MAKALAH
TAFSIR
(Syurah As Syura Ayat 11)
Di susun oleh :
I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT, tuhan
semesta alam yang tidak tanggung tanggung mencurahkan banyak sekali nikmat
kepada seluruh hamba-Nya di dunia ini. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Baginda Rasul Muhammad SAW yang telah berjuang mati
matian memperjuangkan agama islam yang rahmatan lil ‘alamin (menjadi rahmat
bagi seluruh alam ).
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang tafsir surah As
Syuraa ayat 11 ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
II
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... I
KATA PENGANTAR....................................................................................................... II
DAFTAR ISI .................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Tidak Ada Satu Makhluk yang Serupa Dengan-Nya ........................................ 3
B. Dalil Naqli Bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat....................... 5
C. Manfaat dari Binatang yang Diciptakan untuk Kehidupan Manusia ............. 7
D. Perbedaan Manusia dengan Hewan .................................................................... 9
E. Manusia Dinyatakan dengan Hewan yang Berfikir .......................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11
Kesimpulan .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1Aqidah berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang Maha Esa yang
disebut Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudnya.
Kemaha-Esaan Allah dalam zat, sifat, perbuatan dan wujdunya itu disebut tauhid.
Tauhid menjadi inti rukun iman.
Keseluruhan ajaran Islam berasaskan tauhid. Keseluruhan kandungan al-
Quran berlegar di atas tauhid. Kandungan ayat-ayat al-Quran meliputi ke-Esaan
Allah, Allah berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya, Allah Maha mendengar, Allah
Maha melihat, dan hewan ciptaan Allah yang boleh dibunuh dan tidak boleh
dibunuh, serta perbedaan penciptaan manusia dengan hewan.
Menyembah atau beribadah kepada Allah dapat dilaksanakan apabila
tercetus rasa cinta yang suci kepada Allah dan rela (ikhlas) menundukkan diri
serendah-rendahnya kepada-Nya. Seseorang hamba itu disifatkan sedang
menyembah Allah apabila dia menyerahkan seluruh jiwa raga kepada Allah,
bertawakkal kepada Allah, berpegang teguh kepada ajaran-ajaran Allah, berpaut
kepada ketentuan Allah, meminta (mengharap) serta memulang (menyerah)
sesuatu hanya kepada Allah, berjinak-jinak dengan Allah dengan cara sentiasa
mengingati-Nya, melaksanakan segala syariat Allah dan memelihara segala
perlakuan (akhlak, perkataan dan sebagainya) menurut cara-cara yang diridhai.
B. Rumusan masalah
1. Berikan dalil aqli dan naqli bahwa tidak ada satu makhluk yang serupa
dengan-Nya?
2. Berikan kurang lebih tiga dalil naqli bahwa allah maha mendengar dan
maha melihat!
3. Manfaat apa saja dari binatang-binatang yang diciptakan untuk
dikehidupan manusia, sebagian binatang boleh dibunuh dan sebagian
1
dilarang membunuhnya. Tuliskan dalil aqli dan dalil naqli dalam hal
tersebut!
4. Penciptaan manusia dan eksistensinya sangat berbeda dengan hewan.
Jelaskan secara rinci perbedaan jenis makhluk tersebut!
5. Manusia dinyatakan pula dengan hewan yang berfikir. Mengapa, jelaskan!
2
BAB II
PEMBAHASAN
ٌَُو ل َ ْم ُ ي َ ك ْن ُ ل َ ه ُك ف ًو اُأ َ َح د
Artinya: “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Al-ikhlas : 4)
Dan disebutkan pula dalam dalil aqli dalam kitab Al-Husunu al-hamidiyyah :
3
ُ,ُُيجبُهللُتعالىُالمخالفةُللحوادث.ُُالمخلفةُللحوادث:ُالصفةُالربعة
ُُبأنُيكونُتعالى,ُُالمماثلةُللحوادث:ُويستحيلُعليهُضدهاُوهو
ُمشبهاُلهذهُالموجوداتُالحادثةُالحادثةُفيُخاصةُمنُخواصها
ُالخ....ُالتىُمنُطبيعةُنفسها
Artinya: “Sifat ke-empat yaitu Mukhalafatuhu Lilhawadits (Allah berbeda dengan
sesuatu), mustahil sebaliknya yakni Mumatsalah Lil Hawadits (Allah
sama dengan sesuatu). Misalnya Allah Ta’ala menyerupai alam, baik
ketentuan ataupun tabi’atnya, seperti bertubuh, sifat-sifatnya,
keadaannya, berubah-ubahnya, bersusun atau berpecah-pecahnya,
keluar dari yang lain atau mengeluarkan yang lainnya pula, bersambung
atau berpisah, menyerupai binatang, tanaman, logam, atau berpindah
dari satu tempat ketempat lain, tertawa, atau merasa heran pada sesuatu
dan sebagainya. Jadi, Allah Ta’ala tidak menyerupai sesuatu pun, kalau
Allah Ta’ala itu menyamai sesuatu dari ‘alam wujud yang bersifat
baharu (ada permulaan dan ada akhirnya), maka Allah Ta’ala akan
menjadi seperti itu pula, karena yang menyamai sesuatu itu dalam salah
satu ketentuan-ketentuannya adalah termasuk golongannya”.
ُُفمعناهاُانهُتعالىُليسُمماثالُلشيءُمن:ُواماُالمخالفةُللحوادث
ُ,ُالحوادثُفيُالحدوثُولوازمهُفيُذاتهُوَلفيُصفاتهُوَلفيُافعاله
ُُوليسُفوقُشيءُوَلتحته,ُفليسُجسماُوليسُقائماُبجسمُاوُمحاذياله
ُوَلُخلفهُوَلُعنُيمنهُوَلُعنُيسارهُوَلُيوصفُبحركةُوَلسكون
.ُالخ....ُوليسُبذىُاجزاءُفليسُلهُيدُوَلُعين
Artinya : “Dan adapun al-Mukhalafatu Lil Hawadits artinya Allah Ta’ala tidak
serupa dengan sesuatupun selain Dia, tidak dalam Dzat-Nya, tidak
dalam Shifat-Nya, dan tidak juga dalam Af’al (perbuatan-perbuatan-
Nya). Dzat Allah bukan Jisim, tidak pula menempati atau bersandar
pada Jisim. Allah tidak diatas atau dibawah sesuatu, tidak dibelakang
atau disamping kiri dan kanan sesuatu. Tidak diseifati dengan gerak
dan diam dan bagian-bagian yang dimiliki oleh makhluk. Allah tidak
4
mempunyai tangan, mata, telinga atau ciri-ciri makhluk lainnya.
Adapun keterangan yang ada didalam al-Qur’an atau hadits yang
mengungkapkan seolah-olah Allah serupa dengan makhluk,
seperti: “Yadullah Fauqa Aydihim (Tangan Allah di atas tangan
mereka)” harus ditakwil dari makna lahiriyahnya yang bersifat
umum“. Ilmu Allah tidak seperti ilmu kita, Allah tidak lupa dan tidak
lalai, tidak pula jahil (bodoh). Kuasa Allah tidak membutuhkan alat
dan sarana. Allah berkehendak tidak karena maksud tertentu, hidup
Allah tidak dengan ruh (nyawa) sebagaimana hidupnya kita.
Pengelihatan dan pendengaran Allah tidak dengan indra. Kalam Allah
tidak dengan suara dan tidak dengan huruf sebagai lambang suara, dan
Allah tidak diam. Perbuatan Allah tidak dengan anggota tubuh, tidak
pula sekedar gurauan. Sungguh Maha Suci Allah dari semua itu.
ُواماُالدليلُعليهاُعقالُانهُلوُماثلُشيئامنُالحوادثُفيُذاتهُاوفي
صافتهُاوُفيُافعالهُلكنُحادثاُمثلهُوهوُباطل
Artinya: “Dalil aqli yang menunjukkan kemestian Allah bersifat tidak serupa
dengan segala sesuatu selain Dia (al-Mukhalafatu Lil-Hawadits) adalah
Apabila Allah serupa dengan sesuatu dari selain Dia, baik Dzat-Nya,
sifat-sifat-Nya ataupun perbuatan-perbuatan-Nya, tentu Allah juga sama
dengan sesuatu tersebut yang bersifat (baharu), dan itu sungguh bathil”.
يرا
ً صِ س ِميعًاُ َب َّ ََو َكان
َ َُُّللا
Artinya: “Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia
merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An Nisa’:
134).
2. Al Mujadalah : 1
5
jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Al Mujadalah : 1).
3. Ibrahim : 39
َ َُربِِّيُل
ُُس ِميع َ ُوإِ ْس َحاقَ ُإُِ َّن
َُ عي َل ْ ََبُ ِليُ َعل
ُِ ىُال ِكبَ ِرُإِ ْس َُما َ ِيُوه َّ ِ ْال َح ْمد
َ َُلِلُِالَّذ
ِ الدُّ َع
ُاء
Artintinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku
di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Rabbku,
benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.”
(QS.Ibrahim : 39).
4. Al Baqarah : 127
5. Yusuf : 34
ُْ س ِميع
ُُال َع ِليم َّ فُ َع ْنهُ َك ْيدَه َّنُ ِإُنَّهُهُ َوُال َ ابُلَه
َ َُربُّهُف
َ ص َر َ فَا ْست َ َج
Artinya: “Maka Rabbnya memperkenankan doa Yusuf dan Dia
menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
Yusuf: 34).
6. Fhushilat : 36
ْ س ِميع
ُُالعَُِليم َُّ ُِغُفَا ْست َ ِع ُْذُب
َّ اَلِلُِإِنَّهُهُ َوُال ٌ انُن َْز
ِ طَ ش ْي ِ َوإِ َّماُيَ ْنزَ َغنَّ َك
َّ ُمنَ ُال
Artinya: “Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka
mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah
6
yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Fushshilat:
36).
1. An Naml 6 - 9
2. An Nahl : 80
ُُِاْل َ ْن َع ِامُبيوتًا
ْ ُم ْنُجلود
ِ ج َع َلُلَك ْم
َُ اُو ِ َّللاُ َج َع َلُلَك ْم
َ ُُم ْنُبيوتِك ْم
َ ًس َكن َّ َو
ِ ََاُوأ َ ْشع
ُارهَا َ ارهِ َاُوأ َ ْوب ْ َ ُۙو ِم ْنُأ
َ ص َوافِ َه َ ُُويَ ْو َمُإِقَا َمتِك ْم َ ُت َ ْست َ ِخفُّونَ َهاُيَ ْو َم
َ ظ ْعنِك ْم
ُين ِ عاُ ِإلَ َٰى
ٍ ُح َ ً أَثَاث
ً اُو َمتَا
Artinya: Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat
tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-
kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan
(membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim
dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu
7
kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai)
sampai waktu (tertentu).
Dan diantara hewan yang bermanfaat ada pula hewan yang boleh
untuk dibunuh dan tidak boleh dibunuh, yang disebutkan dalam dalil naqli
dan dalil aqli.
ِّ
ُُ"ُكنتُعندُأ ِّم:ُماُأخرجُالبزارُفيُمسندهُعنُعثمانُبنُحبِّانُقال
ُ:ُُفقالت،ُُفأخذتُبرغوثاًُفألقيتهُفيُالنِّار،ُالدِّرداءُرضيُهللاُعنها
َُُلُيعذِّب:ُُقالُرسولَُّللاُصلىُهللاُعليهُوسلم:ُِّرداءُيقول
ِّ سمعتُأباُالد
" بالنِّارُإَلُِّربِّ ُالنِّار.
Artinya: Dikeluarkan oleh Al-Bazzar dalam musnadnya dari Utsman bin
Hibban berkata: ketika itu aku ditempat Ummu Darda' radhiallahu
anha, lalu aku mengambil seekor kutu lalu aku melemparkannya
kedalam api, maka beliau berkata: aku mendengar Abu Darda'
8
berkata: Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam bersabda: “tidak
boleh menyiksa dengan api kecuali Rabbnya api”.
9
َ ب
َُُُل ٌ اْل نْ ِس ُ ُۖ ل َ ه ْم ُق ل و ً ِ َو ل َ ق َ دْ ُ ذ َ َر أ ْ ن َاُ لِ َج َه ن َّ َم ُ كَ ث
َ ير اُ ِم َن ُالْ ِج ِّ ِن
ِ ْ ُو
ُ س َم ع و َن َ اُو ل َ ه ْم ُآ ذ َا ٌن
ْ َ َُل ُ ي َ ْص ر و َن ُ ب ِ َه ِ َُل ُي بَ اُو ل َ ه ْم ُأ َعْي ٌن َ ي َ فْ ق َ ه و َن ُ ب ِ َه
َ ِ ض ُّل ُ ُۚأ و َٰل َ ئ
َُك ُه م ُالْ غ َا ف ِ ل و ن َ َ اْل َنْ ع َ ا ِم ُ ب َ ْل ُه ْم ُأ َ ِ ب ِ َه ا ُ ُۚأ و َٰل َ ئ
ْ َك ُ ك
Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai
telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-
ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al A’raf :
179)
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mukhalafah Lilhawaditsi (berbeda dengan makhluk-Nya) adalah sifat
Salbiyah artinya, sifat yang mencabut atau menolak adanya persamaan Allah
dengan yang baru. Dalam arti lain bahwa Allah tidak sama dengan yang baru atau
berbeda dengan makhluk ciptaa-Nya. Perbedaan Allah dengan makhluk-Nya
mencakup segala hal, baik dalam dzat, sifat, dan perbuatannya.
Dengan mengimani Allah yang Maha mendengar dan Maha melihat, kita
semakin mengenal keagungan Allah 'Azza wa Jalla yang Mahasempurna sifat-
Nya. Pada saat yang sama, kita sangat mengetahui kelemahan pendengaran kita
yang terbatas dan mengetahui kelemahan sesembahan selain Allah yang tidak
mampu mendengar. Oleh karena itu, sesembahan selain Allah dilarang diibadahi.
Perbedaan mendasar antara hewan dan manusia terletak pada adanya akal
dan aturan hidup. Hewan tidak mempunyai aturan, sehingga ketika berprilaku pun
hewan terbiasa hidup bebas,sebebas-bebasnya tanpa adanya beban aturan.
Sedangkan manusia mempunyai aturan, dimana segala perbuatan manusia itu
terikat dengan hukum syara, tak bisa sebebas-bebasnya bertinda.
orang-orang yang tidak menggunakan Hati (Qalb), penglihatan (bashar),
dan pendengaran (sama’) untuk memahami dan mengerti suatu masalah yang
dihadapinya dan enggan memahami ayat-ayat Allah mereka itulah yang disebut
manusia adalah hewan yang berakal.
11
DAFTAR PUSTAKA
12