Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI PENDIDIKAN

“Model-Model Evaluasi Kurikulum”

Disusun Oleh :

Rika Syaf Putri (P2A221017)

Gihon Simamora (P2A221024)

DOSEN PENGAMPU :

Eddy Haryanto, S.Pd., M.Sc.Ed., MPP., Ph.D.

Dr. Rosmiati, M.Pd

Dr. Drs. Firman, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Evaluasi

Pendidikan dengan judul “Desain dan Sampling Evaluasi Pendidikan”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas demi menyelesaikan mata

kuliah Evaluasi Pendidikan, Program Studi Magister Manajemen Pendidikan,

Program Pasca Sarjana, Universitas Jambi. Dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Eddy Haryanto, S.Pd.,

M.Sc.Ed., MPP., Ph.D. dan Dr. Rosmiati, M.Pd danDr. Drs. Firman, M.Si selaku

dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang telah memberikan bimbingan selama

perkuliahan berlangsung.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan

yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini. Tetapi besar harapan penulis, agar makalah

ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jambi, Mei 2022

Penulis

i
DATAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DATAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. iii

1.1 latar Belakang ................................................................................................... iii

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. iv

1.3 Manfaat ............................................................................................................. iv

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 1

2.1 Pengertian Evaluasi Kurikulum .............................................................................. 1

2.2 Model-model Evaluasi Kurikulum ......................................................................... 2

2.2.1 Model-model Evaluasi Kurikulum ................................................................... 2

2.2.2 Evaluasi Kurikulum Berdasarkan Bentuk Evaluan .......................................... 8

2.2.3 Model Evaluasi Kurikulum Lainya ................................................................ 10

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11

1.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 11

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting dalam proses pendidikan dengan

tujuan mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan ke arah tujuan yang telah

ditentukan. Namun dalam hal evaluasi kurikulum harus dilaksanakan dengan sistematis

yang sesuai dengan konsep dasar evaluasi kurikulum, sehingga hasil evaluasi kurikulum

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pelaku-pelaku dunia pendidikan dan

masyarakat secara umum. Evaluasi Kurikulum dilaksanakan secara khomprehensif agar

mencapai tujuan yang maksimal2. Dengan pemahaman terhadap dasar-dasar evaluasi

kurikulum dapat membantu para pengembang kurikulum untuk merancang evaluasi

kurikulum yang sesuai kajian-kajian teoritis yang relevan. Kegiatan mengeksplorasi

dasar-dasar pelaksanaan evaluasi dalam kurikulum sebagai bagian yang penting dan

saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tentunya harus

dipertimbangkan dalam perencanaan dan penyusunan evaluasi kurikulum, yaitu

berkaitan dengan sejarah perkembangan evaluasi kurikulum, peran evaluasi kurikulum,

tujuan evaluasi kurikulum, pendekatan dalam evaluasi kurikulum, dan model-model

evaluasi kurikulum.

Berdasarkan uraian diatas, penulis akan membahas tentang model-model evaluasi

kurikulum, sehingga dapat menjadi acuan pemangku dan pelaku dunia pendidikan agar

lebih maksimal dan tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif dan efisien.

iii
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah yang berjudul “Model-model Evaluasi

Kurikulum” adalah sebagai berikut:

1.2.1 Pengertian evaluasi kurikullum?

1.2.2 Model-model evaluasi kurikulum;

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah yang berjudul “Model-model Evaluasi Kurikulum”

adalah untuk mengetahui:

1.3.1 Pengertian evaluasi kurikullum;

1.3.2 Model-model evaluasi kurikulum;

iv
v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai suatu proses mempertimbangkan

untuk memberi nilai dan arti terhadap tujuan, isi, hasil pembelajaran yang menyeluruh

dan saling keterkaitan, di mana hal ini diusahakn oleh satuan pendidikan yang dirancang

untuk peserta didik baik di dalam kelas, sekolah maupun di luar sekolah (Hamdi, 2020).

Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari suatu pengembangan kurikulum.

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik dalam penentuan kebijaksanaan

pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan pada khususnya.

Evaluasi dari sebuah kurikulum mempunyai hasil yang dapat digunakan oleh

orangorang yang mengembangkan kurikulum dan bagi orang pemegang kebijaksanaan

kurikulum dalam pengembangan sistem pendidikan. Demikian juga, hasil-hasil evaluasi

tersebut dapat digunakan para guru, kepala sekolah, dan pelaksana pendidikan pada

umumnya, untuk memahami dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan ajar,

memilih metode yang digunakan dalam pembelajaran, dan alalt-alat pembelajaran.

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk meneliti kembali, apakah suatu proses atau

kegiatan yang terdapat dalam kurikulum itu telah dan dapat dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan yang diharapkan. Dengan evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai suatu

estimasi atau perkiraan tentang pertumbuhan dan kemajuan para peserta didik ke arah

pencapaian tujuan-tujuan dan nilai-nilai kurikulum. Luas dan sempitnya program

evaluasi kurikulum, sebenarnya ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai. Apakah

1
evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan komponen-komponen

dalam sistem kurikulum atau hanya komponen-komponen tertentu dalam sistem

kurikulum atau hanya komponen-komponen tertentu dalam sistem kurikulum tersebut (

Sinambela, 2010).

2.2 Model-model Evaluasi Kurikulum

2.2.1 Model-model Evaluasi Kurikulum

Model Evaluasi Kurikulum Terdapat beberapa model untuk evaluasi kurikulum,

yakni mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Yatim (2006: 63)

memaparkan beberapa jenis evaluasi kurikulum , antara lain (1) Model Educational

System Evaluation yang terdiri dari model CIPP, model EPIC, model CEMREL, model

Atkinson, dan model stake; (2) model evaluasi yang lain yakni, model measurement,

model Congruence dan model Illuminatif.

1) Model CIPP (context, input, process, dan product)

Model desain evaluasi kurikulum CIPP dikembangkan oleh Daniel Stufelbearn

yang di dalamnya mengandung empat unsur cakupan antara lain:

a) Context adalah penilaian yang berkaitan dengan usaha-usaha penemuan

kebutuhan-kebutuhan peserta didik dengan berbagai masalah yang bersifat

deskriptif dan komparatif. Kesimpulan dari penelitian dipergunakan untuk

menentukan tujuan-tujuan sebagai titik pangkal bagi program pendidikan.

b) Input (masukan) yakni penilaian yang diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai bagaimana menggunakan sumber-sumber untuk

2
mencapai tujuan. Penilaian ini berfungsi untuk mencari informasi yang

dipergunakan menilai adanya beberapa alternatif strategi yang dapat dipilih

sehingga mampu memberikan bantuan kepada pengambil keputusan untuk

memilih dan merancang prosedur yang kiranya sesuai dengan mencapai

tujuan program.

c) Proses yaitu penilaian yang dilakukan pada saat program berlangsung,

sehingga mampu menggambarkan kejadian-kejadian dan kegiatankegiatan

prosedur untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam desain

pembelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk membantu dalam pengambilan

keputusan dalam berbagai kesulitan-kesulitan.

d) Product yakni penilaian yang berupaya untuk mengukur dan menafsirkan

pencapaian suatu program. Hasilnya dipergunakan sebagai bahan

perbandingan antara harapan dan hasil aktual. Penilaian ini membantu

pengambilan keputusan untuk menentukan program tersebut, apakah akan

dilanjutkan, diakhiri, atau diadakan perombakan.

CIPP merupakan singkatan dari context, input, process dan product. Evaluasi

model ini memiliki tujuan untuk memperbaiki program. Orientasi dari evaluasi ini

adalah sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan dari decicion maker

(pemegang keputusan). Evaluasi model CIPP bisa diterapkan dalam berbagai bidang

yaitu pendidikan, manajemen, perusahaan dalam bentuk proyek, program maupun

institusi. Model evaluasi dari sebuah program yang dianggap sebagai suatu sistem,

sehingga dalam menganalisis program berdasarkan komponen-komponennya yaitu

Context, Input, Process dan Product, 1) Evaluasi context, pelaksanaan pendidikan

3
pemakai bertujuan untuk pengenalan perpustakaan, pemanfaatan perpustakaan dan

peningkatan literasi informasi. Sehingga context yang dimaksud di sini adalah kondisi

lingkungan yang mendukung pelaksanaan program ini. 2) Evaluasi input pendidikan

pemakai perpustakaan adalah kondisi penunjang pelaksanaan program tersebut yang

meliputi proses pendaftaran ,sarana dan prasarana, kolaborasi dengan pihak lain. 3)

Evaluasi process adalah kajian efektivitas pelaksanaan program pendidikan pemakai. 4)

Evaluasi product adalah dampak dari pelaksanaan program pendidikan pemakai.

Evaluasi produk berupa hasil dari mengikuti program ini, baik berupa peningkatan

pemahaman maupun berupa sertifikat sebagai tanda telah mengikuti program dengan

baik ( Wijayanti, Yulianti, & Wijaya, 2019).

2) Model EPIC (evaluation program innovative curriculum)

Model EPIC atau evaluation program innovative curriculum menggambarkan

keseluruhan program evaluasi dalam sebuah kubus. Menurut Nana (2005: 189) jika

dipandang bentuk evaluasi model ini dalam sebuah kubus, maka yang akan tampak

adalah tiga bidang kubus. Bidang pertama adalah behavior atau perilaku yang menjadi

sasaran pendidikan yang meliputi perilaku cognitive, affective, dan psychomotor.

Bidang kedua adalah instruction atau pengajaran, yang meliputi organization, content,

method, facilities and cost, dan bidang ketiga adalah kelembagaan yang meliputi

student, teacher, administrator, educational specialist, family and community.

4
3) Model CEMREL

(Central Midwestern Regional Education) Model evaluasi ini dikembangkan

oleh Edward Russeet dan Louis Smith yang menitikberatkan evaluasi pada tiga aspek,

yakni: (1) fokus evaluasi yang menekankan penilaian terhadap peserta didik mediator

dan material; (2) peranan evaluasi adalah evaluasi yang berkaitan dengan kegiatan yang

sedang berjalan dan evaluasi pada akhir kegiatan; (3) data yakni penilaian yang

bersumber pada skala respon kuesioner dan observasi.

4) Model Atkinson

Evaluasi kurikulum menurut Atkinson, adalah penilaian yang diarahkan pada

tiga domain, yakni: (1) struktur adalah penilaian yang berhubungan dengan masalah

perencanaan sekolah dan organisasi sekolah; (2) proses yakni penilaian yang berkaitan

dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung; (3) produk yaitu penilaian yang

mencakup perilaku sebagai hasil belajar peserta didik.

5) Model Stake (the stake congruence contingency model)

Menurut Robert E. Stake (dalam Brady, 1995: 269) bahwa pelaksanaan dalam

evaluasi kurikulum mencakup deskripsi dan judgment (pertimbangan) mengenai

program pendidikan. Dalam program pendidikan ada tiga fase yang perlu mendapat

perhatian, yakni antecedents, transaction, dan outcomes. Antecedents (pendahuluan)

merupakan kondisi yang mendahului proses pembelajaran yang mencakup karakter

peserta didik dan guru, isi kurikulum, materi pembelajaran, organisasi sekolah, dan

konteks masyarakat. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang harus ada sebelum

5
dilakukannya kegiatan transaksi, juga akan mempengaruhi hasil atau pengeluaran.

Transaction (transaksi) merupakan proses pembelajaran yang meliputi komunikasi,

alokasi waktu, urutan kegiatan, dan suasana sosial.

6) Outcomes (hasil)

Adalah hasil yang akan dicapai oleh program, meliputi prestasi siswa, sikap,

keterampilan, efek pada guru dan lembaga. Evaluasi kurikulum menurut model ini

mencakup ketiga fase di atas, melalui dua operasi evaluasi, yaitu deskripsi dan

judgment.

7) Model Measurement

Model evaluasi kurikulum ini dikembangkan Thorndike dan Ebel. Mereka

menyatakan bahwa evaluasi pada dasarnya adalah sebagai pengukuran perilaku peserta

didik untuk mengungkapkan perbedaanperbedaan individual maupun kelompok. Hasil

evaluasi digunakan untuk kepentingan evaluasi/seleksi peserta didik untuk

membandingkan efektivitas antara dua atau lebih program atau kurikulum. Objek

evaluasi mencakup hasil belajar peserta didik, terutama yang dapat diukur melalui

“paper and pencil test”. Dengan demikian, data yang dipergunakan dalam model ini

hanya terbatas pada data objektif, khususnya skor hasil test. Pendekatan yang digunakan

dalam evaluasi ini terdiri dari (1) penentuan kedudukan individu dalam kelompok; (2)

perbandingan hasil belajar antara dua atau lebih dari kelompok yang menggunakan

program kurikulum yang berbeda, dengan teknik penilaian yang digunakan dengan tes,

khususnya tes objektif.

6
8) Model Congruence

Model Congruence dikemukakan Tyler, Carrol, dan Cronbach. Mereka

menyatakan, evaluasi merupakan kegiatan untuk memeriksa kesesuaian antara tujuan

dan hasil belajar yang dicapai. Hasil evaluasi ini dipergunakan untuk keperluan

penyempurnaan program dan informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan. Objek

evaluasi meliputi semua hasil belajar peserta didik yang mencakup aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian, data yang dipergunakan dalam model ini

cenderung pada data objektif berupa skor tes dan teknik lainnya. Pendekatan yang

dipakai dalam model ini adalah prosedur pre dan post assessment (tugas awal dan

akhir). Hasil tes tersebut, kemudian dianalisis bagian demi bagian. Dalam pengumpulan

data mempergunakan tes maupun teknik-teknik lainnya yang sesuai.

9) Model Illuminatif (Parlet dan Hamilton)

Menurut Robert E. Stake (dalam Brady, 1995: 269) bahwa model Illuminatif

(Parlet dan Hamilton) menyoroti masalah tentang pelaksanaan program, pengaruh

lingkungan, serta pengaruh program terhadap hasil belajar. Hasil evaluasi ini digunakan

untuk keperluan penyempurnaan program. Objek evaluasinya mencakup latar belakang,

proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Data yang

digunakan dalam model ini lebih banyak merupakan data subjektif hasil keputusan dari

berbagai pihak. Pendekatan evaluasi model ini melalui berbagai tahap, mulai dari tahap

orientasi pengamatan sampai analisis. Untuk mengumpulkan data digunakan observasi

atau pengamatan, wawancara, angket, dan dokumentasi. Dilihat dari kepentingan

pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang ada di Indonesia, model

7
evaluasi kurikulum model Educational System Evaluation dipandang sebagai model

yang paling tepat di antara model lainnya yang telah dibahas di atas. Dalam model ini,

terlihat beberapa ciri evaluasi yang memang diperlukan untuk menghasilkan masukan

bagi pengambilan keputusan tentang penyempurnaan kurikulum, serta tindak lanjut

kegiatan pengembangan di masa yang akan datang. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

(1) evaluasi selalu didahului oleh adanya kriteria yang jelas; (2) proses evaluasi pada

dasarnya merupakan kegiatan membandingkan performance dan kriteria; (3) objek

evaluasi mencakup berbagai dimensi program dan tidak hanya hasil belajar siswa,

melainkan mencakup pula input dan proses pelaksanaan program; (4) data yang

digunakan dalam evaluasi ini tidak hanya data objektif (skor hasil tes), melainkan juga

data subjektif yang diperoleh melalui judgment kriteria intern (kriteria yang dibuat oleh

pengembang kurikulum itu sendiri) maupun perbandingan dengan kriteria eksternal

(melalui perbandingan dengan performance kurikulum yang lain); (5) dalam

pengumpulan data untuk evaluasi, digunakan berbagai macam teknik seperti tes,

observasi atau pengamatan, wawancara, angket, dan dokumentasi sehingga kesemuanya

saling melengkapi dalam menghasilkan data yang diinginkan; (6) evaluasi terhadap

berbagai dimensi program kurikulum dilakukan secara bertahap dan kontinu, sehingga

perbaikan dapat dilaksanakan pada waktunya.

2.2.2 Evaluasi Kurikulum Berdasarkan Bentuk Evaluan

Selain model yang disebutkan di atas, evaluasi kurikulum juga memiliki model

lainnya, Jenis evaluasi kurikulum yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik

evaluan terdiri atas :

8
1. Evaluasi Konteks

Evaluasi terhadap konteks berkaitan dengan berbagai aspek yang melahirkan

suatu dokumen kurikulum. Dalam situasi tertentu orang melakukan evaluasi mengenai

tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan dan sering disebut dengan istilah need

assesment. Need assesment dilakukan untuk menentukan apa yang diperlukan

masyarakat yang dilayani sekolah. Evaluasi jenis ini adalah evaluasi mengenai

kesesuaian antara ide kurikulum dengan lingkungan sosial-budaya dimana suatu

kurikulum akan dilaksanakan. Evaluasi konteks diarahkan juga terhadap dukungan

masyarakat terhadap sekolah. Dukungan masyarakat dapat berupa bantuan keuangan,

bantuan fasilitas belajar, dan partisipasi dalam kegiatan belajar.

2. Evaluasi Proses

Evaluasi proses berkenaan dengan kegiatan utama pendidikan. Kegiatan utama

pendidikan itu ditandai oleh adanya interaksi dan komunikasi yang sangat terencana

antara dua komponen pendidikan yang utama, yaitu guru dan peserta didik dengan

sumber belajar. Interaksi dan komunikasi selalu menjadi fokus utama evaluasi proses.

Suasana kelas, kelengkapan fasilitas belajar dan mengajar, jadwal, pekerjaan yang harus

dilakukan guru diluar kelas, pekerjaan yang harus dikerjakan peserta didik di luar

kelas/sekolah, suasana kerja di sekolah, dan dukungan masyarakat menjadi fokus yang

mulai menarik perhatian banyak kajian evaluasi kurikulum selain fokus utama.

3. Evaluasi Produk Atau Hasil

Evaluasi hasil didasarkan pada kategori hasil belajar. Hasil dibedakan atas dua

istilah yaitu output dan outcomes. Output diartikan sebagai hasil langsung yang dimiliki

peserta didik dari suatu proses pembelajaran di suatu satuan pendidikan. Sedangkan

9
outcomes adalah hasil setelah beberapa saat yang bersangkutan menyelesaikan proses

pendidikannya di sebuah satuan pendidikan. Kategori hasil belajar yaitu meliputi dalam

bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Sejauh mana pemahaman peserta didik

dalam memahami materi yang disampaikan, sikap-sikap yang diajarkan pendidik ke

peserta didik atau pendidikan emosi, dan bakat-bakat yang dimiliki siswa.

2.2.3 Model Evaluasi Kurikulum Lainya

Dilihat dari fenomena sejarah dengan segala situasi dan kondisnya, evaluasi

kurikulum berkembang sebagaimana perkembangan dunia pendidikan yang memiliki

banyak segi. Di bawah ini akan disebutkan beberapa model evaluasi kurikulum,

diantaranya (Hamdi, 2020):

1. Evaluasi model penelitian

Model evaluasi kurikulum mengacu pada teori dan menggunakan metode tes

psikologis dan eksperimen lapangan. a. Tes psikologis atau tes psikomotorik, yang pada

umumnya memiliki dua bentuk tes yakni tes intelijensi dan tes hasil belajar b.

Eksperimen lapangan, metode ini sudah sejak tahun 1930 yang biasanya digunakan

dalam penelitian botani pertanian. Meskipun demikian, penelitian model ini dapat

digunakan dalam pendidikan.

2. Evaluasi model objektif

Dalam penelitian obyektif, ada bebrapa hal yang harus diperhatikan,

diantaranya: a. Adanya kesepakan tentang tujuan kurikulum. b. Merumuskan tujuan

tersebut dalam perbuatan peserta didik. c. Menyusun materi kurikulum yang sesuai

10
dengan tujuan tersebut. d. Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil

yang diinginkan.

3. Evaluasi model campuran

Multivariasi Setiap evaluasi kurikulum diukur dengan kriteria masing-masing

kurikulum, Model ini menyatakan unsur – unsur dari kedua pendekatan tersebut,

memungkinkan perbansingan lebih dari satu kurikulum.

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai suatu proses mempertimbangkan

untuk memberi nilai dan arti terhadap tujuan, isi, hasil pembelajaran yang menyeluruh

dan saling keterkaitan, di mana hal ini diusahakn oleh satuan pendidikan yang dirancang

untuk peserta didik baik di dalam kelas, sekolah maupun di luar sekolah (Hamdi, 2020).

11
Model Evaluasi Kurikulum Terdapat beberapa model untuk evaluasi kurikulum,

yakni mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Yatim (2006: 63)

memaparkan beberapa jenis evaluasi kurikulum , antara lain (1) Model Educational

System Evaluation yang terdiri dari model CIPP, model EPIC, model CEMREL, model

Atkinson, dan model stake; (2) model evaluasi yang lain yakni, model measurement,

model Congruence dan model Illuminatif.

Daftar Pustaka

Brady, Laurie. 1995. Curriculum Development. Australia: Prentice Hall

Hamdi, M. M. (2020). EVALUSI KURIKULUM PENDIDIKAN. Manajemen

Pendidikan Islam, 4(1), 66-75.

Sinambela, P. N. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kajian Teoritis

Tentang Evaluasi Kurikulum Dalam Pembelajaran). GENERASI KAMPUS, 3(1),

18-42.

12
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Wijayanti, N. I., Yulianti, R., & Wijaya, B. (2019). Evaluasi Program Pendidikan

Pemakai Dengan Model CIPP di Perpustakaan Fakultas Teknik UGM. Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, 3(1), 37-65.

Yatim Riyanto. 2006. Pengembangan Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Surabaya: Unesa University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai