Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KONSEP KEBIJAKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kebijakan

Dosen Pengampu :

Prof. Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc. Ed.,

Ph.D. Dr. Friscilla Wulan Tersta, S.Pd., M.Pd

Hansein Arif Wijaya, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1:

Rts Rista Maharani (A1D521034)

Yelvi Apriandini (A1D521053)

Alief Firmansyah (A1D521055)

KELAS : R-002

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapakan atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Konsep

Kebijakan “ dengan tepat waktu. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok

mata kuliah Analisis Kebijakan, selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan

dan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai Konsep Kebijakan. Kami

mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan

makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tepat pada waktunya, ucapan terimakasih

ini kami berikan kepada :

1. Prof. Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc. Ed., Ph.D. Dr. Friscilla Wulan Tersta,

S.Pd., M.Pd dan Hansein Arif Wijaya, M.Pd. sebagai dosen pengampu.

2. Para penulis / penerbit buku dan jurnal maupun situs – situs internet yang

memperkenankan mengalihkan hak cipta karyanya kepada kami untuk dipelajari.

3. Teman – teman yang ikut serta membantu menyelesaikan tugas kelompok

pembuatan makalah ini.

Kami selaku penyusun makalah ini, sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini belum

sempurna, sehingga kami berharap bantuan dari pembaca untuk memberikan kritik dan saran

yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sesuai dengan harapan anda. Akhir kata

kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun

maupun pembaca sekalian.

Jambi, Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................................................3

2.1 Latar Belakang Konsep Kebijakan Pendidikan...........................................................3

2.2 Alasan Pentingnya kebijakan Pendidikan....................................................................5

2.3 Sejarah Kebijakan Pendidikan...................................................................................10

2.4 Tujuan Mata Kuliah dan Tujuan Pembelajaran.........................................................17

2.5 Peta Konsep...............................................................................................................19

BAB III.....................................................................................................................................21

PENUTUP................................................................................................................................21

3.1 Kesimpulan................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pendidikan nasional, yang diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas,

berfungsi sebagai sumber dan pedoman untuk melaksanakan proses pendidikan dan

mengadakan standarisasi pendidikan. Sistem ini mencakup komponen-komponen

pendidikan baik dari segi konsep, teknis, maupun aplikasi, yang semuanya sangat

penting untuk keberhasilan dan kesuksesan pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Selain itu, sistem pendidikan nasional juga digunakan sebagai dasar untuk

pembuatan kebijakan pendidikan dan manajemen pendidikan di tingkat nasional,

daerah, dan sekolah. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menyiapkan dan

memproses sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan kualitas

terbaik untuk membantu pembangunan nasional dan meningkatkan kinerja. Oleh

karena itu, kebijakan pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena sangat

menentukan jalan dan tujuan pendidikan.

Jika ada kesalahan dalam proses pengambilan keputusan kebijakan

pendidikan, hal itu akan sangat berdampak pada kualitas pendidikan dari tingkat

satuan pendidikan hingga tingkat nasional. Untuk mengurangi atau bahkan

menghindari dampak negatif ini, diperlukan efisiensi dan efektivitas dalam proses

kebijakan pendidikan.

1
Para analis kebijakan pendidikan tidak hanya harus memahami metode

penelitian dan pengembangan, tetapi mereka juga harus memahami masalah pendidikan

yang relevan, baik dalam konteks internal maupun lintas sektoral. Selain itu, para

analis kebijakan harus terus menyelidiki masalah pendidikan dari sudut pandang

eksternal, mengingat hubungan antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang

berpartisipasi dalam pendidikan dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi,

sosial budaya, ketenagakerjaan, dan lingkungan hidup. Suatu kelompok analis

kebijakan yang didirikan dengan latar belakang pendidikan interdisipliner harus

dibentuk untuk menguasai masalah pendidikan internal dan eksternal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Latar Belakang dari konsep kebijakan ?

2. Apa Alasan Pentingnya kebijakan Pendidikan ?

3. Bagaimana Sejarah kebijakan Pendidikan ?

4. Apa saja Tujuan Mata Kuliah dan Tujuan pembelajaran ?

5. Bagaimana Peta Konsep dari kebijakan pendidikan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Latar Belakang dari kebijakan pendidikan.

2. Untuk mengetahui Alasan Pentingnya kebijakan Pendidikan.

3. Untuk mengetahui Sejarah kebijakan Pendidikan.

4. Untuk mengetahui Tujuan Mata Kuliah dan Tujuan pembelajaran.

5. Untuk mengetahui Peta Konsep dari kebijakan pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Konsep Kebijakan Pendidikan

Kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan publik yaitu sebuah

aturan dan juga keputusan yang dibuat oleh pihak tertentu (pemerintah) berdasarkan

beberapa pertimbangan guna mengatur atau mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dan

Sumber Daya Manusia (SDM) , demi kepentingan umum, masyarakat, penduduk dan

pihak-pihak yang terlibat agar diperoleh hasil yang optimal (Kamars, 2017, p. 63).

Kebijakan yang telah dibuat melalui tahapan-tahapan diantaranya pembuatan suatu

kebijakan, berawal dari perencanaan, agenda kebijakan, latar belakang sebuah kebijakan

dibuat, dan dilanjutkan pengesahan lalu ke tahap pelaksanaan atau implementasi, dan

berakhir dengan penilaian (Simatupang, 2017, p. 7).

Dalam kehidupan, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia

baik dari kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa, sebab pendidikan merupakan

tolok ukur yang akan membawa manusia kearah masa depan. Dengan adanya pendidikan

itu sendiri kita dapat mengetahui kepentingan dalam perkembangan pada diri manusia

yang meliputi tingkah laku, sifat, sikap, watak, yang semua itu akan sangat

mempengaruhi dan berdampak pada diri manusia, serta bangsa dan Negara. Hal tersebut

membuktikan bahwa Negara sangat membutuhkan manusia-manusia atau orang-orang

yang memiliki pendidikan tinggi, agar dapat 2 mencetak generasi yang selalu berfikir dan

bekerja cerdas, cermat dan tuntas, memiliki pola pikir yang logis, kritis, kreatif dan

inovatif juga orang- orang yang memiliki karakter, semangat, berbudi luhur, sopan

santun, dan sifat antusias yang tinggi.

3
Dalam dunia pendidikan setiap Negara memiliki visi misi serta tujuan masing-

masing. Dimana kedua harapan tersebut akan dapat berjalan dengan baik atau dapat

dikatakan berhasil manakala setiap perwujudan diselenggarakan sesuai sistem ataupun

aturan pendidikan dengan baik. Yang nantinya akan berpengaruh pada peserta didik yang

memiliki jiwa memajukan bangsa, baik dari segi karakter bangsa dan kecerdasan bangsa

yang akan menciptakan bangsa mampu bersaing unggul dalam persaingan bangsa. Oleh

sebab itu potret pendidikan itu sendiri tidak lain dibawah tanggung jawab suatu Negara.

Dimana aturan yang berkenaan dengan pendidikan diatur dalam kebijakan pendidikan,

yakni salah satunya adalah kebijakan pengembangan professional guru. Sebab guru

merupakan tolok ukur utama dalam mencetak generasinya. Dimana kebijakan pendidikan

itu merupakan keputusan dan tindakan guna mengatur kepentingan publik, yaitu

penduduk, masyarakat dan warga Negara.

Kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidik dinegara

Indonesia ini pendidikan harus meliputi setidaknya empat perkara yakni, kurikulum,

tenaga pendidik, sarana pendidikan, dan kepemimpinan satuan pendidikan. Merujuk pada

kebijakan diatas Indonesia memiliki aturan atau kebijakan dan sistem yang baik, akan

tetapi dapat kita lihat masih terdapat guru yang kurang maksimal dari segi mendidik,

pengembangan guru yang kurang memuaskan dan lain sebagainya, yang memberikan

dampak negative pada peserta didik itu sendiri termasuk tertinggal dari Negara lain. Hal

tersebut akan sangat mempengaruhi pada sumber daya manusia di Negara ini terlebih

pada kualitas daya saing serta untuk menguasai ranah pikir kecerdasan intelektual yang

tinggi dan juga model pendidikan (Supardi, 2015, p. 117).

4
2.2 Alasan Pentingnya kebijakan Pendidikan
Kebijakan selalu mencakup struktur yang mendua. Pada satu sisi kebijakan

mempunyai dimensi instrumental dalam menghasilkan keputusan, program dan hasil

lainnya dengan nilai-nilai yang diyakini oleh para aktor pengambil keputusan, namun di

sisi lain kebijakan dapat menghasilkan nilai-nilai yang anti nilai seperti dominasi dan

proses non-developmental (Considine, 1994). Kebijakan pendidikan adalah konsep atau

gagasan yang sering kita dengar, kita ucapkan bahkan kita lakukan, tetapi seringkali tidak

dipahami secara baik. Landasan utama yang mendasari suatu kebijakan adalah

pertimbangan akal sehat dan juga berdasarkan kebutuhan di lapangan. Tentunya suatu

kebijakan bukan semata-mata merupakan hasil pertimbangan akal manusia entah itu

perseorangan maupun kelompok, walaupun akal manusia merupakan unsur yang dominan

dalam mengambil keputusan.

Suatu kebijakan kadang kala lebih menekankan kepada faktor-faktor emosional

dan irasional. Hal ini bukanlah berarti bahwa suatu kebijakan tidak mengandung unsur-

unsur rasional. Bisa saja terjadi bahwa faktor-faktor rasional tersebut belum tercapai pada

saat itu atau baru saja merupakan intuisi belaka. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan Fungsi Pendidikan Nasional adalah

upaya untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

5
Penyusunan agenda kebijakan pendidikan seharusnya dilakukan berdasarkan

tingkat urgensi dan esensi kebijakan pendidikan juga keterlibatan berbagai stakeholder.

Sebuah kebijakan tidak boleh mengaburkan tingkat urgensi, esensi dan

keterlibatan stakeholder tersebut. Baik dari unsur pemerintah dan tenaga pendidikan, guru

dan orangtua siswa, bahkan para pakar atau ahli dan sebagainya.

Umumnya kebijakan pendidikan muncul karena adanya kebutuhan mendesak dan

strategis yang mesti dijadikan sandaran atau pijakan dalam menjalankan hal tertentu yang

berkaitan dengan pendidikan. Biasanya, masalah yang sudah masuk dalam agenda

kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tersebut

didefinisikan untuk kemudian dicarikan pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan

masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama

halnya dengan perjuangan seuatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan dalam

tahap perumusan kebijakan, masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai

kebijakan yang sudah daimbil untuk memecahkan masalah. Diantara latar belakang

perlunya kebijakan pendidikan adalah sebagai berikut:

Pertama, perintah Undang-undang Dasar 1945 dan atau Undang-undang.

Misalnya mengenai fungsi dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah dalam

pendidikan. Dalam pasal 10 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas) dijelaskan pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan,

membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6
Dalam pasal 50 pada Undang-undang yang sama dijelaskan: (1) pengelolaan

sistem pendidikan nasional merupakan tanggungjawab menteri. (2) pemerintah

menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu

pendidikan nasional. (3) pemerintah atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-

kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan

menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. (4) pemerintah daerah provinsi

melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga

pendidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaran pendidikan lintas daerah

kabupaten/kota untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah. (5) pemerintah kabupaten

atau kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta satuan pendidikan

yang berbasis keunggulan lokal.

Kedua, prinsip dan sifat pendidikan yang adil dan merata. Dalam pasal 4 UU No.

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa

pendidikan diselenggarakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Seperti (1)

pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif

dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan

kemajuan bangsa. Atau seperti yang dijelaskan pada pasal 10 UU No. 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bahwa pemerintah dan pemerintah

daerah wajib memberikan pelayanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya

pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.

Ketiga, perubahan politik, ekonomi, peta pendudukan dan pergeseran ideologi.

Kebijakan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh perubahan politik, ekonomi, peta

pendudukan dan dinamika global.

7
Sekadar contoh, pada Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tidak kita temukan pembahasan secara detail tentang

alokasi dana pendidikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena

adanya dinamika politik yang memberi efek terhadap pendidikan, maka terjadilah

kebijakan baru dalam pendidikan.

Hal ini bisa dibaca pada Pasal 49 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) poin (1) yang menjelaskan bahwa dana

pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal

20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada sektor pendidikan dan

minimal 20% dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Termasuk juga soal kewajiban belajar pada batas usia tertentu, di samping standar

tenaga pendidik dalam level pendidikan tertentu. Semua itu muncul karena adanya

kebutuhan yang meniscayakan adanya kebijakan tertentu seperti itu.

Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan

peradaban manusia yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan

pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang

kehidupannya (Sudarwan 2010). Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini

telah banyak mengalami perubahan dan kemajuan, tentu saja proses perubahan dan

kemajuan tersebut banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor pokok yang

mempengaruhi perubahan adalah landasan pendidikan yang digunakan. Tanpa adanya

landasan maka pendidikan tidak akan mempunyai pijakan atau pondasi yang kuat untuk

menopang pengembangan kegiatan pendidikan.

8
Oleh karena itu banyak sekali landasan yang harus diperhatikan untuk

pengembangan kegiatan pendidikan, salah satunya yaitu landasan kebijakan. Landasan

kebijakan dalam pendidikan merupakan pedoman dan petunjuk bagi pelaksana

pendidikan di dalam menjalankan kegiatan pendidikan. Oleh sebab itu landasan tersebut

biasanya mempunyai keterkaitan yang erat dengan peraturan perundang-undangan atau

hukum yang berlaku pada suatu negara, kemudian ditetapkan dan dikeluarkan oleh orang

yang mempunyai kekuasaan dalam bidang tersebut pada saat itu. Kebijakan yang dibuat

dan ditetapkan oleh pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan pasti mempunyai

dasar yang kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dengan

memperhatikan pertimbanganpertimbangan kebutuhan masyarakat yang diimbangi

dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Agustino, 2008).

Oleh sebab itu sangat jelas bahwa kebijakan pendidikan nasional sangat penting

perannya di dalam melindungi dan memberikan pengawasan terhadap kegiatan

pendidikan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan seperti yang

diharapkan. Kebijakan pendidikan nasional merupakan bagian dari kebijakan publik.

Pemahaman ini dimulai dari ciri-ciri kebijakan publik secara umum, antara lain:

1. kebijakan publik adalah kebijakan yang dibuat oleh Negara, yaitu berkenaan

dengan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

2. kebijakan publik adalah kebijakan yang mengatur kehidupan bersama atau

kehidupan publik, dan bukan mengatur orang seorang atau golongan.

Disini kebijakan publik dipahami sebagai keputusan-keputusan yang dibuat oleh

institusi Negara dalam rangka mencapai visi dan misi Negara.

9
Kebijakan pendidikan adalah kebijakan publik di bidang pendidikan. Sebagaimana

dikemukakan oleh Mark Olsen, Jhon Codd, dan Anne-Mari O’Neil, kebijakan pendidikan

merupakan kunci bagi keunggulan, bahkan eksistensi, bagi Negara-bangsa dalam

persaingan global, sehingga kebijakan perlu mendapatkan prioritas utama dalam

eraglobalisasi. Salah satu argumen utamanya adalah bahwa globalisasi membawa nilai

demokrasi. Demokrasi yang memberikan hasil adalah demokrasi yang didukung oleh

pendidikan (Sudarwan, 2010). Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, kebijakan

pendidikan dipahami sebagai bagian dari kebijakan publik, yaitu kebijakan publik di

bidang pendidikan.

Maka kebijakan pendidikan merupakan kebijakan pendidikan yang ditujukan untuk

mencapai tujuan pembangunan Negara dan bangsa di bidang pendidikan, sebagai salah

satu dari tujuan pembangunan Negara bangsa secara keseluruhan.

2.3 Sejarah Kebijakan Pendidikan


1. Periode 1945-1950

a) Kebijakan Pendidikan

Masa depan Indonesia ditentukan oleh bangsa Indonesia sendirisejak tanggal

17 Agustus 1945, saat Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia. Pada saat itu disamping memikirkan upaya-upaya pembangunan Negara

yang rusak akibat perang dan penjajahan yang demikian lama, para pemimpin

bangsa pada waktu itu memikirkan pula pendidikan untuk masyarakat. Seperti

diketahui, angka buta huruf pada tahun 1945 lebih dari 90% dari seluruh penduduk

Indonesia yang pada saat itu sekitar 70 juta. Perubahan yang terjadi dalam bidang

pendidikan, merupakan perubahan yang menyangkut penyesuaian kebijakan

pendidikan dengan dasar dan cita-cita dari suatu bangsa yang merdeka dan negara

yang merdeka.

10
Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Indonesia yang tertera dalam

pembukaan UUD 1945 dijadikan landasan ideal pendidikan di Indonesia. Mengenai

pokok pendidikan dan pengajaran di Indonesia sebagai realisasi dari usaha

pembaharuan pendidikan dan pengajaran diusulkan oleh badan pekerja Komite

Nasional Indonesia Pusat (KNIP) kepada kementian pendidikan, pengajaran dan

kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 29 desember 1945 sebagai berikut :

 Untuk menyusun masyarakat baru, perlu adanya perubahan pedoman

pendidikan dan pengajaran. Pendidikan dan pengajaran harus membimbing

murid menjadi warga Negara yang memiliki rasa tanggung jawab.

 Untuk memperkuat persatuan rakyat.

 Metode yang berlaku di sekolah-sekolah hendaknya berdasarkan sistem

sekolah kerja agar aktifitas rakyat kerja kita kepada pekerjaan bisa

berkembang seluas-luasnya.

 Pengajaran agama hendaklah mendapat tempat yang teratur dan seksama.

 Kewajiban belajar selama 10 tahun.

 Pengajaran ekonomi, pertanian, industry, pelayaran dan perikanan hendaklah

mendapat perhatian istimewa.

11
b) Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan pada periode 1945 adalah pembentukan warga Negara

yang sejati yang sanggup menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk Negara dan

bangsa Indonesia. Yang memilki jiwa pancasila yang meliputi:

 Perasaan bakti terhadap Tuhan Yang maha Esa

 Cinta kepada alam

 Cinta kepada Negara

 Cinta kepada Orang Tua

 Cinta kepada kebudayaan

Tujuan pendidikan pada periode 1950 adalah membentuk manusia susila yang

cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang

masyarakat dan tanah air. Ini berarti diwajibkan kepada setiap sekolah menanamkan

dan mengembangkan sifat-sifat demokratis pada anak didiknya.

c) Sistem Persekolahan

Sistem persekolahan di Indonesia memberikan kesempatan belajar kepada

segala lapisan masyarakat. Ada tiga tingkat pendidikan dalam system persekolahan

di Indonesia yaitu:

 Pendidikan rendah yang terdiri dari Taman Kanak-Kanak (1 tahun) dan

sekolah dasar (6 tahun)

 Yang menengah terdiri dari SLTP (3 tahun), SLTA (3 tahun)

 Pendidikan tinggi yang terbuka lebar bagi warga Negara yang memenuhi

syarat, pendidikan tinggi ada yang berbentuk universitas dan akademi.

12
d) Kurikulum

Kurikulum dari tiap jenjang pendidikan perlu meemperhatikan hal-hal berikut:

 Pendidikan pikiran harus dikurangi

 Isi pelajaran harus dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

 Memberikan perhatian terhadap kesenian

 Pendidik watak

 Pendidikan jasmani

 Kewarganegaraan dan masyrakat.

2. Periode 1950-1959

a) Kebijakan Pendidikan

Negara kesatuan Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 diterimanya

anggota PBB yang ke-60 sehingga Indonesia aktif dalam dunia Internasional

termasuk pendidikannya dan kurun waktu itu terjadinya dekrit presiden 5 juli 1959

yang isinya:

 Konstituante dibubarkan

 Negara kembali ke UUD 1945

 Pembentukan Majelis Permusyawaratan sementara, dan Dewan Agung

sementara.

Sejak Negara kembali ke UUD 1945, maka rumusan umum tujuan pendidikan

sebagian telah dinyatakan dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 berlaku lagi dengan

tegas, yaitu:

 Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.

 Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran

nasional yang diatur dengan Undang-undang.

13
b) Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan pada periode 1950-1959 adalah pembentukan warga

Negara yang sejati yang sanggup menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk

Negara dan bangsa Indonesia.

c) Sistem Persekolahan

Sistem persekolahan pada periode ini sama dengan periode 1945-1950,

perbedaanya terletak pada pendidikan guru, pada periode ini guru-guru diwajibkan

menambah pengetahuan serta memenuhi persyaratan yang berlaku baik dan

berkualitas sesuai dengan jenjang dan kariernya.

3. Periode 1959-1966

a) Kebijakan Pendidikan

Kebijakan pendidikan yang terkenal pada saat itu adalah “Sapta Usaha Tama

dan Pancawardana” tertuang dalam instruksi mentri PP dan K No 1 tahun 1959.

Sapta Usaha Tama berisi:

 Penertiban aparatur dan usaha-usaha kementrian PP dan K

 Menggiatkan kesenian dan olahraga

 Mengharuskan adanya usaha

 Mengharuskan penabungan

 Mewajibkan usaha-usaha koperasi

 Mengadakan kelas masyarakat.

14
b) Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan nasional, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

maupun oleh pihak swasta, dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi

supaya melahirkan warga Negara sosialis Indonesia yang sosial, yang bertanggung

jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil dan makmur

spiritual maupun material dan yang berjiwa pancasila, yaitu:

 Ketuhanan Yang Maha Esa

 Kemanusiaan yang adil dan beradab

 Persatuan Indonesias

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawatan perwakilan.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Periode 1966 Sampai Sekarang

Bertolak dari Undang-undang Dasar 1945, khususnya pasal 31 ayat 1 dan 2

serta tanggapan dan jawaban terhadap masalah-masalah pokok pendidikan yang kita

hadapi, yaitu:

 Masalah pemerataan pendidikan

 Masalah peningkatan mutu pendidikan

 Masalah efektifitas dan efisiensi pendidikan

 Masalah relevansi pendidikan dengan pembangunan

15
Berbagai upaya telah dijalankan anatara lain:

 Pemberantasan buta huruf (PBH)

 Pendidikan masyarakat dan pendidikan luar sekolah (PLS)

 Kegiatan-kegiatan inovasi pendidikan.

Pemerintah dan DPR telah memahami betul permasahan di atas. Untuk itu telah

disahkan Undang-undang pendidikan baru yang merupakan suatu langkah yang sangat

penting demi kesinambungan pembangunan bangsa. Undang-undang pendidikan yang baru

tersebut akan dilaksanakan oleh cabinet baru. Keputusan yang sangat penting dalam Undang-

undang tersebut adalah bahwa wajib belajar diberikan sampai 9 tahun (SLTP/SMP) di seluruh

Indonesia. Pelaksanaannya akan dilakukan setahap demi setahap di masing-masing propinsi

di Indonesia.

Untuk itu semua diperlukan biaya yang sangat besar, yaitu untuk:

 Penambahan gedung-gedung sekolah baru

 Pemeliharaan gedung

 Pengadaan peralatan dan sarana pengajaran

 Penataran (peninggkatan kualifikasi) guru dalam rangka pencapaian kompetensi

perilaku yang sesuai

 Peningkatan gaji guru.

16
2.4 Tujuan Mata Kuliah dan Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Mata Kuliah

Secara umum mata kuliah kebijakan pendidikan bertujuan memberikan pemahaman

secara mendalam kepada mahasiswa tentang konsep kebijakan pendidikan serta

penerapannya dalam analsis kebijakan pendidikan. Secara khusus mata kuliah ini

bertujuan untuk:

 Memberi pengertian akan pentingnya kebijkan dalam pembangunan pendidikan

 Membekali mahasiswa kemampuan memahami konsep kebijakan dan

kebijakan pendidikan

 Memfasilitasi mahasiswa untuk memahami analisis kebijakan pendidikan Buku

Ajar

 Membimbing mahasiswa untuk memiliki kemampuan spesifik tentang

formulasi kebijakan pendidikan

 Membimbing mahasiswa untuk memiliki kemampuan spesifik tentang

implementasi kebijakan pendidikan

 membimbing mahasiswa untuk memiliki kemampuan spesifik tentang

monitoring dan evaluasi kebijakan pendidikan

 Memfasilitasi mahasiswa menemukan dan menunjukan berbagai kebijakan

pendidikan.

 Mendorong mahasiswa untuk menerapkan analisis kebijakan pada kebijakan

kebijakan pendidikan.

17
2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran kebijakan pendidikan, sebagai berikut:

 Mahasiswa memahami pentingnya kebijakan pendidikan dan implikasinya

terhadap pembangunan pendidikan Indonesia

 Mahasiswa memahami konsep kebijakan pendidikan

 Mahasiswa memahami konsep analisis kebijakan

 Mahasiswa memahami perumusan dan pengesahan kebijakan pendidikan

 Mahasiswa memahami dan memiliki keterampilan komunikasi

kebijakanpendidikan.

 Mahasiswa memahami konsep dan memiliki kemampuan

mengimplementasikan kebijakan pendidikan dengan baik.

 Memahami pendekatan dalam analisis kebijakan pendidikan dan

dapatmenerapkannya dalam menganalisis kebijalanpendidikan.

 Mahasiswa menguasai dan memiliki kemampuan dalam proses analisis

kebijakan pendidikan

 Mahasiswa memiliki kemampuan dalam mengevaluasi kebijakan pendidikan

 Mahasiswa memahami perkembangan histories kebijakan pendidikan di

Indonesia

 Mahasiswa memahami kebijakan pokok pembangunan nasional.

18
2.5 Peta Konsep
Untuk memudahkan kajian dalam mata kuliah kebijakan pendidikan perlu digambarkan

dalam bentuk bagan peta konsep sebagai berikut:

KEBIJAKAN

LATAR KONSEP SEJARAH

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

KEBIJAKAN PENDIDIKAN SEBAGAI KEBIJAKAN

19
Kebijakan Pendidikan sebagai kebijakan publik dikaji dalam Studi kebijakan dapat

digambarkan dalam peta konsep berikut:

KEBIJAKAN

ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI KEBIJAKAN

PENDEKATAN IMPLEMENTASI KONSEP KEBIJAKAN


ANALISIS KEBIJAKAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN

MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

20
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan pendidikan adalah keputusan yang dibuat oleh pemerintah dan

aktor di luar pemerintah yang mempertimbangkan hal-hal seperti anggaran sekolah,

kurikulum, rekrutmen tenaga kerja, pengembangan keprofesionalisan staf,

pengelolaan sumber daya, tanah dan bangunan, dan kebijakan lain yang berkaitan

dengan pendidikan secara langsung atau tidak langsung. Ini menunjukkan bahwa

kebijakan memiliki batasan tertentu untuk kebutuhan tertentu, seperti anggaran,

program studi, dan sebagainya. Katakanlah, perubahan dalam bidang pendidikan di

sebuah negara pasti dikaitkan dengan kebijakan pendidikan tertentu. Sebuah

kebijakan tidak boleh mengaburkan urgensi, pentingnya, dan keterlibatan stakeholder.

dari pemerintah, tenaga pendidikan, guru, orangtua, dan bahkan para pakar atau ahli.

Ada beberapa latar belakang yang mendorong kebutuhan akan kebijakan pendidikan.

Pertama, Undang- undang Dasar 1945. Kedua, prinsip dan karakteristik pendidikan

yang adil dan merata. Ketiga, perubahan dalam politik, ekonomi, peta penduduk, dan

dinamika global.

Tujuan pembelajaran kebijakan pendidikan, sebagai berikut:

 Mahasiswa memahami pentingnya kebijakan pendidikan dan implikasinya

terhadap pembangunan pendidikan Indonesia

 Mahasiswa memahami konsep kebijakan pendidikan

 Mahasiswa memahami konsep analisis kebijakan

 Mahasiswa memahami perumusan dan pengesahan kebijakan pendidikan

21
DAFTAR PUSTAKA
Aisy, S. R., & Hudaidah, H. (2021). Pendidikan Indonesia di era awal kemerdekaan sampai

orde lama. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 569-577.

Alwizra, A., Maisyaroh, H., Firdino, R., & Kurniawan, B. (2021). ANALISIS KEBIJAKAN

PENDIDIKAN (Analisis Kebijakan Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, dan

Abdurrahman Wahid). Jurnal Menata: Jurnal Program Studi Manajemen

Pendidikan Islam, 4(1), 1-7.

Dangu, A. S., Sumarjiana, I. K. L., & Anto, R. (2022). Sejarah Pendidikan Indonesia Awal

Kemerdekaan Tahun 1945-1950. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(2), 4717-4722.

Gaol, N. T. L. (2020). Sejarah dan konsep manajemen pendidikan. Jurnal Dinamika

Pendidikan, 13(1), 79-88.

Hidayat, W., Ramadhana, A., & Suryana, A. (2023). TEORI SOSIALISASI KEBIJAKAN

PENDIDIKAN. JOURNAL J-MPI: JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN,

PENELITIAN DAN KAJIAN KEISLAMAN, 2(1), 42-53.

Iswahyudi, M. S., Irianto, I., Salong, A., Nurhasanah, N., Leuwol, F. S., Januaripin, M., &

Harefa, E. (2023). Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan: Arah Pendidikan di

Masa Depan. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Khunaifi, A. Y., & Matlani, M. (2019). Analisis Kritis Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20

Tahun 2003. Jurnal Ilmiah Iqra', 13(2), 81-102.

Kurniawan, A., Mahmud, R., Rahmatika, Z., & Muhammadiah, M. U. (2022). Dasar-Dasar

Ilmu Pendidikan.

22
Maki, H. A., Gunawan, G., Sauri, S., & Handayani, S. (2022). Pola Hubungan Kebijakan Dan

Pembangunan Pendidikan Dan Kebudayaan. Al Qalam: Jurnal Ilmiah

Keagamaan dan Kemasyarakatan, 16(3), 1124-1137.

Priatna, T. (2019). Disrupsi Pengembangan Sumber Daya Manusia Dunia Pendidikan di Era

Revolusi Industri 4.0.

Rosmawiah, R. (2023). Kebijakan Pendidikan Nasional Dan Implementasinya Pada Sekolah

Dasar. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 14(1), 50-57.

Tawa, A. B. (2019). Kebijakan Pendidikan Nasional Dan Implementasinya Pada Sekola

Dasar. SAPA-Jurnal Kateketik dan Pastoral, 4(2), 107-117.

Yenni, Y., Putra, S. M., Putri, A. T., & Firmanda, T. (2021). KONSEP KEBIJAKAN

PENDIDIKAN NASIONAL. Jurnal Menata: Jurnal Program Studi

Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 76-86.

Yunita, A., Putra, W. S., & Anggreny, D. (2023). Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan.

Journal of International Multidisciplinary Research, 1(2), 652-657.

23

Anda mungkin juga menyukai