Disusun Oleh :
DOSEN PENGAMPU :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
M.Sc.Ed., MPP., Ph.D. dan Dr. Rosmiati, M.Pd danDr. Drs. Firman, M.Si selaku
dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang telah memberikan bimbingan selama
perkuliahan berlangsung.
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Tetapi besar harapan penulis, agar makalah
ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DATAR ISI
DATAR ISI...................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
tujuan mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan ke arah tujuan yang telah
ditentukan. Namun dalam hal evaluasi kurikulum harus dilaksanakan dengan sistematis
yang sesuai dengan konsep dasar evaluasi kurikulum, sehingga hasil evaluasi kurikulum
dasar-dasar pelaksanaan evaluasi dalam kurikulum sebagai bagian yang penting dan
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tentunya harus
evaluasi kurikulum.
kurikulum, sehingga dapat menjadi acuan pemangku dan pelaku dunia pendidikan agar
lebih maksimal dan tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif dan efisien.
iii
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat
iv
v
BAB II
PEMBAHASAN
untuk memberi nilai dan arti terhadap tujuan, isi, hasil pembelajaran yang menyeluruh
dan saling keterkaitan, di mana hal ini diusahakn oleh satuan pendidikan yang dirancang
untuk peserta didik baik di dalam kelas, sekolah maupun di luar sekolah (Hamdi, 2020).
Evaluasi dari sebuah kurikulum mempunyai hasil yang dapat digunakan oleh
tersebut dapat digunakan para guru, kepala sekolah, dan pelaksana pendidikan pada
umumnya, untuk memahami dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan ajar,
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk meneliti kembali, apakah suatu proses atau
kegiatan yang terdapat dalam kurikulum itu telah dan dapat dilaksanakan sesuai dengan
estimasi atau perkiraan tentang pertumbuhan dan kemajuan para peserta didik ke arah
evaluasi kurikulum, sebenarnya ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai. Apakah
1
evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan komponen-komponen
Sinambela, 2010).
yakni mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Yatim (2006: 63)
memaparkan beberapa jenis evaluasi kurikulum , antara lain (1) Model Educational
System Evaluation yang terdiri dari model CIPP, model EPIC, model CEMREL, model
Atkinson, dan model stake; (2) model evaluasi yang lain yakni, model measurement,
2
mencapai tujuan. Penilaian ini berfungsi untuk mencari informasi yang
tujuan program.
CIPP merupakan singkatan dari context, input, process dan product. Evaluasi
model ini memiliki tujuan untuk memperbaiki program. Orientasi dari evaluasi ini
adalah sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan dari decicion maker
(pemegang keputusan). Evaluasi model CIPP bisa diterapkan dalam berbagai bidang
institusi. Model evaluasi dari sebuah program yang dianggap sebagai suatu sistem,
3
pemakai bertujuan untuk pengenalan perpustakaan, pemanfaatan perpustakaan dan
peningkatan literasi informasi. Sehingga context yang dimaksud di sini adalah kondisi
meliputi proses pendaftaran ,sarana dan prasarana, kolaborasi dengan pihak lain. 3)
Evaluasi produk berupa hasil dari mengikuti program ini, baik berupa peningkatan
pemahaman maupun berupa sertifikat sebagai tanda telah mengikuti program dengan
keseluruhan program evaluasi dalam sebuah kubus. Menurut Nana (2005: 189) jika
dipandang bentuk evaluasi model ini dalam sebuah kubus, maka yang akan tampak
adalah tiga bidang kubus. Bidang pertama adalah behavior atau perilaku yang menjadi
Bidang kedua adalah instruction atau pengajaran, yang meliputi organization, content,
method, facilities and cost, dan bidang ketiga adalah kelembagaan yang meliputi
4
3) Model CEMREL
oleh Edward Russeet dan Louis Smith yang menitikberatkan evaluasi pada tiga aspek,
yakni: (1) fokus evaluasi yang menekankan penilaian terhadap peserta didik mediator
dan material; (2) peranan evaluasi adalah evaluasi yang berkaitan dengan kegiatan yang
sedang berjalan dan evaluasi pada akhir kegiatan; (3) data yakni penilaian yang
4) Model Atkinson
tiga domain, yakni: (1) struktur adalah penilaian yang berhubungan dengan masalah
perencanaan sekolah dan organisasi sekolah; (2) proses yakni penilaian yang berkaitan
dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung; (3) produk yaitu penilaian yang
Menurut Robert E. Stake (dalam Brady, 1995: 269) bahwa pelaksanaan dalam
program pendidikan. Dalam program pendidikan ada tiga fase yang perlu mendapat
peserta didik dan guru, isi kurikulum, materi pembelajaran, organisasi sekolah, dan
konteks masyarakat. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang harus ada sebelum
5
dilakukannya kegiatan transaksi, juga akan mempengaruhi hasil atau pengeluaran.
6) Outcomes (hasil)
Adalah hasil yang akan dicapai oleh program, meliputi prestasi siswa, sikap,
keterampilan, efek pada guru dan lembaga. Evaluasi kurikulum menurut model ini
mencakup ketiga fase di atas, melalui dua operasi evaluasi, yaitu deskripsi dan
judgment.
7) Model Measurement
menyatakan bahwa evaluasi pada dasarnya adalah sebagai pengukuran perilaku peserta
membandingkan efektivitas antara dua atau lebih program atau kurikulum. Objek
evaluasi mencakup hasil belajar peserta didik, terutama yang dapat diukur melalui
“paper and pencil test”. Dengan demikian, data yang dipergunakan dalam model ini
hanya terbatas pada data objektif, khususnya skor hasil test. Pendekatan yang digunakan
dalam evaluasi ini terdiri dari (1) penentuan kedudukan individu dalam kelompok; (2)
perbandingan hasil belajar antara dua atau lebih dari kelompok yang menggunakan
program kurikulum yang berbeda, dengan teknik penilaian yang digunakan dengan tes,
6
8) Model Congruence
dan hasil belajar yang dicapai. Hasil evaluasi ini dipergunakan untuk keperluan
evaluasi meliputi semua hasil belajar peserta didik yang mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian, data yang dipergunakan dalam model ini
cenderung pada data objektif berupa skor tes dan teknik lainnya. Pendekatan yang
dipakai dalam model ini adalah prosedur pre dan post assessment (tugas awal dan
akhir). Hasil tes tersebut, kemudian dianalisis bagian demi bagian. Dalam pengumpulan
Menurut Robert E. Stake (dalam Brady, 1995: 269) bahwa model Illuminatif
lingkungan, serta pengaruh program terhadap hasil belajar. Hasil evaluasi ini digunakan
proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Data yang
digunakan dalam model ini lebih banyak merupakan data subjektif hasil keputusan dari
berbagai pihak. Pendekatan evaluasi model ini melalui berbagai tahap, mulai dari tahap
7
evaluasi kurikulum model Educational System Evaluation dipandang sebagai model
yang paling tepat di antara model lainnya yang telah dibahas di atas. Dalam model ini,
terlihat beberapa ciri evaluasi yang memang diperlukan untuk menghasilkan masukan
kegiatan pengembangan di masa yang akan datang. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
(1) evaluasi selalu didahului oleh adanya kriteria yang jelas; (2) proses evaluasi pada
evaluasi mencakup berbagai dimensi program dan tidak hanya hasil belajar siswa,
melainkan mencakup pula input dan proses pelaksanaan program; (4) data yang
digunakan dalam evaluasi ini tidak hanya data objektif (skor hasil tes), melainkan juga
data subjektif yang diperoleh melalui judgment kriteria intern (kriteria yang dibuat oleh
pengumpulan data untuk evaluasi, digunakan berbagai macam teknik seperti tes,
saling melengkapi dalam menghasilkan data yang diinginkan; (6) evaluasi terhadap
berbagai dimensi program kurikulum dilakukan secara bertahap dan kontinu, sehingga
Selain model yang disebutkan di atas, evaluasi kurikulum juga memiliki model
8
1. Evaluasi Konteks
suatu dokumen kurikulum. Dalam situasi tertentu orang melakukan evaluasi mengenai
tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan dan sering disebut dengan istilah need
masyarakat yang dilayani sekolah. Evaluasi jenis ini adalah evaluasi mengenai
2. Evaluasi Proses
pendidikan itu ditandai oleh adanya interaksi dan komunikasi yang sangat terencana
antara dua komponen pendidikan yang utama, yaitu guru dan peserta didik dengan
sumber belajar. Interaksi dan komunikasi selalu menjadi fokus utama evaluasi proses.
Suasana kelas, kelengkapan fasilitas belajar dan mengajar, jadwal, pekerjaan yang harus
dilakukan guru diluar kelas, pekerjaan yang harus dikerjakan peserta didik di luar
kelas/sekolah, suasana kerja di sekolah, dan dukungan masyarakat menjadi fokus yang
mulai menarik perhatian banyak kajian evaluasi kurikulum selain fokus utama.
Evaluasi hasil didasarkan pada kategori hasil belajar. Hasil dibedakan atas dua
istilah yaitu output dan outcomes. Output diartikan sebagai hasil langsung yang dimiliki
peserta didik dari suatu proses pembelajaran di suatu satuan pendidikan. Sedangkan
9
outcomes adalah hasil setelah beberapa saat yang bersangkutan menyelesaikan proses
pendidikannya di sebuah satuan pendidikan. Kategori hasil belajar yaitu meliputi dalam
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Sejauh mana pemahaman peserta didik
peserta didik atau pendidikan emosi, dan bakat-bakat yang dimiliki siswa.
Dilihat dari fenomena sejarah dengan segala situasi dan kondisnya, evaluasi
banyak segi. Di bawah ini akan disebutkan beberapa model evaluasi kurikulum,
Model evaluasi kurikulum mengacu pada teori dan menggunakan metode tes
psikologis dan eksperimen lapangan. a. Tes psikologis atau tes psikomotorik, yang pada
umumnya memiliki dua bentuk tes yakni tes intelijensi dan tes hasil belajar b.
Eksperimen lapangan, metode ini sudah sejak tahun 1930 yang biasanya digunakan
dalam penelitian botani pertanian. Meskipun demikian, penelitian model ini dapat
tersebut dalam perbuatan peserta didik. c. Menyusun materi kurikulum yang sesuai
10
dengan tujuan tersebut. d. Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil
yang diinginkan.
kurikulum, Model ini menyatakan unsur – unsur dari kedua pendekatan tersebut,
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
untuk memberi nilai dan arti terhadap tujuan, isi, hasil pembelajaran yang menyeluruh
dan saling keterkaitan, di mana hal ini diusahakn oleh satuan pendidikan yang dirancang
untuk peserta didik baik di dalam kelas, sekolah maupun di luar sekolah (Hamdi, 2020).
11
Model Evaluasi Kurikulum Terdapat beberapa model untuk evaluasi kurikulum,
yakni mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Yatim (2006: 63)
memaparkan beberapa jenis evaluasi kurikulum , antara lain (1) Model Educational
System Evaluation yang terdiri dari model CIPP, model EPIC, model CEMREL, model
Atkinson, dan model stake; (2) model evaluasi yang lain yakni, model measurement,
Daftar Pustaka
18-42.
12
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Wijayanti, N. I., Yulianti, R., & Wijaya, B. (2019). Evaluasi Program Pendidikan
13