Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PENDIDIKAN


SERTA NILAI PANCASILA YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Thaufan Abiyuna, S.Pd., M.Pd.

Oleh :
Yayu Sopa Ikmali Rijki
222121113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “ Analisis Kebijakan Pemerintah di Bidang Pendidikan”.

Makalah ini membahas tentang apa itu pengertian dari kebijakan


pemerintah khususnya di bidang pendidikan, tujuan dari pemerintah pusat,
provinsi/daerah serta kabupaten/kota dalam mengeluarkan kebijakan, masalah
yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut, solusi dari masalah yang
ditimbulkan serta analisis terhadap nilai – nilai pancasila dalam kebijakan
tersebut. Saya menyadari bahwa dari setiap kebijakan pemerintah yang
dikeluarkan akan mendapatkan dampak positif maupun negatif. Oleh karena
itu, saya berharap bahwa makalah ini dapat memberikan informasi yang
berguna bagi pembaca dan dapat menjadi masukan bagi pihak terkait dalam
mengatasi masalah ini.

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Thaufan Abiyuna, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca.

Tasikmalaya, 18 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. Definisi Kebijakan Pemerintah di Bidang Pendidikan.................................3
B. Kebijakan - Kebijakan Pemerintah di Bidang Pendidikan............................3
C. Masalah Yang Timbul Dari Kebijakan dan Solusi Mengatasi Permasalahan
5
D. Nilai – Nilai Pancasila dalam Kebijakan Pemerintah...................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. SaranKesimpulan..........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan publik
yaitu sebuah aturan dan juga keputusan yang dibuat oleh pihak tertentu
(pemerintah) berdasarkan beberapa pertimbangan guna mengatur atau
mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM)
demi kepentingan umum, masyarakat, penduduk dan pihak-pihak yang
terlibat agar diperoleh hasil yang optimal (Kamars, 2017, p. 63).
Kebijakan yang telah dibuat melalui tahapan-tahapan diantaranya
pembuatan suatu kebijakan, berawal dari perencanaan, agenda kebijakan,
latar belakang sebuah kebijakan dibuat, dan dilanjutkan pengesahan lalu
ke tahap pelaksanaan atau implementasi dan berakhir dengan penilaian
(Simatupang, 2017, p. 7).
Dalam kehidupan, pendidikan merupakan hal yang sangat penting
bagi manusia baik dari kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa,
sebab pendidikan merupakan tolak ukur yang akan membawa manusia
kearah masa depan. Dengan adanya pendidikan itu sendiri kita dapat
mengetahui kepentingan dalam perkembangan pada diri manusia yang
meliputi tingkah laku, sifat, sikap, watak, yang semua itu akan sangat
mempengaruhi dan berdampak pada diri manusia serta bangsa dan Negara.
Hal tersebut membuktikan bahwa Negara sangat membutuhkan manusia-
manusia atau orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi, agar dapat
mencetak generasi yang selalu berfikir dan bekerja cerdas, cermat dan
tuntas, memiliki pola pikir yang logis, kritis, kreatif dan inovatif juga
orang-orang yang memiliki karakter, semangat, berbudi luhur, sopan
santun, dan sifat antusias yang tinggi.
Kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidik
di negara Indonesia ini pendidikan harus meliputi setidaknya empat
perkara yakni, kurikulum, tenaga pendidik, sarana pendidikan, dan
kepemimpinan satuan pendidikan. Merujuk pada kebijakan diatas
Indonesia memiliki aturan atau kebijakan dan sistem yang baik, akan tetapi
dapat kita lihat masih terdapat guru yang kurang maksimal dari segi
mendidik, pengembangan guru yang kurang memuaskan dan lain
sebagainya, 3 yang memberikan dampak negative pada peserta didik itu
sendiri termasuk tertinggal dari Negara lain. Hal tersebut akan sangat
mempengaruhi pada sumber daya manusia di Negara ini terlebih pada
kualitas daya saing serta untuk menguasai ranah pikir kecerdasan
intelektual yang tinggi dan juga model pendidikan (Supardi, 2015, p. 117).
Di dalam hal ini juga apakah kebijakan dari pemerintah untuk
kebijakan pendidikan sudah menjiwai nilai – nilai Pancasila atau belum.
Maka dari itu, makalah ini akan menganalisis beberapa kebijakan dari
pemerintah dalam bidang pendidikan serta mengatasi masalah yang
ditimbulkan dari kebijakan tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dan
apa saja kebijakan pemerintah pusat, provinsi/daerah serta
kabupaten/kota dalam bidang pendidikan?
2. Masalah apa yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut ? Serta
bagaimana solusi yang tepat untuk menangani dari masalah
tersebut?
3. Apakah di kebijakan tersebut sudah terdapat nilai – nilai Pancasila?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari kebijakan pemerintah khususnya di
bidang pendidikan serta mengetahui kebijakan apa saja yang ada
pada bidang pendidikan.
2. Mengetahui dan memahami masalah yang ditimbulkan serta
mencari solusi yang tepat dari masalah tersebut.
3. Menganalisis nilai – nilai pancasila didalam kebijakan tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kebijakan Pemerintah di Bidang Pendidikan


Kebijakan merupakan aktivitas politik yang dilaksanakan dengan
sengaja berdasarkan pemikiran yang bijaksana dan terarah yang dilakukan
oleh organisasi, lembaga maupun intansi pemerintah dalam memecahkan
permasalahan untuk mendapatkan keputusan yang sesuai dengan tujuan
(Risnawan, 2017). Setiap aspek kehidupan terdapat kebijakan masing-
masing yang dijadikan pedoman dan panduan dalam melakukan aktivitas
dan membatasi prilaku sehingga lebih jelas dan terarah. Kebijakan ini pun
berlaku pada sistem pendidikan yang disebut dengan kebijakan
pendidikan.
Kebijakan pendidikan ada dikarenakan munculnya permasalahan-
permasalahan yang terjadi di bidang pendidikan (Sutapa, 2008).
Permasalahan ini terjadi dikarenakan terdapatnya kesenjangan antara
penyelenggara pendidikan dengan tujuan pendidikan (Suyahman, 2016).
Kebijakan pendidikan merupakan sebuah aktivitas dalam merumuskan
langkah maupun tahapan dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
penjabaran visi misi pendidikan yang bertujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan pada waktu tertentu (Fatkuroji, 2017). Selain itu ada juga yang
berpendapat bahwa kebijakan pendidikan berhubungan dengan efektivitas
dan efisiensi anggaran Pendidikan (Riant, 2008). Kebijakan pendidikan
merupakan kebijakan publik yang mengelola khusus bidang pendidikan
serta berhubungan dengan alokasi, penyerapan dan distribusi sumber
pelaksanaan pendidikan maupun pengelolaan perilaku pendidikan (Bakry,
2010).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan
merupakan kebijakan yang berhubungan dengan bidang pendidikan dalam
proses penjabaran visi misi pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan
melalui langkah strategis pelaksanaan pendidikan.
B. Kebijakan - Kebijakan Pemerintah di Bidang Pendidikan
a) Pergantian Kurikulum (Pemerintah Pusat)
Kebijakan publik di bidang pendidikan yang bisa kita lihat
pertama adalah pergantian kurikulum pendidikan dalam beberapa
tahun. Setiap berganti menteri kurikulum juga berubah. Pemerintah
melakukan hal ini bukan tanpa tujuan, Pemerintah menerpakan
kebijakan publik ini supaya pendidikan yang ada di Indonesia ini
selalu maju. Pemerintah juga bahkan mengatur kebijakan pendidikan
ini berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan Indonesia yang diarahkan
salah satunya adalah melakukan pembaharuan kurikulum berupa
diversifikasi kurikulum untuk melayani kebergaman peserta didik dan
penyusunan ini dilakukan secara nasional.

3
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional sebagai regulasi yang mengatur proses pendidikan di
Indonesia menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan. Dalam
menyusun sebuah kurikulum, sedikitnya harus mempertimbangan tiga
aspek yakni kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, serta
karakteristik peserta didik. Dengan demikian, tujuan pendidikan hanya
dapat dicapai apabila kurikulum yang digunakannya mampu adaptif
dengan kondisi perkembangan zaman.
Istilah kurikulum pada awalnya berasal dari bahasa Latin
“curriculum” yang berarti “a running course, or race course,
especially a chariot race course”, dan terdapat pula dalam bahasa
Prancis “courier” artinya “to run” atau berlari. Istilah ini kemudian
diadopsi oleh dunia pendidikan sebagai “courses” atau mata pelajaran
yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar pendidikan atau
ijazah.
b) Kotak Literasi Warga Cerdas (Pemerintah Provinsi/Daerah)
Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat memberikan
perhatian khusus pada hasil survey yang menyebutkan bahwa minat
baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Indeks membaca
orang Indonesia hanya 0,001, artinya dari 1.000 orang Indonesia
hanya ada satu orang yang memiliki minat membaca buku.
Data ini berasal dari Unesco yang dimuat dalam berita Sragen Pos
07/09/2015. Selain itu, menurut survey Central Connecticut State
University di New Britain dalam berita Media Indonesia edisi
30/08/2016 menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara
terkait minat baca.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat baca masyarakat
melalui kemudahan akses informasi dan tempat baca alternatif, Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat
meluncurkan Perpustakaan Jalanan atau dinamakan Kolecer (Kotak
Literasi Warga Cerdas) dan Candil (Maca Dina Digital Library).
Program ini merupakan salah satu program kerja 100 hari
Gubernur Jawa Barat.
Kolecer merupakan bantuan dana Corporate Social Responsibility
(CSR) dari Bank bjb. Untuk tahap awal, Kolecer akan disebar di 27
kabupaten/kota se-Jawa Barat dan 600 titik sebagai target 5 (lima)
tahun ke depan. Sedangkan pembuatan aplikasi perpustakaan digital
Candil saat ini masih dalam tahap pengembangan dan dapat
digunakan pada bulan Januari 2019.
c) Program Beasiswa Calakan (Pemerintah Kabupaten/Kota)

4
Program Calakan adalah program beasiswa Bupati Ciamis bagi
peserta didik jenjang pendidikan dasar baik negeri maupun swasta dari
keluarga kurang mampu. Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali
tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai
sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemempuan
memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya
dan/atau keluarganya. Tidak Mampu adalah orang yang mempunyai
sumber mata pencaharian , gaji atau upah, yang hanya mampu
memenuhi kebutuhan dasar yang layak.
Maksud diberikannya beasiswa melalui Program Calakan adalah
untuk meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
bagi semua lapisan masyarakat di Kabupaten Ciamis, sebagai wujud
penanggulangan kemiskinan terutama bagi siswa rawan Drop Out
(DO) baik sekolah negeri maupun swasta dari keluarga kurang
mampu, serta siswa yang berprestasi dari keluarga fakir miskin/kurang
mampu. Sasaran dari Program Calakan ini adalah Peserta Didik
jenjang pendidikan dasar dari keluarga kurang mampu, dengan kriteria
sebagai berikut:
a. peserta didik dari keluarga kurang mampu yang terdaftar di
Data Terpadu Kesejahrteraan Sosial (DTKS) yang belum
masuk Program Indonesia Pintar (PIP); dan
b. peserta didik yang masih duduk di jenjang pendidikan dasar
baik negeri maupun swasta.
C. Masalah Yang Timbul Dari Kebijakan dan Solusi Mengatasi
Permasalahan
a) Pergantian Kurikulum (Pemerintah Pusat)
Masalah yang timbul akibat pergantian kurikulum diantaranya
tidak tercapainya target pendidikan di awal penerapan. Hal ini
biasanya disebabkan karena guru sebagai pendidik belum mampu
menerapkan kurikulum baru secara menyeluruh. Guru harus benar-
benar memahami kurikulum baru beserta komponen-komponennya
jika ingin menerapkannya dengan hasil yang diharapkan. Sebaik
apapun kurikulum baru yang dikembangkan, jika ujung tombaknya
yaitu guru tidak mampu mengejawantahkannya dalam proses belajar
mengajar dengan baik maka kurikulum tersebut tidak bisa berjalan
lancar, fasilitas yang kurang memadai Di beberapa daerah, kadang-
kadang fasilitas yang dimiliki sekolah menjadi kendala tidak
berhasilnya penerapan kurikulum  baru. Fasilitas yang dimiliki oleh
masing-masing sekolah di Indonesia masih belum merata. Sekolah-
sekolah yang ada di kota besar kemungkinan mampu memenuhi
tuntutan dari perubahan kurikulum. Sosialisasi penerapan kurikulum
baru membutuhkan waktu. Perubahan kurikulum tentu saja
membutuhan sosialisasi kepada guru-guru yang merupakan pelaksana
di lapangan. Kurikulum baru harus mampu membuat semua guru
memahami kurikulum baru supaya penerapan kurikulum baru itu
berhasil. Sosialisasi sangat penting untuk memberikan pemahaman

5
tentang tujuan, capaian yang ingin diraih, dan lain sebagainya dari
kurikulum baru. Jika sosialisasi gagal, maka harapan kurikulum akan
berhasil juga sangat kecil.
Solusi dari permasalahan ini ialah penyusunan kurikulum yang
harus relevan, karena kurikulum merupakan alat untuk merealisasikan
sistem pendidikan, sebagai salah satu dimensi dari kebudayaan.
Misalnya dengan cara kurikulum harus disusun berdasarkan kondisi
sosial-budaya masyarakat. Kurikulum disusun bukan saja harus
berdasarkan nilai, adat istiadat, cita-cita dari masyarakat, tetapi juga
harus berlandaskan semua dimensi kebuadayaan seperti kehidupan
keluarga, ekonomi, politik, pendidikan dan sebagainya. Lalu Program
kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial budaya dalam
masyarakat. Ini bukan hanya dimaksudkan untuk membudayakan anak
didik, tetapi sejalan dengan usaha mengawetkan kebudayaan itu
sendiri. Kemajuan dalam bidang teknologi akan memberikan bahan
yang memadai dalam penyampaian teknologi baru itu kepada siswa,
yang sekaligus mempersiapkan para siswa tersebut agar mampu hidup
dalam teknologi itu. Dengan demikian, sekolah benar-benar dapat
mengemban peran dan fungsinya sebagai lembaga modernisasi.
b) Kotak Literasi Warga Cerdas (Pemerintah Provinsi/Daerah)
Menurut Duta Baca Perpustakaan Nasional Indonesia – Najwa
Shihab – dilansir dari Tirto.id, memaparkan hasil survei dari studi
Most Littered Nation In the World 2016 (studi tentang minat baca)
bahwa Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara, artinya
berada pada peringkat kedua dari bawah dengan minat baca
yang sangat rendah.
Tak hanya minat baca, ternyata kemampuan membaca anak-anak
Indonesia apabila dibandingkan setingkat negara se-Asean saja masih
sangat jauh, apalagi jika dibandingkan dengan seluruh negara di dunia.
Data meyebutkan, dalam setahun, anak-anak di Eropa atau Amerika
bisa membaca hingga 25-27 persen buku. Diikuti oleh Jepang dengan
konsumsi 15-18 persen buku tiap tahunnya. Sedangkan Indonesia,
jumlahnya hanya mencapai 0,01 persen pertahun. Artinya dari 1000
orang hanya 1 yang rajin membaca buku.
Soulusi untuk menanggulangi masalah ini ialah mengintegrasi
perpustakaan di tiap tingkatan daerah, bekerja sama dengan posyandu
untuk meningkatkan literasi anak usia dini, membuat program
membaca bagi siswa sekolah, dan memanfaatkan teknologi untuk
mengakses bahan bacaan elektronik. Seperti yang telah dilakukan pada
program kerja pemerintah provinsi Jawa Barat yaitu Kolecer dan
Candil.
c) Program Beasiswa Calakan (Pemerintah Kabupaten/Kota)
Permasalahannya yaitu didalam hal monitoring dan evaluasi
pembagian beasiswa karena selama ini pihak dari pemerintah tidak

6
mengetahui jelas pembagian beasiswa tersebut apakah sampai
langsung ke tangan siswa penerima dan dipergunakan untuk kebutuhan
penerima atua hanya digunakan untuk keperluan orang tuanya.
Solusi untuk permasalahan ini ialah dengan cara memonitor
langsung pembagian beasiswa calakan oleh pemerintah dan
disebarluaskan secara merata dan tepat pada sasaran yang sudah
dikeluarkan melalui peraturan.

D. Nilai – Nilai Pancasila dalam Kebijakan Pemerintah


Secara umum, semua kebijkan pemerintah diatas telah memiliki
nilai – nilai pancasila seperti pada pergantian kurikulum terdapat nilai sila
ke 4 yang mana didalamnya terdapat demokrasi sebelum kebijakan
pergantian kurikulum dibuat serta sesudah kebijakannya
diimplementasikan terdapat nilai – nilai sebagai pandangan hidup bagi
suatu masyarakat. Pada kebijakan yang selanjutnya, yaitu pada kebijakan
pemerintah provinsi/daerah yang mana sudah menunjukkan nilai – nilai
pancasila yaitu sila ke 2 dan 3 yang mana ini merupakan suatu fungsi dan
juga kedudukan pancasila sebagai pandangan hidup kita sehari – hari agar
rajin membaca agar pengetahuan kita bertambah luas. Terakhir pada
kebijakan penerimaan beasiswa calakan yang diluncurkan oleh
pemerintah kabupaten Ciamis sudah mencerminkan nilai pancasila sila ke
2 yang mana ini menjadi suatu fungsi dan kedudukan pancasila yang
menjadi dasar negara karena pemerintah memberikan bantuan kepada anak
– anak yang kurang mampu dalam hal pendidikan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan
pendidikan merupakan kebijakan yang berhubungan dengan bidang
pendidikan dalam proses penjabaran visi misi pendidikan agar tercapainya
tujuan pendidikan melalui langkah strategis pelaksanaan pendidikan.
Komponen kebijaka pendidikan terdiri dari lima yaitu tujuan, rencana,
program, keputusan, dan dampak. Karakteristik kebijakan pendidikan
yaitu memiliki tujuan pendidikan, memenuhi aspek legal-formal, memiliki
konsep operasional, dibuat oleh yang berwenang, dapat dievaluasi dan
memiliki sistematika. Pendekatan dalam pengimplementasian kebijakan
pendidikan terdiri dari pendekatan struktural, pendekatan prosedural dan
manejerial, pendekatan prilaku dan pendekatan politik. Terdapat pula
contoh dari kebijakan pemerintah pusat, provinsi/daerah, dan
kabupaten/kota di bidang pendidikan adalah pergantian kurikulum, adanya
program Kolecer dan Candil serta beasiswa Calakan.
B. SaranKesimpulan
Dari kesimpulan yang ada, semoga pemerintah lebih bijak lagi
dalam menyusun rencana kebijakan yang lebih relevan agar selalu
menanamkan nilai – nilai Pancasila tanpa adanya perdebatan ataupun
konflik didalam satu kebijakan dengan kebijakan yang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Perubahan Kebijakan Kurikulum Pendidikan di Indonesia.


(2020/08/21). Kandaga.id. diakses pada pukul 21.54
Anonym. Tingkatkan Minat Baca, Dispusipda Jabar. (2018/12/15).
Dispusipda.jabarprov.go.id. diakses pada pukul 22.23
Anonym. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 41 Tahun 2022. Peraturan Pedia.id.
diakses pada pukul 22.54
Haryanto Valencya. 2017. Kebijakan Publik di Bidang Pendidikan di Indonesia.
Guru PPKN.com. diakses pada pukul 17.12
Putri Diana M. 2020. Minat Baca Masyarakat Indonesia Rendah, Mari Kenal
Dahulu Penyebabnya. Manunggal.Undip.ac.id. diakses pada pukul 23.24

Anda mungkin juga menyukai