Kampus Institut Agama Islam (IAI) Nusantara Batang Hari merupakan satu-
satunya perguruan tinggi keagamaan Islam swasta yang ada di kabupaten Batang
Hari. Kampus ini berada di Jl. Gajah Mada Kel. Teratai, Kec. Muara Bulian
Kabupaten batang Hari Jambi. Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari berada
dibawah naungan yayasan Pendidikan Islam Batang Hari. Di awal berdirinya pada
Tahun 1986 kampus ini bernama Sekolah Tinggi ilmu Tarbiyah (STIT) Muara
Bulian, lalu pada tahun 2010 STIT Muara Bulian beralih bentuk menjadi Sekolah
Tinggi Agama Islam(STAI) Muara Bulian, hingga pada tahun 2019 berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Agama nomor : 451 Tahun 2019 tanggal 21 Mei 2019
tentang perubahan alih bentuk STAI Muara bulian menjadi Institut Agama Islam
(IAI) Nusantara Batang Hari, maka STAI Muara Bulian Resmi beralih bentuk
IAI Nusantara Batang Hari saat ini telah memiliki 3 Fakultas dengan 7
3. Fakutas Syariah
Dibidang Sarana dan Prasarana, IAI nusantara Batang Hari telah memiliki Gedung
Sendiri dengan 20 Ruang Kelas, Gedung Rektorat, Ruang Pelayanan Akademik, Aula
Ormawa dll.. IAI Nusantara Batang Hari akan terus berbenah diri demi kenyamanan
segenap Sivitas Akademika dan Peningkatan Mutu Lulusan yang Berorientasi pada
Visi IAI Nusantara Batang Hari adalah menjadi pusat pengembangan dan
transformasi ilmu pengetahuan yang unggul dan kompetitif serta menjadi penggerak
kemajuan masyarakat di level regional, nasional dan internasional pada tahun 2029.
yang representative bagi peningkatan mutu Perguruan Tinggi dan kualitas kehidupan
bermasyarakat.
kemampuan integrasi antara nilai ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
maupun luar negeri untuk penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
kajian keislaman.
dalam penguasaan IPTEK sesuai dengan tuntutan masyarakat regional, nasional dan
internasional.
kemajuan masyarakat.
dan Kerjasama.
Tenaga pengajar / dosen pada IAI Nusantara Batang Hari terdiri dari dosen
tetap, dan dosen tidak tetap. Data Dosen tetap saat ini adalah sebanyak 62 orang
dengan Jumlah Doktor: 11 orang dan Magister : 51 orang. Serta jumlah dosen tidak
4.1.4 Mahasiswa
Mahasiswa yang belajar / kuliah pada IAI Nusantara Batang Hari mayoritas
berasal dari dalam wilayah provinsi Jambi. Dari tahun ketahun sering mengalami
mengenai perilaku kerja inovatif dosen pada Institut Agama Islam Nusantara Batang
Hari. Adapun kriteria partisipan yang terlibat adalah (1) berpendidikan S2 sesuai
dengan bidang studi yang diampu, (2) memiliki NIDN, (3) sudah mengabdi minimal
1 tahun, dan (4) memiliki jabatan fungsional minimal asisten ahli. Dengan
Informan atau partisipan pertama adalah Ibu Sharani (nama samaran). Beliau
merupakan ketua program studi perbankan syariah. Ibu Sharani sudah mengabdi di
lokasi penelitian lebih dari 1 tahun dan baru satu periode menjabat sebagai ketua
program studi. Pada saat diwawancarai, Ibu Sharani memiliki jabatan fungsional
asisten ahli dan sudah memiliki NIDN dan sudah bersertifikasi bergelar magister. Ibu
Informan atau partisipan kedua dalam penelitian studi kasus ini adalah Pak
Kyai (nama samaran) yang sekaligus sebagai rektor di lokasi penelitian. Pak Kyai
adalah dosen PNS yang diperbantukan di institut dimana penelitian ini dilakukan. Pak
Kyai baru menjabat satu periode sebagai rektor. Pada saat penelitian ini dilakukan,
Pak Kyai memiliki jabatan fungsional lektor kepala dan bergelar doktor sedang
Pakdekom adalah Dekan Fakultas ekonomi dan bisnis pada saat penelitian ini
dilakukan. Pakdekom baru menjabat satu periode sebagai dekan dan merupakan
dosen yayasan yang memiliki NIDN. Pakdekom pada saat dilakukan penelitian ini
Partisipan keempat adalah Dr. Jeel yang merupakan dosen yayasan bergelar
doktor. Selain itu, Dr. Jeel adalah Ketua P3M dan sudah bersertifikasi. Pada saat
penelitian ini dilakukan, Dr. Jeel memiliki jabatan fungsional lektor dan memiliki
Pakdoktor Siar adalah partisipan ke lima dalam penelitian ini dan merupakan
dekan fakultas Syariah pada saat penelitian dilakukan. Pakdoktor Siar memiliki gelar
doktor dan merupakan dosen yayasan serta memiliki NIDN. Pakdoktor Siar baru
menjabat sebagai Dekan fakultas Syariah dengan jabatan fungsional yakni lektor.
Dr. Rima menjadi partisipan ke-enam dalam penelitian ini. Dr. Rima
merupakan dosen yayasan dan memiliki NIDN, namun belum menjadi dosen yang
memiliki sertifikasi. Dr. Rima pada saat diwawancari memiliki jabatan fungsional
akademik lektor. Dr. Rima merupakan dosen bahasa Inggris dan manajemen
pendidikan.
Partisipan ketujuh adalah Dr. Tia yang merupakan dosen yayasan dan
memiliki NIDN. Dr. Tia belum menjadi dosen yang tersertifikasi. Dr. Tia memiliki
gelar doktor dalam bidang manajemen pendidikan. Dr. Tia sudah memiliki jabatan
Dr. Arjani adalah partisipan kedelapan dalam penelitian ini. Dr. Arjani
memiliki gelar doktor dalam bidang manajemen pendidikan dan gelar sarjana dalam
bidang bahasa Inggris. Dr. Arjani adalah dosen tetap yayasan dan memiliki NIDN.
Dr. Arjani juga memiliki jabatan fungsional lektor pada saat penelitian ini dilakukan.
studi pendidikan bahasa Inggris. Pak Proding memiliki gelar magister dan sudah
menjadi ketua program studi selama satu periode. Pak Proding adalah dosen tetap
jabatan fungsional asisten ahli dan bergelar magister. Bu Islam adalah ketua program
studi pendidikan agama islam dan baru satu periode menjabat. Bu Islam adalah dosen
tetap yayasan dan memiliki NIDN serta sudah memiliki sertifikat sertifikasi.
Bu Anak adalah partisipan kesebelas dan memiliki jabatan fungsional asisten
ahli. Bu Anak adalah ketua program studi anak usia dini dan merupakan dosen tetap
yayasan yang memiliki NIDN. Bu Anak menjabat sebagai ketua program studi baru
satu periode.
Pak Hukum adalah partisipan keduabelas dan dosen tetap yayasan pada saat
penelitian dilakukan dan memiliki jabatan fungsional asisten ahli. Pak Hukum adalah
ketua program studi Hukum ekonomi syariah. Pak Hukum memiliki gelar magister
kuat untuk terjadinya inovasi karena perilaku inovatif memungkinkan dosen atau
tenaga pendidik untuk terlibat dalam kegiatan yang menguntungkan baik bagi
membangun konsep dimensi perilaku inovatif yang terdiri dari tiga tahap. Pertama,
idea generation yang berkaitan dengan kegiatan menghasilkan ide-ide baru atau
modifikasi dari ide-ide sebelumnya yang berguna dalam berbagai bidang. Masalah
inkonsistensi, dan tren yang berkembang adalah beberapa hal yang dapat mendorong
penciptaan ide-ide inovatif. Kedua, idea promotion adalah ketika seseorang telah
dukungan dari rekan kerja dan lingkungan yang dapat memberikan sumber daya dan
otoritas yang diperlukan. Ketiga, idea realization adalah tahap membuat prototipe
atau model inovasi yang dapat digunakan dan manfaat yang dirasakan bagi individu,
kelompok, dan organisasi. Penelitian ini bertujuan mengkaji perilaku kerja inovatif
dosen di Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari, khususnya penelitian ini
bertujuan mengeksplorasi perilaku kerja inovatif dosen dalam hal menghasilkan ide-
ide baru, dukungan dalam mempromosikan ide-ide inovatif, dan realisasi ide-ide
Hasil analisa data kualitatif berdasarkan data wawancara yang dilakukan oleh
peneliti terhadap dua belas informan atau partisipan secara mendalam menunjukan
bahwa terdapat berbagai informasi atau data baru terhadap perilaku inovatif dosen di
lokasi penelitian dimana penelitian ini dilakukan. Analisa data dilakukan baik secara
individu (setiap partisipan - terlampir) maupun analisa data antar individu (semua
partisipan - terlampir) menujukan ada Sembilan (tema) atau kategori yang berkaitan
dengan perilaku inovatif dosen sebagai temuan utama dalam penelitian studi kasus
kualitatif di Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari. Temuan penting dalam
penelitian kualitatif ini dibagi berdasarkan apa yang sudah dikategorikan dalam
pertanyaan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Hasil
penelitian ini dibagi menjadi tiga (3) tema utama dengan tiga (3) sub-temanya, yakni
(1) tema - Idea generation dengan tiga sub-tema, (2) tema - idea promotion dengan
tiga sub-tema, dan (3) tema - idea realization dengan tiga sub-tema sebagaimana
dan sub-tema: Idea generation - perilaku kerja inovatif dosen dalam hal
Idea Generation-
perilaku kerja
inovatif dosen dalam
hal menghasilkan ide-
ide baru
(2) Dosen diberi kesempatan untuk mencari teknik, (3) Dosen diberi kesempatan untuk menghasilkan
metode, dan instrumen yang baru untuk mengatasi solusi-solusi baru untuk mengatasi berbagai
berbagai masalah pendidikan di lingkungan kerja:
Hanya sebagai kecil dosen yang memanfaatkan masalah pendidikan di lingkungan kerja, namun
kesempatan yang diberikan belum optimal dimanfaatkan para dosen
Gambar 4.1 Tema dan Sub-tema: Idea generation - perilaku kerja inovatif dosen
dalam hal menghasilkan ide-ide baru
Gambar 4.1 menunjukan terdapat tiga sub-tema berkaitan dengan idea generation
perilaku kerja inovatif dosen dalam hal menghasilkan ide-ide baru. Sub-tema pertama
adalah dosen diberi kesempatan untuk menciptakan ide-ide inovatif untuk mengatasi
diberi kesempatan untuk mencari teknik, metode, dan instrumen yang baru untuk
dosen yang memanfaatkan kesempatan yang diberika. Sub-tema ketiga adalah Dosen
dosen.
dengan dukungan terhadap perilaku kerja inovatif dosen dalam mempromosikan ide-
ide inovatif (idea promotion) di Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari.
Idea Promotion -
dukungan terhadap
perilaku kerja
inovatif dosen dalam
mempromosikan ide-
ide inovatif
Gambar 4.2 Tema dan Sub-tema: Idea promotion - dukungan terhadap perilaku kerja
inovatif dosen dalam mempromosikan ide-ide inovatif
Gambar 4.2 diatas menunjukan terdapat tiga sub-tema berkaitan dengan idea
ide-ide inovatif. Sub-tema pertama adalah dosen belum mendapatkan dukungan dari
rekan kerja dan lembaga untuk mempromosikan ide inovatif di lingkungan kerja
secara tertata dan terdokumentasi dengan baik. Sub-tema kedua adalah ide-ide
inovatif dosen belum mendapatkan persetujuan dari rekan kerja dan lembaga di
lingkungan kerja, namun mendapat dukungan dari program studi, fakultas dan
lembaga secara lisan. Sub-tema ketiga adalah rekan kerja dan lembaga antusias
implementasi atau realisasi ide-ide inovatif dosen (idea realization) di Institut Agama
Idea realization -
implementasi atau
realisasi ide-ide
inovatif dosen
Gambar 4.3 Tema dan Sub-tema: Idea realization - implementasi atau realisasi ide-
ide inovatif dosen
Dari gambar 4.3 diatas, terlihat bahwa hasil penelitian ini menemukan tiga
mentransformasi ide-ide inovatif, namun terbatas pada dosen dan program studi
tertentu saja. Sub-tema kedua adalah dosen TIDAK diberi kesempatan untuk
ketiga adalah dosen TIDAK diberi kesempatan untuk mengevaluasi kegunaan atau
4.2.1 Idea generation - perilaku kerja inovatif dosen dalam hal menghasilkan
ide-ide baru
Hasil penelitian kualitatif studi kasus dalam kaitannya dengan temuan pada
tema idea generation- perilaku kerja inovatif dosen dalam hal menghasilkan ide-ide
baru terdapat tiga sub-tema. Pertama, dosen diberi kesempatan untuk menciptakan
Kedua, dosen diberi kesempatan untuk mencari metode, teknik dan instrumen yang
dijelaskan secara detail dibawah ini yang akan didukung oleh hasil wawancara
berdasarkan hasil analisa data baik individu (setiap partisipan - terlampir) maupun
Dari data dokumen khususnya visi dan misi menunjukkan bahwa IAI
Nusantara Batang Hari sangat berusaha untuk inovatif dan membangun perilaku kerja
inovatif bagi para dosennya. Dalam dokumen digambarkan bahwa visi IAI Nusantara
Batang Hari adalah menjadi pusat pengembangan dan transformasi ilmu pengetahuan
yang unggul dan kompetitif serta menjadi penggerak kemajuan masyarakat di level
berkontribusi pada satu proses tahapan inovatif dan memperjuangkan ide tersebut
setidaknya sekali. Para dosen juga terlihat mempunyai mentalitas yang tinggi dalam
menunjukan bahwa para dosen diberi kesempatan untuk menciptakan ide-ide inovatif
untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan di IAI Nusantara Batang Hari. Salah
satu partisipan yang peneliti wawancarai, yakni Bu Sharani yang juga ketua program
dalam menelorkan ide-ide baru atau inovatif untuk mengatasi berbagai hal dalam
ruang dan kesempatan untuk berbagi ide-ide baru dengan pihak pimpinan universitas
dan pimpinan tidak keberatan bahkan menawarkan agar pada dosen memberikan ide-
ide inovatif mereka demi kemajuan proses pendidikan di IAI Nusantara Batang Hari.
IAI Nusantara Batang Hari dipertegas oleh Pak Kyai yang sekaligus sebagai
Hasil wawanacara dengan Pak Kyai selaku pimpinan IAI Nusantara Batang Hari
dosen di IAI Nusantara Batang Hari untuk berinovasi demi mencapai mimpi menjadi
perguruan tinggi yang unggul sebagaimana dicantumkan dalam visi dan misi IAI
Nusantara Batang Hari sehingga harapan mahasiswa dan dosen serta masyarakat
untuk mendapatkan pendidikan dan lulusan yang bermutu bisa dipenuhi. Namun,
selaku pimpinan, Pak Kyai mengatakan bahwa kebebasan untuk menciptakan ide-ide
inovatif yang diberikan harus dalam konteks atau ranah atau koridor Tri Darma
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Pak Kyai selaku pimpinan di IAI
Nusantara Batang Hari berkaitan dengan ada pemberian kesempatan bagi para dosen
dalam konteks Tri Darma perguruan tinggi, diperkuat oleh Pakdekom sebagai salah
satu partisipan dalam penelitian ini yang juga sebagai Dekan Fakultas ekonomi dan
“Kita sudah memberikan peluang kepada dosen dan itu memang kita berikan,
kita sosialosasikan dan kita beri informasi kepada dosen bahwa setiap
semester kita selalu mengadakan rapat awal semester.” [Participan - W-3-
Tema-1]
Menurut Pakdekom, setiap dosen di IAI Nusantara Batang Hari memang diberikan
mengatasi berbagai isu dalam pendidikan di IAI Nusantara Batang Hari. Informasi
diinformasikan dan disosialisasikan di dalam rapat dengan para dosen di tiap awal
semester.
Apa yang diungkapan oleh Pakdekom selaku dekan juga didukung oleh
partisipan dalam penelitian, yakni Dr. Jeel yang sekaligus sebagai ketua P3M di IAI
Nusantara Batang Hari. Selaku ketua P3M, Dr. Jeel mengatakan sebagaimana
dibawah ini,
Dalam wawancara dengan Dr. Jeel, beliau menjelaskan bahwa pihak kampus dalam
hal ini pimpinan sangat memberikan kesempatan kepada para dosen untuk
menciptakan ide-ide inovatif. Bahkan menurut Dr. Jeel, bukan hanya dianjurkan,
tetap para dosen diminta untuk bergerak dalam menciptakan ide-ide baru karena
menurut Dr. Jeel ini sangat terkait dengan Tridharma perguruan tinggi.
Hal senada juga disampaikan oleh Pakdoktor Siar sebagai partisipan ke lima
dalam penelitian ini. Pakdoktor Siar yang juga Dekan fakultas Syariah
“Jadi kalau system apa namanya…system yang dilakukan oleh dosen disini,
dosen diberikan peluang oleh pimpinan, yaitu disini Rektor, kemudian kami
sebagai perpanjangtanganan dari rector sesuai dengan fakultas masing-
masing.” [Participan - W-5-Tema-1]
Dari apa yang disampaikan oleh Pakdoktor Siar, pimpinan IAI Nusantara Batang
Hari melalui para dekan dan unit pimpinan yang lain memberikan kesempatan dan
dosen untuk menciptakan ide-ide inovatif di kampus IAI Nusantara Batang Hari, Dr.
Rima, partisipan keenam dalam penelitian ini dan juga merupakan dosen tetap
Dari hasil wawancara dengan Dr. Rima, pemberian kesempatan untuk menciptakan
ide-ide inovatif untuk kalangan dosen IAI Nusantara Batang Hari benar terjadi dan
kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh para dosen, khususnya Dr. Rima untuk
Nusantara Batang Hari yang berada di kota kabupaten. Menurut Dr. Rima,
keberadaan kampus IAI Nusantara Batang Hari yang berada di luar kota provinsi
menjadi tantangan tersendiri karena mahasiswa berasal dari kalangan kurang mampu
dan kurang melek teknologi. Namun dengan adanya kesempatan untuk menciptakan
ide-ide inovatif dalam pembelajaran merupakan kesempatan bagi Dr. Rima untuk
Tidak berbeda jauh dengan Dr. Rima, partisipan ketujuh dalam penelitian ini,
Dr. Tia mengungkapkan hal yang sama bahwa kalangan dosen IAI Nusantara Batang
Hari diberi peluang dan kesempatan untuk menciptakan ide-ide inovatif di kampus.
Dr. Tia bahkan lebih memfokuskan pada pemberian kesempatan untuk menciptakan
ide-ide inovatif dalam kaitannya dengan pengajaran. Menurut Dr. Tia, kesempatan
yang diberikan oleh pimpinan sangat penting apalagi proses pendidikan dan
menurut Dr. Tia, dosen bisa beradaptasi menghadapi tantangan dalam masa Covid-
19.
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Dr. Tia, partisipan kedelapan, Dr.
Arjani mengatakan bahwa kebebasan dan kesempatan yang diberikan kepada dosen
di IAI Nusantara Batang Hari adalah 100%. Dr Arjani merasakan bahwa kesempatan
yang ada dia manfaatkan untuk membuat ide-ide inovatif agar proses pendidikan
yang dirasakan oleh mahasiswa di kampus kecil di kota kabupaten bisa sesuai dengan
Menurut Dr. Arjani, kesempatan yang diberikan oleh pihak kampus tetap dia
manfaatkan dan lakukan tanpa melanggar aturan atau pola-pola yang sudah ada di
dalam kampus.
Selain dari perspektif dosen, dalam penelitian ini, peneliti juga memiliki
kesempatan untuk menggali informasi dari perspektif ketua program studi. Pak
Proding yang merupakan partisipan kesembilan dan ketua program studi bahasa
Inggris mengarisbawahi bahwa pihak program studi selaku unit terkecil dalam proses
pengelolaan tri darma pendidikan tinggi sangat mendukung adanya kebebasan atau
“Kita selaku pengelola program studi Tadris bahasa inggris, kita memberikan
kebebasan khususnya yang ditadris bahasa inggris untuk melakukan inovasi
yang terkait dengan pembelajaran maupun pengembangan-pengembangan
prodi, yang mana nanti akan berkesinambungan dengan kegiatan proses
belajar yang mereka lakukan terhadap mahasiswa yang diampu oleh dosen itu
masing-masing.” [Participan - W-9-Tema-1]
Menurut Pak Proding pemberian kesempatan kepada para dosen, khusus program
studi pendidikan bahasa Inggris akan memberikan dampak positif bagi prodinya dan
selaku ketua program studi, Pak Proding sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang
berasal dari inovasi para dosen yang akan membantu program studi yang dia pimpin
Apa yang disampaikan oleh Pak Proding yang merupakan dosen tetap
yayasan, juga diperkuat hasil wawancara dengan Bu Islam yang merupakan ketua
program studi pendidikan agama Islam dan merupakan salah satu program studi yang
memiliki mahasiswa paling banyak. Menurut Bu Islam, di dalam program studi yang
dia pimpin, para dosen sangat diberikan kesempatan untuk menciptakan ide-ide
“Sangat diberi kebebasan, sebagai ketua prodi sangat setuju sekali inovatif
dalam pembelajaran, terutama dalam masa pandemic kemaren.” [Participan -
W-10-Tema-1]
kesempatan bagi para dosen untuk bisa menciptakan ide-ide inovatif di lingkungan
ide-ide inovatif di kampus IAI Nusantara Batang Hari juga diungkapkan oleh
partisipan kesebelas dalam penelitian ini, yakni Bu Anak yang merupakan dosen tetap
yayasan ber-NIDN dan ketua program studi pendidikan anak usia dini. Bu anak
mengungkapkan bahwa,
kampus IAI Nusantara Batang Hari sudah pasti diberkan kesempatan untuk
menciptakan ide-ide inovatif dalam kaitanya dengan mata kuliah yang diampu
dianjurkan untuk terus berinovasi sehingga nantinya akan dirasakan oleh mahasiswa
dan masyarakat.
menurut Pak Hukum memang ada. Pemberian tersebut menurut, Pak Hukum yang
juga ketua program studi hukum ekonomi syariah agar para dosen bisa
dari para dosen sangat dibutuhkan agar keilmuan para dosen terus berkembang
kepada para dosen untuk menciptakan ide-ide inovatif untuk mengatasi berbagai
bahwa kesempatan tersebut memang ada diberikan oleh pihak pimpinan. Selanjutnya
melalui para dekan dan ketua program studi, pimpinan tertinggi IAI Nusantara
Batang Hari mendorong dosen untuk selalu menciptakan ide-ide inovatif untuk
mendukung tercapainya visi dan misi perguruan tinggi dalam konteks tri darma
Dari hasil wawancara dengan rektor, dekan, ketua program studi dan dosen
menunjukkan bahwa dosen IAI Nusantara Batang Hari memiliki semangat untuk
berperilaku inovatif. Para partisipan yang diwawancarai juga sudah melakukan satu
bagian proses prilaku inovatif, yakni memberikan atau diberikan kesempatan untuk
lingkungan kampus IAI Nusantara Batang Hari sesuai dengan bidang keilmuan para
Dari kampus ada kesempatan untuk ide-ide baru dan inovatif (Ibu
Sharani)
"Dosen selalu saya berikan kebebasan untuk melakukan inovasi,
pengembangan keilmuan, tapi kebebasan itu masih tetap dalam rel
atau koridor Tridharma perguruan tinggi." (Pak Kyai)
Dosen diberi kesempatan untuk menciptakan ide-
"Kita sudah memberikan peluang kepada dosen dan itu memang kita
berikan, kita sosialosasikan dan kita beri informasi kepada dosen ..."
(Pakdekom)
dibutuhkan, khususnya perilaku kerja inovasi dosen pada level individual sangat
penting untuk lingkungan belajar dan mengajar. Dosen dituntut untuk terus
berinovasi berkaitan dengan teknik, metode, dan instrument dalam proses belajar
mengajar karena dosen adalah aset terkuat dalam memperoleh keunggulan kompetitif
bagi perguruan tinggi. Hasil wawancara pada dosen di lokasi penelitian menunjukkan
bahwa dosen berperilaku inovatif dan mendapat kesempatan untuk mencari teknik,
metode, dan instrumen yang baru untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan
dengan tri darma perguruan tinggi. Setiap dosen yang diwawancarai memberikan
berinovasi khususnya dalam hal teknik, metode, pendekatan, dan instrument untuk
dibawah ini,
Nusantara Batang Hari memiliki ruang untuk berinovasi untuk mengatasi berbagai isu
atau masalah atau tantangan khususnya yang berkaitan dengan tri darma pendidikan.
implementasi ide baru serta berbagi dengan sesama rekan kerja terkait tri darma
perguruan tinggi. Berkaitan dengan dukungan untuk menciptakan hal-hal baru bagi
para dosen dalam konteks mengatasi berbagai masalah khususnya tri darma
pendidikan tinggi, Pak Kyai selaku pimpinan tertinggi di IAI Nusantara Batang Hari,
“Kalau berkaitan dengan inovasi untuk Tridharma dari lini sub pendidikan
dan pengajaran, kita dikampus ini selalu memberikan kebebasan dan
keterbukaan kepada dosen untuk selalu memberikan ide-ide yang inovasi tapi
itu tidak keluar dari aturan-aturan pemerintah, seperti kita selalu melakukan
workshop, workshop kurikulum…workshop pengambangan keilmuan, juga
mereka selalu diskusi dan sebagainya…dan juga termasuk dari inovasi-
inovasi baru.” [Participan - W-2-Tema-2]
Berdasarkan hasil wawancara diatas, Pak Kyai selaku atasan memiliki sikap positif
dengan memberikan kegiatan yang akan membuka peluang bagi para dosen untuk
diskusi keilmuan. Sikap Pak Kyai ini juga mengambarkan bahwa pimpinan terbuka
terhadap ide-ide baru. Dengan kata lain, Pak Kyai selaku pimpinan perguruang tinggi
mendukung dan memberi kesempatan para dosen berprilaku inovatif dalam hal
mencari teknik, metode, dan instrumen yang baru untuk mengatasi berbagai masalah
pendidikan. Sejalan dengan Pak Kyai, Pakdekom selaku dekan fakultas ekonomi dan
bisnis, mengatakan bahwa para dosen diberi kesempatan untuk mencari teknik,
metode, dan instrumen yang baru agar prose belajar mengajar miniman di mata
kuliah yang para dosen ampu bisa membantu para mahasiswa mengatasi berbagai
para dosen untuk melakukan berbagai tindakan inovatif untuk mencari teknik,
metode, dan instrumen yang baru untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan di
Temuan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa kepercayaan dan dukung serta
hubungan internal yang baik antara pimpinan dan dosen di kampus IAI Nusantara
Batang Hari memberikan peluang bagi dosen untuk meningkatkan perilaku kerja
inovatif generasi ide, sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Jeel yang sekaligus sebagai
ketua P3M di IAI Nusantara Batang Hari. Dr. Jeel mengatakan seperti dibawah ini,
Menurut Dr. Jeel bahwa dosen memeng diberi kesempatan dalam kaitannya mencari
teknik, metode, dan instrumen yang baru untuk mengatasi berbagai masalah
menurut Dr. Jeel hanya sebagian kecil dosen yang memiliki prilaku kerja inovatif dan
memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh pihak pimpinan atau kampus baik
melalui program studi atau fakultas. Selanjutnya menurut Dr. Jeel, para dosen masih
harus diingat akan terus berprilaku inovatif dalam kaitannya dengan tugas tri darma
pendidikan mereka.
Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Dr. Jeel, Pakdoktor Siar selaku
dapat disimpulkan bahwa para dosen selalu didukung untuk selalu mencari teknik,
metode, dan instrumen baru agar bisa memfasilitasi mereka dalam melaksanakan
mendukung kegiatan tri darma perguruang tinggi, khususnya dalam masa Covid-19.
Menurut Dr. Rima keengganan para dosen untuk berprilaku inovatif terlihat belum
banyaknya para dosen mengunakan platform seperti google meet atau zoom bahkan
ada dosen yang belum memiliki google mail padahal mereka semua memiliki
smartphone.
pengajaran yang memanfaatkan teknologi juga diungkapkan oleh Dr. Tia. Menurut
Dr. Tia, meskipun sudah diberi kebebasan dan kesempatan untuk berinovasi, para
“Memang ada tantangan misalnya bahwa tidak semua mahasiswa atau dosen
bisa secara maksimal memanfaatkan tekhnologi yang sekiranya bisa
digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran,terutama untuk
bagian pembelajaran. Dosen secara mandiri biasanya diberikan keleluasaan
untuk mandiri melakukan inovasi dengan cara-cara yang sesuai untuk eee…
melakukan pengajaran, karena ini dalam proses pengajaran. Nah…media-
media yang biasa digunakan eee….pada saat pembelajaran misalnya, itu
diharapkan sebenarnya juga agar bisa diikuti oleh semua mahasiwa, karena
ini adalah sebuah tantangan bagi kita semua karena pandemic ini dimana
tempat kami mengajar itu adalah tidak semua tempat daerah mereka tinggal
mendapatkan akses ee…pelayanan data yang baik.” [Participan - W-7-Tema-
2]
Dari apa yang disampaikan oleh Dr. Tia sangat menarik bahwa tantangan memang
selalu ada untuk berprilaku inovatif bagi para dosen. Namun, tidak semua dosen
mampu menghadapi tantangan khususnya untuk selalu memiliki prilaku inovatif. Hal
ini diperkuat oleh Dr. Arjani selaku dosen yang mengatakan seperti dibawah ini,
“Biasanya kami, ketika muncul masalah seperti…ada..terkadang ada
munculnya masalah ketika kita mau mempergunakan IT, tetapi anak tersebut
ternyata tidak terlalu pintar dalam melakukan IT dan itu adalah kendala,
apalagi didalam blended learning dan itu kita pecahkan bersama, eee…
kampus memberikan kebebasan untuk memecahkan masalah tersebut diantara
mahasiswa dan saya sebagai dosen pengampu…Untuk prodi TBI sendiri yaitu
prodi bahasa inggris sendiri, karena itu adalah prodi yang memberikan
kecakapan dalam berbicara, saya ee…membuat sebuah cara bagaimana anak-
anak tersebut mengeluarkan ide-ide mereka dengan melakukan conversation
dengan merekam pembicaraan mereka itu sehingga mereka faham, mereka
faham dimana letak kesalahan mereka, jadi selama ini jika ada conversation
saya…saya… perhatikan dari yang sudah-sudah itu hanya percakapan dua
arah antara anak, ee….mahasiswa dan dosen, tapi ketika saya mengampu
mata kuliah listening, itu saya membuat percakapan, memberikan mereka
kebebasan untuk merekam percakapan tersebut, lalu mereka akan melihat
dimana kesalahan mereka , dimana kekuatan mereka, sehingga video-video
tersebut mereka bisa, dan kebetulan saya juga dari RTIK yang secara
tekhnologi informasi tersebut saya meminta mereka membuat video yang
menurut mereka terbaik lalu mereka akan membuat youtube nya dan siapapun
yang terbaik menurut saya menurut mereka, mereka akan menguploadnya
sehingga mereka ee…mempunyai apa…apa… keinginan untuk menghasilkan
sesuatu yang baik, itu yang terelisasikan.” [Participan - W-8-Tema-2]
Hasil wawancara dengan Dr. Arjani menunjukan bahwa dosen harus berusaha
mengatasi berbagai tantangan dalam melakukan kegiatan tri darma perguruan tinggi,
khususnya dalam pendidikan pengajaran. Dr. Arjani mencontohkan bahwa dia harus
melakukan perubahan dalam belajar bahasa Inggris bagi mahasiswa yang dia ajar di
Inggris mengatakan bahwa para dosen diberi kebebasan dan kepercayaan untuk
mencari teknik, metode, dan instrumen yang baru untuk mengatasi berbagai masalah
Selaku ketua program studi, Pak Proding memotivasi para dosen agar memnfasilitasi
yang sudah ditetapkan bersama melalui teknik, metode, dan instrument yang inovatif.
Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Pak Proding, Bu Islam selaku
ketua prodi pendidikan agama Islam menjelaskan ketika diwawancari peneliti sebagai
berikut.
Menurut Bu Islam, meneruskan apa yang diamanatkan oleh pimpinan mulai dari
rektor sampai dekan, selaku ketua program studi, dia merasa dosen tidak ada batasan
lagi untuk berinovasi selagi dalam konteks tri darma pendidikan tinggi. Bu Islam
mengatakan, “Sangat diberi kebebasan.” Kebebasan yang dimaksud adalah
kesempatan untuk terus menghasilkan ide-ide baru sehingga tujuan dari pembelajaran
atau dosen bisa melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan tri darma
perguruan tinggi. Misalnya apa yang dilakukan oleh dosen-dosen di program studi
Meskipun masih dalam level program studi dan individu, menurut Bu Anak, dosen-
dosen PIAUD memanfaatkan kesempatan yang sudah diberikan oleh pimpanan agar
Seperti program studi PIAUD, program studi hukum Islam juga memberikan
informasi bahwa para dosen mereka secara individu memanfaatkan kesempatan yang
diberikan oleh pimpinan untuk mencari ide-ide baru. Pak Hukum selaku ketua
Dari hasil wawancara dengan 12 partisipan atau informan dalam konteks Dosen
diberi kesempatan untuk mencari teknik, metode, dan instrumen yang baru untuk
hanya sebagai kecil dosen yang memanfaatkan kesempatan yang diberikan. Hal ini
terlihat dari apa yang disampaikan oleh beberapa partisipan yang mengatakan bahwa
tantangan untuk berprilaku kerja inovatif masih dihadapi dosen dilokasi penelitian.
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa dosen yang mempunyai ide-ide inovatif
dalam hal mencari teknik, metode, dan instrumen yang baru mendapatkan dukungan
yang baik dari program studi, fakultas, dan universitas atau institut. Namun, tidak
semua dosen mempunyai mentalitas yang tinggi dalam menghasilkan ide inovatif
dalam konteks tri darma perguruan tinggi. Gambaran dosen diberi kesempatan untuk
mencari teknik, metode, dan instrumen yang baru untuk mengatasi berbagai masalah
"dari fakultas dan prodi itu mendukung, artinya kita berikan kebebasan
kepada dosen untuk melakukan inovasi itu..." (Pakdekom)
Berprilaku kerja inovasi bagi dosen di perguruan tinggi adalah sesuatu yang
sangat penting dilakukan karena perguruan tinggi adalah produsen inovasi yang
menciptakan produk dan layanan baru serta yang menyediakan pelatihan, keahlian
dan sumber daya manusia (yaitu, inovator potensial) kepada masyarakat (Al-
Husseini & Elbeltagi 2014). Selain itu, perguruan Tinggi adalah organisasi akademik
yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan dan perkembangan negara karena inovasi
yang mereka pelihara (Crosling, Nair, & Vaithilingam 2014). Oleh karena itu para
baru demi mengatasi berbagai masalah pendidikan yang dialirkan kepada mahasiswa
sebagai sumber daya manusia dimasa depan. Oleh karena itu, para dosen diperguruan
dalam dunia pendidikan yang bisa ditelurkan kepada mahasiswa agar kemudian hari
bahwa mereka perguruan tinggi mereka sangat berusaha untuk membangun perilaku
kerja inovatif bagi para dosen. Atasan mereka memberikan rangsangan dengan
untuk berprilaku kerja inovatif khusunya dalam konteks menemukan solusi baru
untuk mengatasi berbagai masalah dan tantangan di perguruan tinggi. Pak Kyai
selaku rektor dan pimpinan tertinggi di perguruan tinggi dimana penelitian ini
“Itu selalu diberikan kebebasan kepada dosen dan juga pimpinan dari lini
sektor dari pada fakultas baik dekan maupun ketua prodi mereka selalu
mengajak dosen-dosen memikirkan yang terbaik untuk kampus ini. Kalau
solusi..untuk mencari sebuah solusi terbaik untuk masalah yang muncul, kita
dosen selalu dilibatkan. Mulai dari masalah terburuk antara dosen dan
mahasiwa maupun dari sisi mengajar itu selalu dosen kita ajak diskusi…untuk
mencari solusi, untuk win-win solution mengatasi problem solving dalam
permasalahan yang dihadapi.” [Participan - W-2-Tema-3]
Dalam wawancara dengan peneliti, Pak Kyai selaku rektor mengatakan bahwa dalam
mencari solusi-solusi terbaru untuk peningkatan mutu akademik kampus, para dosen
bukan hanya diberikan kesempatan dan kebebasan tetapi juga diajak dan dilibatkan
Namun, apa yang dikatakan oleh Pak Kyai selaku rektor, pada kenyataannya
oleh para dosen karena menurut salah seorang informan bahwa ide atau solusi baru
belum tentu bisa diterima oleh para dosen dan akademisi di kampus. Sosialisasi
solusi-solusi baru yang ditemukan membutuhkan perjuangan agar semua dosen bisa
“Jadi…ada dua kemungkinan, tergantung kepada ide tadi, ada mereka yang
mau menerima, kemudian rasa ingin tahu, kemudian dampaknya apa terhadap
institusi dan prodi lain. Ada juga yang tidak mau tahu, artinya bisa jadi itu
tentang prodi anda, tidak menanggapai, artinya ada yang 50% itu mendukung
ada yang 50% itu tidak mendukung. Yang 50 % mendukung itukan pada
dasarnya mereka bisa berkolaborasi antara apa ide yang saya tuangkan, dan
nanti jika mereka mempunyai ide saya juga bisa mendukung ide itu tadi.”
[Participan - W-1-Tema-3]
Kesempatan yang diberikan kepada para dosen untuk menghasilkan solusi-solusi baru
oleh dosen perlu diberikan dorongan yang kuat agar para dosen selalu berprilaku
dibawah ini.
diberikan dorong untuk selalu mencari solusi baru dalam mengatasi permasalahan
pendidikan khususnya proses belajar dan mengajar agar mencari dan membawa
tidak didukung oleh pimpinan atau diberi kesempatan atau tidak diberi kesempatan,
mereka seharusnya tetap berprilaku inovatif dalam mencari solusi-solusi baru. Dr.
Data wawancara diatas menunjukan bahwa Dr. Jeel selaku ketua P3M
belum pada level mencari solusi-solusi baru sebagai bagian penting terciptanya
perilaku inovasi diperguruan tinggi. Masih menurut Dr. Jeel, dibutuhkan koordinasi
dan komunikasi yang lebih baik antar dosen untuk menghasilkan solusi-solusi baru
Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Doktor Siar selaku dekan fakultas
syariah dimana beliau mengatakan bahwa perilaku inovasi di fakultas yang dia
Pak Doktor Siar mencontohkan dalam wawancara dengan peneliti bahwa dalam
Misalnya, hanya beberapa dosen yang mengunakan google classroom atau zoom
meeting. Ini tentunya menjadi tantangan sendiri di fakultas yang Pak Doktor Siar
pimpin. Temuan ini menunjukkan bahwa pada tahap generasi ide, khususnya
penemuan solusi-solusi terbaru sebagai bagian proses perilaku kerja inovatif belum
Apa yang disampaikan oleh Pak Doktor Siar, diperkuat oleh Dr. Rima yang
sebelumnya menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi dan pindah ke Institut Agama
Islam Nusantara Batang Hari. Dr. Rima ingin mengimplementasikan apa yang sudah
dia dapatkan dan terapkan di perguruan tinggi tempat dia bekerja sebelumnya,
khususnya dalam hal melakukan riset. Namun, menurut Dr. Rima tidak semua dosen
“Nah untuk indikator kinerja utama karena itu Tridharma pendidikan, kita
diberikan hak, kita juga harus punya tanggung jawab misalnya dalam satu
tahun itu 2x riset, kemudian juga ada laporan pengabdiannya, namun…ya
namanya kebijakan ada yang melaksanakannya dengan tuntas ada juga yang
harus dipaksa terlebih dahulu, misalnya pelaporan…mana nih risetnya? mana
nih pengabdiannya? Nah..untuk kita sendiri, kita… karena kita perpindahan
ya dari universitas negeri keswasta jadi kita ingin membawa perubahan, yang
dulunya mereka melakukan pengbdian, pengabdian ya ala mereka, tanpa
mengikuti indikator dari Dikti bagaimana sebenarnya pengabdian yang baik
itu.” [Participan - W-6-Tema-3]
Menurut Dr. Rima, salah satu tugas utama dosen adalah mencari solus-solusi baru
dalam pendidikan melalui riset-riset terbaru. Namun, Dr. Rima mengatakan bahwa
masih belum ditindaklanjuti oleh para dosen. Hal menarik juga disampaikan oleh Dr.
Tia yang mengatakan bahwa di masa pandemic, dosen harus terus berbenah diri dan
Temuan hasil wawancara dengan Dr. Tia menunjukan bahwa proses perilaku kerja
inovatif merupakan hal yang semestinya dimiliki oleh setiap dosen pada level apapun.
Hal menarik adalah apa yang disampaikan oleh Dr. Arjani terkait
Arjani, dia mendapatkan dukung secara finansial dari apa yang dia telah lakukan.
Penghargaan dalam bentuk dukungan finansial dari perilaku kerja inovatif yang Dr.
Arjani lakukan menegaskan bahwa mengusulkan dan menerapkan ide-ide atau solusi-
solusi baru di tempat kerja awalnya selalu mendapatkan tantangan karena sering sulit
untuk menemukan dosen yang tidak bekerja berdasarkan kebiasaan lama sehingga
beragam. Menurut Pak Proding, kebebasan yang diberikan pihak kampus adalah pintu
gerbang untuk bisa menyelesaikan masalah atau mencari solusi-solusi baru melalui
Menata proses perilaku kerja inovatif para dosen memang membutuhkan beberapa
Batang Hari telah memberikan kesempatan dan tergambar dalam dokumen visi dan
misinya. Dari data dokumen visi dan misi, IAI Nusantara Batang Hari sangat
berusaha untuk membangun perilaku kerja inovatif bagi para dosennya dengan
ilmu pengetahuan yang unggul dan kompetitif serta menjadi penggerak kemajuan
masyarakat di level regional, nasional dan internasional pada tahun 2029. Dengan visi
seperti ini, semua dosen dituntut untuk memiliki perilaku kerja inovatif. Untuk
menunjang visi tersebut menurut Bu Islam, dosen di Institut Agama Islam Nusantara
Batang Hari diminta atau tidak, sudah seharusnya menawarkan solusi-solusi baru
Kebebasan yang diberikan oleh pimpinan dan disampaikan oleh Bu Islam adalah
untuk menunjang visi kampus. Namun, jika dikaitkan dengan apa yang disampaikan
oleh Dr. Jeel, Dr. Tia, Dr. Rima, dan Dr. Arjani. Kebebasan yang diberikan masih
solusi-solusi baru adalah hasil dari pergulatan naluri dosen yang dihasilkan dari
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bu Anak, dukungan untuk perilaku kerja
Hukum yang juga sebagai ketua program studi hukum, diskusi dan kolaborasi sesama
dosen untuk mencari ide-ide atau solusi-solusi baru terkait keilmuan masing-masing
dosen sudah seharusnya dipupuk di setiap level mulai dari tingkat program studi
sampai universitas.
Hasil temuan wawancara terkait apakah dosen diberi kesempatan untuk menghasilkan
menunjukan bahwa sesuai dengan visi IAI Nusantara Batang Hari yakni menjadi
pusat pengembangan dan transformasi ilmu pengetahuan yang unggul dan kompetitif
internasional pada tahun 2029, IAI Nusantara Batang Hari sudah memberikan
masih belum ditindaklanjuti oleh para dosen. Pada tahap generasi ide, khususnya
penemuan solusi-solusi terbaru sebagai bagian proses perilaku kerja inovatif belum
berkembang secara luas pada semua dosen baik pada level program studi, fakultas
atau institut. Perilaku kerja inovatif dosen masih pada tataran mengidentifikasi
masalah belum pada tataran mencari solusi-solusi baru sebagai bagian penting
“Ada juga yang tidak mau tahu, artinya bisa jadi itu tentang prodi anda, tidak
menanggapai, artinya ada yang 50% itu mendukung ada yang 50% itu tidak
mendukung. Yang 50 % mendukung itukan pada dasarnya mereka bisa
berkolaborasi..." (Ibu Sharani)
"kita serahkan semua itu kepada dosen untuk melakukan inovasi ..."
(Pakdekom)
"mereka sadar mereka harus melakukan gitu…karena mereka tau, ini harus
dilakukan jadi didukung atau tidak didukung oleh kampus mereka lakukan."(Dr.
belum optimal dimanfaatkan para dosen
Jeel)
"untuk indikator kinerja utama karena itu Tridharma pendidikan, kita diberikan
hak, kita juga harus punya tanggung ...." (Dr. Rima)
“saya diskusi dengan dosennya sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan, dia
boleh berinovasi dan mengembangkan keilmuan." (Pak Hukum)
4.2.2 Idea Promotion - dukungan terhadap perilaku kerja inovatif dosen dalam
mempromosikan ide-ide inovatif
terhadap perilaku kerja inovatif dosen dalam mempromosikan ide-ide inovatif (idea
inovatif. Sub-tema pertama adalah dosen belum mendapatkan dukungan dari rekan
kerja dan lembaga untuk mempromosikan ide inovatif di lingkungan kerja secara
tertata dan terdokumentasi dengan baik. Sub-tema kedua adalah ide-ide inovatif
dosen belum mendapatkan persetujuan dari semua rekan kerja, namun mendapat
dukungan program studi, fakultas, dan lembaga secara lisan. Sub-tema ketiga adalah
rekan kerja dan lembaga antusias terhadap ide-ide inovatif dosen. Ketiga sub-tema ini
akan dijelaskan secara detail dibawah ini yang akan didukung oleh hasil wawancara
berdasarkan hasil analisa data baik individu (setiap partisipan - terlampir) maupun
4.2.2.1 Dosen belum mendapatkan dukungan dari rekan kerja dan lembaga
untuk mempromosikan ide inovatif di lingkungan kerja secara tertata
dan terdokumentasi dengan baik
ide inovatif di perguruang tinggi sudah selayaknya menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan di perguruan tinggi sebagai bagian yang tak terpisahkan
tri darma perguruan tinggi. Dalam pandangan Janssen (2000) idea promotion adalah
ketika seseorang telah menemukan ide inovatif, maka dia harus mempromosikan dan
mendapatkan dukungan dari rekan kerja dan lingkungan yang dapat memberikan
sumber daya dan otoritas yang diperlukan. Pada dasarnya, promosi ide dapat
dilakukan oleh individu atau individu dan rekan kerja, tetapi untuk
sekelompok individu dan rekan rekan. Lalu bagaimana apakah dosen mendapatkan
dukungan dari rekan kerja dan lembaga untuk mempromosikan ide inovatif di IAI
Nusantara Batang Hari? Menurut Pak Kyai dalam wawancara dengan peneliti,
“Kalau kita lihat juga kan, ada tingkat support yang kita lihat, ada yang
bertingkat primer …ada bersifat sekunder…ada tingkat dibawah. Kalau
tingkat primer kita utamakan….”[Partisipan - W-2-Tema-4]
Pak Kyai selaku rektor dan pimpinan tertinggi di perguruan tinggi dimana penelitian
ini dilakukan menegaskan bahwa perguruan tinggi yang dia pimpin selalu
mendukung untuk mempromosikan ide-ide inovatif para dosen. Hasil wawancara ini
menunjukan bahwa lembaga yang dia pimpin sesuai visinya mendorong para dosen
untuk selalu menemukan ide-ide baru dan mempromosikannya. Pada level yang lebih
rendah yakni program studi, dukung untuk mempromosikan ide-ide inovatif dosen
kepada rekan-rekan dosen yang lain juga ada. Menurut Ibu Sharani selaku ketua
program studi perbankan syariah, dia selalu mendukung kegiatan para dosen yang
Masih menurut Bu Sharani, saling dukung terhadap sesama dosen di program studi
yang dia pimpin mendorong para dosen untuk berprilaku kerja inovatif meskipun
pada tataran implementasi hambatan baik dari rekan dosen atau lembaga selalu ada,
namun tetap dilaksanakan. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bu Sharani,
Pak Hukum selaku ketua program studi Hukum ekonomi syariah mengatakan bahwa
masih ada rekan dosen ketika diajak bersama-sama mensupport ide-ide inovatif rekan
“Dari awal mereka diberi semangat dan saling support. Mereka ikut serta
terlibat Alhamdulillah, ada sebagian dosen yang ikut, tidak semua.”
[Partisipan - W-12-Tema-4].
Bahkan menurut Pak Hukum, masih ada dosen yang tidak mau melibatkan diri
“Selama saya menjadi kaprodi ada dosen yang belum langsung menghadap
saya atau rekan-rekan yang lain untuk memberikan ide inovatif..” [Partisipan -
W-12-Tema-4].
Berbeda dari program studi Pak Hukum, ketua program studi PIAUD, Bu Anak
mengatakan bahwa ditataran program studi dan karena sudah mendapatkan dukungan
dari pimpinan lembaga, para dosen mendapatkan support untuk memperkenalkan dan
Hal yang sama juga terjadi di program studi pendidikan agama Islam, Bu Islam
‘Untuk rekan kerja saling mendukung, tidak ada kendala semua berjalan
lancar…iya terutama dalam hadist, kita bekerja sama dengan pihak lain, nanti
setelah itu baru diterapkan ke mahasiswa. “[Partisipan - W-10-Tema-4]
Menurut Bu Islam, di lingkungan program studi yang dia pimpin, dosen saling
dosen mendapatkan dukungan dari rekan kerja dan program studi untuk
Selanjutnya, hasil wawancara dengan ketua program studi bahasa Inggris juga
dipromosikan di level program studi dan tentunya mendapatkan dukungan dari para
disampaikan oleh Dr. Arjani, seorang dosen program studi Bahasa Inggris dan
Manajemen Pendidikan. Dr. Arjani mengungkapkan bahwa ada support dari program
studi, fakultas, dan institut pada kegiatan yang dia lakukan sebagai berikut,
Selama wawancara dan dengan intonasi dan mimik yang menyakinkan, Dr. Arjani
menegaskan bahwa awalnya dukungan hanya berupa dokumen atau surat pengantar.
Namun, dukung yang diberikan pada dosen seperti Dr. Arjani juga berupa dukungan
inovatif masih terbatas pada dosen secara individu dan tertentu, belum secara
melembaga.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Tia yang dalam wawancara
menyatakan bahwa pada prinsipnya, pihak kampus sangat mendukung baik secara
dokumen maupun finansial meskipun masih terbatas pada dosen atau program studi
tertentu.
“Prinsipnya kampus sangat mendukung”“ eeee…untuk penelitian, karena itu
memang merupakan tridharma dari perguruan tinggi, kampus setidaknya
mendukung untuk pelaksanaan pengabdian masyarakat terutama, bahwa
eee…selain dukungan dalam bentuk kesempatan kampus juga memberikan
dukungan meskipun tidak terlalu maksimal dalam bentuk eee….finansial
dukungan, eee…pelaksanannya.” [Partisipan - W-7-Tema-4]
inovatif di IAI Nusantara Batang Hari memang belum merata meskipun dari beberapa
partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan adanya dukungan rekan kerja dan
pihak kampus. Namun, ada juga yang mengalami berbagai kendala dalam upaya
mempromosikan ide-ide inovatif mereka seperti disampaikan oleh Dr. Rima dalam
Menurut Dr. Rima, berdasarkan pengalaman dia sebagai dosen, dukungan dan
dalam pelaksanaannya dia berhadapan dengan beberapa dosen yang tidak terbuka
knowledge kepada rekan kerja dan lembaga dimana dia berafiliasi sehingga promosi
ide-ide baru hanya terbatas pada program studi atau individu dosen tertentu saja.
Berbeda dari apa yang disampaikan oleh Dr. Rima selaku dosen di program
studi pendidikan bahasa Inggris, Pakdoktor Siar selaku dekan Dekan fakultas Syariah
“Jadi kalau inisiasi dari beberapa dosen, tentu dosen ini kan menyampaikan
informasi kepada rekan kerja dulu, jadi sudah dapat dukungan dari rekan kerja
baru disampaikan kepada pengelola, jadi pengelola menyaring apakah ide ini
baik untuk dilaksanakan apa tidak. Dosen-dosen ini punya inisiasi bagaimana
bekerja itu tidak sendiri, jadi mereka selalu bekerja bersama-sama…
teamwork…apapun kegiatannya, sifatnya kayak keroyokan sesuai dengan
bidangnya, jadi ketika mereka mendapatkan tugas ini ya…mereka keroyokan
ada 3 sampai 4 orang. Bukan team tetapi mereka bekerja bersama…
Alhamdulillah walaupun tidak 100% tetapi secara umum, mayoritas rata-rata
dosen seperti itu.” [Partisipan - W-5-Tema-4]
Menurut Pakdoktor Siar selaku dekan Dekan fakultas Syariah, dosen diberikan
kesempatan untuk menginisiasi promosi ide-ide inovatif kepada rekan kerja dan jika
kepada pimpinan fakultas dan pihak pimpinan fakultas menyaring apakah perlu
ditindaklanjuti promosi ide-ide inovatif yang diusulkan para dosen. Di satu sisi, hal
ini bermakna positif dimana para dosen bekerjasama untuk mempromosikan ide-ide
inovatif sementara di sisi lain, menunjukan bahwa pihak pimpinan tidak inovatif
inovatif dosen dalam mempromosikan ide-ide inovatif di IAI Nusantara Batang Hari,
“Maka kita berikan kesempatan kepada dosen untuk melakukan inovasi pada
pembelajaran.” [Partisipan - W-3-Tema-4]
Namun, Pakdekom selaku Dekan Fakultas ekonomi dan bisnis ketika ditanya lebih
kerja inovatif dosen dalam mempromosikan ide-ide inovatif di IAI Nusantara Batang
Hari, misalnya dalam bentuk dokumen atau rencana strategis yang tertata ditingkat
Pendapat yang lebih tajam disampaikan oleh Dr. Jeel selaku ketua P3M
mempromosikan ide-ide inovatif di IAI Nusantara Batang Hari. Dr. Jeel mengatakan,
“Nah mungkin karena dukungan dari kampus masih rendah disitu, jadi itu
menjadi hambatan juga bagi dosen-dosen untuk termotivasi melakukan
penelitian ataupu pengabdian… kalau belakangan, belakangan ini..sejak ada
P3M ya kita didukung, dan juga kepada teman teman yang lain juga di…apa
ya…disupport untuk melakukan dan belakangan yang terakhir ditahun 2021.”
[Partisipan - W-4-Tema-4]
Menurut Dr. Jeel dukungan dari pimpinan kampus baik tingkat program studi atau
fakultas bahkan institut masih belum pada tingkat memuaskan atau tertata secara
baik. Dukungan masih pada tataran lisan dan belum terdokumentasi secara
Data hasil wawancara dari 12 partisipan penelitian dan hasil analisa dokumen
mempromosikan ide-ide inovatif di IAI Nusantara Batang Hari masih belum tertata
baik pada level program studi, fakultas, bahkan institut. Kondisi ini membuat para
dosen di IAI Nusantara Batang Hari belum termotivasi untuk mempromosikan ide-ide
inovatif mereka karena lingkungan kerja belum memungkinkan mereka untuk terus
mencari ide-ide inovatif dan mempromosikan ide-ide tersebut kepada rekan kerja atau
lembaga mereka berafiliasi secara terus menerus. Disamping itu, munculnya faktor
internal seperti kurangnya dukungan dan penolakan dari rekan kerja terhadap ide-ide
kerja inovatif dirangsang dan berkembang secara luas di IAI Nusantara Batang Hari.
Tetapi pada saat bersamaan, terlihat kurang terdokumentasi dengan baik terhadap ide-
ide inovatif yang membuat ide-ide inovatif yang ada sebelumnya tidak selalu berhasil
diperjuangkan dalam tahap promosi ide. Temuan dalam sub-tema ini menunjukkan
bahwa dukungan berupa bantuan finansial untuk mendukung proses perilaku kerja
inovatif dari generasi ide untuk menghasilkan ide-ide baru dan menuju tahap promosi
ide dengan mencari dukungan dan publisitas terhadap ide-ide inovatif tersebut belum
dadakan dan pada level individu atau program studi. Namun tidak terdokumentasi
dengan baik yang dibuktikan tidak ada dokumen yang dimaksud ketika peneliti
visitasi ke lokasi penelitian dan bertemu pimpinan baik program studi, fakultas,
bahkan institut. Dukungan memang ada pada level program studi, fakultas, bahkan
institut, namun masih tertuju pada dosen-dosen tertentu yang aktif dalam
mempromosikan ide-ide inovatif mereka. Selain itu, dalam konteks promosi ide-ide
kerja menjadi antusias masih rendah dan mengalami hambatan internal karena masih
“Mereka tidak mendukung bisa jadi tidak bagian dari prodi ini, bisa juga
mungkin tidak memberikan kepercayaan terhadap yang mempunyai ide..."
(Ibu Sharani)
“Kalau kita lihat juga kan, ada tingkat support yang kita lihat, ada yang
bertingkat primer …ada bersifat sekunder…ada tingkat dibawah. Kalau tingkat
untuk mempromosikan ide inovatifdi lingkungan kerja secara tertata dan
"maka kita berikan kesempatan kepada dosen untuk melakukan inovasi pada
pembelajaran..." (Pakdekom)
"Nah mungkin karena dukungan dari kampus masih rendah disitu, jadi itu
menjadi hambatan juga bagi dosen-dosen untuk termotivasi melakukan
penelitian ataupu pengabdian."(Dr. Jeel)
"Jadi kalau inisiasi dari beberapa dosen, tentu dosen ini kan menyampaikan
terdokumentasi dengan baik
informasi kepada rekan kerja dulu, jadi sudah dapat dukungan dari rekan kerja
baru disampaikan kepada pengelola."(Pakdoktor Siar)
“untuk rekan kerja saling mendukung, tidak ada kendala semua berjalan
lancar.."(Bu Islam)
“Dari awal mereka diberi semangat dan saling support...." (Pak Hukum)
4.2.2.2 Ide-ide inovatif dosen belum mendapatkan persetujuan dari semua rekan
kerja, namun mendapat dukungan program studi, fakultas, dan lembaga
secara lisan
Salah satu fokus penting dalam penelitian studi kasus di IAI Nusantara Batang
Hari adalah apakah ide-ide inovatif dosen mendapatkan persetujuan dari rekan kerja
dan lembaga di lingkungan kerja? Temuan dalam penelitian ini menunjukkan hasil
yang menarik dan beragam dari hasil wawancara 12 partisipan. Sebagai contoh, Pak
Kyai selaku rektor dan pimpinan tertinggi di perguruan tinggi dimana penelitian ini
Menurut Pak Kyai mulai dari tingkat program studi, fakultas sampai ke institut
memberikan peluang agar ide-ide inovatif dosen mendapatkan persetujuan dari rekan
kerja dan IAI Nusantara Batang Hari. Pak Kyai mengatakan bahwa IAI Nusantara
Batang Hari selalu terbuka untuk mendukung and menyetujui ide-ide inovatif dosen.
Terkait ada atau tidaknya persetujuan dari rekan kerja tetang ide-ide inovatif dosen,
“Kalau dari perilaku, kalau dari individu tetap saling mendukung, kemudian
team worknya tetap selalu bekerja sama dalam berbagai kegiatan Tridharma
perguruan tinggi, atau kebijakan lainnya.”[Partisipan - W-2-Tema-5]
Seakan ini menegaskan apa yang disampaikan oleh Pak Kyai dan Bu Sharani,
Pakdekom selaku dekan fakultas ekonomi dan bisnis mengatakan sebaga berikut,
program studi dan fakultas di IAI Nusantara Batang Hari selalu memberikan
bahwa para dosen diberikan kesempatan untuk berinovasi yang secara tersirat
menyatakan bahwa rekan kerja di level program studi dan fakultas selalu memberikan
dukungan dan persetujuan terhadap sesuatu yang inovatif dari berbagai dosen yang
mengabdi.
Disamping itu, Pakdoktor Siar selaku Dekan fakultas Syariah yang sudah
“Selagi sifatnya baik dan tidak merugikan mahasiswa, kami dari unsur
pimpinan memberikan kesempatan kepada dosen untuk implementasikan ide-
ide yang mereka ajukan itu.” [Partisipan - W-5-Tema-5]
Pakdoktor Siar ingin menegaskan apa yang disampaikan oleh Pak Kyai, Bu Sharani,
dan Pakdekom bahwa untuk implementasi ide-ide inovatif, pada dasarnya pihak
fakultas yang didukung program studi memberikan kesempatan agar para dosen yang
Hasil wawancara dengan dosen, khususnya Dr. Tia menunjukan bahwa pihak
Menurut Dr. Tia, para rekan kerja di kampus memberikan persetujuan untuk
munculnya ide-ide inovatif meskipun tidak maksimal. Senada dengan Dr. Tia, Dr.
Arjani yang merupakan dosen pendidikan bahasa Inggris dan manajemen pendidikan
mengungkapkan bahwa pada awalnya agak sulit untuk menjalankan ide-ide inovatif
di kampus karena kuatnya tantangan internal. Beberapa dosen merasa asing dengan
ide-ide inovatif khususnya yang berkaitan dengan penelitian dan pengabdian. Namun,
pelan tapi pasti, rekan-rekan dosen Dr. Arjani mulai mendukung apalagi adanya
inovatif.
Selanjutnya dari pandangan para ketua program studi, peluang agar ide-ide inovatif
dosen mendapatkan persetujuan dari rekan kerja di tingkat program studi masing-
masing selalu ada. Pak Proding selaku ketua program studi pendidikan Bahasa
kepada ide-ide inovatif dosen untuk diimplementasikan demi kemajuan program studi
Ketika hal yang sama ditanyakan kepada Bu Islam selaku ketua program studi
pendidikan agama islam, mengatakan bahwa meskipun ada persetujuan dari rekan
kerja di tingkat program studi, para dosen dengan ide-ide inovatifnya tidak bisa
tersebuta harus melalui proses di tingkat program studi dan fakultas sehingga bisa
menyatakan hal yang sama dengan Bu Islam. Menurut Bu Anak biasanya para dosen
yang memiliki ide-ide inovatif, khususnya dalam hal penelitian, mereka selalu
Pembahasan ide-ide inovatif dengan sesame rekan dosen di level program studi
diajukan ke level fakultas atau universitas. Hal ini juga diamini oleh Pak Hukum
selaku dosen dan ketua program studi Hukum ekonomi syariah, menurut Pak Hukum
dari pihak IAI Nusantara Batang Hari memang menuntut dosen untuk memiliki ide-
“Kalau untuk sementara ini, tuntutan dari kampus memang sudah ada untuk
melakukan pengabdian masyarakat, tetapi untuk saat sekarang kita merasa
yang butuh bersama teman-teman. Kemudian nanti dari kampus mungkin
adalah reward.” [Partisipan - W-12-Tema-5]
Namun, berbeda dengan 10 partisipan di atas, dua partisipan yakni Dr. Rima dan Dr.
Jeel mengatakan hal yang agak berbeda terkait apakah ide-ide inovatif dosen
mendapatkan persetujuan dari rekan kerja dan lembaga di lingkungan kerja? Menurut
Dr. Rima, ketika ada proses sosialisasi, beberapa dosen di lingkungan kerjanya masih
belum bisa menerima hal-hal yang baru dan inovatif, bahkan ada beberapa yang
kurang suka dengan perubahan yang akan muncul. Dr. Rima mencontohkan bahwa
para dosen tersebut kurang mendukung adanya perubahan tatacara penelitian dan
publikasi. Mereka masih menikmati gaya lama yang mereka miliki. Hal ini menurut
Dr. Rima sangat menghalangin terjadinya perubahan dalam konteks penelitian dan
publikasi,
“Jadi ketika kita mau berusaha untuk sosialiasikan itu secara terbuka aja dulu,
mereka seperti enggan dan tidak bisa, dan itu ada beberapa orang yang
memang tidak suka terhadap perkembangan gitu ya…tapi…ada beberapa
dosen yang sangat excited, nanti kalau misalnya nanti ada penelitian dan
publikasi kita diberikan istilahnya diikutkan, kami bisa kerja apa…ada…ada
rekan kerja yang mendukung, ada memang rekan kerja yang tertutup.”
[Partisipan - W-6-Tema-5]
Dr. Jeel juga mengungkapkan pandangan yang sama dengan Dr. Rima terkait apakah
ide-ide inovatif dosen mendapatkan persetujuan dari rekan kerja dan lembaga di
lingkungan kerja. Dr. Jeel mengatakan para dosen sudah terbiasa dengan berprilaku
apa adanya terkait tri darma pendidikan tinggi. Menurut Dr. Jeel, para dosen agak
“Tadi saya katakan bukan tidak ada tapi minim ya…nah mulai tahun 2021 dah
mulai, namun eee… apa ya…anehnya mungkin karena mereka terbiasa
dengan yang mereka lakukan apa adanya ya..jadi saya juga tidak tau, kenapa
banyak yang tidak tertarik, dan itu terbukti yang melakukan itu hanya satu
kelompok dosen aja yang mendapatkan bantuan itu, jadi tidak.” [Partisipan -
W-4-Tema-5]
Hasil wawancara dengan para partisipan terkait apakah ide-ide inovatif dosen
menunjukan bahwa dalam promosi ide-ide inovatif para dosen masih berada pada
kelompok dosen tertentu di tingkat program studi dan belum seluruh dosen di tingkat
program studi dan fakultas. Hal ini disebabkan oleh faktor internal seperti adanya
penolakan dari rekan kerja terhadap ide-ide inovatif dari para dosen kelompok dan
program studi tertentu. Penolakan terhadap ide-ide tersebut dikarenakan para dosen
atau rekan kerja tertentu di program studi masih tidak mau menerima pembaharuan
terkait tri darma perguruan tinggi. Keenggan para dosen atau rekan kerja tersebut
tentunya menghambat terjadi proses transfer of knowledge dan transfer prilaku kerja
lembaga, fakultas, dan program studi dalam bentuk program kebijakan yang
dimasukan dalam rencana strategis kampus. Penolakan dari beberapa rekan kerja juga
menunjukan bahwa pencapaian visi dan misi lembaga dimana penelitian ini dilakukan
masih memerlukan usaha yang lebih aktif lagi. Untuk mencapai visi yang berbunyi,”
IAI Nusantara Batang Hari adalah menjadi pusat pengembangan dan transformasi
ilmu pengetahuan yang unggul dan kompetitif serta menjadi penggerak kemajuan
memerlukan kerjasama yang maksimal mulai dari individu dosen, rekan kerja,
program studi, fakultas dan universitas melalui dukungan yang terus-menerus akan
adanya ide-ide inovatif dari setiap dosen sehingga munculnya apa yang disebut
“Kalau dari perilaku, kalau dari individu tetap saling mendukung, kemudian
team worknya tetap selalu bekerja sama dalam berbagai kegiatan Tridharma
perguruan tinggi, atau kebijakan lainnya." (Ibu Sharani)
"karena mereka terbiasa dengan yang mereka lakukan apa adanya ya..jadi saya
juga tidak tau, kenapa banyak yang tidak tertarik."(Dr. Jeel)
"Selagi sifatnya baik dan tidak merugikan mahasiswa, kami dari unsur
pimpinan memberikan kesempatan kepada dosen untuk implementasikan ide-
ide yang mereka ajukan itu."(Pakdoktor Siar)
"jadi ketika kita mau berusaha untuk sosialiasikan itu secara terbuka aja dulu,
secara lisan
mereka seperti enggan dan tidak bisa, dan itu ada beberapa orang yang
memang tidak suka terhadap perkembangan ."(Dr. Rima)
"..terkait dengan pengembangan program studi yang tekait dengan kerja, kita
selalu beri dukungan ..." (Pak Proding)
“ kalau untuk sementara ini, tuntutan dari kampus memang sudah ada..." (Pak
Hukum)
4.2.2.3 Rekan kerja dan lembaga antusias terhadap ide-ide inovatif dosen
Kampus Institut Agama Islam (IAI) Nusantara Batang Hari merupakan satu-
satunya perguruan tinggi keagamaan Islam swasta yang ada di kabupaten Batang
Hari. Sebagai sebuah perguruan tinggi dengan 3 Fakultas dengan 7 Program Studi
dan dengan 62 orang dosen dan dengan jumlah Doktor: 11 orang dan Magister: 51
orang, perilaku kerja inovatif di Institut Agama Islam (IAI) Nusantara Batang Hari
sangat penting dilakukan karena perilaku kerja inovatif dosen dapat dianggap sebagai
mengajar atau meneliti, jika ada antusias dukungan perguruan tinggi dan dukungan
rekan kerja maka perilaku kerja inovatif akan menjadi budaya kerja meskipun pada
dasarnya inovasi diawali pada level individu untuk menghasilkan inisiatif dan ide-ide
baru, tetapi membutuhkan dukungan orang lain, kelompok atau perguruan tinggi
dosen atau tenaga pendidik akan merasa diberdayakan ketika mereka melihat
berkaitan dengan antusias dukungan perguruan tinggi dan dukungan rekan kerja
terhadap ide-ide inovatif dosen. Pak Kyai selaku rektor menuturkan dalam
wawancara dengan peneliti bahwa dia selalu antusias dan mendukung ide-ide inovatif
Pak Kyai menegaskan bahwa dia selaku pimpinan tertingti selalu menerima ide-ide
inovatif dan solusi-solusi baru dari semua dosen demi kemajuan dan kualitas
Rasa antusias pimpinan di Institut Agama Islam (IAI) Nusantara Batang Hari
juga ditunjukan oleh para pimpinan fakultas. Misalnya Pakdekom selaku dekan
Fakultas ekonomi dan bisnis selalu mensupport para dosen yang memiliki ide-ide
inovatif. Pakdekom juga mendukung dan mendorong para dosen agar mengikuti
kegiatan seperti seminar atau workshop yang tentunya jika diikuti para dosen akan
mendapatkan informasi atau ide-ide baru yang bisa memotivasi mereka untuk terus
berprilaku inovatif.
Senada dengan Pakdekom, Dr. Jeel selaku ketua P3M mengakui bahwa pada awalnya
para pimpinan dan rekan kerja serta lembaga kurang antusias terhadap ide-ide
inovatif yang dibawa oleh dosen-dosen yang berprilaku inovatif. Namun, seiring
waktu meskipun ide-ide inovatif hanya dilakukan oleh dosen-dosen tertentu dan
belum terdokumentasi dengan baik secara lembaga, pada akhirnya para rekan kerja
dari dosen-dosen yang membawa ide-ide inovatif tersebut ikut mendukung dan
antusias.
“Awalnya mereka kayak…gak percaya gitu ya..nah tapi kita terus jalan dan
akhirnya mereka mendukung, semua mendukung.. kalau itu saya akui,
semuanya mendukung.” [Partisipan - W-4-Tema-6]
Informasi bahwa rekan kerja dan lembaga memiliki antusias terhadap ide-ide inovatif
dosen juga diklarifikasi dengan jelas oleh Dekan fakultas Syariah, PakDoktor Siar,
diatas bahwa dosen dan rekan kerja mereka memiliki ruang waktu tertentu untuk
berbagi ide-ide inovatif antar mereka. PakDoktor Siar mencontohkan bahwa dia
sering menemukan para dosen dan rekan kerja mereka berdiskusi berbagai hal
beberapa dosen terungkap juga bahwa para pimpinan antusias dan mendukung ide-ide
inovatif dosen meskipun masih terbatas pada dosen-dosen tertentu yang berprilaku
inovatif. Menurut Dr. Rima, dia mengalami hal yang menyenangkan sebagai dosen
muda bergelar doktor yang mendapat dukungan dan reward dari ide-ide inovatif yang
“Ya…untuk ide-ide basic seperti itu kita pasti didukung oleh pimpinan
tertinggi, dan kita juga diberi reward, memang mungkin untuk jumlah
itu..biasa ya..sesuai dengan standar kebijakan kampus.” [Partisipan - W-6-
Tema-6]
Apa yang diungkapkan oleh Dr. Rima, didukung oleh Dr. Tia yang juga dosen
pendidikan bahasa Inggris. Menurut Dr. Tia, dukungan dari para dosen kepada ide-
ide inovatif dosen-dosen tertentu dia juga rasakan meskipun tidak atau belum terdata
Menurut Dr. Arjani, seorang dosen program studi bahasa Inggris, meskipun hanya
inovatif, awalnya agak susah menyampaikan ide-ide inovatif kepada para rekan kerja
dosen agar mereka ada rasa antusias terhadap ide-ide inovatif yang dia tawarkan di
program studinya. Namun, Dr. Arjani tidak tahu di program studi yang lain,
Dari persepektif para ketua program studi yang diwawancarai juga memberikan
informasi positif terhadap antusiasme para dosen rekan kerja terhadap ide-ide inovatif
yang digulirkan para dosen yang inovatif. Bu Sharani, ketua program studi perbankan
“Kalau ide-ide itu selagi bisa diterima pimpinan kami, bertahap itu pimpinan
diatas kami termasuk juga pak Rektor yaitu orang yang No.1 di Institusi
InsyaAllah kalau mereka mendukung itu akan diimplementasikan. Hanya
mungkin, seperti yang saya bilang tadi hanya segelintir orang saja, pada
dasarnya mereka ingin tahu tetapi mereka tidak mendukung hal itu.”
[Partisipan - W-1-Tema-6]
Data wawancara diatas menunjukan bahwa di level program studi dan universitas,
dukungan kepada dosen yang memiliki ide-ide inovatif cukup baik meskipun terbatas
hanya pada dosen-dosen tertentu yang memiliki prilaku kerja inovatif. Selain itu, Bu
Sharani juga mengingatkan bahwa hanya segelitir dosen yang mendukung di level
program studi dan mereka bukan karena antusias yang besar tapi mereka hanya ingin
tahu saja. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bu Sharani, Pak Proding selaku
ketua program studi bahasa Inggris juga mendukung apa yang disampaikan oleh Bu
Sharani bahwa pihak program studi cukup antusias terhadap ide-ide inovatif para
dosen di program studi yang dia pimpin.
“Oya…mereka sangat mensupport apa yan menjadi terobosan baru yang kita
lakukan, bahkan kawan-kawan juga membantu ya…kita disni menerapkan
system kerja sama.” [Partisipan - W-9-Tema-6]
Menurut Pak Proding, dukungan terhadap ide-ide inovatif dosen di program studi
yang dia pimpin selalu ada dan saling mendukung satu sama lain. Dukungan terhadap
ide-ide inovatif dosen juga terjadi di program studi pendidikan agama Islam. Menurut
Bu Islam selaku ketua program studi, dia selalu mendukung and antusias terhadap
ide-ide inovatif.
“Kita bekerja sama dengan pihak lain, nanti setelah itu baru diterapkan ke
mahasiswa Jadi masalah waktu, jika diberi waktu kita bisa menyalurkan,
untuk kampus sangat mendukung, contohnya dalam bentuk praktikum…”
[Partisipan - W-10-Tema-6]
Dukungan dan antusiasme para ketua program studi terhadap ide-ide inovatif para
dosen juga diungkapkan oleh Bu PIAUD selaku ketua program studi. Menurut Bu
PIAUD para dosen di prodi yang dia pimpin selalu antusias terhadap ide-ide inovatif
dosen,
Hal sama juga terjadi di program studi Hukum ekonomi syariah, dimana Pak Hukum
Menurut Pak Hukum, para dosen di program studinya saling mendukung satu sama
lain. Para dosen di program studi Hukum ekonomi syariah selalu saling memberikan
peluang untuk mengungkapkan ide-ide inovatif ke rekan kerja di lingkungan program
Hasil wawancara menunjukkan bahwa para ketua program studi, dekan, dan
rektor di Institut Agama Islam (IAI) Nusantara Batang memiliki antusias terhadap
ide-ide inovatif para dosen. Namun, dosen-dosen yang berperilaku kerja inovatif di
Institut Agama Islam (IAI) Nusantara Batang masih sangat terbatas dan hanya dosen-
memberikan gambaran bahwa mereka sudah berkontribusi pada satu proses tahapan
inovatif yakni antusias terhadap ide-ide inovatif dosen. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa ide-ide inovatif terbatas pada dosen-dosen tertentu yang lebih
berprilaku inovatif. Dari temuan ini dapat dilihat bahwa pemimpin pada level ketua
program studi, dekan, dan rektor dapat dianggap antusias terhadap ide-ide inovatif
para dosen tertentu, tetapi peran mereka sebatas pada dukungan dan antusias, belum
pada tataran dalam bentuk membuat aturan atau program atau kebijakan penting
berkaitan dengan dukungan terhadap ide-ide inovatif. Selain itu, dukungan para ketua
program studi juga belum terkoordinasi dengan baik dengan para dekan dan
selanjutkan ke rektor sebagai pimpinan tertinggi. Selain itu, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dokumen yang menunjukkan visi dan misi perguruan tinggi
setiap program studi dan fakultas. Ide-ide inovatif para dosen kebanyakan terjadi
“Kalau ide-ide itu selagi bisa diterima pipmpinan kami, bertahap itu pimpinan
diatas kami termasuk juga pak Rektor yaitu orang yang No.1 di Institusi
InsyaAllah kalau mereka mendukung itu akan diimplementasikan." (Ibu
Sharani)
“ ide-ide itu selalu kami share karena motto kami adalah team kerja, tidak ada
satupun yang tidak mendapatkan informasi untuk mencari solusi..." (Pak Kyai)
kita dapat informasi ada kegiatan workshop atau seminar atau kegiatan
kegiatan lainnya, jadi kita delegasikan, jadi kita utus.“(Pakdekom)
"Awalnya mereka kayak…gak percaya gitu ya..nah tapi kita terus jalan dan
akhirnya mereka mendukung, semua mendukung.. kalau itu saya akui,
semuanya mendukung."(Dr. Jeel)
"ya…untuk ide-ide basic seperti itu kita pasti didukung oleh pimpinan tertinggi,
dan kita juga diberi reward, memang mungkin untuk jumlah itu..biasa ya..sesuai
dengan standar kebijakan kampus."(Dr. Rima)
"“Well…dalam situasi tertentu dan dalam hubungan dengan dosen tertentu, ya… eee…
mereka mendukung, kadang-kadang mereka juga memberikan ide kemudian juga
involve dengan kita untuk urun rembuk, tapi masih dalam lingkungan yang kecil”(Dr.
Tia)
"..Oya…mereka sangat mensupport apa yan menjadi terobosan baru yang kita
lakukan..." (Pak Proding)
“iya terutama dalam hadist, kita bekerja sama dengan pihak lain, nanti setelah
itu baru diterapkan ke mahasiswa ..." Bu Islam)
“ kalau teman –teman sejawat sangat mrespon dengan baik. Lembaga tetap
memberikan peluang bagi dosen-dosen yang ingin melakukan inovasi...." (Pak
Hukum)
4.2.3 Idea realization - implementasi atau realisasi ide-ide inovatif dosen
Menurut Janssen (2000) salah satu tahap yang penting dalam membangun
konsep dimensi perilaku inovatif, yakni idea realization yang merupakan tahap
membuat prototipe atau model inovasi yang dapat digunakan dan manfaat yang
dirasakan bagi individu, kelompok, dan organisasi. Hasil penelitian kualitatif studi
kasus dalam kaitannya dengan temuan pada tema idea realization - implementasi atau
realisasi ide-ide inovatif dosen meliputi tiga sub-tema. (1) Sub-tema pertama adalah
pada dosen dan program studi tertentu saja. (2) Sub-tema kedua adalah dosen belum
sistematis. (3) Sub-tema ketiga adalah dosen belum diberi kesempatan untuk
diimplementasikan. Ketiga sub-tema ini akan dijelaskan secara detail dibawah ini
yang akan didukung oleh hasil wawancara berdasarkan hasil analisa data baik
individu (setiap partisipan - terlampir) maupun analisa data antar individu (semua
partisipan - terlampir).
kelompok, dan lembaga di IAI Nusantara Batang Hari. Menurut Pak Kyai dalam
IAI Nusantara Batang Hari. Salah satu perubahan tersebut adalah terjadinya
peningkatan jumlah mahasiswa sejak 2015 dari hanya sekitar 400-500 mahasiswa
“Alhamdulilah dengan adanya inovasi dari berbagai lini, mulai dari etika
pengajaran, penelitian bahkan pengabdian masyarakat yang tersebut
dalamTridharma, nah..inovasi yang dilakukan oleh dosen maupun karyawan
dan pejabat dikampus itu memberikan dampak yang positif, dimulai dari kita
di 2015 peningkatan sangat tajam, kenaikan dari rasio kuantitas dari
mahasiswa kita meningkat dengan tajam sehingga pada hari ini, kita mencapai
2600-an mahasiswa dari dulu 400-500 mahasiswa, peningkatan ini merupakan
hasil inovasi yang berkelanjutan…terus-terusan yang dilakukan dosen
bersama tim..karena dikampus ini saya membuat motto kerja dengan motto
team work.” [Partisipan - W-2-Tema-7]
oleh Pak Kyai telah membawa dampak perubahan yang cukup baik terhadap kondisi
dan situasi kehidupan akademik di IAI Nusantara Batang Hari meskipun Pak Kyai
tidak memberikan contoh detail bagaimana proses transformasi ide-ide inovatif dosen
di kampus yang dia pimpin. Untuk melihat kondisi unit pelaksana yang lebih rendah
yakni program studi, apakah dosen diberi kesempatan untuk mentransformasi ide-ide
inovatif sehingga berguna bagi individu, kelompok, dan lembaga di IAI Nusantara
Batang Hari, Ibu Sharani selaku ketua program studi perbankan syariah, mengatakan,
terlepas dari adanya tantangan atau kendala dalam realisasi ide, para dosen diberikan
kesempatan untuk melaksanakan atau mengambil kesempatan yang ada atau tidak,
pendidikan di kampus tetap terjada dan bahkan ditingkatkan. Sejalan dengan apa
yang disampaikan oleh Bu Sharani, Pak Hukum selaku ketua program studi Hukum
dan memberi kesempatan kepada para dosen untuk berprilaku inovatif dengan catatan
para dosen, khususnya di program studi yang dia pimpin harus berinisiatif atau
melakukan pendekatan kepada pihak pimpinan baik pada tingkat unversitas maupun
fakultas. Menurut Pak Hukum, dosen yang diberi kesempatan untuk mentransformasi
ide-ide inovatif harus membuka diri dengan siapapun di setiap level pimpinan.
“Kalau dari kampus sendiri, selalu mensupport apa yang menjadi inovatif-
inovatif dosen….bantuan dalam bentuk kayak support dana dalam bentuk
transportasi kalau kita melakukan pengabdian itu sendiri, asal kita
mengajukan kepada pihak kampus.”[Partisipan - W-12-Tema-7].
Namun, menurut ketua program studi PIAUD, Bu Anak, meskipun dosen sudah
untuk memperoleh kesamaan pendapat dan pandangan agar bisal berkolaborasi baik
pada tingkat individual dosen, kelompok atau institusi sehingga proses transformasi
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bu Anak, Bu Islam selaku ketua program
“Yang pertama tujuan dari penerapan, begitu hasil tidak begitu memuaskan
kita adakan inovasi terbaru.”[Partisipan - W-10-Tema-4]
Menurut Bu Islam, di lingkungan program studi yang dia pimpin, jika proses
penerapan ide-ide inovatif, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Para
dosen baik secara individu ataupun kelompok diberi kesempatan untuk terus
dengan ketua program studi bahasa Inggris menegaskan hal yang sama,
“Oya…tentu, kampus juga ya…khusus dari pimpinan mulai dari pak rektor
dan pembantu-pembantu dibawahnya itu juga support dengan kegiatan-
kegiatan kita, apa yang menjadi terobosan-terobosan seperti yang saya
sebutkan tadi.” [Partisipan - W-9-Tema-7]
Menurut ketua program studi bahasa Inggris dosen diberi kesempatan untuk
mentransformasi ide-ide inovatif sehingga berguna bagi setiap orang baik secara
disampaikan oleh Dr. Arjani, seorang dosen program studi Bahasa Inggris dan
peneliti bahwa,
“Kami diberikan..ada guidelinenya ada kurikulum nya ada, syllabus nya ada,
tetapi the way untuk menyampaikan kepada mahasiswa itu diberikan
kebebasan 100%.” [Partisipan - W-8-Tema-7]
Dr. Arjani mengungkapkan bahwa para dosen diberi kesempatan khususnya untuk
mentransformasi ide-ide inovatif kepada dalam proses belajar dan mengajar dan
diberi kebebasan secara penuh sehingga ini memotivasi dosen untuk berprilaku
inovatif minimal di program studi Dr. Arjani, yakni program studi Bahasa Inggris.
Hal senada juga dikatakan oleh Dr. Tia yang dalam wawancara menyatakan
bahwa pada dasarnya, pimpinan mulai dari program studi, fakultas dan institut
mereka, namun pemberian kesempatan tersebut harus dilakukan secara terus menurus
inovatif sudah ada, perilaku kerja inovatif di IAI Nusantara Batang Hari masih belum
merata dan pada dosen tertentu saja. Namun, ada dosen yang diberikan kesempatan
untuk terlibat dalam kegiatan nasional sebagai hasil dari prilaku inovatif dosen,
inovatif dosen selalu ada dan dia sendiri mengalaminnya. Menyambung apa yang
disampaikan oleh Dr. Rima selaku dosen di program studi pendidikan bahasa Inggris,
Pakdoktor Siar selaku dekan Dekan fakultas Syariah mengatakan sebagai berikut,
“Jadi kalau kami unsur pimpinan sifatnya terbuka, apa namanya menampung
ide-ide yang akan disampaikan oleh dosen, tidak hanya difakultas saja, tetapi
kami juga disini memberikan kesempatan itu kalau dalam satu tahun itu tiga
kali, jadi ada…satu semester itu tiga kali diberikan kesempatan kepada
mereka dosen-dosen untuk menyampaikan aspirasi , pertama pada awal
semester, jadi sebelum proses perkuliahan berlangsung, kami lakukan itu
rapat diawal semester…jadi apapun yang mereka sampaikan mungkin ada ide,
nah disitulah kesempatan kami untuk menampung aspirasi mereka dan
mengatakan itu ada yang baik untuk dilakukan ada yang tidak.” [Partisipan -
W-5-Tema-7]
Hal yang sama juga dikatakan oleh Pakdekom selaku dekan Fakultas ekonomi dan
bisnis, bahwa para dosen diberikan kesempatan untuk berinovasi khususnya dalam
konteks pembelajaran. Namun, pemberian kesempatan untuk mentransformasi ide-ide
inovatif masih bersifat dari para dosen, bukan dari para pimpinan program studi,
fakultas dan institut. Para pimpinan tersebut masih bersifat menunggu dan
memberikan arahan jika membebani mahasiswa. Dengan kata lain, para dosen yang
berprilaku inovatif belum mendapatkan dukungan dalam bentuk program atau
rencana strategis.
Menurut apa yang disampaikan Pakdoktor Siar selaku dekan Dekan fakultas Syariah
dan Pakdekom selaku dekan Fakultas ekonomi dan bisnis, para pimpinan pada
inovatif mereka kepada rekan kerja, program studi, fakultas, dan institut. Namun, dari
apa yang disampaikan oleh Pakdoktor Siar dan Pakdekom, terlihat bahwa pihak
pimpinan bersifat menunggu bukan sebagai inisiator untuk mengajak para dosen
mengungkapkan bahwa selaku ketua P3M, Dr. Jeel sudah berusaha untuk menjemput
ide-ide mereka ada terealisasi. Namun, masih banyak dosen yang tidak memiliki
“Kita sempat melakukan sosialisasi waktu itu , tapi kita bertanya kenapa
mereka tetap tidak tertarik, nah mungkin kondisi pada waktu itu pandemic
kita mensosialisasikan secara daring gitu ya, jadi mungkin secara.. ini
nya..ee..pemahaman jadi mereka kurang faham.” [Partisipan - W-4-Tema-7]
Merujuk ke data hasil wawancara dari 12 partisipan penelitian dan hasil analisa
masih berasal dari para dosen bukan berasal dari kelompok atau lembaga mulai dari
program studi, fakultas dan institut atau universitas. Di sisi lain, ada kesan menunggu
dari para pimpinan mulai dari program studi, fakultas dan institut atau universitas.
Hal ini jelas menunjukan bahwa dalam konteks penelitian ini, proses perilaku kerja
inovatif dari generasi ide demi menghasilkan ide-ide baru, kemudian ke tahap
promosi ide terkadang mengalami kegagalan atau terputus aliran untuk sampai pada
tahap realisasi ide meskipun pimpinan mulai dari program studi, fakultas dan institut
dengan bersikap terbuka, mendukung dan memberikan umpan balik, tetapi ide-ide
inovatif tersebut kebanyakan akan berhenti ditahap promosi ide karena perilaku kerja
inovatif mulai dari generasi ide, promosi ide, sampai ke realisai ide masih tergantung
pada dosen dan program studi tertentu saja di IAI Nusantara Batang Hari.
Grafik 7: Temuan Sub-Tema 7- Dosen diberi kesempatan untuk
mentransformasi ide-ide inovatif, namun terbatas pada dosen dan
program studi tertentu saja
“Alhamdulilah dengan adanya inovasi dari berbagai lini, mulai dari etika pengajaran,
penelitian bahkan pengabdian masyarakat yang tersebut dalamTridharma, nah..inovasi
yang dilakukan oleh dosen maupun karyawan dan pejabat dikampus itu memberikan
dampak yang positif…." (Pak Kyai )
Dosen diberi kesempatan untuk mentransformasiide-ide inovatif, namun
"Dalam proses pembelajaran kalau selaku dosen kita dari akademik memberikan
peluang kepada mereka, kesempatanlah ya, artinya mereka dosennya itu bebas
untuk berkreasi, silahkanlah berinovasi..." (Pakdekom)
terbatas pada dosen dan program studi tertentu saja
"Kita sempat melakukan sosialisasi waktu itu , tapi kita bertanya kenapa mereka
tetap tidak tertarik..."(Dr. Jeel)
"Jadi kalau kami unsur pimpinan sifatnya terbuka, apa namanya menampung
ide-ide yang akan disampaikan oleh dosen, tidak hanya difakultas saja, tetapi
kami juga disini memberikan kesempatan itu ."(Pakdoktor Siar)
"Eeee…kalau dalam bentuk naskah mungkin itu mereka mendukung, tapi kalau
dalam bentuk realitanya masih perlu ditingkatkan, apa namanya….kesempatan
tersebut dalam bentuk nyata.”(Dr. Tia)
" kami diberikan..ada guidelinenya ada kurikulum nya ada, syllabus nya ada,
tetapi the way untuk menyampaikan kepada mahasiswa itu diberikan kebebasan
100%." (Dr. Arjani)
“kampus juga ya…khusus dari pimpinan mulai dari pak rektor dan pembantu-
pembantu dibawahnya itu juga support dengan kegiatan-kegiatan kita, apa yang
menjadi terobosan-terobosan seperti yang saya sebutkan tadi”.(Pak Proding)
“Yang pertama tujuan dari penerapan, begitu hasil tidak begitu memuaskan kita
adakan inovasi terbaru..."(Bu Islam)
“kalau dari kampus sendiri, selalu mensupport apa yang menjadi inovatif-
inovatif dosen….bantuan dalam bentuk kayak support dana...." (Pak Hukum)
4.2.3.2 Dosen belum diberi kesempatan untuk memperkenalkan ide-ide inovatif
dilingkungan kerja secara sistematis
Dokumen yang menunjukkan visi dan misi IAI Nusantara Batang Hari
sebagai sebuah perguruan tinggi Islam untuk meningkatkan mentalitas dan perilaku
kerja inovatif para dosen di setiap program studi perlu mendapat kesempatan dan
pelaksanaannya, apakah para pimpinan mulai dari program studi, fakultas dan institut
inovatif para dosen di perguruan tinggi? Temuan dalam penelitian ini menunjukkan
dilingkungan kerja secara sistematis. Sebagai contoh, Pak Kyai selaku rektor dan
bahwa,
Menurut Pak Kyai mulai dari tingkat program studi, fakultas sampai ke institut, para
pimpinan unit memberikan kesempatan kepada para dosen untuk mendiskusikan ide-
ide inovatif mereka dengan para pimpinan dimana dosen tersebut mengabdi. Dari apa
yang disampaikan oleh Pak Kyai menunjukan bahwa pimpinan di IAI Nusantara
Batang Hari belum atau bahkan tidak memiliki program atau kebijakan secara
Terkait ada atau tidaknya program atau kebijakan secara sistematis untuk
merealisasikan ide-ide inovatif para dosen, Bu Sharani selaku ketua program studi
“Kalau untuk pimpinan, baik itu diatas kami ada Dekan, ada wakil rektor,
pimpinan tertinggi adalah Rektor…InsyaAllah ide yang dituangkan selagi itu
bermanfaat bagi institusi. Itu mendukung.”[Partisipan - W-1-Tema-8]
Seakan ini menegaskan apa yang disampaikan oleh Pak Kyai, Bu Sharani
mengatakan bahwa terkait realisasi ide-ide inovatif secara sistematis, secara tidak
langsung para pimpinan di IAI Nusantara Batang belum memiliki program yang jelas
dan masih bersifat dukungan saja. Hal senada juga diamini oleh Pakdekom selaku
Menyambung apa yang disampaikan oleh Pakdekom, Pakdoktor Siar selaku Dekan
“kami juga menerima ide atau gagasan yang disampaikan oleh dosen, nah…
disitulah kami kelola, mungkin ide dosen ini ada yang harus direalisasikan
kepada mahasiswa dan mungkin ada yang belum direalisasikan menunggu
kebijakan-kebijakan mungkin dari pimpinan tertinggi kami yaitu pak Rektor.”
[Partisipan - W-5-Tema-8]
Pakdoktor Siar seakan menambahkan apa yang disampaikan oleh Pak Kyai, Bu
Sharani, dan Pakdekom, bahwa secara sistematis memang belum terorganisir terkait
untuk merealisasikan ide-ide inovatif para dosen di perguruan tinggi karena masih
Selanjutnya dari pandangan para ketua program studi, terkait apakah ada
program atau kebijakan secara sistematis untuk merealisasikan ide-ide inovatif para
“Dari awal mereka diberi semangat dan saling support. Mereka ikut serta
terlibat Alhamdulillah, ada sebagian dosen yang ikut…Ada dari beberapa
dosen yang memiliki ide-ide seperti itu, contoh…ya mendukung lah, apa-apa
yang bisa seminar internasional kita adakan, lomba-lomba antar prodi, ada
ide-ide dari dosen.” [Partisipan - W-12-Tema-8]
Pendapat Pak Hukum selaku dosen dan ketua program studi Hukum ekonomi syariah
dan partisipan nomor 12 diatas menyiratkan bahwa support agar dosen berprilaku
inovatif ada di program studi dia, namun belum ada kebijakan atau program yang
PIAUD yang menyatakan hal yang sama dengan Pak Hukum meskipun secara
tersirat,
“Ide-ide kreatif itu bisa dituangkan mungkin melalui diskusi atau rapat-rapat
penting, melalui whatsup bisa juga ketika kita berbicara santai dan lain
sebagainya.” [Partisipan - W-11-Tema-8]
Dari hasil wawancara dengan Bu Anak diatas, di IAI Nusantara Batang Hari, dosen
memang diberi dukungan dan peluang untuk berprilaku inovatif, namun untuk sampai
pada tahap realisasi terhadap ide-ide inovatif dosen secara sistematis masih belum
ada, yang ada adalah dukungan dalam bentuk diskusi baik secara online maupun
offline. Hal yang sama juga disampaikan oleh Pak Proding selaku ketua program
memberikan kebebasan penuh kepada semua dosen dan program studi untuk
berprilaku inovatif. Namun, kebebasan dan peluang tersebut belum sampai pada
Peneliti juga menanyakan hal yang sama ditanyakan kepada Bu Islam selaku ketua
program studi pendidikan agama Islam, mengatakan bahwa belum ada program yang
secara sistematis dibuat oleh perguruan tingginya dalam rangka tahap realisasi
terhadap ide-ide inovatif dosen, yang ada hanya berupa dukungan dan masih bersifat
menunjukan bahwa dia merasa sebagai dosen, pihak IAI Nusantara Batang Hari
kurang memberikan daya dukung yang sistematis karena mereka memiliki yang lain
Senada dengan Dr. Tia, Dr. Arjani yang merupakan dosen pendidikan bahasa Inggris
dimana dia mengabdi diajak untuk berprilaku inovatif. Dr. Arjani mengatakan,
mengeluarkan ide-ide baru didukung lembaga akan tetapi lembaga dalam hal ini IAI
Nusantara Batang Hari masih bersifat menunggu dan belum ada program yang
sistematis sehingga para dosen tahu kemana dan kapan mereka bisa merealisasikan
Pendapat and ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Dr. Rima terkait
sistematis. Menurut Dr. Rima, beberapa dosen di lingkungan kerjanya masih belum
bisa menerima hal-hal yang baru dan inovatif, bahkan ada beberapa yang kurang suka
dengan perubahan yang akan muncul. Hal ini menunjukan bahwa pimpinan di IAI
Nusantara Batang Hari belum memiliki program dan kebijakan secara sistematis
sehingga mendapatkan dukungan dari semua dosen, minimal di program studi dimana
mereka mengabdi.
“Kami bisa kerja apa…ada…ada rekan kerja yang mendukung, ada memang
rekan kerja yang tertutup”… jadi ketika kita mau berusaha untuk sosialiasikan
itu secara terbuka aja dulu, mereka seperti enggan dan tidak bisa, dan itu ada
beberapa orang yang memang tidak suka terhadap perkembangan gitu.”
[Partisipan - W-6-Tema-8]
Menurut Dr. Jeel selaku ketua P3M, lembaga yang dia pimpin bisa memfasilitasi para
dibutuhkan adalah program atau kebijakan dari pimpinan tertinggi. Menurut Dr. Jeel,
para pimpinan tinggal memberikan mandat kepada lembaga yang dia pimpin. Namun
sepertinya sampai penelitian ini dilakukan, program dan kebijakan terkait belum ada.
Hasil wawancara dengan para partisipan terkait apakah dosen diberi
kebijakan yang secara sistematis dalam rangka tahap realisasi terhadap ide-ide
inovatif dosen, yang ada hanya berupa dukungan dan masih bersifat lisan. Para
pimpinan misalnya ketua program studi sangat mendukung agar para dosen yang
memiliki ide-ide inovatif bisa difasilitasi oleh lembaga untuk memperkenalkan ide-
ide inovatif dilingkungan kerja mereka secara sistematis. Begitu juga para dekan di
semua fakultas termasuk lembaga seperti P3M sangat mendukung agar ada program
atau kebijakan yang sistematis sehingga para dosen secara percaya diri dan
mereka di berbagai unit dimana mereka mengabdi. Kesempatan para dosen untuk
memotivasi para dosen tersebut untuk terus mencari ide-ide inovatif dan memotivasi
Untuk mencapai visi yang berbunyi,” IAI Nusantara Batang Hari adalah
menjadi pusat pengembangan dan transformasi ilmu pengetahuan yang unggul dan
diperlukan dalam rangka realisasi ide-ide inovatif yang dimiliki setiap dosen.
Grafik 8: Temuan Sub-Tema 8-Dosen belum diberi kesempatan untuk
memperkenalkan ide-ide inovatif dilingkungan kerja secara
sistematis
“Kalau untuk pimpinan, baik itu diatas kami ada Dekan, ada wakil rektor,
pimpinan tertinggi adalah Rektor…InsyaAllah ide yang dituangkan selagi itu
bermanfaat bagi institusi. Itu mendukung." (Ibu Sharani)
"dari fakultas dan prodi itu mendukung, artinya kita berikan kebebasan kepada
dosen untuk melakukan inovasi itu....." (Pakdekom)
"Ya…kalau yang itu, secara sistematis..sebenarnya kita sendiri dari P3M yang
mengatur polanya dan para pemimpin tinggal merestui..."(Dr. Jeel)
Dosen belum diberi kesempatan untuk memperkenalkan
dilingkungan kerja secara sistematis
"ide dosen ini ada yang harus direalisasikan kepada mahasiswa dan mungkin
ada yang belum direalisasikan menunggu kebijakan-kebijakan mungkin dari
pimpinan tertinggi kami yaitu pak Rektor."(Pakdoktor Siar)
"jadi ketika kita mau berusaha untuk sosialiasikan itu secara terbuka aja dulu,
mereka seperti enggan dan tidak bisa, dan itu ada beberapa orang yang
memang tidak suka terhadap perkembangan ."(Dr. Rima)
“ ide-ide kreatif itu bisa dituangkan mungkin melalui diskusi atau rapat-rapat
penting , melalui whatsup bisa juga ketika kita berbicara santai dan lain
sebagainya ..." (Bu Anak)
“ Dari awal mereka diberi semangat dan saling support. Mereka ikut serta
terlibat Alhamdulillah, ada sebagian dosen yang ikut...." (Pak Hukum)
4.2.3.3. Dosen belum diberi kesempatan untuk mengevaluasi kegunaan
atau manfaat dari ide-ide inovatif yang sudah diimplementasikan
melakukan pekerjaan mereka atau datang dengan prosedur baru dan ide-ide inovatif,
atau mengkonfigurasi ulang yang diketahui agar menjadi pendekatan alternatif baru
jika ada dukungan dari perguruan tinggi (Ghani & Kamaruzaman, 2009). Lalu,
Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari, khususnya apakah dosen diberi
kesempatan untuk mengevaluasi kegunaan atau manfaat dari ide-ide inovatif yang
sudah diimplementasikan?
rektor dan menuturkan dalam wawancara dengan peneliti bahwa selalu ada evaluasi
Pak Kyai menegaskan bahwa dia selaku pimpinan tertinggi selalu mencari ide-ide
inovatif yang dapat membantu kemajuan yang dia pimpin. Namun, ketika ditanya
manfaat dari ide-ide inovatif yang sudah diimplementasikan. Pak Kyai hanya
mengatakan, “kalau masih dalam ranah primer kita akan kita laksanakan, kalau masih
dalam tahap sekunder atau tersier kita kemudiankan…” Temuan ini menunjukan
manfaat dari ide-ide inovatif yang sudah diimplementasikan. Hal ini sejalan dengan
temuan pada sub-tema 8 bahwa pihak pimpinan belum memiliki program atau
kebijakan yang secara sistematis dalam rangka tahap realisasi terhadap ide-ide
inovatif dosen, yang ada hanya berupa dukungan dan masih bersifat lisan sehingga
evaluasi yang dimaksud Pak Kyai masih belum pada tataran program atau kebijakan
Wawancara dengan Dr. Jeel selaku ketua P3M mengakui bahwa evaluasi dari
“Baik..secara jujur saja kalau dari pimpinan itu evaluasi P3M belum ada, tapi
kalau dari P3M sendiri itu evaluasi kedosen ada, mungkin masih belum dalam
bentuk…apa namanya, dalam bentuk instrument atau yang lebih sempurna
itu, tapi lebih pada melihat apakah dosen-dosen ini tertarik untuk melakukan.”
[Partisipan - W-4-Tema-9]
Data wawancara diatas menunjukan bahwa Dr. Jeel selaku ketua P3M evaluasi
pimpinan terhadap lembaga yang dia pimpin belum ada atau belum dilakukan.
Namun lembaga yang dia pimpin sudah melakukan evaluasi internal terhadap dosen-
dosennya meskipun evaluasi tersebut tidak mengunakan instrument yang valid dan
terukur dan hanya melihat apakah dosen-dosen sudah berprilaku inovatif atau belum.
Sebaliknya dalam padangan para ketua program studi, evaluasi ada dilakukan
untuk kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan, namun bukan secara specific
mengevaluasi kegunaan atau manfaat dari ide-ide inovatif dosen yang sudah
“Evaluasi itu biasanya selesai dari kegiatan atau selesai dari implementasi
tadi, karena kita memang misalnya satu ide itu.. kita coba, atau mungin dari
pimpinan memberikan kepercayaan atau peluang kepada kita untuk ide
tersebut, merealisasikan…kemudian setelah selesai artinya ada evalauasi, ada
laporan pertanggungg jawaban dari ketua prodi kepada pimpinan, apa saja
kendala dari pada realisasi tadi.” [Partisipan - W-1-Tema-9]
Selanjutnya, hasil wawancara dengan ketua program studi bahasa Inggris juga
menunjukan hal yang sama bahwa evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi kegiatan
akademik program studi setiap semester, bukan evaluasi kegunaan atau manfaat dari
ide-ide inovatif dosen baik secara individu maupun tim yang sudah
Hal yang unik dan menarik adalah ketika ditanyakan mengenai evaluasi kegunaan
atau manfaat dari ide-ide inovatif dosen yang sudah diimplementasikan di program
studi pendidikan agama Islam, Bu Islam selaku ketua program studi mengatakan,
“Yang pertama tujuan dari penerapan, begitu hasil tidak begitu memuaskan
kita adakan inovasi terbaru.” [Partisipan - W-10-Tema-9]
Dalam pandangan Bu Islam, di program studi yang dia pimpin, evaluasi dilakukan,
namun tidak ada penjelasan yang rinci ketika ditanya mengenai evaluasi kegunaan
atau manfaat dari ide-ide inovatif dosen yang sudah diimplementasikan. Namun, Bu
Islam mengatakan bahwa jika dalam pelaksanaan [mungkin yang dia maksud
kegiatan] tidak berhasil, maka dicari ide-ide inovatif. Temuan ini menunjukan bahwa
selaku ketua program studi evaluasi kegunaan atau manfaat dari ide-ide inovatif
dosen yang sudah diimplementasikan mungkin belum dilakukan atau dosen yang
mengatakan bahwa ditataran program studi yang dia pimpin, evaluasi selalu
dilakukan untuk kegiatan di program studi bukan pada manfaat dari pelaksanaan ide-
ide inovatif dosen di program studi PIAUD. Bu Anak mengatakan evaluasi biasanya
Terkait evaluasi kegunaan atau manfaat dari ide-ide inovatif dosen yang sudah
diimplementasikan, Pak Hukum selaku ketua program studi Hukum ekonomi syariah
mengatakan bahwa dulu sebelum covid-19 ada evaluasi terhadap kegiatan di program
studi yang dia pimpin, namun karena ada pandemic, evaluasi semacam itu tidak ada
lagi. Sayangnya evaluasi yang Pak Hukum ungkapkan tidak terkait dengan evaluasi
kegunaan atau manfaat dari ide-ide inovatif dosen yang sudah diimplementasikan
“Dulunya ada tapi sekarang belum, karena terkendala dengan covid tadi,
mudah-mudahan itu 2022 ini insyaallah ada ide-ide dari teman-teman.”
[Partisipan - W-12-Tema-9]
Tidak terlalu berbeda dengan apa yang disampaikan para ketua program studi, para
secara umum. Sebagai contoh Dekan fakultas Syariah, PakDoktor Siar mengatakan,
“Dan yang terakhir itu evennya diakhir semester, ketika even itu kami terus
melakukan evaluasi.” [Partisipan - W-3-Tema-9]
memang ada dilakukan akan tetapi bukan terkait evaluasi kegunaan atau manfaat dari
ide-ide inovatif dosen yang sudah diimplementasikan di fakultas yang dia pimpin.
Pendapat yang hampir sama terkait dengan apakah ada evaluasi kegunaan
atau manfaat dari ide-ide inovatif dosen yang sudah diimplementasikan di fakultas
yang dia pimpin. Pakdekom selaku Dekan Fakultas ekonomi dan bisnis
mengungkapkan,
“Kita ya…memang pernah, bukan pernah ya…selalu melakukan evaluasi, jadi
evaluasi itu misalnya pada saat proses pembelajaran kita melakukan evaluasi
pembelajaran itu, misalnya pada bulan pertama, bulan kedua dan bulan ketiga
itu perencanaan.” [Partisipan - W-3-Tema-9]
Temuan diatas menunjukan bahwa evaluasi dilakukan di fakultas yang dia pimpin,
namun tidak secara khusus melakukan evaluasi atas manfaat dari ide-ide inovatif
beberapa dosen terungkap juga bahwa para pimpinan antusias dan mendukung ide-ide
inovatif dosen namun mulai dari ketua program studi, fakultas, dan lembaga belum
melakukan evaluasi atas kegunaan atau manfaat dari ide-ide inovatif dosen yang
sudah diimplementasikan. Menurut Dr. Rima sebagai dosen muda bergelar doctor
evaluasi internal di tingkat program studi dan fakultas dan universitas tidak terlibat
langsung jika ada evaluasi dan dia tidak mengetahui apakah ada evaluasi.
“Kalau untuk evaluasi itu sendiri, itu untuk pihak internal, jadi saya sebagai
dosen biasa dalam tanda kutip itu tidak dilibatkan secara langsung terhadap
bagaimana nih evaluasinya.” [Partisipan - W-6-Tema-9]
Apa yang diungkapkan oleh Dr. Rima, didukung oleh Dr. Tia yang juga dosen
pendidikan bahasa Inggris. Menurut Dr. Tia, evaluasi sebagai bagian dari
perencanaan tidak ada dan kalaupun ada hanya terbatas dilakukan oleh masing-
Sedangkan menurut Dr. Arjani, seorang dosen program studi bahasa Inggris, evaluasi
belum ada dan pimpinan khusus ketua program studi hanya memberikan dukungan
dan ide-ide inovatif yang terbatas hanya pada beberapa dosen yang memiliki atau
Hasil wawancara menunjukkan bahwa para ketua program studi, dekan, dan
rektor di Institut Agama Islam (IAI) Nusantara Batang hari memiliki antusias
terhadap ide-ide inovatif para dosen. Namun, dosen-dosen yang berperilaku kerja
inovatif di Institut Agama Islam (IAI) Nusantara Batang masih belum diberi
kesempatan untuk mengevaluasi kegunaan atau manfaat dari ide-ide inovatif yang
sudah diimplementasikan. Para ketua program studi, dekan, dan rektor di Institut
Agama Islam (IAI) Nusantara Batang hari belum memiliki rencana kerja, program
dan kebijakan yang terarah untuk mengevaluasi kegunaan atau manfaat dari ide-ide
inovatif yang sudah diimplementasikan sehingga para dosen yang memiliki ide-ide
inovatif dan mungkin sudah dilaksanakan tidak mengetahui tingkat kegunaan dari
ide-ide mereka.
Grafik 9: Temuan Sub-Tema 9-Dosen belum diberi kesempatan untuk
mengevaluasi kegunaan atau manfaat dari ide-ide inovatif yang sudah
diimplementasikan
“Evaluasi itu biasanya selesai dari kegiatan atau selesai dari implementasi tadi."
(Ibu Sharani)
“Selalu dilakukan evaluasi terhadap ide-ide tersebut. Karena kita inginkan yang
terbaik untuk kampus ini…kita inginkan yang terbaik untuk Batanghari..." (Pak
Kyai)
evaluasi itu misalnya pada saat proses pembelajaran kita melakukan evaluasi
pembelajaran itu.“(Pakdekom)
"baik..secara jujur saja kalau dari pimpinan itu evaluasi P3M belum ada, tapi kalau dari
P3M sendiri itu evaluasi kedosen ada, mungkin masih belum dalam bentuk…apa
namanya, dalam bentuk instrument atau yang lebih sempurna itu."(Dr. Jeel)
"Dan yang terakhir itu evennya diakhir semester, ketika even itu kami terus
melakukan evaluasi ..."(Pakdoktor Siar)
"kalau untuk evaluasi itu sendiri, itu untuk pihak internal, jadi saya sebagai
dosen biasa dalam tanda kutip itu tidak dilibatkan secara langsung terhadap
bagaimana nih evaluasinya."(Dr. Rima)
"Kalau evaluasi saya fikir kalau evaluasi merupakan bagian dari, seharusnya ada
perencanaan, pelaksanaan . karena bisa dibilang perencanan itu kurang maksimal,
evaluasi hanya pada lingkungan terbatas”(Dr. Tia)
“Yang pertama tujuan dari penerapan, begitu hasil tidak begitu memuaskan kita
adakan inovasi terbaru..." Bu Islam)
“ dulunya ada tapi sekarang belum, karena terkendala dengan covid tadi,
mudah-mudahan itu 2022 ini insyaallah ada ide-ide dari teman-teman...." (Pak
Hukum)
4.3 Pembahasaan