Dosen Pengampu :
KELAS : R-002
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapakan atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Konsep
Kebijakan “ dengan tepat waktu. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Analisis Kebijakan, selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tepat pada waktunya, ucapan terimakasih
1. Prof. Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc. Ed., Ph.D. Dr. Friscilla Wulan Tersta,
S.Pd., M.Pd dan Hansein Arif Wijaya, M.Pd. sebagai dosen pengampu.
2. Para penulis / penerbit buku dan jurnal maupun situs – situs internet yang
Kami selaku penyusun makalah ini, sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna, sehingga kami berharap bantuan dari pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sesuai dengan harapan anda. Akhir kata
kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pendidikan nasional, yang diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas,
berfungsi sebagai sumber dan pedoman untuk melaksanakan proses pendidikan dan
pendidikan baik dari segi konsep, teknis, maupun aplikasi, yang semuanya sangat
Selain itu, sistem pendidikan nasional juga digunakan sebagai dasar untuk
daerah, dan sekolah. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menyiapkan dan
memproses sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan kualitas
karena itu, kebijakan pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena sangat
pendidikan, hal itu akan sangat berdampak pada kualitas pendidikan dari tingkat
menghindari dampak negatif ini, diperlukan efisiensi dan efektivitas dalam proses
kebijakan pendidikan.
1
Para analis kebijakan pendidikan tidak hanya harus memahami metode
penelitian dan pengembangan, tetapi mereka juga harus memahami masalah pendidikan
yang relevan, baik dalam konteks internal maupun lintas sektoral. Selain itu, para
analis kebijakan harus terus menyelidiki masalah pendidikan dari sudut pandang
2
BAB II
PEMBAHASAN
aturan dan juga keputusan yang dibuat oleh pihak tertentu (pemerintah) berdasarkan
beberapa pertimbangan guna mengatur atau mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dan
Sumber Daya Manusia (SDM) , demi kepentingan umum, masyarakat, penduduk dan
pihak-pihak yang terlibat agar diperoleh hasil yang optimal (Kamars, 2017, p. 63).
kebijakan, berawal dari perencanaan, agenda kebijakan, latar belakang sebuah kebijakan
dibuat, dan dilanjutkan pengesahan lalu ke tahap pelaksanaan atau implementasi, dan
Dalam kehidupan, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia
baik dari kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa, sebab pendidikan merupakan
tolok ukur yang akan membawa manusia kearah masa depan. Dengan adanya pendidikan
itu sendiri kita dapat mengetahui kepentingan dalam perkembangan pada diri manusia
yang meliputi tingkah laku, sifat, sikap, watak, yang semua itu akan sangat
mempengaruhi dan berdampak pada diri manusia, serta bangsa dan Negara. Hal tersebut
yang memiliki pendidikan tinggi, agar dapat 2 mencetak generasi yang selalu berfikir dan
bekerja cerdas, cermat dan tuntas, memiliki pola pikir yang logis, kritis, kreatif dan
inovatif juga orang- orang yang memiliki karakter, semangat, berbudi luhur, sopan
3
Dalam dunia pendidikan setiap Negara memiliki visi misi serta tujuan masing-
masing. Dimana kedua harapan tersebut akan dapat berjalan dengan baik atau dapat
aturan pendidikan dengan baik. Yang nantinya akan berpengaruh pada peserta didik yang
memiliki jiwa memajukan bangsa, baik dari segi karakter bangsa dan kecerdasan bangsa
yang akan menciptakan bangsa mampu bersaing unggul dalam persaingan bangsa. Oleh
sebab itu potret pendidikan itu sendiri tidak lain dibawah tanggung jawab suatu Negara.
Dimana aturan yang berkenaan dengan pendidikan diatur dalam kebijakan pendidikan,
yakni salah satunya adalah kebijakan pengembangan professional guru. Sebab guru
merupakan tolok ukur utama dalam mencetak generasinya. Dimana kebijakan pendidikan
itu merupakan keputusan dan tindakan guna mengatur kepentingan publik, yaitu
Indonesia ini pendidikan harus meliputi setidaknya empat perkara yakni, kurikulum,
tenaga pendidik, sarana pendidikan, dan kepemimpinan satuan pendidikan. Merujuk pada
kebijakan diatas Indonesia memiliki aturan atau kebijakan dan sistem yang baik, akan
tetapi dapat kita lihat masih terdapat guru yang kurang maksimal dari segi mendidik,
pengembangan guru yang kurang memuaskan dan lain sebagainya, yang memberikan
dampak negative pada peserta didik itu sendiri termasuk tertinggal dari Negara lain. Hal
tersebut akan sangat mempengaruhi pada sumber daya manusia di Negara ini terlebih
pada kualitas daya saing serta untuk menguasai ranah pikir kecerdasan intelektual yang
4
2.2 Alasan Pentingnya kebijakan Pendidikan
Kebijakan selalu mencakup struktur yang mendua. Pada satu sisi kebijakan
lainnya dengan nilai-nilai yang diyakini oleh para aktor pengambil keputusan, namun di
sisi lain kebijakan dapat menghasilkan nilai-nilai yang anti nilai seperti dominasi dan
gagasan yang sering kita dengar, kita ucapkan bahkan kita lakukan, tetapi seringkali tidak
dipahami secara baik. Landasan utama yang mendasari suatu kebijakan adalah
pertimbangan akal sehat dan juga berdasarkan kebutuhan di lapangan. Tentunya suatu
kebijakan bukan semata-mata merupakan hasil pertimbangan akal manusia entah itu
perseorangan maupun kelompok, walaupun akal manusia merupakan unsur yang dominan
dan irasional. Hal ini bukanlah berarti bahwa suatu kebijakan tidak mengandung unsur-
unsur rasional. Bisa saja terjadi bahwa faktor-faktor rasional tersebut belum tercapai pada
saat itu atau baru saja merupakan intuisi belaka. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003
upaya untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri,
5
Penyusunan agenda kebijakan pendidikan seharusnya dilakukan berdasarkan
tingkat urgensi dan esensi kebijakan pendidikan juga keterlibatan berbagai stakeholder.
keterlibatan stakeholder tersebut. Baik dari unsur pemerintah dan tenaga pendidikan, guru
dan orangtua siswa, bahkan para pakar atau ahli dan sebagainya.
strategis yang mesti dijadikan sandaran atau pijakan dalam menjalankan hal tertentu yang
berkaitan dengan pendidikan. Biasanya, masalah yang sudah masuk dalam agenda
masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama
halnya dengan perjuangan seuatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan dalam
tahap perumusan kebijakan, masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai
kebijakan yang sudah daimbil untuk memecahkan masalah. Diantara latar belakang
Misalnya mengenai fungsi dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah dalam
pendidikan. Dalam pasal 10 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
6
Dalam pasal 50 pada Undang-undang yang sama dijelaskan: (1) pengelolaan
menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu
kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan
menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. (4) pemerintah daerah provinsi
kabupaten/kota untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah. (5) pemerintah kabupaten
atau kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta satuan pendidikan
Kedua, prinsip dan sifat pendidikan yang adil dan merata. Dalam pasal 4 UU No.
dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajuan bangsa. Atau seperti yang dijelaskan pada pasal 10 UU No. 20 Tahun 2003
Kebijakan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh perubahan politik, ekonomi, peta
7
Sekadar contoh, pada Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tidak kita temukan pembahasan secara detail tentang
alokasi dana pendidikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena
adanya dinamika politik yang memberi efek terhadap pendidikan, maka terjadilah
Hal ini bisa dibaca pada Pasal 49 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) poin (1) yang menjelaskan bahwa dana
pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal
20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada sektor pendidikan dan
Termasuk juga soal kewajiban belajar pada batas usia tertentu, di samping standar
tenaga pendidik dalam level pendidikan tertentu. Semua itu muncul karena adanya
peradaban manusia yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan
pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang
telah banyak mengalami perubahan dan kemajuan, tentu saja proses perubahan dan
kemajuan tersebut banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor pokok yang
landasan maka pendidikan tidak akan mempunyai pijakan atau pondasi yang kuat untuk
8
Oleh karena itu banyak sekali landasan yang harus diperhatikan untuk
pendidikan di dalam menjalankan kegiatan pendidikan. Oleh sebab itu landasan tersebut
hukum yang berlaku pada suatu negara, kemudian ditetapkan dan dikeluarkan oleh orang
yang mempunyai kekuasaan dalam bidang tersebut pada saat itu. Kebijakan yang dibuat
dan ditetapkan oleh pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan pasti mempunyai
dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Agustino, 2008).
Oleh sebab itu sangat jelas bahwa kebijakan pendidikan nasional sangat penting
pendidikan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan seperti yang
Pemahaman ini dimulai dari ciri-ciri kebijakan publik secara umum, antara lain:
1. kebijakan publik adalah kebijakan yang dibuat oleh Negara, yaitu berkenaan
9
Kebijakan pendidikan adalah kebijakan publik di bidang pendidikan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Mark Olsen, Jhon Codd, dan Anne-Mari O’Neil, kebijakan pendidikan
eraglobalisasi. Salah satu argumen utamanya adalah bahwa globalisasi membawa nilai
demokrasi. Demokrasi yang memberikan hasil adalah demokrasi yang didukung oleh
pendidikan dipahami sebagai bagian dari kebijakan publik, yaitu kebijakan publik di
bidang pendidikan.
mencapai tujuan pembangunan Negara dan bangsa di bidang pendidikan, sebagai salah
a) Kebijakan Pendidikan
yang rusak akibat perang dan penjajahan yang demikian lama, para pemimpin
bangsa pada waktu itu memikirkan pula pendidikan untuk masyarakat. Seperti
diketahui, angka buta huruf pada tahun 1945 lebih dari 90% dari seluruh penduduk
Indonesia yang pada saat itu sekitar 70 juta. Perubahan yang terjadi dalam bidang
pendidikan dengan dasar dan cita-cita dari suatu bangsa yang merdeka dan negara
yang merdeka.
10
Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Indonesia yang tertera dalam
sekolah kerja agar aktifitas rakyat kerja kita kepada pekerjaan bisa
berkembang seluas-luasnya.
11
b) Tujuan Pendidikan
yang sejati yang sanggup menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk Negara dan
Tujuan pendidikan pada periode 1950 adalah membentuk manusia susila yang
cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang
masyarakat dan tanah air. Ini berarti diwajibkan kepada setiap sekolah menanamkan
c) Sistem Persekolahan
segala lapisan masyarakat. Ada tiga tingkat pendidikan dalam system persekolahan
di Indonesia yaitu:
Pendidikan tinggi yang terbuka lebar bagi warga Negara yang memenuhi
12
d) Kurikulum
Pendidik watak
Pendidikan jasmani
2. Periode 1950-1959
a) Kebijakan Pendidikan
anggota PBB yang ke-60 sehingga Indonesia aktif dalam dunia Internasional
termasuk pendidikannya dan kurun waktu itu terjadinya dekrit presiden 5 juli 1959
yang isinya:
Konstituante dibubarkan
sementara.
Sejak Negara kembali ke UUD 1945, maka rumusan umum tujuan pendidikan
sebagian telah dinyatakan dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 berlaku lagi dengan
tegas, yaitu:
13
b) Tujuan Pendidikan
Negara yang sejati yang sanggup menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk
c) Sistem Persekolahan
perbedaanya terletak pada pendidikan guru, pada periode ini guru-guru diwajibkan
3. Periode 1959-1966
a) Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan yang terkenal pada saat itu adalah “Sapta Usaha Tama
Mengharuskan penabungan
14
b) Tujuan Pendidikan
maupun oleh pihak swasta, dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi
supaya melahirkan warga Negara sosialis Indonesia yang sosial, yang bertanggung
Persatuan Indonesias
permusyawatan perwakilan.
serta tanggapan dan jawaban terhadap masalah-masalah pokok pendidikan yang kita
hadapi, yaitu:
15
Berbagai upaya telah dijalankan anatara lain:
Pemerintah dan DPR telah memahami betul permasahan di atas. Untuk itu telah
disahkan Undang-undang pendidikan baru yang merupakan suatu langkah yang sangat
tersebut akan dilaksanakan oleh cabinet baru. Keputusan yang sangat penting dalam Undang-
undang tersebut adalah bahwa wajib belajar diberikan sampai 9 tahun (SLTP/SMP) di seluruh
di Indonesia.
Untuk itu semua diperlukan biaya yang sangat besar, yaitu untuk:
Pemeliharaan gedung
16
2.4 Tujuan Mata Kuliah dan Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Mata Kuliah
penerapannya dalam analsis kebijakan pendidikan. Secara khusus mata kuliah ini
bertujuan untuk:
kebijakan pendidikan
Ajar
pendidikan.
kebijakan pendidikan.
17
2. Tujuan Pembelajaran
kebijakanpendidikan.
kebijakan pendidikan
Indonesia
18
2.5 Peta Konsep
Untuk memudahkan kajian dalam mata kuliah kebijakan pendidikan perlu digambarkan
KEBIJAKAN
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
19
Kebijakan Pendidikan sebagai kebijakan publik dikaji dalam Studi kebijakan dapat
KEBIJAKAN
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan pendidikan adalah keputusan yang dibuat oleh pemerintah dan
pengelolaan sumber daya, tanah dan bangunan, dan kebijakan lain yang berkaitan
dengan pendidikan secara langsung atau tidak langsung. Ini menunjukkan bahwa
dari pemerintah, tenaga pendidikan, guru, orangtua, dan bahkan para pakar atau ahli.
Ada beberapa latar belakang yang mendorong kebutuhan akan kebijakan pendidikan.
Pertama, Undang- undang Dasar 1945. Kedua, prinsip dan karakteristik pendidikan
yang adil dan merata. Ketiga, perubahan dalam politik, ekonomi, peta penduduk, dan
dinamika global.
21
DAFTAR PUSTAKA
Aisy, S. R., & Hudaidah, H. (2021). Pendidikan Indonesia di era awal kemerdekaan sampai
Alwizra, A., Maisyaroh, H., Firdino, R., & Kurniawan, B. (2021). ANALISIS KEBIJAKAN
Dangu, A. S., Sumarjiana, I. K. L., & Anto, R. (2022). Sejarah Pendidikan Indonesia Awal
Hidayat, W., Ramadhana, A., & Suryana, A. (2023). TEORI SOSIALISASI KEBIJAKAN
Iswahyudi, M. S., Irianto, I., Salong, A., Nurhasanah, N., Leuwol, F. S., Januaripin, M., &
Khunaifi, A. Y., & Matlani, M. (2019). Analisis Kritis Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20
Kurniawan, A., Mahmud, R., Rahmatika, Z., & Muhammadiah, M. U. (2022). Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan.
22
Maki, H. A., Gunawan, G., Sauri, S., & Handayani, S. (2022). Pola Hubungan Kebijakan Dan
Priatna, T. (2019). Disrupsi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dunia Pendidikan di Era
Yenni, Y., Putra, S. M., Putri, A. T., & Firmanda, T. (2021). KONSEP KEBIJAKAN
Yunita, A., Putra, W. S., & Anggreny, D. (2023). Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan.
23