Kebanyakan guru memanfaatkan hasil evaluasi hanya untuk mengisi buku rapor. Hal ini
tidak salah tetapi bukan berarti hasil evaluasi hanya untuk mengisi buku rapor. Seharusnya hasil
evaluasi tesebut juga di manfaat kan kepada pihak terkait yang ikut bertanggung jawab dan
memiliki perhatian yang tinggi terhadap proses pembelajaran peserta didik.
Hal yang di kemukakan oleh Crooks itu menekankan pada kualitas pekerjaan peserta
didik sebagai faktor utama dalam menentukan hasil jenis umpan balik yang diberikan, bukan
membandingkan hasil pekerjaan peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Sehubungan
hal tersebut Clarke (2003) menyarankan enam prinsip yang harus di perhatikan, yaitu :
1. Umpan balik harus focus pada tugas-tugas yang di sesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, dan bukan membandingkan dengan anak lain.
2. Guru menggunakan bahasa verbal dan non-verbal serta nenberikan pesan yang baik pada
peserta didik tentang kemampuan yang mereka peroleh.
3. Penilaian setiap bagian pekerjaan dapat mengarah pada penurunan moril bagi peserta
didik yang mencapai prestasi rendah dan kepuasan bagi peserta didik yang mencapai
prestai yang tinggi.
4. Penghargaan eksternal sama seperti grades.
5. Perlu memberikan umpan balik spesifik yang terfokus pada kesuksesan dan penigkatan
daripada mengoreksi.
6. Peserta didik perlu diberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.
Selanjutnya, Remmer (1967) mengemukakan, “we discuss here the use of test result to
help student understand themselves better, explain pupil growth and development to parents
and assist the teacher in planning in instruction.” Pendapat Remmer ini menunjukan paling
tidak ada tiga manfaat penting dari hasil evaluasi, yaitu untuk membantu pehaman peserta
didik menjadi lebih baik untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
kepada orang tua, dan membantu guru dalam membuat perencanaan belajar. Berikut ini
manfaat hasil evaluasi dalam hubungannya dengan pembelajaran.
Berikut ini adalah pihak yang berkepentingan dalam memantau pemanfaatan hasil evaluasi.
Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk membangkitkan minat
dan motifasi belajar. Hasil ini dapat dilakukan jika peserta didik mengetahui hasi evaluasi
yang di capainya. Hasil itu dapat membentuk sikap positif pendidik terhadap mata
pelajaran, termasuk juga kepada guru, proses pembelajaran, lingkungan dan evaluasi
pembelajaran.
Hasil evaluasi juga bias dimanfaatkan peserta didik untuk memilih teknik belajar
secara tepat dan benar. Manfaat hasil evaluasi yang lain adalah untuk menentukan
kedudukan belajar dalam kelas.Hasil evaluasi dapat juga dimanfaatkan guru untuk
menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik berdasarkan prestasi masing
masing.
Bagi orangtua, hasil evaluasi dapay dimanaatkan untuk mengetahui kemajuan belajar
peserta didik. Dengan hasil itu orang tua bias memantau perkembangan dan kemajuan
belajar dari anaknya, baik fisik maupun mental, terutama yang berkaitan dengan prestasi
belajarnya. Melaluai itu orang tua juga dapat menentukan langkah-langkah apa yang
harus di tempuh untuk memeajukan prestasi belajar anaknya
D. Keberhasilan Pembelajaran
Keberhasilan pembelajran dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Salah satunya
adalah faktor guru dapat melaksanakan pembelajaran . Dimyanti dan Mudjiyono (1994)
mengemukakan ada tujuh prinsip pembelajaran yaitu : “perhatian dan motofasi,
akektifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan , tantangan , baikan dan
penguatab, dan perbedaaan individual.
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunya peranan yang penting dalam kegiatan belajar, tanpa perhatian
tidak akan mungkin terjadi proses pembelajaran. MOtivasi adlah tenaga yang
menggerkan dan mengarahkan aktifitas seseorang. H. L. Petri (1968) “ Motivation is
the concept we use when we describe the forces acting on or within an organism to
irritate and direct behavior”. Guru selalu berharap agar peserta didik tertarik dalam
kegiatan intelektual dan estetik setelah kegiatan belajar berakhir. Inplikasinya adalah
guru harus dapat mengahkan perhatian dan membangkitkan motovasu peserta didik
dala proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat di capai optimal.
2. Keaktifan
Pada dasrnnya peserta didik adalah manuasia aktif yang memponyai dorongan untuk
berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Proses belajar
mungkin akan terjadi jika peserta didk berada dalam posisi aktif. Menurut teori
kognitif, belajr menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi
yang kita terima, tidak sekedar menyimpan saja tanpa harus mengadakan
transformasi. Implikasinya guru harus melakukan berbagai umpaya untuk
membangkitkan keaktifan peserta didik melalui berbagai pendekatan dan strategi
pembelajran, termasuk evaluasi pembelajaran.
3. Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman
Belajar berarti mengalami. Belajar tidak limpahkan pada orang lain. BElajar harus
dilakukan sendiri oleh Peserta didik Edgar mengemukakan “belajra yan paling baik
adalah belajar langsung dari pengalaman. Kegitan belajra jangan di artikan dengan
kegiatan belajra dengan fisik semata , tetapi lebih dari tu, yaitu keterlibatan mental,
emosional dan intelektual. Implikasinya guru harus terlibat langsung dalam proses
belajar, seperti praktek di labolatoriun dan praktik lapangan untuk out bobot materi
pelajaran harus seimbang dan proporsional antara teori dan praktik.
4. Pengulangan
Menurut teori psikologi, daya belajr adalah melatih daya-daya yang ada pada jiwa
manusia seperti daya mengamati, mengingat, mengkhayal, merasakan dan berfikir.
Bentuk belajar yang menrapkan sistem pengolangan adalah metode drill and
stereotyping. Implikasibnya guru harus memberikan latihan dan tugas kepada
muridnya yan bertukjuan untuk menyampaikan hal yang telah di sampaikan
sebelumnya dalam proses pembelajaran.
5. Tantangan
Field theory dari Kurt Lewin mengemuakan bahwa peserta didik dalam situasi belajar
berada dalam suatu medan atau lapangan pisikologi. Dalam proses belajar, peserta
didik menghadapi suatu tujuan yang akan di capai, tetapi selalu terdapat hambatan,
yaitu mempelajari bahan belajar tersebut. TAntangan belajar tersebut ada yang dating
dari dalam atau luar diri individu, ada yang berat, tetapi ada juga yang ringan.
6. Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar ini lebih banyak di alami oleh teori belajr operant-conditioning dari B.
F. Skiner. Kunci dari teori belajar dalah ”Law of effect” Peserta didik akan belajar
lebih banyak jika bersemangat apabila mengetahui atau mendapat hasil yang baik.
Untuk itu guruharus melakukan penilaian terhadap hasil belajar. Hasil belajar yang
baik merupakan balikan (feedback) yang menyenangkan dan berpengaruh baik
terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Hasil penilaian dapat dijadikan sebagai balikan
bagi peserta didik untuk meningkatkan kegiatan belajar selanjutnya.
7. Perbedaan Individual
Setiap peserta didik memiliki perbedaaan antara yang ssatu dengan yang lainya.
Perbedaan tersebuat terdapat dalam karakter fisik, kepribadian dan sifat-sifatnya.
Perbedaan ini dapat berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar. Biasanya cara
tradisional, yaitu guru menganggap peserta didiknya memiliki kemampuan dengan
rata-rata yang sama. Sehinggal hal tersebut tidak efektif. Untuk mengatasi hal
tersebut adalah dengan menggunakan multimode, multimedia, memberikan pelajaran
tambahan pengayaan bagi pesrta didik yan pandai dan memberian bimbingan belajra
bagi peserta didik yang kurang pandai.
Selain itu guru juga harus memegang teguh prinsip-prinsip pembelajaran, guru juga
harus mengikuti tahap tahap pembelajaran yang sistematis, yaitu :
a. Tahap orientasi : tahap dimana guru melakukan orientasi tehadap kelas, peserta
didik, dan lingkunganya. Ini bertujuan untuk mengetahui situasi kelas, kondisi
pesreta didik dan lingkungannnya.
b. Tahap implementasi : sutatu tahap dimana guru sudah memeulai melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Ini bias efektif jika guru menguasai matert dan
metodologi pembelajaran secara tepat termasuk pendekatanya
c. Tahap evaluasi : tahap dimana guru melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan
yang telah dilakukannya dalam prosees pembelajaran. Ini bertujuan untuk
mengetahuai keefektifan dan efisiensi pembelajran termasuk hasil belajar peserta
didik sesuai dengan tujuan yang telah di capai
d. Tahap tindak lanjut (follow up), yaitu suatu tahap dimana guru harus memikirkan
tentang perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran, yaitu :
a. Perbaikan terhadap kelemahan dalam proses pembelajaran
b. Penyempurnaan proses pembelajaran selanjutnya
Keberhasilan pembelajaran dapat di tinjau dari proses belajar dan hasil belajar.
Guru yang baik adalah guru yang dapat mengantarkan peserta didknya berhasil dalam
belajar. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya peserta didik dalam proses belajar.
Untuk mengetahui proses belajar dari pesrta didik guru dapat menggunakan berbagai
teknik, seperti mengamati keaktifan pesrta didik dalam belajar, baik secara perseorangan
maupun kerjasam antar kelompok, melakukan wawancara terhadap peserta didik tentang
kesulitan yang dihadapi.
Pada proses akhir belajar, peserta didik akan mendapatkan suatu hasil belajar.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar, dari sisi
peserta didik hasil belajar merupakan peningkatan kemampuan mental pesrta didik.
Hasilbelajar tersebut dapat di bedakan menjadi (a) dampak pembelajaran (b) dampak
pengiring.
Hasil belajar dapat timbul dalam berbagai jenis perbuatan atau pembentukan tingkah laku
pesra didik. Jenis tingkah laku tersebut di antaranya adalah:
1. Kebiasaan, yaitu cara bertindak yang dimiliki peserta didik dan di peroleh melalui
belajar.
2. Keterampilan, yaitu perbuatan atau tingkah laku yang tampak sebagai akibat kegiatan
otot dan digerakan serta di koordinasikan oleh sistem saraf
3. Akumulasi persepsi, yaitu berbagai persepri yan di peroleh peserta didik melalui
belajar.
4. Asosiasi dan hafalan, yaitu seperangkat ingatan mengenai sesuatu sebagai hasil dari
penguatan melalui asosiasi.
5. Pemahaman dan konsep, yaitu jenis hasil belajar yang diperoleh baik melalui kegiatan
belajar secara rasional.
6. Sikap, yaitu pemahaman, perasaan dan kecenderungan berprilaku peserta didik
terhadap sesuatu.
7. Nilai, yaitu tolak ukur untuk memberdakan antara yang baik dengan yang kurang
baik.
8. Moral dan agama. Moral merupakan penerapan nilai dalam kaitanya dengan
kehidupan, sedangkan agama yaitu yiatu penerapan nilai nilai manusi a terhadap
tuhanya
Guru juga harus memahami bebrapa factor yang meliputu secara langsung maupun tidak
langsung terhadap hasil belajar , antara lain :