Anda di halaman 1dari 12

ABNIYATUL MASHDAR DAN I’LAL 15 DAN 16

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah shorof

Dosen pengampu: Abdul Muqit M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 9

Lathifatul Istibsyaroh 221101020033

Lady Indi Lamik 222101020016

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
MEI 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji Syukur Kehadirat Sang Khaliq yang


maha pengasih dan maha penyayang yang masih memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Abniatul Mashdar dan I’lal 15 dan 16”
Sholawat serta salam terlimpahkan kepada Nabiyyuna Muhammad SAW
yang telah membawa kita semua dari zaman Jahiliyyah ke zaman Terang
benderang yakni Ad-dinul Islam. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut serta memberikan kontribusi dalam penyusunan
maka;ah ini. Tentu tidak akan maksimal jika tidak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat
kekurangan baik dari penyusunan bahkan tata Bahasa dalam penyampaian dalam
Makalah ini. Oleh karena itu kami berharap dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca yang nantinya kami dapat memperbaiki Makalah kami.
Kami berharap Makalah yang kami susun dapat memberikan mafaat dan
inpirasi untuk pembaca.

Hormat kami

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

2.1 Mashdar..........................................................................................................2

2.2 Pembagian Mashdar.......................................................................................2

2.3 Bentuk-bentuk Mashdar.................................................................................3

2.4 Qoidah I’lal.....................................................................................................7

BAB III....................................................................................................................8

PENUTUP................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8

3.2 Saran...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Shorof dan nahwu adalah ilmu yang tidak dapat terlepas dalam kajian
bahasa arab. Keduanya perlu dipelajari untuk mengetahui kaidah-kaidah bahasa
arab. Maka untuk mengkaji keduanya dibutuhkan seperangkat sarana untuk
mendukung keberhasilan dalam berbahasa arab.
Shorof adalah ilmu yang berhubungan dengan bahasa arab, membahas
tentang perubahan kata, asal-usul kata atau keadaannya. Pembahasan dalam
shorof sangat kompleks. Misalnya pada kata dasar. Shorof akan memberikan
paparan tentang mashdar, bentuk-bentuknya. Dalam makalah ini akan dipaparkan
mengenai bab Mashdar.
Di dalam ilmu Sharaf terdapat ilmu I'lal atau populer disebut kaidah I'lal
yang juga penting dipelajari. Dalam makalah ini akan membahas qoidah I’lal 15
dan 16.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Mashdar?
2. Apa bentuk-bentuk Mashdar?
3. Bagaimana qoidah I’lal ke 15 dan 16?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami apa yang dimaksud Mashdar.
2. Dapat memahami bentuk-bentuk Mashdar.
3. Dapat mengetahui qoidah I’lal ke 15 dan 16.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mashdar
2.1.1 Definisi
Masdar secara bahasa yaitu sebagai kata dasar, dan secara istilah yaitu
isim yang menunjukkan arti dari pekerjaan, akan tetapi masdar tidak memiliki
waktu. Jadi perbedaan antara masdar dengan fi’il yaitu fi’il yang memiliki arti
dari waktu sedangkan masdar yang tidak memiliki arti dari waktu, tempat
dan subjek.
‫المصدر هو ما دل على حدث فقط‬
Yaitu lafadz yang menunjukkan pada makna hadast saja tanpa disertai dengan
zaman. Yang dimaksud hadast yaitu ‫( المعنى القائم بلغير‬yaitu suatu makna yang
melekat pada perkara lain,bisa berupa pekerjaan atau yang lain)
‫المصدرهواالءسم المنصوب الي يجيء ثالثافي تصريف الفعل‬
Dan dalam kitab jurumiyyah di jelaskan bahwasannya masdar adalah isim
yang dibaca nashob yang terletak di nomor tiga pada tasrifan fiil
contohnya seperti ‫يضرب ضربا ضرب‬1

2.2 Pembagian Mashdar


Masdar dibagi menjadi dua yaitu:
a) Masdar Mim
‫ما بدئ بميم زائدة لغير المفاعلة‬
Masdar yang dimulai dengan huruf mim tambahan, selainnya yang
mengikuti wazan ‫مفاعلة‬
Comtoh: ‫مضربا‬
Sedangkan masdar yang dimulai dengan huruf mim yang
merupakan huruf asal bukan dinamakan masdar mim.
Contoh: ‫( مالحة‬mengemudi)
1

v
b) Masdar Ghoiru Mim
‫ما ال يكون في اوله ميم زائدة‬
Masdar yang pada awalnya tidak terdapat huruf mim tambahan.
Contoh:‫نصر‬

2.3 Bentuk-bentuk Mashdar


Masdar mempunyai beberapa bentuk diantaranya adalah: masdar fi’il tsulasi,
masdar fi’il riba’i, masdar fi’il khumasi,masdar fi’il sudasi.

1. Masdar untuk fi’il Tsulasi

Wazan-Wazan Masdar Untuk Fi’il Tsulasi Beserta Contoh Mauzunnya

Contoh mauzun wazan Golongan / jenis

ٌ‫ِز َرا َعة‬ ‫فِ َعالَة‬ Untuk jenis hirfah (‫)حرفة‬


atau kerajinan
ٌ‫صنَا َعة‬
ِ

ٌ‫ارة‬
َ ‫تِ َج‬

‫َسيَاَل ن‬ ‫فَ َعاَل ن‬ Untuk jenis idhtirab (


‫ )اضطراب‬atau keguncangan
‫َغلَيَان‬

‫د ََو َران‬

‫طَ َوفَان‬

‫ُخضْ َرة‬ ‫فُ ْعلَة‬ Untuk jenis launun (‫)لون‬


atau warna
‫ص ْف َرة‬
ُ

‫ُس َعا ٌل‬ ‫فُ َعا ٌل‬ Untuk jenis penyakit atau
suara (‫)داء أو صوت‬
‫ُز َكا ٌم‬

‫بُ َكا ٌء‬

‫ِإبَا ٌء‬ ‫فِ َعا ٌل‬ Untuk jenis imtina’ (‫)امتناع‬

vi
ٌ‫ِعتَاب‬

‫ِعيَا ٌذ‬

‫َس ْم ٌع‬ ‫فَ ْع ٌل‬ Untuk fi’il muta’addi

‫فَ ْت ٌح‬

‫َم ْن ٌع‬

‫فَ ْه ٌم‬

‫قُعُوْ ٌد‬ ‫فُعُوْ ٌل‬ Untuk fi’il lazim

ٌ‫ُجلُوْ س‬

ٌ ْ‫طُلُو‬
‫ع‬

‫ُسجُوْ ٌد‬

ٌ‫ُسهُوْ لَة‬ ٌ‫فُعُوْ لَة‬

ٌ‫صعُوْ بَة‬
ُ

ٌ‫ُع ُذوْ بَة‬

‫فَ َر ٌح‬ ‫فَ َع ٌل‬

‫َم َر ٌح‬

‫َش ْب ٌع‬

ٌ‫طَ َرب‬

2. Masdar untuk Fi’il Rubai

Wazan-Wazan Masdar Untuk Fi’il Ruba’i Beserta Contoh Mauzunnya

Contoh mauzun Wazan masdar Penjelasan

‫ِإ ْن َكا ٌر‬ ‫ ِإ ْف َعا ٌل‬Jika wazan fi’ilnya ‫َأ ْف َع َل‬

vii
‫ِإ ْك َرا ٌم‬

‫ِإ ْبقَا ٌء‬

ٌ َ‫ِإ ْيق‬
‫اف‬

‫ْضا ٌح‬
َ ‫ِإي‬ Jika fa’ fi’ilnya berupa
huruf wauw, maka untuk
‫ِإ ْي َرا ٌد‬
masdarnya, huruf wauw
diganti menjadi huruf
ya’.
ٌ‫ِإقَامة‬ Jika fi’ilnya adalah mu’tal
‘ain, maka untuk
ٌ‫ِإطَالَة‬
masdarnya dikasrah huruf
pertamanya, dan
diakhirnya ditambah ta’
marbuthah.
ٌ‫تَ ْف ِويْض‬ ‫ تَ ْف ِع ْي ٌل‬Jika wazan fi’ilnya
adalah ‫فَ َّع َل‬
ٌ ‫تَ ْن ِس ْي‬
‫ق‬

‫تَ ْغيِ ْي ٌر‬

‫تَ ْك ِس ْي ٌر‬

ٌ‫ت َْز ِكيَة‬ ٌ‫ تَ ْف ِعلَة‬Jika fi’ilnya adalah mu’tal


akhir (contoh:‫زَ َّكى‬ )
ٌ‫تَ ْق ِويَة‬

ٌ‫تَجْ ِزيْ ٌء\ تَجْ ِزَئة‬ ٌ‫ تَ ْف ِع ْي ٌل \ تَ ْف ِعلَة‬Jika fi’ilnya adalah


mahmuz akhirnya
ٌ‫ت َْخ ِط ْي ٌء\ت َْخ ِطَئة‬
(contoh: ‫)ج َّزَأ‬
َ
ٌ‫ِح َسابٌ \ ُم َحا َسبَة‬ ٌ‫ فِ َعالٌ\ ُمفَا َعلَة‬Jika wazan fi’ilnya
adalah ‫فَا َع َل‬
ٌ‫ص َمة‬
َ ‫صا ٌم\ ُمخَا‬
َ ‫ِخ‬

viii
‫\ز ْل َزا ٌل‬
ِ ٌ‫َز ْل َزلَة‬ ‫ فَ ْعلَلَةٌ\فِ ْعاَل ٌل‬Jika wazan fi’ilnya
adalah ‫فَ ْعلَ َل‬
ِ ٌ‫َز ْخ َرفَة‬
ٌ ‫\ز ْخ َر‬
‫اف‬

‫َدحْ َر َجةٌ\ ِدحْ َرا ٌج‬

3. Masdar untuk Fi’il Khumasi dan Sudasi


Jika fi’il khumasi atau fi’il sudasi di awali hamzah washal, maka bentuk
masdarnya berasal dari bentuk fi’il madhinya yang huruf ketiganya
dikasrah dan ditambah huruf alif sebelum akhirnya. Contoh:

Bentuk Isim Masdarnya Bentuk Fi’il Madhinya No

ٌ ‫اِجْ تِ َما‬
‫ع‬ ‫اِجْ تَ ِم َع‬ 1

‫اِ ْستِ ْقبَا ٌل‬ ‫ا ْستَ ْقبَ َل‬ 2

Perhatikan 2 contoh diatas, huruf ta’ pada bentuk fi’il madhi berharakat fathah,


kemudian ia berubah menjadi berharakat kasrah ketika menjadi isim masdar.
Selanjutnya pada bentuk fi’il madhi tidak terdapat alif yang terletak sebelum
huruf terakhir, kemudian pada bentuk isim masdarnya, terdapat alif yang terletak
sebelum huruf terakhirnya.

Jika fi’il di awali dengan huruf ta’ zaidah (tambahan), maka bentuk masdarnya


berasal dari bentuk fi’il madhinya yang harakat huruf sebelum terakhirnya
didhammah. Contoh:

Bentuk Isim Masdarnya Bentuk Fi’il Madhinya No

‫تَقَ ُّد ًما‬ ‫تَقَ َّد َم‬ 1

ix
‫تَ َعلُّ ًما‬ ‫تَ َعلَّ َم‬ ‫‪2‬‬

‫تَ َدحْ ُرجًا‬ ‫تَ َدحْ َر َج‬ ‫‪3‬‬

‫‪Perhatikan contoh-contoh isim masdar di atas. Pada bentuk fi’il madhinya, huruf‬‬
‫‪sebelum akhirnya berharakat fathah, kemudian pada bentuk isim masdarnya, ia‬‬
‫‪berubah menjadi berharakat dummah‬‬

‫‪2.4 Qoidah I’lal‬‬

‫‪1. Qaidah Ilal ke 15‬‬

‫او ْال َم ْفع ُْو ِل ِم ْن ُه عِ ْن َد سِ ْي َب َو ْي ِه َنحْ وُ َمص ُْونٌ َومَسِ ْي ٌر َأصْ لُهُما‬
‫ب َح ْذفُ َو ٍ‬ ‫ان مِنْ مُعْ َت ِّل ْال َعي ِ‬
‫ْن َو َج َ‬ ‫ِإنَّ اسْ َم ْال َم ْفع ُْو ِل إ َذا َك ََ‬
‫َمصْ وُ ْونٌ و َمسْ ي ُْو ٌر‬

‫‪jika isim maf’ul dari kalimat mu’tal ain, maka wajib membuang wawu maf’ul menurut‬‬
‫‪imam syibawaih, seperti masunun dan masirun, asalnya: maswunun dan masyurun‬‬

‫اإلعالل‪ :‬مصون أصله مصوون على وزن مفعول نقلت حركة الواو إلى م‪00‬ا قبله‪00‬ا لتحركه‪00‬ا وس‪00‬كون ح‪00‬رف ص‪00‬حيح‬
‫قبلها دفعا للثقل فصار مصوون فالتقى الساكنان وهم‪0‬ا ال‪0‬واوان األولى واو العين والثاني‪0‬ة واو المفع‪0‬ول فح‪0‬ذفت ال‪0‬واو‬
‫المفعول دفعا اللتقاء الساكنين عند شيبويه فصار مصون‬
‫مسير أصله مسيور على وزن مفعول نقلت حركة الياء إلى ما قبلها لتحركها وسكون حرف صحيح قبلها دفعا للثقل‬
‫فصار مسيور فالتقى الساكنان عند شيبويه فصار مسير ثم كسرت السين لتصح الياء فصار مسير‬

‫‪2. Qaidah Ilal ke 16‬‬

‫ت َتاُؤ هُ َطا ًء لِ َت َعس ُِّر ال َّن ْط ِق ِب َها َبعْ َد َه ِذ ِه ْال ُحر ُْوفِ َوِإ َّن َما ُت ْقلَبُ ال َّتا ُء‬
‫ضا ًدا َأ ْو َطا ًء َأ ْو َظا ًء قُلِ َب ْ‬
‫ص ًادا َأ ْو َ‬
‫ان ْال َفا ُء ِا ْف َت َع َل َ‬
‫ِإ َذا َك َ‬
‫ب واظترد واظتهر‬ ‫َأ‬
‫ب واطرد واظهر صْ لُها اِصْ َتلَ َح واِضْ َت َر َ‬ ‫ِب َّ‬
‫الطا ِء لِقُرْ ِب ِه َما َم ْخ َرجً ا َنحْ وُ اِصْ َطلَ َح َواِضْ َط َر َ‬
‫‪Ketika fa’ fiil wazan ifta’ala adalah shod atau dlod atau tho’ atau dzo’, maka ta’-nya‬‬
‫’‪diganti tho’, karena sulitnya mengucapkan ta’ setelah huruf-huruf ini. digantinya ta‬‬
‫‪menjadi tho’ karena kedekatan keduanya dalam makhrojnya, seperti: istholaha,‬‬
‫‪idltoroba, ittoroda, idzoharo, asalnya istalaha, idltaroba, idztaroda, idztaharo‬‬

‫اإلعالل‪ :‬اصطلح أصله اصتلح على وزن افتعل قلبت التاء طاء لعس‪00‬ر النط‪00‬ق بالت‪00‬اء بع‪00‬د ح‪00‬رف االط‪00‬اع‬
‫ولقربهما في المخرج فصار اصطلح‬

‫‪x‬‬
‫اضطرب أصله اضترب على وزن افتعل قلبت التاء طاء إلخ‬

‫ا في‬00‫اق ولقربهم‬00‫رف االطب‬0‫د ح‬0‫اء بع‬0‫ق بالت‬00‫اطرد أصله اطترد على وزن افتعل قلبت التاء طاء لعسر النط‬
‫المخرج فصار اططرد ثم أدغمت الطاء األولى في الثانية للمجانسة فصار اطرد‬

‫رج‬00‫اظهر أصله ظتهر على افتعل قلبت التاء طاء لعسر النطق بالتاء بعد حرف االطباق ولقربهما في المخ‬
‫اء األولى في‬0‫ر ثم أدغمت الظ‬0‫ار اظظه‬0‫تعاللية فص‬0‫ا في االس‬0‫اء التحادهم‬0‫فصار اظطهر ثم قلبت الطاء ظ‬
‫ فصار اظهر‬0‫الثانية للمجانسة‬

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masdar secara bahasa yaitu sebagai kata dasar, dan secara istilah yaitu
isim yang menunjukkan arti dari pekerjaan, akan tetapi masdar tidak memiliki
waktu. Masdar dibagi menjadi dua yaitu masdar mim dan masdar ghoiru
mim. Bentuk-bentuk masdar juga terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
masdar fiil tsulasi, masdar fiil ruba’i, masdar fiil khumasu dan masdar fiil
sudasi.

3.2 Saran
Bilamana terdapat kekurangan atau kesalahan dalam makalah ini, baik
secara struktural maupun substansional, kritik dan saran akan kami terima
dengan baik sebagai perbaikan dan evaluasi untuk hasil lebih baik lagi
kedepannya.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Imam Ibn Malik, “Nadzom Alfiyah Ibn Malik”.


Shofwan M.Sholehuddin, 2006, Alqowaid Asshorfiyyah, Jombang, Darul Hikmah.
Syah Mansur, 2021, Isim Masdar Beserta Macam-Macamnya,
https://www.arobiyahinstitute.com/2021/07/isim-masdar-beserta-macam-
macamnya.html?
Mundzir Nadzir, Qawaidul Ilal. 1995

xii

Anda mungkin juga menyukai