Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI DALAM MENINGKATKAN MINAT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN CINTA ISLAM


DILINGKUNGAN TPQ JANNATUL ILMI

Oleh :
Meida Wulan Syari Fauzi
Nim : 0602519034

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA

TAHUN 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaian
seminar proposal dengan judul “STRATEGI DALAM MENINGKATKAN
MINAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN CINTA ISLAM DILINGKUNGAN
TPQ JANNATUL ‘ILMI”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan seminar proposal ini
tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan
doa, saran, dan kritik sehingga Proposal ini dapat terlesaikan.
Kami meyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengaharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Jakarta, 20 Mei 2022

MeidaWulanSayriFauzi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………….
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………..
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………………………..
E. Ruang Lingkup Pembahasan………………………………………………………….

BAB II KAJIAN TEORI………………………………………………………………………………

A. Strategi Pembelajaran Pendidikan Islam………………………………………..


1. Pengertian Strategi…………………………………………………………………..
2. Macam- Macam Strategi………………………………………………………….

B. Pengertian Minat…………………………………………………………………………….

C. Pendidikan Agama Islam…………………………………………………………………

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam………………………………………..


2. Fungsi dan Tujuan agama islam……………………………………………….

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………………...

A. Jenis dan pendekatan Penelitian………………………………………………….


B. Lokasi Penelitian………………………………………………………………………….
C. Sumber Data………………………………………………………………………………..
D. Subyek dan Obyek Penelitian………………………………………………………
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………..
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam usaha


membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa pada Allah SWT,
menghargai dan mengamalkan ajaran agama dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Maka dari itu Pendidikan Agama Harus
Diajarkan pada anak sejak dini.

Kita tahu bahwa pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan di


dunia ini. Pada hakikatnya pendidikan merupakan proses budaya
untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Maka dari itu,
seseorang harus mempunyai suatu pengetahuan yang mana
pengetahuan tersebut merupakan perlengkapan dasar manusia
didalam menempuh kehidupan ini. Dengan begitu maka pendidikan
pada suatu bangsa memiliki peran yang sangat tinggi, terutama untuk
mengembangkan dan membangun generasi penerus cita – cita
perjuangan bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga
dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.

Dalam mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam, menciptakan


lingkungan belajar yang nyaman dan aman sangatlah penting, karena
dapat berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak. Oleh
karena itu, perlunya kesadaran bersama untuk menciptakan
lingkungan belajar yang baik agar anak – anak dapat mengembangkan
dirinya, baik secara fisik, akademik dan mental.

Dalam penanaman nilai keagamaan pada anak yang paling


bertanggungjawab adalah orang tua peserta didik. Akan tetapi hal itu
masih dirasa sulit untuk dilakukan, karena orang tua tidak
mempersiapkan diri mereka untuk menjadi fasilitas yang baik dalam
perkembangan anak pada Pendidikan Agama Islam. Hal ini adalah
ironi yang menyedihkan namun benar – benar terjadi. Padahal untuk
menjadi orang tua yang baik bukanlah sesuatu yang sederhana dan
mudah. Kemajuan teknologi dan era globalisasi menuntut banyak
sekali informasi yang harus diketahui orang tua untuk dapat
membekali anak dengan nilai – nilai keagamaan. Dari permasalahan
di atas untuk itu sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam harus
berupaya semaksimal mungkin agar dapat membimbing dan mendidik
anak dalam hal keagamaan. Terutama untuk meningkatkan minat
belajar peserta didik terhadap Pendidikan Agama Islam.

Strategi pembelajaran adalah salah satu komponen yang penting


untuk semua kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, dengan
menggunakan strategi yang tepat dalam pembelajaran akan dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Peran strategi
pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran yang optimal dapat
memperlancar proses pembelajaran dan mencapai tujuan
pembelajaran.

Strategi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk


diperhatikan oleh para guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran banyak dipengaruhi
oleh strategi pembelajaran yang diterapkan. Strategi yang cocok
dengan tuntutan situasi dan kondisi peserta didik akan memberikan
kemungkinan yang lebih besar bagi keberhasilan proses
pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah suatu proses kegiatan pembelajaran


yang harus dilaksanakan guru dan peserta didik agar mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan – keputusan
yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu.

Akan tetapi, pada kenyataannya pemanfaatan strategi


pembelajaran yang diterapkan guru masih terkesan monoton.
Sehingga peserta didik kurang berkembang dalam akademik dan
mental dalam Pendidikan Agama Islam. Hal itu ditunjukkan pada
minat belajar yang kurang pada Pendidikan Agama Islam, sehingga
peserta didik tidak tidak berkembang kemampuannya.

Dari hasil pengamatan peneliti, peneliti menemukan berbagai


masalah yang berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam terutama di
lingkungan TPQ Jannatul ‘Ilmi, diantaranya : kurangnya minat peserta
didik dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam, kurangnya
pengetahuan peserta didik terhadap Pendidikan Agama Islam
sehingga tidak mematuhi norma – norma yang berkaitan dengan
Syariat Islam dan peserta didik tidak mencerminkan pemuda islami.

Dari beberapa penjelasan dan permasalahan yang telah


disebutkan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan minat peserta didik terhadap
Pendidikan Agama Islam dengan judul “Strategi Dalam Meningkatkan
Minat Pendidikan Agama Islam dan Cinta Islam di Lingkungan
Masyarakat TPQ Jannatul ‘Ilmi Metland.

B. Identifikasi Masalah

Pendidikan agama Islam adalah suatu upaya yang dilakukan


dengan rencana yang pasti untuk mengajarkan peserta didik untuk
dapat memahami, mengetahui, merenungkan dan mempercayai,
serta mengimani ajaran Syariat Agama Islam. Pendidikan Agama Islam
terbagi menjadi empat bagian, diantaranya : 1) Akidah Akhlak, 2) Al –
Quran dan Hadist, 3) Fiqih dan 4) Bahasa Arab.

Strategi Pembelajaran adalah upaya perencanaan yang dilakukan


seorang guru dalam keberhasilan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Strategi
pembelajaran terbagi menjadi lima macam, diantaranya : 1)
Ekspositori, 2) Inkuiri, 3) Kontesksual, 4) Berbasis Masalah dan 5)
Kooperatif.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi permasalahan yang


akan peneliti laksanakan. Penelitian ini akan berfokus pada Strategi
Pembelajaran yang tepat dalam Pendidikan Agama Islam, peneliti
akan menggunakan Strategi Kooperatif dalam meningkatkan minat
dan cinta peserta didik terhadap Pendidilam Agama Islam.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini, adalah :

1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran kooperatif dalam


proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di lingkungan TPQ
Jannatul ‘Ilmi Metland ?
2. Bagaimana peningkatan minat dan cinta peserta didik setelah
diterapkan strategi kooperatif pada pembelajaran pendidikan
agama islam di lingkungan TPQ Jannatul ‘Ilmi Metland ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :


a) Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran
kooperatif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di lingkungan TPQ Jannatul ‘Ilmi Metland
b) Untuk mengetahui peningkatan minat dan cinta peserta didik
setelah diterapkan strategi kooperatif pada pembelajaran
pendidikan agama islam di lingkungan TPQ Jannatul ‘Ilmi
Metland
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritik
Manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini adalah
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan melalui
strategi pembelajaran yang diterapkan dalam meningkatkan
minat dan cinta peserta didik pada Pendidikan Agama Islam
serta dapat menjadi acuan referensi bagi para peneliti yang
akan mengkaji penelitian tentang minat dan cinta peserta didik
dalam Pendidikan Agama Islam.
b) Manfaat Praktis
1) Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam Pendidikan Agama Islam melalui
penerapan strategi kooperatif untuk meningkatkan minat
dan cinta peserta didik terhadap Pendidikan Agama Islam.
2) Guru
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam memanfaatkan strategi yang
tepat dalam perkembangan kemampuan dan minat
peserta didik pada Pendidikan Agama Islam.
3) TPQ
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi contoh yang
baik bagi lingkungan sekitar dalam meningkatkan
kemampuan siswa pada Pendidikan Agama Islam.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


A. Pengertian strategi
Pengertian Strategi Kata strategi diambil dari kata bahasa Inggris
yaitu 'strategy' yang artinya: I) the art of planning operations, especially
armies and navies; 2) skill in organizing something: 3) general plan of
action.
Strategi dalam artian umum menurut Noeng Muhadjir adalah suatu
penataan potensi dan sumber daya agar dapat efisien dalam memperolch
hasil sesuai yang dirancang. Kata "strategi" dalamkamus bahasa Indonesia
mempunyai arti, antara lain:
1. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran.
2. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapai
musahdalam kondisi yang menguntungkan.
3. llmu dan seni mengembangkan semua sumber daya bangsa
untuk melakanakan kobijakanan tertentu dalam perang dan
damai
4. Tampat yang baik menurut siasat penting.

Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai sustu garis


besarhaluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Biladengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai
pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.Strategi digunakan sebagai
teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas.agar pelajaran tersebut
dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.Strategi
adalah sebuah istilah popular dalam istilah psikologi kognitif, yang berarti
prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan
alokasi berupa upaya yang bersifat kognitif dan selalu dipengaruhi oleh
pilihan kognitif atau pilihan kebiasaan belajar (kogninf preferences) siswa.

Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi


pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang
digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembalajaran tertentu." Strategi merupakan suatu cara yang
digunakan dalam pembelajaran dengan mengatur dan menetapkan suatu
kegiataan agar proses yang dilalui bisa berjalan dengan lancar sesuai
dengan harapan dan membawa hasil yang memuaskan sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.

B. Macam-Macam Strategi

Terdapat berbagai macam strategi pembelajaran yang dapat dipilih


dan digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Agar diperoleh
tahapan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, maka guru harus
mampu menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Dalam
memilih strategi pembelajaran selayaknya didasari pada berbagai
pertimbangan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa, situasi
lingkungan yang akan dihadapinya. Berikut ini terdapat lima strategi
pembelajaran antara lain:

1) Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

Wina Sanjaya memandang strategi ekspositori merupakan


bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
guru, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat
dominan. Guru menyampaikan materi secara terstruktur dengan
harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa
dengan baik.19 Berdasarkan pendapat tersebut, dipahami bahwa
guru dalam menyampaikan informasi mengenai bahan pelajaran
dalam bentuk lisan atau ceramah.

2) Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri pada hakikatnya adalah kegiatan


belajar yang menekankan pada proses mental dan proses berpikir
dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu
secara optimal. Proses belajar tidak sekedar proses menghafal dan
menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi membuat pengetahuan yang
diperoleh bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa karakteristik antara
lain:

a) Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas


siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subyek
belajar

b) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk


mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah
pasti dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
c) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental

Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran


inkuiri.

Dalam melaksanakan strategi pembelajaran inkuiri maka hal yang


perlu diperhatikan guru adalah prosedur atau langkah-langkah
pelaksanaannya. Secara umum langkah-langkah pelaksaan strategi
pembelajaran inkuiri sebagai berikut:

a) Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina


suasana dan iklim pelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru
mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran.
Suasana kelas yang kondusif sangat berkontribusi bagi terciptanya
proses pembelajaran yang efektif

b) Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah


membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa
untuk berfikir memecahkan teka-teki

c) Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari


suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau
potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak
individu itu lahir.

d) Mengumpulkan data Mengumpulkan data merupakan aktivitas


menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual.

e) Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menetukan


jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi
yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Hal yang terpenting
dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan.

f) Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses


mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya
dalam proses pembelajaran. Sering terjadi oleh karena banyaknya
data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan
tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan>

3) Strategi Pembelajaran Kontekstual

Kunandar mengemukakan pandangannya bahwa strategi


pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang
beranggapan bahwa anak belajar lebih baik jika lingkungan
diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika
anak bekerja dan mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan
sekedar mengetahuinya.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah


konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara
materi pelajaran yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorongnya membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Dengan strategi ini siswa memeroleh pengetahuan dan
keterampilan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal
untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat.
4) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Kunandar mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah


yaitu suatu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memeroleh pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pelajaran.

Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah


menyajikan materi berbasis masalah, mengajukan pertanyaan,
dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Implikasi daripada
strategi pembelajaran ini adalah siswa merasa tertarik belajar
secara kolaboratif mencari atau menemukan masalah, pemecahan
masalah, sampai pada penarikan kesimpulan tanpa merasa bosan.

5) Strategi Pembelajaran Kooperatif

Kunandar mengemukakan bahwa strategi pembelajaran


kooperatif adalah strategi pembelajaran yang secara sadar dan
sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa,
melibatkan sejumlah siswa dalam kelompok- kelompok kecil,
tingkat kemampuannya berbeda, untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan
permusuhan.

B. Pengertian dan Macam-Macam Minat

1.Pengertian minat
Dalam kehidupan ini tentunya akan selalu berkomunikasi atau
berhubungan dengan orang lain, benda, situasi dan aktivitas.
Aktivitas yang terdapat disekitar kita, dalam berhubungan
tersebut mereka mungkin bersikap menerima, membiarkan, atau
menolaknya. Apabila seseorang menaruh minat itu, berarti kita
menyambutnya atau bersikap positif dan berhubungan dengan
obyek atau lingkungan tersebut dengan demikian maka akan
cenderung untuk memberi perhatian dan melakukan tindakan
lebih lanjut.
Jadi secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu
kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak
terhadap orang lain, aktivitas atau solusi yang menjadi obyek dari
minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam bahasan
tersebut suatu pengertian di dalam minat ada pemusatan
perhatian subjek, ada usaha untuk mendekati, mengetahui,
memiliki, menguasai, berhubungan dengan subjek yang dilakukan
dengan perasaan senang, ada daya penarik atau obyek.
Menurut Tampubolon, mengatakan bahwa minat adalah
perpaduan keinginan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
Jika minat dan motivasi tidak ada, pada umumnya kebiasaan
tidak tumbuh dan berkembang, tempat yang baik untuk
menumbuhkan minat dan mengembangkan kebiasaan membaca
adalah di rumah dan di sekolah.
Minat juga berhubungan erat dengan motivasi, motivasi
muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat sehingga
tepatlah bila minat merupakan alat motivasi yang pokok. Oleh
karena itu, guru perlu membangkitkan minat belajar siswa agar
pembelajaran yang diberikan mudah dipahami oleh siswa.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar dan
minat juga merupakan kecenderungan jiwa yang akan
menetapkan untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Minat
seseorang terhadap sesuatu objek merupakan stimulasi yang
berpengaruh terhadap seseorang.
Menurut Djaali mengatakan bahwa minat adalah rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan kepada sesuatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap
ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang lain. Sesuatu
yang berharga bagi orang lain adalah yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Oleh karena itu minat erat hubungannya dengan perhatian,
karena siswa itu cenderung tidak mau memperhatikan pelajaran
yang tidak diminatinya. Karena minat adalah bagian dari faktor
utama yang akan menimbulkan kehendak pada diri siswa untuk
memperhatikan pelajaran yang sedang diajarkan.

C. Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Istilah pendidikan dalam Islam sering diungkapkan dalam
bentuk altarbiyah, al-ta’lim, al-ta’dib dan al-riyadlah. Setiap
term tersebut memiliki makna yang berbeda, karena
disebabkan perbedaan konteks kalimatnya (al-syiaq al- kalam),
walaupun dalam hal-hal tertentu term-term tersebut memiliki
makna yang sama.
Telah disebutkan dalam penegasan istilah bahwa
pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana
untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan.
Depdiknas menyatakan bahwa pendidikan agama islam
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran islam dari sumber utamanya kitab suci al-
Qur’an dan al- Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, serta penggunaan pengalaman dan dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain, dalam
hubungannya dengan antar umat beragama dalam masyarakat
hingga terwujud kesatuan dan persatuan Negara.
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama islam adalah sesuatu yang ingin
dicapai setelah melakukan serangkaian proses pendidikan
agama islam disekolah atau madrasah. Terdapat beberapa
pendapat mengenai tujuan pendidikan agama islam ini.
Diantaranya al-Attas, ia menghendaki tujuan pendidikan
(Agama) Islam itu adalah manusia yang baik.
Sementara itu, Marimba mengatakan menurutnya tujuan
pendidikan (Agama) Islam adalah terciptanya orang yang
berkepribadian muslim. Berbeda dengan al-Abrasy,
menghendaki tujuan akhir pendidikan (Agama) Islam itu
adalah terbentuknya manusia yang berakhlak mulia (akhlak al-
karimah). Munir Musyi mengatakan tujuan akhir pendidikan
Islam adalah manusia yang sempurna (al-Insan al-Kamil)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni hanya
mengangkat fakta, keadaan, variable, dan fenomena-fenomena
yang terjadi.
2. Pendekatan Penelitian
Adapun Teknik pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan pedagogic, yakni pendekatan
yang menghubungkan teori-teori Pendidikan dengan fakta yang
ada yaitu strategi pengelolaha atau guru dalam meningkatkan
minat Pendidikan agama islam dilingungan jannatul Ilmi.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi TPQ JANNATUL ILMI yang


letaknya di jalan menteng purnama, kelurahan ujung menteng
perumahan metland mentang, kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Alasan penelitian ini dilakukan di lokasi tersebut karena pada
observasi banyak hal-hal yang terjadi dalam mengajar. Khususnya
berkaitan dengan minat peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan
agama islam di lingkungan masyarakat. Selain itu, jarak lokasi di
sekolah tersebut dekat dan mudah dijangkau oleh peneliti.

C. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer


dan data sekunder. Data dalam penelitian ini diperoleh memalui
obeservasi partisipasif, dan studi dokumentasi, sebagai berikut.:
1. Data primer adalah data pokok, mengenai bagaimana
strategi guru dalam meningkatkan minat belajar di TPQ
Jannatul Ilmi, informasi diperoleh dari kepala sekolah, Guru,
Murid dan Warga sekitar.
2. Data Skunder adalah data pendukung berupa dokumen
kepala sekolah, guru. Data tersebut digunakan untuk
melengkapi dan mendukung data primer sehingga kedua
jenis data tersebut dapat saling melengkapi dan
memperkuat analisis permasalahan.

D. Subyek dan Obyek Penelitian


1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah orang-orang


yang mengetahui, berkaitan dan menjadi pelaku dalam pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan agama islam yang diharapkan dapat
memberikan informasi atau lebih ringkasnya sumber data dalam
penelitian adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh. Untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi, maka peneliti mengambil
data dari berbagai sumber dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi yang cukup dan berkaitan dengan kajian penelitian ini.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah berpusat kepada peserta


didik TPQ jannatul Ilmi dan Warga sekitar perumahan. Yakni
berkenaan dengan peningkatan minat belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan agama islam.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung
dilapangan, khususnya dikelas pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran. Dalam rangka menperdalam Obyek pengamatan,
penelitia berusaha untuk merekan dan mencatat data dengan
menggunakan alat bantu pengamatan antara lain, catatan lapangan,
kamera, dan catatan lainya.

2. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui studi dokumentasi dilakukan untuk
mendapatkan data tentang profil madrasah, rencana pengembangan
sekolah, surat keputusan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
peraturan, dokumen sekolah dan bahan-bahan informasi penunjang
lainnya.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Analisa deskriptif kualitatif, yakni


penyusunan data untuk kemudian dijelaskan dan dianalisi serta
dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis deskriptif ini
dimaksudkan untuk menemukan dan mendeskriptifkan tentang
strategi pembelajaran guru Pendidikan agama islam terhadap
peningkatan akhlakul karimah peserta didik di TPQ jannatul ilmi
perumahan metland menteng, cakung.

Penelitian ini mendeskripsikan dan menginterpretasikan secara


factual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada. Kemudian proses
pengolahan data mengikuti teori miles dan Huberman, sebagaimana
dikutip oleh sugiyono, bahwa proses pengolahan data melalui tiga
tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau
penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data
Reduksi data, yaitu penulis merangkum dan memilih
beberapa data yang penting yang berkaitan dengan judul
proposal ini. Kemudian data yang telah direduksi kemudian
disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif dalam
laporan penelitian. Dengan begitu, gambaran hasil penelitian
akan lebih jelas.
2. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori
dan sejenisnya. Selanjutnya penyajian data, yaitu data yang
sudah diorganisir secara keseluruhan. Data yang sifatnya
kualitatif seperti jumlah guru, peserta didik, sarana dan
prasarana.
3. Verifikasi Data
Verifikasi data, yaitu penulis membuktikan kebenaran data
yang dapat diukur melalui informan yang memahami masalah
yang diajukan secara mendalam dengan tujuan menghindari
adanya unsure subjektivitas yang dapat mengurangi bobot
proposal penelitian.
DAFTAR PUTAKA

Abdurrahman Saleh dan Muhibbin Abdul Wahab, Psikologi Suatu


Pengantar dalam Perspektif Islam, (Cet, I; Jakarta: Kencana, 2004), h. 263.
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Cet, I; Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 121.
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), h.
73
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Cet. III; Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2008), h. 293
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet,
XIII; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 214.
Syamsu S, Strategi Pembelajaran (Meningkatkan Kompetensi Guru),
(Cet, I; Makassar: Aksara Timur, 2015)
Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada
Anak, (Cet, I; Bandung: Angkasa, 1993), h. 41.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses
Pendidikan), (Cet. XII; Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 125.
St. Marwiyah, Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Makassar: Aksara Timur, 2015), h. 2.
Zakiyah Darajat, Pengajaran Agama Islam, (Cet, III; Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 133

Anda mungkin juga menyukai