Dosen Pengampu :
Muhammad Ripin Ikhwandi, M.Pd.I
Disusun Oleh kelompok :
Atas berkat rahmat Allah SWT, kami dari kelompok 1 mata kuliah Manajemen Pemasaran
Jasa Pendidikan dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mengenai materi “Kebijakan
Pemerintah Mengenai Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Pada Madrasah/Sekolah”.
Maksud penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas perkuliahan mata
kuliah Manajemen Sekolah dan Madrasah yang diselenggarakan di semester Vl ini.
Hanya doa kepada Allah SWT sebagai rasa syukur atas anugerah yang kami terima.
Dan penulis harap karya ini dapat membawa manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan pada
khususnya serta bagi masyarakat pada umumnya.
Akhir kata tiada gading yang tak retak, tiada karya dan karsa yang sempurna sehingga
saran dan kritik yang membangun, akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga segala amal kita selalu dapat diterima dan diridhoi-Nya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. Pengertian Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Sekolah...................
B. Tujuan, Prinsip dan Fungsi Kebijakan Pendidikan..............................
C. Peraturan Menteri Agama tentang Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter
D. Implementasi Penyelenggaraan Pendidikan Pada Madrasah Atau Sekolah
B. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan kebijakan pendidikan dan kebijakan sekolah?
2) Apakah tujuan dari kebijakan pendidikan?
3) Bagaimana prinsip-prinsip dalam kebijakan pendidikan?
4) Bagaimana fungsi-fungsi dari kebijakan dalam pendidikan?
5) Bagaimana Peraturan Menteri Agama tentang Penyelenggaraan Penguatan
Pendidikan Karakter?
6) Bagaimana Implementasi Penyelenggaraan Pendidikan Pada Madrasah Atau
Sekolah
C. Tujuan Penulisan
1) Mahasiswa mampu memahami pengertian kebijakan pendidikan dan kebijakan
sekolah.
2) Mahasiswa dapat mengerti tujuan dari kebijakan pendidikan.
3) Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip dalam kebijakan pendidikan.
4) Mahasiswa mampu memahami fungsi-fungsi dari kebijakan dalam pendidikan
5) Mahasiswa dapat mengetahui Peraturan Menteri Agama tentang Penyelenggaraan
Penguatan Pendidikan Karakter
7) Mahasiswa dapat Mengimplementasikan Penyelenggaraan Pendidikan Pada
Madrasah Atau Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
1
Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep, Strategi, dan Implementasi
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 207
2
Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi
Sekolah Efektif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 58
3
H. A. R. Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 7
4
H. A. R Tilaar, Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan
Pendidikan sebagai Kebijakan Publik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 140
5
Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep, Strategi, dan Implementasi
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 213
tanggung jawab bagi kontrak negosiasi.6 Dalam arti lain, kebijakan sekolah merupakan
kebijakan pendidikan yang telah memasuki tingkat satuan pendidikan setempat yang
dilakukan secara mutualistik serta mandiri dengan melibatkan sumber daya yang dimiliki
sekolah maupun pihak-pihak yang terkait langsung dengan proses implementasi kebijakan
di sekolah.
6
Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi
Sekolah Efektif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 118
7
Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori, dan Model (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2012), hlm. 56-64
dengan menciptakan berbagai usaha kreatif serta inovatif dalam rangka upaya
pengurangan angka pengangguran yang terjadi terutama di negara tertinggal maupun
berkembang bahkan di negara maju.
b) Investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi
daripada investasi fisik di bidang lain. Pendidikan mempunyai kedudukan yang
cukup signifikan terutama ketika seseorang telah mengenyam pendidikan dalam
menggali dan mengaktualisasikan potensi diri dan mempunyai kompetensi yang
cukup mumpuni sesuai dengan bidangnya masing-masing. Namun, di sini perlu
digarisbawahi bahwa investasi pendidikan juga harus mempertimbangkan tingkatan
pendidikan. Karena semakin tinggi tingkatan pendidikan, maka semakin kecil
manfaat sosialnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi jenjang pendidikan maka akan
semakin mengerucutkan kajian ilmu pengetahuan yang akan dibahas dan dikuasai.
Tentunya untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan perlu dilakukan suatu
pembaruan dalam setiap kebijakan pendidikan mulai dari proses perumusan sampai
pengimplementasian. Hal ini bertujuan untuk menggunakan suatu pijakan dalam
melakukan analisis terhadap kebijakan yang telah diputuskan. Analisis kebijakan tersebut
harus didasarkan pada nilai dan tujuan bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak
semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, tetapi lebih luas lagi yaitu
perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya
manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta
menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan
yang baik.8
8
Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep, Teori, dan Model (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2012), hlm. 63-64
yang semakin cepat serta memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan di
masyarakat.
2. Pendidikan harus terbebas dari intervensi kekuasaan dan konflik kepentingan. Namun,
pada kenyataannya pendidikan tidak dapat dipisahkan sebagai alat untuk merayu
masyarakat secara umum dalam perebutan kekuasaan terutama ketika pada masa
kampanye pemilihan umum baik tingkat pusat maupun daerah. Hal tersebut
mengakibatkan penentuan pembuat kebijakan pendidikan dalam hal ini pemerintah
pusat akan dipengaruhi oleh nuansa politis dan sarat dengan kepentingan tertentu.
3. Nilai-nilai pendidikan harus menjiwai sistem perpolitikan dan prinsip penyelenggaraan
negara dan tata kelola pemerintahan. Pendidikan berperan memberikan masukan berupa
penguasaan kompetensi serta aspek keprofesionalitas dan tidak kalah pentingnya juga
harus mengubah moral dalam dunia perpolitikan maupun pengelolaan pemerintahan
yang selama ini dicap negatif dan tidak mencerminkan sebagai individu yang memiliki
moralitas yang terdidik.
4. Nilai-nilai pendidikan harus menjadi spirit yang menjiwai kepribadian dan budaya
bangsa yang menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu).
Pendidikan mempunyai peran penting yang bertugas untuk menyatukan dan
memberikan keseimbangan bahwa masing-masing individu meskipun memiliki sifat
dan perilaku yang berbeda-beda yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan mereka tidak
menyurutkan untuk senantiasa saling menghargai dan menghormati demi tercapainya
pemerataan pendidikan secara nyata.
5. Pendidikan harus menjadi garda terdepan dari suatu proses perubahan dan menjadi
lokomotif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena pendidikan
merupakan pusat atau inti dari perkembangan serta pengembangan peradaban berbagai
macam bangsa dengan cara mengubah pola pikir atau mindset yang diaktualisasikan
secara langsung dalam kehidupan serta mempunyai andil yang besar sebagai agen
perubahan untuk memajukan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Namun, tetap
mengedepankan kearifan lokal yang menjadi ciri dan kepribadian bangsa.
9
Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 132-133
10
Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan menuju Organisasi
Sekolah Efektif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 77-78
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);
4. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 195);
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);