaran
E. Evaluasi Diri Terhadap Proses Pembelajaran
F. Faktor-Faktor Peenyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan Dalam
Pembelajaran
G. Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar
H. Pembelajaran Remidial
BAB III PENUUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PNDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebanyakan guru memanfaatkan hasil evaluasi hanya untuk
mengisi buku rapor. Hal ini bukan salah, tetapi bukan berarti hasil evaluasi
hanya untuk mengisi buku rapor. Seharusnya, guru memnfaatkan hasil
evaluasi untuk berbagai kepentingan sehingga pihak-pihak yang terkait
ikut bertanggung jawab dan memiliki perhatia yang tinggi terhadap proses
pembelajaran peserta didik. Selama ini, mungkin orng tua kurang peduli
terhadap kegiatan pembelajaran peserta didik di madrasah. Orang tua
masih banyak yang berpandangan konservatif, yaitu beranggapan bahwa
kegiatan belajar disekolah hanya urusan dan tanggung jawab kepala
sekolah dan guru
Disekolah kita sering melihat berbagai jenis kegiatan, seperti
peserta didik melakukan kegiatan belajar (dikelas maupun di
laboratorium), mengikuti kegiata ekstra kurikuler (Pramuka, PMI,
Olahraga beladiri, dll), belajar percakapan bahasa asing, praktik komputer,
termasuk juga kegiatan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran (dikelas
atau diluar kelas). Semua kegiatan tersebut tentu ada tujuan masing-
masing. Kalau tidak ada manfaatnya, tentu peserta didik tidak mau
mengikuti kegiatan tersebut. Guru juga tidak akan melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Singkatnya, setiap kegiatan yang dilakukan tentu ada
manfaatnya. Begitu pula halnya dengan kegiatan evaluasi. Masalahnya
adalah apa manfaat evaluasi? Dan apa refleksi pelaksanaan evaluasi
terhadap pembelajaran? Mari kita simak bersama-sama.
B. Rumusan Masalah
1. Pentingnya Memanfaatkan Hasil Evaluasi
2. Manfaat Hasil Evaluasi
3. Refleksi Pelaksanaan Evaluasi
4. Keberhasilan Pembelajaran
5. Evaluasi Diri Terhadap Proses Pembelajaran
6. Faktor-Faktor Peenyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan
Dalam Pembelajaran
7. Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar
8. Pembelajaran Remidial

C. Tujuan
1. Agar kita mengetahui Pentingnya Memanfaatkan Hasil Evaluasi
2. Agar kita mengetahui Manfaat Hasil Evaluasi
3. Agar kita mengetahui Refleksi Pelaksanaan Evaluasi
4. Agar kita mengetahui Keberhasilan Pembelajaran
5. Agar kita mengetahui Evaluasi Diri Terhadap Proses Pembelajaran
6. Agar kita mengetahui Faktor-Faktor Peenyebab Kegagalan dan
Pendukung Keberhasilan Dalam Pembelajaran
7. Agar kita mengetahui Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar
8. Agar kita mengetahui Pembelajaran Remidial
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Memanfaatkan Hasil Evaluasi


Salah satu manfaat evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik
(feed-back) kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik sifatnya
memberikan saran dan perbaikan, sehingga peserta didik termotivasi untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar serta hasil
pekerjaannya.
Crooks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat
untuk memotivasi peserta didik, maka harus difokuskan pada:
1. Kualitas pekerjaan peserta didik dan bukan membandingkannya
dengan hasil pekerjaan peserta didik yang lain.
2. Cara-cara yang spesifik sehingga pekerjaan peserta didik dapat
ditingkatkan .
3. Peningkatan pekerjaan peserta didik yang harus dibandingkan dengan
pekerjaan sebelumnya.

Selanjutnya, yakni untuk perbaikan rencana pelaksanaan


pembelajaran. Perencanaan merupakan bagian penting sekligus menjadi
pedoman dan panduan bagi guru dalam melaksanakan program
pembelajaran. Perencanaan Pembelajaran yang baik tidaklah cukup karena
memerlukan kesungguhan dalam mengorganisasi rencana tersebut,
melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan melakukan evaluasi
pembelajaran.
Yang terkhir yakni untuk menoptimalkan proses pembelajaran.
Optimalisasi proses pembelajran adalah upaya memperbaiki proses
pembelajaran sehingga peserta didik untuk mencapai keberhasilan proses
dan hasil belajar. Tujuannya adalah untuk memperbaiki aspek-aspek
pembelajran yang dianggap masih kurang optimal. Hal-hal yang dapat
dilakukan guru agar proses pembelajaran berjalan secara optimal antara
lain, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan
pembelajran. Melalui cara ini, guru dapat menindaklanjuti upaya-upaya
memantapkan keberhasilan (pengayaan) dan upaya-upaya memperbaiki
kegagalan (remidi).

B. Manfaat Hasil Evaluasi


1. Bagi peserta didik, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
a. Membangkitkan minat dan motivasi belajar
b. Membentuk sikap yang posistif terhadap belajar dan pembelajaran
c. Membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik
d. Membantu peserta didik dalam memilih metode belajar yang baik
dan benar
e. Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas
2. Bagi Guru, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
a. Promosi peserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan
b. Mendiagnosis peserta didik yng memiliki kelemahan atau
kekurangn, baik secara perseorangan maupun kelompok
c. Menentukn pengelompokan dan penempatan peserta didik
berdasarkan prestasi masing-masing
d. Feed-back dalam melakukan perbaika terhadap sistem
pembelajaran
e. Menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
f. Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan
pembelajaran
g. Menentukan perlu tudaknya pembelajaran remidial.
3. Bagi orang tua, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
a. Mengetahui kemajuan belajar peserta didik
b. Membimbing kegiatan belajar peserta didik dirumah
c. Menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai dengan
kemampuan anaknya
d. Memprakirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut
dalam bidang pekerjaannya.
4. Bagi administrator sekolah, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
a. Menentukan penempatan peserta didik
b. Menentukan kenaikan kelas
c. Pengelompokan peserta didik disekolah mengingat terbatasnya
fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta
didik pada waktu mendatang

C. Refleksi Pelaksanaan Evaluasi


Dalam melaksankan evaluasi pembelajaran, sering ditemukan
berbagai kekurangan/ kelemahan, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun penyusunan laporan. Namun semakin banyak
seseorang memiliki pengalaman, maka diharapkan akan semakin sedikit
kesalahan yang dilakukan. Seorang tidak akan melakukan kesalahan yang
serupa dalam kegiatan evaluasi berikutnya. Oleh sebab itu, untuk
mencapai suatu kesuksesan, belajarlah dari pengalaman masa lalu sebagai
bahan perbaikan. Tanpa adanya refleksi, tidak mudah bagi kita untuk
mngetahui bagian-bagian atau aspek-aspek mana dari evaluasi yang
dianggap masih lemah.
Implikasinya adalah guru harus melakukan evaluasi pembelajaran,
baik dalam dimensi proses belajar maupun hasil belajar, dan setelah
mengikuti evaluasi pembelajaran, peserta didik akan menghadapi dua
alternatif keputusan, berhasil atau tidak berhasil. Untuk mencapai tingkat
keberhasilan peserta didik, guru harus melakukan berbagai upaya, baik
tenaga mapun pikiran, dorongan dan kerjasama dengan orang tua
D. Keberhasilan Pembelajaran
Keberhasilan pembeljaran banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Slah satunya adalah faktor guru dapat melaksanakan pembelajaran.
Untuk itu, dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus berpijak pada
prinsip pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono (1994) mengemukakan ada
tujuh prinsip pembelajaran, antara lain:
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar, bahkan tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi proses
belajar. Perhatian guru terhadap pelajaran akan membangkitkan
motivasi belajar peserta didik. Motivasi adalah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang, atau dalam hal
ini yaitu peserta didik. Motivasi dapat dijadikan sebagai alat dan tujuan
pembelajaran.
Implikasinya adalah guru harus dapat mengarahkan perhatian dan
membangkitkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.
2. Keaktifan
Pada dasarnya peserta didik adalah manusia aktif yang mempunyai
dorongan untuk berbuat sesuatu, serta mempunyai kemauan dan
aspirasinya sendiri. Belajar hanya akan terjadi apabila peserta didik
aktif dalam mengalaminya sendiri. Guru hanya sekedar pembimbing
dan pengarah. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya
jiwa yang sangat aktif, jiwa jiwa mengolah informasi yang diterima,
dan tidak hanya sekedar menyimpan informasi saja tanpa mengadakan
transformsi.
Implikasinya adalah guru harus melakukan berbagai upaya untuk
membangkitkan keaktifan peserta didik melalui berbagai pendekatan
dan strategi pembelajaran, termasuk evaluasi pembelajaran.
3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar berarti mengalami. Belajar tidak bisa dilimpahkan kepada
orang lain. Belajar harus dilakukan sendiri oleh peserta didik. Edgar
Dale dalam “cone of experiece”-nya mengemukkan, “belajar yang
paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung”. Peserta
didik tidak sekedar mengamati secara langsung, tapi juga harus
menhayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya.
Implikasinya adalah guru harus membimbing peserta didik untuk
terlibat langsung atau mengalami langsung proses belajar, seperti
praktik di laboratorium dan praktik lapangan. Untuk itu, bobot materi
pembelajaran harus seimbang dan proposional antara teori dan praktik.
4. Pengulangan
Menurut teori psikologi, daya belajar adalah melatih daya-daya
yang ada pada jiwa manusia, seperti mengamati, menanggapi,
mengingat, mengkhayal, merasakan, dan perfikir. Melalui
pengulangan, maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Implikasinya adalah guru harus banyak memberikan latihan-latihan
atau tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, baik
disekolah maupun diluar sekolah sehingga berbagai daya yang ada
pada peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
5. Tantangan
Field theory dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa peserta didik
dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam proses belajar, peserta didik menghadapi suatu
tujuan yang ingin dicapai, tetapi sealu terdapat hambatan, yaitu berupa
mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi
hambatan itu, yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar akan tercapai.
Maka ia akan masuk dalam medan baru, demikian seterusnya.
Implikasinya adalah guru harus membantu peserta didik untuk
mengatasi tantangan dalam belajar. Tantangan atau hambatan tersebut
ada yang muncul dari dalam maupun dari luar diri individu, ada yang
berat, ada juga yang ringan.
6. Prinsip dan Penguatan
Prinsip belajar ini lebih banyak di-ilhami oleh teori belajar
operant-condi-tioning dari B.F Skinder. Kunci dari teori belajar ini
adalah “law of effect”-nya Thorndike. Peserta didik akan belajar lebih
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
Untuk itu, guru harus melakukan penilaian hasil belajar. Hasil belajar
yang baik akan berupa balikan (feedback) yang menyenangkan dan
bepengaruh baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
Implikasinya adalah guru harus melakukan penilaian secara
berkelanjutan terhadap serangkaian proses dan hasil belajar peserta
didik. Hasil penilaian dapat dijadikan balikan bagi peserta didik untuk
meningkatkan kegiatan belajar selanjutnya.
7. Perbedaan Individual
Setiap peserta didik memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-
sifatnya. Perbedaan individual ini dapat berpngaruh pada cara dan hasil
belajar peserta didik. Sistem pembelajaran klasikal yang dilakukan
disekolah, kurang memperhatikan prinsip ini.
Implikasinya adalah guru harus memberikan pelayanan dan bimbingan
kepada peserta didik secara individual sehingga peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
E. Evaluasi Diri Terhadap Proses Pembelajran
Setelah melaksanakan proses pembelajaran, tentu guru ingin
mengetahui bagaimana hasilnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah mengevaluasi diri sendiri secara jujur, objektif, dan komperhensif.
Hal ini dimaksudkan agara guru dapat segera mengetahui kelemahan-
kelemahan yang dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran dan
berupaya memperbaikinya untuk kegitan pembelajaran yang akan datang.
Evaluasi diri adalah evaluasi yang dilakukan oleh dan terhadap diri
sendiri. Sebagai guru kita harus membiasakan melakukan evaluasi diri.
Hal ini penting untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang telah
dilakukan. Jangan sampai orang lain yang mengevaluasi kinerja kita dalam
proses pembelajaran. Untuk melakukan evaluasi diri, guru harus
berpegang pada prinsip seperti kejujuran, kecermatan dan kesungguhan.
Kita harus jujur mengakui bahwa kita masih banyak kesalahan dalam
pembelajaran kepada peserta didik. Setelah kita mengetahui kelemahan-
kelemahan yang dilakukan diharapkan kita dapat memperbaikinya untuk
masa yang akan datang.
Evaluasi diri tidak hanya menuntut kejujuran, tapi juga
kecermatan. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, guru perlu
melakukan refleksi terhadap bagian demi bagian dari kegiatan
pembelajaran. Maka dari itu, jadikanlah evaluasi diri sebagai suatu tradisi
yang baik untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
Dalam melakukan evaluasi, guru memerlukan banyak informasi
seperti hasil penilaian proses belajar dan observasi. Hasil-hasil ini jadikan
sebagai tolak ukur apakah pembelajaran yang dilakukan berhasil atau
tidak. Dan untuk melengkapi hasil evaluasi diri guru bisa meminta bantuan
peserta didik atau melakukan pengamatan seperti proses wawancara atau
angket. Hasil pengamatan mungkin saja bervariasi, ada aspek-aspek yang
menyatakan berhasil, cukup berhasil, atau kurang berhasil. Untuk aspek
yng berhasil perlu terus dipertahankan, sedangkan untuk aspek yang beluk
atau kurang berhasil harus dicari faktor-faktor penyebabnya, kemudian
diperbaiki sebagaimana mestinya. Disamping informasi dari peserta didik,
guru juga bisa meminta bantuan sesama guru untuk melakukan
pengamatan, sehingga hasil evaluasi diri menjadi lebih tajam dan
komperhensif.

F. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan


dalam Pelajaran
Salah satu jenis penilaian yang dapat dilakukan guru dalam
pembelajaran adalah penilaian diagnostik, yaitu penilaian yang berfungsi
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan atau pendukung
keberhasilan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penilaian diagnostik
ini, guru melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Jika guru tidak mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan atau
pendukung keberhasilan, maka akan sulit bagi guru untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran. Untuk mengdentifikasi faktor-faktor kgagalan dan
pendukung keberhasilan tersebut, guru dapat melakukannya secara
perseorangan melalui teknik evaluasi diri atau dapat juga dilakukan secara
kelompok bersama guru sejawat lainnya yang mengajar bidang studi
serumpun. Artinya, guru bisa meminta bantuan guru lain untuk
mencermati proses pembelajaran yang kita lakukan, mendiskusikannya,
memberikan makna, dan menjelaskannya serta mengidentifikasi faktor-
fator penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan.

G. Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar


Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita
berpijak pada hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan
faktor-faktor pendukung keberhasilan. Berdasarkan hasil identifikasi ini
kemusian kita mencari alternatif pemecahannya, kemdian dar berbagai
alternatif itu kita pilih mana yang mungkin dilaksanakan, dan juga dilihat
dari berbagai faktor, antara lain seperti kesiapan guru, kesiapan peserta
didik, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. Mengoptimalkan proses
dan hasil belajar berarti meakukan berbagai upaya perbaikan agar proses
belajar dapat berjalan dengan efektif dan hasil belajar dapat diperoleh
secara optimal.
Proses belajar dapat dikatakan efektif apabila peserta didik aktif
(intelektal, emosional, dan sosial) seperti mengikuti kegiatan belajar,
berani mengemukakan pendapat, bersemanga, kritis, dan kooperati.
Sehubungan dengan hal tersebut, optimalisasi proses dan hasil belajar
harus diarahkan agar seluruh pesert didik dapat mencapai keberhasilan
sesuai dengan tujuan optimalisasi itu sendiri yaitu untuk mengurangi
peserta didik yang kurang berhasil. Upaya optimalisasi proses dan hasil
belajar dapat dilakukan dengan merancang dan mengajukan berbagai
alternatif pemecahan sesuai dengan hasil identifikasi faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan.

H. Pembelajaran Remdial
Pembelajarn remidial adalah suatu proses atau kegiatan untuk memahami
dan meneliti dengan cermat mengenai berbagai kesulitan peserta didik
dalam belajar. Pemebelajaran remidial merupakan kelanjutan dari biasa
atau reguler di kelas. Hanya saja, peserta didik yang masuk dalam
kelompok ini adalah peserta didik yang memerlukan pelajaran tambahan
peserta didik yang dimaksud adalah peserta didik yang belum tuntas
belajar.
Tujuan pembelajaran remidial adalah membantu dan
menyembuhkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui
perlakuan pengajaran. Biasanya setiap madrasah telah menetapkan batas
minimal ketutantasan belajar untuk tiap-tiap mata pelajaran. Batas minimal
tersebut berbeda antara satu madrasah dengan madrasah lainnya. Hal ini
bergantung kepada tingkat kesulitan maa pelajaran dan tingkat
kemampuan peserta didik di madrasah tersebut.
Pembelajaran remidial dimulai dari identifikasi kebutuhan peserta
didik yang menjadi sasaran remidial. Kebutuhan pesera didik ini dapat
diketahui dari analisis kesulitan belajar peserta didik dalam memahami
konsep-konsep tertentu.
Perbedaan Pembelajaran Remidial dengan Pembelajaran reguler
No. Aspek-aspek Pembelajaran Reguler Pembelajaran Remidial
Pembelajaran
1. Subjek Seluruh peserta didik Peserta didik yang belum
tuntas
2. Materi Topik bahasan Konsep Terpilih
Pembelajaran
3. Dasar pemilihan Rencana Pembelajaran Analisis kebutuhan (Rencana
materi pembelajaran remidi)

Dalam pelaksanaan pembelajaran remidial, perlu ditempuh langkah-


langkah sebagai berikut :
1. Menganalisis kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kesulitan dan
kebutuhan peserta didik
2. Merancang rencana pembelajaran, merancang berbagai kegiatan,
memilih pendekatan atau metode teknik , menyiapkan bahan
pembelajaran
3. Memperbaiki rencana pembelajaran
4. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti memperbaiki soal LKS
5. Melaksanakan pembelajaran
6. Melakukan evaluasi pembelajaran, baik dengan tes maupun non tes
dan menilai ketuntasan peserta didik
Untuk membantu keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran
remidial, sebaiknya guru perlu memahami terlebih dahulu tentang hal-hal
berikut :
1. Mengenal peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
Hal pertama dan utama yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran remidial adalah menemukan peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar dan perlu mendapat pertolongan.
Beberapa indikator untuk menentukan kesulitan belajar peserta
didik adalah, sebagai berikut :
a. Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
b. Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah
dibandingkan dengan peserta didik lainnya
c. Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
d. Peserta didik tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik,
seperti kurang sopan, bandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
2. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
Untuk memahami faktor-faktor kesulitan belajar, kita dapat
melihatnya dari dua segi, yaitu :
a. Faktor internal Peserta didik, seperti ketidakmampuan atau
gangguan mental, keadaan fisik, emosi tidak seimbang, sikap
merugikan, dan kebiasaan yang salah.
b. Faktor eksternal peserta didik, seperti keadaan sekolah, keadaan
keluarga, dan lingkungan sekitarnya
3. Upaya mengatasi kesulitan belajar
Untuk mengatasi kesulitan belajar, ada dua pendekatan yang dapat
digunakan. Pertama, mencegah kesulitan belajar agar tidak menular
kepada peserta didik lainnya. Kedua, menyembuhkan peserta didik
yang sudah mengalami kesulitan belajar.
Dalam melaksanakan pembelajaran remidial, ada beberapa teknik
yang dapat dipilih tergantung pada kondisi sekolh masing-masing,
antara lain :
a. Pembelajaran diluar jam pelajaran sekolah
Tekhnik ini dapat digunakan sebelum atau sesudah jam pelajaran
reguler
b. Pengambilan peserta didik tertentu
Teknik ini dilaksanakan dengan jalan mengambil beberapa peserta
didik yang membutuhkan remidial dari kelas reguler.
c. Penggunaan tim pengajar
Teknik ini dilaksanakan dengan melibtkan beberpa guru. Tim
bekerja sama dalam menyiapkan bahan-bahan pelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar yang
mengacu pada peningkatan efektivitas belajar.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manfaat evaluasi adalah untuk memperbaiki aspek-aspek pembelajran
yang dianggap masih kurang optimal. Hal-hal yang dapat dilakukan guru agar
proses pembelajaran berjalan secara optimal antara lain, mengidentifikasi faktor-
faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan pembelajaran.
Jadi, sangat penting bagi tenaga pendidik untuk merumuskan hasil
evaluasi dan meng-evaluasi diri bagi tenaga pendidik agar tau kekurangan apa
yang perlu diperbaiki dalam proses belajar mengajar untk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai